TATA KELOLA
PUSKESMAS
KESATRIA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Standar Ketenagaan Puskesmas...........................................................................136
Tabel 2. Posisi Eksisting SDM Puskesmas..........................................................................136
Tabel 3. Jumlah Sumber Daya Manusia...............................................................................137
Badan Layanan Umum Daerah atau disingkat BLUD adalah Satuan Kerja Perangkat
Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di
lingkungan pemerintah daerah diIndonesia yang dibentuk untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat berupa penyediaan barang/jasa yang dijual tanpa mengutamakan
mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi
dan produktivitas.
BLUD merupakan bagian dari perangkat pemerintah daerah, dengan status hukum
tidak terpisah dari pemerintah daerah.Berbeda dengan SKPD / Unit Kerja pada umumnya,
pola pengelolaan keuangan BLUD memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk
menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat, seperti pengecualian dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada
umumnya.
Dengan ditetapkannya Puskesmas menjadi BLUD diharapkan dapat meningkatkan
tanggung jawab seluruh jajaran Puskesmas dalam menyajikan layanan kesehatan yang lebih
berkualitas kepada masyarakat. Sementara itu, menteri/pimpinan lembaga induk bertanggung
jawab atas kebijakan layanan yang hendak dihasilkan. Perubahan ini penting dalam rangka
proses pembelajaran yang lebih rasional untuk memberdayakan sumber daya yang dimiliki,
mengingat tingkat kebutuhan dana yang semakin tinggi sementara sumber dana yang tersedia
sangat terbatas.
Dengan demikian, UPTD Puskesmas dapat menerapkan pola pengelolaan keuangan
yang fleksibel dengan berfokus kepada produktifitas, efesiensi dan efektifitas sebagai bagian
dalam pembaharuan manajemen keuangan publik maupun dalam peningkatan standar
pelayanan pemerintah kepada masyarakat. Untuk dapat menerapkan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD), ada tiga persyaratan yang harus
dipenuhi yaitu persyaratan substantif, teknis dan administratif.
Sebagai tahap awal menuju PPK-BLUD, salah satu persyaratan administratif yang
harus dimiliki oleh UPTD Puskesmas yaitu adanya Pola Tata Kelola. Berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD), Pola Tata Kelola merupakan Peraturan Internal Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja yang akan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD.
Dokumen tata kelola puskesmas ini disusun untuk maksud tersebut di atas dan disesuaikan
dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tahun 2019 Nomor 445/9874/SJ tentang Modul
Penyusunan Dokumen Administratif Penerapan Badan Layanan Umum Daerah Puskesmas.
Pola Tata Kelola merupakan peraturan internal SKPD atau Unit Kerja yang akan menerapkan
PPK-BLUD dengan tujuan:
1. Memberikan gambaran posisi jabatan, pembagian tugas, tanggung jawab, dan
wewenang dalam organisasi;
2. Memberikan gambaran hubungan dan mekanisme kerja antar posisi jabatan dan
fungsi dalam organisasi;
3. Memberikan gambaran pembagian yang jelas dan rasional antara fungsi pelayanan
dan fungsi pendukung pelayanan yang sesuai dengan prinsip pengendalian intern
dalam rangka efektivitas pencapaian organisasi;
4. Memberikan pengaturan dan kebijakan yang jelas mengenai sumber daya manusia
yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan kualitatif/kompeten untuk
mendukung tujuan organisasi secara efisien, efektif dan produktif.
Prinsip-prinsip Tata Kelola BLUD sebagaimana disebutkan dalam pasal 31 ayat (2) dan pasal
33 Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah, tata kelola
BLUD harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Transparansi
Merupakan azas keterbukaan yang dibangun atas dasar kebebasan arus informasi agar
informasi secara langsung dapat diterima bagi yang membutuhkan.
2. Akuntabilitas
Merupakan kejelasan fungsi, struktur, sistem yang dipercayakan pada BLUD agar
pengelolaannya dapat dipertanggungjawabkan.
3. Responsibilitas;
Merupakan kesesuaian atau kepatuhan dalam pengelolaan organisasi terhadap prinsip
bisnis yang sehat serta perundang-undangan.
4. Independensi;
Merupakan kemandirian pengelolaan organisasi secara profesional tanpa benturan
kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang-undangan dan prinsip bisnis yang sehat.
Sistematika dalam penulisan dokumen Pola Tata Kelola Puskesmas Gurilla ini terdiri
dari 9 (sembilan) Bab yaitu :
Bab I Pendahuluan, yang memuat Latar Belakang, Tujuan, Prinsip-prinsip Tata Kelola,
Dasar Hukum dan Sistematika Penulisan.
Bab II Struktur Organisasi dan Uraian Tugas, yang memuat Gambaran Struktur
Organisasi dan Uraian Tugas Jabatan di Puskesmas
Bab III Prosedur Kerja, yang memuat mekanisme atau urutan kerja yang dilakukan di
Puskesmas
Bab IV Pengelompokan Fungsi Yang Logis, yang memuat Pengelompokan antara
Fungsi Pelayanan dan Fungsi Pendukung Pelayanan di Puskesmas
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM), yang memuat Penerimaan dan
Penempatan Pegawai, Sistem Remunerasi, Jenjang Karier, Pembinaan termasuk
Bab VII
Bab VIII
Sesuai dengan Peraturan Walikota Kota Pematangsiantar Nomor 45 Tahun 2008 tentang
Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas),
bahwa UPTD Puskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan tugas teknis Dinas di bidang
pengelolaan puskesmas sesuai dengan wilayah dan lingkup tugasnya. Struktur organisasi dari
UPTD Puskesmas terdiri dari Kepala UPTD, Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kelompok Jabatan
Fungsional. Struktur organisasi merupakan bagian yang sangat menentukan pencapaian tujuan
organisasi secara efisien, efektif dan produktif. Guna memenuhi syarat tata kelola organisasi
Puskesmas menuju Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).
Maka Struktur organisasi menjadi Kepala UPTD Puskesmas, Kepala Tata Usaha, dan empat
Koordinator sebagaimana tercantum pada bagan dibawah.
A. Kedudukan Puskesmas
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang
bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja
tertentu.Wilayah kerja Puskesmas meliputi wilayah kerja administratif, yaitu satu wilayah
kecamatan atau beberapa desa/ kelurahan disatu wilayah kecamatan. Faktor luas
wilayah,kondisi dan jumlah penduduk, merupakan dasar pertimbangan untuk membangun
dan menentukan wilayah kerja Puskesmas.
Puskesmas Gurilla berkedudukan di bawah Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar
yang merupakan unsur pendukung teknis dan pelayanan umum di bidang kesehatan.
Puskesmas Gurilla sesuai letak geografisnya terletak di Kecamatan Siantar Sitalasari.
Berikut disajikan peta Kecamatan Siantar Sitalasari serta statistik geografisnya.
TATA NILAI
GIAT : Seluruh pegawai harus terlibat dalam setiap kegiatan puskesmas
secara merata
ULET : Selalu bekerja tanpa mengenal lelah dalam memberikan pelayanan
RAJIN : Bekerja dengan bersungguh-sungguh dan selalu berusaha
memberikan pelayanan yang terbaik
INISIATIF : semua petugas memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan
di saat-saat penting dalam melaksanakan tugasnya.
LOYAL : Bersedisa dengan seluruh kemampuan, keterampilan, pikiran dan
waktu untuk ikut serta mencapai layanan terbaik yang bermutu.
LUGAS : Petugas melaksanakan tugasnya sesuai dengan protap dan tidak
pilih kasih.
AMAN : Dalam bekerja harus memperhatikan keselamatan pasien dan
Petugas.
a. Ruang Pendaftaran
b. Ruang Pemeriksaan / Tindakan
c. Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut
A. 1 Geografis
Berdasarkan karakteristik wilayah kerja dan kategori penyelenggaraannya, Puskesmas
Gurilla merupakan Puskesmas perkotaan dan Puskesmas Non Rawat Inap. Puskesmas Gurilla
berada di pusat kota Pematangsiantar tepatnya berada di jalan gurilla, kelurahan gurilla, kecamatan
Sampai saat ini Puskesmas Gurilla terbagi dalam 2 Kelurahan dengan total luas wilayah 136,4
km2 yang terdiri dari:
1. Kelurahan Gurilla
2. Kelurahan Bah Sorma
A.2 Demografi
Puskesmas Gurilla merupakan puskesmas yang memiliki penduduk yang heterogen dan
majemuk terdiri dari berbagai suku dan agama dengan jumlah penduduk 5568 jiwa pada tahun
2021. Hal ini didukung dengan tempatnya yang sangat strategis dengan luas wilayah sebesar 136,4
km2 yang merupakan wilayah perlintasan mobilitas penduduk ke daerah lain.
Jumlah penduduk tahun 2021
No Kelurahan Jumlah L P
Penduduk
1. Gurilla 2.055 1021 1034
2. Bah Sorma 3.513 1747 1766
Sebagaimana telah diatur dalam Permendagri 79/2018 tentang BLUD, bahwa organisasi
BLUD Puskesmas terdiri dari Pimpinan, pejabat keuangan dan pejabat teknis. Tugas, hak dan
kewajiban sudah diuraikan dalam penjelasn di atas. Dari uraian tugas dan kewajiban tersebut dapat
dibuat dalam bentuk struktur organisasi BLUD Puskesmas Kesatria sebagai berikut: (lihat halaman
berikutnya).
Pejabat pengelola BLUD UPTD Puskesmas Gurilla terdiri dari Pemimpin BLUD, pejabat
keuangan dan pejabat teknis. Berikut penjelasan tugas pokok dan fungsi masing-masing jabatan
tersebut sesuai Permendagri 79/2018. Struktur pejabat pengelola BLUD Puskesmas Gurilla adalah
sebagi berikut:
1. Pemimpin BLUD
2. Pejabat Keuangan; dan
PIMPINAN BLUD
SATUAN PENGAWAS
KASUBAG TATA USAHA PEJABAT PENATA USAHAAN KEUANGAN BLUD
INTERNAL
SISTEM RUMAH
INFORMASI KEPEGAWAIAN KEUANGAN
TANGGA
PUSKESMAS
Disamping tugas yang diemban, Pemimpin BLUD Puskesmas Gurilla juga mempunyai
wewenang dalam pengelolaan Puskesmas. Berikut adalah wewenang yang dimiliki oleh
Pimpinan BLUD Puskesmas Gurilla :
a. Mengusulkan calon pejabat pengelola keuangan, pejabat teknis kepada Walikota sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan melalui Kepala Dinas Kesehatan Kota
Pematangsiantar.
b. Menetapkan pejabat lain sesuai dengan kebutuhan BLUD UPTD Puskesmas, selain
pejabat yang telah ditetapkan dengan peraturan perundang -undangan;
Pemimpin BLUD dalam hal ini adalah Kepala UPTD Puskesmas, dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan
keuangan BLUD. Tugas dan kewajiban Kepala UPTD Puskesmas sebagai Pemimpin BLUD
adalah sebagai berikut :
1. Memimpin, mengarahkan, membina, mengawasi, mengendalikan, dan
mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan BLUD.
2. Menyusun renstra BLUD.
3. Menyiapkan RBA.
Pejabat Keuangan BLUD yang terdiri dari PPK, Pembantu PPK dan bendahara
penerima dan pengeluaran mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab keuangan BLUD,
dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut :
1. Mengkoordinasikan penyusunan RBA.
2. Menyiapkan DPA-BLUD.
3. Melakukan pengelolaan pendapatan dan biaya.
4. Menyelenggarakan pengelolaan kas.
5. Melakukan pengelolaan utang-piutang.
6. Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi.
7. Menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan.
8. Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
Selaku Pejabat Teknis BLUD dalam hal ini adalah masing-masing koordinator yaitu
koordinator upaya kesehatan wajib, pengembangan, penunjang dan jejaring pelayanan
berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang masing- masing. Tanggung jawab
sebagaimana dimaksud berkaitan dengan mutu, standarisasi, administrasi, peningkatan
kualitas sumber daya manusia, dan peningkatan sumber daya lainnya, dengan tugas dan
kewajiban :
1. Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidangnya.
2. Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA.
3. Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidangnya.
Dalam Permenkes 43/2019 disebutkan bahwa Puskesmas Gurilla adalah unit pelaksana
teknis Dinas kesehatan Kota Pematangsiantar. Dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
Demikian uraian tentang hubungan kerja antara Puskesmas Gurilla dengan Dinas
kesehatan dalam upaya sinkronisasi program dan kegiatan sesuai Rencana Strategis yang
telah dibuat oleh Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar.
