Anda di halaman 1dari 8

Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM

1
Interaksi Sistem
• Sebuah sistem tersusun dari beberapa subsistem yang antara subsistem
satu dengan subsistem lainnya saling berinteraksi.
• Unjuk kerja sistem secara keseluruhan dipengaruhi oleh unjuk kerja
masing-masing subsistem penyusunnya.
• Untuk memberi gambaran pengaruh interaksi di dalam suatu sistem,
perhatikanlah dua unit proses, yaitu satu reaktor katalitik dan sebuah alat
penukar kalor (HE) pada gambar berikut.
• Reaktor dan HE bekerja secara normal, jika masing-masing bekerja secara
terpisah. Unjuk kerja reaktor ditunjukkan dengan grafik hubungan antara
suhu masuk reaktor (T1) dengan suhu keluar reaktor (T2). Demikian juga
unjuk kerja HE ditunjukkan dengan hubungan antara suhu fluida dingin
keluar HE (T1) dengan suhu fluida panas masuk HE (T2).
• Grafik unjuk kerja kedua alat tersebut menunjukkan bahwa hubungan
antara T1 dan T2 masing-masing alat mengikuti pola tertentu sesuai dengan
yang digambarkan pada grafik.

2
Karakteristik unjuk kerja individual dari masing-masing komponen/alat (Rudd
dan Watson, 1968 dalam Mulyono dkk., 2017).

3
Interaksi Sistem (lanjutan)
• Reaktor dan HE kemudian dapat dirangkai untuk membentuk sebuah sistem dengan
tujuan untuk memanfaatkan panas yang dibawa oleh hasil keluaran reaktor untuk
memanaskan umpan masuk reaktor.
• Setelah penggabungan reaktor dan HE, sekarang suhu arus meninggalkan reaktor
menjadi sama dengan suhu masuk HE, karena peubah ini menjadi satu dan sama.
• Begitu pula suhu arus keluar HE harus sama dengan suhu masuk reaktor.
• Jika kurva unjuk kerja kedua subsistem atau alat itu digrafikkan pada satu gambar,
ditunjukkan bahwa ada 3 (tiga) titik yang memenuhi keadaan ini. Titik paling bawah
(titik 1) yaitu saat sistem tidak bekerja dan titik paling atas (titik 3) yaitu saat sistem
bekerja dengan mantap, merupakan keadaan yang stabil. Titik 2 yaitu titik tengah,
merupakan kondisi yang tidak stabil dan sistem tidak akan pernah mantap pada
kondisi operasi itu. Jika pada sistem terjadi gangguan-gangguan kecil, maka kondisi
operasi sistem akan menuju ke titik 1 atau 3 tergantung pada perubahan yang terjadi.
Misalnya kalau perubahan terletak di atas titik 2 maka keadaan operasi stabil akan
menuju ke titik 3, begitu juga sebaliknya. Jika perubahan terletak di bawah titik 2,
maka keadaan operasi stabil menuju ke titik 1.

4
Unjuk kerja sebuah sistem yang tersusun dari 2 komponen/alat (Rudd dan
Watson, 1968 dalam Mulyono dkk., 2017).
QEV = panas penguapan refrijeran di evaporator, QKO = panas pengembunan
refrijeran di kondenser, W = kerja/tenaga kompresor.

Sistem pendingin kompresi uap mekanik (Mulyono dkk., 2017)


Interaksi Sistem (lanjutan)
• Untuk lebih memperjelas gambaran interaksi antar komponen dalam sebuah sistem,
perhatikanlah sistem pendingin udara yang paling banyak digunakan untuk pendingin
ruang kerja seperti dilukiskan pada gambar berikut.
• Sistem pendingin udara tersebut disebut mechanical vapor compression system
(sistem kompresi uap mekanik) yang terdiri atas evaporator, kondensor, kompresor,
katub ekspansi, dan di dalamnya mengalir fluida kerja berupa refrijeran.
• Pada sistem pendingin tersebut tampak jelas bahwa alat yang satu mempunyai
interaksi dengan dua alat di sebelahnya. Misalnya, evaporator berinteraksi dengan
katub ekspansi dan kompresor. Jika tekanan refrijeran yang mengalir dari katub
ekspansi tidak sesuai dengan kondisi operasi yang ditetapkan di evaporator, maka
suhu penguapan refrijeran di evaporator akan berubah dan akibatnya suhu udara yang
dihasilkan untuk keperluan pendinginan ruang kerja juga berubah. Jika suhu uap yang
mengalir dari evaporator ke kompresor naik dari suhu yang ditetapkan, maka beban
kompresor untuk menaikkan tekanan uap tersebut juga naik. Demikian pula kondensor
berinteraksi dengan kompresor dan katub ekspansi, karena variabel keluaran
kompresor menjadi input ke kondensor dan variabel keluaran kondensor menjadi input
bagi katub ekspansi.

7
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai