Jika guru telah mepunyai lima kompetensi diatas, maka sudah pasti guru tersebut memiliki
harapan yang tinggi dalam meningkatkan mutu dan hasil belajar siswa. Dan harapan yang
tinggi itu dapat dilihat dari bagaimana seorang guru tersebut bersemangat dan berkinerja
dalam menjalankan tugasnya.
Ada beberapa hal yang seharusnya selalu menjadi cerminan para guru, yaitu senantiasa untuk
tidak lupa memberikan pendidikan, bukan hanya sekedar memberikan pengajaran. Seringkali
masalah mendidik kadang terlupakan oleh sebagian guru, karena mayoritas yang tercermin
saat kegiatan belajar mengajar guru hanya mengajar dan terpaku pada materi kurikulum.
B. Konsep Guru Efektif
Dalam proses belajar-mengajar dapat dikatakan bahwa inti permasalahan psikologis terletak
pada anak didik. Bukan berarti mengabaikan persoalan psikologis seorang pendidik, namun
dalam seseorang yang telah menjadi seorang pendidik maka ia telah melalui proses
pendidikan dan kematangan psikologis sebagai suatu kebutuhan dalam mengajar. Penguasaan
guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai
guru, yakni kompetensi pedagogik.
1. Guru yang efektif memulai hari-hari pertama sekolah dengan efektif Kiat ini nampak
sangat sederhana namun sebenarnya dampak positifnya luar biasa. Apa yang kita lakukan
pada hari-hari pertama sekolah akan mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan sisa waktu
dalam satu semester atau satu tahun ajaran. Apa yang terjadi pada hari-hari pertama sekolah
bisa menjadi indikator kesuksesan pembelajaran selanjutnya. Sayangnya tidak semua guru
menyadari bahwa hari-hari pertama sekolah merupakan faktor penting sehingga masih
banyak guru yang tidak merencanakan dengan baik pembelajaran minggu-minggu pertama.
Bahkan sangat menyedihkan apabila masih terdapat guru yang mengosongkan pembelajaran
pada minggu-minggu pertama karena menganggap tidak efektif.
Yang terpenting untuk diciptakan pada hari-hari pertama pembelajaran adalah konsistensi.
Siswa biasanya menginginkan lingkungan yang aman, nyaman, dan kondusif. Guru efektif
harus bisa menciptakan kelas yang aman, nyaman, menarik, dan menantang. Guru harus
dapat memberikan suasana yang bisa memotivasi siswa. Pada harihari pertama sekolah
memotivasi siswa akan sangat efektif. Setelah liburan siswa biasanya mempunyai "couriosity'
yang amat tinggi. Mereka ingin tahu bagaimana tentang guru haru, pembelajaran, dan
suasana baru. Momen ini akan efektif apabila guru menggugah motivasi siswa. Tumbuhkan
motivasi instrinsik siswa agar mereka termotivasi, memahami pentingnya sekolah, tangguh,
dan mempunyai daya juang untuk mencapai cita cita..
Untuk melaksanakan kegiatan pada hari-hari pertama sekolah dengan efektif maka guru harus
menyusun perencanaan pembelajaran sebelum mulainya tahun ajaran atau semester baru.
Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran
yang meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan pada siswa, bagaimana cara
mengajarkannya, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa
telah menyelesaikan proses pembelajarannya. Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru
karena kalau tidak ada perencanan yang baik, tidak hanya siswa yang tidak terarah dalam
proses belajarnya tapi guru juga tidak akan terkontrol, dan bisa salah arah dalam proses
belajar yang dikembangkannya pada siswa.
2. Guru efektif memiliki harapan yang positif pada siswa
Apabila guru memiliki harapan yang positif berarti bahwa guru percaya siswa bisa. Harapan
yang positif akan menghasilkan kesuksesan atau prestasi karena guru memberikan
kepercayaan pada siswa bahwa setiap siswa dapat belajar dan mencapai potensi yang penuh.
Guru yang mempunyai harapan positif pada siswa biasanya juga mempunyai harapan positif
bagi dirinya sehingga dia termotivasi dan rajin melakukan kegiatan pengembangan
profesional..
Harapan positif guru terhadap siswa dapat disampaikan mulai pada hari hari pertama sekolah.
