Anda di halaman 1dari 19

BAB 7

PERTIMBANGAN ASPEK KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA, DAN LINGKUNGAN

7. 1. Analisa Risiko dalam Pabrik


Tabel 7.1 Identifikasi Hazard Bahan Kimia Dalam Proses
Hazard

Radioactive
Flammable
Jenis Bahan Keterangan Pengelolaan

Corrosive

Oxidizing
Explosive

Irritant
Bahan Baku Toxic
Tandan Kosong Kelapa Sawit - - - - - - -  Bahan yang tidak  Alat yang berisi TKKS
(TKKS) berbahaya harus dijaga dari
sumber panas.
 Hindari menumpuk
bahan TKKS yang
terlalu tinggi.
Saccharomyces Cerevisiae - - - - - - -  Bahan tidak terlalu  Simpan dalam tangki
berbahaya. Hanya jika tertutup dan terhindar

1
terkena mata dan kulit dari cahaya.
bisa langsung segera di
cuci bersih dengan air.
 Jika tertelan bersihkan
mulut dengan air dan
minum banyak air
setelah itu.
Enzim Selulase - - - -   -  Dapat menimbulkan  Simpan dalam tangki
susah bernapas jika tertutup di lingkungan
terhirup. kering dan berventilasi.
 Oksidator kuat tidak Suhu penyimpanan 2-8
cocok dengan produk ini. o
C
Bahan Pendukung
Natrium Hidroksida (NaOH) - -    - -  Korosif jika berkontak  Simpan dalam tangki
dengan kulit tertutup dari bahan
tahan korosif

Ammonium Sulfat (NH4)2SO4 - - - -  - -  Jika terkena kulit dan  Disimpan dalam tangki
mata dapat mengalami tertutup, ditempat

2
iritasi. sejuk.
Udara - - - - -  -  Bahan yang tidak  Dialirkan langsung dari
berbahaya udara menggunakan
kompresor dan diasring
di air filtration.
Produk Utama dan Produk Samping
Bioetanol -  - -  - -  Bahan berbahaya dan  Simpan pada tempat
mudah terbakar. yang berventilasi baik
 Jauhkan dari dan tetap tenang.
panas/percikan api.
Karbon Dioksida (CO2)  - -  -  -  Dapat meledak pada  Disimpan di tempat
suhu tinggi, dapat tertutup yang
menyebabkan frostbite. terventilasi dengan
baik.
Air (H2O) - - - - - - -  Bahan yang tidak  Disimpan pada ruangan
berbahaya. dengan tekanan dan
suhu normal ruangan.
Lindi Hitam - - - - - - -  Bahan yang tidak  Dialirkan ke dalam unit

3
berbahaya. pengolahan limbah.
Lignin - - - - - - -  Bahan yang tidak  Dialirkan ke dalam unit
berbahaya. pengolahan limbah.
Abu (Ash) - - - - - - -  Menyebabkan gangguan  Disimpan di tempat
pernafasan jika debu- lapang terbuka.
debu halus terhirup.

Tabel 7.2 Identifikasi Hazard Kondisi Peralatan Proses


Hazard

Kuantitas Bahan
Putaran Tinggi
Peralatan Keterangan Pengelolaan

Komposisi
Tekanan

Elevasi
Suhu

 Berisi tandan kosong  Disimpan pada tempat


Gudang penyimpanan TKKS - - - -   yang tertutup dengan
kelapa sawit.
ventilasi.
 Disimpan dalam tangki
Tangki Penyimpanan Enzim  Berisi Enzim Selulase
-  - -   tertutup di lingkungan
Selulase dengan suhu 8 oC
kering dan berventilasi.

4
 Berisi Saccharomyces  Disimpan dalam tangki
Tangki Penyimpanan
-  - -   Cerevisiae dengan suhu tertutup dan terhindar
Saccharomyces Cerevisiae
30oC. dari cahaya.
 Berisi Natrium  Disimpan dalam bin
Bin NaOH -  - -  - Hidroksida dengan suhu tertutup dari bahan
30oC. tahan korosif.
 Disimpan dalam bin
 Berisi Ammonium Sulfat
Bin (NH4)2SO4 -  - -  - tertutup, ditempat
dengan suhu 25oC.
sejuk.
 Letakkan belt conveyor
jauh dari sumber api.
 T = 30oC
Belt Conveyor - - -  - -  Memindahkan TTKS
 P = 1 atm
dari gudang ke
chopper.
 Memotong TKKS
 T = 30oC hingga bentuknya
Chopper -  - - - -
seperti chip ukuran
material 10-33 mm.