Prosedur kerja adalah suatu rangkaian dari tata kerja yang saling berhubungan satu
dengan yang lain dimana terlihat adanya suatu urutan tahap demi tahap dan jalan yang harus
ditempuh dalam rangka menyelesaikan suatu bidang tugas.Manfaat tata kerja, prosedur kerja
dan sistem kerja adalah pertama sebagai pola kerja yang dapat menjabarkan tujuan, sasaran,
program kerja, fungsi-fungsi dan kebijaksanaan dalam kegiatan pelaksanaan yang nyata.
Kedua sebagai standardisasi dan pengendalian kerja, dan ketiga sebagai pedoman kerja bagi
para pelaksana atau semua pihak yang berkepentingan. Berikut dijelaskan prosedur kerja di
Puskesmas Gurilla :
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman Kerja Petugas Loket di Loket Pendaftaran dalam Pelayanan KTPK
dan kartu rawat jalan bagi pasien umum/BPJS di Puskesmas Gurilla
II. SASARAN :
Petugas loket dalam mencatat pasien umum/ BPJS membuat KTPK dan kartu rawat
jalan bagi keluarga baru serta mencarikan kartu rawat jalan yang tersimpan dalam
family folder bagi keluarga dengan kunjungan ulang.
Untuk pasien yang belum atau tidak membawa KTPK dicatat nomor Index (dalam
wilayah kerja dan di luar wilayah kerja Nama KK, umur, dan alamat KK) pada
register Nomor Index.
Mencatat identitas (Nama, Umur, Jenis Kelamin, Pasien Umum/BPJS, alamat dan
Nomor Index sesuai dengan register Nomor Index).
Mencatat Nomor Index, Identitas Pasien (Nama Pasien,NIK, Nama KK, Pekerjaan,
Umur, Alamat, Jenis Kelamin,Gol.darah,NO.Handphone,) dan Tanggal Kunjungan
Pertama.
- Pencatatan Pasien
Mencari Kartu Rawat Jalan di rak arsip sesuai dengan Nomor Index Register yang
tertera pada KTPK untuk pasien kunjungan ulang.
Pasien baru
- Petugas mencarikan Kartu Rawat Jalan sesuai Nomor Index KTPK untuk
pasien yang sudah pernah berobat/berkunjung.
Pasien BPJS
c. Petugas menarik retribusi dari pasien umum sesuai dengan perda yang berlaku, dan
menyerahkan Kartu Rawat Jalan kepada pasien untuk dibawa ke tempat tujuan
pelayanan yang diinginkan.
d. Pasien membawa Kartu Rawat Jalan ke tempat tujuan pelayanan yang diinginkan
dan petugas di ruang pelayanan yang dituju menerima pasien dan melaksanakan
pelayanan sesuai dengan protap/standar pelayanan yang berlaku.
e. Petugas loket mengambil kartu rawat jalan ke ruang periksa / pelayanan masing-
masing setelah selesai pelayanan dan administrasi di ruang periksa atau pelayanan
bersangkutan.
f. Petugas loket menyimpan kembali kartu rawat jalan ke rak arsip sesuai dengan
Nomor Index.
g.
DI PUSKESMAS GURILLA
I. TUJUAN :
II. SASARAN :
- Alat-alat gigi.
- Kompressor.
- Bor gigi.
b. Persiapan Petugas :
- Perlindungan diri(APD)
c. Pemeriksaan Pasien :
- Anamnesa
d. Persiapan Tindakan :
- Konseling
- Sterilisasi instrumen
e. Melakukan Tindakan :
- Konservatif
- Pencabutan
a. Petugas menyiapkan ruangan dan alat, membersihkan meja, kursi dan dental unit,
menyiapkan alat-alat gigi, bahan-bahan atau obat-obatan untuk gigi,
menghidupkan kompresor, memeriksa apakah bor dapat berfungsi dengan baik.
b. Petugas memakan alat perlindungan diri seperlunya, misalnya : Lab Jas, masker
dan sarung tangan.
e. Petugas melakukan tindakan sesuai dengan diagnosa dan jenis tindakan yang
diperlukan :
a) Penambalan Tetap
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Instruksi
Hiperaemi pulpa
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Eugenol kapas
- Flatcer
- Tambalan tetap
- Instruksi
Hp. Profunda
- Preparasi cavitas
- Sterilisasi cavitas
- Tambalan tetap
- Instruksi
b) Penambalan Sementara
Pulpitis
- Sterilisasi cavitas
- Strelisasi cavitas.
- Sterilisasi cavitas.
- Preparasi cavitas.
- Instruksi .
Gangren pulpa
- Sterilisasi cavitas.
- Sterilisasi cavitas
2) Pencabutan
Setelah terasa parasthesi lakukan pemisahan gigi dari gusi dengan bein.
Pencabutan gigi.
Pemberian tampon.
Topikal anestesi
Pemberian tampon
Instruksi
c) Abses
- Oleskan betadine
- Bersihkan cavitas
- Oleskan betadine
- Insisi abses
- Drainage
- Bersihkan
Bila gigi dengan pulpa tertutup lakukan pembukaan atap pulpa bila
memungkinkan.
a) Calculus :
Kumur-kumur
Dibersihkan
Oleskan betadine
Instruksi
b) Periodontitis :
Lakukan curetage
Kumur-kumur
Instruksi
RUANG
PENGOBATAnNNNNN
NNNNNNNNNNNNNN
- ANAMNESA
- PEMERIKSAAN
RUANG KIA - DIAGNOSA
THERAPY /
RUJUK RS TINDAKAN
I. TUJUAN :
II. SASARAN :
- Pencatatan
a. Petugas menerima kunjungan ibu nifas di ruang KIA setelah mendaftar di loket
pendaftaran.
- Menanyakan identitas
IBU NIFAS
ANAMNESA
LOKET - Riwayat Persalinan
PENDAFTARAN MASUK RUANG KIA - Adanya Keluhan
PENGISIAN STATUS
PEMERIKSAAN :
- Berat Badan
- Tekanan Darah
Pemeriksaan :
- Payudara
- TFU
- Genetalia
- Jahitan Perineum
- Pengeluaran Lochea
SEHAT
BP. UMUM
PENYULUHAN
- Kebersihan diri
- Makanan bergizi
- ASI Dini dan Eksklusif
BUFAS ADA - Perawatan payudara
KOMPLIKASI - Cara menyusui yang
benar
- Motivasi diri
RUJUK RSU
PULANG
DI PUSKESMAS GURILLA
I. TUJUAN :
Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan pemasangan IUD
di Puskesmas Gurilla
II. SASARAN :
- Identitas akseptor
- Jumlah anak
- Menstruasi terakhir
Ekstremitas : varices ?
