TATA KELOLA
PUSKESMAS RAMI
1.2 Tujuan
Pola Tata Kelola merupakan peraturan internal SKPD atau Unit Kerja yang
akan menerapkan PPK-BLUD dengan tujuan:
1. Memberikan gambaran posisi jabatan, pembagian tugas, tanggung
jawab, dan wewenang dalam organisasi;
2. Memberikan gambaran hubungan dan mekanisme kerja antar posisi
jabatan dan fungsi dalam organisasi;
3. Memberikan gambaran pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi
pelayanan dan fungsi pendukung pelayanan yang sesuai dengan prinsip
pengendalian intern dalam rangka efektivitas pencapaian organisasi;
4. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber
daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung tujuan organisasi secara efisien,
efektif dan produktif.
Sistematika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Puskesmas Rami ini
terdiri dari 8 (delapan) Bab yaitu :
Bab I Pendahuluan, yang memuat Latar Belakang, Tujuan, Prinsip-prinsip Tata
Kelola, Dasar Hukum dan Sistematika Penulisan.
Bab II Struktur Organisasi dan Uraian Tugas, yang memuat Gambaran Struktur
Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan di Puskesmas
Bab III Prosedur Kerja, yang memuat mekanisme atau urutan kerja yang
dilakukan di Puskesmas
Bab IV Pengelompokan Fungsi Yang Logis, yang memuat Pengelompokan
antara Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung Pelayanan di
Puskesmas
Bab V Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), yang memuat Penerimaan
dan Penempatan Pegawai, Sistem Remunerasi, Jenjang Karier,
Pembinaan termasuk Sistem Reward dan Punishment serta Pemutusan
Hubungan Kerja.
Bab VI Pengelolaan Keuangan , yang memuat Kebijakan Mengenai Tarif
Berdasarkan Unit Cost dan Subsidi, serta Pelaksanaan, Penatausahaan
dan Pelaporan Keuangan.
Kebijakan Pengelolaan Lingkungan dan Limbah, yang memuat Tata
Bab VII Kelola Limbah Non Medis dan Tata Kelola Limbah Medis.
Bab VIII Penutup
A. Kedudukan Puskesmas
UPTD Puskesmas Rami berkedudukan di bawah Dinas Kesehatan Kota
Pematang Siantar yang merupakan unsur pendukung teknis dan pelayanan umum di
bidang kesehatan. Puskesmas Rami sesuai letak geografisnya terletak di Kecamatan
Siantar Martoba. Berikut disajikan peta Kecamatan Siantar Martoba serta statistik
geografisnya.
UPTD Puskesmas Rami memiliki luas 18,022 km Secara geografis
berbatasan langsung dengan Kabupaten Simalungun di sebelah utara. Sedangkan di
sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Simalungun, Kecamatan Siantar timur
berbatasan di sebelah selatan, dan Kecamatan Siantar Sitalasari di sebelah barat.
Letak astronomisnya adalah 99 06’23”-99 01”10 Bujur Timur dan 3 01”09-02
54’40”Lintang Utara. Letak Kelurahan di Kecamatan Siantar Martoba seluruhnya ada
kawasan Perkotaan. Sedangkan letak geografis Kecamatan Siantar Martoba dari 7
kelurahan yang ada,dengan ketinggian + 400 diatas permukaan Laut. Kondisi iklim di
Kecamatan Siantar Martoba, pada umumnya sama dengan kondisi iklim kecamatan
lainnya yakni iklim tropis. Serta mempunyai dua musim; musim kemarau dan musim
hujan. Sesuain dengan peraturan Daerah Kota Pematang Siantar Nomor 8 Tahun
2007 tentang pemekaran Daerah, UPTD Puskesmas Rami memiliki 7 Kelurahan di
2. Keselamatan pasien
4. Audit Internal
5. Mutu,UKM,UKP,Admen
Pemimpin BLUD dalam hal ini adalah Kepala UPTD Puskesmas, dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya mempunyai fungsi sebagai penanggung
jawab umum operasional dan keuangan BLUD. Tugas dan kewajiban Kepala UPTD
Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD adalah sebagai berikut :
1. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.
2. Menyusun renstra BLUD.
3. Menyiapkan RBA.
Dokumen Tata Kelola
23
4. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan dan pejabat teknis
kepada kepala daerah sesuai ketentuan.
5. Menetapkan pejabat lainnya sesuai kebutuhan BLUD selain pejabat
yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan.
6. Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja operasional
serta keuangan BLUD kepada kepala daerah.
Pejabat Keuangan BLUD yang terdiri dari PPK, Pembantu PPK dan
bendahara penerima dan pengeluaran mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab
keuangan BLUD, dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengkoordinasikan penyusunan RBA.
2. Menyiapkan DPA-BLUD.
3. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya.
4. Menyelenggarakan pengelolaan kas.
5. Melakukan pengelolaan utang-piutang.
6. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi.
7. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
8. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Selaku Pejabat Teknis BLUD dalam hal ini adalah masing-masing koordinator
yaitu koordinator upaya kesehatan wajib, pengembangan, penunjang dan jejaring
pelayanan berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang masing- masing.
Tanggung jawab sebagaimana dimaksud berkaitan dengan mutu, standarisasi,
administrasi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan sumber
daya lainnya, dengan tugas dan kewajiban :
1. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya.
2. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang saling
berhubungan satu dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan tahap demi
tahap dan jalan yang harus ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang
tugas. Manfaat tata kerja, prosedur kerja dan sistem kerja adalah pertama sebagai
pola kerja yang dapat menjabarkan tujuan, sasaran, program kerja, fungsi-fungsi dan
kebijaksanaan dalam kegiatan pelaksanaan yang nyata. Kedua sebagai standardisasi
dan pengendalian kerja, dan ketiga sebagai pedoman kerja bagi para pelaksana atau
semua pihak yang berkepentingan. Berikut dijelaskan prosedur kerja di UPTD
Puskesmas Rami :
PENDAFTARAN
No. Dokumen : SOP/PMKG/ /2022
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : Januari 202
Halaman : 1/3
Petugas
Memanggil
Pasien
Pasien menunggu di
tempat pelayanan
yang dituju
8. Hal-hal yg harus Penulisan Isi Rekam Medis harus benar dan jelas
diperhatikan
9.Unit terkait 1. Loket
2. Klinik Umum
10.Dokumen terkait 1. Rekam Medis
2. Catatan Pengobatan
1. Pengertian Definisi
Kematian pulpa, dapat sebagian atau seluruhnya yang disebabkan oleh
adanya jejas bakteri, trauma dan iritasi kimiawi.
Patofisiologi
Adanya jejas menyebabkan kematian pulpa dengan atau tanpa
kehancuran jaringan pulpa
BAHAN :
1. Cotton rool
2. Cotton pellet
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Bahan devitalisasi
6. Obat sedatif ( eugenol, Pulperyl )
7. Obat sterilisasi ( Chkm ,Cresophene )
8. Mumifaying pasta , Zing pospat cement
1. Petugas Melakukan cuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
6. Langkah-langkah
2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan
3. Petugas melakukan penetapan diagnosa dari hasil pemeriksaan ( Tes
Dokumen Tata Kelola
30
thermis, sondase,perkusi )
4. Petugas menyiapkan informed consent, alat dan bahan penambalan.
5. Petugas melakukan pembersihan kavitas gigi supaya jaringan nekrotik
bersih
6. Petugas melakukan pembukaan kavum pulpa sampai ketemu saluran
akar
7. Petugas melakukan exterpasi jaringan pulpa yang sudah non vital
8. Petugas melakukan Irigasi saluran pulpa
9. Petugas melakukan sterilisasi setiap 3 hari dengan obat – obatan
sterilisasi seperti chkm , creshophen maksimal 3 kali
10.Petugas menutup gigi dengan tumpatan sementara
11.Petugas menginstruksikanpasien untuk kontrol 3 hari
12.Petugas menyelesaikan administrasi
13. Bila sudah selesai pasien bisa pulang
Melakukan pembukaan
kavum pulpa
Exterpasi jaringan
nekrotik
Pasien bisa
pulang
Intruksi psien kontrol 3
hari
Sterilisasi alat
8. Hal-hal yang harus
Exterpasi jaringan nekrotik
diperhatikan
9. Unit Terkait -
RM
10. Dokumen Terkait
Dokumen Tata Kelola
31
Register pol gigi
1.Pengertian Injeksi infiltrasi adalah pemberian obat dengan cara obat anestesi di
depositkan di dekat serabut terminal di sepanjang jaringan untuk
mencapai serabut saraf dan menimbulkan efek anestesi di daerah
yang terlokalisir yang disuplai oleh saraf tersebut
1. SK Kepala Puskesmas No :
3.Kebijakan
Tentang Penyusunan Rencana Layanan Medis dan Pelayanan
Terpadu di UPTD Puskesmas Rami
2. SK Kepala Puskesmas No :
Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Yang Tersedia di UPTD Puskesmas
Rami
3. SK Kepala Puskesmas No :
Tentang Penyampaian Hak Dan Kewajiban Pasien Dan Keluarganya.
4. SK Kepala Puskesmas No :
Tentang Jenis-jenis Sedasi dan Anestesi Lokal yang diberikan di unit
pelayanan UPTD Puskesmas Rami
4.Referensi Arif Mansjoerdkk, Kapita Selekta Kedokteran. Edisike 3 Jilid II, Penerbit
Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran UI tahun2000
5.Alat dan Bahan 1. Dental needle
2. Carpul
3. Kacamulut
4. Pinset
5. Sonde
6. Bak instrument
7. Handscoon
8. Masker
9. Pehacain
1. Pasien masuk ruangan dan dipersilakan duduk
6.Langkah-langkah
2. Petugas menyiapkan alat dan bahan
3. Dokter mencuci tangan dan memakai alat pelindung diri
Instruksikan pasien
Dokter menjelaskan pada untuk berkumur
pasien maksud tindakan
Mencabut jarum
Pasien tanda tangani
informed consent
Membuka penutup
jarum dan
Mengeringkan menusukkan jarum
Melakukan aspirasi jaringan mukosa pada mukosa
obat sesuai dosis yang akan
disuntik
8.Hal-hal yang harus Observasi pasien selama 5-10 menit terhadap reaksi obat
diperhatikan
ANESTESI TOPIKAL
: SOP/
No. Dokumen
PMKG/ /2022
No. Revisi :
Tanggal Terbit : Januari 2022
SOP
Halaman : 1/2
1. Pengertian .Merupakan anastesi local yang di berikan secara topical yakni olesan
atau semprotan pada permukaan mokosa
1. Di tujukan untuk saraf- saraf superfisial (+2mm) yang bertujuan
2. Tujuan
untuk mengurangi rasa sakit pada saat insersi jarum suntik
kemukosa.
2. Untuk mengurangi sakit pada saat akan dilakukan pencabutan gigi
sulung yang sudah goyang atau gigi yang mau tanggal
1. SK Kepala Puskesmas No :
3. Kebijakan
Tentang Jenis-Jenis Pelayanan Yang Tersedia.
2. SK Kepala Puskesmas No :
Tentang Penyampaian Hak Dan Kewajiban Pasien Dan
Keluarganya.
3. SK Kepala Puskesmas No.
Tentang jenis-jenis sedasi dan anestesi local yang ada di
Puskesmas Rami
4. Referensi 1. Arif Mansjoerdkk, Kapita Selekta Kedokteran. Edisike 3 Jilid I,
Penerbit Media Aesculapius. Fakultas Kedokteran UI tahun 1999
2. Purwanto. (1999). Petunjuk Praktis praktis Anastesi local. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC
3. Margaret I. Scarlett. Local Anesthesia in Today's Dental Practice.
PENCABUTAN
GIGI PERMANEN
No. Dokume : SOP/PMKG/ /2022
No. Revisi :
Tanggal Terbit : Januari 2022
SOP
Halaman : 1/3
dr.Yanti M.Napitupulu, M.Kes
UPTD PUSKESMAS RAMI NIP. 19671007 199903 2002
7. Bagan Alir
Mencuci tangan Mempersiapkan Pasien masuk
alat dan bahan ruangan dan
Memakai dipersilakan
pelindung diri duduk
Penatalaksanaan
Petugas mengantar
Pasien menunggu obat
resep ke apotek
di ruang tunggu
Dokter menulis
buku rekam
Setelah diberi
medik
obat, pasien
pulang
Dokter menuliskan resep duduk
8. Hal-hal yang harus Nama pasien dan tanggal lahir ( umur ) harus selalu ditanyakan di
diperhatikan setiap poli atau unit yang melayani pasien.
PENANGANAN PERSISTENSI
GIGI SULUNG
No. Dokumen : SOP/PKMG/ /2022
No. Revisi :
1. Pengertian Persistensi adalah suatu kondisi dimana gigi sulung belum tanggal, gigi
tetap pengganti sudah erupsi.
7. Bagan Alir
-
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/3
1.Pengertian Pengembalian bentuk anatomi gigi dan mengembalikan fungsi gigi yang
mengalami karies pada lapisan email,dentin ,cementum bahkan sampai
jaringan pulpa yang terinfeksi namun sudah dilakukan perawatan pada
jaringan pulpa yang terinfeksi
BAHAN :
1. Cotton rool
2. Cotton pellet
3. Masker
4. Sarung tangan
5. Bahan tambalan (Glassionomer,Komposit)
1. Petugas mencuci tangan dan menggunakan alat pelindung diri
6.Langkah-langkah
2. Petugas melakukan anamnesa dan pemeriksaan
3. Petugas melakukan penetapan diagnosa dari hasil pemeriksaan ( Tes
thermis, sondase,perkusi )
Cek Oklusi
Oklusi terganjal
Intstruksi waktu
bisa digunakan
menguyah
Pencatatan
registrasi
Pasien bisa pulang
PENANGANAN KASUS
PULPITIS
No. Dokumen :
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
dr.Yanti M.Napitupulu, M.Kes
UPTD PUSKESMAS RAMI NIP. 19671007 199903 2002
Penyelesaian
Intruksi kontrol 3 hari
admin
Pencatatan di
regestrasi
Sakit TIDAK
hilang
YA
Diagnosa yg tepat
19. Hal-hal yang harus
Sterilisasi alat
diperhatikan
Expired bahan
Unit Farmasi
20. Unit Terkait
Buku RM
21. Dokumen Terkait
Dokumen Tata Kelola
45
Kertas Resep
Buku Register
Form Informed Consent
7.Bagan Alir
Membuat jadwal
sesuai dengan
jadwal posyandu
Petugas kembali ke
Puskesmas
Koordinasi dengan Himbauan kepada
kader posyandu masyarakat untuk
ke puskesmas jika
ada masalah
dengan gigi Dokumentasi
Mempersiapkan bahan kegiatan
yang akan dibawa
Setelah selesai
Petugas berangkat ke penyuluhan , diadakan Dokter memulai
posyandu tanya jawab penyuluhan
Petugas Mengumpulkan
ibu dan balita Dokter meminta izin
menemui kader memulai penyuluhan
No. Revisi :
6. Langkah-langkah Anamnesa
1. Data ibu (nama, umur, alamat, pekerjaan, nama suami, umur,
pekerjaan)
2. Riwayat perkawinan
3. Riwayat penyakit ibu dan keluarga
4. HPHT
5. Riwayat persalinan terdahulu
Dokumen Tata Kelola
49
6. Riwayat perjalanan
Pemeriksaan
1. Pemeriksaan Ibu Hamil
Keadaan umum ibu
Ukur TB, BB, LILA
Tanda Vital, Tensi Nadi, RR
Pemeriksaan dari ujung rambut sampai ujung kaki
2. PemeriksaanKhusus
Inspeksi (Tinggi fundus uteri, Hypermigmentasi, dan strie)
Palpasi
Leopold I Letakkan telapak tangan kiri dan kanan pada dinding
perut ibu sampai ke fundus ibu menekannya dan mengukur tinggi
fundus uteri, untuk menentukan usia kehamilan ibu.
3. Akhir pemeriksaan
Buat kesimpulan hasil pemeriksaan
Buat prognosa dan rencana penatalaksaan
Catat hasil pemeriksaan KIA dan status pasien
Jelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu hamil
Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang
Jelaskan rencana asuhan ANC
7. Bagan Alir
Melakukan
Menjelaskan Informed
penimbangan
ke pasien Concent
BB, TB, dan
tindakan mengukur LILA
yang akan
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
1.
Yang Isi Tanggal mulai
No
2. dirubah Perubahan diberlakukan
3.
4.
5.
7.
8.
9.
10.
11. Rekaman
Historis
Perubahan
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/2
5. Prosedur 1. Alat
a.Alat tulis
2.Bahan
a. Tablet tambah darah FE
b.Petunjuk Aturan Pakai
1. Langkah-langkah 1. Petugas menyiapkan data jumlah sasaran ibu hamil
2. Petugas mengecek ketersediaan tablet tambah darah
3. Menghitung kebutuhan
4. Mengajukan kebutuhan tablet tambah darah/FE
5. Membuat rencana distribusi ( Kelas ibu hamil dank e sseklah SMP
dan SMA,juga Posyandu)
6. Menjelaskan aturan pakai dan efek samping dari mengkonsumsi
tablet Fe
2. Bekerjasama dengan petugas pengelola obat mendistribusikan tablet
Tablet tambah darah kebidan sesuai dengan kebutuhan setiap bulan
3. Mencatat hasil distribusi tablet FE setiap bulan
4. Melaporkan hasil distribusi dan pemberian tablet FE setiap bulan
Petugas Petugas
Petugas
Petugas
Membuat
Mencatat Petugas
Petugas
Petugas
Menjelaskan rencana
mengecek
hasil distribusi Menghitung
Mengajukan
Melaporkan
aturan pakai ( kelas
ketersediaan
tablet
IbuFE setiap Dokumen
kebutuhan
kebutuhan
hasil distribusi
Tata Kelola
dan efek hamil,kesekolah
tablet
bulantambah Sasaran
tablet
dan tambah
Tablet
samping dari SMPdarah
dan FE pemberian 53
darah/FE
mengkonsumsi SMA,Posyandu ) tablet FE
setiap bulan
1. Bagan Alir
Petugas
berkerjasama
dengan petugas
pengelola obat
mendistribusikan
tablet tambah
darah ke bidan
sesuai dengan
kebutuhan setiap
bulan
2. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
1.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
11. Rekaman
Historis
Perubahan
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/4
Tujuan khusus
1. Terdatanya status ibu hamil dan terpasangnya stiker P4K di setiap
rumah ibu hamil yang memuat informasi tentang :
- Lokasi tempat tinggal ibu hamil
- Identitas ibu hamil
- Tafsiran persalinan
- Penolong, pendamping dan fasilitas persalinan
- Calon donor darah
- Transportasi yang digunakan serta pembiayaaan
Dokumen Tata Kelola
56
2. Suami, keluarga dan masyarakat paham tentang bahaya persalinan
3. Adanya rencana persalinan aman dan alat kontrasepsi setelah
melahirkan yang disepakati antara ibu hamil, suami, keluarga dan bidan
4. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, agama, kader, dukun bayi, dll
dalam perencanaan persalinan dan KB setelah melahirkan sesuai peran
masing-masing
5. Adanya dukungan sukarela dari keluarga dan masyarakat dalam
perencanaan persiapan persalinan ibu hamil tentang biaya, transportasi,
donor darah
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Rami
7. Bagan Alir
No. Revisi :
B.Bahan
Lap bersih / tissue
2. Catatan tindakan
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
1. Rekaman Historis
Perubahan
No. Revisi :
1. Pengertian Test visual dengan mengunakan asam cuka ( asam asetat 3-5%) dan
larutan iodium lugol pada serviks dan melihat perubahan warna yang
terjadi setelah dilakukan olesan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melihat adanya sel yang
mengalami dyspepsia sebagai salah satu metode skrining kanker serviks
3. Kebijakan Terlaksananya tedeksi dini terhadap ibu hamil
6. Langkah-langkah Pelaksanaan
1. Petugas cuci tangan
2. Petugas memakaaii sarung tangan steril kemudian membuka labia
mayora dengan tangan kiri dan mengusap vulva dengan kapas
sublimat (untuk melicinkan )
3. Petugas memasang speculum
4. Sesuaikan pencahayaan untuk mendapaatkan gambaran terbaik
dari serviks
5. Gunakan lidi kapas untuk memebersihkan daragh,muukus dan
kotoran lain padda serviks
6. Petugas mengoleskan larutan asam asetat secara meraata pada
serviks,tunggu 1-2 m,enit perubahan warna .Amati setiap
perubahan serviks,perhatikaan dengan cermat daerah sekitar zona
traspormasi
7. Petugas melihat dengan cermat SSK dan yakinkan area ini dapat
terlihat semuanya,catat bil serviks mudah berdarah
8. Lihat adanya plak warna putih dan tebal ( epitel acetwhite ) bila
Dokumen Tata Kelola
62
menggunakan larutan asaam asetat.Bersihkan semua darah dan
debris padaa saat pemeriksaan.
9. Petugas membersihkan sisa larutan asam asetat dengan lidi
kaapaas ataau kassa bersih
10. Petugas mellepaskan speculum dengan hati – hati
11. Petugas mencatat hasil pemeriksaan dan gambar ddenah temuan
12. Hasil test harus di bahas bersama pasien dan pengobatan harus di
berikan setelah konseling
7. Bagan Alir
Jelaskan pd
pasien tindakan Atur posisi
informed Concent pasien&persia
yg akan
dilakukan pkan alat
Memasang
Mengoleskan speculum dan Cuci
asam asetat melakukan tangan&pakai
pada daerah membersihkan sarung tangan
daerah serviks
Menmbersihkan
Melihat adakah sisa asam
Mengamati
plak didaerah SSK asetat dengan
hasil 1-2
( zona kapas lidi
menit
transpormasi )
8. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
4.
No Yang di uubah Isi Perubahan Tanggal
5. mulai
di berlakukan
6.
7.
8.
9.
11.
12.
13.
11. Rekaman
Historis
Perubahan
No. Revisi :
Memberitahu
Mencatat bunyi detak
Mempersilahk jantung janin
hasil
an pasien dan detak
pemeriksaan
bangun jantung janin
pada register
ibu dan buku yang normal
KIA
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
11. Rekaman
Historis Yang Isi Tanggal mulai
Perubahan No
dirubah Perubahan diberlakukan
No. Revisi :
5. Prosedur 1.Alat
Tensi meter
Stetoskop
Thermometer
Sepasang hand scoon
Vit A 200.0000 IU
2.Bahan
Kapas
Khasa steril
6. Langkah-langkah A. Kunjungan masa nifas pada masa 6 jam sampai cengan 3 hari setelah
persalinan
1. Petugas mencuci tangan dengan sabun
2. Petugas melakukan pemeriksaan vital saign
3. Petugas melakukan pemeriksaan tingggi fundus uteri
4. Petugas melakukanpemeriksaan lochea dan pengeluaran
pervaginam lainnnya
5. Petugas menanyakan keluhan yang di rasakan ibu
6. Petugas menanyakan kepada ibu suasana emosinya,bagaimana
Dokumen Tata Kelola 67
dukungan yang di dapatkan dari keluarga ,suami,untuk perawatan
bayinya
7. Petugas menganjurkan ibu menghubungi tenaga kesehataan bila
mempunyai masalah kesehatan ( demam,perdarahan
pervaginaam,loche berbau,nyeri perut,kelelahan,bengkak di
tangan,wajah,tungkai,sakit kepala,mata kabur.Nyeri payudara,luka
atau perdarahan putingg susu )
8. Petugas memberikan penkes kepada ibu perlunya kebersihan diri
( memberrsihkan vulva ddari depan ke belakang,mengganti pembalut
minimal 3 kali sehari,mencuci tangan setelah membersihkan daerah
kemaluan, )
9. Petugas menganjurkan agar memberi ASi esklusif sampai umur 6
bulan
10. Petugas melakukan kunjungan 3 kali selama masa nifas
11. Petugas Mencuci tangan
12. Lakukan pencatatan dan pelaporan dan pendokumentasian
diperhatikan
Terkait
14.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
11.Rekaman
Historis Perubahan
NO.REVISI : 00
SOP
TANGGAL TERBIT : – 06 -2016
HALAMAN : 1/2
Melakukaan
Meng anamnesa Petugas menanya pemeriksaan fisik
pasien riwayat immunisasi dan Vital saign
pasien
7.Bagan Alir
Mendokumentasikan Menulis hasil pemeriksaan
status / Kartu Bayi fisik dan vital sign
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/3
UPTD PUSKESMAS Dr.Yanti M Napitupulu M.Kes
RAMI NIP.19671007 199901 2 003
1. Pengertian Pengisian identitas ibu dan hasil pemeriksaan dalam kartu status
ibu
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pengisian kartu
status Ibu secara lengkap
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Rami Nomor :
Tentang Jenis-jenis pelayanan di Puskesmas Rami
4. Referensi 1. Peraturan Presiden RI nomor 72 tahun 2022 tentang sistem
kesehatan nasional
2. Permenkes RI No. 741/MENKES/PER/VII/2008 tentang standar
pelayanan badan kesehatan di Kabupaten/Kota
3. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,
Sarwono 2001
5. Prosedur 1. Bolpoint
2. Tensimeter
3. Timbangan BB
4. Meteran
5. Doppler
6. Kartu Status Ibu
7. Pita LILA
7. Bagan Alir
Tulis dengan tinta
Tulis nomor register
hitam dengan rapi
pasien
dan jelas
Isi kolom
Isi kolom resiko tinggi pemeriksaan
antenatal
12. Rekaman
Historis Tanggal mulai
Perubahan No Yang dirubah Isi Perubahan
diberlakukan
MENENTUKAN FAKTOR
RESIKO IBU HAMIL
No. Dokumen : /SOP/PKMG/ /2022
No. Revisi :
Petugas Petugas
Petugas memberikan memberitahu
membuat penkes kepada hasil
laporan pasien hasil pemeriksaan
pemeriksaan pada pasien
8.Hal-hal yang
perlu diperhatikan
21.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
11.Rekaman
Historis Perubahan
No. Revisi :
1. Pengertian Suatu tindakan pemberian vaksin TT kepada calon pengantin dan ibu
hamil dan WUS
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan
suntikan TT untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tetanus.
3. Kebijakan Surat Keputusan Penanggung Jawab UPT Puskesmas Rami Nomor.
SK/PKM-SMR/I/2020
4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan No.75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.
2. SOP Penyelenggaraan Imunisasi, Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia Tahun 2012
5. Prosedur Alat :
1. Spuit 0,5 ml
Bahan :
1. Vaksin Pentavalent
2. Pelarut vaksin
3. Kapas
4. Air hangat
6. Langkah - 1. Petugas mencuci tangan
langkah 2. Pastikan Vaksin dalam keadaan baik (Perhatikan nomor, kadaluarsa
dan VVM/Vaksin Vial Monitor)
3. Buka tutup vaksin dengan pinset
4. Pakai Handscoon
5. Ambil 0,05 cc vaksin pentavalent yang sudah dilarutkan dengan spuit
0,5 cc
6. Bersihkan lengan kiri bagian atas pasien dengan kapas yang telah
7. Bagan Alur
8. Hal yang perlu 1. Observasi pasien 5-15 menit setelah diberikan vaksin.
Diperhatikan 2. Berikan antipiretik untuk mencegah panas
3. Jarak antara penyuntikan pentavalent yang pertama dan selanjutnya
minimal 4 minggu dan pasien dalam kondisi sehat
9. Unit terkait Ruang KIA
Tanggal Terbit :
1. Pengertian Adalah pembahasan materi buku KIA dalam bentuk tatap mukadalam
kelompok yang di ikutidan tukar pengalamanantara ibu ibu hamilatau
suami keluarga dan petugas kesehatan
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan kelas
ibu
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rami No. 800/ /SK/ADM/VI/2016
tentang pelayanan
4. Referensi 1.Sarwono Prawirohardjo,1999,Jakarta,Yayasan Bina Pustaka
2. SK Kepala Puskesmas Karo Nomor 800/
/SK/ADM/VI/2016Tentang jenis pelayanan di Puskesmas Rami
5. Prosedur 1.Alat
Buku KIA
Ruangan pertemuan / tempat
Materi Kelas Ibu Hamil
2.Bahan
Snak
Tahap pelaksanaan
7. Bagan Alir
11.Rekaman
Yang Isi Tanggal mulai
Historis No
dirubah Perubahan diberlakukan
Perubahan
11. Pengertian Pemeriksaan fisik adalah metode pengumpulan data yang sistematik
dengan memakai indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa
untuk mendeteksi masalah kesehatan klien.Untuk pemeriksaan fisik
perawat menggunakan teknik inspeksi, auskultasi, palpasi, dan perkusi
12. Tujuan 1. Untuk mengumpulkan dan memperoleh data dasar tentang kesehatan
klien.
2. Untuk menambah, mengkonfirmasi, atau menyangkal data yang
diperoleh dalam riwayat kesehatan.
3. Untuk mengkonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa.
4. Untuk membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan
klien dan penatalaksanaan.
Untuk mengevaluasi hasil fisiologis dari terapi
Petugas
menuci
tangan
diperhatikan
2. Buku KIA
11.Rekaman Historis
Perubahan Yang Isi Tanggal mulai
No
dirubah Perubahan diberlakukan
No. Revisi :
6. Langkah-langkah Pelaksanaan :
Petugas mengucapkan salam terapeutik pada pasien.
Petugas menanyakan tentang :
identitas pasien dengan lengkap (Nama, Umur , Jenis Kelamin,
Pendidikan, Pekerjaan, Agama dan Suku Bangsa, Status Pernikahan,
Alamat& No. telp, Nama Orang tua dan alamat)
Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat kemudian
ditanya keluhan tambahan
Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien menunjukkan
Dokumen Tata Kelola 86
gejala pertama sampai saat dilkuakan anamnesis
Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung dengan
penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya
Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu
Riwayat kelahiran
Riwayat makanan
Riwayat imunisasi
Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga
7. Bagan Alir
Petugas menyiapkan
alat tulis,rekam medise
Petugas
mengucapkan salam
Akhiri salam
No. Revisi :
1. Pengertian Pengukuran tekanan aliran darah yang dikeluarkan oleh jantung melalui
dinding arteri dengan menggunakan alat tensimeter
2. Tujuan Sebagai Acuan Penerapan Langkah-Langkah Untuk :
1. Mengetahui keadaan umum pasien
2. Mengetahui / Mengikuti perkembangan penyakit
3. Membantu menegakkan Diagnosa
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rami No. / 2016 tentang pelayanan
4. Referensi 1. Johnson dkk.2005.Prosedur perawatan di rumah:pedoman untuk
perawat.Jakarta:EGC
2. Prodi DIII Keperawatan Universitas Bondowoso.2007.Protap
Pelaksananaan Tindakan Keperawatan
3. Potter, Patricia A. dan Perry, Anne Griffin, (2005), Buku Ajar
Fundamental Keperawatan,Edisi 4, Jakarta: Buku Kedokteran EGC
5. Prosedur Alat :
2. Tensimeter
3. Stetoscope
7. Bagan Alir
Mengatur Letakkan lengan pasien
Cuci
posisi yang hendak diukur
tangan
pasien pada posisi terlentang
Pasang manometer
Tekan pada lengan Lengan baju
tombol kanan/kiri atas dibuka
START/
STOP
8. Hal-hal yang
perlu diperhatikan
11. Rekaman
Historis Yang Isi Tanggal mulai
Perubahan No
dirubah Perubahan diberlakukan
Tanggal Terbit :
SOP
Halaman : 1/3
2. Tujuan Tenaga medis dan paramedis wajib mengenakan sarung tangan steril pada
saat melakukan tindakan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rami No. 800/ /SK/ADM/VI/2016
tentang pelayanan Penetapan jenis – jenis pelayanan di UPTD puskesmas
Rami
4. Referensi Modul pelatihan imunisasi bagi petugas puskesmas tahun 2013
6.Langkah- 1. Petugas melepaskan jam tangan, cincin dan lengan pakaian panjang
di Tarik ke atas.
langkah 2. Petugas mencuci tangan.
3. Petugas memuka pembungkus bagian luar dari kemasan sarung
tangan dengan memisahkan sisi-sinya.
4. Identifikasi sarung tangan kiri dan kanan, gunakan sarung tangan
pada tangan yang dominan terlebih dahulu.
5. Dengan ibu jari dan telunjuk serta dengan jari tangan yang non
dominan pegang topi mancet sarung tangan untuk menggunakan
sarung tangan yang dominan.
6. Dengan tangan yang dominan dan bersarung tangan selipkan jari-jari
kedalam mancet sarung tangan yang ke dua.
7. Petugas mengenakan sarung tangan yang kedua pada tangan yang
non dominan.
8. Jangan biarkan jari-jari tangan yang sudah bersarung tangan
menyentuh setiap bagian atau benda yang terbuka .
9. Setelah sarung tangan yang kedua digunakan mancet biasanya akan
jatuh ke tangan setelah pakai sarung tangan.
10. Setelah kedua tangan bersarung tangan tautkan kedua tangan ibu
jari addukakasi ke belakang
11. Pastikan setelah pemakain sarung tangan steril hanya memegang
alat-alat steril.
8.Hal-hal yang
perlu diperhatikan
Petugas mencuci
tangan
Anamnesis
Mengidentifikasi Apakah
Akseptor Baru Atau Lama
8. Hal-hal
yang harus
diperhatikan
9. Unit terkait Loket, Poli KIA/KB
10. Dokumen
terkait
11. Rekaman
historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan Perubahan
21. Dokumen
terkait
22. Rekaman
historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan Perubahan
PEMAKAIAN KONDOM
No.Dokumen : /SOP/PAN.M/ /2022
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
UPTD dr.Yanti M. Napitupulu, M. Kes
PUSKESMAS RAMI NIP. 19671007 199903 2 002
1.Pengertian Protap Medis pemberian kondom adalah tata cara yang harus dilakukan
oleh petugas dalam memberikan kondom dari BP2KB
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk Petugas dapat
memberikan kondom kepada pasien sesuai dengan instruksi kerja
3.Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rami,
Nomor : 400/ /PAN.A/ /2018 Tentang Jenis – Jenis Pelayanan di
UPTD Puskesmas Rami
4.Referensi Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi,PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo,Jakarta 2003
10.Dokumen terkait
11.Rekaman historis
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan
Perubahan
23. Pengertian Protap Medis Pemasangan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD adalah
tata cara memasang alat kontrasepsi dalam rahim/IUD yang masa kerjanya
sudah berakhir atau alasan medis maupun ingin mempunyai anak.
24. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :
a. Petugas di Ruang KIA/KB dapat memasang AKDR/IUD sesuai Protap.
b. Pasien mendapat pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan.
25. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rami,
Nomor : 400/ /PAN.A/ /2022 Tentang Jenis – Jenis Pelayanan di UPTD
Puskesmas Rami.
26. Referensi 1) Buku Acuan MIDWIFERY UPDATE (2016)
3. Sonde Uterus
4. Gunting Panjang
6. Oval Klem
7. Handscoen
8. Nierbeken
9. Lampu Sorot
14. Masker
28. Langkah- 1. Petugas memanggil pasien dan mencatat identitas pasien pada Buku
langkah Kunjungan.
2. Petugas melakukan anamnesis.
3. Persetujuan pelepasan (informed consent), pasien tanda tangan.
4. Petugas menjelaskan tentang prosedur pemasangan.
5. Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemihnya atau cebok
dulu.
6. Petugas mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir dan
dikeringkan dengan tisu.
7. Siapkan pasien di meja gynekologi.
8. Palpasi daerah perut dan periksa apakah ada nyeri, benjolan atau
kelainan lainnya didaerah supra pubik.
9. Pakai lampu sorot yang terang untuk melihat cervic.
10. Petugas memakai sarung tangan yang sudah didesinfeksi
Persetujuan pemasangan
(Informed consent)
32. Dokumen
terkait
33. Rekaman
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
historis
Perubahan
perubahan
11.Rekaman
historis perubahan No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
Perubahan
6.Langkah- 1) Petugas memanggil pasien dan mencatat identitas pasien pada Buku
langkah Kunjungan.
2) Petugas melakukan anamnesis.
3) Persetujuan pelepasan (informed consent), pasien tanda tangan.
4) Petugas menjelaskan tentang prosedur pelepasan.
5) Pastikan pasien telah mengosongkan kandung kemihnya atau cebok
dulu.
6) Petugas mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir dan
dikeringkan dengan tisu.
7) Siapkan pasien di meja gynekologi.
8) Petugas memakai sarung tangan yang sudah didesinfeksi.
9) Pakai lampu sorot yang terang untuk melihat cervic.
10)Petugas memasang speculum untuk memudahkan melihat adanya
benang IUD.
11)Dengan menggunakan tampon tang benang dijepit dan diputar
perlahan sampai keluar sesuai arah jarum jam.
12)Apabila benang tidak terlihat, gunakan uterus sonde untuk mengetahui
ada tidaknya IUD. Jika ada lepaskan IUD dengan pengait IUD.
13)Speculum dilepas, masukkan ke dalam larutan bayclin (1 : 9).
14)Buang bahan habis pakai yang terkontaminasi sebelum melepas
sarung tangan.
15)Pasien dipersilahkan turun dari meja gynekologi.
16)Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
17)Cuci tangan dengan air mengalir dan sabun.
18)Petugas memberi resep dan memberi surat rujukan jika IUD tak bisa
dilepas (dicatat pada Buku Rujukan).
19)Petugas mencatat di register KB dan kartu KB pasien.
20)Petugas melakukan konseling pasca pencabutan IUD.
Persetujuan pelepasan
(Informed consent)
Speculum dilepas
11.Rekaman
historis No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
perubahan Perubahan
Persetujuan Pelepasan
8 .Hal-hal yang
harus
diperhatikan
9 .Unit terkait Loket, Poli KIA/KB
10.Dokumen terkait
Raba kapsul implant untuk memastikan lokasinya.
Pakai sarung tangan steril atau DTT di satu tangan.
11.Rekaman
Masukkan lidocain pada tabung spuit dan letakkan dalam bak
No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai
historis instrumen Perubahan
perubahan Usap tempat pelepasan dengan cairan antiseptic dengan
gerakan melingkar dari arah dalam keluar sekitar 8 – 13 cm
kemudian biarkan kering.
Pakai sarung tangan di sisi tangan yang lain.
Pola Tata Kelola Puskesmas Pasang Duk lubang di atas lengan pasien dengan posisi kapsul
implant terlihat petugas
117
MTBS
(MANAJEMEN TERPADU BALITA
SAKIT )
No. Dokumen : 440 /SOP/PKMG/ /2022
Halaman :1/2
UPTD PUSKESMAS Dr YANTI M NAPITUPULU,M.Kes
RAMI Nip.19671007 199903 2002
1.Pengertian Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tata laksana balita sakit dengan focus kepada
kesehatan anak usia 2 bulan- 5 tahun secara menyeluruh, mengenai
klasifikasi,status gizi status imun mauoun penanganan dan konseling yang
diberikan
2.Tujuan 1. Meningkatkan keterampilan petugas
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rami No. / 2022 tentang pelayanan MTBS
5.Prosedur 1. Pendaftaran bayi/balita menuju ruang kartu dan lanjut pelayanan MTBS.
2. Petugas menulis identitas pasien pada kartu rawat jalan
3. Petugas melakukan anammessa.
4.Petugas melakukan Pemeriksaan.
5.Petugas menulis hasil anamessa dan pemeriksaan serta mengklasifiksikan
dan memberikan penyuluhan
6.Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS bila perlu
dirujuk ke ruangan pengobatan untuk konsultasi dokter
10.Dokumen
terkait
11.Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan
8. Hal-hal yang Jika terjadi kesalahan dalam pemberian dan penyuntikan imunisasi DPTHB-HIB, maka
perlu akan menyebabkan vaksin tersebut tidak dapat bekerja secara efisien di dalam tubuh
diperhatikan bayi/balita. Oleh karena itu petugas harus terampil dalam pemberian imunisasi DPTHB-
HIB pada bayi sehingga dapat memberikan antibodi yang baik di dalam tubuh bayi
9. Unit terkait 1.
10. Dokumen •
terkait
11. Rekaman No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
historis
perubahan
PENANGANAN TB DENGAN
STRATEGI DOTS
No. Dokumen :
No. Revisi : -
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/3
Dicatat di TB
06/SITB
Pengantar pemeriksaan
8.Hal-hal yang Diagnosa yang
Petugas Lab PRMtepat dan keteraturan
BTA di TBminum
05 /sitbOAT
Perlu diperhatikan mencatat di TB
04
9.Unit Terkait Ruang pemeriksaan, RuangKonsultasi
Laboratorium, Rekam
ke dokter hasil Medis
BTA positif
10.Dokumen Rekam Medis dan SITB.TB 01,TB 02,TB 03,TB 05,TB 06
terkait
11.Rekaman Konseling TB
historis perubahan
Jadwal kontrol Hasil pemeriksaan
di TB 02 BTA dicatat di TB
01/sitb
Evaluasi
Pola Tata Kelola Puskesmas bulan ke 2,5 128
dan akhir
pengobatan
ASUHAN GIZI BURUK
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.Yanti M Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007199932002
1. Pengertian Asuhan Gizi adalah prosedur serangkaian kegiatan yang
terorganisir/terstruktur yang memungkinkan untuk mengidentifikasi
kebutuhan gizi dan penyediaan asuhan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah asuhan gizi agar setiap
pasien dapat dipenuhi kebutuhan zat gizinya secara optimal
3. Kebijakan 1. Strategis status gizi dalam upaya pembangunan manusia Indonesia,
sehingga ditetapkan sebagai salah satu sasaran dan target
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJJMN)
bidang Kesehatan 2015-2019.
2. SK Kepala Puskesmas Nomor / / Tahun 2016
4. Referensi 1. Buku Pedoman Pelayanan Gizi Puskesmas, Kementerian
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, 2014
2. Buku Petunjuk Teknis Tatalaksana balita gizi buruk
3. Buku saku Asuhan Gizi di Puskesmas
5. Prosedur 1. Food Model
2. Lembar Balik
3. Poster
4. Leaflet
5. Timbangan
6. Alat Ukur PB/TB
6. Langkah-langkah 1. Pasien/Klien datang sendiri atau dirujuk dari structural Puskesmas
(Pustu, Posyandu atau sarana kesehatan lain)
meliputi :
1) Data Antropometri : Pengukuran tinggi badan (TB)/ panjang
badan (PB), berat badan (BB), lingkar lengan atas (LiLA),
lingkar kepala, lingkar perut, Rasio lingkar pinggang pinggul
(RLPP).
2) Melakukan Pemeriksaan Fisik/Klinis
3) Mengkaji data riwayat gizi
4) Mengkaji hasil pemeriksaan laboratorium
d. Menentukan diagnosa gizi
e. Melakukan intervensi gizi
f. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi rawat jalan
Monitoring
Evaluasi
Tindak Lanjut
Loket
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.Yanti M Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007199932002
1.Pengertian Pemberian vitamin A adalah prosedur pemberian kapsul vitamin A
kepada Bayi dan Balita pada Bulan Februari dan Agustus di setiap
tahunnya dalam rangka mengatasi salah satu masalah gizi
Kurangan Vitamin A (KVA).
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.Yanti M Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007199932002
1.Pengertian Mengukur tinggi badan adalah prosedur mengukur tinggi seseorang
mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki pada balita usia lebih dari
2 tahun
Mengukur panjang badan adalah prosedur mengukur panjang badan
anak yang berumur kurang dari 2 tahun dari ujung kepala sampai
ujung kaki
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperoleh data
status gizi
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / / Tahun 2016
4.Referensi 1.Buku Pedoman Pemantauan Status Gizi Puskesmas, Kementerian
Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA, 2014
2. Supariasa,I.D.N.2002.Penilaian Status Gizi.EGC.Jakarta
5.Prosedur 1. Mikrotoise
2. Tarantela
6.Langkah-langkah A. Pengukuran Tinggi Badan
1. Mikrotoise digantung pada dinding setinggi tepat 2 meter yang
lurus datar, angka 0 pada lantai yang datar
2. Lepaskan sandal atau sepatu
3. Pasien beridiri tegak lurus seperti sikap siap sempurna, tumit,
pantat, punggung dan kepala menempel pada dinding
menghadap pandangan kedepan
4. Baca angka yang nampak pada lubang dalam gulungan
mikrotoa
5. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-
siku harus lurus menempel pada dinding
6. Mencatat hasil pengukuran tinggi badan
B. Pengukuran Panjang Badan
1. Tarantela diletakkan pada meja atau tempat yang datar
2. Telentangkan anak diatas papan pengukur dengan posisi kepala
menempel pada bagian papan yang datar dan tegak lurus
Pasien beridiri tegak lurus seperti sikap siap sempurna, tumit, pantat,
punggung dan kepala menempel pada dinding menghadap pandangan
kedepan
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.Yanti M Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007199932002
12. Pengertian Penimbangan / Pengukuran berat badan adalah prosedur mengukur
berat badan dengan menggunakan alat timbangan.
13. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperoleh data
status gizi
14. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor / / Tahun 2016
15. Referensi 1. Buku Pedoman Pemantauan Status Gizi Puskesmas,
Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA,
2014
2. Supariasa,I.D.N.2002.Penilaian Status Gizi.EGC.Jakarta
16. Prosedur 1. Dacin
2. Timbangan Injak
3. Baby Scale
17. Langkah- 1. Menggunakan Hang Scale (timbangan gantung) Untuk Balita
langkah 1) Petugas penimbangan dan asisten: Gantung timbangan di
tempat yang aman,misalnya di pelana rumah. Ikat timbangan
menggunakan tali, sekaligus untuk menyejajarkan posisi
timbangan dengan mata petugas untuk memudahkan
pembacaan hasil ukur. Tanyakan pada ibu untuk dapat
mengurangi pakaian anak yang memberatkan sebanyak
mungkin.
2) Petugas penimbangan: Kaitkan celana timbang yang kosong
pada timbangan dan atur posisi jarum hang scale pada angka
nol, kemudian lepaskan celana timbang dari timbangan.
3) Petugas penimbangan: Pastikan ibu sudah memegangi anak,
kemudian masukan kedua tangan pada celana timbang (1),
dan tarik kaki anak untuk memasangkan celana timbang (2).
Pastikan tali pengait di bagian depan dari celana timbang.
4) Petugas penimbangan: Kaitkan celana timbang pada
timbangan.Jangan memegangi anak hanya dengan
Angka di kaca jendela alat timbang akan muncul, dan tunggu sampai
angka tidak berubah (statis).
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.Yanti M Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007199932002
1.Pengertian Tablet Tambah Darah (TTD) adalah Kandungan Zat besi Ferrous
fumarate yang setara dengan 60 mg besi elemental dan asam
folat: 0.400 mg.
Anemia adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah atau
kapasitas sel darah merah membawa oksigen tidak cukup untuk
memenuhi kebutuhan fisiologis.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam meningkatkan
keberhasilan program pencegahan anemia gizi besi pada kelompok
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.Yanti M Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007199932002
1.Pengertian Pemberian Tablet Fe adalah prosedur memberikan tablet zat besi
pada para ibu hamil dan wanita usia subur dengan maksud untuk
mengatasi salah satu masalah kekurangan zat gizi mineral Fe,
terutama anemia
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam meningkatkan
keberhasilan pemberian tablet Fe untuk kelompok rawan yang
menderita anemia yaitu ibu hamil mulai perencanaan, pelaksanaan,
dan pemantauan kegiatan pencegahan anemia gizi Besi
3.Kebijakan 1. Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan
mengamanatkan bahwa upaya kesehatan bertujuan untuk
menjaga kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi
yang sehat, cerdas dan berkualitas, serta dapat menurunkan
angka kematian ibu dan bayi.
2. SK Kepala Puskesmas Nomor / / Tahun 2016
4.Referensi Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi dan KIA..2014.
Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
5.Prosedur Bahan
1. Tablet Fe
Alat
1. ATK
6.Langkah-langkah 1. Menentukan sasaran Pemberian Tablet Fe, yaitu para ibu hamil
dan wanita usia subur di wilayah Puskesmas Rami
2. Memberikan tablet Fe dilakukan melalui Posyandu di wilayah
Desa atau dipuskesmas
3. Memberikan Fe pada ibu hamil :
1) Pencegahan : 1 tablet /hari mulai awal hamil sampai masa
nifas
2) Pada ibu hamil anemia 2 tab/hari sampai kadar Hb normal
4. Pemberian tablet Fe bisa dilakukan oleh pelaksana gizi atau
petugas kesehatan terkait
KADARZI
PMT PENYULUHAN
DISTRIBUSI MP ASI
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.YANTI M NAPITUPULU M.KES
Puskesmas Rami Nip.19671007199932002
1.Pengertian MP-ASI buffer stock adalah MP-ASI pabrikan yang disiapkan oleh
Kementerian Kesehatan RI yang didistribusikan secara bertingkat.
Tenaga Gizi puskesmas akan mendistribusikan ke balita yang gizi
kurang.
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam memberikan MP
ASI kepada sasaran
3.Kebijakan 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 224/Menkes/SK/II/2007
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
meliputi :
5) Data Antropometri : Pengukuran tinggi badan (TB)/
panjang badan (PB), berat badan (BB), lingkar lengan
atas (LiLA), lingkar kepala, lingkar perut, Rasio lingkar
pinggang pinggul (RLPP).
6) Melakukan Pemeriksaan Fisik/Klinis
7) Mengkaji data riwayat gizi
8) Mengkaji hasil pemeriksaan laboratorium
j. Menentukan diagnosa gizi
k. Melakukan intervensi gizi
l. Monitoring dan evaluasi asuhan gizi rawat jalan
Loket
Monitoring
Evaluasi
Tindak Lanjut
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPTD. Dr.Yanti M Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007199932002
1.Pengertian 1. Konseling adalah prosedur serangkaian kegiatan sebagai
proses komunikasi dua arah oleh tenaga gizi untuk
meningkatkan pengertian, sikap dan prilaku pasien dalam
mengenali dan mengatasi masalah gizi sehingga pasien
dapat memutuskan apa yang dilakukannya
2. Konseling ASI dan Laktasi adalah konseling yang dilakukan
pada ibu nifas (baru melahirkan) dan ibu menyusui
2.Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
konseling ASI dan Laktasi
3.Kebijakan 1. Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang ASI
Eksklusif
2. SK Kepala Puskesmas Nomor / / Tahun 2016
4.Referensi 1. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi Dan
KIA.2014.Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas
2. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Gizi Dan
KIA.2013.Rencana Aksi Akselarasi Pemberian ASI Eksklusif
2012-2014
5.Prosedur 1. Leaflet
2. ATK
6.Langkah-langkah 1. Mengunjungi Pasien /ibu yang melahirkan dipuskesmas atau
ibu menyusui yang datang kepuskesmas
2. Mendapatkan pelayanan di ruang bersalin / KIA
3. Membawa Pasien yang memerlukan konseling ASI dan
laktasi menuju ruang Laktasi
4. Melakukan Konseling ASI
5. Mencatat seluruh hasil pemeriksaan ke dalam Buku
Konseling ASI
Halaman : 1/2
Ruang Farmasi
9. Unit Terkait
- Resep
10.Dokumen Terkait
Halaman : 1/2
PENANGANAN OBAT
KADALUWARSA ATAU RUSAK
No. Dokumen : 400/ /SOP/
PRM/XII/2017
Menyiapkan
obat sesuai Menyiapkan etiket yang
sesuai
Pola Tata Kelola Puskesmas dengan 163
permintaan
pada resep
SOP No Revisi : 00
Halaman : 1/2
-
8. Hal-hal yang harus
diperhatikan
Halaman : 1/3
1.Pengertian Pemberian obat kepada pasien adalah suatu kegiatan dalam penyediaan
obat yang benar dan tepat kepada pasien.
Pelabelan adalah pemberian etiket pada obat yang didalamnya tertulis
tanggal berobat, nama pasien, frekuensi pemakaian, cara pakai dan waktu
penggunaan obat
Sebagai pedoman petugas obat dalam proses pemberian dan pelabelan obat
2.Tujuan
kepada pasien yang benar dan tepat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rami No : 400/402/Adm/SK/PRM/XII/2017
Tentang Penanggung Jawab Pelayanan Kefarmasian
4. Referensi − Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2014 tentang Standar
Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
− Peraturan Menteri Kesehatan No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan
Pasien
1. Alat :
5. Alat dan Bahan
a. LPLPO
b. Kartu Stok
2. Bahan :
a. Obat
1. Petugas obat mengambil resep sesuai urutan
6. Langkah-langkah
2. Resp CITO/Urgent/PIM dilayani terlebih dahulu
3. Petugas memeriksa kelengkapan resep (nomor rekam medis pasien,
nama pasien, alamat, umur, tanggal resep, nama petugas yang
meresepkan, jumlah obat, dosisi dan aturan pakai)
4. Petugas obat menanyakan kepada petugas pemeriksaan apabila ada obat
yang kurang jelas, habis, atau ketidak sesuaian resep yang lain
5. Petugas obat mengambil obat yanng dibutuhkan pada rak obat atau
melakukan peracikan obat apabila diperlukan dengan memperhatikan
nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat
6. Petugas obat memberikan pelabelan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Petugas obat menuliskan pada label dengan jelas dan rapi meliputi :
tanggal berobat, nama pasien, frekuensi pamakaian, cara pakai, dan
waktu penggunaan obat
b. Petugas obat mengambil dan memasukkan obat ke dalam plastik
Petugas obat
Petugas obat memasukkan label
Petugas obat menuliskan yang sudah ditulis
mengambil dan
pada label dengan jelas sesuai dengan obat
memasukkan obat ke
dan rapi meliputi : yang tertulis pada resep
dalam plastik kemasan
tanggal berobat, nama
obat sesuai jumlah yang
pasien, frekuensi
tertera pada resep
pamakaian, cara pakai,
dan waktu penggunaan
obat
Petugas obat yang
bertugas untuk
menyerahkan obat
Petugas obat memanggil nama dan melakukan
alamat pasien sesuai yang tertulis pada pemeriksaan ulang
resep yaitu kesesuaian
antara obat, penulisan
etiket dengan resep
Ruang Farmasi
12. Unit Terkait
- Resep
10.Dokumen Terkait
Halaman : 1/2
Kegiatan dalam memberikan informasi tentang efek samping obat atau efek
1.Pengertian
yang tidak diharapkan pada awal atau selama pemakaian obat yang
diberikan
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian informasi
2.Tujuan
tentang efek samping dan efek yang tidak diharapkan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rami No.
tentang Penanggung Jawab Pelayanan Kefarmasian
4. Referensi Permenkes No.30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di
Puskesmas
a. ATK
5. Alat dan Bahan
b. Resep
1. Petugas memanggil pasien dengan ramah
6. Langkah-langkah
2. Petugas menyerahkan obat sesuai resep disertai informasi tentang
penggunaan obat
3. Petugas memberi informasi efek samping obat atau efek yang tidak
diharapkan dari penggunaan obat, misalnya berkeringat, mengantuk,
kurang waspada, tinja/air kencing berubah warna, sering buang air
kencing dan sebagainya
4. Petugas menginformasikan hal-hal lain yang mungkin timbul akibat
Petugas mendokumentasikan
kegiatan pemberian informasi
obat
Semua unit
13. Unit Terkait
Halaman : 1/2
7. Bagan Alir
Petugas memberikan informasi cara
pemakaian obat sesuai dengan SOP
pemberian informasi obat
-
8. Hal-hal yang harus
diperhatikan
Ruang Farmasi
10.Unit Terkait
11.Dokumen Terkait
Halaman : 1/2
Kepala Puskesmas
Petugas obat membuat laporan memeriksa dan menanda
Monitoring Efek Samping Obat tangani Laporan Monitoring
Puskesmas Rami
Pola Tata Kelola Puskesmas Efek Samping Obat 174
No. Dokumen : 400/ /SOP/
PRM/I/2022
SOP No Revisi : 00
Halaman : 1/2
Petugas menyerahkan
laporan KNC kepada Tim
Keselamatan Pasien
Puskesmas
PENYEDIAAN OBAT
EMERGENCY
DI UNIT KERJA
Halaman : 1/2
a. Ruang Farmasi
9.Unit Terkait
b. Ruangan Pemeriksaan Umum
c. Ruangan Tindakan
d. Ruangan KIA/KB/IVA
Kartu stok
10.Dokumen Terkait
Resep dokter
Daftar Obat emergensi
Halaman : 1/3
a.
