Anda di halaman 1dari 4

Bab 4

Sistem Peradilan Pidana Anak Di Indonesia

A. Peradilan Pidana Anak dalam Negara Hukum


Peradilan adalah tiang teras dan landasan negara hukum . Peraturan hukum yang diciptakan
memberikan faedah apabila ada peradilan yang berdiri kokoh / kuat dan bebas dari pengaruh
apapun, yang dapat memberikan isi dan kekuatan kepada kaidah - kaidah hukum yang
diletakkan dalam undang - undang dan peraturan hukum lainnya . Peradilan juga merupakan
instansi yang merupakan tempat setiap orang mencari keadilan dan menyelesaikan persoalan
persoalan tentang hak dan kewajibannya menurut hukum. Tempat dan kedudukan peradilan
dalam negara hukum dan masyarakat demokrasi , masih tetap diandalkan : ( 1 ) Sebagai " katup
penekan " atau " pressure valve " atas segala pelanggaran hukum , ketertiban masyarakat , dan
pelanggaran ketertiban umum ; ( 2 ) Peradilan masih tetap diharapkan berperan sebagai " the
last resort " yakni sebagai tempat terakhir mencapai kebenaran dan keadilan, sehingga
pengadilan masih diandalkan sebagai badan yang berfungsi menegakkan kebenaran dan
keadilan ( to enforce the truth and justice ).
1. Secara sosiologis peradilan merupakan lembaga kemasyarakatan atau disebut sebagal
lembaga sosial merupakan himpunan kaidah - kaidah dari suatu institusi sosial yang
berproses untuk mencapai keadilan . Peradilan segala tingkatan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat . Kaidah - kaidah atau norma - norma ini
meliputi pera turan yang secara hierarki tersusun dan berpuncak pada pengadilan untuk
memenuhi kebutuhan pokok kehidupan masyarakat , yaitu hidup tertib dan tenteram .
Untuk memberikan suatu keadilan , Peradilan melakukan kegiatan dan tindakan secara
sistematis dan berpatokkan pada ketentuan undang undang yang berlaku . Secara sosiologis
peradilan sebagai suatu sistem lembaga - lembaga kemasyarakatan yang berpuncak pada
lembaga penga dilan , berproses secara konsisten dan bertujuan memberikan keadilan
dalam masyarakat . Secara yuridis peradilan merupakan kekuasaan kehakiman yang berben
tuk badan peradilan . Dalam peradilan terkait beberapa lembaga yaitu : kejaksaan ,
kepolisian , kehakiman , lembaga pemasyarakatan , bantuan hukum , dalam mewujudkan
perlindungan , dan keadilan bagi setiap warga negara . B. Arief Sidharta mengatakan bahwa
peradilan adalah pranata ( hukum ) untuk secara formal , imparsial - objektif serta adil
manusiawi , memproses penyelesaian defenitif yang hasilnya dirumuskan dalam bentuk
sebuah putusan yang disebut vonis , dan yang implimentasinya dapat dipaksakan dengan
menggunakan aparat negara ( artinya : mengikat semua pihak secara hukum ) terhadap
konflik antarsubjek hukum , termasuk konflik antara warga masyarakat dan badan hukum
publik ( pemerintah ). Pandangan filosofis peradilan berhubungan erat dengan konsepsi
keadilan . Keadilan pada dasarnya merupakan nilai tertinggi di antara segala nilai yang ada
dalam hubungan antara manusia dan masyarakat .

