SKRIPSI
Oleh:
Ayu Rosa Setiawan
D1A017016
SKRIPSI
Oleh :
Ayu Rosa Setiawan
D1A017016
SKRIPSI
KECEPATAN LELEH, WARNA DAN TEKSTUR SECARA SENSORIS ES KRIM DENGAN
PENAMBAHAN SARI BUAH BIT MERAH (Beta vulgaris L.)
Oleh :
Ayu Rosa Setiawan
D1A017016
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Mengetahui,
Dekan
menciptakan ciri tekstur yang lembut, membantu memberikan bentuk dan kepadatan,
dan memberikan sifat meleleh yang baik. Warna merupakan kenampakan dari es krim
yang diamati dengan indera penglihatan, warna yang dihasilkan oleh buat pada
pembuatan pengolahan produk pangan dapat memberikan warna yang menarik, warna
yang dihasilkan oleh buat bit merah yaitu berasal dari pigmen betasianin memberikan
warna pekat untuk penggati warna alami pada pembuatan es krim. Tekstur ialah salah
satu aspek sensoris yang berkaitan dengan tingkat kekerasan dan kelembutan suatu
produk. Tekstur yang lembut pada es krim sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran,
pengolahan serta penyimpanan (Lanusu et al., 2017). Pembuatan es krim dengan inovasi
menggunakan bahan yang kaya akan manfaat sudah mulai dikembangkan, salah satunya
pembutan es krim dengan penambahan sari buah bit diharapkan bisa memberbaiki
kecepatan leleh pada es krim, mengasilkan warna yang menarik serta menghasilkan
tekstur yang lembut pada es krim. Oleh sebab itu, penambahan sari buah bit merah
dalam pembuatan es krim dalam riset ini sangat baik serta diharapkan dapat
memperbaiki kecepatan leleh, warna, serta tekstur es krim.
1.2. Rumusan Masalah
Es krim merupakan salah satu jenis makanan beku yang saat ini digemari oleh
berbagai kalangan masyarakat. Selain memiliki rasa yang lezat, es krim juga memiliki
kandungan yang sangat baik untuk kesehatan dan masyarakat cederung memilih es krim
dengan warna yang menarik, tetapi di Indonesia masih banyak menggunakan pewarna
sintetik. Maka hal ini, memberikan inovasi baru dalam pembuatan es krim dengan
menggunakan pewarna alami. Salah satunya dengan menggunakan buah bit merah (Beta
vulgaris). Tanaman dari keluarga Chenopodiaceae ini merupakan jenis sayuran subtropis
yang sangat terkenal. Bit merah juga memiliki manfaat yaitu memberikan warna alami
dalam pembuatan produk pangan. Warna merah yang terdapat dari buah bit (Beta
vulgaris) yang mengandung betasiananin yang bermanfaat sebagai antioksidan dan
antikanker. Pembuatan es krim dengan inovasi menggunakan bahan yang kaya akan
manfaat sudah mulai dikembangkan, salah satunya pembutan es krim dengan
penambahan sari buah bit diharapkan dapat memberbaiki kecepatan leleh pada es krim,
mengasilkan warna yang menarik serta menghasilkan tekstur yang lembut pada es krim.
Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
3
1. Bagaimana penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) dengan persentase
yang berbeda berpengaruh terhadap kecepatan leleh es krim?
2. Bagaimana penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) dengan persentase
yang berbeda berpengaruh terhadap warna es krim?
3. Bagaimana penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) dengan persentase
yang berbeda berpengaruh terhadap tekstur es krim?
1.3. Hipotesis
1. Semakin tinggi penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) akan
meningkatkan kecepatan leleh es krim.
2. Semakin tinggi penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) akan
meningkatkan warna dan tekstur es krim.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengkaji pengaruh penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) dengan
persentase yang berbeda terhadap kecepatan leleh es krim.
2. Mengkaji pengaruh penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) dengan
persentase yang berbeda terhadap warna es krim secara sensoris.
3. Mengkaji pengaruh penambahan sari buah bit merah (Beta vulgaris L.) dengan
persentase yang berbeda terhadap tekstur es krim secara sensoris.
