Anda di halaman 1dari 2

2.

Agama kapitayang merupakan agama purbakala yang dianut oleh penghuni Nusantara, terutama para
penghuni pulau jawa berkulit hitam. Agama kapitayan merupakan suatu ajaran keyakinan yang memuja
sembahan utama yang disebut Sanghyang Taya, yang bermakna hampa, kosong, suwung atau awang-
awang. Taya bermakna yang absolut, yang tidak bisa fikirkan dan dibayangkan, serta tidak bisa didekati
dengan panca indra. Sanghyang Taya oleh oramg jawa didefinisikan dengan kalimat "tan kena kinaya
ngapa" yang artinya tidak bisa diapa-apakan keberadaan-Nya. Agar bisa dikenal dan diaembah manusia
Sanghyang Taya digambarkan dalam nama dan sifat Ilahi yang diaebut Tu atau To, yang bermakna gaib
bersifat adikodrati.

3. # pengaruh china tentang. tatanan sosial serta kemasyarakatan di Nusantara tidaklah begitu besar.
Pengaruh China terhadap Nusantara yang besar malah berkaitan dengan agama islam. Para muslim
Tionghoa ikut berperan serta dalam penyebaran islam, hal ini berpengaruh juga terhadap kebudayaan di
Nusantar, hal ini dapa terlihat pada masjid-masjid kuno yang dibangun pada perempat akhir abad ke-15
seperti Masjid Agung Demak, Masjif Agung Kudus yang didindingnya banyak ditempeli piring porselen
dari Dinasti Ming.

# Sebagaimana yang diketahui bahwa asal muasal Walisongo pun merupakan keturunan dari tokoh-
tokoh islam yang berasal dari Champa. Hal i i pun menjadikan pengaruh Champa terhadap kebudayan
dan tradisi masyarakat Nusantara sangatlah kuat. Banyak kebiasaan-kebiasaan Champa yang akhirnya
pun menjadi kebiasaan masyarakat Nusantara juga.

# India-Persia

# Arab

4. Dakwah Islam Pra Walisongo adalah dakwah agama islam yang dilakukan sebelum masa Walisongo
datang. Dakwah ini dimulai pada pertengahan abad ke-7 sampai abad ke-15, karena pada abad 15 inilah
dakwah Walisongo dimulai. Tokoh-tokoh yang berdakwah pada masa pra Walisongo diantaranya adalah
Fatimah binti Maimun, Syaikh Samsudin al-Wasil, dan beberapa tokoh lainnya.

5.

6. Menurut Sholichin Salam dalam buku Sekitar Walisongo, kata walisongo berasal dari bahasa Arab,
suatu singkatan dari kata waliyullah yang mempunyai arti orang-orang yang mencintai dan dicintai oleh
Allah. Sedang Songo berasal dari bahasa jawa yang berarti sembilan. Jadi, Walisongo berarti sembilan
orang yang mencintai dan dicintai oleh Allah.

Sedangkan menurut Prof.K.H.R. Moh. Adnan berpendapat bahwa kata songo merupakan perubahan dari
pengucapan sana yang dioungut sari kata Arab tsana (mulia) yang searti dengan kata mahmudah
(terpuji), sehingga pengucapan yang benar adalah walisana yang berarti wali-wali yang terpuji.

Menurut R. Tanojo dalam kitab Walisana menandaskan bahwa istilah yang benar dari Walisongo adalah
Walisana,. Namun sana disini bukan berasal dari bahasa arab tsana akan tetapi berasal dari bahasa jawa
kuno sana yang bermakna tempat atau daerah. Dengan penafsiran ini maka yang dimaksud walisana
adalah wali disuatu tempat tertentu.
7. Gerakan dakwah yang dilakukan Walisongo adalah dengan menggunakan sistem asimilisasi dan
sinkretasi. Walisongo mencampurka

Anda mungkin juga menyukai