Anda di halaman 1dari 1

Kelompok 3

Anggota:

1. Akhmad Badruttamam
2. Mariyam
3. Naufal Zaki Daifullah
4. Nikmah Maulina
5. Zainal Ngabidin
1. Asesmen diagnosis
Terjadinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir atau
skripsi.
2. Akar permasalahan yang bersumber dari emosi negative, penyimpangan proses berpikir dan
keyakinan utama yang berhubungan dengan symptom (gangguan)
Emosi negative: malas, mudah menyerah, menimbulkan penyesalan, mudah terluka perasaan,
kecewa bahkan menyalahkan diri sendiri. mereka cenderung menghindari situasi yang
mneyebabkan setres dan menekan dengan menunda mengerjakan hal yang menyebabkan
tertekan tersebut. disorganized type (merasa Lelah karena telah bekerja)
Penyimpangan proses berpikir: mempunyai mindseat jika dikerjakan menjelang deadline dengan
dikerjakan secara terencaana hasilnya akan sama saja dan lebih baik menggunakan waktu yang ada
untuk melakukan kegiatan lain yang lebih berguna dan kemudian bisa mengerjakan tugas saat
sudah deadline. Mahasiswa berpikir jika saat menjelang deadline otak akan bekerja lebih cepat
dibandingkan mengerjakan secara terencana. Self doubting dimana mahasiswa ragu dan tidak
percaya jika mereka bisa mneyelesaikan tugas akhir tersebut. Mereka berpikir jika cepat lulus dan
menyelesaikan skripsi maka mereka juga akan cepat menganggur dan berpikir untuk mencari kerja.
Keyakinan utama yang berhubungan dengan symptom: tidak mampu dan tidak disayang
3. Kerjasama konselor-klien dalam menyusun rencana intervensi dengan memberikan positive regard
maupun negative regard
Tidak ada layanan yang diberikan dari konselor kepada klien dikarenakan hanya meneliti tingkat
prokrastinasi akademik mahasiswa fakultas psikologi unisba dan merancang intervensi berbasis
CBT yang kiranya cocok untuk diterapkan dalam menangani masalah tersebut.
4. Formula status fokus terapi dan intervensi
- Mengidentifikasi dan menganalisis perilaku prokastinasi akademik pada mahasiswa skripsi
fakultas psikologi unisba.
- Membuat rancangan intervensi berbasis cognitive-behavioral teraphy unutk mengubah
perilaku prokastinasi.
5. Pencegahan kekambuhan
Tidak adanya layanan pencegahan kekambuhan dikarenakan belum adanya layanan konseling yang
diberikan.

Anda mungkin juga menyukai