2. Pasal 2 UU No. 3 Tahun 1997 menentukan bahwa Pengadilan Anak adalah pidana , peradilan
Umum . Istilah " peradilan " menunjukkan kepada lingkungan badan p Kekuasaan
Kehakiman , yang menetapkan adanya empat lingkungan badan Hal ini dapat dilihat pada
Pasal 10 ayat ( 2 ) UU No. 4 Tahun 2004 tentang peradilan , yaitu : a ) Peradilan Umum, b )
Peradilan Agama, c ) Peradilan Militer , lebih mengacu kepada fungsi badan peradilan ,
karena suatu badan peradilan fungsinya menyelenggarakan pengadilan untuk memeriksa
dan mengadili Peradilan Tata Usaha Negara . Sedang istilah " pengadilan " pengertiannya
tidak ditutup kemungkinan adanya pengkhususan , misalnya dalam peradilan perkara -
perkara yang diajukan kepadanya . Dalam lingkungan badan peradilan umum berupa
Pengadilan Lalu Lintas , Pengadilan Anak , Pengadilan Ekonomi / Sistem Peradilan Pidana
Anak ( Juvenile Justice System ) berbeda dengan Sistem Niaga , Pengadilan HAM , dan
sebagainya yang diatur oleh undang - undang . Peradilan Pidana bagi orang dewasa dalam
berbagai segi . Peradilan Pidana Anak meliputi segala aktivitas pemeriksaan dan pemutusan
perkara pidana yang menyangkut anak . Menekankan atau memusatkan pada " kepentingan
anak harus merupakan pusat perhatian dalam pemeriksaan perkara pidana anak .
3. Sistem Peradilan Pidana merupakan implementasi atau aplikasi dari kekuasaan kehakiman di
bidang peradilan pidana . Sistem Peradilan Pidana adalah sistem pengendalian kejahatan
yang terdiri dari lembaga - lembaga kepolisian , kejaksaan , penga dilan , dan
pemasyarakatan terpidana . Dalam Sistem Peradilan Pidana terdapat beberapa komponen
yang bekerja sama satu sama lain . Komponen komponen yang bekerjasama dalam sistem
ini yaitu : kepolisian - kejaksaan pengadilan dan ( lembaga ) pemasyarakatan . Empat
komponen ini diharapkan bekerjasama membentuk suatu " integrated criminal justice
administration.Sistem Peradilan Pidana ( Criminal Justice System ) adalah sistem penang .
gulangan kejahatan , berarti usaha untuk mengendalikan kejahatan agar berada dalam batas
- batas toleransi masyarakat . Sistem ini dianggap berhasil apabila sebagaian besar dari
laporan atau keluhan masyarakat yang menjadi korban kejahatan dapat diselesaikan ,
dengan diajukannya pelaku kejahatan ke sidang pengadilan dan diputuskan bersalah serta
mendapatkan pidana , ¹37 Sistem Peradilan Pidana merupakan jaringan ( network )
peradilan yang menggunakan hukum pidana sebagai sarana utamanya , baik hukum pidana
materil , hukum pidana formil maupun hukum pelaksanaan pidana.138 Sistem Peradilan
Pidana mempunyai dimensi fungsional ganda , di satu pihak berfungsi sebagai sarana
masyarakat untuk menahan dan mengendalikan kejahatan pada tingkatan tertentu ( crime
containment system ) , di lain pihak Sistem Peradilan Pidana juga berfungsi untuk
pencegahan sekunder ( secondary prevention ) , yakni mencoba mengurangi.
4. Kitab Undang - undang Hukum Acara Pidana , termasuk UU No. 3 Tahun 1997 tentang
Pengadilan Anak , pada prinsipnya memiliki tujuan : 1 ) perlin dungan atas harkat dan
martabat manusia ( tersangka atau terdakwa ) ; 2 ) perlindungan atas kepentingan hukum
dan pemerintahan ; 3 ) kodifikasi dan unifikasi acara pidana ; 4 ) mencapai kesatuan sikap
dan tindakan aparat penegak hukum ; 5 ) mewujudkan hukum acara pidana yang sesuai
dengan Pancasila dan UUD 1945.

B. Tujuan Peradilan Pidana Anak


Peradilan Anak bertujuan memberikan yang paling baik bagi anak , tanpa mengorbankan
kepentingan masyarakat dan tegaknya keadilan . Tujuan Peradilan Anak tidak berbeda dengan
peradilan lainnya , sebagaimana diatur dalam Pasal 2 UU No. 4 Tahun 2004 yang menentukan
sebagai berikut : " Penyelenggaraan Kekuasaan Kehakiman tercantum dalam Pasal 1 dilakukan
oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan
peradilan umum , lingkungan peradilan agama , lingkungan peradilan militer , lingkungan
peradilan tata usaha negara , dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi . " Pasal 3 UU No. 3 Tahun
1997 menentukan : " Sidang Pengadilan Anak yang selanjutnya disebut Sidang Anak , bertugas
dan berwenang memeriksa , memutus , dan menyelesaikan perkara anak sebagaimana
ditentukan dalam undang - undang ini . " Kata terpenting dalam ketentuan di atas adalah "
mengadili : Perbuatan mengadili berintikan mewujudkan keadilan

C. UU No.3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak


Sejarah Peradilan Pidana Anak di Indonesia a Surat Kejaksaan Agung kepada Mahkamah Agung
No. P. 1/20 , tanggal 30 Maret 1951 menjelaskan bahwa Anak Nakal adalah mereka yang
menurut hukum pidana melakukan perbuatan yang dapat dihukum yang belum berusia 16
( enam belas ) tahun . Dalam surat ini , Jaksa Agung menekankan bahwa meng hadapkan anak -
anak ke depan pengadilan , hanya sebagai langkah terakhir ( ultimum remedium ) . Bagi Anak
Nakal, masih di mungkinkan ada penyelesaian lain yang dipertimbangkan secara masak
faedahnya. Lembaga yang dianggap tepat untuk menyelesaikan hal ini adalah Kantor Pejabat
Sosial dan Pro Juven tute .
D. Rancangan Undang - Undang Peradilan Anak Rancangan Undang - Undang Peradilan Anak telah
ada sejak tahun 1967 , dan ditelaah / dibahas sejak tahun 1970.158 Ide tentang lahirnya
pengadilan anak di Indonesia sudah sejak tahun 1970 , seperti termaktub dalam penjelasan
Pasal 10 UU No. 14 Tahun 1970 tentang retentuan - ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman .
E. Pembahasan RUU Tentang Peradilan Anak Ada beberapa tanggapan yang diberikan oleh
beberapa fraksi DPR di dalam pengajuan RUU tentang Peradilan Anak , yaitu : 11 Konsiderans "
Mengingat Pengertian dan Perumusan Pasal Penunjukan . Ketiga masalah ini mendapat sorotan
dari Fraksi Partai Persatuan ( F - PP ) Menurut pendapat pemerintah masalah yang disoroti F - PP
termasuk bidang teknik perundang - undangan , yang pengaturannya secara tegas serta
mengikat dalam pembentukan suatu undang - undang di Indonesia belum ada . Berdasar kan
pengalaman pembahasan suatu rancangan undang - undang , maka masalah pencantuman
undang - undang perlu dicantumkan dalam konsiderans " Mengingat " menjadi suatu hal yang
bersifat interpretatif . Penggunaan pengertian penahanan yang berbeda dengan pengertian "
penahanan " dalam KUHAP , yang disoroti F - PP , dari segi teknik perundang - undangan tidak
menyalahi dan dapat dibenarkan , karena pada dasarnya pengertian tersebut tergantung dari
kepentingan undang - undang yang bersangkutan .
F. Prinsip prinsip peradilan- peradilan pidana anak
Pengadilan anak adalah bagian dari badan peradilan umum yaitu pengadilan negeri dan
pengadilan tinggi. Undang Undang pengadilan anak dalam pasal" nya menganut beberapa asas
yg membedakan dengan sidang perkara peidana untuk org dewasa yaitu : 1. Peran pembimbing
kemasyarakatan UU No 3 tahun 1997 mengakui peranan pembimbing kemasyarakatan, pekerja
sosial dan pekerja sosial relawan, 2. Keharusan splitsing; anak tidak boleh di sidang bersama
orang dewasa baik yang berstatus sipil maupun miter, 3. Di tangani pejabat khusus, perkara
anak nakal di tangani pejabat khusus yaitu penyidik anak ,penuntut umum anak dan hakim anak
G. Peradilan Pidana Anak di Beberapa Negara
1. Inggris
Di inggris yang bertanggung jawab melakukan pencegahan dam pemberantasan kejahatan
adalah home office (departemen dalam negeri) dengan melibatkan jawatan kepolisian,
selain bertugas pencegahan dam pemberantasan kejahatan jawatan kepolisian bertugas
sebagai penuntut umum. Ada pun tugas tugas nya yaitu : (1) mengawasi para pelanggar
hukum yg khusus di kenakan tindakan piobation oleh hakim (2) mengawasi orang yang di
lepas dengan perjanjian atau di bebaskan dengan perjanjian.
2. Perancis
Di Perancis ada peradilan khusus anak-anak" yaitu dikenal dengan les juridictioris povr
enfants. Peradilan anak ini merupakan peradilan khusus yang merupakan peradilan
tersendiri di luar peradilan umum.

Anda mungkin juga menyukai