Anda di halaman 1dari 23

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dimana pendekatan ini
memaksimalisasi objektivitasnya dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,
struktur dan percobaan terkontrol. Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Dr.
Sandu Siyoto, 2015, hal. 17). Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan
sebagai bebas nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat
menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui
penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Mengutip dari
pendapat Hadjar bahwa Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian
rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai
pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan
jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Dr. Sandu Siyoto, 2015, hal.
18). Setiap variabel diukur denganmemberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda
sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut. Dengan
menggunakan simbol-simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif-
matematik dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum
di dalam suatu parameter (Sumanto, 1995:12) kuantitatif adalah penerapan prosedur kerja
secara baku dan transfer data ke dalam angka-angka numerikal khususnya yang
menyangkut atribut dan kualitas subyek. Dengan analisa statistik, angka-angka ini diolah
sedemikian rupa sehingga memberi jalan kepada penarikan kesimpulan.
Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai fenomena yang terjadi sekarang,
hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Surachmad tentang metode deskriftif dimana
beliau menuturkan dan menafsirkan kegiatan pandangan, sikap yang nampak, atau tentang
seuatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja kelainan yang
sedang muncul, kecenderungan yang sedang nampak, pertentangan yang meruncing dan
sebagainya. Metode ini juga ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada yang berlangsung pada saat ini atau pada masa lampau dengan tidak melakukan
perubahan pada variable-variabe bebas dan menggambarkan suatu kondisi apa adanya,
penggambaran yang dilakukan bisa individual atau kelompok dengan menggunakan angka-
angka (Dr. Sandu Siyoto, 2015, hal. 53).
Berdasarkan pemaparan tersebut diatas penulis menggunakan metode deskriptif
karenadalam penelitian ini peneliti mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel,
serta pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, pendidikan agama islam non
formal (X) terhadap pelaksanaan pelaksnaan nikah muda (Y).
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan jenis data kuantitatif, yang bersumber
dari tes dan angket (kuisioner), serta didukung oleh data deskripsi wawancara yang
ditujukan kepada masyarakat yang melakukan nikah muda di Dusun Cikuya, jenis data ini
dipilih karena pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian, sedang data sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber sumber yang telah ada (Sandu
Siyoto, 2015, hal. 38). Berdasarkan hal tersebut, maka sumber data dalam penelitian ini
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Data primer berupa tes, angket (kuisioner), dan wawancara yang didapat dari remaja
di Dusun Cikuya.
b. Data sekunder berupa hasil studi pustaka dari buku, jurnal, referensi, dokumen Desa,
hasil pengamatan penulis / studi dokumentasi.
3. Variabel Penelitian
Variable penelitian merupakan suatu atribut, sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti guna dipelajari untuk
kemudian ditarik kesimpulannya ( (Sandu Siyoto, 2015, hal. 38). Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel, diantaranya :
a. Variabelbebas (independentvariable / variabel X)
Variabelbebasmerupakan variable yang mempengaruhiatau yang
menjadisebabperubahannyaatautimbulnya variable dependen ( terikat ) (Sugiyono, 2016,
hal. 39).Variabelbebas pada penelitianini, yaitupemahamanmengenaipengaruh nikah
mudadenganindikator:
1) Menerjemahkan (translation) nikah muda
a) Pengertian PAI
b) Pengertian PAI Non Formal
c) Tujuan PAI Non Formal
2) Menginterpretasi (interpretation) PAI non formal
a) Ciri-ciri PAI non formal
b) Metode-metode PAI non formal
3) Mengekstrapolasi (extrapolation) PAI non formal
a) Dampk Positif adanya PAI non formal
b) Faktor-Faktor nikah Muda
c) Macam-macam PAI non formal
b. Variabelterikat (dependent variable/ variabel Y)
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variable bebas (independent). Variabel terikat pada penelitian ini yaitu pola
piker kaum muda dalam praktik nikah muda. Seberapa baik pola pikir kaum muda
mengenai nikah muda ini dapat terlihat dengan seberapa jauh pehaman siswa terhadap dan
pendidkikan agama islam non formal, karena keberhasilan ranah kognitif, berdampak atau
berpengaruh positif terhadap kecakapan ranaha fektif dan psikomotor. Sehingga pola pikir
kaum muda tentang nikah muda akan baik yakni tidak setuju dan tidak melakukan hal-hal
berikut sebagai indikatornya:
1) tidak melakukan pernikahan di usia amuda
2) dasar hukum pernikahan
Pada dasarnya pernikahan memiliki huukum mubah tergantung kepada tingkat
maslahatnyya dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan perubahan keadaan menjadi :
a) Nikah wajib, nikah diwajibkan bagi orang-orang yang telah mampu yang akan
menambah ketaqwaan nikah juga wajib bagi seseorang yang telah mampu menjaga
jiwa dan menyelamatkan diri dari perbuatan haram. Kewajiban ini tidak akan dapat
terlaksana kecuali dengan menikah.
b) Nikah Sunnah, nikah disunahkan bagi orang-orang yang sudah mampu tetapi ia
masih sanggup mengendalikan dirinya dari perbuatan tercela dalam hal seperti ini
maka nikah lebih baik daripada membujang karena membujang tidak diajarkan oleh
islam.
c) Nikah Mubah nikah mubah ini bagi yang orang yang tidak berhjalangan untuk nikah
dan dorongan untuk nikahh belum membayangkan dirinya, ia belum wajib nikah dan
tidak haram apabila tidak menikah.
d) Nikah haram nikah haram ini nikah yang diharamkan bagi orang yang tahu bahwa
dirinya tidak mampu melaksanakan hidup berumah tangga dan belum bias
melaksanakan hidup berumah tangga dan belum bias melaksanakana tanggung jawab
lahir batin, seperti nafkah,pakaian,tempat tinggal,dan kewajiban batin seperti
menggauli istri.
3) Syarat& Rukun pernikahan
Menurut jumuhur ulama rukun pernikahan ada 5 dan masing-masing rukun memiliki
syarat-syaratnya tertentu. Untuk itu berikut uraian mengenai rukun&syarat dalam
pernikahan yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 rukun
pernikahan meliputi : (a) ada calon suami, (b) ada calon istri, (c ) (d) wali nikah, ( e)
dua orang saksi, (d) ijab&Kabul.
Sedangkan yang dimaksud dengan syarat pernikahan ialah ketentuan yang bertalian
dengan rukun-rukuun pernikahan yaitu syarat-syarat bagii calon mempelai,wali,saksi
dan ijab qabul.
Adapun syarat pernikahan yang dijelaskan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974
yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Syarat-syarat calon mepelai pria
a. Beragama islam
b. Laki-laki
c. Jelas orangnya
d. Dapat member persetujuan
e. Tidak terdapat perkawinan
2. Syarat syarat calon mepelai istri
a. Beragam islam
b. Perempuan
c. Jelas orangnya
d. Dapat dimintai persetujuan
e. Tidak terdapat halangan pernikahan
3. Syarat-syarat wali nikah
a. Laki-laki
b. Dewasa
c. Mempunya hak perwalian
d. Tidak terdapat halangan perwaliannya
4. Syarat-syarat saksi
a. Minimal dua orang laki-laki
b. Hadir dalam ijab qabul
c. Dapat mengerti maksud akad
d. Beragama islam
e. Dewasa
5. Syarat Ijab & qabul
a. Adanya pernyataan mengawinkan dari wali
b. Adanya pernyataan penerimaan dari calon memepelai pria
c. Memakai kata-kata nikah atau tazwij
d. Anatar ijab dan qabul bersambuung
e. Orang yang terkait dengan ijab dan qabul tidak sedang dalam ihram haji atau umrah
f. Majelis ijab & qabul itu harus dihadiri pria atau wakilnya, wali dari memepelai
wanita, dan dua orang saksi ( Ahmad Rofiq, 2913 : 54-56

