Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 4 No.

1 April 2016
ISSN : 2503-4413, Hal 80 - 92

TELAAH PEMIKIRAN EKONOMI MENURUT


IBNU QAYYIM (1292-1350 M / 691-751 H)
Oleh :
Ropi Marlina, SE., M.E.Sy.
Program Studi Akuntansi STIE Dr.Khez.Muttaqien. Email ropimarlina@gmail.com

Juliana, S.Pd., M.E. Sy.


Program Studi Akuntansi STIE Dr.Khez.Muttaqien dan Program Studi Ilmu Ekonomi dan
Keuangan Islam Universitas Pendidikan Indonesia. Email julian@upi.edu

Asma Arisman Dewi


Mahasiswa Program Studi Ilmu Ekonomi dan Keuangan Islam Fakultas Pendidikan Ekonomi
dan Bisnis Universitas. Email asma.arisman.dewi@student.upi.edu

Abstrak

Dewasa ini, Barat seringkali menjadi poros atau kiblat pemikiran ekonomi dunia.
Hampir bisa dipastikan bahwa ilmu-ilmu ekonomi yang diajarkan bangku-bangku sekolah dan
perguruan tinggi adalah pemikiran ekonomi yang bermazhab pada kapitalis Barat. Padahal
jauh sebelum pemikiran ekonomi dari Barat, Islam telah memiliki suatu konsep ekonomi yang
di sampaikan oleh para pemikir-pemikir muslim yang merangkap pula sebagai ulama. Tulisan
ini mencoba menguraikan pemikiran ekonomi menurut sudut pandang salah satu ulama yang
hidup pada abad puncak kejayaan peradaban Islam, Ulama tersebut yaitu Ibnu Qayyim.
Penulis mencoba menjelaskan apa dan bagaimana pemikiran ekonomi menurut Ibnu Qayyim
al-Jawziyyah. Metode yang digunakan dalam penyempurnaan tulisan ini adalah, studi
leteratur yang di ambil dari berbagai sumber baik itu beberapa buku karya Ibnu Qayyim
sendiri, maupun buku dan jurnal-jurnal terkait yang di dalamnya memuat cara pandang Ibnu
Qayyim berkaitan dengan ekonomi.
bermunculan. Hal ini dibuktikan dengan
PENDAHULUAN
beberapa fakta dan argument yang sangat
Latar Belakang
kuat yang menunjukan ekonomi Islam
Konsep dasar ekonomi Islam sudah lebih dulu lahir dan diterapkan oleh
bukanlah suatu hal yang baru dilakukan masyarakat.
pada masa ini. Konsep atau pemikiran
Lebih jauh, bahwa selama 14 abad
berkaitan dengan ekonomi telah lahir sejak
perjalanan sejarah Islam, terdapat studi
ribuan tahun yang lalu bahkan jauh sebelum
yang berkesinambungan tentang berbagai
pemikir-pemikir ekonomi dari barat

80
81

isu ekonomi dalam pandangan Islam(A. perkembangan pemikiran ekonomi Islam,


Karim,2012:9).Pemikiran akan ekonomi karya-karya mereka banyak dijadikan
tersebut telah diimplementasikan dimulai rujukan hingga kini, diantaranya : Al
pada zaman Rasulullah, para Ghazali (451-505 H / 1055-1111 M) ,
khulafarasyidindan terus berkembang Nasirudin Tusi (485 H / 1093 M), Ibnu
hingga saat ini. Meskipun perkembangan Taimiyah (661-728 H / 1263-1328 M), Abu
tersebut sempat mengalami masa stagnansi Ishaq Al Shatibi (1388 M). Abdul Qadir
bahkan sering juga disebut sebagai masa Jaelani (1169 M), Ibnul Qayyim (1292 M),
tertutupnya pintu ijtihad yaitu di sekitar Ibnu Baja (1138 M), Ibnu Tufayl 1183 M),
abad 9 sampai abad ke 14 Hijriyah, namun Ibnu Rusyd (1198 M), dan masih banyak
demikian sejarah telah mencatat bahwa lagi(Nur Chamid, 2010:218).
hasil pemikiran mengenai ekonomi Islam
Dari sekian banyak pemikir-pemikir
pernah mencapai masa cemerlang yang
Islam pada fase petengahan tersebut,
ditandai dengan ditinggalkannya warisan
tedapat salah satu tokoh intelektual
intelektual yang sangat kaya yaitu pada
sekaligus ulama yang cikup terkenal pada
sekitar abad ke-5 sampai abad ke-9 hijriyah.
zamannya. Ulama tersebut yaitu
Pada masa tersebut luas wilayah bernamaIbnu Qayyim. Ibnu merupakan
kekuasaan Islam sangat luas yang salah satu tokoh yang hidup di zamannya,
terbentang dari Maroko sampai Spanyol yang banyak melahirkan karya-karya. Ibnu
Barat bahkan hingga India di Timur. Qayyim bukan tokoh yang fokus bergelut
Kecemerlangan peradaban Islam tersebut pada bidang ekonomi, namun pemikiran
mendorong lahirnya berbagai pusat-pusat orisinalitas beliau tetap layak diakui
kegiatan intelektual (Nur Chamid,2010: eksistensinya. Oleh karena itu dalam artikel
217). Selain itu, di masa tersebut banyak ini, penulis akan menjelaskan siapa dan
terlahir tokoh-tokoh cendikiawan muslim bagaimana pemikiran Ibnu Qayyim
yang memiliki kontribusi besar dalam berkaitan dengan ekonomi

.
81

KAJIAN PUSTAKA ilmiahnya. Allah pun mengkarunianya

Sejarah Singkat Ibnu Qayyim bakat yang begitu melimpah yang


kemudian ditopang dengan daya akal luas,
Biografi Ibnu Qayyim
daya hapal mengagumkan, pikiran
Shams al-Din Abu 'Abdullah
cemerlang, dan energi yang sangat luar
Muhammad Ibnu Abu Bakar diketahui
biasa. Karena itu tidak mengherankan jika
merupakan nama asli dari Ibnu Al Qayyim,
dia turut berpartisipasi aktif dalam
dia dikenal dengan nama besar Ibnu
lingkaran ilmiah para syaikh (guru) dengan
Qayyim al-Jawziyyah, lahir di kota
semangat yang tinggi serta jiwa energis
Damaskus yang merupakan ibu kota dan
untuk memuaskan obsesi dan rasa hausnya
kota terbesar di Suriah, pada 29 Januari
terhadap ilmu pengetahuan. Karena itu,
1292 M (7 Safar 691 H). Dia lahir dari
semasa hidupnya dia telah menimba ilmu
seorang ayah bernama Abu Bakar yang
dari setiap ulama spesialis sehingga ia pun
bekerja sebagai kepala sekolah pada
akhirnya menjadi ahli dalam ilmu-ilmu
Madrasah Al Jawziyyah(Ibn Rajab,
islam yang mempunyai andil besar dalam
1956:242-252). Sebab itulah sang ayah
sejumlah disiplin ilmu pengetahuan(M.
mendapatkan gelar Qayyim Al-
Iqbal, 2010:12). SebetulnyaIbnu Qayyim
Jawziyyah(M. Iqbal, 2010:12). Dengan
bukanlah ilmuwan Islam yang fokus pada
begitu arti dari nama Ibnu Qayyim al-
permasalahan ekonomi, melainkan lebih
Jawziyyah adalah anak dari ketua (kepala
banyak kepada Tafsir Al Quran, Sunah, dan
sekolah) al-Jawziyyah. Ayahnya adalah
permasalahan sosial dan politik, selain itu
seseorang yang sangat menguasai ilmu
beliau juga merupakan ahli ilmu tasawuf.
fara‟id (hukum waris) sehingga dari
ayahnyalah dia pertama kali menimba ilmu Ibnu Qayyim hidup pada masa
dan memperdalam khususnya tentang pemerintahan Sultan Nassir Muhammad bin
hukum waris(Abu Zayd dan Ibn Qayyim al- Qalawun (1293-1341 M) yang mampu
Jawziyah:38-41). membangun pemerintahan yang relatif
stabil dan memberikan perhatian yang lebih
Ibnu Qayyim memiliki keinginan
terhadap perbaikan kondisi ekonomi dan
yang begitu besar dalam menuntut ilmu.
pendidikan di negeranya. Ibnu Qayyim
Tekad yang dimilikinya begitu luar biasa
melakukan redistribusi yang komprehensif
dalam menelaah serta mengkaji sejak masih
terhadap pertanahan dan membuat
muda, karena pada usia tujuh tahun Ibnu
reformasi dalam sistem perpajakan(Al-
Qayyim telah memulai perjalanan
82

Maqrizi, 1933:90). Pada saat itu para ulama penjara melainkan setelah kematian Ibnu
memiliki peran yang penting dan Taimiyah(M. Iqbal, 2010:14).
berpengaruh terhadap khalifah maupun juga Ibnu Qayyim merupakan seorang
masyarakat masa itu(Abdul Azim Islahi, pemikir sosial yang menguraikan banyak
2012:2). hal tentang pandangan Ibnu Taimiyah dan
Salah satu guru terbesar Ibnu menunjukkan suatu pandangan analisis
Qayyim adalah Ibnu Taimiyah, gurunya dalam diskusi tentang masalah-masalah
tersebut memiliki pengaruh yang sangat ekonomi(Ichsan Iqbal, 2012:8).Ibnu
besar terhadap kematangan imu Ibnu Qayyim meninggal pada malam kamis
Qayyim. Ibnu Qayyim menyertainya setelah adzan Isya, tanggal 26 September
selama tujuh belas tahun, sejak dia 1350 M (23 Rajab 751 H). Dia dishalatkan
menginjakan dirinya di damaskus hingga kesokan harinya setelah shalat dzuhur di
wafat, Ibnu Qayyim mengikuti dan mesjid Al-Umawi, kemudian di mesjid
membela pendapat gurunya dalam banyak Jarah dan dimakamkan dipemakaman al-
kasus, itulah yang menyebabkan Bab ash-Shaghir dekat makam ibunya di
penyiksaan yang menyakitkan kepada Damaskus (Ibnul Qayyim Al-
mereka dari orang-orang taklid dan fanatik Jauziyah,2005:13).
sehingga dirinya tidak bisa keluar dari