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai informasi kepada masyarakat mengenai produk olahan susu yaitu es krim
yang kaya akan gizi dengan penambahan pewarna alami sari buah Bit merah.
2. Memperluas khasanah ilmu pengetahuan khususnya inovasi teknologi hasil
ternak.
4
2.1. Es Krim
Es krim merupakan makanan penutup yang dingin, memiliki
tekstur semi padat, dan nilai gizi tinggi yang dibuat dari produk susu
yang dikombinasikan dengan bahan pemberi rasa dan pemanis (Putri
et al., 2015). Menurut (Darma et al., 2013), es krim salah satu pangan
yang berbentuk beku yang dibuat dengan bahan susu, gula,
penstabil, pengemulsi, dan bahan-bahan lain yang dipasteurisasi,
dihomogenisasi dan kemudian dibekukan. Es krim juga memiliki
sumber energi yang cukup tinggi. Kandungan lemak dalam es krim
tiga sampai empat kali lebih banyak daripada susu dan setengah dari
total padatannya berupa gula (laktosa, sukrosa dan lain-lain) (AR et
al., 2019).
Es krim pada umumnya dibuat dari susu sapi, namun tidak
semua orang dapat mengkonsumsi es krim berbahan dasar susu sapi.
Bagi penderita lactose intolerance, laktosa pada susu tidak dapat
dicerna, sehingga dapat menimbulkan gejala sakit perut hingga diare
(Sumarjiana, 2011). Prinsip pembuatan es krim yakni pembentukan
rongga udara antar campuran bahan es krim menyebabkan
terjadinya pengembangan volume, sehingga tekstur es krim menjadi
lembut, tidak terlalu padat, dan lebih ringan (Failisnur, 2013).
Kualitas produk akhir dari es krim tergantung pada proses
pengolahan dan pembekuan, selain itu, bahan baku juga memainkan
peran penting. Proses pengolahan, pembekuan dan bahan baku es
krim berpengaruh terhadap Struktur fisik es, tingkat leleh dan
kekerasan (Mulyani et al., 2017).
Badan Standarisasi Nasional Indonesia (1995), lemak yang
terkandung dalam es krim yaitu minimal 5,00%, sedangkan es krim
yang beredar dipasaran memiliki kadar lemak sebesar 6,52%. Syarat
mutu bahan baku pembuatan es krim harus melalui pertimbangan
Badan Standarisasi Nasional yang mencakup kadar lemak, sukrosa,
5
2.4. Warna
Warna merupakan parameter uji organoleptik yang penting
dalam suatu produk makanan (Haryati dan Zueni, 2015). Warna
merupakan merupakan kenampakan dari es krim yang diamati
dengan indera penglihatan. Penentuan mutu suatu bahan pangan
pada umumnya tergantung pada warna (Tuhumury et al., 2016).
Warna merupakan kesan pertama dari suatu produk yang
menentukan penerimaan atau penolakan panelis terhadap produk
tersebut (Lanusu et al., 2017).
Menurut (Susilawati et al., 2014), warna adalah salah satu
faktor yang mempengaruhi daya terima konsumen. Warna
merupakan parameter organoleptik yang penting dalam suatu
produk makanan. Ekstraksi pewarna alami umumnya dilakukan
dengan menghancurkan bahan yang mengandung zat warna alami
(Setiawan et al., 2016).
2.5. Tekstur
Tekstur merupakan salah satu faktor sensoris yang berkaitan
dengan tingkat kekerasan dan kelembutan suatu produk. Merasakan
tekstur produk makanan digunakan indera peraba salah satuna
mulut yaittu dengan menggunakan lidah dan bagian-bagian di dalam
mulut, dapat juga dengan menggunakan tangan sehingga dapat
merasakan tekstur suatu produk makanan (Haryati dan Zueni, 2015).
Tekstur juga menjadi salah satu faktor penentu kualitas yang perlu
diperhatikan (Kartika et al., 1988). Menurut (Lanusu et al., 2017),
tekstur yang lembut pada es krim sangat dipengaruhi oleh komposisi
campuran, pengolahan dan penyimpanan.