DI PUSKESMAS GURILLA
Pelayanan : MTBS
Prosedur : Pelaksanaan MTBS
I. TUJUAN :
II. SASARAN :
- Anamnesa
Wawancara terhadap orang tua bayi dan balita mengenai keluhan utama, keluhan
tambahan, lamnya sakit, pengobatan yang telah diberikan, riwayat penyakit
lainnya.
- Pemeriksaan
Keadaan umum
Suhu tubuh
a. Pasien bayi/balita dari loket pendaftaran menuju ruang KIA/Gizi untuk ditimbang
berat badannya, lanjut menuju ruang pelayanan MTBS.
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Lamanya sakit
- Keadaan umum
- Derajat dehidrasi
- Suhu tubuh
- Telinga
- Status gizi
e. Petugas menulis hasil anamnesa dan pemeriksaan serta menklasifikasi dalam form
klasifikasi dan memberikan penyuluhan.
f. Petugas memberikan pengobatan sesuai buku pedoman MTBS, bila perlu dirujuk
dalam ruang pengobatan untuk konsultasi dokter.
BALITA SAKIT
RUANG MTBS
LOKET Tata laksana Balita Sakit
PENDAFTARAN sesuai Formulir/Buku
Pedoman MTBS
MASUK RUANG
KIA / GIZI
TIMBANG BB
KONSULTASI DOKTER
DI R. PENGOBATAN
RUJUK RSU
APOTIK
PENCATATAN DAN
PELAPORAN
PASIEN PULANG
DI PUSKESMAS GURILLA
Pelayanan : Laboratorium
Prosedur : Pemeriksaan Spesimen
I. TUJUAN :
II. SASARAN :
b. Petugas mencatat identitas pasien (nama, umur, alamat, tanggal pemeriksaan, jenis
pemeriksaan).
d. Petugas menerima spesimen yang sudah tersedia/dibawa oleh pasien atau yang diantar
oleh petugas (spesimen tinja, sputum, slide darah malaria).
e. Petugas memberi nomor urut atau kode pada spesimen sesuai buku bantu/register
laboratorium.
f. Petugas menerangkan kepada pasien mengenai kapan hasil pemeriksaan akan selesai
dan bisa diambil.
i. Petugas mencatat hasil pemeriksaan pada buku register laboratorium dan formulir hasil
pemeriksaan.
j. Formulir hasil pemeriksaan yang telah diisi dimasukkan ke dalam amplop tertutup dan
menyerahkannya kepada pasien untuk diteruskan kepada pengirim.
DI PUSKESMAS GURILLA
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan KB. Suntik di
Puskesmas Gurilla
II. SASARAN :
- Jumlah anak
- Menstruasi terakhir
Ekstrimitas : varises ?
g. Petugas melakukan aspirasi obat suntik KB ke dalam spuit disposible yang sesuai.
h. Petugas melakukan antiseptik dengan kapas alkohol pada lokasi yang akan
disuntik.
PUSKESMAS GURILLA
I. TUJUAN :
II. SASARAN :
Tenaga Medis/paramedis dalam melakukan pelayanan / tindakan injeksi (SC, IM, IV)
dan penatalaksana Syok Anafilaktik di Ruang Pelayanan.
Injeksi SC :
Injeksi IM :
Injeksi IV :
c. Petugas melakukan aspirasi obat suntik ke dalam spuit injeksi sesuai dosis dalam
resep.
d. Sebelum penyuntikan obat petugas melakukan skin test untuk obat suntik tertentu
untuk memastikan obat tersebut tidak akan menimbulkan reaksi alergi setelah obat
disuntikkan.
f. Petugas menusukan jarun suntik dari spuit yang telah diisi obat sebelumnya lokasi
yang telah diaseptik (SC/IM/IV sesuai petunjuk)
i. Petugas mencabut jarum suntik dari lokasi suntikan dan melakukan aseptik pada
luka bekas suntikan.
j. Petugas mengatasi bila terjadi syok anafilaktik dengan adrenalin 0,3 ccSC/IM
sambil mengevaluasi vital sign (Tensi,Nadi, Respirasi) sampai syok teratasi.
k. Petugas menyerahkan resep obat minum kepada pasien untuk diambil diapotik
Puskesmas.
l. Petugas membersihkan dan membuang alat suntik bekas ke dalam tempat khusus
sampah medis.
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja Petugas Imunisasi dalam memberikan Imunisasi pada bayi di
Puskesmas Gurilla.
II. SASARAN :
Persiapan Vaksin : Vaksin yang sesuai dengan sasaran dimasukkan dalam termos es
(vaksin carier).
b. Petugas memeriksa status Imunisasi dalam buku KIA/KMS dan menentukan jenis
imunisasi yang akan diberikan.
c. Petugas menanyakan keadaan bayi kepada orang tua nya (keadaan bayi yang
memungkinkan untuk diberikan imunisasi atau bila tidak akan dirujuk je Ruang
Pengobatan).
h. Petugas melakukan KIE tentang efek samping pasca imunisasi kepada orang tua
bayi sasaran imunisasi.
i. Petugas memberikan obat antipiretik untuk imunisasi DPT, dijelaskan cara dan
dosis pemberian.
k. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku KIA/KMS dan Buku Catatan
Imunisasi serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.
PUSKESMAS GURILLA
Pelayanan : Pengobatan
Prosedur : Tindakan Hecting ( Jahit Luka)
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas medis / paramedis dalam melakukan pelayanan
tindakan hecting (Jahit Luka) di Ruang Tindakan Puskesmas Gurilla
II. SASARAN :
Tenaga Medis / Paramedis dalam melakukan pelayanan tindakan hecting (Jahit Luka)
di Ruang Tindakan.
Sterilisasi Alat
- Tindakan menjahit luka (hecting) dengan alat yang telah disterilkan dan
membersihkan luka sesuia dengan keadaan luka (luka bersih dengan betadin
dab luka kotor denagn H202, cairan steril betadin)
Perawatan Luka
- Menutup luka dengan kasa steril dan menganjurkan untuk kontrol kembali 2
hari lagi.
Pemberian ATS
Sifat Luka
Kondisi Luka
d. Petugas melakukan antiseptis pada daerah luka dan menutupnya dengan kain
steril.
f. Petugas membersihkan luka dengan betadin pada luka yang berfsih dan dengan
H2O2, cairan steril serta betadin pada luka yang bocor.
j. Petugas menutup luka dengan kasa steril dan direkatkan dengan plester.
k. Petugas memberikan ATS bila diperlukan tergantung dari sifat luka, kondisi luka
dan status imunisasi sebelumnya.