7. Bagan Alir
Menghitung
Menghitung pemakaian Melihat data
jumlah
obat periode sebelum pola penyakit
kunjungan resep
nya
Menghitung
jumlah obat
LPLPO (Laporan LPLPO di tanda yang
pemakaian dan Lembar tangani Kepala dibutuhkan
permintaan obat) dikirim ke Puskesmas dengan form
UPT Farmasi LPLPO
b.
Menghitung
Menghitung pemakaian Melihat data
jumlah
obat periode sebelum pola penyakit
kunjungan resep
nya
Menghitung
jumlah obat
LPLPO (Laporan LPLPO di tanda yang
pemakaian dan Lembar tangani Kepala dibutuhkan
permintaan obat) dikirim Puskesmas dengan form
ke UPTD Farmasi LPLPO
Halaman : 1/2
-
8. Hal-hal yang harus
diperhatikan
SOP No.Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : …. / ….
1.Pengertian
• Pemeriksaan laboratorium adalah salah satu sarana kesehatan yang melakukan
kegiatan pemeriksaan guna menunjang diagnosa suatu penyakit.
2.Tujuan • Sebagai acuan penerapan langkah-langkah petugas dalam melaksanakan
pemeriksaan laboratorium
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rami Nomor / /SK KAPUS//
4.Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
5.Prosedur 1. Alat :
a. Alat tulis
b. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
c. Buku register laboratorium
2. Bahan :
a. -
5. Petugas
mengambil &
memeriksa sampel
UPTD.
dr.Yanti M.Napitupulu,M.Kes
Puskesmas Rami
NIP.19671007 199903 2002
1. Pengertian Merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan paa pra
lansia dan lanjut usia meliputi aspek promotif, prevontif,
kuratif dan rehabilitatif dan memberikan kemudahan
pelayanan santun dan dilayani oleh tenaga profesional
Perlu
Konsultasi/
Tidak
Rujukan
Perlu tindakan
Tidak
Perlu Rujukan
Tidak
Pasien
Perlu Obat Menerima
Tidak Obat
Pasien Pulang
UPTD.
dr. Yanti M. Napitupulu, M.Kes
Puskesmas Rami NIP. 19671007 199903 2 002
1. Pengertian Kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit
atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan
informasi guna mengarahkan tindakan pengendalian dan
penanggulangan secara efektif dan efisien
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk kegiatan
surveilans epidemiologi di puskesmas
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Rami No ____
tentang _______
4. Referensi PERMENKES NO.45 Thn. 2014 Tentang
Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
5. Alat dan bahan Disesuaikan dengan kajadian kasus
6. Prosedur/Langkah- 1. Petugas mendapatkan informasi
langkah 2. Petugas melakukan verifikasi kasus dengan
melakukan kunjungan dan melakukan wawancara
tentang kejadian kasus
3. Hasil penilaian awal dilaporkan langsung
(lisan/telepon) ke petugas surveilans Dinas Kesehatan
4. Laporan juga dilaporkan ke Kepala Puskesmas
5. Petugas mengambil surat perintah untuk PE dari
puskesmas
6. Petugas melakukan penyelidikan Epidemiologi
7. Petugas mengisi form W1
8. Petugas mengirim form W1 ke Dinas Kesehatan
9. Petugas melakukan koordinasi untuk tindakan
selanjutnya dengan program terkait di Dinas
Kesehatan
10. Petugas ikut mendampingi dan mengikuti tahap
Melakukan verifikasi
kasus
1. Mengambil SPT PE
2. Melakukan PE
Mengisi form W1
UPTD.
Tanda Tangan Kepala Puskesmas dr YANTI M NAPITUPULU,M.Kes
Puskesmas Rami NIP.19671007 199903 2002
1. Pengertian Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
baik itu pelayanan kesehatan individu (UKP) Maupun
Pelayanan Kesehatan kepada keluarga,kelompok maupun
masyarakat ( UKM)
2. Tujuan 1.Memberikan suhan keperawatan pada individu
2.Memberikan asuhan keperawatan pada keluarga
3.Memberikan asuhan keperawatan pada kelompok
4.Memberikan asuhan keperawatan pada Masyarakat
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No….. tentang penanggung jawab
UKM program
4. Referensi 1.2013.Buku pedoman Perawatan Kesehatan masyarakat
Dinas Kesehatan Kota Pematang Siantar.
2.2013.Buku Standart Puskesmas Bidang Bina pelayanan
Kesehatan Propinsi Sumatera utara
3.2015.Buku 3 SP2TP Pedoman Penggunan Instrumen
Sistim Pencatatan.
4.Dirjen Bina Upaya Kesehatan Direktorat Bina Upaya
Kesehatan Dasar
5. Alat dan bahan
6.Prosedur/Langkah-langkah 1.Persiapan Alat dan Bahan
a.Form rekam medis
b.Form Asuhan keperawatan
c. ATK.
2.Petugas yang melaksanakan
a.dr.Puskesmas
b.Perawat
c.Bidan
8.Hal-hal yg harus diperhatikan Jika pencatatan dan pelaporan dalam gedung dan diluar
gedung tidak di laporkan dengan sebenarnya maka data
yang ada akan tidak akurat atau valid untuk di sampaikan
atau sebagai bahan laporan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten
9.Unit terkait 1.SOP SP2TP
2.SOP Pendaftaran
3.SOP Rawat Jalan
4.SOP UGD
5.SOP Rawat Jalan
10.Dokumen terkait 1.Register kohort pembinaan keluar rawan
RABIES
No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit :
Halaman :
UPTD
dr. Yanti M. Napitupulu, M.Kes
PUSKESMAS RAMI
NIP. 19671007 199903 2002
Anamnese
Hewan
Sehat
UPTD
dr. Yanti M. Napitupulu, M.Kes
PUSKESMAS RAMI
NIP. 19671007 199903 2002
8.Hal-hal yg harus diperhatikan Bagi Pekerja yang mempunyai penyakit tidak menular
(PTM)
UPTD
Dr. Yanti M. Napitupulu
PUSKESMAS RAMI
NIP. 196710071999032002
1. Pengertian Melakukan pemeriksaan kesehatan dasar kepada siswa/siswi lama
disetiap jenjang sekolah, mulai dari TK/R, SD,SMP/MTs,SMA/MA,
SMK
2. Tujuan Untuk mengetahui status kesehatan siswa/siswi lama di sekolah
jenjang sekolah dan melihat perkembangan status kesehatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rami : 400/ / ADM/SK/PRM/I/2022
Tentang Layanan Klinis
4. Referensi 1. Petunjuk Teknis Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
di Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Kemenkes RI.2015.
2. Pedoman standart Nasional PKPR, Kemenkes RI.2014
Dokumentasi Pemeriksaan
indra
pengelihatan
an
pendengaran
8. Hal – hal yang 1. Daftar absensi siswa
harus
2. Cara meniyikat gigi para siswa
diperhatikan
3. Mencatat hasil pemeriksaan
UPTD
Dr. Yanti M. Napitupulu
PUSKESMAS RAMI
NIP. 196710071999032002
11. Pengertian Usaha kesehatan sekolah adalah pendidikan kesehatan yang terpadu,
secara lintas program dan lintas sektor yang ditujukan masyarakat
sekolah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan serta
membentuk perilaku hidup sehat
12. Tujuan Untuk memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat
kesehatan sekolah
13. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Rami : 400/ /ADM/SK/PRM/ /2022
14. Referensi UU No.23 Paket standart UKS
15. Alat dan - Materi tentang PHBS
bahan
- ATK
- Poster
16. Prosedur/ 1. Pelatihan guru dan petugas kesehatan sekolah dalam bidang
Langkah-
kesehatan (terintegrasi).
langkah
2. 2. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan sesuai dengan kurikulum
kepada siswa .
3. Melakukan pemeriksaan kesehatan
4. Pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan ke Puskesmas
5. 5. Rujukan ke Pukesmas untuk dilakukan pelayanan kesehatan
lanjut bagi yang memerlukan
PENATALAKSANAAN
PENYULUHAN UKS
No.Pendidikan
Dokumen dan :penyuluhan
/SOP/ kesehatan
SOP PKMG/ /2022
No Revisi :
Pemeriksaan
Tanggal terbit : kesehatan
Januari 2022
Halaman : 1/5
Pemeriksaan kesehatan
Rujukan ke Puskesmas
bila diperlukan
UPTD
Dr. Yanti M. Napitupulu
PUSKESMAS RAMI
NIP. 196710071999032002
1. Pengertian Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan
2. Tujuan 1. Mengetahui berat badan dan untuk mengukur indeks masa tubuh
2. Membantu menentukan program pengobatan
3. Menentukan status nutrisi siswa
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rami : 400/ / ADM/SK/PRM/ /2022
4. Referensi Pedoman, modul
5. Alat dan Bahan 1. Timbangan berat badan
2. Buku catatan
6. Prosedur 1. Memastikan timbangan badan berfungsi dengan baik dengan cara
mengatur penunjuk angka tepat di angka ‘nol’
2. Meminta siswa melepas sepatu dan meletakkan barang bawaan
yang berat
3. Meminta siswa naik ke atas timbangan, dengan posisi berhadapan
dengan pemeriksaan
4. Meperhatikan jaum penunjuk berhenti, dari arah depan tegak lurus
dengan angka
5. Mencatat hasil pada buku catatan
Menimbang
selesai
UPTD
Dr. Yanti M. Napitupulu
PUSKESMAS RAMI
NIP. 196710071999032002
1.Pengertian Cara untuk mengetahui tinggi badan
2.Tujuan Sebagai pedoman petugas dalam mengukur tinggi badan dengan benar
3.Kebijakan SK Kepala Puskesmas Rami : 400/ / ADM/SK/PRM/ /2022
4.Referensi Panduan pencegahan infeksi untuk fasilitas pelayanan kesehatan dengan
sumber daya terbatas, JNPK-KR,
5.Alat dan 1. Alat pengukur tinggi badan (microtoise staturneter)
Bahan
2. Buku catatan
6.Prosedur 3. Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan
4. Menganjurkan pasien melepas alas kaki
5. Mempersilahkan pasien berdiri tegak ditempat pengukuran,
menghadap petugas
6. Menarik alat pengukur TB tepat pada kepala pasien
7. Melihat skala yang ada pada pengukur TB
8. Pengukuran selesai, pasien dipersilahkan memakai alas kaki kembali
9. Mencatat hasil pengukuran pada rekam medis
7.Bagan Alir
Memberitahu Menganjurkan
tentang tindakan yg siswa melepas
dilakukan alas kaki
UPTD.
