Anda di halaman 1dari 4

I.

KEPERAWATAN MENGAHADAPI ERA GLOBALISASI


a. GLOBALISASI DALAM KEPERAWATAN
Globalisasi sering diartikan sebagai interaksi antara manusia di muka bumi yang
sudah semakin intensif karena kemajuan teknologi komunikasi. Globalisasi membuat
ruang, jarak dan waktu menjadi lebih sempit dan singkat. Dalam kenyataannya
globalisasi bisa seperti pisau, di salah satu sisi memberikan banyak sekali manfaat
jika hal tersebut sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan di sisi lain memberikan
kerugian jika bertentangan dengan nilai-nilai dalam masyarakat. Hal ini tentunya
menjadi sebuah dilema bagi siapapun.
Globalisasi saat ini juga telah mempengaruhi bidang keperawatan, hal ini membuat
profesi keperawatan harus mempersiapkan dan menyediakan hal – hal yang
dibutuhkan pada era globalisasi. Pengaruh yang sangat menonjol adalah ketika
perawat Indonesia dan perawat asing bisa dengan bebas keluar masuk luar negeri.
Padahal Indonesia sendiri belum memiliki Undang – Undang Praktik Keperawatan
sehingga hal yang dikhawatirkan adalah ketika perawat Indonesia disamakan seperti
buruh, padahal perawat adalah sebuah profesi yang memiliki induk organisasi profesi
yaitu PPNI.
Globalisasi yang akan berpengaruh terhadap keperawatan adalah tersedianya
alternatif pelayanan dan persaingan penyelenggaraan pelayanan untuk menarik minat
pemakai jasa pemakai kualitas untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan yang
terbaik. Dengan hal tersebut berarti tenaga keperawatan diharapkan dapat memenuhi
standar tersebut agar dapat bersaing secara global. Sehingga tenaga keperawatan
dituntut memiliki kemampuan yang profesional, termasuk dalam asuhan keperawatan
dan kecakapan komunikasi.
b. TANTANGAN KEPERAWATAN DI INDONESIA
Tantangan tenaga keperawatan di Indonesia saat ini semakin meningkat. Tantangan
tersebut tidak hanya berasal dari luar (eksternal) tapi juga banyak tantangan yang
berasal dari dalam (internal) profesi itu sendiri termasuk pelayanan keperawatan,
asuhan keperawatan dan praktik keperawatan. Masih ada lagi tantangan eksternal
yang menambah daftar tantangan ini yaitu masalah sertifikasi, lisensi, tentang sistem
pendidikan keperawatan, perkembangan penyakit yang begitu pesat dan masih
banyak lagi.
Di Indonesia profesi perawat termasuk tenaga kesehatan yang besar jumlahnya.
Karena pada setiap lembaga pendidikan di Indonesia melahirkan ribuan perawat.
Padahal hanya beberapa persen saja yang diserap di rumah sakit sehingga banyak
sekali perawat yang menganggur. Ironis memang, sudah sekolah tinggi namun belum
bisa bekerja. Hal ini membuat tidak sedikit perawat yang membuka praktik sendiri.
Memang jika mengantongi Surat Ijin Praktik Perawat memberi keuntungan financial
yang besar tapi kalau tidak mengantongi tentu saja menjadi sebuah masalah. Namun
utuk membuat SIPP masih terbentur dengan masalah perijinan, sampai sekarang
masih belum jelas bagaimana nasib Undang – Undang Praktik Keperawatan.
Penggodokan Undang – Undang Praktik Keperawatan membutuhkan waktu yang
sangat lama sejak tahun 2008.
Meskipun pemerintah telah menerbitkan Kepmenkes No.1239 tahun 2001 tentang
Registrasi dan Praktik Perawat, serta Permenkes No.148 tahun 2010, namun belum
bisa menyelesaikan masalah ini. Peraturan ini tidak menjamin kebebasan profesi
perawat untuk mengatur dan mengembangkan diri. Selain itu proses pembuatan surat
izin ini juga terlalu sulit dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga untuk
mengadakan praktik mandiri tidak semudah mendapatkan pekerjaan yang sudah
tersedia. Padahal perawat adalah sebuah profesi yang diperoleh dari pengembangan
keilmuan dan keterampilan.
Selain ilmu dan keterampilan yang dibutuhkan perawat diperlukan juga bagaimana
cara perawat menghadapi pasien dengan berbagai macam keluhan. Diharapkan jika
memiliki keterampilan yang mumpuni perawat dapat bekerja dengan baik.
Namun sekarang juga tak sedikit perawat yang memiliki keterampilan (skills) yang
kurang mumpuni. Hal seperti inilah yang menyumbang sederetan tantangan bagi
tenaga keperawatan Indonesia. Selain keterampilan sikap juga tak kalah penting.
Untuk apa pandai dan terampil namun memiliki sikap yang kurang baik, padahal
pada kenyataannya setiap hari perawat praktik di rumah sakit yang dihadapi adalah
manusia yang mempunyai perasaan. Jika sikap perawat kurang baik, maka itu akan
memberi dampak yang kurang baik juga bagi perawat maupun bagi pihak yang
mempekerjakannya.
Tenaga keperawatan Indonesia cukup tertinggal di ASEAN seperti Piliphina,
Thailand, dan Malaysia, apalagi bila ingin disandingkan dengan Amerika dan Eropa.
Pendidikan rendah, gaji rendah, pekerjaan selangit inilah paradoks yang ada.
Rendahnya gaji menyebabkan tidak sedikit perawat yang bekerja di dua tempat, pagi
hingga siang di rumah sakit negeri, siang hingga malam di rumah sakit swasta.
Dalam kondisi yang demikian maka sulit untuk mengharapkan kinerja yang
maksimal. Apa lagi bila dilihat dari rasio perawat dan pasien, dalam satu shift hanya
ada 2 – 3 perawat yang bertugas jaga sedangkan pasien ada 20 – 25 per bangsal jelas
tidak proporsional (Yusuf, 2006).
Selain itu, kemampuan bersaing perawat Indonesia bila di bandingkan dengan
Negara – Negara lain seperti Filipina dan India masih kalah. Penyebab utama
mengapa hal tersebut muncul adalah karena dalam sistem pendidikan keperawatan
kita masih menggunakan Bahasa Indonesia sebagai pengantar dalam proses
pendidikan. Hal tersebut yang membuat Perawat kita kalah bersaing di tingkat global.
Bahasa merupakan suatu sarana untuk menyampaikan apa yang ada di dalam pikiran
kita agar lawan bicara kita mengerti apa yang kita maksud. Padahal untuk bisa
bekerja sebagai perawat professional di luar negeri modal utamanya adalah mampu
berbahasa internasional yaitu Bahasa Inggris. Calon perawat yang akan bekerja di
luar negeri harus lulus sejumlah tes antara lain ujian NLEX (National Licence
Examination) serta harus mencapai skor TOEFL 540.
c. PERAWAT INDONESIA DALAM PANDANGAN INTERNASIONAL
Beberapa tahun terakhir pengiriman tenaga kesehatan Indonesia khususnya perawat
ke luar negeri menjadi suatu trending topic di berbagai media. Di tengah semakin
banyaknya jumlah pengangguran tenaga keperawatan di Indonesia dari tahun ke
tahun, bahwa dilaporkan perawat Indonesia memiliki peluang untuk bekerja di luar
negeri hal ini tentu saja membuat perawat Indonesia sedikit merasa lega. Profesi ini
berpeluang bekerja di Amerika dan negara – negara Eropa, Timur Tengah maupun di
kawasan Asia Tenggara sendiri. Seiring dengan tingginya minat terhadap tenaga
kerja Indonesia khususnya perawat, tentunya perlindugan terhadap tenaga kerja
tersebut harus diperhatikan.
Pemerintah berkeinginan agar tenaga kerja Indonesia, semakin banyak yang di sektor
formal. Saat ini, pekerja Indonesia di luar negeri baru sekitar 20% yang bekerja di
sektor formal.
Permintaan terhadap tenaga medis terutama perawat memang sangat besar namun
kebanyakan biasanya terkendala dengan masalah bahasa dan kultur yang berbeda.
Masih banyak keluhan yang dirasakan baik oleh pihak perawat sendiri ataupun dari
pihak yang mempekerjakannya. Padahal bahasa merupakan sarana komunikasi sehari
– hari juga untuk penulisan laporan (askep)
d. TANTANGAN PERAWAT DI INTERNASIONAL
Berdasarkan kesepakatan pasar bebas ASEAN (AFTA) tahun 2003 dan APEC tahun
2010, keperawatan dituntut untuk mampu memberikan pelayanan profesional sesuai
dengan standar global. Banyak negara di dunia diantaranya Amerika Serikat, Eropa,
Australia, Kuwait, dan negara – negara di timur tengah membutuhkan tenaga perawat
Indonesia, namun kenyataannya tidak banyak dari tenaga perawat Indonesia yang
dapat menembus pasar dunia sebagai tenaga profesional karena kurangnya
keterampilan yang berstandar internasional serta kemampuan dalam berbahasa asing.
Seperti yang telah dibahas diatas bahwa untuk dapat bekerja sebagai perawat
profesional di luar negeri perawat harus lulus serangkaian tes. Tentu saja kemampuan
seperti intelektual dan keterampilan serta bahasa disini menjadi sesuatu yang
menentukan apakah dia dapat lulus tes tersebut atau tidak tapi juga tidak dapat
dipungkiri bahwa ada factor keberuntungan juga. Dengan adanya kendala bahasa tak
jarang di luar negeri perawat kita hanya menjadi pembantu perawat padahal gelar
mereka sarjana yang tidak bisa didapat dalam waktu yang sebentar.
Ketika kualitas SDM perawat telah meningkat dan telah mampu berbahasa
internasional maka kesempatan kerja di luar negeri pun terbuka lebar asal ada
kemauan. Apalagi jika dilihat dari segi ekonomi, jika gaji di dalam negeri lebih
rendah maka perawat tersebut akan terbang ke luar negeri yang lebih terjamin
kesejahteraannya.
Karena perawat harus lulus serangkaian tes yang merupakan standar kualifikasi
perawat untuk bekerja di luar negeri kendala yang paling sering muncul adalah
masalah bahasa. Perawat dituntut untuk menguasai bahasa internasional. Tetapi jika
perawat tersebut berkompeten dan tentunya ada kemauan maka hal tersebut dapat
diatasi, biasanya sebelum berangkat ke negara tujuan atau bahkan di negara tujuan
mereka telah disediakan kursus bahasa selama beberapa bulan.
Selain itu perawat juga harus mengantongi gelar registered nurse yang bisa didapat
dengan tes semacam ujian nasional atau ujian negara.
Dan yang terpenting adalah mental perawat Indonesia mereka harus memiliki mental
yang tahan terhadap apa yang akan mereka hadapi nantinya, apalagi mereka bekerja
di negeri orang.
e. SOLUSI UNTUK MENAKLUKAN TANTANGAN BAGI PERAWAT
INDONESIA
Semua masalah atau tantangan dapat diatasi dan ditaklukan asal ada kemampuan dan
kemauan. Seperti yang telah ditulis diawal bahwa tantangan seharusnya dihadapi
jangan hanya dibicarakan apalagi menjadi sesuatu yang ditakutkan.
Solusi bagi perawat itu pasti ada. Yang pertama tenaga keperawatan Indonesia harus
senantiasa meningkatkan kualitas SDM nya. Seperti intelektual dan keterampilan
(skills). Hal tersebut bisa kita lakukan dengan menambah jenjang pendidikan karena
pada saat ini keperawatan telah berkembang bahkan sudah sampai pada gelar
professor. Dengan mengikuti pelatihan – pelatihan dan seminar juga tentunya dapat
menambah pengalaman dan kemampuan perawat.
Kemampuan berbahasa internasional juga tentunya menjadi penunjang agar perawat
Indonesia dapat go international. Dengan lulus tes TOEFL dan serangkaian tes
lainnya. Dan yang paling penting serta paling utama adalah disahkannya Undang –
Undang Praktik Keperawatan karena dengan itulah tenaga keperawatan Indonesia
dapat terpayungi secara hukum.

Anda mungkin juga menyukai