Karya yang Dihasilkan Oleh Ibnu Ighatsatul Lahfan fi Masha`id asy-Syaithan,


Qayyim . Bada I‟ul Fawa‟id, Amtsalul Qur‟an,
Selama hidupnya Ibnu Qayyim telah Buthlanul Kimiya‟ min Arba‟ina wajhan,
menghasilkan sejumlah puluhan kitab yang Bayan ad-Dalil ‟ala istighna‟ilMusabaqah
mencakup berbagai macam disiplin ilmu. „an at-Tahlil, At-Tibyan fi Aqsamil Qur‟an,
Dalam sebuah referensi terhitung bahwa At-Tahrir fi maa yahillu wa yahrum minal
Ibnu Qayyim menghasilkan karya sekitar haris, Safrul Hijratain wa babus
90 kitab(M. Iqbal, 2010:26). Dari semua Sa‟adatain, Aqdu Muhkamil Ahya‟ baina
kitab hasil tulisannya, berikut beberapa al-Kalimit Thayyib wal Amais Shalih al-
karya besarnya, diantaranya : Marfu‟ila Rabbis Sama‟,Syarhu Asma‟il
Kitabil Aziz, Zaadul Ma‟ad fi Hadyi Kairul
Tahdzib Sunan Abi Daud, I‟lam al-
Ibad, Zaadul Musafirin ila Manazil as-
Muwaqqi‟in „an Rabbil „Alamin,Ighatsatul
Su‟ada‟ fi Hadyi Khatamil Anbiya‟, Jala‟ul
Lahfan fi Hukmi Thalaqil Ghadlban,
83

Afham fi dzkris shalati „ala khairil Am, Selanjutnya Madarijus Salikin baina
Ash-Shawa‟iqul Mursalah „Alal Jahmiyah manazil Iyyaka na‟budu wa Iyyaka
wal Mu‟aththilah, Asy-Syafiyatul Kafiyah nasta‟in, Ibnu al-Qayyim membahas
fil Intishar lil firqatin Najiyah, Naqdul pendapat yang berbeda tentang arti dan
Manqul wal Muhakkil Mumayyiz bainal definisi Zuhd(Abdul Azim
Mardud wal Maqbul, Hadi al-Arwah ila Islahi,2012:7).al-Turuq al-Hukmiyah, ia
biladil Arrah, Nuz-hatul Musytaqin wa telah menyentuh pada isu-isu ekonomi
raudlatul Muhibbin, al-Jawabul Kafi Li misalnya, inspeksi pasar, pengendalian
man sa`ala ‟anid Dawa`is Syafi, Tuhfatul harga, monopoli, intervensi negara, dan
Wadud bi Ahkamil Maulud, Miftah daris sebagainya. dan masih banyak lagi kitab-
Sa‟adah, dan Al-Farqu bainal Khullah wal kitab serta karya-karya besar dia yang
Mahabbah wa Munadhorotul Khalil li digemari oleh berbagai pihak.
qaumihi(M. Iqbal, 2010:16).

Pandangan Ibnu Qayyim tentang perilakunyadanbahwa Allah(SWT)


Ekonomi Islam adalahsumberarah danbimbingan(Ibnu
Filosofi Ekonomi Islam Qayyim, 1978:15). Maka dari itu manusia
Homo Islamicus bukan Homo akan menyadari tindakan-tindakan yang
Economicus dilakukannya harus tetap didasarkan pada
aturan-aturan yang Allah berikan dan tidak
Dalam paradigma ekonomi
boleh semena-mena mementingkan
konvensional manusia seringdikatakan
kepentingan pribadi jika dalam
sebagai homo economicus yang
pelaksanaannya dapat mendzalimi pihak
digambarkan sebagai pribadi yang memiliki
lain, walaupun sebenarnya ia memiliki
rasionalitas tak terbatas, dorongan bertindak
kendali yang penuh atas semua tindakan
yang murni untuk kepentingan pribadi, dan
yang dilakukannya.
memiliki kendali yang sepenuhnya atas
tindakan-tindakannya Ibnu Qayyim
(http://david.susilo.blog.ugm.ac.id:2015).Be menekankanpandangan Islambahwa
rbeda dengan pendapat Ibnu Qayyim, beliau hidupiniadalah tesdanujian atau pengadilan.
menyorotidasar agama Islambahwa Tes danuji coba inidiberikanoleh
setiapmanusiabertanggung jawab di Allah(SWT) melaluipemberiandan
hadapanAllah(SWT) atas pengambilan kekayaandari suatu individu
manusia. Sehingga kepemilikankekayaan
84

bagi seseorangbukanlahbukti mengenai ada 1978:194).


