Anda di halaman 1dari 7

PENDIDIKAN KEPERAWATAN BERTARAF INTERNASIONAL

UNTUK MENYONGSONG MASA DEPAN PERAWAT DI ERA


GLOBALISASI

Mariani

Mahasiswi Tadris Bahasa Inggris, UIN Antasari Banjarmasin

mariani.uinantasari@gmail.com

Pendahuluan

Keberhasilan Rumah Sakit sangat di tentukan oleh kualitas sumber daya


manusia yang di milikinya. Berdasarkan pasal 12 UU Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, sumber daya manusia Rumah Sakit terdiri dari tenaga medis, tenaga
keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga manajemen rumah sakit dan tenaga non
kesehatan. Dari banyaknya sumber daya manusia yang ada di rumah sakit tenaga
keperawatan memiliki peranan yang penting, karena pelayanan perawatan yang
diberikannya berdasarkan pendekatan biopsikososial-spiritual, dilaksanakan
selama 24 jam secara berkesinambungan.

Saat ini, Indonesia telah melewati proses yang sangat panjang hingga
terjadinya berbagai perkembangan, bukan hanya perkembangan teknologi saja,
namun semua aspek kehidupan mengalaminya. Perkembangan ini yang disebut
dengan globalisasi. Era globalisasi memainkan peranan penting dalam berbagai
sektor dengan menghadirkan berbagai perubahan – perubahan, adanya persaingan
– persaingan dan bahkan, terdapat tantangan – tantangan yang harus dihadapi oleh
manusia.

Indonesia harus siap menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang di era


globalisasi yang penuh dengan perkembangan teknologi canggih agar tetap dapat
menggapai cita-cita dan tujuan bangsa, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Untuk menggapai tujuan tersebut, ada faktor penting yang dapat menentukan arah
kemana suatu bangsa akan berjalan, yakni Pendidikan (Sriyadi, 2019). Pendidikan
sebagai sarana untuk mempersiapkan aspek intelektual anak bangsa.
Di Era globalisasi, kualitas perawat yang bertaraf internasional menjadi
prasyarat mutlak untuk dapat bersaing dengan perawat-perawat dari negara lain.
Hal ini sebagaimana di dalam UU No 38 Tahun 2014 tentang keperawatan agar
mampu bersaing di pasar Internasional. Untuk itu diperlukan perawat yang
mempunyai kemampuan profesional dengan standar internasional dalam aspek
intelektual, interpersonal, dan teknikal, bahkan peka terhadap perbedaan sosial
budaya, serta mempunyai pengetahuan yang luas dan mampu memanfaatkan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Terciptanya tenaga perawat yang terampil dan dapat berdaya saing secara
internasional tidak luput dari peran insitusi pendidikan pencetak lulusan.
Mahasiswa adalah ujung tombak generasi yang memiliki kesempatan untuk meraih
peluang kerja yang kompetitif. Hal penting yang sangat diperlukan mahasiswa
keperawatan dalam menghadapi era globalisasi untuk menuju tahap Internasional
adalah kemampuan berbahasa asing khususnya bahasa Inggris dan teknologi
informasi juga merupakan syarat mutlak untuk dapat berperan berdasarkan jumlah
tersebut.

Untuk menjawab permasalah di atas, agar perawat mampu menghadapi di era


globalisasi, penulis ingin memberikan solusi melalui dengan pendidikan, yaitu
dengan membangun pendidikan keperawatan yang bertaraf professional dan
bertaraf Internasional yang berbasis teknologi.

Isi

Globalisasi dapat diartikan sebagai suatu proses dimana dalam kehidupan


sehari – hari, informasi dan ide – ide menjadi tolak ukur standar diseluruh dunia.
Proses tersebut diakibatkan oleh bertambah cangihnya teknologi informasi dan
komunikasi serta trasportasi dan kegiatan ekonomi yang sudah memasuki pasar
dunia.

Jadi, dapat disimpulkan keperawatan dalam globalisasi yaitu pelayanan


asuhan yang diberikan kepada individu, keluarga maupun masyarakat tanpa
mengenal batasan wilayah seiring dengan perkembagan ide – ide, teknologi,
informasi maupun yang lainnya.
Perawat merupakan tenaga kerja kompeten yang harus siap menghadapi
industry kerja yang kian berkembang. Seiring dengan kemajuan teknologi.
Keahlian kerja, kemampuan beradaptasi dan pola pikir yang dinamis menjadi
tantangan bagi perawat di era ini.

