Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN

PERHITUNGAN KONSTRUKSI JEMBATAN


diajukan untuk memenuhi salah satu tugas besar mata kuliah Teknik Jembatan
yang diampu oleh Dr. Sudjani, M.Pd.

Disusun oleh:
Balqis Nabila Sanusi
2000424

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2022
PERHITUNGAN BANGUNAN ATAS JEMBATAN

Data-data perhitungan :
- Bentang Jembatan 40/2 = 20 m
- Jumlah jalur = 2 jalur
- Lebar jalur = 3,5 m
- Trotoar kiri & kanan =1m
- Tinggi tiang sandaran =1m
- Pipa tiang sandaran = Ø 3”
- Mutu beton (fc’) = 25 MPa
- Mutu baja (fy) = 240 MPa

A. Perhitungan Tiang Sandaran


Tiang sandaran dipasang setiap jarak 2 m dengan ukuran 10 x 16 cm tebal
5 mm dan tinggi dari lantai trotoir 100 cm. antara tiang sandaran yang satu dengan
yang lainnya dihubungkan dengan pipa sandaran berukuran Ø 3” dengan berat
tiap meter adalah 10 kg/m. Tiang sandaran beserta pipanya harus diperhitungkan
untuk dapat menahan beban horizontal sebesar 100 kg/m’ yang bekerja pada
ketinggian 100 cm diatas lantai trotoir.

Gambar 4.1 Tiang dan Pipa Sandaran Jembatan


1. Pipa Sandaran (galvanis)
Misal diameter pipa yang sering dipakai untuk pipa sandaran
adalah Ø 3“ dengan berat tiap meter 10 kg/m’, dengan diameter dalam 7
cm dan diameter luar 8 cm.
a. Pembebanan :
Berat sendiri pipa (G) = 10 kg/m
Beban berguna (V) = 100 kg /m +
qv = 110 kg/m
qh (beban horizontal) = 100 kg/m (BM no. 12/1970), maka
qtotal = qv + qh
= 110 + 100
= 210 kg/m
b. Momen
Momen yang timbul :
Pipa sandaran dianggap balok menerus di atas dua tumpuan dengan
reduksi momen sebesar 20 %. Jarak antar tiang sandaran = 2 m,
dengan L = 20 m.
20
Maka jumlah tiang sandaran = +1=11 buah tiang sandaran.
2

l
Sehingga momen maximum yang timbul :
Mmax = 80 % . 1/8 . q . l2
= 0,8 . 1/8 . 210 . 22
= 84 kg.m
c. Momen Inersia (Ip) & Momen Tahanan (Wp) :
1) Momen Inersia :
1 4 4
Ip = . π ( D −d )
64
1
= .3,14 (8 4−7 4 )
64
= 83,16 cm4
2) Momen Tahanan :
1 D 4−d 4
Wx = .π .
32 D4
1 8 4−7 4
= .3,14 .
32 84
= 20,79 cm4
d. Penempatatan Lebar Jembatan :
Ketentuan-ketentuan :
- Jumlah jalur = 2 jalur
- Lebar jalur = 3,5 m
- Trotoar kiri & kanan =1m
- Tinggi tiang sandaran =1m
- Pipa tiang sandaran = Ø 3”
Dengan demikian lebar total jembatan :
- Lebar dua jalur = 2 . 3,5 =7m
- Lebar trotoar =2.1 =2m
- Drainase = 2 . 0,2 = 0,4 m
- Lebar tiang sandaran = 2 . 0,16 = 0,32 m +
- Lebar jembatan = 9,72 m
Jadi lebar jembatan secara keseluruhan adalah 10 m.
e. Perhitungan Jarak Gelagar Ekonomis (S ekonomis)
50 50
S pend = 1 + =1+ =1,46 m
100+B 100+10
l 10
Jumlah (n) = = =6,85 ≈7 gelagar.
S pend 1,46
Lebar pemakaian lebar gelagar memanjang (b) :
B = S (n - 1)
= 1,46 (7 – 1)
= 8,76 m
Jarak sisi kiri dan kanan diambil sama, sehingga jarak tersebut
adalah:
S = ½ (B – Lebar pemakaian)
= ½ (10 – 8,76)
= 0,62 m = 62 cm.
f. Kontrol Tegangan :
Tegangan yang timbul :
M max −
σa =
8400 kg/cm < σ a=1400 kg/cm2 …….OK
2
Wx
20,79
g. Control Lendutan Pipa
4 4
5. q . l 5.2,1.20 0
f= = =0,25 cm
384. E . Ip 384.2,1.1 06 .83,16
Lendutan yang diijinkan :
1 1
−¿= .l= .200=0,67 ¿
300 300
cm
f
h. Lendutan yang timbul :

f = 0,25 cm ≤ f = 0,67 cm ……………………….. OK
Berdasarkan kedua control di atas, ternyata pipa sandaran Ø 3”
cukup kuat dan aman untuk digunakan pada perencanaan ini.
2. Tiang Sandaran
Tiang sandaran dianggap balok terjepit sebelah.
Data-data :
- Mutu beton (fc’) = 25 Mpa
- Mutu baja (fy) = 240 Mpa
- Tinggi tiang sandaran diatas trotoir = 100 cm = 1m
- Ukuran tiang sandaran = 16 x 10 cm
- Beban berguna (P) = 100 kg/m
- Jarak antar tiang =2m

a. Pembebanan
1) Akibat Beban Sendiri :
- Berat sendiri pipa tiang sandaran (G1) 2 buah :
2 (2 . 10) = 40 kg
- Berat sendiri tiang sandaran (G2) :
0,1 . 0,16 . 0.55 . 2500 = 22 kg
- Berat sendiri tiang sandaran miring (G3) :
0,16+0 ,28
.0,1. 0,7 .2500
2 = 38,5 kg +
- Gtotal = 100,5 kg

2) Akibat Beban Berguna :


Berdasrkan PPPJJR 1987 : 10 , beban-beban yang bekerja adalah
sebagai berikut :
- Arah Vertikal (PV) = 100 kg/m
- Arah horizontal (PH) = 100 kg/m
Tiang sandaran dianggap terjepit pada plat trotoar pada Pot A – A.
b. Perhitungan Gaya Normal
Gaya Normal Terhadap Titik A :
NA = 2 . PV + G1 + G2 + g3
= 2 . 100 + 40 + 22 + 38,5
= 300,5 kg
c. Perhitungan Gaya Lintang
DA =2
H = 2 . 100
= 200 kg
GA = G1 + G2 + V
= 40 + 22 + 100
= 162 kg
GB = G3
= 38,5 kg
d. Perhitungan Momen Terhadap Titik A
Tiang sandaran dianggap terjepit pada pelat trotoar pada Pot. A-A

PV

PH

130

GA

GB
A
Gambar 4.2 Sket Pembebanan Pada Tiang Sandaran
Momen terhadap titik A :
MA = (GA . 0,18) + (GB . 0,1) + (H . 1,3)
= (162 . 0,1800 + (38,5 . 0,1) + (100 . 1,3)
= 164,23 kgm
e. Perhitungan Tulangan
Mu = 164,23 kgm
= 1,6423 KNm
= 1,6423 . 106 Nmm
6
Mu 1 , 6423 .10
= =2037625
Mn = φ 0,8 Nmm
Balok penampang tiang sandaran :
b = 10 cm =100 mm
ht = 16 cm = 160 mm
d = 3 cm = 30 mm
dx = ht – d = 16 – 3 = 13 cm = 130 mm
1,4 1,4
ρmin = = =0. 00583
fy 240
fc 600 25 600
ρb =0 , 85 . β1 . ( )=0 , 85 . 0 ,85 . ( )=0 ,0538
fy 600+fy 240 600+240
ρmak =0 ,75 . ρ b=0,75 . 0 ,0538 = 0,04

Menentukan ρ yang diperlukan ;

ρ=
fy ( √
0, 85 . fc '
1− 1−
2 . Mn
0 , 85 . fc ' . b.d 2 )
=
0 ,85 . 25
240 ( √
1− 1−
0 ,
2 .2037625
85 .25 . 100. 130 2 )
=0 , 005175

ρ
Syarat ρmin < ρ < mak

Karena tidak memenuhi syarat maka diambil ρmin =0 , 00583

As = ρ .b . d=0 ,00583 .100.130=75,79 mm2


Dipakai tulangan Ø 8 mm
Jarak tulangan perlu :
π π 2
φ 2.b .8 100
4 tul 4
= =66 , 32
As 75 , 79 mm

Dipakai tulangan φ 8 – 100 = 503 mm2

Gambar 4.3 Sket Penulangan Pada Tiang Sandaran


B. Perhitungan Pelat Trotoar
Data – data :
- Lebar trotoar = 100 cm = 1 m
- Tebal trotoar = 20 cm
- Tebal lapisan perkerasan = 3 cm
- Tebal beton tumbuk = 20 cm
- Mutu beton (fc’) = 25 Mpa
- Mutu baja (fy) = 240 Mpa
a. Pembebanan :
Arah horizontal (PH) = 100 kg/m
Arah vertikal (PV) = PV + G1 + G2 + G3
= 100 + 40 + 22 + 38,5
= 2005 kg
Beban berguna (a) = 200,5 kg/m

M = (PV + G1 + G2) .128 + (G3 .120) + (PH . 130)


= (100 + 40 + 22) .128 + (38,5 . 120) + (100 . 130)
= 38356 kg.cm
= 383,56 kg.m
Beban yang bekerja :
- Berat kerb = 0,20 . 1 . 2100 = 420 kg/m
- Berat air hujan = 0,05 . 1 . 1000 = 50 kg/m
- Berat perkerasan = 0,03 . 1 . 2500 = 75 kg/m
- Berat berguna = 500 kg/m
- Berat pelat = 0,20 . 1 . 2500 = 500 kg/m +
Q Tot = 1545 kg/m
b. Perhitungan Momen :

Mmax =M+
{( ΣV .1 )+( 12 .Q . l )}
tot
2

{ 1 2
= 383,56 + (200,5 . 1)+( .1545 . 1 )
2 }
= 1356,56 kgm
c. Perhitungan Gaya Lintang :
Dmax = ΣV + (Qtot . 1)
= 200,5 + (1545 . 1)
= 1745,6 kg
Gaya normal yang timbul :
Nmax = + 2H = 200 kg

d. Penulangan :
Penampang persegi pelat trotoar:
b = 100 cm =1000 mm
ht = 20 cm = 200 mm
d = 3 cm = 30 mm
dx = ht – d
= 20 – 3
= 17 cm
= 170 mm
Mu = 1356,56 kgm
= 13,5656 KNm
= 13,5656 . 106 Nmm
Mu
Mn =
φ
13,5656.106 6
¿ =16,957.1 0 Nmm
0,8
1,4 1,4
ρmin = = =0. 00583
fy 240
fc 600 25 600
ρb =0 , 85 . β1 . ( )=0 , 85 . 0 ,85 . ( )=0 ,0538
fy 600+fy 240 600+240
ρmak =0 ,75 . ρ b=0 ,75 .0 , 0538 = 0,04

Menentukan ρ yang diperlukan ;

ρ=
fy ( √
0 , 85 . fc '
1− 1−
2 . Mn
0 , 85 . fc ' . b .d 2 )
( √ )
6
0,85.25 2 .16,957 .1 0
= 1− 1− 2
=0,002479
240 0,85.25 .1000.17 0
ρ
Syarat ρmin < ρ < mak

Karena tidak memenuhi syarat maka diambil ρmin =0 , 00583

As = ρ .b. d=0,00583 .1000.170=991,1 mm2


Jarak tulangan perlu :
π π 2
φ 2.b .12 1000
4 tul 4
= =114 ,05
As 991, 1 mm

Dipakai tulangan φ 12 – 100 = 1131 mm2

Gambar 4.4 Sketsa Penulangan Trotoar

3. Perhitungan Pelat Lantai Kendaraan


Data-data :
- Tebal pelat lantai kendaraan = 20 cm
- Tebal lapisan aspal = 5 cm
- Jarak antar gelagar = 1,46 m = 146 cm
- Bentang jembatan (L) = 20 m
- Jarak antar balok difragma = 3 m = 300 cm
- Mutu beton (fc’) = 25 Mpa
- Mutu baja (fy) = 240 Mpa

a. Pembebanan
1) Akibat Beban Merata :
Berat air hujan = 0,05 . 1 . 1000 = 50 kg/m
Berat sendiri pelat lantai = 0,20 . 1 . 2500 = 500 kg/m
Berat lapisan aspal = 0,05 . 1 . 2200 = 110 kg/m +
Q tot = 660 kg/m
Momen tumpuan = momen lapangan (-Mtpx = Mlx)
Momen lapangan diambil yang terbesar. Demikian juga untuk
momen tumpuan :
M = 1/12 . qt . lx2 = 1/12 . 660 . 1,462 = 117,238 kgm
D = 1/12 . qt . lx = 1/12 . 660 . 1,46 = 80,3 kg

2) Akibat Beban Terpusat atau Bergerak :


Diperhitungkan terhadap muatan T, yaitu kendaraan truk
yang mempunyai beban sebesar P = 10 ton (PPPJJR : 1987),
dimana :
a = lebar permukaan kendaraan arah memanjang jembatan yang
memakai bidang permukaan lantai kendaraan, menurut peraturan a’=
30 cm (untuk truk gabungan).
b = lebar permukaan ban roda belakang truk gabungan atau roda
ganda 10 ton, pada arah melintang kendaraan dimana b’ = 50 cm
t1 = tebal pelat lantai kendaraan = 20 cm
t2 = tebal lapisan aspal = 5 cm

a’ =
a+2 ( )
t1
2
+t 2 =30+2 (202 + 5)=60 cm
b’ =
b+2 ( )
t1
2
+ t 2 =50+2 ( 20
2 )
+5 =80
cm
 Keadaan I :
Untuk momen yang ada di tengah-tengah antara kedua tepi
yang ditumpu sama dengan roda kendaraan ditengah bentang ix (r
diambil 2/3 untuk keadaan antara).
Iy > 3 . r .Ix
Iy > 3 . 2/3 . 1,455
Iy > 2,91
Maka Sa = ¾ . a + ¾ . r . lx = ¾ . 0,6 + ¾ . 2/3 1,46 = 1,18
Menghitung harga x dengan P = 10 ton.
2 2
Px (lx−x ) 10 x(1 , 45−x )
=
Momen di A → Mx = lx 2 1 , 462
2
10 x(3, 24−3,6 x+ x )
= 3, 24
=10x – 11,11x2 + 3,086 x3
dMA
=0→
dx = 10 – 22,222x + 9,256 x2 = 0
x dicari dengan menggunakan rumus ABC :

−b±√ b2 −4 ac −(−33 ,222 )±√(−22 ,222 )2−4 .(9 , 258 .10 )


x 12= =
2a 2 .10

x1 =1,8 m = lx ; x2 = 0,6 m

 Reaksi Tumpuan :

Gambar 4.5 Reaksi Tumpuan

Reaksi tumpuan pada saat P berada di titik A → x = 0,6


P(lx−x) 10(1 , 46−0,6 )
= =5 , 89
RA = lx 1 , 46 ton = 5890 kg
P 10000
= =12500
Beban terbagi rata : q = b' 0,8 kg/m
Mx = Mo = RA . x . ½ . q . (1/4 . 0,80)
= (5890 . 0,6 ) – ½ . 12500 . 0,60 (1/4 . 0,80) = 2784 kgm.
Menghitung panjang Lp (panjang absis para bola Y = 0 sampai Y
= fmaks)
4 fx( Lp−x )
y=
Persamaan para bola : Lp2
Untuk x = 0 maka y = 0
Untuk x = ½ maka y = ½ Sa = f maks
Untuk x = ½ (Lp – lx) maka y = ½ a = ½ Sb
(4 . 1/2. Sa. 1/2( Lp−lx )( Lp−1 /2( Lp−lx)
Y = P2

(Sa (Ip−lx )( Lp .1/2 . Lp−1/2.lx )


Y = Ip 2
Ylp2 = Sa (lp. ½ lp – ½ Ix)
Ylp2 = ½ Sa (lp – lx)
Ylp2 = ½ Sa . lp2 – ½ Sa lx2
Ylp2 - ½ Sa .lp2 = - ½ Sa .lx2)

lp2 √
−1 /2 . a.lx

Sa .lx 2
= y−1/2 . Sa = a−Sa
Dimana Sa = 1,35 ; y = a/3 = 0,3 ; lx = 1,46

lp2 = √
−1/2.1 ,35.1,462
0,3−1/2.1,35 = 2,415
f maks = Sa/2 = 1,35/2 = 0,6765 m
dengan x = 0,6 m , maka Xc = ½ (Lp – lx) + x
Xc = ½ (2,415 – 1,46) + 0,6 = 1,0775 m
2 . 4 fmak . Xc ( Lp− Xc )
Sc = 2Yc = Lp 2
2. 4 .0 ,675 . 1, 0775(2 , 415−1 ,0775 )
= =1 ,33
2 , 4152 m

b. Menghitung Momen dan Gaya Lintang pada keadaan I


1) Menghitung Momen arah bentang lx
Mo 2784
= =2093 , 23
Mlx = Sc 1 ,33 kgm
Mtx = - 2/3 Mo = - 2/3 . 2784 = - 1856 kgm
2) Menghitung momen arah ly
Mlx 2093 ,23
= =965 ,512
4 .a 4 . 0 ,60
1+ .lx 1+ . 1 ,46
Mly = 3 3 kg m
Mo 27784
=−0, 10. =−209,323
Mty = - 0,10 . S 1 ,33 kg m
Mty (momen negatif) arah bentang ly ini diperhitungkan karena kerja
pelat mencapai tepi yang ditumpu.

 Koefisien Kejut :
20 20
=1+ =1 , 389
K=1+ 50+l 50+1 , 46
Momen yang terjadi setelah diperhitungkan dengan koefisien kejut
adalah:
a. Momen Kerarah Bentang lx :
Mlx = Mlx . K = 2093,23 . 1,389 = 2907,497 kgm
Mtx = Mtx . K = - 1856 . 1,389 = - 2577,984 kgm

b. Momen Kearah Bentang ly :


Mly = Mly . K = 965,512 . 1,389 = 1341,096 kgm
Mty = Mty . K = - 209,323 . 1,389 = - 290,75 kgm

 Gaya lintang akibat beban bergerak :


1 1
=5890. 1,389 . =6151 ,29
DA = RA . K . Sc 1, 33 kg

 Keadaan II :
Roda kendaraan tidak berada ditengah-tengah diantara kedua tepi
yang ditumpu.
rlx = 2/3 . 1,46
= 0,973 < ly , maka :
Sa = ¾ . a + ¼ . rlx , V = 0
= ¾ . 0,6 + ¼ . 0,973
= 0,693 m
Dari perhitungan sebelumnya didapat :
RA = 5890 kg ; q
= 12500 kg/m ; Mo = Mx = 2784 kgm
Mencari panjang lp :

lp = √
−1/2.Sa .lx 2

−1/2.0,693.1, 462
y−1/2. Sa = 0,30−1/2.0,693 = 3,99 m
Sa 0 , 693
= =0 , 3465
f maks = 2 2 m
Dengan x = 0,6 m , maka didapat :
Xc = ½ (lp – lx) + x
= ½ 93,99 – 1,46) + 0,6
= 1,865 m
4 f maks . Xc (lp−xc) 4 .0 ,3465 . 1 ,865 (3 ,99−1 , 865)
2
=2 2
Sc = 2Yc 2 lp 3 , 99
= 0,69
c. Menghitung Momen dan gaya Lintang pada Keadaan II
1) Momen arah lx
Mlpx = Mo/S . K , dimana s = Sc
= 2784/0,69 . 1,389
= 5604,313 kgm
Mtpx = - 2/3 . Mo . K . 100%
= - 2/3 . 2784 . 1,389
= - 2577,984 kgm
Ternyata momen pada keadaan II lebih besar dari pada keadaan I,
maka untuk perhitungan digunakan momen pada keradaan II.

Tabel 4.1 Resume Perhitungan momen pada lantai kendaraan


Akibat Beban Akibat Beban Momen Total
Momen (kgm)
Mati (kg.m) Hidup (kg.) (kg.m)
+ Mix 117,238 5604,313 5721,551
- Mtx - 117,238 - 2577,984 - 2695,222
+ MIy 1861,062 1861,062
- Mty - 560,431 - 560,431

2) Gaya Lintang :
1 1
=5890.1,389 . =11856 ,83
Dmaks = RA . K . Sc 0 ,69 kg
3) Gaya Lintang Total :
DTotal = Dmaks + Dbm
= 11856,83 + 481,80
= 12338,63 kg
d. Penulangan Pelat Lantai Kendaraan
Untuk penulangan pelat lantai, momen-momen diambil dari
gaya yang terbesar, baik arah lx maupun arah ly :
Data-data yang diperlukan :
- Tebal pelat kendaraan
(ht) = 20 cm =200 mm ;
b = 10 cm = 100 mm.
- Selimut beton
(d) 3 cm = 300 mm ;
dx = ht – d = 200 – 30 = 170 mm = 17 cm

1) Perhitungan Penulangan :
a. Tulangan Lapangan arah X
Momen lapangan (Mu) = 5721,551 kgm = 57,21551 KNm
Mu 57 , 21551
= =71 ,5
Mn = φ 0,8 KNm = 7150000 Nmm
dx = ht – d
= 200– 30
= 170 mm
= 17 cm
1,4 1,4
ρmin = = =0. 00583
fy 240
fc 600 25 600
ρb =0 , 85 . β1 . ( )=0 , 85 . 0 ,85 . ( )=0 ,05371
fy 600+fy 240 600+240
ρmak =0 ,75 .ρ b=0 ,75 .0 , 05371 = 0,04028

- Menentukan ρ yang diperlukan :

ρ=
fy ( √
0, 85 . fc '
1− 1−
2 . Mn
0 , 85. fc ' . b .d 2 )
=
0 ,85 . 25
240 ( √
1− 1−
0 , 85
2 .7150000
.25 . 1000. 170 2 )
=0 , 001036

ρ=0 ,001036 < ρ min = 0,00583, maka dipakai ρmin =0 .00583

- Luas Tulangan Perlu :

As Lx = ρ .b. d=0 ,00583 .1000. 170=991 ,1 mm2


Dipakai tulangan Ø 20 mm = 1257 mm2
π π 2
φ 2.b .20 1000
4 tul 4
= =316 ,82
Jarak tulangan perlu : As 991, 1 mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 250 mm

- Kontrol kekuatan pelat :


s = 250 mm < s mak = 3 .
h = 3 . 200
= 600 mm

- Luas tulangan per m’ :


(As) = 1257 mm2 > As min = 0,002 . s . b = 0,002 . 250 . 1000
= 500 mm2
As .fy 1257.240
= =14,2
a = 0 ,85.fc ' .b 0,85.25.1000 mm
Mn = As . fy . (d –a/2)
= 1257 . 240 (170 – 14,2/2)
= 49143672 Nmm
Φ Mn = 0,8 . 49143672
= 39314937,6 Nmm > 7150000Nmm
Jadi tulangan yang dipakai Ø 20 – 250

b. Tulangan Lapangan Arah Y


Momen lapangan (Mu) = 1861,062 kgm
= 18,61062 KNm ≈ 18,6 KNm
Mu 18 , 6
= =23 ,25
Mn = φ 0,8 KNm
= 23250000 Nmm
dx = ht – d
= 200– 30
= 170 mm = 17 cm
1,4 1,4
ρmin = = =0. 00583
fy 240
fc 600 25 600
ρb =0 , 85 . β1 . ( )=0 , 85 . 0 ,85 . ( )=0 ,05371
fy 600+fy 240 600+240
ρmak =0 ,75 .ρ b=0 ,75 .0 , 05371 = 0,04028

- Menentukan ρ yang diperlukan :

ρ=
fy ( √
0, 85 . fc '
1− 1−
2 . Mn
0 , 85 . fc ' . b.d 2 )
=
0 ,85 . 25
240 ( √
1− 1−
2 .23250000
0 , 85 .25 . 1000. 1702 )
=0 , 00341

ρ=0 ,00341 < ρ min = 0,00583,

maka dipakai ρmin =0 .00583


- Luas Tulangan Perlu :

As Lx = ρ .b. d=0,00583 .1000. 170=991 ,1 mm2


Dipakai tulangan Ø 20 mm = 1257 mm2
π π 2
φ 2.b .20 1000
4 tul 4
= =316 ,82
Jarak tulangan perlu : As 991, 1 mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 250 mm

- Kontrol kekuatan pelat :


s = 250 mm < s mak = 3 . h = 3 . 200 = 600 mm

- Luas tulangan per m’ :


(As) = 1257 mm2 > As min = 0,002 . s . b = 0,002 . 250 . 1000
= 500 mm2
As .fy 1257.240
= =14,2
a = 0 ,85.fc ' .b 0,85.25.1000 mm
Mn = As . fy . (d –a/2)
= 1257 . 240 (170 – 14,2/2)
= 49143672 Nmm
Φ Mn = 0,8 . 49143672
= 39314937,6 Nmm > 23250000 Nmm
Jadi tulangan yang dipakai Ø 20 – 250

c. Tulangan Tumpuan Arah x


Momen lapangan (Mu) = 2695,222 kgm
= 2,695222 KNm ≈ 2,7 KNm
Mu 2,7
= =3 , 375
Mn = φ 0,8 KNm
= 3375000 Nmm
dx = ht – d
= 200 – 30
= 170 mm = 17 cm
1,4 1,4
ρmin = = =0. 00583
fy 240
fc 600 25 600
ρb =0 , 85 . β1 . ( )=0 , 85 . 0 ,85 . ( )=0 ,05371
fy 600+fy 240 600+240
ρmak =0 ,75 .ρ b=0 ,75 .0 , 05371 = 0,04028

- Menentukan ρ yang diperlukan :

ρ=
fy ( √
0, 85 . fc '
1− 1−
2 . Mn
0 , 85. fc ' . b .d 2 )
=
0 ,85 . 25
240 ( √
1− 1−
2 .3375000
0 , 85 .25 . 1000. 1702 )
=0 , 000487

ρ=0 ,000487 < ρ min = 0,00583,

maka dipakai ρmin =0 .00583

- Luas Tulangan Perlu :

As Lx = ρ .b. d=0,00583 .1000. 170=991 ,1 mm2


Dipakai tulangan Ø 20 mm = 1257 mm2
π π 2
φ 2.b .20 1000
4 tul 4
= =316 ,82
Jarak tulangan perlu : As 991, 1 mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 250 mm

- Kontrol kekuatan pelat :


s = 250 mm < s mak = 3 . h = 3 . 200 = 600 mm

- Luas tulangan per m’ :


(As) = 1257 mm2 > As min = 0,002 . s . b = 0,002 . 200 . 1000
= 400 mm2
As. fy 1257.240
= =14 ,20
a = 0,85.fc ' .b 0,85 .25.1000 mm
Mn = As . fy . (d –a/2)
= 1257 . 240 (172 – 14,2/2)
= 49143672 Nmm
Φ Mn = 0,8 . 49143672
= 39314937,6 Nmm > 3375000 Nmm
Jadi tulangan yang dipakai Ø 20 – 250 mm

d. Tulangan Tumpuan Arah Y


(Mu) = 560,431 kgm
= 5,60431 KNm
Mu 5 ,60431
= =7 ,005
Mn = φ 0,8 KNm
= 7005000 Nmm
dx = ht –d
= 200 – 30
= 170 mm
1,4 1,4
ρmin = = =0. 00583
fy 240
fc 600 25 600
ρb =0 , 85 . β1 . ( )=0 , 85 . 0 ,85 . ( )=0 ,05371
fy 600+fy 240 600+240
ρmak =0 ,75 .ρ b=0 ,75 .0 , 05371 = 0,04028

- Menentukan ρ yang diperlukan :

ρ=
fy ( √
0, 85 . fc '
1− 1−
2 . Mn
0 , 85 . fc ' . b.d 2 )
=
0 ,85 . 25
240 ( √
1− 1−
0 , 85
2 .7005000
.25 . 1000. 170 2 )
=0 , 001015
ρ=0 ,001015 < ρ min = 0,00583, maka dipakai ρmin =0 .00583

- Luas Tulangan Perlu :

As Lx = ρ .b. d=0,00583 .1000. 170=991 ,1 mm2


Dipakai tulangan Ø 20 mm = 1257 mm2
π π 2
φ 2.b .20 1000
4 tul 4
= =316 , 98
Jarak tulangan perlu : As 991, 1 mm
Maka diambil jarak tulangan (s) = 250 mm

- Kontrol kekuatan pelat :


s = 250 mm < s mak = 3 . h = 3 . 200 = 600 mm
Luas tulangan per m’
(As) = 1257 mm2 > As min = 0,002 . s . b = 0,002 . 250 . 1000
= 500 mm2
As. fy 1257.240
= =14 ,20
a = 0,85.fc ' .b 0,85 .25.1000 mm
Mn = As . fy . (d –a/2)
= 1257 . 240 (170 – 14,20/2)
= 49143672 Nmm
Φ Mn = 0,8 . 49143672 = 39314937,6 Nmm > 7005000 Nmm
Jadi tulangan yang dipakai Ø 20 – 250 mm

Tabel 4.2 kesimpulan perhitungan penulangan pelat lantai

Arah Tulangan Tulangan Tarik


M lpx Ø 20 - 250
M tpx Ø 20 – 250
Mlpy Ø20 – 250
Mtpy Ø20 - 250
Ø 20 - 250

Ø 20 - 250
Ø 20 - 250

Gambar 4.6 Sket Penulangan Pelat Lantai


4.4 Perhitungan Gelagar Komposit
4.4.1 Perhitungan Balok Gelagar / Stranger
Berikut adalah perhitungan balok gelagar atau stranger.
a. Pembebanan
1) Beban Mati :
- Berat Air Hujan =0,05.1,46.1000 = 73 kg/m
- Berat Perkerasan =0,05.1,46.2200 = 160,6 kg/m
- Berat Lantai Kendaraan = 0,2.1,46.2500 = 730 kg/m
- Berat Sendiri Gelagar IWF 800x300 = 191 kg/m
- Berat Sendiri Diafragma C-35 = 60,6 kg/m +
qDL =1215,2
kg/m
Mbm = 1/8 . q . L2
= 1/8 . 1215,2 . (20)2
= 60760 kg.m
Dbm =½.q.L
= ½ . 1215,2 . 20
= 12152 kg.m

2) Beban Hidup :

Beban hidup pada trotoar = 200 kg/cm2,

Diperhitungkan beban sebesar (q1) = 60% . 200

= 120 kg/m

- Beban Merata :
q=2,2
t/m

= 2200 kg/m → L < 30 m.

q
q=
2, 75
S’ → S’ = Lebar pengaruh beban hidup pada gelagar.
q
q= ×1 , 46=1168
2, 75
kg/m

- Beban Garis :

P = 12 ton = 12000 kg
Koefisien kejut:
20
K =1+
50+ L
20
=1+
50+20
= 1,286
P 12000
P’ = S ' K= × 1,46× 1,286=8191,168~ 8191,17
2,75 2,75
kg/m

3) Momen Akibat Beban Hidup :


Mbh = 1/8 . q . L2 + ¼ . P’. L
= 1/8 . 1168 . (20)2 + ¼ . 8191,17. 20
= 99355,84 kg.m

4) Gaya Lintang Akibat Beban Hidup :


Dbh = ½ . q . L + P’
= ½ . 1168 . 20 + 8069,82
= 19871,168 kg

5) Total Momen :
Mtot = Mbm + Mbh
= 60760 + 99355,84
= 99355,84 kg.m

6) Total Gaya Lintang :


Dtot = Dbm + Dbh
= 1215 + 19871,168
= 32023,16

Mtot
Wh =
σ
99355 , 84
=
2400
= 6671,493 kg.cm
Wperlu = 1,25 . Wh
= 1,25 x 6671,493
= 8339,367 kg.cm

b. Momen Inersia Gelagar (Is)


1) Akibat Beban Mati :
- Berat Air Hujan = 0,05.1,46.1000 = 73 kg/m
- Berat Perkerasan = 0,05.1,46.2200 = 160,6 kg/m
- Berat Lantai Kend. = 0,2.1,46.2500 = 730 kg/m +
qDL = 963,6 kg/m
4
5 qDL . L
fmax =
384 E Is
L
f̄ =
500
ambil fmax = f̄
4
5 qDL . L L
=
384 E Is 500
2500 . qDL . L3
Is =
384 . Es
3
2500 . 9,636 .250 0
= 6
384 . 2,1.10
= 466773,623 cm4

2) Akibat Beban Bergerak/Hidup (D) :


Perhitungan gaya-gaya dalam akibat beban hidup dihitung dengan
garis pengaruh dan dihitung setiap potongan 2,5 m dengan P = 1 (satuan
gaya). Garis pengaruh dari kanan (RA)
( L−x ) 20−x
D = Y = P. =1. = 0,0067 (20 – x )
L 25
Pot X Y=D
0 0 1
1 2.5 0.9
2 5 0.8
3 7.5 0.7
4 10 0.6
5 12.5 0.5
6 15 0.4
7 17.5 0.3
8 20 0.2
9 22.5 0.1
10 25 0

x x
D = Y = P. =1.
L 20
Pot X Y=D
0 0 0
1 2.5 0.1
2 5 0.2
3 7.5 0.3
4 10 0.4
5 12.5 0.5
6 15 0.6
7 17.5 0.7
8 20 0.8
9 22.5 0.9
10 25 1

3) Garis Pengaruh Momen Lentur :


Ditinjau dari setengah bentang bagian kanan sepanjang 10 m.
- 0<x<2m
( 20−2 ) . x
Dimana M = (L – x) Rb =
20
x =0 → M1 ki =0
x =2 → M1 ka = 1,8
Mmaks = ½ . 2 . 2 . q/1000 + 2 . P’/1000
= 18,718 tm = 18718 kg.m

- 0<x<4m
( 20−4 ) . x
Dimana M = (L – x) Rb =
20
x =0 → M1 ki =0
x =4 → M1 ka = 3,2
Mmaks = ½ . 2 . 4 . q/1000 + 4 . P’/1000
= 37,436 tm = 37436 kg.m
- 0<x<6m
(20−6). x
Dimana M = (L – x) Rb =
20
x =0 → M1 ki =0
x =6 → M1 ka = 4,2
Mmaks = ½ . 2 . 6 . q/1000 + 6 . P’/1000
= 56,155 tm = 56155 kg.m

- 0<x<8m
(20−8). x
Dimana M = (L – x) Rb =
20
x =0 → M1 ki =0
x =8 → M1 ka = 6,4
Mmaks = ½ . 2 . 8 . q/1000 + 8 . P’/1000
= 74,87335 tm = 74873 kg.m

- 0 < x < 10 m
(20−10). x
Dimana M = (L – x) Rb =
20
x =0 → M1 ki =0
x = 10 → M1 ka =8
Mmaks = ½ . 2 . 10 . q/1000 + 10 . P’/1000
= 81, 91169 tm = 8191169 kg.m

4) Akibat Beban Hidup :


P = 12 ton = 12000 kg
3
P' . L
fmax =
48 Es Is
lx 1,46
P' = P= ×12000=6370,91kg
2,75 2,75
P' . L3 6370,91 ×200 03
fmax = = =¿0,125cm
348 Es Is 348 ×2,5 × 10 6 × 238988,095
L 2000
f̄ = = =4 cm
500 500

fmax < f̄
0,125 < 4 cm...OK!
c. Mencari Momen Lentur dan Gaya Dalam
Pembebanan
1) Beban Mati :
- Berat Air Hujan = 0,05.1,46.1000 = 73 kg/m
- Berat Perkerasan = 0,05.1,46.2200 = 160,6 kg/m
- Berat Lantai Kendaraan = 0,2.1,46.2500 = 730 kg/m
- Berat Sendiri Gelagar = 191 kg/m +
qDL = 1154,6 kg/m
Berat Diafragma Gd = G . Ix = 60,6 x 1,46 = 88,476 kg → beban terpusat.
MmaxDL = 1/8 . qDL . L2 + ¼ . Gd . L
= 1/8 . 1154,6 . (20)2 + ¼ . 88,476 . 20
= 58172,38 kg.m
DmaxDL = ½ . qDL . L
= ½ . 1154,6 . 25
= 11546 kg

2) Beban Hidup :
- Beban Merata
q = 2,2 t/m = 2200 kg/m → untuk L < 30 m
q
q=
2, 75 S’ → S’ = Lebar pengaruh beban hidup pada gelagar.
2200
q= ×1,46=1168 kg/m
2,75
Mmax = 1/8 . q . L2 = 1/8 .1168 . 202 = 58400 kgm
Dmax =½.q.L = ½ . 1168 . 20 = 11680 kg

- Beban Garis
P = 12 ton = 12000 kg
20 20
Koefisien kejut: K =1+ =1+ =1,285
50+ L 50+20
lx 1 , 46
P' = P= ×12000=6370 , 91
2,75 2, 75 kg
Mmax = K.1/4.P’.L
= 1,285 . 1/4 . 6370,91 . 20
= 51194,80 kgm
Dmax = P’ = 6370,91
MmaxLL = 1/8 . q . L2 + ¼ . P’ . L
= 91250 + ¼ . 6370,91 . 20
= 131068,2 kgm
DmaxLL = ½ . q . L + P’
= 14600 + 6370,91
= 20970,91 kg

- Beban Angin
Beban angin bekerja pada kendaraan, dengan kedudukan sebagai
berikut:
Wk = 2,00 . q
= 2,00 . 150
= 300 kg/m
Wk . 1,00 + qw . 1,75 = 0
300
=171 ,429
qw = 1,75 kg/m

Momen akibat beban angin:


Mba = 1/8 . qw . L2
= 1/8 . 171,429 . 202
= 8571,4286 kg.m
Dba = ½ . qba . L
= ½ . 171,429 . 250
= 1714,28 kg

3) Momen dan Gaya Lintan Total :


Mmaxtot = MmaxDL + MmaxLL + Mba
= 58172,38 + 51194,805 + 8571,4286
= 117938,61 kgm
Dmaxtot = DmaxDL + DmaxLL + Dba
= 11546 + 20970,91 + 1714,2857
= 34231,19 kg

4.4.2 Dimensi Gelagar


Dipakai profil baja I WF (Wide Flange) = 800.300 besaran-besaran dari
IWF 800.300 adalah sebagai berikut:
Gambar 4.7 Dimensi Penampang Gelagar
H = 79,2 cm
B = 30 cm
t1 = 1,4 cm
t2 = 2,2 cm
r = 2,8 cm
A = 243,40 cm2
Ix = 254000 cm4
ix = 32,30 cm3
Wx = 6410 cm3
G = 191 kg/m
a. Diagram Komposit
Syarat:
h diafragma < h gelagar.
Diambil h diafragma = 40% . h gelagar
= 40% . 79,2
= 31,68 cm
Digunakan profil baja C-35
Gambar 4.8 Dimensi Penampang Diafragma
Didapat:

- H = 35 cm
- B = 10 cm
- d = 1,4 cm
- t = 1,6 cm
- F = 138,6
- G = 60,6 kg/m

Berat diafragma sesungguhnya:


G diafragma : G.Lx = 60,6 x 1,46
= 88,476 kg

b. Kontrol Akibat KIP


Data-data profil baja IWF 800.300

- H = 79,2 cm
- B = 30 cm
- t1 = 1,4 cm
- t2 = 2,2 cm
- r = 2,8 cm
- A = 243,40 cm2
- Ix = 254000 cm4
- ix = 32,30 cm3
- Wx = 6410 cm3
- G = 191 kg/m

1) Kontrol Penampang
l 146
- = =1,84 cm
H 79,2
B 30
1,25 =1,25 =17,04cm
ts 2,2

l B
=1,84 cm< =17,04 cm ...OK!!!
H ts

H 79,2
- = =56,57 cm < 75 ...OK!!!
tb 1,4

Maka penampang berubah bentuk:


1/6 ho = 1/6 (79,2 – (2.1,4)) = 12,73 cm ~ 127,3 mm

2) Iy Bidang Yang Diarsir

1/12 . 1,4 . 303 + 1/12 . 12,73 . 2,2 3= 3161,29 cm4

3) A Yang Diarsir

(1,4.30) + 2,2 = 44,20 cm2

iy=
√ 3161,29
44,20
=8,457 cm λ=
lk
ix
lk = Jarak antar titik-titik sokong lateral = 300 cm
300
λ= =35,473
8,457
λ
untuk BJ 37, maka = 36,41
36 , 41−36
ω=1 ,111+ (1 .119−1. 111)=1, 11428
37−36

Syarat berubah bentuk:


ωkip < σ
1600
=1435,905
1 ,11428
σkip = kg/cm3
Mmax = 1/8 . q . L2
= 1/8 . 1235,2 . 202
= 6176000 kg.m
6176000
σ=
6410
¿963,49kg / c m2 <σ kip=1435,905 kg /c m 2…OK!!!

c. Menghitung Tegangan Timbul

4.9 Penampang Gabungan


146.20
AC= =44,98cm2
3.25
1 1
h + t
2 st 2 39,6+ 10 cm
Ys= = =0,171
Ac+ As 44,98+ 243,4
Ysc = Ys + ½ hs
= 0,171 + 39,6
= 39,77 cm
Yc = (hs + ½ tc) – Ysc
= (79,2 – 10) – 39,77
= 29,42 cm

d. Lebar Efektif Flens Komposit

b = ½ (S gelagar – lebar flens)


= ½ (1,46 – 0,30)
= 0,58 m
b 0,58 λ
= =0,029 =1 → λ=1.0,58=0,58
L 20 b
λ
Lef = 2. + lebar flens = 2.0,58 + 0,30 = 1,46
Menurut AASHTO:
Le < ¼ L = ¼.20 = 5 m
Le = 1,46 < 5 m ...OK!!!

e. Momen Inersia Komposit

Isc = As.(Ys + ½ t).Yc + 1/12.Ac.t2 + Ix


= 243,4 (0,171 + 10) 29,42 + 1/12.44,98.202 + 254000
= 328359,2015 kgm

f. Menghitung Tegangan Sebelum Beton Mengeras

Sebelum beton mengeras kendaraan belum boleh lewat, beban mati dipikul
oleh gelagar.
M max D L 58172,38
σ max ¿ = =¿907,52 kg/cm2
Wx 6410
σ max ¿ 907 ,52 kg /c m2 ≤ σ̄ a=2400 kg /c m2

g. Menghitung Tegangan Sesudah Beton Mengeras

Sesudah beton mengeras kendaraan sudah boleh lewat, beban mati dan
beban hidup dipikul oleh gelagar komposit.

1) Tegangan Pada Flens Atas

M max D L .1/2 h s M max L L .(h s−Ysc)


σfa= + ≤σs
Is Isc
58172,38. 0,5 . 79,2 51194,805(79,2−39,771)
¿ + ≤2400 kg/c m2
466773,6 328359,2
2 2
¿ 1108,24 kg /c m ≤2400 kg /c m ...OK!!!
2) Tegangan Pada Flens Bawah

M max D L .1/2h s M max L L .(Ysc )


σfb= + ≤ σs
Is Isc
2303626,248 2036119,41 2
¿ + ≤2400 kg/c m ¿ 1113,61 kg/c m2 ≤ 2400 kg/c m2 …
466773,6 32835,2
OK!!!

3) Tegangan Pada Tepi Atas Plat Ik

σca=
M max L L Yc+ ( 1
2 tc ) ≤ σ ¿ 51194,805 ( 29,42+10 ) 250 kg
25. ( 328359,2 )

cm
2
c
n . Isc
2 2
¿ 24,589 kg /c m ≤ 250 kg /c m …OK!!!

4) Tegangan Pada Tepi Bawah Plat Ik

M max L L(Yc+1/2 tc) 51194,805(29,42+ 10) 2


σcb= ≤ σ c¿ ≤250 kg /c m
n . Isc 25.(328359,2)
2 2
¿ 24.589 kg /c m ≤ 250 kg /c m …OK!!!

Gambar 4.10 Diagram Tegangan

h. Perencanaan Sambungan

1) Plat Penyambung
- Plat Penyambung Flens = 1 Plat

Lebar = Lebar Flens = bs = 29,3 cm


Tebal = 0,8.a1 → tebal flens = ts

- Plat Penyambung Rib = 2 Plat

Lebar = hs – 2ks
Tebal = 0,8.a1 tebal rib = ds
Dimana:
bs = Lebar flens gelagar
ts = Tebal Flens Gelagar
hs = Tinggi Gelagar
ks = ts + a
ds = tebal rib gelagar

Gambar 4.11 Pelat Penyambung

2) Dipakai Alat Sambung Paku Keling


- Sambungan Flens

M 160968 ,053
K= = =2032 , 42 kg
hs 79 ,2

- Sambungan Penampang Tunggal

1 1
Ngs= π . d 2 . τ= . 3 ,14 .(2,3 )2 . 0,8. 1600=5315 , 392 kg
4 4
Ntp=d . S min . τ tr=2,3. 1 .2 .1600=7360 kg
Ngs<Ntp→ N min=Ngs
K 2032 , 42
= +1=1 ,38=2 buah
N min 5315 ,392
Jumlah paku keling:
Karena dipasang dua baris, maka jumlah paku diambil 4 buah.

- Sambungan Rib

Jumlah paku keling dicoba-coba


Coba pasang 4 x 3 baris
X = 4 cm
Y2 = 6 cm
Y1 = 2 cm
X2 = 2X2 = 2 x 42 = 32 cm
Y2 = (Y12 + Y22) = 40

a) Akibat M

M.Y2 16096 , 8053( 6 )


V 1= = =1341 , 4004 kg
2
ΣX + ΣY 32+40
2

M.X 16096 , 8053( 4 )


H 1= 2 1 2 = =894 , 266 kg
ΣX + ΣY 32+ 40

b) Akibat D

Dtotal 32516,91
V 2= = =2709,74 kg H 2=0 R=√ ¿ ¿
n 12
¿ √ ¿ ¿¿ 4148,67 kg

- Sambungan Dobel

1 2 1
Ngs=2. . π . d τ=2. .3,14 . ¿
4 4
¿ 10630,784 kg Ntp=d . S min . τ tp=2,3.1.2 .1600=7360 kg
R=1815,754 kg< N min ¿ 7360 kg → kuat dan OK

i. Sambungan Balok Diafragma Dengan Gelagar


Gambar 4.12 Sketsa Sambungan Balok Diafragma Dengan Gelagar

Sγ=0,8 a/dd
Alat penyambung:
dd = Tebal rib diafragma.
¿
atau dipakai 40
qd = G kg/m = 91,396 kg/m

Reaksi Perletakan:
ℓx 1 , 46
xqd= ×91 ,396=66 , 72
2 2
R1 = kg
ℓx . qd=1,46×91 ,396=133 ,44
R2 = kg
Rmin = R1 = 66,72 kg

¿
Sambungan diafragma dengan 40:
Ngs = 2.1/4..d2.r
= 2.1/4.3,14.(2,3)2.0,8.1600
= 10630,784 kg
τ tr
Ntr = d.Smin = = 2,3.1.2.1600
= 7360 kg → Nmin = Ntr = 7360 kg
¿ ¿
Rmin Nmin = 66,72 7360 ... OK!!!
j. Penghubung Gheser (Shear Connector)

Jenis penghubung geser (shear connector) yang digunakan dalam


perencanaan ini adalah paku (stud) dengan diamter 2,22 cm.

Syarat-syarat:

1) Jarak maksimum antara stud connector (ts) adalah 50 cm atau 3t =


60cm.
2) Jarak minimum antara stud connector (ts) = 10 cm.
3) Jarak minimum flens ke stud connector (P) = 2,5 cm.
4) Jarak minimum permukaan beton dengan tepi atas stud (a) = 2,5 cm.
5) Tinggi minimum 5 cm.

Beberapa ketentuan penetapan Lefektif:


1 1
. Lantar− As= . 146=36 ,50
4 4
cm
Tebal plat beton = 12.20 = 240 cm
Jarak antar gelagar memanjang 146 cm.

Langkah-langkah perhitungan:
Diambil:
a = 7,5 cm
hs = 20 – 7,5
= 12,5 cm
d = 2,22 cm
hs 12 , 5
→ =5 ,63
d 2 , 22
> 5,5 → > 5,5 …OK!!!

Maka kapasitas dukung stud connector:

√ σb
Qds = 55.d .2
2
55 .(2, 22) √75=2347 ,47
= kg

Maka kekuatan stud connector:


Q ds
→sf
sf
Q = = faktor kemanan
2347 , 47
=586 , 87
4
Q = kg

Untuk gelagar diambil dua stud, sehingga:


Q = 2.586,87 = 1173,74 kg

Kekuatan geser paku:


DS
q=
I

Dimana:
q = Besarnya tegangan geser.
S = Statis momen beton.
D = Gaya lintang.
I = Momen inersia.

Gaya lintang yang bekerja pada gelagar:


Dmax total = DmaxDL + DmaxLL
= 14432,5 + 20970,91
= 35403,41 kg

Mencari Garis Netral :


Gambar 4.13 Mencari Garis Netral
Mencari garis netral terhadap tepi atas beton:
1 1
Ab. .t +n . Ap( h+t )
2 2
Y=
Ab+n . Ap

Dimana:
Ab = Luas beton ekivalen.
1
( Le.t )
22
=
1
(146 .20 )=132 , 72
22
=
Ap = Luas penampang profil.
= 243,4 cm2
1 1
132 ,72 . . 20+22 .243 , 4 .( 79 , 2+20)
2 2
=58 , 40
132 ,72+22 .243 , 4
Y = cm

Statis momen pelat beton terhadap garis netral:


1
.20 . 146. (58 , 40−10 )=
22
Sx = 6424 cm3

Momen inersia gabungan (I):


1 3
n
1
2 { 1
. t . Le+ Ab( y− . t )2 +n Iprofil+ Aprofil(t+ h− y )2
2 }
I =
1 1
.203 .146+132 , 72(58 , 40− . 20)2 +
22 2
=

{254000+243 , 40(20+ 12 79 ,2−58 , 40 ) }


2

22 +
= 595970,6384 cm4

Kekuatas geser paku:


D .S
I
q =
35403,40. 6424
=
595970,6384
= 38,161 kg/cm

Gaya geser:
1 1
L=F= . q . L= .38,161.2100=¿40069,75 kg
2 2

Jarak shear connector:


Q
q
m =
1173,74
=
38,161
= 30,75 ~ 40 cm < 50 cm ...OK!!!

Stud connector yang dibutuhkan gelagar:


L 40069,75
n= = =34,13→ 35buah
Q 1173,74
Karena paku yang dipasang dua baris maka jumlah paku yang dibutuhkan
adalah 2.35 = 70 buah.

Gambar 4.14 Sketsa Penempatan Paku

k. Perhitungan Perletakan/Tumpuan

Tumpuan atap perletakan yang dipakai adalah tumpuan dari elastomer,


(elastromeric bearing), dimana pemasangannya mudah dan tidak memerlukan
perawatan yang rutin, sebelumnya menentukan dimensi dari elastomer
tersebut maka harus dihitung terlebih dahulu gaya-gaya yang bekerja pada
tumpuan, elastomer dipasang pada tiap pojok setiap gelagar.

Gaya-gaya yang bekerja pada tumpuan:

1) Gaya Vertikal

Beban Mati (qtot) = 1215,2 . 20 = 24304


Beban Hidup (q) = 1168 . 20 = 23360
Beban Garis (P) = 12000

Besarnya gaya vertikal untuk satu perletak:


qtot q 20 P
+( . )+
2 2 2 2
Va =

=
2
+( 2
.
2
+
2 )
24304 23360 20 12000
=¿ 134952

= 134,952 ton

2) Gaya Horizontal
- Akibat Gaya Gesekan Memanjang (Gm)
Koefisien gesekan antara elastomer dengan baja (f) = 0,18
Gm = 0,18 . 134,952
= 24,291 ton
24 , 291
Untuk satu perletakan = =12.145ton
2

3) Akibat Gaya Gempa (G)

G = E.Gm
E = Koefisien gempa = c.i.k
C = Koefisien gempa dasar = 0,07 (zona II)
I = Faktor keutamaan truktur = 1 (bangunan umum)
K = Faktor jenis struktur = 1 (untuk beton bertulang)
E = 0,07.1.1 = 0,07
12.145
G = 0,07. =0,8501ton
2
0,8501
Untuk satu perletakan G = =0,425ton
2

4) Akibat Beban Angin (W)

W = 171,429 kg
171 , 429
=85 ,7145
2
Untuk satu perletakan = kg = 0,0857 ton

5) Akibat Gaya Rem (Rm)

Pengaruh gaya rem diperhitungkan sebesar 5% dari beban D tanpa


koefisien kejut pada semua jalur lalu lintas.
Rm = (5% . 23660) + 12000 = 13168 kg = 13,168 ton
13 ,168
Untuk satu perletakan = =6,584 ton
2
Maka gaya horizontal yang bekerja adalah:
H = Gm + G + W + Rm
= 24,291 + 0,8501 + 0,0857 + 6,584
= 31,3861 ton

l. Perhitungan Bantalan Elastomer

Setelah dilakukan perhitungan pembebanan pada tumpuan dan didapatkan


gaya-gaya yang bekerja dari perhitungan seperti dibawah ini adalah:
Panjang bentang = 20 m
Gaya vertikal (Va) = 134,952 ton
Gaya horizontal (Ha) = 24,291 ton
Gaya gempa maksimum 0,07.36,6642 = 1,7003 ton
Beban garis 12/2.70% = 4,2 ton
Gempa minimum 5%.4,2 = 0,21 ton

Spesifikasi elastomer yang dipakai seperti berikut :


Perubahan suhu maksimum (AC) = 25°
η
Penyusutan suhu maksimum ( ) = 0,000012/1° C
Koefisien gesekan elastomer (f) = 0,18
Modulus geser durometer hardness-53 (G) = 0,77 Mpa = 7,7 kg/cm2
Mutu baja = 2400 kg/cm2
Direncanakan bantalan elastomer sebanyak 2 buah untuk setiap gelagar.

Dengan dimensi elastomer sebagai berikut:


Tebal elastomer (t) = 15 mm
Tebal pelat baja (ts) = 5 mm
Panjang (b) = 600 mm
Lebar (a) = 600 mm
2 buah elastomer tebal total = 9,7 mm
Gambar 4.15 Penampang Elastomer

m. Kontrol Kekuatan Elastomer

1) Terhadap Selip

Pada waktu terjadi beban vertikal minimum dan beban horisontal


maksimum maka akan terjadi selip pada tumpuan. Hal ini akan terlihat
biasanya pada saat pada saat gempa maksimum.

a
σ v min b
< Persyaratan selip = 10(1 + )
Pmin
σ v min ¿ =6,7476 kg/cm2
A
Persyaratan selip = 10(1 + 30/30) = 20 kg/cm2
6,7476 kg/cm2 < 20 kg/cm2... OK!!!

2) Terhadap Gempa Maksimum


σ V maks
Syarat = < 2.G.SF
Dimana:
Va = 134952 kg
A = 3600 cm2
G = 7,7 kg/cm2
a. b 60.60
.(a+b ) .(60.60)=3,09
T 9,7
SF = =
σ V maks 134952
=31,238
= 3600 kg/cm2

2.G.SF = 2.7,7.3,09 = 31,238 kg/cm2


31,238 kg/cm2 < 47,15 kg/cm2... OK!!!

3) Terhadap Stabilitas Lapisan Elastomer

→σ V maks 2.a
Syarat < 3.T .G.s kg/cm2
σ V maks 134952
= 3600 =31,238 kg/cm2

a. b
.(a+b )
4.t
S =
60 .60
.(60+60)=5,0
4 .1,5
=
2. a 2.60
= =0,07140 ton/cm2 = 71,40 kg/cm2
3.T .G . s 9,7,7.7,7 .5
71,40 kg/cm2 < 1071 kg/cm2...OK!!!

4) Terhadap Lapisan Pelat Baja (Ts)

4. t .(Ha+1,5. beban garis)


Ts >
A.σ
61182,72
0,50 > =0,007
8640000
0,50 > 0,007 cm ...OK!!!

Dari pengontrolan yang ada, maka dimensi elastomer cukup aman


terhadap beban horisontal dan beban vertikal, maka dimensi elastomer
yang direncanakan dapat digunakan.

n. Perhitungan Expantion Joint

Expantion Joint yang digunakan adalah tipe karet, neoprene dapat


digunakan apabila elongation movement antara 25 mm – 75 mm. (Dijen Bina
Marga)
Tabel 4.3 Tipe Expantion Join Yang Digunakan

Maximum Alowable
Tipe Lebar (mm)
Movement (mm)
50 325 25
70 391 35
100 591 50
160 720 80

Menentukan jarak elongation:


Akibat perubahan suhu = 0,4 L
Akibat susut = 0,2..L
Akibat rangka = 0,4..L
= (0,4 + 0,6 )L
Akibat perubahan atau pelat lantai kendaraan diperkirakan mempunyai
jarak elongation sebesar 20% dari jarak yang ada sehingga jarak
elongation menjadi:
S = 1,2(0,4 + 0,6)L
Dimana:
S = Jarak elongation total.
 = Koefisien sehubungan dengan umur beton atau pelat lantai
kendaraan
pada waktu pemasangan expantion joint yaitu = 0,4.
L = Panjang bentang jembatan = 20 m.
S = 1,2(0,4 + 0,6)L
= 1,2(0,4 + (0,6.0,4))20
= 15,36 m ~ 15360 mm
Maka dipakai neoprene tipe 100 dengan jarak 50 mm > 15,36 mm.

o. Perhitungan Plat Injak

Pelat injak berfungsi untuk:

- Menghindari kerusakan jalan akibat penurunan tanah timbunan di


belakang abutment.
- Menghindari tumbukan langsung terhadap bagian atas abutment.

1) Dimensi Pelat Injak


- Tebal pelat injak = 20 cm
- Panjang pelat injak = 300 cm
- Lebar pelat injak = 1000 cm
- Mutu baja (fy) = 240 Mpa
- Mutu beton (fc) = 30 Mpa

√ 30=25742,96
- Modulus elastisitas beton = 4700 kg/mm2

(SKSNI-T-15-1991-03). Beban kendaraan satu roda = 10 ton.


Perhitungan ditinjau tiap satu meter kearah memanjang pelat (arah
lebar jembatan).

a) Momen Inersia Pelat

1 1
IP= b . h3 = . 100. 203 =66667
12 12
cm4

b) Modulus Elastisitas Tanah


Ks = 12.106 KN/m3
Ks’ = Ks.B
1
=1,2237 .10 6
9 ,806650
= 12.106. kg/m2

c) Rumus Winkler

λ=

4Ks
=
4

√ 1 ,2337 .16 6
4 . Eb . Ib 4 . 2574 , 296 .6666 , 7 . 10−8
=0 ,365

Momen pelat injak diperhitungkan yang terjadi di tengah-tengah


pelat, maka koefisien yang digunakan untuk momen dan geseran yang
dikembangkan Hetenyi:
P '
.B
2. λ
M = ; momen.
Q = P.C’ ; gaya geser.
Untuk beban di tengah-tengah bentang pada 0,5 L:
B’ = 0,2486 dan C’ = 0,4999
Jadi momen:
10000
.0,2486=3405 ,48
2 .0,365
M = kg.m
Q = 10000.0,4999 = 4999 kg

2) Penulangan Pelat Injak

Data-data:

- Ht = 20 cm
- d’ = 3 cm
- b = 100 cm
- d = ht – d = 20 – 3 = 17 cm
Mu = 3405,48 kgm

= 34,0548 KNm

= 34,0548.106 Nmm

6
Mu 34 , 0548 .10
= =42568500
φ 0,8
Mn = Nmm
1,4 1,4
= =0 .00583
fy 240
min =
b =
fc 600 25 600
0 , 85 .β 1 . ( )=0 , 85.0 , 85 . ( )=0 , 0538
fy 600+fy 240 600+240

0,75. ρb =0 ,75.0,0538
maks = = 0,04
ρmin ρ ρmak
Syarat < <
ρmin
Karena tidak memenuhi syarat maka diambil = 0,00583
ρ .b. d=0,00583 .1000. 170=991 ,1
As = mm2

Jarak tulangan perlu:


π π 2
φ 2.b .12 1000
4 tul 4
= =114 ,05
As 991, 1
mm
Dipakai tulangan Ø 12 – 100 = 1131 mm2
Gambar 4.16 Penulangan Pelat Injak

Anda mungkin juga menyukai