Anda di halaman 1dari 359

1984

Nama asli :
NINETEEN EIGHTY - I Ollll
Hak penoarano dilindunoi oleh undan9 2
BAGIAN PERTAMA

SuATU pagi jang dingin dan djernih dibulan April. Djam


menundjukkan waktu pukul tigabelas. Dengan kepala dite-
kan pada dada dalam mentjoba mengelakkan tiupan angin,
Winston Smith melontjat masuk dengan tjepat melalui
pintu katja gedung petak Kemenangan. Tetapi tak tjukup
tjepat untuk menghindarkan kepulan kersik jang pada be-
terbangan masuk dengannja. Ia disambut oleh udara gang
berbau kol direbus dan kain2 tua. Diudjung gang itu ditem-
pelkan pada dinding sebuah poster berwarna jang terlalu
besar untuk digantungkan dalam rumah. Poster itu hanja
terdiri atas wadjah seorang jang berusia kira2 empatpuluh
lima tahun, dengan kumis jang hitamtebal dan roman muka
jang tjantik-kasar. Winston melangkah menudju tangga.
Tak ada gunanja untuk mentjoba naik dengan tangga-listrik.
Karena pun diwaktu-waktu jang terbaik tangga-listrik itu
djarang bekerdja dan sekarang arus listrik diputuskan di-
siang hari. Bagian aksi penghematan sebagai persiapan untuk
Pekan Bentji. Kamarnja ditingkatan ketudjuh dan Winston
jang berusia tigapuluh sembilan tahun dan jang mempunjai
pembuluh mekar diatas matakaki kanannja, naik perlahan-
lahan dan berhenti sering kali. Ditiap-tiap tingkatan, di-
dinding jang berhadapan dengan pintu tangga-listrik, mele-
kat poster dengan wadjah jang besar itu. Suatu gambar jang
dibuat sedemikian, sehingga matanja mengikuti kita ke-
mana djuga kita pergi. Dibawah gambar itu tulisan: BUNG
BESAR MELIHATMU.
Dalam rumah petak itu terdengar suara membudjuk se-
dang membatja daftar angka2 jang berhubungan dengan
produksi besi. Suara itu datang dari sematjam piring besi
jang memandjang, jang menjerupai sebuah katja jang kabur
dan merupakan bagian dari dataran dinding disebelah kanan.

5
Winston memutar sebuah knop dan sekarang suara itu ber-
tambah perlahan sedikit, biarpun kata2nja masih dapat
didengar. Suara alat itu (disebut pesawat-tele) dapat dike-
tjilkan, tetapi tak ada kemungkinan untuk mematikannja
sama sekali. Ia melangkah menudju dj endela: sebuah tubuh
jang agak ketjil ramping. Dan kurus badannja itu lebih njata
lagi, karena pakaian. kerdjanja jang biru, pakaian seragam
Partai. Rambutnja perang, wadjahnja sehat pada dasarnja,
kulitnja kasar karena sabun berkwalitet buruk dan pisau
silet tumpul dan udara musim dingin jang baru lalu.
Dingin dunia luar nampak membajang m elalui djendela2
jang ditutup itu. Didjalanan nun dibawahnja angin puju2
jang ketjil meniup debu dan sobekan2 kertas beterbangan
berpilin-pilin keatas. Dan biarpun matahari menjinar diang-
kasa dan udara membiru luas, semua lesu dan hampa warna,
selain dari poster2 propaganda jang ditempelkan di-mana2.
Dari tiap2 sudut jang strategis wadjah dengan kumisnja
jang hitam itu melihat kebawah. Satu terpampang pada
dinding rumah jang tepat dihadapannja. Dengan tulisannja
BUNG BESAR MELIHATMU itu, kedua mata itu menobros ke-
da}am mata Winston. Setinggi djalanan dibawahnja satu
poster lagi dan salah satu sudutnja jang robek di-lambai2-kan
tiupan angin dan selang-seling menutupi dan memperlihat-
kan perkataan jang sebuah ini: SO IN G. Dikedjauhan sebuah
helikopter merahap keantara atap 2 rumah, berhenti seben-
tar dan kemudian menghilang dengan terbang melengkung.
Pesawat itu dari polisi-ronda jang m engintipi dalam rumah2
melalui djendela2. Tetapi mereka tak perduli apa jang me-
reka lihat. Hanja Polisi-Pikiranlah jang berkepentingan.
Dibelakang Winston suara dalam pesawat-tele itu terus
mengobrol se-enak2nja ten tang hasil besi mentah dan bahwa
hasil Rentjana-Tiga-Tahun jang Kesembilan lebih dari me-
muaskan. Pesawat-tele itu serentak alat penerima dan alat
menjiarkan. Tiap2 suara Winston jang lebih keras dari bi-
sikan jang perlahan sekali akan ditjatat oleh pesawat-tele
itu; disamping itu ia akan terlihat dan terdengar, hila ia
berada didalam lapangan penglihatan piring besi itu. Tentu
6
besar dan menakdjubkan, dibuat dari be ton putih ber-kilau2-
an dan ber-tingkat2 keatas sampai setinggi tigaratus meter.
Dari tempat Winston berdiri masih t epat dapat dibatja tiga
sembojan Partai jang diukir dengan hur uf2 tjantik didin-
dingnja jang putih itu: ·

PEPERANGAN IALAH PERDAMAIAN

KEBEBASAN IALAH PERBUDAKAN

KEBODOHAN IALAH KEKUATAN

Menurut kata orang: Kementerian Kebenaran itu mem-


punjai tigaratus ruang diatas tanah dan dibawah tanah ba-
gian2 kembamja.
T ersebar diseluruh London masih ada persis tiga gedung
lain jang sama bentuk dan besamja, dan jang mendjadi sebab
seni-bangun sekitarnja nampak ketjil2, tak ubahnja kotak2
ketjil, sehingga keempat gedung itu nampak serentak dari
atap gedung petak Kemenangan itu. Gedung2 itu kepunjaan
keempat Kementerian jang memegang seluruh alat peme-
rintahan. Kementerian Kebenaran mempunjai tugas dila-
pangan pemberitaan, hiburan, pendidikan dan kesenian.
Kementerian Perdamaian untuk Perang. Kementerian Tjin-
ta untuk memelihara hukum dan ketenteraman. Dan Ke-
menterian Kemakmuran bertanggung djawab atas hal2 jang
berhubungan dengan perekonomian. Nama2nja dalam Baha-
sa-Baru1): Kemkeb, Kemper, Kemtjin, Kemkem.
Kementerian Tjintalah jang paling menjeramkan. Gedung-
nja tak mempunjai djendela. Winston tak pemah masuk
kedalam Kementerian itu, bahkan tidak pernah mendekati-
nja sedjauh setengah kilometer. Kementerian itu merupa-
kan daerah jang tak mungkin dimasuki, selain dari untuk
urusan2 resmi. Dan lagi hanja melalui pagar2 kawat berduri
jang simpang-siur, pintu2 besi dan sarang2 senapang mesin
1 ) Bahasa Baru ialah bahasa resmi Oceania. Keterangan mengenai

susunan dan etimologinja lihat belakang.

8
jangdisembunjikan. Sampai djalananmasuk ke-tempat2 djaga
jang paling diluar penuh dengan pendjaga2 jang bermuka
seperti gorila, berpakaian seragam hitam dan dipersendjatai
dengan tongkat2 jang dapat dipandjang-pendekkan.
Winston mengalihkan wadjahnja dengan tiba2. Roman mu-
kanja diberinja bajangan penuh harap jang tenang, sikap-
wadjah jang sebaiknja dipunjai oleh siapa sadja, hila ia meli-
hatkan mukanja kepada pesawat-tele. Ia melangkah melalui
kamar itu kedapur. Oleh karena ia pergi dari Kementerian
pada saat itu, ia telah mengurbankan makanan siangnja di-
kantin dan ia mengetahui, bahwa ia tak mempunjai apa2
dirumahnja selain dari sepotong roti hitam jang harus di-
simpannja untuk sarapan paginja. Ia mengambil dari lemari
sebuah botol jang berisi sesuatu jang tak berwarna. Pada
etiket boto] itu tulisan: JENEVER KEMENANGAN. Baunja
tidakenak, takubahnja seperti arak. Winstonmengisi mang-
kok teh dengannja sampai hampir penuh, sesudah itu ia
ber-sedia2 dan menuangkannja kedalam mulutnja seperti ia
minum obat.
Segera mukanja mendjadi merah sekali dan matanja basah
air-mata. Rasa jenever itu tak ubahnja seperti asam sendawa.
Dan disamping 'itu, hila kita meminumnja, kita merasa se-
olah2 belakang kepala kita kena pukul tongkat karet. Te.t api
sesaat kemudian rasa terbakar jang diperutnja itu semakin
berkurang dan dunia ini mulai nampak semakin menarik. Ia
mengambil sebatang rokok bernama SIGARET KEMENANGAN
dari bungkusannja jang sudah peot2. Dan dengan tak senga-
dja ia memegang rokok itu lurus kebawah, jang mengaki-
batkan tembakaunja berdjatuhan kelantai. Dengan rokok-
nja jang berikut ia lebih beruntung. Ia pergi kekamar dalam
dan duduk dimedja jang berdiri disebelah kiri pesawat-tele.
Dari latji medja diambilnja tangkai pena, sebotol tinta dan
sebuah buku tulis jang masih kosong. Punggung buku itu
merah dan sampulnja dipualami.
Karena salah satu sebab pesawat-tele jang dikamar itu tak
dipasang ditempat jang biasa. Djadi bukan seperti lazimnja
didinding belakang, sehingga seluruh kamar dapat dikuasai-
9
nja, tetapi didinding jang lebih pandj ang dan jang berhada-
pan dengan djendela. Disamping pesawat itu dindingnja se-
dikit melengkung kedalam; diwaktu m endirikan rumah
petak itu barangkali dimaksudkan untuk didj adikan tempat
rak buku. ban sekarang Winston duduk dil engkungan din-
ding itu. Oleh karenanja dan dengan duduk lurus kebela-
kang ia terhindar dari mata pesawat-tele itu. Tentu ia akan
dapat didengar, tetapi selama ia dapat bertahan duduk de-
ngansikap jangdemikian, ia takakan kelihatan. Bukan sadja
karena susunan jang tak seperti biasa dari kamar itulah
maka ia terpikir akan apa jang sekarang hendak dilakukan-
nja. Tetapi pikiran itu djuga timbul padanja, karena buku
jang baru diambilnja dari latji m edja itu. Buku itu bagus
sekali. Kertasnja jang kuning gading, tambah kuning lagi
sedikit karena tuanja, adalah matjam kertas jang tak dibuat
lagi dalam empatpuluh tahun jang terachir. Biarpun demi-
kian ia dapat menerka, bahwa buku itu masih lebih tua lagi.
Ia melihatnja dietalase sebuah toko loak disalah satu lorong
kota (dibagian mana ia tak tahu lagi dengan pasti) dan ia
segera dikuasai keinginan keras untuk mempunjainja. Dari
anggota2 Par tai diharapkan, bahwa m ereka tak pergi ke-
toko2 biasa (disebut ,belandja dipasar beba:s") . Tetapi ka-
rena banjak barang seperti tali sepatu dan pisau silet tak
dapat dibeli kalau tidak di-toko2 atau kedai2 biasa, maka
pelanggaran peraturan itu tak didjaga dengan keras.
Ia m engintipi kiri-kanan dj alanan dengan tjepat. Sesu-
dah itu ia masuk tjepat2 dan membeli buku itu seharga
dua setengah dollar. Pada waktu itu ia tak sedar, bahwa ia
mengingininja un tuk maksud jang tertentu. Dengan pera-
saan berbuat salah ia membawanja pulang dalam tasnja.
Biarpun bui<.u itu takkan ditulisi apa2, mempunjainja sadja
sudah tentu membahajakan.
Dan sekarang ia hendak mulai dengan buku harian. Itu bu-
kan pekerdjaan gelap (tidak ada pekerdjaan gelap, karena
tak ada lagi undang2), tetapi kalau kedapatan sudah pasti,
bahwa ia akan dihukum mati atau paling sedikit dihukum
kerdja paksa selama duapuluh lima tahun.
10
Winston :rp.emasukkan pena dalam tangkai dan mendjilat
pena itu untuk menghilangkan gemuknja. Pena sudah men-
djadi alat jang kuno, jang untuk menandatapgani sesuatu
sekalipun sudah djarang dipakai. Ia dapat memperolehnja
dengan diam2 dan dengan agak sulit, hanja karena sematjam
perasaan jang berkata, bahwa kertas jang bagus dan kuning
gading itu harus ditulisi dengan pena jang tulen dan bukan
digoresi dengan potlot-tinta. Sebenamja ia tak biasa untuk
menulis dengan tangan. Selain dari tjatatan pendek semua-
nja biasanja didiktekan dalam tulisan-bitjara dan hal itu
tentu tak mungkin bagi maksudnja itu. Ia mentjemplungkan
penanja dalam tinta dan tinggal ragu2 sedetik. Suatu rasa
gemetar mengaliri tubuhnja. Membuat suatu tanda pada
kertas itu berarti tindakan jang memutuskan. Dengan
huruf2 ketjil jang tjanggung ia menulis:

4 April 1984

Ia bersandar kebelakang. Rasa tidak berd~ja sama sekali


menguasai seluruh dirinja. Per-tama2 ia tak mempunjai se-
suatu ketentuan, bahwa waktu itu memang tahun I984-.
Paling sedikit memang disekitar tahun itu, karena ia jakin,
bahwa ia berusia tigapuluh sembilan tahun dan sepan~jang
pengetahuannja ia dilahirkan kira2 ditahun I 94-4- atau I 94-S;
tetapi sekarang kita tak mungkin lagi memastikan suatu
tanggal dalam satu atau dua tahun. Dan tiba2 ia bertanja
dengan heran untuk siapa sebetulnja ia menulis buku harian
itu. Untuk masa datang, untuk mereka jang bel urn lahir?
Pikirannja ber-kisar2 sebentar pada tanggal dihalaman buku
jang diragukannja itu dan dengan terkedjut tertumbuk pada
perkataan Bahasa Baru: pikiranganda. Untuk pertama kali ia
sedar akan arti pekerdjaannja itu. Bagaimana ia akan mem-
punjai hubungan dengan masa datang? Pada dasamja musta-
hil, karena masa datang akan menjerupai masa kini, dan
dalam hal demikian masa datang tak akan mendengarkan- ·
nja, atau akan berbeda dan ini berarti, bahwa apa jang hen-
dak dikatakannja itu tak akan berguna sama sekali.
I I
Sedjurus lamanja matanja menetap pada kc rtas itu. Pesa-
wat-tele beralih atjara kemusik tentera jang njaring. Aneh,
bahwa ia tak hanja kehilangan dajanja untuk menjatakan apa
jang hendak ·dikatakannja, tetapi djuga seolah lupa akan
apa jang hendak dinjatakannja semula. T elah ber -minggu2
lamanja ia menjiapkan diri untuk saat ini dan selama itu tak
pernah terpikir olehnja, bahwa ia masih m ernbutuhkan hal
jang lain disamping keberanian. Menuliskan sadja takkan
sulit. Untuk itu ia hanja mempertjajakan pada kertas itu
pertjakapan sendirinja jang tak berudjung dan tak ber-henti2
dan jang djelas telah ber-tahun2lamanja ber-kisar2 dalam ke-
palanja. Tetapi disaat itu sampai pertjakapan sendirinja itu
hilang-lenjap entah kemana. Disamping itu pembuluh me-
kamja mulai gatal mengganggu. Ia tak boleh menggaruknja.
Karena hal itu selalu akan menimbulkan radang. Waktu
berdetik lalu. Ia tak sedar akan sesuatu jang lain dari keko-
songan kertas jang dihadapannja itu, kulitnja· jang gatal
diatas matakaki, musik jang ribut dan biusan jenever.
Tiba2 ia mulai menulis, se-mata2 karena takut, tetapi se-
bagian sedar akan apa jang ditjatatnja diatas kertas itu. Tu-
lisannja janghalus tetapi ke-anak2 an itu ber-djalan2 tak teratur
diatas kertas. Mula2 huruf2 besamja makin hilang dan achir2
nja djuga titik2nja:

4 April1984. Kemarin malam kebioskop. Semua pilem 2 perang.


Sebuah pilem jang baik sekali tentang kapal penuh pelarian jang
dibom disuatu tempat dilautan Tengah. Penon ton digembirakan
• oleh pengambilan seoranglelaki jang besar-gemuk jang mentjoba
berenang, dikedjar oleh helikopter dibelakangnja mu]a2 ia keli-
hatan ber-balik2 dalam air seperti ikan, sesudah itu ia nampak
dari lubang-menembak helikopter, kemudian ia penuh lubang 2
dan laut sekitarnja djadi merah; ia tiba2 terbenam, se-olah 2 air
pada masuk melalui lubang2 itu.
Sesudah · ia terbenam penonton tertawa ter-bahak 2. Kemudian
nampak sebuah kapal peno]ong jang penuh dengan anak2, dengan
sebuah helikopter jang meng-apung 2 diatasnja. Ada seorang wa-
nita setengah umur, mungkin seorang wanita Jahudi Jang duduk
12
dimuka dengan seorang anak ketjil jang berusia kira2 tiga tahun.
Anak itu ber-teriak2 ketakutan dan ia menjembunjikan kepalanja
diantara susu wanita itu seolah ia mentjoba masuk kedalamnja.
Wanita itu .memeluk anak itu dan mentjoba menenangkannja,
biarpun ia sendiri ketakutan sekali. la melindungi anak itu
terus-menerus dengan badannja se-olah 2 ia berpikir, bahwa ta-
ngannja akan dapat menangkis peluru; sesudah itu helikopter
itu mendjatuhkan bom dari 20 kilo jang meledak dahsjat diantara
mereka dan perahu itu hantjur sama sekali, sesudah itu nampak
pengambilan baik dari satu tangan anak ketjil jang melontjat
keatas keatas keatas lurus keatas sebuah helikopter dengan ka-
mera diudjungnja agaknja mengikuti tangan itu diwaktu terbang
keatas dan tepuk tangan terdengar dari tempat2 duduk anggota2
partai tetapi tiba2 seorang perempuan dari tempat duduk orang
prole mulai ribut dan ber-teriak2 bahwa pertundjukan sematjam
itu tak pada tempatnja untuk anak2 tak pada tempatnja tak
mungkin bagi anak2 tak mungkin sampai polisi menjeretnja ke-
luar bioskop itu menjeretnja keluar saja tak pertjaja ia di-apa 2-
kan orang tak perduli apa jang dikatakan oleh orang prole reaksi
orang prole jang chusus takkan pernah dapat mereka-

Winston be.rhenti menulis, sebagian karena tangannja pe-


gal. Ia tak mengetahui, apa sebabnja ditulisnja semua omong
kosong itu. Tetapi anehnja ialah, bahwa dalam ia menulis
semua itu, timbullah dengan djelas dalam kepalanja ke-
nangan jang lain sama sekali, sehingga ia hampir merasa
sanggup mentjatatkannja. Karena kedjadian jang lain itulah,
demikian ia menjedarinja sekarang, maka ia memutuskan
tiba2 untuk pulang kerumah dan memulai buku hariannja
itu hari ini. Hal itu kedjadian pagi itu di Kementerian,
artinja kalau kita dapat mengatakan, bahwa sesuatu jang tak
njata itu memang suatu kedjadian benar.
Hampir pukul sebelas ratus dan dibagian Arsip, tempat
bekerdja Winston, mereka menjeret kursi2 dari bilik2 tern-
pat mereka bekerdja dan menjusunnja di-tengah2 ruangan,
tepat dimuka pesawat-tele jang besar .Mereka telah siap un-
tuk Bentji Dua Menit. Winston baru duduk diatas kursi
13
disalah satu barisan tengah, diwaktu masuk dua orang. Muka
kedua orang itu dikenalnja. Seorang diantaranja sering dili-
hatnja di-gang2gedung itu. Ia tak mengetahui nama gad is itu,
tetapi ia mengetahui, bahwa ia bekerdja dibagian buku2
Roman. Rasa2nja ia mempunjai pekerdjaan teknis pada me-
sin2-tulis-roman itu-karena ia sering m elihat gadis itu de-
ngan tangan berlumqr minjak sambil membawa kuntji baut.
Gadis itu berusia kira2 duapuluh tudjuh tahun. Matanja ge-
nit, rambutnja tebal hitam, wadjahnja penuh tahi lalat dan
gerak2nja lintjah seperti seorang atlit. Sebai jang ketjil dan
merah, lentjana dari Perserikatan Pemuda Antisex, dibe-
litkan beberapa kali dipinggangnja diatas pakaian kerdjanja,
tepat tjukup ramping untuk menondjolkan bentuk panggul-
nja jang montok itu.
Sedjak pertemuan pertama mereka, Winston sudah tak
menjukai gadis itu. Ia mengetahui sebabnja. Jaitu suasana
lapangan2 hockey dan mandi pakai air dingin dan darmawi-
sata dan kebersihan djiwa umumnja jang dapat ditjiptakan
oleh gadis itu disekitarnja. Ia membentji hampir semua wa-
nita, lebih2 jang muda2 dan jang tjantik2. W anita2, terutama
jang muda2lah biasanja pengikut2 sedjati Partai, jang mene-
lan sembojan2, jang suka me-mata2i dan mengintipi perbua-
tan2 orang2 bid'ah. Tetapi gadis itu memberi kesan kepa-
danja, bahwa ia lebih berbahaja dari wanita2 jang lain. Se-
kali diwaktu mereka bertemu dalam gang, gadis itu melirik
tjepat kepadanja. Dan mata gadis itu seolah menerobos keda-
lam dirinja dan meliputinja sebentar dengan rasa takut entah
untuk apa. Sampai seolah melintas dikepalanja, bahwa bukan
tid~k mungkin gadis itu kakitangan Polisi-Pikiran. Tetapi
sebenarnja hal itu memang terlalu mustahil. Tetapi biarpun
bagaimana, hila ia dekat gadis itu, ia diliputi perasaan jang
aneh, ia selalu tak merasa enak dan merasa takut2 bentji.
Orang jang kedua lelaki, namanja O'Brien, dan seorang
anggota Partai Pusat. Kedudukannja demikian penting
dan tinggi, sehingga Winston hanja mempunjai tanggapan
jang kabur dari sipat posisinja itu. Sebentar keheningan
bergema diantara orang2 itu, diwaktu mereka melihat rna-
If
suk seorang anggota Partai Pusat herpakaianhitam. O'Br ien
besar dan herat. Kuduknja gemuk dan lehar, wadjahnj a
kedjam dan tak dapat diselami. Meski romannja menakut-
kan, lakunja memikat. Manis terasa tjara ia hiasanja melu-
ruskan katjamatanja dihidungnja : Suatu gerak, jang hila ma-
sih holeh dikatakan dengan istilah jang demikian ini, akan
mengingatkan kita pada seorang hangsawan ahad kedelapan
helas jang mempersemhahkan kotak-tjiumnja. Barangkali
Winston telah melihat O'Brien duahelas kali selama kira2
1 2 tahun. Ia merasa sangat tertarik olehnja dan hukan hanja
karena ingin tahu jang ditimhulkan oleh pertentangan an-
tara hudi-hahasa dan roman O'Brien jang seperti hokser itu.
Tetapi lehih 2 disehahkan karena kepertjajaan dalam hati
ketjilnja-atau harangkali hukan sampai suatu kepertjajaan,
hanja suatu harapan, hahwa keortodoksan politik O'Brien
itu tidak sempurna. Mau tidak mau sesuatu pada wadjahnja .
memherikan kesan jang demikian itu kepada kita. Dan
harangkali djuga pula hukan ketidak-ortodoksan jang mem-
hajang pada mukanja itu,tetapi hanja akalnja. Tetapi hiar-
pun hagaimana, ia nampaknja seperti seorang jang dapat
kita adjak hitjara, hila kita mendapat kesempatan untuk
menghindarkan mata dan telinga pesawat-tele dan dapat
menjendiri dengannja. Winston tak pernah mentjoha menje-
lidiki kehenaran sangkaannja itu sedikit djuga, dan sehe-
narnja tak mungkin pula. Pada waktu ini O'Brien melihat
kedjam tangannja. Hampir pukul sehelas ratus dan djelas
nampak, hahwa ia memutuskan untuk tinggal dihagian Ar-
sip itu sampai achir Bentji Dua Menit. Ia duduk diharisan
jang sama dengan Winston dengan antara heherapa kursi.
Seorang wanita ketjil heramhut kuning jang hekerdja dalam
hilik dekat Winston, duduk diantara mereka. Gadis heram-
hut hitam itu duduk dihelakangnja.
Sehentar kemudian memetjah dari pesawat-tele diudjung
ruangan itu suara rihut hertjiut jang mengerikan, hagai-
kan suara mesin raksasa jang herputar dengan tiada minjak.
Suara jang mengilukan dan jang mendirikan hulu roma.
Beritji itu telah mulai.
Seperti biasanja muntjullah pada pesawat-tcle wadjah Em-
manual Goldstein, musuh bangsa. Terdengar suara mende-
sis disana-sini. Perempuan ketjil berambut kuning itu men-
djerit takut2 membentji. Goldstein adalah pengchianat dan
orang buangan, jang dahulu (berapalamasebelumnja tak ada
orang jang mengetahuinja dengan pasti) pernah merupakan
salah seorang dari pemimpin2 Partai, hampir sama tinggi
dengan Bung Besar sendiri; ia kemudian m entjampuri tin-
dakan2 kontra-revolusi, dihukum mati, melarikan diri de-
ngan tak meninggalkan djedjak dan menghilang entah ke- ,
mana. Atjara Bentji Dua Menit itu ber-ganti2 setiap hari,
tetapi tak pemah ada suatu atjara dengan tiada Goldstein
sebagai peran utama. Ialah pengchianat-asli, penoda ke-
mumian Partai jang utama. Kedjahatan2 kemudian terhadap
~artai, semua pengchianatan, sabotase; kebid'ahan, penjim-
pangan, semua bersumber langsung dari perbuatannja itu.
Ia masih hidup disuatu tempat dan menjiapkan niat djahat-
nja itu barangkali nun diseberang lautan, dilindungi tuan2
asingnja, bahkan mungkin djuga-demikian kadang2 kabar2-
angin-ia bersembunji disuatu tempat di Oceania sendiri.
Sekat r ongga badan Winston m engetjil. Ia tak pemah dapat
melihat wadjah Goldstein dengan tiada perasaan p edih jang
ber-tjampur2. Wadjahkurus jang seperti wadjah Jahudi itu
dengan diatasnja rumpun rambut keriting, putih, djenggut
ketjil-wadjah jang tjerdik, tetapi hina djuga, dengan se-
matjam ketololan usia landjut pada hidungnja jang pandjang
dan ketjil; diatas hidungnja sebelah puntjaknja dilekatkan ·
katjamatanja. Hampir sama seperti kepala kqmbing dan
suaranja djuga m enj erupai suara kambing. Goldstein me-
ngutarakan denganse-baik2nja tuduhan2nja jang biasaitu ter-
hadap Partai- tuduhan jang demikian di-lebih2kan dan dipu-
tar-balik, sehingga seorang anak ketjil akan dapat mengeta-
huinja. Biarpun demikian masih tjukup dapat diterima un-
tuk m engedjutkan dan menakutkan dan membodoni orang
jang kurang tj erdik daripadanja. Ia membusukkan Bung
Besar, ia menjebut Partai diktatorial, ia ingin segera diada-
kan perdamaian dengan Eurasia, ia mempertahankan ke-
16
merdekaan mengemukakan pendapat, kemerdekaan pers,
kemerdeka:an berkumpul, kemerdekaan pikiran. Ia berte-
riak histeris, bahwa repolusi telah dichianati-dan semua
itu dengan pidato kosong jang diutjapkan tjepat ber-api2,
sematjam peniruan lutju dari gaja biasa pembitjara2 Partai.
Ia banjak memakai kata2 Bahasa-Baru: sebenamja lebih
banjak dari jang lazim dipakai seorang anggota partai dalam
hid up se-hari2.
Dan semen tara itu, supaja djangan orang ragu2 tentang ke-
benaran, jang tersembunji dibelakang omong besar Gold-
stein itu, maka berbarislah pada pesawat itu dengan tiada
ber-henti2 dibelakang kepalanja barisan2 tentera Eurasia- se-
baris demi sebaris orang2 jang tegap dengan wadjah2 orang
Asia jang mendatar, jang berdjalan sampai kedepan pada
pesawat dan menghilang uhtuk diganti dengan orang2 jang
serupa pula. Suara pekak kedengaran: sepatu tentera jang
dibantingkan berirama itu merupakan ]afar belakang suara
mengembek dari Goldstein.
Sebelum Bentji itu berlangsung selama tigapuluh sekon,
lebih dari separo orang jang didalam ruangan itu pada ribut
dalam marah tiada tertahan. Wadjah ke-kambing2-an jang
kelihatan dilajar pesawat, wadjah jang puas akan dirinja
dan kekuatan tentera Eurasia jang menakutkan dibela-
kangnja itu, terlalu memanaskan darah penon ton: diluar itu
wadjah atau ingatan akan Goldstein sadja dengan sendiri
menimbulkan takut dan marah. Ia sumber rasa bentji jang
lebih kekal dari Eurasia atau Asiatimur, karena biasanja hila
Oceania berperang dengan satu dari kedua keradjaan ini, ia
damai dengan jang lain. Tetapi aneh. Karena biarpun Gold-
stein dibentji dan dipandang hina oleh setiap orang, biar-
pun teorinja setiap hari dan seribu kali sehari dibantah, di-
hantjurkan, diper-main2kan, ditendangi dihadapan setiap
orang sebagai omong kosong jang tiada taranja diatas po-
dium2, dipesawat-tele, dalam harian2 , dalam buku-kendati
semua itu pengaruhnja seolah tiada kundjung berkurang.
Selalu sudah siap pula kurban2 baru jang masuk perangkap-
nja. Setiap hari ada mata2 dan penjabot2 jang bertindak atas
17
petundjuk2nja didjerat oleh Polisi P ikiran. Ia adalah pang-
lima dari sebarisan bajang2 jang tak ada udjungnja, kom-
plotan dibawah tanah, jang bertekad mendj atuhkan negara.
Persaudaraan, demikianlah namanja m enurut sangkaan
orang. Djuga tersiar kabar2 angin tentang se buah buku jang
mengerikan, suatu penuntun dari semua bid' ah jang ditulis
oleh ·Goldstein dan jang diedarkan disana-sini setjara raha-
sia. Buku itu tiada bernama. Kalaupun orang membitjara-
kannja, maka mereka hanja berkata tentang buku itu. Tetapi
hal sematjam itu hanja diketahui orang dari kabar2 angin.
SekiraJ;J.ja seorang anggota Partai biasa akan dapat menge-
lakkannja, ia takkan sudi menjertai pembitjaraan jang ber-
pokok Persaudaraan atau buku itu.
Dimenit kedua Bentji meningkat kekegilaan. Orang2 itu
pada ber-lontjat2an dikursi mereka dan ber-teriak2 se-kuat2-
nja hendak mentjoba mengatasi suara mengembek, suara
pembuat orang gila, jang keluar dari pesawat itu. Perempuap
ketjil berambut kuning itu telah mendjadi merah sangat
dan mulutnja terkutap-katup seperti mulut ikan didaratan.
Sampai wadjah Iebar O'Brien sendiri mendjadi merah. Ia
duduk lurus dikursinja, dadanja jang besar itu mengembung
dan bergetar, seolah ia bertahan terhadap gelombang jang
menggulung melabraknja. Gadis berambut hitam jang du-
duk dibelakang Winston itu telah mulai berteriak: ,Babi!
Babi! Babi! ", dan tiba2 tangannja meraih kamus Bahasa Baru
jang bukan tidak enteng dan melemparkannja kepesawat
itu. Kamus itu mengenai hidung Goldstein dan m elontjat
kembali, suara itu terus berbitjara tiada perduli. Dalam
saat jang djernih Winston sedar, bahwa ia turut berteriak
dengan jang lain2 dan me-njentak2kan tumit sepatunja pada
kaki kursinja. Jang mengerikan dalam Bentji Dua Menit itu
ialah, bahwa tak seorang perlu berbuat pura2, tetapi bahwa
sebaliknja tak mungkin bagi siapapun djuga untuk tinggal
diam sadja. Dalam tigapuluh sekon, setiap ke-pura2-an
selalu sudah tidak perlu. Estase bengis dari ketakutan dan
keinginan membalas dendam, napsu untuk membunuh, un-
tuk menjiksa, unuk menghantjurkan wadjah manusia de-
IS
ngan martil2 , seolah mendjalari semua orang itu seperti arus
listrik, bahkan dengan tidak mau mengubah kemauan sen-
diri djadi orang gila jang menjeringai dan ber-teriak2 •
Biarpun demikian, amarah jang dirasai itu adalah suatu e-
mosi jang chajal, jang tak ditudjukan, jang dapat dipantjar-
kan dari objek jang satu kepada jang lain, bagaikan arus-
listrik jang hendak menghanguskan. Demikian misalnja su-
atu ketika rasa bentji Winston itu bukan ditudjukan sama
sekali terhadap Goldstein, tetapi sebaliknja terhadap Bung
Besar, Partai dan Polisi Pikiran, dan pada saat2 demikian itu
hatinja tertudju kepada pengchianat dipesawat jang' kesen-
dirian dan jang dihinai itu, pendjaga satu2 nja dari kebenaran
dan kesehatan dalam dunia jang penuh bohong. Tetapi se-
bentar kemudian ia ken:tbali djadi salah seorang anggota dari
orang2 sekitamja dan semua jang dikatakan tentang Gold-
stein itu seolah benar rasanja. Di-saat2 demikian, muak ter-
pendamnja terhadap Bung Besar itu berubah djadi pudjian
dan Bung B'e sar seolah mendjulang keatas sebagai menara
tinggi. Seorang pelindung jang tak dapat dikalahkan dan tak
mengenal takut, jang bertahan sebagai gunung karang ter-
hadap gerombolan2 Asia. Dan kendati kesunjian dan ketia-
daan dajanja dan kesangsian tentang kebenaran ada atau ti-
daknja orangnja, namun Goldstein menimbulkan kesan se-
bagai seorang pembuat sihir, jang se-mata2 karena kuasa
suaranja sanggup merobohkan-benteng peradaban.
Bahkan kadang2 mungkin untuk dengan sedar benar me-
ngalihkan bentji itu kepihak sini atau pihak lain. Dengan
kekuatan tenaga jang tiba2 dan se-hebat2 nja, seperti seseorang
melepaskan kepalanja dari banta! dalam mimpi djelek di-
waktu malam, Winston berhasil memindahkan bentjinja
dari wadjah dipesawat itu kegadis berambut hitam jang di-
belakangnja itu. Chajal jang hiduP. dan bagus melintas di-
kepalanja. Ia akan menghadjamja sampai mati dengan tong-
kat karet. Ia akan mengikatnja telandjang disebuah tiang
dan menembaknja penuh dengan panah seperti Sebastian
Sutji. Ia akan memperkosanja dan pada saat puntjaknja me-
motong lehemja. Djuga· sekarang ia lebih sedar dari sebe-
19
lumnja, mengapa ia membentji gadis it u. la m embentjinja
karena ia muda dan tjantik dan tak berdj cnis.
Karena ia ingin tidur bersama gadis it u da.n selama hidup-
nja takkan dap.at berbuat demikian, oleh karcna pada badan
ramping manisnja jang seolah mengadj ak kita m em eluknja
itu dialitkan sebai merah jang kedji, lambang m enantang
dari kesutjian.
Bentji meningkat kepuntjaknja. Suara Goldstein beralih
kesuara membebek tulen selaku ,seekor kambing dan se-
bentar djuga wadjah itu bertukar mendjadi kepala kambing.
Kemudian kepala kambing itu ~elebur dalam tubuh seorang
tentera Eurasia, jang semakin besar dan kedjam dan seolah
madju kemuka dengan stengun jang berdentum terus dan
jang seolah melontjat keluar dari pesawat itu, sehingga be-
berapa orang dibarisan muka benar2 mundur dikursi mer-
reka. Tetapi disaat itu djuga setiap orang mengeluh puas
diwaktu sikap bermusuhan itu berubah djadi wadjah Bung
Besar dengan rambut dan kumis hitamnja itu, penuh kuasa
dan ketenangan jang adjaib. Wadjah itu demikian besar, se-
hingga seolah memenuhi seluruh permukaan pesawat itu.
Tak seorang jang mengerti utjapan Bung Besar itu. Hanja
beberapa kata pemberi semangat, kata2 seperti jang diutjap-
kan dalam kehangatan pertempuran, jang satu sama lain tak
dapat di-beda2kan, tetapi jang menge:inbalikan kepertjajaan
karena kenjataan, bahwa kata2 itu diutjapkan. Sesudah itu
wadjah Bung Besar mengabur pula dan sebagai gantinja nam- ·
paklah tiga sembojan Partai dalam huruf2 besar jang tjegak:

PEPERANGAN IALAH PERDAMAIAN


KEBEBASAN IALAH PERBUDAKAN
KEBODOHAN IALAH KEKUATAN

Tetapi rupanja wadjah Bung Besar seolall masih tinggal di-


pesawat itu beberapa detik, seolah kesan jang dibuatnja
pada selaput djala masih terlalu hidup untuk dapat lenjap
dengan segera. Wanita ketjil berambut kuning itu dengan
tjepat membUJ?.gkuk' kemuka sambil bertopang pada san-
20
c.laran kursi jang didepannja. Dengan sungut2 jang ragu, jang
berbunji seperti ,Pelepasku !" ia mengulurkan tangannja
kearah pesawat itu. Sesudah itu ia menelungkupkan wa-
djahnja ketangannja. Nampak dengan djelas, bahwa ia men-
doa .
. Pada saat ini semua orang menjanji dengan suara dalam,
perlahan dan berirama: ,B- B ! - B- B ! ... . B- B !"-
ber-kali2, perlahan sekali, dengan perantaraan pandjang an-
tara ,B" pertama dan jang kedua-suara jang komat-kamit
dan berat, karena sesuatu sebab terdengar sangat liar, dan
sebagai latar belakang suara entakan kaki telandjang dan de-
rum suara gendang. Hampir tigapuluh sekon lamanja. Nja-
njian itu ulangan jang sering terdengar di-saat2 emosi jang
meliputi dan mengisi segalanja. Sebagian sebagai sematjam
njanjian pudji2an kepada kepentingan dan ketinggian Bung
Besar, tetapi lebih2 lagi sebagai suatu tindakan saran-sen-
diri, penenggelam sengadja dari kesedaran dengan peranta-
raan suara jang berirama. Winston seolah mendjadi dingin
sampai kesumsumnja. Mau tak mau ia turut terpesona: da-
lam Bentji Dua Menit itu ia terbawa dalam pembiusan umum
itu, tetapinjanjiandibawahkemanusiaan ,B-B! .... B-B !"
itu selalu meliputi dirinja dengan kengerian. Tentu ia turut
bernjanji dengan jang lain: ia tak dapat berbuat lain. Me-
njembunjikan perasaan, memasang roman muka biasa, ber-
buat apa jang dilakukan orang lain, itulah reaksi jang naluri.
T etapi ada sesaat dari beberapa sekon pada waktu mana sinar
matanja akan mungkin dapat menjatakan perasaannja. Dan
tepat disaat itu terdjadi kedjadian jang berarti banjak itu-
kalau memang benar2 terdjadi.
Sebentar ia menangkap pandangan O'Brien. O'Brien ber-
diri. Ia membuka katjamatanja dan memasangnja kembali
dihidungnja dengan geraknja jang chusus itu. T etapi ada se-
saat dari sekon bahwa mata mereka bertemu dan selama
pertemuan pandangan itu Winston-ja ia tahu- bahwa 0'
Brien berpikir sama seperti pikiran jang dalam kepalanja
itu. Bahwa ada penjampaian pesan tak.dapat disangkallagi.
Se-olah2djiwa mereka berdua sama terbuka dan pikiran jang
2l
seorang mengalir kepada jang lain m elalui mata mereka:
"Aku bersamamu". O'Brien seolah berkata kepadanja.
,Aku tahu betul apa jang kaurasai. Aku tahu betul panda-
ngan rendahmu, bentjimu, rasa kedjimu. Djangan takut,
aku dipihakmu". Sesudah itu lalulah sesaat semupakat itu
dan wadjah O'Brien sama tak dapat diselami seperti wadjah
orang jang lain2.
Itulah kedjadian itu dan ia sudah ragu, apakah semua itu
benar2 terdjadi. Kedjadian2 demikian tak pemah diikuti
oleh sesuatu. Satu2nja akibatnja ialah, bahwa dalam dirinja
tinggal hidup kepertjajaan, atau harapan, bahwa selain dari
padanja masih ada lagi musuh Partai. Barangkali benar djuga
kabar angin tentang komplotan dibawah tanah jang demi-
kian luas itu-barangkali memang benar ada Persaudaraan
itu. Kendati penangkapan dan pengakuan dan hukuman2
mati jang tak kundjung berhenti itu, orang tak mungkin
mengetahui dengan pasti, bahwa Persaudaraan itu bukan
-hanja dongeng semata. Kadang2 ia pertjaja akan kebe-
rannja, kadang2 tidak. Tak ada bukti, hanja lintasan2jangda-
pat berarti semuanja atau hampa sama sekali : bagian2 per-
tjakapan jang terdengar kebetulan, tjoretan2 tak djelas di-
dalam kakus-bahkan sekali, diwaktu dua orang asing ber-
temu, gerak tangan jang ketjil jang nampaknja seakan suatu
tanda perkenalan. Semuanja hanja raba2an: paling2 hanja
bajangan pikirannja sendiri. Ia kembali kebilik tempat be-
kerdjanja dengan tak menoleh ke O'Brien. Pikiran untuk
melandjutkan hubungan selintas mereka itu hampir terlin-
tas dalam kepalanja. Sungguh akan berbahaja sekali, bi-
arpun ia mengetahui tjaranja. Satu sekon, dua sekon lama-
nja mereka bertukar satu pandangan berarti-ganda dan itu-
lah achir tjerita itu. Tetapi itu sadja sudah terasa suatu ke-
djadian jang penting dalam kesunjian jang dipaksakan pada
hidup seseorang.
Winston sadar dari menungannja dan duduk lurus. Ia ber-
tahak, maklum bekas minum arak. Ia kembali memusatkan
pikirannja pada kertas itu. Ia melihat, bahwa seolah dengan
sendiri ia menulis djuga dalam ia duduk merenung tak ber-
22
daja itu. Dan bukan lagi tulisan kaku dan ~janggung seperti
jang semula. Penanja melintjir dengan dukana diatas kertas
litjin itu sambil menulis dengan huruf2 besar jang djelas:

HANTJURKAN BUNG BESAR


HANTJURKAN BUNG BESAR
HANTJURKAN BUNG BESAR
HANTJURKAN BUNG BESAR
HANTJURKAN BUNG BESAR

ber-kali2, penuh setengah lembar.


Iaterkedjutsebentar. Omongkosong, karenamenulisdjus-
tru kata2 ini tidak lebih berbahaja dari tindakan jang se-
mula untuk memulai sebuah buku harian, tetapi sebentar ia
ingin merobek lembaran jang dirusakkannja itu dan meng-
hentikan semuanja.
Tetapi ia tak berbuat demikian, karena ia tahu tak ada gu- ·
nanja. Menulis atau tidak menulis HANTJURKAN BUNG BE-
SAR sama sadja. Meneruskan atau menghentikan buku hari-
annja itu tak ada bedanja. Biarpun bagaimana Polisi Pikiran
akan dapat mengetahui djuga. Ia telah melakukan kesalahan
besar jang melingkupi segalanja-dan akan berbuat demiki-
an djuga, biarpun ia tak pemah menggoreskan pena diatas
kertas itu. Mereka menjebutnja Pikiransalah. Pikiransalah
bukan sesuatu jang dapat disembunjikan se-lama2-nja. Ba-
rangkali akan berhasil untuk semen tara, mungkin bertahun2,
tetapi achirnja akan ditangkap djuga.
Penangkapan2 itu selalu dimalam hari-tak pemah diwaktu
jang _lain dari waktu malam hari. Direnggutkan tiba2 dari
tidur, tangan kasar jang meng-guntjang2 bahu, sinar lampu
jang menjilaukan mata, wadjah kedjam disekitar tempat ti-
dur. Biasanja tak ada perkara, tak ada berita atjara penang-
kapan. Orang2 pada menghilang sadja, selalu diwaktu rna-
lam. Nama kita ditjoret dari kantor tjatatan sipil, setiap ke-
terangan mengenai semua jang pemah kita lakukan dihapus;
bahwa kita pemah hidup didunia ini diingkari dan dilupa-
23
kan. Kita ditiadakan, dimusnakan: o rang lazim menjebut-
nja dengan perkataan ditangas.
Sebentar ia djadi mangsa sematjam suatu histeri. Ia mulai
menulis dengan tjakar-ajam.jang ter-buru2:
mereka akan menembakku mati aku tak perduli mereka akan
menembakku dari belakang ciku tak perduli hantjurkan bung be-
sar mereka selalu menembak dari belakang aku tak perduli han-
tjurkan bung besar. ·
Ia bersandar kebelakang, sedikit malu ten tang dirinja ·dan
meletakkan pena itu. Segera kemudian ia terkedjut sangat.
Ada ~etokan pada pintu. Sekarang sudah! Ia tinggal duduk,
diam tak ber-gerak2 seperti seekor tikus, sambil berharap
sia2 , bahwa siapa djuga jang mengetok pio.tu itu akan pergi
segera setelah ketokan jang tak berdjawab itu. 'J:etapi tidak,
!cetokan itu diulangi. Ragu2 berarti tjelaka jang paling be-
sar. Dadanja ber-debar2 bagaikan tambur, tetapi roman
wadjahnja, rupa2 nja karena kebiasaan lama, biasa tak mem-
bajangkan sesuatu apa. Ia berdiri dan berdjalan berat ke-
pintu.

26
II

DIWAKTU tangannja memegang knop pintu, Winston meli-


hat, bahwa buku hariannja itu ditinggalkannja terbuka dia-
tas medja. Satu lembaran penuh dengan tulisan HANTJUR-
KAN BUNG BESAR, dengan huruf2 jang tjukup besar untuk
dapat· dibatja dari sudut lain kamar itu. Perbuatannja jang
demikian itu sungguh bodoh. Tetapi, demikian ia mengin-
safi, pun dalam ketakutannja itu ia tak mau mengotori ker-
tas jang kuning gading itu dengan menutup bukunja dalam
tintanja masih basah.
Ia menahan napasnja dan membuka pintu. Segera seluruh
dirinja diliputi perasaan lega. Seorang perempuan jang
putjat, dengan pandangan mata jang tak berdaja, beram-
but djarang dan mempunjai wadjah jang kisut, berdiri di-
pintu. ,0, saudara," p erempuan itu mulai dengan suara
sedih mendaju, ,kukira aku mendengar tuan datang. Ba-
rangkali tuan dapat menolongku sebentar memeriksa salu-
ran didapur kami. Tumpat mungkin dan-". Perempw,m itu
njonja Parsons, isteri tetangga jang tinggal ditingkatan jang
sama. (,Njonja" adalah perkataan jang tak begitu disukai
oleh Partai-diharapkan bahwa setiap orang saling menjapa
dengan ,saudara" atau ~saudari"-tetapi terhadap beberapa
wanita orang memakai perkataan ,njonja" itu dengan sen-
diri). Perempuan itu berusia kira2 tigapuluh tahun, tetapi
nampak lebih tua. Kita mendapat kesan, se-olah2 alur2 wa-
djahnja itu penuh debu. Winston mengikutinja dari bela-
kang. Membantu membetulkan ini atau itu adalah gangguan
setiap hari. Gedung-petak Kemenangan itu telah tua, didi-
rikan ditahun 1930, atau diwaktu sekitarnja dan sekarang
menudju ambruknja. Kapur loteng dan dindingnja pada ber-
lepasan terus-menenis, pipa2 airnja petjah setiap kali airnja
menges dimusim dingin, atapnja botjor setiap kali saldju
27
turun, alat pemanaskan biasanja bekerdja sete ngah tenaga,
artinja kalau tak dimatikan sama sekali karena perhitungan
penghematan. Selain dari jang dapat dikercljakan sendiri
ma,ka pembetulan2nja harus disetudjui oleh panitia2 jang tak
tentu bentuk dan susunannja; panitia itu sanggup menunda
pekerdjaan jang berupa hanja memasang sebuah katja djen- •
dela sampai dua tahun.
,Tentu hanja karena Tom tak dirumah", kata njonja Par-
sons samar2.
Tempat tinggal keluarga Parsons lebih besar dari rumah
Winston dan tak terurus djuga rupanja. Semua nampak
pada peot, takada jangteratur, se-olah2 rumahitu baru men-
dapat kundjungan salah seekor binatang liar. Alat2 o1ah-
raga-hockey-stick, sarung tangan adu tindju, Bola jang ru-
sak, kemedja basah jang terbalik-pada bersebaran di1antai
dan diatas medja tjampur-aduk piring2 kotor dan buku2 tulis
jang sudutnja ter-lipat2. Didinding bergantungan bendera2
merah Persekutuan Pemuda dan Mata2, dan potret gambar
Bung Besar jang besar sekali. Seperti biasanja dan seperti
djuga ditiap ruang gedung itu udara penuh bau kol direbus,
tetapi disini ditjampuri bau tengik keringat. Bau keringat
-orang m engetahuinja sebaik ia m entjiumnja, biarpun sulit
untuk menjat:akan bagaimana-dari seorang jang waktu itu
tidak ada didalam rumah itu. Dikamar lain ada orang jang
mentjoba mengikuti musik militer jang masih terdengar
dari pesawat-tele.
,Anak2", kata njonja Parsons sambil melihat setengah ta-
kut kearah pintu. ,Hari ini mereka tinggal dirumah. Dan
tentu. - "
Sudah djadi kebiasaan njonja Parsons untuk menghentikan
kalimat2nja dipertengahan. Saluran didapur itu penuh de-
ngan air kotor jang menghidjau dan bau sekali. Bau kolnja
lebih keras dari biasanja. Winston berlutut dan memeriksa
saringan saluran itu. Ia tak suka m emakai tangannja dan ia
tak suka m embungkuk, karena ia selalu Iekas batuk kar ena-
nja. Njonja Parsons m elihatnja dengan tak dapat berbuat
apa2.
28
,Kalau Tom d.irumah tentu akan d.ibetulkannja dengan
tjepat", katanja. ,Ia suka betul mernbereskan jang derniki-
an. Ia, Torn, pandai sekali". Parsons ternan sedjawat Win-
ston di Kernenterian Kebenaran. Ia gernuk, tetapi aktip
benar; ia dungu dibalik dungu; suatu sernangat jang tolol-
salah seorang dari budak setia jang buta sarna sekali, jang
lebih lagi dari Polisi-Pikiran, rnerupakan tiang dari ke-
kokohan Partai. Baru sesudah ia berusia tigapuluh lima ta-
hun ia dikeluarkan dari Persekutuan Pernuda dan dengan
tak setudjunja pula. Dan sebelurn ia rnasuk Persekutuan
Pernuda, ia dapat rnengusahakan agar ia tinggal sebagai ang-
gota dari Mata2, tahunan lebih lama dari jang diizinkan oleh
anggaran2 dasarnja. Di Kernenterian ia d.iberi pekerdjaan
jang rendah, pekerdjaan jang tak rnernerlukan kepintaran,
tetapi sebaliknja ia salah seorang pernimpin panitia Olah-
raga dan panitia2 lain jang bertugas rnenjelenggarakan ta-
rnasja2 bersama, dernonstrasi2 jang tirnbul dengan sendiri-
nja, aksi rnenabung dan usaha2 sukarela pada urnurnnja.
Diselang-selingi isapan pada pipanja ia dapat bertjerita de-
ngan kebanggaan jang tenang, . bahwa dalarn ernpat tahun
jang lalu ia rnernperlihatkan dirinja setiap rnalarn di Balai
Perternuan. Bau keringat jang rnenjusup kesegala pendjuru
(sernatjarn bukti jang tak disedari dari perdjalanan hidupnja
jang bersernangat itu) rnengikutinja kernanapun ia pergi
dan bahkan tertinggal setelah ia pergi lagi.
,Apakah barangkali njonja rnernpunjai kuntji lnggeris
djuga ?" tanja Winston dan rnerneriksa rnur saringan saluran
itu. ·
,Kuntji Inggeris", kata njonja Parsons dan segera djadi
agak ragu. ,Aku tak tahu. Barangkali anak2 -"
Detak2 sepatu dan suara ribut terdengar, diwaktu anak2
ber-kedjar2an rnasuk kedalarn karnar dalarn. Njonja Persons
datang rnernbawa kuntji Inggeris itu. Dengan djidjik Win-
ston rnengarnbil segulungan rarnbut jang rnernbuntukan sa-
ringan saluran itu dan air itu rnengalir hilang. Ia rnentjutji
tangannja se-bersih2nja dan kernbali kekarnar dalarn.
,Angkat tangan, kau!" teriak suara jang buas. Seorang anak
29
ketjil tjantik berusia 9 tahun, djagoan tulen, muntjul dari
belakangmedja dan mengantjamnja dengan pistol-anak2 jang
otomatis, sedangkan adiknja jang perempuan, kira2 dua ta-
hun lebih muda, membuat gerak jang sama dengan meme-
gang sepotong kaju. Kedua anak itu memakai tj elana pendek
biru, kemedja putih dan ikat leher merah, pakaian seorang
Mata2. Winston mengangkat tangannja diatas kepala, tetapi
dengan perasaan tak enak. Tindakan anak itu demikian ke-
djam, sehingga bukan lagi seperti main2.
,Kau pengchianat!" teriak anak itu. Kau pendjahat-piki-
ran! Kau mata2 Eurasia! Kau akan kutembak mati, kau akan
kubasini, kau akan kukirim ke-tambang2 garam !"
Tiba2 mereka melontjat mengelilinginja dan berteriak
,Pengchianat!" Dan ,Pendjahat-pikiran!" Dan 'gadis ketjil
itu meniru setiap gerak abangnja. Semuanja itu membajang-
kan sesuatu jang menakutkan, seperti lontjat2 lintjah anak2
harimau jang tak lama lagi akan mendjadi biliatang buas.
Mata anak ketjil itu memantjarkan sematjam kebuasan jang
diperhituhgkan; terbajang keinginan jang njata untuk me-
mukul atau menerdjang Winston dan kentaralah kejakinan,
bahwa ia hampir tjukup besar untuk berbuat demikian.
Untunglah pistol jang ditangannja itu bukan pistol jang be-
nar, demikian pikir Winston.
Mata njonja Persons bolak-balik dengan gelisah antara
Winston dan anak2 itu. Didalam kamar jang lebih terang
ini, Winston memastikan dengan penuh perhatian, bahwa
memang ada debu di-alur2 wadjah njonja Parsons.
,Mereka bertambah ribut," kata njonja Parsons. ,Mereka
kesal 'tak dapat pergi melihat orang2 jang dihukum gantung
Ja, itulah sebabnja. Aku repot sekali untuk menemani me-
reka dan Tom tak dapat pulang tj epat dari pekerdjaannja ."
,Mengapa kami tak dapat pergi melihat orang digantung",
teriak anak itu dengan keras. ·
,Pengen lihat orang digantung! Pengen lihat orang digan-
tung!" sambung adiknja jang masih me-lontjat2 berkeliling.
Malam itu beberapa tawanan Eurasia, pendjahat2 perang,
akan dihukum gantung dipark, demikian teringat oleh Win-
30
ston. Hal demikian itu terdjadi kira2 sekali sebulan dan me-
rupakan tontonan jang digemari. Anak2 selalu merengek
untuk diizinkan tumt melihat.
Winston minta diri dan tjepat2 keluar kamar itu. Tetapi
sebelum ia sedjauh enam langkah dari pintu, sesuatu jang
keras sekali mengenai kuduknja. Se-olah2 ia ditusuk dengan
tali besi jang panas sekali. Ia membalik tjepat untuk masih
sempat melihat njonja Parsons menarik masuk anaknja jang
lelaki, d~lam anak itu memasukkan katapelnja kedalam
kantungnja.
,Goldstein!" nguak anak itu setelah pintu ditutup dibela-
kangnja. Tetapi jang paling menusuk hati Winston ialah
pandangan wadjah putjat njonja Parsons jang memantjarkan
ketakutan tak berdaja itu.
Sekembalinja dikamarnja Winston melangkah tjepat me-
lalui pesawat-tele itu dan duduk kembali dimedja dalam ia
masih mengusapi lehernja. Musik dari pesawat-tele su-
dah berhenti. Sebagai gantinja terdengar suara seorang mi-
liter jang membatjakan dengan sematjam kesenangan jang
kedjam gambaran dari persendjataan kapal ,Benteng Samu-
dera" jang bam, jang belum lama berselang membuang
sauhnja diantara Eslandia dan kepulauan Faroer. Hidup de-
ngan anak2 itu merupakan neraka bagi perempuan malang
itu, pikir Winston.
Setahun atau dua tahun lagi, maka siang malam anak2 itu
akan m engintipi pada ibunja tanda2 bid'ah. Sekarang ini
hampir semua anak mengerikan. Dan jang paling tjelakanja
ialah, bahwa mereka dididik dengan setjara t eratur dengan
p erantaraan organisasi2 seperti Mata2, anak2 diasuh men-
djadi anak2 liar dan buas jang tak dapat diperintah. Biarpun
demikian hal itu tak menimbulkan sesuatu keinginan d.a-
lam diri mereka untuk memberontak terhadap disiplin Par-
taL Malahan sebaliknja, mereka memudja Partai dan semua
jang berhubungan dengannja. Njanjian2 , pawai2 , benderaz,
tamasja2, berbaris dengan senapan2 -buatan, meneriakkan
sembojan2 , memuliakan Bung Besar- semua itu sematjam
permainan jang meriah bagi mereka. Semua kebuasan me-
31
rekaituditudjukan keluar, terhadapmusuhn · gara, terhadap
orang asing, pengchianat2 , penjabot 2 , pendj ahat2-pikiran.
Sudah hampir merupakan hal biasa bagi orang2 diatas tiga-
puluh tahun untuk takut kepada anak m er eka sendiri. D<!n
beralasan, karena hampir tak pernah kedj adian, bahw;a le-
wat satu minggu dengan tak ada berita dalam Waktu jang
mentjeritakan bagaimana seorang anak pengintip - ,pahla-
wan-tjilik" ialah istilah umumnja-mendengar utj apan jang
agak ditjurigai dan mengadukan orangtuanja kepada Polisi-
Pikiran.
SaJ?t bekas tembakan katapel itu sudah habis . Dengan
atjuh tak atjuh Winston mengambil penanja dan ber-pikir2
apakah masih ada jang hendak ditjatatnja dala1n buku hari-
annja itu. Tiba2 ia teringat pula akan O'Brien.
Berapa tahun jang lalu- berapa tahun sebenarnja? Pasti
tudjuh tahun berselang-waktu itu ia mimpi, bahwa ia ber-
djalan melalui kamar jang gelap sekali. Dan diwaktu ia me-
lewati orang jang duduk disebelahnja, orang itu berkata ke-
padanja: ,Kita akan bertemu ditempat jang tak mengenal
gelap". Kata2 itu diutjapkan dengan tenang, hampir sambil
lalu-suatu pemberitahuan, bukan perintah. la berdjalan te-
rus dengan tak berhenti. Anehnja sekarang ialah bahwa
waktu itu, dalam mimpi itu, kata2 itu tak berpengaruh ba-
njak padanja. Baru kemudian dan dengan lambat-laun kata2
itu seolah mendapat arti. Sekarang ia tak mengetahui de-
ngan pasti, apakah ia melihat O'Brien untuk pertama kali
sebelum atau sesudah mimpinja itu; djuga tak dapat dipasti-
kannja, hila ia mengenal untuk pertama kali suara jang se-
perti suara O'Brien. Tetapi biarpun bagaimana ia mengenal
suara itu. O'Brienlah orang dalam gelap jang berkata ke-
padanja itu. Perasaan Winston belum lagi dapat memasti-
kan-djuga setelah pertemuan selintas pandangan mereka
tadi pagi ltu belum mungkin untuk mendapat ketentuan-
apakah O'Brien kawan atau musuh. Sebenarnja hal itu tak
penting benar. Ada pengertian jang menghubungkan me-
reka, dan itu lebih penting dari ikatan bathin atau Partai.
"Kita akan bertemu ditempat jang tak mengenal gelap", ia
32
berkata. Winston tak mengetahui apa arti kalimat itu, hanja
bahwa besok-lusa kata2 itu akan terwudjud dengan salah satu
djalan.
Suara pesawat-tele itu membisu. Dan segera suara seloll).-
pret djernih memetjah udara. Dan kemudian pesawat-tele
itu melandjutkan dengan suara jang menjajat:
,Perhatian! Perhatian! Baru2 ini kami mendapat kawat
dari m~dan pertempuran Malabar. Pasukan2 kita di India-
Selatan mendapat kemenangan jang gilang-gemilang. Saja
dikuasakan untuk menerangkan, bahwa aksi, jang laporannja
sebentar lagi kami susulkan agaknja akan mentjepatkan da-
tangnja achir peperangan. Bunji kawat itu seperti berikut."
Kabar buruk, pikir Winston. Dan memang, tjerita peng-
hantjurkan habis2 an dari pasukan2 Eurasia, dengan djumlah
tentera musuh jang mati dan jang ditawan jang bukan sedi-
kit, diikuti oleh pengumuman bahwa mulai minggu jang
akan datang ransum-tjoklat akan dikurangi .d:ari tigapuluh
sampai duapuluh gram.
Winston beserdawa pula. Pengaruh jenever itu semakin
berkurang dan_sekarang ia merasa lemas. Pesawat-tele itu
melagukan keras: ,Oceania, untukkedjajaanmu"-mungkin
untuk merajakan kemenangan gilang-gemilang itu, mung-
kin untuk menghilangkan pikiran akan tjoklat jang hilang
itu. Kalau lagu itu dimainkan, setiap orang harus berdiri
dengan hormat.
Tetapi ditempatnja jang sekarang ia tak kelihatan.
Sesudah ,Oceania, untuk kedjajaanku" itu, terdengar mu-
sik jang lebih ringan. Winston melangkah kedjendela sam-
bil membelakangi pesawat-tele itu. Udara masih dingin dan
djernih. Dikedjauhan sebuah bom-raket meletus dengan
suara pekak, menderu menggema. Sekarang didjatuhkan
born duapuluh atau tigapuluh kali dalam seminggu diatas
London.
Angin melambai-lambaikan poster jang sobek itu, dan
perkataan SOING itu timbul-hilang tak menentu. Dasar2
sutji dari Soing. Bahasa-Baru, pikiran-ganda, masa lalu jang
ber-ubah2 • Ia merasaseolahia ber-djalan2dalamhutandidasar

33
J.,ll t.lll , hilang dalam dunia jang kes ·tanan d, lam mana ia
~ •ndir i setannja. Ia sendiri . Masa lalu t ·lah mati , masa da-
tang tak dapat digambarkan.
Apakah jang mendjadi tanggungan, b ahwa ia sekarang
mempunjai seorang teman sepaham ? Dan bagaimanakah ia
dapat mengetahui bahwa kuasa Partai itu tak akan kekal un-
tuk se-lama2nja? Dan ketiga sembojan jang didinding putih
Kementerian Kebenaran itu melihat pula kepadanja, seolah
memberikannja djawaban:

PEPERANGAN IALAH PERDAMAIAN

KEBEBASAN IALAH PERBUDAKAN _,

KEBODOHAN IALAH KEKUATAN

Ia mengambil uang dari duapuluh lima sen dari kantongnja.


Djuga pada uang itu tertulis dengan huruf2 jang halus dan
djelas ketiga sembojan itu, dan disebelahnja kepala Bung
Besar. Sampai dari uang itu mata Bung Besar mengikuti
kita. Pada uang, pada perangko, pada sampul buku, pada
bend era, pada poster dan pada bungkusan2 rokok-di-mana2 •
Mata itu mengikuti kita terus-menerus dan suara itu selalu
meliputi kita. Diwaktu tidur atau bangun, waktu bekerdja
atau makan, dalam rumah atau diluarnja, dikamar mandi
atau ditempat-tidur-kita takkan bebas. Tak ada kepunjaan
kita sendiri selain dari jang beberapa sentimeter kubik jang
dalam kepala kita.
Kini matahar i disebelah Barat. Karena tak disinari mata-
hari lagi, maka djendela2 Kementerian Kebenaran itu nam-
pak bagaikan lubang meriam sebuah benteng. Melihat pira-
mide besar itu Winston hilang semangat. Sungguh terlalu
kokoh, tak akan dapat diserbu. Seribu born raket tak ahn
dapat menghantjurkannja. Kembali ia bertanja pada dirinja
sendiri untuk siapa ia sebetulnja menulis buku harian itu.
Untuk masa datang, untuk masa lalu-untuk waktu jang
mungkin chajal beJaka. Dan nanti bukan kematian jang me-

34
n.1ntinja, tetapi kehantjuran. Buku harian itu akan mendjadi
ubu dan ia sendiri akan dibasmi. Hanja Polisi-Pikiranlah
J ng akan membatja tjatatan2nja itu sebelum dilenjapkan
dari kenjataan dan kenangan. Bagaimanakah kita dapat me-
minta sesuatu dari masa datang, kalau tak ada apa2 jang
tinggal dari kita, bahkan tidak setjarik kertas jang ditulisi
oleh orang jang tak dikenal? Pesawat-tele memberi tanda
pukul empatbelas. Sepuluh menit lagi ia mesti pergi. Ia su-
dah harus kembali dikantor pukul empatbelas tigapuluh.
Aneh, suara djam dari pesawat-tele itu seolah memberi-
kannja semangat baru. Ia djiwa jang sunji jang menjatakan
kebenaran jang takkan didengar oleh siapapun djuga. Tetapi
selama ia menjatakan kebenaran itu, maka ~ntah dengan
tjara jang bagaimana, hubungannja itu tak akan putus.
Kita bukan meneruskan warisan kemanusiaan dengan ber-
usaha agar orang rpendengar kita, tetapi dengan tetap me-
makai pikiran. Ia kembali kemedjanja, mentjemplungkan
penanja dalam tinta dan menulis:

Kepada IJUJsa datang atau masa silam, kepada masa, bila orang
berpikir bebas, bila ada perbedaan antara manusia satu sama
lain dan tak hidup sendirian-kepada masa bila ada kebenaran
dan apa Jang diadakan tak mungkin ditiadakan:
Dari masa semua seragam, dari masa kesunjian, dari masa
Bung Besar, dari masa pikiranganda-salam!