Menurut K. Wong (2000), the most important day of a person's education is the First Day of
School, not Graduation Day. Hari yang paling penting dalam pendidikan seseorang adalah
hari pertama sekolah, bukan hari kelulusan. Guru perlu meyakinkan siswa bahwa mereka
semua bisa sukses. Guru harus memberikan keteladanan pada siswa mulai hari pertama
sekolah. Ketepatan waktu, konsistensi, kesiapan, dan komitmen guru yang ditangkap oleh
siswa akan memberikan kepercayaan dan hormat pada guru, dan sebagai akibatnya siswa
akan terbangun motivasinya.
3. Guru efektif memanggil siswa dengan menyebut namanya Pepatah mengatakan "Apabila
engkau memanggil seseorang dengan namanya, engkau memperlakukan orang tersebut
dengan martabat dan hormat." Nama sangatlah penting karena mengidentifikasi seseorang.
Dalam hal pembelajaran seorang guru efektif menggunakan nama siswa dengan ramah,
penuh hormat. Jangan pernah memanggil siswa dengan nada tinggi atau marah. Pengucapan
nama yang benar harus dilakukan karena nama merupakan sesuatu yang bernilai. Penyebutan
nama siswa akan memberikan rasa percaya diri dan tanggung jawab siswa. Ketika guru
menyebut nama siswa maka siswa akan merasa bahwa guru menaruh perhatian dan
kepedulian. Mengenal nama siswa merupakan salah satu bukti guru mengenal karakteristik
siswa.
b. Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran.
Kemampuan ini terdiri dari menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa,
menunjukkan sikap luwes dalam menyesuaikan diri, menerima siswa sebagaimana adanya,
menunjukkan sikap sensitif, responsif dan simpatik terhadap perasaan kesukaran siswa dalam
kegiatan pembelajaran, menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar terhadap
siswa; Komunikasi antara guru dan siswa sebaiknya dihiasi senyum, dan kata-kata santun
misalnya silahkan, terimakasih.
c. Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguhsungguh dalam kegiatan
pembelajaran. Kemampuan ini terdiri dari menunjukkan kegairahan dalam memberi materi
atau mengajar, merangsang minat siswa untuk belajar, memberi kesan kepada siswa bahwa
guru menguasai bahan materi yang diajarkan dan menguasai bagaimana mengajar
(metode/strategi).
Pengelolaan kelas merujuk pada semua yang dilakukan guru untuk mengorganisasi siswa,
waktu, ruang, dan materi sehingga pembelajaran dapat terjadi. Guru efektif dapat
menciptakan kelas yang efektif pula. Dalam kelas efektif siswa terlibat aktif dalam kegiatan
yang berarti. Siswa memahami prosedur yang harus dikerjakan dan memahami fungsi kelas.
Guru berkeliling kelas dalam melaksanakan tugas membantu, menjawab,memotivasi, dan
mengendalikan kelas dengan tetap tersenyum dan penuh kasih sayang.
Salah satu prinsip penting dalam pembelajaran adalah keaktifan siswa untuk memperoleh
pengetahuan atau informasi. Bila guru menggunakan metode mengajar yang efektif, maka
aktivitas siswa dalam pembelajaran akan tampak secara nyata. Keaktifan mereka dapat dalam
bentuk mental, fisik,psikis, atau kombinasi dari keduanya atau ketiganya. Dengan aktifnya
siswa baik secara mental, fisik, maupun psikis, siswa akan belajar penuh kebermaknaan dan
hasil belajar yang mereka dapatkan akan bertahan lebih lama. Kelas yang tidak efektif
biasanya gaduh karena siswa mendapatkan tugas yang sulit namun tidak bermakna. Dalam
hal ini guru sering menyalahkan siswa karena gadu dan terpaksa harus mendisiplinkan siswa.
