MODUL 5
PERAWATAN SISTEM REFRIGERASI
Oleh :
Syamsul Marlin Amir
Anwar
Irawan Alham
Syatir Suaib
Alfa F. Nilwan
Penulis:
1. Syamsul Marlin Amir
2. Anwar
3. Irawan Alham
4. Syatir Suaib
5. Alfa F. Nilwan
Editor:
1. Singgih Afifa Putra, S.Pi., M.Si.
(informasi: singgih.afifa@kemdikbud.go.id)
Dilarang Mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin LPPPTK KPTK Gowa.
ii
KATA PENGANTAR
Profesi guru dan tenaga kependidikan harus dihargai dan dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Hal ini dikarenakan guru dan tenaga
kependidikan merupakan tenaga profesional yang mempunyai fungsi, peran, dan
kedudukan yang sangat penting dalam mencapai visi pendidikan 2025 yaitu
“Menciptakan Insan Indonesia Cerdas dan Kompetitif”. Untuk itu guru dan tenaga
kependidikan khususnya guru bidang vokasi dalam menjamin profesionalisme nya
wajib melakukan untuk dapat melakukan asesmen kompetensi keahlian.
Modul Pendalaman Materi Uji Kompetensi Sertifikasi Keahlian Bagi Guru khususnya
yang berpartisipasi dalam Program Keahlian ganda adalah untuk institusi
penyelenggara program keahlian ganda dan merupakan petunjuk bagi
penyelenggara pelatihan di dalam melaksanakan pengembangan modul yang
merupakan salah satu sumber belajar bagi guru vokasi. Modul ini disajikan untuk
memberikan informasi tentang deskripsi dan kisi-kisi materi uji kompetensi yang
akan digunakan dalam asesmen kompetensi keahlian pada kegiatan program
keahlian ganda, dan sertifikasi keahlian bagi guru dan tenaga kependidikan
nantinya.
Pada kesempatan ini disampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada
berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi secara maksimal dalam
mewujudkan modul ini, mudah-mudahan modul ini dapat menjadi acuan dan sumber
inspirasi bagi guru dan semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program yang
dimaksud. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk
menyempurnakan modul ini di masa mendatang.
iii
DAFTAR ISI
iv
H. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................................... 38
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut .............................................................................. 40
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas ........................................................... 41
MEMELIHARA SISTEM KOMUNIKASI.................................................................... 43
A. Ringkasan ........................................................................................................ 43
B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 43
D. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................ 44
E. Kontektualisasi ................................................................................................ 46
F. Uraian Materi .................................................................................................... 47
G. Aktifitas Pembelajaran ................................................................................... 63
H. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................................... 63
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut .............................................................................. 65
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas ........................................................... 66
K. Daftar Pustaka ................................................................................................. 67
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU DEK .............................................. 68
A. Ringkasan ........................................................................................................ 68
B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 68
C. Ruang Lingkup ................................................................................................ 68
D. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................ 69
E. Kontekstualisasi .............................................................................................. 71
F. Uraian Materi .................................................................................................... 71
G. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................... 86
H. Latihan/Kasus/Tugas ...................................................................................... 86
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut .............................................................................. 87
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas ........................................................... 88
MELAKUKAN PERAWATAN SISTEM REFRIGERASI ........................................... 89
A. Ringkasan ........................................................................................................ 89
B. Tujuan Pembelajaran ...................................................................................... 89
C. Ruang Lingkup ................................................................................................ 89
D. Indikator Pencapaian Kompetensi ................................................................ 90
E. Kontekstualisasi .............................................................................................. 91
F. Uraian Materi .................................................................................................... 92
G. Aktivitas Pembelajaran ................................................................................. 117
H. Latihan/Kasus/Tugas .................................................................................... 118
v
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut ............................................................................ 119
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas ......................................................... 120
K. Daftar Pustaka ............................................................................................... 121
PENUTUP ............................................................................................................... 122
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................... 123
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
viii
GLOSARIUM
ix
BAB 1
PENDAHULUAN: MODUL ASESMEN KOMPETENSI GURU VOKASI
Oleh: Singgih Afifa Putra, M.Si.
A. Latar Belakang
Kompetensi guru dapat diartikan sebagai kecakapan/keahlian atau
kemampuan yang dibekali dengan pengetahuan untuk proses instruksional atau
belajar mengajar dan dilakukan dengan proses sadar serta penuh tanggung jawab.
Sadar disini maksudnya adalah mengetahui materi dan keterampilan yang akan dan
sudah diberikan. Sedangkan, tanggung jawab maksudnya adalah seorang guru
memantau perkembangan kelas dari awal hingga akhir dan dia berusaha agar
seluruh kelas terstimulasi, paham, dan turut berperan aktif dalam memperoleh
pengetahuan dan kompetensi yang diajarkan (Kartini, 2011).
Tim Penyusun Standar Kompetensi Guru Pemula (SKGP) merumuskan
kompetensi guru dalam 4 (empat) rumpun yaitu, a) penguasaan bidang studi, b)
pemahaman tentang peserta didik dan kompetensi lulusan yang harus dicapai, c)
penguasaan proses pembelajaran yang sesuai, dan d) pengembangan kepribadian
dan keprofesionalan, atau secara teoritis terdiri atas kompetensi pedagogis,
kepribadian, sosial, dan profesional (Mulyawan, 2013; Salim 2014). Seorang guru
harus memiliki kompetensi pedagogik dan profesional sebagai bekal untuk
menjalankan tugasnya, yaitu mendidik dan mencerdaskan siswa. Kompetensi
pedagogik mengenai ilmu tentang belajar dan pembelajaran, bagaimana
melaksanakan pembelajaran yang baik dan efektif, dan bagaimana membelajarkan
siswa agar mereka memahami materi pembelajaran (Hartinigtyas et al. 2016).
Sedangkan, kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru dalam
menguasai materi yang diampu secara luas dan mendalam berupa penguasaan
materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi
materinya, dan penguasaan materi serta keterampilan tersebut digunakan dalam
membimbing peserta didik untuk menguasai materi yang diajarkan yang disebut tata
cara instruksional (Kartini, 2011).
Sertifikasi kompetensi melalui pendidikan profesi guru sebagai upaya
penjaminan mutu pendidik dan tenaga kependidikan di Indonesia mempunyai arti
1
strategis dan mendasar dalam upaya peningkatan mutu guru. Oleh karena itu,
proses sertifikasi kompetensi dipandang sebagai bagian esensial dalam
memperoleh sertifikat kompetensi yang diperlukan (Salim, 2014). Sertifikat
kompetensi diterbitkan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi atau oleh lembaga
sertifikasi mandiri yang dibentuk oleh organisasi profesi yang diakui pemerintah (PP
Nomor 19 Tahun 2005) kepada warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap
kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu.
Sebagai guru profesional dan telah menyandang sertifikat pendidik, guru
berkewajiban untuk terus mempertahankan profesionalismenya sebagai guru.
Pengembangan kompetensi dan profesionalisme guru dapat dilakukan melalui
upaya pembinaan dan pemberdayaan guru. Untuk menjamin konsistensi
profesionalisme guru seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni, diperlukan upaya-upaya peningkatan profesionalisme secara
berkesinambungan (Slameto, 2014). Pengalaman dalam pelatihan menjadi factor
yang berpengaruh paling besar dalam mempengaruhi profesionalisme guru
(Mulyawan, 2013), selain itu secara preskriptif dukungan kompetensi manajemen,
strategi pemberdayaan, supervisi pengembangan, dan penelitian tindakan kelas
merupakan dimensi-dimensi alternatif untuk meningkatkan profesionalisme guru
(Slameto, 2014).
Rekomendasi ILO (International Labour Organisation) bagi negara-negara
yang belum memiliki standar adalah dengan menerapkan Regional Model
Competency Standar (RMCS). RMCS adalah sistem uji kompetensi berdasarkan
unit kompetensi bukan berdasarkan jabatan atau kualifikasi. Siap saja yang merasa
mampu untuk diuji untuk satu unit kompetensi atau lebih dapat dilakukan setiap
waktu. Keuntungan uji kompetensi berdasarkan unit ini karena beberapa unit
kompetensi dapat dipaketkan menjadi suatu kualifikasi sehingga seseorang yang
memiliki kualifikasi tertentu dapat dterima ditempat kerja di industri (Silitonga, 2007).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Badan Nasional
Seritifkasi Profesi mengadopsi sistem ini untuk diterapkan dalam proses uji
kompetensi keahlian guru-guru vokasi di Indonesia.
Sistem sertifikasi di Indonesia untuk tenaga pendidik dan tenaga kerja lainnya
adalah merupakan sarana pengakuan atas kompetensi yang telah dimiliki baik
melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), dan pengalaman kerja, begitu juga di
Negara lain. Melihat sistem sertifikasi di Jepang yang dilaksanakan oleh JAVADA
2
(Japan Vocational Ability Development Association), bahwa bahan uji kompetensi
dikirim oleh penguji (asesor) beberapa bulan sebelum waktu pelaksanaan ujian
dilaksanakan, hal ini dilakukan untuk membantu tenaga kerja mempersiapkan
dirinya sebelum menghadapi proses asesmen kompetensi (Silitonga, 2007).
Mempertimbangkan hal tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam
hal ini LPPPTK KPTK Gowa menyusun modul pendalaman materi uji kompetensi
masing-masing skema kompetensi keahlian di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP)
LPPPTK KPTK Gowa, dengan tujuan untuk dapat dijadikan bahan pembelajar bagi
guru dan tenaga kependidikan yang akan mengikuti proses asesmen kompetensi.
Materi pembelajaran yang disajikan pada modul ini merupakan hasil telaah
secara akademik yang diharapkan dapat membantu pendalaman materi uji
kompetensi bagi peserta uji kompetensu dalam asesmen kompetensi pada skema
kompetensi keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan di LSP LPPPTK KPTK. Unit-
unit kompetensi yang dijelaskan dalam modul ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut.
3
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup disini maksudnya adalah batasan (limitation) penggunaan modul
dan sumber materi uji kompetensi yang akan dijelaskan. Modul ini terbatas
penggunaanya hanya untuk diklat pendalaman materi uji kompetensi terkait skema
kompetensi yang akan diikuti asesmen kompetensinya. Secara umum sasaran
capaian materi uji kompetensi terbatas hanya kepada calon peserta asesmen
kompetensi (asesi) di LSP (lembaga Sertifikasi Profesi) LPPPTK KPTK, dan
khususnya kepada peserta guru tahap in service training ke-2 program Keahlian
Ganda yang akan mengikuti asesmen kompetensi yang dilaksanakan oleh LPPPTK
KPTK Gowa.
D. Metode Pembelajaran
Menurut Purnamawati (2011) pendekatan metode pembelajaran dapat
memberikan hasil yang optimal dalam proses pembelajaran, beberapa prinsip yang
harus ditaati dalam konsep ini, adalah:
a) Pembelajaran diselenggarakan dengan pengalaman nyata dan lingkungan
alternatif, karena hal ini diperlukan untuk memungkinkan seseorang
berproses dalam belajar (learning to know, learning to do, dan actually
doing) secara kontekstual
b) Isi pembelajaran harus didesain agar relevan dengan karakteristik peserta
didik karena pembelajaran difungsikan sebagai mekanisme adaptif dalam
proses konstruksi, dekonstruksi, dan rekonstruksi pengetahuan, sikap dan
pengetahuan
4
c) Isi pembelajaran harus dipahami dan didesain dalam kerangka atau
konteks bekal awal (entry level behaviour) peserta didik, sehingga
pengalaman belajar dapat diefektifkan secara optimal
d) Asesmen peserta didik dilakukan secara formatif sebagai diagnosis untuk
menyesuaikan pengalaman belajar secara berkesinambungan dalam
bingkai belajar sepanjang hayat (life-long-continuing education);
e) Pendidik yang berfungsi sebagai fasilitator memberi keleluasaan dan
mendorong munculnya kemajemukan dalam perspektif dan skema
pengorganisasian pengetahuan dan kemampuan sehingga pengetahuan
atau keterampilan yang dikuasai peserta didik kaya akan konteks.
5
E. Daftar Pustaka
6
BAB 2
MEMENUHI PERSYARATAN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN
LINGKUNGAN DI TEMPAT KERJA
Kode Unit: (PRK.TP01.002.01)
Oleh: Anwar, ST
A. Ringkasan
Unit Kompetensi memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan di tempat kerja adalah unit berkaitan dengan prosedur keselamatan,
kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja. Tujuan materi ini adalah agar para
peserta dapat memahami prosedur dan instruksi kerja untuk pengendalian dan
penanganan pekerjaan berbahaya/darurat, serta bantuan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam mengendalikan resiko yang berhubungan dengan
tugas/pekerjaan di tempat kerja. Tujuan materi ini adalah agar para peserta dapat
memahami dan memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan di tempat kerja sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada kapal
penangkapan ikan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk pendalaman
materi unit kompetensi ini, dilakukan melalui metode ceramah dan kegiatan praktik.