Tekstur es krim yang dihasilkan dari tingkat kekentalan bahan
tambahan yang digunakan pada adonan es krim yang akan
9
Keterangan:
Y ij : Nilai hasil dari respon pada Es Krim dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ : Nilai tengah respon kecepatan leleh
i : Pengaruh penambahan sari buah bit pada perlakuan ke-i
∈ij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
i : Banyaknya perlakuan
j : Banyaknya ulangan tiap perlakuan
Rancangan penelitian yang akan digunakan untuk variabel warna dan tekstur yaitu
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan model matematik sebagai berikut menurut Steel
and Torrie, (1994) :
Yij = µ + τi + βj + εij
Keterangan:
Y ij : Nilai hasil dari respon pada Es Krim dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j
μ : Nilai tengah respon warna dan tekstur
i : Pengaruh perlakuan (penambahan sari buah bit) pada perlakuan ke-i
Βj : Pengaruh kelompok (panelis) dari perlakuan ke-j
∈ij : Pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i dan kelompok ke-j
i : Banyaknya perlakuan
j : Banyaknya ulangan tiap perlakuan
13
Tabel 4. Formulasi Adonan Es Krim yang Ditambahkan dengan Sari Buah bit
Perlakuan
Bahan P0 P1 P2 P3 P4
Susu sapi (g) 1000 930 860 790 720
Sari buah bit (g) - 70 140 210 280
Gula 180,12 180,12 180,12 180,12 180,12
(g)
Susu bubuk skim 79,57 79,57 79,57 79,57 79,57
(g)
Minyak (g) 138,61 138,61 138,6 138,61 138,61
Agar-agar 6,00 6,00 6,00 6,00 6,00
(g)
Total 1404,30 1404,30 1404,30 1404,30 1404,30
Ditambahkan bahan-bahan pembuatan Es Krim (susu bubuk skim, agar-agar, gula, dan
sari buah bit)
P0 0% P1 7% (70 ml) P2 14% (140 ml) P3 21% (210 ml) P4 28% (280 ml)
diberikan kode.
2. Lalu diberi air putih untuk menetralisir indera perasa pada saat mengkonsumsi es krim.
3. Panelis memberikan penilaian uji sensoris meliputi warna dan tekstur dengan
menggunakan skala hedonik yang digunakan adalah sebagai berikut:
Amat Suka :5
Sangat Suka :4
Suka :3
Kurang Suka : 2
17
Tidak Suka :1
Syarat menjadi panelis yaitu tidak merokok, bersedia menjadi panelis, tidak dalam
keadaan lapar, tidak sedang sakit, dan bersedia untuk ikut melakukan uji sensoris.
3.7. Analisis Data
Data yang didapatkan dari hasil penelitian ditabulasikan pada Tabel 5 dan 6,
selanjutnya dianalisis dengan analisis variansi pada Tabel 7 dan 8. Apabila terdapat ada
pengaruh nyata atau sangat nyata maka dilanjut dengan uji orthogonal polinomial.
Tabel 5. Tabulasi Data Kecepatan Leleh
Ulangan
Perlakuan Total Perlakuan (Yi)
1 2 3 4
P0
P1
P2
P3
P4
Total Y ij 20
Tabel 6. Tabulasi Data Warna dan Tekstur
Perlakuan
Panelis Total Perlakuan (Yi)
1 2 3 4 5
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
Total Y ij 75
Tabel 7. Analisis Variansi Kecepatan Leleh
Sumber F-tabel
JK DB KT F Hit
variansi 0,05 0,01
Perlakuan JKp 4 KTp KTp/KTg 3,06 4,89
Galat JKg 15 KTg
KK = √
Total JKt 19 KTG
x 100%
ȳ
18
σ=
√∑ (xi−μ) 2
Kecepatan Leleh
20.00 18.38
18.00 17.52
16.70
15.22 15.79
16.00
14.00
gram/menit
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
P0 P1 P2 P3 P4
Perlakuan
Hasil analisis ragam kecepatan leleh pada es krim dengan penambahan sari buah bit
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan sari buah bit dengan konsentrasi
memberikan pengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kecepatan leleh pada es krim. Hal
ini sesuai yang dikatakan oleh Suprayitno, et al. (2001) menyatakan bahwa nilai
kecepatan leleh es krim berbanding lurus dengan overrun. Semakin tinggi nilai overrun
maka es krim yang dihasilkan akan lebih cepat meleleh. Overrun merupakan sebuah
parameter untuk mengetahui peningkatan volume es krim karena adanya udara yang
terperangkap ke dalam adonan es krim akibat proses agitasi (Oksilis, 2012). Menurut
Arbuckle dan Marshal (2000) menyatakan bahwa bahan penstabil akan membuat tekstur
yang lembut karena terbentuknya kristal – kristal es yang yang kecil dan memperlambat
pelelehan produk. Penstabil juga berperan dalam pemberian udara kepada adonan
selama pembekuan, meningkatkan kekuatan tekstur es krim dan berpengaruh terhadap
waktu leleh pada produk. Jika kekentalan meningkat maka es krim menjadi tidak mudah
leleh dan teksturnya bertambah halus.