4) Batas umur yang ideal dalam pernikahan


Dengan tidak ditetapkan umur tertentu dalam maslaah pernikahan dalam fiqih
maupun hukum islam sebenarnya memberiikan keabsahan bagi umat manusia untuk
menyesuaikan maslaah tersebut tergantung situasi,kepentingan, serta kondisi pribadi
keluarga dan kultur di masyarakat setempat, yang pasti kematangan jiwa ataupun
raga kedua hal ini menjadi prioritas ulama dalam agama.
Akan tetapi Negara mempunyai undang-undang yang mengatur penetapan umur
dalam pernikahan undang-undang ini merupakan hasil ijtihad atau kesepkatan para ulama
atau ahli fiqih yang ada di Indonesia, diamana dalam undang-undang perkawinan nomor 1
tahun 1974 menyebutkan bahwa minimal umur dalam pernikahan untuk perempuan 16
tahun, sedangkan bagi laki-laki telah berumur 19 tahun.
Aturan mengenai pernikahan dibawah umur ini juga ditegaskan kemabali dalam
peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1975 dan intruksi presiden nomor 1 tahun 1991
tentang kompilasi hukum islam.
5) Pernikahan usia muda
Pernikahan muda pada hakikatnya adalahh menikah juga hanya saja dilakukan ooleh
mereka yang masih muda dan belum cukupo umur menurut undang-undang yang
berlaku.
a) Pernikahanmuda dalam perspektif Psikologi
Menurut bukti-bukti psikologispernikahan diusia muda dapat meningkatkan
pertumbuhan emosi dan mental, tetapi dengan beberapa hasil penelitian yang
dilakuak angka perceraian meningkat signifikan karena pernikahan di usia muda.
Perkawinan di usia muda menurutr psikologi lebih dari sekerfar alternative dari
sebuah musibah yang sedang mengancam kaum remaja, tetapi ia dalah motivator
untuk melejitkan potensi diri dalam segala asfek positif .
b) Pernikahan dibawah umur dlam perspektif Agama
Dikarenakan masih adanya asumsi bahwa pernikahan muda tersebut dianjurkan oleh
agama, di dorong serta dicontohkan oleh Bgainda Nabi Muhammad SAW agama
islam dalam prinsippnya tidak melarang secara terang-terangan tentang pernikahan
muda tetapi islam juga tak pernah mendorong atau mendukung pernikahan muda
tersebut. Agama sebaiknya tidak bias dipandang zecara kasat mata namun lebih jauh
lagi agama menekankan maksud dan inti dari setiap ajarannya dan tujuannya, dalam
masalah pernikahan muda ini, islam mendorong hal-hal agar lebih menjamin kepada
suksesnya perkawinan.
c) Pernikahan usia muda dalam perspektif sosiologi
Berangkat dari pendapat sosiologi bahwa pernikahan muda merupakan upaya untuk
menyatukan dua keluarga besar terbentuknya pranata social berbeda dalam satu
jalinan hubungan, dengan demikian pernikahan muda menjadi salah satu penghalang
untuk menciptakan suatu tatanan social dalam rumah tangga yang harmonis dan
bahagia.
6) Hikmah Pernikahan
Pernikahan tidak hanya di dasarkan pada ikatan lahir saja atau ikatan batin. Tetapi
merupakan suatu perwujudan ikatan lahir batin, ikatan lahir batin tercermin dari
adanya akad nikah sedangkan batin adanya perasaan saling mencintai dari kedua
belah pihak. Pernikahan bagi manusia merupakan hal yang penting karena dengan
pernikahan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara
psikologis,social ataupun biologis.
4. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi Penelitian
Menurut Ismail Nurdin dan Sri Hartati mereka berdua mengutip dari pendapat
Nursalam mendefinisikan populasi sebagai suatu keseluruhan dari variabel penting
yang akan diteliti (Sukmadinata, 2015, hal. 92). Dan pendapat dari sugiyono
mendefinisikan bahwa Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sukmadinata,
2015, hal. 91). Dengan demikian, populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau
benda, yang memiliki karakteristik tertentu dan dijadikan objek penelitian. Populasi
dalam penelitian ini ialah semua masyarakat yang melakukan nikah di lingkungan
Dusun Cikuya Desa Kertajaya Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran yang
berjumlah 150 orang.
b. Sampel Penelitian
Sampel merupakan suatu bagian (subset) dari populasi, mencakup sejumlah
anggota yang dipilih dari populasi. Dengan menarik sampel peneliti ingin menarik
kesimpulan yang akan digeneralisasi terhadap populasi.
Dalam penarikan jumlah sampel, penulis berpedoman pada pendapat Saharsimi
Arikunto, bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah
subyeknya besar dapat diambilantara 10-15 % atau 20-25 % atau lebih(Arikunto,
2012, hal. 134). Berdasarkan pendapat tersebut, karena jumlah populasinya 100,
maka penulis mengambil sampel sebanyak 50% dari jumlah populasi. Dengan
demikian 50% dari 100 dapat dihitung (50/100) × 100 = 50 siswa. Sedang untuk
teknik sampling yang digunakan adalah sample random sampling “semua anggota
populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sample “. Sedangkan
jenis sampleyang digunakan dalam stratifikasi digolongkan kepada sample wilayah.
