METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi Penelitian
1. Pendekatan dan Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif dimana pendekatan ini
memaksimalisasi objektivitasnya dengan menggunakan angka-angka, pengolahan statistik,
struktur dan percobaan terkontrol. Pendekatan kuantitatif ini digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan
secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Dr.
Sandu Siyoto, 2015, hal. 17). Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan
sebagai bebas nilai (value free).Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat
menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui
penggunaan instrumen yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Mengutip dari
pendapat Hadjar bahwa Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian
rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai
pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu maka penelitian kuantitatif akan
jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Dr. Sandu Siyoto, 2015, hal.
18). Setiap variabel diukur denganmemberikan simbol-simbol angka yang berbeda-beda
sesuai dengan kategori informasi yang berkaitan dengan variabel tersebut. Dengan
menggunakan simbol-simbol angka tersebut, teknik perhitungan secara kuantitatif-
matematik dilakukan sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang berlaku umum
di dalam suatu parameter (Sumanto, 1995:12) kuantitatif adalah penerapan prosedur kerja
secara baku dan transfer data ke dalam angka-angka numerikal khususnya yang
menyangkut atribut dan kualitas subyek. Dengan analisa statistik, angka-angka ini diolah
sedemikian rupa sehingga memberi jalan kepada penarikan kesimpulan.
Adapun metode yang digunakan penulis dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai fenomena yang terjadi sekarang,
hal ini sesuai dengan pendapat Prof. Dr. Surachmad tentang metode deskriftif dimana
beliau menuturkan dan menafsirkan kegiatan pandangan, sikap yang nampak, atau tentang
seuatu proses yang sedang berlangsung, pengaruh yang sedang bekerja kelainan yang
sedang muncul, kecenderungan yang sedang nampak, pertentangan yang meruncing dan
sebagainya. Metode ini juga ditujukan untuk menggambarkan fenomena-fenomena yang
ada yang berlangsung pada saat ini atau pada masa lampau dengan tidak melakukan
perubahan pada variable-variabe bebas dan menggambarkan suatu kondisi apa adanya,
penggambaran yang dilakukan bisa individual atau kelompok dengan menggunakan angka-
angka (Dr. Sandu Siyoto, 2015, hal. 53).
Berdasarkan pemaparan tersebut diatas penulis menggunakan metode deskriptif
karenadalam penelitian ini peneliti mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel,
serta pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, pendidikan agama islam non
formal (X) terhadap pelaksanaan pelaksnaan nikah muda (Y).
2. Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan jenis data kuantitatif, yang bersumber
dari tes dan angket (kuisioner), serta didukung oleh data deskripsi wawancara yang
ditujukan kepada masyarakat yang melakukan nikah muda di Dusun Cikuya, jenis data ini
dipilih karena pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
Berdasarkan sumber pengambilannya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan
data sekunder, data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di
lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian, sedang data sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber sumber yang telah ada (Sandu
Siyoto, 2015, hal. 38). Berdasarkan hal tersebut, maka sumber data dalam penelitian ini
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Data primer berupa tes, angket (kuisioner), dan wawancara yang didapat dari remaja
di Dusun Cikuya.
b. Data sekunder berupa hasil studi pustaka dari buku, jurnal, referensi, dokumen Desa,
hasil pengamatan penulis / studi dokumentasi.