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan Gizi di Puskesmas
Gurilla.
II. SASARAN :
Petugas gizi dalam memberikan pelayanan gizi kepada Bayi , Anak Balita , Bumil,
Bufas, WUS dan Keluarga Rumah Tangga.
c. Konseling / Penyuluhan.
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam mengelola obat ke unit pelayanan (apotik
Puskesmas )
II. SASARAN :
Obat yang datang dari gudang Farmasi diperiksa sesuai dengan slip penerimaan .
Obat yang baru diterima dari gudang Farmasi Kota dicatat dalam Kartu Stock
untuk setiap jenis obat.
d. Pembuatan LPLPO :
a. Petugas menerima obat dari Gudang Farmasi Kota sesuai amfrahan / slip
penerimaan obat.
b. Petugas menyimpan obat sesuai dengan bentuk sediaan, abjad nama obat dengan
memperhatikan waktu kadaluarsa (bila ada)
V. DOKUMEN TERKAIT
c. LPLPO
PUSKESMAS GURILLA
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas di Apotik dalam pemberian obat kepada pasien di
Puskesmas Gurilla.
II. SASARAN :
Petugas apotik dalam meracik obat, pemberian etiket, menerangkan cara pemakaian
obat dan pencatatan / pelaporan obat di apotik.
a. Peracikan Obat
b. Pemberian etiket
- Nama
- Alamat
- Dosis
- Cara penggunaan
Menerangkan pada pasien tentang aturan minum , waktu pemakaian dan cara
penggunaan obat.
Pencatatan hasil jumlah penggunaan obat dalam sebulan dengan Buku Bantu
register pengeluaran obat.
a. Petugas menerima resep dari Ruang Pengobatan Umum, Ruang Kesehatan Gimul,
Ruang KIA/KB di Apotik.
c. Petugas menanyakan kembali kepada penulis resep apabila resep yang diterima
kurang jelas atau obat yang diminta tidak tersedia.
d. Petugas meracik obat dan membuat etiket apabila resep telah jelas.
h. Petugas mencatat jumlah obat yang telah di hitung ke dalam buku pengeluaran
harian.
i. Petugas merekapitulasi jumlah obat yang keluar setiap bulan ke dalam LPLPO
pada setiap akhir bulan.
V. DOKUMENTERKAIT
b. Buku bon
c. LPLPO
DI PUSKESMAS GURILLA
Sebagai pedoman kerja bagi petugas KIA dalam pelaksanaan pelayanan pemeriksaan
Ibu hamil (ANC) di Puskesmas Gurilla.
II. SASARAN :
- Persiapan ruangan dan alat lengkap, alat pemeriksaan (timbangan, ukuran panggul
, tensi dan alat suntik)
- Penyuluhan
- Pencatatan / rujukan.
a. Petugas menerima kunjungan ibu hamil di Ruang KIA setelah mendaftar di loket
pendaftaran.
- Menanyakan identitas
f. Petugas mencatat hasil pemeriksan pada status ibu , Buku KIA , Kohort Hamil.
h. Petugas mendeteksi resiko tinggi kehamilan bila ada dan rujuk ke RSU / dokter
spesialis serta melakukan kunjungan rumah pasien (perkesmas).
DI PUSKESMAS GURILLA
Pelayanan : Kesehatan Lingkungan
Prosedur : Pelayanan Sanitasi
II. SASARAN :
c. Konseling / penyuluhan.
d. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan atas masalah yang di hadapi pasien.
I. TUJUAN :
II. SASARAN :
- Segera secara IM pada otot deltoideus , dengan dosis 0,3 – 0,5 ml, (anak :
0,01 ml/kgbb), dapat diulang tiap lima menit.
- Bebaskan jalan napas dan awasi vital sign (Tensi, Nadi, Respirasi ) sampai
syok teratasi.
- Pasang infus dengan larutan glukosa faali bila tekanan darah systole
kurang dari 100 mmHg.
B. Penanganan Tambahan
1. Pemberian Antihistamin :
2. Pemberian Kortikosteroid :
3. Pemberian Aminofilin IV, 4-7 mg/kgbb selama 10-20 menit bila terjadi tanda-
tanda bronkospasme, dapat diikuti dengan infuse 0,6 mg/kgbb/jam, atau
brokodilatator aerosol (terbutalin, salbutamol).
C. Penanganan penunjang
PUSKESMAS GURILLA
Pelayanan : Pengobatan
Prosedur : Pemeriksaan Pasien
I. TUJUAN :
Sebagai pedoman kerja bagi petugas Medis/ Paramedis dalam melakukan pemeriksaan
di Ruang Pemeriksaan umum Puskesmas Gurilla.
II. SASARAN :
Anamnesa
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Lamanya sakit
Pemeriksaan Fisik
Pelayanan Rujukan
Untuk pasien yang tidak mampu di tangani di Puskesmas diberikan surat rujukan
ke RS dengan menggunakan blangko surat rujukan yang tersedia sesuai jenis
pasien, (pasien umum, ASKES, JPK-MM)
- Keluhan utama
- Keluhan tambahan
- Lamanya sakit
- Laboraturium
- KIA
- KB
- RSU
C. Jejaring Pelayanan
Upaya Kesehatan Pelayanan Jejaring Puskesmas yaitu :
1. Balai Pengobatan Kelurahan (Poskeskel)
2. Pelayanan Kesehatan Khusus/jaminan Pelayanan Kesehatan yang memiliki
pelayanan P3K dalam event tertentu.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai merupakan salah satu
kebijakan manajemen untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih baik kepada
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Gurilla dan sekitarnya. Dalam pengelolaan sumber
daya manusia Puskesmas Gurilla sebagai Unit Pengelola Teknis pada Dinas Kesehatan
KotaPematangsiantar memperhatikan hal-hal sebagai beikut:
Tenaga Medis, Paramedis dan Tenaga Non Medis Puskesmas Gurilla dapat terdiri
dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Tenaga Non Pegawai Negeri Sipil sesuai
dengan kebutuhan puskesmas. Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) baik
Tenaga Medis, Paramedis maupun Tenaga Non Medis pada Puskesmas Gurilla adalah
sebagai berikut:
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari Pegawai
Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Puskesmas Gurilla dilaksanakan oleh Badan
Kepegawaian Daerah (BKD) KotaPematangsiantar berdasarkan Petunjuk Teknis
Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di Lingkungan Pemerintah
KotaPematangsiantar serta berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 98 tahun
2000 tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 tahun 2007, dengan tahapan sebagai berikut:
1. Persiapan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)
2. Pendaftaran
3. Pelaksanaan Ujian
4. Penentuan Kelulusan
5. Pengangkatan
6. Ketentuan Lain
Pola rekrutmen Sumber Daya Manusia (SDM) yang berasal dari tenaga Non-
PNS berpedoman pada Daftar Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Satuan Kerja
masing-masing yang diusulkan kepada Badan Kepegawaian Daerah melalui Dinas
Kesehatan Kota Pematangsiantar yang dimaksudkan untuk mengisi formasi yang
kosong atau adanya perluasan organisasi dan perubahan pada bidang-bidang yang
sangat mendesak.
