Anda di halaman 1dari 6

I .

Kontruksi Kuda kuda


Struktur atap menggunakan kuda kuda jika diinginkan ruang-ruang di bawahnya bebas dari
dinding atau kolom-kolom. Pada prinsipnya, kuda kuda hanya ditumpu oleh dua tumpuan di ujung
kanan kirinya yang berupa kolom-kolom utama bangunan. Alternatif lain, kuda-kuda dapat dipasang di
atas balok khusus atau dinding khusus yang disebut sebagai dinding pemikul.

Gambar 1. Berbagai macam kuda kuda


Kuda kuda kayu dapat mencapai bentang optimal 15 meter sedangkan jarak antar
kuda kudanya maksimal 4 meter karena kuda kuda dihubungkan oleh gording dan bubungan
kayu yang tidak lebih dari 4 meter (yang tersedia di pasar). Bentang yang lebih lebar dapat
dicapai dengan menggunakan gording atau bubungan rangka atau dengan bahan baja.
Bentangan kuda kuda baja dapat mencapai belasan hingga puluhan meter. Alasan penggunaan
kuda kuda kayu atau baja tergantung bentangan, ketersediaan bahan dan alasan lain dalam
aspek bangunan.
Gambar 15. Kontruksi Kuda-Kuda
I . 1 Kuda Kuda

Mengingat macam bentuk atap, berat atau ringannya bahan penutup atap serta kegunaan
ruangan dibawahnya, maka dibuat kerangka yang didukung seluruh atap termasuk beratnya sendiri yang
disebut kuda kuda (spant). Tergantung pada berat atap dan bentuk penutupnya, maka bentuk
konstruksi nya akan lain pula.

Genting dipasang diatas reng, yang dipakukan pada usuk atau kasau dan ini didukung oleh
balok bumbung (Nok), balok gording yang kesemuannya adalah merupakan beban atap.

Kuda kuda dipasang dengan jarak tertentu, yang sesuai dengan letak dan tempat yang telah
direncanakan. Jarak ini sekitar 3–4 meter diukur dari sumbu ke sumbu (As ke As) sambungan balok
gording. Pemasangan kuda kuda setelah tiang sudah siap dalam arti purusnya sudah dibuat sebagai
penguat kuda kuda.

Sambungan Kait Miring


Sambungan ini seperti pada sambungan bibir miring ditrapkan pada balok gording yang
terletak 5 @ 10 cm dari kaki kuda kuda yang berjarak 2.50 @ 3.50 meter. Gaya tarik yang akan timbul,
diterima oleh bidang geser saja.

Harap diperhatikan, bahwa semua bidang bidang sambungan masing masing bagian harus
rata; siku dan dapat berhimpit dengan sempurna, sebelum diperkuat dengan paku atau baut.

Tentukan ukuran kayu yang sama tebal maupun lebarnya, ukur 21/2–3 tebal kayu untuk
digunakan sebagai penyambung yaitu kait miring. Lukis sudut kemiringan lukisan benda kerja sesuai
dengan aturan yaitu kait atas 1/5 tebal kayu, sedangkan kait bawah 4/5 tebal kayu. Tariklah garis miring
sesuai dengan ukuran hingga ketemu dalam satu titik dan berilah tanda arsir bagian kayu yanmg akan
dihilangkan. Dengan langkah kerja yang sama, kerjakanlah bagian kayu yang akan disambung seperti
diatas.

Gambar 16. Sambungan Kait Miring

Sambungan Blok Bumbungan Dengan Tiang Topang

Pada umumnya hubungan balok bubung dengan tiang topang dibuat konstruksi cowakan
dan takik (lubang terbuka). Bidang miring sisi atas balok bubung disesuai dengan miring atap untuk
penempatan kaso-kaso. Sisi atas tetap rata utuk penempatan papan reuter ujuran lebar 2 cm (lihat
gambar kerja). Pada bagian tiang topang dimasukan ke dalam takikan yangterdapat pada balok bubung
dengan ditentukan dalamnya 1/6 sampai 1/8 tebal kayu, sedang lebar takikan adalah setebal tiang
topang tersebut dan dibuat lubang terbuka sesuai dengan dalamnya takikan, sedang pada bagian atas

dimiringkan, ke–kanan atau kekiri sesuai miring atap.