atau tidaknya nikmatAllah(Ibnu Qayyim,

Keadilan tersebut dari keberkahan dankesejahteraan


dapatmenjadi sebuah kejahatan.
Dalam banyak ayat, Allah
Hal itu juga berlaku bagi sebuah
memerintahkan manusia untuk berbuat adil.
negara dalam menerapkan keadilandimana
Dalam Islam adil didefinisikan sebagai laa
tidak boleh mendzalimi rakyatnya, hal itu
tadzlimuna wa laa tudzlamun“tidak
berarti bahwa negara harus memastikan
mendzalimi dan tidak didzalimi” (A.
setiap rakyat tidak ada yang hidup
Karim, 2014:35).MenurutIbnu Qayyim
menderita, negara harus memastikan bahwa
(1978:14), keadilan(`adl) adalahtujuan
rakyat di negara tersebut sudah terpenuhi
darisyariah. Selain ituSyariah tersebutterdiri
kebutuhan pokonya berupa sandang,
dari keadilan, keberkahan dan
pangan dan papan serta menjamin
kebijaksanaan.Suatu hal yang bertentangan
kesehatan, pendidikan dan keamanan
dengan keadilan yang mengubah hal
mereka terpenuhi.

Nilai dan Dampaknya terhadap Sebaliknya, tidak adanya kejahatan tersebut


Kehidupan Ekonomi dan adanya nilai-nilai Islam menciptakan
suasana kepercayaan dan keamanan dalam
Dalam pandangan Islam,manusia
masyarakat yang akan mengningkatkan
perlu untuk mengadopsi nilai-nilai seperti
kerjasama dalam produksi dan stabilitas
takut kepada Tuhan, kesalehan, kebajikan,
kondisi ekonomi. Nilai-nilai Islam
kejujuran, kebenaran, dan untuk menjaga
tersebutbersifat positif dan diharapkan
mereka dari kejahatan seperti kepalsuan,
dapat meningkatkan produktifitas dan
penipuan, serta korupsi.Menurut Ibnu
kesejahteraan umum bagi masyarakat
Qayyim bahwa pada faktanya kejahatan
(Abdul Azim Islahi, 2012:3). Begitupun
seperti kebohongan, penipuan,
halnya dengan kegiatan ekonomi,
kecemburuan, eksploitasi dan ketidak
menurutnyasemua kegiatan ekonomi itu
jujuran menciptakan kekacauan,
diperbolehkan kecuali yang secara khusus
kecurigaan, ketidakstabilan dan frustrasi
dilarang oleh Syariah(Ibnu
dalam masyarakat akan berdampak pada
Qayyim,(1955:344).
penghambatan terhadap kemajuan ekonomi.
85

Kerjasama dan Divisi Perburuhan produktif mereka pada sebuah kegiatan atau
sejumlah kegiatan-kegiatan yang terbatas.
Ibnu Qayyim menekankan
Dalam hal ini Ibnu Qayyim menyadari
kerjasama ekonomi dan tanggung jawab
perbedaan dan keeragaman yang dimiliki
sosial. Baginya, meskipun pekerjaan dibagi
tiap individu serta paham bahwa dalam
menjadi beberapa unit yang berbeda,
sebuah pekerjaan setiap individu
manusia adalah seperti satu tubuh. Mereka
mempunyai bagiannya masing-masing
harus bekerja sama dengan satu sama lain.
maka dari itu bisa dipastikan bahwa Ibnu
Kerjasama ini akan memberikan manusia
Qayyim juga memahami konsep spesialisasi
suatu karunia yang tidak akan pernah bisa
kerja, namun yang ditekankan dalam
mereka nikmati ketika bekerja secara
pembahasanini adalah bukan mengenai
independen. Ibnu Qayyim (1955:73)
spesialisasinya melainkan mengenai
mempercayai adanya keragaman dan
manfaat dari kerjasama, beliau mengatakan
perbedaaan manusia sehingga mereka
bahwa ketika kita bekerja sama untuk suatu
memerlukan kerja sama dan pembagian
hal tapi tetap dalam koridor masing-masing
kerja.Dalam hal ini, nampak konsep
individu maka akan terdapat suatu karunia
tasawuf sangat kental dalam pemikiran Ibnu
dari Allah yang tidak didapatkan ketika kita
Qayyim tersebut.
hanya bekerja secara independen, maka dari
Spesialisasi dalam ekonomi adalah itu Ibnu Qayyim menganggap bahwa
pembagian tenaga kerja dimana individu kerjasama itu penting.
atau perusahaan memusatkan usaha-usaha