Kedepannya setelah ditetapkan sebagai PPK BLUD terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penerimaan dan penempatan pegawai pada BLUD yaitu:
1. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD dapat berasal dari PNS dan atau Non
PNS yang profesional sesuai dengan kebutuhan.
2. Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD
yang berasal dari PNS disesuaikan dengan ketentuan peraturan dan
perundangan yang berlaku.
3. Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD yang berasal dari Non PNS dapat
dipekerjakan secara tetap atau berdasarkan kontrak, yang pengangkatan dan
pemberhentian dilakukan berdasarkan pada prinsip efisiensi, ekonomis dan
produktif dalam peningkatan pelayanan.
4. Pemimpin BLUD Puskesmas Gurilla merupakan Pejabat Kuasa Pengguna
Anggaran / Barang Milik Daerah
5. Pemimpin BLUD Puskesmas Kesatria yang berasal dari Non PNS, Pejabat
Keuangan BLUD wajib berasal dari PNS yang merupakan Pejabat Kuasa
Pengguna Anggaran /Barang Milik Daerah.
Remunerasi merupakan imbalan kerja yang dapat berupa gaji, tunjangan tetap,
honorarium, insentif, bonus atas prestasi, pesangon, dan atau pensiun. Sistem Remunerasi
saat ini (sebelum BLUD) di Puskesmas Gurilla pada dasarnya merupakan penggabungan
sebagian atau seluruhnya dari sistem penggajian/pengupahan dan Jasa Pelayanan yang
bersumber dari Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Gaji meliputi gaji pokok, dan tunjangan-tunjangan, untuk seluruh SDM berstatus
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang ketentuan pelaksanaannya berdasarkan:
(1) UU nomor 8 tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 43 tahun
1999 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
(2) PP nomor 25 tahun 2010 tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil.
Sedangkan upah yaitu untuk Tenaga Kontrak dan Pegawai Harian Lepas, yang
ketentuannya berdasarkan:
a. UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
b. Peraturan Daerah KotaPematangsiantar APBD (tiap tahun)
c. DPA SKPD / RBA (tiap tahun)
d. Peraturan WalikotaPematangsiantar tentang Standar Satuan Harga
(SSH) (tiap tahun)
e.
2. Jasa Pelayanan
Jenjang karir disesuaikan dengan peraturan kepegawaian yang ada yaitu sesuai jenjang
karir jabatan struktural atau jabatan fungsional.
Pembinaan dapat dilakukan oleh Kepala Puskesmas/ Pemimpin BLUD dan Pejabat
yang berwenang (Dinas Kesehatan dan Badan Kepegawaian Daerah), sesuai dengan
peraturan dan perundangan yang berlaku termasuk pemberian penghargaan ataupun sanksi
(reward and punishment).
Pemutusan Hubungan Kerja bagi Pejabat Pengelola dan Pegawai BLUD yang
berstatus Pegawai Negeri Sipil adalah mengikuti Peraturan Kepegawaian dan
perundangan yang berlaku. Berdasarkan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin
Pegawai Negeri Sipil, maka bila terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner,
Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan akan dijatuhi hukuman disiplin sesuai
dengan tingkat hukuman disiplin yang terdiri dari hukuman disiplin ringan, sedang
dan berat.
Jika terdapat pelanggaran disiplin atau indisipliner untuk SDM yag berasal dari
Non PNS, maka tindakan atau sanksi yang diberikan sesuai Kontrak Kerja yang
disepakati oleh Pegawai dengan Pemerintah Daerah Pematangsiantar Paser Uatara
dimana rekomendasi diberikan oleh Puskesmas Gurilla melalui Dinas Kesehatan
Pengelolaan sumber daya manusia merupakan pengaturan dan kebijakan yang jelas
mengenai sumber daya manusia yang berorientasi pada pemenuhan secara kuantitatif dan
kualitatif/kompeten untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi secara efisien, efektif,
dan produktif. terarah dan berkesinambungan mengenai sumber daya manusia pada suatu
organisasi dalam rangka memenuhi kebutuhannya baik pada jumlah maupun kualitas yang
paling menguntungkan sehingga organisasi dapat mencapai tujuan secara efisien,efektif,
dan ekonomis. Organisasi modern menempatkan karyawan pada posisi terhormat yaitu
sebagai aset berharga (brainware) sehingga perlu dikelola sebagaimana mestinya baik saat
penerimaan, selama aktif bekerja maupun setelah purna tugas.Sumber daya manusia
BLUD Puskesmas terdiri atas Tenaga Kesehatan dan Tenaga non Kesehatan yang berasal
dari Pegawai ASN dan/atau Pegawai non ASN.
Sumber daya manusia kesehatan merupakan asset yang sangat vital, karena itu
keberadaannya dalam organisasi tidak bisa digantikan oleh sumber daya lainnya.
Betapapun modern teknologi yang digunakan atau seberapa banyak dana yang disiapkan,
namun tanpa dukungan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan profesional,
semuanya menjadi tidak bermakna. Ketersediaan sumber daya manusia kesehatan sangat
mempengaruhi keberhasilan pembangunan kesehatan. Pengadaan sumber daya manusia
kesehatan bertujuan untuk menetapkan jumlah dan jenis tenaga yang sesuai dengan
kebutuhan. Apabila kebutuhan sumber daya manusia tidak direncanakan dengan baik
maka akan terjadi kekurangan tenaga yang mempengaruhi pelayanan serta kenyamanan
pasien dan mengakibatkan beban kerja meningkat.
