Anda di halaman 1dari 5

Tugas 1

Mata Kuliah:
Sistem Sosial dan Budaya Indonesia
Dosen:
Agustin Dea Prameswari
02000506

Disusun Oleh:
Nama : Amartya Ilham Al-Basyari
Nim : 045084309
Prodi : Adminitrasi Negara
UPBJJ : Bandung

Fakultas Hukum, Ilmu Sosial, dan Ilmu Politik


Universitas Terbuka
2023
Soal Pertanyaan :

1. Lembaga sosial atau institusi sosial dapat terbentuk dengan sendirinya dalam
masyarakat tetapi anggota masyarakat juga dapat membentuk lembaga sosial sesuai
dengan kebutuhan masyarakat tersebut. Terdapat delapan lembaga sosial atau institusi
sosial yang sering dijumpai dalam masyarakat menurut Koentjaraningrat (1990:167).
Jelaskan delapan lembaga sosial atau institusi sosial yang sering ditemui di
masyarakat dan berikan contoh.
2. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjelaskan bahwa warga negara
Indoensia adalah orang-orang atau bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
Indonesia lain yang disahkan melalui undang-undang. Jelaskan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk melihat dimana setiap suku bangsa memiliki ciri-ciri tersendiri yang
merupakan suatu kesatuan dengan daerah tempat suku bangsa itu berasal serta berikan
contoh yang mendukung jawaban Anda!
3. Salah satu masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia setelah merdeka yaitu
masalah integrasi. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Kuatnya
integrasi akan menjadi salah satu ukuran timbul atau tidaknya pemberontakan-
pemberontakan di daerah yang cenderung menimbulkan konflik. Jelaskan faktor-
faktor yang menjadi penghambat dalam integrasi dan berikan upaya-upaya apa saja
yang dapat dilakukan untuk mencegah permasalahan integrasi nasional.

Jawaban Soal :

1. Lembaga sosial atau institusi sosial adalah struktur yang terbentuk dalam masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dan mempertahankan tatanan sosial. Lembaga sosial dapat terbentuk
secara alami atau dibentuk oleh anggota masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berikut adalah delapan lembaga sosial atau institusi sosial yang sering dijumpai dalam
masyarakat:
1. Keluarga: Keluarga adalah lembaga sosial yang terbentuk oleh hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi antara orang-orang. Keluarga bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan
dasar anggota keluarga, seperti makanan, tempat tinggal, dan kasih sayang.
2. Agama: Agama adalah lembaga sosial yang melibatkan keyakinan dan praktik keagamaan.
Agama memberikan pedoman moral, nilai-nilai, dan ritual kepada anggotanya. Agama juga
berperan dalam mempertahankan tatanan sosial dan memberikan dukungan spiritual kepada
anggota masyarakat.
3. Pendidikan: Pendidikan adalah lembaga sosial yang bertujuan untuk mentransfer
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kepada generasi muda. Lembaga pendidikan
meliputi sekolah, perguruan tinggi, dan lembaga pelatihan lainnya.
4. Ekonomi: Lembaga ekonomi melibatkan kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi barang
dan jasa dalam masyarakat. Lembaga ekonomi mencakup perusahaan, pasar, bank, dan
lembaga keuangan lainnya.
5. Politik: Lembaga politik melibatkan pengaturan dan pengelolaan kekuasaan dalam
masyarakat. Lembaga politik mencakup pemerintahan, partai politik, dan sistem hukum.
6. Hukum: Lembaga hukum bertujuan untuk menjaga ketertiban dan keadilan dalam
masyarakat. Lembaga hukum mencakup sistem peradilan, polisi, dan lembaga penegak
hukum lainnya.
7. Kesehatan: Lembaga kesehatan melibatkan penyediaan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Lembaga kesehatan mencakup rumah sakit, klinik, dan lembaga kesehatan
lainnya.
8. Media: Lembaga media melibatkan penyampaian informasi dan komunikasi kepada
masyarakat. Lembaga media mencakup surat kabar, televisi, radio, dan platform media sosial.

Setiap lembaga sosial memiliki peran dan fungsi yang penting dalam mempertahankan
tatanan sosial dan memenuhi kebutuhan masyarakat. Lembaga sosial ini saling berinteraksi
dan saling mempengaruhi dalam membentuk struktur sosial yang kompleks

