a. Faktor ekonomi
Permasalahan sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, misalnya karena tidak
seimbangnya antara pendapatan dengan pengeluaran. Tidak tercukupinya kebutuhan
hidup.
b. Faktor budaya
Kebudayaan yang berkembang saat ini, banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi
serta masuknya budaya asing. Gaya hidup yang cenderung meniru budaya asing,
juga memicu munculnya masalah sosial. Dengan mempelajari atau mendalami
pendidikan agama, dapat mencegah, menyadarkan, ataupun menyaring budaya asing
yang masuk
c. Faktor biologis
Faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial, seperti kurang gizi, penyakit
menular, dan lain-lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan
yang layak dan kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak
mencukupi. Jadi sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit
penyakit, untuk solusinya, pada saat ini dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas
kesehatan dan memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang
pencegahan serta memberi pengetahuan pentingnya pola hidup sehat maupun
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
d. Faktor psikologis
Masalah dari faktor pskologis ini, dapat muncul jika psikologis suatu masyarakat
sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul jika beban hidup yang berat dapat
dirasakan oleh masyarakat, khususnya yang ada di daerah perkotaan, pekerjaaan
yang menumpuk sehingga menimbulkan stres, lalu dapat menimbulkan luapan emosi
yang nantinya dapat memicu konflik antar anggota masyarakat.
Untuk lebih mendalami kondisi budaya pada masyarakat Indonesia baik pada
kelompok masyarakat tradisional sampai dengan masyarakat modern. Unsur-unsur ini
merupakan bagian dari sistem sosial budaya, yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut.
a. Sistem agama, kepercayaan atau religi, dan upacara keagamaan
Agama merupakan seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya,
dan mengatur hubungan manusia dengan lingkungannya berdasarkan kitab suci.
Secara khusus, agama didefinisikan sebagai suatu sistem keyakinan yang dianut
dan tindakan-tindakan yang diwujudkan oleh suatu kelompok atau masyarakat
dalam menginterpretasi dan memberi tanggapan terhadap apa yang dirasakan dan
diyakini sebagai yang gaib dan suci.
c. Sistem Pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki masyarakat, merupakan kunci berkembangnya
suatu peradaban. Semakin canggih manusia memanfaatkan alam, sehingga
semakin tinggi peradaban manusia. Sistem pengetahuan diperoleh melalui
beberapa cara, yaitu :
Formal, yaitu pengetahuan manusia diperoleh melalui lembaga-lembaga formal,
legal, terstruktur, dan terorganisir melalui institusi (misalnya sekolah, akademi, dan
universitas).
Informal pengetahuan yang diperoleh melalui lingkup semi formal, misalnya
lembaga-lembaga kursus.
Nonformal pengetahuan diperoleh secara otodidak melalui proses pengalaman
diri sendiri tanpa menggantungkan pada orang lain.
d. Bahasa
Bahasa merupakan alat penyampai pesan, baik lisan, tulisan maupun lambang-
lambang tertentu.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi, yakni bidang sosial, ekonomi, politik,
kedokteran, perdagangan, teknologi, sains, komunikasi, transportasi, dan
sebagainya.
Bahasa dan budaya, memiliki keterkaitan yang saling memengaruhi. Untuk belajar
suatu budaya sekelompok masyarakat, seseorang harus menguasai bahasa
sekelompok masyarakat tersebut.
Permasalahan yang muncul dalam penggunaan bahasa pada masyarakat
Indonesia, berkaitan dengan keadaan kebahasaan di Indonesia yang sangat
komplek. Hal tersebut terjadi karena terdapat sejumlah besar bahasa di wilayah
Indonesia.
Dalam kehidupan sosial serta aktivitas sehari-hari anggota masyarakatnya, di
samping bahasa Indonesia dipakai juga bahasa-bahasa daerah yang jumlahnya
mencapai kurang lebih 760-an, beserta variaivariasinya, serta bahasa asing
tertentu sesuai dengan fungsi, situasi, serta konteks berbahasa. Bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa negara/bahasa resmi, bahasa-
bahasa daerah berfungsi sebagai bahasa komunikasi di daerah, dan bahasa asing
berfungsi sebagai bahasa komunikasi internasional umum.