Ia telah mati, pikirnja. Rasanja seolah baru sekaranglah,


baru setelah ia sanggup menjusun buah pikirannja itulah, ia
mengindjakkan langkahnja jang memutuskan itu. Akibat
dari tindakannja itu tersimpul dalam tindakan itu sendiri.
Ia menulis:

Kedjahatan pikiran tak membawa kematian, kedjahatan pikiran


telah mati. '

Setelah ia mengakui sendiri, bahwa ia adalah manusia jang


sudah mati, maka djadi pentinglah sekarang untuk ber-tahan
hidup selama mungkin. Dua djari tangan bnannja kena tinta.
Persis sematjam tanda ketjil jang akan dapal mcmbuka ra-
hasia. Salah seorang pendjilat pen-tjari 2 k<.:salahan orang di
Kementerian (barangkali seorang perempuan, pcrcmpuan
seperti perempuan ketjil berambut kuning-kasar atau be-
rambut hitam dari bagian buku roman itu) akan mungkin
bertanja pada diri sendiri apa sebabnja ia menulis diwaktu
makan, mengapa ia memakai pena jang kuno, apa jang di-
tulisnja-dan kemudian mengadukannja kebagian jang ber-
sangkutan. Ia pergi kekamar mandi dan menggosok keras 2
tinta itu dengan sabun tjoklat-hitam jang bcr-bidji2, jang
memarut kulit seperti kertas ampelas dan ole~ karena itu
tepat sekali untuk maksud ini.
Buku harian itu disimpannja kembali kedalam latji. Tak
ada gunanja sama sekali untuk mentjoba rnenjembunjikan-
nja, tetapi se-dikit2nja ia dapat mengusahakan agar ia menge-
tahui bila adanja tjatatan2nja diketahlli atau tidak. Mengi-
katkan rambut pada sainpulnja terlalu kentara. Deugau u-
djung djarinja ia mendjemput sedikit abu putih jang dapat
dikenal kembali dan meletakkannja diatas sampul bukunja
itu. Djika buku itu dipegang, debu itu tentu akan djatuh.
IIl

WINSTON mimpi tentang ibunja.


Menurut ingatannja ia berusia sepuluh atau sebelas tahun
diwaktu ibunja menghilang. Ibunja perempuan pendiam,
badannja besar sekali dan geraknja lembam dan rambutnja
perang dan bagus. Ajahnja diingatnja lebih samar2 sebagai
orang jang agak hitam dan langsing, selalu memakai pakaian
hitam jang rapi (Winston terutama mengingat tumit sepatu
ajahnja jang sangat tipis itu) dan berkatja-mata. Djelas, bah-
wa mereka berdua lenjap dalam salah satu pembersihan be-
sar2an dari tahun kelimapuluhan .
Pada waktu ini ibunja duduk disuatu tempat jang djauh
dibawalmja, dengan adiknja jang perempuan ditangarmja.
Rupa adiknja itu tak terbajangkannja sama sekali lagi selain
dari baji ketjil jang lemah, jang terus -menerus diam, de-
ngan sepasang mata jang besar. Mereka berdua menengadah
kepadanja. Mereka nun disalah suatu ruang dibawah tanah
-dasar satu sumur atau kuburan jang dalam-tetapi suatu
ruang jang telah djauh sekali dibawahnja dan jang masih se-
makin tenggelam. Mereka dalam salon scbuah kapal jang
tenggelam dan mereka menengadah kepadanja melalui air
jang semakin gelap. Masih ada udara dalam salon itu, me-
reka masih dapat melihatnja dan sebaliknja iapun masih me-
lihat mereka. Tetapi sementara itu mereka tenggelam se-
makin dalam, tenggelam dalam air hidjau jang disaat beri-
kutnja akan membendung mereka sama sekali dari pan dang-
an matanja. Ia berada diluar dalam terang dan dalam udara,
sedangkan mereka mati terbenam dan mereka dibawah ka-
rena ia berada diatas. Ia mengetahuinja dan mereka menge-
tahuinja dania dapat membatja pada wadjah mereka, bahwa
mereka mengetahuinja. Tak ada penjesalan pada wadjah
maupun dalam hati mereka, hanja pengetahuan, bahwa me-

37
reka harus rnati agar ia dapat tinggal hidup dan bahwa ini
rnerupakan bagian dari perdjalanan kedjadia.n2 jang tak da-
pat dihindarkan.
Apa jang terdjadi tak diingatnja lagi, tetapi dalarn rnirnpi-
. nja itu ia rnengetahui, bahwa dengan salah satu djalan hidup
ibu dan adiknja itu dikurbankan untuk hidupnja sendiri.
Mirnpi itu adalah salah satu rnirnpi, jang berlangsung dalarn
suasana rnirnpi biasa, tetapi rnerupakan landjutan alarn pi-
kiran seseorang; dalarn rnirnpi serupa itu orang itu sedar
akan kenjataan2 dan tjita2 jang kernudian setelah bangun ti-
dur rnasih seolah terasa baru dan berarti. Apa jang sekarang
djelas·dengan tiba2 bagi Winston ialah, bahwa rnati ibimja
itu, harnpir tigapuluh tahun jang lalu, tragis daR rnenjedih-
kan dan seperti jang tak dikenal orang sekarang ini. Ia rne-
nginsafi, bahwa tragik terrnasuk rnasa silarn; pada waktu itu
rnasih ada perseorangan, tjinta dan persaudaraan dan pada
waktu itu anggota2 keluarga rnasih bantu-rnernhantu dengan
tak perlu rnengetahui sebabnja. lngatan akan ibunja rnenu-
suk hatinja: ibunja rnati karena tjintanja terhadapnja, di-
waktu ia rnasih terlalu rnuda dan terlalu rnernentingkan diri
sendiri untuk rnernbalas tjinta ibunja itu. Ibunja dengan sa-
lah suatu tjara, ia tak rnengetahui lagi entah bagairnana, rne-
ngorbankan dirinja untuk suatu pendirian tentang kesetia-
an, jang terdapat diantara anggota2 keluarga dan jang tak
dapat di-ubah 2 • Ia rnenjedari, bahwa hal2 dernikian itu tak
rnungkin terdjadi pada waktu sekarang. Jang ada kini hanja
ketakutan, bentji dan kepediha~, tetapi orang djarnan se-
karang tak rnengenal arti kernuliaan perasaan, tak rnengenal
dukatjita dan kernasjgulan. Sernua ini seolah narnpaknja da-
larn rnata besar ibu dan adiknja jang rnenengadah kepadanja
rnelalui air hidjau itu, ratusan meter dibawahnja, dan jang
rnasih tenggelarn sernakin dalarn.
Tiba2 , disuatu rnalarn rnusirn panas, waktu burni diwamai
ke-ernas2 an oleh sinarrnatahari jang hendak rnenghilang di-
sebelah Barat, ia berdiri diatas rurnput pendek jang lunak.
Pernandangan jang disekitamja itu narnpaknja dernikian se-
ring dalarn rnirnpi2nja, sehingga ia tak pemah rnengetahui
38
dcngan pasti apakah jang dilihatnja itu memang pemanda-
ngan dunia sebenarnja. Dalam pikirannja diwaktu djaga ia
memberikannja nama Daerah Emas. Daerah itu padang
rumput jang penuh dengan lubang2 kelintji, dengan djalan
ketjil jang melintanginja dan sarang tikus mondok disana-
sini. Diatas pagar jang tak sama tinggi diseberang padang
itu, dahan2 olm me-nari2 per-lahan2 disedjuk udara, daun2nja
her-gerak2 ketjil dalam kelompokan2, tak ubahnja seperti
rambut perempuan. Tak djauh dari tempat itu, tetapi di-
luar pandangan mata, air anak sungai mengalir perlahan dan
di-tempat2nja jang dangkal ikan be-renang2 dibawah pohon2.
Gadis berambut hitam itu datang mendapatkannja melalui
padang itu. Dan dengan seolah hanja satu gerak sadja, gadis
itu merenggutkan pakaiannja dari tubuhnja dan melempar-
kannja atjuh tak atjuh ketanah. Tubuhnja putih dan halus,
tetapi tak menimbulkan napsu Winston. Sebenarnja ia ham-
pir2 tak mempedulikannja. Apa jang mengagumkannja pada
saat itu ialah gerak tjara gadis itu melemparkan pakaiannja
jang demikian penuh gaja dan tak peduli, se-akan2 iameng-
hapuskan satu kebudajaan, satu tjara berpikir lengkap,
se-akan2 Bung Besar dan Partai dan Polisi-Pikiran dapat di-
lenjapkan sekaligus hanja dengan satu gerak tepat dari ta-
ngan. Djuga gerak itu termasuk masa silam. Winston ter-
bangun dengan perkataan ,Shakespeare" dibib~rnja.
Pesawat-tele memperdengarkan suara peluit jang meme-
kakkan telinga. Peluit itu berbunji tigapuluh sekon terus-
menerus dalam nada jang sama tinggi. Pukul tudjuh lima-
belas, waktu pegawai mesti bangun. Winston menggeser
badannja keluar tempat-tidur-telandjang, karena anggota
Partai-Tjabang hanja mendapat pembagian pakaian jang ter-
batas-dan mengambil badju kaos jang kotor dan tjelana da-
lam jang tergantung pada sandaran kursi. Tiga menit lagi.
Gerak-badan pagi akan dimulai. Segera kemudian ia men-
dapat serangan batuk hebut, jang biasanja menerkarnnja
setelah ia bangun tidur. Batuk itu demikian menghabiskan
napasnja, sehingga ia baru dapat bernapas biasa kembali se-
telah ia rebah diatas punggungnja dan menarik napas dalam2
39
beberapa kali. Karena batuk itu pembuluh2 darahnja me-
lembung dan pembuluh mekamja mulai gatal.
,GoIongan tigapuluh sampai empatpuluh!" suara perem-
puan membentak keras. ,Golongan tigapuluh sampai em-
patpuluh! Bersiap. Tigapuluh sampai empatpuluh".
Winston melontjat dan bersiap dimuka pesawat-tele. Pa-
da pesawat itu telah nampak seorang perempuan muda jang
kurus, tetapi kuat, berpakaian kemedja trikot dan sepatu
olah-raga.
,Tangan bengkokkan dan luruskan" perintahnja. ,Ikuti
saja. Satu, dua, tiga, empat! Satu, dua, tiga, empat! Ajo
saudara2, bersemangat sedikit! Satu, dua, tiga, empat! Satu,
dua, tiga, em pat! ... " Sakit jang disebabkan battik itu tak
menghilangkan kesan jang ditinggalkan mimpinja itu dan
pikirannja dan gerak2 berirama latihan itu mempertegasnja
pula sedikit. Dalam ia setjara otomatis melambaikan ta-
ngannja kemuka dan kebelakang dan membajangkcin pada wa-
djahnja kepuasan jang garang, jang dianggap pantas selama
latihan gerak-badan, pikirannja merabai djalan kembalinja
kemasa mudanja jang terbajang samar2. Sulit sekali. Mulai
achir tahun kelimapuluhan semua pada mengabur. Bila tak
ada keterangan2 jang objektip jang dapat didjadikan pe-
gangan, maka sampai2 gambaran djelas djalan hidup sendiri
akan mengabur.
Akan teringat kedjadian2 jang besar, jang barangkali tak
pemah terdjadi; terbajang djelas hal2 ketjil dengan tak di-
sertai suasananja dan disamping itu kekosongan2 jang besar
jang tak memberikan pegangan jang bagaimanapun djuga.
Dahulu semua lain sekali. Sampai2 nama negara2 dan gam-
bar2nja dipeta lain sekali. Misalnja nama daerah udara I lain
dahulu; namanja waktu itu ialah Inggris atau Britania, biar-
pun London- ini diketahuinja dengan pasti sekali- dari dulu
bemama London.
Winston tak dapat mengingatkan dengan pasti, apakah
pemah negaranja tak berada dalam keadaan perang, tetapi
rasanja mereka pemah lama hidup damai semasa mudanja,
karena satu dari kenangannja jang terpagi ialah serangan
42
udaramendadakjangmenggemparkan setiap orang. Barang-
kali waktu itu ialah waktu born atom djatuh diatas Col-
chester itu. Jang diingatnja bukan serangan udara itu, te-
tapi jang djelas baginja ialah bagaimana tangan ajahnja me-
meluknja, dalam mereka turui1 ter:.gesa2, turun kebawah,
kebawah, kebawah, kesuatu ruang djauh didalam tanah,
melalui tangga jang ber-putar2, jang ber-njiut2 dibawah kaki
mereka dan jang achirnja mendjadikan kakinja demikian
tjape sehingga ia menangis dan mereka terpaksa berhenti
untuk mengaso. Ibunja mengikuti mereka djauh dibelakang
dengan tjaranja jang tenang dan perlahan itu. Ibunja men-
dukung adiknja-atau barangkali hanja segumpalan selimut
jang didukungnja itu; karena ia tak tahu dengan pasti, apa-
kah waktu itu adiknja sudah lahir. Achirnja mereka sampai
disuatu ruang jang penuh dan riuh, jang menurut pikirannja
adalah stasiun kereta-api dibawah tanah.
Orang pada duduk diubin di-mana2 dan orang lain duduk
di-bangku2 besi, ber-tumpuk2, jang seorang diatas jang lain.
Winston dan ajah dan ibunja mendapat tempat diubin dan
dekat mereka duduk seorang lelaki tua dan seorang perem-
puan tua diatas bangku. Lelaki jang tua itu memakai pakaian
hi tam jang rapi dan kopiah hitam diatas rambut ubanannja:
wadjahnja merah sekali dan matanja biru dan penuh air-
mata. Ia bau jenever. Kulitnja seolah menguapkan jen'e ver
sebagai ganti keringat dan kita akan menjangka, bahwa air-
mata jang membasahi matanja itu adalah jenever tulen. Te-
tapi biarpun ia sedikit mabuk, ia djuga disiksa oleh sesuatu
penderitaan jang benar dan jang tak tertahan. D engan tjara-
nja jang ke-anak2an itu Winston mengerti, bahwa sebeluin-
nja terdjadi sesuatu jang kedjam dan ngeri, sesuatu jang tak
dapat dimaafkan dan takkan dapat diperbaiki lagi. Ia seolah
mengetahui djuga apa kedjadian itu. Seorang jang dikasihi
orang tua itu, barangkali tjutjunja jang perempuan, mati.
Selang2 dua m enit orang tua itu mengulangi berkata: ,Se-
harusnja mereka djangan kita per tjajai. 'Kan sudah saja ka-
takan, bukan ibu? Inilah akibat pertjajamu itu. Dari dulu
sudah kukatakan: mer eka djangan kita pertjaja, bangsat2itu".

43
Tetapi bangsat2 mana jang tak dapat dipertjaja itu, seka-
rang ini Winston tak ingat lagi.
Kira2 sedjak waktu itu boleh dikatakan perang tak henti2-
nja, biarpun untuk berkata tepat, bukan pe rang jang satu
itu sadja. Dimasa mudanja terdjadi p ertempuran2 jang ser-
ba katjau di-djalan2 London selama beberapa bulan. Dari iC.
antaranja ada jang diingatnja dengan djelas. Tetapi tak
mungkin untuk mentjeritakan kembali sedjarah dari selu-
ruh masa itu, djadi untuk mengatakan siapa melawan siapa
pada suatu waktu, tak akan mungkin sama sekali, karena tak
pernah ada pemberitahuan tentang perhubungan negara2
dulu; hanja perhubungan2 jang sekarang ini dipentingkan.
Pada waktu ini, misalnja, ditahtm 1984 (kalau mli!mang ta-
hun r 9 84), Oceania berperang melawan Eurasia dan berse-
kutu dengan Asiatimur. Tak pernah ada pernjataan dimuka
umum atau setjara rahasia jang membenarkan, bahwa per-
nah lain sekali perhubungan ketiga negara itu pada suatu
waktu tertentu di-medan2 pertempuran lain. Sebenarnja
baru empat tahun berselang, dan ini Winston tahu de-
ngan pasti, Oceania berperang dengan Timurasia dan ber-
sekutu dengan Eurasia. Tetapi itu hanja sebintik penge-
tahuan rahasia, jang kebetulan sadja dipunjainja karena i-
ngatannja tak diawasi dengan tjukup. Setjara resmi penggan-
tian kawan sekutu itu tak pernah terdjadi. Oceania ber-
perang melawan Eurasia : oleh karena itu Oceania selalu
berada dalam perang dengan Eurasia. Musuh jang sekarang
selalu mendjadi pendjelmaan dari tjelaka mutlak dan itulah
sebabnja setiap perdjandjian dengannja, biarpun dulu atau-
puri dimasa depan termasuk hal jang tak mungkin.
Jang mengerikan, demikianlah dir.ertimbangkannja untuk
keseribu kalinja dalam ia kesakitan menggeliatkan badannja
kebelak;ang ( dengan tangan dipinggang mereka memutar
bagian atas tubuh mereka berkel.i ling, suatu latihan jang
dianggap baik untuk otot2 punggung) - jang mengerikan ialah
bahwa semuanja mungkin benar. Bila Partai dapat mengua-
sai masa lalu dan mengatakan tentang kedjadian ini atau itu:
itu takpernah terdjadi-maka bukankah hal itu akan lebih me-
sedar dan kemudian mendjadi tak sedar kembal i tentang
tindakan menina-bobokan rakjat jang dikercljakan beberapa
detik sebelumnja. Bahkan untuk clapat mengerti perkataan
,pikiran-ganda", diperlukan pemakaian pikiran· gancla.
Pemimpin gerak-baclan telah memberi tancla meminta
perhatian mereka kembali. ,Mari kita lihat sekarang siapa
dari antara kita jang clapat mentjapai djari kakinja!" katanja
bersemangat. ,Membungkuk kemuka dengan lutut lurus,
saudara2. Satu-dua! satu-dua.! ... "
Winston membentjii latihan jang mengalirkan rasa sakit
dari trnpitnja kepantatnja ini dan jang achimja sering me-
nimbulkan rentetan batuk jang baru. Kepuasan setengah2
1
dari renungan2nja itu mendjadi hilang.
Masa silam bukan hanja berubah, demikian ia memper-
timbangkan, tetapi benar2 dihantjurkan. Karena bagaimana
akan mungkin memastikan sesuatu kenjataan jang paling
djelas, hila tak ada pegangan diluar ingatan sendiri? Ia men-
tjoba mengingatkan, bila ia mendengar untuk pertama kali
sebutan nama Bung Besar. Ia mengira mesti disekitar tahun
keenampuluhan, tetapi tak mungkin untuk mejakininja de-
ngan pasti. Menurut buku2 sedjarah partai: Bung Besar ten-
tu sudah mendjadi pemimpin dan pelindung Repolusi sedjak
semulanja sekali. Djasa2nja ber-angsur2 semakin didahulu-
kan dalam waktu, sehingga sekarang tempo bermulanja
sudah sampai didunia dongengan tahun keempatpuluhan
dan ketigapuluhan : pada waktu itu orang2 kapitalis dengan
topi2 mereka jang tinggi dan aneh itu masih berkeliaran di-
djalan2 London diatas mobil2 jang mentereng atau mereka
naik kereta milor. Tak terselidiki lagi sampai dimana kebe-
naran dongeng ini dan sampai dimana hanja isapan djempol
sadja. Winston sampai tak mengetahui lagi, bila Partai itu
sendiri didirikan. Ia tak pertjaja, bahwa perkataan Soing itu
terdengar sebelum 196o, tetapi mungkin bahwa lebih da-
hulu dikenal dalam bentuk Bahasa-Lamanja-jaitu ,Sosialis-
me Inggris". Semua menghilang dalam kabut. Kadang2 kita
dapat menemukan suatu bohong jang kentara. Tak benar
misalnja, bahwa seperti jang dinjatakan dalam buku2 sedja-
46
rah Partai, bahwa Partailah jang mendapatkan kapal-ter-
bang. Ia mengetahui, bahwa kapal-terbang sudah ada sedjak
masa mudanja. Tetapi kita tak dapat membuktikan sesuatu.
Tak pernah ada suatu tanda bukti. Selama hidupnja ia hanja
satu kali memegang dalam tangannja satu tanda bukti tulisan
jang tak dapat diingkari tentang pemalsuan suatu kenjataan
sedjarah. Dan pada kesempatan itu- ,Smith!" teriak suara se-
tan dari pesawat-tele itu. ,6o79 Smith W! Ja, kau. Bungkuk-
nja lebih dalam! Kau tak sungguh2 • Ja, saudara, begitu lebih
baik. Dan sekarang istirahat, semua, dan perhatikan saja".
Tiba2 keringat dingin mengaliri seluruh tubuh Winston.
Wadjahnja tetap tinggal mendatar. Djangan sekali perlihat-
kan tanda putus asa. Djangan sekali perlihatkan tanda ma-
rah. Kerlipan mata sadja sudah dapat djadi tanda. Ia berdiri
melihat, bagaimana pemimpin gerak-badan itu mengangkat
tangannja keatas kepala dan biarpun tak dapat dikatakan de-
ngan gaja, tetapi dengan ketelitian jang njata dan dengan
penguasaan- membungkuk dan membawa udjung djarinja
kebawah djari kakinja.
,Lihat saudara2 ! Demikianlah saja ingin lihat saudara la-
kukan. Perhatikan pula saja sekali lagi. Usia saja sudah tiga-
puluh sembilan tahun dan saja telah pernah mempunjai em-
pat anak. Begini" . Ia membungkukkan badannja pula .ke-
muka. ,Lihat, lutut saja tidak bengkok, bukan. Saudara2
djuga dapat berbuat demikian kalau mau", demikian ia me-
landjutkan bitjaranja, sambil berdiri lurus kern bali. ,Setiap
orang dibawah umur empatpuluh lima tahun sanggup men-
tjapai djari kakinja dengan tangannja. Kita t~k semua be-
runtung untuk bertempur digaris depan, tetapi paling sedi-
kit kita dapat berusaha, agar kita tetap sehat dan utuh. Ingat
pemuda2 kita jang dimedan pertempuran Malabar! Dan
angkatan laut kita Benteng Semudera. Ingatlah sebentar
perdjuangan mereka. Tjoba sekali lagi. Demikian lebih
baik, saudara, demikian djauh lebih baik," ia menjambung
memberi dorongan, diwaktu Winston dengan membung-
kuk mati2an, berhasil mentjapai djari kakinja dengan lutut
lurus. Untuk pertama kali dalam beberapa tahun.

47
IV

SEBELUM memulai pekerdjaan se-hari2nja Winston mereng-


kuh-menggeser mesin-tulisan-bitjara kedekatnja sambilme-
narik napas pandjang dengan tak setahunja. Keluhan jang
tak dapat dihindarkannja, biarpun ia duduk didekat pesa-
wat-tele. Ia meniup debu dari tjerobong mesin-tulisan-bi-
tjara itu dan memasang katjamatanja. S<;"udah itu ia mem-
buka keempat gulungan kertas jang telah diembuskan dari
pipa-surat2 disebelah kanan medjanja dan mendjepitnja de-
ngan djepitan-kertas.
Didinding bilik tempat bekerdjanja itu terdapat tiga lu-
bang. Disebelah kanan mesin-tulisan-bitjara it:u ada pipa
ketjil untuk pemberitahuan2 tulisan, disebelah kiri ada mu-
lut pipa jang lebih ketjil untuk surat2-kabar dan didinding
samping, mudah ditjapai oleh tangannja, ada sebuah tjelah
jang memandjang jang ditutupi oleh rudji kawat. Gunanja
sebagai tempat membuang kertas. Ribuan tjelah demikian
terdapat diseluruh gedung itu, bukan hanja dalam setiap
ruang, tetapi dengan ber-antara2 ketjil pun di-gang2. Karena
sesuatu alasan tjelah2 itu diberi nama edjekan: lubang2 -i-
ngatan. Bila orang mengetahui, bahwa ada suatu dokumen
jang harus . dihantjurkan atau bila2 sadja orang melihat se-
potong kertas tjakaran ter-buang2 disuatu tempat, maka sn-
dah mendjadi pekerdjaan jang otomatis untuk membnka
tutnp lubang-ingatan jang terdekat dan melemparkannja ke-
dalamnja. Dokumen atan kertas itu akan diisap segera oleh
udara jang panas ke-tungku2 raksasa, jang tersembunji en-
tah dimana dipodjok terpentjil gedung itn.
Winston mempeladjari keempat tjarik kertas itn. Setiap
tjarik memnat suatn perintah dari hanja dua atau tiga baris
dalam bahasa murat-marit, jang diperpendek-tidak persis
seperti Bahasa-Baru, tetapi sebagian terbesar te.r diri dari

48
kata2 Bahasa-B~ru-jang dalam Kementerian dipakai untuk
urusan kantor sendiri. Bunjinja:
waktu 17-3-84 bb pidato laporan ralat afrika perbaiki
waktu 19-12-83 ramalan 3 pt kwartal 83 salahtjetak
mrt nr hari ini.
waktu 14- 2-84 kemkem salahtjatatan tjoklat perbaiki
waktu 3-12-8 3 laporan bb. perintahharian tambahtak-
tepat berh bukanorang tulisbalik baik-
kali ditandaperub simars.
Dengan perasaan jang samar2 puas Winston mengesam-
pingkan perintah jang keempat. Perintah itu sulit dan akan
lebih baik dikerdjakan belakangan. Jang tiga lainnja adalah
pekerdjaan rutine, biarpun barangkali jang kedua akan ber-
arti pekerdjaan men-tjari2 jang membosankan dalam daf-
tar2-angka.
Winston memutar knop _pesawat-tele dan minta nomor2
lama dari Waktu jang tersebut dalam kertas, perintah itu.
Lembar2 lama itu hanja beberapa menit kemudian melun-
tjur keluar dari pipa-surat2.
Kewadjiban2 jang diterimanja itu berhubungan dengan ka-
rangan atau berita2 jang oleh sesuatu sebab dianggap harus
diubah atau sepei'ti bunji istilah resminja: diperbaiki. Dari
Waktu tanggal tudjuhbelas Maret ternjata misalnja, bahwa
Bung Besar meramalkan dalam pidato kemarinnja, bah-
wa keadaan dimedan India-Selatan akan tinggal tenang, te-
tapi bahwa dalam waktu jang pendek akan dilakukan oleh
tentera Eurasia serangan di Afrika-Utara.
Kemudian ternjata, bahwa putjuk pimpinan tentara Eura-
sia memulai serangannja di India-Selatan dan bukan di Afri-
ka-Utara; oleh karena itu bagian dari pidato Bung Besar itu
perlu diubah dengan tjara jang demikian, sehingga apa jang
terdjadi itu memang seperti ramalan itu.
Demikian djuga Waktu tanggal sembilanbelas Desember
mengumumkan angka2 resmi produksi-anggaran dari ber-
matjam2 rupa bahan2-pemakaian dalam kwartal keempat da-
ri tahun 1983, jang djuga mendjadi kwartal keenam dari
Rentjana-Tiga-Tahun jang Kesembilan. Nomor hari ini me-

49
muat pengurnuman tentang produksi jang sebenarnja dan
ternjata, bahwa anggaran2 bagi setiap bagian itu tak kena
sama sekali. Maka kewadjiban Winstonlah sekarang untuk
memperbaiki angka2 jang semula dan menj esuaikannja de-
ngan angka2 jang kemudian. Perintah jang ketiga mengenai
ralat jang ketjil sekali jang dapat dibenarkan dalam bebera-
pa menit. Dalam bulan Pebruari jang baru lalu Kementerian
Kemaklnuran telah menjetudjui (istilah umumnja ialah
,djandji jang takkan dimungkiri"), bahwa pembagian tjoklat
. takkan dikurangi sepandjang tahun 1 9 84. Seperti jang dise-
dari oleh Winston, pembagian tjoklat itu sebenarnja akan
dikurangi mulai achir minggu ini dari tig'apuluh sampai dua-
puluh gram. Jang harus dikerdjakannja hanja mengganti
persetudjuan itu dengan peringatan, bahwa barangkali pem-
bagian itu akan perlu dikurangi dibulan April.
Serta Winston menjelesaikan salah satu dari perintah itu,
lalu ia mendjepitkan kertas bertuliskan perbaikan ralat ke-
pada nomor Waktu jang bersangkutan dengan djepitan ker-
tas dan memasukkannja kedalam mulut pipa-surat2. Sesudah
itu surat perintah asli dan tjatatan2jangmungkinada dibuat-
nja sendiri di-remuk2nja dengan gerak jang hampir tak dise-
darinja dan dibuangnja kedalam lubang-ingatan untuk dite-
lan hilang oleh njala api. Apa jang terdjadi dalam gua ternpat
bermuaranja pipa-surat2 itu tak diketahuinja semuanja, te-
tapi dalam garis2 besarnja ia memang tahu. Begitu semua
perbaikan jang pada suatu saat diperlukan untuk nomor
Waktu jang kesekian, dikurnpulkan dan diperbandingkan,
lantas nomor itu ditjetak kembali. Penerbitan aslinja di-
hantjurkan dan sebagai gantinja disimpan nomor jang diper-
baiki itu. Proses penggantian jang terus-menerus ini bukan
hanja dikerdjakan pada surat2-kabar, tetapi djuga pada bu-
ku2, madjalah2, risalah, sur.at2, tempelan, surat2 sebaran, pi-
lem, pengambilan2 suara, karikatur2, gambar2-pada setiap
matjam bagian atau dokumentasi jang mungkin mempunjai
arti politik atau tjita2. Setiap hari dan hampir setiap menit
masa jang silam dikinikan. Dengan tjara demikian maka ke-
benaran setiap ramalan Partai dapat dibuktikan dengan per-
so
tolongan naskah2 itu; djuga setiap berita, setiap pernjataan
pendapat jang bertentangan dengan kebutuhan masa seka-
rang, tak pernah boleh tinggal dalam arsip. Seluruh sedjarah
adalah naskah jang ditulis dua kali, dikoreksi bersih dan di-
tulis' kembali, sebanjak kali diperlukan. Djika telah diker-
djakan semua, maka dalam hal manapun djuga takkan mung-
kin untuk membuktikan, bahwa ada suatu pemalsuan.
Seksi jang terbesar dari bagian Arsip, lebih besar dari bagian
Winston, terdiri sama sekali atas orang2 jang mempunjai
kewadjiban mentjari dan mengumpulkan semua eksemplar
buku, nomor2 surat-kabar dan barang tjetakan lain jang su-
dah tidak terpakai lagi. Sedjumlah nomor sk. ,Waktu" jang
barangkali telah ditjetak kembali sebanjak duabelas kali
disebabkan oleh perubahan2 perimbangan politik atau rama-
lan salah dari Bung Besar sendiri, masih ada disimpan de-
ngan tanggalnja jang asli dan tak ada sama sekali eksemplar
jang lain untuk mendustakannja. Djuga buku2 ditarik kern-
bali dan ditulis kembali ber-ulang2 dan pasti diterbitkan
kembali dengan tiada suatu pengakuan, bahwa diadakan se-
suatu perubahan. Bahkan instruksi tulisan jang Winston te-
rima dan jang dibuangnja kalau ia selesai, tak pernah menja-
takan, bahwa harus dibuat pemalsuan: selalu disebut adanja
salah mengerti, kechilafan, salah tjetak atau pengambilan
jang salah jang harus diperbaiki untuk ketelitian.
Tetapi sebenarnja, bukan pemalsuan, pikirnja, sambilmem-
perbaiki angka2 dari Kementerian Kemakmuran itu. Ha-
nja penggantian omong kosong jang satu dengan jang lain.
Untuk sebagian besar bahan2jang dipakai itu tak mempunjai
hubungan apa2 dengan sesuatu dalam dunia sebenarnja, bah-
kan tidak sematjam hubungan jang tersimpul dalam bohong
jang bertudjuan. Gambaran jang diberikan oleh statistik
jang asli maupun jang sudah diperbaiki chajal pula. Sering
diharapkan, bahwa kita akan dapat menjusunnja diluar ke-
pala. Misalnja pengumuman Kementerian Kemakmuran
menganggar produksi sepatu untuk kwartal itu sebanjak se-
ratus empatpuluh lima djuta. Produksi jang sebenarnja ber-
djumlah enampuluh dua djuta. Tetapi pada waktu menulis
SI
kembali pengumuman itu, Winston merendahkan djumlah
itu sampai limapuluh-tudjuh djuta untuk menjediakan ke-
longgaran untuk pemjataan jang biasa, bahwa patokan jang
semula telah dilewati. Biarpun bagaimana jang enampuluh
dua djuta itu tidak lebih dekat pada kebenaran dari lima-
puluh tudjuh djuta atau dari seratus empatpuluh lima djuta.
Mungkin sekali tak ada sepatu jang dibuat. Lebih mungkin
lagi tak ada orang jang mengetahui berapa sepatu jang di-
buat dan jang lebih tak mempedulikannja lagi. Orang ha-
nja mengetahui, bahwa setiap kwartal dibuat sepatu dalam
· djumlah besar diatas kertas, sedangkan barangkali kaki se-
paro penduduk Oceania tinggal telandjang bulat. Dan demi-
kianlah adanja dengan setiap matjam keterangan, penting
atau tidak penting. Semua mengabut djadi dunia bajangan,
dalam mana sampai angka tahun mendjadi kabur. Mata Win-
ston mengitari seluruh ruang. Dalam bilik jang berhadapan
dengan tempatnja itu duduk seorang laki2, namimja Tillot-
son, jang berdagu hitam dan jang memberi kesan sebagai
seorang jang teliti. Ia bekerdja tak ber-henti2, diatas lutut-
nja surat-kabar jang dilipat dua dan mulutnja dekat pada pi-
pa mesin-tulisan-bitjara. Nampaknja seolah ia mentjoba me-
rahasiakan apa jang dikatakannja itu antara dia dengan pesa-
wat-tele. Ia m engangkat matanja dan gelas katja-matanja
memantjarkan kilap jang memusuhi kearah Winston.
Winston boleh dikata tidak mengenal Tillotson dan ia tak
mengetahui pekerdjaan apa jang diberikan padanja. Orang2
dari bagian arsip tak mau segera mentjeritakan sesuatu ten-
tang pekerdjaan masing2. Dalam ruang jang pandjang dan
jang tak berdjendela itu, dengan barisan ganda bilik2nja dan
kerosok kertas dan dengusan suara komat-kamit jang tak
ber-henti2 dalam tulisan-bitjara ada kira2 duabelas orang
jang sampai tak dikenal Winston namanja, biarpun ia meli-
hat mereka setiap hari lari2 pulang balik di-gang2 atau ribut
me-lambai2kan tangan mereka diwaktu Bentji Dua Menit.
Ia tahu, bahwa dibilik dekatnja itu bekerdja mati2an perem-
puan berambut kuning djelek itu, hanja untuk mentjari dan
mentjoret nama2 orang jang sudah dibasmi dan karena itu