dr. Yanti Napitupulu M.Kes
Puskesmas RAMI
1. Pengertian Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu
dapat berkembang secara fisik. mental. spiritual. dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri.
dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,
dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya
UPTD Puskesmas
Rami
dr. Yanti M Napitupulu, M.Kes
NIP : 19700411 200604 2 003
Kegiatan pemeriksaan setempat sanitasi
1. Pengertian ditempat jasa boga
6. Langkah -
langkah 1. Petugas menyiapkan alat dan bahan pemeriksaan termasuk surat tugas
2. Petugas mendatangi tempat isi ulang air minum dan meminta izin
pemilik
3. Petugas melaksanakan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi formulir
pemeriksaan
4. Petugas memaparkan hasil pemeriksaan
kepada pemilik
5. Petugas memberika penyuluhan kepada pemilik
( bila perlu )
6. Hasil dilaporkan ke Dinas Kesehatan
secara rutin
Mendatangi tempat
jasa boga
Membua Formulir
t laporan Pelaporan
1. Petugas
9. Unit terkait Laboratorium
2. Petugas Gizi
UPTD Puskesmas
Rami
Alat dan
5. Prosedur bahan
1. Lembar wawancara
2. Formulir pemeriksaan
Mendatangi tempat -
tempat umum
Melakukan
wawancara
Pemeriksaan sanitasi
dan isi formulir
Membu
at
Formulir
laporan
pelaporan
1. Surat
10. Dokumen terkait Tugas
2. Formulir pemeriksaan sanitasi
KLINIK SANITASI
No.
Dokumen :
No. Revisi : 00
SO
Tanggal
P
Terbit :
Halaman :1
Kepala UPTD Puskesmas
Rami
UPTD
Puskesmas
Rami
dr. Yanti M Napitupulu,
M.Kes
NIP : 19700411 200604 2
003
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi
1. Pengertian masalah kesehatan
masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan
lingkungan pembrantasan
penyakit dengan bimbingan, penyuluhan dan bantuan teknis
dari petugas pelayanan
yang berdiri sendiri, tetapi sebagai integral dari
kegiatan puskesmas
Mempelajari kartu
status/rujukan
Menyalin dan
mencatat status
penderita
Melakukan
konseling
Menyimpulkan
Membuat
Kesepakatan
(bila
Memberikan diperluka
saran dan n)
tindak lanjut
10. Dokumen
terkait 1. Surat Tugas
2. Formulir pemerksaan
Mendatangi rumah
makan
Melakukan
pemeriksaan sanitasi
rumah makan
Membu Formulir
at Pelaporan
laporan
BAB IV
PENGELOMPOKAN FUNGSI
2. Jasa Pelayanan
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag berasal
dari Non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai Kontrak
Kerja yang disepakati oleh Pegawai dengan Pemerintah Daerah Kota
Pematang Siantar dimana rekomendasi diberikan oleh UPTD Puskesmas
Rami melalui Dinas Kesehatan.
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
kawasan Terpencil
Jenis Tenaga kawasan kawasan
dan Sangat
Perkotaan Pedesaan
Terpencil
Non Non Non
Rawat Rawat Rawat
Rawat Rawat Rawat
Inap Inap Inap
Inap Inap Inap
1. Dokter atau dokter
1 2 1 2 1 2
layanan primer
2. Dokter gigi 1 1 1 1 1 1
3. Perawat 5 8 5 8 5 8
4. Bidan 4 7 4 7 4 7
5. Tenaga kesehatan
2 2 1 1 1 1
masyarakat
6. Tenaga kesehatan
1 1 1 1 1 1
lingkungan
7. Ahli teknologi
1 1 1 1 1 1
laboratorium medik
8. Tenaga gizi 1 2 1 2 1 2
9. Tenaga Kefarmasian 1 2 1 1 1 1
10. Tenaga administrasi 3 3 2 2 2 2
11. Pekarya 2 2 1 1 1 1
Jumlah 22 31 19 27 19 27
Rawat Jalan
Jenis Tenaga
No Standar Tersedia Lebih/kurang
3
1
Dokter atau dokter layanan primer 1 Lebih 2
2
Dokter gigi 1 1
3
Perawat 5 15 Lebih 10
4
Bidan 4 22 Lebih 18
5
Tenaga kesehatan masyarakat 2 2
6
Tenaga kesehatan lingkungan 1 1
7
Ahli teknologi laboratorium medic 1 1
8
Tenaga gizi 1 3 Lebih 2
9
Tenaga Kefarmasian 1 2 Lebih 1
10 Tenaga administrasi 3 2 Kurang 1
Dari tabel di atas tampak bahwa kebutuhan akan SDM UPTD Puskesmas Rami
khususnya untuk tenaga Administrasi dan Pekarya masih kurang, sehingga perlu
diupayakan untuk dipenuhi dengan cara pengadaan pegawai baru. UPTD
Puskesmas Rami memiliki 2( dua ) jaringan yaitu Pustu Pondok Sayur dan Tanjung
Tongah. Serta memiliki 4 ( empat ) Poskeskel yang berada di Kelurahan Nagapita,
Kel. Tanjung Pinggir, Kel. Tanjung Tongah, dan Kel. Tambun Nabolon. Untuk
ketengaan berdasarkan Permenkes 43/2019 sudah memenuhi standar. Berikutnya
disajikan tabel tentang jenis ketenagaan di UPTD Puskesmas Rami, yang meliputi
PNS,dan Kontrak.
JUMLAH
Ch
1 Dokter Spesialis 0 0 0
2 Dokter Umum 3 0 0
3 Dokter Dokter Gigi 1 0 0
4 Bidan D1 0 0 0
5 Bidan D3 21 1 0
6 Perawat DIII/ DIV/Skep 15 0 0
7 Perawat Gigi 2 0 0
8 Apoteker dan Sarjana Farmasi 0 0 0
9 D3 Farmasi dan Asisten Apoteker 2 0 0
10 DIV/Sarjana Gizi 0 0 0
11 DI/D3 Gizi 3 0 0
12 Sarjana Kesmas 2 0 0
13 Tenaga Sanitasi 1 0 0
14 Analis Lab 1 0 0
15 Non Kesehatan stuktural 0 0 0
23 SMA 0 0 0
24 SMP 0 0 0
Jumlah 51 1 0
Dari tabel di atas, tampak bahwa dari jenis ketenagaan di UPTD Puskesmas
Rami, lebih banyak didominasi oleh tenaga dengan Pendidikan D3,
Berikut ini ringkasan SDMK UPTD Puskesmas Rami dengan aplikasi SDMK.
Kota : Pematang Siantar
Puskesmas : Rami
DASBOARD SDMK 1 : REKAPITULASI SDMK DI PUSKESMAS
JUMLAH
NO TIPE FASYANKES
FASYANKES
1 Dinas Kesehatan 1
2 Puskesmas 1
3 Rumah Sakit 1
4 BBPK, Bapelkes/Bapelkesnas 0
5 Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) 0
Balai Pengobatan / Kesehatan
6 0
Masyarakat
7 Apotik 7
8 Toko Obat Tradisional 0
9 Rumah Bersalin 19
10 Instalasi / Gudang Farmasi 0
Praktek Dokter / Dokter Gigi / Bidan
11 20
Mandiri
12 Optik 0
13 Klinik Pengobatan Tradisional (Batra) 0
14 Klinik 2
15 Poliklinik / Praktek Bersama 0
16 Laboratorium Kesehatan 0
17 Fasyankes Lainnya 0
JUMLAH 51
3.92% 1.96%1.96%1.96%
Dinas Kesehatan
Puskesmas
13.73% Rumah Sakit
BBPK, Bapelkes/Bapelkesnas
Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP)
REKAPITULASI SDMK DI PUSKESMAS BERDASARKAN
Balai Pengobatan / Kesehatan
2. FUNGSI
39.22% Masyarakat
Apotik
JENIS KELAMIN JUMLA
RUMPUN SDMK Toko Obat Tradisional
Rumah Bersalin H
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Instalasi / Gudang Farmasi
1 01. MEDIS 0 Praktek Dokter / Dokter
4 4
Gigi /
2 02. PSIKOLOGI KLINIS 37.25% 0 Bidan Mandiri 0 0
Optik
3 03. KEPERAWATAN 0 Klinik Pengobatan15Tradisional 15
(Batra)
4 04. KEBIDANAN 0 22 22
Klinik
5 05. KEFARMASIAN 0 Poliklinik / Praktek2 Bersama 2
6 06. KESEHATAN MASYARAKAT 0 Laboratorium Kesehatan
2 2
Fasyankes Lainnya
7 07. KESEHATAN LINGKUNGAN 0 1 1
8 08. GIZI 0 3 3
9 09. KETERAPIAN FISIK 0 0 0
10 10. KETEKNISIAN MEDIS 0 0 0
11 11. TEKNIK BIOMEDIKA 0 0 0
100%
90%
80%
70%
60%
50% 4 15 22 2 2 1 3 1
40%
30%
20%
10%
0% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
IS I
IS AN N AN AT N IZ SI
K IS KA NA
L
TA
N G
ED LI
N
AT ANA ASI AK N GA .G FI ED EDI O A J AN
M K R 8 N M I H
. GI AW BI
D
RM YA KU 0 IA AN OM IS SE UN
01 ER KE AS AP BI AD KE EN
OLO P . EFA M I NG R I SI
K TR A P
IK KE 04 .K N N
L TE EK
N
NI N G A
PS 3. 05 TA TA . KE ET EK TA NA N AG
. 0 A A 9 K T A T E E
02 SE
H H 0 .
11
.
SE
H
EN .T
SE 10 14
. KE . KE . KE I ST
S
06 07 12 .A
13
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Dari Tabel diatas terdapat jumlah Rumpun SDMK berdasarkan Fungsi sebanyak 50
Orang perempuan yang terdiri dari: Medis berjumlah 4 Orang Perempuan,
Keperawatan berjumlah 15 Orang Perempuan, Kebidanan berjumlah 22 Orang
perempuan, Kefarmasian berjumlah 2 Orang perempuan, Kesehatan Masyarakat
berjumlah 3 Orang Perempuan, Kesehatan Lingkungan berejumlah 1 Orang
Perempuan, Gizi berjumlah 3 Orang Perempuan , Tenaga Penunjang
(Laboratorium Medik) berjumlah 1 Orang perempuan.
