Anda di halaman 1dari 6

Jadwal Perawatan Pompa Intake PDAM XYZ Berdasarkan Analisa

Keandalan dan Metode Age Replacement


Robinsa

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura


robinsamahdar@gmail.com

ABSTRAK - PDAM XYZ merupakan salah satu unit di Y, 1 unit di Z dan 1 unit mini treatment di W,
perusahaan yang menerapkan sistem produksi secara yang hingga kini jumlah pompa utama pada PDAM
continuous flow yaitu suatu sistem produksi secara XYZ telah mencapai 89 unit dengan kapasitas 25
terus-menerus selama 24 jam yang mengharuskan liter/detik hingga 200 liter/detik. IPA X merupakan IPA
fasilitas produksi selalu dalam kondisi optimal. Salah terbesar yang dimiliki oleh PDAM XYZ dengan
satu fasilitas produksi PDAM XYZ adalah pompa kapasitas distribusi air bersih mencapai 1.108 liter/detik
intake, yaitu suatu pompa yang berfungsi untuk atau setara dengan 63 % dari distribusi air bersih
menyedot air baku ke water treatment yang selama ini keseluruhan PDAM XYZ.
sering mengalami kerusakan. Berdasarkan data historis Mesin atau fasilitas produksi utama pada PDAM
PDAM XYZ salah satu pompa intake yang sering XYZ salah satunya adalah pompa. Salah satu pompa
mengalami kerusakan adalah pompa intake 1 yang yang memiliki fungsi paling besar terdapat pada pompa
terdapat di rumah intake 1 Instalasi Pengolahan Air intake. Pompa intake memiliki kapasitas distribusi air
(IPA) X. Tercatat bahwa dari tahun 2014 sampai 2017, terbesar yaitu dari 165 liter/detik hingga 200 liter/detik
pompa tersebut telah mengalami 78 kali kerusakan. untuk 1 unit pompa, yang berfungsi untuk menyedot air
Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini baku yang nantinya akan diolah ke water treatment.
dilakukan yang bertujuan untuk mendapatkan nilai Pompa intake tersebut harus beroperasi secara terus-
keandalan komponen kritis pompa intake, menghasilkan menerus yang dilakukan secara bergantian dengan
selang waktu penggantian optimal komponen kritis waktu jeda yang tidak lama agar distribusi air baku
pompa intake berdasarkan ongkos minimum serta selalu terpenuhi sehingga mengakibatkan pompa intake
menghasilkan jadwal penggantian optimal. tersebut rentan terhadap kerusakan, apabila terjadi
Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan kerusakan akan sangat berpengaruh terhadap jumlah
keandalan komponen kritis pompa intake untuk distribusi debit air bersih PDAM XYZ sehingga akan
komponen Mechanical Seal (CP SIDE), Mechanical berdampak terhadap pendapatan PDAM XYZ itu
Seal (CCP SIDE), Impeller Nut dan Bearing Unit (CP sendiri. Jika dihitung berdasarkan kerusakan yang
SIDE) mengalami penurunan secara terus menerus terjadi selama 1 jam dengan kapasitas 165 liter/detik
seiring bertambahnya waktu sehingga dapat dengan tarif air Rp. 3400/𝑚3 , maka kerugian akan
dikarakteristikkan sebagai komponen yang mengalami mencapai Rp. 2.019.600/jam. Oleh karena itu,
fase keausan atau wear out failure. Selang waktu perawatan pompa intake harus berjalan dengan baik dan
penggantian optimal berdasarkan ongkos minimum terorganisir, demi tercapainya jumlah distribusi debit air
menggunakan metode age replacement secara berurutan bersih ke masyarakat.
adalah 70 hari, 61 hari, 27 hari dan 22 hari. Jadwal Berdasarkan permasalahan tersebut, yang menjadi
penggantian optimal komponen kritis pompa intake objek penelitian adalah pompa intake 1 rumah intake 1
selama periode tahun 2018 sampai tahun 2019 telah IPA X. Pompa tersebut dipilih karena pada rumah intake
berhasil dibuat berdasarkan ongkos minimum 1 IPA X terdapat 3 unit pompa yang beroperasi secara
menggunakan metode age replacement. Komponen terus-menerus dalam waktu 16 jam/hari sehingga pada
Mechanical Seal (CP SIDE) terdapat 10 kali saat beroperasi salah satu pompa secara bergantian akan
penggantian setiap 70 hari, komponen Mechanical Seal tidak beroperasi atau jeda selama 8 jam. Pompa inteke 1
(CCP SIDE) terdapat 11 kali penggantian setiap 61 hari, dipilih karena pompa tersebut merupakan pompa yang
komponen Impeller Nut terdapat 26 kali penggantian waktu operasionalnya baru mencapai 14 tahun dari masa
setiap 27 hari dan komponen Bearing Unit (CP SIDE) pakai pompa yaitu selama 25 tahun serta pompa intake
terdapat 32 kali penggantian setiap 22 hari. 1 juga merupakan salah satu pompa dengan intensitas
kerusakan yang cukup tinggi, dimana berdasarkan data
Kata kunci : Age Replacement, Continuous Flow, Laporan Perawatan Seksi Perawatan PDAM XYZ tahun
Jadwal Perawatan Optimal, Keandalan, Pompa Intake 2014 sampai tahun 2017 jumlah kerusakan yang terjadi
mencapai 78 kali dengan kerusakan komponen yang
1. Pendahuluan berbeda.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) XYZ Adapun metode yang digunakan dalam penelitian
merupakan salah satu unit usaha milik daerah yang ini adalah analisa keandalan dan metode age
bergerak dalam distribusi air bersih untuk masyarakat. replacement. Analisa keandalan digunakan untuk
Saat ini PDAM XYZ memiliki 7 unit Instalasi mengetahui tingkat keandalan (reliability) komponen
Pengolahan Air (IPA), dimana 4 unit terdapat di X, 2 pompa intake, metode age replacement digunakan untuk