(Sandu Siyoto, 2015, hal. 28).
5. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Observasi
Observasi ( observation ) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Diamana
merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang tidak hanya mengukur sikap dari
responden (wawancara dan angket), namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai
fenomena yang terjadi (situasi, kondisi), biasanya ditujukan untuk mempelajari perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam (Sukmadinata, 2015, hal. 220). Penggunaan
metode observasi dalam penelitian ini atas pertimbangan bahwa data yang dikumpulkan
akan efektif ketika peneliti terlibat secara langsung dan mengamati secaralangsung
bagaimana keadaan pendidikan agama islam non formal di Dusun Cikuya Desa Kertajaya
Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran.
b. Wawancara
Wawancara atau (interview) adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula, dengan mempergunakan
tanya jawab antar pencari informasi dengan sumber informasi (Djaelani, 2010, hal. 103).
Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada mereka yang melakukan nikah muda
dan kepada keluarga/orang tua yang menikahkan anaknya yang tergolong masih muda.
Agar dalam pelaksanaan wawancara ini terarah dan lancrr maka disini penulis
menggunakan wawancara “guiede” yang juga banyak digunakan diberbagai penelitian, hal
ini dikarenakan menyangkut kondisi masyarakat itu sendiri. Dalam wawancara ini setiap
kemungkinan jawaban telah disediakan, respondent (siapa saja yang diperlukan ) tinggal
memilih jawaban yang telah tersedia, serta tepat menurut pendapatnya sendiri.
c. Tes
Tes dapat berupa serentetan pertanyaan, lembar kerja, atau sejenisnya yang dapat
digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, bakat, dan kemampuan dari subjek
penelitian. Lembar instrumen berupa tes. Tes ini berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-
butir soal. Setiap butir soal mewakili satu jenis variabel yang diukur. (Wahyudin S, 2016,
hal. 78). Teknik ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman masayarakt
mengenai pengaruh nikah muda terhadap pendidikan agama islam non formal di Dusun
Cikuya.
a. Angket (Kuesioner)
Angket/ Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada respondent, dapat dilakukan dengan tatap
muka langsung, maupun melalui kuesioner surat (baik melalui surat dalam bentuk kertas
maupun surat elektronik) (Suryani & Hendryadi, 2015, hal. 173-174). Untuk angket yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah angket tertutup dimana alternatif jawaban
telah disediakan terlebih dahulu, supaya respondent dalam memberikan jawabannya tidak
menyimpang dari tujuan penelitian yang dilakukan, kemudian angket ini penulis sebarkan
kepada mereka yang melakukan nikah muda di Dusun Cikuya yang dijadikan sample oleh
peneliti.
Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala likert yaitu
sebagai berikut :
1) Pertanyaan dengan jawaban Sangat Sering memiliki skor = 5
2) Pertanyaan dengan jawaban Sering memiliki skor = 4
3) Pertanyaan dengan jawaban Kadang-kadang memiliki skor = 3
4) Pertanyaan dengan jawaban Jarang memiliki skor = 2
5) Pertanyaan dengan jawaban TidakPernah memiliki skor = 1
e. studi literature dan Studi Dokumentasi
yaitu membaca dan memperdalam buku-buku yang ada hubungannya dengan
pembahasan dengan masalah ini. Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, prasasti, notulen, leger,
agenda dan sebagainya(Arikunto, 2012, hal. 236). Teknik ini digunakan untuk memperoleh
data secara teoritis yang dapat menunjang pada argumentasi judul ini serta mencari data
terhadap dokumen-dokumen yang ada di Dusun Cikuya Desa Kertajaya Kecamatan
Cigugur Kabupaten Pangandaran.
6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Dalam hal ini instrumen penelitian (tes dan angket) harus diuji terlebih dahulu, uji
yang dilakukan yaitu uji validitas dan reliabilitas, khusus untuk instrumen berbentuk tes
dilakukan perhitungan untuk menentukan taraf kesukaran dan daya pembeda soal. Apabila
instrumen tidak valid atau tidak reliabel maka instrumen tersebut harus dihapus atau
diperbaiki, dan khusus untuk instrumen tes, jika butir soal tersebut tidak sesuai dalam
tingkat kesukaran dan daya pembeda soalnya, maka harus dihapus atau diperbaiki. Berikut
penjelasan dari prosedur pengujian tersebut :
a. Instrumen Angket (Kuesioner)
1. Pengujian Validitas
Validitas merupakan derajat ketetapan antara data yang terjadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, Statistika
untuk Penelitian, 2016, hal. 269). Pengujian dengan menggunakan teknik korelasi
product moment, dengan taraf signifikansi 5%.
Langkah-langkah pengujiannya yakni sebagai berikut:
a) Menentukan nilai korelasi (r)
Rumus yang digunakan yakni:

Keterangan:
r = koefisien korelasi
∑x = Jumlah skor semua butir instrumen dalam variabel X
∑y = Jumlah skor semua butir instrumen dalam variabel Y
N = Jumlah responden
∑xy = Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
∑x2 = jumlah kuadrat skor butir soal
∑y2 = jumlah kuadrat skor total
(∑x)2 = Jumlah skor butir soal kemudian dikuadratkan
(∑y)2 = Jumlah skor total soal kemudian dikuadratkan
b) Penentuan interpretasi butir soal
Untuk menginterpretasi datanya yakni dengan membandingkan rhitung danrtabel
dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) jumlah sampel
dikurangi variabel (dalamhal ini pasti nilainya 2, yaitu variabel butir soal dan
variabel skor total). Jika rhitung ≥ rtabel maka butir soal dinyatakan valid, akan tetapi bila
rhitung< rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid. (Tabel rtabel dapat dilihat di
lampiran 1)
2) Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau alat untuk
mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari seubah atau konstruk.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan,
dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua
atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecahkan menjadi dua menghasilkan data yang tidak
berbeda. Mengutip pendapat susan Stainback dia menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitasnya.(Sugiyono, Statistika untuk
Penelitian, 2016, hal. 268).
Pengujian reliabel alat ukur yang digunakan adalah pendekatan Alpha Cronbach,
dengan tahapannya sebagai berikut:

Keterangan:
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
∑Si = Mean kuadran kesalahan
St2 = varians total
Dengan rumus untuk varians total dan varians item sebagai berikut:
Sedangkan untuk interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (α) pada umumnya
digunakan patokan sebagai berikut:
a) Apabila α sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti tes yang sedang diuji
memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel).
b) Apabila α lebih kecil dari 0,70 berarti tes yang sedang diuji memiliki reliabilitas
yang tidak tinggi (tidak reliabel)
b. Instrumen Tes
1) Pengujian Validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui valid dan tidaknya instrumen tes
pemahaman larangan perbuatan zina pada setiap butir instrumen tes. Instrumen tes
berupa tes objektif, yakni suatu tes yang disusun di mana setiap pertanyaan tes
disediakan alternatif jawaban yangdapat dipilih. Tes ini dapat menghasilkan skor
yang konstan, tidak tergantung kepada siapapun yang memberi skor, karena pemberi
skor tidak dipengaruhi oleh sikap subjektivitas(Margono, 2003, hal. 170-171).
Perhitungannya dengan rumus:

Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi point biserial (koefisien validitas item)
Mp = Skor rata-rata yang dimiliki testee untuk butir soal item yang bersangkutan
yang telah dijawab dengan benar
Mt = Skor rata-rata dari skor total
SDt = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir soal yang sedang diuji
validitas itemnya
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji
validitas itemnya
Setelah dihitung rpbi kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5%, jika rpbi> rtabel maka soal dikatakan valid. (Tabel rtabel dapat dilihat di
lampiran 1)
2) Pengujian Reliabilitas
Penghitungan reliabilitas tes objektif menggunakan metode belah dua awal akhir
dengan formula Rulon, rumusnya sebagai berikut:

Denagn rumus S2d dan S2t sebagai berikut:

Dengan

Dengan

Kemudian interpretasi koefisien reliabilitas tes dengan ketentuan:


~ Jika r11≥ 0,70, maka tes tersebut reliabel; dan
~ Jika r11<0,70, maka tes tersebut tidak reliabel
3) Analisis Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha
memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar
jangkauannya.
Sedang Daya pembeda soal adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang belum atau kurang menguasai kompetensi
(Rukajat, 2018, hal. 130), atau dengan kata lain membedakan siswa yang
berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dalam
perhitungannya dapat menggunakan rumus:

Keterangan:
DP = Daya Pembeda Soal
TK = Tingkat Kesukaran Soal
SA = Jumlah skor yang dicapai kelompok atas
SB = Jumlah skor yang dicapai kelompok bawah
n = Jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
bobot = Skor maksimal soal yang bersangkutan bila dijawab sempurna
½ = Angka konstan
Setelah hasil perhitungan di dapat, maka hasil tersebut dikategorikan berdasar
kriteria berikut:
Kualifikasi tingkat kesukaran
0,29 - ke bawah = sukar (Skr)
0,30 - 0,69 = sedang (Sd)
0,70 - ke atas = mudah (Md)
kualifikasi daya pembeda
0,40 - ke atas = baik (B)
0,21 - 0,39 = kurang (K)
0,20 - ke bawah = jelek (J)
Indeks negatif = jelek sekali (JS)
7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dipahami, dibaca
dan diinterpretasikan(Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, 2012, hal. 356). Analisis data
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang sudah diajukan, hasil
analisis selanjutnya diinterpretasikan dan dibuatkan kesimpulannya (Suryani & Hendryadi,
2015, hal. 210).
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana
untuk pengujian hipotesis, karena untuk mengetahui pengaruh variabel (X) pendidikan
agama islam non formal terhadap variabel (Y)pelaksanaan nikah muda, sebelum dapat
menggunakan teknik tersebut, hendakanya data dideskripsikan terlebih dahulu kedalam
tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan uji prasayarat analisis data, barulah setelah
itu analisis uji hipotesis.
a. Data Deskriptif
Menampilkan data agar dapat diinterpretasikan secara mudah, setelah data yang diperoleh
melalui instrumen penelitian sudah terkumpul, selanjutnya data diolah kedalam tabel
distribusi frekuensi, dengan langkah sebagai berikut:
1) Mencari mean
Mean variabel X, X =

Mean variabel Y, Y =

2) Mencari standar deviasi


3) Menentukan kualitas variabel, menggunakan skala lima dari Gronlund:
a) M + 1,5 SD kriteria baik sekali
b) M + 0,5 SD kriteria baik
c) M – 0,5 SD kriteria sedang
d) M – 1,5 SD kriteria kurang
b. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji persyaratan analisis ini diperlukan untuk mengetahui apakah analisis data yang
dilakukan untuk pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak.
1) Uji Normalitas
Dalam menghitung uji normalias ini penulis mengikuti panduan dari buku Panduan
Analisis Manual Penelitian Kuantitatif oleh Mikasan Ansori (Ansori, 2015, hal. 17),
sehingga penulis mengambil uji normalitas dengan metode Liliefors, digunakan apabila
data penelitian tidak dalam distribusi frekuensi data bergolong. Pada metode ini setiap data
Xi diubah menjadi bilangan baku zi dengan transformasi:

Keterangan:
Xi = Data/Skor
X = Rata-rata jumlah total skor
s = Simpangan baku, nilai simpangan baku dihitung dengan:

Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Lobs ≤ Ltabel)
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Lobs>Ltabel)
Statistik uji untuk metode ini adalah:
L = Maks |F(zi) – S(zi)|
dengan
F(zi) = P(Z≤ zi ); Z ~ N(0,1);
S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh zi
Sebagai daerah kritis untuk uji ini adalah:
DK = {L | L > L α;n} dengan α=5% dan n adalah ukuran sampel (untuk berapa α dan n,
nilai Lα;n dapat dilihat di lampiran 2)
2) Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel memiliki hubungan yang
linear atau tidak secara signifikan(Budiono, 2009, hal. 261-263). Untuk menentukan suatu
hubungan linier atau tidak maka harus ditentukan dahulu nilai F observasi (F obs) yaitu
dengan rumus(Ansori, 2015, hal. 20):

Hipotesis
H0 : Hubungan antarapendidikan agama islam non formal (X) dan pelaksanaan nikah
muda(Y) linier (Fobs ≤ Ftabel)
H1 : Hubungan antara pendidikan agama islam non formal (X) dan pelaksanaaan nikah
muda (Y) tidak linier (Fobs> Ftabel)

Untuk memudahkan perhitungan, berikut langkah-langkah untuk mencari Fobs:

a=

b=

JKG (Jumlah Kuadran Galat) =

JKGM (Jumlah Kuadran Galat Murni) =

n ̶ k

dkGM (derajat kebebasan Galat Murni) =


JKG ̶ JKGM

JKGTC (Jumlah Kuadran Galat Tuna Cocok) =

n ̶ 2

dkGTC (derajat Kebebasan Galat Tuna Cocok) =

RKGM (Rerata Kuadran Galat Murni) =

RKGTC (Rerata Kuadran Galat Tuna Cocok) =

Setelah perhitungan Fobstelah ditemukan, maka selanjutnya bandingkan dengan Ftabel,


dima Ftabel = Fα;dkGTC;dkGM = F0,05;v1;v2, dengan α=5%. (Ftabel Lihat di lampiran 3)
b. Uji Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah, karena sifatnya
sementara maka hipotesis harus diuji kebenarannya. Adapun hipotesis yang diajukan
penulis adalah terdapat hubungan positi yang signifikan antara pendidikan agama islam
non formaldengan pelaksanaan nikah muda di Dusun Cikuya.
Analisis uji hipotesis dengan analsis regresi linier sederhana, berikut langkah-langkah
perhitungannya (Widiyanto, 2013, hal. 211-222).
1) Uji Regrsi Linier Sederhana
Y = a + bX
a) Persamaan regresi
Dengan:

b) Analisis varian garis regresi

(1) Hitung Jumlah kuadrat total (JKT)

(2) Hitung Jumlah kuadrat regresi a (JKa)

(3) Hitung Jumlah kuadrat tereduksi (JKR)

(4) Hitung Jumlah kuadrat regresi b (JKb)

(5) Hitung Jumlah kuadrat sisa (JKs)


(6) Hitung Jumlah kuadrat galat (JKg)