Dalam penyusunan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan, pengadaannya
melalui usulan dari pihak puskesmas dikoordinasikan dengan dinas kesehatan dan dinas
kesehatan mengusulkannnya ke badan kepegawaian dan diklat daerah serta badan
kepegawaian negara. Menurut hasil pengamatan dan wawancara, yang berperan dalam hal
pengadaan sumber daya manusia kesehatan ialah dinas kesehatan dan yang terkait
puskesmas dalam hal pengusulan dan koordinasi serta pembiayaan adalah pemerintah
Rawat Inap
Jenis Tenaga
No Standar Tersedia Lebih/kurang
1
Dokter atau dokter layanan primer 2 2
2
Dokter gigi 1 1
3
Perawat 6 6
4
Bidan 10 10
5
Tenaga kesehatan masyarakat 1 1
6
Tenaga kesehatan lingkungan 0 0
7
Ahli teknologi laboratorium medik 1 1
8
Tenaga gizi 3 3
9
Tenaga Kefarmasian 1 1
10
Tenaga administrasi 0 0
11
Pekarya 2 2
Jumlah 27 27
Dari tabel di atas tampak bahwa kebutuhan akan SDM Puskesmas khususnya untuk
tenaga rekam medis, kesling dan perawat gigi masih kurang, sehingga perlu diupayakan untuk
dipenuhi dengan cara pengadaan pegawai baru. Berikutnya disajikan tabel tentang jenis
ketenagaan di Puskesmas Kesatria, yang meliputi PNS, Kontrak dan tenaga TKS.
JUMLAH
Dari tabel di atas, tampak bahwa dari jenis ketenagaan di Puskesmas Gurilla,
lebih banyak didominasi oleh tenaga dengan Pendidikan D3, khususnya perawat.
Sedangkan untuk tenaga medis, dokter umum dan dokter gigi sudah sesuai dengan
standar Permenkes 34/2019.
Tetapi seiring dengan bertambahnya jumlah kepesertaan BPJS yang ada di
Puskesmas Kesatria, dengan rasio 1: 40 pasien sehari, maka ke depan Puskesmas
Gurilla masih membutuhkan tambahan tenaga medis, khususnya dokter spesialias
layanan primer dan dokter umum. Dengan pola pengelolaan BLUD, Puskesmas
Gurilla akan lebih leluasa dalam membuat perencanaan ketenagaan di masa yang akan
datang. Berikut ini ringkasan SDMK Puskesmas Gurilla dengan aplikasi SDMK.
TINGKAT
NO JUMLAH
PENDIDIKAN
1 S3
2 S2 1
3 S1/ Profesi 5
4 D IV 3
5 D III 18
JUMLAH 27
Jumlah SDM berdasarkan jenjang kepangkatan termasuk fungsional tahun 2021 sebagai
berikut :
Setiap pegawai NON PNS akan mempunyai tugas, kewajiban, hak dan
larangan yang harus dipatuhi oleh seorang pegawai sesuai aturan yang berlaku. Setiap
Pegawai Non PNS berkewajiban :
a. setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara,
dan Pemerintah;
b. menaati segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan
tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian,kesadaran,
dan tanggung jawab serta menjaga suasana dan semangat kerja;
c. selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk kelancaran pelaksanaan
tugas;
d. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan
kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
e. menjaga dan menyimpan rahasia jabatan serta rahasia profesi, dan hanya dapat
mengemukakan rahasia jabatan dan rahasia profesi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
D. Masa Kerja, Hari kerja dan Jam Keja Pegawai serta Jam Lembur
Masa kerja Pegawai Non PNS adalah sejak diangkat menjadi Calon Pegawai sampai
dengan umur 58 (lima puluh delapan) tahun. Untuk masa kerja Pegawai Kontrak adalah 1
(satu) tahun atau sesuai kebutuhan dan dapat diperpanjang kembali sesuai kebutuhan yang
dituangkan dalam Perjanjian Kerja. Untuk penentuan hari kerja dan jam kerja pegawai
diatur sebagai berikut:
a. Hari kerja Pegawai Tetap Non PNS adalah 37,5 jam untuk 6 hari kerja dalam satu
minggu.
b. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai non shift mengikuti jam kerja Pegawai Negeri
Sipil.
c. Jam kerja dan hari libur bagi pegawai shift mengikuti jadwal yang ditentukan.
G. Penilaian Kinerja
Secara periodik akan dilakukan proses penilaian kinerja pegawai Puskesmas.
Penilaian kinerja Pegawai Tetap Non PNS pada Puskesmas dilaksanakan secara:
a. objektif;
b. terukur;
c. akuntabel;
d. partisipatif; dan
e. transparan.
Penilaian kinerja akan didasarkan pada sasaran kerja pegawai dan perilaku
kerja. Penilaian sasaran kerja pegawai dapat meliputi:
a. ukuran atau jumlah banyaknya hasil kerja yang dicapai;
1. ukuran mutu setiap hasil kerja yang dicapai; dan
2. kuran lamanya setiap hasil kerja yang dicapai
b. Penilaian perilaku kerja meliputi :
1. Orientasi pelayanan;
Pengelolaan Keuangan memuat Kebijakan Mengenai Tarif Berdasarkan Unit Cost dan
Subsidi, serta Pelaksanaan, Penatausahaan dan Pelaporan Keuangan.
Sejak ditetapkannya PP 23 Tahun 2005 Tanggal 13 Juni 2005 yang mengatur tentang
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
79 Tahun 2018 tentang Badan Layanan Umum Daerah (BLUD), maka secara hukum basis
akuntansi yang dijadikan pedoman dalam Penatausahaan Keuangan menggunakan Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP), dan dikonsolidasikan ke Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Sedangkan pada Pengelolaan
Keuangan, Puskesmas Kesatria berpedoman pada hal-hal dibawah ini :
Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BLUD adalah sistem yang
diterapkan oleh unit pelaksana teknis dinas/badan daerah dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang mempunyai fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan sebagai
pengecualian dari ketentuan pengelolaan daerah pada umumnya
Praktek Bisnis Yang Sehat adalah penyelenggaraan fungsi organisasi berdasarkan
kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian layanan yang bermutu,
berkesinambungan dan berdaya saing. Fleksibilitas adalah keleluasaan dalam pola
pengelolaan keuangan dengan menerapkan praktek bisnis yang sehat untuk meningkatkan
layanan kepada masyarakat tanpa mencari keuntungan dalam rangka memajukan
kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.
BLUD bertujuan untuk memberikan layanan umum secara lebih efektif, efisien,
ekonomis, transparan dan bertanggungjawab dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan
dan manfaat sejalan dengan Praktek Bisnis Yang Sehat, untuk membantu pencapaian tujuan
pemerintah daerah yang pengelolaannya dilakukan berdasarkan kewenangan yang
didelegasikan oleh kepala daerah
Struktur anggaran BLUD, terdiri atas:
1. Pendapatan BLUD;
2. Belanja BLUD; dan
3. Pembiayaan BLUD.
Pendapatan BLUD bersumber dari:
1. Jasa layanan;
2. Hibah;
d. APBD
f. Belanja BLUD
Belanja BLUD puskesmas terdiri dari:
1. Belanja Operasi
Belanja operasi mencakup seluruh belanja untuk menjalankan tugas dan fungsi
meliputi:
1. Belanja pegawai;
2. Belanja barang dan jasa;.
3. Belanja Modal
Belanja modal mencakup seluruh belanja untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari 12 bulan untuk digunakan dalam kegiatan puskesmas.
g. Pembiayaan BLUD
Pembiayaan BLUD puskesmas adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran yang akan diterima kemabali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun tahun anggaran berikutnya.
1. Pengelolaan Belanja
RBA menganut pola anggaran fleksibel dengan suatu persentase ambang batas. Konsolidasi
perencanaan anggaran BLUD dalam APBD dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut:
Penggunaan Dana SiLPA pada BLUD mencermati Permendagri 13 Tahun 2006. Pasal
137 menyatakan: Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya merupakan
penerimaan pembiayaan yang digunakan untuk:
1. menutupi defisit anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil daripada realisasi
belanja.
2. mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan atas beban belanja langsung.
3. mendanai kewajiban lainnya yang sampai dengan akhir tahun anggaran belum
diselesaikan.
Permendagri 79 tahun 2018 Pasal 97 Ayat (2) Dalam hal anggaran BLUD diperkirakan
defisit, ditetapkan pembiayaan untuk menutupi defisit tersebut antara lain dapat bersumber
dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan pinjaman.
Pembiayaan (financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan
a. Investasi
Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan
dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi
suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa
depan. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Investasi
bisa berupa pembelian aset tetap dan deposito atau investasi berupa saham /
obligasi.
b. Pembayaran pokok utang / pinjaman
Pengeluaran kas/bank guna membayar pokok utang / pinjaman yang telah
diterima BLUD yang pembayarannya dengan cara angsuran. Pembayaran
pokok utang /pinjaman harus dianggarkan dalam RBA pada saat terjadi
penerimaan pembiayaan berupa utang / pinjaman.
3. Pengakuan Pembiayaan BLUD
a. Penerimaan pembiayaan pada BLUD diakui pada saat kas yang diterima
BLUD disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum.
Kerjasama merupakan kesepakatan antara beberapa pihak yang dibuat secara tertulis
dan menimbulkan adanya hak dan kewajiban. Berdasarkan Permendagri No 79 tahun 2018
BLUD dapat melakukan kerjasama dengan pihak lain, untuk meningkatkan kualitas dan
kuantitas pelayanan. Kerjasama BLUD dilakukan dengan prinsip efisiensi, efektivitas,
ekonomis, dan saling menguntungkan. Prinsip saling menguntungkan dapat dilihat dari segi
finansial atau nonfinansial. Dalam melakukan kerjasama, akan dibentuk sebuah tim
kerjasama yang memiliki tugas memberikan rekomendasi secara tertulis kepada Ketua BLUD
setelah melakukan kajian dari berbagai aspek seperti efisiensi, efektivitas, ekonomis, dan
saling menguntungkan.
Kerjasama BLUD dengan pihak lain terdiri dari kerjasama operasional dan
pemanfaatan barang milik daerah. Kerjasama operasional dilakukan melalui pengelolaan
manajemen dan proses operasional secara bersama dengan mitra kerjasama dengan tidak
menggunakan barang milik daerah. Pemanfaatan barang milik daerah dilakukan melalui
pendayagunaan barang milik daerah dan/atau optimalisasi barang milik daerah dengan tidak
mengubah status kepemilikan untuk memperoleh pendapatan dan tidak mengurangi kualitas
pelayanan umum yang menjadi kewajiban BLUD. Pada pelaksanaan kerjasama BLUD, akan
dilakukan system pemantauan secara berkala untuk mengetahui dampak dari kerjasama
tersebut dan tinngkat keberhasilan yang dicapai.
Tatacara kerjasama BLUD dengan pihak lain dilakukan dengan tahapan:
1. Persiapan
2. Penawaran
3. Penyiapan kesepakatan
Pada Pasal 99 ayat 3, Permendagri No. 79 tahun 2018 tentang BLUD BLUD wajib
menyusun laporan keuangan yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran (LRA), laporan
perubahan SAL, Neraca, laporan Operasional (LO), Laporan Arus Kas (LAK), Laporan
Perubahan Ekuitas (LPE), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Laporan keuangan BLUD disusun berdasarkan standar akuntansi pemerintahan (SAP),
sehingga laporan keuangan BLUD dan pemerintah adalah sama. Pada SAP sendiri
pemerintahan wajib menyusun laporan keuangan yang terdiri dari laporan pelaksanaan
anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan CaLK. Laporan pelaksanaan anggaran
terdiri dari LRA dan Laporan Perubahan SAL. Laporan finansial terdiri dari Neraca, LO, LPE,
dan LAK.
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. . Unsur
yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari pendapatan-
LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan.
2. Laporan Perubahan SAL (LP SAL)
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
3. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset,
kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu. Unsur yang dicakup oleh neraca terdiri dari
aset, kewajiban, dan ekuitas.
4. Laporan Operasional (LO)
Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas
dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan
penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara
langsung dalam Laporan Operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan
pos-pos luar biasa.
5. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)
BAB VII
KEBIJAKAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DAN LIMBAH
Limbah puskesmas meliputi semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas
dalam bentuk padat, cair dan gas, merupakan bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau
terbuang. Limbah puskesmas dapat dibedakan menjadi limbah medis dan non medis.Limbah
Sesuai dengan limbah yang dihasilkan dari pelayanan di Puskesmas Gurilla, limbah
dikelompokkan menjadi :
1. Limbah Domestik
Pengelolaan limbah domestik dilakukan secara mandiri dilakukan oleh pihak Puskesmas
Gurilla setiap hari ke kontainer tempat pembuangan sementara yang berada di lingkungan
sekitar Puskesmas Gurilla
2. Limbah Medis
Pengelolaan limbah medis bekerja sama dengan pihak ketiga di Kota Pematangsiantar
yang telah memiliki insenerator secara rutin dilakukan perbulan.
Pematangsiantar, 2022