42
mengetahui rentang waktu perawatan atau penggantian 1. Distribusi weibull
optimal berdasarkan ongkos minimum pada komponen Xi = ln (Ti) (6)
pompa intake. Yi = ln ln (1/1-F(ti)) (7)
Dimana :
2. Teori Dasar Ti = Data waktu kerusakan
Pengertian Perawatan 2. Distribusi normal
Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang Xi = Ti (8)
dilakukan untuk menjaga suatu barang atau Yi = θ Z (9)
memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa Dimana :
diterima yang disebut sebagai perawatan (Jardine, Z = F(ti)
2006:13). 3. Distribusi lognormal
Xi = ln (Ti) (10)
Jenis-jenis Perawatan Yi = θ F(ti) (11)
Perawatan dibagi menjadi dua yaitu planned dan 4. Distribusi exponensial
unplanned maintenance. Planned maintenance Xi = Ti (12)
merupakan suatu tindakan atau kegiatan perawatan yang Yi = ln (1/1-F(ti)) (13)
pelaksanaannya telah direncanakan terlebih dahulu.
Sedangkan unplanned maintenance merupakan suatu
Keandalan
tindakan atau kegiatan perawatan yang pelaksanaannya
Keandalan diterjemahkan sebagai reliability atau
tidak direncanakan (Manzini, 2010:13).
reliable yang berarti andal. Reliability merupakan
probabilitas bahwa suatu komponen atau sistem akan
Diagram Pareto
menginformasikan suatu fungsi yang dibutuhkan dalam
Diagram pareto adalah suatu grafik batang yang
periode waktu tertentu ketika digunakan dalam kondisi
menyatakan nilai atau jumlah asal yang dipadukan
operasi (Besterfield, 2001:56).
dengan diagram garis (jumlah komulatif %) terdiri dari
berbagai faktor yang berhubungan dengan suatu
Pola Distribusi Dalam Keandalan
variabel yang disusun menurut besarnya dampak faktor
Menurut Ebeling (1997:105), membagi pola
tersebut. Diagram pareto digunakan untuk
distribusi dalam keandalan (reliability) untuk perawatan
mengidentifikasi masalah, bahwa 20 % kesalahan akan
mesin menjadi 4 yaitu pola distribusi weibull, normal,
menyebabkan 80 % masalah yang muncul (Corder,
lognormal dan eksponensial, dimana tiap pola distribusi
2003:31). Adapun pada penelitian ini diagram pareto
memiliki 5 fungsi yaitu fungsi kepadatan probabilitas,
digunakan untuk mengidentifikasi komponen kritis
fungsi distribusi komulatif, fungsi keandalan, fungsi laju
pompa intake 1.
kerusakan dan mean time to failure (MTTF).
1. Pola distribusi weibull
Least Square Curve Fitting
a. Fungsi kepadatan probabilitas
Least square curve fitting merupakan suatu metode
𝛽 𝑡 𝛽−1 𝑡 𝛽
yang digunakan untuk mengidentifikasi pola distribusi f(t) = ( ) exp[(− ) ] (14)
𝛼 𝛼 𝛼
suatu kerusakan dengan cara mencari nilai index of fit t ≥ γ ; α, β ≥ 0
tertinggi dari data yang ada (Ansori dan Mustajib, b. Fungsi distribusi komulatif
2013:21). Adapun rumus untuk mencari index of fit 𝑡 𝛽
adalah sebagai berikut : F(t) = 1- exp[− ( ) ] (15)
𝛼
𝑆𝑥𝑦 (1) c. Fungsi keandalan
Index of Fit (r) =
√𝑆𝑥𝑥.𝑆𝑦𝑦 𝑡 𝛽
i -0,3 R(t) = exp[− ( ) ] (16)
𝛼
F(ti)= (2)
N+0,4 R(t) = 1- F(t) (17)
Dimana :
Sxy = 𝑁 ∑𝑁 𝑁 𝑁
𝑖=1 𝑋𝑖𝑌𝑖 − (∑𝑖=1 𝑋𝑖)(∑𝑖=1 𝑌𝑖)
(3) d. Fungsi laju kerusakan
𝑁 𝑁 (4)
Sxx = 𝑁 ∑𝑖=1 𝑋𝑖² − (∑𝑖=1 𝑋𝑖)² 𝑓(𝑡) 𝛽 𝑡 𝛽−1
h(t) = = ( ) (18)
𝑅(𝑡) 𝛼 𝛼
Syy = 𝑁 ∑𝑁
𝑖=1 𝑌𝑖² − (∑𝑁
𝑖=1 𝑌𝑖)² (5) e. MTTF (mean time to failure)
1
MTTF = Αѓ(1+ ) (19)
F(ti) = Nilai distribusi komulatif 𝛽