Hasil uji lanjut yaitu orthogonal polynomial (gambar 2) menunjukkan level
penambahan sari buah bit berpengaruh secara linier terhadap kecepatan leleh es krim
dengan persamaan Y= 0,1152x + 15,109 dengan koefisien determinasi (R 2) = 84,65%
artinya level sari buah bit berpengaruh terhadap kecepatan leleh sebesar 84,65%
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti penyimpanan, warna dan
tekstur es krim.
Kecepatan Leleh
25
20
f(x) = 0.115178571428571 x + 15.109
R² = 0.846524760744969
gram/menit
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Penambahan sari buah bit (%)
Gambar 2. Grafik hubungan antara level penambahan sari buah bit dengan
kecepatan leleh es krim
21
4.2 Warna
Warna merupakan parameter organoleptik yang penting dalam suatu produk
pangan dan parameter pertama yang menentukan tingkat penerimaan konsumen
terhadap suatu produk. Warna merupakan penampilan makanan yang merupakan
rangsangan utama pada indra mata. Hal ini sesuai dengan pendapat Winarno (2002), yang
mengatakan bahwa warna adalah salah satu faktor penting dalam menentukan mutu dan
secara langsung warna tampil lebih dahulu dan kadang – kadang sangat menentukan
sehingga warna dijadikan atribut organoleptik yang penting dalam suatu bahan pangan.
Apabila suatu produk mempunyai warna yang menarik maka secara otomatis dapat
menimbulkan selera seseorang untuk mencoba makanan tersebut.
Warna suatu produk merupakan daya tarik konsumen sebelum mengenal dan
menyukai sifat lainnya. Pembuatan es krim ini menggunakan bahan dasar buah bit merah
sebagai pewarna alami es krim. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui penerimaan
panelis terhadap warna dari es krim dengan penambahan sari buah bit yang merupakan
parameter awal terhadap suatu produk makanan. Dalam penerimaan panelis terhadap
warna dari es krim ini berkisar antara suka sampai tidak suka. Hasil rata – rata nilai
kesukaan panelis terhadap es krim disajikan dalam tabel 10.
Tabel 10. Rata – rata nilai kesukaan panelis terhadap warna es krim dengan penambahan
sari buah bit berdasarkan jenis perlakuan
Nilai rata – rata kesukaan panelis terhadap warna es krim pada perlakuan P0 yaitu
tanpa penambahan sari bit dengan nilai 1,87 kategori tidak suka. Perlakuan P1 yaitu
penambahan sari buah bit 7% dengan nilai 3,40 kategori suka. Perlakuan P2 yaitu
penambahan sari buah bit 14% dengan nilai 4,13 kategori sangat suka. Sedangkan
perlakuan P3 dan P4 yaitu penambahan sari buah bit 21% dan 28 % memperoleh nilai rata
– rata sebesar 2,80 dan 2,87 dengan kategori kurang suka.
Hasil analisis ragam variabel warna pada es krim dengan penambahan sari buah bit
menunjukkan bahwa penambahan sari buah bit dengan konsentrasi yang berbeda
berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap warna es krim dibandingkan dengan tanpa
penambahan sari buah bit. Berdasarkan hasil uji orthogonal polynomial (gambar 3)
menunjukkan level penambahan sari buah bit berpengaruh secara kuadratik terhadap
variabel warna es krim dengan persamaan Y=0,0041x 2 + 0,1223x + 0,5077 dengan
koefisien determinasi (R2) = 18,55% artinya level sari buah bit berpengaruh terhadap
variabel warna sebesar 18,55% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti
tekstur dan kecepatan leleh es krim. Penambahan sari buah bit 14% lebih disukai panelis
dibandingkan dengan yang lainnya.
Warna
1.50
1.00
0.50
f(x) = 0.0040952380952381 x² − 0.122266666666667 x + 0.507733333333334
Kategori
R² = 0.185523300186624
0.00
0 5 10 15 20 25 30
-0.50
-1.00
-1.50
penambahan sari buah bit merah (%)
Gambar 3. Grafik hubungan antara level penambahan sari buah bit dengan
variabel warna pada es krim
23
Tingkat kesukaan terhadap warna es krim yang diberikan panelis diduga karena
buah bit mengandung pigmen antosianin yang memberikan warna ungu kemerahan yang
menarik pada es krim. Menurut Winarti et al. (2008), antosianin merupakan pigmen alami
yang berpotensi memberikan warna alami sehingga menghasilkan penampilan yang
menarik pada produk olahan. Warna alami dari buah bit memberikan intensitas warna
merah yang stabil.
4.3 Tekstur
Tekstur merupakan salah satu faktor saat faktor sensoris yang berkaitan dengan
tingkat kekerasan dan kelembutan suatu produk. Untuk merasakan tekstur produk
makanan digunakan indera peraba salah satunya mulut yaitu dengan menggunakan lidah
dan bagian – bagian di dalam mulut, dapat juga dengan menggunakan tangan sehingga
dapat merasakan tekstur suatu produk makanan. Tekstur juga dapat menjadi salah satu
faktor penentu kualitas yang perlu diperhatikan.
Penilaian tekstur bertujuan untuk mengetahui penilaian panelis terhadap tingkat
kesukaan suatu produk yang dapat dinilai dengan indera peraba yaitu lewat rangsangan
sentuhan. Tekstur memiliki pengaruh penting terhadap produk es krim dengan
penambahan sari buah bit misalnya pada tingkat kelembutan. Hsail rata – rata nilai
kesukaan panelis terhadap tekstur es krim dengan penambahan sari buah bit disajikan
dalam tabel 11.
Tabel 11. Rata – rata nilai kesukaan panelis terhadap tekstur es krim dengan penambahan
sari buah bit berdasarkan jenis perlakuan.
Nilai rata – rata kesukaan panelis terhadap tekstur es krim pada perlakuan P0 dan
P2 yaitu tanpa penambahan sari buah bit dan penambahan sari buah bit 14% dengan nilai
2,00 dan 2,93 kategori kurang suka. Perlakuan P1 dan P3 yaitu penambahan sari buah bit
7% dan 21% memperoleh nilai 3,00 dan 3,14 dengan kategori suka. Sedangkan perlakuan
P4 yaitu penambahan sari buah bit 28% memperoleh nilai 4,00 dengan kategori sangat
suka.
Tingkat kesukaan konsumen terhadap produk es krim dengan penambahan sari
buah bit dilakukan melalui uji kesukaan pada tekstur es krim dengan menggunaka skala
uji 1-5 (skala hedonik). Skala ini dapat direntangkan atau diciutkan menurut rentangan
skala yang dihendaki. Skala hedonik dapat juga diubah menjadi skala numerik dengan
angka mutu menurut tingkat kesukaan (Sulistiyo, 2006).
Hasil analisis ragam tekstur pada es krim dengan penambahan sari buah bit
menunjukkan bahwa perlakuan penambahan sari buah bit memberikan dengan
konsentrasi berbeda berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap tekstur es krim. Hasil
uji orthogonal polynomial (gambar 4) menunjukkan level penambahan sari buah bit
berpengaruh secara linier terhadap variabel tekstur es krim dengan persamaan Y=-
0,0263x + 0,368 dengan koefisien determinasi (R 2) = 10,61% artinya level sari buah bit
berpengaruh terhadap tekstur sebesar 10,61% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor
lainnya seperti faktor warna dan daya leleh es krim. Penambahan 28% buah bit
memberikan tekstur lebih halus dibandingkan es krim yang tidak ditambahkan sari buah
bit. Es krim yang mengandung 28% buah bit mengandung tekstur yang halus dan paling
disukai oleh panelis. Menurut Filiyanti et al. (2013) bahwa unsur karbohidrat pada buah
bit pada proses pembuatan es krim berfungsi meningkatkan tekstur dan menstabilkan
daya ikat air yang berpengaruh pada kekentalan dan tekstur es krim yang lembut.