52
dianggap tak pernah ada. Dalam pekerdjaannja itu ada se-
suatu jang kena, karena suaminja sendiri dibasmi beberapa
tahun jang lalu. Dan beberapa bilik antaranja lagi duduk se-
orang machluk, bernama Ampleforth, jang lemah-lembut,
tak praktis, pengelamun, mempunjai kuping penuh rambut
dan jang mempunjai bakat jang menakdjubkan untuk me-
njunglapkan sadjak dan irama; ia sedang sibuk menjadur
sadjak2 - disebut naskah2 jang sebenarnja - jang dianggap
berbahaja bagi tjita2, tetapi jang oleh karena sesuatu sebab
mesti disertakan dalam kumpulan sadjak itu. Dan ruang de-
ngan pekerdja2 jang berdjumlah kurang-lebih limapuluh
orangituhanja merupakan seksi-bagian, boleh dikatakan sa-
tu sel dalam keseluruhan bagian Arsip jang besar itu. Di-
samping, diatas dan dibawahnja, rombongan pekerdja lain-
nja sibuk dengan seribu-satu matjam pekerdjaan2 jang tak
dapat dibajangkan. Pertjetakan2 besar dengan redaktur2 ba-
giannja, ahli2 tipografinja dan dengan sanggar2 (atelier2)
jang tjukup diperlengkapi itu untuk memalsukan gambar2.
Bagian atjara-tele dengan insinjur2, pemimpin atjara dan
rombongan2 pemain2 sandiwaranja jang chusus dipilih ka-
rena kepintaran mereka untuk meniru suara2. Disamping
itu masih ada lagi barisan2 pentjatat jang hanja ditugaskan
menjusun daftar2 buku dan madjalah2 jang harus ditarik
kembali. Ruang2 besar dan luas tempat penjimpanan ba-
rang2 tjetakan jang telah diperbaiki dan tungku2 tersembu-
nji tempat menghantjurkan eksemplar2 asli. Dan disana-
sini, tak dikenal sama sekali, otak jang m emimpin, jang
menjatukan semua pekerdjaan ini dan jang menentukan ga-
ris2 politik, jang mendjadikan perlu bagian dari masa silam
ini dipelihara, jang itu dipalsukan; selainnja dihantjurkan.
Dan achirnja bagian Arsip itu sendiri hanja satu tjabang sa-
dja dari Kementerian Kebenaran, jang tugas utamanja bu-
kan per-tama2 terletak pada penjusunan kembali masa jang
lalu, tetapi pada penjediaan surat2-kabar, pilem, buku2 pe-
doman, atjara2 pesawat-tele, tj erita sandiwara, roman bagi
pendudt,t.k Oceania - dengan setiap matjam penerangan,
pendidikan atau hiburan jang dapat dipikirkan, dari patung

H
sampai sembojan, dari sadjak jang lyris sampai kerisalah il-
mu hajat dan dari buku peladjaran membatja untuk anak2
sampai kekamus Bahasa-Baru. Dan Kementerian itu bukan
hanja melajani keperluan2 Partai jang seribu-satu matjam
itu, tetapi sekali lagi harus mengulangi seluruh usaha itu
pada tingkatan jang lebih rendah untuk kaum prole. Ada
serantai bagian jang tersendiri untuk mengurus batjaan,
musik, sandiwara dan hiburan pada umumnja untuk rakjat
prole. Bagian 2 ini menerbitkan madjalah2 djelek jang hanja
memuat karangan tentang olah-raga, kedjahatan dan ilmu
nudjum, roman2 pitjisan sensasi, pilem renimbulkan napsu
dan lagu2 jang sentimentil jang digubah setjara mekanis sa-
ma sekali pada sematjam kaleidoskop jang chusus, jang di-
kenal dengan nama mesin-sadjak. Bahkan ada seksi-bagian-
disebut dalam bahasa-Baru bagtjab - jang bertugas mem-
buat segala matjam batjaan pertj'abulan jang terhina, jang
dikirimkan dalam bungkusan2 jang disegel dan jarig tak boleh
dilihat oleh seorang anggota partai, selain dari mereka jang
bekerdja dibagian itu.
Diwaktu Winston duduk bekerdja, datang meluntjur tiga
perintah dipipa surat2 itu; perintah2 itu mengenai hal2 biasa
dan dapat diselesaikannja sebelum tiba saatnja Bentji Dua
Menit. Setelah selesai Bentji itu, ia kembali kebilik tempat
bekerdjanja, diambilnja kamus Bahasa-Baru dari rak buku,
digesernja mesin-tulisan-bitjara kesamping, digosoknja ka-
tjamatanja, dan membungkuk menghadapi bagian jang
terpenting dari pekerdjaannja pada pagi ini.
Kepuasan jang paling besar dalam hidup Winston didapat-
nja dalam pekerdjaannja itu. Sebagian besar adalah peker-
djaan-rutine jang membosankan, tetapi sekali2 datang djuga
perintah jang dem!kian sulit dan ruwet, sehingga ia terma-
kan sama sekali olehnja seperti djuga pemetjahan soal ilmu
pasti meminta perhatian kita seluruhnja-ini dia buah2 pe-
malsuan jang dipikirkan matang2 ; didalamnja kita tak mem-
punjai pegangan jang lain diluar pengetahuan sendiri ten-
tang dasar2 Soing dan raba2an tentang apa jang Partai kehen-
daki akan kita katakan.

54
Winston ahli dalam hal2 sematjam ini. Bahkan kadang2 di-
pertjajakan kepadanja kewadjiban memperbaiki tadjuk2
rentjana surat-kabar Waktu da,n semua itu ditulis dalam Ba-
hasa-Baru. Ia meratakan surat perintah jang tadi dikesam-
pingkannja itu. Perintah itu berbunji:
waktu 3. I 2. 8 3 laporan bb perintahharian tambahtak tepat
berh bukanorang tulisbalik baikkali ditandapemb simars.
Didalam Bahasa-Lama (atau bahasa Indonesi~) perintah itu
akan dapat ditulis seperti berikut:
Laporan Perintah harian Bung Besar didalam sk Waktu tang-
gal 3 Desember I 9 8 3 tak memuaskan sama sekali dan dida-
lamnja disebut orang2 jang tidak ada. Tulis kembali semu-
anja dan sebelum naskah itu disimpan dalam arsip minta
ditandatangani lebih dahulu oleh pembesar2 atasan.
Winston membatja karangan sumber ketidakpuasan itu.
Nampaknja perintah harian Bung Besar itu terutama dimak-
sudkan sebagai pemjataan pudjian terhadap pekerdjaan su-
atu organisasi jang dikenal sebagai P .P .B.S., jang menjedia-
kan rokok dan hiburan2 lain untuk pelaut2 Benteng Samu-
dera. Seorang Saudara jang bemama Withers, seorang ang-
gota terkemuka Partai Pusat, mendapat pudjian istimewa
dan mendapat hadiah tanda djasa, Bintang djasa istimewa
kelas dua.
Tiga bulan kemudian P .P .B.S. itu dibubarkan tiba2 dengan
tak memberitahukan sebab2nja. Tak usah diragukan lagi,
bahwa Withers dengan pembantu2nja tak disukai lagi dan
dilenjapkan, tetapi kedjadian itu tak diumumkan dalam su-
rat2 kabar atau melalui pesawat-tele. Dan hal itu tak diha-
rapkan djuga, karena tak biasa bagi pendjahat2 politik untuk
dibawa kemuka pengadilan atau untuk didakwa sadja dimu-
ka umum. Pembersihan2 besar2an, dalam mana tersangkut
be-ribu2 orang, dengan pengadilan pengchianat2 dan pen-
djahat2 pikiran, jang dengan sedih mengakui kesalahan2 me-
reka dimuka umum dan kemudian dihukum mati, adalah
pertundjukan2 chusus, jang diadakan tak lebih sering dari
sekali dalam beberapa tahun. Lebih biasa, bahwa orang2
jang tak disukai oleh Partai lagi, lenjap b gitu sadja dan ke-
mudian tak terdengar apa2 lagi dari m ereka . Tak pernah ada
sesuatu petundjuk ten tang apa jang t erdj adi dengan mereka.
Dalam beberapa hal mereka tidak mati barangkali. Dari an-
tara orang2 jang dikenal Winston sendiri, ada barangkali,
orang tuanja bel urn termasuk, tigapuluh orang jang meng-
hilang pada suatu waktu.
Winston me-ngutik2 hid~gnja per-lahan2 dengan djepitan
kertas. Dalam bilik .diseberangqja saudara Tillotson masih
duduk membungkuk diam2 diatas mesin-tulisan-bitjaranja.
Sebentar diangkatnja kepalanja: nampak kembali kilau ge-
las katjamatanja jang memusuhi itu. Winston bertanja pada
dirinja sendiri apakah saudara Tillotson sibuk dengan pe-
kerdjaan jang sama seperti pekerdjaannja itu. Hal itu me-
mang mungkin sekali. Pekerdjaan jang demikian berbahaja
itu tak dapat dipertjajakan pada seorang sadja; tetapi me-
njerahkan pekerdjaan itu kepada sebuah panitia akan berarti
pengakuan terang 2an, bahwa diadakan pemalsuan. Mungkin
sekali, bahwa sekarang ada selusin orang jang diwadjibkan
membuat naskah2 jang bersaingan tentang apa jang sebenar-
nja dikatakan oleh Bung Besar. Dan nanti salah seorang dari
pentolan Partai Pusat akan memilih salah satu dari naskah
itu, mematutnja disana-sini dan memutar proses perubahan
(cross-references) jang diperlukan, lalu bohongjangterpilih
itu akan sampai kearsip dan mendjadi kebenaran.
Winston tak mengetahui, apa sebabnja Withers disingkir-
kan. Barangkali karena korupsi atau kurang tjakap. Barang-
kali Bung Besar hanja menjingkirkan salah seorang bawah-
annja jang terlalu populer. Barangkali Withers atau orang
dari lingkungan jang terdekat ditjurigai karena ketjenderu-
ngan2 orang bid'ah. Atau barangkali-dan itulah jang paling
mungkin-karena pembersihan dan pebasmian merupakan
bagian jang perlu dari mesin pemerintahan. Satu2nja petun- 1
djuk jang njata hanja diberikan oleh kata2 ,berh bukan-
orang", jang menandakan, bahwa Withers telah mati. Sudah
djelas dengan sendiri bagi kita, bahwa demikianlah halnja,
hila orang ditangkap. Kadang2 mereka dilepaskan dan me-
sS
r eka bebas ke-mana2 selama satu atau dua tahun sebelum
mereka dihukum mati. Sekali2, tetapi sangat djarang sekali,
terdjadi, bahwa seseorang jang telah lama dianggap mati,
muntjul kembali sebagai bajang2 hantu pada suatu pengadi-
lan urnurn, dimana ia m emberatkan· tuduhan2 terhadap ra-
tusan orang dengan keterangan2nja sebelum ia menghilang
pula. Dan sekali ini untuk se-lama2-nja. Tetapi Withers su-
dah mendjadi bukanorang. Ia tak ada: ia tak pernah ada.
Whiston sampai kepada keputusan, bahwa tidak akan tju-
kup dengan hanja m embalikkan tendens pidato Bung Besar
itu. Lebih baik menjusunnja tentang sesuatu jang tak ber-
hubungan sama sekali dengan pokok aslinja. Ia akan dapat
mengubah pidato itu djadi tuduhan jang biasa terhahap peng-
chianat2 dan pendjahat-pikiran, tetapi terlalu kentara sedi-
kit; dan kalau ia me-reka2 kemenan.gan dimedan pertem-
puran atau sesuatu hasil luar biasa jang melebihi produksi
ramalan dalam Rentjana-Tiga-TahLm jang Kesembilan,
maka akan ditimbulkannja kesulitan pula bagi arsip. Apa
jang dibutuhkannja adalah karangan baru, hasil pikiran-
nja sendiri. Tiba2 muntjul dalam kepalanja, boleh dika-
takan sudah disiapkan sama sekali, bajangan seorang saudara
Ogilvy, jang baru2 ini mati dengan gagah berani dalam per-
tempuran. Sering terdjadi, bahwa Bung Besar mengutjap-
kan perintah hariannja itu untuk memperingati seorang
anggota biasa Partai ; riwajat hidup dan matinja dikemuka-
kannja sebagai tjontoh jang pantas untuk ditiru. Sekarang
Bung Besar akan memperingati saudara Ogilvy. Sebetulnja
tak ada saudara Ogilvy seperti jang dimaksudnja itu, tetapi
beberapa baris tjetakan dan beberapa gambar2 palsu akan
mengadakannja dengan segera.
Winston berpikir sebentar, mendekatkan mesin-tulisan-
bitjara itu kepadanja dan mulai mendiktekan dalam gaja
Bung Besar jang biasa: suatu gaja seorang militer maupun
seorang guru dan gaja itu karena kesukaannja bertanja dan
segera mendjawabnja (,Peladjaran2 apakah jang kita dapati
dari hal ini, saudara? Peladjaran ini-jang djuga salah satu
daridasar2pokokSoing-jang, dsb. dsb .)mudahuntukditiru.

59
Diwaktu saudara Ogilvy berusia tiga tahun ia tak meng-
ingini main2an jang lain dari tambur , stcngun dan heli-
kopter ketjil. Diwaktu ia berusia enam tahun - setahun le-
bih dahulu karena pembebasan istimewa dari sjarat2 -ia
mendjadi anggota Mata2 ; diwaktu berusia sembilan tahun ia
mendjadi pemimpin rombongan. Pada umur sebelas tahun
ia mengadukan pamannja kepada Polisi-Pikiran setelah ia
mendengar pertjakapan2 j~g dianggapnja seolah mengan-
dung niat 2 djahat. Pada usia tudjuhbelas tahun ia mendjadi
pemimpin daer~h dari Persekutuan Pemuda Antisex. Pada
waktu ia berusia sembilanbelas ia mendapat tjara membuat
granaf tangan, jang diterima oleh Kementerhm Perdamaian
dan jang pada pertjobaan pertama mematikan sekaligus ti-
gapuluh satu tawanan Eurasia. Pada usia duapuluh tiga ta-
hun ia gugur. Diwaktu ia terbang melalui Lautan Hindia
dengan surat2 pemerintah jang penting, ia dikedjar pesa-
wat2jet musuh; ia memberatkan tubuhnja dengan sebuah
senapan mesin dan melontjat dari helikopter itu kedalam
laut, dengan surat2 penting itu-suatu achir hidup, demi-
kian kata Bung Besar, jang tak dapat kita kenang dengan tak
disertai perasaan iri hati. Bung Besar menambah beberapa
keterangan tentang kemumian dan kedjudjuran hidup sau-
dara Ogilvy. Ia tak minum minuman keras, tak merokok,
tak m entjari hiburan selain dari hiburan setiap hari dige-
dung olah raga dan telah berdjandji untuk tidak kawin, oleh
karena menurut anggapannja perkawinan dan urusan kelu-
arga itu tak dapat disatukan dengan penjerahan dirinja un-
tuk memenuhi kewadjibannja sepandjang hari. Pokok pem-
bitjaraannja tak lain dari dasar2 Soing dania tak mempunjai
tudjuanhidup janglaindarimenaklukkanEurasia, musuhitu,
dan memusnakan rnata2 musuh, penjabot2 , pendjahat2-piki-
ran dan pengchianat2 umumnja sampai keorangjangterachir.
Mula2 Winston tak dapat semupakat dengan dirinja apakah
ia akan memberikan saudara Ogilvy Bintang tanda djasa is-
timewa: achimja ia memutuskan untuk tak memberikannja
bintang itu, untuk menghindarkan keterangan2 jang tak
perlu jang mungkin harus diberikan.
6o
Ia melajangkan pandangannja pula kesaingannja dalam bilik
jang diseberang ruang itu. Seolah ada sesuatu jang berkata
kepadanja dengan pasti, bahwa Tillotson sedang sibuk de-
ngan pekerdjaai). jang sama. Tak ada djalan rintuk mengeta-
hui naskah siapa achirnja jang akan diterima, tetapi ia me-
rasa pasti, bahwa naskahnja itulah jang akan menang. Sau-
dara Ogilvy, jang sedjam sebelumnja belum ada dalam pi-
kiran, kini telah mendjadi kenjataan. Bahwa orang dapat
mentjiptakan orang jang mati dan bukan jang hidup, me-
lintas dalam kepalanja sebagai pikirananeh. Saudara Ogilvy,
jang tak pernah ada dalam kenjataan hidup, sekarang ada se-
bagai masa silam jang mati. Bila kemudian pemalsuan itu
dilupq_kan, hidupnja didunia ini akan dipertjajai berdasar-
kan bukti jang sama seperti djuga hid up Charlemagne atau
Julius Caesar.

61
v

DALAM kantin dengan para2nja jang rendah itu, djauh dalam


tanah, barisan orang2 jang "'h endak mengambil makanan si-
ang bergerak madju dengan per-lahan2. Ruangan itu sudah
penuh sesak dan riuh memekakkan. Melalui rudji 2 djendela
dekat medja pandjang mengapung kedalam ruang itu uap
rispot, dengan bau tjampuran asam dan kaleng, jang tak
berhasil sama sekali menghilangkan bau jenever Keme-
nangan. Dibagian lain ruang itu terdapat bar ketjil, tak le-
bih dari ruang ketjil dalam relung dinding, tempat mem-
heli jenever seharga sepuluh sen segelas.
,Tepat orang jang kutjari", kata suara dibelakang Win-
ston.
Ia membalik. Kawannja Syme, jang bekerdja dibagian
Pengetahuan. Barangkali ,kawan" bukan perkataan jang te-
pat. Diwaktu sekarang orang tak mempunjai kawan, hanja
saudara2 : tetapi ada beberapa saudara, jang lebih kita sukai
dari saudara2 jang lain. Syme seorang ahli bahasa, spesialis
dalam Bahasa Baru. Ia anggota dari panitia besar ahli2 jang
sekarang sedang menjusun tjetakan kesebelas kamus Ba-
hasa-Baru. Badannja ketjil kurus, lebih ketjil dari Winston,
berambut hitam dan mempunjai mata jang besar dan me-
nondjol keluar; matanja serentak melihat sedih dan me- ·
ngedjek dan seolah memperhatikan muka kita dengan teliti,
hila ia berbitjara dengan kita.
,Aku hendak menanjakanmu, apakah barangkali kau ma-
sih ada pisau silet", .katanja. ,Sebuahpun tak ada!" kata Win-
ston dengan ter"gesa2, seolah ia merasa bersalah. ,Aku telah
mentjarinja diseluruh kota. Tak ada sama sekali!"
Setiap orang pada mentjari silet. Untuk berterus terang,
Winston masih mempunjai simpanan dua buah lagi. Di-
bulan2 jang achir orang pada kekurangan silet sama sekali.
62
S lalu sadja ada barang2 jang dibutuhkan jang tak ada lagi
clidjual oleh toko2 -Partai. Kadang2 kantjing, kadang2 kain
penarnbal, kadang2 tali sepatu, sekarang silet. Djika perlu
sekali, kita hanja· akan rnungkin dapat; rnernperolehnja de-
ngan mentjarinja diam2 dipasar bebas .
,Siletku jang sekarang t elah enam minggu lamanja", ia
menjambung membohong. Barisan itu madju pula sedikit
dengan perlahan. Setelah mereka berhenti, Winston mem-
balik dan melihat ke Syme . Mer eka berdua mengambil se-
buah baki jang berminjak dari seturnpukan dipodjok medja
pandjang itu.
,Kau lihat tawanan2 jang digantung kemarin itu ?" tanja
Syme.
,Aku bekerdja", kata Winston atjuh tak atjuh. ,Aku akan
melihatrija djuga nanti dipesawat-tele." ·
,Ganti jang tak memadani", kata Syme. Matanja dengan
pandanganmengedjeknja itu memeriksai muka Winston.
Mata itu seolah berkata: ,Aku mengenalmu. Aku tahu be-
tul, apa sebabnja kau tak pergi melihat tawanan2 jang di-
gantung itu". Sebagai seorang terpeladjar Syme ortodoks
pedas. Ia selalu mempertjakapkan serangan2 udara dengan
helikopter atas desa2 musuh, pengadilan dan pengakuan
pendjahat2 pikiran, hukurnan2 mati dalarn kolong Kem ~n­
terian Tjinta dengan kepuasan jang tidak enak. Kalau kita
ber-tjakap2 dengannja, maka· terutama terserah kepada ke-
tjerdikan kitalah untuk mengalihkannja dari pokok pem-
bitjaraan jang demikian dan kalau mungkin membawanja
kepembitjaraan soal 2 teknik Bahasa-Baru, dalarn mana ia
ahli dan jang menarik perhatiannja.
Winston memalingkan kepalanja sedikit kesamping untuk
mengelakkan pandangan mata hitam dan besar jang meng-
amat2inja itu.
,Hukurnan gantung itu baik sekali", kata Syme, terrnakan
oleh kenangannja itu, ,Aku rasa mereka memperkosa ton-
tonan itu dengan mengikat bersama kedua kaki jang digan-
tung itu. Aku suka melihat kaki itu meng-entak2. Dan le-
bih2 bagairnana achirnja lidah itu menondjol keluar sama
63
sekali, dan demikian biru-betul2 biru tulen. Hal2 jang ke-
tjil itu sungguh2 menarik hatiku."
,Jang berikut!" teriak prole jang m emakai tjelemek putih
alias kemedja buntung dan memegang sendok.
Winston dan Syme menggeser baki mereka kebawah ru-
dji2 itu. Tjepat dilemparkan keatasnja makanan jang biasa-
piring besi dengan rispot jang putih merah djambu, sepotong
roti, kedju, semangkuk kppi Kemenangan jang hitam dan
tablet saccharine.
,Kemedja sana, dibawah pesawat-tele", kata Syme. ,Ajo,
kita minta jenever djuga."
Jenever itu dituang bagi mereka dalam mangkuk porselen
jang tak berkuping. Mereka mentjari djalan diantara orang
banjak itu dan mengosongkan baki mereka diatas medja be-
si itu. Disudut medja itu ada orang tinggalkan setumpukan
rispot, djidjik, lekit, tak ubahnja muntah orang. Winston
mengangkat mangkuk dengan jenevemja itu, ·ditunggunja
sebentar untuk mengumpulkan tenaga, dan menuang minu-
man jang mempunjai rasa minjak itu kedalam mulutnja.
Setelah ia mengerdipkan matanja untuk menghilangkan air-
mata, ia m erasa dengan ~iba2 , bahwa ia lapar. Dengan se-
sendok penuh ia mulai makan rispot jang ditjampur dengan
potongan benda jang ber-lubang2 dan merah djambu, jang
barangkali merupakan masakan daging. Tak seorang dari
mereka berdua mengatakan sesuatu sebelum piring mereka
itu mereka kosongkan. Dimedja sebelah kiri Winston, agak
dibelakangnja sedikit, ada orang jang berbitjara tjepat dan
terus-menerus, mengakak keras, hampir seperti suara be-
bek, jang menjajat melalui r ibut didalam ruangan. ,Su-
dah sampai dimana persiapan kamu itu ?" tanja Winston de-
ngan mengeraskan suaranja mengatasi ribut sekitamja.
,Lambat djalannja", kata Syme. ,Sekarang aku mengerdja-
kan kata2 sifatnja. Memikat hati."
Semangatnja m enjala segera karena pembitjaraan m engenai
Bahasa-Baru itu. Digesernja piringnja itu kesamping, diam-
bilnja rotinja dengan salah satu tangannja jang halus itu dan
dengan tangan jang lain kedjunja dan membungkuk diatas
64
medja agar dapat berbitjara dengan tak usah berteriak.
,Tjetakan jang kesebelas ialah tjetakan jangpasti", katanja.
,Sekarang bahasa itu akan karni herikan hentuk kesudahan-
nja-hentuk jang akan dipunjainja, hila tak ada orang lagi
rnernakai hahasa lain. Bila karni telah selesai dengannja, rna-
ka orang2 seperti kau harus rnulai rnernpeladjarinja lagi dari
mula sekali. Kau tentu rnengira, hahwa pekerdjaan karni
jang terutarna ialah rnentjari kata2 baru. Salah sarna sekali.
Karni rnernusnakan kata2- lusinan, ratusan, setiap hari. Ka-
rni rnernhersihkan kata2 itu sarnpai-ke-tulang2-nja. Tje-
takan jang kesehelas ini takkan rnernuat satu perkataan, jang
takkan terpakai lagi sehelurn tahun 2 o so."
Dengan lahap ia rnasukkan rotinja dalarn rnulutnja dan
ditelannja enak2, kernudian ia berhitjara lagi dengan nafsu
seorang pernhual. Wadjahnja jang hitarn dan kurus itu her-
tarnhah hersernangat, rnatanja kehilangan pandangan rne-
ngedjeknja dan agak rnerenung kelihatannja.
,Menarik sekali, rnernusnakan kata2. Penghantjuran jang
terhesar dilakukan tentu diantara kata2 kerdja dan kata2 si-
. fat, tetapi ada djuga ratusan kata2 henda jang dapat dihi-
langkan djuga. Bukan hanja sinonirn2 sadja, rnasih ada djuga
antonirn2 (kehalikannja atau lawannja). Apa sehetulnja hak
hidup sebuah perkataan jang hanja rnerupakan kehalik~n
perkataan jang lain? Dalarn suatu perkataan sudah dengan
sendiri tersirnpul kehalikannja. Arnhil rnisalnja perkataan
,haik". Bila kita rnernpunjai satu perkataan seperti ,haik",
apa perlunja lagi perkataan sehagai ,huruk"? ,Antihaik"
akan dapat rnernherikan arti jang sarna dan hahkan lehih te-
pat lagi, karena rnenundjukkan kehalikannja. Atau sehalik-
nja, hila kita rnernerlukan hentuk penguatkan dari ,haik",
apalah gunanja rentetan kata2 jang sarnar2 dan tak herisi se-
perti ,terutarna" dan ,indah" dan jang lain2 itu? ,Tarnhah-
haik" telah rnelihatkan rnaksudnja, atau kalau kita rnengi-
ngini jang lehih kuat lagi ,gandatarnhahhaik". Bentuk2 ini
tentu sudah dipakai, tetapi dalarn naskah terachir Bahasa-
Baru tak ada hentuk jang lain lagi. Achirnja seluruh pe-
ngertian haik dan huruk akan didjelaskan hanja oleh enarn
6s
perkataan; sebenarnja hanja satu perkataan. Kau rasakanlah
apa jang menarik pad~mja itu, Winston? Dasar pikiran asli-
nja tentu dari B.B. ", tamhahnja, seolah setelah dipertim-
hangkannja dahulu.
Diwaktu Winston mendengar nama Bung Besar wadjahnja
diliputi sematjam semangat jang lesu. Kendati demikian
Syme segera menjedari suatu kekurangan perhatian.
,Bahasa-Baru itu tak kau hargai henar2, Winston", tanjanja
hampir sedih. ,Pun hila k~~ menulis dalam Bahasa itu, kau
masih herpikir dalam Bahasa-Lama. Telah kuhatja heherapa
karanganmu, jang kautulis sekali2 dalam Waktu. Bagus me-
mang, tetapi semua hanja terdjemahan. Dalam hatimu kau
lehih suka menetap pada Bahasa-Lama, dengan semua ke-
samar2annja dan perhedaan artinja jang tak herguna itu.
Kau tak menampak apa jang menarik dalam penghantjuran
kata2 itu. Tahukahkau, hahwaBahasa-Barulahsatu2nja hahasa
didunia ini jang djumlah kata2nja herkurang setiap tahun ?"
Winston memang mengetahu~nja, tentu. Ia tersenjum, di-
harapnja dengan penuh simpati, karena ia tak herani me-
ngatakan sesuatu. Syme memasukkan pula sepotong roti ke-
dalam mulutnja, mengunjahnja dengan tjepat, dan mene-
ruskan : ,Apakah kau tak m engerti, hahwa maksud sehe-
narnja dari Bahasa Baru itu ialah untuk menjempitkan ruang
herpikir? Achirnja orang tak dapat lagi mendjadi pendja-
hat-pikiran, karena takkan ada lagi kata2 untuk menjatakan-
nja. Setiap pengertian jang mungkin dihutuhkan, akan di-
njatakan hanja oleh satu perkataan sadja dan arti perkataan
itu dihatasi henar2 ; artinja jang lain2 ditiadakan dan dilupa-
kan. Sekarang, pada tjetakan jang kesehelas, kami sudah tak
djauh lagi daripadanja. Tetapi perkemhangannjaakanmasih
herlangsung terus, lama sesudah kau dan aku mati. Setiap
tahun djumlah kata2 semakin hertamhah kurang dan ruang
kesedaran semakin hertamhah sempit. Sedangkan sekarang
sudah tentu tak ada alasan atau maaf untuk mendjadi pen-
. djahat-pikiran. Soalnja hanja disiplin · diri, pengawasan-
kenjataan. Tetapi achirnja hahkan untuk itu tak akan ada
kehutuhan lagi. Revolusi akan terwudjud, hila hahasa telah
66
s ' rnpuma. Bahasa-Baru ialah Soing dan Soing ialah Bahasa-
Baru", tambahnja dengan sematjam kepuasan mistik.
, Apakah padamu, Winston, pemah tumbuh pikiran, bah-
wamendjelangtahun 2o5o, paling lama, takkan ada lagise-
orang manusia jang dapat mengerti pertjakapan seperti jang
kita adakan sekarang?"
,Selain-", Winston mulai ragu2 dan diam kemudian. Ia
sudah hendak berkata: ,Selain dari kaum prole", tetapi ia
menahan dirinja, karena ia tak tahu dengan pasti, apakah
karena sesuatu sebab pemjataan jang demikian itu akan
dianggap menjimpang. Tetapi Syme telah menerka apa jang
hendak dinjatakannja itu.
,Kaum prole bukan manusia", katanja atjuh tak atjuh.
,Mendj elang 2 o so - mungkin lebih dahulu lagi - semua pe-
ngetahuan Bahasa-Lama akan sudah lenjap. Semua batjaan
ten tang masa lalu akan sudah dimusnakan. Chaucer, Shake-
speare, Milton, Byron-mereka hanja akan ada dalam djiwa
Bahasa-Baru, bukan hanja diubah djadi sesuatu jang lain, te-
tapi diubah sama sekali dan didjadikan sesuatu jang berten-
tangan dengan hakekat mereka jang sebenamja. Bahkan
batjaan Partai akan berubah. Bahkan sembojan akan beru-
bah. Bagaimana akan mungkin ada sembojan ,kebebasan
adalah perbudakan", hila pengertian kebebasan sudah di-
tiadakan? Seluruh alam pikiran akan lain. Sebenamja tak-
kan ada lagi pikiran dalam arti seperti jang kita anut seka-
rang. Keortodoksan berarti tidak berpikir-tak merasa bu-
tuh untuk berpikir. Keortodoksan ialah ketidakseda~an."
Tak lama lagi, demikian pikir Winston tiba2 dengan keja-
kinan jang mendalam, Syme akan ditangas. Ia terlalu pintar.
Penglihatannja terlalu tadjam dan ia berbitjara terlalu te-
rang2an. Partai tak suka akan orang2 demikian. Besok atau
lusa ia akan hilang. Sudah tergores pada wadjahnja.
Winston telah menghabiskan roti dan kedjunja. Ia putar
duduknja sedikit kesamping untuk minum kopinja. Di-
medja disebelah kirinja lelaki dengan suara jang menjajat itu
masih terus berbitjara dengan tak ber-henti2. Seorang pe-
rempuan muda, mungkin sekretaressenja dan jang duduk
6]
membelakangi Winston, mendengarkannja; ia nampak i-
ngin menjetudjui apa sadja jang dikatakan lelaki itu. Sekali2
Winston mendengar utjapan2 perempuan itu, seperti:
,Aku kira, bahwa kau begitu benar, aku begitu sependapat
denganmu". Perempuan itu mempunjai suara jang muda
dan agak tolol. Tetapi suara jang lain itu tak berhenti biar·
pun agak sebentar, djuga tidak hila wanita itu berbitjara.
Winston mengenal muka\ lelaki itu, biarpun ia tak me-
ngetahui apa2 tentangnja selain dari bahwa ia mempunjai
kedudukan jang penting dalam bagian buku Roman. Le-
laki itu berusia kira2 tigapuluh tahun, dengan leher jang
bedegap dan mulut jang besar dan lintjah. Kepalanja dibe-
lakangkannja sedikit dan oleh karena ia duduk disudut jang
tertentu, sinar terang dari luar menimpa katjamatanja, se-
hingga Winston melihat dua bulatan jang mengilau sebagai
ganti dua mata. Jang agak mengerikan ialah bahwa dalam
arus kata2 jang disemburkan oleh mulutnja itu hampir tak
ada satu perkataan jang dapat ditangkap. Hanja sekali Win-
ston menangkap satu pernjataan-,penghantjuran seluruh-
nja dan habis2an dari Goldsteinisme"-jang keluar melon-
tjat tjepat sekali, sebagai rentetan jang disatukan, tak ubah-
nja sebarisan tjetakan jang djatuh dari mesin tjetak. Se-
landjutnja hanja ribut suara jang me-ngakak2. Tetapi biar-
pun sebenarnja kita tak dapat mendengar apa jang dikata-
·k annja itu, kita takkan dapat lagi meragukan isinja. Barang-
kali ia menuduh Goldstein dan minta tindakan2 keras ter-
hadap pendjahat2-pikiran dan penjabot2, mungkin djuga ia
mengamuk terhadap kekedjaman2 tentera Eurasia; mung-
kin ia me-mudji2 Bung Besar atau pahlawan2 difront Mala-
bar-semua itu tak mendjadi soal. Biarpun apa jang dikata-
kannja itu, kita tak ragu lagi, bahwa setiap perkataan jang
diutjapkannja itu berdjiwa ortodoks tulen, Soing tulen.
Dalam Winston melihat kewadjah tak bermata dengan da-
gunja jang tjepat me-lontjat2 naik turun itu, ia mempunjai
perasaan jang aneh, bahwa orang itu bukan manusia jang
benar, tetapi sematjam orang2an. Bukan otaknja jang ber-
bitjara itu, tetapi kerongkongannja. Apa jang dikeluarkan-
68
nja itu terdiri dari kata2 , tetapi tak ada suatu pernjataan da-
J. m arti jang sebenarnja, hanja dengan sedar mengeluarkan
suara seperti suara bebek jang me-ngakak2 •
Syme tinggal diam sadja sebentar dan me-ngorek2 tumpu-
kan rispot itu dengan gagang sendoknja. Suara dari medja
jang lain terus mengakak tjepat, mudah terdengar dalam ri-
but sekitarnja.
,Ada satu perkataan dalam Bahasa Baru", kata Syme, ,aku
tak tahu apakah kau mengenalnja: bahasa bebek, me-ngakak2
seperti bebek. Salah satu kata jang menarik hati, jang mem-
punjai arti jang bertentangan. Bila kaupakai untuk musuh-
mu, akan mendjadi kata makian; untuk seorang jang kau
sepakati kata pudjian."
Besok lusa Syme tentu akan ditangas, pikir Winston pula.
Pikiran itu mengandung sesuatu jang sedih, biarpun ia tahu
dengan djelas, bahwa Syme memandang rendah padanja dan
membentjinja sedikit dan betul2 sanggup mengadukannja
sebagai pendjahat-pikiran, hila ia mempunjai suatualasan un-
tuk melakukannja. Ada sesuatu-entah apa-jang tak pada
tempatnja pada Syme. Ada jang kurang padanja: sikap ter-
tutup, sikap kebal, sematjam ketololan jang melindungi.
Tak dapat dikatakan ia bukan ortodoks. Ia pertjaja pada
asas2 Soing, ia memudja Bung Besar, ia menjambut gembira
kemenangan2 , ia membentji orang2 bid'ah, bukan sadja de-
ngan hati djudjur; tetapi dengan sematjam kegeraman jang
gelisah, suatu pengetahuan ten tang kedjadian2 terachir, jang
takdapatditandingi olehanggota Partai biasa. Biarpun demi-
kian dirinja tak selalu bebas dari sesuatu tjelaan. Ia mengu-
tjapkan kata2,jang lebih baik djangan dinjatakan ; ia terlalu ba-
njak membatja buku2 , ia radjin bertamu ke cafe Pohon Kas-
tanja, tempat pertemuan pelukis2 dan pemain2 musik. Tak
ada undang2, bahkan tak ada undang2 jang tak ditjatat, jang
melarang orang mengundjungi cafe Pohon Kastanja itu,
tetapi nampaknja cafe ini sial. Pemimpin2 lama Partai, bia-
sanja berkumpul dicafe itu sebelum mereka achirnja diber-
sihkan. Goldstein sendiri, demikian tjerita orang, kadang2
nampak dicafe itu, ber-tahun2, ja, puluhan tahun jang lalu.
69
Tak sulit untuk meramalkan nasib Syme. Tetapi biarpun
demikian pasti sudah, bahwa hila Syme mengetahui dasar
pikiran rahasia Winston barang tiga sekon sadja, ia akan
segera mengadukannja ke Polisi-Pikiran. Memang setiap
orang akan berbuat demikian djuga, tetapi lebih2 Syme.
Kekerasan tak tjukup. Orang jang ortodoks ialah orang
jang tak sedar.
Syme mengangkat kepal~nja. ,Parsons datang," katanja.
Sesuatu dalam bunji suaranja seolah menambah: ,Bangsat
itu". Parsons, ternan serumah Winston dalam gedung Ke-
menangan, benar2 menjeberangi ruang-seorang lelaki sete-
ngah besar, bundar sebagai tong, berambut perang dan ber-
muka sebagai kodok. Diwaktu ia berusia tigapuluh lima ta-
hun ia sudah mempunjai leher gemuk dan perut buntjitnja,
tetapi geraknja tjepat dan lintjah sebagai gerak seorang pe-
muda. Tampang dan sikapnja adalah seperti anak2 dalam
bentuk dewasa, demikian kentara sehingga biarpun ia me-
ngenakan pakaian kerdja jang biasa, kita tak dapat memba-
jangkannja selain dari seorang anak jang memakai tjelana-
pendek biru, kemedja putih dan selendang merah Mata2.
Bila kita membajangkannja dihati kita, kita selalu melihat
bajangan lutut disekitari lipatan2 gemuk dan lengan badju
jang digulung diatas lengan tangan jang bulat. Dan bila ta-
masja bersama atau olah-raga lainnja memberikannja ke-
sempatan, ia memang selalu bertjelana pendek.
Dengan utjapan gembira ,Hallo, hallo!" ia memberi hor-
mat kepada kedua orang itu dan duduk dan menjebarkan
bau keringat jang tadjam. Seluruh wadjahnja j~g ke-me-
rah2-an itu basah keringat . Dajanja untuk mentjutjurkan
keringat luar biasa. Di Pertemuan Umum selalu dapat kita
ketahui dari basah gagang pemukul pingpong, bahwa ia baru
main pingpong. Syme mengeluarkan setjarik kertas jang
bertulisan sebarisan kata2 dan ia mempeladjarinja dengan
pensiltinta diantara djarinja.
,Lihat, diwaktu istirahat sampai bekerdja terus", kata
Parsons sambil menjiku Winston, ,Radjin betul, ja? Apa
jang kaukerdjakan bung? Sesuatu jang terlalu tinggi un-
70
tukku tentu. Smith, kawan, tahukah kau, apa sebabnja aku
ikuti kau sampai kemari? Kau lupa memberikan sumban-
ganmu kepadaku ?"
,Sumbangan apa ?" kata Winston dan tangannja telah de-
ngan sendiri meraba kantongnja. Setiap orang harus me-
ngesampingkan kira2 seperempat dari gadjinja untuk sum-
bangan2 sukarela jang demikian aneka-warna, sehingga sulit
untuk mengingatnja semua.
,Untuk Pekan Bentji. Kau tahu-pengumpulanseserumah.
Aku bendahari untuk rumah petak kita. Kita bekerdja se-
kuat tenaga-supaja kita tundjukkan dulu kepada mereka.
Aku bersumpah, bahwa bukan salahku hila rumah kita nanti
tak mempunjai djumlah bendera jang terbanjak dibarisan
rumah2 itu. Kaudjandjikan dua dollar."
Winston meraba dua helai uang kei-tas jang sudah gumal
dan kotor dan menjerahkannja, Parson mentjatatnja dalam
buku tjatatan, dengan tulisan jang paling bagus dari seorang
jang tak biasa menulis.
,Sebelum aku lupa, bung", katanja, ,kudengar bahwa
anakku jang handel itu mengatapelmu kemarin. Ia telah ku-
hadjar setengah mati karenanja. Ja, kukatakan kepadanja,
bahwa katapelnja itu akan kusimpan nanti, hila ia berbuat
demikian sekali lagi".
,Rupanja ia sedikit mendongkol, karena tak pergi melihat
orang2 jang dihukum-gantung", kata Winston.
,0, ja-tetapi begini, djiwa sebenarnja anak2 itu nampak
dalamnja, bukan? Anak2 nakal dan brandal, ke-dua2nja, te-
tapi djangan sebut tentang semangat mereka. Jang mereka
pikirkan hanja Mata2 dan peperangan tentu. Tahukah kau
apa jang dilakukan si gadis ketjilku hari Sabtu jang lalu, di-
waktu rombongannja pergi keluar, ketempat disebelah
Berkhamsted? Ia mengadjak dua kawannja untuk pergi sa-
ma2; mereka tinggalkan rombongan mereka dan sepandjang
sore hari itu mereka mengintipi seorang jang tak mereka
kenai. Dua djam lamanja mereka membajangi orang itu,
melalui hutan. Kemudian, sesampai di Amersham, segera
orang itu mereka serahkan kepada polisi."
71
.I

