Anda di halaman 1dari 4

Nama : Della Noviana

Nim : 042399529
Tugas 1
Sistem Sosial Budaya Indonesia

1. Lembaga sosial atau institusi sosial dapat terbentuk dengan sendirinya dalam
masyarakat tetapi anggota masyarakat juga dapat membentuk lembaga sosial sesuai
dengan kebutuhan masyarakat tersebut. Terdapat delapan lembaga sosial atau institusi
sosial yang sering dijumpai dalam masyarakat menurut Koentjaraningrat (1990:167).
Jelaskan delapan lembaga sosial atau institusi sosial yang sering ditemui di
masyarakat dan berikan contoh
2. Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 yang menjelaskan bahwa warga negara
Indoensia adalah orang-orang atau bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa
Indonesia lain yang disahkan melalui undang-undang. Jelaskan hal-hal yang dapat
dilakukan untuk melihat dimana setiap suku bangsa memiliki ciri-ciri tersendiri yang
merupakan suatu kesatuan dengan daerah tempat suku bangsa itu berasal serta berikan
contoh yang mendukung jawaban Anda!
3. Salah satu masalah yang dihadapi oleh bangsa Indonesia setelah merdeka yaitu
masalah integrasi. Integrasi bukan peleburan, tetapi keserasian persatuan. Kuatnya
integrasi akan menjadi salah satu ukuran timbul atau tidaknya pemberontakan-
pemberontakan di daerah yang cenderung menimbulkan konflik. Jelaskan faktor-
faktor yang menjadi penghambat dalam integrasi dan berikan upaya-upaya apa saja
yang dapat dilakukan untuk mencegah permasalahan integrasi nasional.

Jawaban

1. Lembaga sosial atau institusi sosial adalah struktur yang terbentuk dalam masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dan mempertahankan tatanan sosial. Lembaga sosial dapat terbentuk
secara alami atau dibentuk oleh anggota masyarakat sesuai dengan kebutuhan mereka.
Berikut adalah delapan lembaga sosial atau institusi sosial yang sering dijumpai dalam
masyarakat:

 Lembaga Keluarga: Lembaga keluarga merupakan lembaga sosial yang terbentuk dari
hubungan kekerabatan antara suami, istri, dan anak-anak. Fungsi utama lembaga keluarga
adalah untuk memenuhi kebutuhan fisik, emosional, dan sosial anggota keluarga. Contoh:
keluarga nuclear (ayah, ibu, dan anak-anak) atau keluarga diperluas (termasuk kerabat dekat).

 Lembaga Pendidikan: Lembaga pendidikan bertujuan untuk menyediakan pendidikan


formal kepada individu. Fungsi utama lembaga pendidikan adalah untuk mentransfer
pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Contoh: sekolah,
perguruan tinggi, atau universitas. Sumber terkait: Jurnal Pendidikan.

 Lembaga Agama: Lembaga agama merupakan lembaga sosial yang berperan dalam
menyediakan panduan moral, etika, dan spiritual bagi anggotanya. Fungsi utama lembaga
agama adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual dan memperkuat nilai-nilai keagamaan
dalam masyarakat. Contoh: gereja, masjid, atau kuil. Sumber terkait: Jurnal Agama.

 Lembaga Ekonomi: Lembaga ekonomi berperan dalam mengatur produksi, distribusi,


dan konsumsi barang dan jasa dalam masyarakat. Fungsi utama lembaga ekonomi adalah
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi anggota masyarakat. Contoh: perusahaan, bank, atau
pasar. Sumber terkait: Jurnal Ekonomi.

 Lembaga Politik: Lembaga politik bertujuan untuk mengatur dan mempertahankan


kekuasaan serta mengambil keputusan yang berkaitan dengan kepentingan publik. Fungsi
utama lembaga politik adalah untuk memenuhi kebutuhan politik dan menjaga stabilitas
dalam masyarakat. Contoh: pemerintah, parlemen, atau partai politik. Sumber terkait: Jurnal
Politik.

 Lembaga Hukum: Lembaga hukum berperan dalam mengatur dan menegakkan aturan
hukum dalam masyarakat. Fungsi utama lembaga hukum adalah untuk memastikan keadilan,
ketertiban, dan perlindungan hak-hak individu. Contoh: pengadilan, kepolisian, atau lembaga
peradilan. Sumber terkait: Jurnal Hukum.

 Lembaga Kesehatan: Lembaga kesehatan bertujuan untuk menyediakan pelayanan


kesehatan kepada individu dan masyarakat. Fungsi utama lembaga kesehatan adalah untuk
mempromosikan kesehatan, mencegah penyakit, dan menyembuhkan penyakit. Contoh:
rumah sakit, klinik, atau puskesmas. Sumber terkait: Jurnal Kesehatan.

 Lembaga Sosial Budaya: Lembaga sosial budaya berperan dalam mempertahankan dan
mengembangkan budaya serta norma-norma sosial dalam masyarakat. Fungsi utama lembaga
sosial budaya adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperkuat identitas budaya.
Contoh: museum, perpustakaan, atau lembaga seni.

2. Untuk melihat dimana setiap suku bangsa memiliki ciri-ciri tersendiri yang merupakan
suatu kesatuan dengan daerah tempat suku bangsa itu berasal, terdapat beberapa hal yang
dapat dilakukan:

1. Studi Etnografi: Melakukan studi etnografi yang melibatkan pengamatan langsung


terhadap suku bangsa dan daerah asalnya. Studi ini mencakup pengamatan terhadap
bahasa, adat istiadat, kepercayaan, seni, dan budaya suku bangsa tersebut. Contoh:
Melakukan penelitian lapangan untuk mempelajari kehidupan suku Dayak di
Kalimantan, termasuk bahasa, adat istiadat, dan seni mereka.
2. Penelitian Arkeologi: Melakukan penelitian arkeologi untuk menggali peninggalan
sejarah suku bangsa dan daerah asalnya. Penelitian ini mencakup penggalian situs
purbakala, analisis artefak, dan rekonstruksi sejarah suku bangsa tersebut. Contoh:
Melakukan penelitian arkeologi di situs megalitikum di Nias untuk mempelajari
kehidupan suku Nias pada masa lampau.
3. Studi Linguistik: Melakukan studi linguistik untuk mempelajari bahasa suku bangsa
dan daerah asalnya. Studi ini mencakup analisis fonologi, morfologi, sintaksis, dan
leksikon bahasa suku bangsa tersebut. Contoh: Mempelajari bahasa Jawa dan variasi
dialeknya untuk memahami perbedaan antara suku Jawa di Jawa Tengah, Jawa Timur,
dan daerah lainnya.
4. Penelitian Genetik: Melakukan penelitian genetik untuk mempelajari asal-usul suku
bangsa dan hubungan antara suku bangsa yang berbeda. Penelitian ini mencakup
analisis DNA dan pemetaan genom suku bangsa tersebut. Contoh: Melakukan
penelitian genetik untuk mempelajari hubungan antara suku Batak, suku Minang, dan
suku Aceh di Sumatera.

Dengan melakukan hal-hal di atas, kita dapat memahami ciri-ciri khas setiap suku bangsa dan
bagaimana mereka terkait dengan daerah asalnya. Contoh-contoh penelitian dan studi
tersebut akan memberikan bukti konkret yang mendukung jawaban ini.

3. Integrasi nasional adalah proses menciptakan kesatuan dan persatuan di antara berbagai
kelompok dan daerah di Indonesia. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menghambat
proses integrasi ini:

1. Perbedaan Sosial dan Budaya: Perbedaan dalam agama, bahasa, adat istiadat, dan
tradisi dapat menjadi penghalang dalam mencapai integrasi nasional.
Ketidakmampuan untuk menghargai dan memahami perbedaan ini dapat
menyebabkan ketegangan dan konflik antar kelompok.
2. Kesenjangan Ekonomi: Ketimpangan ekonomi antara daerah kaya dan miskin dapat
menyebabkan ketidakpuasan dan ketidakadilan. Ketidaksetaraan ini dapat memicu
perasaan tidak adil dan ketidakpuasan yang dapat menghambat integrasi nasional.
3. Politik Identitas: Penggunaan politik identitas yang berbasis suku, agama, dan etnis
oleh beberapa kelompok dapat memperkuat perbedaan dan memecah belah
masyarakat. Hal ini dapat menghambat integrasi nasional dan memicu konflik.
4. Ketidakadilan Hukum: Ketidakadilan dalam sistem hukum, seperti diskriminasi atau
perlakuan tidak adil terhadap kelompok tertentu, dapat menciptakan ketidakpercayaan
terhadap pemerintah dan menghambat integrasi nasional.

Upaya-upaya untuk Mencegah Permasalahan Integrasi Nasional

Untuk mencegah permasalahan integrasi nasional, beberapa upaya yang dapat dilakukan
adalah:

1. Pendidikan Multikultural: Meningkatkan pendidikan multikultural yang


mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghargai, dan memahami perbedaan
budaya. Hal ini dapat membantu mengurangi konflik dan memperkuat integrasi
nasional.
2. Pengembangan Ekonomi: Mengurangi kesenjangan ekonomi antara daerah kaya dan
miskin melalui pembangunan ekonomi yang merata. Ini dapat menciptakan
kesempatan yang adil bagi semua orang dan mengurangi ketidakpuasan yang dapat
menghambat integrasi nasional.
3. Penguatan Identitas Nasional: Mendorong pengembangan identitas nasional yang
kuat dan inklusif, yang menghargai keberagaman budaya dan mempromosikan
persatuan. Ini dapat membantu mengatasi politik identitas yang memecah belah
masyarakat.
4. Reformasi Hukum: Melakukan reformasi hukum untuk memastikan keadilan dan
perlindungan hukum yang merata bagi semua warga negara. Ini dapat membangun
kepercayaan terhadap pemerintah dan memperkuat integrasi nasional.
5. Partisipasi Masyarakat: Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pembuatan kebijakan dan pengambilan keputusan. Ini dapat menciptakan rasa
memiliki dan tanggung jawab bersama dalam membangun integrasi nasional.
Dengan mengatasi faktor-faktor penghambat dan melaksanakan upaya-upaya ini, Indonesia
dapat memperkuat integrasi nasional dan menciptakan keserasian persatuan di antara
berbagai kelompok dan daerah.

Anda mungkin juga menyukai