25
Tekstur
1.50
1.00
0.50
Axis Title
-1.00
-1.50
Penambahan Sari Buah Bit (%)
Gambar 4. Grafik hubungan antara level penambahan sari buah bit dengan tekstur
es krim
Widiantoko (2011) bahwa tekstur yang halus dipengaruhi bahan – bahan yang
dicampurkan, pengolahan dan penyimpanan. Tekstur es krim bergantung dari ukuran,
bentuk dan ukuran partikel padatan penyusun es krim. Tekstur yang ideal adalah tesktur
yang halus dan ukuran partikel padatan sangat kecil sehingga tidak terdeteksi dalam
mulut. Hal ini sejalan dengan pendapat Arbuckle (1986) bahwa tekstur yang lembut pada
es krim sangat dipengaruhi oleh komposisi campuran, pengolahan dan penyimpanan.
V.
26
5.1. Kesimpulan
1. Kecepatan leleh es krim dengan penambahan sari buah bit tertinggi yaitu pada
perlakuan P4 28% dengan tingkat kecepatan total 74,33 menit. Hasil analisis
ragam memberikan adanya pengaruh terhadap perlakuan es krim dengan
penambahan sari buah bit. Nilai kecepatan leleh berbanding luruh dengan
overrum, artinya semakin tinggi nilai overrun maka es krim yang dihasilkan akan
lebih cepat meleleh.
2. Adanya pengaruh penambahan sari buah bit terhadap es krim pada uji
organoleptik dengan variabel warna dan tekstur es krim.
5.2. Saran
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan penambahan variabel susu sapi
dengan takaran yang berbeda.
27
DAFTAR PUSTAKA
AR, C., Sari, P. M., and Rusnaini, R. 2019. Effect of Beetroot Extract (Beta vulgaris L) and
CMC (Carboxyl Methyl Cellulose) Concentration on Ice Cream Quality. Serambi
Journal of Agricultural Technology, 1(2), 80–91.
https://doi.org/10.32672/sjat.v1i2.1575
Arbuckle, W.S. 1986. Ice Cream. Avi Publishing Company. Inc. London
Arbucle ,dkk. 2015. Formulasi es krim alpukat dan kedelai sebagai sumber gizi alternatif
bagi ibu hamil. JST kesehatab, april 2015, vol.5 no.2
Darma, G. S., Puspitasari, D., and Noerhartati, E. 2013. Pembuatan Es Krim Jagung Manis
Kajian Jenis Zat Penstabil, Konsentrasi Non Dairy Cream Serta Aspek Kelayakan
Finansial. REKA Agroindustri, 1(1), 1–8.
Fajri, N., Hidayat, F., and Juliani. 2018. Pengaruh Penambahan Pasta Umbi Bit Merah
(Beta vulgaris L.) dan Lama Fermentasi terhadap Organoleptik Donat. Agriovet, 1(1),
95–108.
Filiyanti, I., D. R. Affandi, dan B. S. Amanto. 2013. Kajian penggunaan susu tempe dan ubi
jalar ungu sebagai pengganti susu skim pada pembuatan es krim nabati berbahan
dasar santan kelapa. Jurnal Tekno sains Pangan Vol 2 (2):2302-0733.
Hanifan, F., Ruhana, A., and Hidayati, D. Y. N. 2016. Pengaruh Substitusi Sari Umbi Bit
( Beta vulgaris L . ) terhadap Kadar Kalium , Pigmen Betalain dan Mutu Organoleptik
Permen Jeli Substitution Effect of Red Beet ( Beta vulgaris L . ) Jui. Majalah Kesehatan
FKUB, 3(1), 33–41.