5
 Memindahkan TKKS
dari chopper.
 Memindahkan TKKS
 Letakkan pada tempat
 dari centrifuge.
Bucket Elevator - - - -  yang aman untuk
 Memindahkan TKKS
pengoperasian alat.
dari vibrating screen
menuju tangki
delignifikasi.
 Letakkan pada tempat

Washing - - - - -  T = 30oC yang aman untuk
pengoperasian alat.
 Digunakan untuk  Letakkan pada tempat

Centrifuge - - - - - memisahkan padatan yang aman untuk
TKKS dari lignin. pengoperasian alat.
 Instalasi temperature
  Suhu yang masuk pada controller untuk
Cooler - - - - -
cooling water 30oC. menjaga suhu arus
proses masuk alat.

6
 Letakkan pada tempat
  Untuk memindahkan
Centrifugal Pump   - - - yang aman untuk
fluida proses.
pengoperasian alat.
 Instalasi flow
controller untuk
 P = 1 atm
Tangki Pengenceran NaOH - - - -   mengatur laju arus dan
 T = 30oC
keluar menggunakan
valve.
 Perlu adanya simbol
Disk Mill - -  - - -  rpm = berbahaya yaitu
putaran tinggi.
 Tingkat kebisingan
 Dipasang engineering
yang dihasilkan alat
Vibrating Screen - -  - -  noise control di sekitar
sangat tinggi akibat
alat.
pergerakannya.
Heater -  - - - -  Suhu yang masuk pada  Instalasi temperature
steam 110oC. controller untuk
menjaga suhu arus

7
proses masuk alat
 Peletakkan tangki
  P = 1 atm disesuaikan dengan
Tangki Delignifikasi  - - - 
 T = 100oC jarak aman untuk
pengoperasian.
 Ditempatkan sesuai
urutan proses dalam
 P = 1 atm
Filter Press   - - -  satu area yang aman
 T = 60oC
dengan jarak yang
diperhitungkan.
 Suhu air proses yang
masuk sebesar 30oC.
 Ditempatkan dengan
Sedangkan, untuk suhu
jarak yang aman.
Tangki Pencuci   - - - - komponen dari alat
 Membersihkan padatan
sebelumnya sebesar
hasil dari Filter Press.
50oC.
 P = 1 atm
Reactor SSF   - -  -  Instalasi flow indicator
 P = 1 atm
untuk menjaga aliran

8
masuk dan keluar
reaktor.
 Instalasi temperature
 T = 35oC
indicator untuk
menjaga suhu masuk
dan keluar reaktor.
 Instalasi flow indicator
untuk menjaga aliran
masuk dan keluar
tangki membran
 P = 1 atm ultrafiltrasi.
Tangki Membran Ultrafiltrasi   - -  -
 T = 35oC  Instalasi temperature
indicator untuk
menjaga suhu masuk
dan keluar tangki
membran ultrafiltrasi.
Menara Distilasi   - -  -  P = 1 atm  Instalasi flow indicator
 T = 75oC untuk menjaga aliran
masuk dan keluar

9
menara distilasi.
 Instalasi temperature
indicator untuk
menjaga suhu masuk
dan keluar menara
distilasi.
 Dipasang temperature
controller untuk
 Alat untuk
menjaga suhu arus
Kondensor -  - - - - mengkondensasi gas
keluar alat dan bagian
menjadi liquid.
luar alat dipasang
isolator.
 Dipasang temperature
controller untuk
 P = 1 atm
menjaga suhu arus
Reboiler -  - - - -  Suhu yang masuk pada
keluar alat dan bagian
reboiler 100oC.
luar alat dipasang
isolator.

10
 Letakkan pada tempat
 P = 1 atm
Pressure Adsorpsi -  - - - - yang aman untuk
 T=
pengoperasian alat.
 Dipasang temperature
controller untuk
menjaga suhu, level
 P = 1 atm
Tangki Penyimpanan Bioetanol   - - -  indicator untuk
 T=
mengetahui dan
mengontrol kondisi
dalam tangki.
Tabel 7.3 Identifikasi Potensi Paparan Fisis
Hazard
Luka Bakar

Jenis Paparan Keterangan Pengelolaan


Kanker
Ispa
Tuli

Kebisingan  - - -  Sumber suara bising  Operator diharuskan


berasal dari chopper, menggunakan earplug

11
agar menghindari
kebisingan sehingga
reaktor, dan boiler.
tidak terjadi hal yang
tidak diinginkan.
 Operator harus
mengenakan APD ketika
 Sumber panas berasal
berada di sekitar alat.
dari tangki
Panas - - -   Memasangkan tanda
delignifikasi, heater,
peringatan panas.
dan boiler.
 Pemasangan isolator
pada alat bersuhu tinggi
 Sumber debu berasal  Operator harus
dari Belt Conveyor, menggunakan alat
Debu - -  -
Bucket Elevator, dan proteksi tertutup dan
Chopper. masker.

Tabel 7.4 Identifikasi Hazard Plant Layout Dan Lokasi Proses

Peralatan Hazard Keterangan Pengelolaan

12
Pelepasan Bahan

Kuantitas Bahan
Komposisi
Kebakaran

Berbahaya
Ledakan
 Tangki penyimpanan
untuk menyimpan bahan
 Bin, Gudang, dan Tangki
baku Enzim Selulase dan
diletakkan di luar area
Letak penyimpanan bahan baku      Saccharomyces Cerevisia,
proses untuk memudahkan
NaOH, dan (NH4)2SO4.
proses loading/inloading.
 Gudang Penyimpanan
TKKS.
Letak tangki penyimpanan produk       Tangki penyimpanan  Diletakkan pada pinggir
untuk menyimpan produk plant agar menghindari
Bioetanol. terjadinya hal yang tidak
diinginkan pada saat
proses berlangsung.
 Memasang tanda
peringatan atau level

13
hazard untuk memberikan
kesadaran pada operator
alat tersebut.
 Jarak antar reaktor dibuat
cukup yaitu minimal 1,5
  Meliputi reaktor pada
Letak Reaktor -    kali diameter reaktor
proses SSF.
sehingga memudahkan
proses maintenance.
 Heat Exchanger diberi
  Meliputi Heater dan ruangan yang cukup agar
Letak Heat Exchanger - - - -
Cooler. mempermudah pada saat
melakukan maintenance.
 Jarak alat dibuat cukup
yaitu minimal 1,5 kali
 Meliputi chopper dan disk
Letak Size Reduction - - - -  diameter chopper dan disk
mill.
mill agar mempermudah
proses maintenance.
Letak Alat Pemisah - - -    Meliputi centrifuge dan  Jarak antar reaktor dibuat
cukup yaitu minimal 1,5

14
kali diameter centrifuge
dan filter press sehingga
filter press.
memudahkan proses
maintenance
 Diberikan jarak yang
cukup antara area proses
 Pada area proses seperti
dengan gedung
reaktor mengandung
Jarak antara area proses dengan perkantoran agar
- -  - - bahan kimia yang
gedung perkantoran mempermudah evakuasi
berbahaya apabila terlepas
ketika terjadi kegagalan
ke lingkungan.
proses dengan jarak
minimum 100 ft.
 Pada area proses seperti  Diberikan jarak yang
reaktor mengandung cukup antara proses
Jarak antara area proses dengan
- -  - - bahan kimia yang dengan laboratorium agar
laboratorium
berbahaya apabila terlepas mempermudah evakuasi
ke lingkungan. ketika terjadi kegagalan.
Jarak antara area proses dengan - -  - -  Pada area proses seperti  Diberikan jarak yang
jalan raya reaktor mengandung cukup antara area proses

15
dengan jalan raya untuk
bahan kimia yang
memudahkan evakuasi
berbahaya apabila terlepas
ketika terjadi kegagalan
ke lingkungan.
proses.
 Pabrik dibangun pada area
industri yang bebas dari
banjir.
 Pada area proses seperti
Keterbatasan kondisi geografis  Kontruksi : paabrik
reaktor mengandung
area pabrik terkait dengan gempa, dibangun mampu
- -  - - bahan kimia yang
petir, banjir, dan bencana alam menahan gempa hingga 8
berbahaya apabila terlepas
lainnya. skala richter.
ke lingkungan.
 Elavasi : Ketinggian di
bawah batas maksimum
yang di ijinkan.