3. Variabel Penelitian
Variable penelitian merupakan suatu atribut, sifat, nilai dari orang, obyek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang di tetapkan oleh peneliti guna dipelajari untuk
kemudian ditarik kesimpulannya ( (Sandu Siyoto, 2015, hal. 38). Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel, diantaranya :
a. Variabelbebas (independentvariable / variabel X)
Variabelbebasmerupakan variable yang mempengaruhiatau yang
menjadisebabperubahannyaatautimbulnya variable dependen ( terikat ) (Sugiyono, 2016,
hal. 39).Variabelbebas pada penelitianini, yaitupemahamanmengenaipengaruh nikah
mudadenganindikator:
1) Menerjemahkan (translation) nikah muda
a) Pengertian PAI
b) Pengertian PAI Non Formal
c) Tujuan PAI Non Formal
2) Menginterpretasi (interpretation) PAI non formal
a) Ciri-ciri PAI non formal
b) Metode-metode PAI non formal
3) Mengekstrapolasi (extrapolation) PAI non formal
a) Dampk Positif adanya PAI non formal
b) Faktor-Faktor nikah Muda
c) Macam-macam PAI non formal
b. Variabelterikat (dependent variable/ variabel Y)
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variable bebas (independent). Variabel terikat pada penelitian ini yaitu pola
piker kaum muda dalam praktik nikah muda. Seberapa baik pola pikir kaum muda
mengenai nikah muda ini dapat terlihat dengan seberapa jauh pehaman siswa terhadap dan
pendidkikan agama islam non formal, karena keberhasilan ranah kognitif, berdampak atau
berpengaruh positif terhadap kecakapan ranaha fektif dan psikomotor. Sehingga pola pikir
kaum muda tentang nikah muda akan baik yakni tidak setuju dan tidak melakukan hal-hal
berikut sebagai indikatornya:
1) tidak melakukan pernikahan di usia amuda
2) dasar hukum pernikahan
Pada dasarnya pernikahan memiliki huukum mubah tergantung kepada tingkat
maslahatnyya dan dapat berubah hukumnya sesuai dengan perubahan keadaan menjadi :
a) Nikah wajib, nikah diwajibkan bagi orang-orang yang telah mampu yang akan
menambah ketaqwaan nikah juga wajib bagi seseorang yang telah mampu menjaga
jiwa dan menyelamatkan diri dari perbuatan haram. Kewajiban ini tidak akan dapat
terlaksana kecuali dengan menikah.
b) Nikah Sunnah, nikah disunahkan bagi orang-orang yang sudah mampu tetapi ia
masih sanggup mengendalikan dirinya dari perbuatan tercela dalam hal seperti ini
maka nikah lebih baik daripada membujang karena membujang tidak diajarkan oleh
islam.
c) Nikah Mubah nikah mubah ini bagi yang orang yang tidak berhjalangan untuk nikah
dan dorongan untuk nikahh belum membayangkan dirinya, ia belum wajib nikah dan
tidak haram apabila tidak menikah.
d) Nikah haram nikah haram ini nikah yang diharamkan bagi orang yang tahu bahwa
dirinya tidak mampu melaksanakan hidup berumah tangga dan belum bias
melaksanakan hidup berumah tangga dan belum bias melaksanakana tanggung jawab
lahir batin, seperti nafkah,pakaian,tempat tinggal,dan kewajiban batin seperti
menggauli istri.
3) Syarat& Rukun pernikahan
Menurut jumuhur ulama rukun pernikahan ada 5 dan masing-masing rukun memiliki
syarat-syaratnya tertentu. Untuk itu berikut uraian mengenai rukun&syarat dalam
pernikahan yang dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 rukun
pernikahan meliputi : (a) ada calon suami, (b) ada calon istri, (c ) (d) wali nikah, ( e)
dua orang saksi, (d) ijab&Kabul.
Sedangkan yang dimaksud dengan syarat pernikahan ialah ketentuan yang bertalian
dengan rukun-rukuun pernikahan yaitu syarat-syarat bagii calon mempelai,wali,saksi
dan ijab qabul.
Adapun syarat pernikahan yang dijelaskan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974
yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Syarat-syarat calon mepelai pria
a. Beragama islam
b. Laki-laki
c. Jelas orangnya
d. Dapat member persetujuan
e. Tidak terdapat perkawinan
2. Syarat syarat calon mepelai istri
a. Beragam islam
b. Perempuan
c. Jelas orangnya
d. Dapat dimintai persetujuan
e. Tidak terdapat halangan pernikahan
3. Syarat-syarat wali nikah
a. Laki-laki
b. Dewasa
c. Mempunya hak perwalian
d. Tidak terdapat halangan perwaliannya
4. Syarat-syarat saksi
a. Minimal dua orang laki-laki
b. Hadir dalam ijab qabul
c. Dapat mengerti maksud akad
d. Beragama islam
e. Dewasa
5. Syarat Ijab & qabul
a. Adanya pernyataan mengawinkan dari wali
b. Adanya pernyataan penerimaan dari calon memepelai pria
c. Memakai kata-kata nikah atau tazwij
d. Anatar ijab dan qabul bersambuung
e. Orang yang terkait dengan ijab dan qabul tidak sedang dalam ihram haji atau umrah
f. Majelis ijab & qabul itu harus dihadiri pria atau wakilnya, wali dari memepelai
wanita, dan dua orang saksi ( Ahmad Rofiq, 2913 : 54-56
Keterangan:
r = koefisien korelasi
∑x = Jumlah skor semua butir instrumen dalam variabel X
∑y = Jumlah skor semua butir instrumen dalam variabel Y
N = Jumlah responden
∑xy = Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
∑x2 = jumlah kuadrat skor butir soal
∑y2 = jumlah kuadrat skor total
(∑x)2 = Jumlah skor butir soal kemudian dikuadratkan
(∑y)2 = Jumlah skor total soal kemudian dikuadratkan
b) Penentuan interpretasi butir soal
Untuk menginterpretasi datanya yakni dengan membandingkan rhitung danrtabel
dengan taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) jumlah sampel
dikurangi variabel (dalamhal ini pasti nilainya 2, yaitu variabel butir soal dan
variabel skor total). Jika rhitung ≥ rtabel maka butir soal dinyatakan valid, akan tetapi bila
rhitung< rtabel maka butir soal tersebut dinyatakan tidak valid. (Tabel rtabel dapat dilihat di
lampiran 1)
2) Pengujian Reliabilitas
Reliabilitas adalah konsistensi dari serangkaian pengukuran atau alat untuk
mengukur kuesioner yang merupakan indikator dari seubah atau konstruk.
Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan,
dalam pandangan positivistik (kuantitatif), suatu data dinyatakan reliabel apabila dua
atau lebih peneliti dalam objek yang sama menghasilkan data yang sama, atau
sekelompok data bila dipecahkan menjadi dua menghasilkan data yang tidak
berbeda. Mengutip pendapat susan Stainback dia menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada aspek reliabilitasnya.(Sugiyono, Statistika untuk
Penelitian, 2016, hal. 268).
Pengujian reliabel alat ukur yang digunakan adalah pendekatan Alpha Cronbach,
dengan tahapannya sebagai berikut:
Keterangan:
α = koefisien reliabilitas alpha
k = jumlah item
∑Si = Mean kuadran kesalahan
St2 = varians total
Dengan rumus untuk varians total dan varians item sebagai berikut:
Sedangkan untuk interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (α) pada umumnya
digunakan patokan sebagai berikut:
a) Apabila α sama dengan atau lebih besar dari 0,70 berarti tes yang sedang diuji
memiliki reliabilitas yang tinggi (reliabel).
b) Apabila α lebih kecil dari 0,70 berarti tes yang sedang diuji memiliki reliabilitas
yang tidak tinggi (tidak reliabel)
b. Instrumen Tes
1) Pengujian Validitas
Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui valid dan tidaknya instrumen tes
pemahaman larangan perbuatan zina pada setiap butir instrumen tes. Instrumen tes
berupa tes objektif, yakni suatu tes yang disusun di mana setiap pertanyaan tes
disediakan alternatif jawaban yangdapat dipilih. Tes ini dapat menghasilkan skor
yang konstan, tidak tergantung kepada siapapun yang memberi skor, karena pemberi
skor tidak dipengaruhi oleh sikap subjektivitas(Margono, 2003, hal. 170-171).
Perhitungannya dengan rumus:
Keterangan:
rpbi = Koefisien korelasi point biserial (koefisien validitas item)
Mp = Skor rata-rata yang dimiliki testee untuk butir soal item yang bersangkutan
yang telah dijawab dengan benar
Mt = Skor rata-rata dari skor total
SDt = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi testee yang menjawab benar terhadap butir soal yang sedang diuji
validitas itemnya
q = Proporsi testee yang menjawab salah terhadap butir soal yang sedang diuji
validitas itemnya
Setelah dihitung rpbi kemudian dibandingkan dengan rtabel dengan taraf
signifikansi 5%, jika rpbi> rtabel maka soal dikatakan valid. (Tabel rtabel dapat dilihat di
lampiran 1)
2) Pengujian Reliabilitas
Penghitungan reliabilitas tes objektif menggunakan metode belah dua awal akhir
dengan formula Rulon, rumusnya sebagai berikut:
Dengan
Dengan
Keterangan:
DP = Daya Pembeda Soal
TK = Tingkat Kesukaran Soal
SA = Jumlah skor yang dicapai kelompok atas
SB = Jumlah skor yang dicapai kelompok bawah
n = Jumlah kelompok atas dan kelompok bawah
bobot = Skor maksimal soal yang bersangkutan bila dijawab sempurna
½ = Angka konstan
Setelah hasil perhitungan di dapat, maka hasil tersebut dikategorikan berdasar
kriteria berikut:
Kualifikasi tingkat kesukaran
0,29 - ke bawah = sukar (Skr)
0,30 - 0,69 = sedang (Sd)
0,70 - ke atas = mudah (Md)
kualifikasi daya pembeda
0,40 - ke atas = baik (B)
0,21 - 0,39 = kurang (K)
0,20 - ke bawah = jelek (J)
Indeks negatif = jelek sekali (JS)
7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah penyederhanaan data ke dalam bentuk yang mudah dipahami, dibaca
dan diinterpretasikan(Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, 2012, hal. 356). Analisis data
dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang sudah diajukan, hasil
analisis selanjutnya diinterpretasikan dan dibuatkan kesimpulannya (Suryani & Hendryadi,
2015, hal. 210).
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana
untuk pengujian hipotesis, karena untuk mengetahui pengaruh variabel (X) pendidikan
agama islam non formal terhadap variabel (Y)pelaksanaan nikah muda, sebelum dapat
menggunakan teknik tersebut, hendakanya data dideskripsikan terlebih dahulu kedalam
tabel distribusi frekuensi, kemudian dilakukan uji prasayarat analisis data, barulah setelah
itu analisis uji hipotesis.
a. Data Deskriptif
Menampilkan data agar dapat diinterpretasikan secara mudah, setelah data yang diperoleh
melalui instrumen penelitian sudah terkumpul, selanjutnya data diolah kedalam tabel
distribusi frekuensi, dengan langkah sebagai berikut:
1) Mencari mean
Mean variabel X, X =
Mean variabel Y, Y =
Keterangan:
Xi = Data/Skor
X = Rata-rata jumlah total skor
s = Simpangan baku, nilai simpangan baku dihitung dengan:
Hipotesis
H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Lobs ≤ Ltabel)
H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal (Lobs>Ltabel)
Statistik uji untuk metode ini adalah:
L = Maks |F(zi) – S(zi)|
dengan
F(zi) = P(Z≤ zi ); Z ~ N(0,1);
S(zi) = proporsi cacah Z ≤ zi terhadap seluruh zi
Sebagai daerah kritis untuk uji ini adalah:
DK = {L | L > L α;n} dengan α=5% dan n adalah ukuran sampel (untuk berapa α dan n,
nilai Lα;n dapat dilihat di lampiran 2)
2) Uji Linieritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah suatu variabel memiliki hubungan yang
linear atau tidak secara signifikan(Budiono, 2009, hal. 261-263). Untuk menentukan suatu
hubungan linier atau tidak maka harus ditentukan dahulu nilai F observasi (F obs) yaitu
dengan rumus(Ansori, 2015, hal. 20):
Hipotesis
H0 : Hubungan antarapendidikan agama islam non formal (X) dan pelaksanaan nikah
muda(Y) linier (Fobs ≤ Ftabel)
H1 : Hubungan antara pendidikan agama islam non formal (X) dan pelaksanaaan nikah
muda (Y) tidak linier (Fobs> Ftabel)
a=
b=
n ̶ k
n ̶ 2
Dengan rumus:
Dengan rumus:
Kemudian bandingkan Fhitung dengan Ftabel, besar Ftabel disebseuaikan dengan
derajat kebebebasan (db). Apabila Fhitung> Ftabel maka regresi signifikan, sebaliknya
apabila Fhitung< Ftabelmaka regresi tidak signifikan. (Tabel Ftabeldapat dilihat di lampiran
3)
2) Uji Korelasi dan Keberartian
a) Uji korelasi
Uji korelasi dilakukan untuk menghitung sejauh mana hubungan antar variabel,
uji korelasi dapat dilakukan dengan bantuan dari hasil perhitungan regresi yang telah
disebutkan diatas, kemudian interpretasikan koefisien korelasi berdasar ketentuan,
rumus yang digunakan yakni:
Tabel I
Pedoman Untuk Menginterpretasikan Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Tabel II
Jadwal Penelitian
Bulan
N Kegiatan
o November Desember Januari Februari Maret
1 Pengajuan
judul dan
proposal
penelitian
2 Penyusunan
proposal,
bimbingan
dan revisi
3 Seminar
proposal
4 Penyusunan
BAB I-II,
penyusunan
instrumen
penelitian,
bimbingan
dan revisi
5 Pengujian
validitas
dan
realibilitas
instrumen
6 Pengumpul
an,
pengolahan
dan analisis
data
7 Pelaporan
hasil
penelitian,
penyusunan
BAB III-
IV,
bimbingan
dan revisi
8 Sidang
Munaqosya
h dan revisi
skripsi