Haryati, N., and Zueni, A. 2015. Identifikasi Mutu Fisik , Kimia Dan Organoleptik Dengan
Variasi Susu Krim. Agritepa, 1(2), 143–156.
Hasanuddin, Dewi, K. H., and Fitri, I. 2011. No Pengaruh Proses Pembuatan Es Krim
Terhadap Mutu Es Krim Berbahan Baku PisangTitle p. Jurnal AgroIndustri, 1(1), 1–7.
http://ridum.umanizales.edu.co:8080/jspui/bitstream/6789/377/4/Mu�oz_Zapata_
Adriana_Patricia_Art�culo_2011.pdf
Hyvönen, L., Linna, M., Tuorila, H., and Dijksterhuis, G. 2003. Perception of melting and
flavor release of ice cream containing different types and contents of fat. Journal of
Dairy Science, 86(4), 1130–1138. https://doi.org/10.3168/jds.S0022-0302(03)73695-
9
Kartika, B., P, H., and Supartono, W. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan.PAU-
Pangan dan Gizi UGM. Yogyakarta.
Mashall, R.T. dan W. S. Arbuckle. 2000. Ice Cream (5th Ed.). Chapman and Hall. New York.
Mulyani, D. R., Dewi, E. N., and Kurniasih, R. A. 2017. Karakteristik Es Krim Dengan
Penambahan Alginat Sebagai Penstabil. J. Peng. and Biotek. Hasil Pi., 87(1,2), 149–
200.
Padaga, M., and Sawitri, M. E. 2005. Es Krim yang Sehat. Trubus Agrisarana. Surabaya.
Putri, K. D., Zaini, M. A., and Kisworo, D. 2015. Pengaruh Rasio Susu Full Cream Dengan
Jagung Manis (Zea mays saccharata) Terhadap Nilai Gizi, Sifat Fisik Dan Organoleptik
Es Krim. Pro Food (Jurnal Ilmu Dan Teknologi Pakan), 1(1), 15–23.
Satriani, S., Sukainah, A., and Mustarin, A. 2018. Analisis Fisiko-Kimia Es Krim Dengan
Penambahan Jagung Manis (Zea Mays L. Saccharata) Dan Rumput Laut (Eucheuma
Cottonii). Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian, 1, 105.
https://doi.org/10.26858/jptp.v1i0.6237
Setiawan, M. A. W., Nugroho, E. K., and Lestario, L. N. 2016. Ekstraksi Betasianin Dari Kulit
Umbi Bit (Beta vulgaris) Sebagai Pewarna Alami. Agric, 27(1), 38.
https://doi.org/10.24246/agric.2015.v27.i1.p38-43
Setyaningsih, D., Apriyanto, A., and Sari, M. P. 2010. Analisis Sensori untuk Industri
Pangan dan Argo. IPB Press. Bogor.
SNI (Standar Nasional Indonesia) No. 01-3713.1995. Es Krim yang Sehat. Surabaya: Trubus
Agrisarana.
Sulistiyo, CN. 2006. Pengembangan Brownies Kukus Tepung Ubi Jalar di PT. Fits Mandiri
Bogor. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor. IPB.
Susilawati, Nurainy, F., and Nugraha, A. W. 2014. Pengaruh Penambahan Ubi Jalar Ungu
29
Tuhumury, H. C. D., Nendissa, S. J., and Rumra, M. 2016. Kajian Sifat Fisikokimia Dan
Organoleptik Es Krim Pisang Tongka Langit. AGRITEKNO, Jurnal Teknologi Pertanian,
5(2), 46. https://doi.org/10.30598/jagritekno.2016.5.2.46
Violisa, A., Nyoto, A., and Nurjanah, N. 2012. Penggunaan Rumput Laut sebagai Stabilizer
Es Krim Susu Sari Kedelai. Teknologi Dan Kejuruan, 35(1), 103–114.
Wardani, R., and Kawiji, S. 2019. Kajian variasi konsentrasi cmc (carboxyl methyl cellulose)
terhadap karakteristik sensoris, fisik dan kimia selai umbi bit (Beta vulgaris L.)
dengan penambahan ekstrak kayu manis (Cinnamomum sp.). Journal of Chemical
Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Wibawanto, N. R., Ananingsih, V. K., and Pratiwi, R. 2014. Produksi Serbuk Pewarna Alami
Bit Merah (Beta vulgaris L.) Dengan Metode Oven Drying. Universitas Katolik
Soegijapranata, 38–43.
Winarno, F. G. 2002. . Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Winarti, S., U. Syarofa dan D. Anggrahini. 2008. Ekstraksi dan stabilisitas warna ubi jalar
ungu (Ipomoea batatas L.) sebagai pewarna alami. Jurnal Teknik Kimia, Volume 3
(1): 207-214
30
LAMPIRAN
Lampiran 1. Formulir Uji Sensoris Es Krim Dengan Penambahan Sari Buah Bit
No. Panelis :
Tanggal pengujian :
Instruksi : Berilah penilaian anda terhadap warna dan tekstur, es krim
dengan penggunaan bit merah pada setiap kode sampel berdasarkan tingkat kesukaan
yang anda anggap paling cocok. Nyatakan penilaian saudara dengan skala hedonik
sebagai berikut:
a. Amat sangat suka : 5
b. Sangat suka :4
c. Suka :3
d. Kurang suka :2
e. Tidak suka :1
Dengan sukarela dan tanpa paksaan menyatakan bersedia ikut berpartisipasi menjadi
panelis penelitian “KECEPATAN LELEH, WARNA DAN TEKSTUR SECARA SENSORIS ES
KRIM DENGAN PENAMBAHAN SARI BUAH BIT MERAH (Beta vulgaris L.)“ yang akan
dilakukan oleh Rosa Ayu Setiawan dari Program Studi Peternakan, Fakultas Peternakan,
Unsoed. Demikianlah pernyataan ini untuk dapat digunakan seperlunya.
Mengetahui,
Peneliti Panelis
Tabulasi data
Kecepatan leleh
Ulangan
Perlakuan 1 2 3 4 Total Rataan
P0 15,26 15,23 15,21 15,16 60,86 15,22
P1 15,37 15,45 15,89 16,45 63,16 15,79
P2 16,21 17,60 16,32 16,67 66,80 16,70
P3 17,32 17,22 17,34 18,21 70,09 17,52
P4 19,34 17,34 18,50 18,34 73,52 18,38
Total 83,50 82,84 83,26 84,83 334,43 16,72
Rataan 16,70 16,57 16,65 16,97
Standar Deviasi 1,69 1,13 1,29 1,33
SD sampel = 1,50
F Tabel
Sumber Variansi Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 4 26,12 6,53 21,34 3,06 4,89 **
Linier 1 26,00 26,00 84,97 4,54 8,68 **
Kuadratik 1 0,07 0,07 0,21 4,54 8,68
Kubik 1 0,04 0,04 0,12 4,54 8,68
Kuartik 1 0,02 0,02 0,06 4,54 8,68
SD = 1,27
Kecepatan Leleh
25
20
f(x) = 0.115178571428571 x + 15.109
R² = 0.846524760744969
gram/menit
15
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Penambahan sari buah bit (%)
34
Derajat
Polinomial Ti
0 7 14 21 28 JK Ci r
35
Linier -2 -1 0 1 2 10 15
Kuadrartik 2 -1 -2 -1 2 14 15
Kubik -1 2 0 -2 1 10 15
Kuartik 1 -4 6 -4 1 70 15
Analisis Regresi
Pengaruh X terhadap Y
Warna
1.50
1.00
0.50
f(x) = 0.0040952380952381 x² − 0.122266666666667 x + 0.507733333333334
Axis Title
R² = 0.185523300186624
0.00
0 5 10 15 20 25 30
-0.50
-1.00
-1.50
penambahan sari buah bit merah (%)
36
Derajat
Polinomia
l Ti
0 7 14 21 28 JK Ci r
Linier -2 -1 0 1 2 10 15
Kuadrartik 2 -1 -2 -1 2 14 15
37
Kubik -1 2 0 -2 1 10 15
Kuartik 1 -4 6 -4 1 70 15
Tekstur
1.50
1.00
0.50
Axis Title
-1.00
-1.50
Axis Title
38