Milik Pribadi dan Intervensi Negara


Dari „Abdullah bin „Umar
Ibnu Qayyim menganjurkan Radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah
intervensi negara dalam kekayaan pribadi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
jika pemilik perorangan dalam
menggunakan kekayaan mereka “Barangsiapa memerdekakan

mempengaruhi kepentingan yang lebih persekutuannya dalam satu budak, dan ia

besar dari masyarakat(Abdul Azim Islahi, mempunyai uang seharga budak itu, maka

2012:5). Dalam hal ini dia menyimpulkan budak tersebut ditaksir dengan harga yang

terutama dari hadits berikut : adil, dan tuan (yang membebaskan) itu
86

memberikan uang kepada sekutu lainnya, Bisa disimpulkan dari atas bahwa
kemudian budak itu dibebaskan. Apabila negara memiliki hak untuk mengambil
tidak (mempunyai uang), maka sesuatu dari tangan seseorang (swasta)
dimerdekakan dari budak itu apa yang setelah membayar kompensasi pada mereka
telah ia merdekakan.” Shahih Sunan Abi jika hal tersebut dikarenakan adanya
Dawud, Sunan at-Tirmidzi, dan Sunan Ibnu kepentingan yang lebih besar dari
Majah. masyarakat yang memerlukan hal itu(Abdul
Azim Islahi, 2012:5).

PandanganMengenai Kekayaan dan Berikut ini Ibnu Qayyim menganut


Kemiskinan pendapat gurunya IbnuTaimiyah yang
Ibnu Qayyim (1955:313-314) telah mengatakan, "... Dari antara orang kaya
mencoba untuk membawa ajaran Islam dan orang miskin, makhluk yang paling
secara seimbang berkaitan dengan disukai adalah orang yang paling takut
kemiskinan dan kekayaan. Ia meneliti kepada Tuhan dan yang unggul dalam
argumen mereka yang lebih memilih perbuatan baik, jika kaya dan miskin
kemiskinan daripada kekayaan dan juga adalah sama atas dasar kriteria ini, maka
mereka yang lebih memilih mereka sama dalam keadaan mereka
kekayaandaripada kemiskinan. Menurutnya, masing-masing. "(Abdul Azim Islahi,
kekayaan adalah lebih baik asalkan 2012:6)
menyertai rasa syukur kepada Allah (SWT) Sikap di atas adalah sepenuhnya
dan pemenuhan seseorang kewajiban sesuai dengan filosofi ekonomi Islam. Ibnu
terhadap sesama manusia. Selain itu Qayyim mengatakan: Allah Yang
menurutnya keuntungan dari kekayaan Mahakuasa, adalah Pencipta keberlimpahan
adalah bahwa hal itu memungkinkan dan kekurangan sebagaimana Dialah yang
seseorang untuk melakukan segala macam menciptakan segala sesuatu. Kekayaan dan
perbuatan baik dengan mudah, misalnya, kemiskinan diciptakan oleh-Nya untuk
haji, jihad, pengeluaran wajib dan sukarela, menguji hamba Nya untuk yang lebih baik
pelepasan tawanan, hadiah, pembangunan dalam perbuatan. Keduanya menjadi ajang
masjid, jalan dan kanal, perkawinan dan pengujian untuk ketaatan atau
sebagainya (Ibnu Qayyim, 1955:303). ketidaktaatan, untuk pahala atau hukuman.
87

Maka dari itu menurut Ibnu Qayyim kekayaan dan kadang-kadang oleh
(1978:162)kadang-kadang Allah menguji mempersempit dia rezekinya
manusia dengan memberinya banyak
.
Signifikansi Ekonomi Zakat membutuhkan tenaga kerja dibandingkan
Terkait masalah zakat, Ibnu Qayyim dengan sawah tadah hujan
memberikan penjelasan yang cukup detail (http://zonaekis.com:2015).
mengenai alasan dibalik tingkat zakat yang Selain itu Ibnu Qayyim juga
berbeda-beda dan periode pembayaran menuliskan argument lainnya yang
zakat yang 1 tahun. Ibnu Qayyim menyatakan bahwa beda tingkat
memaparkan bahwa tingkat zakat akan pertumbuhan setiap barang yang
semakin rendah jika penggunaan tenaga mengakibatkan bedanya tingkat antar zakat.
kerja semakin intensif. Zakat untuk barang Terkait dengan periode pembayaran zakat,
temuan adalah yang terbesar, yakni 20% Al Qayyim berpandangan bahwa
karena untuk mendapatkan barang temuan
penggunaan periode 1 tahun adalah sangat
tersebut relatif menggunakan tenaga kerja tepat mengingat bahwa hasil dari
yang relatif lebih sedikit. Selanjutnya alasan investasikita pada umumnya baru akan
sawah tadah hujan dikenakan tingkat zakat terlihat setelah 1 tahun. Jika periode
sebesar 10 persen, relatif lebih besar pembayaran zakat dibuat setiap bulan maka
dibandingkan sawah irigasi sebesar 5 hal tersebut dapat menurunkan insentif para
persen karena pada sawah irigasi muzakki (pembayar zakat) untuk
dibutuhkan tenaga untuk membuat saluran berproduksi lebih banyak lagi
irigasi dan menyalurkannya ke sawah- (http://zonaekis.com:2015).
sawah. Sehingga sawah irigasi lebih

Bunga, Riba Fadhl dan Riba Nasi’ah pokok secara bathil, sehingga hukumnya
Istilah riba secara bahasa berarti diharamkan(Burhanuddin, 2010:39-40).
tambahan (ziyadah). Dengan kata lain, riba Secara umum, riba terbagi kedalam
artinya tumbuh dan membesar. Sedangkan empat jenis, yakni riba qardh, jahiliyah,
secara terminologi, riba dapat diartikan fadhl dan nasi‟ah(Burhanuddin, 2010:41).
sebagai pengambilan tambahan dari harta Namun Ibnu Qayyim hanya membagi riba
88

menjadi dua jenis, yakni riba Al Jali gandum, tepung dengan tepung, kurma
(terbuka) dan riba Al Khafi (samar). Riba dengan kurma, garam dengan garam,
Al Jali terjadi jika pemberi pinjaman bayaran harus dari tangan ke tangan
mengenakan tambahan biaya atau bunga (cash). Barangsiapa memberi tambahan
atas pinjamannya. Praktek seperti ini atau meminta tambahan, sesungguhnya ia
merupakan hal yang lazim dilakukan pada telah berurusan dengan riba. Penerima dan
masa jahiliyah. Sedangkan Riba Al Khafi pemberi sama-sama bersalah. “ (HR
dibagi menjadi riba al-fadl (mengenakan Muslim no. 2971, dalam kitab al-
jumlah tambahan ketika menukar barang Masaqqah).
yang sama) dan riba al-nasiyah
Selanjutnya, dari keenam jenis
(mengenakan jumlah tambahan ketika
barang ribawi tersebut Ibnu Qayyim
pembayaran tidak dilakukan pada saat yang
membaginya kedalam dua jenis yakni
sama dengan transaksi),
logam mulia dan bahan pangan.
(http://zonaekis.com:2015).Tetapi dari
Diaberpandangan bahwa menukar logam
kedua jenis riba tersebut, kontribusi
mulia dalam bentuk perhiasan dengan
utamanya terletak pada riba al-fadhl dan
logam mulia dalam bentuk uang dengan
riba al-nasi'ah yang dianggapnya sebagai
jumlah yang berbeda masih diperbolehkan
bunga yang samar (al-riba al-khafi).
mengingat ada biaya produksi dalam
Sehingga dua dari empat jenis riba yang
merubah logam mulia tersebut menjadi
diketahui saat ini merupakan sumbangan
perhiasan, tetapi menukar logam mulia
pemikiran dari Ibnu Qayyim.
dalam bentuk koin dengan logam mulia
Rasulullah telah menyebutkan dalam bentuk uang dengan jumlah yang
tentang keenam jenis barang ribawi dalam berbeda tidak diperbolehkan. Satu kata
sebuah hadits berikut, Diriwayatkan oleh kunci disini adalah bahwa uang yang
Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah saw. selanjutnya dijadikan sebagai alat ukur nilai
Bersabda: dari suatu barang haruslah bersifat stabil
“Emas hendaklah dibayar dengan emas, dan nilainya tidak dipengaruhi oleh faktor-
perak dengan perak, gandum dengan faktor eksternal lain.

Mekanisme Pasar dan Regulasi Harga dengan gurunya yakni Ibnu Taimiyah, ia
Semenjak Ibnu Qayyim menjadi mengikuti ide-ide gurunya dalam banyak
salah seorang murid yang sangat dekat kasus bahkan kata demi kata yang
89

ditulispun sama persis, meskipun dalam negara, dan sebagainya(Abdul Azim Islahi,
beberapa kasus dia melakukan modifikasi 2012:20).
dalam kalimat namun masih memiliki
Sejalan dengan IbnuTaimiyah, Ibnu
makna yang sama. Terutama, dalam
Qayyim berpandangan bahwa harga harus
kitabnya al-turuq al-Hukmiyah, dia telah
dibentuk oleh keseimbangan supply dan
menyentuh pada isu-isu ekonomi yang
demand yang terbentuk di pasar. Selain itu,
sama dengan yang dibahas oleh Ibnu
Ibnu Qayyim juga memandang penting
Taimiyah dalam kitabnya al-Hisbah fi'l-
peran dari Al Hisbah, yakni sebuah
Islam, isu-isu ekonomi yang dibahas
lembaga untuk mengontrol, mengintervensi
misalnya tentang, inspeksi pasar,
dan mengawasi kegiatan ekonomi
pengendalian harga, monopoli, intervensi
(http://zonaekis.com:2015).

Isu Utama pada al-turuq al-Hukmiyah keadilan di antara anggota masyarakat dan
untuk memberikan pedoman bagi
Setelah gurunya IbnuTaimiyah, Ibnu
pemerintah untuk melindungi masyarakat
Qayyim (1953:244) menguraikan gagasan
dari eksploitasi. Dia tidak membatasi
tentang harga pasar atau hargayang adil.
dirinya untuk analisis harga yang adil dan
Baginya, harga yang adil adalah harga
mekanisme pasar. Dia mengemukakan
normal yang terbentuk oleh permainan
pendapat kebijakan rinci kontrol harga
bebas kekuatan pasar, permintaan dan
untuk negara. Subjek kontrol harga telah
penawaran. Apabila harga tidak terbentuk
sangat kontroversial di kalangan pemikir
secara alami (mengalami distorsi), maka ia
Muslim. Seperti Ibnu Taimiyah, posisi Ibnu
menganjurkan fiksasi harga yang adil.
Qayyim adalah antara dua ekstrem,
Dalam hal ini, ia mengambil pertimbangan
larangan mutlak dan peraturan negara tanpa
tidak hanya dari nilai subjektif suatu benda
syarat harga. Dia tidak mendukung
bagi penjual tetapi juga nilai subjektif dari
pengendalian harga ketika kekuatan pasar
objek bagi pembeli(Ibn al-Qayyim,
kompetitif yang diizinkan untuk bekerja
1953:258).
secara bebas. Dia merekomendasikan
Dengan harga yang adil sebagai pengendalian harga dalam kasus monopoli
dasar, ia juga membahas kompensasi yang atau ketidaksempurnaan di pasar(Ibn al-
adil, upah yang adil, dan keuntungan yang Qayyim, 1953:253).
adil. Tujuan utama dari harga yang adil dan
isu-isu terkait lainnya adalah untuk menjaga
90

Prinsip yang sama akan berlaku melakukan kerusakan pada siapa pun. Tapi
untuk tenaga kerja dan layanan lainnya.Dia ketika kebutuhan mereka terpenuhi dan
berargumen bahwa jika minat masyarakat kepentingan mereka dilayani tanpa fiksasi
tidak dilayani dengan tidak adanya fiksasi harga, seharusnya tidak dilakukan (Ibn al-
harga, harga harus tetap untuk mereka tanpa Qayyim, 1953:264).

Al-Hisbah jugamerupakan fungsi al-hisbah. Fungsi


utama dari lembaga lembaga al-hisbah yang
Al-hisbah dapat
untuk memastikan pasokan dan penyediaan
didefinisikan sebagai lembaga yang
kebutuhan, untuk mengawasi industri,
mengontrol dan menggiring kepada yang
perdagangan dan jasa lainnya, untuk
baik (al-ma`ruf) dan mencegah dari yang
memeriksa berat dan ukuran serta standar
buruk (al-munkar). Kontrol berkaitan
produk, dan untuk mencegah distorsi seperti
dengan apa yang tidak jatuh di bawah
penimbunan, perjudian dan praktek riba dan
otoritas eksekutif, gubernur, hakim atau
banyak kejahatan ekonomi lainnya (Ibn al-
pejabat publik tertentu
Qayyim, 1953:244).Sehingga melalui
lainnya.Yurisdiksinya tidak terbatas pada
lembaga ininegaradapat mengontrol,
bidang ekonomi saja; mengangkat dan
campur tangan dan mengawasi berbagai
mengawasi pekerjaan sosial dan sipil dan
kegiatan ekonomimasyarakat (Abdul Azim
memperhatikan moral dan spiritual mereka
Islahi, 2012:21).

Pandangan Ekonomi Syariah Tentang yang akan datang maka diperbolehkan


Waktu (Pembayaran dengan Kredit) baginya untuk menerima tingkat harga yang
Ibnu Qayyim merupakan salah satu lebih tinggi karena adanya opportunity cost
ilmuwan Islam yang mendukung yang muncul. Namun hal ini hanya berlaku
pemberlakuan harga yang lebih tinggi untuk untuk komoditi selain daripada logam mulia
kasus pembayaran yang ditangguhkan. Jika dan bahan
seseorang memberikan barang pada saat ini pangan(http://zonaekis.com:2015).
dan menerima pembayarannya pada masa
91

Pandangan Ibnu Qayyim tentang Uang pandangannya penyimpangan terhadap


Ibnu Qayyim mengidentifikasi dua kedua fungsi uang ini bisa terjadi ketika
fungsi utama uang, yaitu sebagai media orang menghendaki uang untuk keperluan
pertukaran dan standar nilai. Menurut uang itu sendiri (Karnaen, 2006:66).

KESIMPULAN tentang arti dan definisi zuhd.al-Turuq al-


Hukmiyah, ia telah menyentuh pada isu-isu
Ibnu Qayyim al-Jawziyyah, lahir di
ekonomi misalnya, inspeksi pasar,
kota Damaskus yang merupakan ibu kota
pengendalian harga, monopoli,
dan kota terbesar di Suriah, pada 29 Januari
negaraintervensi, dan sebagainya. dan
1292 M (7 Safar 691 H). Dia lahir dari
masih banyak lagi kitab-kitab serta karya-
seorang ayah bernama Abu Bakar yang
karya besar dia yang digemari oleh berbagai
bekerja sebagai kepala sekolah pada
pihak.
Madrasah Al Jawziyyah. Begitu besar
dalam menimba ilmu, sehingga dia mampu Dalam hal ekonomi, pemikiran
menjadi ahli dalam ilmu-ilmu islam dan ekonomi Ibnu Qayyim bisa dibagi kedalam
mempunyai andil besar dalam sejumlah tujuh kategori besar, yaitu :1)
disiplin ilmu pengetahuan. Dia meninggal Pandangannya tentang filosofi ekonomi
pada tanggal 26 September 1350 M (23 Islam, 2)Mengenai kekayaan dan
Rajab 751 H). kemiskinan, 3) Signifikansi ekonomi zakat,
4) Bunga, riba Fadhl dan riba Nasi‟ah, 5)
Beberapa diantara karya dia adalah
Mekanisme pasar dan regulasi pasar, 6)
Madarijus Salikin baina manazil Iyyaka
Pandangan Ekonomi Syariah Tentang
na‟budu wa Iyyaka nasta‟in, Ibnu al-
Waktu, 7) Pandangan Ibnu Qayyim tentang
Qayyim membahas pendapat yang berbeda
Uang.
DAFTAR PUSTAKA
______ (2014). Ekonomi Mikro
Alam,M. Iqbal (2010). Konsep Ruh dalam
Islami.Jakarta : Rajawali Pers. Edisi Kelima
Perspektif Islam : (Pemahaman Hadis
tentang Ruh dalam Kitab Ar-Ruh Karnaen, A.Perwataatmadja. (2006) Diktat
Karya Ibnul Qayyim Al Jawziyah). Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam.
(Skripsi). Fakultas Ushuluddin dan
Qayyim,Ibnu. (1953) al-Turuq al-
Filsafat, UIN Syarif Hidayatullah.
Hukmiyah, Cairo: al-Sunnah al-
Al-Jauziyah, Ibnul Qayyim.(2005). Ar-Ruh. Muhammadiyah.
Beirut : Daarul Fiqr.
_______. (1955) I`lam al-Muwaqqi`in.
al-Maqrizi. (1933)al-Khitat.Cairo: Cairo: Maktabah al-Sa'adah. Vol. 1. Hlm.
Mu'assasah al-Halabi. Vol.1, hlm.90. 344.

Chamid, Nur. (2010). Jejak Langkah _______. Zad al-Ma`ad, Cairo: al-Matba`ah
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam. al-Misriyah, n.d. Vol. 3, Hlm. 15.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Qayyim,Ibnu. (1978).`Uddat al-Sabirin.
Iqbal, Ichsan. (2012). Pemikiran Ekonomi Beirut: Dar al-Afaq al-Jadidah.Hlm. 194.
Islam Tentang Uang, Harga dan Pasar.
_______. Miftah Dar al-Sa`adah. Beirut:
Syariah STAIN Pontianak.2 (1),
Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Part 2, Hlm.73.
Islahi, Abdul Azim. (2012). Economic
Rajab, Ibn (1956)Kitab al-Dhayl `ala
Thought of Ibnu Qayyim (1292-1350).
Tabaqat al-Hanabilah, Cairo: Matba'ah al-
International Centre for Research in
Sunan al- Muhammadiyah.
Islamic Economics, King Abdul Aziz
University, Jeddah, Saudi Arabia. S., Burhanuddin. (2010). Aspek Hukum
Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta :
Karim, Adiwarman Azwar. (2012). Sejarah
Graha Ilmu.
Pemikiran Ekonomi Islam. Jakarta : PT
Raja Grafindo Persada. Edisi Ketiga. Irawan, Tony. (2012). Pemikiran ekonomi
Ibnu Al-Qayyim. [Online]. Tersedia di :
http://zonaekis.com/pemikiran-

80
92

ekonomi-ibnu-al-qayyim/ [Diakses 13 Juli http://david.susilo.blog.ugm.ac.id/in


2015] dex.php/mempertanyakan-gagasan-
homo-oeconomicus/ [Diakses 16
Agustus 2015]

Zakariya, R. A. (2013). Biografi Ibnul


Nugroho, David Susilo. (2014). Qayyim al-Jauziyah. [Online]. Tersedia di :
Mempertanyakan Gagasan Homo http://kisahmuslim.com/biografi-
Economicus: Psychological ibnul-qayyim-al-jauziyah/ [Diakses 13 Juli
Review. [Online]. Tersedia di 2015]

Anda mungkin juga menyukai