Indonesia
Letak geografis yang berada di jalur lalu lintas perdagangan internasional antara benua Asia
dan Benua Australia, serta di antara Samudra Pasifik dan Samudra membuat Indonesia
memiliki keberagaman yang luar biasa. Hal itu juga disertai dengan keanekaragaman hayati
sumber daya alam yang melimpah baik di daratan maupun lautan.
Kondisi masyarakat Indonesia juga memiliki keragaman suku bangsa, agama, ras, serta
perbedaan golongan dalam masyarakat. Namun, keragaman itu merupakan sumber kekayaan
bangsa Indonesia yang perlu dilestarikan untuk memperkuat kejayaan dan keunggulan
bangsa.
Oleh karena itu, harmoni adalah hal yang sepatutnya dipertahankan dalam menjalani
keberagaman Indonesia.
Makna Harmoni dalam Keberagaman Sosial Budaya,
Ekonomi, dan Gender
Dalam rangka membangun harmoni keberagaman masyarakat Indonesia, kita dapat
mempelajari berbagai faktor penyebab berbagai permasalahan yang dapat ditimbulkan dari
bidang sosial budaya, ekonomi, dan gender pada masyarakat sembari mengkaji mengenai
berbagai upaya penyelesaiannya.
Dalam kaitannya dengan bidang sosial budaya, apa yang dimaksud dengan harmoni dalam
keberagaman sosial budaya adalah terciptanya paduan keselarasan, saling menghormati,
menyayangi serta menyinergikan dan menyelaraskan segala macam perbedaan secara ikhlas
dan alamiah di lingkungan sosial budaya (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 122).
Untuk mewujudkannya, kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal dari latar belakang
yang beragam suku, budaya, agama, tradisi, pendidikan, ekonomi, dan sebagainya merupakan
kodrat yang harus diterima dan dirangkul.
Maka, di sinilah keindahan sebuah komunitas sosial bila mampu merekat berbagai perbedaan
itu dan menjadikannya sebagai sarana untuk saling memahami, tepo seliro dan toleransi, yang
akhirnya akan mempererat persatuan dan saling mencintai.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan bantuan orang
lain. Oleh karena itu, keberagaman sosial pada masyarakat Indonesia melahirkan bermacam-
macam status sosial, mata pencaharian, serta kedudukan dan jabatan dalam masyarakat.
Sehingga, melalui keberagaman tersebut setiap individu dalam masyarakat dapat saling
melengkapi dan menolong satu sama lain.
Oleh karena itu, perlu ada upaya membantu kehidupan mereka untuk dapat meningkatkan
penghidupannya yang lebih baik. Hal itu dapat dilakukan dengan melakukan pemberdayaan
ekonomi masyarakat di sekitarnya atau kemudahan-kemudahan lainnya dalam memperoleh
fasilitas hidupnya yang lebih baik dari pemerintah dan kelompok masyarakat lainnya,
sehingga akan tercipta pula harmoni dari keberagaman ekonomi masyarakat (Tim
Kemdikbud, 2017, hlm. 124).
Keadaan masyarakat yang mengalami kemiskinan serta tidak mampu memenuhi kebutuhan
hidupnya, meliputi makanan, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan, merupakan
akibat berkurangnya pendapatan masyarakat.
Maka, mereka mengalami penurunan daya beli barang-barang kebutuhan pokok. Hal tersebut
menyebabkan masyarakat tidak dapat hidup secara layak. Selain itu, masyarakat yang
berdaya beli lemah juga akan berpengaruh langsung pada masyarakat yang mampu sekali
pun.
Secara harfiah gender berasal dari bahasa Inggris yang berarti jenis kelamin. Namun, dalam
makna sosial, gender merupakan suatu sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan.
Gender menunjukkan pembagian peran, kedudukan, dan tugas antara laki-laki dan perempuan
berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya.
Kesetaraan gender makin berkembang dan bukan hanya perlakuan yang adil berdasarkan ciri-
ciri fisik antara laki-laki dan perempuan. Tetapi mengarah pula pada kompetensi kemampuan
akademik atau keahlian yang dimiliki dari setiap orang dalam kehidupan masyarakat. Tanpa
membedakan jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan memperoleh kesempatan yang
sama untuk berperan serta dalam berbagai bidang kehidupan.
Pergeseran nilai sosial budaya memengaruhi profesi atau mata pencaharian, maupun
kedudukan seseorang dalam masyarakat. Sekarang ini, sudah banyak kaum perempuan yang
menduduki jabatan penting di instansi-instansi pemerintah maupun swasta. Begitu juga
dengan profesi, yang dulu biasanya hanya dilakukan oleh kaum laki-laki, tetapi sekarang juga
banyak dilakukan oleh kaum wanita.
Sebaliknya, kaum laki-laki juga saat ini banyak yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang
dahulu biasanya hanya dilakukan oleh kaum perempuan. Misalnya, ada yang berprofesi
sebagai penata rias, juru masak, desainer baju, dsb.
