Anda di halaman 1dari 3

Tidak Semua Orang Cocok

Investasi Saham

1. Kenali Diri Sendiri

Langkah pertama sebelum memulai investasi, kenali apa motivasi kita dalam
berinvestasi saham. Jawablah pertanyaan berikut. Mengapa kita membeli saham?

a. Saya mengharapkan mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat.


b. Membeli saham akan membuat saya terlihat intelek dan keren.
c. Membeli saham adalah salah satu alternalitf investasi untuk masa depan
lebih baik.


Bursa tidak selalu berada dalam kondisi naik (UpTrend). Banyak kondisi internal seperti
isu perusahaan, regulasi pemerintah, hingga kondisi eksternal seperti geo-politik, nilai tukar
USD, sampai hubungan bilateral yang dapat menyebabkan penurunan pada market.
Jika jawaban kalian adalah point A dan B, sebaiknya pertimbangkan kembali sebelum mulai
berinvestasi saham. Karena, walaupun semua orang bisa investasi saham, tapi tidak semua
orang cocok investasi saham.
2. Kenali Kekuatan Keuangan Kita.

Secara teori, dalam berinvestasi kita harus menggunakan uang dingin. Uang dingin
atau Free Cash Flow adalah dana sisa yang tidak digunakan dalam kebutuhan sehari-hari
atau operasional. Jawablah pertanyaan berikut. Bagaimana kondisi keuangan kita?

a. Apakah kita memiliki penghasilan tetap?


b. Apakah setiap bulan ada uang yang tersisa?
c. Apakah kita memiliki komitmen keuangan seperti membayar kredit rumah
atau cicilan lainnya?
d. Apakah kita berhutang untuk membeli saham?

Jika anda masih menggunakan keuangan utama ataupun hutang dalam membeli
saham, sebaiknya pertimbangkan kembali sebelum berinvestasi saham. Karena tidak
semua orang cocok investasi saham.

Untuk memulai investasi saham walaupun belum memiliki pendapatan tetap, tidaklah
masalah selama uang yang digunakan bukan hasil dari hutang atau masih memiliki
hutang.

3. Mengenali Psikologis Diri

Psikologis investor saham akan sangat diuji di Bursa. Point ini sangat penting untuk
dipahami, karena sering kali psikologi diri lah yang menyebabkan kerugian pada investor.

Apakah anda tipe orang yang :

a. Merasa “rugi” disaat anda sudah mendapatkan keuntungan.


Contoh : Anda membeli saham ABCD diharga Rp 500, saham ABCD naik
menjadi Rp 750 dan anda jual saat menyentuh harga Rp 750. Ternyata
setelah anda jual, saham ABCD mengalami kenaikan lebih lanjut menjadi Rp
1.000. Anda merasa rugi karena jual terlalu cepat.

b. Panik dan tidak bisa berpikir jernih.


Contoh : Anda panik dan akan menjual saham anda ketika mengalami
penurunan, dan membeli saham yang naik dengan mengharapkan kenaikan
lebih lanjut.

c. Serakah, mengharapkan keuntungan besar dalam waktu singkat.


Contoh : Untuk mendapatkan keuntungan maksimal, anda akan membeli 1
saham dengan seluruh uang yang anda miliki.

Jika anda termasuk kedalam point A, B dan C sebaiknya pertimbangkan kembali


sebelum berinvestasi saham. Karena tidak semua orang cocok investasi saham.

Kesimpulan

Sama halnya dengan bisnis atau usaha yang lain, tidak semua orang cocok dalam
suatu bidang pekerjaan tertentu. Dalam dunia saham, tidak semua psikologis orang siap
untuk mulai investasi atau trading saham. Tidak sedikit investor yang mengalami kerugian
akibat tidak disiplin secara psikologis. Walaupun semua orang bisa memulai investasi saham,
tapi tidak semuanya cocok dalam investasi saham.

Anda mungkin juga menyukai