Anda di halaman 1dari 68

AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN

TINGKAT PERTAMA :
PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT, KLINIK, TEMPAT PRAKTEK MANDIRI
DOKTER DAN DOKTER GIGI, LABORATORIUM
DAN UNIT TRANSFUSI DARAH
DAFTAR ISI

01 DASAR HUKUM
02 LATAR BELAKANG
03 ORGANISASI FKTP - LAFKI
04 PENGERTIAN
05 TUJUAN AKREDITASI FKTP
06 SURVEIOR
07 AKREDITASI
08 PETUNJUK TEKNIS
2
01

DASAR
HUKUM

3
DASAR HUKUM
● Undang Undang no. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
● PMK no. 9 Tahun 2014 tentang Klinik
● PMK no. 14 Tahun 2021 tentang Standar Kegiatan Usaha dan Produk Pasa
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Resiko Sektor Kesehatan
● Pasal 2 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Tujuan Akreditasi
● Pasal 3 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Akreditasi
● Pasal 4 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Re-akreditasi
● Pasal 8 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Kewajiban Lembaga
Penyelenggara Akreditasi
● Pasal 9-11 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Surveior Lembaga
Penyelenggara Akreditasi
● Pasal 13-15 ; 19-21 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Pelaksaan Akreditasi
● Pasal 22 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Pasca Akreditasi
● Pasal 24 PMK no. 34 Tahun 2022 tentang Penggunaan Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Dalam Akreditasi
● Pasal 28 PMK no.34 Tahun 2022 tentang Pendanaan Dan Biaya Akreditasi
● Pasal 35-37 PMK no.34 Ketentuan Penutup & Masa Berlaku Peraturan
4
02

LATAR
BELAKANG

5
LATAR
BELAKANG
● LAFKI sebagai LPA adalah bagian dalam pembangunan
kesehatan di Indonesia, berkontribusi melaksanakan
Akreditasi bagi Puskesmas, Klinik, Lab Kes, UTD, TPMD
& TPMDG

● LAFKI akan senantiasa memperjuangkan mutu


Puskesmas, Klinik, Lab Kes, UTD, TPMD & TPMDG di
Indonesia dengan senantiasa mempertimbangkan
kemampuan nya, berdasarkan wilayah masing-masing,
dan bukan hanya sekedar syarat administrasi.

● LAFKI memberikan kepastian hukum bagi Puskesmas,


Klinik, Lab Kes, UTD, TPMD & TPMDG, khususnya
masyarakat sebagai konsumen layanan kesehatan, serta
provider terkait.

● AD-ART dan Program Kerja LAFKI


6
03

ORGANISASI FKTP
LAFKI

7
TENTANG KAMI
LAFKI atau Lembaga Akreditasi Fasilitas
Kesehatan Indonesia merupakan sebuah
lembaga independen yang bertujuan untuk
memberikan penilaian dan jaminan terhadap
fasilitas kesehatan di Indonesia dengan
tujuan peningkatan mutu dan keselamatan
pasien menuju Indonesia Sehat.

8
VISI KAMI MISI KAMI
LAFKI didirikan dengan Membina dan membantu
tujuan untuk menjadi fasilitas kesehatan untuk
lembaga akreditasi fasilitas menerapkan standar mutu
kesehatan yang berstandar pelayanan dan fasilitas
tinggi di tingkat nasional untuk menjaga
maupun internasional, dan keselamatan pasien, serta
dapat memberikan standar dalam prosesnya
kualitas layanan terbaik memberikan informasi
baik kepada setiap Rumah kepada masyarakat dan
Sakit ataupun Surveior. pengguna jasa tentang
kualtias dan kemampuan
fasilitas kesehatan supaya
dapat membantu
pemerintah mencapai
tujuan kesehatan nasional.

9
TUJUAN KAMI

Diperolehnya pengakuan Meningkatkan mutu Meningkatnya


oleh pemerintah dan pelayanan fasilitas keselamatan pasien di
masyarakat dan kesehatan sesuai fasilitas kesehatan
pengguna jasa bidang dengan standar melalui terpenuhinya
kesehatan terhadap akreditasi standar akreditasi
sebuah FKTP.

10
Independen Arah Kehidupan

Kolaborasi Tujuan

MAKNA LAMBANG
Medis
11
Nilai yang dianut dalam penyelenggaraan
NILAI
akreditasi adalah:
NILAI
L ogic : Logis

A accountable : Terpercaya

F ocused : Terarah

K nowledge : Ilmiah

I mprovement : Peningkatan

12
STRUKTUR
LAFKI

13
14
04

PENGERTIAN AKREDITASI,
PUSKESMAS & KLINIK,
LABKES, UTD,
TPMD & TPMDG
15
PENGERTIAN
AKREDITASI
Akreditasi adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan
pusat kesehatan masyarakat, klinik, laboratorium
kesehatan, unit transfusi darah, tempat praktik mandiri
dokter, dan tempat praktik mandiri dokter gigi setelah
dilakukan penilaian bahwa pusat kesehatan
masyarakat, klinik, laboratorium kesehatan, unit
transfusi darah, tempat praktik mandiri dokter, dan
tempat praktik mandiri dokter gigi telah memenuhi
standar akreditasi.

16
PENGERTIAN
PUSKESMAS & KLINIK
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif di wilayah kerjanya

Klinik adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang


menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan medik dasar dan/atau
spesialistik secara komprehensif.

17
PENGERTIAN
LABORATORIUM
KESEHATAN
Laboratorium Kesehatan adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan
dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari
manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi
kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan dan masyarakat

18
PENGERTIAN
UTD
Unit Transfusi Darah atau biasa disingkat UTD, adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
donor darah, penyediaan darah, dan pendistribusian
darah.

19
PENGERTIAN
TPMD
Tempat Praktik Mandiri Dokter yang biasa disingkat
TPMD adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan oleh dokter atau dokter
spesialis secara perorangan.

20
PENGERTIAN
TPMDG
Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi yang biasa
disingkat TPMDG adalah fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang
menyediakan pelayanan oleh dokter gigi atau dokter
gigi spesialis secara perorangan.

21
05
TUJUAN
AKREDITASI FKTP

22
TUJUAN
A. Meningkatkan dan menjamin mutu pelayanan
dan keselamatan bagi pasien dan masyarakat;

AKREDITASI
B. Meningkatkan perlindungan bagi sumber daya
manusia kesehatan dan Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG
sebagai institusi;
C. Meningkatkan tata kelola organisasi dan tata
kelola pelayanan di Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG;
dan
D. Mendukung program pemerintah di bidang
kesehatan

23
PENYELENGGARAAN
AKREDITASI
A. Setiap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan,
UTD, TPMD, dan TPMDG wajib dilakukan Akreditasi.
B. Akreditasi dilakukan paling lambat setelah
Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD,
TPMD, dan TPMDG beroperasi 2 (dua) tahun sejak
memperoleh perizinan berusaha untuk pertama kali.
C. Wajib dilakukan Akreditasi kembali secara berkala
setiap 5 (lima) tahun
D. Akreditasi dilakukan sesuai dengan Standar
Akreditasi yang ditetapkan oleh Kementerian.

24
LEMBAGA A. Menteri menyelenggarakan Akreditasi
dengan melibatkan Pemerintah Daerah

PENYELENGGARA
dan pemangku kepentingan terkait.
B. Menteri menetapkan lembaga
penyelenggara Akreditasi yang telah

AKREDITASI
memenuhi persyaratan sebagaimana
diatur dalam Peraturan Menteri.

(LPA)
C. Lembaga penyelenggara Akreditasi
bertugas membantu Menteri dalam
melaksanakan survei Akreditasi.
D. Dalam melaksanakan tugas bersifat
mandiri.
E. Lembaga penyelenggara Akreditasi yang
ditetapkan oleh Menteri harus mampu
mengakreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan
TPMDG. 25
CASUR
Persyaratan khusus: TPMD & TMPDG
A. Bidang tata kelola
○ Tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dengan pendidikan paling
rendah Strata Satu (S1) bidang kesehatan.

B. Bidang teknis pelayanan klinis:


○ Tenaga medis; dan
○ Mempunyai pengalaman praktik mandiri paling singkat 1 (satu) tahun.

26
KEWAJIBAN A. Melaksanakan survei Akreditasi
menggunakan Standar Akreditasi yang telah
dengan

(LPA)
ditetapkan oleh Menteri dan kebijakan lain terkait
Akreditasi yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan;
B. Melaporkan kepada Direktur Jenderal melalui sistem
informasi mutu pelayanan kesehatan mengenai:
a. Hasil pelaksanaan survei Akreditasi; dan
b. Rekomendasi status Akreditasi Puskesmas,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD
dan TPMDG;

C. Melaporkan kepada Menteri melalui Direktur Jenderal atas penyelenggaraan Akreditasi


secara berkala setiap 1 (satu) tahun sekali dan/atau sewaktu-waktu sesuai dengan
kebutuhan; dan terakreditasi oleh lembaga pengakreditasi lembaga
D. Penyelenggara akreditasi nasional dan/atau internasional secara berkala, paling lambat 5
(lima) tahun sejak ditetapkan, yang dibuktikan dengan dokumen telah terakreditasi.
27
06

SURVEIOR

28
Lembaga penyelenggara Akreditasi dalam SURVEIOR
LAFKI
melaksanakan kewajiban survei Akreditasi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 huruf a, harus
memiliki tim surveior.

Tim surveior terdiri atas:

● Tim surveior Puskesmas dan Klinik;


● Tim surveior Laboratorium Kesehatan dan UTD;
dan
● Tim surveior TPMD dan TPMDG.

29
SURVEIOR
Tim surveior Puskesmas dan Klinik terdiri atas:

LAFKI
1. Bidang tata kelola sumber daya dan upaya
kesehatan masyarakat; dan
2. bidang tata kelola pelayanan dan penunjang.

Tim surveior Laboratorium Kesehatan dan UTD terdiri


atas:
1. Bidang manajemen pelayanan kesehatan; dan
2. Bidang teknis pelayanan Laboratorium Kesehatan
dan UTD

Tim surveior TPMD dan TPMDG terdiri atas:


1. Bidang tata Kelola
2. Bidang teknis pelayanan klinis.
30
PERSYARATAN Persyaratan umum terdiri atas :

CALON SURVEIOR
1. Warga negara Indonesia;
2. Bebas dari tindak pidana;
3. Sehat jasmani dan rohani, dibuktikan

LPA
dengan surat sehat yang dikeluarkan oleh
rumah sakit milik Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah atau Puskesmas;

4. Bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, dibuktikan dengan surat bebas
narkoba yang dikeluarkan oleh fasilitas pelayanan kesehatan Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah; dan
5. Bersedia ditugaskan untuk melaksanakan survei di daerah manapun yang dibuktikan
dengan surat pernyataan yang ditandatangani dan bermaterai cukup.

31
CASUR
Persyaratan khusus: PUSKESMAS & KLINIK
A. Bidang tata kelola sumber daya dan upaya kesehatan masyarakat:
a. Tenaga medis atau tenaga kesehatan lainnya dengan pendidikan paling rendah
Strata Satu (S1) bidang kesehatan; dan
b. Mempunyai pengalaman (paling singkat 3 (tiga) tahun):
i. Bekerja di Puskesmas dan/atau Klinik;
ii. Mengelola program pelayanan kesehatan dasar; dan/atau
iii. Mengelola program mutu pelayanan kesehatan dasar
B. Bidang tata kelola pelayanan dan penunjang:
a. Tenaga medis; dan
b. Mempunyai pengalaman bekerja di Puskesmas dan/atau Klinik paling singkat 3
(tiga) tahun.

32
CASUR
Persyaratan khusus: LABKES & UTD
A. Bidang manajemen pelayanan kesehatan:
a. Tenaga medis, atau tenaga kesehatan dengan pendidikan paling rendah Strata Dua
(S2) bidang kesehatan dengan latar belakang Strata Satu (S1) bidang kesehatan; dan
b. Mempunyai pengalaman:
i. Pengelolaan Laboratorium Kesehatan atau UTD; dan/atau
ii. Mengelola program mutu dan Akreditasi Laboratorium Kesehatan, UTD, atau
fasilitas pelayanan kesehatan lain, paling singkat 3 (tiga) tahun.
B. Bidang teknis pelayanan:
a. Tenaga medis dengan pendidikan paling rendah pendidikan profesi dokter
spesialis di bidang laboratorium, atau tenaga kesehatan dengan pendidikan Strata
Satu (S1)/Diploma Empat (D IV) terkait Laboratorium Kesehatan atau UTD; dan
b. Mempunyai pengalaman bekerja di Laboratorium Kesehatan atau UTD sebagai
pengelola teknis Laboratorium Kesehatan atau UTD paling singkat 3 (tiga) tahun.
33
07

AKREDITASI

34
PERSIAPAN PELAKSANAAN SURVEY

PASCA
AKREDITASI
PROSES AKREDITASI
35
KEGIATAN
AKREDITASI
Kegiatan Persiapan Akreditasi meliputi:
A. Pengisian penilaian mandiri (self assessment)
B. Penyusunan program peningkatan mutu
C. Penetapan dan pengukuran indikator mutu
D. Pelaporan insiden keselamatan pasien

Pimpinan Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG mengirimkan
permohonan usulan untuk dilakukan survei Akreditasi kepada lembaga penyelenggara Akreditasi
melalui sistem informasi mutu pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh Kementerian
Kesehatan.

36
PELAKSANAAN
AKREDITASI
Pelaksanaan akreditasi meliputi:
A. Survei dan
B. Penetapan status akreditasi.
● Survei merupakan kegiatan untuk mengamati, menilai, dan mengukur pencapaian dan cara
penerapan Standar Akreditasi
● Survei dilakukan oleh tim surveior yang berasal dari lembaga penyelenggara Akreditasi.
● Pelaksanaan survei dilakukan melalui kunjungan lapangan.
● Pelaksanaan survei dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
● Tim surveior memberikan laporan hasil survei yang dinilainya kepada lembaga
penyelenggara Akreditasi paling lama 2 (dua) hari kerja terhitung sejak survei dinyatakan
selesai.
● LPA verifikasi dan menyampaikan rekomendasi penetapan status Akreditasi kepada Direktur
Jenderal paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak laporan hasil survei diterima
37
PELAKSANAAN
AKREDITASI
● Dalam hal terdapat perbaikan dalam proses survei, lembaga penyelenggara Akreditasi
menyampaikan catatan perbaikan kepada Direktur Jenderal bersamaan dengan
penyampaian rekomendasi penetapan status Akreditasi
● Penyampaian rekomendasi penetapan status Akreditasi dilakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
● Rekomendasi penetapan status Akreditasi dapat berupa terakreditasi atau tidak terakreditasi.
● Penetapan status Akreditasi dilakukan oleh Direktur Jenderal berdasarkan rekomendasi
penetapan status Akreditasi dari lembaga penyelenggara Akreditasi
● Penetapan status Akreditasi dilakukan melalui penerbitan sertifikat Akreditasi elektronik
yang diberikan kepada Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.
● Sertifikat Akreditasi elektronik berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun

38
PELAKSANAAN
AKREDITASI
● Telah mendapatkan status Akreditasi dapat mencantumkan status Akreditasi di bawah atau
di belakang nama masing-masing Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD,
dan TPMDG dengan huruf lebih kecil
● Apabila dinyatakan tidak terakreditasi, terhadap Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan,
UTD, TPMD, dan TPMDG yang bersangkutan dapat dilakukan survei remedial dan penetapan
status Akreditasi berdasarkan hasil survei remedial.
● Dilakukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sampai dengan 6 (enam) bulan sejak penetapan
status Akreditasi
● Ketentuan mengenai survei dan penetapan status Akreditasi berlaku secara mutatis
mutandis terhadap survei remedial dan penetapan status Akreditasi berdasarkan hasil survei
remedial

39
PASCA
A. Kegiatan pasca akreditasi dilakukan oleh Puskesmas Klinik
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG setelah AKREDITASI
mendapatkan penetapan status Akreditasi.
B. Penetapan status Akreditasi menyatakan Puskesmas Klinik
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG terakreditasi.
C. Kegiatan pasca akreditasi dilakukan dengan membuat dan
menyampaikan PPS Perencanaan Perbaikan Strategis kepada
lembaga penyelenggara Akreditasi dinas kesehatan daerah
kabupaten kota dan dinas kesehatan daerah provinsi
berdasarkan rekomendasi perbaikan hasil survei dari
Kementerian Kesehatan, dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
D. PPS digunakan sebagai bahan pelaksanaan monitoring dan
evaluasi Akreditasi oleh lembaga penyelenggara Akreditasi
dinas kesehatan daerah kabupaten kota dan dinas kesehatan
daerah provinsi
40
VALIDASI


Validasi dilaksanakan oleh Direktur Jenderal Yankes
Validasi dilakukan secara: HASIL
AKREDITASI
a. Rutin dan
b. Sewaktu waktu jika diperlukan
● Validasi secara rutin dilakukan terhadap beberapa hasil
penetapan Akreditasi secara acak.
● Validasi sewaktu waktu jika diperlukan dilakukan dalam hal:
a. Terjadi tindakan yang membahayakan di Puskesmas,
Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG,
dan / atau
b. Adanya hasil penilaian yang memiliki karakteristik yang
berbeda secara signifikan dari hasil penilaian yang
lainnya.

41
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM AKREDITASI
1. Penyelenggaraan Akreditasi yang efektif dan efisien dilaksanakan melalui pemanfaatan
teknologi informasi dan komunikasi.
2. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi meliputi:
a. Pengusulan survei;
b. Penjadwalan survei;
c. Pelaporan hasil survei;
d. Verifikasi laporan hasil survei;
e. Pemberian rekomendasi status akreditasi;
f. Penetapan status akreditasi;
g. Penerbitan elektronik sertifikat akreditasi; dan
h. Kegiatan lain dalam penyelenggaraan Akreditasi. 42
PEMANFAATAN
TEKNOLOGI INFORMASI
DALAM AKREDITASI
3. Teknologi informasi dan komunikasi yang dimanfaatkan dalam penyelenggaraan Akreditasi
dikembangkan oleh Menteri
4. Selain teknologi informasi dan komunikasi, lembaga penyelenggara Akreditasi dapat
mengembangkan pemanfaatan teknologi dan informasi dalam penyelenggaraan Akreditasi
untuk kebutuhan internal lembaga penyelenggara Akreditasi.
5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan Akreditasi harus
memperhatikan prinsip satu data Indonesia dan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

43
PERPANJANGAN
AKREDITASI

A. Puskesmas, Klinik, Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD,


dan TPMDG harus melakukan Akreditasi kembali untuk
perpanjangan Akreditasi sebelum masa berlaku status
Akreditasi berakhir.

B. Perpanjangan Akreditasi sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) dilakukan melalui pengajuan permohonan
perpanjangan Akreditasi kepada lembaga penyelenggara
Akreditasi paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa
berlaku status Akreditasi berakhir.

44
PENDANAAN
DAN BIAYA
AKREDITASI
A. Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi Puskesmas, Klinik,
Laboratorium Kesehatan, dan UTD milik Pemerintah atau
Pemerintah Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

B. Pendanaan penyelenggaraan Akreditasi pada Klinik,


Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG milik
swasta/masyarakat bersumber dari pemilik Klinik,
Laboratorium Kesehatan, UTD, TPMD, dan TPMDG.

45
PENDANAAN
DAN BIAYA
AKREDITASI
C. Pendanaan pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan
Akreditasi bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,
dan/atau sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

D. Lembaga penyelenggara Akreditasi mengenakan tarif


terhadap penyelenggaraan survei Akreditasi.

E. Tarif terhadap penyelenggaraan survei Akreditasi


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh
Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
keuangan negara.
46
KONSEP TARIF SURVEI
Pengusulan Survei

Rp

Pelaksanaan Survei

Sumber Dana Fasilitas Layanan Lembaga Penyelenggara


Kesehatan Akreditasi
● DAK Non Fisik
● APBD Murni
BUMN
BUMD
● TNI / POLRI
● Swasta

Pembiayaan Survei Tarif Survei

Komponen Pembiayaan Survei, Komponennya


terdiri dari:
● Honor Berdasarkan Honor
● Akomodasi
● Transportasi
47
RANCANGAN TARIF SURVEI
Jenis Fasilitas Pelayanan Jumlah Jumlah Hari Biaya
Kesehatan Surveior Survei Survei

Puskesmas 2 3 Rp. 15.840.000

Klinik 2 2 Rp. 7.920.000

Lab. Kesehatan Utama 2 3 Rp. 15.840.000

Lab. Kesehatan Pratama 2 2 Rp. 9.900.000

Unit Transfusi Darah Utama 2 3 Rp. 15.840.000

Unit Transfusi Darah Madya & Pratama 2 2 Rp. 9.900.000

Tempat Praktik Mandiri Dokter/ Dokter 2 1 Rp. 3.960.000


Gigi

48
PENETAPAN
PERATURAN
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 November 2022


MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd. BUDI G. SADIKIN

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 2 Desember 2022


MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,
ttd. YASONNA H. LAOLY

49
08
PETUNJUK TEKNIS
KREDENSIAL

50
PETUNJUK TEKNIS KREDENSIAL
TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS

51
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG TUJUAN RUANG LINGKUP SASARAN

Risnakes 2017: 66,1% P KM, 1. Umum • Penyelenggaraan Tenaga kesehatan dan


nakesnya task shifting dan Tersedia acuan bagi dinkes kredensial & rekredensial Puskesmas
95,9% PKM, nakesnya multi kab kota dalam melakukan Nakes di Puskesmas, yaitu
tasking kredensial Nakes di untuk dokter, dokter gigi, Dinkes kab / kota
Puskesmas perawat bidan
Berpotensi timbul insiden Dinkes provinsi
yang berkaitan dengan 2. Khusus • Tindak lanjut hasil
tindakan medis berdampak • Tersedia mekanisme kredensial & rekredensial Organisasi Profesi
pada berkurangnya mutu kredensial & rekredensial
pelayanan • Tersedia acuan dalam • Pembinaan & pengawasan Kemenkes
menyusun instrumen penyelenggaraan kredensial
Untuk menjaga keselamatan kredensial & rekredensial & rekredensial
pasien, perlu ada • Tersedia acuan dalam
pengamanan dengan menindaklanjuti hasil • Contoh formulir yang
pemberian kewenangan kredensial & rekredensial diperlukan dalam
klinis melalui kredensial penyelenggaraan kredensial
& rekredensial

52
PENYELENGGARAAN KREDENSIAL & REKREDENSIAL TENAGA
KESEHATAN DI PUSKESMAS
Setiap Nakes di Puskesmas menjalani kredensial paling sedikit 5 tahun sekali.
Penyelenggara kredensial & rekredensial: Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota

1. Menetapkan kebijakan prosedur bagi nakes untuk memperoleh kewenangan klinis


2. Bertanggung jawab atas tersedianya sumber daya yang dibutuhkan
3. Menetapkan frekuensi & jadwal kredensial dan rekredensial setiap tahun
a. Mempertimbangkan ketersediaan sumber daya pemetaan nakes di Puskesmas
b. Dapat disinkronkan dengan waktu pengurusan STR SIP
4. Membentuk dan menetapkan tim kredensial untuk periode tertentu

53
TIM KREDENSIAL
● Jumlah ganjil, minimal 2 orang perwakilan Dinkes Kabupaten / Kota & 1 orang
perwakilan Organisasi Profesi (OP)
● Perwakilan Dinkes dapat berasal dari internal Dinkes atau UPT, Tim Penguji
Kompetensi Jabfungkes atau Anggota Komite Keperawatan (untuk perawat).

SYARAT UMUM SYARAT KHUSUS TUGAS KEWENANGAN

● Jenis profesi sama ● Dinkes kab / kota ● Menyusun instrumen ● Melaksanakan


✓ Jenis jabfung sama penilaian kredensial secara
● Tidak pernah kena ✓ Jenjang jabfung independen
sanksi etika, disiplin minimal setara ● Melakukan penilaian
dan hukum kewenangan klinis ● Memeriksa
● OP kelengkapan berkas
● Tidak ada konflik ✓ Memiliki surat ● Merekomendasikan
kepentingan penugasan kewenangan klinis ● Meminta data /
dokumen tambahan
● Kualifikasi pendidikan
minimal sama

54
Contoh SK Penetapan Tim Kredensial
(Lampiran A / Formulir 1)

55
MEKANISME KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL

PENILAIAN PENERBITAN PENETAPAN


PENGUSULAN TENAGA
KEWENANGAN KESIMPULAN KEWENANGAN
KESEHATAN
KLINIS REKOMENDASI KLINIS

Usulan dari Nakes Puskesmas , Dilakukan oleh tim kredensial Resume dari seluruh Ditetapkan oleh Kadinkes Kab
Verifikasi Validasi oleh Kepala menggunakan instrumen rekomendasi hasil penilaian / Kota. Memuat nama nakes ,
Puskesmas penilaian rincian kewenangan klinis daftar kewenangan klinis
masa berlaku

56
PENGUSULAN TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan
menyampaikan dokumen
Dokumen persyaratan
persyaratan kepada Kepala
● Formulir kredensial (self assessment ), di dalamnya memuat usulan
Puskesmas
rincian kewenangan klinis yang diminta, yaitu:
● Kompeten seluruhnya
● Memerlukan supervisi
● Tidak dimintakan kewenangannya karena di luar kompetensinya
● Tidak dimintakan kewenangannya karena fasilitas tidak tersedia
Kepala Puskesmas:
● Verifikasi dan validasi ● Dokumen kelengkapan:
dokumen persyaratan, ● Daftar Riwayat hidup
termasuk usulan ● STR yg berlaku
kewenangan klinis ● SIP yg berlaku
berdasarkan ruang lingkup ● Sertifikat Ukom Jabfung (bila ada)
pelayanan Puskesmas ● Sertifikat pelatihan workshop/ pengembangan kompetensi lain (5 tahun
● Mengajukan permohonan terakhir)
kredensial rekredensial ● Surat keterangan sehat dari fasyankes
kepada Kadinkes Kab / Kota ● Pas foto terbaru

57
PENILAIAN KEWENANGAN KLINIS
Kadinkes Kab / Kota menugaskan
tim kredensial (sesuai jenis nakes
dan sesuai jadwal)
Hasil penilaian dirumuskan dalam bentuk rekomendasi yang diberikan untuk
setiap rincian kewenangan klinis yang diusulkan. Rekomendasi berupa:

Tim Kredensial melakukan penilaian: ● Disetujui berwenang penuh


● Metode portfolio ● Disetujui dibawah supervisi
menggunakan instrumen ● Tidak disetujui , karena belum memenuhi kompetensinya atau
penilaian, antara lain daftar ● Tidak disetujui , karena fasilitas tidak tersedia
rincian kewenangan klinis
(menyusun, mengkaji ulang
secara periodik)
● Dapat dilengkapi dgn
wawancara & observasi

Aspek penilaian:
● Kompetensi teknis
● Perilaku etis
● Kesehatan fisik dan mental

58
PENILAIAN KEWENANGAN KLINIS
● Acuan utama adalah standar kompetensi profesi
✓ Dokter: SKDI (Perkonsil 11/2012 atau regulasi terbaru penggantinya)
✓ Dokter gigi: SKDGI (Perkonsil 40/2015 atau regulasi terbaru penggantinya)
✓ Perawat: standar profesi perawat (Kepmenkes 425/2020 atau regulasi terbaru
penggantinya)
✓ Bidan: standar profesi bidan (Kepmenkes 320/2020 atau regulasi terbaru
penggantinya) - KMK No. HK.01.07/MENKES/1261/2022 tentang Standar
Kompetensi Kerja Bidang Kebidanan.
● Rincian kewenangan klinis yang dicantumkan: diagnosis/ penyakit masalah dan
tindakan dengan level kompetensi 4
● Nakes dapat mengusulkan kewenangan klinis tambahan berupa:
✓ diagnosis / penyakit / masalah dengan level kompetensi selain 4 yang sudah
mendapat sertifikasi pengakuan dari kolegium terkait
✓ kewenangan yang sedang didelegasikan, dibuktikan dgn surat pendelegasian
kewenangan dari kadinkes kab kota
59
PENERBITAN KESIMPULAN REKOMENDASI
KEWENANGAN KLINIS
Tim Kredensial menyampaikan kesimpulan rekomendasi kewenangan klinis kepada
Kadinkes Kab / Kota

Kesimpulan rekomendasi berupa :