Uraian materi mulai dari identifikasi unsur/bahan-bahan beresiko tinggi, dilanjutkan
dengan prosedur dan instruksi untuk pengendaliannya. Materi selanjutnya mengenai
peralatan darurat yang digunakan, serta perosedur penggunaannya. Materi ini
diakhiri dengan pengendalian resiko melalui bantuan keselamatan dan kesehatan
kerja.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta diklat menyelesaikan pendalaman materi mengenai unit kompetensi
memenuhi persyaratan keselamtan, kesehatan kerja dan lingkungan di tempat kerja,
diharapkan dapat:
a) Memenuhi prosedur keselamatan, kesehatan kerja di tempat kerja
b) Melakukan tindakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam kondisi
berbahaya/darurat,
c) Memelihara infrastruktur dan lingkungan kerja.
7
C. Ruang Lingkup
Unit Kompetensi memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan kerja dan
lingkungan di tempat kerja, menunjukkan kemampuan pekerja untuk memenuhi
persyaratan dasar bekerja di dunia usaha/ industri/ perusahaan penangkapan ikan.
Unit kompetensi ini adalah penting dan merupakan penjabaran suatu tugas/
tanggungjawab yang harus dimiliki pekerja pada semua kualifikasi di bidang teknika
perikanan laut.
Tabel 2. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja unit kompetensi Memenuhi
Persyaratan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat
Kerja (Berdasarkan SKKNI No 213 Tahun 2005)
9
E. Kontekstualisasi
Batasan variable dalam kegiatan pembelajaran unit kompetensi Memenuhi
Persyaratan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja adalah
sebagai berikut (Berdasarkan SKKNI No 213 Tahun 2005);
1. Tujuan dan kondisi meliputi : penghargaan yang relevan, tenaga kerja kontrak,
prasarana tempat kerja dan etiket
2. Pengembangan industri meliputi : implikasi perubahan teknologi pada tenaga
kerja, lingkungan industri
3. Bekerja praktis meliputi : persiapan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk
bekerja, melakukan prosedur penanganan darurat sesuai standar perusahaan
di tempat kerja serta memberikan bantuan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam mengendalikan resiko di tempat kerja.
4. Tindakan meliputi : persiapan alat dan bahan, melakukan prosedur
penanganan darurat serta memberikan bantuan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam mengendalikan resiko di tempat kerja..
5. Persyaratan penanganan disajikan secara lisan dan tulisan
6. Unit ini berlaku untuk bidang teknika kapal penangkap ikan
7. Presentasi dapat bersifat internal ataupun eksternal, namun tidak terbatas
F. Uraian Materi
Pengawasan Kebakaran Di Atas Kapal
Penyebab utama kebakaran di atas kapal dikarenakan oleh kelalaian manusia
yang tidak bertanggungjawab mentaati prosedur kerja dan melaksanakan
pencegahan bila keadaan berbahaya ditemukan. Beberapa kejadian kebakaran
menjadi bencana besar karena tidak berhasilnya mengawasi situasi dan kondisi
yang ada.
Penanggulangan bahaya kebakaran mengandung arti yang lebih luas. Dalam
hal ini peristiwa kebakaran sudah terjadi sehingga meninmbulkan bahaya terhadap
keselamatan jiwa maupun harta benda. Maka selain diperlukan tindakan
pengawasan atau pemadaman api, diperlukan pula tindakan-tindakan untuk
mencegah kerugian yang lebih besar. Misalnya saja menyelamatkan korban yang
terancam bahaya, mengamankan harta benda atau dokumen-dokumen penting,
pertolongan pertama pada korban yang menderita luka bakar dan sebagainya.
10
Ancaman bahaya kebakaran tergantung terkendali atau tidaknya api yang
menyala. Oleh sebab itu dikatakan bahwa bahaya kebakaran adalah bahaya yang
ditimbulkan oleh adanya api yang tidak terkendali dan dapat mengancam
keselamatan jiwa maupun harta benda.
Berdasarkan defenisi tentang bahaya kebakaran di atas, maka pencegahan
atau pengawasan bahaya kebakaran berarti segala usaha yang dilakukan agar tidak
terjadi penyalaan api yang tidak terkendali. Hal ini memberikan dua pengertian,
pertama yaitu penyalaan api belum ada dan diusahakan agar tidak terjadi penyalaan
api, misalnya dilakukan pada tempat tertentu yang dianggap penting : tempat
pengisian bensin, ruang mesin, gudang bahan yang mudah terbakar dan
sebagainya. Kedua, penyalaan api sudah ada karena memang digunakan untuk
suatu keperluan dan diusahakan jangan sampai api tersebut berkembang menjadi
tidak terkendali. Tindakan pencegahan adalah menjauhkan bahan-bahan yang
mudah terbakar dari tempat tersebut, menyiapkan alat-alat pemadam api tersebut.
Untuk dapat melakukan tindakan pengawasan atau pencegahan kebakaran
dan cara-cara penanggulangannya maka perlu pengetahuan tentang api dan sifat-
sifatnya.
11
Gambar 1. Segitiga Api
(2) Cara Pendinginan: adalah pemadaman api dengan jalan menurunkan panas
sehingga temperatur bahan yang terbakar turun sampai di bawah titik nyalanya.
Contohnya penyemprotan air pada benda-benda yang terbakar.
Klasifikasi Kebakaran
Klasifikasi kebakaran adalah penggolongan macam-macam kebakaran
berdasarkan jensi-jenis apinya. Penggolongan ini diperlukan agar dapat ditentukan
sistem pemadaman api yang tepat, sehingga dengan demikian dapat dipilih alat-alat
atau bahan-bahan pemadaman yang cocok untuk klas kebakaran.
Seperti pada jenis-jenis api, klasifikasi kebakaran ada empat macam, yaitu:
(1) Klas A : adalah kebakaran dari bahan-bahan yang mudah terbakar seperti :
kayu, kertas, plastik tekstil dan sebagainya
(2) Klas B : adalah kebakaran dari bahan cair atau gas seperti : bensin, solar,
bensol, butane dan sebagainya.
(3) Klas C : adalah kebakaran yang disebabkan oleh arus listrik pada peralatan-
peralatan : permesinan, generator, panel listrik dan sebagainya.
(4) Klas D : adalah kebakaran dari bahan-bahan logam seperti : titanium,
sodium,alminium dan sebagainya.
Media Pemadam
Media pemadam adalah bahan-bahan yang digunakan untuk memadamkan
api/kebakaran. Media pemadaman kebakaran dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok,
yaitu :
(1) Media jenis padat
14
- Pasir, tanah tepung kimia kering (dry chemical) yang terdiri dari : Sodium
bikarbonat (NaHCO3), Potasium Clorida (KCl), Potasium Silfida (K2SO4)
15
Gambar 7. Tabung Pemadam Gas CO2
Selang-selang air tersebut dibuat dalam berbagai ukuran, baik panjang maupun
diameternya. Yang dipergunakan dikapl-kapal, pada umumnya dengan ukuran
panjang 15 meter, 20 meter dan 30 meter, dengan diameter dari 1,5’’ - 3’’.
Jumlah maupun macamnya telah ditentukan sesuai dengan besar kecilnya,
demikian juga dengan perlengkapan coupling dan nozzle-nozzle-nya. Untuk
memudahkan penggunaannya selang air harus disimpan dalam keadaan
tergantung sedemikian rupa, agar sewaktu-waktu jika diperlukan dapat cepat
dipasang, serta aman bagi petugasnya. Sebelum disimpan ditempat
penyimpanan, selang yang selesai digunakan perlu dibersihkan dari kotoran-
kotoran yang melekat, sisa-sia oli dan lain-lain.
16
(2) Peralatan Pemadam Kebakaran yang Dapat Bergerak
Seperti telah diketahui, bahan pemadam kebakaran dapat ditempatkan dalam
tabung untuk berbagai ukuran, sehingga sewaktu diperlukan mudah digunakan.
Tabung pemadam disebut portable (mudah untuk dibawa-bawa) bila berat
tabung dan isinya tidak lebih dai 16 kg, sedangkan tabung yang lebih besar,
berat seluruhnya tidak lebih dari 30 kg. Bila beratnya lebih dari 30 kg biasanya
tabung dipasang pada tempat yang mempunyai roda.
Pabrik pembuatan alat-alat pemadam kebakaran diharuskan memasang label
hasil produksinya. Hal ini diwajibkan agar tidak terjadi kekeliruan pada waktu
menggunakan, sebab kekeliruan pemakaian alat dapat menimbulkan akibat fatal.
Sebaiknya, konsumen/ pemakai alat pemadam api, instansi pemerintah, swasta,
pabrik-pabrik, kapal-kapal dan sebagainya, harus mewajibkan setiap
karyawannya mengetahui dengan tepat fungsi dari tabung-tabung pemadam dan
bagaimana cara memakainya. Dengan demikian diharapkan dapat diambil
tindakan yang tepat pada awal kejadian kebakaran. Keterangan-keterangan yang
harus dicantumkan pada label portable adalah :
a. Jenis bahan-bahan pemadam yang disikan di dalamnya.
b. Kelas-kelas yang dapat dipadamkan.
G. Aktivitas Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajran unit
kompetensi Memenuhi Persyaratan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan
di Tempat Kerja diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ceramah (Teacher based Learning)
2. Kerja Kelompok (Cooperative Learning)
21
a. Kelompok I : mempersiapkan unsur/bahan-bahan beresiko tinggi.
b. Kelompok II : mengumpulkan semua prosedur dan instruksi kerja
untuk pengendalian pekerjaan berbahaya.
c. Kelompok III : mencatat prosedur penanganan darurat diikuti sesuai
standar perusahaan di tempat kerja.
H. Latihan/Kasus/Tugas
(tidak ada)
22
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut
Silahkan masing-masing peserta pelatihan memberikan umpan balik terhadap uraian
materi yang diberikan dan tanggapan atau tindak lanjut yang diharapakan untuk
kegiatan selanjutnya atau dimasa yang akan datang pada kolom dibawah ini.
Umpan Balik:
Tindak Lanjut:
23
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
(tidak ada)
K. Daftar Pustaka
Aliredjo, M. Subroto, S.Pi., MT., 2013. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah
Menengah Kejuruan. Direktorat Pembinaan SMK. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Anonimous, 1996. Advanced Fire Fighting. Marine Safety Courses. Balai Pendidikan
dan Pelatihan Ilmu Pelayaran Barombong. Makassar
Anonimous, 1996. Perlengkapan Kapal. Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu
Pelayaran Barombong. Makassar
Anonimous, 1996. Marine Safety I (Fire Fighting). Balai Pendidikan dan Pelatihan
Ilmu Pelayaran Barombong. Makassar
Anonumous, 2000. Emergency First Aid. Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu
Pelayaran Barombong. Makassar
Anonimous, 2000. Perawatan Medis. Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen
Perhubungan. Jakarta.
Anonimous, 2000. Rakit dan Perahu Penyelamat. Badan Pendidikan dan Pelatihan
Departemen Perhubungan. Jakarta.
Kartono, Mohammad, 1986. Pertolongan Pertama. Edisi yang Disempurnakan. PT
Gramedia, Jakarta.
24
BAB 3
MEMBINA KERJASAMA
A. RINGKASAN
Etika merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia
dalm menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah pernyataan
itu baik atau buruk. dalam penyampaian suatu pesan, perlu diperhatikan beberapa
hal, antara lain: subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audience,
gaya personal, dan latar belakang budaya. dalam menjalin hubungan antar pribadi
tersebut diperlukan keramahan, suasana saling mempercayai, selaras, kerjasama
yang baik sehingga tercipta lingkungan kerja psikologis yang nyaman yang dapat
mendorong semangat kerja pegawai’. beberapa kegunaan teknologi di dalam
sebuah perusahaan/tempat kerja dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk
membantu sebuah perusahaan/tempat kerja menjadi lebih kompetitif dibandingkan
perusahaan lainnya yang ada di pasar
a. Meningkatkan Produktivitas
b. Memaksimalkan potensial
c. Menjadi perusahaan mainstream
25
Penampilan Pribadi, tujuan penampilan pribadi adalah:
a. Pelayanan dengan penampilan serasi
b. Sikap dan cara berjalan yang baik.
c. Cara berpakaian yang serasi beserta aksesorisnya.
B. Tujuan Pembelajaran
C . Ruang Lingkup
Unit ini menjelaskan prinsip dasar dalam membangun kerjasama dengan orang atau
kelompok lain. Kompetensi ini berkaitan dengan prinsip dasar berkomunikasi, baik
dalamforum rapat maupun dalam kerja kelompok. Untuk dapat melaksakan unit ini
diperlukan pengetahuan dan keterampilan. Unit kompetensi ini diperlukan pada
seluruh pekerjaan dibidang nautika perikanan laut.
Tabel 2. Daftar elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja unit kompetensi
membangun kerjasama
26
1.2. Pesan didengar, dicatat secara teliti dan di
sampaikan
secara efisien dan efektif kepada
orang atau kelompok lain
menyalami dan an
03. Berpartisipasi dalam rapat 3.1. Interaksi dalam forum rapat dilaku
27
E. Kontektualisasi
Isu tempat kerja meliputi: tugas dan pekerjaan pribadi keselamatan dan
kesehatan kerja pribadi sesuai pekerjaan, informasi dari pekerjaan lain atau
pelanggan dan klien. Peristiwa di tempat-tempat kerja meliputi laporan, informasi
harian yang segera harus ditangani misalnya bahan-bahan stok, alat-alat
penangkapan. Merekam termasuk menulis atau verbal.
Ketentuan perusahaan termasuk membantu klien, interaksi dengan supervise,
kolega, kesehatan dan pakaian pribadi, uraian posisi perusahaan, pengembangan
organisasi perusahaan.
Teknologi komunikasi meliputi fax, mesin penjawab, jaringan telepon, e-mail,
interaksi dengan computer. Pelanggan termsuk kebutuhan khusus yang
dibutuhkannya Teknologi komunikasi meliputi fax, mesin penjawab, jaringan telepon,
e-mail, interaksi dengan computer. Pelanggan termsuk kebutuhan khusus yang
dibutuhkannya
Batasan variable dalam kegiatan pembelajaran unit kompetensi membina
kerjasama. adalah sebagai berikut (Berdasarkan SKKNI No 213 Tahun 2005);
1. Tujuan dan kondisi meliputi : penghargaan yang relevan, tenaga kerja
kontrak, prasarana tempat kerja dan etiket
2. Pengembangan industri meliputi : implikasi perubahan teknologi pada tenaga
kerja, lingkungan industri
3. Bekerja praktis meliputi : pemeliharaan alat tangkap dan pengoperasian alat
tangkap, etika negara, pemeliharaan skedul, buku harian dan catatan lain
4. Tindakan meliputi : pelaporan, meralat kesalahan dan pencegahan kerusakan
seperti alat navigasi sebelum menjadi masalah utama, masalah kecil seperti
kekurangan air, kerusakan alat
5. Persyaratan kerusakan disajikan secara lisan dan tulisan
6. Unit ini berlaku untuk seluruh bidang perikanan
28
F. Uraian Materi
Penyampaian Pesan
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan antara komunikasi dan kerjasama
tidak dapat berjalan sendiri-sendiri melainkan dua hal ini dapat menjadikan sebuah
organisasi yang baik dan benar tatkala komunikasi dan kerjasama dapat berjalan
secara bersamaan. Dalam organisasi terdapat sebuah komunikasi yang harus
dibangun antara anggota satu dengan anggota yang lain. Dengan adanya
komunikasi yang baik di sebuah organisasi menjadikan semua pelaku organisasi
tersebut dapat menjalankan tugas organisasi dengan lancar dan ringan karena
dengan komunikasi kita bisa memperoleh hal-hal yang sangat membantu kita dalam
melakukan tugas-tugas organisasi tersebut (Gambar 3). Selain itu komunikasi juga
sangat mempengaruhi perjalanan sebuah organisasi, semakin baik komunikasi
dibangun maka semakin kokoh organisasi tersebut. Sedangkan fungsi dari sebuh
kerjasama didalam orgnisasi juga merupakan hal yan sangat penting. Dengan
kerjasama tugas-tugas organisasi yang di emban oleh masing-masing pengurus
dapat menjadi ringan dan cepat selesai dengan target yan telah diprogramkan
sebelumnya. Kerjasama juga dapat merangsang semangat para pengurus dan
anggota organisasi dalam acara-acara tertentu.
29
Dalam penyampaian suatu pesan, perlu diperhatikan beberapa hal, antara
lain: subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audience, gaya
personal, dan latar belakang budaya. Sebagai suatu contoh yang sederhana, pada
umumnya orang timur memiliki kecenderungan untuk menyampaikan suatu pesan
dengan menggunakan bahasa tak langsung ataupun bahasa penghalus. Untuk
menyatakan sikap menolak saja, seseorang terlebih dahulu harus menggunakan
kalimat-kalimat pembuka yang bersifat netral dan selanjutnya baru pernyataan sikap
menolak itu disampaikan. Dalam suatu proses komunikasi, tidak semua ide-ide
dapat diterima, maupun dimengerti dengan sempurna. Ide yang ada dalam benak
pikiran Anda, kemudian diubah kedalam bentuk kata-kata, yang selanjutnya
dipindahkan kepada orang lain.
Jenis-Jenis pelanggan
Umumnya terdapat 3 (tiga) jenis pelanggan yaitu:
a. Pelanggan eksternal
(tidak ada penjelasan)
b. Pelanggan internal
Merupakan kelompok ataupun orang yang berada di luar perusahaan yang
menerima produk. Pelanggan eksternal pada setiap perusahaan merupakan
masyarakat umum yang menerima produk atau jasa dari perusahaan. Adapun
beberapa hal yang diperhatikan pelanggan eksternal diantaranya: kesesuaian
dengan kebutuhan produk atau jasa, kualitas produk atau jasa, haganya yang
kompetitif, pengiriman yang tepat waktu dan pelayanan.
c. Pelanggan antara
(tidak ada penjelasan)
Harapan pelanggan yang paling utama adalah kepuasan bagi pelanggan itu sendiri.
Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan :
1) Menemukan kebutuhan pelanggan
2) Mencari tahu apa yang sebenarnya menjadi harapan pelanggan, sehingga
pelanggan mau datang kembali
3) Selalu memperhatikan apa yang menjadi harapan pelanggan.
35
Gambar 9. Intraksi dalam kelompok
Karakteristik kelompok:
Merupakan kumpulan yang beranggotakan lebih dari satu orang, yang berarti
adanya karakteristik yang berbeda dari setiap orang
- Adanya interaksi di antara kumpulan orang tersebut
- Adanya tujuan bersama yang ingin dicapai
G. Aktifitas Pembelajaran
Untuk mencapai aktivitas pembelajaran yang baik hendaknya setiap peserta dapat
memilih metode andragogy dengan teknik partisipatif antara lain: diskusi kelompok,
simulasi, roleplay dan demonstrasi.
H. Latihan/Kasus/Tugas
Pertanyaan 1:
Apa yang dimaksud etika dalam manajemen sumber daya manusia
38
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Pertanyaan 2:
Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam penyampaian suatu pesan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Pertanyaan 3:
Kapan dimulainya suatu intraksi (hubungan) dengan orang lain
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Pertayaan 4:
Jelaskan manfaat perusahaan mengenal keluhan pelanggan
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
Pertanyaan 5:
Bagaimana cara memelihara penampilan pribadi di tempat kerja
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………
39
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut
Silahkan masing-masing peserta pelatihan memberikan umpan balik terhadap uraian
materi yang diberikan dan tanggapan atau tindak lanjut yang diharapakan untuk
kegiatan selanjutnya atau dimasa yang akan datang pada kolom dibawah ini:
Umpan Balik:
Tindak Lanjut:
40
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
Pertanyaan 1:
Adalah hubungan individu dengan individu yang lain dan dengan organisasi
Pertanyaan 2:
Dalam penyampaian suatu pesan, perlu diperhatikan beberapa hal, antara lain:
subjek (apa yang ingin disampaikan), maksud (tujuan), audience, gaya personal,
dan latar belakang budaya.
Pertanyaan 3:
Dimulai pada saat saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara, atau bahkan
mungkin berkelahi
Pertanyaan 4:
Manfaat perusahaan mengenal pelanggan al:
a. Mengenal macam-macam karakter pelanggan
b. Memudahkan mencari jalan keluar bila menemui keluhan yang sama
c. Dapat mengklarifikasi keluhan pelanggan
d. Menyadarkan para petugas pelayanan atau petugas yang lain akan
fungsinya pada saat melayani pelanggan
Pertanyaan 5:
Penampilan serasi merupakan suatu hal yang penting bagi setiap orang, baik dalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun di tempat pekerjaan. Tujuan berpenampilan
serasi dan menarik maka kita akan dihormati, disegani, dan dipercayai oleh orang
lain. Sebaliknya kepada orang-orang dengan penampilan seronok, tidak menarik,
dan tidak serasi biasanya orang lain tidak menyukainya.
K. Daftar Pustaka
Barten., K. 2013. Etika. Penerbit Kanisius Jogyakarta
George., T.R., 1993. Prinsip-prnsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara
Mangkunegara, A.A Anwar., 2016. Perencanaan dan PengembanganvSumber
Daya Manusia. Refika Aditama. Bandung
41
Pawirosumarto., 2014. Business Ethic and Good Govermance. Pusat Bahan Ajar e-
learning.
[Permenakertrans] Peraturan Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi, 2005.
Penetapaan Standar Kompetensi Kerja Nasiona Indonesian (SKKNI)
sector perikanan sub sector teknika perikanan laut. Permenakrtrans
Nomor: KEP.213/MEN/IX/2005\
Simanullang, E.P. 2014. Sistem Manajemen Komunikasi., Makalah
Suyety., (2010). Modul Prinsip-Prinsip Kerjasama Dengan Kolega Dan Pelanggan.
Jakarta: Yudhistira
Supriadi., T., 2014. Kerjasama Tautan: http://tatangsupriadi.blogspot.co.id/
2013/04/makalah-tentang-kerja-sama_4.html (dikunjungi tanggal 10
Agustus 2017)
Suranto., 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu
42
BAB 4
A. Ringkasan
Ilmu komunikasi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang cara menyampaikan
sebuah informasi baik ide atau gagasan dari satu orang kepada orang lain yang
dilakukan menggunakan media, entah itu media tulisan, lisan, atau media yang lainnya.
Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi dalam
komunikasi yang bersifat profesi, misalnya komunikasi di tempat kerja. Dengan
komunikasi, Anda bisa menjalin sebuah relasi dengan seseorang ataupun sekelompok
orang yang pastinya sangat diperlukan sebagai makhluk sosial.
Unit Kompetensi memelihara sistem komunikasi adalah salah satu unit kompetensi
yang wajib dipenuhi sebagai oleh seorang professional dalam setiap pekerjaan. Tujuan
uraian materi ini adalah agar para peserta memelihara sistem komunikasi yang
ada/dilaksanakan di tempat kerja. Pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk
pendalaman materi unit kompetensi ini diantaranya adalah dapat dilakukan dengan
metode pembelajaran orang dewasa dalam hal ini ceramah, role game.
B. Tujuan Pembelajaran
43
3. Menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan
supervisor/pimpinan
4. Menguasai teknik berkomunikasi dengan rekan kerja, dan pimpinan
Elemen-elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja dalam unit kompetensi memelihara
sistem komunikasi, dijelaskan pada Tabel berikut:
Tabel 3. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja unit kompetensi memelihara sistem
komunikasi (Berdasarkan SKKNI Nomor 213 Tahun 2005)
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
01. Mengumpulkan, Mencatat dan Mengirim 1.1. Isu dan Peristiwa sehari-hari di
data tempat kerja dan memerlukan
perhatian di identifikasi
sesuaikebutuhan
1.2. Informasi direkamsecara teliti
menggunakan format sesuai
yang dibutuhkan
1.3. Teknologi komunikasi yang
relevan untuk perusahaan di
bawah pengawasan
02. Mengumpulkan, mencatat, dan 2.1. Isu dan peristiwa
menyediakan informasi untuk memenuhi yang menuntut
kebutuhan tempat kerja tindakan atau perhatian di
laporkan detail kepada
supervisor sesuai instruksi
di tempat kerja
2.2. Pesan telepon didengar
dengan teliti, informasi
44
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
direkam dengan sewajarnya
dan dihubungkan kepada
sifat yang lain dengan
efisien
2.3. Instruksi kerja diperjelas
Dimana penting dan
dan perhatian perlu segera
disampaikan ke supervisor
2.4. Tingkah laku yang positip
dipelihara/dipertahankan
dalam melakukan hubungan
dengan lain
03. Menanggapi masalah 3.1. Tugas yang di
alokasikan dikenal dan
diselesaikan dalam waktu
waktu yang telah ditetapkan
3.2. Jika kesulitan muncul
bantuan secara aktif dicari
dengan mendekati anggota
yang lain
3.3. Umpan balik yang
disampaikan oleh orang lain
dalam kelompok kerja dapat
dilakukan dengan kompetensi
generik
3.4. Ketentuan berkomunikasi
Didemonstrasikan sesuai
Ketentuan perusahaan
45
Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja
3.5. Dukungan dan toleransi
Positip yang diberikan
Kepada rekan kerja
Sesuai dengan ketentuan
perusahaan
3.6. Keikutsertaan dalam
memecahkan masalah
dilakukan sesuai ketentuan
ketentuan dalam kelompok
kerja
E. Kontektualisasi
Isu tempat kerja meliputi: tugas dan pekerjaan pribadi keselamatan dan
kesehatan kerja pribadi sesuai pekerjaan, informasi dari pekerjaan lain atau pelanggan
dan klien. Peristiwa di tempat-tempat kerja meliputi laporan, informasi harian yang
segera harus ditangani misalnya bahan-bahan stok, alat-alat penangkapan. Merekam
termasuk menulis atau verbal.
Ketentuan perusahaan termasuk membantu klien, interaksi dengan supervise,
kolega, kesehatan dan pakaian pribadi, uraian posisi perusahaan, pengembangan
organisasi perusahaan.
