Anda di halaman 1dari 3

4.

1 Sistem Alat Gerak pada Reptilia


Reptilia merupakan sekelompok vertebrata yang dapat menghuni habitat di perairan
dan daratan (Kartika, 2021). Reptilia mempunyai alat gerak untuk berjalan yakni dua pasang
kaki yang berukuran pendek menjulur ke samping badan serta , sedangkan pada ular bergerak
dengan bantuan otot perutnya, kemudian buaya juga bergerak menggunakan dua pasang kaki
dan ekor yang mampu membantunya untuk berenang (Safrida, 2021). Reptilia termasuk
kelompok hewan melata yang berdarah dingin dengan sisiknya memenuhi seluruh tubuh dan
juga merupakan sekelompok hewan ectothermik, yaitu hewan dengan suhu tubuh yang
memiliki ketergantungan terhadap lingkungan habitatnya. Kulit kering pada reptil hampir
tidak mengandung kelenjar kulit yang tertutup oleh sisik epidermis atau lempeng tulang di
bawah epidermis. (Fatmawati, 2021).
4.1.1 Sistem Histologi
Sistem gerak rangaka pada hewan reptilia memiliki fungsi, yaitu sebagai penopang
dalam tubuh. Pada bagian tengkorak reptilia berbentuk memanjang dan terdapat tulang yang
memisahkan lubang hidung dan rongga pada mulutnya. Dua ruas pertama pada tulang
belakang membuat gerakan kepala reptilia lebih leluasa. Sendi pada tulang atlas dapat
memungkinkan untuk mengangguk, sedangkan tulang aksis memungkinkan untuk dapat
bergerak memutar. Sistem gerak pada reptilia menggunakan otot sebagai alat gerak aktif.
Reptil termasuk ke dalam hewan vertebrata, sehingga memiliki tulang Endoskleton. Hal ini
yang menyebabkan pergerakan ditopang dua alat gerak, yaitu alat gerak pasif dan aktif.
Endoskeleton merupakan kerangka internal tulang atau tulang kerangka vertebrata.
Contohnya seperti ikan, amfibi, reptil, burung, dan mamalia yang memiliki Endoskeleton.
Adapun fungsi utama Endoskeleton adalah sebagai sistem pendukung internal. Endoskeleton
terdiri dari skeleton aksial dan skelaton apendikular. Skeleton aksial terdiri dari tengkorak,
kolumna vertebralis, sternum, dan rusuk. Sedangkan skeleton apendikular terdiri dari gelang
bahu serta alat gerak bagian anterior seperti humerus, radius dan ulna, karpal dan falang
yang ujungnya terdapat cakar. Pada bagian posterior terdiri dari femur, tibia dan fibula, tarsal
dan metatarsal yang terdapat pada bagian proksimal, dan juga terdapat falang bercakar.

Gambar 4.1 (Sumber: https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-reptil/ diakses pada 6


Februari 2023)
Tubuh reptilia terdiri dari 3 bagian, yaitu: kepala, leher, badan dan ekor. Pada bagian
kepala berbentuk seperti piramid dan terdapat mulut dengan satu pasang mata serta telinga
luar. Pada bagian leher dan badan memiliki struktur yang panjang, serta pada bagian lehernya
hanya ditandai dengan lekukan. Dan pada bagian badan terdapat dua pasang alat gerak, yaitu
bagian anterior dan posterior Alat gerak reptilia terdiri atas Extremitas anterior, yaitu tungkai
depan dan posterior tugkai belakang (Jasin, 1992).
4.1.2 Sistem Anatomi

Sama halnya seperti organ gerak pada manusia, organ gerak reptilia juga terbagi
menjadi dua, yaitu organ gerak aktif dan organ gerak pasif. Organ gerak aktif terdiri dari otot
dan urat-urat yang menempel pada kerangka tulang. Disebut organ gerak aktif karena otot
akan berkontraksi jika terdapat stimulasi dari hasil kontraksi otot tersebut, maka anggota
tubuh akan mampu bergerak. Sedangkan organ gerak pasif adalah rangka tulang tempat otot
dan urat menempel. Disebut organ gerak pasif karena tulang tidak bisa berkontraksi seperti
otot yang dapat berfungsi sebagai penunjang sekaligus pelindung organ dalam tubuh. Organ
gerak memiliki sifat statis serta memerlukan organ gerak aktif untuk bisa benar-benar
melakukan gerakan. Meski berbeda fungsi, organ gerak aktif dan pasif ini saling
membutuhkan satu sama lain. Otot membutuhkan tulang untuk tempat melekat dan sebagai
alat penopang dalam tubuh. Sedangkan tulang membutuhkan otot agar dapat bergerak dengan
leluasa.

Gambar 4.2 (Sumber: https://dosenbiologi.com/hewan/sistem-gerak-pada-hewan diakses


pada 6 Februari 2023)

Reptilia memiliki sistem otot yang lebih kompleks dibandingkan dengan amfibia,
karena otot pada reptilia harus dapat mendukung tubuh di daratan yang bersifat lebih berat
daripada di dalam air. Otot-otot reptil digunakan untuk gerakan lateral tubuh dan
menggerakkan ruas tulang belakang. Jaringan anggota tubuh reptil bervariasi sesuai dengan
jenis gerakannya. Pada reptil terdapat septum lateral yang memisahkan otot epaxial dan otot
hypaxial. Terdapat otot yang agak panjang yang terdapat pada posisi dorsal tulang belakang
atau pada tengkorak. Pada hewan reptil seperti ular, sekala ventral digunakan untuk bergerak.
otot kecil berasal dari obliques dan rektus abdominis dari tulang rusuk ke kulit yang
mendasari sisik. Otot tubuh pada ular menghubungkan vertebrae dengan vertebrae, vertebrae
dengan rusuk, rusuk dengan rusuk, rusuk dengan kulit, dan kulit dengan kulit. Otot tersebut
ada yang panjangnya melebihi jarak yang ada, sehingga memungkinkan ular dapat bergerak
melingkar atau mengelilit. Ular juga dapat bergerak lurus ke depan, dan jalan meluncur
dengan bantuan sisik ventral di tanah, atau melekukkan tubuh dengan membuat sudut tajam
(Maya, 2021).
Kartika, N. A., Dewi, B. S., Rusita, R., & Fitriana, Y. R. (2021). Keanekaragaman dan
Kesamarataan Reptil pada Beberapa Tipe Habitat Di Universitas Lampung. Jurnal
JOPFE, 1(2), 20-30.

Fatmawati, N. A., Dewi, B. S., RUSITA, R., Fitriana, Y. R., & Febryano, I. G. (2021).
Keanekaragaman jenis reptil di Lab lapang Terpadu Universitas Lampung. Jrnal
Rimba Lestari, 1(2), 1-10.

Jasin, Markoeri. 1992. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya

Maya, S., Nur, R. A. 2021. Zoologi Vertebrata. Bandung: Widina Bhakti Persada

Srafida. 2021. Zoologi Vertebrata: Memuat Riset Terkini. Aceh: Syiah Kuala University
Press

Anda mungkin juga menyukai