Tujuan Pembelajaran :
Petunjuk Pengerjaan :
Liputan6.com, Jakarta - Tim Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) Kementerian Dalam
Negeri (Kemendagri) RI DJ Gagat Sidi Wahono menegaskan, sistem e-Budgeting yang
diciptakan Pemerintah Kota (pemkot) Surabaya sudah diadopsi pemerintah pusat. Sistem
tersebut juga sudah disebarluaskan ke berbagai pemerintah daerah di Indonesia.
"Jadi, e-Budgeting ini murni ciptaan Pemkot Surabaya pada 2003. Surabaya menjadi pelopor
lahirnya e-Budgeting ini dan sekarang sudah diadopsi nasional,” ujar dia seperti dikutip dari
laman Surabaya.go.id, ditulis Rabu (11/11/2020).
Bahkan, setahu dia, Pemkot Surabaya sudah memiliki hak cipta e-Budgeting ini, sehingga dia
memastikan sistem e-Budgeting yang diterapkan di berbagai daerah di Indonesia, tentu
landasannya dari Surabaya.
Adapun sistem e-Budgeting ini digunakan untuk menyusun anggaran untuk Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) pada tahun berikutnya. Sementara itu, Kepala Bagian
Administrasi Pembangunan Syamsul Hariadi membenarkan, Pemkot Surabaya sudah
menggunakan e-Budgeting ini sejak 2003, dan sudah memiliki hak cipta sejak 2008.
Ia juga menjelaskan, sistem e-Budgeting ini adalah sebuah sistem penyusunan anggaran di
lingkungan Pemkot Surabaya. Dalam sistem ini, ketika menyusun anggaran dibutuhkan
komponen-komponen penyusun dengan harga yang merupakan hasil dari survei di lapangan,
sehingga harga anggaran tidak terpaut jauh dengan harga pasar.
"Untuk komponen penyusun e-Budgeting ini terdiri dari tiga jenis pengelompokan, yaitu Standar
Harga Satuan Dasar (SHSD), Harga Satuan Pokok Kegiatan (HSPK), dan Standar Analisa
Belanja (SAB). Sistem ini dibuat secara online agar dapat diakses oleh perangkat daerah
dimanapun lokasinya dan dapat diakses kapanpun, khususnya pada saat pembahasan rancangan
anggaran dengan DPRD," tegas Syamsul.
Adapun fitur yang terdapat dalam sistem Surabaya e-Budgeting adalah pembuatan komponen-
komponen penyusun, penyusunan anggaran, pengiriman rincian anggaran, evaluasi anggaran,
daftar harga dan daftar penyusun komponen, rekap anggaran, history rincian anggaran, dan
setting kode rekening komponen penyusun anggaran.
"Tujuan dari penerapan e-Budgeting ini adalah untuk meningkatkan kualitas APBD dari sisi
kesesuaian dengan RPJMD, keakuratan nilai dan rekening, dan akuntabilitas alokasi belanja,”
ujar dia.
Sedangkan manfaat sistem ini adalah prosesnya yang transparan, proses penyusunan lebih efektif
dan efisien, anggaran sesuai dengan kebutuhan dalam kegiatan, kronologis anggaran sangat jelas,
dan laporan-laporan sesuai kebutuhan dapat dipenuhi dengan mudah.
"Selain itu, waktu proses penyusunan anggaran menjadi lebih singkat, harga satuan komponen
anggaran menggunakan standar harga yang sama antar perangkat daerah, dan rekap anggaran per
rekening belanja dapat dilihat secara rill time," pungkasnya.
3. Menurut anda, apakah pada saat ini sistem e-budgeting harus sudah di terapkan oleh
semua sektor pemerintahan? Jelaskan!