Anda di halaman 1dari 3

KELOMPOK 5

Tugas : PPkn

Nama Anggota :
1. Rizal Fardian
2. Raziep Muhammad Pandu
3. Avrillia Isnaini Putri
4. Husniyah Ainun Nisa
5. Nurul Hasanah Nazmi Andari
6. Siti Nurazizah
7. Zahra Siti Badriyah
B. Permasalahan dan Akibat yang muncul

Dalam Keberagaman Masyarakat Indonesia Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu
ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, yang membahayakan kehidupan
kelompok sosial.

Masalah sosial dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) jenis faktor penyebab, antara lain ekonomi,
budaya, biologis, dan psikologis.
1. Faktor ekonomi

Permasalahan sosial yang disebabkan oleh faktor ekonomi, misalnya karena tidak seimbangnya antara
pendapatan dengan pengeluaran.

2. Faktor budaya

Kebudayaan yang berkembang saat ini, banyak dipengaruhi oleh kemajuan teknologi serta masuknya
budaya asing. Gaya hidup yang cenderung meniru budaya asing, juga memicu munculnya masalah
sosial.Faktor ini harus mendapat perhatian secara serius karena kebudayaan pada suatu negara dapat
mencerminkan kebiasaan masyarakatnya.

3. Faktor biologis

Faktor ini dapat menyebabkan timbulnya masalah sosial, seperti kurang gizi, penyakit menular, dan lain-
lain. Hal ini terjadi karena kurangnya fasilitas-fasilitas kesehatan yang layak dan dapat terjadi juga
karena kondisi ekonomi maupun pendidikan masyarakat yang tidak mencukupi. Jadi, sebagian besar
kondisi dari biologis masyarakat mudah terjangkit penyakit. Untuk solusinya, pada saat ini, dengan cara
meningkatkan fasilitas-fasilitas kesehatan dan memberikan pengetahuan pada setiap anggota
masyarakat tentang pencegahan serta memberi pengetahuan pentingnya pola hidup sehat maupun
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.

4. Faktor psikologis
Selain ketiga faktor di atas, ada juga faktor psikologis. Masalah dari faktor ini, dapat muncul jika
psikologis suatu masyarakat sangat lemah. Faktor psikologis juga dapat muncul jika beban hidup yang
berat misalnya dirasakan oleh masyarakat, khususnya yang ada di daerah perkotaan pekerjaaan yang
menumpuk sehingga menimbulkan stres, lalu dapat menimbulkan luapan emosi yang nantinya dapat
memicu konflik antaranggota masyarakat.

Untuk lebih mendalami kondisi budaya pada masyarakat Indonesia kita dapat mengidentifikasinya
dengan membandingkan pendapat C. Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul “Universal Categories of
Cultures” mengemukakan adanya unsur-unsur kebudayaan secara universal yang dapat ditemukan di
seluruh dunia, baik pada kelompok masyarakat tradisional sampai dengan masyarakat modern, atau
pada masyarakat yang hidup pada zaman praaksara sampai dengan sekarang. Unsur-unsur ini
merupakan bagian
dari sistem sosial budaya, yang terdiri atas hal-hal sebagai berikut :
1. Sistem Agama, Kepercayaan atau Religi, dan Upacara Keagamaan
Agama merupakan seperangkat aturan dan peraturan yang mengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya, mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya, dan mengatur hubungan manusia
dengan lingkungannya berdasarkan kitab suci.agama dapat menjadi bagian dan inti dari sistem-sistem
nilai yang ada dalam kebudayaan dari masyarakat yang bersangkutan. Agama juga menjadi pendorong
serta pengontrol bagi tindakan-tindakan para anggota masyarakat tersebut untuk tetap berjalan sesuai
dengan nilai-nilai kebudayaan dan ajaran-ajaran agamanya.

2. Sistem Masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan

Menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan, yang dimaksud
dengan organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang didirikan dan dibentuk oleh masyarakat
secara sukarela berdasarkan kesamaan aspirasi, kehendak, kebutuhan, kepentingan, kegiatan, dan
tujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan demi tercapainya tujuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

3. Sistem Pengetahuan

Sistem pengetahuan umumnya diperoleh melalui beberapa cara, yaitu formal, informal, dan nonformal.
Secara formal, yaitu pengetahuan manusia diperoleh melalui lembaga-lembaga formal, legal,
terstruktur, dan terorganisir melalui institusi (misalnya: sekolah, akademi, dan universitas). Secara
informal, pengetahuan yang diperoleh melalui lingkup semi formal, misalnya lembaga-lembaga kursus.
Dan nonformal, pengetahuan diperoleh secara otodidak melalui proses pengalaman diri sendiri tanpa
menggantungkan pada orang lain.

Anda mungkin juga menyukai