Anda di halaman 1dari 37

SERTIFIKASI CARA PENANGANAN

IKAN YANG BAIK (CPIB)


TERHADAP
MINPLANT/SUPLIER/PENGUMPUL
Disampaikan pada:

FOCUS GRUP DISCUSSION


Medan, 11 Oktober 2018

STASIUN KARANTINA IKAN PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN


HASIL PERIKANAN MEDAN II
I.PENDAHULUAN
TEMUAN HASIL AUDIT/INSPEKSI
Uni Eropa Tahun 2013
Tidak melakukan official control terhadap unit
supplier yang memasok bahan baku ke Unit
Pengolahan Ikan (UPI) yang ekspor ke Uni Eropa
sehingga pernyataan pada Sertifikat Kesehatan
(Health Certificate/HC)
Pada Bagian II.1 bahwa produk perikanan yang
akan diekspor ke Uni Eropa telah dilakukan
official control dengan baik tidak terpenuhi.
TEMUAN HASIL AUDIT/INSPEKSI
BPK Tahun 2015
 Belum terjamin mutu dan keamanan hasil
perikanan pada unit supplier/pengumpul
(Supplier belum seluruhnya memiliki sertifikat
CPIB)
 UPT BKIPM belum semua melaksanakan
sertifikasi CPIB terhadap unit
pengumpul/supplier
HASIL INSPEKSI USFDA 11-21 April 2016
Fokus inspeksi Residu Obat ikan pada produk budidaya
(udang dan kepiting):


Hasil Temuan Terkait Suplier Produk Udang :
a. Tim USFDA mengetahui bahwa proses registrasi
supplier baru saja diperkenalkan dan informasi
tentang program ini belum menjangkau seluruh
pemangku kepentingan.
b. Supplier/pengumpul adalah supplier bahan
baku udang untuk UPI. Saat ini hubungan antara
supplier dengan petambak dan UPI adalah
hubungan bisnis. Supplier tidak memiliki
dokumentasi akurat yang dapat menunjukkan
asal tambak.
HASIL INSPEKSI UE 28 Februari - 9 Maret
2017
 Fokus inspeksi produk tuna beserta turunannya (Jakarta, jawa
barat, bali, Sulawesi Utara)
 Hasil temuan: 
a. Regulasi mengenai impor bahan baku yang diekspor kembali ke
UE belum sesuai dengan regulasi UE
b. Kapal Penangkap sebagai suplier bahan baku ke UPI yang
melakukan ekspor belum memenuhi persyaratan CPIB
c. Suplier bahan baku ke UPI belum seluruhnya mempunyai
sertifikat CPIB/HACCP
d. Kapal yang mendarat di pelabuhan belum seluruhnya dilakukan
inspeksi pembongkaran oleh pengawas mutu pelabuhan setempat
e. Sebagian UPI yang mempunyai Approval Number dinilai belum
memenuhi persyaratan UE
f. Pengawasan kapal penangkap yang mensuplai/memindahkan di
tengah laut (kapal-kapal) belum dilaksanakan sesuai regulasi
2. Tindak Lanjut Hasil Audit DG Sante
(2017)
Rapat Tanggal 6 Agustus 2018 di Jakarta

:
KESEPAKATAN DAN KOMITMEN

PEMERINTAH dan PELAKU USAHA

 Menjaga Keberlanjutan ekspor hasil perikanan >>> Persyaratan


SJMKHP;
 Menerima Bahan Baku dari Pemasok >>> Persyaratan SJMKHP
 Menjamin Mutu Produk Hasil Perikanan yang tertelusur dari
Hulu ke Hilir
 Melakukan Sertifikasi Pemasok dari Pembudidayaan dan
Penangkapan Ikan
 Pemerintah dan Asosiasi membangun koordinasi yang lebih
Intensif
Lanjutan…….

UPI pemegang approval number UE harus menerima


bahan baku dari pemasok/supplier bersertifikat, sesuai
Keputusan Menteri KP No. 52 A/Kepmen-KP/2013 :
• Unit Pembudidaya ikan yang bersertifikat Cara Budidaya Ikan yang
Baik (CBIB)
• Kapal Penangkap dan kapal pengangkut ikan yang bersertifikat
Cara Penanganan Ikan yang Baik (CPIB) di kapal;
• Unit Suplier yang bersertifikat Cara Penanganan Ikan yang Baik
(CPIB) di Suplier
Lanjutan…..

• UPT KIPM melakukan Identifikasi Suplier terhadap UPI yang


memegang Approval Number UE di masing-masing wilayah;

• Status Pemasok Bahan Baku/Suplier ke UPI sudah tersertifikasi


CPIB Suplier

• Sejak 1 September 2018 status sertifikasi pemasok menjadi


fokus inspeksi pada saat pelaksanaan Surveilan oleh UPT KIPM

• Hasil Sertifikasi Suplier secara Periodik dilaporkan ke Pusat


Pengendalian Mutu, bidang Surveilan dan Sertifikasi Produk;
• UPT KIPM segera mensosialisasikan hal tersebut kepada UPI
Lanjutan....

 Produk Segar

 Produk segar yang sedang atau masih


menunggu untuk ditangani, dikemas dan/
atau dikirim, harus diberi es atau disimpan
di ruang dingin yang mampu
mempertahankan suhu produk pada titik
leleh es; dan

 Penanganan harus dilakukan sedemikian


rupa sehingga mencegah kontaminasi dan
penurunan mutu.
Lanjutan....

Produk Beku
Produk
O harus disimpan pada tempat yang
mampu mempertahankan suhu pusat produk
- 18°C;
Bahan baku untuk tujuan pengalengan dapat
O
digunakan pembekuan air garam sepanjang
tidak lebih tinggi dari - 9°C; dan
Disimpan pada ruang penyimpanan beku
O
yang dilengkapi dengan alat pencatat/
perekam suhu yang mudah dibaca, sensor
suhu harus diletakkan di tempat yang
suhunya paling tinggi.
Lanjutan....


Produk Masak


Setiap pemasakan harus diikuti pendinginan
cepat

Air yang digunakan untuk pemasakan harus
air minum atau air laut bersih.

Apabila tidak menggunakan metode
pengawetan lain, pendinginan harus
dilakukan terus sampai suhunya mendekati
titik leleh es;
Lanjutan....
Produk Masak
Pembuangan kulit atau pengambilan daging

harus dilakukan secara higienis untuk


mencegah kontaminasi produk.
opekerja harus mencuci tangan dan

osemua peralatan harus dibersihkan dengan

baik.
oApabila menggunakan mesin harus

dibersihkan secara teratur dan disanitasi


setiap selesai bekerja
Secara teratur harus melakukan uji

mikrobiologi terhadap hasil produksinya


sesuai dengan standar yang berlaku;
2. Hasil Inspeksi USA (2016)

Produk Rajungan

a. Ditemukannya chloramphenicol pada crabmeat


asal Indonesia

b. Mutu dan keamanan crabmeat pasteurized tidak


terjamin karena miniplant tidak dilakukan
pengendalian (Official control) oleh Otoritas
Kompeten
Rekomendasi USFDA :
 Otoritas Kompeten (OK) • Terbentuknya toxin Staphylococcus
Indonesia harus mencari aureus terjadi pada saat pengupasan
penyebab kontaminasi cangkang (picking) karena tidak adanya
chloramphenicol (CAP) dan pengawasan waktu dan suhu. Sifat
menetapkan pengawasan toxin yang tahan panas tidak dapat
terhadap keefektifan dikurangi dengan proses pasteurisasi
pengendalian yang dilakukan dan karena Mini-plant BELUM
diwajibkan memiliki HACCP Plan maka
oleh UPI
diwajibkan pengawasan terhadap suhu
dan waktu menjadi bagian program SOP
 Mengumpulkan sampel
crabmeat untuk analisa CAP • Mini-plant menjadi bagian inspeksi
selama inspeksi UPI dan Mini- • OK Indonesia melatih Pemilik dan
plant, hasilnya digunakan untuk karyawan Mini-plant terkait pencegahan
memformulasikan tindakan dan pengawasan terhadap potensi
pencegahan yang tepat bahaya keamanan pangan
BEBERAPA SNI PADA
IKAN

 SNI 4106: 2009 : Bandeng Presto
 SNI 4107:2011 : Ikan Kerapu Hidup Konsumsi
 SNI 4108:2011 : Kepiting Hidup Konsumsi
 SNI 4488:2011 : Lobster Hidup Konsumsi
 SNI 2705:2014 : Udang Beku
 SNI 3457:2014 : Udang Kupas Mentah Beku
 SNI 4110: 2014: Ikan Beku
IV. PROGRAM KERJA SERTIFIKASI CPIB

1. Tugas BKIPM dan UPI

BKIPM UPI

IDENTIFIKASI SUPLIER IDENTIFIKASI SUPLIER

SOSIALISASI/ INSPEKSI
EDUKASI PEMBINAAN

SERTIFIKASI CPIB OLEH UPT KIPM PERMOHONAN


SERTIFIKASI
SURVEILAN PELAPORAN KE
OTORITAS KOMPETEN
PENDAMPINGAN
INSPEKSI/SURVEILAN
DATA ONLINE
Prosedur Sertifikasi Suplier (Cara Penanganan Ikan
yang Baik/CPIB) OSS

2. Inspeksi
UPT KIPM Laporan
3. Tindakan Hasil
Perbaikan Sertifikasi
1. Identifikasi Evaluasi
dan
supplier
Monitoring
4. Penerbitan

Unit Pengumpul/ BKIPM


Supplier

Sertifikat
CPIB

 UPT KIPM membuat program inspeksi tahunan unit pengumpul/suplier yang mempunyai ijin
 UPT KIPM melakukan survailen ke unit pengumpul/suplier yang bersertifikat setiap tahun dan
dilaporkan ke Otoritas Kompeten.
II. DASAR HUKUM

· UU Nomor UU 31 tahun 2004 tentang PERIKANAN sebagaimana diubah dengan UU 45


tahun 2009, Pasal 22 – 24
· UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
· Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2015 tentang Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan serta Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Perikanan
· PERMEN KP NO. PER/019/MEN/2010 tentang Pengendalian Sistem Jaminan Mutu dan
Keamanan Hasil Perikanan
· KEPMEN KP NO. 052A.MEN/2013 tentang Persyaratan Jaminan Mutu dan Keamanan
Hasil Perikanan pada Proses Produksi, Pengolahan dan Distribusi
· Peraturan Kepala Badan NO. PER 03/BKIPM/2011 tentang Pedoman Teknis Penerapan
Sistem Jaminan Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan
· Peraturan Kepala Badan NO. PER 59BKIPM/2016 tentang Petunjuk Teknis Sertifikasi
Kesehatan Hasil Perikanan
· Peraturan Kepala Badan NO. PER 371/BKIPM/2014 tentang Petunjuk Teknis CPIB
berdasarkan Konsepsi HACCP pada Unit Pengumpul/Suplier.
A. PERSYARATAN SERTIFIKAT CPIB PADA UNIT
PENGUMPUL/SUPPLIER

 Setiap Unit Pengumpul/Supplier hasil perikanan yang melakukan kegiatan


penanganan dan atau pengolahan wajib menerapkan persyaratan sistem
jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan.
 Layanan penerbitan Sertifikat CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier diberikan
kepada Pelaku Usaha yang memiliki Nomor Induk Berusaha.
 Terhadap Unit Pengumpul/Supplier yang menerapkan persyaratan dasar
diberikan Sertifikat CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier oleh Menteri yang
melimpahkan kewenangan penerbitan Sertifikat CPIB pada Unit
Pengumpul/Supplier kepada Kepala Badan yang mendelegasikan penerbitan
Sertifikat CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier oleh kepala UPT KIPM;
 Persyaratan dasar mencakup penerapan Cara Pengolahan Ikan yang Baik
(Good Manufacturing Practices) dan persyaratan prosedur operasi standar
sanitasi (Standard Sanitation Operating Procedure) sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
 Sertifikat CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier berlaku selama 4 (empat) tahun.
 Masa berlaku Sertifikat CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier sebagaimana
dimaksud pada ayat (4), dapat diperpanjang untuk jangka waktu yang sama.
B. KEGIATAN SERTIFIKASI CPIB DI SUPLIER

 Persiapan Inspeksi

a. UPT KIPM membuat program inspeksi setiap tahun


b. Kepala UPT KIPM menginformasikan rencana inspeksi dan sertifikasi CPIB
kepada Unit Pengumpul/Suplier minimal 1 (satu) minggu sebelum tanggal
pelaksanaan.
c. Kepala UPT KIPM menugaskan inspektur mutu untuk melakukan inspeksi
d. Penanggungjawab yang membidangi pengendalian mutu membuat
perencanaan inspeksi unit pengumpul/suplier yang didisain fleksibel untuk
memungkinkan adanya perubahan selama inspeksi, antara lain melakukan:
- Identifikasi ruang lingkup
- Identifikasi pihak yang bertanggung jawab langsung yang berkaitan
dengan ruang lingkup
- Identifikasi dokumen yang digunakan sebagai acuan
- Waktu dan tempat pelaksanaan
e. Inspektur mutu menyiapkan dokumen inspeksi
f. Melakukan review dan mencatat secara khusus hasil review dokumen.
B. KEGIATAN SERTIFIKASI CPIB DI SUPLIER
 Pelaksanaan Inspeksi CPIB Suplier
- Ketua tim inspeksi memimpin pertemuan pembukaan
- Ketua tim Inspektur mutu mengatur pelaksanaan inspeksi lapangan.
- Inspeksi mencakup pengecekan persyaratan dasar (SSOP/GMP)
- Inspektur mutu mencatat dan merekam bukti-bukti objektif yang ditemukan pada saat
inspeksi secara benar dan tepat.
- Inspektur mutu memberitahukan wakil unit pengumpul/suplier tentang temuan
ketidaksesuaian pada waktu peninjauan lapangan.
- Tim inspektur mutu mengadakan pertemuan tertutup untuk mendiskusi temuan dan
evaluasi ketidaksesuaian.
- Ketua tim inspeksi memimpin pertemuan akhir dengan manajemen unit
pengumpul/suplier dan menyampaikan hasil inspeksi yang harus ditindaklanjuti oleh
unit pengumpul/suplier.
- Unit pengumpul/supplier yang sudah diinspeksi, dapat menyampaikan tindakan
perbaikan
- Unit Pengumpul/Suplier menyerahkan Laporan Tindakan Perbaikan
- Sertifikat CPIB yang telah diterbitkan dapat dicabut kembali apabila Unit
Pengumpul/Suplier menutup usaha, tidak melakukan tindakan perbaikan dan
mengirimkan Permohonan penambahan batas waktu tindakan perbaikan sesui tanggal
yang telah ditetapkan
B. KEGIATAN SERTIFIKASI CPIB DI SUPLIER

 Penerbitan Sertifikat CPIB Suplier

o Untuk memperoleh Sertifikat CPIB Pada Unit


Pengumpul/Suplier, Pelaku Usaha mengajukan permohonan
kepada Kepala Badan dengan melampirkan persyaratan:
a. Surat Izin Usaha Perikanan Bidang Pengolahan (SIUP);
b. Dokumen Penerapan GMP dan SSOP telah divalidasi oleh
Pelaku Usaha; dan
· Pemeriksaan dan evaluasi dokumen hasil inspeksi dan verifikasi
· Dokumen sudah sesuai maka diterbitkan Sertifikat CPIB suplier
· Sertifikat CPIB pada Unit Pengumpul/Suplier berlaku untuk
jangka waktu 4 (satu) tahun;
· Hasil sertifikasi CPIB Suplier dilaporkan ke OSS
B. KEGIATAN SERTIFIKASI CPIB DI SUPLIER

Pengawasan (Verifikasi )
- Badan berkewajiban melakukan pengawasan terhadap
Sertifikat CPIB pada Unit Pengumpul/Supplier yang
telah diterbitkan.
- Mekanisme pengawasan melalui kegiatan verifikasi
terhadap konsistensi dan efektifitas penerapan
persyaratan mutu pada Unit Pengumpul/Supplier.
- Verifikasi dilakukan terhadap konsistensi penerapan
persyaratan sistem jaminan mutu dan keamanan hasil
perikanan pada Unit Pengumpul/Supplier.
- Kegiatan verifikasi sebagaimana dimaksud ayat (4),
dilakukan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 4 (empat)
tahun.
RENCANA PERCEPATAN SOP SERTIFIKASI
CPIB SUPLIER 2018
NO Jenis Kegiatan Sebelum Sesudah
(TAHUN 2014-2017) (TAHUN 2018)

1 Waktu 1 Bulan 10 Hari


penerbitan
Sertifikat

2 Tindakan 2 bulan 1 bulan


perbaikan
temuan

3 Masa berlaku 1 tahun 4 tahun (OSS)


sertifikat Rancangan Permen
KP TTG OSS PADA
SUPLIER
Sertifikat CPIB
VI. KONSEKUENSI

• PEMASOK BAHAN BAKU YANG MEMILIKI


SERTIFIKAT CPIB (KAPAL)/CBIB(TAMBAK)/CPIB
(SUPLIER) SAJA YANG DAPAT MEMASOK
BAHAN BAKU KE UPI
• UPI MENDAPAT TEMUAN SERIUS APABILA
MENERIMA BAHAN BAKU DARI PEMASOK
YANG TIDAK BERSERTIFIKAT CPIB KAPAL/CPIB
SUPLIER DAN CBIB
2. SURVEILANCE SYSTEM HACCP

DEFINISI HACCP:

Suatu sistem yang bersifat sistemik dan sistematik serta
berdasarkan kajian ilmiah untuk mengidentifikasi, mengevaluasi
dan mengendalikan bahaya (hazard) yang spesifik untuk keamanan
pangan

PRINSIP :
 EPI (End Product Inspection) Vs IPI (In Process Inspection)
 Causalitas (sebab akibat)
 Preventive Vs Represive (“Corrective Action”)

SURVEILAN SYSTEM
HACCP
SURVAILEN, SAMPLING DAN PENGUJIAN DALAM RANGKA PENERBITAN HC

A. Survailen
a. SSOP b. GMP
1. Keamanan Air dan Es 
2. Kondisi dan kebersihan Sarana /
1. SELEKSI BAHAN BAKU
2. PENANGANAN DAN
Prasarana yang kontak langsung PENGOLAHAN
dengan produk 3. BAHAN PEMBANTU
3. Pencegahan Kontaminasi Silang 4. BAHAN KIMIA
4. Pemeliharaan Fasilitas 5. PENGEMASAN
Sanitasi/Pencucian Tangan/Toilet 6. PENYIMPANAN
5. Perlindungan Produk/bahan 7. DISTRIBUSI
pengemas/Alat dari Bahan-bahan
Kimia/kontaminan
6. Pelabelan, Penyimpanan dan
penggunaan bahan kimia berbahaya
7. Pengendalian Kesehatan Karyawan FISIK DAN PENERAPAN
8. Pest Control
7 PRINSIP HACCP
c. HACCP manual dan Penerapannya
1.Analisis bahaya (hazard) dan
 Rancangan HACCP identifikasi tindakan pencegahan.
 Personil (Tim HACCP)/QC 2.Identifikasi titik-titik pengendalian
(Penanggung jawab Mutu di UPI) kritis (Critical Control Points/CCP).


 Penerapan HACCP 3.Penetapan batas kritis (critical limit).
 Sistem Verifikasi 4.Penetapan prosedur
pemantauan/monitoring terhadap
setiap CCP.
d. Komitmen Manajemen (Tim HACCP
5.Penetapan tindakan koreksi
dan Management)
(corrective action) yg harus dilakukan
 Audit Internal apabila terjadi penyimpangan
 Corrective Action (Tindakan terhadap batas kritis.
Perbaikan) 6.Penetapan sistem pencatatan
 Kejujuran data dan rekaman (record keeping)
penerapan HACCP 7.Penetapan prosedur verifikasi

1.SOP surveilen sama dengan SOP inspeksi (Inspeksi Formal dan terencana)
2. UPI melakukan tindakan perbaikan (corrective action)

Jika tidak sesuai :


Peringatan / Pembekuan Sementara
SERTIFIKASI HEALTH CERTIFICATE (“IN PROCESS INSPECTION”)

Cek fisik & dokumen


Lembaga Inspeksi
SERTIFIKAT dan Sertifikasi
HACCP
0 Permohonan 5 Health
Survailen Ekspor Certificate
1
Produk
Tidak UPI Siap Ekspor
sesuai Proses Produksi
3 2
• Penerapan HACCP ,
Dokumentasi
•Traceability Laboratory Testing : 4
HC tidak •Internal Audit -Process/End
diterbitkan •External Audit Products
Suspend (approved Supplier/CBIB)
Sertifikat
HACCP
dicabut 3 Sesuai 3

Document : 4
Survailen, Test Result
REVIEW APLIKASI
SAVEMEDAN2
PENGEMBANGAN SINGLE ACCOUNT
SAVEMEDAN2
PANTAU NOTIFIKASI PADA WINDOW
SURVEILAN
CETAK SURAT KETERANGAN SURVEILAN
MEMBUAT PERMOHONAN EKSPOR

Nama produk sesuai


sertifikat HACCP.
•Apabila sertifikat
HACCP/Surveilan
expired maka akan
terkunci.
•Apabila kena internal
suspend maka akan
terkunci
Lanjutan…………...

Anda mungkin juga menyukai