2201103010072
Manajemen
Soekarno (1945–1967)
Demokrasi Liberal Kabinet Natsir (Mulai dari 6 September 1950–21 Maret 1951)
Kabinet Sukiman (Mulai dari 26 April 1951–23 Februari 1951)
Kabinet Wilopo (Mulai dari 30 Maret 1952–2 Juni 1953)
Kabinet Ali Sastroamidjojo I (Mulai dari 30 Juli 1953–24 Juli 1955)
Kabinet Burhanuddin Harahap (Mulai dari 12 Agustus 1955–3 Maret 1956)
Kabinet Ali Sastroamidjojo II (Mulai dari 20 Maret 1956–14 Maret 1957)
Kabinet Djuanda/Karya (Mulai dari 9 April 1957–5 Juli 1959)
Demokrasi Terpimpin Kabinet Kerja I (Mulai dari 10 Juli 1959–18 Februari
1960)
Kabinet Kerja II (Mulai dari 18 Februari 1960–6 Maret 1962)
Kabinet Kerja III (Mulai dari 6 Maret 1962–13 November 1963)
Kabinet Kerja IV (Mulai dari 13 November 1963–27 Agustus 1966)
Kabinet Dwikora I (Mulai dari 27 Agustus–22 Februari 1966)
Kabinet Dwikora II (Mulai dari 24 Februari 1966–28 Maret 1966)
Kabinet Dwikora III (Mulai dari 28 Maret 1966–28 Maret 1966)
Kabinet Ampera I (Mulai dari 28 Juli 1966–11 Oktober 1967)
Kabinet Ampera II Mulai dari (17 Oktober 1967–10 Juni 1968)
Bapak Proklamator sekaligus Presiden pertama Republik Indonesia adalah Ir. Soekarno yang
Lahir pada 6 Juni 1901 di Surabaya, Jawa Timur, namanya tentu saja akan selalu diingat oleh
seluruh masyarakat Indonesia, terlebih karena dirinya kemudian memainkan peranan penting
semasa perebutan kemerdekaan di tangan para penjajah.
Di samping membacakan teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, Bung Karno, sebagai
sapaan akrabnya, turut andil dalam mengemukakan gagasan terkait lima prinsip yang
kemudian harus dianut di Indonesia.
Kelima prinsip ini kemudian dikenal juga sebagai Pancasila, dasar negara Indonesia.
Kepresidenan Bung Karno memang bukan bermula dari pemilihan oleh MPR (Majelis
Permusyawaratan Rakyat) atau rakyat Indonesia sendiri. Akan tetapi, dirinya terpilih secara
aklamasi sebagai Presiden Republik Indonesia pertama pada sidang PPKI, 18 Agustus 1945.
Soeharto (1967–1998)
Masa Jabatan Soeharto adalah: Mulai dari 27 Maret 1968 (pengukuhan jabatan sebagai
presiden RI kedua)–21 Mei 1998
Pada 12 Maret 1967, sewaktu pengadaan Sidang Istimewa MPRS, seorang jenderal besar TNI
kemudian resmi dilantik sebagai presiden RI yang baru, menggantikan Soekarno. Dia adalah
Soeharto. Lahir 8 Juni 1921 di Kemusuk, Yogyakarta, pelantikan Soeharto kemudian
menandakan berakhirnya masa Orde Lama dan mulainya babak Orde Baru (Orba).
Orde ini sendiri memiliki cita-cita untuk melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara
murni serta konsekuen. Hal ini diharapkan agar tercipta stabilitas nasional, mulai dari segi
politik, sosial, dan ekonomi
BJ Habibie (1998–1999)
Di samping itu, selama masa kepresidenannya yang singkat itu, BJ Habibie juga
mengeluarkan beberapa kebijakan, yaitu:
Masa Jabatan Abdurrahman Wahid: Mulai dari 20 Oktober 1999–23 Juli 2001
Wakil Presiden Abdurrahman Wahid: Megawati Soekarnoputri (Mulai dari 20 Oktober 1999–
23 Juli 2001)
Nama Kabinet: Kabinet Persatuan Nasional (Mulai dari 29 Oktober 1999–23 Juli 2001)
Pemilu pertama di era reformasi pun digelar pada 7 Juni 1999. Hasil pemilu ini kemudian
menunjukkan PDIP yang mendapatkan perolehan suara terbanyak (33,74 persen), disusul
juga Golkar (22,44 persen), PKB (12,61 persen), PPP (10,71 persen), serta PAN (7,12
persen). MPR yang kemudian terbentuk melalui hasil pemilu 1999 lantas bertugas untuk
memilih presiden serta wakil presiden.