6. Guru efektif menguasai metode dan strategi pembelajaran Untuk mengetahui apakah
pembelajaran itu efektif dan efisien, dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran. Untuk
itu guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran seyogyanya tahu bagaimana membuat
kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Kegiatan pembelajaran dicirikan dengan adanya interaksi yang terjadi antara siswa dengan
lingkungan belajarnya, baik dengan guru, teman-temannya, tutor, media pembelajaran, dan
sumber-sumber belajar lainnya. Selain interaksi, ada komponen lain dalam pembelajaran
yaitu tujuan, materi/bahan ajar, metode pengajaran, media, evaluasi, siswa dan guru, Strategi
dan metode pembelajaran merupakan salah satu komponen di dalam sistem pembelajaran,
tidak dapat dipisahkan dari komponen lain yang dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain
tujuan pembelajaran, materi ajar, peserta didik/siswa, fasilitas, waktu, dan guru. Strategi dan
metode pembelajaran haruslah dipilih sesuai dengan karakteristik siswa dan materi
pembelajaran. Mengimplentasikan suatu strategi atau metode bukanlah hal yang mudah, oleh
karenanya guru harus belajar terus menerus untuk meningkatkan keprofesionalannya.
Guru yang tidak melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan dapat dikatakan
guru yang tidak efektif. Makna pengajaran reflektif menurut John Dewey (1916) "Reflective
teaching involves active, persistent, and careful consideration of any belief or practice in light
of reasons that support it and the further consequences to which it leads." Apabila diterapkan
dalam pengajaran maka dapat diartikan bahwa pengajaran reflektif adalah penggunaan
kesempatan oleh guru dalam tugasnya sehari-hari untuk secara sistematis mengeksplorasi,
menanyakan, dan membingkai kembali praktek pengajarannya untuk dapat membuat
interpretasi secara benar berdasarkan keadaan lapangan dan kemudian dapat menetukan
pilihan yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya (Nurkamto, 2009).
Menurut John Dewey (1916) untuk dapat melakukan pengajaran reflektif guru harus
memiliki kesadaran akan praktek pengajarannya dan bersedia untuk berubah kearah yang
lebih baik. Hal ini akan melahirkan sikap-sikap keterbukaan (open-mindedness), keterlibatan
secara penuh (whole-heartedness), dan tanggung jawab (responsibility). Keterbukaan
mengacu pada kesediaan mempertimbangkan masalah dari berbagai perspektif yang berbeda,
dan bersikap terbuka terhadap gagasan baru yang belum difikirkan sebelumnya. Keterlibatan
secara penuh mengacu pada keterlibatan guru dalam pengalaman dan pemikiran tentang
pembelajaran. Tanggung jawab mengacu pada kesediaan seorang guru untuk menanggung
segala akibat dari apa yang telah difikirkan, dipilih, dandialami di lapangan (Nurkamto,
2009).
Guru reflektif mau melaksanakan refleksi dan introspeksi terhadap pembelajaran yang
dilakukan, dan mau mendengarkan saran dan kritik dari teman sejawat, kepala sekolah, dan
pengawas bahkan siswa. Seorang guru reflektif akan bersikap positif dalam menerima saran
dan kritik dan menjadikannya sarana untuk perbaikan pembelajarannya. Guru reflektif berani
jujur terhadap kekurangannya dan mempunyai kemauan untuk memperbaiki kekurangannya.
Pengajaran reflektif dapat dilakukan guru mulai dari hal yang paling sederhana yaitu
membuat agenda harian atau jurnal yang kemudian ditindaklanjuti dengan solusi terhadap
kekurangan dan permasalahan yang ditemukan dalam pembelajarannya. Lesson study juga
merupakan kegiatan yang sangat positif.
Lesson study yang dikenalkan oleh Makoto Yoshida dari Jepang merupakan upaya
pembinaan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru
secara kolaboratif dalam merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil
pembelajaran. Lesson study merupakan kegiatan yang mendorongterbentuknya komunitas
belajar dan menciptakan iklim akademis guru. Secara sederhana dapat dibayangkan bahwa
ketika guru melaksanakan pembelajaran tidak ada cermin di kelas sehingga dia tidak bisa
melihat kekurangannya sendiri. Melalui kegiatan lesson study guru model melakukan tugas
pembelajaran sedangkan guru yang lain berperan sebagai obsever yang bisa menggantikan
cermin di kelas. Observer akan memberikan saran dan kritik tentang pembelajaran yang telah
dilakukan.
Lesson Study sebagai salah satu model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian
pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-psrinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Slamet Mulyana,
2007).
Tindakan refleksi guru dapat dilakukan juga melalui penelitian tindakan kelas (PTK) PTK
adalah tindakan reflektif yang berawal dari mengidentifikasi permasalahan, mencari solusi
pemecahan terhadap permasalahan tersebut, menganalisa hasil. PTK sangat bermanfaat untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan sekaligus meningkatkanprofesionalisme guru.
Guru yang efektif menguasai materi pelajaran dan keahlian atau keterampilan mengajar yang
baik. Guru yang efektif memiliki strategi pengejaran yang baik dan didukung oleh metode
penetapan tujuan, perencanaan pengajaran, dan manajemen kelas. Mereka tahu bagaimana
memotivasi, berkomunikasi, dan berhubungan secara efektif dengan murid-murid dari
berbagai latar belakang kultural. Mereka juga mengetahui cara menggunakan teknologi yang
tepat guna di dalam kelas Berikut adalah masing-masing penjelasan dari beberapa kriteria di
atas:
Guru yang efektif harus berpengetahuan, fleksibel, dan memahami materi. Tentu saja,
pengetahuan subjek materi tidak hanya mencakup fakta, istilah, dan konsep umum. Ini juga
membutuhkan pengetahuan dasar pengorganisasian materi, mengkaitkan berbagai gagasan,
cara berpikir dan berargumentasi.
2. Strategi Pengajaran
Dalam hal ini bagaimana guru dapat membuat pengajaran materi dapat dikuasai oleh murid.
Pada pendidikan model lama (tradisional) terlalu menekankan murid harus duduk diam,
menjadi pendengar pasif dan menyuruh murid untuk menghafal informasi yang relevan dan
tidak relevan. Kemudian berganti pada prinsip konstruktivisme, yaitu menekankan agar
murid secara aktif menyusun dan membangunpengetahuan dan pemahamannya. Namun tidak
semua ahli setuju dengan cara di atas, tetapi yang terpenting adalah walaupun anda
menggunakan salah satu strategi di atas, masih banyak hal yang harus diketahui, hal-hal yang
memberikan pengaruh dalam pengajaran yang efektif.
Guru yang efektif tidak sekadar mengajar di kelas, entah dia menggunakan perspektif
tradisional atau konstruktivisme di atas. Mereka juga harus menentukan tujuan pembelajaran
dan menyusun rencana untuk mencapai tujuan itu.
Aspek penting lainnya untuk menjadi guru yang efektif adalah mampu menjaga kelas tetap
aktif bersama dan mengorientasikan kelas ke tugas-tugas. Guru yang efektif dapat
mempertahankan lingkungan belajar yang kondusif.
5. Keahlian motivasional
Guru yang efektif mempunyai strategi yang baik untuk memotivasi murid agar mau belajar.
Guru yang efektif tahu bahwa murid akan termotivasi saat mereka bisa memilih sesuatu yang
sesuai dengan minatnya. Guru yang baik akan memberi kesempatan murid untuk berpikir
kreatif dan mendalam untuk proyek mereka sendiri.
6. Keahlian komunikasi
Hal yang perlu diperlukan untuk mengajar adalah keahlian dalam berbicara, mendengar,
mengatasi hambatan komunikasi verbal, memahami komunikasi non verbal dari murid, dan
memapu memecahkan konflik secara konstruktif.
7. Bekerja secara efektif dengan murid dari berbagai kultur yang berbeda
Guru yang efektif harus mengetahui dan memahami anak dengan latar belakang kultural yang
berbeda-beda, dan sensitif terhadap kebutuhan mereka.
8. Keahlian teknologi
Guru yang efektif tahu cara menggunakan komputer dan cara mengajar murid menggunakan
komputer untuk menulis dan berkreasi. Teknologi itu sendiri tidak selalu meningkatkan
kemampuan belajar murid perlu kesesuaian antara kurikulum dengan teknologi yang sesuai
dalam pengajaran.
Menjadi guru yang efektif juga membutuhkan komitmen dan motivasi. Aspek ini mencakup
sikap yang baik dan perhatian kepada murid. Komitmen sangat dibutuhkan dalam pengajaran,
bagaimana guru memberikan tenaga dan pikiran untuk memberikan pengajaran yang dapat
diterima oleh murid dengan baik. Guru yang efektif juga mempunyai kepercayaan diri
terhadap kemampuan mereka dan tidak akan membiarkan emosi negatif melunturkan
motivasi mereka.