Teknologi komunikasi meliputi fax, mesin penjawab, jaringan telepon, e-mail,
interaksi dengan computer. Pelanggan termsuk kebutuhan khusus yang dibutuhkannya
Teknologi komunikasi meliputi fax, mesin penjawab, jaringan telepon, e-mail, interaksi
dengan computer. Pelanggan termsuk kebutuhan khusus yang dibutuhkannya.
Batasan variable dalam kegiatan pembelajaran unit kompetensi memelihara
sistem komunikasi. adalah sebagai berikut (Berdasarkan SKKNI No 213 Tahun 2005);
1. Tujuan dan kondisi meliputi : penghargaan yang relevan, tenaga kerja kontrak,
prasarana tempat kerja dan etiket
46
2. Pengembangan industri meliputi : implikasi perubahan teknologi pada tenaga
kerja, lingkungan industri
3. Bekerja praktis meliputi : pemeliharaan alat tangkap dan pengoperasian alat
tangkap, etika negara, pemeliharaan skedul, buku harian dan catatan lain
4. Tindakan meliputi : pelaporan, meralat kesalahan dan pencegahan kerusakan
seperti alat navigasi sebelum menjadi masalah utama, masalah kecil seperti
kekurangan air, kerusakan alat
5. Persyaratan kerusakan disajikan secara lisan dan tulisan
6. Unit ini berlaku untuk seluruh bidang perikanan
F. Uraian Materi
47
Survey terhadap para karyawan menunjukkan bahwa faktor yang paling penting di
tempat kerja adalah “keadilan”di tempat kerja, diikuti oleh perhatian dan kepedulain
terhadap karyawan. Hal ini merupakan komponen kunci dari lingkungan kerja yang etis.
48
Bahasan Komunikasi di Tempat Kerja
Tidak dapat dipungkiri, ilmu komunikasi menjadi aspek yang paling
dipertimbangkan di tempat kerja. Tanpa adanya komunikasi, mustahil jika pekerjaan
dapat berjalan dengan lancar. Lalu apa sebenarnya pengertian dari ilmu komunikasi?
Ilmu komunikasi adalah sebuah ilmu yang mempelajari tentang cara
menyampaikan sebuah informasi baik ide atau gagasan dari satu orang kepada orang
lain yang dilakukan menggunakan media, entah itu media tulisan, lisan, atau media
yang lainnya
Komunikasi terdiri dari dua jenis yaitu komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi
verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan secara lisan maupun tertulis. Dengan model komunikasi verbal ini,
diharapkan para pendengar atau pembaca bisa memahami dengan mudah apa pesan
yang dimaksud.
Contoh dari komunikasi verbal adalah bercakap-cakap secara langsung baik
menggunakan media ataupun tidak menggunakan media, penyampaian informasi
melalui surat, grafik, lukisan, gambar, dan lain-lain. Satu contoh lain terkait dengan
komunikasi lisan adalah wawancara, misalnya bagaimana sebuah perusahaan
mengetahui kompetensi dan kemampuan calon karyawan melalui wawancara kerja.
Komunikasi non verbal adalah bentuk komunikasi yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan tidak menggunakan kata-kata, melainkan
menggunakan bahasa isyarat, lambang-lambang, ekspresi wajah, dan lain sebagainya.
Dengan begitu seorang komunikan dapat menyimpulkan apa arti dari bahasa isyarat
atau lambang atau ekspresi wajah yang dimaksudkan oleh komunikator. Contoh dari
komunikasi non verbal adalah menangis menandakan bahwa dirinya sedang bersedih.
Mengangguk artinya setuju. Menggelengkan kepala artinya tidak setuju. Mengangkat
alis sebagai tanda bahwa dirinya tidak percaya, dan masih banyak lagi yang lainnya
49
Komunikasi sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi dalam
komunikasi yang bersifat profesi, misalnya komunikasi di tempat kerja. Dengan
komunikasi, Anda bisa menjalin sebuah relasi dengan seseorang ataupun sekelompok
orang yang pastinya sangat diperlukan sebagai makhluk social. Tidak hanya di dalam
kehidupan bermasyarakat saja, komunikasi juga sangat diperlukan di dalam kantor. Ya,
sebuah kerjasama antara satu karyawan dengan karyawan yang lainnya tidak akan
terjalin tanpa adanya komunikasi. Jika Anda bekerja sebagai karyawan kantoran dan
belum paham bagaimana cara berkomunikasi yang baik, simak informasi mengenai 10
cara Komunikasi di tempat kerja yang efektif bagi karyawan berikut ini:
1. Sederhanakanlah hal yang rumit
Sebagai karyawan harus bisa menyampaikan informasi secara jelas, baik kepada
karyawan lain maupun kepada client. Memang tidak mudah untuk menyampaikan
informasi secara jelas, terlebih lagi jika informasi tersebut terlalu susah untuk
dijabarkan.
Anda harus terampil dalam menyusun kata-kata agar informasi yang disampaikan
dapat dengan mudah dipahami oleh lawan biacara Anda
Jangan sampai menyusun kata-kata yang Anda sendiri tidak paham maksudnya.
Hal tersebut justru akan semakin memperburuk situasi di tempat kerja Anda.
Serumit apapun informasinya, Anda harus bisa menyampaikannya menggunakan
kata-kata yang sederhana dan mudah dipahami oleh orang lain untuk menghindari
kesalahpahaman dalam menangkap informasi yang Anda sampaikan
50
Dalam beberapa kasus, konflik kecil memang mudah untuk diselesaikan, namun
ada pula yang bermula dari konflik kecil menjadi melebar dan sulit untuk diatasi.
Kondisi seperti inilah yang membuat suasana kantor menjadi tidak kondusif dan
pekerjaan menjadi berantakan.
Upaya yang sebaiknya dilakukan agar konflik tidak berkembang adalah dengan
membiasakan cara berbicara yang baik di tempat kerja. Selesaikan masalah
dengan pikiran terbuka dan tidak memihak satu sama lain.
Setiap karyawan harus senantiasa menjalin hubungan yang baik dengan karyawan
lain agar suasana kerja menjadi lebih nyaman dan pekerjaan dapat terselesaikan
dengan baik
51
4. Menghargai adanya perbedaan kebudayaan di tempat kerja
Kesuksesan perusahaan merupakan sebuah prestasi yang membanggakan bagi
semua pegawai yang ada di dalamnya. Tidak menutup kemungkinan bahwa kantor
tersebut dapat melakukan kerjasama dengan negara asing, misalnya merekrut
karyawan asing. Meskipun memiliki budaya yang berbeda, namun sebagai
karyawan yang baik sebaiknya ikut menghargai perbedaan budaya tersebut agar
kerjasama dapat berjalan dengan baik.
Bekerja sama dengan warga asing memang gampang-gampang susah, tak heran
jika sering terjadi miskomunikasi dari hal-hal kecil yang menimbulkan pemahaman
berbeda antara sesama karyawan atau dengan warga asing yang terkait. Untuk itu,
penting sekali diterapkannya sikap saling menghargai antar nilai-nilai kebudayaan
bagi setiap karyawannya.
Hal-hal sepele seperti tidak menampakkan gestur tubuh yang menggangu perasaan,
pemilihan kata yang sopan adalah salah satu cara untuk menjaga terjalinnya
komunikasi yang baik.
52
Kredibilitas perusahaan juga dapat dilihat dari cara karyawan melayani pelanggan
(Servis). Jika Anda memberikan respon yang positif kepada setiap pelanggan,
maka kredibilitas kantor akan semakin meningkat dan costumer akan semakin
betah menggunakan jasa atau membeli produk dari perusahaan Anda
53
yang efektif. Otak manusia akan lebih responsif dengan sebuah gambar daripada
dengan tulisan.
Sebuah presentasi yang baik harus bisa membuat pendengarnya menangkap
maksud dari pembicara. Untuk itu, pembicara harus menggunakan bahasa yang
baik dan juga pemilihan kata yang tidak bertele-tele agar mudah dipahami audiens.
Buatlah powerpoint, Anda akan lebih mudah untuk menyampaikan informasi
kepada para pendengar, syaratnya agar menarik, tidak memuat banyak tulisan,
ambil point-pointnya saja dan sertakan pula data dalam grafik atau gambar.
Presentasi dikatakan berhasil jika Anda bisa menjelaskan informasi secara
sederhana dan tidak menimbulkan makna ganda bagi pendengarnya. Informasi
tersampaikan. Dengan menggunakan presentasi secara visual dapat menghindari
adanya miskomunikasi akibat penjelasan yang belum atau lupa disampaikan, atau
menambah penjelasan yang dirasa kurang.
54
9. Menerima masukan
Dalam dunia kerja, Anda akan bertemu dengan orang-orang dari latar belakang
yang berbeda. Nah, dari situlah Anda harus bisa memahami karakter dari orang lain
dan juga harus bersifat terbuka terhadap kritik atau masukkan dari rekan kerja Anda.
Jangan langsung terbawa emosi jika ada karyawan yang mengkritik Anda,
melainkan jadilakanlah kritikan tersebut sebagai masukan yang membangun agar
Anda bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
55
Sayangnya, tidak setiap manusia yang ada di dalam lingkungan perusahaan atau
tempat kerja mampu melakukan komunikasi secara efektif sehingga manfaat dari
komunikasi juga tidak tercapai secara optimal.
Sebenarnya syarat terjadinya komunikasi efektif di dalam lingkungan perusahaan
atau tempat kerja sangat sederhana. Komunikasi baru dikatakan efektif jika
berlangsung dua arah dan antara si pembicara (sender) serta pendengar atau
penerima pesan (receiver) harus dapat saling memahami isi atau pesan yang ingin
disampaikan.
Proses Komunikasi
Sesuatu yang Anda nikmati saat ini seperti buku yang sedang Anda baca ini, compact
disc yang anda dengarkan, acara-acara televisi yang Anda tonton, internet yang Anda
nikmati, personal computer yang Anda miliki, dan sejenisnya tidaklah datang begitu
saja, tetapi melalui suatu proses yang cukup lama. Begitu halnya dengan komunikasi, ia
perlu proses juga.
Sebagai suatu proses, komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana
seseorang mengekspresikan perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang
sama (selaras, serasi), menulis, mendengarkan, dan pertukaran. Menurut Purwanto
ada lima tahapan dalam proses komunikasi, antara lainSebagai suatu proses,
komunikasi mempunyai persamaan dengan bagaimana seseorang mengekspresikan
perasaan, hal-hal yang berlawanan (kontradiktif), yang sama (selaras, serasi), menulis,
mendengarkan, dan pertukaran. Menurut Purwanto ada lima tahapan dalam proses
komunikasi, antara lain
1) Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.
2) Ide yang disampaikan diubah menjadi suatu pesan.
3) Pemindahan pesan.
4) Penerima menerima suatu pesan.
56
5) Penerima memberi tanggapan dan mengirim kembali sebagai umpan balik ke
pengirim
57
Setelah pengubahan ide-ide kedalam suatu pesan, maka tahap berikutnya
adalah memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada
kepada si penerima pesan. Didalam menyampaikan suatu pesan, adakalanya saluran
komunikasi yang digunakan relatif pendek, namun ada juga yang melalui saluran
komunikasi yang cukup panjang. Panjang-pendeknya saluran komunikasi yang
digunakan akan berpengaruh terhadap efektifitas penyampaian pesan. Untuk
menyampaikan pesan-pesan yang panjang dan kompleks secara lisan dengan
menggunakan saluran komunikasi yang panjang, maka pesan-pesan yang Anda
sampaikan bisa jadi berkurang atau bahkan bertentangan dengan pesan aslinya. Oleh
karena itu, perlu diperhatikan mengenai jenis atau sifat pesan yang akan disampaikan.
58
Tahap Kelima : Penerima Memberi Tanggapan dan Umpanbalik ke Pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. Ia merupakan tanggapan penerima pesan yang memberikan kesempatan
bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan
Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan suatu cara
tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh
penerima pesan dapat saja berbentuk suatu senyuman, memberi komentar sekilas
(singkat), anggukan sebagai pembenaran, atau memberi pesan secara tertulis
Setelah menerima pesan, penerima akan memberi tanggapan dengan suatu
cara tertentu dan memberi sinyal terhadap pengirim pesan. Sinyal yang diberikan oleh
penerima pesan dapat saja berbentuk suatu senyuman, memberi komentar sekilas
(singkat), anggukan sebagai pembenaran, atau memberi pesan secara tertulis
Umpan balik memegang peranan penting dalam proses komunikasi, karena ia
memberi kemungkinan bagi pengirim untuk menilai efektifitas suatu pesan. Disamping
itu, adanya umpan balik akan dapat menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat
komunikasi, misalnya perbedaan latar belakang, perbedaan penafsiran kata-kata, dan
perbedaan reaksi secara emosional.
Media Komunikasi
Fungsi media komunikasi dalam proses penyampaian isi pernyataan.
12. Mengefektifkan proses penyampaian isi pernyataan
13. Mempermudah penyampaian informasi
14. Mengkonkritkan isi pernyataan yang sifatnya abstrak
15. Memperjelas isi pernyataan dan maksud informasi
16. Untuk membangkitkan motivasi
Media komunikasi dapat dibedakan atas:
a) Berdasarkan sifat:
59
a. Media Pendengar (audio); contoh : kaset, radio, telepon, handy talky, beduk,
kentongan
b. Media Penglihatan(Visual): contoh: Surat, Poster, Spanduk, Pengumuman,
Iklan, Slide, Overhead projector (OHP)
c. Media Pendengaran dan Penglihatan (Audiovisual) contoh: Televisi (TV),
Film, Thriller, Radio pager/ starko
b) Berdasarkan sasaran:
a. Media komunikasi umum
b. Media komunikasi massa
60
Penggunaan Teknologi Komunikasi yang Relevan dengan Tempat Kerja
Sebuah perusahan maju jika menggunakan sarana/teknologi komunikasi yang
memadai. Berikut disampaikan beberapa kegunaan teknologi di dalam sebuah
perusahaan/tempat kerja dan bagaimana teknologi dapat digunakan untuk membantu
sebuah perusahaan/tempat kerja menjadi lebih kompetitif dibandingkan perusahaan
lainnya yang ada di pasar
1. Meningkatkan Produktivitas
Struktur organisasi tradisional atau manual terkadang menurunkan tingkat
produktivitas sebuah perusahaan. Struktur yang berlapis dan terkadang sangatlah
besar dapat mempersulit koordinasi di dalam sebuah perusahaan. Akan tetapi dengan
kemajuan teknologi, perlahan teknologi, dengan peng-aplikasian yang benar dapat
membantu sebuah perusahaan menjadi lebih produktif dan efisien, terutama dalam sisi
business process. Teknologi bukan hanya mempermudah komunikasi dalam suatu
perusahaan, tapi juga dapat mempermudah proses operasional dari suatu perusahaan.
Dengan teknologi dan berbagai perangkat lunak yang sekarang ini sudah banyak
tersedia di pasaran, akan banyak membantu proses operasional dalam suatu usaha.
Contoh yang paling dasarnya adalah keberadaan Telepon, mesin jawab, Fax, Email,
Microsoft Office, payroll system, ERP, dan lainnya yang mempermudah proses
operasional suatu usaha
2. Memaksimalkan Potensial
Sebelum kehadiran internet (atau paling tidak sebelum interet menjadi sesuatu
yang normal dan mudah diakses), banyak perusahaan yang mengeluh karena mereka
tidak dapat memaksimalkan potensial dari bisnis mereka, namun sekarang ini
kebanyakan dari masalah itu sudah diselesaikan dengan ketersidaan internet dan
sistem IT yang mumpuni. Sekarang ini baik berkomunikasi dengan cabang dari suatu
perusahaan yang berada di luar negara sudah tidak menjadi suatu masalah lagi,
61
bahkan bukan hanya berkomunikasi, tapi meeting juga dapat dilakukan melalui internet,
kalau bahasa kerennya itu, conference call lah. Itu ketika kita berbicara internal, dari sisi
eksternal, dengan keberadaan internet dan sistem IT, banyak perusahaan yang juga
dapat menggunakan talenta atau kemampuan dari individu-individu yang berada di luar
negara, disini efisiensi dari sisi kemampuan dan biaya akan dapat dengan mudah diraih
oleh suatu perusahaan
62
G. Aktifitas Pembelajaran
Untuk mencapai aktivitas pembelajaran yang baik hendaknya setiap peserta dapat
memilih metode andragogy dengan teknik partisipatif antara lain: diskusi kelompok,
simulasi, roleplay dan demonstrasi.
H. Latihan/Kasus/Tugas
63
……………………………………………………………………………………………..............
..........................................................................................................
Pertanyaan 5
Jelaskan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menyampaikan pesan
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………..
64
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut
Silahkan masing-masing peserta pelatihan memberikan umpan balik terhadap uraian
materi yang diberikan dan tanggapan atau tindak lanjut yang diharapakan untuk
kegiatan selanjutnya atau dimasa yang akan datang pada kolom dibawah ini
Umpan Balik:
Tindak Lanjut:
65
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
Pertanyaan 1:
Para karyawan/pekerja di tempat kerja/perusahaan diasuransikan melalui asuransi
kecelakaan dan kesehatan terutama pada perusahaan yang bergerak dalam bidang
kegiatan yang berisiko.
Pertanyaan 2:
Komunikasi adalah cara menyampaikan sebuah informasi baik ide atau gagasan dari
satu orang kepada orang lain yang dilakukan menggunakan media, entah itu media
tulisan, lisan, atau media yang lainnya
Pertanyaan 3:
Peran komonikasi di tempat kerja al:
- Untuk melakukan hubungan sosial.
- Keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan sangat ditentukan oleh komunikasi
- Mengatasi konflik, meningkatkan produktivitas, memperjelas struktur organisasi dan
sistem kerja, meningkatkan kepuasan kerja, dan sebagainya
Pertanyaan 4:
Suatu komunikasi dikatakan efektif apabila memenuhi syarrat-syarat jika jika
berlangsung dua arah dan antara si pembicara (sender) serta pendengar atau penerima
pesan (receiver) harus dapat saling memahami isi atau pesan yang ingin disampaikan.
Pertanyaan 5:
Pesan yang disampaikan harus dapat dimengerti dan tersimpan didalam pikiran si
penerima pesan. Penerima pesan dapat memahami sesuatu sebagaimana yang
dimaksud oleh pemberi pesan dengan cara yang dikehendaki.
66
K. Daftar Pustaka
67
BAB 5
MELAKUKAN PERAWATAN MOTOR BANTU DEK
Kode Unit: (PRK.TP02.014. 01)
Oleh: Alfa F.P. Nelwan
A. Ringkasan
Menjelaskan persiapan pekerjaan perawatan motor bantu dek.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta diklat menyelesaikan pendalaman materi mengenai unit kompetensi
melakukan perawatan motor bantu dek, diharapkan dapat:
a) Menjelaskan melakukan perawatan motor bantu dek,
b) Menjelaskan merawat sistem bahan bakar,
c) Menjelaskan merawat sistem pelumasan,
d) Menjelaskan merawat sistem pendinginan,
e) Mampu membuat laporan perawatan motor bantu dek
C. Ruang Lingkup
Unit Kompetensi Melakukan Perawatan Motor Bantu Dek, menunjukkan kemampuan
pekerja untuk memenuhi persyaratan dasar bekerja di dunia usaha/ industri/
perusahaan penangkapan ikan. Unit kompetensi ini adalah penting dan merupakan
penjabaran suatu tugas/ tanggungjawab yang harus dimiliki pekerja pada semua
kualifikasi di bidang teknika perikanan penangkapan ikan. Ruang lingkup pekerjaan
yang dicakup oleh unit ini mencakup pekerjaan perawatan motor bantu dek kapal
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada kapal penangkap ikan.
68
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
Elemen-elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja dalam unit kompetensi.
Melakukan Perawatan Motor Bantu Dek dijelaskan pada Tabel berikut,
Tabel 4. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja unit kompetensi Memenuhi
Persyaratan Melakukan Perawatan Motor Bantu Dek (Berdasarkan
SKKNI No 213 Tahun 2005).
69
No Elemen Kompetensi No Kriteria Unjuk Kerja
2.3 Perlengkapan dan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja
dilakukan dalam melaksanakan
perawatan sistem bahan bakar.
3.1 Langkah kerja perawatan sistem
pelumasan diidentifikasikan dan
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
3.2 Perawatan sistem pelumasan dilakukan
sesuai urutan prioritas pekerjaan
Melakukan perawatan
03 dengan mengacu kepada prosedur
sistem pelumasan
yang ditetapkan
3.3 Perlengkapan dan prosedur
keselamatan dan kesehatan kerja
dilakukan dalam melaksanakan
perawatan sistem bahan bakar
Langkah kerja sistem pendinginan
mesin diidentifikasikan dan ditetapkan
sesuai dengan kebutuhan. Perawatan
sistem pendinginan mesin dilakukan
sesuai urutan prioritas pekerjaan
Melakukan perawatan
04 dengan mengacu kepada prosedur
sistem pendinginan mesin
yang ditetapkan. Perlengkapan dan
prosedur keselamatan dan kesehatan
kerja kerja dilakukan dalam
melaksanakan perawatan sistem
pendinginan mesin.
05 Mengecek hasil pekerjaan 5.1 Hasil perawatan motor bantu dicek
perawatan kembali, sesuai dengan fungsi dan
kondisi yang ditetapkan
5.2 Seluruh pekerjaan perawatan dicatat
dengan menggunakan format dan
prosedur yang ditetapkan dalam
70
No Elemen Kompetensi No Kriteria Unjuk Kerja
logbook
6.1 Hal-hal yang dianggap penting selama
pekerjaan perawatan dan perbaikan
dicatat
6.2 Persediaan alat dan bahan perawatan
06 Membuat laporan diinventaris sesuai dengan kondisi
nyata
6.3 Laporan logbook diselesaikan dengan
penandatanganan oleh perwira jaga,
sesuai ketentuan yang diberlakukan
E. Kontekstualisasi
Batasan variable dalam kegiatan pembelajaran unit kompetensi Melakukan
perawatan motor bantu dek adalah sebagai berikut (Berdasarkan SKKNI No 213
Tahun 2005);
1. Tujuan dan kondisi meliputi : penghargaan yang relevan, tenaga kerja
kontrak, prasarana tempat kerja dan etiket
2. Pengembangan industri meliputi : implikasi perubahan teknologi pada tenaga
kerja, lingkungan industri
3. Bekerja praktis meliputi : pemeliharaan alat tangkap dan pengoperasian alat
tangkap, etika negara, pemeliharaan skedul, buku harian dan catatan lain
4. Tindakan meliputi : pelaporan, meralat kesalahan dan pencegahan kerusakan
seperti alat navigasi sebelum menjadi masalah utama, masalah kecil seperti
kekurangan air, kerusakan alat
5. Persyaratan kerusakan disajikan secara lisan dan tulisan
6. Unit ini berlaku untuk seluruh bidang perikanan
7. Presentasi dapat bersifat internal ataupun eksternal, namun tidak terbatas
F. Uraian Materi
1. Mempersiapkan pekerjaan perawatan motor bantu
Mesin bantu ialah semua mesin atau alat-alat di kapal, yang digunakan
untuk membantu supaya kapal dapat beroperasi secara terus menerus (kontinue)
71
dan aman, baik pada waktu kapal di laut maupun di pelabuhan. Mesin-mesin bantu
di kapal perikanan dikelompokkan menjadi :
1. Kamar mesin, yaitu semua pompa-pompa yang dipakai untuk
memompa: air pendingin, air minum, keperluan seniter, muatan zat cair,
lensa dan ballast, udara minyak dan lain-lain, dinamo-dinamo dan motor
listrik pemanas air pengisi dan saringan-saringan (filter) alat-alat
penguap (evaporator), alat-alat destilasi dan mesin pendingin.
2. Dek, yaitu mesin kemudi, mesin jangkar, peralatan untuk bongkar muat
dan lain-lain.
72
b) Pengoperasian dengan tepat
c) Pengontrolan
d) Pencatatan jam kerja
2) Perawatan perbaikan (Corrective Maintenance), yang jenis pekerjaannya
meliputi:
a) Reparasi/perbaikan ringan
b) Overhaule (bongkar mesin)
73
ditentukan suatu bagian tertentu tidak menunjukan kotoran, keausan atau
kehilangan penyetelan terlalu banyak, maka jangka waktu diantara inspeksi sedikit
demi sedikit diperpanjang. Tetapi perlu diingat bahwa pengumpulan kotoran,
peningkatan keausan, dan kehilangan penyetelan secara umum tidak mengikuti
garis lurus dengan waktu, tetapi kurva cembung yang makin lama makin curam.
Oleh karenanya, untuk mencegah kerusakan, jauh lebih baik untuk melakukan
inspeksi berikutnya lebih cepat.
Sewajarnya, kapan saja bagian diinspeksi dan didapati telah aus mendekati
atau melebihi toleransi yang ditentukan, harus diperbaiki atau disetel sedemikian
rupa sehingga celah yang ditentukan diperbaiki kembali. Oleh karenanya
sehubungan dengan jadwal pemeliharaan, diperlukan untuk memberikan informasi
kepada manajer instalasi atau operator mesin dalam instalasi yang kecil, suatu
lembaran instruksi spesifik berkenaan dengan celah dan penyetelan untuk setiap
mesin atau setiap jenis mesin dalam instalasi.
Kalau buku petunjuk setiap mesin khas tidak memiliki semua data yang
diinginkan, maka data tersebut harus didapatkan dengan menyurati pembuat mesin.
