Anda di halaman 1dari 5

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bapak/Ibu guru dan staf tata usaha yang saya hormati…


Anak-anakku, siswa dan siswa … yang membanggakan…
Segala Puji Bagi Alloh yang telah memberikan beribu kesemangatan kepada kita sekalian hingga mampu
datang memenuhi undangan pada acara ini, sholawat dan salam tak lupa mari kita limpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman jahiliyah kezaman terang benderang seperti sekarang
ini, tidak lupa kepada keluarganya, sohabatnya dan pengikutnya hingga kepada kita semua di berikan
syafa’atnya hingga yaumil akhir.
Belajar adalah proses untuk mengetahui dan memahami…
Dengan belajar, seseorang bisa menjadi tahu dan paham pada apa yang ia pelajari.
Belajar tidak dapat menjadikan seseorang paham apabila dilakukan tanpa kesungguhan. Oleh karena itu
seseorang perlu memiliki motivasi agar ia dapat belajar dengan sungguh-sungguh.
Kamu sekalian (selaku siswa) juga perlu memiliki motivasi dalam belajar agar apa yang dipelajari dapat
mengubah kamu dari tidak tahu menjadi banyak tahu dan dari tidak mengerti menjadi paham.
Ibu juga merasakan ketika se-usia kamu, dahulu saat masih menjadi siswa, menumbuhkan semangat atau
motivasi belajar itu cukup sulit. Akan tetapi, setelah Ibu mencintai semua pelajaran di sekolah, Ibu mulai
menyadari bahwa belajar itu sangat menyenangkan.
Mungkin kamu juga bisa mulai mencintai semua mata pelajaran yang kamu pelajari. Dengan demikian
kamu akan memiliki semangat yang lebih, sehingga motivasi belajarmu akan lebih besar.
Kamu perlu ingat bahwa ketika seseorang memiliki motivasi yang besar, maka itu adalah “modal” untuk
meraih keberhasilan.
Dalam hal apapun itu, motivasi penting untuk dimiliki sebagai energi tambahan agar seseorang bisa
berhasil atau sukses.
Hanya itu amanat yang bisa disampaikan oleh Ibu pada upacara bendera hari senin ini.
Semoga amanat ini membuat kamu sadar betapa pentingnya motivasi belajar agar kamu bisa meraih
prestasi di dalam maupun di luar sekolah.
Sekian…
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Yang Saya Hormati Ibu Kepala Sekolah beserta staf
Yang Saya Hormati Ibu / Ibu Guru
Dan Yang Saya Sayangi Siswa/Siswi yang berbahagia.
Pertama – tama marilah kita sampaikan rasa puji dan syukur kita kehadirat Allah SWT, Tuhan
Semesta Alam yang tak henti – hentinya telah memberikan hidayah dan nikmatnya sehingga kita
semua dapat berkumpul dalam ruangan ini tanpa halangan sedikitpun dan dalam kondisi sehat
walafiat.
Tak lupa marilah kita sanjungkan shalawat serta salam kepada junjungan kita, Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita ke luar dari zaman kegelapan menuju zaman yang
terang benderang saat ini. Semoga kita diberikan syafaatnya pada yaumil akhir kelak amin.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan amanat pembina upacara yang
bertema: Kebersihan Sekolah
Sekolah adalah tempat para siswa belajar. Siswa belajar di sekolah dari pagi hingga siang, Siswa
belajar di sekolah agar menjadi pintar, Agar dapat meraih cita-cita. Ada yang cita-citanya ingin
menjadi polisi, tentara, pengusaha, dan lain-lain.
Kebersihan sekolah harus dijaga. Agar sekolah menjadi tempat yang nyaman untuk belajar
sehingga para siswa dan tenaga kependidikan menjadi betah. Kebersihan harus dijaga agar tubuh
menjadi sehat. Bila lingkungan kotor maka tubuh menjadi mudah terserang penyakit. Sekolah
yang bersih menjadikan sekolah sebagai tempat yang kondusif untuk belajar. Kondusif
maksudnya tidak ada gangguan lalat, bau-bauan, sampah dan lain-lain. Sekolah yang bersih
menjadikan siswa fokus untuk belajar, semangat belajar.
Untuk menjaga kebersihan sekolah maka piket kelas harus bekerja dengan benar. Bagi siswa yang
tidak piket kelas maka buanglah sampah pada tempatnya. Agar lingkungan sekolah menjadi
bersih. Agar meja dan kursi menjadi bersih maka jangan mencoret-coret meja dan kursi jangan
mencoret-coret sekolah. Kemudian yang buang air kecil, maupun air besar di toilet maka harus
disiram yang bersih, agar tidak menimbulkan bau yang tidak sedap.
Demikianlah amanat pembina upacara pada hari ini
Terimakasih atas perhatiannya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarokaatuh…