,Apa alasan mereka untuk berbuat demikian ?" tanja Win-


ston, sedikit kalah semangat. Parsons meneruskan penuh
kemenangan :
,Gadis ketjilku itu jakin, bahwa orang itu mata2 musuh-
barangkali didjatuhkan dengan parasut, misalnja. Sekarang
mulanja, bung. Tahukah kau bagaimana si gadisku itu mula2
mentjurigai orang itu? Ia melihat orang itu memakai ma-
tjamsepatu jangasing-sebelumnja, katanja, belum pernahia
melihat orang memakai sepatu jang demikian. Djadi mtmg-
kin lelaki itu orang asing. Tjerdik, bukan, anak ketjil jang
berusia tudjuh tahun demikian ?"
,Bagaimana djadinja orang itu ?" tanja Winston.
,Ja, tentu aku tak tahu. Tetapi aku takkan heran, hila . .. "
Parsons berbuat seolah ia hendak menembak qengan sena-
p~n, membunjikan lidahnja meniru suara tembakan.
,Bagus," kata Syme, dengan tak mengangkat matanja dari
setjarik kertas itu.
,Tentu kita harus hati2", Winston menjetudjui setia.
,Biarpun bagaimana, kita berada dalam peperangan", kata
Parsons. Dan seolah untuk membenarkannja, bunji selom-
peret dari pesawat-tele memetjah udara diatas kepala me-
reka. Tetapi sekali ini bukan bunji jang mendengungkan
kemenangan dimedan pertempuran, hanja sebuah pembe-
ritahuan kementerian kemakmuran.
·,Saudara!" panggil suara muda jang ber-api2. ,Perhatian,
saudara2 ! Kami mempunjai berita jang menggembirakan.
Kita telah mendapat kemenangan jang gemilang dimedan
produksi! Setelah masuk keterangan lengkap tentang pem-
buatan semua matjam barang pemakaian, njata bahwa ting-
katan hidup ditahun jang lampau naik dengan tak kurang
dari duapuluh persen. ~agi tadi demonstrasi2 me-luap 2 jang
spontan nampak diseluruh Oceania, diwaktu pekerdja2 , pe-
gawai2 pabrik dan kantor2 ber-dujun2 meninggalkan tempat
pekerdjaan masing2 dan mengadakan arak2an dengan mem-
bawa poster2 jang bertuliskan pernjataan2 terima-kasih bagi
Bung Besar atas hidup baru jang penuh bahagia. Disini,
beberapa angka2 pendjumlahan. Bahan2 makanan-."
Kata2 ,hidup baru kita jang penuh bahagia" terdengar ber -
kalill. Kata2 itu kesukaan Kementerian Kemakmuran di-
waktu2 Jang achir2 ini.
Parsons, jang segera teitarik oleh bunji trompet itu,
mendengarkan alap-santun dengan mulut menganga, seren-
tak seolah merasa tertarik dan bosan. Ia tak dapat mengikuti
angka2 itu, tetapi ia sedar, bahwa angka2 itu memberikan
sesuatu alasan untuk merasa puas. Ia mengeluarkan sebuah
pipa jang besar dan kotor jang telah setengah penuh berisi
tembako bekas isapannja. Dengan ransun tembako sebanjak
seratus gram seminggu sebuah pipa djarang dapat diisi penuh.
Winston mengisap rokok Kemenangan, jang hati2 dipe-
gangnja mendatar. Bon baru berlaku baru besok dan rokok-
nja hanja tinggal empat batang lagi. Untuk sementara teli-
nganja ditulikannja bagi suara2 jang lain dan m endengar-
kan rentetan keterangan dari pesawat-tele itu. Bahkan ru-
pa2nja diadakan djuga demonstrasi untuk menjatakan te-
rima-kasih kepada Bung-Besar, karena penaikan pembagian
tjoklat sampai duapuluh gram seminggu. Dan baru kemarin
diberitahukan, demikian pikirannja berkata, bahwa pem-
bagian itu akan diturunkan sampai duapuluh gram seminggu.
,Mungkinkah hal ini akan sudah mereka telan kira2 duapu-
luh empat djam kemudian? Ja, mereka telah menelannja.
Parsons menelannja dengan begitu sadja, dengan ketololan
seekor binatang. Machluk tak bermata dimedja jang lain itu
menelannja dengan fanatik, dengan penuh napsu, dengan
keinginan buas untuk mentjari, mengadukan dan membas-
mi setiap orang jang mungkin akan menjarankan, bahwa di-
minggu jang lalu pembagian itu memang tigapuluh gram.
Djuga Syme-dengan sesuatu tjara jang agak lebih sulit, de-
ngan memakai pikiranganda, Syme menelannja. Apakah ha-
nja ia sadja jang mempunjai ingatan?
Angka2 statistik jang mustahil itu mengalir terns dari pe-
sawat-tele. Dibandingkan dengan tahun jang lampau seka-
rang lebih banjak bahan makanan, lebih banjak pakaian, le-
bih banjak rumah, lebih banjak perabotan, lebih banjak
pantji, lebih banjak bahan bakar, lebih banjak kapal, lebih

75
banjak helikopter, lebih banjak buku, lehih banjak baji-se-
mua meningkat selain dari penjakit, kedj ahatan dan kegi-
laan. Setiap tahun dan setiap menit setiap orang dan setiap
apa sadja tjepat meningkat keatas. Seperti djuga Syme tadi,
Winston mengambil sendoknja dan me-main2 kannja dalam
saus jang mengalir diatas medja dan dialirkannja sampai ber-
bentuk gambar. Dengan bentji pikirannja berkisar pada su-
dut kebendaan hidup. Apakah dahulu sama sadja keadaannja
seperti sekarang? Apakah rasa makanan sama djuga? Matanja
mengintai kantin itu. Ruang jang penuh sesak dengan para2 -
nja jang rendah, dinding2 jang butek karena digeseri dan di-
pegangi oleh entah berapa tubuh, medja2 dan kursi besi jang
peot, jang satu sama lain demikian berdekataan sehingga
orang duduk ber-siku2an, sendok2 jang sudah bengkok, baki
jang ber-lekuk2, kom2 putih jang kotor; bagian luar dan
dalam semuanja litjin bergemuk, dan bau asam bertjampur-
aduk bau jenever dan kopi djelek dan rispot dari kaleng2
dan pakaiari kotor. Boleh dikatakan, bahwa setiap kali perut
dan kulit kita menentang, kita merasa seolah diserobot se-
suatu jang mendjadi hak kita. Benar ia tak mempunjai ke-
nangan akan sesuatu, jang berbeda banjak. Disetiap waktu,
jang djelas dapat terbajangkan oleh ingatannja, tak pernah
ada makanan jang benar2 tjukup banjak, orang tak pernah
mempunjai kaus-kaki atau pakaian dalam, jang tak penuh
lubang2, semua perabot peot2 dan gojah, ruang2 tak tjukup
dipanasi, kereta2 api dibawah tanah penuh sesak, rumah2
hampir ambruk, roti berwarna kelabu, teh djarang, kopi
dengan rasa entah apa, rokok kekurangan- tak ada jang mu-
rah dan jang ber-lebih2an selain dari jenever tiruan. Dan
tentu hal2 ini akan lebih mentjelakakan, bila orang semakin
tua. Bukankah keadaan ini suatu tanda, bahwa bukan menu-
rut kehendak alam, bila orang merasa sedih dengan kesuli-
tan dan kekotoran dan kekurangan, dengan musim dingin
jang tak mengenal achir, kelekitan kaus 2-kaki, tangga lis-
trik jang tak pernah terpakai, air dingin, sabun jang ber-
bidji2, rokok2 jang peot, makanan dengan rasanja jang asam
dan aneh? Apa sebabnja orang akan mengalami semua ini
76
sebagai tak terderita, kalau ia tak mempunjai sesuatu ke.
nangan warisan, bahwa dunia ini dahulu pernah lain?
Matanja kernbali mengitari ka,ntin itu. Hampir setiap orang
djelek dan akan masih djelek, djuga hila memakai pakaian
jang lain dari selalu pakaian kerdja jang biru itu. Diudjung
lain ruang itu duduk sendiri minum kopi seorang lelaki
ketjil, rupanja sangat menjerupai kumbang, sedangkan ma-
tanja melirik tjuriga kian kemari. Betapa mudahnja bagi
kita untuk mempertjajai dengan tak melihat kesekitar kita,
demikian pikir Winston, bahwa bentuk tubuhjang di-tjita2-
kan oleh Partai-pemuda2 jang besar tegap dan pemudi2 de-
ngan buah dada jang montok, hajati, merah dibakari mata-
hari dan tak pikir apa2-djuga benar2 ada dan konon meru-
pakan djumlah jang terbesar. Sebenarnja sepandjang penge-
tahuannja sebagian besar penduduk Daerah Udara I adalah
ketjil, hitam dan bungkuk. Aneh, bahwa djumlah orang
jang menjerupai kumbang itu semakin banjak di Kemente-
rian2: orang2 gemuk, jang dipagi hidupnja telah mendjadi
buntjit, dengan kaki2 pendek mereka jang melangkah ke-
tjil2 setengah lari dan wadjah bundar jang tak dapat dise-
lami, dengan pasangan mata jang ketjil sekali. Matjam orang
jang rupanja berkembang-biak dibawah kekuasan Partai.
Pengumuman Kementerian Kemakmuran itu diachir~ de-
ngan bunji selomperet dan diganti oleh musik jang beFbunji
seperti kaleng kosong. Parsons, jang bertambah semangat
karena angka2 itu, mengambil pipanja dari mulutnja.
,Sungguh hebat hasil jang ditjapai oleh Kementerian Ke-
makmuran tahun ini", katanja dengan angguk kepala serba-
tahu.
,Djadi, bung Smith, tentu kau tak ada lagi beberapa buah
silet untukku ?"
,Kosong sama sekali", kata Winston. ,Siletku jang kupa-
kai sekarang telah enam minggu lamanja."
,Apa boleh buat-apa salahnja bertanja, pikirku tadi bung."
,Maaf", kata Winston.
Suara bebek dimedja dekatnja itu, jang dibisukan sebentar
oleh pengumuman Kementerian itu, mulai lagi, sama keras
77
seperti semula. Entah oleh karena apa, Winston teringat
tiba2 akan njonja Parsons, dengan rambut djarangnja dan
debu di-alur2 mukanja itu. Dua tahun lagi anak2 itu akan
mengadukannja kepada polisi. Njonja Parsons akan dttangas.
Syme akan ditangas. O'Brien akan ditangas. Sebaliknja Par-
sons tak akan ditangas. Orang2 seperti kumbang, jang lari2
ketjil dengan demikian tjepat melalui simpang-siur gang2 di
Kementerian itu-djuga mereka tak akan ditangas. Dan ga-
dis berambut hitam, gadis dari bagian buku Roman itu-
djuga ia tak akan ditangas. Se-olah2 ia tahu setjara naluri
siapa jang akan tinggal hidup dan siapa jang akan mampus :
biarpun tak mudah untuk mengatakan djustru apa sebetul-
nja jang menentukan jang tinggal hidup itu.
Pada saat ini ia terkedjut dibangunkan dari menungannja.
Gadis jang dimedja dekatnja itu memalingkan kepalanja dan
melihat kepadanja. Gadis itu ialah gadis berambut hitam
itu. Ia melihatnja dari samping, tetapi dengan keinginan ta-
hu jang keras. Serta mata Winston bertemu dengan panda-
ngannja, lalu gadis itu memalingkan matanja pula kearah
lain.
Kuduk Winston keringatan djadinja. Rasa sangat takut
meliputi selurult dirinja. Ketakutan itu segera menghilang,
tetapi meninggalkan kegelisahan jang mengerati. Apa se-
babnja gadis itu memperhatikannja? Apa sebabnja gadis itu
mengintipnja selalu? Sajang ia tak dapat mengingati apakah
gadis itu telah duduk dimedja itu diwaktu ia masuk atau
kemudian. Tetapi biarpun bagaimana gadis itu duduk tepat
dibelakangnja kemarin, selama Bentji Dua Manit itu, pada
waktu mana sebenarnja toh tak perlu untuk berbuat demi-
kian. Melihat gelagatnja memang disengadjanja untuk men-
dengarkannja dan untuk memastikan sendiri, apakah ia me-
mang berteriak tjukup keras.
Pikirannja jang dahulu itu timbul pula dalam dirinja: ba-
rangkali gadis itu bukan betul2an anggota Polisi-Pikiran, te-
tapi djustru mata2 musuh amatir itulah jang paling berbaha-
ja dari semuanja. Ia tak tahu, berapa lama gadis itu meman-
danginja, tetapi barangkali lima menit lamanja dan bukan
78
ticlak mungkin bahwa selama itu ia tak menguasai roman
mukanja. Sungguh sangat berbahaja untuk membiarkan pi-
kiran kita bekerdja, kalau kita berada ditempat umum atau
didalamlingkunganpesawat-tele. Hal2jang se-ketjil2njaakan
dapatmendjerumuskankita. Gerakgelisah, pandangan takut
jang tak disedari, sesuatu kebiasaan untuk berketjumik dan
komat-kamit sendirian-apa sadja jang mengandung suatu
saranan akan keticlak-normalan, akan sesuatu jang kita sem-
bunjikan·. Biarpun bagaimana bajangan jang tak sejogia pada
roman muka kita (misalnja pandangan kurang pertjaja, hila
diumumkan suatu kemenangan) sudah merupakan pelang-
garan jang njata. Untuk itu sampai ada satu perkataan dalam
Bahasa-Baru, disebut: salahmuka.
Gadis itu membelakanginja pula. Achir2nja barangkali ga-
dis itu tak benar2 mengintipinja, barangkali kebetulan sadja
ia duduk demikian dekat padaJ:?.ja dua hari ber-turut2. Ro-
kok Winston telah padam dan diletakkannja hati2 dipinggir
medja. Bila ia dapat mendjaga, agar tembakaunja itu dja-
ngan djatuh, ia akan mengisapnja terus sehabis kerdja.
Mungkin sekali orang jang dimedja dekatnja itu mata2 Po-
lisi-Pikiran dan bukan tidak mungkin bahwa dalam tiga hari
ini ia akan berada dikolong Kementerian Tjinta, tetapi pun-
tung rokok tak boleh diboroskan. Syme melipat setjarik
kertasnja itu dan menjimpannja dalam kantongnja. Parsons
mulai lagi berbitjara.
,Apakah telah kutjeritakan kepadamu bung," katanja sam-.
bil meringkik disekitar gagang pipanja itn, ,bahwa pernah
kedua· anakku itu membakar rok perempuan jang belandja
dipasar, karena mereka melihat perempuan itu memakai
poster dengan gambar BB untuk pembungkus sosis? Mer~ka
mengintai perempuan itu dari belakang dan membakarnja
dengan geretan. Kukira perempuan itu mendapat luka2 pa-
rah. Betul2 brandal tjilik, bukan? Tetapi pedis seperti tjabe-
rawit. Latihan jang mereka berikan sekarang dalam Barisan
Mata2 betul2 djago-masih lebih hebat dari pada waktuku
dulu. Tahukah kau sendjata2 mereka jang paling baru? ,Se-
lomperet-telinga" namanja, jakni alat untuk mendengarkan
79
m elalui lubang2 kuntji. Pada suatu malam si gadis ketjilku
itu membawa alat itu kerumah-ia m entjobanja pada pintu
kamar kami dan berkata bahwa ia m endengar dua kali lebih
banjak dari hanja dengan telinganja pada lubang kuntji.
Tentu hanja untuk mainan sadja, bukan? Tetapi biarpun
demikian perkumpulan itu memberikan m er eka didikan
baik, betul tidak ?"
Pada saat ini pesawat-tele memperdengarkan bunji peluit
jang m enerobosi. Tanda untuk bekerdja kembali. Ketiga le-
laki itu melompat berdiri untuk terdjun dalam kerumunan
jang ber-desak2 an ditangga-listrik dan peninggalan temba-
kau rokok Winston djatuh ketanah.

