Oleh:
IR. SUGIYANTO, M.T
1
REFERENSI:
1. FUNDAMENTALS of ENGINEERING
THERMODYNAMICS
Michael J. Moran
Howard N. Shapiro
2
BAB I KONSEP DASAR TERMODINAMIKA
Termodinamika adalah ilmu yang membahas tentang
hubungan (pertukaran) antara energi panas dengan energi
mekanik (kerja). Hubungan tersebut diformulasikan ke dalam
empat hukum dasar termodinamika, yaitu:
1. HUKUM TERMODINAMIKA ZERO (ZEROTH LAW)
2. HUKUM TERMODINAMIKA PERTAMA (FIRST LAW)
3. HUKUM TERMODINAMIKA KEDUA (SECOND LAW)
4. HUKUM TERMODINAMIKA KETIGA (THIRD LAW)
&
A B B C A C
Jika A dan C mempunyai keseimbangan panas dengan B,
maka temperatur A sama dengan B. 4
Energi panas tidak dapat dikonversi secara keseluruhan
menjadi energi mekanik oleh sebuah MESIN ENERGI,
karena sebagian energi panas pada temperatur rendah
harus dibuang ke sekelilingnya.
Sebagian energi panas yang tidak dapat dikonversikan
menjadi energi mekanik diukur dengan nilai ENTROPI.
Bagian energi panas yang dapat dikonversikan menjadi
energi mekanik disebut ENERGI atau KERJA.
SISTEM TERMODINAMIKA
Dalam termodinamika, benda kerja disebut dengan sistem
dan dipakai untuk menunjukkan batasan benda kerja
dalam permukaan tertutup dengan sekelilingnya.
5
Istilah permukaan tertutup dapat berupa permukaan
tertutup khayalan (imaginary) atau tertutup sebenarnya.
silinder Udara dikompresi di dalam silinder:
dalam hal ini sistem adalah udara yang
udara dikompresi dan permukaan tertutup
adalah silinder (tertutup sebenarnya).
1) SISTEM TERBUKA
yaitu sistem yang dapat berubah baik massa dan energi
(panas dan kerja) dengan sekelilingnya. Massa sistem tidak
konstan, hal tersebut terjadi pada jenis sistem yang mengalir.
min mout
7
Contoh sistem terbuka: Boiler, turbin, heat exchanger, pompa
air. Fluida (sistem) mengalir dan panas atau kerja dihasilkan
atau diberikan ke sistem.
batasan
Fluida
masuk
Kerja (W)
SISTEM TERBUKA turbin
Fluida
keluar
lingkungan
SISTEM KHUSUS
1. Sistem Adiabatik: tidak terdapat panas yang dikeluarkan
atau diterima sistem dari atau terhadap sekelilingnya. Hal
ini terjadi, karena sistem diisolasi sempurna.
Contoh: termos air panas.
2. Sistem Homogen: sistem terdiri dari phase tunggal.
Contoh: campuran udara dengan uap air.
3. Sistem Heterogen: sistem terdiri dari dua atau lebih phase.
Contoh: campuran air dengan uap air, es dan air dengan
oli, air dan minyak.
10
TUGAS – KERJAKAN DI KELAS
Klasifikasikan peralatan di bawah ini, apakah bekerja
dengan sistim terbuka atau tertutup dan berikan alasannya.
(1) Refrigerator,
(2) Kipas angin (Fan),
(3) Thermometer di dalam mulut,
(4) Kompresor udara,
(5) Radiator mobil.
11
SISTEM SATUAN
SATUAN DASAR:
SISTEM INTERNASIONAL (S I)
NAMA UNIT DIMENSI SIMBOL
massa kilogram M kg
panjang meter L m
waktu detik (second) t s
SATUAN TURUNAN:
NAMA UNIT SIMBOL DIMENSI SATUAN
gaya kgm/s2 N MLt-2 Newton
kecepatan m/s - Lt-1 -
percepatan m/s2 - Lt-2 -
density kg/m3 - ML-3 -
tekanan kgm/s2/m2 (N/m2) Pa ML-1 t-2 Pascal
energi kgm2/s2 (Nm) J ML2t-2 Joule
daya kgm2/s3 (J/s) W ML2t-3 Watt 12
AWALAN SISTEM SATUAN S I:
FAKTOR SATUAN SIMBOL
1012 Tera T EKIVALEN SATUAN:
109 Giga G N/m² Pascal (Pa)
106 Mega M kgm/s² Newton (N)
10³ Kilo k Nm Joule (J)
10² Hekto h Nm/s Joule/s (J/s)
101 Deka da Joule/s Watt (W)
10-1 Desi d 1 cm³ 1 cc
10-2 Centi c 103 N/m2 1 kPa
10-3 Mili m 105 N/m2 1 bar
10-6 Mikro µ 106 N/m2 1 Mpa
10-9 Nano n 100 kPa 1 bar
10-12 Piko p
13
KOORDINAT DAN KEADAAN SISTEM
Pada pembahasan termodinamika: volume (V), temperatur
(T), tekanan (p), kerapatan (density) ρ dan lain-lain disebut
sebagai koordinat sistem.
Contoh: gas di dalam tangki mempunyai koordinat sistem
volume (V), temperatur (T) dan tekanan (p).
Keadaan sistem tergantung pada koordinat sistem (V, T, p ),
bila koordinat sistem berubah maka keadaan sistem juga
akan berubah.
Dalam termodinamika, besaran sistem adalah:
1. Besaran extensif: dipengaruhi oleh massa atau mole sistem,
contoh: volume, kapasitas panas, kerja dan lain-lain.
2. Besaran intensif: tidak dipengaruhi massa atau mole sistem,
contoh: tekanan, temperatur, kerapatan dan lain-lain.
14
Untuk menentukan besaran intensif atau extensif dapat
digunakan pemisahan sistem atau gas menjadi dua bagian
sama besar dari keadaan sistem tersebut.
Sistem (gas)
m ½m ½m Besaran
V ½V ½V extensif
T T T
p p p Besaran
intensif
ρ ρ ρ
V m3 ft 3
v ;
m kg lb
16
2. Volume spesifik molar
Volume spesifik molar (molal spesific volume) v* adalah
perbandingan antara volume (V) dengan jumlah mole (n)
dari sistem.
besaran extensif
Nilai spesifik molar sistem
jumlah mole sistem
volume
(V)
V m3 ft 3
v* ;
mole
(n)
n kg mole lb mole Tabung
V (V ) BM
Sehingga v* m m
BM
V
Sedangkan v
m
Jadi, v* BM (v)
18
3. Kerapatan massa
Kerapatan massa (density), ρ adalah perbandingan antara
massa (m) dengan volume (V) dari sistem.
m kg lb V 1
3 ; 3 Sedangkan, v
V m ft m v
V BM BM
v*
m
v*
v* BM (v)
Kerapatan massa ρ (rho) merupakan kebalikan dari volume
spesifik (v) dari sistem.
Variasi density gas terhadap tekanan dan temperatur,
Tekanan naik density naik
Temperatur naik density turun.
Untuk solid atau liquid bertekanan, density hampir konstan.
19
4. Spesifik Gravity
Spesifik gravity (SG) adalah perbandingan antara density
sistem dengan density pembanding. Nilai density pembanding
untuk liquid adalah air pada temperatur 40C (1000 kg/m3) dan
untuk gas adalah density udara (28,94 kg/m3)
sistem
Untuk liquid SGsistem
H 2O
Dari nilai SG dapat diketahui benda kerja (sistem)
mengapung di dalam air, jika nilai SG < 1.
NAMA LIQUID SPESIFIK GRAVITY
Air 1,0
Nilai Spesifik gravity Darah 1,05
dari beberapa liquid Air laut 1,025
Bensin 0,70
Es krim 0,92 20
5. Berat spesifik (Spesific Weight)
Berat spesifik adalah perbandingan antara berat (W) dengan
volume (V) dari sistem.
W N N
sistem 3
sistem g 3
V m m
Notasi (g) adalah gravitasi bumi .. m/s2
kg m N
sistem g 3 x 2 3
m s m
21
CONTOH SOAL: KEADAAN SISTEM
silinder
Silinder mempunyai volume, V = 0,6 m³ berisi O2
(oksigen) dengan massa = 4 kg. Tentukan a) volume
V= 0,6 m3
spesifik, b) volume spesifik molar, c) jumlah mole
O
2 dan d) density O2 di dalam silinder
m = 4 kg PENYELESAIAN: a) Volume spesifik,
V 0,6 m3
v 0,15
m 4 kg
b) Volume spesifik molar, v* = BM (v) BM O2 = 16 (2) = 32
m3
v * 32 0,15 4,8
kg mole
m 4
c) Jumlah mole, n 0,125 kg mole
BM O 2 32
1 1 kg
d) Density, 6,666 3 22
v 0,15 m
6. Tekanan (pressure), p
Bila permukaan suatu zat (padat, cair dan gas) menerima
gaya luar, maka bagian permukaan zat yang menerima gaya
tegak lurus mengalami tekanan.
Tekanan adalah gaya tegak lurus (F) pada permukaan dibagi
luas penampangnya (A).
F kg N b lb
p gh 2
; 2
; 2
; 2
A cm m ft in
Tekanan pengukuran
(manometer)
24
Grafik perbandingan Tekanan atmosfer,
absolut dan pengukuran
di atas tekanan atmosfer
pgauge
Tekanan atmosfer patm
pabs
pvak
Pabs = Patm + Pgauge
patm patm
pabs
Pabs = Patm - Pvak
Masuk
PENYELESAIAN:
Sisi masuk, tekanan kerja di
bawah tekanan atmosfer:
Keluar
Pabs = Patm – Pgauge = 14,7 – 9
= 5,7 psia
26
Tekanan atmosfer absolut (Pata) adalah tekanan atmosfer
rata-rata pada barometer di atas permukaan air laut, yaitu
pada ketinggian, h = 760 mm = 0,76 m kolom air raksa (Hg)
Pata = ρ g h
Density Hg, ρ = 13,596 kg/dm³ = 13,595 x 103 kg/m³
Pata = 13,595 x 103 x 9,81 x 0,76 = 101325 N/m2 = 101,325 kPa
Satuan atmosfer absolut standar:
1 ata = 101325 Pa = 101,325 kPa = 1,01325 bar
Tekanan atmosfer manometer atau atmosfer teknik:
kg kg
1 atm 1 2 10.000 2 Density Hg = 0,013595 kg/cm³
cm m
1 ata = 0,013595 kg/cm³ x 76 cm = 1,0332 kg/cm²
B0 kg
p 2
735,6 cm
28
Untuk kondisi tekanan yang rendah, pengukuran dapat
menggunakan tinggi kolom air. Tinggi kolom air adalah
13,595 kali lebih besar dari tinggi kolom Hg.
1 mm Hg = 13,595 mm H2O
Sehingga: 1 ata = 760 mm Hg
= 13,595 x 760 = 10.332 mm H2O
= 10,332 m H2O
30
CONTOH SOAL: TEKANAN ABSOLUT
Tekanan steam boiler di manometer menunjukkan 8 kg/cm².
Tentukan tekanan absolut steam jika pada barometer di
ruangan menunjukkan tinggi kolom 700 mm Hg pada t = 25°C.
PENYELESAIAN:
Tekanan barometer pada t = 0°C adalah:
B0 = B (1 – 0,000172 t)
B0 = 700 (1 – 0,000172 x 25) = 697 mm Hg
B0 697
Tekanan udara atmosfer: p
735,6 735,6
697
Tekanan absolut steam: p 8 8,947 ata
735,6
31
7. Temperatur (T)
Terdapat besaran temperatur menurut skala, yaitu:
KELVIN, CELCIUS, RANKINE dan FARENHEIT.
Skala temperatur mutlak ada dua macam yaitu:
Dalam satuan internasional:
Tabs = 273 + T 0C …. (K) Kelvin
Dalam satuan British (imperial):
Tabs = 460 + T 0F … (0R) Rankine
Hubungan antara skala temperatur K, 0C, 0R dan 0F:
0
R 0
F K C
0
492 32 273 0
Titik beku (ice point)
0 - 460 0 - 273
Nol absolut (absolute zero) 32
Konversi nilai temperatur
1. 0°C = 32°F = 273K = 492°R 3. K = 0C + 273 K
2. 100°C = 212°F = 373K = 672°R 4. R = °F + 460 R
5 5
0 5 0
9
T C T F 32 0
0 5
200 F (200 32) 93,3 C
9
0
9 5
0
R (K ) 492 R (492) 273 K
0
5 9
5 0 9
K ( R) 373 K (373) 672 0 R
9 5 33
TUGAS (HOME WORKS)
1) Sebuah Tabung, volume 15 ft³ berisi Nitrogen dengan
massa = 10 lbm. Hitung volume spesifik, volume spesifik
molar, jumlah mole dan density nitrogen di dalam tabung
dalam satuan Brithis dan SI.
2) Kompresor udara beroperasi pada tekanan keluar = 4
kg/cm² gauge, hitung tekanan absolutnya, jika tekanan
barometer di ruangan = 720 mmHg, 30°C.
3) Di Indonesia, temperatur udara lingkungan = 35°C,
nyatakan temperatur tersebut dalam satuan °F, K dan °R.
4) Temperatur air = 167°F, nyatakan temperatur tersebut
dalam satuan °C, K dan °R.
5) Temperatur gas = 636°R, nyatakan temperatur tersebut
dalam satuan °F, °C dan K.
34
BAB II. HUKUM DASAR TENTANG GAS
Hubungan variabel perubahan keadaan gas/zat yang meliputi
tekanan (p), volume (V) dan temperatur (T), dipengaruhi oleh
sifat gas itu sendiri.
Persamaan keadaan gas adalah hubungan variabel keadaan
(p, V , T) dengan massa (m) gas.
PERSAMAAN KEADAAN GAS IDEAL
(GAS SEMPURNA)
Dalam termodinamika, gas yang dipergunakan sebagai benda
kerja dianggap bersifat sebagai gas ideal. Hal ini disebabkan
sifat gas ideal hanya berbeda sedikit dari sifat gas sebenarnya.
Gas ideal adalah gas yang tenaga ikat molekul-molekulnya
dapat diabaikan. Jadi setiap gas, jika tenaga ikat molekul-
molekulnya dapat diabaikan tergolong dalam gas ideal.
35
Persamaan gas ideal untuk setiap satuan massa (m):
pv=RT
Keterangan:
p: Tekanan absolut (N/m2) ; (lb/in2) ; (kg/m2)
v: volume spesifik (m3/kg) ; (ft3/lb)
R: Konstanta gas (joule/kg K) ; (ft.lb/lbm 0R)
T: Temperatur absolut (K) ; (0R)
m p v = m R T sedang, m v = V
pV=mRT
V : volume gas sebenarnya (m3); (ft3)
m : massa gas (kg) ; (lbm) 36
Persamaan gas ideal untuk setiap satuan mole:
p v* = Ro T
Jika jumlah mole (n) diperhitungkan, persamaan gas ideal:
n p v* = n Ro T sedang, n v* = V
p V = n Ro T
3
N m
1,01325 x 105 2 22,4
m kg mole Nm
R0 8314
273K kg mole K
ft lb
R0 1545
lbm mole 0 R
39
CONTOH TABEL HARGA R BEBERAPA GAS
Gas Berat R (kgm/kg K) R (ft-lb/lbm °R)
molekul
Udara 28,9 29,77 53,35
CO2 44 19,25 35,12
H2 2 420,7 766,5
N2 28 30,26 55,15
O2 32 26,5 48,3
Helium He 4 212 386,3
Amoniak NH3 17 49,76 90,77
Methane CH4 16 52,9 96,4
p (2) 10332 42
2. Sebuah Tabung kapasitas = 100 liter diisi oksigen sampai
tekanan 40 ata dan temperatur = 20°C. Hitung massa oksigen
dalam tabung
Tabung,
PENYELESAIAN:
O 2 Gas oksigen, R = 26,5 kgm/kg °K (lihat tabel)
m = ? kg Hubungan R dan RO:
p = 40 ata
R0 848 kgm
T = 20 0C
R 26,5 Sama dengan
BM O2 32 kg K harga di tabel
T = 20 + 273°K = 293 K
V = 100 lt = 100 dm3 = 0,1 m3
P = 40 ata = (40) 10.332 kg/m²
Massa oksigen dalam tabung,
p V 40 (10332) (0,1)
m 5,322 kg
RT 26,5 (293)
43
3. Massa gas Nitrogen (N2) = 11,2 kg dicampur dengan 8 kg
gas Oksigen (O2) dan dijaga pada temperatur 250 C, tekanan
1,5 bar. Tentukan tekanan parsial dari kedua gas dan tentukan
volume campuran gas tersebut.
N2 + O2 PENYELESAIAN: T = 250C = 298K, P
= 1,5 bar = 15000 kg/m2
p = 1,5 bar
m 11,2
T = 25 0C
Jumlah mole N2: n 0,4 kg mole
BM N 2 28
V= ?
m 8
Jumlah mole O2: n BM 32 0,25 kg mole
O2
kgm
RO 848
kgmole K
1. PROSES ISOTHERMIS/ISOTHERMAL
2. PROSES ISOMETRIC/ISOCHORIC
3. PROSES ISOBARIC
4. PROSES ADIABATIC/ISENTROPIC
49
1. PROSES ISOTHERMIS/ISOTHERMAL
Perubahan keadaan gas pada temperatur konstan
p
Diagram p–v
Gas dimasukkan ke dalam silinder torak.
Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke
2
p2 keadaan 2 dengan menekan torak.
T=konstan Temperatur gas dijaga konstan dengan
cara mendinginkan/memanaskan silinder.
1
p1 Persamaan gas ideal, p v = R T
v
v2 v1 Untuk T konstan, maka p v = konstan
p1 v 1 = p 2 v 2
gas
2 1
p1 v2 v1 p2
Atau,
p2 v1 v2 p1
50
2. PROSES ISOMETRIC/ISOCHORIC
Perubahan keadaan gas pada volume konstan.
p Diagram p-v Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke
keadaan 2 dengan memanaskan silinder,
p2 2 torak ditahan supaya tidak bergerak
sehingga volume gas dalam silinder
P1 1
tetap/konstan dan tekanan naik.
v
0 Persamaan gas ideal, p v = R T
v = konstan
Untuk v konstan, maka:
gas P R
C C: konstan
T v
p1 p2 p2 T2 p1 T1
Jadi,
T1 T2 p1 T1 p2 T2 51
3. PROSES ISOBARIC
Perubahan keadaan gas pada tekanan konstan.
p Diagram p-v Keadaan gas dirubah dari keadaan 1 ke
keadaan 2 dengan memanaskan silinder,
1 P1 = P2 2
torak dibuat bebas bergerak sehingga
tekanan gas dalam silinder dijaga konstan.
v
v1
v2
Persamaan gas ideal p v = R T
Diagram p 2 p 2 p
1 2
p–T
1
1 T T T
Diagram v v v
2 2
v-T 1 2
1 T 1 T
T
54
CONTOH SOAL: PERUBAHAN PROSES GAS
1. Silinder tertutup, volume = 2 m³ berisi oksigen, temperatur
awal = 40°C dan tekanan = 60 ata. Hitung jumlah mole dan
massa O2 dalam silinder. Jika temperatur oksigen dinaikkan
menjadi 400°C, hitung tekanan akhir oksigen di silinder.
PENYELESAIAN:
Silinder V = 2 m3, T1 = 40°C + 273 = 313 K
oksigen,O2 p1 = 60 ata = 60 (1,01 x 105) = 60,6 (105) N/m²
V = 2 m³
p1 = 60 ata Dari persamaan gas ideal per satuan mole,
T1 = 400C p v* = R0 T
m=? Volume spesifik molar:
RO T 8314 (313) m3
v * 0,43
p 60,6 x 10 5
kg mole
55
V 2
Jumlah mole, n 4,65 kg mole
v * 0,43
56
2. Gas ideal 4 lbm mole, p = 50 ata dan V = 30 ft3, dipanaskan
pada proses isometric sehingga tekanan naik menjadi 2 kali
tekanan awal. Kemudian gas diekspansikan secara isothermal
sehingga kembali ke tekanan awal, selanjutnya gas dikompresi
secara isobaric dan kembali ke volume awal. Gambarkan
diagram p - v dan p – T serta v – T. Hitung temperatur akhir
pada proses isometric
PENYELESAIAN:
Proses 1 – 2: isometric, 2 – 3: isothermal, 3 – 1: isobaric
p p v
2
p2 = 2p1 2 p2 = 2p1 v3 3
1 3 1
p1 = p3 1 3 p1 = p3 v1 = v 2 2
v T T
0 v1 = v 2 v3 0 T1 T2 = T 3 0 T1 T2 = T 3
Diagram p -v Diagram p -T Diagram v -T
57
b b
1 2 144 2 1 atm = 14,7 lb/in² = 14,7 (144) ℓb/ft²
in ft
p1 = 50 ata = 50 (14,7) (144) = 105840 ℓb/ft²
p
p1 V1 105840 (30)
p2 = 2p1 2 T1 514 0 R
n RO 4 (1545)
1 3
p1 = p3 Proses: 1 – 2 adalah isometric, V1 = V2
v
0 v1 = v 2 v3 dan p2 = 2 p1
Diagram p -v
p1 T1 p2 2 p1 T1
T2 T1 2 T1
p2 T2 p1 p1
Jadi, T2 = 2 (514°R)
= 1028°R = 568°F = 298°C
58
3. Sebuah silinder berisi udara dan tekanan dijaga konstan.
Bila volume udara bertambah dari 150 ft3 menjadi 250 ft3
dan temperatur awal = 120°F, hitung temperatur akhir
udara di dalam silinder.
Silinder
PENYELESAIAN:
T1 = 120°F = 120 + 460°R = 580°R
V1 = 150 ft³
V2 = 250 ft³ V1 = 150 ft3 , V2 = 250 ft3
p = tetap
V1 T1
T1 = 120 F
0
Proses tekanan konstan:
V2 T2
T2 = ?
p1 V1 p1 V1 p1 6 kg
p2 p2 2 2 absolut
V2 3V1 3 3 cm
60
TUGAS (HOME WORK)
d = 5 mm
1. Volume bola (bulb) = 50 cm³ pada kondisi awal
6 cm
bola dan kapiler berisi udara tekanan = 760 mm Hg.
Selanjutnya air raksa dimasukkan dari bawah bola
30 cm
sehingga mengurung udara pada ujung pipa kapiler
sepanjang 6 cm. Jika proses berlangsung pada
temperatur konstan, hitung tekanan udara yang
50 cm3
terkurung pada kapiler bagian atas.
61
CAMPURAN GAS
Komposisi campuran beberapa gas dapat ditentukan
berdasarkan massa atau volumenya. Persentase komponen
gas (g) berdasarkan massa adalah:
m1 m2 m3 mn
g1 ; g2 ; g3 ; gn
m m m m
Keterangan:
m1 … mn = massa komponen masing-masing gas
m = massa total campuran gas
Total komponen gas g1+ g2 + g3 +…. + gn= 1
V BM BM
v*
m
v*
v* BM (v)
m
dari maka m V
V
Persentase komponen gas
mi i Vi BM i Ri
gi ri ri
m V BM R
R: Konstanta gas (joule/kg K) ; (ft.lb/lbm 0R)
63
CONTOH SOAL: CAMPURAN GAS
Persentase komponen gas buang dari Generator: H2 = 18%,
CO = 24%, CO2 = 6% dan N2 = 52%. Tentukan % massa
masing-masing komponen gas, tentukan tekanan parsial
masing-masing gas jika tekanan gas campuran = 760 mm Hg
PENYELESAIAN:
Berat molekul (BM) campuran gas
= (0,18) 2 + (0,24) 28 + (0,06) 44 + (0,52) 28 = 24
BM total 24 kg
Density campuran gas: 1,07 3
v* 22,4 m
Persentase (%) massa masing-masing komponen gas:
BM H 2 2
gH 2 rH 2 (0,18) 0,015 1,5 %
BM total 24
64
BM CO 28
g CO rCO (0,24) 0,276 27,6 %
BM total 24
BM CO 2 44
g CO 2 rCO 2 (0,06) 0,109 10,9 %
BM total 24
BM N 2 28
gN2 rN 2 (0,52) 0,6 60 %
BM total 24
V2
1
sistem
V
2 2
m V dV m V2 V1
1
2
Energi kinetik, Ek = ½ m V2
ENERGI KINETIK
Energi kinetik dipengaruhi oleh faktor kecepatan dari sistem.
Perubahan energi kinetik, ΔEk = ½ m (V22 - V12)
67
ENERGI POTENSIAL
Energi potensial dipengaruhi oleh faktor ketinggian atau
elevasi dari sistem.
z z
1
2 2
m V22 V12 R dz m g dz
2 z1 z1 R
z2
z2
m g dz mg z z1
z
2 mg
z1
z1
bumi
z2
1
2
m V22 V12 m g z 2 z1 R dz
z1
Q 72
pV =
1,5 pV1,5 = konstan p1 V11,5 p2 V21,5
konstan
1, 5 1, 5
V1 0,1 5 N
p2 p1 3 1,06 bar 1,06 x10 2
Area = kerja V2 0,2 m
270.000
1 hp hr 632 kcal
427 75
Sedangkan satuan energi listrik (kWh), yaitu daya setiap
kW dalam waktu 1 jam.
1 Nm/s = 1 Watt
1 hp = 75 kgm/s = 75 (9,81 m/s²) = 736 Watt
1 hp = 0,736 kW
367.200
1 kWh 860 kcal
427
76
KONVERSI DARI HORSEPOWER MENJADI WATT
Daya kuda atau tenaga kuda adalah unit pengukuran daya
yang setara dengan 736 hingga 746 Watt.
Definisi daya kuda bervariasi tergantung aplikasinya:
Daya kuda mekanis/hidrolik (mechanical horsepower)
adalah nilai yang besarnya setara 550 kaki-pound per detik
(ft-lb/s) atau setara dengan 746 Watt.
Untuk motor listrik, satu daya kuda setara dengan 746 Watt.
Angka yang tertulis pada label merupakan daya output,
bukan daya input.
77
CONTOH SOAL:
1. Dalam uji coba mesin, uap mengandung panas 70 kcal/kg.
Mesin uap menghasilkan kerja 150 hp dan mengkonsumsi
uap sebesar 1.400 kg/hr. Tentukan ekivalen panas dan kerja
dalam uji coba mesin uap tersebut.
150 hp
PENYELESAIAN:
Mesin uap
Jumlah panas yang dikonversi
menjadi kerja setiap jam:
1.400 kg/hr
Q = 70 (1.400) = 98.000 kcal
Kerja mesin uap dalam waktu yang sama: W = 150 hp - hr
W = 150 x 75 x 60 x 60 = 40.500.000 kgm
1 W 40.500.000 kgm
Ekivalen panas dengan kerja: 413
A Q 98.000 kcal
Hasilnya: 1 kcal hanya menghasilkan kerja 413 kgm,
karena terdapat panas yang hilang oleh radiasi. 78
2. Pembangkit tenaga listrik mengkonsumsi bahan bakar
batubara 20 ton setiap 6 jam, 1 kg batubara menghasilkan
panas 7.000 kcal. Tentukan daya listrik yang dihasilkan jika
hanya 20 % panas yang dikonversi menjadi energi listrik.
PENYELESAIAN: Batubara 20 ton = 20.000 kg
Jumlah panas yang dikonversi menjadi energi listrik
setiap 6 jam dan efisiensi 20%:
Q = 20.000 x 7000 x 0,2 = 28.000.000 kcal
Q 28.000.000
W 32.560 kWh 1 kWh = 860 kcal
860 860
Rata-rata energi listrik yang dibangkitkan setiap jam:
32.560 kwh
N 5.420 kW
6h 79
KERJA/ENERGI (W)
Kerja adalah perkalian antara gaya dengan jarak lintasannya.
P Kerja, dW = F ds
1
F: gaya (N; lb), ds: lintasan (m; ft )
F = A p p: tekanan pada piston.
2
Jadi, dW = p A ds, sedangkan
V
V1 dV V2 A ds = dV
F
dV : perbedaan volume
ds
F Kerja total, dW = p dV
Diagram p - v, kerja gas V2
dalam Silinder
W p dV (Nm ; Joule)
V1
81
KERJA PADA PERUBAHAN PROSES GAS
1. Kerja proses temperatur konstan (isothermal )
P Sistem berubah dari keadaan 1 ke keadaan 2
1
pada temperatur konstan, T1 = T2
P1 T=C
Persamaan gas ideal setiap satuan massa:
2
P2 RT
pv=RT p
v
v
v1 v2
v2
p1 v2
w p1 v1 ln p1 v1 ln
p2 v1 83
2. Kerja pada proses tekanan konstan (isobaric)
P
Sistem berubah dari keadaan 1 ke keadaan 2
1 P1 = P2 2 dengan tekanan konstan, p1 = p2 = p
Persamaan gas ideal setiap satuan massa:
pv = RT
v2 v p v1 = R T1 , p v2 = R T2
v1
w p dv p ( v2 v1 )
v1
b Tekanan akhir,
p1 1551 2
in p1 V1 223387 (0,3) b
p2 446774 2
b V2 0,15 ft
p2 3102 2
in
446774 b
p2 3102 2
144 in
87
2. Silinder torak vertikal dilengkapi dengan resistor elektrik
berisi udara. Massa torak = 45 kg, luas penampang = 0,09 m2.
tekanan udara atmosfer = 1 bar absolut. Saat resistor diberi
arus, volume udara mengembang 0,045 m3 dan tekanan udara
konstan. Massa udara = 0,27 kg dan energi dalam spesifik naik
42 kJ/kg. Kondisi torak pada saat awal dan akhir adalah diam.
Tentukan panas yang ditransfer oleh resistor jika sistem terdiri
a) hanya udara dan b) udara dan torak.
