SNI 7762:2013
“H
C
p
a
Standar Nasional Indonesia B
S
a
d
s
a
N
s
a
n
d
b
u
u
Amplang ikan p
d
w
b
n
g
d
d
t
d
u
u
d
k
m
e
s
a
k
“H
C
p
a
B
S
a
d
s
a
N
s
a
n
d
b
u
u
p
d
w
© BSN 2013
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
b
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan n
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN g
d
BSN d
Gd. Manggala Wanabakti
Blok IV, Lt. 3,4,7,10.
t
Telp. +6221-5747043 d
Fax. +6221-5747045
Email: dokinfo@bsn.go.id u
www.bsn.go.id
u
Diterbitkan di Jakarta
d
k
m
e
s
a
k
SNI 7762:2013
“H
Daftar isi C
p
a
B
Daftar isi..................................................................................................................................... i
Prakata ..................................................................................................................................... ii S
a
1 Ruang lingkup .................................................................................................................... 1
2 Acuan normatif................................................................................................................... 1 d
s
3 Istilah dan definisi .............................................................................................................. 2 a
N
4 Syarat bahan baku dan bahan penolong .......................................................................... 2
5 Syarat mutu dan keamanan produk................................................................................... 3 o
a
Gambar B.1 - Diagram alir proses pengolahan amplang ikan .............................................. 11
d
w
Tabel 1 - Persyaratan mutu dan keamanan amplang ikan ...................................................... 3
b
Tabel A.1 - Lembar Penilaian sensori amplang ikan ............................................................. 10
n
g
d
d
t
d
u
u
d
k
m
e
s
a
k
© BSN 2013 i
SNI 7762:2013
“H
Prakata C
p
a
B
Dalam rangka memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan komoditas amplang ikan
dalam kemasan yang akan dipasarkan di dalam dan luar negeri, maka perlu disusun suatu S
Standar Nasional Indonesia (SNI) sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu dan a
keamanan pangan.
d
Standar ini disusun oleh Panitia Teknis 65-05 Produk Perikanan, yang telah dirumuskan s
a
melalui rapat-rapat teknis, dan terakhir disepakati dalam rapat konsensus pada tanggal
28 Oktober 2011 di Jakarta serta dihadiri oleh wakil dari produsen, konsumen, asosiasi, N
lembaga penelitian, perguruan tinggi serta instansi terkait sebagai upaya untuk
meningkatkan jaminan mutu dan keamanan pangan. o
Berkaitan dengan penyusunan Standar Nasional Indonesia ini, maka aturan-aturan yang C
dijadikan dasar atau pedoman adalah:
s
1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. a
2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.
3. Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. n
4. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan. d
b
5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
u
6. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan. u
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.19/MEN/2010 tentang p
Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan.
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor PER.15/MEN/2011 tentang
a
Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang Masuk ke dalam Wilayah
Negara Republik Indonesia.
9. Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan RI Nomor d
HK.00.06.1.52.4011 Tahun 2009 tentang Penetapan Batas Maksimum Cemaran w
Mikroba dan Kimia dalam Makanan.
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP.06/MEN/2002 tentang
b
Persyaratan dan Tata Cara Pemeriksaan Mutu Hasil Perikanan yang Masuk ke Wilayah
n
Republik Indonesia. g
11. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI Nomor KEP.01/MEN/2007 tentang
Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan pada Proses Produksi, d
d
Pengolahan dan Distribusi.
t
Standar ini telah melalui proses jajak pendapat pada tanggal 28 Desember 2011 sampai d
27 Februari 2012 dengan hasil akhir RASNI.
u
u
d
k
m
e
s
a
k
© BSN 2013 ii
SNI 7762:2013
“H
Amplang ikan C
p
a
B
1 Ruang lingkup
S
Standar ini menetapkan syarat mutu dan keamanan pangan amplang ikan, bahan baku, a
bahan penolong dan bahan lainnya serta penanganan dan pengolahan produk.
d
Standar ini berlaku untuk amplang ikan dan tidak berlaku untuk produk yang mengalami s
a
pengolahan lebih lanjut.
N
Standar ini juga mencakup produk sejenis lainnya.
o
2 Acuan normatif C
Acuan ini merupakan dokumen yang digunakan dari standar ini. Untuk acuan bertanggal, s
edisi yang berlaku sesuai yang tertulis. Sedangkan untuk acuan yang tidak bertanggal a
berlaku edisi yang terakhir (termasuk amandemen dan revisinya).
n
SNI 2326:2010, Metode pengambilan contoh pada produk perikanan .
d
SNI 01-2332.1-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 1: Penentuan Coliform dan Escherichia b
coli pada produk perikanan.
u
SNI 01-2332.2-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 2: Penentuan Salmonella pada produk
perikanan. u
p
SNI 01-2332.3-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 3: Penentuan Angka Lempeng Total
(ALT) pada produk perikanan .
a
SNI 01-2332.4-2006, Cara uji mikrobiologi - Bagian 4: Penentuan Vibrio cholerae pada
produk perikanan.
SNI 2332.9:2011, Cara uji mikrobiologi - Bagian 9: Penentuan Staphylococcus aureus pada d
produk perikanan. w
SNI 2346:2011, Petunjuk pengujian organoleptik dan atau sensori pada produk perikanan.
b
SNI 2354.1:2010, Cara uji kimia - Bagian 1: Penentuan kadar abu dan abu tak larut dalam n
asam pada produk perikanan. g
SNI 01-2354.2-2006, Cara uji kimia - Bagian 2: Penentuan kadar air pada produk perikanan. d
d
SNI 01-2354.3-2006, Cara uji kimia - Bagian 3: Penentuan kadar lemak total pada produk
perikanan. t
d
SNI 01-2354.4-2006, Cara uji kimia - Bagian 4: Penentuan kadar protein dengan metode
u
total nitrogen pada produk perikanan.
u
SNI 2354.5:2011, Cara uji kimia – Bagian 5: Penentuan kadar logam berat timbal (Pb) dan
kadmium (Cd) pada produk perikanan. d
k
SNI 01-2354.6-2006, Cara uji kimia - Bagian 6: Penentuan kadar logam berat merkuri (Hg) m
pada produk perikanan. e
s
SNI 2357, Penentuan kadar arsen pada produk perikanan. a
k
SNI 2367, Penentuan kadar timah putih (Sn) pada produk perikanan.
SNI 2372.7:2011, Cara uji fisika - Bagian 7: Pengujian filth pada produk perikanan.
SNI 7762:2013
“H
3.1
C
amplang ikan
produk olahan hasil perikanan dengan bahan baku lumatan daging ikan atau udang atau
surimi minimum 30 %, dengan pencampuran tepung tapioka atau tepung sejenis lainnya, s
a
telur, dan bahan-bahan lainnya, yang mengalami perlakuan pencetakan dan penggorengan
3.2 n
penggorengan d
proses pematangan produk menggunakan minyak goreng sesuai suhu dan waktu yang b
ditentukan
u
3.3
u
potensi bahaya
potensi kemungkinan terjadinya risiko bahaya di dalam suatu proses atau pengolahan p
produk jadi yang meliputi dua aspek yaitu bahaya yang akan mengakibatkan gangguan
terhadap keamanan pangan (food safety ) dan mutu/keutuhan produk jadi pengolahan a
(wholesomeness)
d
4 Syarat bahan baku dan bahan penolong w
SNI 7762:2013
“H
4.2.2 Es
a
Es sesuai SNI 01-4872.1-2006.
d
4.3 Bahan lainnya
w
Bahan lainnya yang digunakan harus food grade sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b
n
g
5 Syarat mutu dan keamanan produk
d
d
Persyaratan mutu dan keamanan pangan amplang ikan sesuai Tabel 1 .
t
Tabel 1 - Persyaratan mutu dan keamanan amplang ikan d
u
Parameter uji Satuan Persyaratan
a Sensori Min 7 ( skor 1 – 9) u
b Kimia d
- Kadar air % Maks 4,0 k
- Kadar abu % Maks 5,0 m
- Kadar lemak % Maks 35,0 e
s
- Kadar protein % Min 7,0 a
k
SNI 7762:2013
“H
Tabel (lanjutan) C
p
a
Parameter uji Satuan Persyaratan B
c Cemaran mikroba
- ALT koloni/g Maks 5,0 x 103
- Escherichia coli APM/g <3 S
- Salmonella - Negatif/25 g a
- Staphylococcus aureus* koloni/g Maks 1,0 x 102
- Vibrio cholerae* - Negatif/25 g d
d Cemaran logam* s
a
- Kadmium (Cd) mg/kg Maks 0,1
- Merkuri (Hg) mg/kg Maks 0,5 N
- Timbal (Pb) mg/kg Maks 0,3
o
- Arsen (As) mg/kg Maks 1,0
- Timah (Sn) mg/kg Maks 40,0
CATATAN* Bila diperlukan C
s
a
6 Pengambilan contoh
7.2 Mikrobiologi a
SNI 7762:2013
“H
sesuai dengan persyaratan sanitasi dan higiene dalam unit pengolahan hasil perikanan C
sesuai dengan peraturan yang berlaku. p
a
B
Produk akhir harus bebas dari benda asing yang mengganggu kesehatan manusia.
S
9 Peralatan a
Semua peralatan dan perlengkapan yang digunakan dalam penanganan dan pengolahan u
amplang ikan mempunyai permukaan yang halus dan rata, tidak mengelupas, tidak berkarat, u
tidak merupakan sumber cemaran mikroba, tidak retak, tidak menyerap air, tidak p
mempengaruhi mutu produk dan mudah dibersihkan. Semua peralatan dalam keadaan
bersih sebelum, selama dan sesudah digunakan.
a
SNI 7762:2013
“H
SNI 7762:2013
“H
c) Petunjuk: bahan baku dicuci dengan menggunakan air mengalir secara cepat, cermat C
dan saniter dalam kondisi suhu dingin (0 °C - 5 °C). p
a
B
10.2.5 Penyiangan
10.2.6 Pencucian 2 o
10.2.9 Pencampuran d
d
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene, t
benda asing, adonan tidak homogen. d
b) Tujuan: mendapatkan adonan yang homogen dan bebas kontaminasi bakteri patogen.
c) Petunjuk: lumatan daging ikan/udang dicampur dengan telur, bahan lainnya, secara u
bertahap, diaduk sampai homogen, kemudian dicampur tepung sambil diaduk hingga u
kalis. d
k
10.2.10 Pembentukan m
e
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu karena kesalahan penanganan dan kontaminasi s
a
bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene. k
b) Tujuan: mendapatkan bentuk amplang ikan yang sesuai spesifikasi dan bebas
kontaminasi bakteri.
SNI 7762:2013
“H
c) Petunjuk: adonan dibentuk dengan cara dipilin membentuk lenjeran, kemudian dipotong- C
potong dengan ukuran sesuai spesifikasi. Proses dilakukan secara cepat, cermat, dan p
a
saniter. B
10.2.11 Penggorengan
S
a) Potensi bahaya: cacat mutu dan kemunduran mutu karena kesalahan penanganan dan a
pengolahan.
b) Tujuan: mendapatkan produk amplang ikan sesuai spesifikasi. d
c) Petunjuk: potongan amplang ikan dimasukkan ke dalam minyak goreng dengan api s
a
sedang, kemudian terus diaduk hingga matang sesuai spesifikasi.
