2. Pasal 2 UU No. 3 Tahun 1997 menentukan bahwa Pengadilan Anak adalah pidana , peradilan
Umum . Istilah " peradilan " menunjukkan kepada lingkungan badan p Kekuasaan
Kehakiman , yang menetapkan adanya empat lingkungan badan Hal ini dapat dilihat pada
Pasal 10 ayat ( 2 ) UU No. 4 Tahun 2004 tentang peradilan , yaitu : a ) Peradilan Umum, b )
Peradilan Agama, c ) Peradilan Militer , lebih mengacu kepada fungsi badan peradilan ,
karena suatu badan peradilan fungsinya menyelenggarakan pengadilan untuk memeriksa
dan mengadili Peradilan Tata Usaha Negara . Sedang istilah " pengadilan " pengertiannya
tidak ditutup kemungkinan adanya pengkhususan , misalnya dalam peradilan perkara -
perkara yang diajukan kepadanya . Dalam lingkungan badan peradilan umum berupa
Pengadilan Lalu Lintas , Pengadilan Anak , Pengadilan Ekonomi / Sistem Peradilan Pidana
Anak ( Juvenile Justice System ) berbeda dengan Sistem Niaga , Pengadilan HAM , dan
sebagainya yang diatur oleh undang - undang . Peradilan Pidana bagi orang dewasa dalam
berbagai segi . Peradilan Pidana Anak meliputi segala aktivitas pemeriksaan dan pemutusan
perkara pidana yang menyangkut anak . Menekankan atau memusatkan pada " kepentingan
anak harus merupakan pusat perhatian dalam pemeriksaan perkara pidana anak .
3. Sistem Peradilan Pidana merupakan implementasi atau aplikasi dari kekuasaan kehakiman di
bidang peradilan pidana . Sistem Peradilan Pidana adalah sistem pengendalian kejahatan
yang terdiri dari lembaga - lembaga kepolisian , kejaksaan , penga dilan , dan
pemasyarakatan terpidana . Dalam Sistem Peradilan Pidana terdapat beberapa komponen
yang bekerja sama satu sama lain . Komponen komponen yang bekerjasama dalam sistem
ini yaitu : kepolisian - kejaksaan pengadilan dan ( lembaga ) pemasyarakatan . Empat
komponen ini diharapkan bekerjasama membentuk suatu " integrated criminal justice
administration.Sistem Peradilan Pidana ( Criminal Justice System ) adalah sistem penang .
gulangan kejahatan , berarti usaha untuk mengendalikan kejahatan agar berada dalam batas
- batas toleransi masyarakat . Sistem ini dianggap berhasil apabila sebagaian besar dari
laporan atau keluhan masyarakat yang menjadi korban kejahatan dapat diselesaikan ,
dengan diajukannya pelaku kejahatan ke sidang pengadilan dan diputuskan bersalah serta
mendapatkan pidana , ¹37 Sistem Peradilan Pidana merupakan jaringan ( network )
peradilan yang menggunakan hukum pidana sebagai sarana utamanya , baik hukum pidana
materil , hukum pidana formil maupun hukum pelaksanaan pidana.138 Sistem Peradilan
Pidana mempunyai dimensi fungsional ganda , di satu pihak berfungsi sebagai sarana
masyarakat untuk menahan dan mengendalikan kejahatan pada tingkatan tertentu ( crime
containment system ) , di lain pihak Sistem Peradilan Pidana juga berfungsi untuk
pencegahan sekunder ( secondary prevention ) , yakni mencoba mengurangi.
4. Kitab Undang - undang Hukum Acara Pidana , termasuk UU No. 3 Tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak , pada prinsipnya memiliki tujuan : 1 ) perlin dungan atas harkat dan
martabat manusia ( tersangka atau terdakwa ) ; 2 ) perlindungan atas kepentingan hukum
dan pemerintahan ; 3 ) kodifikasi dan unifikasi acara pidana ; 4 ) mencapai kesatuan sikap
dan tindakan aparat penegak hukum ; 5 ) mewujudkan hukum acara pidana yang sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945.