PENYELESAIAN:
torak
torak Patm = 1 bar Batas
Batas mt = 45 kg sistem
sistem At = 0,09 m2
udara resistor udara
V2 – V1 = 0,045 m3
ma = 0,27 kg
a
Δua = 42 kJ/kg b
88
Proses tekanan konstan dan sistem tertutup, maka:
a) Jika hanya udara sebagai batas sistem
(ΔEk) + (ΔEp) + (ΔU) = Q – W Q = W + ΔUa
V2
Q = W + (ΔU)a + (ΔEp)t
b
90
Q = W + (ΔU)a + (ΔEp)t
V2
w p dv dv = 0 Jadi kerja, w = 0
v1
92
CONTOH SOAL: KERJA SATU SIKLUS
Proses motor bakar, volume spesifik bahan bakar di dalam
ruang bakar 2 m³/kg, tekanan awal p1 = 2 kg/cm² absolut,
bahan bakar dipanaskan secara isometric sehingga tekanan
menjadi 2p1 dan dibiarkan mengembang isothermal dan
tekanan turun ke p1, selanjutnya dikompresi secara isobaric
sehingga kembali ke kondisi awal. Gambarkan diagram p-v
dari proses tersebut dan hitung kerja bersih yang dihasilkan
setiap satuan massa.
p
2 PENYELESAIAN:
p 2
1 – 2 : proses isometric
2 – 3 : proses isothermal
p =p 1 3
1 3 3 – 1 : proses isobaric
v
Kondisi 1 – 2: proses isometric
v1 = v2 v3 v2 = v1 dan p2 = 2 p1
Diagram p – v:
dv = 0, Kerja w = 0 93
p
2
Kondisi 2 – 3: proses isothermal
p2
p2 v2 = p3 v3
p1 = p3 1 3 v1 = 2 m³/kg
p1 = 2 kg/cm²A
v =p320.000 kg/m²A
= p1 dan p2 = 2 p1.
v1 = v2 v3
Diagram p – v: Jadi, p2 = 2 p3 atau p3 = 0,5 p2
p 2 v2 p 2 v2
v3 2 v2 v 2 v 2(2) 4 m 3 / kg
p3 0,5 p2 3 2
p2 2 p1
Kerja setiap satuan massa: w p2 v2 ln w 2 p1 v1 ln
p3 p1
kgm
w (2) 20000 (2) ln 2 55450
kg 94
Kondisi 3 - 1: kompresi isobaric
p
p2 2 Kerja setiap satuan massa:
w = p1 (v1 – v3)
p1 = p3 1 3 w = 20.000 (2 – 4)
= - 40000
v kgm/kg Kompresi
v1 = v2 v3
Diagram p – v:
95
TUGAS (HOME WORK)
1. Satu kg udara berekspansi pada temperatur konstan =
100°C sehingga volume mengembang 5 kali dari volume
awal. Tentukan kerja ekspansi yang dihasilkan (kgm/kg)
dan hitung panas ekivalen (kcal/kg). Berikan asumsi
mengapa tekanan gas awal tidak diperhitungkan?
96
ENERGI DALAM (INTERNAL ENERGY )
Energi dalam (internal energy) U gas ideal hanya fungsi dari
temperatur.
du = cv dT
Dari hukum termodinamika I: dq = du + dw du = dq - dw
Proses 1: volume konstan
p 2 Proses 2: tekanan konstan
1
Untuk proses dengan volume konstan:
dv = 0, maka kerja, dw = 0
v
Jadi, du = dq = cv dT
Untuk proses dengan tekanan konstan: du = cp dT – p dv
4
a) Tentukan panas yang masuk ke sistem
1 melalui lintasan 1-4-2 jika sistem
v melakukan kerja 5 kJ.
b) Jika sistem berubah kembali dari keadaan 2 ke keadaan 1
melalui kurva lengkungan 2-1 dan sistem menerima kerja 10 kJ,
apakah sistem menerima/mengeluarkan panas dan tentukan
nilainya.
PENYELESAIAN: Sistem melalui lintasan 1-3-2, maka:
U2 – U1 = ΔU12 = Q – W
= 50 kJ – 20 kJ = 30 kJ
99
p 3
2 Jika sistem melalui lintasan 1-4-2, maka:
U2 – U1 = ΔU12 = Q – W
4 30 kJ = Q – 5 kJ
1
Q = 30 kJ + 5 kJ = 35 kJ
v
CATATAN:
Jika sistem menerima panas Q dan melakukan kerja
W, maka Q dan W bertanda positif. Sebaliknya jika
sistem menerima kerja W dan mengeluarkan panas
Q, maka Q dan W bertanda negatif.
101
CONTOH SOAL: KERJA DAN ENERGI DALAM
2. Sebuah silinder torak berisi 0,9 kg udara pada temperatur
300K dan tekanan 1 bar. Udara dikompresi sehingga tekanan
naik menjadi 6 bar dan temperatur 470K. Selama kompresi
terdapat panas yang hilang ke sekelingnya sebesar 20 kJ.
Tentukan kerja yang diperlukan selama proses.
PENYELESAIAN:
Keseimbangan energi sistem tertutup:
0,9 kg W (ΔEk) + (ΔEp) + (ΔU) = Q – W
udara
W = Q – ΔU = Q – m (u2 – u1)
Dari tabel sifat udara, T1 = 300K,
u1 = 214,07 kJ/kg
Dari tabel sifat udara, T2 = 470K,
u2 = 337,32 kJ/kg
102
Panas yang hilang ke sekelingnya
0,9 kg
udara
W
sebesar 20 kJ, Q = - 20 kJ
103
CONTOH SOAL: ENERGI DALAM DAN PANAS
Dua buah tangki dihubungkan dengan valve, tangki 1 berisi
2 kg gas CO, T1 = 770C dan p1 = 0,7 bar. Tangki 2 berisi 8 kg
gas CO juga pada T2 = 270C dan p2 = 1,2 bar. Jika valve
dibuka dan menerima energi panas dari sekelilingnya, maka
gas CO akan bercampur dan mencapai keseimbangan pada
temperatur 420C. Tentukan tekanan keseimbangan (bar) dan
panas yang ditransfer selama proses (kJ).
PENYELESAIAN: Persamaan gas ideal:
pV=mRT
Karbon
gas
CO
monoksida Volume gas CO tangki 1:
2 kg, 770C 8 kg, 270C
m1 RT1
0,7 bar 1,2 bar
V1
Tangki 1
p1
Tangki 2
m2 RT2
Volume gas CO tangki 2: V2
p2 104
T1 = 770C = 350K
Karbon
gas
CO
monoksida T2 = 270C = 300K
2 kg, 770C
0,7 bar
8 kg, 270C
1,2 bar
Tekanan keseimbangan:
mRT f
pf
Tangki 1 Tangki 2
Vf
Tangki 1 Tangki 2
Q = 37,25 kJ
Panas Q bertanda positif, mengindikasikan bahwa selama
proses, terdapat panas masuk ke sistem.
107
KAPASITAS PANAS (HEAT CAPACITY)
Bila pada suatu sistem (gas) diberikan panas dQ hingga
menaikkan temperatur sistem sebesar dT, maka perbandingan
panas dQ dengan kenaikan temperatur dT disebut kapasitas
panas dari sistem (C).
dQ dU dW
gas dT C
dT dT
dQ
dQ = m dq = m cp dT Q m c p dT
T1
cp
k k: konstanta adiabatic = 1,4
cv
cp – cv = R R: konstanta gas
cp R cv R
cp = R + c v k 1
cv cv cv
R
Sehingga: cv
k 1
kR
Dengan cara yang sama, didapat: cp
k 1 111
Tabel harga cp dan cv pada t = 15° sampai 20°C
cp cv
k = cp/cv
112
Tabel harga panas spesifik (cp dan cv)
udara pada temperatur berbeda
k = cp/cv
113
CONTOH SOAL: KAPASITAS PANAS
1. Sebuah tabung, V = 30 liter berisi udara dengan tekanan
2 kg/cm²A, temperatur = 30°C. Udara dipanaskan sehingga
tekanan naik menjadi 4 kg/cm²A, hitung panas yang harus
diperlukan selama proses (kcal).
Silinder
PENYELESAIAN: T1 = 30 + 273K = 303K
udara
Panas total yang diperlukan selama proses:
2 ata q = m cv (T2 – T1)
30°C Volume tabung tetap, jadi proses volume konstan:
p2 4
T2 T1 303 606 K 3330 C
p1 2
Untuk udara cv = 0,172 kcal/kg°C (lihat tabel).
114
Silinder
Persamaan gas ideal dengan
udara memperhitungkan massa:
2 ata
pV=mRT
30°C
Massa (m) udara dalam tabung:
p1 V 20000 (0,03)
m 0,0665 kg
R T1 29,77 (303)
Panas total yang diperlukan selama proses:
q = m cv (T2 – T1)
115
2. Pemanas udara beroperasi pada tekanan atmosfer dari
temperatur – 10°C sampai 50°C. Pemakaian air hangat untuk
memanaskan udara, aliran udara = 1.200 m³/jam. Hitung
panas yang diberikan per jam.
PENYELESAIAN:
Panas spesifik tekanan konstan (udara), cp = 0,24 kcal/kg°C.
Panas yang diperlukan setiap satuan massa udara:
q = cp (T2 – T1) = 0,24 { 50 – (-10)} = 14,4 kcal/kg
116
Density udara:
1 1 kg
1,075 3
v 0,93 m
117
PROSES ADIABATIK/ISENTROPIC
Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan, tidak
terdapat panas yang dikeluarkan atau diterima sistem dari
atau terhadap sekelilingnya (dq = 0). Hal ini terjadi,
karena sistem diisolasi sempurna.
P Diagram p-v Keadaan gas dirubah dari 1 ke keadaan
2 2 dengan menekan torak. Tidak terdapat
p2 pertukaran panas antara sistem dengan
adiabatic
sekitarnya.
1 Kejadian tersebut terjadi pada motor-
p1
motor bakar jenis diesel, pada akhir
V
V2 V1
kompresi, temperatur udara sangat
tinggi sanggup membakar bahan
bakar tanpa menggunakan bunga api.
gas
2 1 118
p Dari Hukum termodinamika I: dq = du + dw
2
p2
Proses adiabatic, dq = 0
p1 1 du = cv dT dan dw = p dv
v Jadi, 0 = cv dT + p dv
v2 v1
Persamaan gas ideal, p v = R T
1
RT
p
2 v
RT dT R dv
cv dT dv 0 ( :T cv ) 0
v T cv v
R R
ln T ln v C
cv T v cv
C 119
cp R c p cv
Dari, R = cp - cv dan k k 1
cv cv cv
R R
Sehingga, k 1 Atau, k 1
cv cv
R
k 1
Dari: T v cv
C maka, T v C
pv RT
Persamaan gas ideal, p v = R T T atau v
R p
k 1
pv p v v
untuk T C
R R
Jadi, p v k = C 120
k 1
RT RT
untuk v T C
p
p
1 k
Jadi, Tp k
C
Persamaan gas ideal untuk proses adiabatik/isentropic:
pvk = C
k 1
Tv C
1 k
Tp k
C
121
p UNTUK KEADAAN 1 DAN 2:
2
p2
p vk = C p1 v1k = p2 v2k
p1 1 k 1
p2 v1 v1 p2
k
v
v2 v1
p1 v2 v2 p1
1
2
k 1
T2 v1
Tv k 1
C
T1 v2
k 1 1
v1 T2 1 k
T2 T1 v2 v1
v2 T1 122
p UNTUK KEADAAN 1 DAN 2:
2
p2 1 k
1 k T1 p2 k
1 Tp k
C
p1 T2 p1
v
k 1
v2 v1
T2 p2 k
1 T1 p1
2 k 1 k
p2 k T2 k 1
T2 T1 p2 p1
p1 T1
Penyelesaian dengan menggunakan Tabel:
p2 pr 2
Simbol r adalah ratio
p1 pr1 123
KERJA PADA PROSES ADIABATIC/ISENTROPIC
p Dari hukum termodinamika I,
2
p2 dq = du + dw dq = 0,
maka:
dw = - du du = c dT v
p1 1
- w = u2 – u1 atau w = u1 – u2
v
v2 v1 T2
w cv dT cv T2 T1 cv T1 T2
1 T1
T2 v1
k 1
p1 v1 v1
k 1
Dari, w 1
T1 v2 k 1 v2
k 1
k 1
T2 p2 k
p1 v1 p2 k
Dari, w 1
T1 p1 k 1 p1
126
CONTOH SOAL: PROSES ADIABATIK/ISENTROPIC
1. Proses adiabatik, udara dipanaskan dari tekanan p1 = 1 bar,
T1 = 300K menjadi temperatur T2 = 650K. Tentukan tekanan
akhir p2 dengan menggunakan Tabel sifat udara, bandingkan
jika menggunakan persamaan adiabatik, (k = 1,39).
PENYELESAIAN:
Menggunakan Tabel sifat udara:
p2 pr 2 pr 2
p2 p1
p1 pr1 pr1
T1 = 300K pr1 = 1,386
T2 = 650K pr2 = 21,86
pr 2 21,86
p2 p1 1 15,77 bar
Diagram T - s pr1 1,386 127
Menggunakan persamaan adiabatik:
k
T2 k 1
p2 p1
T1
1, 39
650 1, 39 1
p2 1 15,81bar
300
128
2. Gas berekspansi adiabatic dari tekanan 6 ata menjadi 2 ata,
volume awal V1 = 0,5 m3 dan konstanta adiabatik, k = 1,335.
2
Persamaan ekspansi gas:
pV C
3
1 V 3
129
v2
p1
p
1
Kerja sistem , dW = p dv W
p dV
v1
v2 v2 2
2 dV 2
p2 2 W p1V1 3
2
p1V1 3
V 3
dV
v1 v1
v V 3
v1 v2
2
3
1
3
1
W 3 p1V1 V2 V1
3
2
1
Persamaan keadaan 1 dan 2:
2
5 2
2 2 2p1V1 6,06 x 10
3
p1 V1 p2 V2
3 3 V2 3 5
( 0,5 ) 3
p2 2,02 x 10
2
V2 1,89 , jadi V2 2,6 m 3
3
130
W 3 p1V1 V2 3 V1 3
p 2 1 1
1 3
p1
2 1 1
p2 2
W 3 6,06 x 10 0,5 2,6 0,5
5 3 3 3
v1 v2
v
W = 3 (6,06) 105 (0,63) (0,58)
2
= 6,643 (105) J
1
V1 = 0,5 m3 1
CARA LAIN: W ( p2V2 p1V1 )
V2 = 2,6 m3 k 1
1
W (2,02.105 x 2,6 6,06.105 x 0,5)
1,335 1
W = 6,633 (105) J
131
3. Pada langkah kompresi adiabatic mesin Diesel, udara
dikompresi dari tekanan 1 ata, temperatur 27°C menjadi
1/10 volume mula-mula. Tentukan: a) tekanan dan
temperatur akhir, b) kerja yang harus diberikan per satuan
massa udara.
p
2
PENYELESAIAN:
p2
Konstanta Adiabatic, k = 1,4
R udara = 29,77 kgm/kg °K
p1 1
p1 = 1 ata = 10332 kg/m²
v
v2 v1 T1 = 27 + 273K = 300K
1
Proses adiabtaic, p v k = C
2 a) p1 v1k = p2 v2k
1
v2 v1 p1 v1k = p2 ( 1/10 v1)k
10
132
p p1
2 p2 k
p1 10 k
p2
1
10
p1 1
kg
v
p2 10.332 (10 ) 259.528 2 25 ata
1, 4
v2 v1
m
T v k-1 = C T1 v1k-1 = T2 v2k-1
1
T1
2 T2 k 1
T1.10 k 1
1
10
T2 300. 101, 41 753K 480 0 C
b) Persamaan gas ideal per satuan massa:
p v = R T p1 v1 = R T1
133
R T1 29,77. 300 m3
v1 0,8644
p1 10332 kg
Proses Adiabatic, kerja Kompresi:
1
w ( p1v1 p2 v2 )
k 1
1 1
w p1 v1 p2 v1
k 1 10
1 1
w 10332 (0,8644) 259528 (0,8644)
1,4 1 10
w = 22327 kgm/kg – 56084 kgm/kg = - 33757 kgm/kg
135
2. Kompresor udara 2 tingkat beroperasi proses adiabatic dan
menggunakan pendingin (inter cooler). cp = 1,005 kJ/kg°K
dan cv = 0,717 kJ/kg°K. Tekanan hisap, PS = 98 kPa, tekanan
keluar, Pd = 8 bar = 800 kPa. Temperatur udara masuk, ti =
30°C, tekanan inter cooler, Pi = (ps pd) 0,5 Temperatur udara
keluar inter cooler = 30°C , Tentukan daya yang diperlukan
oleh kompresor per satuan massa udara, bandingkan bila
kompresor hanya terdiri dari 1 tingkat. (k = 1,4).
ps Udara Udara
keluar ps Udara
masuk Pd masuk
TS kompresor TS
Td
kompresor
1 2 1
H=U+pV
sedangkan p V = dW kerja sistem
Dari hukum termodinamika I, dQ = dU + dW
maka: dQ = dH Atau: Q = H2 – H1
Q + U1 = W + U2 atau U2 – U1 = Q - W 137
Pada proses tekanan konstan, W = p (V2 – V1)
Jadi, U2 – U1 = Q - p (V2 – V1)
(U2 + p V2 ) – (U1 + p V1) = Q
H2 – H1 = Q
Sedangkan, Q = Cp (T2 – T1)
Jadi, H2 – H1 = Cp (T2 – T1) joule, kcal, BTU
139
CONTOH TABEL ENTHALPY AIR - UAP
p ts vf vg uf ug hf hg
(bar) (0C) (m3/kg) (m3/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg) (kJ/kg)
0,006112 0,01 0,0010002 206,1 0 2375 0,0006 2501
1)
- - - - - - - -
1,01325 100 0,001044 1673 419 2507 419 2676
2)
- - - - - - - -
220 373,7 0,00269 0,00368 1949 2097 2008 2178
221,3 374,15 0,00317 0,00317 2014 2014 2084 2084
3)
T (0C) v (m3/kg)
v
0,3225 8,24
0,214
m3
200 0,2060 40 kg
215 v = ????
240 0,2275
143
ENTROPY
Definisi entropy: perbandingan antara panas yang ditransfer
selama porses dengan temperatur absolut sistem. Entropy akan
naik jika terdapat penambahan energi panas dan entropy
menjadi turun jika terdapat pengurangan energi panas.
dQ dQ
T
dS atau S
2 T rev . T rev .
T
1
Dari diagram entropy ( T – S ),
dQ luasan yang diarsir adalah:
s2
Q T dS
S
S1 dS S2 dQ = T dS
Diagram entropy s1
T2
Proses isometric: s s2 s1 cv ln
T
1
T2
Proses isobaric: s s2 s1 c p ln
T
1
Proses adiabatic: Δs = 0 s1 = s2
147
ENTROPY Proses sistem pada diagram T – S di
T Diagram T – S samping terdiri dari sepasang proses
1 TH 2 isothermal dan sepasang proses adiabatic.
Panas yang masuk ke sistem
Q1 - Q2
dinyatakan oleh luasan a – 1 – 2 – b – a
4
TC
3 sedangkan panas yang keluar dari
a b
S sistem adalah luasan a – 4 – 3 – b – a.
0 S1 = S 4 S2 = S 3
Sedangkan, S2 – S1 = S3 – S4
Q1 Q2 TH TC TC
Efisiensi thermis: t 1
Q1 TH TH
148
CONTOH SOAL: ENTROPY
1. Volume udara 0,05 m3 pada tekanan 8 bar dan temperatur
2800C berekspansi menjadi 8 kali dari volume awal dan
temperatur akhir = 250C. Hitung perubahan entropy udara
selama proses berlangsung, jika cp = 1,005 kJ/kgK dan
cv = 0,712 kJ/kgK
PENYELESAIAN;
T1 = 2800C = 553K Tekanan, p1 = 8 bar = 800 kN/m2
T2 = 250C = 298K
V1 = 0,05 m3, V2 = 8 x 0,05 = 0,4 m3
Konstanta udara, R = cp – cv = 1,005 – 0,712 = 0,293 kJ/kgK
Persamaan gas ideal, pV = m RT p1V1 = mRT1
p1V1 800 x0,05
Massa udara: m 0,24 kg
RT1 0,293 x553 149
Perubahan entropy setiap satuan massa (m):
T2 v2
s s2 s1 cv ln R ln
T1 v1
298 0,4
s2 s1 0,712 ln 0,293 ln
553 0,05
s2 – s1 = - 0,618 + 0,609 = - 0,009 kJ/kg
150
2. Hitung perubahan entropy dan panas yang dibuang
melalui dinding silinder, jika volume gas 0,4 m3 pada tekanan
10 bar dan temperatur 2000C. Selama proses berlangsung
dengan volume konstan, terdapat kehilangan energi dalam
(internal energy) dU = 380 kJ. (cp = 1,05 kJ/kgK dan
cv = 0,75 kJ/kgK.
PENYELESAIAN;
T1 = 2000C = 473K
p1 = 10 bar = 1000 kN/m2
V1 = 0,4 m3
Konstanta gas, R = cp – cv = 1,05 – 0,75 = 0,3 kJ/kgK
Persamaan gas ideal, pV = m RT p1V1 = mRT1
p1V1 1000 x0,4
Massa gas: m 2,82 kg
RT1 0,3 x 473
151
dU = m cv (T2 – T1) - 380 = 2,82 x 0,75 (T2 – 473)
1000,395 380
- 380 = 2,115 T2 – 1000,395 T2 293 K
2,115
153
TUGAS (HOME WORK)
Aliran massa air = 0,25 kg/s dipanaskan dari temperatur
300C menjadi 600C oleh gas panas yang masuk pada
temperatur = 1800C dan keluar 800C. Hitung aliran massa
gas, jika cp gas = 1,08 kJ/kgK. Tentukan perubahan
entropy air dan gas, jika cp air = 4,186 kJ/kgK.
154
BAB V PROSES POLITROPIC
Proses politropic adalah proses yang sebenarnya terjadi,
seperti pada mesin-mesin panas, kompresor, turbin dan lain-
lain. Pada proses politropic, panas spesifik konstan dan energi
berubah menurut hukum proses politropic.
Proses seperti isothermal, isometric, isobaric dan adiabatic
adalah merupakan keadaan istimewa dari proses politropic
dengan menganggap temperatur konstan, volume konstan,
tekanan konstan dan tidak terjadi pertukaran panas.
Persamaan gas ideal proses politropic: dq = cn dT
cn: panas spesifik proses politropic
Dari hukum termodinamika I, dq = du + p dv
Jadi, cn dT = cv dT + p dv (cn – cv) dT = p dv
p dv
Jadi, dT
cn cv 155
p dv Persamaan gas ideal , p v = R T
dT
cn cv pv p dv v dp
T dT
R R
p dv p dv v dp p dv v dp
cn cv
R
c n cv p dv
R
Atau: (cn – cv) (p dv + v dp) = R p dv, R = cp - cv
Jadi: (cn – cv) (p dv + v dp) = (cp - cv) p dv
cn p dv + cn v dp - cv p dv - cv v dp = cp p dv - cv p dv
Atau: cn p dv + cn v dp - cv v dp = cp p dv
Jadi: (cn – cv) v dp + (cn - cp) p dv = 0
Dibagi dengan (cn – cv)
156
Jadi, v dp
c n cp
p dv 0
c n cp
n (eksponen politropic )
cn cv cn cv
Jadi: v dp + n p dv = 0 dibagi dengan p v, maka:
dp dv
n 0 atau ln p n ln v Const.
p v
w p dv
Proses politropic, p v n = konstan
p1 v1 p2 v2
w
n 1
Persamaan gas ideal, p1 v1 = R T1 dan p2 v2 = R T2
R ( T1 T2 )
w
n 1
158
BAB VI APLIKASI HUKUM TERMODINAMIKA I
PERSAMAAN ENERGI ALIRAN MERATA
Aliran fluida sering dijumpai pada peralatan: mesin uap,
turbin uap, kompressor, pompa, refrigerator dan lain-lain.
Aliran merata: berat fluida masuk per satuan waktu sama
dengan berat fluida keluar per satuan waktu.
Bila panas Q diberikan ke sistem, maka energi dalam,
energi kinetik, energi potensial pada sitem akan berubah.
Q
in Dengan adanya
p1 V1 Fluida p2 V2 v2 aliran, maka akan
v1 terjadi perubahan
out
z1 energi aliran (flow
z2
W energy).
Garis referensi
159
Persamaan energi aliran dengan memperhitungkan
perubahan energi kinetik, energi potensial dan energi aliran,
menurut hukum termodinamika I:
∆u = u2 – u1
perubahan energi dalam, per satuan massa
w z2
Garis referensi
w z2
Garis referensi
1 2
q w u2 u1 V2 V1 g z2 z1 p2 v2 p1 v1
2
2
Entalpy: h2 = u2 + p2 v2 dan h1 = u1 + p1 v1
w = 0 ; q = 0 dan z1 = z2
163
PERSAMAAN UMUM ENERGI ALIRAN MERATA
1 2 1 2
1
h V1 g z1 2
h V2 g z 2 w q 0
2 2
Persamaan energi aliran melalui nozel:
1 2 1 2
h1 V1 h2 V2 0
2 2
Kecepatan aliran fluida keluar Nozel:
V2 V1 2 h1 h2
2 2
V2 V1 2 h1 h2
2
164
TURBIN
V1
Pada Turbin tidak terdapat perbedaan
ketinggian uap masuk dan keluar, maka:
V2 z1 = z 2
1 2 1 2
h1 V1 h2 V2 w q 0
2 2
1 2 1 2
h1 V1 h2 V2 q w
2 2
V12 V2 2
w q h1 h2
2
166
BOILER
uap
h2 Boiler adalah alat untuk
uap h1 air
memproduksi uap. Boiler
menerima panas q dan tidak
air
melakukan kerja luar w.
Sistem Q
keseluruhan w=0
Ketinggian air masuk dan uap keluar hampir sama,
z1 = z 2
Kecepatan air masuk dan uap keluar dapat diabaikan,
kecuali diberikan datanya.
V2 V1
Persamaan energi aliran pada Boiler: q = h2 – h1
h1 : entalpi spesifik air masuk, kJ/kg
h2 : entalpi spesifik uap keluar, kJ/kg 167
KOMPRESOR DENGAN PISTON
Pada Kompresor dengan piston, diberikan kerja luar per
satuan massa (w) untuk menggerakkan piston.
out
Asumsi: z1 = z2
h2
q = 0, (V22 = V12) (kecuali diberikan
w data lain)
fluida
Kerja yang disuplai untuk
menggerakkan kompresor
h1
in
w = - (h2 – h1)
w = - (h2 – h1)
h1 : entalpi spesifik fluida masuk, kJ/kg
h2 : entalpi spefifik fluida keluar, kJ/kg
169
CONDENSOR
Uap masuk
Condensor adalah alat untuk
Air keluar h1 V1
mengkondensasikan uap air
menjadi air.
Air pendingin menyerap panas dari
uap dan terjadi pertukaran panas.
Air masuk h2 V2
Condensor tidak menerima atau
Air kondensat keluar
melakukan kerja dan energi
potensial dapat diabaikan.
m x v2 2 x 0,1627
A2 0,000489 m 2
V2 665
173
2. Superheated steam m = 4500 kg/h, p1 = 60 bar, T1 = 4000C
dan V1 = 10 m/s masuk turbin, turbin menghasilkan daya,
W = 1000 kW. Pada kondisi keluar turbin p2 = 0,1 bar,
x2 = 90% dan V2 = 50 m/s. Hitung transfer panas antara
turbin dan sekelilingnya (kW).
PENYELESAIAN:
m = 4500 kg/h
Turbin = 1,25 kg/s
Wt = 1000 kW
V12 V2 2
w q h1 h2
2
Jika massa (m) dimasukkan ke dalam persamaan, maka:
V12 V2 2
Wc Q m h1 h2
2
178
Massa udara dapat ditentukan dari luas penampang saluran
kompresor bagian masuk A1 dan kecepatan aliran V1. Dari
persamaan kontinutas:
A1 x V1 = m x v1 v1: volume spesifik
udara masuk, m3/kg
Persamaan gas ideal, pV = m RT p1V1 = mRT1
Dalam hal ini, V = volume aliran, V = A x V
p1V1 p1 A1 V1
Massa udara: m
RT1 RT1
105 0,1 x 6 kg
m 0,72
287 290 s
Dari tabel sifat udara, Pada kondisi 1, T1 = 290K, didapat
entalpi, h1 = 290,16 kJ/kg. T2 = 450K h2 = 451,8 kJ/kg 179
h1 – h2 = 290,16 - 451,8 = - 161,64 kJ/kg
Perbedaan energi kinetik udara kondisi 1 dan 2:
V12 V2 2 6 2 2 2 J kJ
16 0,16
2
2 kg kg
z1 = 0 m, z2 = 5 m
181
PERSAMAAN UMUM ENERGI ALIRAN MERATA
1 2 1 2
h1 V1 g z1 h2 V2 g z 2 w q 0
2 2
Daya yang diperlukan motor pompa:
V12 V2 2
Wm m h1 h2 g z1 z 2
2
Air pada temperatur 200C, dari tabel saturated liquid, didapat
volume spesifik, v1 = 0,0010018 m3/kg.
A1 x V1 = m x v1
Debit massa aliran air,
AV 1 0,1 x 10 3 kg
m 0,1
v1 0,0010018 s 182
Kecepatan aliran air kondisi 1:
AV 1 0,1 x 10 3 m
V1 0,2
0,7854 0,025
2
A1 s
187
TUGAS (HOME WORK)
188
189