Anda di halaman 1dari 1

6 senin, 13 februari 2023 koloM pakar

Paradigma
Sekolah Dokter
Spesialis
Iqbal Mochtar
Pengurus PB IDI dan Perdoki, anggota Dewan Pakar PAKKI

U
NTUK menjadi dokter spe- time-nya 27 hari, sementara untuk luar negeri. Dokter-dokter itu
sialis, seorang dokter umum dokter kebidananan dan kulit waiting berjibaku membangun kesehatan
harus sekolah lagi. Sekolah- time-nya lebih sebulan. negeri. Terlepas dari keberhasilan
nya berupa coaching dan Banyak penyebab langkanya dokter tersebut, tentu saja masih terdapat
training di rumah sakit. Di Indonesia, spesialis di seluruh dunia. banyak room for improvement. Se-
sekolah spesialis itu bernama Program Pertama, sekolah spesialis membu- lain kendala universal disebutkan
­P endidikan Dokter Spesialis (PPDS). tuhkan waktu lama. Untuk menjadi di atas, Indonesia ketambahan per-
Lama programnya 3-6 tahun; bergan- spesialis, dokter terlebih dahulu me- soalan lain, yaitu iklim pendidikan
tung pada bidang spesialisasi yang dipi- nyelesaikan dokter umum dan intern- yang belum sepenuhnya kondusif.
lih. Pelaksana PPDS di Indonesia ialah ship yang lamanya 6-7 tahun. Setelah Sebagian sekolah spesialis masih
universitas. Lewat fakultas kedokteran, itu, bersekolah spesialis selama 3-6 dibayang-bayangi kultur negatif dan
universitas melakukan seleksi peneri- tahun. Jadi, total sekolahnya minimal sistem yang terkontaminasi.
maan, pendidikan dan pemberian gelar 9-13 tahun. Di Amerika bisa lebih lama Hingga saat ini, masih ada program
spesialis. Makanya model PPDS di Indo- lagi karena syarat masuk fakultas ke- spesialis yang menerapkan kultur
nesia disebut university-base. dokteran ialah memiliki ijazah sarjana negatif dalam penerimaan dokter spe-
Akhir-akhir ini PPDS banyak disorot. (bachelor degree) dari disiplin lain ter- sialis. Mereka mensyaratkan aturan-
Program itu dianggap gagal menjadi lebih dahulu. Padahal, untuk mendapat aturan sangat ketat untuk mendaftar:
mesin produksi dokter yang efektif. bachelor degree itu paling tidak butuh usia mesti di bawah 30-35 tahun, men-
Alasannya, jumlah dokter spesialis 2-4 tahun. dapat rekomendasi
hingga saat ini masih sangat kurang. Kedua, biaya sekolah spesialis mahal. senior dan
Pada spesialis tertentu, jumlahnya Di Indonesia, biaya sekolah selama 3-6 institusi,
bahkan lebih langka dari badak su- tahun bisa mencapai ratusan juta, atau me­m iliki
matra. Selain itu, banyak menuding bahkan miliaran. Berbagai negara lain n i l a i
PPDS sebagai program diskriminatif, juga menerapkan training fee yang TOEFL yang
mahal, dan complicated; kondisi yang besar, terutama untuk dokter dari luar tinggi, dan melampir-
memperparah produksi dokter. Karena negeri (overseas doctor). Di Malaysia, kan beragam sertifikat. Termasuk
itu, muncul gagasan untuk mengubah beberapa sekolah spesialis menetapkan fungsi kognitif, tes psikologis, bebas
total model sekolah spesialis. Model institutional fee sebesar Rp 250 juta bagi narkoba, dan surat kelakukan
university-base dianggap tidak relevan dokter lokal, dan Rp 700 juta bagi over- baik dari polisi. Untuk
lagi dengan kebutuhan Indonesia. Mun- seas doctor. Itu belum termasuk biaya mendaftar sekolah
cul pula narasi untuk mengeskalasi hidup keseharian. saja, persyaratan-
produksi dokter spesialis lewat ber- Ketiga, keterbatasan peluang dok- nya sudah demikian
macam cara, termasuk membuka dan ter spesialis. Fenomena itu terjadi di b a ny a k d a n ke t a t .
memperbanyak program pendidikan seluruh dunia. Penyebabnya adalah Akibatnya, banyak dokter
spesialis, mengajak dokter diaspora ba- terbatasnya tenaga pendidik dan sarana terkendala mendaftar dan ha-
lik Indonesia, serta memberi izin dokter pendidikan. Karena minimnya peluang, rus meredam seumur hidup
asing praktik. seleksinya menjadi ketat. Di Inggris, keinginan menjadi dokter
pendaftar sekolah spesialis mesti telah spesialis. Padahal, tidak
lulus MRCP plus PLAB bagi overseas semua persyaratan itu
doctor. Kedua ujian itu tidak mudah. terkait dengan kapasitas
Pemerintah nyaris tidak hadir Di Amerika, pendaftar harus menjalani pendidikan.
ujian USMLE, matrikulasi residensi,
dalam sekolah spesialis itu. serta mendapat penerimaan rumah
Dokter yang bersekolah dibiarkan sakit. Di Jerman, banyak overseas
doctor yang harus menunggu
berjibaku dengan persoalan bertahun-tahun untuk men-
mereka sendiri. Pemerintah dapat kesempatan sekolah
spesialis.
tidak pernah mengupayakan Keempat, peraturan

pendidikan spesialis gratis atau praktik spesialis yang


ketat. Sejumlah seko-
reduksi biaya pendidikan. lah dokter di luar negeri
mendidik dan mencetak
dokter spesialis, tetapi tidak
Barang langka mengizinkan lulusan me- Duta
Per Januari 2023, terdapat 215 ribu reka praktik di negara mereka.
dokter di Indonesia. Dari jumlah ini, Dokter spesialis itu harus mencari
seperempatnya (50 ribu) ialah dokter hidup mereka di negara lain. Beberapa
spesialis berbagai bidang. Jumlah dok- sekolah lain hanya memberikan partial
ter tiap spesialisasi bervariasi, dengan license kepada lulusan mereka; arti-
rentang yang sangat lebar. Sebagian nya mereka bisa bekerja, tetapi di ba-
spesialisasi jumlahnya cukup lumayan. wah supervisi dokter lain. Ada pula
Dokter spesialis anak, kebidanan/kan- negara yang menggunakan sistem
dungan, serta penyakit dalam masing- adaptasi atau ujian ulang (qualifying perhatian terhadap kesejahter-
masing jumlahnya sudah melebihi examination) saat ingin menerima aan mereka nyaris tidak ada.
5.000-an. Rasionya terhadap penduduk spesialis dari luar negara mereka. Belum pernah pemerintah mene-
berkisar 1:45.000. Beberapa spesialisasi Intinya, bahkan ketika seorang dokter tapkan upah minimal profesi bagi
lain jumlahnya sangat langka. Spesia- telah menjadi spesialis, masih terdapat dokter. Para dokter dibiarkan berkom-
lis bedah anak jumlahnya hanya 150 kendala untuk bisa langsung berpraktik petisi dan bersaing sesuai dengan me-
­orang; rasionya terhadap jumlah anak pada tempat yang diinginkan. kanisme pasar.
berkisar 1:600.000. Artinya, tingkat Kelima, penuaan populasi dan dok- Masih ada juga program yang terkon- Bercampurnya persoalan sistem dan
kelangkaan dokter spesialis bervariasi ter (aging population and doctor). taminasi oleh kultur perundungan dan kultur memicu kendala optimalisasi
bergantung pada spesialisasi. Pertambahan populasi serta mening- sejenisnya. Dokter yang bersekolah ka- sekolah dokter di Indonesia. Itu juga
Kelangkaan dokter spesialis tidak ha- katnya angka harapan hidup memicu dang disuruh melakukan hal-hal yang prekursor terbatasnya produksi dokter
nya terjadi di Indonesia. Hampir semua peningkatan kebutuhan tenaga dokter tidak relevan dengan iklim pendidikan. spesialis. Meretas persoalan itu tidak
negara di dunia berteriak kekurangan spesialis. Padahal di sisi lain, dokter Sebagian dokter bekerja melebihi jam sederhana; tidak bisa diubah hanya de-
dokter spesialis. Kasarnya, memang mengalami penuaan. Dalam 10 tahun kerja yang layak dan manusiawi; me- ngan mengganti model university-base
terjadi universal shortage. India saat mendatang, 2 dari 5 dokter di Amerika reka melakukan jaga malam penuh menjadi hospital-base. Juga tidak bisa
ini butuh tambahan 80% dokter spe- akan mencapai usia 65 tahun atau pen- dan besoknya harus lanjut kerja hingga hanya dengan membuat crash ­program,
sialis bedah, kebidanan, dan anak. Jika siun. Saat bersamaan, banyak dokter siang hari. Ironisnya, dokter yang dengan tujuan menambah jumlah
dibandingkan dengan dua tahun lalu, yang meninggalkan profesi mereka bersekolah itu tidak memperoleh gaji ­dokter spesialis secara instan.
kebutuhan spesialis mereka meningkat akibat isu kesejahteraan, burn out, atau insentif. Bertahun-tahun dokter Persoalan kompleks itu hanya bisa
70%, tetapi yang terisi hanya 26%. atau persoalan administrasi. Pening- itu bekerja di rumah sakit melayani ­diurai apabila ada komitmen kuat serta
Di Inggris, kekurangan dokter spesia- katan kebutuhan dokter spesialis tidak pasien tanpa dibayar. Alasannya, sta- upaya serius dan berkesinambungan
lis merupakan fenomena kronis. Saat dibarengi peningkatan relevan jumlah tus mereka bersekolah dan tidak perlu dari semua pemangku kepentingan
ini, 11 ribu lowongan spesialis ditawar- dokter spesialis. dibayar. Sementara itu, di luar negeri, untuk membuat iklim sekolah dokter
kan, tetapi tidak terisi. Meski telah ada Isu lain ialah distribusi dokter yang dokter yang sekolah telah mendapat menjadi lebih baik dan profesional.
40 ribu dokter dari Eropa yang bekerja tidak merata. Isu itu terjadi di berbagai bayaran yang layak. Jam kerjanya pun Pemangku kepentingan mesti bersin-
di Inggris, tetap saja mereka kekurang­ negara, termasuk Inggris dan Amerika. diatur sesuai dengan jam kerja staf ergi untuk menelisik root cause perso-
an dokter spesialis anestesi, anak, Dokter spesialis, apalagi subspesialis, lain. alan serta mencari jalan keluar. Bila
dan jantung. Saking kurangnya stok umumnya berpraktik di kota besar. Saat yang sama, pemerintah nyaris sekolah spesialis mahal, pemerintah
dokter, untuk bertemu dokter umum Jumlah mereka banyak di kota besar tidak hadir dalam sekolah spesialis mesti bisa mengalokasikan dana untuk
saja, diperlukan waktu tunggu (waiting dan tidak memadai di daerah-daerah. itu. Dokter yang bersekolah dibiarkan menggratiskan atau meminimalkan
time) 10-19 hari. Untuk bertemu dokter Di Amerika, 90% spesialis urologis ha- berjibaku dengan persoalan mereka biaya sekolah. Bila dokter sekolah ti-
spesialis, rerata waiting time-nya 4-5 nya praktik di kota-kota besar. Isu itu sendiri. Pemerintah tidak pernah dak digaji, universitas, rumah sakit,
bulan. Untuk superspesialisasi tentu memperbesar rasio kelangkaan dokter mengupayakan pendidikan spesialis dan ­pemerintah mesti bisa membuat
lebih lama lagi. spesialis di berbagai negara. Kembali gratis atau reduksi biaya pendidikan. aturan dan mengalokasikan penggajian
Hal sama terjadi di Amerika. Saat ini, lagi, isunya ialah kesejahteraan dan Tidak pernah serius menerapkan jam mereka.
negeri itu kekurangan 20 ribu dokter; ketersediaan fasilitas. Tanpa tawaran kerja yang layak, atau mengontrol pe- Bila ada kultur negatif dan per­
kekurangan meningkat menjadi 38 kesejahteraan dan fasilitas yang me- rundungan. undungan, rektor, dekan, dan ketua
ribu-125 ribu sebelum 2034. Padahal madai, sulit mengajak dokter spesialis Pemerintah baru hadir saat dokter program studi mestinya bisa meredam
saat ini, sekitar 200 ribu dokter asing berpraktik di daerah. menyelesaikan sekolah mereka. Saat dan menghapusnya. Setiap elemen
praktik di Amerika. Rasio spesialisasi itulah pemerintah meminta mereka negatif mesti ditambal satu demi satu
terhadap penduduk juga amat besar. Kultur negatif bekerja di daerah lewat program- dengan komitmen untuk berubah lebih
Rasio dokter jantung intervensi terha- Puluhan tahun Indonesia menjalan­ ­program khusus. Itu sangat aneh; pada baik. Bila upaya itu tidak terlaksana,
dap penduduk adalah 1:85.000, dokter kan PPDS lewat model university-base. fase awal, dokter dibiarkan berjibaku tingkat kelangkaan dokter spesialis
paru 1:62.000, dan radiasi onkologi Hasilnya sangat baik. Dengan model sendiri dan saat terakhir baru kemu- akan makin meroket dan jangan ber-
1:65.000. Akibat kelangkaan, untuk itu, telah tercetak lebih 50 ribu dokter dian didekati. Lebih aneh lagi, meski harap dokter spesialis tertentu tidak
bertemu dokter ahli jantung, waiting spesialis yang berkiprah di dalam dan sangat membutuhkan dokter spesialis, akan lebih langka dari badak sumatra.

Anda mungkin juga menyukai