Kesuksesan sebuah negara dalam menghadapi era globalisasi erat kaitannya


dengan inovasi yang di ciptakan oleh sumber daya yang berkualitas, sehingga
perawat turut wajib dapat menjawab tantangan untuk menghadapi kemajuan
teknologi dan persaingan dunia kerja di era globalisasi ini. Sebagai seorang perawat
belum cukup apabila hanya mampu menguasi kemampuan dan keahlian
keperawatan namun juga mampu menciptakan teknologi yang inovatif. Bukan
hanya itu, perawat juga harus mampu menguasai bahasa asing (Inggris). Karena
penguasaan mahasiswa keperawatan bahasa Inggris di Indonesia masih rendah. Hal
ini dapat di buktikan dari penelitian yang dilakukan oleh Alvi TB Siregar dan
Evalingeline pada tahun 2017 di Cimahi dengan melakukan tes bahasa Inggris yang
meghasilkan tidak satupun responden yang memperoleh skor sesuai dengan rerata
nasional. Bukan hanya itu, di Indonesia profesi perawat termasuk tenaga kesehatan
yang besar jumlahnya. Karena pada setiap lembaga pendidikan di Indonesia
melahirkan ribuan perawat. Padahal hanya beberapa persen saja yang diserap di
rumah sakit sehingga banyak sekali perawat yang menganggur. Oleh karena itu
sebagai solusi nya adalah dengan mengaplikasikan sistem pendidikan keperawatan
bertaraf Internasional yaitu mampu menciptakan perawat professional yang bisa
menggunakan teknologi untuk pelayanan kesehatan dan mampu berbahasa asing.

Di Indonesia, selama ini pengaturan mengenai pendirian dan


penyelenggaraan pendidikan keperawatan masih belum tegas dan jelas, sehingga
banyak sekali berdiri institusi pendidikan keperawatan yang kualitasnya masih
diragukan. Selain itu standardisasi dalam penyelenggaraan uji kompetensi masih
belum ada, sehingga hasil yang dicapai juga beragam kualitasnya.

Pada hakikatnya Pendidikan Keperawatan merupakan institusi yang


memiliki peranan besar dalam mengembangkan dan menciptakan proses
profesionalisasi para tenaga keperawatan. Pendidikan Keperawatan mampu
memberikan bentuk dan corak tenaga yang pada gilirannya memiliki tingkat
kemampuan dan mampu memfasilitasi pembentukan komunitas keperawatan
dalam memberikan suara dan sumbangsih bagi masyarakat (Ma’rifin, 1999).

Namun, Saat ini, masih banyak tempat penyelenggaraan pendidikan


keperawatan yang menghasilkan kompetensi perserta didik yang tidak seragam,
dikarenakan standar pendidikan termasuk kurikulum yang digunakan sebagai acuan
penyelenggaraan pendidikan berbeda satu sama lainnya. Banyaknya pihak yang
membuat kurikulum pendidikan perawat membuat kualitas lulusan tidak seragam.
Selain itu, masih banyaknya juga sekolah menengah dengan kejuruan keperawatan,
yang berpotensi menimbulkan persepsi keliru di tengah masyarakat bahwa perawat
lulusan sekolah menengah kejuruan dapat bekerja sebagaimana perawat. Padahal
untuk menjadi perawat yang profesional yang dapat memberikan pelayanan harus
mempunyai kompetensi yang cukup yang dapat didapatkan dengan menempuh
pendidikan yang lebih tinggi.

Institusi Pendidikan Keperawatan baik milik pemerintah maupun swasta,


selain sebagai tempat untuk menyelenggarakan Pendidikan Keperawatan juga harus
berfungsi sebagai penyelenggara penelitian dan pengembangan, serta penapisan
teknologi bidang keperawatan.

Dengan penguasaan bahasa asing, hal ini akan mempermudah para lulusan
keperawatan itu sendiri jika jika terjun dalam dunia kerja, terutama lapangan kerja
yang bertaraf internasioanal. Dimana, arus tenaga asing yang bekerja di Indonesia
semakin meningkat. Pada suatu media massa di beritakan bahwa ada sebanyak 2500
perawat Filipina yang mendaftarkan diri untuk dapat bekerja di rumah sakit – rumah
sakit yang ada di Indonesia. Kebanyakan mereka umumnya juga berpendidiakn
setingkat S1, dengan status Registered Nurse (RNS) dan mampu berbicara bahasa
Indonesia, padahal mereka bukan berasal dari negara Indonesia. Sementara
Indonesia sendiri masih banyak perawat-perawat yang hanya D3 atau hanya lulusan
sekolah menengah kejurusan keperawatan. Hal ini sehingga membuat lulusan –
lulusan keperawatan akan menjadi penggangguran karena kalah saing dengan
perawat – perawat luar negeri.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan sistem pendidikan keperawatan di


Indonesia dengan bertaraf Internasional dapat teralisasikan. Hal ini bertujuan agar
perawat – perawat Indonesia mampu bersaing dengan perawat – perawat di negara
lain.

Penutup

Untuk menyongsong masa depan di era globalisasi perlu yang namanya


sebuah inovasi baru agar mampu menghadapi perkembangan teknologi, industri
dan kreativitas. Maka di perlukanlah pendidikan keperawatan, yang mana
pendidikan keperawatan Indonesia masih belum benar-benar menyelenggarakan
sistem pendidikan keperawatan yang profesional apalagi bertaraf Internasional
dengan berbasis teknologi dan bahasa asing. Karena dengan adanya sistem
pendidikan keperawatan professional, perawat akan mampu mengetahui tentang
keilmuwannya. Namun di era ini, tidak cukup hanya dengan mempunyai
kemampuan dan keahlian sebagai perawat, tanpa di berengi dengan penguasaa
teknologi dan bahasa asing.

Dalam hal ini, penulis menyarankan agar perlunya program inovatif dari
perguruan tinggi keperawatan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa
perawat dalam berbahasa Inggris dan penguasaan teknologi informasi.

Referensi

Sahertian, Helce, dkk. (2015). Makalah “Pendidikan Kesehatan Dalam


Keperawatan Keperawatan Menghadapi Era Globalisasi”. Universitas
Kristen Indonesia Maluku.

Siregar, Alvi TB & Evangeline. (2017). Kemampuan Berbahasa Inggris, Motivasi


dan Sikap Terhadap Bahasa Inggris Mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan (S1) STIKES Jenderal Ahmad Yani Cimahi. Jurnal Skolastik
Keperawatan, Vol. 3 No 1. 11-18.

Subagja, Indra. (2019). Pengaruh disiplin dan stress kerja terhadap kinerja
perawat Rumah sakit Ujung Berung Bandung. UIN Sunan Gunung Djati
Bandung.
Werdani, Yesiana Dwi Wahyu. (2017). Kesiapan Mahasiswa Keperawatan Dalam
Aspek Pengetahuan Dan General Skills Untuk Menghadapi Asean Economic
Community (AEC) 2015. Jurnal Ners LENTERA, Vol. 5, No. 1.
PROFIL PENULIS

Nama lengkap saya adalah Mariani, berasal dari desa Anjir Pasar Lama KM.
15, kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan. Lahir pada 24 April 1999 di
sebuah desa bernama Anjir Serapat KM. 11 yang ada di kabupaten Kapuas,
Kalimantan Tengah. Saya adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Ahmad Nabhan dan Ruhayah. Saat ini saya sedang menempuh pendidikan di salah
satu kampus ternama di Kalimantan Selatan yaitu Universitas Islam Negeri (UIN)
Antasari Banjarmasin dengan jurusan Tadris Bahasa Inggris, semester enam.
Alamat saya sekarang di Jl. Gatot Subruto IV, Kemiri No. 105, Kebun Bunga,
Banjarmasin Timur. Hobbi saya menelaah buku dan menulis. Saya mempunyai
impian untuk menjadi seorang yang akan membuat revolusi dan inovasi untuk
pendidikan bertaraf Internasional dan agar masyarakat Indonesia menjadi cerdas,
pintar, juga berakhlak.

Anda mungkin juga menyukai