Anda di halaman 1dari 17

 

SNI 7762:2013
“H

C
p
a
Standar Nasional Indonesia B

S
a

d
s
a
N

s
a

n
d
b

u
 
u
Amplang ikan  p

d
w

b
n
g
d
d

t
d

u
u
d
k
m
e
s
a
k

ICS 67.120.30 Badan Standardisasi Nasional


 

“H

C
p
a
B

S
a

d
s
a
N

s
a

n
d
b

u
 
u
p

d
w
 © BSN 2013 

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
b
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan n
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN g
d
BSN d
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
t
Telp. +6221-5747043 d
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id u
www.bsn.go.id
u
Diterbitkan di Jakarta 
d
k
m
e
s
a
k
 

SNI 7762:2013 
“H

Daftar isi C
p
a
B

Daftar isi..................................................................................................................................... i 
Prakata ..................................................................................................................................... ii  S
a
1 Ruang lingkup .................................................................................................................... 1 
2 Acuan normatif................................................................................................................... 1  d
s
3 Istilah dan definisi .............................................................................................................. 2  a
N
4 Syarat bahan baku dan bahan penolong .......................................................................... 2 
5 Syarat mutu dan keamanan produk................................................................................... 3  o

6 Pengambilan contoh .......................................................................................................... 4 


C
7 Cara uji .............................................................................................................................. 4 
8 Teknik sanitasi dan higiene ............................................................................................... 4  s
a
9 Peralatan ........................................................................................................................... 5 
10 Penanganan dan pengolahan .......................................................................................... 5 
n
11 Persyaratan pengemasan ................................................................................................ 9  d
b
12 Pelabelan ......................................................................................................................... 9 
Lampiran A (normatif) Lembar penilaian sensori ................................................................... 10  u
 
Lampiran B (informatif) Diagram alir proses pengolahan amplang ikan ................................ 11  u
p
Bibliografi ............................................................................................................................... 12 

a
Gambar B.1 - Diagram alir proses pengolahan amplang ikan .............................................. 11 
d
w
Tabel 1 - Persyaratan mutu dan keamanan amplang ikan ...................................................... 3 
b
Tabel A.1 - Lembar Penilaian sensori amplang ikan ............................................................. 10 
n
g
d
d

t
d

u
u
d
k
m
e
s
a
k

 © BSN 2013 i
 

SNI 7762:2013  
“H

Prakata C
p
a
B

Dalam rangka memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan komoditas amplang ikan
dalam kemasan yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri, maka perlu disusun suatu S
Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu dan a
keamanan pangan.
d
Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan, yang telah dirumuskan s
a
melalui rapat-rapat teknis, dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal
28 Oktober 2011 di Jakarta serta dihadiri oleh wakil dari produsen, konsumen, asosiasi, N
lembaga penelitian, perguruan tinggi serta instansi terkait sebagai upaya untuk
meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan. o

Berkaitan dengan penyusunan Standar Nasional Indonesia ini, maka aturan-aturan yang C
dijadikan dasar atau pedoman adalah:
s
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. a
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. n
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. d
b
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
u
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi  
Pangan. u
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.19/MEN/2010 tentang p
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.15/MEN/2011 tentang
a
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang Masuk ke dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia.
9. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Nomor d
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran w
Mikroba dan Kimia dalam Makanan.
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP.06/MEN/2002 tentang
b
Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan yang Masuk ke Wilayah
n
Republik Indonesia. g
11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP.01/MEN/2007 tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, d
d
Pengolahan dan Distribusi.
t
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 28 Desember 2011 sampai d
27 Februari 2012 dengan hasil akhir RASNI.
u
u
d
k
m
e
s
a
k

 © BSN 2013 ii
 

SNI 7762:2013 
“H

Amplang ikan C
p
a
B

1 Ruang lingkup
S
Standar ini menetapkan syarat mutu dan keamanan pangan amplang ikan, bahan baku, a
bahan penolong dan bahan lainnya serta penanganan dan pengolahan produk.
d
Standar ini berlaku untuk amplang ikan dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami s
a
pengolahan lebih lanjut.
N
Standar ini juga mencakup produk sejenis lainnya.
o

2 Acuan normatif C

Acuan ini merupakan dokumen yang digunakan dari standar ini. Untuk acuan bertanggal, s
edisi yang berlaku sesuai yang tertulis. Sedangkan untuk acuan yang tidak bertanggal a
berlaku edisi yang terakhir (termasuk amandemen dan revisinya).
n
SNI 2326:2010, Metode pengambilan contoh pada produk perikanan .
d
SNI 01-2332.1-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan Coliform dan Escherichia b
coli pada produk perikanan.  
u
SNI 01-2332.2-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 2: Penentuan Salmonella pada produk  
perikanan. u
p
SNI 01-2332.3-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 3: Penentuan Angka Lempeng Total
(ALT) pada produk perikanan .
a
SNI 01-2332.4-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 4: Penentuan Vibrio cholerae pada
produk perikanan.
SNI 2332.9:2011, Cara uji mikrobiologi - Bagian 9: Penentuan Staphylococcus aureus pada d
produk perikanan. w

SNI 2346:2011, Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori pada produk perikanan.
b
SNI 2354.1:2010, Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu dan abu tak larut dalam n
asam pada produk perikanan.   g

SNI 01-2354.2-2006, Cara uji kimia - Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan. d
d
SNI 01-2354.3-2006, Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk
perikanan. t
d
SNI 01-2354.4-2006, Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode
u
total nitrogen pada produk perikanan.
u
SNI 2354.5:2011, Cara uji kimia – Bagian 5: Penentuan kadar logam berat timbal (Pb) dan
kadmium (Cd) pada produk perikanan. d
k
SNI 01-2354.6-2006, Cara uji kimia - Bagian 6: Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) m
pada produk perikanan. e
s
SNI 2357, Penentuan kadar arsen pada produk perikanan. a
k
SNI 2367, Penentuan kadar timah putih (Sn) pada produk perikanan.
SNI 2372.7:2011, Cara uji fisika - Bagian 7: Pengujian filth pada produk perikanan.

 © BSN 2013 1 dari 12


 

SNI 7762:2013  
“H

SNI 2694, Surimi.  C


p
SNI 01-2705.2-2006, Udang beku - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.  a
B
SNI 01-2728.2-2006, Udang segar - Bagian 2: Persyaratan bahan baku.
SNI 2729, Ikan segar.
S
SNI 4110, Ikan beku. a
SNI 01-4872.1-2006, Es untuk penanganan ikan – Bagian 1: Spesifikasi.
d
s
a
3 Istilah dan definisi
N
Untuk tujuan penggunaan dalam dokumen ini, istilah dan definisi berikut ini digunakan. o

3.1
C
amplang ikan
produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku lumatan daging ikan atau udang atau
surimi   minimum 30 %, dengan pencampuran tepung tapioka atau tepung sejenis lainnya, s
a
telur, dan bahan-bahan lainnya, yang mengalami perlakuan pencetakan dan penggorengan

3.2 n
penggorengan d
proses pematangan produk menggunakan minyak goreng sesuai suhu dan waktu yang b
ditentukan
u
3.3  
u
potensi bahaya
potensi kemungkinan terjadinya risiko bahaya di dalam suatu proses atau pengolahan p
produk jadi yang meliputi dua aspek yaitu bahaya yang akan mengakibatkan gangguan
terhadap keamanan pangan (food safety ) dan mutu/keutuhan produk jadi pengolahan a
(wholesomeness) 

d
4 Syarat bahan baku dan bahan penolong w

4.1 Bahan baku b


n
4.1.1 Bentuk g
d
Ikan segar; udang segar; ikan beku; udang beku; lumatan daging ikan; surimi   dengan mutu d
yang baik.
t
d
4.1.2 Asal 
u
Bahan baku berasal dari perairan yang tidak tercemar.
u
4.1.3 Mutu d
k
4.1.3.1 Ikan segar m
e
s
Bahan baku sesuai SNI 2729. a
k

 © BSN 2013 2 dari 12


 

SNI 7762:2013 
“H

4.1.3.2 Ikan beku C


p
a
Bahan baku sesuai SNI 4110. B

4.1.3.3 Udang segar


S
Bahan baku sesuai SNI 01-2728.2-2006. a

4.1.3.4 Udang beku d


s
a
Bahan baku sesuai SNI 01-2705.2-2006. 
N
4.1.3.5 Lumatan daging ikan
o
- Kenampakan : bersih, bebas dari sisik, tulang dan duri
- Bau : segar spesifik jenis C
- Tekstur : kompak
s
4.1.3.6  Surimi a

Bahan baku sesuai SNI 2694.


n
4.2 Bahan penolong d
b
4.2.1 Air
u
 
Air yang dipakai sebagai bahan penolong untuk kegiatan di unit pengolahan memenuhi u
persyaratan kualitas air minum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. p

4.2.2 Es
a
Es sesuai SNI 01-4872.1-2006. 
d
4.3 Bahan lainnya
w
Bahan lainnya yang digunakan harus food grade  sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b
n
g
5 Syarat mutu dan keamanan produk
d
d
Persyaratan mutu dan keamanan pangan amplang ikan sesuai Tabel 1   .

t
Tabel 1 - Persyaratan mutu dan keamanan amplang ikan d

u
Parameter uji Satuan Persyaratan
a Sensori Min 7 ( skor 1 – 9)  u
b Kimia d
- Kadar air % Maks 4,0 k
- Kadar abu % Maks 5,0 m
- Kadar lemak % Maks 35,0 e
s
- Kadar protein % Min 7,0 a
k

 © BSN 2013 3 dari 12


 

SNI 7762:2013  
“H

Tabel (lanjutan) C
p
a
Parameter uji Satuan Persyaratan B
c Cemaran mikroba
- ALT koloni/g Maks 5,0 x 103 
- Escherichia coli   APM/g <3 S
- Salmonella   - Negatif/25 g a
- Staphylococcus aureus* koloni/g Maks 1,0 x 102 
- Vibrio cholerae* - Negatif/25 g d
d Cemaran logam* s
a
- Kadmium (Cd) mg/kg Maks 0,1
- Merkuri (Hg) mg/kg Maks 0,5 N
- Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,3
o
- Arsen (As) mg/kg Maks 1,0
- Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0
CATATAN*  Bila diperlukan C

s
a
6 Pengambilan contoh

Pengambilan contoh sesuai SNI 2326:2010. n


d
b
7 Cara uji
u
7.1 Sensori  
u

Sensori sesuai SNI 2346:2011. Penilaian sensori sesuai Lampiran A. p

7.2 Mikrobiologi a

- Escherichia coli  sesuai SNI 01-2332.1-2006.


- Salmonella  sesuai SNI 01-2332.2-2006. d
- ALT sesuai SNI 01-2332.3.2006. w
- Vibrio cholerae s esuai SNI 01-2332.4-2006. 
- Staphylococcus aureus sesuai SNI 2332.9:2011. b
n
7.3 Kimia g
d
- Kadar abu sesuai SNI 2354.1-2010. d
- Kadar air sesuai SNI 2354.2-2006.
- Kadar lemak sesuai SNI 2354.3-2006. t
d
- Kadar protein sesuai SNI 2354.4-2006.
- Kadmium dan Timbal sesuai SNI 2354.5-2011.  u
- Merkuri sesuai SNI 01-2354.6-2006.
u
- Arsen sesuai SNI 2357.
- Timah sesuai SNI 2367. d
k
m
e
8 Teknik sanitasi dan higiene s
a
Penanganan, pengolahan, pengemasan, penyimpanan, pemuatan dan pemasaran k
amplang ikan dalam kemasan dilakukan dengan menggunakan wadah, cara dan alat yang

 © BSN 2013 4 dari 12


 

SNI 7762:2013 
“H

sesuai dengan persyaratan sanitasi dan higiene dalam unit pengolahan hasil perikanan C
sesuai dengan peraturan yang berlaku. p
a
B
Produk akhir harus bebas dari benda asing yang mengganggu kesehatan manusia.

S
9 Peralatan a

9.1 Jenis peralatan d


s
a
a) alat pelumat;
b) alat pemasak; N
c) alat pemotong;
d) alat pencampur; o
e) alat penggiling;
f) alat penghalus bumbu; C
g) alat peniris;
h) keranjang plastik; s
i) meja proses; a
 j) talenan;
k) timbangan;
l) wadah. n
d
b
9.2 Persyaratan peralatan

Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan u
 
amplang ikan mempunyai permukaan yang halus dan rata, tidak mengelupas, tidak berkarat, u
tidak merupakan sumber cemaran mikroba, tidak retak, tidak menyerap air, tidak p
mempengaruhi mutu produk dan mudah dibersihkan. Semua peralatan dalam keadaan
bersih sebelum, selama dan sesudah digunakan.
a

10 Penanganan dan pengolahan


d
w
10.1 Penerimaan
b
10.1.1 Kemasan
n
g
a) Potensi bahaya: ketidakamanan produk karena bahan kemasan non food grade   dan
kurangnya sanitasi dan higiene. d
d
b) Tujuan: mendapatkan kemasan yang sesuai spesifikasi kemasan untuk pangan.
c) Petunjuk: kemasan yang diterima di unit pengolahan diverifikasi terkait keamanan t
pangan dan terhindar dari sumber kontaminasi kemudian disimpan pada gudang d
penyimpanan yang saniter.
u
10.1.2 Label u
d
a) Potensi bahaya: ketidakamanan produk karena bahan label non food grade   dan k
kurangnya sanitasi dan higiene. m
b) Tujuan: mendapatkan label yang sesuai spesifikasi label untuk pangan. e
c) Petunjuk: label yang diterima di unit pengolahan diverifikasi terkait keamanan pangan s
a
dan terhindar dari sumber kontaminasi kemudian disimpan pada gudang penyimpanan k
yang saniter.

 © BSN 2013 5 dari 12


 

SNI 7762:2013  
“H

10.1.3 Bahan baku dan bahan lainnya C


p
a
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan, kontaminasi kimia B
dan bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku dan bahan lainnya sesuai spesifikasi mutu dan
keamanan pangan hasil perikanan. S
c) Petunjuk: bahan baku dan bahan lainnya diuji secara organoleptik dan ditangani secara a
cepat, cermat, saniter sesuai dengan prinsip teknik penanganan yang baik dan benar.
d
10.2 Teknik penanganan dan pengolahan s
a
10.2.1 Bahan baku N

10.2.1.1 Bahan baku ikan/udang utuh segar o

a) Potensi bahaya : kemunduran mutu karena kesalahan penanganan. C


b) Tujuan: mendapatkan bahan baku sesuai dengan spesifikasi.
c) Petunjuk: bahan baku yang diterima di unit pengolahan diuji secara organoleptik untuk s
mengetahui mutunya, kemudian ditangani secara cepat, cermat dan saniter dengan a
mempertahankan suhu dingin (0 °C - 5 °C).

10.2.1.2 Bahan baku ikan/udang utuh beku n


d
b
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku sesuai dengan spesifikasi.
c) Petunjuk: bahan baku yang diterima ditangani secara cepat, cermat dan saniter. u
 
u
10.2.1.3 Bahan baku lumatan daging/surimi  beku p

a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan.


b) Tujuan: mendapatkan bahan baku sesuai dengan spesifikasi. a
c) Petunjuk: bahan baku yang diterima ditangani secara cepat, cermat dan saniter.
d
10.2.2 Pelelehan
w
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku sesuai dengan spesifikasi. b
c) Petunjuk: bahan baku beku yang masih dalam kemasan dilakukan proses pelelehan n
g
(thawing ) dengan cara direndam dalam air dingin atau air yang mengalir atau dalam
suhu ruang secara cermat dan saniter. d
d
10.2.3 Sortasi 1 t
d
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kerusakan fisik.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku sesuai dengan spesifikasi. u
c) Petunjuk: bahan baku dipisahkan berdasarkan mutu dan jenis. Sortasi mutu dilakukan u
secara hati-hati, cepat, cermat dan saniter dengan mempertahankan rantai dingin d
(0 °C - 5 °C). k
m
10.2.4 Pencucian 1 e
s
a
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan, kontaminasi bakteri k
patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku yang bersih sesuai spesifikasi.

 © BSN 2013 6 dari 12


 

SNI 7762:2013 
“H

c) Petunjuk: bahan baku dicuci dengan menggunakan air mengalir secara cepat, cermat C
dan saniter dalam kondisi suhu dingin (0 °C - 5 °C). p
a
B
10.2.5 Penyiangan

a) Potensi  bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan dan kontaminasi S


bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene. a
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku yang bersih tanpa kepala dan isi perut sesuai dengan
spesifikasi.
d
c) Petunjuk: ikan/udang disiangi dengan cara membuang kepala, sisik dan isi perut. s
a
Penyiangan dilakukan secara cepat, cermat, dan saniter serta dalam kondisi suhu dingin
(0 oC - 5 oC). N

10.2.6 Pencucian 2 o

a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan dan kontaminasi C


bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene.
b) Tujuan: mendapatkan bahan baku yang bersih sesuai spesifikasi. s
c) Petunjuk: bahan baku dicuci dengan menggunakan air mengalir secara cepat, cermat a
dan saniter dalam kondisi suhu dingin (0 °C - 5 °C).

