Boris Dwicahyo, Fadhilah Putri Edwar, Neno Asyshifa Astri, Nichia Mizentika, Uci
Rahmadani, Zulfadhlil Haqi
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Padang 25131, Indonesia
Email. nichiamizentikaa@gmail.com
ABSTRAK
I. PENDAHULUAN
Istilah atom pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli filsafat Yunani bernama
Democritus (460-370 SM). Setiap zat dapat dibagi atas bagian-bagian yang lebih kecil,
sampai mencapai bagian yang paling kecil yang tidak dapat dibagi lagi. Bagian yang tak
dapat dibagi itu oleh Demokritus disebut atom, dari kata Yunani ”atomos” yang artinya tak
dapat dibagi. Selanjutnya, para filsuf yang muncul kemudian, seperti Plato dan Aristoteles
merumuskan sebuah pemikiran bahwa bisa jadi tidak ada partikel yang tidak dapat dibagi.
Berarti, menurut dugaan mereka atompun masih dapat dibagi lagi. Bersamaan dengan
itu, pandangan mengenai atom berdasarkan pemikiran Demokritus mulai tersingkir
(Beiser, 1987).
Sejak ditemukannya partikel-partikel dasar atom, teori atom banyak mengalami
perubahan. Hal ini menggoyahkan teori atom Dalton yang menyatakan bahwa atom tidak
(8ε h ) n )
4
(
me e 1
E=− 2 2 2 (2)
0
E=−(13,6 eV )
( n1 )
2 (3)
Energi foton, E , adalah negatif dari kehilangan energi elektron dan diberikan oleh
Untuk foton tampak yang dilepaskan oleh hidrogen, tingkat energi akhir adalah n f =2 .
Panjang gelombang, , dari foton yang dilepaskan ditentukan dengan menggunakan
persamaan:
c
λ= (5)
f
Dimana c adalah kecepatan cahaya dan f adalah frekuensi.
ΔE
f= (6)
h