Pertama – tama dan yang paling utama serta yang diutamakan dalam setiap kita bertemu adalah
memanjatkan puji dan syukur kepada Allah swt karena pada saat ini kita diberikan salah satu nikmatnya
yaitu nikmat kesempatan untuk berada di tempat ini. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat dan taslim atas
jujungan kita, manusia yang kita jadikan contoh yaitu nabi Muhammad saw. Karena beliaulah kita semua
berada disini akibat pengaruh beliau di dunia ini.
Isi Amanat:
Anak-anakku sekalian, siswa-siswi SD … yang Ibu cintai.
Sopan santun merupakan sikap yang mesti dibiasakan semenjak masih kecil lantaran itu termasuk akhlak
terpuji. Sikap tersebut sanggup mengakibatkan seseorang dipandang sebagai insan yang berpendidikan.
Sikap sopan dan santun perlu dimiliki oleh setiap orang lantaran banyak manfaat yang sanggup kita
rasakan dengan bersikap demikian. Misalnya: kita akan disenangi orang lain, dihargai, dan masih banyak
lagi manfaatnya.
Siapa orang yang harus kita perlakukan dengan sopan? Kita sanggup bersikap sopan terhadap orang-orang
di sekeliling kita, menyerupai orang tua, guru, bahkan teman.
Bagaimana semoga kita sanggup menerapkan sikap itu dalam kehidupan sehari-hari?
Caranya mudah, anak-anak. Kita sanggup berbicara dengan tutur kata yang lemah-lembut terhadap orang
yang lebih tua.
Coba kau praktek-kan sendiri mulai hari ini bicara memakai bahasa yang baik dan halus. Kemudian
perhatikanlah orang yang kau ajak bicara. Besar kemungkinan mereka akan membalasnya dengan gaya
bicara yang baik juga.
Sopan santun juga sanggup kita praktek-kan dalam hal lain, contohnya dengan berperilaku atau bertindak
menyerupai orang yang rendah hati. Misalnya: saat kau berjalan melewati sekumpulan orang, kau sanggup
mengucapkan permisi sambil memperlihatkan senyuman.
Hal-hal yang Ibu contohkan tadi merupakan sebagian kecil dari sikap sopan santun yang sanggup kita
terapkan pada kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. Masih banyak sikap sopan-santun lainnya yang
belum disebutkan.
Kesimpulan:
Kita sebagai insan niscaya ingin mendapat perlakuan sopan dari orang lain di sekitar kita. Oleh alasannya
itu, kalau kita menginginkan itu dari orang lain, maka kita pun mesti memperlakukan orang lain dengan
sopan. Sehingga nantinya akan tercipta suatu relasi yang baik atas dasar saling menghargai satu sama lain.
Hanya itu amanat yang sanggup Ibu sampaikan pada upacara hari ini. Semoga kau sanggup memaknai apa
yang Ibu sampaikan, sehingga kau di masa depan menjadi orang-orang yang baik dan menjunjung tinggi
nilai kesopanan baik terhadap orangtua maupun terhadap orang lain secara umum.
Hanya itu yang bisa saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas
perhatiannya saya ucapkan terima kasih..
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarokaatuh…

