General Refinery Configuration

Kilang
- 6 Kilang milik Pertamina
- RU II Dumai, RU III Plaju, RU IV Cilacap, RU V Balikpapan, RU VI Balongan, RU VII
Kasim  RU I Pangkalan Brandan
- Total Kapasitas 1.074.300 BPSD
General Refinery Configuration PT KPI

Crude oil

Primary Processing
(Pemisahan secara fisik/Physical Separation Process) CDU & VDU

Secondary Processing
Chemical Reaction Process Desing Katalis (RCC, HCU, PL/Platformer)
atau tanpa katalis (Delayed coker Unit /DCU)

Typical Treating Processing

Penghilangan Impurirties dari stream produk untuk mendapatkan
produk sesuai spek (N,S,Metal,Water) Intermediate (Residue Trt,
Naphta Trt --> Pake Katalis) atau Finish Product (LPH Trt, Kero Trt)

Petroleum Product
KILANG REFINERY UNIT II DUMAI
- CDU Dumai : 120 MBSD
- Dioperasikan : 1972
- Licensor : UOP (HCC dan Platforming)
- Kontraktor : IHI (Ishikawa Heavy Industries), TRC (Truth Recon. Comm)
- CDU Sungai Pakning : 50 MBSD (Ex Refican)

Bahan Baku

- Crude Oul : SLC, Duri, Lirik, Lalang & SPC

- Intermedia : HOMC – 92 dari KLBB

Produk

- BBM : Premium, Kerosene, dan Solar

- BBK : Avtur (JP -5)
- Non BBM : LPG & Green Cokes, UCO (Patra SK)
- Lain-lain : Naphta & LSWR (Low Sulphur Wax Residue)

Area Distribusi BBM:

- Instalasi Labuhan Deli

- TT Tanjung Uban
- TT Teluk Bungus
- Terminal Siak Pakanbaru

 Karakteristik Dumai = BPP karena ada HCC

 Karakteristik Balongan (RCC), Cilacap (RFCC), Plaju (FCCU) sama karena ada RCC

RCC  Cracking Residu HC berat menjadi Naptha

KILANG REFINERY UNIT III PLAJU

- CDU Dumai : 118 MBSD
- Dioperasikan : 1935
- Licensor : Chevron, IFP, UOP
- Kontraktor :

Bahan Baku

- Crude Oul : South Palembang District (SPD), Talang akar pendopo (TAP), Kaji/Jene,
Ramba, Bula/Klamini, Geragai & Tiaka
- Intermedia : HOMC – 92 dari RU VI, Long Residue dari RU – II Dumai

Produk

- BBM : Premium, Kerosene, Solar, IDO & IFO

- BBK : Avtur, Peramax & Avigas
- Non BBM : LPG, Polypropylene & Solvent
- Lain-lain : Naphta & Vac Reisude LSWR
Area Distribusi BBM:

- Kertapati
- Jambi
- Pangkalan Balam
- Tanjung Pandan
- Panjang
- Pontianak
- Bengkulu

 Karakteristik Plaju Di deket sungai

KILANG CILACAP
KILANG REFINERY V UNIT BALIKPAPAN
- CDU IV : 200 MBSD
- Dioperasiokan : 1983
- CDU V : 60 MBSD
- Dioperasikan : 1997
- Licensor : UOP
- Kontraktor : Bechtel, JGC

Bahan Baku

- Crude Oil : Arbel, Bekapai, Belida, Bunyu, Jandil Mix, Lalang, Katapa, Sanga-sanga,
Sangatta, Sembilang, Sepinggan Mix & Pengerungan Condensate, Widuri, Tanjung
- Crude Oil Import: Qua Iboe, Bonny Light, Saharan, Xijiang & Legendre
- Intermedia : HOMC – 92 dari RU VI, Natural Gas

Produk

- BBM : Premium, Kerosene, Solar

- BBK : Avtur
- Non BBM : LPG
- Lain-lain : Naphta & Vac Reisude LSWR

Area Distribusi BBM:

- Smarainda, Banjarmasin, Kotabaru, Tarakan, TT Manggis, Makasar, Bitung, TT Wayame

 RDMP (Refinery Development Master Program) Balikpapan

KILANG REFINERY VI UNIT BALONGAN

- CDU IV : 150 MBSD
- Dioperasiokan : 1994
- Licensor BBM : UOP, Chevron & Merichem
- Licensor Petkim : ABB LUMMUS
- Kontraktor : FW, JGC, Rekin & Toyo
Bahan Baku