100%
90%
80%
70%
60%
50% 1
40% 41 6
30% 3 1 PEREMPUAN
20% LAKI-LAKI
10%
0% 0 0 0 0 0 0 0
SD a 0 0
ar ra 1 0 0
et ta D- D-
2 3 0 0
/ S
/S
e D- D-
4
S-
1 -1
P A Sp -2 si 2
SM Sp fe S- S-
3
SM Pr
o
Dari Tabel diatas terdapat jumlah SDMK berdaasarkan jenjang pendidikan yaitu 52
Orang Perempuan yang terdiri dari D-1 berjumlah 1 Orang Perempuan, D-III
berjumlah 41 Orang Perempuan, S1 berjumlah 6 Orang Perempuan, Profesi
berjumlah 3 Orang Perempuan dan S2 berjumlah 1 Orang Perempuan.
100%
80%
60%
3 1 15 2 22 2 1 3 1
40%
20%
0% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
R T I) R G I A R N I IS PEREM PUAN
K TE WA TES EKE L IN RAP AR AFE ISIE IUM I GIG ED
ES T S TE C R LAKI-LAKI
O A E I R PT O IS M
1 . D PER AN APO 9. K ISIO IS W IOG I O AT EKN A N
0 . T . 0 D S R
03 WA 07 .F AP RA K O .T AW
A 11 TER 5 . FRA LAB 21 ISIK
R . 1 E I F
PE 13 . R LOG 3.
IS ( 17 O 2
E KN
EST E
AN IT
A A HL
T .
NA 19
. PE
05
Dari tabel diatas terdapat jumlah SDMK REKAPITULASI Ijin dan registrasi tenaga
kesehatan berjumlah 50 orang perempuan.yang terdiri dari :Dokter sebanyak 3
orang,Dokter gigi sebanyak 1 orang,perawat sebanyak 15 orang perempuan terapis
gigi dan mulut sebanyak 2 0rang perempuan,Bidan sebanyak 22 orang
perempuan,Teknis kefarmasian sebanyak 2 orang perempuan, Kesling sebanyak 1
0rang perempuan, Gizi sebanyak 3 Orang Perempuan, ahli Teknologi Laboratorium
Seabanyak 1 Orang Perempuan.
Jumlah SDM berdasarkan tugas dan fungsi tahun 2021 sebagai berikut
JENIS PENDIDIKA
N JENIS JUMLA
TUGAS/FUNGS N KETERANGAN
O TENAGA H
I
Kepala
Dokter/S1 S2 1 Tugas Rangkap
1 Puskesmas
Unit Administrasi
2 Kepala Tata
Admin S1 1 Tugas rangkap
Usaha
3 R/R, Evapor Admin S1 1 Tugas rangkap
4 Perbendaharaa Sanitarian 1
n (Penerimaan, Tugas rangkap
Bidan / DIII 2
Bagian Kartu Tugas Rangkap
Perawat DIII 1
8 Poli
Dokter 2
S1 Tugas Rangkap
Umum
9 Poliklinik Umum
S1
1
Perawat DIII Tugas Rangkap
6
10 Poliklinik Mata 0
11 Poliklinik Gigi Dokter Gigi S1 1
Perawat DI 1
Gigi DIII 2
12 Poliklinik KIA/KB Bidan DIII 3 Tugas Rangkap
13 UGD
Kesehatan Gizi Petugas S1 2
Tugas rangkap
14 Keluarga Gizi
Unit Penunjang Medis
Analis DIII
1 Tugas Rangkap
15 Laboratorium Kesehatan
Asisten DIII
2
16 Apotek Apoteker
Bidan DIII 2
Tugas Rangkap
17 Imunisasi Perawat DIII 1
Upaya Kesehatan Masyarakat
Setiap pegawai NON PNS akan mempunyai tugas, kewajiban, hak dan larangan
yang harus dipatuhi oleh seorang pegawai sesuai aturan yang berlaku. Setiap
Pegawai Non PNS berkewajiban :
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
Negara, dan Pemerintah;
b. menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan
melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan
penuh pengabdian,kesadaran, dan tanggung jawab serta menjaga suasana
dan semangat kerja;
c. selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk kelancaran
pelaksanaan tugas;
d. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
e. menjaga dan menyimpan rahasia jabatan serta rahasia profesi, dan hanya
dapat mengemukakan rahasia jabatan dan rahasia profesi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
f. mengutamakan kepentingan Puskesmas diatas kepentingan pribadi atau
pihak-pihak lain;
D. Masa Kerja, Hari kerja dan Jam Keja Pegawai serta Jam Lembur
Masa kerja Pegawai Non PNS adalah sejak diangkat menjadi Calon Pegawai
sampai dengan umur 58 (lima puluh delapan) tahun. Untuk masa kerja Pegawai
Kontrak adalah 1 (satu) tahun atau sesuai kebutuhan dan dapat diperpanjang
kembali sesuai kebutuhan yang dituangkan dalam Perjanjian Kerja. Untuk
penentuan hari kerja dan jam kerja pegawai diatur sebagai berikut:
a. Hari kerja Pegawai Tetap Non PNS adalah 37,5 jam untuk 6 hari kerja
dalam satu minggu.
b. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai non shift mengikuti jam kerja Pegawai
Negeri Sipil.
c. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai shift mengikuti jadwal yang
ditentukan.
d. Setiap Pegawai wajib hadir pada waktunya dan mengisi daftar hadir melalui
sarana yang disediakan Puskesmas.
e. Pegawai Tetap Non PNS yang melaksanakan kerja lembur atas perintah
Kepala Puskesmas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. maksimal 3 (tiga) jam dalam satu hari kerja dihitung
2. sesudah waktu kerja, kecuali hal yang mendesak/darurat;
G. Penilaian Kinerja
Secara periodik akan dilakukan proses penilaian kinerja pegawai Puskesmas.
Penilaian kinerja Pegawai Tetap Non PNS pada Puskesmas dilaksanakan
secara:
a. objektif;
b. terukur;
c. akuntabel;
d. partisipatif; dan
e. transparan.
Penilaian kinerja akan didasarkan pada sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja. Penilaian sasaran kerja pegawai dapat meliputi:
a. ukuran atau jumlah banyaknya hasil kerja yang dicapai;
1. ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai; dan
2. ukuran lamanya setiap hasil kerja yang dicapai
b. Penilaian perilaku kerja meliputi :
1. Orientasi pelayanan;
2. Integritas
3. Komitmen;
4. Disiplin; dan
5. Kerjasama.
f. Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
1. Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas
dan fungsi meliputi:
1. Belanja pegawai;
2. Belanja barang dan jasa;.
3. Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam
kegiatan puskesmas.
a. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu
dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kemabali, baik
pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun anggaran
berikutnya.
Jenis pembiayaan meliputi:
1. Penerimaan pembiayaan
2. Pengeluaran pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan meliputi:
a. Investasi;
b. Pembauaran pokok utang/pinjaman.
1. Pengelolaan Belanja
2. Pengelolaan Barang
RBA menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu persentase ambang batas.
Konsolidasi perencanaan anggaran BLUD dalam APBD dilaksanakan dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. Pendapatan BLUD yang berasal dari jasa layanan, hibah, hasil kerjasama
dan pendapatan lain-lain yang sah, kemudian dikonsolidasikan ke dalam
RKA BLUD pada akun pendapatan daerah pada kode rekening kelompok
pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan dari BLUD.
2. Belanja BLUD yang sumber dananya berasal dari pendapatan BLUD (jasa
layanan, hibah, hasil kerjasama dan pendapatan lain yang sah) dan Sisa
Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA
BLUD pada akun belanja daerah yang selanjutnya dirinci dalam satu
program, satu kegiatan, satu output dan jenis belanja. Belanja BLUD
tersebut dialokasikan dialokasikan untuk membiayai program peningkatan
pelayanan serta kegiatan pelayanan dan pendukung pelayanan.
3. Pembiayaan BLUD dikonsolidasikan ke dalam RKA BLUD yang selanjutnya
dikonsolidasikan pada akun pembiayaan pada Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Daerah.
4. BLUD dapat melakukan pergeseran rincian belanja sepanjang tidak melebihi
pagu anggaran dalam jenis belanja pada DPA untuk selanjutnya
disampaikan kepada PPKD.
5. Rincian belanja dicantumkan dalam RBA.
Permendagri 79 tahun 2018 Pasal 97 Ayat (2) Dalam hal anggaran BLUD
diperkirakan defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara
lain dapat bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran
sebelumnya dan penerimaan pinjaman. Pembiayaan (financing) adalah seluruh
transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan maupun pengeluaran, yang perlu
dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah
terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan atau memanfaatkan surplus
anggaran. Menurut Permendagri 79 tahun 2018 Pasal 56, Pembiayaan BLUD terdiri
dari :
1. Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan Pembiayaan adalah semua penerimaan kas/bank yang
berasal dari :
a. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) tahun sebelumnya
Misalnya dalam RBA BLUD terdapat defisit anggaran sebesar Rp 1
Miliar, maka defisit ditutup dengan penerimaan pembiayaan berupa
SILPA sebesar Rp 1 Miliar pula, maka tidak akan ada defisit
anggaran. SILPA digunakan dan dianggarkan pada saat penyusunan
RBA Perubahan.
b. Divestasi
Divestasi adalah pengurangan beberapa jenis aset dalam bentuk
keuangan atau barang, dapat berupa penjualan aset tetap atau
penghapusan aset tetap.
c. Penerimaan Utang / Pinjaman
Utang / Pinjaman Bank digunakan untuk membiayai Belanja Operasi
dan Belanja Modal BLUD.
2. Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran Pembiayaan meliputi
a. Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang
berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut
berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu
harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan. Terkadang,
investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Investasi bisa
berupa pembelian aset tetap dan deposito atau investasi berupa
saham / obligasi.
b. Pembayaran pokok utang / pinjaman
Pengeluaran kas/bank guna membayar pokok utang / pinjaman yang
telah diterima BLUD yang pembayarannya dengan cara angsuran.
Pada Pasal 99 ayat 3, Permendagri No. 79 tahun 2018 tentang BLUD BLUD
wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran
(LRA), laporan perubahan SAL, Neraca, laporan Operasional (LO), Laporan Arus
Kas (LAK), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan
Keuangan (CaLK).
Laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintahan
(SAP), sehingga laporan keuangan BLUD dan pemerintah adalah sama. Pada SAP
sendiri pemerintahan wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan
pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan
pelaksanaan anggaran terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan
finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE, dan LAK.
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam satu periode pelaporan. . Unsur yang dicakup secara
langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-LRA,
belanja, transfer, dan pembiayaan.
2. Laporan Perubahan SAL (LP SAL)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh
neraca terdiri dari aset, kewajiban, dan ekuitas.
4. Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang
menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu
periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam Laporan
Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar
biasa.
c. Penyimpan/Pengumpulan
Limbah padat medis dan limbah benda tajam dari seluruh
ruangan pelayanan medis penuh atau 2/3 bagian sudah terisi
oleh limbah segera diangkat supaya tidak menjadi sarang atau
perindukan vector penyakit. Sebelumnya kantong plastic yang
berwarna kuning untuk limbah padat medis harus diikat kuat
terlebih dahulu, tidak boleh dibuka ikatan nya sampai ke tempat
pemusnahan.
Limbah medis dan benda tajam disimpan di dalam Tempat
Penyimpanan Sementara , Tempat penyimpana sementara di
UPTD Puskesmas Rami menggunakan tong sampah yang
tertutup.
d. Pengolahan/Pemusnahan
Bagan 7.1
Alur Penanganan Limbah di UPTD Puskesmas Rami