Kalau karena sesuatu alasan hal ini tidak dapat dilakukan dapat digunakan data
rata-rata. Jadwal inpeksi pemeliharaan sebagai berikut :
1. Silinder atau lapisan silinder dan torak mesin (6000 jam).
2. Katup pemasukan udara (3000 jam)
3. Katup Buang (1500 jam)
4. Katup udara penstarter (4000 jam)
5. Katup keselamatan dan pengaman (100 jam)
6. Silinder dan torak kompressor udara (300 jam)
7. Katup kompressor: isap dan tekan (1500 jam)
8. Silinder dan torak atau rotor pompa bilas (3000 jam)
9. Katup pompa bilas: tekan dan isap (3000 jam)
10. Lubang bilas dan katup otomatis (3000 jam)
11. Pengatur aliran gas buang (2000 jam)
12. Peredam dan saluran buang (6000 jam)
13. Bantalan Utama dan Tap (6000 jam)
14. Bantalan luar (6000 jam)
15. Bantalan dorong (6000 jam)
74
16. Pena engkol dan bantalan (3000 jam)
17. Pena torak atau pena kepala silang dan bantalan (6000 jam)
18. Pemandu dan sepatu kepala silang (6000 jam)
19. Pena torak kompressor dan bantalan (3000 jam)
20. Bantalan poros vertical (4000 jam)
21. Bantalan poros nok (4000 jam)
22. Penggerak poros nok (2000 jam)
23. Pompa bahan bakar (4000 jam)
24. Penggerak pompa bahan bakar (2000 jam)
25. Nosel atau katup bahan bakar dan pengatur waktu bahan bakar (500 jam)
26. Sambungan, bantalan, pegas pengatur /governor (4000 Jam)
27. Penggerak pengatur (4000 jam)
28. Torak dengan pendingin air atau minyak, paking, bantalan, sambungan
bola
29. dan engsel (3000 jam)
30. Kepala dan jaket silinder (1000 jam)
31. Lubang pendinginan dalam torak (2000 jam)
Peralatan dan keperluan bahan yang digunakan dalam pekerjaan perawatan motor
bantu (Auxiliary Engine) meliputi:
1. Kebutuhan bahan, antara lain:
a. Oli Mesran SAE40, 8 liter setiap 6 bulan atau setiap 200 jam run time
genset.
b. Filter solar setiap 200 jam operasional generator.
c. Filter oli setiap 200 jam operasional generator.
d. Selang solar setiap 200 jam operasional generator.
e. Selang air radiator setiap 2000 jam.
f. Filter udara setiap 400 jam operasional generator.
g. Air accu sesuai kebutuhan.
75
c. Kompresor udara mini (untuk pembersih bagian dalam genset
dan penggantian oli genset).
Berikut pada Tabel dibawah untuk deskripsi beberapa yang harus diperhatikan untuk
melakukan perawatan mesin bantu dek.
76
Nama Komponen Mesin Jenis Perawatan Keterangan
77
a. Masker mulut dan hidung (Respirators)
b. Oxygen Breathing pparatus (OBA)
78
Gambar 10. Sistem Bahan Bakar
79
pengecekan clearence roda gigi, double ball bearing, ball set bearing,
perbaikan bushing, penggantian seal ataupun mechanical seal dan rekondisi
rumah pompa serta kelurusan as-as roda gigi.
80
rack, dan pengecekan serta penyetelan secara berkala, baik plunyer, cam
dan waktu bahan bakar. Kaliberasi pompa hanya bisa dilakukan oleh ahlinya.
6. Injector (pengabut)
Injector berfungsi untuk menyemprotkan dan mengabutkan bahan bakar ke
dalam silider yang bertekanan. Udara yang ditekan oleh piston di dalam
silinder dapat mencapai 50 atm akan menaikkan suhu udara tersebut. Jika
bahan-bakar yang ditekan oleh Injection Pump dan menjadi berbentuk kabut
ke dalamnya, maka akan terjadi ledakan pembakaran. Energi pembakaran
inilah yang kemudian menjadi tenaga mekanik yang diteruskan melalui
Connecting Rod (batang torak) ke Crank Shaft (poros engkol) yang kemudian
diteruskan ke Propeller melalui sistem transmisi daya. Perawatan yang kerap
dilakukan adalah pembersihan nozel dan lubang-lubangnya. Pengetesan
tekanan Injektor secara berkala pun harus dilakukan untuk mendapatkan
pengabutan yang sempurna. Antara nozzle body dan needle valve dikerjakan
dengan sangat presisi dengan toleransi 1/1000 mm. Karena itu, kedua
komponen itu dalam proses penggantiannya harus secara bersama-sama.
81
7. pasang baut cerat dan atur katup T terbuka sedikit untuk mengisi bahan bakar
dan membuang udara yang berada di rumah filter. Lalu kencangkan secara
perlahan baut di atas penutup rumah pompa;
8. Cek kebocoran.
Menyetel Katup
Prosedur Penyetelan Katup adalah sebagai berikut:
1. Buka Katup dekompresi
2. Lakukan pelumasan awal agar bantalan metal lebih dahulu terlumasi pada
saat memutar roda gila untuk keperluan penyetelan katup
3. Putar roda gila dan stop pada posisi garis 1/6.
4. Cek kedua push rod pada hisap dan buang di silinder nomor 1 dan nomor 6.
Apabila pada silinder no 1 kedua push rod tersebut mudah di putar maka
posisi piston nomor 1 pada TMA.
Katup Hisap
1. Kendorkan baut pengikat sekrup penyetel di atas push rod dan penyangga
rocker arm.
2. Tempatkan bilah pengukur (0.5 mm) di atas ujung poros katup hisap di bawah
penyangga rocker arm bagian dalam.
3. Setel jaraknya dengan bilah pengukur dan sekrup penyetel, setelah dirasakan
tepat lalu kencangkan baut pengikat sekrup penyetel di atas push rod.
4. Tempatkan bilah pengukur lainnya dengan jarak yang sama di atas ujung
poros katup hisap di bawah penyangga bagian luar .
5. Setel jaraknya dengan bilah pengukur dan sekrup penyetel, setelah dirasakan
tepat lalu kencangkan baut pengikat sekrup penyetel di atas penyangga
rocker arm.
82
Gambar 11. Penyetelan Katup Hisap
Katup Buang
Prosedur penyetelan pada katup buang sama dengan penyetelan pada katup hisap
yang membedakan adalah jarak bilah ukurnya yakni 0.9 mm. Setelah penyetelan
katup pada silinder nomor 1 dilakukan dilanjutkan pada silinder yang lainnya sesuai
urutan pembakaran.
83
c. Gerakan pompa handle yang kuat dengan tempo 3 – 6 turun ke bawah per
detik untuk mengecek apakah nozzle dan lubang pengabutan sudah
sempurna.
d. Hubungkan alat ukur tekanan dan cek tekanan awal dengan memompa
handel perlahan sampai nozzle terbuka dengan desisan lembut.
e. Sesuaikan tekanan yang ditentukan pada buku manual apabila ada
perbedaan dengan cara menyetel pegas melalui sekrup penyetel C.
f. Cek apakah ada penetesan yang terjadi pada saat tekanan di tahan sekitar
7 – 8 detik dan tekanan turun kira-kira 10 bar. Apabila hal tersebut terjadi
maka bersihkan permukaan nozzle, spindle dan spindle guide atau ganti bila
perlu.
84
membersihkan interior mesin dari kotoran dan karbon.
Sebelum motor diesel dioperasikan selalu didahului dengan pelumasan awal,
yaitu dengan menggunakan pompa oli manual yaitu berupa pompa rotary atau
pompa piston atau swing pump yang melekat pada badan motor diesel tersebut.
Sementara pompa manual digerakan (roda gila) diputar beberapa kali sehingga oli
akan menyebar ke seluruh bagian yang memerlukan pelumasan.
85
motor menjadi sangat penting guna mudah mendeteksi gejala kebocoran yang
sangat kecil.
Secara umum sistem pelumasan motor termasuk kategori sistem pelumasan
tekan atau sirkulasinya dilakukan dengan bantuan pompa sirkulator, yang disebut oil
pump. Komponen-komponen utama pada sistem pelumasan motor diesel antara lain
carter atau panci minyak pelumas atau oil pan, oil strainer atau oil screen atau
saringan.
G. Aktivitas Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajran unit
kompetensi Melakukan Perawatan Motor Bantu Dek diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Ceramah (Teacher based Learning)
2. Kerja Kelompok (Cooperative Learning)
a. Kelompok I : mempersiapkan jenis-jenis peralatan yang diperlukan dalam
Memenuhi Persyaratan Keselamatan, Kesehatan Kerja, Dan Lingkungan
Di Tempat Kerja
b. Kelompok II: membuat catatan terkait pemeriksaan sistem bahan bakar
guna melakukan perawatan sistem bahan bakar
c. Kelompok III: melakukan pendataan komponen yang membutuhkan
perawatan pada sistem bahan bakar.
H. Latihan/Kasus/Tugas
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
Tuliskanlah bagian-bagian yang perlu ditangani dalam melakukan perawatan sistem
bahan bakar!
86
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut
Silahkan masing-masing peserta pelatihan memberikan umpan balik terhadap uraian
materi yang diberikan dan tanggapan atau tindak lanjut yang diharapakan untuk
kegiatan selanjutnya atau dimasa yang akan datang pada kolom dibawah ini.
Umpan Balik:
Tindak Lanjut:
87
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
Bagian-bagian yang perlu ditangani dalam melakukan perawatan sistem
bahan bakar, antara lain :
3. pompa injeksi bahan bakar
4. katup penyemprotan bahan bakar
5. Melakukan perawatan saringan bahan bakar
6. tangki bahan bakar dan tangki pendingin bahan bakar
7. pompa pengisi bahan bakar dan pompa pendingin bahan bakar
Rumus:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝐴𝑛𝑑𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑛𝑎𝑟
𝑇𝑖𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑢𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 = ×100 %
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑜𝑎𝑙
Nilai Makna
90 % - 100 % Excellent
80 % - 89 % Very Good
70 % - 79 % Good
≤ 69 % Less
88
BAB 6
MELAKUKAN PERAWATAN SISTEM REFRIGERASI
Kode Unit: (PRK.TP02.016.01)
Oleh: Syamsul Marlin Amir
A. Ringkasan
Unit Kompetensi melakukan perawatan sistem refrigerasi adalah unit berkaitan
dengan perawatan sistem refrigerasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada
kapal penangkapan ikan. Tujuan materi ini adalah agar para peserta dapat
memahami dan melakukan perawatan sistem refrigerasi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku pada kapal penangkapan ikan. Pendekatan pembelajaran yang
digunakan untuk pendalaman materi unit kompetensi ini, dilakukan melalui metode
ceramah dan kegiatan praktik. Uraian materi mulai dari tahap persiapan dalam
pekerjaan perawatan sistem refrigerasi, dilanjutkan dengan materi pelaksanaan
perawatan sistem refrigerasi. Materi akhir ditutup dengan uraian pengecekan dan
pelaporan hasil pekerjaan perawatan sistem refrigerasi.sampai pada tahap
pengecekan hasil perawatan dan pelaporan hasil perawatan sistem refrigerasi.
B. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta diklat menyelesaikan pendalaman materi mengenai unit kompetensi
melakukan perawatan sistem refrigerasi, diharapkan dapat:
f) Mempersiapkan pekerjaan perawatan sistem refrigerasi,
g) Melakukan perawatan sistem refrigerasi,
h) Mengecek dan membuat hasil pekerjaan perawatan sistem refrigerasi.
C. Ruang Lingkup
Unit Kompetensi Melakukan Perawatan Sistem Refrigerasi, menunjukkan
kemampuan pekerja untuk memenuhi persyaratan dasar bekerja di dunia usaha/
industri/ perusahaan penangkapan ikan. Unit kompetensi ini adalah penting dan
merupakan penjabaran suatu tugas/ tanggungjawab yang harus dimiliki pekerja
pada semua kualifikasi di bidang teknika perikanan laut.
89
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
Elemen-elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja dalam unit kompetensi
Melakukan Perawatan Sistem Refrigerasi dijelaskan pada Tabel berikut,
Tabel 7. Elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja unit kompetensi Melakukan
Perawatan Sistem Refrigerasi (Berdasarkan SKKNI No 213 Tahun 2005)
90
No Elemen Kompetensi No Kriteria Unjuk Kerja
minyak pelumas, (i) safety valve, (j) gasket
kit, (k) baut pengikat dan (l) sistem
perpipaan dilakukan sesuai urutan
prioritas pekerjaan dengan mengacu
kepada prosedur yang ditetapkan.
2.3 Perlengkapan dan prosedur keselamatan dan
kesehatan kerja dilakukan dalam melaksana-
kan perawatan referigerasi.
03 Mengecek hasil 3.1 Hasil perawatan sistem referigerasi dicek
pekerjaan perawatan kembali, sesuai dengan fungsi dan kondisi
yang ditetapkan
3.2 Seluruh pekerjaan perawatan dicatat dengan
menggunakan format dan prosedur yang
ditetapkan dalam log book
04 Membuat laporan 4.1 Hal- hal yang dianggap penting selama
pekerjaan perawatan dan perbaikan dicatat.
4.2 Persediaan alat dan bahan perawatan
di-inventaris sesuai dengan kondisi nyata.
4.3 Laporan log book diselesaikan dengan
penandatangan oleh perwira jaga, sesuai
dengan ketentuan yang diberlakukan.