Demikian pula halnya terhadap bahasa daerah, bahasa daerah kita cenderung
telah tergusur karena penggunaan bahasa daerah dianggap kampungan.
Penggusuran terhadap bahasa daerah akan berakibat terhadap tergusurnya
kebudayaan daerah. Karena akan menjadi krisis identitas yang amat serius.
demikian, masyarakat itu akan kehilangan jati dirinya, bahasa daerah menjadi
asing di daerah sendiri karena tidak dipergunakan dalam bahasa sehari-hari.
Di samping itu, penggunaan bahasa dalam pergaulan saat ini, sering kali
menggunakan bahasa prokem atau bahasa gaul, bahkan bahasa yang
menyimpang yang tidak pantas digunakan, bahasa yang kasar, nama-nama
binatang diucapkan pada orang lain. Tentu saja sebagai manusia yang beradab,
kita harus menggunakan bahasa dengan baik dan sopan, karena ucapan kita itu
mencerminkan kepribadian kita. Ingatlah pepatah mengatakan “mulutmu
harimaumu”. Jadi, jika kata-kata kita salah dalam berucap, maka akan
mencelakakan kita sendiri.
g. Kesenian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, seni adalah kemampuan akal untuk
menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi.
Seni merupakan ekspresi jiwa, ide, emosi, dan perasaan manusia. Seni terwujud
melalui keterampilan atau daya kreativitas manusia dalam bentuk karya-karya yang
bersifat indah dan simbolis. Seni dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai
berikut.
1) Seni rupa: seni lukis, seni patung, seni ukir.
2) Seni sastra: puisi dan prosa.
3) Seni pertunjukkan: seni tari, seni drama/teater, seni musik
Setiap daerah di Indonesia memiliki kebiasaan dan adat istiadat sendiri yang
diaplikasikan dalam bentuk kesenian dengan tujuan untuk mengeksistensikan diri
dan daerahnya.
Menurut Haviland, fungsi seni secara umum adalah:
1) Sebagai hiburan bagi masyarakat;
2) Menentukan norma perilaku yang teratur;
3) Menambah solidaritas masyarakat;
4) Sebagai simbol komunikasi budaya dengan masyarakat lainnya.
Permasalahan yang muncul dalam unsur kesenian ini, di antaranya adanya
sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan seni, namun dalam
mengekspresikan seninya tidak mengindahkan norma-norma dalam masyarakat.
Walaupun sebagai ekspresi jiwa, emosi, dan ide seseorang atau sekelompok orang,
namun tetap harus sesuai dengan norma-norma yang berlaku di masyarakat,
sehingga tidak memunculkan masalah baru yang dapat mengganggu ketertiban
umum.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas pemberdayaan kaum
perempuan, di antaranya sebagai berikut.
a. Melalui jalur pendidikan, baik formal maupun informal.
b. Terciptanya kemitraan yang baik antara laki-laki dan perempuan, baik di ranah
publik maupun domestik, dengan memiliki persepsi yang sama tentang dimensi
perbedaan dan persamaan.
c. Berupaya memberdayakan diri dengan cara meningkatkan rasa percaya diri.
d. Memahami tujuan hidup dan dapat membuka diri untuk bermusyawarah. Pesatnya
arus informasi saat ini, mengharuskan perempuan memanfaatkan potensi dirinya
melalui pengembangan karir di luar rumah.
e. Pelaksanaan pelatihan/pendidikan analisa gender, agar dapat meningkatkan
pengetahuan, pemahaman dan kesadaran tentang gender serta
meningkatkan kemampuan dalam kebijakan program/perencanaan
pembangunan.
f. Mengupayakan keterlibatan kaum perempuan dalam setiap proses dan pengambilan
keputusan.