- Crude Oil : SLC, Duri, Jatibarang

- Crude Oil Import : Nile Blend
- Intermedia : Naphta dari RU’s, LSWR dari RU – IV Cilacap, Natural Gas dari PHE

Produk

- BBM : Premium, Kerosene, HOMC 92 & Solar

- BBK : Pertamax, Pertamax Plus & Pertadex
- Non BBM : LPG & Propylene
- Lain-lain : Decent Oil

Area Distribusi BBM:

- Depot Balongan, Depot Plumpang, Jakarta

Kilang Refinery VII Unit Kasim

- CDU VII : 10 MBSD

- Dioperasiokan : 1995
- Licensor BBM : Matrix, Eng - USA
- Kontraktor : PT Kinanti Regulonori

Bahan Baku

- Crude Oil : Walio Mix

Produk

- BBM : Premium, Kerosene, & Solar

- Lain-lain : Naptha & SR LSWR

Area Distribusi BBM:

Sorong, Nabire, Manokwari, Serui

CRUDE BREAK UP
Abdul Aziz Kolish

Crude Oil
- Campuran dari ratusan senyawa hydro carbon
- Tidak mungkin untuk memisahkan semua komponen hydrocarbon dari crude oil
menurut senyawa dalam suatu proses komersial
- Pemisahan dapat dilakukan meurut group komponen yang sesuai dengan produk
Refinery, dinamakan potongan atau cut dan masing-masing diidentifikasikan dalam
cutting range
- Masing-masing cut dapat ditentukan dengan membaginya ke dalam pseudo
komponen (komponen tidak nyata) dan berkaitan dengan sifat-sifat seperti: SF, API
gravitu, berat molekul, K factor dan sebagainya
- Cutting Gas, Naphtha, Kero (minyak tanah), Gas Oil (solar), Long Residu

Crude Break up adalah usaha untuk yield optimasi dari crude

- Prosedur perhitungan untuk memperkirakan yield (valuable product) dan sifat fisik
crude dengan mengacu pada crude assay yang diberikan
- Prosedur “Crude Break up” dapat juga disebut “Crude Yield Estimate”

Crude Assay
- Kumpulan data-data laboratorium pada berbagai jenis fraksi crude (cut).
- Biasanya terdiri dari 2 komponen dasar yaitu “distillate cut” dan “residual cut”
- Data crude assay dapat direpresntasikan dalam bentuk tabel dan grafik
- Jenis distilasi skala laboratorium yang digunakan untuk mendapatkan data crude
assay: D-86, D-1160, TBP (True Boiling Point), Simdis (simulasi distilasi / ASTM D-
2887), EFV
- Perbedaan Data TBP dan ASTM
o Walaupun menggunakan sample sama, kedua distilasi laboratorium
menghasilkan dua kurva yang berbeda
- Table A-III
o Berisi data tentang komponen gasoline & naphtha
o Range temperature: 60 – 200, 60 – 300, 60 – 400, 200 – 300, 200 – 40, 300 –
400 degF
- Table A-IV
o Berisi data tentang komponen kerosine & gas oil
o Range temperature 300 – 1000 degF

Sifat Fisik Utama Hidro Karbon

- API atau specific gravity
- Titik Didih (Boiling Point)
 - UOP K (Characteriszation Factor)
o Untuk menghitung UOP K butuh data:
 API Gravity & CABP (untuk fraksi distilat)
 API Gravity & Viscousity (cs) untuk fraksi residue
- Berat molekul (Molecular weight)
o Untuk menghitung MW butuh data:
 API Gravity & MeABP
KONTAMINAN: MERUSAK KATALIS DAN KOROSI
GA SEMUA CRUDE COMPATIBLE SAMA SETTINGAN KILANG

Sifat Fisik untuk design CDU

1. Sulfur -- Seleksi penggunaan material
2. H2s -- Seleksi penggunaan material
3. Garam – seain desalter
4. Acid Number – seleksi penggunaan material
5. Viscosity – desain heat exchanger & piping
6. Pour Point – desain heat tracing (Sifat kebekuan, harus rendah agar tidak mudah
beku. Case: Penyaluran minyak via pipa bawah laut)

Sifat fisik untuk desain unit proses lainnya

1. Sulfur (Racun katalis dan dapat membuat cooking)
2. Mercaptan sulfur (Racun katalis platforming)
3. PONA (kandungan dari ikatan paraffin, olefin, naphthene, aromatics) semakin besar
N2A semakin bagus
4. Octane Number: Bensin
5. Cetane Number: Solar (Solar 48/solar 51)
6. Nitrogen
7. Conradson Carbon (tendensi pembentukan coke di katalis)

Spesifikasi produk
1. Naphtha
a. Distilasi
2. Kerosene  Bisa lsg dapat di CDU tp bisa tidak tergantung crude-nya.
a. Distilasi (IBP & EP)
b. Flash Point
c. Freeze Point (AVTUR SAMA KAYAK KEROSEN, TP BEDA DI FREEZING POINT (-
47degC, karen Avtur untuk pesawat dan butuh freezing point yang rendah)
d. Smoke Point
3. Diesel
a. Distilasi
b. Cetane Number
c. Pour Point
 4. Fuel Oil
a. Sulfur
b. Viscosity
Prosedur Crude Break Up
Hampir semua unit, crude oil langsung masuk ke CDU. Tapi di balongan masuk ke preface
column.
Hasil CDU:
1. Overhead column: Butane dan Manus, Naphtha
2. Kerosene
3. Diesel Fuel
4. Atmospheric Gas Oil
5. Reduced Crude
Prosedur Evaluasi Minyak mentah

Crude Assay Evaluasi Teknik

Crude Oil Planning & Process &
Supply Controlling Facility
Crude Data

Planning &
Controlling

Evaluasi
Operasional

Tabel
Minyak
Output: Crude Assay, Data Cutting, % vol, % mass, IBP, EP, Yield Data (TBP) % vol, Tield
Data (TBP) % mass

Data disimpan di CDM, Crude Data Master di Haverly Crude Assay Management System
Crude Acceptance Matrix (CAM)
Parameter mercury harus di perhatikan
Crude Distilation Process
Distilasi Atmosferik

- Dilakukan pada tekanan sedikit diatas tekanan atmosferik

- Minyak dipanaskan sampai temperature tertentu sebelum terjadi perengkahan
- Kondisi operasi harus dijaga, jangan kelebihan bisa jadi cracking

Crude Oil  Pre-heat system (Cold Preheat)  Desalter (mengurangi kadar

garam agar mencegah korosi: NaCl)  Pre-heat system (Hot Preheat) 
Furnace  CDU
1. Desalter
Pretreatment untuk menurunkan salt content di dalam crude
Pengaruh tingginya salt content:
1. Menyebabkan korosi terutama di overhead
2. Membentuk deposit pada permukaan HE
3. Mempercepat pembentukan coke
Best practice salt content < 5 ptb (pound per thousand barrel)
2. Pre Heat Train
Untuk memaksimalkan pemanfaatan panas, dengan mempertemukan feed dengan produk
CDU
3. Fired Heater
Memanaskan crude oil sebelum masuk ke Main Column. Sebagian besar panas di CDU
disupply dari fired heater: Outlet temperature 338 -390 degC
4. Main Column
Memisahkan crude oil berdasarkan titik didih (Shieve Tray, Bubble Cap, Valve Tray)
Partial Drain on (Sebagian ditahan untuk dipompa), total drain on (semua di-by pass ke
bawah)
5. Air Cooler (Fin & Fan)
Untuk pendingin product sebelum masuk tangki
6. STHE (Shell & Tube HE)
7. Pre-Flash Column
Mengambil Naphtha sebelum masuk ke CDU, naphtha yang diambil langsung dialirkan ke
knock out drum
8. LGO System
Mengambil

CDU antar kilang yang membedakan Cuttingnya

Top Product CDU Balongan: Kero, Naptha, Gas

HIGH VACUUM
Mulyono – Sr Group Leader Process Primary BBM

PT Kilang Pertamina Internasional – Refinery Unit IV Cilacap

Green Refinery; mengolah 100% Sawit menjadi diesel

Green Refinery menghasilkan green avtur yang sudah diujicoba

Overview Refinery Unit

HVU nya untuk lube based, bukan untuk BBM
Utilities & Offisite
Heppy Rikana / 750556

Utilities:

Definition 1 – Utilities is the part of the refinery that support the on sites part of the refinery by
supplying electricity and certain various fluids required by the chemical processes.

- Steam, Feedwater, condensate

- Water supply & treatment
- Cooling Water
- Fuel Gas & Fuel Oil
- Plant & Instrument Air
- Nitrogen
- Electrical

Offsite:

Definition – Offsite is the part of the refinery that supports the on site part of the refinery by either

OSBL (On Site Battery Limits) is the part of the refinery that chemically processes the feed into the
various products

- Onsite facilities are often referred to as being ISBL (In Side Battery Limits)

Offsite is the rest of the refinery

- In this context, offsites includes both utilities and offsites

- Offsite facilities are often referred to as being OSBL

ISBL (In Side Battery Limits)

