Anda di halaman 1dari 4

KEPUTUSAN KETUA UMUM

ALIANSI FISIKAWAN MEDIK INDONESIA


Nomor: 15/DPP-AFISMI/SK/XII/2020

TENTANG
KERJA PRAKTIK FISIKAWAN MEDIK

KETUA UMUM ALIANSI FISIKAWAN MEDIK INDONESIA

Menimbang : 1. bahwa beberapa ketentuan dalam Surat


Dewan Pengurus Pusat (DPP) Aliansi
Fisikawan Medik Indonesia (AFISMI)
Nomor 144/DPP-AFISMI/XII/2018; 020-
DPP-AFISMI-VIII-2019; dan Keputusan Ketua
Umum AFISMI Nomor 015/DPP-
AFISMI/SK/2019 perlu disesuaikan dengan
perkembangan hukum dan kebutuhan
pelayanan kesehatan;
2. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam poin 1, perlu
diterbitkan keputusan Ketua Umum AFISMI;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi;
5. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2016
tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
7. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 83
Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan
Fisika Medik;

Halaman 1 dari 4
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24
tahun 2020 tentang Standar Pelayanan
Radiologi Klinik;
10. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
HK.01.07/Menkes/322/2020 Standar
Profesi Fisikawan Medik;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KERJA PRAKTIK FISIKAWAN MEDIK.

PERTAMA : Fisikawan Medik yang akan menjalankan pekerjaan


profesinya (praktik) di fasilitas pelayanan
kesehatan wajib Surat Tanda Registrasi (STR)
Fisikawan Medik.
KEDUA : Fisikawan Medik yang praktik di semua fasilitas
yang terkait wajib menjadi anggota AFISMI.
KETIGA : Fisikawan Medik dalam berpraktik terdiri atas
Fisikawan Medik Purna Waktu (Tetap) dan
Fisikawan Medik Paruh Waktu.
KEEMPAT : Semua Fisikawan Medik Instalasi Radioterapi dan
Instalasi Kedokteran Nuklir adalah Fisikawan
Medik Purna Waktu (Tetap).
KELIMA : Fisikawan Medik hanya dapat praktik secara aktif
paling banyak di 3 (tiga) Instansi dengan salah satu
sebagai Fisikawan Medik purna waktu.
KEENAM : Fisikawan Medik di Instalasi Radiologi Diagnostik
dapat dijinkan mempunyai Fisikawan Medik paruh
waktu dengan merujuk beban kerja terhadap Full
Time Equivalent (FTE) dengan nilai ≤ 0,75. Tabel
FTE disajikan dalam Lampiran 1 dan merupakan
bagian tidak terpisahkan.
KETUJUH : Instalasi Radiologi Diagnostik yang memiliki FTE >
0,75 harus memiliki Fisikawan Medik purna waktu.
KEDELAPAN : Dewan Pengurus Wilayah (DPW) AFISMI di suatu
wilayah (Provinsi) dapat berkoordinasi dengan DPW
wilayah lain terdekat untuk memenuhi kebutuhan
Fisikawan Medik di wilayahnya.
KESEMBILAN : Untuk kasus kelangkaan Fisikawan Medik,
kekurangan dapat diisi Fisikawan Medik dengan
koordinasi dengan Dewan Pengurus Pusat (DPP)
AFISMI.
KESEPULUH : Konsultan Fisikawan Medik dengan kualifikasi
Fisikawan Medik Spesialis diijinkan bekerja paruh
waktu selama dibutuhkan oleh fasilitas kesehatan.
KESEBELAS : Dewan Pengurus Wilayah (DPW) AFISMI masing-
masing wilayah berkewajiban melakukan
monitoring, pembinaan dan pengawasan terhadap
pelaksanaan keputusan ini, dan melaporkan
kepada Dewan Pengurus Pusat (DPP) AFISMI secara
periodik setiap 6 (enam) bulan sekali.

Halaman 2 dari 4
KEDUABELAS : Fisikawan Medik yang akan praktik di fasilitas
pelayanan kesehatan KEDUA/KETIGA wajib
mendapatkan rekomendasi dari Dewan Pengurus
Wilayah (DPW) AFISMI setempat yang dapat
diperoleh dengan menunjukkan Surat Izin Praktek
(SIP) atau Surat Izin Kerja (SIK) Fisikawan Medik
PERTAMA/KEDUA.
KETIGABELAS : Pelanggaran terhadap keputusan ini dapat
dikenakan sanksi administrasi berdasarkan
PEDOMAN PENEGAKAN ETIK & DISIPLIN
FISIKAWAN MEDIK INDONESIA.
KEEMPATBELAS : Kontrak kerja yang telah ditanda tangani Fisikawan
Medik sebelum keputusan ini ditetapkan masih
tetap berlaku sampai dengan masa kontrak habis.
KELIMABELAS : Dengan ditetapkannya keputusan ini, maka surat
DPP AFISMI No. 144/DPP-AFISMI/XII/2018 tanggal
20 Desember 2018; No. 020-DPP-AFISMI-VIII-2019
tanggal 22 Agustus 2019; dan No. 015/DPP-
AFISMI/SK/2019 tanggal 21 Oktober 2019, secara
resmi dinyatakan tidak berlaku.
KEENAMBELAS Penambahan izin tempat praktik Fisikawan Medik,
mengikuti peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
KETUJUHBELAS : Apabila peraturan yang mengatur Surat Izin Praktik
(SIP) Fisikawan Medik belum ditetapkan, maka
praktik Fisikawan Medik hanya mempersyaratkan
mempunyai STR yang masih berlaku.
KEDELAPANBELAS : Keputusan ini berlaku terhitung mulai tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di : Depok
Pada tanggal : 02 Desember 2020
Ketua Umum AFISMI

Supriyanto Ardjo Pawiro, Ph.D

Halaman 3 dari 4
Lampiran 1
Keputusan Ketua Umum Aliansi
Fisikawan Medik Indonesia
Nomor: 15/DPP-AFISMI/SK/XII/2020

TABEL KOEFISIEN FULL TIME EQUIVALENT (FTE) UNTUK FISIKAWAN MEDIK


RADIOLOGI DIAGNOSTIK DAN INTERVENSIONAL

Koefisien Full Time Equivalent


No Peralatan Rumah Sakit
(FTE) per alat
1 CT-Scanner 0,20
2 Mamography 0,20
3 Radiografi Konvensional 0,05
4 Mobile 0,05
5 Dental/Panoramic 0,02
6 Dexa 0,05
7 Conventional Fluoroscopy 0,15
8 Interventional Fluoroscopy 0,20
9 MRI 0,06
10 Non-Ionizing lainnya 0,02

Ditetapkan di : Depok
Pada tanggal : 02 Desember 2020
Ketua Umum AFISMI

Supriyanto Ardjo Pawiro, Ph.D

Halaman 4 dari 4

Anda mungkin juga menyukai