E. Kontekstualisasi
Batasan variable dalam kegiatan pembelajaran unit kompetensi Melakukan
Perawatan Sistem Refrigerasi adalah sebagai berikut (Berdasarkan SKKNI No 213
Tahun 2005);
1. Tujuan dan kondisi meliputi : penghargaan yang relevan, tenaga kerja
kontrak, prasarana tempat kerja dan etiket
2. Pengembangan industri meliputi : implikasi perubahan teknologi pada
tenaga kerja, lingkungan industri
91
3. Bekerja praktis meliputi : persiapan alat dan bahan, pengecekan catatan
perawatan sistem refrigerasi, pengecekan serta pelaporan hasil perawatan,
buku harian dan catatan lain.
4. Tindakan meliputi : persiapan, pelaksanaan, pengecekan dan pelaporan
hasil pekerjaan perawatan sistem refrigerasi sesuai prosedur yang berlaku.
5. Persyaratan kerusakan disajikan secara lisan dan tulisan
6. Unit ini berlaku untuk bidang teknika kapal penangkap ikan
7. Presentasi dapat bersifat internal ataupun eksternal, namun tidak terbatas
F. Uraian Materi
Komponen Mesin Refrigerasi
Pada mesin refrigerasi terdapat komponen utama dan komponen bantu agar mesin
tersebut dapat bekerja secara optimal.
1) Komponen utama pada sistim refrigerasi terdiri dari:
a. Kompresor adalah berfungsi untuk menghisap dan menekan gas Refrigeran
(Reciprocating, Rotary, Screw, Centrifugal, Scroll)
b. Kondensor adalah berfungsi untuk merubah bentuk gas refrigerant menjadi
cairan refrigerant, dengan jalan membuang panasnya. Di kondensor terjadi
proses kondensasi atau pembuangan panas. (Water cooled, Air cooled dan
Evaporative Condenser)
c. Receiver adalah berfungsi sebagai penampung cairan refrigerant dari
kondensor
d. Katup Expansi adalah berfungsi untuk menjatuhkan tekanan cairan
refrigerant, sehingga cairan refrigerant akan mulai menguap.
e. Automatic Exp, Thermostatic Exp, Capillary tube, Distribution tube
f. Evaporator adalah berfungsi sebagai alat untuk proses penguapan dari cairan
refrigerant. pada evaporator terjadi proses penyerapan panas.
2) Komponen bantu atau alat bantu pada sistim refrigerasi terdiri dari:
a. Oil separator
Alat yang digunakan sebagai pemisah minyak pelumas yang dikandung oleh
aliran refrigeran di dalam unit sistim refrigerasi. Oil Separator berupa tabung
dimana didalamnya terdapat sirip-sirip penahan minyak pelumas, dimana
92
kandungan minyak pelumas menempel pada sirip penahan menjadi tetesan
minyak dan mengumpul pada bagian bawah dan mengalir ke carter
kompresor.
b. Filter dryer
Komponen ini digunakan untuk menyerap air yang tercampur dengan
refrigeran, biasanya dipasang pada saluran yang bertekanan tinggi atau pada
saluran antara receiver sampai katup ekspansi.
93
c. Bahan Pengering (Deciscant)
Syarat-syarat bahan pengering yang digunakan dalam filter dryer yaitu: dapat
mengurangi jumlah uap air didalam instalasi dan dapat terus menyimpan uap
air tersebut sampai suhu sekitar 50O C tanpa mempengaruhi efisiensi,
kapasitas, kecepatan aliran bahan pen-dingin. Tidak bereaksi dengan minyak
pelumas kompresor, bahan pendingin dan logam instalasi mesin pendingin.
Dapat dengan mudah diaktifkan kembali setelah menjadi jauh.
d. Indikator
Indikator adalah merupakan alat yang dapat digunakan untuk melihat aliran
cairan bahan pendingin dalam mesin pendingin, alat ini dipasang pada
saluran cairan bahan pendingin yang bertekanan tinggi tepatnya pada saluran
setelah filter dryer.
94
Gambar 17. Head exchanger
h. Accumulator
Komponen ini berfungsi untuk menampung cairan dan gas dari evaporator,
memisahkan cairan dan gas refigeran sehingga refrigeran yang mengalir
pada saluran hisap dalam bentuk gas, menahan cairan refigeran dari
evaporator sehingga tidak terus menggalir ke kompresor.
95
Gambar 19. Accumulator
96
Gambar 20. Manometer
b) Termometer
Adalah alat untuk mengukur temperatur (suhu). Dalam mesin pendingin
alat ini dipasang pada :
- Saluran penghisapan kompresor.
- Saluran pengeluaran kompresor.
- Saluran masuk dan keluar pendinginan pada kondensor.
- Ruang yang didinginkan.
97
Gambar 22. High Pressure Control (HPC)
j. Pressure Gaauge
Komponen ini berfungsi untuk mengetahui tekanan refrigeran pada sisi
tekanan tinggi, tekanan rendah dan tekanan intermediet.
k. Gas Purger/Gas cooler
98
Komponen ini bekerja untuk mengeluarkan udara dari gas refrigeran didalam
kondensor. Prinsipnya yaitu dengan mengkondensasikan campuran udara
dan gas refigeran sehingga udara dapat terpisah untuk selanjut-nya
dikeluarkan dari sistem refrigerasi.
99
Kertas lakmus hanya dapat digunakan untuk mencari kebocoran bahan
pendingin Ammonia.
b. Asap belerang
Asap belerang digunakan untuk mencari kebocoran bahan pendingin
Ammonia.
c. Air sabun
Air sabun digunakan untuk mencari kebocoran semua jenis bahan pendingin.
Selain air sabun ada juga sejenis cairan yang khusus digunakan untuk
mencari kebocoran yaitu Search (The Liquid Detector), D Leak Spot dan lain-
lain.
100
d. Alat pencari kebocoran dengan nyala api
Alat ini khusus untuk mencari kebocoran bahan pendingin jenis halogen. Alat
ini disebut juga dengan istilah bermacam-macam antara lain: Halide Torch,
Halide Lamp, Hallo Gaz atau Halide Leak Detector.
e. Electronic Leak Detector
Alat ini cukup mahal harganya dan lebih banyak digunakan untuk mencari
kebocoran bahan pendingin jenis halogen. Dimana kalau ada kebocoran alat
ini akan menimbulkan bunyi atau nyala lampu. Alat ini sangat peka sekali
sehingga dianggap paling baik.
101
Gambar 27. Bahan pendingin yang sudah diberi pewarna (Freon 12 Dytel)
102
e. Lalu buka kran ekspansi pendingin palka dan kran ekspansi ruang
pembekuan.
3) Langkah Pemeriksaan
Tahapan langkah pemeriksaan, agar pengoperasian dapat berjalan dengan baik,
adalah sebagai berikut ini :
a. Memperhatikan keadaan air pendingin bekerja apa tidak
b. Memperhatikan head covernya jangan sampai panas
c. Memeriksa tekanan oli
d. Memeriksa tekanan suction dan discharge pada manometer
e. Memeriksa ampere meter di panel listrik kompresor
f. Memeriksa suhu
4) Langkah Mematikan
Langkah-langkah mematikan sistem refrigerasi adalah sebagai berikut:
a. Menutup kran pengeluaran (out let) dari receiver agar refrigran tertampung di
reciever.
b. Menutup kran hisap (suction) pada kompresor dan tekan tombol stop motor
penggerak pada panel kompresor.
c. Tutup kran discharge kompresor.
d. Tutup kran masuk dan keluar kondensor.
e. Tutup kran masuk receiver.
f. Tutup kran masuk ekspansi, dan kran balik dari palkah.
g. Membiarkan pompa air pendingin kompresor dan kondensor tetap bersirkulasi
untuk beberapa menit.
103
h. Matikan pompa air pendingin kondensor
5) Mengisi buku harian.
Fungsi buku harian mesin pendingin adalah :
a. Mengetahui jam kerja mesin pendingin sehingga mudah untuk menentukan
jenis perawatannya.
b. Dapat mengetahui letak kesalahan mesin secara dini sehingga dapat lebih
cepat mengambil tindakan awal sebelum mesin rusak lebih berat.
c. Operator dapat dengan mudah mengetahui kondisi normal mesin yang
dioperasikan.
Temperatur
Temp.
Tekanan Kompresor Pendingin Listrik
Jam Ruang
Kompresor
Pendingin
Hisap Tekan Oil Masuk Keluar Volt Amp Hz
01.00
02.00
03.00
Dst
104
g. Setelah udara yang dibuang selesai maka tutup kembali saluran
pembuangan. Dan unit refrigrasi dapat dioperasikan lagi.
2) Terjadi kebocoran
• Cara mencari kebocoran dapat menggunakan media air sabun, dengan cara
sebagai berikut ini:
a. Langkah-langkah mencari kebocoran,
b. Menyediakan air sabun untuk disemprotkan pada bagian-bagian yang
dimungkinkan terjadi kebocoran,
c. Kompresor dalam keadaan hidup agar air tidak kehisap kedalam saluran
tekanan tinggi,
d. Semprotkan air sabun, dari discharge kompresor hingga katup ekspansi,
e. Apabila menimbulkan buih maka disitulah terdapat kebocoran,
f. Apabila pencarían kebocoran pada saluran tekanan rendah kompresor
dalam keadaan mati (off),
g. Setelah diketahui kebocoran maka akan di lakukan penanggulangan-nya,
h. Matikan kompresor pastikan tidak ada refigran pada tempat yang akan
dilakukan pengelasan,
i. Lakukan pengelasan pada tempat terjadinya kebocoran dan pastikan tidak
ada lagi kebocoran dengan menggunakan air sabun, selanjut-nya
kompresor dihidupkan kembali.
3) Mencari kebocoran dengan halide leak detector, antara lain :
a. Atur kran pengatur sesuai dengan yang diinginkan secara perlahan-lahan
b. Hidupkan api dengan korek api pada lubang penyalaan awal
c. Setelah ada api pada cerobong api maka lakukan pendeteksian dengan
lubang pendeteksi kepada komponen yang dicurigai dengan adanya
kebocoran pada pipa
d. Perhatikan lubang cerobong api dengan tanda warna api tertentu
e. Apabila tidak ada kebocoran nyala api berwarna biru
f. Apabila ada sedikit kebocoran nyala api berwarna hijau
g. Apabila ada kebocoran yang besar nyala api berwarna ungu.
h. Agar lebih yakin, buka dan tutup secara bergantian pada lubang
pendeteksi kebocoran
4) Penyumbatan pada filter dryer
105
Cara menanggulangi penyumbatan pada filter dryer, melalui adalah sebagai
berikut:
a. Matikan kompresor dan tutup kran out let pada reciever
b. Tutup katup ekspansi dan buka filter dryer dan cabut saringan didalamnya
untuk di bersihkan
c. Mengganti saringan dengan yang baru karena usia pakai sudah lama
d. Tambahkan silica gell apabila di perlukan
e. Pasang kembali filter dryer dengan sempurna dan dapat dihidupkan kembali.
5) Terdapat bunga es pada contact plate freezer
Cara menghilangkan bunga es adalah:
a. Langkah-langkah menghilangkan bunga es pada contact plate freezer
b. Pastikan contact plate freezer dalam keadaan kosong
c. Naikkan posisi contact plate freezer dengan menghidupkan pompa hidrolik
d. Tutup kran refrigran (ekspansi manual) yang menuju ke contact plate freezer
e. Ambil selang air laut dan siramkan ke plat yang terdapat bunga es
f. Setelah bunga es sudah tidak ada turunkan posisi plat-plat dengan
menggunakan pompa hidrolik dan tutup kembali ruang contact plate freezer
selanjutnya dapat di gunakan kembali.
6) Kondensor kotor
Cara membersihkan kondensor pada sistem refrigerasi adalah :
a. Mematikan kompresor
b. Mematikan pompa air pendingin dan menutup kran saluran masuk dan keluar
air pendingin
c. Menutup kran inlet dan outlet refrigran dari kondensor
d. Buka cover kondensor dan bersihkan, periksa saluran pendingin biasanya
mengendap dibagian ini sehingga akan menghambat jalanya sirkulasi air
pendingin dan penyerapan panas untuk refrigran menjadi terlambat
e. Tusuk setiap tube cooling dengan wire leader keluar masuk agar kotoran
yang mengendap hilang
f. Semprot dengan air laut agar kotoran hilang
g. Kemudian meni bagian luar dari tabung konndensor yang telah di bersihkan
dari karat
106
h. Tutup kembali cover kondensor dan pasang kembali baut yang di buka lalu
kencangkan
i. Buka kembali kran saluran masuk dan keluar air pendingin
j. Hidupkan kembali pompa air laut sambil perhatikan apakah ada kebocoran
k. Setelah selesai hidupkan kembali kompresor dan buka kran inlet dan outlet
refrigran dari kondensor.
107
• Faktor biologi:
Kuman dan bakteri sering bersarang di air bekas pencucian AC dan lap pencuci
AC. Bila kita tidak mencuci peralatan dan lap tersebut dengan bersih maka
kuman akan tertinggal di peralatan tersebut. Tidak jarang, para teknisi pencuci
AC yang tidak menggunakan sarung tangan saat mencuci AC dapat terpapar
dengan faktor kimia secara berkesinambungan dalam jangka waktu yang lama.