Importance of Tankage in a refinery

 Major Operation factor

 Major contributor to capital cost of capital cost of process units
 Largest single factor in site determination
 Major contributor to capital cost of grass roots refinery
o Extensive civil works
o Lage pumping stations
o Fire protection system
o Utility system
o Cost of tank itself

Result: Tankage is 25 – 35 % of total refinery costs

Product Transfer and Loading System

 Ship (marine)
 Drums, Bottles, Iso-containers
 Pipeline
  Rail Cars
 Trucks

Elevated Flare System

- Kenapa elevated? Karena flare harus tegak lurus

- Knock Out Drum (memisahkan cairan dan gas, dengan ditabrakkan dengan plat)
- Flare Tip
- Steam Ring (mencegah flare berasap)
- Gas to Pilot
- Zero Flare  menghilangkan gas buang

Waste Water Treatment

1. Primary Treatment (removal of free & emulsified, oils and sludges)

a. Primary Oil Separation using APL, CPI, PPI or a combination of them
b. Secondary Oil Separation using Air Flotation
2. Equalization (pH and flow-evening-out adjustment preparation for biotreatment)
3. Secondary Treatment (removal of dissolved oils)
a. Biological
4. Tertiary Treatment
a. Typically sand or activated carbon filters
5. Final Settling Pond

Fresh Caustic Unit

Spent Caustic (bersifat korosi)

Why Water Treatment

 To Reduce or eliminate
o Cations and anions that forms
 Insoluble principates in the boiler
 Soluble carryover product
 Cooling water system problems
o Silica
o Alkalinity
o Oxides of iron and copper
o Suspended solids

Sea Water Intake Unit

Berisi Pompa, tangka, dan filter

Steam turbin generator: jantungnya kilang, kalo trouble akan terjadi black out

Water Treatment Systems – BFW Treating

 Desalination
 Reserves Osmosis
 Ion Exchange
o Softener
o Demineralizer
 o Mixed Bed Units
 EDI
 Combination Units

Clarifier

Karakteristik air di clarifier

Desalination

Sangat bermanfaat untuk kilang yang ada di pinggir laut

- Use a desalination plant to reduce the dissolved solids (TDS) in seawater

- Untuk mengurangi kadar garam
- Tipe Desalinasi
o Multi Stage Flash
o Multiple Effect Distillation (ada di BPN)
o Vapor Compression
- Material yang digunakan untuk pengolahan sea water adalah SS-316 (alumunium), CuNi,
Titanium
- Perbedaan MED dan MSF. MED air laut di-spray, setiap chamber tidak sebanyak MSF. MED
dispray, terus ditemukan steam. MED potensi korosi di luar tube. MSF potensi korosi di
dalam tube
- Close loop: air yang diputar2 dan lossnya kecil
- Open loop: air yang diputar2 jg tp lossnya besar di cooling tower. Air yang digunakan di
cooling tower minimum speknya kayak drinking water
- Langelier Saturation Index (LSI), kalau negative artinya asam, kalau positif artinya basa. Kalau
LSI sedikit basa, laju scalling tidak bisa diprediksi.
- Cara nge-cek laju korosi: Corrosion Coupon (paling murah dan mudah), jadi ada plat ditaruh
jadi indicator di aliran turbulen. Nanti beberapa waktu diukur masanya
- Yang dikontrol di Cooling tower: Temperatur outlet

Demineralization Units

- A demineralization unit consist of a train of two vessels

o Cation vessels
o Anion vessels
- Resin

Oxygen Removal

- Oxygen is key to the corrosion mechanism

o Steel
o Water
o Oxygen
- Menghilangkan oxygen fisika: (deaerator for bulk oxygen removal)
- Menghilangkan oxygen kimia: Ocygen scavenging (Sodum sulfite, Hydrazine)
 - Kenapa harus pre-heated dulu baru saturated?

Boiler Water Treatment

Type-type internal boiler programs

1. Precipitating
a. Phosphate/polymer
2. Non-Precipitation
a. Chelant/polymer
b. All polumer
3. Captive Alkalinity
4. Sludge Conditioning
5. Anti-foaming

Boiler

- Steam drum lebih besar dari water drum

- An enclosed vessel in which water is heated and circulated, either as hot water or as steam,
for heating or power.
- Operating
Instalation Air: Untuk penggerak instrumentasi

Plan Air: Untuk tambahan feed reactor

Perbedaan installation dan operation air adalah di kadar airnya. Plan air tidak ada kadar airnya,
installation air boleh ada airnya

Fuel gas yang off spec, digunakan di fuel gas system

LPG Vaporizer untuk mengolah LPG off dari pada dibuang ke flare

N2 dijaga purity nya 99,5%