So
VI

WINSTON tulis dalam buku hariannja:


Tiga tahun jang lalu. Pada suatu malam jang gelap, disebuah
gang sempit didekat salah satu stasiun besar kereta-api. Perem~
puan itu berdiri dekat sebuah pintu jang dibuat dalam dinding
dibawah sebuah lentera djalan jang hampir tak memantjarkan
tjahaja. Wadjah perempuan itu muda, ditutupi lapisan gintju
jang tebal~ Sebenarnja gintju itulah jang menarik hatiku, putih-
nja jang bagaikan topeng dan bibirnja jang sangat merah itu.
Anggota2 wanita Partai tak pernah menggintj u wadj ah mereka.
Tak ada orang lain didjalan dantak ada pesawat-tele. Ia ber-
kata dua dollar. Aku-
Pada saat ini terasa terlalu sulit olehnja untuk menerus-
kan. Ia menutup matanja dan menekankan djarinja pada pe-
lupuknja, mentjoba melenjapkan bajangan jang pada mun-
tjul kembali itu. Ia mempunjai keinginan jang hampir tak
dapat ditekan untuk meneriakkan sekeras mungkin seren-
tetan kata2 djelek atau untuk menumbukkan kepalanja k~­
dinding, membalikkan medja dan melemparkan botol tinta
itu keluar djendela-asal sadja ia dapat berbuat sesuatu jang
keras atau jang ribut atau jang sakit, untuk mengusik ke-
tenangan jang mengganggunja itu.
Musuh jang paling keras, demikian pikimja, ialah susunan
saraf sendiri. Setiap saat tekanan dalam diri kita itu dapat
berubah demikian mudah dalam sesuatu gedjala jang njata.
Ia teringat seorang lelaki jang dilihatnja beberapa minggu
jang lalu didjalanan: seorang lelaki jang biasa sekali, se-
orang anggota Partai, berusia tigapuluh lima atau empatpuluh
,tahun, agak tinggi dan kurus, membawa sebuah tas. Diwak-
tu djarak an tara mereka beberapa meter, bagian kiri wadjah
orang itu mendjadi kedjang tiba2. Hal itu terdjadi pula di-
waktu mereka saling melewati: hanja suatu tarikan urat-
8x
saraf, suatu getaran, tjepat seperti keletik penutup kodak,
tetapi rupanja suatu kebiasaan jang dj elek. Ia teringat, apa
jang terpikir olehnja pada waktu itu : nasib orang jang rna-
lang itu sudah pasti. Dan jang rnengedjutkan ialah, bahwa
gerak itu rnungkin sekali t~k disedarinja. Jang paling ber-
bahaja dari sernuanja ialah rnengigau atau lindur waktu ti-
dur. Sepandjangpengetahuannja tak ada obat untuk rneng-
hindarkan itu.
Ia bernapas dalarn dan rneneruskan rnenulis :
Aku pergi dengannja melalui pintu dan melalui pekarangan be-
lakang kegudang. Dalam gudang itu ada sebuah tempat-tidur de-
kat dinding dan sebuah lampu diatas medja,jang njalanja sangat
diketjilkan. Ia-
Mendjidjikkan sekali. Ia ingin hendak rneludah. Beserta
bajangan perernpuan dalarn gudang itu rnendjulang dihada-
pannja, Katherine, isterinja. Winston sudah kawin-pernah
sudah kawin: rnungkin ia rnasih beristeri, kai-ena sepan-
djang pengetahuannja isterinja tidak rnati. Ia seolah kern-
bali bernapaskan bau panas dan sesak digudang itu, suatu
tjarnpuran bau kepinding dan pakaian kotor dan rninjak
wangi jang rnurah, tetapi jang rnenarik djuga: Karena tak
pernah ada seorang anggota wanita partai jang rnernakai rni-
njak wangi dan tak dapat terbajangkan, bahwa mereka akan
pernah rnernakainja. Hanja orang2 prolelah jang rnernakai
minjak wangi. Dalarn djiwa Winston baunja itu berhubu-
ngan langsung dengan pertjabulan.
Diwaktu ia rnengikuti perernpuan itu, rnaka itulah djalan
rnenjirnpangnja jang pertarna sedjak kira2 dua tahun. Ber-
gaul dengan sundal tentu dilarang, tetapi larangan inilah
salah satu dari peraturan2 jang sekali2 dapat dilanggar dengan
sedikitkeberanian. Berbahaja, tetapi bukan soal hidup-rna-
ti. Kalau kita kedapatan dengan seorang sundal akan dapat
berarti lima tahun dalarn karnp kerdja paksa : tak lebih dari
itu, kalau tak ada kesalahan jang lain. Dan tjukup rnudah,
asal sadja kita tahu rnenghindarkan, agar kita djangan keda-
patan. Di-daerah2 jang lebih rniskin banjak perernpuan jang
ingin rnendjual diri. A.da diantaranja jang rnendjual diri un-
82
I u k s botol jenever, jang dianggap tak diminum oleh prole11 •
Partai malah ingin mengandjurkan persundalan dengan di-
nm11, sebagai ternpat penumpahan naluriS jang tak dapat di-
matikan sama sekali. Selama orang melakukannja diam2 dan
tak sepenuh hati dan hanja dengan perempuan dari tingka-
tan jang terendah dan jang hina, selama itu djuga pertjabu-
lan sendiri tak mendjadi soal benar. Kedjahatan jang tak da-
pat dimaafkan ialah pertjabulan antara anggota2 partai satu
sama lain. Sungguhpun pertjabulan demikian ini merupa-
kan salah satu dari kedjahatan2 jang setiap kali selalu diakui
oleh pesakitan2 pada pembersihan besar2an itu, namun sulit
untuk membajangkan, bahwa hal sematjam itu benar2 ter-
djadi.
Bukan hanja maksud Partai untuk m enghindarkan adanja
perhubungan mesra antara kaum lelaki dan wanita, jang
mungkin takkan dapat ia awasi lagi. Tudjuan sebenarnja dan
jang disembunjikannja ialah meniadakan segala nikmat per-
hubungan kelamin. Jang djadi musuhnja bukan terutama
tjinta atau erotik didalam atau diluar perkawinan. Untuk
setiap perkawinan antara anggota2 partai diperlukan perse-
tudjuan dari sebuah panitia jang chusus diadakan untuk
maksud ini dan-biarpun asas ini tak pernah diumumkan -
ber-terang2-tak pernah diberikan persetudjuan, bila pasa-
ngan jang mau kawin itu memberikan kesan, bahwa mereka
merasa tertarik satu sama lain setjara djasmani.
Satu2nja tudjuan perkawinan jang diakui ialah melahirkan
anak untuk Partai. Perhubungan kelamin harus dipandang
sebagai pekerdjaan jang tidak berarti dan agak djidjik, se-
perti djuga pentjutjian poros usus. Djuga ini tak pernah
dinjatakan dengan banjak kata, tetapi telah ditanam setjara
tidak ~angsung dalam pikiran setiap anggota Partai sedjak
masa ketjilnja. Bahkan ada organisasi seperti Persekutuan
Pemuda Antisex, jang mempertahankan pertarakan selu-
ruhnja bagi kedua djenis kelamin. Setiap anak harus dilahir-
kan dengan penghamilan buatan (dalam Bahasa Baru dise-
but: hamilbuat) dan dibesarkan dalam badan2 umum.
Hal ini, demikian Winstonmenjedari, takdiselenggarakan
83
sungguh2, tetapi ada djuga sesuainja dengan tjita2 umumnja
dari Partai. Partai berusaha dengan sekuat tenaganja untuk
mematikan napsu bersetubuh, atau, bila tak dapat dimati-
kan, merusakkan dan mendjidjikkannja. Ia tak tahu apa se-
babnja demikian, tetapi seolah memang harus demikian
halnja. Dan boleh dikatakan tudjuan Partai itu mendapat
hasil jang, lumajan dikalangan wanita. Ia kembali teringat
akan Katherine. Mereka berpisah sembilan, sepuluh, ham-
pir sebelas tahun jang lalu. Aneh sekali, bahwa ia djarang
mengingatinja. Ia sanggup untuk melupakan beberapa hari
ber-turut2, bahwa ia pernah kawin. Hanja kira2 limabelas
bulan mereka hidup bersama. Partai tak mengizinkan per-
tjeraian, tetapi toh Partai mengandjurkan perpisahan tern-
pat tinggal, kalau tak ada anak.
Katherine seorang gadis besar berambut perang lurus, dan
jang mempunjai lenggang jang menarik. Roma mukanja na-
kal, hidungnja melengkung, dan orang mungkin akan me-
ngatakan, bahwa mukanja itu mulia sampai ia dapat menge-
tahui, bahwa ruang dibelakang wadjah itu hampir kosong
sama sekali. Diwaktu mereka baru kawin ia sudah tahu-
biarpun hal ini barangkali disebabkan oleh karena ia menge-
nal isterinja dari djarak jang lebih dekat dari ia mengenal
kebanjakan orang lain-bahwa isterinja itu, dengan tak ada
ketjualinja, merupakan djiwa jang paling tolol, paling ka-
sar dan paling kosongjangpernah diketemukannja. lsterinja
itu tak mempunjai sesuatu pikiran didalam kepalanja jang
bukan sembojan dan tak ada suatu ketololan, satupun tidak,
jang tak dapat ditelannja mentah2 , asal jang ditjeritakan oleh
Partai. ,Piring-hitam manusia," itulah nama djulukan jang
diberikannja dalam pikirannja kepada isterinja itu. Biarpun
demikian ia akan dapat tahan hidup bersamanja, kalau tak
dialangi djustru oleh jang satu itu-jaitu perhubungan kela-
min.
Segera ia memegangnja, isterinja itu selalu seolah meng-
kerut dan mendjadi kaku. Memeluknja sama artinja dengan
m emeluk orang2 an dari kaju. Dan jang paling aneh ialah,
bahwa pun bila isterinja memeluknja keras2 , terasa olehnja,
84
hahwa isterinja serentak mendjauhkannja dengan segala te-
n ganja. Ketegangan otot2 isterinja itu se-akan2 memheri
k san jang demikian. Isterinja rehah sadja dengan mata ter-
tutup, tak memherikan perlawanan dan djuga tak memhan-
tu, tetapi menjerah sadja. Sungguh tidak memuaskan dan
sesaat kemudian mendjidjikkan rasanja. Tetapi pun sesu-
dah itu ia masih akan tahan hidup hersamanja, kalau mereka
sama menjetudjui, hahwa mereka akan hertarak selandjut-
nja. Tetapi sungguh adjaih, hahwa Katherinelah jang tak
menjetudjuinja. Kalau dapat, demikian kata isterinja, me-
reka harus melahirkan seorang anak. Demikianlah permai-
nan itu tinggal dilandjutkan, holeh dikatakan teratur, sekali
seminggu, artinja hila hukan tidak mungkin. Bahkan isteri-
nja hiasa mengingatkannja dipagi hari akan sesuatu jang ha-
rus dikerdjakan malam itu dan jang tak holeh dilupakan. Is-
terinja mempunjai dua nama untuk itu. Jang pertama ialah
,memhuat anak" dan jang kedua ,kewadjihan kita terhadap
Partai" (ja, isterinja memang memakai pemjataan itu). Dan
segera kemudian ia mulai agak merasa takut, hila hari jang
didjandjikan itu sudah mendekat. Tetapi sjukurlah mereka
tak mendapat anak dan achimja isterinja setudju menghenti-
kan pertjohaan2 itu dan tak lama kemudian mereka herpisah.
Winston mengeluh tak terdengar. Ia mengamhil penanja
dan menulis :
Perempuan itu mendjatuhkan dirinja diatas tempat tidur dan se-
gera, dengan tak ada sesuatu pendahuluan, menarik roknja keatas
dengan tjara jang paling hina dan paling mengerikan jang dapat
orang bajangkan. Aku-
Ia melihat dirinja herdiri di-samar2 terang itu, dengan hau
kepinding dan minjak wangi jang murah diluhang hidung-
nja dan didalam hatinja rasa penjesalan dan hentji, jang pada
waktu itu sekalipun ditjampuri ingatan akan tuhuh Kathe-
rine jang putih, jang dikakukan untuk se-lama2nja oleh ke-
kuasaan memhisu dari Partai. Apakah sehahnja mesti selalu
demikian ini? Apa sehahnja ia tak dapat mempunjai seorang
isteri untuk dirinja sendiri sehagai ganti perhuatan jang
djidjik jang dikerdjakannja sekali dalam sekian tahun ini?
ss
Tetapi hidup ber-patjarzan tulen harnpi:r tak mungkin ada.
Semua anggota wanita Partai sama sadja. Kesutjian sudah
sarna berurat-berakar dalarn diri mereka sep erti kesetiaan
terhadap Partai. Perasaan asli itu tentu sudah dilenjapkan
oleh pengaruh teliti sedjak masa ketjil, oleh olah-raga dan
air dingin, oleh omong kosong jang ber-kali2 disadjikan di-
sekolah dan dalam Barisan Mata2 dan dalam Persekutuan
Pemuda, oleh tjeramah2, arak2an, njanjian2, sembojan2 dan
musik bersemangat. Pikirannja berkata, bahwa mesti ada
keketjualian2, tetapi hatinja tak pertjaja. Semua mereka tak
terhampiri seperti jang memang Partai ingini. Dan apa jang
dibutuhkannja, bahkan lebih lagi dari ditjintai, ialah pena-
brakan dinding kesalehan itu, biarpun hanja sekali selama
hidupnja. Melakukan persetubuhan dengan rasa puas berarti
mendurhaka. Napsu adalah pikiransalah. Bahkanmenimbul-
kan napsu Katherine, seandainja ia berhasil dalamnja, akan
merupakan usaha menggoda, biarpun Katherine isterinja.
Tetapi landjutan riwajat itu masih harus ditjatat. Ia me-
nulis:
Aku membesarkan njala lampu itu. Diwaktu aku melihatnja da-
lam terang-
Sesudah udara gelap itu, njala lampu minjak ketjil itu tera-
sa seolah terang sekali. Dan baru untuk pertama kali itulah
ia dapat melihat perempuan itu dengan djelas. Ia madju se-
langkah dan berhenti kemudian, penuh napsu dan rasa nge-
ri. Kejakinan tentang risikonja untuk datang ketempat itu,
menusuk dirinja. Mungkin sekali ia akan terdjerat nanti
oleh patroli2, diwaktu hendak pulang : untuk itu bukan mus-
tahil, bahwa sekarang mereka sudah mengintainja diluar de-
kat pintu. Pun hila ia pergi sadja dengan tak melakukan
maksudnja datang kemari! Harus ditulis, harus diakui. Da-
lam terang larnpu itu ia melihat dengan tiba2 , bahwa perem-
puan itu sudah tua. Gintju jang menutupi wadjahnja itu de-
mikian tebal, sehingga nampaknja seolah dapat retak bagai-
kan topeng jang dibuat dari karton. Narnpak garis2 putih
dalam rarnbutnja, tetapi jang sungguh2 terlalu ialah mulut-
nja jang terbuka sedikit dan jang hanja memperlihatkan se-
86
buah lubang jang qitam itu. Perempuan itu tak mempunjai
gigi sama sekali.
Ia menulis dengan tjepat, dengan tulisan tjakar ajam:
Diwaktu aku melihatnja dalam terang itu, ia benar2 seorang pe-
rempuan tua, usianja paling sedikitlima-puluh tahun. Tetapi bi-
arpun demikian aku teruskan dan aku lakukan.
Djarinja ditekankannja pula pada pelupuk matanja. A-
chimja telah dituliskannja, tetapi tak ada bedanja. Terapi
itu tak berhasil. Kebutuhannja untuk meneriakkan kata2
kotor itu masih sama kuatnja.
VII

Bila ada harapan, demikian tulis Winston, maka harapan itu


terdapat dikalangan prole.
Bila ada harapan, maka harapan itu harus terdapat dikala-
ngan prole, karena hanja disana, didalam massa jang sim-
pang-siJ.Ir dan jang tak diperdulikan, delapanpuluh lima
persen dari penduduk Oceania, dikalangan rakjat djelata
itulah akan pernah dapat dihidupkan kekuatan untuk meng-
hantjurkan Partai. Partai tak dapat dimusnakan dari dalam.
Musuhnja, artinja kalau ada musuhnja, tak mempunjai ke-
sempatan untuk herkumpul, hahkan untuk saling herkena-
lan sadjapun tidak. Pun hila ada Persaudaraan-dongengan
itu (ini tentu masih mungkin), masih tak dapat terpikirkan
djuga, hahwa anggotanja akan pernah dapat herkumpul da-
lam djumlah jang lehih hesar dari her-dua2 atau hertiga.
Perlawanan herarti suatu pandangan mata, tekanan suara,
paling kuat, hila ada kesempatan, suatu hisikan. Tetapi
kaum prole tak perlu memhuat komplotan, asal sadja me-
reka dapat sedar dengan sesuatu djalan akan kekuatan me-
reka. Mereka hanja tinggal hangun dan hergerak seperti
djuga seekor kuda menggerakkan kulitnja mengusir lalat.
Bila mereka mau, mereka dapat mementjarkan Partai he-
sok pagi. Besok atau lusa nistjaja akan timhul keinginan da-
lam diri mereka untuk herhuat demikian. Tetapi -!
Ia teringat hagaimana pernah, diwaktu ia herdjalan mela-
lui djalan jang ramai, ia mendengar teriakan2 ratusan suara
- suara2 perempuan-dari sehuah gang tak djauh dari tem-
patnja waktu itu. Satu teriakan pandjang, riuh penuh hentji
dan keputusasaan, suara ,0 -o-o-o-o" jang keras dan da-
lam, jang mendengung terus seperti hunji djam. Hatinja
melontjat gemhira. Telah dimulai! pikirnja. Suatu huru-
hara! Kaum prole telah memherontak achirnja! Diwaktu
88
I, sampai ditempat itu, ia melihat dua atau tigaratus perem-
puan ber-desak2an disekitar kedai2 sebuah pasar, dengan
rnuka jang demikian sedih, seolah mereka penumpang2 se-
buah kapal tenggelam jang tak dapat tertolong lagi. T etapi
disaat ini keputusasaan bersama itu terpentjar djadi rente-
tan pertjektjokan2 perseorangan. Ternjata, bahwa salah satu
kedai itu mendjual kuali kaleng. Barang2 jang sudah peot2
dan djelek, tetapi kuali sudah sukar didapat. Sekarang per-
sediaannja tiba2 habis. Perempuan2 jang beruntung men-
tjari djalan keluar dengan kuali2 mereka itu, tetapi tertahan
dalam desakan2 dan dorongan perempuan2 jang lain, sedang-
kan puluhan orang jang lain, jang ber-teriak2 disekitar ke-
dai itu menuduh pedagang itu memilih bulu; kata mereka
ia masih ada menjimpan kuali2 ditempat lain. Terdengar
pula teriakan2 baru jang memekakkan. Dua perempuan jang
tjerewet, jang seorang dengan rambut terdjurai, sama2 me-
megang sebuah kuali jang sama dan masing2 mentjoba me-
nariknja .dari tangan jang lain. Sebentar mereka tarik-me-
narik dan kemudian gagangnja lepas . Winston melihat
mereka dengan perasaan mual. Meski begitu bukan main
kekuatan jang terdengar sesaat dalam teriakan kerongkongan
jang hanja beberapa ratus itu. Apakah sebabnja mereka tak
dapat berteriak demikian untuk sesuatu jang benar2 berarti?
Ia menulis:
Sebelum mereka sedar, mereka takkan mem-berontak2 dan baru
setelah mereka memberontak mereka akan sedar.
Kalimat itu, demikian pikirnja, hampir merupakan sali-
nan dari salah satu buku sekolah Partai. Partai mengatakan
tentu, bahwa merekalah jang melepaskan kaum prole dari
belenggu mereka. Sebelum Repolusi kaum prole ditindas
setjara mengerikan oleh kapi talis2, mereka kelaparan dan
dianiaja, wanita2 dipaksa bekerdja di-tambang2 batu bara
(sebenarnja wanita2 masih bekerdja dalam tambang2 batu
bara), anak2 jang baru berusia enam tahun sudah didjual ke-
pada pabrik2. Tetapi dalam pada itu Partai mengadjarkan
dengan bantuan beberapa peraturan sederhana, dan sesuai
dengan asas 2 pikiranganda, bahwa pada dasarnja kaum prole
89
adalah machluk dari tingkatan rendah dan. s ' perti djuga bi-
natang harus tinggal dalam kekangan. Sebenarnja tak banjak
jang diketahui tentang kaum prole. Tak perl u diketahui ba-
njak tentang mereka. Selama mereka tinggal bekerdja dan
berkembang-biak, tak penting apa jang m ereka kerdjakan
selandjutnja. Karena mereka dibiarkan.sendiri, seperti ter-
nak jang dilepaskan di-padang2 Argentinia, maka mereka
kembali ketjara hidup jang bagi mereka seolah biasa, se-
matjam tjara hidup nenek-mojang. Mereka dilahirkan, di-
besarkan didalam got; mereka bekerdja diwaktu mereka
berusia duabelas tahun; mereka menghidupi masa perkem-
bangan ketjantikan dan napsu kelamin jang pendek; mereka
kawin diwaktu berusia duapuluh tahun; mereka sudah se-
tengah umur diwaktu berusia tigapuluh tahun; dan seba-
gian besar mati pada usia enampuluh tahun. Pekerdjaan ba-
dani jang berat, memelihara isteri dan anak2, pertjektjokan2
rendah dengan tetangga, pilem, sepakbola, bir dan teruta-
ma main djudi merupakan batas2 lingkungan hidup mereka.
Tak sulit untuk memegang mereka dalam kekangan.
Diantara mereka selalu berkeliaran beberapa anggota Po-
lisi-Pikiran jang menjebarkan kabar2 bohong dan jangmeng-
ikuti dan menjingkirkan satu-dua orang jang -dianggap
mungkin berbahaja, tetapi tak pernah ditjoba menjedarkan
mereka akan tjita2 Partai. Tak diingini , bahwa kaum prole
mendapat perasaan2 politik jang kuat. Apa jang diinginkan
dari mereka ialah tjinta tanah air jang bersahadja, jang dapat
diminta bantuan sesering diperlukan untuk menjuruh me-
reka bekerdja lebih lama atau rrienerima pembagian2 jang
dikurangi. Dan hila mereka merasa tidak puas sekalipun,
(suatu hal jang terdjadi kadang2), ketidak-puasan itu tak
djuga mengakibatkan apa2, karena dalam ketiadaan peng-
ertian umum mereka itu, mereka hanj a dapat menudjukan-
nja kepada dendam jang tak berarti dan jang terpisah satu
sama lain. Keadaan2 jang lebih buruk itu sama sekali tak
nampak oleh mereka. Sebagian besar dari kaum prole tak
mempunjai pesawat-tele dalam rumah mereka. Pun polisi
biasa tak banjak mentjampuri mereka. Di London terdapat
banjak sekali kedjahatan2, suatu dunia-dalam-dunia pen-
tjuri21, bandit, sundal, pedagang dalam alat2 pembius dan
pendjahat2 dari segala matjam, tetapi oleh karena semua ini
berlangsung diantara kaum prole sendiri, maka tak begitu
berarti. Didalam semua urusan susila mereka boleh meniru
susilanenek-mojangmereka. Kesalehan kelamin Partai tak
dipaksakan pada mereka. Pertjabulan tak dihukum, pertje-
raian diizinkan. Sedianja kebaktian2 digeredja diizinkan,
hila nampak pada kaum prole, bahwa mereka membutuh-
kan atau mengingininja. Mereka diluar dunia tjuriga.
Seperti kata sembojan Partai: ,Prole dan binatang bebas."
Winston menggaruk pembuluh mekarnja jang mulai gatal
lagi: Titik jang selalu diketemukan kembali ialah kemusta-
hilan unttik mengetahui bagaimana sebenarnja kehidupan
sebelum Repolusi. Ia mengambil dari latji sebuah buku pe-
ladjaran sedjarah jang dipindjamnja dari njonja Parsons dan
mulai menjalin satu bagian dalam buku hariannja itu:
Diwaktu janglalu ( demikian tertulis dalam buku sedjarah itu),
sebelum Repolusi jang gilang-gemilang, London bukan kota se-
bagus jang kita kenai seperti sekarang. Kotanja gelap, kotor dan
miskin; hampir tak ada orang mendapat tjukup makanan dan ra-
tusan dan ribuan orang miskin tak mempunjai sepatu dikakinja,
bahkan tak mempunjai atap sadja diatas kepalanja. Anak2 jang
tak lebih tua dari kamu, harus bekerdja duabelas djam sehari un-
tuk madjikan 2 jang kedjam. Madjikan2 memukuli mereka dengan
tjambuk, bila anak 2 bekerdja terlalu lambat dan tak memberikan
mereka makanan janglain dari kerak 2 roti apak dan air. Tetapi
di-tengah 2 kemiskinan jang mengerikan itu nampak sedjumlah
rumah jang besar sekali dan bagus, jang didiami orang 2 kaja,
jang mempunjai tigapuluh pelajan untuk meladeni mereka. Orang 2
kaja ini disebut kapitalis2. Orang2nja gendut, djelik dan nampak
kedjam, seperti gambar orang dihalaman disebelah. Dapat kamu
lihat, bahwa ia memakai djas pandjang hitam jang disebut djas
bordjuis dan topi adjaib jang mengilau, berbentuk pipa dan jang
disebut topi tinggi. /nilah pakaian seragam kapitalis 2 dan orang
lain tak boleh memakainja. Semua jang ada didunia ini mendjadi
kepunjaan kapitalis 2 itu dan setiap orang lain adalah budak me-
91
reka. Semua tanah, semua rumah, semua pabrik dan semua uang
adalah milik mereka. Bila seseorang tak patuh pada mereka, me-
reka dapat memasukkan orang itu dalam pendjara atau mereka
dapat melepasnja dari djabatannja dan membiarkannja mati ke-
laparan. Bila orang biasa berbitjara dengan seorang kapitalis, ia
harus membungkuk dan merangkak dan mengambil topinja dari
kepala dan menjapanja dengan ,Sir". Kepala dari kapitalis itu
disebut Radja, dan-

Tetapi ia sudah tahu landjutan tjerita itu. Sekarang akan


ditutur~an uskup2 dan hakim2 dengan djubah mereka, tiang
tempat orang2 hukuman ditontonkan, pasung dan kongko-
ngan, penggilingan jang didjalankan denganmemutarrodanja
dengan kaki, tjambuk dari kulit, banket tahunan dari Lord
Mayor dan kebiasaan untuk mentjium kaki Paus. Ada djuga
sesuatu jang disebut jus primae noctis dan jang barangkali tak
disertakan dalam buku peladjaran untuk anak2. Jang dimak-
sud ialah undang2, jang memberikan hak kepada setiap ka-
pitalis untuk tidur dengan sembarang perempuan, jang be-
kerdja dalam salah satu pabriknja.
Bagaimana akan dapat kita ketahui, sampai dimana semua
ini bohong b elaka? Mungkin benar, bahwa pada umumnja
hidup orang sekarang lebih baik dari sebelum Repolusi.
Bukti satu2nja untuk kebalikannja ialah sanggahan tolol da-
lam diri sendiri, perasaan naluri, bahwa keadaan2 hidup
kita tak terderita dan bahwa keadaan itu mesti pernah lain
disuatu waktu jang lain. Njata baginja, bahwa tjorak jang
menandai hidup sekarang ini, bukan kekedjaman dan keti-
dak-amanannja, tetapi ketandusannja, kebutekannja, kele-
suannja. Kalau kita lihat kesekitar kita, maka hidup kita tak
melihatkan persamaan, bukan hanja dengan bohong2 jang
mengalir dari pesawat-2tele, bahkan tidak dengan tjita2 jang
ditjoba wudjudkan oleh Partai. Sebagian besar hidup itu,
pun bagi seorang anggota Partai, tak berwarna dan tak ber-
politik, hanja suatu pemerasan keringat dengan pekerdjaan
jang mengerikan, berebutan tempat dalam kereta-api diba-
wah tanah, menjisipi kaus usang, me-minta2 tablet saccha-
92
rinc, menjimpan puntung2 rokok. Tjita2 jang digembar-
gcmborkan oleh Partai adalah sesuatu jang besar, mengeri-
kan dan tjemerlang-suatu dunia dari besi dan beton, dari
mesin2 raksasa dan sendjata jang menakutkan- suatu bangsa
jang terdiri dari pahlawan dan orang2 panatik, jang melang-
kah madju dalam kesatuan jang sempuma, semua dengan
pikiran jang sama dan jang meneriakkan sembojan2 jang
sama, bekerdja tak ber-henti2, bertempur, membawa ke-
menangan gilang-gemilang, mengedjar - tigaratus djuta
orang, semua dengan wadjah jang sama. Kenjataannja ialah
kehantjuran, kota2 jang butek, dimana orang2 kelaparan
mundar-mandir dengan memakai sepatu jang botjor dalam
rumah2 jang ditambali dari abad kesembilan belas, jang se-
lalu bau kol dan kakus jang .djarang dibersihkan. Ia seolah
melihat bajangan London, luas dan hampir ambruk, kota
dengan sedjuta pelbak atau kaleng sampah, dan berhubu-
ngan dengannja potret njonja Parsons, seorang perempuan
dengan wadjah jang ber-alur2 dan berambut djarang, dan
jang mengoreki saluran air didapur dengan tak berdaja.
Ia menggaruk mata kakinja itu pula. Siang-malam pesawat2-
tele menjakitkan telinga kita dengan statistik untuk me-
nundjukkan, bahwa manusia sekarang lebih banjak mem-
punjai makanan, lebih banjak pakaian, lebih banjak hiburan
dan rumah jang lebih bagus-bahwa mereka hidup lebih
lama, mempunjai waktu kerdja jang lebih pendek, bahwa
mereka lebih besar, lebih sehat, lebih kuat, lebih bahagia,
lebih pintar, lebih terpeladjar dari manusia limapuluh ta-
hun jang lampau. Satu perkataanpun dari padanja tak dapat
dibuktikan atau disangkal. Partai mengatakan misalnja, bah-
wa sekarang empatpuluh persen dari prole2 jang dewasa
dapat membatja dan menulis : sebelum Repolusi, demikian
katanja, djumlah ini hanja limabelas persen. Partai menga-
takan, bahwa djumlah anak2 jang mati hanja berdjumlah se-
ratus enampuluh dalam seribu orang, sebelum Repolusi
djumlah itu tigaratus-dan demikian seterusnja. Sarna se-
perti persamaan biasa dengan dua anu. Mungkin sekali,
bahwa benar2 setiap perkataan dalam buku2 sedjarah itu,
93
bahkan djuga halll jang .kita terima sebagai hal jang lazim,
mungkin hanja chajal belaka. Sepandjang pengetahuannja
mungkin sekali, bahwa tak pemah ada undang2 seperti jus
primae noctis atau suatu machluk seperti kapitalis atau pakai-
an seperti topi tinggL
Semua mengabur dalam kabut. Masa lampau telah diha-
puskan, penghapusan itu telah dilupakan, bohong telah
djadi kebenaran. Hanja sekali sadja dalam hidupnja - setelah
kedjadian itu: itulah jang penting - ia memegang dalam
tangannja satu tandabukti pemalsuan jang njata dan jang tak
dapat dimungkiri. Tigapuluh sekon lamanja bukti itu ia pe-
gang dengan djarinja. Kedjadian itu kira2 ditahun I 97 3-
biarpun bagaimana, disekitar waktu itulah ia dan Katherine
berpisah. Tetapi tanggal jang bersangkutan itu ialah tudjuh,
delapan tahun sebelumnja.
Sebenamja tjerita itu mulai dipertengahan tahun keenam-
puluhan, masa pembersihan besar2 an itu, pada waktu mana
pemimpin2 asli dari Partai disingkirkan untuk se-lama2nja.
Mendjelang I97o tak seorang dari mereka, selain dari Bung
Besar, jang tinggal. Sementara itu semua jang lain itu telah
dituduh sebagai pengchianat atau sebagai orang jang contra-
revolusioner. Goldstein melarikan diri dan bersembunji
ditempat jang tak diketahui oleh siapapun djuga dan dari
antara jang lain ada beberapa jang menghilang begitu sadja,
sedangkan sebagian besar dihukum mati setelah pengadilan2
jang menggemparkan dimuka umum: pada waktu itu me-
reka mengakui kesalahan2 mereka. Diantara orang2 jang
terachir jang masih hidup terdapat tiga orang: Jones,
Aaronson, dan Ruthford. Mereka bertiga ini ditangkap
kira2 ditahun I 9 6 s. Seperti sering terdjadi mereka hilang
setahun atau lebih, sehingga tak ada orang jang mengetahui
apakah mereka hidup atau mati. Dan kemudian mereka
muntjul kembali untuk dituduh dengan tjara jang biasa.
Mereka mengakui, bahwa mereka mempunjai hubungan
dengan musuh (djuga diwaktu itu Eurasialah musuh itu),
bahwa mereka menggelapkan uang negara, membunuh be-
berapa anggora Partai jang setia, berkomplot untuk me-
94
n •ntang pimpinan Bung Besar dan telah'rmemulainja lama
scbelum Revolusi petjah dan karena tindakan2 sabot mereka
menjebabkan matinja ratusan ribu orang. Setelah mereka
mengakui semua ini mereka diberi ampun, diterima kern-
bali dalam Partai dan mendapat kedudukan jang sebenarnja
tak berarti; tetapi jang bernama mentereng. Mereka ber-
tiga menulis karangan2 jang pandjang-memuakkan dalam
Waktu. Karangan2 jang m enguraikan sebab 2 kesalahan2 me-
reka itu dan jang berisi djandji2 perbaikan diri.
Beberapa waktu setelah pembebasan mereka itu Winston
memang melihat mereka dalam cafe Pohon Kastanja. Ia
mengingat, bagaimana ia duduk melirik kearah mereka de-
ngan rasa takut terpesona. Orang2 itu lebih tua daripadanja,
peninggalan2 dunia lama, ha~pir tokoh2 besar terachir jang
masih tinggal dari masa permulaan Partai jang bergelora.
Sedikit kedjajaan perdjuangan dibawah tanah dan perang
saudara masih nampak membekas pada mereka. Biarpun
pada waktu itu semua kenjataan2 dan tanggal telah mulai
pudar dalam kabut, ia merasa, bahwa ia telah mengenal
nama mereka, tahunan sebelum ia mengenal nama Bung
Besar. Meski begitu mereka adalah orang2 buangan, musuh,
sampah masjarakat, jang dengan tak dapat dihindarkap. lagi
sudah dituahkan untuk dilenjapkan dalam beberapa tahun
ini. Karena setiap orang jang pernah djatuh ketangan Po-
lisi-Pikiran takkan lepas 2 lagi dari genggamannja. Mereka
bangkai2 jang menanti saatnja akan dikirim kembali keku-
bur. Tak ada orang duduk disalah satu medja dekat mereka.
Karena kalau kelihatan didekat orang2 jang demikian itu
sadja sudah berbahaja. Mereka duduk membisu dibelakang
gelas jenever jang berbau tjengkeh, jaitu minuman buatan
chusus dari cafe itu. Dari ketiga orang2 itu Rutherford de-
ngan romannja itulah jang paling menakdjubkan Winston.
Dahulu Rutherford adalah seorang karikaturis jang terke-
nal: gambar2nja jang ngeri turut membantu menghangat-
kan pendapat umum sebelum dan selama Revolusi. Bahkan
sekarang masih terbit ber-selang2 lama gambar2 edjekannja
dalam Waktu. Gambar2 itu biasa sadja pelandjutan dari gaja

9S
lamanja dan anehnja tanpa kelintjahan dan daja mejakinkan~·
nja. Semuanja selalu dengan pokok2 jang lama-pondok2,
anak2 jang kelaparan, perkelahian2 didjalanan, kapitalis2 de-
ngan topi2 tinggi-bahkan kapitalis2 itu seolah memakai topi
tinggi mereka pada barikade2-pertjobaan2 putusasa jang
tak berachir untuk kembali kemasa lampau. Orangnja be-
sar-kedjam, dengan rambut putih jang berminjak, dengan
kantong2-pipi dan wadjah jang berkerut dan bibir tebal se-
perti bibir seorang Neger. Ia mesti pernah orang jang kuat
sekali; sekarang tubuh jang besar itu telah lemah, bungkuk,
gendut, ambruk kesegala pendjuru. Ia seolah nampak me-
leleh dimuka mata kita seperti batu es disinar matahari.
Pukullimabelas dan pada waktu ini selalu sepi. Kini Win-
ston tak dapat mengingat bagaimana ia terdampar dicafe itu
disaat jang demikian. Cafe itu hampir kosong. Dari pesa-
wat-tele terdengar musik per-lahan2 jang bunjinja seperti
kaleng. Ketiga orang itu duduk dipodjok ruang itu hampir
tak ber-gerak2 dan tak berkata apa2. Dengan tak diminta
pelajan membawa tiga gelas jenever jang baru. Diatas medja
dekat mereka sedia sebuah papan tjatur dengan bidji2nja
jang sudah disusun, tetapi dengan tak ada orang jang main.
Dan kemudian terdjadilah sesuatu dengan pesawat-tele itu,
semuanja barangkali selama setengah menit. Lagu jang di-
mainkan berubah dan nada dari musik itupun berubah. Jang
terdengar sekarang-tetapi sulit untuk menggambarkannja.
Suara jang aneh, parau, menguak, mengedjek; Winston
menjebutnja dalam hatinja: suara jang kuning. Sesudah itu
suara dari pesawat tele itu mulai m enjanji:
Dibawah pohon kastanja
Beta djual bung dan bung beta
Kita disini dan mereka disana
Dibawah pohon kastanja.
Ketiga orang itu tak bergerak barang sedetikpun djuga. Te-
tapi diwaktu Winston melajangkan pula matanja kearah
wadjah Rutherford jang laju itu, nampak olehnja, bahwa
matanja penuh air-mata. Dan dengan sesuatu perasaan jang
96
ngeri dan toh dengan tak mengetahui apa sebabnja ia merasa
' ngeri, ia melihat untuk pertama kalinja, bahwa Aaronson
dan Rutherford sama2 mempunjai hidung jang patah.
Tak lama kemudian mereka bertiga ditangkap pula. Ter-
njata, bahwa tadinja mereka terus terdjun kembali dalam
komplotan2 baru, setelah mereka dibebaskan. Pada penga-
dilan jang kedua mereka mengakui sekali lagi semua kesa-
lahan mereka jang lama, ditambah dengan sederetan kesala-
han baru. Mereka dihukum mati dan nasib mereka itu ter-
tjatat dalam buku2 sedjarah Partai sebagai peringatan bagi
turunan jang akan datang. Kira2 lima tahun kemudian, da-
lam tahun 1973; waktu Winston meinbuka satu pak doku-
men jang baru diembuskan dari pipa-surat2 kemedjanja,
terpegang oleh tangannja setjarik kertas jang rupanja ter-
masukkan diantara kertas2 jang lain itu dan kemudian dilu-
pakan. Diwaktu ia baru sadja rnelintjinkan kertas itu, ia te-
lah mengetahui isinja. Kertas itu robekan separo lembaran
Waktudari kira2 sepuluh tahun janglalu-bagian atas leDJba-
rannja ,sehingga ada djuga tanggalnja - dan mernuat gambar
utusan2 kepertemuan partai di New York. Di-tengah2 bari-
san muka berdiri Jones, Aaronson dan Rutherford. Tak sa-
lah lagi; disarnping itu nama2 mereka disertakan dibawah-
nja. Soalnja sekarang ialah, bahwa ketiga orang itu rnenga-
kui pada kedua pengadilan itu, bahwa pada tanggal itu me-
reka berada didaerah Eurasia. Mereka terbang dari lapangan
terbang rahasia di Canada kesuatu pertemuan disuatu tern-
pat di Siberia dan mengadakan perundingan dengan Staf
Urnum Eurasia, kepada siapa mereka tjeritakan rahasia2
militer jang penting. Tanggal itu tinggal tertjatat dalam i-
ngatan Winston, karena hari itu kebetulan hari jang terpan-
djang dari tahun itu; tetapi seluruh tjerita itu djuga harus
tertjatat dibanjak tempat jang lain. Kesimpulan jang mung-
kin dapat ditarik hanja satu: pengakuan2 itu bohong. Sudah
barang tentu hal ini sendiri bukan suatu pendapatan. Bahkan
pada waktu itu tak terbajangkan oleh Winston, bahwa o-
rang2 jang dilenjapkan pada pembersihan itu benar2 mela-
kukan kedjahatan2 seperti tuduhan2 jang ditimpakan kepada
97
mereka itu. Tetapi ini adalah bukti jang njata; suatu bagian
dari masa lalu jang ditiadakan, seperti tulang2 fosil2 jang
muntjul dilapisan tanah jang salah dan meniadakan teori2 il-
mu pengetahuan bumi. Suatu hal jang tjukup untuk me-
mantjarkan Partai dalam atom2, hila bukti itu dapat diu-
mumkan dengan salah suatu tjara keseluruh dunia dan di-
tundjukkan artinja.
Ia segera meneruskan pekerdjaannja. Segera ia mengenal
dan mengetahui arti gambar itu, lalu ia menutupnja dengan
setjarik kertas lain. Untunglah, diwaktu dibukanja, gambar
itu ter~alik kalau dilihat dari arah pesawat-tele.
Ia meletakkan buku-tjatatannja diatas lututnja dan meng-
geser kursinja kebelakang, mendjauhi pesawat~tele sedapat
mungkin. Untuk mendjaga agar roman muka tinggal biasa
tak sulit, bahkan napas kita dapat kita kuasai dengan sedikit
kemauan: tetapi denjutan djantung tak dapat ditahan dan
pesawat-tele itu benar2 tjukup halus untuk mentjatatnja.
Menurut pikirannja ia menanti sepuluh menit, selama itu
terus-menerus disiksa oleh rasa takut, bahwa sesuatu kebe-
tulan-misalnja angin jang tiba2 datang meniup melalui me-
djanja-akan membuka rahasianja itu. Sesudah itu ia men-
djatuhkan gambar jang terus ditutupnja itu kedalam lu-
bang-ingatan bersama beberapa tjarik kertas tua jang lain.
Satu menit lagi, barangkali, dan kertas2 itu akan djadi abu.
· Kedjadian itu sepuluh-sebelas tahun jang lalu. Kalau pe-
ristiwa itu terdjadi sekarang, gambar itu akan disimpannja
barangkali. Sungguh aneh, bagaimana kenjataan, bahw:a ia
pernah memegang gambar itu diantara djarinja, bahkan se-
karang masih seolah membuat perbedaan untuknja, sedang-
kan gambar itu sendiri, maupun kedjadian jang dinjatakan-
nja, hanja kenangan semata. Apakah kurang kuat genggaman
Partai pada masa silam, demikian tanjanja kepada dirinja
sendiri, karena suatu bukti jang kini tak ada lagi pernah ada?
Tetapi pada saat ini, gambar itu, sekiranja dengan sesuatu
tjara terdjelmakan kembali dari abunja, mungkin tak mem-
punjai daja bukti lagi. Pada waktu ia menemukan gambar
itu, Oceania sudah tak berperang lagi dengan Eurasia dan
98
m sti kepada wakil 2 Timurasialah ketiga orang jang mati
it u mengchianatkan tanah-airnja. Sedjak itu telah diadakan
p rubahan2 baru-dua, tiga, tak diingatnja lagi berapa.
Mungkin sekali pengakuan2 itu telah disusun kembali dan
disusun kembali, sehingga kedjadian2 dan tanggal2 jang asli
tak mempunjai suatu arti jang seketjil manapun djuga. Masa
silam bukan hanja berubah, tetapi berubah terus-menerus.
Jang paling menjiksanja bagaikan mimpi-djelek ialah kese-
darannja, bahwa ia tak pernah djelas mengerti mengapa bo-
hong setjara besar2an ini diselenggarakan. Keuntungan
langsung dari pemalsuan masa silam sudah terang, tetapi
tudjuan sebenarnja tetap tinggal sesuatu jang gaib. Ia me-
ngambil penanja dan menulis: ·
Aku mengerti BAGAIMAN"ANJA: aku tak mengerti MENGAPANJA.
Ia bertanja kepada dirinja sendiri, seperti jang telah de-
mikian sering dilakukannja, apakah pikirannja sendiri me-
mang waras. Barangkali orang gila hanjalah golongan jang
terketjil jang terdiri atas satu manusia. Kepertjajaan, bah-
wa dunia ini berputar mengelilingi matahari pernah men-
djadi suatu tanda kemiringan otak: sekarang kepertjajaan,
bahwa masa lampau mustahil dapat berubah. Barangkali
hanja ia sendirilah jang berpendapat demikian, dan hila me-
mang demikian, maka ia djuga gila. Tetapi pikiran, bahwa
ia orang gila tak menakutinja: jang mengerikan ialah, ·bah-
wa ia mungkin djuga salah.
Ia mengambil buku peladjaran sedjarah itu dan melihat
gambar Bung Besar jang menghiasi sampulnja. Mata jang
membiusi itu merenunginja. Rasa2nja seolah kita ditekap
kebawah oleh tenaga raksasa-sesuatu jang menerobos sam-
pai kedalam kepala, menubruk otak, menjebabkan kita ke-
hilangan kejakinan karena ketakutan, hampir membuat kita
mengingkari tanggapan2 pantjaindera sendiri. Achirnja
Partai akan memberitakan pula, bahwa dua tambah dua
sama dengan lima, dan kita harus mempertjajainja. Tak da-
pat dihindarkan, bahwa besok lusa mereka akan mengemu-
kakan tuntutan itu: kedudukan mereka dengan sendiri
membutuhkannja. Bukan hanja daja bukti pengalaman, te-
99
tapi adanja kehenaran jang njata sekalipun dlsangkal diamll
oleh~filsafat mereka. Bid'ah jang paling tinggi ialah pikiran
waras. Dan jang mengerikan hukan, hahwa mereka akan
memampuskan kita kalau pikiran kita lain, tetapi hahwa pen-
dapat mereka harangkali henar. Karena hagaimanakah sehe-
narnja kita ketahui, hahwa dua tamhah dua sama dengan
empat? Atau hahwa gaja herat ada? Atau hahwa masa silam
tak dapat heruhah.? Bila masa silam dan dunia luar hanja ada
dalam pikiran dan hila pikiran itu sendiri dapat dikuasai-
hagaimana?
Tidak! Tiha2 keheraniannja seolah dengan sendiri menda-
pat tulang punggung. Wadjah O'Brien muntjul dalam ru-
ang pikirannja, njata terhajang dengan tak didjelmakan oleh
suatu asosiasi. Ia mengetahui dengan lehih pasti dari sehe-
lumnja, hahwa O'Brien herdiri dipihaknja. Ia menulis hu-
ku harian itu untuk O'Brien-kepada O'Brien: huku harian
itu hagaikan tjatatan jang tak herachir dan jang kapan2 pun
takkan dihatja oleh orang, tetapi jang ditudjukan kepada
orang jang tertentu dan jang ditandai oleh kenjataan itu.
Partai mengadjar kita mengingkari hukti jang diherikan
oleh mata dan kuping. Itulah perintah mereka jang tera-
chir, jang paling hakiki. Bila ia pikirkan kuasa raksasa jang
ada dihadapannja, hila ia pikirkan hetapa mudahnja seorang
anggota-terpeladjar Partai dapat mengalahkannja dalam
perdehatan serta alasan2 ketjil halus jang takkan dapat ia
mengerti, djangan dikata mendjawahnja, ia hilang sema-
ngat. Tetapi hiarpun demikian, ia henar. Me:reka salah dania
henar. Jang njata, jang sederhana dan jang henar harus di-
pertahankan. Kehenaran2 jang djelas adalah henar, pegang-
lah teguh2. Bumi ada, hukum2nja kekal. Batu keras, air
hasah, dengan tiada pegangan henda2 akan pada herdjatuhan
ketitik pusat dunia. Dengan perasaan, hahwa ia herkata ke-
pada O'Brien dan djuga, hahwa ia mentjatatkan suatu ak-
sioma jang penting, ia menulis :
Kemerdekaan ialah kemerdekaan untuk mengatakan bahwa dua
tambah dua adalah empat. Bila hal itu diizinkan, semua jang
lain itu menjusul.
100
VIII