Pada saat itu, terdapat dua calon presiden, yaitu K.H. Abdurrahman Wahid dan Megawati
Soekarnoputri. Kemudian, pada 20 Oktober 1999, MPR menentukan Abdurrahman Wahid
sebagai presiden keempat RI, didampingi oleh Megawati Soekarnoputri sebagai wakilnya.
Lahir pada 4 Agustus 1940, Abdurrahman Wahid, atau akrab disapa Gus Dur, memiliki latar
pendidikan agama yang sangat kuat. Kendati demikian, wawasan kebangsaannya juga tak
perlu diragukan lagi.
Megawati Soekarnoputri (2001–2004)
Masa Jabatan Megawati Soekarnoputri: Mulai dari 23 Juli 2001–20 Oktober 2004
Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri: Hamzah Haz (Mulai dari 23 Juli–20 Oktober 2004)
Nama Kabinet Megawati Soekarnoputri: Kabinet Gotong Royong (Mulai dari 10 Agustus
2001–20 Oktober 2004)
Sekalipun memiliki titel putri mendiang presiden pertama Indonesia, Megawati tetap gagal
meraih kursi kepresidenan pada pemilu 1999. Hal ini sendiri disebabkan oleh manuver politik
yang diinisiasi Amien Rais melalui Poros Tengah (PAN, PK, PBB, PPP) sehingga kemudian
mampu mendorong Gus Dur terpilih sebagai presiden.
Di samping itu, slogan ABM (Asal Bukan Mega) juga digemborkan oleh partai politik
saingan PDI-P. Namun, turunnya Abdurrahman Wahid setelah dimakzulkan MPR kemudian
membukakan kesempatan emas bagi Megawati. Pada 23 Juli 2001, Megawati Soekarnoputri
kemudian secara resmi dilantik sebagai presiden RI kelima, menggantikan Abdurrahman
Wahid, berdasarkan Tap MPR No. 3
Masa Jabatan Susilo Bambang Yudhoyono: Mulai dari 20 Oktober 2004–20 Oktober 2014
Wakil Presiden Susilo Bambang Yudhoyono:
Muhammad Jusuf Kalla (Mulai dari 20 Oktober 2004–20 Oktober 2009)
Boediono (Mulai dari 20 Oktober 2009–20 Oktober 2014)
Nama Kabinet:
Presiden keenam dalam urutan presiden Indonesia adalah Susilo Bambang Yudhoyono atau
SBY. Meski di periode-periode sebelumnya pemilu ini telah diadakan, nyatanya SBY dan
Jusuf Kalla merupakan presiden dan wakil presiden yang dipilih secara langsung oleh
rakyatnya.
Tak jauh beda dengan pemerintahan sebelumnya, kebijakan yang ditempuh kabinet bentukan
SBY kemudian berfokus kepada perbaikan ekonomi. Dapat dikatakan, kondisi perekonomian
pada era ini kemudian menjadi lebih baik.
Bahkan, Indonesia berhasil melunasi utang IMF. Selain itu, SBY-Kalla juga berhasil
menyelesaikan berbagai permasalah dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) melalui
Perjanjian Helsinki. Ancaman terorisme pun kemudian berhasil dimitigasi dengan
ditangkapnya pelaku teror Bom Bali dan J.W. Marriott.
Joko Widodo (2014–sekarang)
Nama Kabinet:
Dari bisnis mebel hingga akhirnya terjun ke dunia politik, Lahir pada 21 Juni 1961, sepak
terjangnya di ranah politik bermula semasa dirinya masih di Solo. Memiliki pengalaman
memimpin Asosiasi Pengusaha Mebel Indonesia (Asmindo) kemudian membuat salah satu
anggota organisasi tersebut turut mendorong Jokowi ikut dalam Pemilukada Solo 2005.
Ternyata, ia kemudian terpilih menjabat sebagai Wali Kota Solo periode 2005–2010 serta
2010–2017. Dari wali kota, Jokowi naik tingkat lagi menjadi gubernur untuk provinsi DKI
Jakarta pada periode 2012–2017 bersama dengan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Pengalaman sebagai gubernur kemudian lantas menjadi batu loncatan untuk naik ke tingkatan
yang lebih tinggi lagi, yaitu kursi kepresidenan.
Diusung oleh PDI-P, pasangan Jokowi-Jusuf Kalla kemudian berhasil memenangkan pemilu
pada tahun 2014 dan akhirnya dilantik pada 20 Oktober 2014 sebagai pasangan Presiden dan
Wakil Presiden RI yang baru hingga saat ini.