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Yang terhormat Ibu Kepala Sekolah, Ibu dan Ibu Guru serta wali murid, juga teman-teman semua yang
berbahagia. Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmat-Nya kita dapat berkumpul pada hari ini dalam acara………….Pada hari yang
berbahagia ini izinkanlah saya selaku……..untuk menyampaikan sepatah-dua patah kata
Tanggungjawab mungkin bisa diartikan sebagai konsekuensi yang harus diterima atau dijalankan terhadap
apa yang sudah dilakukan atau dijalani. Kita sering mendengar kata “lepas tanggungjawab” artinya tidak
mau mempertanggungjawabkan apa yang sudah dilakukan (lempar batu sembunyi tangan). Ada tihal
penting yang harus dipahami dan dijalankan oleh seorang siswa atau pelajar berkenaan dengan
tanggungjawab.
1. Tanggung jawab sebagai seorang pelajar/siswa
Setiap siswa harus menanamkan rasa tanggungjawab pada diri masing-masing. tanggungjawab siswa
sebagai pelajar adalah belajar dengan baik, mengerjakan tugas sekolah yang sudah diberikan kepadanya,
disiplin dalam menjalani tata tertib sekolah. Artinya setiap siswa wajib dan mutlak melaksanakan
tanggungjawab tersebut tanpa terkecuali.
Tapi kenyataannya banyak siswa yang merasa terbebani dengan kewajiban mereka sebagai pelajar. siswa
berangkat ke sekolah tidak lagi untuk tujuan belajar, akan tetapi dijadikan sebagai ajang untuk ketemu,
kumpul dengan teman-teman, ngobrol dan lain sebagainya. sementara tugas sejatinya untuk belajar dan
menimba ilmu sudah bukan lagi menjadi pokok. tapi ini realita dan potret siswa masa kini. selalu
menginginkan sesuatu tanpa bersusah payah. menyerah sebelum berjuang, kalah sebelum bertanding.
2. Tanggung jawab sebagai seorang anak
Banyak siswa tidak menyadari atau menyadari tapi tidak mau melakukan penyadaran diri, bahwa orangtua
tidak menginginkan banyak hal pada dirinya. hanya satu yang diinginkan oleh orangtua yaitu anak saya
bisa bersekolah, belajar dengan baik dan kelak lulus mempunyai kehidupan lebih baik dari orangtuanya.
sekali lagi, hanya itu wahai para siswa tercinta.
Tidak kah kita pernah membayangkan, bagaimana orangtua membanting tulang mencari biaya untuk kita
bersekolah. tidak pernah terbersit sedikit-pun dalam benak mereka agar kalian mengganti apa yang sudah
diberikan. Tidak kah pernah kita pikirkan, bagaimana orangtua kita memutar otak untuk kita, tapi apa
balasan yang kita berikan. semuanya kita balas dengan kemalasan dan kebohongan. kita malas bersekolah,
berbohong ke sekolah tapi tidak sampai. sekali lagi inilah potret siswa masa kini (walaupun tidak semua)
3. Tanggung jawab sebagai seorang hamba
Sudahkah kita menjalankan kewajiban kita sebagai orang yang beragama. Banyak diantara kita yang
mampu secara akademis, tercukupi dari segi materi tapi jiwanya kosong karena tidak tersentuh oleh nilai-
nilai ibadah. Untukmu para siswa, jalankan kewajiban sebagai umat, jangan banyak meminta tapi
mengabaikan tugasmu sebagai seorang hamba.
Kita mendekatkan diri pada-Nya manakala kita berada pada kondisi terjepit dalam kehidupan. Bayangkan
betapa indahnya hidup kita seandainya ketiga tanggungjawab ini seiring sejalan atau saling terintegrasi.
Insya Allah akan terbentuk siswa-siswa yang cerdas akademik dan pribadi yang sholeh sehingga pada
akhirnya akan lahir generasi penerus yang membanggakan.
Demikian yang bisa saya sampaikan Akhiru Kallam Wabillahi Taufik Walhidayah Wassalamu ‘Alikum
Warohmatullohi Wabarokatuh..

Asalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Yang terhormat kepala SMA/SMP/SD Motomotif 89, yang terhormat wakil kepala
SMA/SMP/SD Motomotif 89, serta anak anakku yang saya sayangi dan saya banggakan.

Rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa kita ucapkan, karena rahmat dan hidayahnya,
kita dapat melakukan upacara bendera pada Senin ini dalam kondisi yang sehat.

Anak anakku sekalian, kedisiplinan, pada pagi ini ada sedikit yang ingin saya sampaikan
mengenai kedisiplinan merupakan dasar dari rasa tanggung jawab. Tidak hanya murid
melainkan untuk semua yang ada di lapangan ini, banyak yang beranggapan bahwa
kedisiplinan ini merupakan sesuatu yang merepotkan dan membuat diri sendiri ribet.

Pakaian diatur rapi, berseragam, datang tepat waktu, pulang tepat waktu semuanya diatur
dalam satu aturan. Ribet dan tidak praktis bukan? Tapi bisakah kita melihat dari sisi lain
dari keribetan ini? Dari aturan aturan yang sudah ditentukan, memiliki impact atau efek
terhadap diri kita, atau manfaat untuk diri kita sendiri yaitu apa? Rasa tanggung jawab
terhadap diri sendiri.
Dalam setiap aturan kedisiplinan pasti ada yang namanya sanksi, nah sanksi inilah yang
bisa melatih diri kita untuk lebih disiplin. Bukan memberi rasa takut, tapi kita lihat dari
segi lain. Yang mana memiliki efek yang permanen terhadap diri kita sendiri untuk masa
depan kita sendiri. Karena kedisiplinan ini akan kita bawa hingga kita tua nanti. Karena
kedisiplinan merupakan sebuah kebiasaan. Jadi jika dalam berkehidupan kita tidak biasa
berdisiplin, maka hingga masa tua kita tidak akan pernah bisa disiplin. Pasti ada rasa malas
yang lebih kuat menutupi rasa disiplin tersebut.

Untuk kebaikan kita sendiri mari mulai sekarang detik ini juga, kita berjanji dengan diri
kita sendiri untuk berdisiplin. Jika kalian tidak disiplin kalian kena sanksi, yang rugi juga
bukan orang lain, tapi diri kalian sendiri. Itulah bentuk tanggung jawab yang terbangun
oleh adanya kebiasaan berdisiplin.

Sebelum saya tutup akhir pidato/sambutan ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya,
jika ada kalimat dan tutur kata yang kurang berkenan serta kurang layak di dengar, sekian
dari saya dan saya haturkan terima kasih.

Wassalamu ‘Alikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai