Anda di halaman 1dari 26

Penerbitan Sertifikat Kelayakan Pengolahan

Bagi Unit Pengolahan Ikan

Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu


Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Hulu Hilir
Sertifikat Pengawasan di
Kemanan Pasar DN
SKP untuk
Sertifikasi Sertifikasi Miniplant Pangan
Sertifikasi PIRT/MD produk olahan
CPIB CBIB CPIB Sertifikasi SKP & SPPT SNI Oleh Ls-Pro
CPIB HACCP
HC

Tambak/ Kolam/KJA/
Hatchery
PASAR LN

HACCP PRODUK
Pelabuhan
Kapal penangkap/ Perikanan /PPI/TPI SKP PASAR DN
kapal pengangkut ikan SUPPLIER IKAN
(Pedagang & Miniplant) UPI

Pemeriksaan &
Pengujian mutu di
Border
Pemeriksaan & Pengawasan Peredaran Produk Segar di Pasar DN
Pengujian mutu di Ikan Impor
Border

Traceability TRANSPORTASI & LOGISTIK

Keterangan : KKP BPOM LS-Pro


SERTIFIKASI MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN
Sertifikasi merupakan bukti jaminan bahwa suatu produk
memenuhi persyaratan standar atau spesifikasi persyaratan
mutu yang ditetapkan
Keterkaitan SKP dan Sertifikasi Mutu Lainnya
Sertifikasi merupakan bukti jaminan bahwa suatu produk memenuhi
persyaratan standar atau spesifikasi persyaratan mutu yang ditetapkan

SPPT-SNI
SKP mejadi
Persyaratan

MD
HACCP
SKP akan
diharmoniskan
dengan CPPOB
sebagai
SKP SKP
menjadi
persyaratan
persyaratan MD

IPHP
SKP menjadi
persyaratan
impor

CPPOB = Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik


Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)
SKP adalah Sertifikat yang diberikan kepada
pelaku usaha terhadap setiap Unit
Pengolahan Ikan yang telah menerapkan
Cara Pengolahan Ikan yang Baik (Good
Manufacturing Practices/GMP) dan Prosedur
Operasional Standar Sanitasi (Sanitation
Standard Operation Prosedure/SSOP)

SKP diterbitkan oleh Dirjen PDSPKP-KKP


sebagai hasil pembinaan terhadap UPI

Pembinaan dilakukan oleh Pembina Mutu


Pusat/Provinsi/Kab/Kota
Kenapa Pelaku Usaha Perikanan Wajib Memiliki SKP?

1. Memberikan jaminan mutu dan keamanan pada produk


perikanan yang diproduksi, diimpor, dan diedarkan di
wilayah RI
2. Memenuhi standar produk hasil perikanan yang
dipersyaratkan (SNI untuk produk yang diperdagangkan di
pasar dalam negeri atau standar negara buyer untuk produk
yang diekspor)
3. Memenuhi persyaratan sanitasi dan higiene dalam
penanganan dan pengolahan hasil perikanan

Manfaat SKP?
1. Meningkatkan kepercayaan konsumen karena memberikan
rasa aman terhadap konsumen Dalam Negeri dan Luar Negeri
2. Memperluas pasar sehingga omzet meningkat
3. Memudahkan UKM mendapatkan pembinaan dan fasilitasi dari
Pemerintah (KKP, BSN, BPOM)
KEWAJIBAN UPI MEMILIKI SKP

1. UU NO 31 Tahun 2004 jo UU No 45 Tahun 2009 tentang


Perikanan, Pasal 20
2. PP 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan dan Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil
Perikanan, Pasal 18
3. Permen KP No. 72 Tahun 2016 tentang Persyaratan dan Tata Cara
Penerbitan SKP
4. Perdirjen PDSPKP No.24 Tahun 2017 tentang Pemeringkatan SKP.
5. Perdirjen PDSPKP No.25 Tahun 2017 tentang Petunjuk Teknis
Pembinaan Kelayakan Pengolahan
Sanksi Pidana SKP
Undang-Undang Nomor 31/2004 jo 45/2009 Tentang Perikanan

Pasal 89
Setiap orang yang melakukan penanganan dan pengolahan ikan
yang tidak memenuhi dan tidak menerapkan persyaratan
kelayakan pengolahan ikan, sistem jaminan mutu, dan keamanan
hasil perikanan, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3),
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan
denda paling banyak Rp 800.000.000,00 (delapan ratu juta
rupiah)
Ruang Lingkup
Permen KP No.72 tahun 2016 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan SKP

1. Penerbitan SKP

2. Persyaratan dan Tata Cara Penerbitan SKP

3. Pengawasan Mutu

4. Pembinaan

Pasal 2
SKP diberikan kepada

• UPI yang telah menerapkan Cara Pengolahan Ikan yang Baik


(Good Manufacturing Practices) dan memenuhi
persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard
Sanitation Operating Procedure)
• UPI eksportir oleh Dirjen PDS, dan UPI pasar domestik oleh
LPK terakreditasi oleh KAN, apabila belum ada LPK yang
ditunjuk maka diterbitkan oleh Dirjen PDS
• UPI yang melakukan kegiatan penanganan dan/atau
Pengolahan Ikan
• Setiap jenis ikan yang ditangani dan/atau diolah oleh UPI
(per jenis produk)

Pasal 3
KLASIFIKASI SKP BAGI UPI
• Pengelompokkan UPI berdasarkan skala usaha, menjadi:
- UPI Skala Menengah-Besar
UPI dengan hasil penjualan tahunan lebih dari 2,5 milyar
dan atau melakukan kegiatan ekspor
- UPI Skala Mikro-Kecil
UPI dengan hasil penjualan tahunan maksimal 2,5 milyar
dan atau tidak melakukan kegiatan ekspor
Pengelompokan berdasarkan tempat/fasilitas & komoditi
yang diolah :
• Unit Pengolahan Ikan (UPI)
• Unit Pengolahan Rumput Laut Kering (UPRL-K)
• Unit Penanganan Ikan Hidup (UPIH)
• Unit Gudang Penyimpanan Ikan (impor/ekpor/DN
• Non UPI
• Kapal Pengolahan Ikan (KPI)
Alur pengajuan SKP
Dinas KP Pembinaan untuk
Provinsi/Kab/K Mendapatkan Rekomendasi
ota Kelayakan Pengolahan dari
Pembina Mutu Daerah
p 1
Pelaku t e
usaha/ S
UPI

Dirjen PDS
KKP
Step 2

SKP Terbit
Persyaratan Rekomendasi Kelayakan Pengolahan
ke Dinas KP Provinsi/Kab/Kota
1. Fotokopi izin usaha di bidang pengolahan perikanan
dan/atau Surat Izin Usaha Perdagangan dan atau surat
keterangan dari kelurahan atau kantor desa (UKM)
2. Fotokopi identitas pemohon (KTP)
3. Fotokopi akte pendirian industri pengolahan ikan bagi
perusahaan (tidak wajib bagi UKM)
4. Fotokopi perjanjian sewa menyewa untuk UPI yang
melakukan penyewaan paling singkat 2 tahun terhitung
saat pengajuan permohonan rekomendasi
5. Surat pernyataan melakukan proses produksi secara aktif
6. Bukti kepemilikan atau menguasai tempat dan fasilitas
untuk penanganan, pengolahan, pengemasan, dan/atau
penyimpanan
7. Dokumen panduan mutu Cara Pengolahan Ikan yang Baik
dan Prosedur Operasi Sanitasi Standar
8. Fotokopi Sertifikat Pengolah Ikan (SPI) atau sertifikat
keterampilan di bidang keamanan pangan yang setara,
yang dimiliki oleh penanggung jawab mutu Pasal 11
Persyaratan Tambahan
Persyaratan Tambahan SKP

• Produk lobster, kepiting, rajungan


harus melampirkan surat penyataan
bahwa produk yang dihasilkan sesuai
ketentuan Permen KP 56/2016 (tidak
bertelur, ukuran karapas atau berat)
• Produk Hiu/cucut melampirkan surat
penyataan bahwa tidak menggunakan
hiu/cucut yang dilarang sesuai Permen
KP 59/2014 (Hiu koboi dan Hiu Martil)
dan CITES
• Produk Kekerangan melampirkan surat
pernyataan bebas marine biotoksin
(PSP, DSP, dll)
Persyaratan Permohonan SKP ke
Dirjen PDSPKP oleh Pelaku usaha/UPI

1. Fotokopi identitas pemohon (KTP) (new)


2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
3. Fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT)
Pajak 2 tahun terakhir (bukti setor cukup)
4. Fotokopi akte pendirian industri pengolahan
ikan bagi perusahaan
5. Rekomendasi Kelayakan Pengolahan dari
Pengawas Mutu (Daerah)

Pasal 5
Pelaku usaha mengajukan rekomendasi SKP dengan
memenuhi kelengkapan administrasi kepada:
• Kepala Dinas KP Provinsi untuk UPI menengah
besar
• Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota untuk UPI UMKM

Sekretariat melakukan penilaian aspek administrasi


2 hari sejak diterimanya permohonan, yang hasilnya
lengkap atau tidak lengkap, (tidak lengkap
dikembalikan untuk dilengkapi)

Kepala Dinas menunjuk pembina mutu melakukan


verifikasi lapangan terhadap UPI paling lama 4 hari
Sekretariat sejak permohonan dinyatakan lengkap
Pembina Mutu
Daerah ditetapkan
oleh Kepala Dinas Pembina mutu menyampaikan hasil verifikasi
lapangan kepada Kepala Dinas

Kepala Dinas menyampaikan rekomendasi SKP


kepada UPI tembusan Dirjen PDS dengan
Pasal 11 & 12 melampirkan hasil verifikasi lapangan
Pelaku usaha mengajukan rekomendasi SKP dengan
memenuhi kelengkapan administrasi kepada:
• Kepala Dinas KP Provinsi untuk UPI menengah
besar
• Kepala Dinas KP Kabupaten/Kota untuk UPI UMKM

Sekretariat melakukan penilaian aspek administrasi


2 hari sejak diterimanya permohonan, yang hasilnya
lengkap atau tidak lengkap, (tidak lengkap
dikembalikan untuk dilengkapi)

Kepala Dinas menunjuk pembina mutu melakukan


verifikasi lapangan terhadap UPI paling lama 4 hari
Sekretariat sejak permohonan dinyatakan lengkap
Pembina Mutu
Daerah ditetapkan
oleh Kepala Dinas Pembina mutu menyampaikan hasil verifikasi
lapangan kepada Kepala Dinas

Kepala Dinas menyampaikan rekomendasi SKP


kepada UPI tembusan Dirjen PDS dengan
Pasal 11 & 12 melampirkan hasil verifikasi lapangan
Penilaian Kelengkapan Dokumen

Penilaian aspek administrasi dalam waktu


2 hari sejak diterimanya permohonan,
yang hasilnya lengkap atau tidak lengkap,
(tidak lengkap dikembalikan untuk
dilengkapi)

Penilaian aspek teknis dan dapat


dilakukan verifikasi lapangan terhadap UPI
Tim SKP Pusat Ditetapkan paling lama 4 hari sejak permohonan
oleh SK Dirjen PDS dinyatakan lengkap
1. Tim Teknis
2. Tim Administrasi
3. Pembina Mutu Pusat Tim SKP menyampaikan hasil penilaian
kepada Dirjen

Dirjen paling lama 2 hari menerbitkan SKP


atau surat penolakan SKP disertai alasan
Pasal 6
Masa Berlaku

1. SKP berlaku 2 tahun dan diperpanjang untuk


jangka waktu yang sama
2. Perpanjangan SKP dilakukan 3 bulan
sebelum habis masa berlakunya
3. Prosedur perpanjangan SKP sama dengan
pengajuan SKP baru
4. Proses penerbitan SKP tidak dikenakan biaya

Pasal 7 & 8
Logo SKP
Pelaku usaha yang mendapat
SKP dapat mencantumkan
logo SKP berupa:
1. Logo SKP untuk produk
perikanan dalam
kemasan
2. Fotokopi SKP untuk
produk perikanan curah

Pasal 9
Pemeringkatan SKP
Penilaian SKP oleh Tim SKP:
1. SKP A
2. SKP B **Ketentuan Pemeringkatan SKP diatur
3. SKP C melalui Perdirjen PDS (Juknis SKP)

Rangking Minor Mayor Serius Kritis


A = Baik sekali 6 0-5 0 0
B = Baik ≥7 6 - 10 1-2 0
C = Cukup NA ≥ 11 3-4 0
D = Gagal NA NA ≥5 1

Pasal 10 NA= Not Applicable


Pengawasan mutu
Pengawasan mutu dilakukan oleh pengawas mutu
dan pembina mutu melalui:
• bimbingan dalam penyusunan prosedur dan
penerapan persyaratan pembudidayaan atau
penangkapan, penanganan, pengolahan,
pengemasan, penyimpanan, dan pendistribusian
• bimbingan dan fasilitasi dalam penyusunan
dokumen, validasi, dan penerapan sistem mutu
• pemantauan dan evaluasi terhadap mutu dan
keamanan produk untuk dikonsumsi

Pasal 13 & 14
Persyaratan Pembina mutu
1. PNS yang bekerja dibidang pembinaan mutu dan keamanan
hasil perikanan mencakup petugas fungsional pengawas mutu.
• Pembina mutu Pusat : PNS yang bertugas di KKP.
• Pembina mutu Daerah : PNS yang bertugas di Dinas KP
Provinsi atau Kab/Kota yang menangani mutu perikanan
dan/atau di Lab yang menangani pengujian mutu dan
keamanan hasil perikanan.
• Penyuluh perikanan dapat menjadi pembina mutu.
2. Memiliki kompetensi di bidang mutu dan keamanan hasil
perikanan atau minimal telah mengikuti dan lulus pelatihan:
• Mendesain dan menerapkan Program Persyaratan Dasar,
meliputi: GMP dan SSOP.
• Mendesain dan menerapkan HACCP di UPI.
• Jenis pelatihan yang diikuti dapat juga pelatihan terkait
keamanan pangan, ISO 22000, BRC.
• Pelatihan dapat diselenggarakan oleh KKP atau lembaga
pelatihan yang terakreditasi.
3. Kompetensi petugas pembina mutu dibuktikan dengan sertifikat.
4. PNS yang telah menangani pembinaan mutu selama > 5 tahun
dapat disertifikasi menjadi pembina mutu.
Pelanggaran
Apabila ditemukan pelanggaran terhadap
kelayakan pengolahan, UPI dikenakan sanksi
adminitrasi:
• Peringatan tertulis (1 kali dalam 3 bulan)
• Pembekuan SKP (1 bulan apabila masa
peringatan berakhir, tidak memenuhi kewajiban)
• Pencabutan SKP (masa pembekuan berakhir,
tidak memenuhi kewajiban)

Pasal 13 & 14
Pembinaan
1. Ditjen PDS/Daerah harus
melakukan pembinaan
berkala GMP SSOP kepada
pembina mutu & pelaku
usaha dalam rangka sistem
jaminan mutu dan keamanan
hasil perikanan melalui
bimtek, sosialisasi, dll
2. Pembinaan melibatkan juga
lembaga pembinaan dan
pengujian mutu

Pasal 15 & 16
Pembinaan* kepada UPI berdasarkan
peringkat SKP
1. SKP A dilakukan pembinaan paling sedikit 1 kali dalam
2 tahun
2. SKP B dilakukan pembinaan paling sedikit 1 kali dalam
1 tahun
3. SKP C dilakukan pembinaan paling sedikit 1 kali dalam
6 bulan

*Tata cara pembinaan diatur dalam Juknis SKP

Pasal 17

Anda mungkin juga menyukai