Dengan demikian, apapun profesi, kedudukan, atau jabatan di masyarakat, baik-laki maupun
perempuan memiliki kesempatan yang sama untuk berperan serta dalam kehidupan sosial,
budaya, ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan sesuai dengan kemampuan masing-
masing yang menjadi cerminan harmoni dalam keberagaman gender.
Masalah sosial muncul akibat terjadinya perbedaan yang mencolok antara nilai dalam
masyarakat dengan realita yang ada. Beberapa hal yang dapat menjadi sumber masalah sosial,
yaitu proses sosial dan bencana alam.
Masalah sosial merupakan suatu kondisi yang dapat muncul dari keadaan masyarakat yang
kurang atau tidak ideal. Maksudnya, selama terdapat kebutuhan dalam masyarakat yang tidak
terpenuhi secara merata maka masalah sosial akan tetap selalu ada di dalam kehidupan.
Faktor penyebab munculnya permasalahan sosial budaya pada masyarakat Indonesia meliputi
faktor ekonomi, faktor budaya, faktor biologis, dan psikologis. Beriku adalah pemaparan dari
masing-masing faktor penyebab masalah sosial.
1. Faktor ekonomi
Permasalahan sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi dapat disebabkan oleh tidak
seimbangnya antara pendapatan dengan pengeluaran. Hal itu kemudian akan menyebbkn
tidak tercukupinya kebutuhan hidup, terutama makanan, pakaian, tempat tinggal, dan jaminan
kesehatan.
2. Faktor budaya
Kebudayaan yang berkembang saat ini, banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi serta
masuknya budaya asing. Gaya hidup yang cenderung meniru budaya asing, juga memicu
munculnya masalah sosial.
Faktor budaya haruslah mendapat perhatian secara serius karena kebudayaan pada suatu
negara dapat mencerminkan kebiasaan masyarakatnya. Mempelajari atau mendalami
pendidikan agama, dapat mencegah, menyadarkan, ataupun menyaring budaya asing yang
masuk.
3. Faktor biologis
Faktor biologis dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial, seperti kurang gizi, penyakit
menular, dan lain-lain. Hal tersebut terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang
layak. Kondisi ekonomi dan pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi juga dapat
menjadi pemicunya.
Akibatnya, sebagian besar kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit penyakit.
Solusinya dapat diusahakan dengan cara meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan
memberikan pengetahuan pada setiap anggota masyarakat tentang pencegahan serta memberi
pengetahuan pentingnya pola hidup sehat dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
4. Faktor psikologis
Masalah dari faktor psikologis dapat muncul ketika psikologis suatu masyarakat sangat
lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul jika beban hidup yang berat misalnya dirasakan
oleh masyarakat, khususnya yang ada di daerah perkotaan. Misalnya pekerjaaan mereka
terlalu menumpuk dan akhirnya menimbulkan stres, lalu dapat menimbulkan luapan emosi
yang dapat memicu konflik antaranggota masyarakat.
Selain itu, penyebab masalah sosial juga dapat mengacu pada pendapat C. Kluckhohn dalam
bukunya “Universal Categories of Cultures”, yang menyatakan bahwa terdapat unsur-unsur
kebudayaan secara universal, dan permasalahan dapat muncul pada semua unsur-unsur
kebudayaan yang meliputi:
1. sistem agama,
2. kepercayaan atau religi dan upacara keagamaan;
3. sistem masyarakat dan organisasi kemasyarakatan;
4. sistem pengetahuan;
5. bahasa;
6. sistem mata pencaharian;
7. sistem teknologi dan peralatan; dan
8. kesenian.
Strategi dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang muncul dalam bidang sosial budaya,
tentu perlu ada peran serta dari seluruh lapisan masyarakat yang dikoordinasikan oleh
pemerintah terkait. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
sosial budaya di Indonesia meliputi beberapa poin di bawah ini.
Kesenjangan gender di berbagai bidang pembangunan dapat dilihat dari masih rendahnya
peluang yang dimiliki perempuan untuk bekerja dan berusaha, serta rendahnya akses
perempuan terhadap sumber daya ekonomi, teknologi, informasi, pasar, kredit dan modal
kerja.
Permasalahan gender pada masyarakat Indonesia, berupa isu-isu umum yang berkaitan
dengan gender, seperti kekerasan dalam rumah tangga, tradisi, adat istiadat, dan berbagai
problematika dalam hubungan bermasyarakat.
Faktor penyebab permasalahan gender diantaranya, yaitu marginalisasi (peminggiran
ekonomi), subordinasi (penomorduaan), beban kerja berlebih, cap-cap (stereotipe) negatif,
kekerasan berbasis kodrat perempuan.
Salah satu upaya penyelesaian permasalahan gender tertuang dalam kebijakan pembangunan
yang akan dilakukan dalam lima tahun ke depan, diarahkan untuk: meningkatkan keterlibatan
perempuan dalam proses politik dan jabatan publik.
Referensi
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan SMP/MTs Kelas IX. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.