N
10.2.12 Penirisan
o
a) Potensi bahaya: cacat mutu karena kesalahan penanganan.
b) Tujuan: mendapatkan produk amplang ikan yang kering sesuai spesifikasi. C
c) Petunjuk: amplang ikan ditiriskan dengan menggunakan alat peniris dan didinginkan
pada suhu ruang secara cermat dan saniter. s
a
10.2.13 Sortasi 2
n
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene.
d
b) Tujuan: mendapatkan amplang ikan yang aman dan sesuai dengan spesifikasi. b
c) Petunjuk: amplang ikan disortir secara cepat, cermat dan saniter.
u
10.2.14 Pengemasan dan Penimbangan
u
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene dan p
ketidaksesuaian label.
b) Tujuan: melindungi amplang ikan dari kerusakan dan kontaminasi mikroba serta
a
mendapatkan amplang ikan sesuai spesifikasi.
c) Petunjuk: amplang ikan dikemas dan ditimbang sesuai spesifikasi serta dilakukan secara
cepat, cermat dan saniter. d
w
10.2.15 Penyimpanan
b
a) Potensi bahaya: kemunduran mutu dan pertumbuhan bakteri karena kesalahan n
penanganan. g
b) Tujuan: mempertahankan mutu dan menghindari pertumbuhan bakteri patogen.
d
c) Petunjuk: produk disimpan dalam wadah yang kering, tertutup dan saniter. d
10.2.16 Pemuatan t
d
a) Potensi bahaya: kontaminasi bakteri patogen karena kurangnya sanitasi dan higiene
u
dan kesalahan penanganan.
b) Tujuan: mendapatkan produkyang aman dikonsumsi dan melindungi produk dari u
kerusakan fisik selama pemuatan. d
c) Petunjuk: produk dalam kemasan dimuat dalam alat transportasi dan terhindar dari k
penyebab yang dapat merusak atau menurunkan mutu produk. m
e
s
a
k
SNI 7762:2013
“H
11 Persyaratan pengemasan C
p
a
11.1 Bahan kemasan B
Bahan kemasan harus bersih, tidak mencemari produk yang dikemas, terbuat dari bahan
yang baik dan memenuhi persyaratan bagi produk pangan. S
a
11.2 Teknik pengemasan
d
Produk dikemas dengan cepat, cermat, saniter dan higienis. Pengemasan dilakukan dalam s
a
kondisi yang dapat mencegah terjadinya kontaminasi.
N
12 Pelabelan
o
Setiap kemasan produk yang akan diperdagangkan diberi label sesuai dengan ketentuan
yang berlaku. C
s
a
n
d
b
u
u
p
d
w
b
n
g
d
d
t
d
u
u
d
k
m
e
s
a
k
SNI 7762:2013
“H
Lampiran A C
p
(normatif) a
Lembar penilaian sensori B
t
d
u
u
d
k
m
e
s
a
k
SNI 7762:2013
“H
Lampiran B C
(informatif) p
a
Diagram alir proses pengolahan amplang ikan B
S
Penerimaan Penerimaan Penerimaan a
Bahan lainnya Bahan baku Bahan kemasan
dan label d
s
a
N
Utuh Segar Utuh Beku Lumatan Daging/ Surimi beku
o
Pelelehan C
Sortasi 1 s
a
Pencucian 1
n
d
Penyiangan b
u
Pencucian 2
u
p
Pengambilan daging
a
Pelumatan daging
d
w
Pencampuran
b
Pembentukan n
g
d
Pemasakan d
t
Penirisan d
u
Sortasi 2
u
d
Pengemasan dan penimbangan
k
m
Peyimpanan e
s
a
Pemuatan k
SNI 7762:2013
“H
Bibliografi C
p
a
B
Comission Regulation (EC) No. 1881/2006, amending Regulation (EC) No. 466/2001 as
regards heavy metals-Official Journal of the European Union. S
a
Council Regulation (EC) No 104/2000 (o) L 17.21.1.2000.p.22-Office for Official Publications
of the European Communities. d
s
a
Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor:
Hk.00.05.52.4040, tentang Kategori Pangan, Tahun 2006. N
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor: o
Hk 00.05.55.6497, tentang Bahan Kemasan Pangan, Tahun 2007.
C
Permenkes Nomor 492/Menkes/PER/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
s
a
n
d
b
u
u
p
d
w
b
n
g
d
d
t
d
u
u
d
k
m
e
s
a
k