16
7.2 Evaluasi Tata Letak Pabrik
Tata letak pabrik adalah desain fasilitas yang memberikan konsep dan
menerapkan sistem untuk memproduksi barang atau jasa. Desain ini sering
digambarkan sebagai denah lantai, yaitu penataan fasilitas fisik (peralatan, tanah,
gedung, dan fasilitas lainnya) untuk mengoptimalkan hubungan antara petugas
pelaksana, arus barang, arus informasi, dan prosedur yang diperlukan secara
ekonomis dan aman sebagai tata cara yang diperlukan untuk dapat mencapai
tujuan.
Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan
daya saing perusahaan perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, biaya,
kualitas lingkungan kerja, kontak dengan pelanggan dan citra perusahaan. Tata
letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang
menunjang differensiasi, biaya rendah dan respon yang cepat (Heizer dan Render,
2009). Tata letak yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan
efisien semua fasilitas pabrik dan buruh (personnel) yang ada di dalam pabrik
(Assauri, 2008).
Adapun prinsip-prinsip penyusunan tata letak fasilitas pabrik menurut
(Yamit dan Ramadhan, 2012) menyebutkan bahwa berdasarkan tujuan dan
manfaat yang diperoleh dalam pengaturan tata letak fasilitas pabrik dengan baik,
dapat disimpulkan prinsip dasar dalam menyusun tata letak fasilitas pabrik
sebagai berikut:
1. Integrasi secara total. Prinsip ini menyatakan bahwa tata letak fasilitas
pabrik dilakukan secara terintegrasi dari semua faktor yang mempengaruhi
proses produksi menjadi satu unit organisasi yang besar.
2. Jarak perpindahan barang paling minimum. Waktu perpindahan bahan dari
satu proses ke proses lainnya dalam satu industri dapat dihemat dengan
cara mengurangi jarak perpindahan tersebut seminimum mungkin.
3. Memperlancar aliran kerja. Material diusahakan bergerak terus tanpa
adanya interupsi atau gangguan skedul kerja.
4. Kepuasan dan keselamatan kerja. Suatu layout dikatakan baik apabida
pada akhirnya mampu memberikan keselamatan dan keamanan dari orang
yang bekerja didalamnya.

1
5. Fleksibilitas. Fleksibel untuk diadakan penyesuaian atau pengaturan
kembali (relayout) maupun layout yang baru dapat dibuat dengan cepat
dan murah.
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, maka rancangan layout pada pabrik
Bioetanol ini berpedoman pada standar IRI (Industrial Risk Insurers), dimana
terdapat jarak-jarak minimum antar bangunan yang telah ditetapkan dalam
mendesain tata letak pabrik. Berikut beberapa jarak minimum antara area proses
dengan bangunan-bangunan di area pabrik adalah sebagai berikut:
1. Jarak minimum area proses dengan bangunan layanan seperti kantor,
klinik, masjid, kantin, dan lain-lain adalah 100 ft.
2. Jarak minimum area proses dengan utilitas adalah 100 ft.
3. Jarak minimum area proses dengan tangki penyimpanan 250 ft.
4. Jarak minimum area proses dengan ruang control adalah 100 ft.
5. Jarak minimum area proses dengan unit pemadam kebakaran adalah 200
ft.
Adapun perincian luas tanah pada pabrik bioetanol ini seperti pada
tabel dibawah ini.
Tabel 7.4 Perincian Luas Tanah Bangunan Pabrik
Lokasi Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
Taman
Pos keamanan
Parkiran
Klinik
Laboratorium
Kantin
Bengkel
Masjid
Gudang Peralatan
Kantor Utama
Fire Station
Muster Point
Kantor Utama

2
Unit Utilitas
Unit Proses
Ruang Kontrol
Waste Treatment
Loading Area
Unit Pemadam
Kebakaran
Area Bahan Baku
Area Produk
Jalan
Total

Anda mungkin juga menyukai