10.2.7 Pengambilan daging n


d
b
a) Potensi  bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan dan kontaminasi
bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene dan terdapat benda asing.
b) Tujuan: mendapatkan daging ikan/udang yang bersih dari duri, kulit dan sisik sesuai u
 
spesifikasi. u
c) Petunjuk: ikan/udang diambil dagingnya secara cepat, cermat dan hati-hati serta tetap p
mempertahankan suhu dingin (0 °C - 5 °C).

10.2.8 Pelumatan daging a

a) Potensi  bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan, dan kontaminasi


d
bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene.
w
b) Tujuan: mendapatkan lumatan daging sesuai spesifikasi.
c) Petunjuk: daging ikan/udang dilumatkan dengan alat pelumat daging beberapa kali
sampai benar-benar halus dan tidak lengket bila ditekan dengan jari. Pelumatan b
dilakukan secara cepat, cermat, dan saniter. n
g

10.2.9 Pencampuran d
d
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene, t
benda asing, adonan tidak homogen. d
b) Tujuan: mendapatkan adonan yang homogen dan bebas kontaminasi bakteri patogen.
c) Petunjuk: lumatan daging ikan/udang dicampur dengan telur, bahan lainnya, secara u
bertahap, diaduk sampai homogen, kemudian dicampur tepung sambil diaduk hingga u
kalis. d
k
10.2.10 Pembentukan m
e
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan dan kontaminasi s
a
bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene. k
b) Tujuan: mendapatkan bentuk amplang ikan yang sesuai spesifikasi dan bebas
kontaminasi bakteri.

 © BSN 2013 7 dari 12


 

SNI 7762:2013  
“H

c) Petunjuk: adonan dibentuk dengan cara dipilin membentuk lenjeran, kemudian dipotong- C
potong dengan ukuran sesuai spesifikasi. Proses dilakukan secara cepat, cermat, dan p
a
saniter. B

10.2.11 Penggorengan
S
a) Potensi bahaya: cacat mutu dan kemunduran mutu karena kesalahan penanganan dan a
pengolahan.
b) Tujuan: mendapatkan produk amplang ikan sesuai spesifikasi. d
c) Petunjuk: potongan amplang ikan dimasukkan ke dalam minyak goreng dengan api s
a
sedang, kemudian terus diaduk hingga matang sesuai spesifikasi.
N
10.2.12 Penirisan
o
a) Potensi bahaya: cacat mutu karena kesalahan penanganan.
b) Tujuan: mendapatkan produk amplang ikan yang kering sesuai spesifikasi. C
c) Petunjuk: amplang ikan ditiriskan dengan menggunakan alat peniris dan didinginkan
pada suhu ruang secara cermat dan saniter. s
a
10.2.13 Sortasi 2
n
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene.
d
b) Tujuan: mendapatkan amplang ikan yang aman dan sesuai dengan spesifikasi. b
c) Petunjuk: amplang ikan disortir secara cepat, cermat dan saniter.
u
10.2.14 Pengemasan dan Penimbangan  
u
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene dan p
ketidaksesuaian label.
b) Tujuan: melindungi amplang ikan dari kerusakan dan kontaminasi mikroba serta
a
mendapatkan amplang ikan sesuai spesifikasi.
c) Petunjuk: amplang ikan dikemas dan ditimbang sesuai spesifikasi serta dilakukan secara
cepat, cermat dan saniter. d
w
10.2.15 Penyimpanan
b
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu dan pertumbuhan bakteri karena kesalahan n
penanganan. g
b) Tujuan: mempertahankan mutu dan menghindari pertumbuhan bakteri patogen.
d
c) Petunjuk: produk disimpan dalam wadah yang kering, tertutup dan saniter. d