2. Identifikasi Ciri-Ciri Suku Bangsa dan Daerah Asalnya


Untuk melihat dimana setiap suku bangsa memiliki ciri-ciri tersendiri yang merupakan suatu
kesatuan dengan daerah tempat suku bangsa itu berasal, terdapat beberapa hal yang dapat
dilakukan:
1. Studi Etnografi: Melakukan studi etnografi yang melibatkan pengamatan langsung terhadap
suku bangsa dan daerah asalnya. Studi ini mencakup pengamatan terhadap bahasa, adat
istiadat, kepercayaan, seni, dan budaya suku bangsa tersebut. Contoh: Melakukan penelitian
lapangan untuk mempelajari kehidupan suku Dayak di Kalimantan, termasuk bahasa, adat
istiadat, dan seni mereka.
2. Penelitian Arkeologi: Melakukan penelitian arkeologi untuk menggali peninggalan sejarah
suku bangsa dan daerah asalnya. Penelitian ini mencakup penggalian situs purbakala, analisis
artefak, dan rekonstruksi sejarah suku bangsa tersebut. Contoh: Melakukan penelitian
arkeologi di situs megalitikum di Nias untuk mempelajari kehidupan suku Nias pada masa
lampau.
3. Studi Linguistik: Melakukan studi linguistik untuk mempelajari bahasa suku bangsa dan
daerah asalnya. Studi ini mencakup analisis fonologi, morfologi, sintaksis, dan leksikon
bahasa suku bangsa tersebut. Contoh: Mempelajari bahasa Jawa dan variasi dialeknya untuk
memahami perbedaan antara suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan daerah lainnya.
4. Penelitian Genetik: Melakukan penelitian genetik untuk mempelajari asal-usul suku bangsa
dan hubungan antara suku bangsa yang berbeda. Penelitian ini mencakup analisis DNA dan
pemetaan genom suku bangsa tersebut. Contoh: Melakukan penelitian genetik untuk
mempelajari hubungan antara suku Batak, suku Minang, dan suku Aceh di Sumatera.
Dengan melakukan hal-hal di atas, kita dapat memahami ciri-ciri khas setiap suku bangsa dan
bagaimana mereka terkait dengan daerah asalnya. Contoh-contoh penelitian dan studi
tersebut akan memberikan bukti konkret yang mendukung jawaban ini.

3. Menurut Kamus Besar Bangsa Indonesia (KBBI), integrasi adalah pembauran sampai menjadi satu
kesatuan yang bulat dan utuh. Adapun kata nasional berarti bangsa. Integrasi nasional merupakan
upaya penyatuan berbagai perbedaan, seperti kelompok budaya dan kelompok suku dalam suatu
wilayah sehingga membentuk kesatuan. Di sisi lain, ada beberapa faktor pendorong terciptanya
Integrasi nasional. Faktor pendorong integrasi nasional membantu menjaga negara bersatu dan kuat
dari dalam, meski ada keragaman.

Faktor-Faktor Penghambat Integrasi Nasional

1. Keberagaman Ke suku bangsaan

Keberagaman masyarakat Indonesia yang melibatkan perbedaan suku, bahasa, dan budaya
sering kali menjadi penghambat integrasi nasional. Kedalaman keberagaman ini menciptakan
tantangan dalam mencapai pemahaman dan solidaritas yang merata di seluruh negeri.
2. Geografi yang Kompleks
Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dengan lautan yang
melingkupinya menambah kompleksitas dalam mencapai integrasi nasional. Transportasi dan
komunikasi antar pulau menjadi sulit, menghambat pertukaran ide dan nilai antar daerah.

3. Ancaman Dalam dan Luar Negeri


Adanya ancaman baik dari dalam maupun luar negeri dapat merusak integritas nasional.
Tantangan keamanan, baik yang bersumber dari konflik internal maupun tekanan eksternal,
dapat menghambat upaya penyatuan bangsa.

4. Ketidakmerataan Pembangunan
Ketidakmerataan pembangunan antar wilayah di Indonesia menjadi faktor penghambat
integrasi. Kesenjangan ekonomi dan sosial antar daerah dapat menciptakan ketidakpuasan
yang mengakibatkan terpecahnya solidaritas nasional.

5. Etnosentrisme
Paham etnosentrisme, di mana suku tertentu merasa lebih unggul dan merendahkan suku lain,
turut menghambat integrasi nasional. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan dan konflik di
tingkat sosial.

6. Kurangnya Kesadaran Nasional


Kurangnya kesadaran akan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam mencapai tujuan
bersama dapat menghambat integrasi nasional. Pendidikan dan kesadaran nasional perlu
ditingkatkan untuk membangun rasa kebangsaan yang kuat.

7. Konflik SARA
Faktor SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) dapat menjadi sumber penghambat
integrasi nasional yang serius. Ketidakselarasan perlakuan dan persepsi negatif terhadap
kelompok tertentu dapat merusak harmoni sosial dan integrasi nasional.

8. Separatisme dan Kedaerahan


Gerakan separatisme dan kedaerahan dapat mengancam integrasi nasional. Tuntutan otonomi
yang berlebihan atau keinginan untuk memisahkan diri dari kesatuan nasional menjadi
kendala serius.

9. Demonstrasi dan Unjuk Rasa


Aksi demonstrasi dan unjuk rasa yang tidak terkendali dapat menciptakan ketegangan sosial.
Konflik seperti ini dapat menghambat proses integrasi nasional dan menimbulkan perpecahan
di antara masyarakat.

10. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan


Kemajemukan adalah salah satu ciri khas suatu negara. Namun, jika masyarakat tidak
menghargai kemajemukan tersebut, melainkan cenderung mengabaikan atau menekan
perbedaan, maka integrasi nasional akan terhambat.
Sumber Refrensi : Modul BMP 4214, https://binus.ac.id/character-building/2021/03/integrasi-
nasional/, https://fahum.umsu.ac.id/faktor-faktor-penghambat-integrasi-nasional-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai