Anda di halaman 1dari 11

Makalah Konektivitas

Ruang Dan Waktu

SMKN 42 JAKARTA

Guru Pembimbing :
Emy Suryana S,Pd.

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Anggota kelompok :
Muhammad Afrazzan
Rifa Alfarizi
Nazhua Mulya
Nazwa Aprilia
Nereah Tiara
Sekar Wangi
DAFTAR ISI
BENTANG ALAM INDONESIA……………………………...………01
A. Gunung dan pegunungan……………….……….………...………I
B. Bukit dan perbukitan…………….……………..…………...……II
C. Daratan tinggi……………………..………………………...……III
D. Dataran rendah…………………………………..………………IV
KARAKTERISTIK WILAYAH DARATAN DAN PERAIRAN..
…...02
A. Bersuhu hangat…………………………………………………….I
B. pergantian musim dan kemarau yang relatif stabil…….………II
C. PergTerbebas dari embusan angin taifun………………………
III
D. Kelembaban udara yang tinggi…………...…………..…………IV
KONDISI SOSIAL INDONESIA……………….…..…………………03
A. Kondisi sosial budaya………………………….……..……………I
Sistem kekerabatan…………………………………………………
Taraf pendidikan……………………………………………………
Pola pikir………………………………….…………………………
Mobilitas…………………………………..…………………………
I. Bentang Alam Indonesia

Bentang alam Indonesia adalah perwujudan muka bumi yang ada di wilayah
kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jenis-jenis bentang alam yang
tersebar di wilayah Indonesia meliputi dataran tinggi, gunung, pesisir pantai, dataran
rendah, lembah, danau, dan sungai. Bentang alam tersebut merupakan kekayaan
alam yang sangat memesona dan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan
mancanegara. Banyak wisatawan dari berbagai penjuru dunia datang ke Indonesia
untuk berbagai kepentingan, mulai dari tamasya hingga penelitian. Berikut ragam
bentang alam di Indonesia.

A. Gunung dan Pegunungan

Wilayah Indonesia dilalui oleh dua sabuk gunung berapi dunia, yaitu Sirkum Pasifik
dan Sirkum Mediterania. Hal ini menyebabkan daratan Indonesia memiliki banyak
pegunungan, khususnya gunung berapi yang aktif.

1) Sirkum Pasifik
merupakan deretan gunung berapi yang berawal dari barisan Pegunungan Andes
Amerika Selatan dan bersambung ke Pegunungan Rocky Amerika Utara, lalu
bersambung ke Jepang hingga Filipina. Jalur pegunungan ini melalui wilayah
Indonesia dari Sulawesi, lalu berbelok ke Pulau Halmahera, hingga sampai di
Papua.

2) Sirkum Mediterania

Merupakan deretan gunung berapi yang bermula dari Pegunungan Alpen Eropa, lalu
bersambung ke Pegunungan Himalaya. Sirkum Mediterania memasuki Indonesia
melalui Sumatra dan membentuk dua busur melintasi Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
dan Maluku.

Wilayah pegunungan umumnya memiliki struktur tanah subur dengan suhu yang
cocok bagi tumbuhnya berbagai vegetasi produktif. Tumbuhan ini banyak
dibudidayakan di sawah maupun perkebunan.

B. Bukit Dan Perbukitan


Daerah perbukitan memiliki kemiripan dengan gunung, akan tetapi bukit menik skala
yang lebih kecil. Berbeda dengan pegunungan, daerah perbukitan memiliki sumbe
air yang tidak banyak sebagaimana pegunungan. Aktivitas ekonomi di daerah
perbuk berupa pemanfaatan lahan-lahan kering dengan pasokan air yang
mengandalkan hujan. Oleh karena itu, mata pencaharian penduduk daerah
perbukitan umumnya sebaga petani atau perkebunan yang bercocok tanam umbi-
umbian, biji-bijian palawija, sera tanaman buah tahunan, seperti mangga, jeruk, dan
jambu. Bagian lereng bukit dengan pasokan air yang lebih banyak biasanya
dimanfaatkan untuk kegiatan menanam padi.

C. Dataran Tinggi

Dataran tinggi adalah salah satu bentuk permukaan bumi, yang terletak di 700 meter
di atas permukaan laut (mdpl) ke atas. Bentuk permukaan bumi ini, terbentuk dari
erosi dan sedimentasi. Terkadang, dataran tinggi terbentuk karena kaldera yang luas
dan tertimbun material dari gunung di sekitarnya. Berdasarkan awal terbentuknya,
dataran tinggi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

1) Hasil erosi dan sedimentasi


Merupakan dataran tinggi yang
terbentuk dari gunung atau
pegunungan yang mengalami
pengikisan bagian atas serta
mengendap dan berkumpul menjadi
dataran. Contohnya, Dataran Tinggi
Gayo di Aceh dan Datara Tinggi
Malang di Jawa Timur.

2) Hasil kaldera

Yaitu material dari lereng gunung sekitar atau aktivitas vulkanik yar tertimbun di
kaldera yang semakin lama semakin meninggi dan mengeras hingg menjadi dataran
tinggi. Contohnya adalah Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah Daerah dataran
tinggi merupakan wilayah yang sangat subur sehingga cocok untuk kegiatan
pertanian. Komoditas pertanian pada daerah ini, meliputi padi, sayur-may dan
beberapa jenis buah-buahan serta tembakau.

D. Dataran Rendah
Dataran Rendah umumnya banyak digunakan sebagai pusat permukiman.
Permukaan dataran rendah yang cenderung rata memudahkan manusia dalam
melakukan mobilitas sehingga sering dijadikan sebagai pusat kegiatan masyarakat.
Sebagian besar wilayah perkotaan berada di wilayah dataran rendah. Contohnya.
DKI Jakarta.

II. Karakteristik Wilayah Daratan dan Perairan Indonesia

A. Bersuhu hangat

Daerah beriklim tropis memiliki suhu yang cukup tinggi karena berada di sabuk
khatulistiwa. Suhu Indonesia tidak ekstrem karena Indonesia berbentuk kepulauan
yang dikelilingi lautan. Keberadaan laut akan menjaga suhu daratan sehingga
menjadi lebih stabil dan tidak ekstrem.

B. Pergantian musim penghujan dan kemarau yang relatif stabil

Posisi Indonesia yang berada di antara dua samudra dan dua benua menyebabkan
pergantian gerakan angin saat posisi matahari bergeser.

1) Angin monsun barat.

Pada bulan Oktober hingga April, suhu daratan Australia relatif lebih panas
menyebabkan angin berembus dari Samudra Hindia menuju Australia. Angin ini
banyak membawa uap air melalui Indonesia yang menyebabkan Indonesia
mengalami musim hujan.

2) Angin monsun timur


.
Saat matahari berada di belahan bumi utara, suhu di Australia lebih dingin daripada
Asia sehingga angin berembus dari Australia menuju Asia. Angin ini bersifat kering
karena berasal dari gurun kering di Australia.

C. Terbebas dari embusan angin taifun

Wilayah Indonesia berada di garis lintang rendah, yaitu terletak di wilayah yang tidak
lebih dari 10 LU. Akibat adanya fenomena gaya Coriolis, sebagian besar wilayah
khatulistiwa tidak dilalui oleh embusan angin taifun. Gaya Coriolis adalah gaya yang
membelokkan arah arus air laut akibat pengaruh rotasi bumi.

D. Kelembaban Udara Yang Tinggi


Wilayah Indonesia berupa kepulauan yang dikelilingi lautan dan berada di sab
Khatulistiwa. Hal ini mengakibatkan penguapan wilayah perairan terjadi sepanjang
tahu Fenomena tersebut menyebabkan tingkat kelembapan udara di Indonesia
cukup tinggi.
III. Kondisi Sosial Indonesia

Keberagaman suku dan budaya didukung oleh letak Indonesia yang berada pada jal
Indonesia terbentuk dalam kelompok masyarakat yang multikultur. Hal ini banyak
perdagangan dunia, Banyaknya pedagang asing yang singgah, menyebabkan
masyaraka memengaruhi perilaku sosial masyarakat Indonesia, baik pada ranah
politik, ekonomi, maupu sosial budaya.

E. Kondisi Sosial-Budaya
Kondisi sosial-budaya dapat teramati secara langsung melalui interaksi sosial yang
terjadi memiliki beragam suku dan budaya yang meliputi pada keluarga, teman, dan
pekerjaan. Indonesia bahasa, adat istiadat, tatanan kehidupan, sistem kekerabatan,
kesenian daerah, dan tempat asal Kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia,
antara lain sebagai berikut.

A. Sistem kekerabatan

Karakter asli yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejatinya adalah sistem
kekerabatan yang sangat erat. Hal ini dapat dilihat pada perilaku kehidupan sebagai
masyarakat perdesaan yang belum terpengaruh budaya luar. Sebagai contoh, ketika
seseorang akan mendirikan rumah, masyarakat desa akan bergotong royong
membantu pembangunan rumah tersebut tanpa mengharapkan imbalan. Contoh
lainnya yang mencerminkan eratnya sistem kekerabatan adalah saat menggarap
sawah, melakukan ritual keagamaan, dan hajatan
Seiring perkembangan zaman, masyarakat Indonesia mulai dituntut dengan
kehidupan yang serba praktis yang menyebabkan sistem kekerabatan lambat laun
mulai tergerus Fenomena tergerusnya sistem kekerabatan sangat terasa pada
kehidupan masyarakat perkotaan. Masyarakat perkotaan lebih senang hidup
individualis dan mulai meninggalkan asas gotong royong

b. Taraf pendidikan

Taraf pendidikan masyarakat perkotaan umumnya lebih tinggi daripada masyarakat


perdesaan. Hal ini karena tuntutan kehidupan kota yang lebih kompleks dengan
perkembangan teknologi yang sangat cepat. Sementara itu, kehidupan di cenderung
lebih sederhana.

c. Pola pikir

Masyarakat perkotaan cenderung berpikir praktis dan pragmatis saat berhadapan


dengan permasalahan kehidupan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.
Bertolak belakang dengan pola pikir masyarakat desa yang masih menjunjung tinggi
norma- keluarga akan menyelenggarakan hajatan, masyarakat desa akan
menyiapkan berbagai norma sosial dalam menjalankan kehidupan. Contoh konkret
adalah ketika sebuah keperluan dan ritual acara yang melibatkan banyak warga,
sedangkan masyarakat kota cukup menyewa jasa penyelenggara untuk
melaksanakan hajatan tersebut.

D. Mobilitas

Tingkat mobilitas yang tinggi pada umumnya


terlihat di wilayah perkotaan dan pusat
perdagangan. Pulau Jawa dan Batam merupakan
contoh pulau yang mempunyai aktivitas mobilitas
terutama pulau Jawa bagian pesisir utara. Hal itu
karena di wilayah pesisir utara Jawa terdapat
banyak bandar udara dan pelabuhan yang
memudahkan mobilitas antarpulau.

Anda mungkin juga menyukai