• Faktor ergonomi:
Posisi tubuh saat bekerja sangat berpengaruh pada pekerja pencuci AC. Rata-
rata pekerja pencuci AC bekerja dengan posisi berdiri, jongkok atau duduk di
atas bangku yang tinggi, sehingga resiko untuk jatuh semakin meningkat yang
dapat mengakibatkan luka maupun patah pada tulang. Apalagi dengan
permukaan lantai yang licin. Selain itu, apabila terlalu sering menjongkok dapat
menyebabkan low back pain atau nyeri punggung bawah. Low back pain adalah
penyakit neurologis sebagai salah satu wujud nyeri tulang belakang. Faktor
resikonya adalah mengangkat beban berulang, membungkuk, gerak berlebihan,
dan menggunakan alat dengan getaran.
Pencegahan dari bahaya ini dapat dilakukan dengan melapisi alas dari bangkun
tinggi tersebut dengan kain keset sehingga resiko terpeleset akibat lantai yang
licin dapat dihindari.
• Faktor psikososial:
Pengetahuan dan keterampilan perlu ditingkatkan bagi para pekerja pencuci AC
ini sehingga kejadian yang mengancam keselamatan kerja dapat dihindari.
Tentu saja mestinya mereka dapat belajar tentang keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) ini berdasarkan pengalaman selama ini. Akan tetapi selalu akan ada
orang baru atau bahkan hanya orang biasa saja yang terlibat pada pekerja
pencuci AC.
108
Gambar 29. Alat pelindung diri (APD)
APD sendiri memiliki bermacam-macam jenis, hal tersebut tergantung pada resiko
yang akan dihadapi di lingkungan kerja. Macam-macam jenisnya yaitu safety helmet,
sabuk keselamatan dan tali pengaman (safety belt dan harness), sepatu karet
(sepatu boot), sepatu pelindung (safety shoes), sarung tangan, penutup telinga (ear
Plug/ear Muff), kaca mata pengaman (safety glasses), masker (respirator), pelin-
dung wajah (Face Shield), jas hujan (rain coat).
Pengisian Refrigeran
Cara pengisian refrigeran dilakukan melalui tahapan berikut:
1) Menyiapkan botol yang berisi refrigran.
2) Menghubungkan saluran pada botol tersebut ke saluran pengisian refrigran
yang telah disediakan di bagian pipa sebelum filter dryer.
3) Mengendorkan sedikit sambungan tersebut kemudian membuka botol dan
kemudian menutup kembali dengan segera, lalu kencangkan sambungan
tersebut. Hal ini di maksud untuk membuang udara yang terdapat pada
selang pengisian.
4) Membuka kran yang terdapat pada saluran pengisian.
5) Membuka kran pengeluaran pada botol refrigran.
6) Biarkan refrigran dalam botol mengalir dalam sistem.
109
7) Setelah pengisian refrigran sudah cukup maka tutuplah kran pada saluran
pengeluaran.
8) Melepaskan sambungan antara botol dengan selang pengisian.
Refrigeran adalah media pendingin yang berbentuk cairan maupun gas dan memiliki
titik didih sangat rendah pada tekanan 1 Atmosfir. Bahan pendingin ini bersikulasi
dalam sistem refrigerasi kemudian perubahan kondisi thermal dimanfaatkan untuk
menyerap panas produk atau ruangan sekitar pada saat refrigeran berubah uap
dingin dan bertekanan rendah.
Sedangkan persyaratan refrigeran sebagai berikut :
1) Tidak beracun.
2) Tidak terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara dan pelumas.
3) Tidak menyebabkan korosi.
4) Bila terjadi kebocoran mudah dicari.
5) Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.
6) Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan,
diembunkan, dan diuapkan.
7) Perbedaan antara tekanan penguapan dan pengembunan sekecil mungkin.
8) Mempunyai panas laten penguapan yang besar.
9) Tidak merusak tubuh manusia.
10) Konduktivitas termal tinggi.
110
11) Viskositas dalam fase cair maupun gas rendah agar tahanan aliran refrigran
dalam pipa kecil.
111
Cara melakukan pengisian minyak pelumas adalah sebagai berikut ini:
1) Siapkan wadah yang bersih untuk tempat minyak pelumas
2) Isi selang pengisian dengan minyak pelumas agar tidak ada udara didalam
saluran pengisian kemudian sumbat ujung selang pengisian tersebut.
3) Tutup kran suction kompresor
4) Masukan selang pengisian ke dalam wadah yang berisi minyak pelumas
kemudian buka sumbat saluran pengisian minyak pelumas.
5) Buka keran pengisian yang ada di tanki minyak pelumas, maka minyak
pelumas akan terhisap dengan sendirinya karena .
6) Jika telah mencukupi segera tutup keran pengisian kemudian tutup kembali
sumbat selang pengisian.
7) Jangan biarkan minyak pelumas yang berada didalam wadah habis karena
dapat mengakibatkan masuknya udara ke dalam sistem.
8) Buka kembali kran suction kompresor secara perlahan-lahan sambil tetap
memperhatikan low pressure pada manometer.
112
melalui by-pass. Jika kompresor dilengkapi dengan kontrol sirkuit otomatis yang
bekerja dengan tekanan suction untuk pengurangan beban dan penghentian,
maka alat ini harus diubah secara manual atau di by-pass. Jika ada amonia yang
tertinggal akan menimbulkan bau menyengat, buang atau purge sesegera
mungkin.
Untuk penanganan gas freon, kurangi tekanan secara perlahan sampai sebesar
0 kg/cm2, kemudian matikan kompresor. Pada saat itu tekanan akan naik kembali
setelah beberapa saat jadi ulangi prosedur diatas sampai tekanan benar-benar
tidak naik lagi.
Jangan mengurangi tekanan dengan drastis karena akan menyebabkan
refrigerant yang ada pada minyak pelumas menguap, berbusa dan
menyebabkan minyak pelumas hammer.
113
b) Mingguan
Pemeliharaan mingguan ini berlangsung pada pemeriksaan dan
pemeliharaan, meliputi:
a. Memeriksa sambungan-sambungan kelistrikan pada motor penggerak
kompresor dan alat pengamannya.
b. Memeriksa suara kompresor untuk mendeteksi apabila terjadi gangguan
atau kerusakan.
c. Mengontrol sambungan perpipaan pada kompresor, kemungkinan ada
kebocoran akibat korosi atau karat. Pemeriksaan kebocoran dilakukan
dengan menggunakan air sabun, kalau ada kebocoran akan terjadi
gelembung udara pada titik kebocoran.
c) Bulanan
Pemeliharaan bulanan dalam jangka panjang meliputi :
a. Penggantian minyak pelumas, meskipun minyak pelumas terpakai belum
mencapai waktu yang ditentukan karena sudah tidak memenuhi syarat
maka harus diganti.
b. Mengganti saringan minyak pelumas.
c. Memeriksa tegangan tali transmisi (v-belt), apabila v-belt dalam keadaan
kendor, tali kipas akan selip pada pulley-nya sehingga akan
mengakibatkan getaran pada tali kipas dan bunyi yang mengganggu.
d) Tahunan
Pemeliharaan tahunan dilakukan tiap tahunnya, antara lain:
a. Pemeriksaan dan pembersihan semua relay, starter dan instalasi listrik.
b. Memeriksa saluran pendingin.
c. Memeriksa klep hisap dan klep tekan kompresor.
d. Memeriksa bagian dalam kompresor seperti ring piston, piston, cylinder
liner, metal dan lain-lain.
e. Mengganti minyak pelumas.
f. Overhaule kompresor adalah memeriksa komponen bila ada kerusakan
atau keausan pada komponen kompresor perlu diadakan perbaikan
114
menjadi bentuk dan ukuran semula atau mengganti dengan komponen
baru sehingga kompresor dapat beroperasi seperti keadaan semula.
115
Tabel 9. Cek list hasil pemeliharaan/perawatan sistem refrigerasi
Pemeriksaan
Uraian Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
Pemeliharaan/Perawatan Harian
1. Pengoperasian kompresor
2. Pemeriksaaan kebersihan
kompresor dari minyak dan
tetesan air
3. Pemeriksaan aliran
pendingin untuk kompresor
4. Pemeriksaan jumlah
minyak pelumas pada
gelas penduga
5. Pemeriksaan suhu air laut
sebagai media kompresor
6. Pemeriksaan baut-baut
Pemeliharaan/Perawatan Mingguan
1. Pemeriksaan sambungan-
sambungan kelistrikan
pada motor penggerak
kompresor dan alat
pengamannya
2. Pemeriksaaan suara
kompresor
3. Pengontrolan sambungan
perpipaan pada kompresor
Pemeliharaan/Perawatan Bulanan
1. Penggantian minyak
pelumas
2. Penggantian saringan
minyak pelumas
3. Pemeriksaan tegangan tali
transmisi (v-belt)
Pemeliharaan/Perawatan Tahunan
1. Pemeriksaan dan
116
Pemeriksaan
Uraian Kegiatan Keterangan
Ya Tidak
pembersihan semua relay,
starter dan instalasi listrik
2. Pemeriksaan saluran
pendingin
3. Pemeriksaan klep hisap
dan klep tekan kompesor
4. Pemeriksaan bagain dalam
kompresor (seperti: ring
piston,piston, cylinder liner,
metal, dll)
5. Penggantian minyak
pelumas
6. Overhaule kompresor
G. Aktivitas Pembelajaran
Metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajran unit
kompetensi Melakukan Perawatan Sistem Refrigerasi diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Ceramah (Teacher based Learning)
2. Kerja Kelompok (Cooperative Learning)
a. Kelompok I : mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
melakukan perawatan sistem refrigerasi.
b. Kelompok II : mengumpulkan data dan informasi log book tentang
perawatan sistem refrigerasi.
c. Kelompok III : mencatat hal-hal yang penting dalam perkerjaan
perawatan sistem refrigerasi.
d. Kelompok IV : mencatat hal-hal yang dimuat dalam laporan hasil
perkerjaan perawatan sistem refrigerasi.
117
H. Latihan/Kasus/Tugas
Petunjuk:
Jawablah pertanyaan di bawah ini pada lembar jawaban yang disediakan dengan
singkat dan jelas.
1. Sistem refrigerasi terdiri dari 2 komponen, tuliskan !
2. Apakah tujuan dilakukannya perawatan pada sistem refrigerasi !
3. Tuliskan peralatan K3 yang dibutuhkan untuk melakukan perawatan sistem
refrigerasi ?
118
I. Umpan Balik/Tindak Lanjut
Tindak Lanjut:
119
J. Kunci Jawaban Latihan/Kasus/Tugas
1. Sistem refrigerasi terdiri dari 2 komponen, yakni
a. Komponen utama
b. Komponen bantu
120
K. Daftar Pustaka
Aliredjo, M. Subroto, S.Pi., MT., 2013. Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk Sekolah
Menengah Kejuruan. Direktorat Pembinaan SMK. Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Direktorat Pembinaan SMK. Kemdikbud RI, 2013. Pesawat Bantu Kapal Niaga.
Jakarta.
Firmansyah, MK., Afany NA., 2014. Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada
Pekerja Pencuci AC (Air Conditioner). Tugas Kepaniteraan Klinik Bagian
Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas, Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin. Makassar.
Majalah RTU, 2016. Pentingnya Penggunaan APD bagi Teknisi AC [artikel daring].
Majalah Refrigerasi dan Tata Udara, 17 Juni 2016. Tautan:
https://majalahrtu.co.id/karir/pentingnya-penggunaanapdbagi-teknisi-ac/
[dikunjungi Tanggal 05 Agustus 2017]
Sujanto,1983. Pesawat Kapal II. Jakarta.
Taufik M. Mesin Pendingin Di Bidang Perikanan 1. Tegal
121
BAB 7
PENUTUP
Modul dengan judul Membina Kerjasama merupakan salah satu sumber belajar
sebelum asesmen kompetensi keahlian Teknika Kapal Penangkap Ikan untuk skema
klaster Perawatan Sistem Refregerasi yang diselenggarakan oleh LSP LPPPTK
KPTK. Skema klaster tersebut terdiri atas unit-unit kompetensi, yaitu: Memenuhi
Persyaratan Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan di Tempat Kerja;
Membina Kerjasama; Memahami Sistem Komunikasi; Melakukan Perawatan Motor
Bantu Dek; Melakukan Perawatan Sistem Refrigrasi. Modul diklat sertifikasi
kompetensi bagi Guru Produktif SMK dan Guru Program Keahlian Ganda ini dibuat
dalam rangka untuk memenuhi bahan belajar (learning material). Modul ini berisi
bahan/materi unit kompetensi (PRK.TP01.004.01) “memelihara sistem komunikasi”.
Dalam penyusunan modul ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik isi
materi maupun bentuk penyajiannya. Sehingga saran dan masukan sangat
diperlukan demi kesempurnaannya.
122
RIWAYAT HIDUP
Anwar, ST.
Saat ini penulis adalah salah seorang teknisi laboratorium navigasi dan dosen
bidang teknologi penangkapan ikan di Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene
Kepulauan.
123