Anda di halaman 1dari 21

Naphtha Reforming

Hydrotreating adalah bertujuan untuk menghilangkan impurities dalam naphtha yang dapat meracui
katalis platforming (platina reforming)

Katalis:

 Base: Alumina, Actinve site: Nickel, Molubdenum (Ni-Mo)


 2 bed catalyst with 3 layers of catalyst:
Graded catalyst  melindungi dari partikulat
Silica trap catalyst  menghilangkan silica di naphtja
Hydrotreating Catalyst  main process (HDS, HDN)

Main Reactions:

- Sulfur removal
- Nitrogen removal
- Olefin Ssaturation

Impurities:  efeknya kepada BBM

1. Nitrogen  ketidakstabilan warna, membentuk gum


2. Sulfur  bersifat korosif, bau, polusi lingkungan
3. Olefin  Ketidak stabilan warna, membentuk gum
4. Oksigen  bersifat korosif
5. Halida 
6. Logam 

Platforming

Adalah suatu proses konversi/reaksi yang digunakan untuk mengkonversi Low Octane Hydroteated
Naphtha (SRN/CN) menjadi komponen high octane (high aromatic compound

Octane number, semakin tinggi, semakin mengurangi efek after burning (pembakaran semakin
sempurna/efisien)  mengurangi knocking
Naphtha dari CDU octane numbernya 40 – 50 % (rata-rata 45 %)

Teknologi Platforming (UOP punya license untuk platforming):

1. Fixed Bed
2. CCR (Continuous Catalytic Reageneration)

Regenerator (CCR) dibangun untuk mengembalikan karakteristik katalis yang sudah terpakai
(terekspose poison) menjadi mendekati karakteristik fresh catalyst.

Reaksi Platforming

1. Dehidrogenasi Naphtene (endothermis – metal side)


2. Isomerisasi Naphtene dan Parafin (acid site)
3. Dehidrosiklikasi Parafin (paling sulit – metal/acid)
4. Hydrocracking (acid site)
5. Demethylation (metal side)
6. Dealkilasi Aromatik (acid site)
Light Naphta Isomerization Process

World Context: High Octane Gasoline Requirement

- Low Sulphur Content


- Low Benzene Content
- Limited Aromatics Content
- Limited Olefins Content

Isomerization baru ada di 2 RU: RU Cilacap dan RU Balongan, dibikin sesuai dengan kebutuhna
market yang membutuhkan BBM dengan oktan number yang tinggi

- Oktan semakin tinggi, tp komponen2 lain harus semakin rendah


Target pertamina bisa mencapai Euro IV
Proses Isomerization

1. Bahan Baku : Dried Hydrogen, Dried Light Naphtha


2. Alat : Reaktor, Stabilizer (memisahkan gas dari produk), Scrubber (menangkap Cl
 korosi)
3. Produk : Isomerate RON 83 – 84
1. Bahan Baku : C5 C6 Feed, Hydrogen
2. Alat : Isomerization + Stabilizer, DIG
3. Produk : iC5 + DMB’s + nC5 + MCP + CH + C7

 Kenapa nC5 di atas tidak di-recycle, karena titik didihnya deket dengan iC5 dan DMB’s
Chemical & Catalyst
Penjelasan:

Semakin tinggi temperature, semakin tinggi normal pentane produksinya

X factor adalah yang buat reaksi jadi susah / menghambat reaksi isomerisasi: Benzene, MCP
(metil cycle pentane), Cyclo hexane, C7+
1. Setting temperature inlet R1
2. Reaksi exotherm, maka ada kenaikan suhu di R1. Hingga mencapai titik thermodynamic
eq
3. Kemudian dikeluarkan dari R1, didinginkan
4. Setelah suhu rendah, maka akan menjauh dari equilibrium
5. Kemudian direaksikan lagi di R2
Kalau hanya pake 1 Reactor, maka PIN tidak maksimal dan hanya sampai pada nilai PIN
Lead Rx Outlet R1
Performa dryer akan menjadi key factor proses isomerisasi naphtha
H2 Generation
Ahmad Fauzi (RU II Dumai) – Section Head Oil Movement

Cara buat hydrogen


- Naphtha reforming (Dehidrogenisasi Naphta & Desiklikasi Parafin)
- Renewable fuel
- Steam reforming
- Gasifikasi Batubara
- Gasifikasi Biomass
-
Fungsi H2
- Feed Hydrotreating
- Catalytic Hydrocracking (hydrogen untuk jadi reaktan untuk memutus rantai2 panjang jadi
pendek)
- Pembuatan Amonia
- Bahan Bakar (fuel)
- Pembuatan Dimethyl Ether (DME)
- Menghilangkan sulfur, nitrogen, metal
- Hidrogenasi, untuk mengubah HC unsaturated menjadi saturated
Kiri: Eksotermis
Kanan: Auto-termal reactor  kombinasi parsial oksidasi dan thermal cracking
Unit yang menghasilkan H2: Steam reforming dan platforming
Blue Hydrogen: pada prosesnya ditambah carbon capture, CO2 yang dihasilkan diinjeksikan lagi ke
bumi

Anda mungkin juga menyukai