Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Jakarta merupakan ibukota dari Negara Indonesia yang memiliki lalu

lintas macet sepanjang waktu terlebih saat hari kerja, bukan hanya di ibukota

dampak macet tersebut juga berdampak kekota–kota lain, seperti Bogor, Bekasi,

Depok dan Tangerang, keadaan macet tersebut dikarenakan banyaknya individu

yang menghuni wilayah ibukota dan sekitarnya karena wilayah tersebut adalah

pusat ekonomi Indonesia sehingga terdapat banyak kantor, tempat usaha, kampus

dan sekolah yang berada di wilayah tersebut. Masyarakat ibukota dan sekitarnya

untuk menjalankan aktivitas sehari - hari baik itu ketempat kerja, tempat usaha,

kampus maupun sekolah lebih memilih untuk menggunakan kendaraan bermotor

agar lebih cepat, praktis dan efisien untuk sampai ditujuan dibandingkan dengan

menggunakan kendaraan non bermotor seperti sepeda yang dapat menguras

tenaga dan mengeluarkan keringat.

Kendaraan bermotor baik itu roda empat maupun roda dua termasuk dalam

kendaraan yang sering digunakan masyarakat untuk beraktivitas sehari - hari,

khususnya kendaraan bermotor roda dua yang dapat lebih cepat melewati macet

dan dapat melewati jalan kecil untuk memotong jalan agar lebih cepat sampai

ditujuan.

1
2

Kendaraan roda dua memiliki tujuh jenis atau tipe, yakni tipe motor listrik,

sport touring, sport, bebek, touring, dual sport, cuiser dan matik”. (Dohir, 2017).

Dari ketujuh tipe motor tersebut hanya empat tipe yang sering digunakan untuk

aktivitas sehari- sahari yakni tipe sport touring, sport, bebek dan matik, dari

keempat tipe tersebut tipe matik lah yang disukai masyarakat dikarenakan lebih

praktis dan mudah untuk dikendarai. Banyak brand memproduksi sekuter matik

yang memiliki dealer diwilayah perkotaan di Jabodetabek, seperti Yamaha dan

Honda menawarkan kelebihan dari masing – masing produk, mulai dari harga

termurah hingga sekuter matik berharga premium yang disukai oleh masyarakat.

Selain Yamaha dan Honda yang mendistribusikan produk sekuter matik

berharga premium diwilayah Jabodetabek, Piaggio Vespa juga ikut meramaikan

persaingan penjualan sekuter matik berharga premium di wilayah Jabodetabek

dengan mendirikan main dealer PT. Anugerah Sinergi Pratama sebagai main

dealer Piaggio Vespa. Brand Piaggio Vespa sendiri berawal dari memproduksi

sekuter manual yang berasal dari Negara Itali sejak tahun 1946 dengan produk

pertamanya yang diberikan nama Vespa 946. Sejak tahun 2011 Piaggio Vespa

masuk secara resmi di Indonesia dan memperjual belikan Piaggio Vespa di

Indonesia, untuk tipe Piaggio Vespa saat ini ada lima tipe, yaitu LX 125, S 125,

Primavera 150, Sprint 150 dan GTS 150, dari kelima tipe tersebut Vespa Sprint

yang lebih dikenal oleh masyarakat dikarenakan tipe Sprint memiliki bodi yang

tidak terlalu besar seperti GTS, memiliki pilihan warna lebih beragam

dibandingkan tipe lain.

Piaggio Vespa merupakan brand sekuter matik berharga premium yang sudah

resmi masuk di Indonesia pada tahun 2011 dan telah bekerja sama dengan main
3

dealer PT. Anugerah Sinergi Pratama untuk mendirikan dealer Piaggio Vespa di

wilayah Bogor, Tebet, Pondok Gede, Tangerang dan Bekasi. Masyarakat masih

banyak yang belum menyadari bahwa Piaggio Vespa sebagai produsen sekuter

matik, dikarenakan pola pikir masyarakat masih mengganggap bahwa Piaggio

Vespa adalah brand dari produk sekuter manual zaman dahulu. Karena kurangnya

kesadaran masyarakat akan produk Piaggio Vespa sebagai produk sekuter matik

modern, maka PT. Anugerah Sinergi Pratama sebagai main dealer dari Piaggio

Vespa diharuskan untuk mengiklankan produk tersebut dalam media cetak tentang

otomotif, demi meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya pecinta Vespa

bahwa Piaggio Vespa kini memproduksi sekuter matik dan tidak menganggap

Piaggio Vespa sebagai brand yang memproduksi sekuter manual seperti zaman

dahulu. Berikut teori kesadaran brand (brand awareness) menurut Durianto dalam

Suprajang dan Wijaya (2015:174) mengemukakan bahwa “Brand Awareness

adalah kesadaran menggambarkan keberadaan merk dalam pikiran konsumen

yang dapat menjadi penentu dalam beberapa kategori dan biasanya mempunyai

peranan kunci dalam brand equality”.

Alasan penulis memilih media cetak karena menurut survey pada tahun 2017

yang mengemukakan bahwa :

Alasan utama para pembaca masih memilih untuk membaca Tabloid atau
Majalah lebih kepada kisah nyata yang diulas. Jika dilihat dari profil pembaca,
media cetak di Indonesia cenderung dikonsumsi oleh konsumen dari rentang
usia 20-49 tahun (74%), memilki pekerjaan sebagai karyawan (32%) dan
mayoritas pembacanya berasal dari Kelas Atas (54%). Ini menunjukkan bahwa
pembaca media cetak masih produktif dan dari kalangan yang mapan. (Lubis,
2017).
4

Kesimpulannya penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan mencoba

mengangkat permasalahan seperti diatas dan menuangkannya dalam penulisan

tugas akhir dengan judul :

“MENINGKATKAN BRAND AWARENESS PIAGGIO VESPA SEBAGAI

SEKUTER MASA KINI MELALUI IKLAN MEDIA CETAK”.

1.2 Rumusan Permasalahan

Menurut latar belakang yang telah dijelaskan diatas terdapat beberapa

permasalahan seperti kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap Piaggio Vespa,

maka dari itu penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana menarik minat konsumen untuk membeli produk sekuter matik

Piaggio Vespa?

2. Bagaimana cara agar konsumen menganggap bahwa Piaggio Vespa bukan lagi

sekuter zaman dahulu?

1.3 Tujuan Perancangan

Iklan produk sekuter matik Piaggio Vespa ini memiliki beberapa tujuan

spesifik untuk menjelaskan fitur – fitur Piaggio Vespa kepada masyarakat,

khususnya ditujukkan kepada semua kalangan. Adapun tujuan dibentuknya

rancangan iklan tersebut yaitu :

1. Sebagai salah satu syarat kelulusan program Diploma Tiga (D.III) Jurusan

Periklanan Akademi Bina Sarana Informatika (AKOM BSI)

2. Memperkenalkan produk yang dimiliki Piaggio Vespa

3. Menjelaskan kelebihan yang dimiliki sekuter matik Piaggio Vespa


5

1.4 Ruang Lingkup Perancangan

Dalam ruang lingkup perancangan ini penulis menggunakan perancangan

berupa media cetak, Menurut Moriarty dalam Girsang (2017:72) mengemukakan

bahwa “periklanan dengan media cetak mencakup promosi tercetak pada koran,

majalah, brosur dan media cetak lainnya seperti reklame dan poster”. Klien kami

adalah PT. Anugerah Sinergi Pratama, perusahaan yang bergerak dibidang

penjualan otomotif Piaggio Vespa untuk regional Jabodetabek. Produk dari klien

kami adalah kendaraan roda dua yang berjenis sekuter matik, harga dan kualitas

yang ditawarkan berbeda dibandingkan dengan kompetitor sehingga produk klien

kami termasuk sebagai produk sekuter matik premium. Piaggio Vespa memiliki 5

tipe sekuter matik, yaitu Vespa S 125, Vespa Lx 125, Vespa Primavera 150,

Vespa Sprint 150 dan Vespa GTS 150. Jika melihat dari hasil penjualan bulan

Januari – Maret 2018 maka Vespa Sprint 150 yang menjadi best seller dan tipe

tersebut yang kami gunakan sebagai objek iklan. Kami mengiklankan produk

Piaggio Vespa di media cetak majalah dikarenakan produk tersebut adalah produk

premium yang memiliki pangsa pasar khusus, sama halnya dengan majalah yang

memiliki target pembaca khusus sehingga membuat produk Piaggio Vespa

berbeda dengan kompetitor.

1.5 Manfaat Perancangan

Manfaat dari perancangan iklan media cetak ini dapat diperoleh oleh penulis

maupun klien, berikut manfaat yang diperoleh oleh penulis maupun klien :

1. Penulis

Dengan adanya perancangan iklan media cetak ini penulis mendapatkan

manfaat berupa wawasan dalam merancang iklan di media cetak dan dapat
6

lulus Tugas Akhir sebagai salah satu syarat kelulusan program Diploma Tiga

(D.III) jurusan periklanan AKOM BSI Jakarta

2. Klien

Dengan adanya perancangan iklan media cetak ini klien mendapatkan

manfaat berupa meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap produk Piaggio

Vespa dan omset penjualan Piaggio Vespa yang bertambah dikarenakan

melakukan kegiatan mmengiklankan produk.

1.6 Metode Perancangan

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

1. Data Primer

a. Wawancara

Menurut Setyadin dalam Gunawan (2014:160) mengemukakan bahwa

“wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan kepada suatu masalah

tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih

berhadapan secara fisik”. Dengan metode ini, penulis secara langsung

melakukan wawancara dengan Bapak Torang Yumardi Manullang selaku

Supervisor di Dealer Piaggio Vespa PT. Anugerah Sinergi Pratama cabang

Tangerang untuk memperoleh data internal dan mengetahui strategi

pemasaran yang dilakukan oleh klien.

b. Observasi

Menurut Poerwandari dalam Gunawan (2014:143) mengemukakan

bahwa “observasi merupakan metode dasar dan tertua, karena dengan cara

tertentu kita terlibat dalam proses pengamatan”. Dengan metode ini, penulis

telah melakukan observasi dengan ikut serta kedalam aktivitas marketing di


7

PT. Anugerah Sinergi Pratama cabang Tangerang dalam menawarkan

produk Piaggio Vespa agar dapat mengetahui persebaran atau sistem

penjualan Piaggio Vespa.

c. Dokumentasi

Menurut Gottschalk dalam Gunawan (2014:175) mengemukakan bahwa

“dokumentasi dalam pengertian luas berupa setiap proses pembuktian yang

didasarkan atas jenis sumber apapun, baik bersifat tulisan, lisan, gambaran

atau arkeologis”. Metode Dokumentasi ini penulis gunakan untuk

mengabadikan informasi mengenai PT. Anugerah Sinergi Pratama secara

tertulis, baik dalam proses pemasaran, informasi perihal produk hingga

informasi internal dan pengambilan gambar saat melakukan observasi yang

digunakan untuk dijadikan sumber dokumentasi dari penulisan tugas akhir

ini.

1.6.2 Analisa Data

1. Menurut Sugiyono dalam Makikama (2013:899) mengemukakan bahwa

“metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai awannya adalah

eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci”.

2. Analisa SWOT

Menurut Freed dalam Asmawati (2018:67) mengemukakan bahwa “analisis

SWOT adalah identifikasi berbagai macam faktor secara sistematis untuk

merumuskan strategi perusahaan yaitu faktor internal dan faktor ekternal

perusahaan”. Berikut pengertiannya :

a. Kekuatan (Strenght)
8

Kekuatan adalah sumber daya, keterampilan, atau keunggulan – keunggulan

lain yang berhubungan dengan para pesaing perusahaan dan kebutuhan

pasar yang dapat dilayani oleh perusahaan yang diharapkan dapat dilayani.

b. Kelemahan (Weakness)

Kelemahan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,

keterampilan, dan kapabilitas yang secara efektif menghambat kinerja

perusahaan, keterbatasan tersebut dapat berupa fasilitas, sumber daya,

keuangan, kemampuan manajemen dan keterampilan pemasaran dapat

merupakan sumber dari kelemahan perusahaan.

c. Peluang (Opportunity)

Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkup

perusahaan. Kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang,

seperti perubahan teknologi dan meningkatkan hubungan anatara

perusahaan dengan pembeli atau pemasok merupakan gambaran bagi

perusahaan.

d. Ancaman (Treats)

Ancaman adalah siatuasi penting yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan perusahaan. Ancaman merupakan pengganggu utama bagi posisi

sekarang atau yang diinginkan perusahaan.

1.7 Skematika Perancangan

Penulis memiliki kegiatan perancangan sebagai mana mestinya, berikut ini

adalah penjelasan mengenai kegiatan perancangan beserta dengan skema singkat

dari proses kegiatan perancangan :


9

1. Client Brief

Client Brief adalah penjelasan mengenai pemberian data internal klien kepada

penulis berupa profil perusahaan, struktur organisasi perusahaan, spesifikasi

produk, harga produk, informasi mengenai kompetitor, kelebihan dan

kekurangan produk dibandingkan kompetitor dan sistem promosi.

2. Brainstorming

Penulis melakukan teknik brainstorming untuk menentukan big idea yang akan

digunakan sebagai konsep karya.

3. Pra – produksi

Penulis melakukan proses rough sketch dimana ide yang didapat dari proses

brainstorming dituangkan dalam beberapa konsep karya sketsa.

4. Presentasi

Presentasi kepada klien terhadap konsep karya yang akan diproduksi guna

untuk menapatkan persetujuan dari pihak klien.

5. Approval Ide Kreatif

Setelah penulis melakukan presentasi, klien memberikan persetujuan terhadap

konsep karya iklan yang telah direvisi dan klien memberikan persetujuan untuk

selanjutnya melakukan proses produksi.

6. Produksi

Penulis melakukan produksi karya iklan media cetak yang telah disetujui oleh

pihak klien

7. Approval Karya

Setelah penulis melakukan produksi pembuatan iklan media cetak selesai dan

disetujui oleh klien kemudian penulis mengajukan surat approval atau surat
10

persetujuan untuk selanjutnya klien dapat memberikan nilai dari konsep yang

telah dibuat

Berikut skematika singkat dari penjelasan di atas :

Latar Belakang

Identifikasi

Data Klien Analisis Data

Konsep Perancangan

Pembuatan Karya

Penempatan Media

Kesimpulan dan
Saran

Gambar I.1. Skematika singkat

Anda mungkin juga menyukai