Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN

PROGRAM KESPRO KB

BLUD PUSKESMAS BAWANGAN PLOSO


DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN JOMBANG
2020
KERANGKA ACUAN PROGRAM KB

A. PENDAHULUAN

Status Kesehatan Ibu dan Anak merupakan salah satu indikator kesejahteraan
bangsa, sehingga masalah kesehatan ibu dan anak merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan merupakan masalah nasional. Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perorangan tingkat pertama mempunyai kewajiban untuk mengatasi
masalah tersebut diatas.
Untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak puskesmas harus didukung
oleh pelaksanaan program baik esensial maupun pengembangan yang berkualitas
dengan mengutamakan upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Fungsi Puskesmas sebagaimana dimaksud diatas telah sejalan dengan salah
satu misi Puskesmas Bawangan Ploso untuk mewujudkan visi BLUD Puskesmas
Bawangan Ploso yaitu Kecamatan Ploso sehat untuk semua. Untuk mengatasi
masalah kesehatan ibu anak dan KB sebagaimana telah disampaikan diatas tentunya
salah satu upaya kesehatan di Puskesmas yang lebih banyak berperan dan harus
berjalan dengan baik adalah upaya kesehatan ibu anak dan KB.
Salah satu upaya agar program kesehatan ibu anak dan KB dapat berjalan
dengan baik tentunya perlu panduan perencanaan, pelaksanaan maupun pemantauan
serta pertanggung jawabannya melalui pembuatan kerangka acuan program agar
target indikator kinerja dan pencapaian kinerjanya dapat tercapai sesuai yang
diharapkan.Dalam rangka meningkatkan pencapaian program,diperlukan juga
koordinasi antara lintas program dan lintas sektoral diwilayah BLUD Puskesmas
Bawangan Ploso.
Sejalan dengan semangat ICPD 1994 di Cairo, pendekatan pelayanan
kontrasepsi di Indonesia memegang teguh prinsip-prinsip hak asasi manusia. Prinsip
ini diterjemahkan dengan pemberian kebebasan yang bertanggung jawab bagi
pasangan untuk menentukan jumlah penjarangan dan pembatasan kehamilan serta
informasi dan cara untuk memenuhi hak-hak reproduksinya tersebut. Tersedianya
berbagai alat kontrasepsi di tempat pelayanan dengan informasi yang lengkap adalah
wajib dipenuhi dan merupakan tantangan pemerintah saat ini.
Melalui pertemuan tingkat tinggi tentang KB yang dilaksanakan di London pada
tanggal 11-07-2012 komunitas Internasional melalui family planning 2020 (FP 2020)
sepakat untuk merevitalisasi komitmen global untuk KB dan perluasan akses
pelayanan kontrasepsi, memperbaiki akses dan distribusi alat dan obat KB.
B. LATAR BELAKANG
Status kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia masih jauh dari harapan ditandai
dengan masih tingginya Angka Kematian Ibu ( AKI ) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
Tahun 2019 AKI Indonesia masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Padahal, target 13 Vol. XI, No.24/II/Puslit/Desember/2019 AKI Indonesia pada tahun
2015 adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2019, AKI Provinsi Jawa
Timur mencapai 89,81 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Keadaan Angka
Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) yang diperoleh dari
laporan rutin relatif sangat kecil. Namun bila dihitung angka kematian absolut masih
tinggi yaitu sebanyak 3.875 bayi meninggal pertahun dan sebanyak 4.216 balita
meninggal pertahun. Adapun proporsi kematian neonatal dalam 3 tahun ini mencapai
hampir 4/5 dari kematian bayi.
Dalam satu hari berarti sebanyak 11 bayi meninggal dan 12 balita meninggal.
sehingga data AKB yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (Provinsi Jawa Timur)
diharapkan mendekati kondisi di lapangan. Untuk mencapai target Nasional, dukungan
lintas program dan lintas sektor serta organisasi profesi yang terkait upaya
peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi sangat diharapkan.
Di Kabupaten Jombang pada tahun 2019 Angka Kematian ibu sebesar
71,64 per 100.000 KH. Angka tersebut berdasarkan data jumlah kematian
maternal 14 kasus dari 19.543 Kelahiran Hidup. Adapun rincian kematian
maternal saat kehamilan berjumlah 3 orang, pada saat persalinan berjumlah 4
orang dan pada saat nifas berjumlah 7 orang. Jika kematian maternal dipilah
berdasar kelompok umur maka ada 3 (tiga) kelompok kematian ibu, yaitu usia
<20 tahun berjumlah 1 orang, usia 20-34 tahun berjumlah 9 orang, dan usia ≥35
tahun. berjumlah 4 orang.
Jumlah kematian ibu di Kabupaten Jombang pada
tahun 2019 tercatat 14 kasus kematian maternal. Sehingga Angka Kematian Ibu
(AKI) di Kabupaten Jombang tahun 2019 adalah 72 per 100.000 KH.
Jumlah dan Angka Kematian Neonatal per 1000 Kelahiran Hidup
Angka kematian Neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi usia
sampai dengan 28 hari per 1.000 kelahiran hidup (KH) pada tahun yang sama.
Jumlah kematian neonatal 124 neonatal dari 19.543 Kelahiran Hidup,
dengan demikian Angka Kematian Neonatal tahun 2019 di Kabupaten Jombang
adalah 6,3 per 1.000 KH Jumlah Kematian Balita di Kabupaten Jombang tahun
2019 sebanyak 190 balita dari 19.543 Kelahiran Hidup. Dengan demikian Angka
Kematian Balita sebesar 9,7 per 1.000 KH. Sudah lebih baik dari pada kondisi
tahun 2018, dimana AKBAL sebesar 11,16 per 1.000 KH. Berikut ini merupakan
gambar perkembangan AKBAL selama 5 tahun terakhir
. Sedangkan di Kecamatan Ploso sendiri tahun 2019 kematian Ibu ada 1 kasus
yang terjadi pada masa nifas, sedangkan kematian Balita 8 anak dengan rincian 4
neonatus dan 4 bayi.
Berdasarkan data tersebut diatas tentunya Puskesmas masih memerlukan
program kesehatan ibu dan anak yang berkualitas agar masalah kesehatan ibu dan
anak yang terjadi sekarang ini dapat ditangani dengan baik.
Salah satu tantangan dalam pelayanan KB adalah belum optimalnya
ketersediaan, keterjangkauan dan kualitas pelayanan keluarga berencana. Oleh
karena itu dibutuhkan pedoman sebagai acuan dalam memberikan pelayanan KB yang
berkualitas.
Capaian pelayanan KB di BLUD Puskesmas Bawangan Ploso tahun 2019
didapatkan data sebagai berikut. Akseptor aktif 90% (target 70%),masih rendahnya
cakupan akseptor KB pasca salin yaitu 21,4 %(target 60%) dan masih adanya PUS
yang tidak menggunakan KB.
Dengan demikian maka perlu disusun kerangka acuan kerja untuk
memudahkan petugas dalam pelayanan keluarga berencana.
Berdasarkan hal tersebut pengelolaan program KB perlu lebih terarah agar
dapat menjangkau semua ibu hamil serta menangani mereka yang ditemukan beresiko
tinggi secara memadai. Untuk itu perlu dipantau secara terus menerus , besarnya
cakupan pelayanan KB di suatu wilayah sehingga dapat meningkatkan pelayanan KB
baik dari segi jangkauan maupun mutu. Dengan demikian harapan kita mudah –
mudahan dapat membantu suksesnya program KB di BLUD Puskesmas Bawangan
Ploso