10.2.16 Pemuatan t
d
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene
u
dan kesalahan penanganan.
b) Tujuan: mendapatkan produkyang aman dikonsumsi dan melindungi produk dari u
kerusakan fisik selama pemuatan. d
c) Petunjuk: produk dalam kemasan dimuat dalam alat transportasi dan terhindar dari k
penyebab yang dapat merusak atau menurunkan mutu produk. m
e
s
a
k

 © BSN 2013 8 dari 12


 

SNI 7762:2013 
“H

11 Persyaratan pengemasan C
p
a
11.1 Bahan kemasan B

Bahan kemasan harus bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat dari bahan
yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk pangan. S
a
11.2 Teknik pengemasan
d
Produk dikemas dengan cepat, cermat, saniter dan higienis. Pengemasan dilakukan dalam s
a
kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi.
N
12 Pelabelan
o
Setiap kemasan produk yang akan diperdagangkan diberi label sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. C

s
a

n
d
b

u
 
u
p

d
w

b
n
g
d
d

t
d

u
u
d
k
m
e
s
a
k

 © BSN 2013 9 dari 12


 

SNI 7762:2013  
“H

Lampiran A C
p
(normatif) a
Lembar penilaian sensori B

Tabel A.1 - Lembar Penilaian sensori amplang ikan S


a
Nama panelis: …………………………….. Tanggal: …………………………………...
  Cantumkan kode contoh pada kolom yang tersedia sebelum melakukan pengujian.
• d
  Berilah tanda pada nilai yang dipilih sesuai kode contoh yang diuji. s

a
N
Spesifikasi Nilai Kode contoh
1 2 3 4 5 o
1 Kenampakan 
•  Warna cerah merata spesifik produk, bersih 9 C
•  Warna kurang cerah merata, bersih 7
•  Warna kusam, kurang bersih 5 s
•  Warna kusam, kotor 3 a
•  Berjamur 1
2 Bau
n
•  Kuat spesifik produk 9
d
•  Cukup kuat spesifik produk 7 b
•  Agak apak, agak tengik 5
•  Apak, tengik 3 u
  Sangat apak, sangat tengik 1  

u
3 Rasa p
•  Kuat spesifik ikan 9
•  Kurang kuat spesifik ikan 7
a
•  Spesifik ikan tidak ada 5
•  Hambar 3
•  Getir 1 d
4 Tekstur w
•  Renyah, padat 9
•  Renyah, kurang padat 7 b
•  Kurang renyah 5 n
3 g
•  Melempem
•  Liat 1 d
d

t
d

u
u
d
k
m
e
s
a
k

 © BSN 2013 10 dari 12


 

SNI 7762:2013 
“H

Lampiran B C
(informatif) p
a
Diagram alir proses pengolahan amplang ikan  B

S
Penerimaan Penerimaan Penerimaan a
Bahan lainnya Bahan baku Bahan kemasan
dan label d
s
a
N
Utuh Segar Utuh Beku Lumatan Daging/ Surimi beku  
o

Pelelehan C

Sortasi 1 s
a

Pencucian 1
n
d
Penyiangan b

u
Pencucian 2  
u
p

Pengambilan daging
a

Pelumatan daging
d
w
Pencampuran
b
Pembentukan n
g
d
Pemasakan d

t
Penirisan d

u
Sortasi 2
u
d
Pengemasan dan penimbangan
k
m
Peyimpanan e
s
a
Pemuatan k

Gambar B.1 - Diagram alir proses pengolahan amplang ikan

 © BSN 2013 11 dari 12


 

SNI 7762:2013  
“H

Bibliografi C
p
a
B

Comission Regulation (EC)   No. 1881/2006, amending Regulation (EC) No. 466/2001 as
regards heavy metals-Official Journal of the European Union. S
a
Council Regulation (EC) No 104/2000 (o) L 17.21.1.2000.p.22-Office for Official Publications
of the European Communities. d
s
a
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor:
Hk.00.05.52.4040, tentang Kategori Pangan, Tahun 2006.  N

Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor: o
Hk 00.05.55.6497, tentang Bahan Kemasan Pangan, Tahun 2007.
C
Permenkes Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
s
a

n
d
b

u
 
u
p

d
w

b
n
g
d
d

t
d

u
u
d
k
m
e
s
a
k

 © BSN 2013 12 dari 12

Anda mungkin juga menyukai