Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KELOMPOK

ANILISIS KORBAN TENGELAM


Dosen pengampu: Nurrahmi Umami S.Tr.Keb.,M.Keb
Mata kuliah: Kegawatdaruratan

Disusun Oleh :

NUR AISYAH 2140704050


MARTINA MATIUS 2140704053
SHELA KURNIA 2140704056
FRISYA PUJASTIRA 2140704066
CICILIA NOVRIMIEDA 2140704072
AMELIA 2140704079

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2023
A. Devinisi hipoksia
Hipoksia merupakan sebuah kondisi ketika kadar oksigen pada sel dan jaringan tubuh
seseorang terlalu rendah. Karena hal ini, sel dan jaringan tubuh yang seharusnya bekerja
dengan optimal menjadi terganggu dan fungsinyapun menjadi tidak normal. Hipoksia yang
dibiarkan tanpa penanganan mampu berakibat pada kondisi fatal, yaitu kerusakan hingga
kematian jaringan. Hipoksia merupakan gangguan kesehatan yang tergolong umum dan
kondisi ini dijumpai dirumah sakit setiap hari. Penyebab paling umum hipoksia adalah
penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) dan pneumonia.
B. Klasifikasi tengelam
1. Typical drowning adalah keadaan dimana cairan masuk kedalam saluran pernapasan
korban saat korban tenggelam.
2. Atypical drowning
a. Dry drawning
Keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada cairan yang masuk ke dalam saluran
pernapasan.
b. Immersion syndrom
Terjadi terutama pada anak-anak yang tiba-tiba terjun ke dalam air dingin (suhu <20
derajat celcius). Yang menyebabkan terpicunya refleks vagal yang menyebabkan
apneu, radikardia, dan vasokonstriksi dari pembulu darah kapiler dan menyebabkan
terhentinya aliran darah koroner dan sirkulasi serebral.
c. Submersion of the unconscious
Sering terjadi pada korban yang menderita epilepsy atau penyakit jantung khususnya
coronary atheroma, hipertensi atau peminum yang mengalami trauma kepala saat
masuk ke air.
d. Delayed dead
Keadaan dimana seorang korban masih hidup setelah lebih dari 24 jam setelah di
selamatkan dari suatu episode tenggelam.

1. Proses tenggelam
Pada video yang kami analisis ada seorang ibu yang membawa kedua anaknya untuk
berenang, kemudian ibu mengajak anak keduanya untuk berenang di tengah kolam dan
menyuruh anak pertamanya untuk menunggu di tepi kolam, tapi karna sudah terlalu lama
menunggu akhirnya anak pertama pun merasa jenuh dan Kedinginanan ia sudah berusaha
memangil ibunya namun ibunya masih asik berenang Bersama adiknya. akhirnya pegangan
tangannya pun terlepas Anak pertama itupun sempat teriak minta tolong dan akhirnya tidak
sadarkan diri (mengalami hipoksia).
2. Jenis tenggelam
Drawning and subsmersion while in swimming pool. Tenggelam di air tawar pada kolam
renang dengan suhu air dingin dengan temperature 19 derajat Celsius.
3. Penatalaksanaan di tempat
a. Korban melambaikan tangan untuk minta pertolongan
b. Beberapa saat Korbanpun pingsan
c. Kemudian ada beberapa orang melihat korban tidak sadarkan diri dan terapung di
dalam kolam kemudian penolong membantu korban untuk naik ke atas kolam
renang
d. Penolong mencoba untuk menyadarkan korban dengan memangil dan menepuk-
nepuk badan korban
e. Penolong lain menelpon/ memangil tim medis
f. Tidak lama dari itu tim medis pun datang dan melakukan DANGER (aman
penolong, aman lingkungan dan aman pasien).
g. Tim medis melakukan respon kepada korban ( Alert, Verbal, Pain, Unresponssive)
tim medis pun melihat kembang kempis dada, dengarkan suara nafas, rasakan
denyut nadi selama 10 detik
h. Tim medis melakukan RJP. Cek jalan nafas jika ada sumbatan lakukan head tilt-
chin lift cross finger-finger sweep
i. Melakukan RJP sebanyak 2 siklus 30:2 per siklusnya 30 kali kompresi dan 2 kali
ventilasi
j. Setelah di lakukanya RJP korban pun sadarkan diri.
4. SOP di klinik
Bantuan medis lanjut pra rumah sakit
a. Lihat algoritma tatalaksana korban tenggelam
b. Bila korban yang bisa bernapas, berika O2 sungkup muka 15L per menit
c. Bila korban mengalami perburukan atau tidak bernapas adekuat, lakukan
intubasi dini dan pentilasi mekanik. Pasang akses perifer untuk pemberian obat
dan berikan infus kritaloid cepat.
d. Bila korban mengalami henti jantung (kardiakarest) biasanya sistol atau
pulseless electrical aktivity (PA), lakukan CPR, berikan adrenalin 1mg
(0,01mg/kg), lakukan Shock bila terindikasi.

Perawatan di instalasi gawat darurat

1. Saat korban masuk UGD :


a. Evaluasi potensi jalan nafas, berikan oksigenasi, hemodinamik stabil.
b. Pasang NGT, selimut untuk menegah hipotermia.
c. Anamnesis : tindakan resusitasi, riwayat penyakit sebelumnya
d. Photo thoraks
e. Analisis gas darah : asidosis metabolik
2. Pemeriksaan toksikologi serta CT kepala dan leher di lakukan bila pasien tetap tidak
sadar.
3. Korban yang pO2 arteri bagus tanpa terapi dan tidak ada kelainan lain yang dapat
dipulangkan.
4. Korban dirawat bila termasuk kategori derajat 2-6. Pada korban derajat 2 yang
perbaikan setelah 6-8 jam, dapat dipulangkan. Bila ada perburukan maka korban
dirawat diruang intermediet
5. Pada korban derajat 3-6 yang umumnya memerlukan intubasi dan ventilasi mekanik
dirawat diunit perawatan intensif (ICU).

Anda mungkin juga menyukai