Direkomendasikan Direkomendasikan dengan Tidak Direkomendasikan


catatan
Bila semua kewenangan klinis Bila semua kewenangan klinis Bila semua kewenangan klinis
disetujui sesuai dengan yang disetujui sesuai dengan yang disetujui sesuai dengan yang
diusulkan diusulkan diusulkan

60
PENETAPAN KEWENANGAN KLINIS
● Kadinkes Kabupaten Kota menetapkan kewenangan klinis berdasarkan rekomendasi
yang disampaikan tim kredensial

● Surat penetapan kewenangan klinis paling sedikit memuat


✓ Nama tenaga kesehatan pemohon
✓ Dafta rincian kewenangan klinis yang ditetapkan
✓ Masa berlakunya kewenangan klinis

61
REKREDENSIAL
● Paling lama 6 bulan sebelum masa berlaku surat penugasan klinis berakhir
● Saat ingin menambah kewenangan klinis atau memulihkan kewenangan klinis

Kesimpulan rekomendasi rekredensial berupa:


● Kewenangan yang bersangkutan dilanjutkan, bila tidak ada perubahan kewenangan
klinis dari proses kredensial/rekredensial sebelumnya
● Kewenangan yang bersangkutan ditambah, bila ada penambahan kewenangan klinis
● Kewenangan yang bersangkutan dikurangi, bila ada pengurangan kewenangan klinis
● Kewenangan yang bersangkutan dibekukan untuk waktu tertentu, bila terkena sanksi
disiplin dan / atau etik
● Kewenangan yang bersangkutan diubah/dimodifikasi, bila ada perubahan jenis
pelayanan/tindakan/keterampilan yang tercantum dalam rincian kewenangan klinis
● Kewenangan yang bersangkutan diakhiri, bila rekomendasi hasil penilaian
kewenangan klinis tidak disetujui terhadap seluruh kewenangan klinis yang
diusulkan
62
CONTOH FORMULIR KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
(LAMPIRAN C)

63
CONTOH FORMULIR KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
(LAMPIRAN C)

64
KEBERATAN TERHADAP HASIL
PENILAIAN KREDENSIAL
● Tenaga kesehatan dapat menyampaikan keberatan atas rekomendasi yang diberikan,
apabila terdapat ketidaksesuaian hasil penilaian dengan kewenangan yang diusulkan.

● Keberatan tersebut disampaikan kepada kadinkes kab upaten kota melalui kepala
Puskesmas.

● Dinas kesehatan kabupaten kota dapat menetapkan mekanisme penyelesaian atas


keberatan terhadap hasil penilaian kredensial tersebut.

65
BERAKHIRNYA KEWENANGAN KLINIS

● Masa berlaku ketetapan kewenangan klinis sudah habis

● Kewenangan klinis ditinjau oleh kadinkes kabupaten / kota atas rekomendasi tim
kredensial berdasarkan usulan kepala Puskesmas dengan pertimbangan:
✓ Kinerja profesi di lapangan misal kesehatannya terganggu
✓ Terjadi insiden yang diduga karena inkompetensi
✓ Tindakan indisiplin

66
TINDAK LANJUT HASIL KREDENSIAL DAN REKREDENSIAL
PUSKESMAS DINKES ORGANISASI
KAB/KOTA PROFESI

Menetapkan penugasan klinis


(clinical appointment) Fasilitasi pembinaan dalam bentuk
peningkatan kapasitas seperti Melakukan pembinaan
Menempatkan nakes sesuai magang, orientasi, dll
kriteria

Pembinaan berupa asistensi atau Memfasilitasi penyelenggaraan


pendampingan oleh mitra bestari Memberikan rekomendasi
diklat
peningkatan kapasitas untuk
mencapai kompetensi teknis yang
dipersyaratkan
Mengusulkan pembinaan atau Menindaklanjuti pencabutan
peningkatan kompetensi ke kewenangan klinis , antara lain :
dinkes kab / kota merekomendasikan melakukan
pengobatan; memfasilitasi
Melakukan perencanaan peningkatan kapasitas;
peningkatan kompetensi secara memberikan pembinaan disiplin
berkala
67
TERIMA KASIH
INGAT AKREDITASI,
INGAT LAFKI !

Anda mungkin juga menyukai