(7) Hitung Jumlah kuadrat tuna cocok (JKTC)

b) Menghitunh derajat kebebasan


dkT =n
dka =1
dkR = n - 1
dkB / dbReg = 1
dks =n-2
dkg =n-k
dkTC = k - 2
c) Uji linieritas regresi dengan uji F

Dengan rumus:

Kemudian bandingkan Fhitung dengan Ftabel, besar Ftabel disebseuaikan dengan


derajat kebebebasan (db). Apabila Fhitung> Ftabel maka regresi signifikan dan tidak
berbentuk persamaan linier, sebaliknya apabila Fhitung< Ftabelmaka regresi tidak
signifikan dan berbentuk persamaan linier. (Tabel Ftabeldapat dilihat di lampiran 3)
d) Uji signifikansi regresi dengan uji F

Dengan rumus:
Kemudian bandingkan Fhitung dengan Ftabel, besar Ftabel disebseuaikan dengan
derajat kebebebasan (db). Apabila Fhitung> Ftabel maka regresi signifikan, sebaliknya
apabila Fhitung< Ftabelmaka regresi tidak signifikan. (Tabel Ftabeldapat dilihat di lampiran
3)
2) Uji Korelasi dan Keberartian
a) Uji korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk menghitung sejauh mana hubungan antar variabel,
uji korelasi dapat dilakukan dengan bantuan dari hasil perhitungan regresi yang telah
disebutkan diatas, kemudian interpretasikan koefisien korelasi berdasar ketentuan,
rumus yang digunakan yakni:

Tabel I
Pedoman Untuk Menginterpretasikan Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.00 – 0.19 Sangat rendah

0.20 – 0.39 Rendah

0.40 – 0.59 Sedang

0.60 – 0.79 Kuat

0.80 – 1.00 Sangat kuat

Sumber: (Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, 2012, hal. 175)


b) Uji Keberartian
Uji keberartian dilakukan untuk membuktikan hubungan signifikan antar
variabel, dalam penelitian ini penulis menggunakan Uji statistik t sebagai berikut.
Kemudian hasil thitungdibandingkan dengan ttabel dengan α=5%, dan dk = n – 2,
jika thitung< ttabel, maka tidak ada hubungan yang positif dan signifikan pendidikan
agama islam non formal (X) dengan pelaksanaan nikah muda (Y), dan sebaliknya
jika thitung> ttabel, maka terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
pelaksanaan pendidikan agama islam non formal (X) dengan pelaksanaan nikah
muda (Y). (Tabel thitung dapat dilihat di lampiran 4)
2) Uji Koefisien determinasi (R2)
Menghitung determinasi, artinya menghitung besar kecilnya pengaruh dari variabel
X terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus D = r2x 100 %.
I. Tempat dan WaktuPenelitian
Tempat penelitian dalam hal ini akan dilaksanakan di Dusun Cikuya Desa Kertajaya
Kecamatan Cigugur Kabupaten Pangandaran. Penelitian ini akan berlangsung dengan waktu
pelaksanaan penelitian kurang lebih selama 5 bulan, yaitu sejak bulan November 2020 sampai
dengan bulan Maret 2021. Dengan langkah-langkah dan jadwal waktu penelitian menurut tabel
berikut:

Tabel II
Jadwal Penelitian
Bulan
N Kegiatan
o November Desember Januari Februari Maret

1 Pengajuan
judul dan
proposal
penelitian

2 Penyusunan
proposal,
bimbingan
dan revisi

3 Seminar
proposal

4 Penyusunan
BAB I-II,
penyusunan
instrumen
penelitian,
bimbingan
dan revisi

5 Pengujian
validitas
dan
realibilitas
instrumen

6 Pengumpul
an,
pengolahan
dan analisis
data

7 Pelaporan
hasil
penelitian,
penyusunan
BAB III-
IV,
bimbingan
dan revisi

8 Sidang
Munaqosya
h dan revisi
skripsi

Anda mungkin juga menyukai