n = Jumlah data kerusakan 2. Pola distribusi normal


i = 1,2,3,....n a. Fungsi kepadatan probabilitas
f(𝑡) =
1
exp(
−(𝑥−µ)²
) (20)
𝜎 √2𝝅 2𝜎²
Rumus untuk mencari nilai Xi dan Yi menurut
Ebeling (1997:105) untuk tiap pola distribusi kerusakan, b. Fungsi distribusi komulatif
dimana Xi dan Yi merupakan dua faktor yang digunakan 𝑥− µ (21)
F(𝑡) = ɸ( )
𝜎
untuk menentukan nilai index of fit dalam
mengidentifikasi pola distribusi kerusakan komponen c. Fungsi keandalan
adalah sebagai berikut. 𝑥−µ (22)
R(𝑡) = 1 − ɸ( )
𝜎

43
4. Distribusi eksponensial
d. Fungsi laju kerusakan λ = r/T (42)
h(𝑡) =
𝑓(𝑡) (23) Dimana :
𝑅(𝑡) r = N = Jumlah kerusakan
e. MTTF (mean time to failure) T = Total waktu kerusakan
MTTF = µ (24)
3. Pola distribusi lognormal Bathtub Curve
a. Fungsi kepadatan probabilitas Menurut O'Connor (2001:89), bathtub curve
1 −(ln 𝑥−µ)² (25) merupakan sebuah kurva yang menunjukkan tiga daerah
f(𝑡) = exp( )
𝑥 √2𝝅𝜎² 2𝜎² yang memiliki laju kerusakan yang berbeda, yaitu:
b. Fungsi distribusi komulatif 1. Fase kerusakan awal (early failure atau burn-in)
ln(𝑥)− µ (26) berdistrtibusi weibull.
F(𝑡) = ɸ( )
𝜎 2. Fase umur pakai yang berguna (random failure atau
c. Fungsi keandalan usefull life) berdistribusi eksponensial.
ln(𝑥)− µ (27) 3. Fase keausan (wear failure atau wear-out)
R(𝑡) = 1 − ɸ( )
𝜎 berdistribusi weibull, normal dan lognormal.
d. Fungsi laju kerusakan
𝑓(𝑡) (28) Age Replacement
h(𝑡) =
𝑅(𝑡) Age replacement merupakan suatu penggantian
e. MTTF (mean time to failure) yang dilakukan tergantung pada umur komponen,
𝜎2 (29) sehingga penggantian pencegahan akan dilakukan
MTTF = exp(µ + )
2 dengan menetapkan kembali interval waktu penggantian
4. Pola distribusi eksponensial berikutnya sesuai dengan interval yang telah ditentukan
a. Fungsi kepadatan probabilitas (Jardine, 2006:105). Adapun pembentukan model
f(t) = 𝜆𝑒 −𝜆𝑡 ; t > 1 (30) ongkos penggantian pencegahan adalah sebagai berikut:
b. Fungsi distribusi komulatif
F(t) = 1 − 𝑒 −𝜆𝑡 (31) 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑎𝑟𝑖 𝑂𝑛𝑔𝑘𝑜𝑠 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑟 𝑆𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠
(43)
c. Fungsi keandalan 𝐸𝑘𝑠𝑝𝑒𝑘𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑖𝑘𝑙𝑢𝑠

R(t) = 𝑒 −𝜆𝑡 (32) 1. Ekspektasi ongkos perawatan penggantian per siklus


= (Ekspektasi ongkos total pada siklus pencegahan x
d. Fungsi laju kerusakan Probabilitas terjadinya siklus pencegahan) +
h(t) = λ (33) (Ekspektasi ongkos total pada siklus kerusakan x
e. MTTF (mean time to failure) Probabilitas terjadinya siklus kerusakan)
1 ={Cp x R(tp)} + [Cf x {1-R(tp)}] (44)
MTTF = (34) 2. Ekspektasi panjang siklus
𝜆
= (Ekspektasi panjang siklus pencegahan x
Parameter Distribusi Probabilitas terjadinya siklus perencanaan) +
Setiap pola distribusi memiliki parameter (Ekspektasi panjang siklus kerusakan x Probabilitas
distribusi masing-masing yang berfungsi untuk terjadinya siklus kerusakan)
menghitung nilai MTTF (mean time to failure) dan =[ {tp + Tp} x R(tp) ] + [{M(tp) + Tf}
MTTR (mean time to repair). Adapun parameter dari x {1-R(tp)}] (45)
tiap pola distribusi menurut Heizer (2002:33), 3. Nilai interval rata-rata terjadinya kerusakan M(tp)
berdasarkan metode maximum likehood estimator, dapat 𝑀𝑇𝑇𝐹
M(tp) = (46)
dilihat pada point 1 sampai 4. 1−𝑅𝑡𝑝
Sehingga model penentuan interval penggantian
1. Distribusi weibull pencegahan dengan kriteria minimasi ongkos dapat
𝑡 𝛽
dilihat pada rumus (47).
F(t) = 1 – exp - ( ) (35) (𝐶𝑝 𝑥 𝑅(𝑡𝑝) )+[ 𝐶𝑓 𝑥 {1−𝑅(𝑡𝑝) }]
𝛼
̅̅̅ = − 𝛽 ln 𝛼 Ctp = (47)
α = y̅ − 𝑏𝑥 (36) [(𝑡𝑝+𝑇𝑝)𝑥 (𝑅(𝑡𝑝) )]+[(𝑀𝑡𝑝 +𝑇𝑓)𝑥 (1− 𝑅𝑡𝑝 )]
∑𝑁 ̅)
𝑖=1(𝑥𝑖− 𝑥̅ )(𝑦1 − 𝑦
b= ∑𝑁
= 𝛽 (37)
𝑖−1(𝑥𝑖 − 𝑥̅ )² tp = Interval waktu penggantian pencegahan
2. Distribusi normal Tp = Waktu untuk melakukan penggantian
∑𝑁
𝑖=1 𝑡𝑖 terencana
µ = 𝑥̅ = (38)
𝑁 Tf = Waktu untuk melakukan penggantian
∑𝑁
𝑖=1(𝑡𝑖− 𝜇 )² kerusakan
σ=√ (39)
𝑁 Cp = Biaya penggantian terencana (penggantian
3. Distribusi lognormal pencegahan)
∑𝑁
𝑖=1 ln 𝑡𝑖 Dapat dihitung dengan rumus (48).
µ = 𝑥̅ = (40)
𝑁
((Biaya tenaga kerja per jam x Total waktu
∑𝑁
𝑖=1(𝑙𝑛 𝑡𝑖− 𝜇 )²
σ=√ (41) perbaikan) + Harga komponen) (48)
𝑁

44
Cf =Biaya penggantian tidak terencana (12) dan (13). Adapun hasil perhitungan pola distribusi
(penggantian kerusakan) kerusakan komponen kritis dapat dilihat pada tabel 1
Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ini.
berikut:
((Biaya tenaga kerja per jam + Biaya Tabel 1. Hasil Perhitungan Pola Distribusi Kerusakan
kehilangan produksi per jam) x Total waktu Komponen Kritis
perbaikan + Harga komponen per unit) (49) Komponen Distribusi Index of Fit
R(tp) = Probabilitas terjadinya siklus pencegahan Mechanical Seal (CP
Dapat dihitung dengan rumus sebagai Lognormal 0,990239631
SIDE)
berikut: Mechanical Seal (CCP
1 𝑡𝑝 (50) Lognormal 0,989389807
1 − ɸ( 𝑙𝑛 ) SIDE)
𝜎 𝑡𝑚𝑒𝑑
Impeller Nut Lognormal 0,986384862
𝑡𝑚𝑒𝑑 = 𝑒 µ (51) Bearing Unit (CP
Normal 0,985723802
tp+Tp = Panjang siklus pencegahan (52) SIDE)
𝑀𝑇𝑇𝐹
𝑀(𝑡𝑝) = (53)
1− 𝑅(𝑡𝑝)
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa komponen
M(tp) + Tf = Ekspektasi panjang siklus kerusakan Mechanical Seal (CP SIDE) berdistribusi lognormal,
(54) Mechanical Seal (CCP SIDE) berdistribusi lognormal,
𝐹(𝑡𝑝) = 1 − 𝑅(𝑡𝑝) (55) Impeller Nut berdistribusi lognormal dan Bearing Unit
(CP SIDE) berdistribusi normal.
3. Hasil dan Pembahasan
Penentuan Komponen Kritis dengan Analisis Pareto Perhitungan Parameter Distribusi
Penentuan komponen kritis dilakukan untuk Perhitungan parameter distribusi dilakukan pada
mengetahui komponen apa saja yang memiliki intensitas tiap komponen kritis pompa intake menggunakan
kerusakan dan biaya perbaikan yang tinggi. Adapun metode maximum likehood estimator dengan rumus
komponen kritis pompa intake 1 dapat dilihat pada (38), (39), (40) dan (41). Adapun hasil perhitungan
gambar 2. parameter distribusi dapat dilihat pada tabel 2 berikut
ini.
Grafik Analisis Pareto
Tabel 2. Hasil Perhitungan Parameter Distribusi
Rp10.000.000 120 Parameter Distribusi
Komponen
Rp8.000.000 100 µ σ
Total Biaya

Mechanical Seal (CP


Persentase

80 4,704963179 0,141951614
Rp6.000.000 SIDE)
60
Rp4.000.000 Mechanical Seal
40 4,778975812 0,218630581
(CCP SIDE)
Rp2.000.000 20 Impeller Nut 4,486280743 0,362061482
Rp0 0 Bearing Unit (CP
69,6875 16,00280737
1 3 5 7 9 11 13 15 SIDE)
Komponen Pompa Intake
Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat parameter
Gambar 1. Grafik Analisis Pareto Komponen Pompa distribusi dari tiap komponen kritis, dimana tiap
Intake 1 parameter distribusi tersebut digunakan sebagai salah
satu faktor untuk menentukan mean time to failure
Berdasarkan data yang ditampilkan pada gambar 2 (MTTF).
diatas maka dapat diketahui berdasarkan hasil analisis
pareto komponen pompa intake dengan menggunakan Perhitungan Mean Time to Failure (MTTF)
prinsip 80%-20% terdapat 4 komponen kritis yaitu Komponen Kritis
mechanical seal (CP SIDE), mechanical seal (CCP Mean time to failure (MTTF) merupakan rata-rata
SIDE), impeller nut dan bearing unit (CP SIDE) yang selang waktu kerusakan dari suatu distribusi kerusakan.
mencapai persentase 79,8764%. Perhitungan MTTF untuk masing-masing pola distribusi
komponen kritis menggunakan rumus (24) dan (29).
Pemilihan Pola Distribusi Kerusakan Komponen Adapun hasil perhitungan mean time to failure (MTTF)
Kritis komponen kritis dapat dilihat pada tabel 3.
Pemilihan pola distribusi kerusakan dilalukan
dengan metode least square curve fitting dengan
memilih index of fit (r) terbesar menggunakan distribusi
normal, lognormal, eksponensial dan weibull dengan
rumus (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8), (9), (10), (11), Tabel 3. Hasil Perhitungan MTTF Komponen Kritis

45
Komponen MTTF minimum menggunakan metode age replacement
adalah sebagai berikut.
Mechanical Seal
111,6130869 hari 1. Komponen Mechanical Seal (CP SIDE) ongkos
(CP SIDE)
paling minimum (Ctp) adalah Rp 9.811,89 yang
Mechanical Seal terdapat pada hari ke 70, sehingga setiap 70 hari
121,8603208 hari
(CCP SIDE) komponen Mechanical Seal (CP SIDE) harus
Impeller Nut 94,80527025 hari dilakukan perawatan atau penggantian.
Bearing Unit (CP 2. Komponen Mechanical Seal (CCP SIDE) ongkos
69,6875 hari
SIDE) paling minimum (Ctp) adalah Rp 9.448,14 yang
terdapat pada hari ke 61, sehingga setiap 61 hari
Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa MTTF komponen Mechanical Seal (CCP SIDE) harus
komponen Mechanical Seal (CP SIDE) adalah dilakukan perawatan atau penggantian.
111,6130869 hari, komponen Mechanical Seal (CCP 3. Komponen Impeller Nut ongkos paling minimum
SIDE) adalah 121,8603208 hari, komponen Impeller (Ctp) adalah Rp 10.083,88 yang terdapat pada hari
Nut adalah 94,80527025 hari dan komponen Bearing ke 27, sehingga setiap 27 hari komponen Impeller
Unit (CP SIDE) adalah 69,6875 hari, hal tersebut Nut harus dilakukan perawatan atau penggantian.
menunjukkan bahwa komponen kritis pompa intake 1 4. Komponen Bearing Unit (CP SIDE) ongkos paling
rumah intake 1 IPA X PDAM XYZ selama periode minimum (Ctp) adalah Rp 12.117,15 yang terdapat
tahun 2014 sampai tahun 2017 mengalami kerusakan pada hari ke 22, sehingga setiap 22 hari komponen
dan perbaikan saat beroperasi rata-rata secara berurutan Bearing Unit (CP SIDE) harus dilakukan perawatan
pada hari ke 111, 121, 94 dan 69. atau penggantian.

Perhitungan Nilai Konsep Keandalan Pembuatan Jadwal Penggantian Optimal


Perhitungan nilai konsep keandalan dilakukan Berdasarkan Ongkos Minimum Menggunakan
untuk semua komponen kritis yang bertujuan untuk Metode Age Replacement Selama Periode Tahun
mengetahui keandalan (reliability) kerusakan 2018 Sampai Tahun 2019
komponen kritis dengan rumus (20), (21), (22), (23), Pembuatan jadwal penggantian optmial
(25), (26), (27) dan (28). Adapun hasil perhitungan nilai berdasarkan ongkos minimum menggunakan metode
konsep keandalan dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. age replacement selama periode tahun 2018 sampai
tahun 2019 dilakukan dengan menggunakan data dari
Tabel 4. Hasil Perhitungan Nilai Konsep Keandalan perhitungan interval perawatan berdasarkan ongkos
Keandalan minimum (Ctp) sebelumnya. Adapun jadwal
Komponen
Awal Akhir penggantian optimal untuk komponen Mechanical Seal
Mechanical Seal (CP (CP SIDE) adalah setiap 70 hari, sehingga untuk periode
0,936239089 0,042947261
SIDE) tahun 2018 sampai tahun 2019 terdapat 10 kali
Mechanical Seal penggantian komponen. Jadwal penggantian optimal
0,938015229 0,071088818
(CCP SIDE) untuk komponen Mechanical Seal (CCP SIDE) adalah
Impeller Nut 0,943639187 0,035136859 setiap 61 hari, sehingga untuk periode tahun 2018
Bearing Unit (CP sampai tahun 2019 terdapat 11 kali penggantian
0,968212113 0,038428515
SIDE) komponen. Jadwal penggantian optimal komponen
Impeller Nut adalah setiap 27 hari, sehingga untuk
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa komponen periode tahun 2018 sampai tahun 2019 terdapat 26 kali
Mechanical Seal (CP SIDE), Mechanical Seal (CCP penggantian komponen. Jadwal penggantian optimal
SIDE), Impeller Nut dan Bearing Unit (CP SIDE) komponen Bearing Unit (CP SIDE) adalah setiap 22
keandalannya selalu menurun seiring bertambahnya hari, sehingga untuk periode tahun 2018 sampai tahun
waktu hal ini menunjukkan bahwa setiap komponen 2019 terdapat 32 kali perbaikan.
kritis dikarakteristikkan sebagai komponen yang
mengalami fase keausan atau wear out failure. 4. Kesimpulan
Setelah seluruh proses penelitian telah dilakukan,
Perhitungan Interval Perawatan Berdasarkan maka dapat disimpulan sebagai berikut.
Ongkos Minimum Menggunakan Metode Age 1. Nilai keandalan komponen kritis pompa intake 1
Replacement rumah intake 1 IPA X PDAM XYZ yaitu komponen
Perhitungan interval perawatan berdasarkan Mechanical Seal (CP SIDE), Mechanical Seal (CCP
ongkos minimum menggunakan metode age SIDE), Impeller Nut dan Bearing Unit (CP SIDE)
replacement dilakukan terhadap semua komponen kritis mengalami penurunan secara terus-menerus seiring
pompa intake 1 rumah intake 1 IPA X PDAM XYZ bertambahnya waktu sehingga dapat
dengan rumus (43), (44), (45), (46), (47), (48), (49), dikarakteristikkan sebagai komponen yang
(50), (51), (52), (53), (54) dan (55). Adapun hasil mengalami fase keausan atau wear out failure.
perhitungan interval perawatan berdasarkan ongkos 2. Selang waktu penggantian optimal komponen kritis
pompa intake 1 rumah intake 1 IPA X PDAM XYZ

46
yaitu komponen Mechanical Seal (CP SIDE),
Mechanical Seal (CCP SIDE), Impeller Nut dan
Bearing Unit (CP SIDE) berdasarkan ongkos
minimum menggunakan metode age replacement
secara berurutan adalah 70 hari, 61 hari, 27 hari dan
22 hari.
3. Jadwal penggantian optimal komponen kritis pompa
intake 1 rumah intake 1 IPA X PDAM XYZ selama
periode tahun 2018 sampai tahun 2019 telah berhasil
dibuat berdasarkan ongkos minimum menggunakan
metode age replacement. Komponen Mechanical
Seal (CP SIDE) terdapat 10 kali penggantian setiap
70 hari, komponen Mechanical Seal (CCP SIDE)
terdapat 11 kali penggantian setiap 61 hari,
komponen Impeller Nut terdapat 26 kali penggantian
setiap 27 hari dan komponen Bearing Unit (CP
SIDE) terdapat 32 kali penggantian setiap 22 hari.

Referensi
[1] Ansori, N., dan Mustajib, M. 2013. Sistem
Perawatan Terpadu (Integrated Maintenance
System). Yogyakarta: Graha Ilmu.
[2] Besterfield, D. H. 2001. Quality Control. Sixth
Edition. New Jersey: Prentice Hall Inc.
[3] Corder. 2003. Teknik Manajemen Pemeliharaan.
Jakarta: Erlangga.
[4] Ebeling, C. E. 1997. An Introduction to Reliability
and Maintainability. Boston: The McGraw-Hill
Companies, Inc.
[5] Heizer, J. 2002. Operation Management. Edisi
Ketujuh. Surabaya: Salemba Empat.
[6] Jardine, A. K. 2006. Maintenance, Replacement
and Reliability. New York: LLC.
[7] Manzini, R. 2010. Maintenance for Industrial
Systems. London: Springer.
[8] O'Connor, P. D. 2001. Practical Reliability
Engineering. Fourth Edition. Hoboken: John
Wiley and Sons Ltd.

Biografi
Robinsa, lahir di Parit Cik Minah, Desa Sungai Itik,
Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya,
Provinsi Kalimantan Barat pada tanggal 28 Desember
1992, anak kedua dari pasangan Bapak Mahdar dan Ibu
Ruslah. Peneliti memulai pendidikan formal pada tahun
1999 di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 14 Sungai Itik dan
lulus pada tahun 2005, kemudian melanjutkan
pendidikan menengah pertama di Sekolah Menengah
Pertama Negeri (SMPN) 1 Sungai Kakap dan lulus pada
tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan
menengah atas di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
SMTI Pontianak dan lulus pada tahun 2012, kemudian
peneliti melanjutkan pendidikan perguruan tinggi pada
tahun 2012 dan diterima menjadi mahasiswa Universitas
Tanjungpura pada Program Studi Teknik Industri
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik dan lulus strata
satu (S1) pada tahun 2018.

47

Anda mungkin juga menyukai