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan mutu pelayanan KB di BLUD Puskesmas Bawangan Ploso
melalui upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi – tingginya

2. Tujuan Khusus
Dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan KB dan Polindes diharapkan petugas-

petugas KB dan Bidan Desa mampu:

2.1 Meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan KB.

2.2 Terjaringnya seluruh akseptor KB untuk mendapatkan pelayanan yang

memadai.

2.3 Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembinaan kesehatan

keluarga berencana ( KB).

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN PROGRAM


Kegiatan pokok KB meliputi kegiatan didalam gedung dan diluar gedung,meliputi:

1. Didalam gedung :

- Pelayanan KB kepada semua PUS yang membutuhkan

- Pelayanan konseling

- Pemeriksaan IVA

- Pembinaan petugas polindes/poskesdes, dan pustu

- Validasi data

- Rujukan

- Pencatatan dan pelaporan

2. Diluar gedung:

- Kunjungan rumah (pelaksana bidan pemegang wilayah)

- Penyuluhan IVA

- Penyuluhan kelas Unmeet Need

- Pendataan PUS

E. SASARAN
 WUS

 PUS

 Ibu hamil

 Ibu bersalin

 Ibu nifas

 Ibu menyusui

F. JADWAL KEGIATAN

1 Di Dalam Gedung

BULAN K
N JENIS
pe me ag de E
O KEGIATAN jan mar apr jun jul sep okt nop
b i s s T

1 Pelayanan konseling √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Pelayanan KB
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3 Pemeriksaan IVA
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

4 Pelayanan Rujukan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5 Validasi data √ √ √ √
6 Pembinaan Bidan/
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
polindes
7 Pencatatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Pelaporan

2 Di Luar Gedung

NO KEGIATAN jan peb mar apr mei jun jul ags sep okt nop des
1 Kunjungan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
rumah
2 Penyuluhan
IVA/IMS/KB
3 Pendataan
v
PUS
4 Penyuluhan
kelas Unmet
Need
5 Koordinasi
Lintas program
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan lintas
sektor

G. PENDANAAN
Kegiatan KB menggunakan dana BOK

H. TATA NILAI
Dalam melakukan kegiatan ini tetap berpedoman pada tata nilai Puskesmas
(Disiplin, Efektif efisien, Tanggung jawab, Aman, Kerja sama) Dengan peran dan tugas
masing-masing yang dapat di jabarkan sebagai berikut :
 Disiplin : Dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan jadwal
 Efektif Efisien : Derajat kesehatan ibu meningkat
 Tanggung Jawab : Dalam memberikan pelayanan sesuai dengan SOP
 Aman : Memastikan alat yang digunakan memenuhi standart
 Kerjasama :
 Bidan Desa sebagai pelaksana kegiatan di tingkat desa
 Kepala desa sebagai penggerak masyarakat untuk ikut
serta dan peduli terhadap program KB
 Tokoh masyarakat dan tokoh agama : untuk mendukung
program KB dari segi kemasyarakatan dan keagamaan
 Camat sebagai penggerak masyarakat melalui kebijakan-
kebijkan yang dapat mendukung program KB.
 Promkes memberikan informasi tentang pentingnya
program KB bagi masyarakat.
 Petugas Lapangan Keluarga Berencana ( PLKB ) sebagai
pelaksana,pengelola dan penggerak KB didesa
 Kader Sub PPKBD (Pembantu Pembina Keluarga
Berencana Desa ) mengajak PUS agar menjadi peserta
KB

I. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM


 Evaluasi pelaksanaan kegiatan yang tidak rutin setiap bulan dilakukan setiap akhir
kegiatan
 Evaluasi pelaksanaan kegiatan bulanan dilaksanakan setiap akhir bulan
 Evaluasi pencapaian indikator kinerja program dilaksanakan tiap 3 bulan.
 Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh pelaksana kegiatan dan Bidan
Koordinator disertai pelaporan hasil – hasil yang dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan tersebut kepada Kepala Puskesmas.
 Hasil evaluasi kegiatan akan disampaikan pada saat lokmin bulanan puskesmas.
 Pelaporan hasil kegiatan dilakukan oleh bikor kepada kepala puskesmas setelah
selesai kegiatan

J. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI


 Pencatatan kegiatan dilakukan dalam bentuk laporan hasil kegiatan yang
disertai dokumentasi (bukti foto kegiatan).
 Pelaporan program dilakukan setiap bulan berdasarkan rekapitulasi laporan
bulanan Bidan Desa oleh Bidan Koordinator kepada Kepala Puskesmas yang
kemudian diserahkan kepada seksi kesga Dinas Kesehatan pada akhir bulan.
 Pelaporan tahunan hasil evaluasi pelaksanaan program dilakukan oleh Bidan
Koordinator kepada Kepala Puskesmas.
 Evaluasi indikator kinerja program KIA di laksanakan setiap 3 bulan sekali
melalui pencapaian kegiatan dibandingkan dengan target. Hasil dari evaluasi
indikator kinerja program disampaikan melalui lokmin/rapat koordinasi di
puskesmas dan dilakukan tindak lanjut evaluasi apabila ada masalah/
hambatan yang membuat target tidak tercapai.

Jombang, Januari 2020


Mengetahui,
Kepala BLUD Puskesmas Bawangan Ploso
drg.ARIES ENANDY
NIP. 196304121989031019

Anda mungkin juga menyukai