Gambar 17.Hubungan Antara Blok Bubungan Dengan Tiang Penopang

Sambungan Balok Gantun Dengan Balok Ikat

Hubungan dilaksanakan dengan sambungan purus lubang tidak


tembus. Mengingat fungsi batang gantung untuk menggantungkan balok ikat, maka hubungannya
dengan balok ikat dibuat purus tidak tembus, bahkan pundak purus maupun ujung purus tidak
menempel pada balok ikat atau dasar lubang purusnya. Untuk ini pada pundak purus dan ujung purus
diadakan jarak renggang antara 11/2–2 cm.
Dengan maksud apabila balok tar tarik melentur masih ada ruangan untuk menarik ke atas
oleh batang gantung, apabila batang ini bekerja. Agar balok kayu ikat tidak banyak dikurangi, kedalam
lobang purus dibuat paling besar ½ tinggi (tebal) baloknya. Dengan maksud jika batang gantung
menurun, batangnya tidak akan mendesak pada balok ikatnya. Pendesakan dapat melenturkan balok
ikatnya, dan ini akan menyalahi fungsi dan tujuannya. Pada batang gantung bekerja gaya tarik, untuk
pelaksanaan gabungannya balok ikat pada batang gantung diperkuat dengan sengkang plat baja yang
ditembus oleh 2 buah baut mur.

Gambar 18. Balok Tarik Dengan Batang Gantung.


Sambungan Balok Ikat

Pada kuda kuda dengan bentangan lebih besar dari 4 meter dan mengingat panjang kayu
dalam pasaran, maka balok ikat perlu dibuat dari 2 bagian yang bahkan pada kuda kuda yang
bentangannya cukup besar digunakan lebih dari 2 bagian, jadi lebih dari satu sambungan panjang.

Pada balok ikat yang terdiri dari 2 batang, maka sambungannya ditempatkan ditengah tengah.
Untuk memperkuat sambungannya dipergunakan balok kunci yang dipasang diatas atau disamping
sambungannya, atau dapat juga digunakan plat baja.

Cara yang mudah ialah dengan sambungan lidah alur yang dibuat pada ujung ujung yang
bertemu. (lihat Gmb. 1.4). Tebal lidah dibuat 1/3 lebar balok dan panjang lidah sebesar 4–5 cm. Untuk
memperkuat sambungannya dipasang balok kunci, yang hubungannya dibuat dengan gigi sebesar 1/6–
1/8 tinggi balok yang disambung dan ditembus oleh 4 buah mur baut Penempatan lubang purus pada
balok kuncinya.

Bentuk plat baja dibuat sedemikian rupa, hingga menjadi satu dengan plat baja perkuatan
pada batang desak, tetapi dapat juga dibuat terpisah. Cara lain yang dapat dilakukan ialah dengan plat
sambung yang dipasang pada sisi kanan kiri balok ikatnya.

Gambar 19 Sambungan Balok Ikat


I.2 Gunung-gunung
Gunung-gunung adalah struktur utama atau yang terdiri dari dinding batu bata dan sejenisnya.
Gunung-gunung ini dapat dipakai pada posisi di atas dinding menerus, sehingga penggunaan gunung-
gunung ideal pada ruangan bangunan yang mempunyai banyak dinding. Karena terdiri dari dinding,
gunung-gunung tidak dapat memberikan bentang ruangan di bawahnya namun memberikan ruang di
antara gunung-gunung tersebut.

Gambar 20. Gunung-gunung


Gunung-gunung biasanya diperkuat dengan balok keliling (ring balk) beton bertulang pada
ketiga sisinya untuk menambah kekakuan dindingnya. Jarak antar gunung-gunung relatif sama dengan
kuda-kuda, karena gunung-gunung juga dihubungkan dengan gording dan bubungan baik kayu ataupun
baja. Gunung-gunung sering digunakan pada kedua tepi atap bangunan dengan bentuk pelana.
Pelubangan dapat dilakukan untuk memberikan akses sinar matahari dan udara keluar masuk ruangan.

Anda mungkin juga menyukai