BAu kopi-bau kopi tulen, bukan kopi Kemenangan-dari


suatu tempat digang itu sampai tertjium didjalanan. Dengan
tak sengadja Winston berhenti. Selama dua sekon barang-
kali ia kembali kedunia masa mudanja jang sudah setengah
dilupakannja itu. Kemudian satu pintu terdengar ditutup
dan bau itu hilang demikian tjepat seakan bau itu suatu
suara.
Ia telah bergelandangan disepandjang djalan entah telah
berapa kilometer djauhnja dan pembuluh mekamja ber-
denjut2. Malam itu adalah malam jang kedua dalam tiga
minggu ini ia tak pergi ke Balai Pertemuan: suatu perbua- .
tan jang berbahaja, karena kedatangannja digedung Perte-
muan itu pasti diperhatikan dengan teliti. Pada dasamja
seorang anggota Partai tak pemah mempunjai waktu me-
ngaso dan tak pemah sendiri, ketjuali ditempat-tidumja.
Karena hila ia tidak bekerdja, makan atau tidur, sudah se-
mestinja, bahwa ia turut serta dengan salah satu matjam hi-
buran bersama : berbuat sesuatu jang dapat memberi kesan
kita ingin menjendiri, pun hila kita ingin ber-djalan2 sendi-
rian, selalu agak berbahaja. Untuk ini ada satu perkataan
dalam Bahasa Baru: disebut kemauan-sendiri, dan artinja in-
dividualisme dan tabiat jang aneh. Tetapi diwaktu ia keluar
dari Kementerian malam ini, udara bulan April jang sedjuk
itu menggodanja. Langit lebih biru dari jang pemah dilihat-
nja sepandjang tahun ini dan tiba2 malam2 jang pandjang dan
riuh digedung Pertemuan, permainan2 jang membosankan
dan sangat mendjemukan, tjeramah2 , persaudaraan jang
matjat, jang diminjaki dengan jenever, semua itu terasa se-
olah memuakkan. Pada suatu perhentian bus ia lari dengan
tiba2, gelandangan tak menentu disepandjang djalanan Lon-
don, mula2 kesebelah Selatan, kemudian kesebelah Timur,
101
sesudah itu kesebelah Utara dan hilang arah dibagian kota
jang tak dikenalnja dengan tak begitu perduli kemana lang- .
kahnja pergio .
,Bila ada harapan," demikian ia tulis dalam buku hariannja
itu, ,maka harapan itu terdapat dikalangan prole 0" Kata2 itu
ber-kali2 timbul dalam kepalanja, perumusan kebenaran
jang gaib dan ketololan jang njatao Ia berada disuatu lorong
jang gelap dibagian kota jang tak dikenalnja disebelah
Utara dan Timur bekas stasion Saint Pancraso Ia berdjalan
melalui djalanan jang dibuat dari batu litjin, dikiri-kanan-
nja rUJI?.ah2 ketjil bertingkat-dua tanpa beranda2 muka dan
jang mempunjai pintu2 bobrok, jang setjara adjaib mengi-
ngatkan kita akan sarang2 tikuso Disana-sini nampak gena-
ngan air kotor diantara batu2litjin djalanano Orang2berkeru-
mun keluar-masuk pintu2 gelap dan melalui gang2ketjil jang
tembus didjalan besar itu-gadis2 diremadjanja dengan bi-
bir2 jang dimerahi tebal dan pemuda2 jang mengikuti gadis2
itu, perempuan gendut jang berdjalan berajun lenggang se-
perti itik, jang melihatkan bagaimana djadinja gadis2 itu
tiga tahun lagi dan machluk2. tua bungkuk jang melangkah
seret dengan kaki datarnja dan anak2 tidak bersepatu dan
berpakaian tjompang-tjampingjang ber-main2 di-genangan2
air dan jang kemudian lari mementjar kesegala pendjuru
mendengar teriakan marah para ibu merekao Barangkali
seperempat dari djendela jang menghadap kedjalan sudah
rusak dan dipakui dengan papano
Kebanjakan orang itu tak memperhatikan Winston, bebe-
rapa mematainja dengan sematjam ingin tahu jang hati2o
Dengan lengan jang merah-genteng dilipat diatas perut, dua
perempuan jang menjeramkan, berdiri ber-tjakap2 dimuka
sebuah pintuo Sambil berdjalan kearah mereka, Winston
menangkap sebagian pertjakapan merekao
,Ja, kata saja kepadanja, ngomong memang gampang, kata
sajao Tetapi kalau kau saja itu dulu, kau tentu akan berbuat
seperti saja ituo Memang gampang mengeritik orang, kata
saja, tetapi kau tak berurusan dengan hal2 seperti soal saja
ituo"
102
, begitu," kata jang kedua, ,memang begitu. Memang
b nar begitu."
Suara jang mel engking itu berhenti tiba2. Diwaktu ia me-
lewati perempuan2 itu, mereka memandangnja dengan ·ke-
sepian jang memusuhi. Tetapi tak rriemusuhi benar, hanja
sematjam kewaspadaan, kekagetan sementara seperti hila
lewat seekor binatang jang aneh. Pakaian-kerdja Partai jang
biru itu mustahil suatu tontonan se-hari2 didjalanan seperti
ini. Memang tak baik untuk melihatkan diri di-tempat2 jang
demikian, ketjuali kalau ada suatu tudjuan jang tertentu.
Kalau kebetulan bertemu dengan ronda, mungkin kita akan
ditangkap. ·
,Ada surat2 keterangan, saudara? Apa kerdja saudara di-
sini? Pukul berapa keluar kantor? Lewat sinikah saudara
selalu, kalau mau pulang?"-dan demikian selandjutnja dan
sebagainja. Bukan bahwa ada peraturan jang melarang pu-
lang melalui djalan jang lain dari biasa: tetapi hal itu sudah
tjukup untuk minta perhatian istimewa Polisi Pikiran, ka-
lau mereka mendengarnja. Tiba2 sepandjang djalanan gem-
par. Teriakan2 ,awas, awas" terdengar disegala pendjuru.
Orang pada berlarian masuk seperti kelintji. Seorang pe-
rempuan muda melontj<~;t keluar pintu tak djauh dari Win-
ston, meraih seorang anak ketjil jang main2 didalam ge-
nangan air, menjelimutinja dengan kainnja dan melontjat
kembali, semua dalam satu gerak. Pada saat jang sama sea-
rang lelaki jang berpakaian hitam-kumal, jang muntjul dari
sebuah gang ketjillari, mendapatkan Winston dan menun-
djuk gelisah keudara.
,Tangasan!" teriaknja. ,Awas bung! Tu, tepat diatas bung!
Lekas rebah". ,Tangasan" ialah nama djulukan jang karena
sesuatu sebab diberikan oleh orang prole kepada born ra-
ket. Winston segera meniarapkan dirinja. Peringatan jang
_diberikan orang prole demikian, hampir selalu benar. Me-
reka seolah mempunjai sematjam naluri jang memberikan
mereka tanda bahaja, beberapa sekon sebelum born raket
itu datang, biarpun katanja raket lebih tjepat dari suara.
Winston melipat tangannja diatas kepalanja. Suatu letusan
IOJ
k ras menggetarkan tanah, benda2ketjil menghudjani pung-
gungnja. Kemudian, setelah ia berdiri kern bali, ia lihat bah-
wa ia ditimpai petjahan2 gelas djendela jang terdekat.
Ia berdjalan terus. Born itu menghantjurkan sekelompok
rumah jang letak berantara kira2 duaratus meter lagi dari-
padanja. Asap mengebul diudara dan dibawahnja kepulan
kapur dalam mana telah berkerumun orang2 disekitar puing2
itu. Diatas djalanan dimukanja ia lihat setumpukan kapur
dan di-tengah2nja njata nampaknja sesuatu jang merah djer-
nih. Setelah ia mendekatinja nampak olehnja sebuah tangan
manusia jang terlepas dipergelangannja. Selain dari poto-
ngannja jang merah itu tangan itu demikian putjat sehingga
tak ubahnja tuangan batu tahu.
Ia menjepak potongan tangan itu kedalam got dan untuk
mengelakkan kerumunan orang itu ia memasuki djalan ke-
tjil sebelah kanan. Tiga, empat menit lagi ia sudah akan
djauh dari daerah jang dibom itu dan kerumunan orang itu
bubar dan masing2 melandjutkan hidupnja seolah tak ada
kedjadian apa2. Waktu kira2 pukul duapuluh dan kedai2
tempat minum orang prole penuh tamu. Melalui anak-
pintunja jang usang jang terus-menerus tertutup-terbuka
melintjir keluar bau kentjing, serbuk gergadji dan bir asam.
Disebuah podjok jang dibentuk oleh dinding muka jang
mendjorok nampaknja tiga lelaki berdiri dekat2 sekali; jang
berdiri di-tengah2 memegang sebuah koran jang dilipat,
sedangkan jang dua lagi membatjanja sambil mendjenguk
dari atas pundaknja. Sebelum ia tjukup dekat pada mereka
untuk dapat melihat roman muka orang2 itu dengan njata,
Winston sudah dapat melihat pada setiap garis tubuh me-
reka, bahwa seluruh perhatian ketiga orang itu terpusat
pada isi surat-~abar itu. Djelas kelihatan, bahwa apa jang
mereka batja itu suatu berita jang hebat. Diwaktu ia hanja
beberapa langkah dari mereka, ketiga orang itu tiba2 bubar
dan dua orang diantaranja bertengkar mulut dengan sengit.
Sebentar nampaknja, seolah mereka mau berkelahi. ..
.,Kurang adjar, apakah kau tak dapat mendengar apa jang
saja katakan padamu? Saja katakan, bahwa Sl\da empatbelas
bulan lamanja tak ada nomor jang menang berachir dengan
ngka tudjuh."
,Memang pemah ada."
,Tidak, tidak pemah ada. Semua nomor jang selama lebih
dari dua tahun ini ada saja tjatat diatas kertas dirumah, tera-
tur seperti perdjalanan djam. Dan saja katakan, bahwa tak
ada nomor jang berachirdenganangka tudjuh-". ,Ada, satu
angka tudjuh pernah menang. Kalau tidak lupa, dapat saja
katakan padamu nomor itu begitu sadja. Empat nol tudjuh,
itulah ketiga angka terachimja. Bulan Pebruari itu dulu-
minggu kedua bulan Pebruari". ,Bapamu bulan Pebruari!
Semua nomor itu ada saja tjatat. Dan saja katakan, tak
ada nomor-".
,Ah, sudah' dah!" kata orang jang ketiga.
Mereka membitjarakan Lotere. Sesudah Winston sedjauh
tigapuluh meter dari mereka, ia melihat kebelakang. Me-
reka masih berdebat dengan roman muka jang keras dan
bersemangat. Lotere, jang menjediakan sedjumlah besar
uang sekali seminggu, itulah satu2nja kedjadian umum jang
mendapat perhatian penuh dari orang2 prole. Barangkali
Lotere itu]ah bagi beberapa djuta orang prole sebab jang
terutama, kalau bukan sebab satu2nja, untuk tinggal hidup. ,
Lotere itulah kegembiraan, napsu, alat pembius, per~mg­
sang djiwa mereka. Bila untuk Lotere itu, bahkan orang2
jang hampir tak dapat membatja dan menulis seolah sang-
gup mengadakan perhitungan2jang sulit dan mentjapai hasil2
ingatan jang mengagumkan. Ada satu golongan orang jang
mendapat nafkahnja hanja dari mendjual sistem2, ramalan2
dan djimat2. Winston tak mempunjai urusan apa2 dengan
penjelenggaraan Lotere, jang diselenggarakan oleh Kemen-
terian Kemakmuran, tetapi djelas (sebenamja djelas bagi
setiap anggota Partai), bahwa untuk sebagian besar uang
hadiahnja itu chajal belaka. Jang dibajar benar2 hanja djum-
lah2 jang agak ketjil, karena pemenang2 uang hadiah jang
berdjumlah besar itu tak ada. Menjelenggarakan hal ini ti-
dak sulit, karena setiap perhubungan jang bagaimana pun an-
tara bagian Oceania jang satu dengan jang lain njata tidak ada.
10,5"
Tetapi hila ada harapan, maka harapan itu terletak dalam
kalangan orang prole. Hal itu harus dipegang teguh2 • Bila
hal ini kita rumuskan dalam kata2 maka ada artinja; tetapi
hila kita pandangi machluk2 manusia jang kita ketemukan
disepandjang djalan, maka hal itu mendjadi suatu kepertja-
jaan. Djalan jang ia ikuti itu menurun. Ia merasa, hahwa ia
telah pernah mengundjungi hagian kota ini dan hahwa tidak
djauh dari situ ada djalan raja. Dari suatu tempat dimukanja
ia mendengar rihut teriakan2 suara. Ia melalui tikungan pa-
tah-siku dan djalan itu herudjung pada suatu tangga jang
menurun kelorong ketjil dihawah; disitu nampak olehnja
kedai2 ketjil dengan sajur2 an jang kelihatan djauh daripada
segar. Pada saat ini Winston teringat akan tempat itu. Lo-
rong ketjil itu temhus didjalan raja dan lewat tikungan jang
herikut, hanja lima menit dari sini, terdapat kedai loak
tempat ia memheli huku dengan kertas2 kosong jang seka-
rang telah mendjadi buku hariannja itu. Dan tangkai-pena
dan sebotol tinta itu dibelinja dalam sebuah toko-buku
ketjil, tak djauh dari kedai loak itu.
Ia tinggal berdiri sehentar diatas, dipangkal tangga. Dise-
berang lorong ketjil itu nampak sehuah kedai kopi ketjil
jang kotor. Djendela2 nja nampak seolah ditutupi hekuan
es, tetapi sehenarnja hanja selapisan dehu: Seorang le-
laki jang sangat tua, ter-hungkuk2 tetapi aktip, mempunjai
kumis putih jang meranting kemuka seperti kumis udang,
mendorong anak-pintu kedai itu dan masuk. Dalam Win-
ston herdiri melihati dari tempatnja itu, terpikir olehnja,
hahwa orang tua jang herusia paling sedikit delapanpuluh
tahun itu, sudah setengah umur diwaktu Repolusi petjah.
Ia dan heherapa orang lagi sepertinjalah penghuhung2 ter-
achir jang masih ada sekarang dengan dunia kapitalisme
jang sudah hilang. Didalam Partai sendiri tak hanjak lagi
tinggal orang jang telah mempunjai pikiran dan pendapat
sebelum Repolusi. Bagian terbesar generasi lama telah di-
lenjapkan dalam pemhersihan hesar2 an ditahun kelima dan
keenampuluh dan ketakutan telahlama menjebahkan behe-
rapa orang terpeladjar lain jang masih hidup, menjerah
106
mcntah2. Kalau masih ada orang jang akan dapat memberi-
kan laporan jang benar tentang keadaan2 bagian pertama
abad ini, maka orang itu hanja orang prole. Tiba2 bagian da-
ri buku peladjaran sedjarah jang disalinnja dalam buku ha-
riannja itu timbul pula dalam pikiran Winston dan keingi-
nan gila meliputi dirinja. Ia akan masuk dalam kedai itu,
membudjuk orang tua itu dan memintanja mentjeritakan-
nja. Ia akan berkata kepadanja: ,Tjeritakanlah sebentar ba-
gaimana hidupmu diwaktu kau masih muda. Bagaimana
keadaan masa itu? Apakah dahulu keadaannja lebih baik dari
sekarang, atau lebih buruk ?"
Dengan ter-gesa2, untuk tak memberikannja kesempatan
mendjadi takut, ia turun tangga dan menjeberangi lorong
jang sempit itu. Gila tentu. Seperti biasanja tak ada larang-
an untuk ber-tjakap2 dengan seorang prole dan mengun-
djungi kedai2 mereka, tetapi terlalu menjimpang dari ke-
biasaan untuk dapat melakukan demikian dengan tak ken-
tara. Bila kebetulan masuk ronda, ia akan dapat mengatakan
bahwa ia pingsan, tetapi tak.akan dapat diharapkan mereka
akan mempertjajainja.
Ia membuka pintukedaiitudan bau kedju dan bir asam jang
tengik sekali menjambutnja. Setelah ia masuk, ribut suara2
itu turun sampai setengah ramai semula. Ia dapat merasa
pada pundaknja, bagaimana setiap orang melihat pakaian f'
kerdjanja jang biru. Orang2 jang sedang ber-main2 lempar:
disudut lain dari ruangan itu, menghentikan permainan
mereka selama barang tigapuluh sekon. Orang tua jang
diikutinja itu berdiri didekat lemari-tap dan sedang ber-
tengkar mulut dengan pelajan kedai, seorang pemuda jang
besar dan kuat dan jang mempunjai hidung jang meleng-
kung dan lengan berotot tebal. Serombongan lain berdiri
berkeliling dengan gelas ditangan menonton mereka.
,Saja minta dengan penuh hormat apa tidak ?" kata otang
tua itu dan meluruskan punggungnja menantang. ,Apakah
maksudmu tak ada satu tjawan dari satu pint diseluruh kan-
dang babi ini ?"
,Dan apa itu pint persetan itu ?" tanja pelajan dan mem-
IOJ
bungkuk k ' IIIII 1\ ,lf,lht. udjung djarinja jang ditumpangkan-
nja di .llol nwtlj \ jliiiHlj ng jang dihadapannja .
,'K.ln pll•l II hu dirinja pelajan dan tak tahu sama sekali
1
olj)u (l\1 pJnr/ I S tu pint tentu separo dari seperempat
(bn mp• t kc\ll s perempat ialah isi gallon. Nanti kauminta
I 1 I 111 I m ·ngadjarimu membatja abc". , Tidak pernah de-
n rar," k. t, p lajan dengan pendek. ,Satu liter dan setengah
II r - jang lain tak ada. Gelas2 , itu dimuka hidungmu diatas
rak."
,Saja suka satu pint," orang tua itu bersitegang. ,Kau dapat
tap satu pint untuk saja. Diwaktu saja masih muda, kami
tak kenalliter2 an persetan itu."
,Diwaktu kau masih muda, kami semua masih tinggal di-
puntjak2 pohon", kata pelajan itu sambil melajangkan mata-
nja ke-tamu2 jang lain.
Mereka tertawa keras dan perasaan kurang enak karena
kedatangan Winston itu seolah menghilang. Wadjah orang
tua jang ber-bintik2 putih itu telah djadi merah. Dengan
ber-sungut2 ia membalik dan menubruk Winston. Winston
memegang tangannja dengan lemah lembut.
,Tuan mau minurn dengan aku ?" tanjanja.
,Tuan betul2 agung," kata orang tua itu dan kembali me-
luruskan punggungnja. Ia seolah tak melihat pakaian kerdja
Winston itu sama sekali. ,Pint/" sambungnja menentang
kepada pelajan itu.
Pelajan itu menuang dua kali setengah liter bir berwarna
sawo tua dalam gelas 2 tebal jang telah dibasuhnja didalam
ember dibawah m edja pandjang. Birlah satu2 nja minuman
jang dapat dipesan di-kedai2 prole. Orang menganggap,
bahwa orang2 prole tidak minurn jenever, biarpun dalam
prakteknja mereka dapat memperolehnja dengan mudah.
Permainan lempar itu telah dilandjutkan pula dan rom-
bongan orang2 didekat lemaritap mulai mengobrol tentang
lotere. Adanja Winston dilupakan sebentar. Dimuka djen-
dela ada sebuah medja dimana ia dan si orang tua dapat
ber-tjakap2 dengan tak usah takut mereka akan didengar2-
kan orang. Sungguh sangat berbahaja, tetapi untunglah tak
ro8
11<1. pesawat-tel~. Suatu hal jang segera dijakininja, diwak-
tu ia masuk tadi.
,Apa salahnja ia tuang untuk saja satu pint," radjuk orang tua
itusambildudukdimukagelasnja. ,Setengahlitertaktjukup.
Tak memuaskan. Dan satu liter terlalu banjak. Akan menje-
babkan saja kepingin·kentjing. Djangan dikata lagi harganja."
,Banjak tentu perubahan2 jang tuan lihat sedjak masa muda
tuan," mulai Winston memantjing.
Mata orang tua jang biru muda itu mengedar dari papan-
sasaran permainan lempar kelemari-tap dan dari lemaritap
kepintu untuk Tuan2, seolah ia berpikir bahwa perubahan2
tadi berlangsung dalam cafe itu.
,Dahulu bimja lebih ep.ak", katanja achimja, ,dan lebih
murah! Diwaktu saja masih muda harga bir enteng-biasa-
nja kami sebut wallop - empat kelip satu pint. Itu tentu se-
belum perang."
,Perang jang mana?" tanja Winston. ·
,Semua perang," kata orang tua itu tak tentu maksudnja.
Ia mengambil gelasnja dan bahunja diluruskannja pula, ,ma-
ri minum, untuk keselamatanmu."
Dilehemja jang kurus itu djakunnja jang runtjing ber-
gerak2 sungguh sangat tjepat dan bir itu menghilang. Win-
ston pergi kemedja-pandjang dan kembali dengan dua kali
setengah liter lagi. Orang tua itu seolah sudah melupakan
purbasangkanja terhadap minum bir sebanjak satu liter.
, Tuan djauh lebih tua daripadaku," kata Winston. ,Tuan
tentu sudah dewasa sebelum aku lahir. Tuan masih dapat
mengingat keadaan masa dahulu, sebelum Repolusi. Orang2
seusiaku sebenamja tak mengetahui apa2 tentang masa itu.
Kami hanja dapat membatjanja dalam buku2 dan barangkali
apa jang tertulis dalam buku2 itu tak benar. Aku ingin se-
kali mendengar pendapat tuan tentang waktu itu. Buku2
sedjarah mentjeritakan, bahwa hidup sebelum Repolusi
djauh berbeda dari sekarang. Waktu itu terdapat penindas-
an jang mengerikan, kelaliman, kemiskinan-lebih hebat
dari jang dapat kita bajangkan. Bagian jang terbesar dari
penduduk kota London ini tak pemah mendapat tjukup ma-
109
kanan sedjak dilahirkan sampai dikubur. Setengahnja sam-
pai tak mempunjai sepatu. Mereka bekerdja duabelas djam
sehari, meninggalkan sekolah pada usia sembilan tahun dan
tidur bersepuluh dalam satu kamar. Dan dalam pada itu
terdapat sedjumlah ketjil orang, hanja beberapa ribu-me-
reka disebut kapitalis-jang kaja dan berkuasa. Mereka me-
miliki semua apa jang dapat dimiliki oleh seorang manusia.
Mereka mendiami rumah2 jang besar dan bagus, dan mem-
punjai tigapuluh orang pelajan, mereka mempunjai mobil
dan kereta2 jang ditarik oleh empat ekor kuda, mereka mi-
num s,ampanje, mereka memakai topi2-tinggi-". Wadjah
orang tua itu ber-seri2 tiba2.
,Topi2 tinggi !" katanja. ,Aneh, bahwa tuan menjebutnja
sekarang. Karena kemarin saja teringat tiba2 akan topi2
t~ggi itu. Apa sebabnja saja tak tahu. Saja hanja teringat,
bahwa sudah tahunan saja tak pernah melihat topi-tinggi.
Diluar garis sudah. Penghabisan kalinja saja pakai topi -de-
mikian ialah pada waktu penguburan ipar saja. Jaitu tanggal
-ja, saja tak dapat mengatakan tanggalnja itu lagi, tetapi
kira2 limapuluh tahun jang lalu. Sudah tentu tuan maklum,
bahwa topi itu saja sewa untuk keperluan itu."
,Perkara·topi-tinggi itu tidak begitu penting," kata Win-
ston sabar. ,Soalnja ialah kapitalis2 itu-mereka dan bebe-
rapa orang apokat dan pendeta dan sebagainja jang hidup
dari mereka-tadinja adalah penguasa dunia ini. Semua ada
untuk keuntungan mereka. Kelian-rakjat biasa, buruh-
adalah budak mereka. Mereka dapat berbuat apa sadja ter-
hadap kelian. Mereka dapat menjeberangkan kelian dengan
kapal ke Kanada sebagai ternak. Mereka dapat tidur dengan
anak2 perempuan kelian kalau mereka suka. Mereka dapat
memerintahkan agar kelian dipukuli dengan apa jang dise-
but tjambuk. Kelian harus mengangkat pitji keliari kalau
bertemu dengan mereka. Setiap kapitalis selalu diikuti dari
belakang oleh sebarisan pengawal jang disebut pengalasan- ."
Wadjah orang tua itu ber-seri2 pula.
,Pengalasan!" katanja. ,Tepat satu p erkataan jahg sudah
sekian lama tak pernah saja dengar. Pengalasan. Saja seolah
I I 0
hidup kembali dalam masa itu. Benar. Saja masih ingat ba-
gaimana saja-ja, sudah entah berapa abad jang silam-ka-
dang2 pergi pada hari Minggu sore ke Hyde Park untuk men-
dengarkan orang2 jang berpidato disana. Balatentara Kese-
lamatan, orang2 Katolik, orang2 Jahudi, India-dari segala
bangsa ada. Dan pemah ada seorang-ja, namanja tak saja
ingat lagi siapa, tetapi ahli pidato jang ber-api2. Dan apa jang
dikatakannja itu bukan tanggung2. Pengalasan! kata dia,
pengalasan dari kaum burdjuis ! Budjang dari kaum atasan !
Benalu-demikian djuga dia sebut mereka. Dan andjing2
buas-dia benar2 menjebut mereka andjing2 buas. Tentu kau
maklum, bahwa jang dimaksudnja itu ialah partai Buruh."
Winston merasa, bahwa mereka berbitjara pintas-memin-
tas maksud, luntjur-meluntjur.
,Apa jang ingin aku ketahui sebenamja ialah jang berikut,"
katanja.
,Apakah tuan sekarang lebih berasa bebas dari dahulu? Apa-
kah tuan lebih diperlakukan sebagai manusia? Dahulu orang2
jang lebih kaja, orang2 dari kalangan bangsawan-."
,Dewan Bangsawan," menjela orang tua, jang teringat
akan sesuatu.
,Terserah kepada tuan, Dewan Bangsawan. Pertanjaanku
ialah, apakah orang2 itu tidak segan2 memandang rendah ter-
hadapmu, se-mata2 oleh karena mereka kaja dan kelian mis-
kin. Apakah misalnja benar, bahwa kau harus menjapa me-
reka dengan ,Sir" dan harus mengangkat pitji, djika bertemu
dengan mereka ?"
Orang tua itu seolah berpikir dalam2. Sebelum mendjawab
ia minum hampir seperempat dari bimja.
,Ja," katanja. ,Mereka ingin orang mengangkat topi untuk
mereka. Kira2 sebagai suatu penghormatanlah. Saja sendiri
tidak menjetudjuinja, tetapi saja tjukup sering berbuat de-
mikian. Boleh kita katakan karena harus."
,Dan biasakah, bahwa-aku hanja mengatakan apa jang saja
batja dalam buku 2 sedjarah itu-biasakah, bahwa orang2 itu
dan budjang2 mereka mendorong kelian dari tepi djalan
sampai djatuh kedalam got?"
I I I
,Seorang dari antara mereka pemah mendorong saja," ka-
ta orang tua itu.
,Hal itu masih saja ingat, se-olah2 baru terdjadi kemarin.
Hal itu terdjadi pada malam pertandingan dajung-sehabis
pertandingan mereka selalu berkelahi-dan di Shaftesbury
Avenue seorang pemuda tertu bruk oleh saja. Seorang tuan
tulen-ia memakai kemedja litjin, topi-tinggi, djas hitam.
Ia berdjalan ter-hojong2 , ber-belok2 dan dengan tak senga-
dja kami tubrukan. Ia berkata: , Tak ada matamu untuk
melihat?" kata dia. Saja berkata: ,Persetan, kaukira tentu
seluruh djalan ini sudah kauborong?" Ia berkata: ,Kalau
kau kurang-adjar terhadapku, nanti kepalamu itu aku putar
sampai terlepas". Saja berkata: ,Kau mabuk. Nanti saja
bawa kau kebiro," kata saja. Dan tjoba pikir, ia pegang
saja pada dada saja dan mengutjilkan saja, sehingga saja ham-
pir tergilis roda sebuah bis. Waktu itu saja masih muda dan
saja mau menghadjarnja, kalau tidak-."
Rasa tak berdaja meliputi diri Winston. Ingatan orang tua
itu hanja simpang-siuran hal2 jang ketjil. Ia dapat kita biar-
kan berbitjara se-hari2 an dengan tak mengetahui apa2. Biar-
pun bagaimana buku2 sedjarah Partai itu masih dapat benar
sampai suatu tingkatan tertentu, bahkan mungkin akan be-
nar sama sekali. Ia mentjoba untuk penghabisan kali.
,Barangkali aku kurang djelas," katanja. ,Apa jang aku
tjbba djelaskan ialah jang berikut. Tuan sudah hidup lama
sekali; separo dari hidup tuan tuan djalankan sebelum Re-
polusi. Misalnja tuan sudah dewasa ditahun 19 2 5". Apakah
tuan berpendapat berdasarkan ingatan tuan, bahwa kehidu-
pan ditahun 1925" lebih baik dari sekarang, atau lebih bu-
ruk? Kalau tuan akan boleh memilih, apakah tuan lebih
ingin hidup dimasa dahulu atau sekarang?"
Orang tua itu melihat sambil berpikir kepapan-sasaran
permainan-lempar. Ia menghabiskan birnja, lebih lambat
dari sebelumnja. Achirnja ia berbitjara, dengan belagak
sabar dan pintar, se-olah2 ia telah agak ditenangkan oleh bir
itu.
,Saja tahu pikiran tuan tentang apa jang akan saja katakan,"
112
katanja. ,Tuan berpikir, bahwa saja akan mengatakan, saja
akan ingin muda kemhali. Kalau ditanjakan kepada sehagian
terhesar orang2, mereka herkata, hahwa mereka ingin djadi
muda lagi. Kalau kita muda, kita sehat dan kuat. Kalau su-
dah setua saja ini, selalu sadja ada apa2nja. Saja masih sadja
mendapat gangguan kaki saja, kandung kentjing saja tidak
heres, dan hal itu sungguh tak enak. Saja harus keluar tem-
pat-tidur enam, tudjuh kali satu mala:m karenanja. Sehalik-
nja ada djuga untungnja, kalau kita sudah tua. Tak hanjak
lagi jang harus dipikirkan. Tak ada lagi tetek-hengek dengan
perempuan dan itu hukan soal ketjil. Kalau kau mau per-
tjaja, saja sudah tigapuluh tahun tak mengenal perempuan.
Dan lehih dari itu lagi, saja tak hutuh djuga."
Winston hersandar kehelakang pada djendela. Tak-ada gu-
nanja untuk melandjutkan. Ia haru ingin memesan hir se-
kali lagi, waktu orang tua itu herdiri tiha2 dan tjepat lari
menudju kakus tengik jang disampingruangan itu. Pengaruh
setengah liter hir ekstra itu telah herlaku. Winston mere-
nungi gelas kosong itu kira2 selama dua menit dan hampir
tak menjedari, waktu kakinja telah memhawanja keluar ke-
djalanan. Paling lama duapuluh tahun lagi, demikian pikir-
nja, takkan dapat diherikan lagi djawahan atas pertanjaan
luas dan sederhana: ,Apakah kehidupan sehelum Repolusi
lehih haik dari sekarang?" Tetapi sehenamja sekarang sudah
tak dapat diherikan lagi djawahan, oleh karena heherapa
orang dari dunia lama jang masih hidup tak sanggup lagi
memperhandingkan masa jang satu dengan jang lain. Mere-
kahanjamengingatsedjuta tetek-hengek, perkelahian, men-
tjari pompa sepeda jang hilang, roman muka seorang kakak
jang sudah mati, kepulan2 dehu pada suatu pagi jang hanjak
angin tudjuhpuluh tahun jang lalu: tetapi semua kenjataan
jang mendjadi soal-pokoknja tak nampak oleh mereka. Me-
reka hagaikan semut jang dapat melihat hal 2jang ketjil, teta-
pi hukan jang hesar2. Dan hila ingatan sudah tak sampai dan
sedjarah jang ditjatat sudah dipalsukan-hila hal itu terdjadi,
maka pemjataari Partai, hahwa mereka telah memperhaiki
kehidupan manusia harus diterima, karena tak ada dan pa-
113
bilapun takkan ada lagi ukuran jang dapat dipakai sebagai
dasar perbandingan.
Pada saat ini cljalan pikirannja tertegun. Ia berhenti dan
mengangkat matanja. Ia berada disebuah djalan jang sempit,
dengan beberapa kedai jang gelap dian tara rumah2 • Tepat
diatas kepalanja tergantung tiga buah bola logam jang tak
bertjet, jang nampak seolah dahulu pernah diemasi. Ia
seolah mengenal rumah itu. Tentu! Ia berdiri dimuka ru-
mah tempat ia beli buku hariannja.
Rasa takut mendjalari tubuhnja. Pada dasarnja membeli
buku it;u dahulu sudah kurang pikir, dania telah bersumpah
untuk takkan datang2 lagi kesekitar tempat itu. Tetapi biar-
pun demikian, kakinja segera membawanja dengan sendiri
ketempat itu, setelah pikirannja dibiarkannja melajang be-
bas. Tempohari ia memulai buku hariannja djustru untuk
mendjauhkan dirinja dari langkah sesat untuk bunuh diri
setjara demikian itu. Dalam pada itu narnpak olehnja, bah-
wa toko itu masih terbuh, biarpun waktu sudah hampir
pukul duapuluh satu. Ia masuk dengan merasa, bahwa dida-
lam toko itu kurang kentara dari bila ia kelujuran didjala-
nan. Bila ditanjakan, ia akan dapat memberikan djawaban
jang masuk akal, jaitu bahwa ia mentjari silet.
Jang empunja toko baru sadja menjalakan sebuah lam-
pu-minjak gantung, jang menjebarkan bau jang tidak enak,
tetapi jang m enenangkan. Orang itu berusia kira2 enam-
puluh tahun, ramping dan bungkuk, dengan hidung jang
pandjang dan ramah dan mata jang lembut, jang gandjil nam-
paknja disebabkan gelas katja-matanja jang tebal. Ram-
butnja boleh dikata ubanan, tetapi alisnja kasar dan masih
hitam. Katja-matanja, geraknja jang repot dan agung itu
dan kenjataan, bahwa ia memakai djas tua beludru hitam,
agak memberikannja roman seorang pemain musik. Suara-
nja perlahan, seolah laju dan sebetulnja lebih baik kedenga-
ran darisebagian besar orang2 prole.
,Saja telah mengenal tuan diwaktu tuan masih berdiri di-
djalanan," katanja segera. ,Tuanlah jang dahulu membeli
puisi-album gadis itu. Kertasnja itu bagus betul, memang
I 14
bagus betul. Berwarna kuning gading, demikian orang se-
but itu dahulu. Kertas jang demikian itu tak dibuat dalam-
ja, boleh kita katakan dalam limapuluh tahun ini." Ia meli-
hat ke Winston dari atas katja-matanja.
,Dapatkah barangkali saja menolong tuan dengan sesuatu?
Atau tuan ingin me-lihat2 sadja dahulu ?"
,Aku kebetulan lewat sini," kata Winston ber-hati2. ,Aku
datangme-lihat2 sadja. Aku tak mentjari sesuatu jang tentu."
"Sjukur," kata jang empunja itu, ,karena saja kira saja tak-
kan dapat menolong tuan." Ia membuat gerak minta maaf
dengan tangannja jang lemah itu. ,Tuan melihat sendiri,
boleh dikatakan toko kosong. Antara kita sama kita, dagang
barang2 kuno sudah lewat zamannja. Tak ada lagi permintaan
dan djuga tak ada lagi persediaan. Perabot, porselen, balur
-lambat-laun semua pada hantjur. Dan barang2 logam su-
dah dileburkan untuk sebagian terbesar. Sudah entah be-
rapa tahun saja tak pernah melihat kandil tembaga." Biarpun
sebenarnja ruangan toko jang ketjil itu penuh, tetapi tak ada
diantaranja jang berharga. Dilantai hampir tak ada lagi tern-
pat terluang, oleh karena di-mana2 disandarkan pada dinding
banjak sekali bingkai jang penuh debu. Didalam etalase
nampak baki penuh mur dan baut, pahat jang tumpul, pisau
jang sudah patah matanja, arlodji jang kotor, jang malah.tak
ber-pura2 lagi masih bisa djalan dan barang2 loak lain. Tju-
ma diatas medja ketjil dipodjok terdapat tjampur-aduk se-
gala matjam barang-kotak-tjium jang dilak, bros 2 dari akik
dan jang lain2-jang nampaknja seolah mempunjai sesuatu
jang berharga diantaranja. Dalam Winston melangkah me-
nudju medja itu, matanja melihat sebuah benda bundar dan
litjin jang mengilau dalam terang lampu. Ia mengambilnja.
Sepenggal gelas jang berat, bundar disatu bagian, rata di-
bagian lain dan hampir berbentuk setengah bundaran. Pada
warna dan bentuk gelas itu ada sesuatu jang djernih aneh
bagaikan air hudjan. Dan di-tengah2nja nampak sesuatu jang
gandjil, jang ber-belit2 dan berwarna merah-djambu, dibe-
sarkan oleh bagian jang melengkung itu dan jang mengin-
gatkan kita akan mawar anemon laut.
,A( a itu ?" tanja Winston, terpesona.
,Itu karang, ja itu dia," kata orang tua itu.
,Asalnja mungkin Lautan Hindia. Karang itu boleh dikata
mereka lebur kedalam gelas. ltu dibuat paling2 seratus ta-
hun jang lalu. Menilik gelagatnja, mungkin lebih dahulu."
,Bagus sekali," kata Winston. ,Bagus sekali," kata jang lain
menerima. ,Tetapi tak banjak orang jang akan berkata de-
mikian sekarang ini." Ia mendehem. ,Bila tuan barangkali
hendak membelinja, maka harganja sekarang empat dollar.
Saja masih ingat, bahwa harga benda sematjam itu dahulu
delapan pound dan delapan pound sama dengan-ja, saja tak
dapat menghitungnja lagi, tetapi banjak sekali. Tetapi sia-
palah sekarang jang ingin barang2 antik tulen-pun bagian
ketjil jang masih tinggal itu ?"
Winston segera membajar empat dollar dan menjusupkan
benda jang sangat diingininja itu kedalam kantongnja. Jang
menarik pada benda itu bukan se-mata2 bagusnja, tetapi te-
rutama pikiran, bahwa ia mempunjai suatu benda jang be-
rasa! dari zaman jang sungguh berlainan dengan zaman se-
karang. Gelas djemih bagaikan air hudjan itu serupa dengan
gelas lain jang telah pemah dilihatnja. Benda itu tambah
menarik lagi, karena sepintas lalu tak berharga kelihatannja,
biarpun ia dapat mengira, bahwa benda itu dahulu dipakai
sebagai penekan kertas. Berat djuga rasanja dalam kantong-
nja, tetapi untung tak menondjol keluar. Benda itu adjaib,
bahkan bisa menimbulkan tjuriga terhadap seorang anggota
Partai jang mempunjainja. Semua jang sudah tua, dan dalam
hal itu semua jang bagus, selalu agak ditjurigai. Orang tua
itu djelas nampak bertambah gembira setelah ia menerima
uang jang empat dollar itu. Winston mengerti, bahwa ia
tadinja mau djuga menerima tiga atau dua dollar sekalipun.
,Diatas masih ada satu kamar lagi, barangkali tuan ingin
djuga me-lihat2 disana," katanja. ,Tak banjak isinja. Tetapi
ada beberapa barang. Djika kita hendak kea:tas, kita harus
membawa lampu".
Ia m enjalakan sebuah lampu lagi dan dengan ter-bungkuk2
ia mendahului menaiki tangga jang terdjal dan usang dan
II6
terus melalui sebuah gang ketjil kesebuah kamar jang tak
terletak menjebelah djalanan, tetapi menghadap kehalaman
jang penuh batu2 litjin dan sedjauh mata memandang ter-
bentang rimba tjerobong bundar. Nampak oleh Winston,
bahwa perabotnja masih disusun sedemikian, seolah kamar
itu masih dimaksudkan untuk didiami. Dilantai masih ada
permadani, didinding masih bergantungan beberapa lukisan
dan sebuah kursi malas jang melengkung dalam kebawah;
kursi kotor itu digeser dekat pada perapian. Sebuah djam
kuno dari gelas jang masih mempunjai piring2 dengan ke-
duabelas angka untuk menundjukkan waktu jang duabelas
djam itu berdetik tenang. Dibawah djendela nampak se-
buah tempat-tidur jang masih mempunjai kasur diatasnja
dan jang menempati hampir seperempat dari ruangan.
"Sampai isteri saja meninggal, kami tinggal disini," kata
orang tua itu setengah minta maaf. ,Saja mau mendjual ha-
bis perabot ini satu demi satu. Itu tempat-tidur kaju ma-
honi jang bagus sekali; se-tidak2nja akan dapat disebut ba-
gus kalau kepinding2nja dapat dihilangkari. Tetapi hal itu
tentu terlalu ruwet bagi tuan."
Ia mengangkat tinggi lampu itu, sehingga seluruh kamar
diterangi dan dalam terang jang njaman samar2 itu kamar
itu sungguh menarik sekali. Dalam kepala Winston terkilat
pikiran, bahwa hila ia berani, agaknja akan mudah sekali
untuk menjewa kamar itu beberapa dollar seminggu. Ba-
jangan liar dan mustahil jang harus dilenjapkan sesegera
timbulnja; tetapi kamar itu telah menghidupkan suatu
rindu dalam dirinja, sematjam kenangan akan nenek-mo-
jangnja. Agaknja seolah ia mengetahui dengan pasti, ba-
gaimana rasanja duduk dalam kamar demikian, duduk di-
kursi malas dekat api jang menjala hangat, dengan kaki di-
luruskan kemuka dan suatu ketel diatas api : sendirian,
aman sama sekali, dengan tak ada orang jang memperhati-
kan, tak ada suara jang mengikuti, tak ada suara selain dari
njanjian ketel dan suara djam jang berdetik tenang.
"Tak ada pesawat-tele!" ketjumiknja, tak kuasa menahan
mulutnja.
117
,Ja," kata orang tua itu," saja tak pernah mempunjainja.
Terlalu mahal. Dan karena sesuatu sebab djuga tak pernah
merasa membutuhkannja. Lihat, sebuah medja berkaki besi
jang bagus, itu dipodjok. Biarpun tentu tuan harus merna-
sung engsel2 baru dahulu, bila tuan mau memakai klep2nja."
Disudut jang lain ada sebuah buku lemari dan Winston
telah mendekatinja. Tak ada isinja selain dari barang2 rong-
sokan. Mentjari dan menghantjurkan buku2 didjalankan sa-
ma teliti di-daerah2 tempat tinggal orang2 prole, seperti di-
tempat jang manapun djuga. Mustahil sekali, bahwa masih
ada seb_uah buku diseluruh Oceania jang ditjetak sebelum
1960. Orang tua itu masih berdiri dengan lampu itu dita-
ngannja dimuka sebuah gambar berbingkai kaju rnawar jang
digantungkan disebelah sana perapian, tepat diseberang
tempat-tidur.
,Lihat, djika barangkali tuan mempunjai perhatian untuk
lukisan2 kuno," mulainja hati2. ·
Winston berdjalan melalui kamar itu untuk memperhati-
kan.lukisan itu: sebuah pigura ukiran badja dari sebuah ge-
dung bundar jang memandjang dengan djendela jang siku2
dan sebuah menara ketjil dibagian mukanja. Disekitar ge-
dung itu pagar dan dibelakangnja sesuatu jang rupanja ada-
lah sebuah patung. Winston merenunginja beberapa detik.
Seolah agak dikenalnja, biarpun patung itu tak diingatnja
lagi.
,Bingkainja itu melekat pada dinding", kata orang tua itu,
. ,tetapi saja kira saja dapat melepaskannja untuk tuan".
,Aku kenai gedung itu," kata Winston achirnja. ,Seka-
rang sudah merupakan puing. Di-tengah2 djalanan dekat
Istana Kehakiman".
,Tepat", sahut orang tua itu, ,didekat Dewan Pengadilan.
Gedung itu dibom dalam-jah, djauh dimasa lampau. Ge-
dung itu geredja dahulu. Namanja St Clement's Dane." Ia
tersenjum minta maaf, se-olah2 ia sedar bahwa kata2 itu agak
terdengar gandjil, diwaktu ia menjambungnja: ,Limau dan
djeruk manis, kawan? kata lontjeng Sint Clemens tenang".
,Apa itu," tanja Winston.
ll8
, 0 - ,Limau dan djeruk manis, kawan? kata lontjeng Sin t Cle-
mens tenang .' · Itu sadjak dari masa saja masih anak ketjil.
Sambungannja saja tak tahu lagi, tetapi udjungnja masih
saja kenai: lni Jilin untuk pergi ketempat tidurmu. lni kapak
untuk memotong batang lehermu. Dinjanjikan pada sematjam
tari2an. Mereka mengangkat tangan keatas, sehingga seorang
dapat berdjalan mem-bungkuk2 dibawahnja dan hila mereka
sampai pada: ,Ini kapak untuk memo tong batang lehermu",
mereka turunkan tangan mereka untuk menangkap orang
itu. Jang mereka sebut2 semua biasa sadja nama geredja2.
Semua nama geredja disebut dalamnja-artinja semua gere-
dja jang terbesar."
Winston meng-ingat2i abad asal mula geredja itu didiri-
kan. Sulit selalu untuk menentukan usia suatu gedung Lon-
don. Semua gedung jang besar dan menakdjubkan, jang
nampak agak baru, dituntut dengan sendiri sebagai sebuah
bangunan dari djaman setelah Revolusi petjah, sedangkan
semua jang njata dari masa jang lebih dahulu didjelaskan ber-
asal dari suatu masa jang tak tentu, jang disebut abad Per-
tengahan. Abad kapitalisme dikenal sebagai masa jang tak
menghasilkan sesuatu apa jang berharga. Orang tak .dapat
mempeladjari sedjarah dari seni bangunan maupun dari
buku2. Patung2, tjatatan2, batu2 peringatan, nama2 djalanan
-semua, jang mungkin memberikan sesuatu keterangan
tentang masa lalu diubah setjara teratur.
,Baru sekali ini aku dengar, bahwa gedung itu geredja da-
hulu," katanja. .
,Masih banjak dari an tara ger.edja2 itu jang masih tinggal,"
kata orang tua itu, ,biarpun sekarang dipakai untuk tudju-
an2 jang lain. Dan bagaimana pula sadjak itu, ja? Nah, saja
sudah tahu!
Limau dan djeruk manis, kawan? kata lontjeng Sint Clemens
tenang.
Mana duitku itu kawan? kata lontjeng dari Sint Martinus ke-
mudian ..
Tuh, lihat, saja tak tahu lagi sambungannja. Duit adalah
mata uang jang dibuat dari nekel.
119
,Tetapi dimana dahulu St Martinus itu ?" tanja Winston.
,St Martinus? Masih ada. Itu dilapangan K em enangan, de-
kat musium lukisan2. Suatu gedung dengan sematjam be-
randa jang berbentuk segi tiga dan jang m empunjai tiang2
dibagian mukanja dan sebuah tangga jang Iebar . . . "
Winston mengenal baik gedung itu. Kini dipakai sebagai
musium untuk aneka-wama pameran propaganda model2
jang diperketjil dari bom2 raket dan Benteng2 Samudra,
tablo dari patung2 jang dibuat dari lilin, jang menggambar-
kan kekedjaman2 musuh dan demikian selandjutnja.
,Dahulu disebut St Martin's-di-Padang," tambah orang
tua itu, ,biarpun tak ada saja ingat ada padang didekatnja."
Winston tak membeli gambar itu. Mempunjainja akan
lebih2 tak pada tempatnja dari gelas bundar penekan kertas
itu dan ia mustahil dapat membawanja kerumah, kalau ti-
dak dikeluarkan dari bingkainja. Tetapi ia masih tinggal
ragu2 beberapa menit lagi dan ber-tjakap2 deng·an orang tua
itu. Dania mendapat tahu, bahwa nama orang tua itu bukan
W eeks-seperti jang akan orang sangka melihat tulisan na-
ma diatas pintu-masuk toko-tetapi Charrington. Rupanja
tuan Charrington adalah seorang duda jang berusia enam-
puluh tiga tahun dan telah m endiami toko itu selama tiga-
puluh tahun. Selama itu ia selalu bermaksud menukar
nama diatas pintu itu, tetapi tak pemah sampai dapat men-
gerdjakan maksudnja. Selama pertjakapan mereka sadjak
jang diingat separo itu ber-kali2 timbul dalam kepala Win-
ston. Limau dan djeruk manis, kawan, kata lontjeng St Clemens
tenang. Mana duitku itu kawan, kata lontjeng St Martinus ke-
mudianl Aneh, tetapi hila kau mengatakannja dalam dirimu
sendiri, terasa seolah kau benar 2 mendengar lontjeng itu,
lontjeng dari London jang sudah hilang, jang biarpun ba-
gaimana masih ada entah dimana, tak dikenal dan dilupa-
kan. Lontjeng itu seolah terdengar berbunji dari puntjak
m enara gaib jang satu ke jang lain. Biarpun demikian, se-
pandjang ia dapat mengingat, ia tak pemah mendengar
nj anjian lontjeng geredja.
Ia m eninggalkan tuan Charrington dan turun tangga seo-
J2o
rang diri, supaja djangan terlihat kepada orang tua itu
bagaimana ia meneliti djalanan terlebih dahulu sebelum ke-
luar dari pintu. Ia telah bermaksud untuk kemudian, sete-
lah lalu waktu jang lumajan - katakan sadja, satu bulan -
mentjoba mengundjungi toko itu kembali. Barangkali tak-
kan lebih berbahaja dari bolos satu malam dari Balai Perte-
muan. Per-tama2 memang tak baik, bahwa ia datang kern-
bali ketoko itu setelah ia membeli buku tjatatan itu dan de-
ngan tiada mengetahui apakah ia dapat mempertjajai jang
empunja tokonja. Biarpun-!
]a, demikian pikirnja pula, aku akan kembali. Aku akan
membeli lebih banjak lagi barang bagus jang tak berguna.
Aku akan membeli pigura-ukiran dari St Clement's Dane
itu, mengeluarkannja dari. bingkainja dan membawanja de-
ngan menjembunjikannja dibawah djas pakaian kerdjanja.
Aku akan mengorek udjung sadjak itu dari ingatan Char-
rington. Bahkan maksudnja jang paling gila untuk menjewa
kamar jang diatas itu melintas pula sebentar dalam kepala-
nja. Dan barangkali pesona pikiran itu membuatnja tenang
selama lima sekon; bahkan ia melangkah keluar kedjalanan
denga:n tak mengintip sebelumnja dari djendela. Sampai2 ia
mulai menjenandung dengan lagu jang timbul begitu sadja:
,Limau dan djeruk manis, kawan? kata lontjeng Sint Clemens
tenang.
Mana duitku itu kawan? kata-"
Tiba2 darahnja seolah membeku dan seluruh tubuhnja le-
mas kehilangan tenaga. Sebuah tubuh dalam pakaian kerdja
biru datang menudjunja, tak sampai berantara sepuluh me-
ter daripadanja. Gadis dari bagian buku Roman itu, gadis
jang berambut hi tam itu! Biarpun agak gelap sekitarnja, tak
sulit baginja untuk mengenalnja. Mata g~dis itu menetap
kepadanja. Dan kemudian ia meneruskan berdjalan tjepat,
seolah ia tak melihat Winston.
Beherapa sekon lamanja Winston merasa terlalu lemas uil-
tuk dapat bergerak. Sesudah itu ia membelok kekanan dan
meneruskan dengan melangkah berat, dengan tak menje-
dari waktu itu, bahw:a ia mengambil djalan jang salah. Tak
121
diragukan lagi, bahwa gadis itu mem-bajang2inja. Gadis itu
mesti mengikutinja sampai kemari, karena tak masuk akal,
bahwa gadis itu setjara kebetulan benar terdampar dilorong
belakang gelap jang sama, dan pada malam jang sama, her-
kilo-kilometer djauhnja dari daerah tempat tinggal anggota
Partai. Semua kebetulan2 jang terlalu kentara. Apakah gadis
itu benar2 mata2 Polisi Pikiran, atau hanja mata2 amatir jang
didorong oleh semangat jang me-luap2 tak mendjadi soal.
Sudah tjukup, bahwa gadis itu mem-bajang2inja. Barangkali
melihatnja djuga tadi masuk kedai itu.
Berat sekali rasanja untuk melangkahkan kakinja. Gumpa-
lan gelas jang dikantongnja memukul pahanja pada setiap
langkahnja dan ia sudah setengah ingin mengambilnja dari
kantongnja dan melemparkannja. Jang paling tjelakanja ia-
lah sakit diperutnja. Beberapa menit terasa olehnja, bahwa
ia takkan dapat menahannja lagi, kalau ia tak tjepat melihat
sebuah kakus. Tetapi didaerah demikian tak akan ada ka-
kus2 umum. Sesudah itu rasa memulas dalam perutnja hi-
lang dan hanja meninggalkan rasa linu.
Djalan buntu. Winston berhenti, bertanja pada dirinja
selama beberapa sekon apakah jang akan ia lakukan dan
mengulangi djedjaknja jang tadi. Setelah ia berdjalan kern-
bali terpikir olehnja, bahwa gadis itu melewatinja tiga me-
nit jang lalu dan bahwa barangkali ia dapat mematjunja, hila
ia berdjalan tjepat. Ia akan dapat mem-bajang2inja sehingga
mereka sampai disuatu tempat jang sunji dan menghantjur-
kan kepala gadis itu dengan batu. Gumpalan gelas jang di-
kantongnja akan tjukup berat untuk maksudnja. Tetapi
segera niatnja itu dibuangnja djauh2, karena pikiran sadja
untuk melakukan sesuatu jang berat dengan badannja sudah
tak tertahan lagi. Ia tak dapat berdjalan tjepat, tak dapat
memukul. Disamping itu gadis itu muda dan kuat dan ia
akan dapat mempertahankan dirinja. Djuga terpikir oleh-
nja untuk setjepat mungkin pergi ke Balai Pertemuan dan
tinggal disana sampai gedung itu ditutup, agar ia mempu-
njai alibi (alasan), artinja untuksebagiandari malam itu. Te-
tapi itupun tak mungkin. Rasa tjape sekali meliputi dirinja.
122
Hal satu2nja jang diingininja ialah untuk tjepat pulang keru-
mah dan kemudian duduk dengan tenang.
Diwaktu ia sampai dirumahnja, hari sudah pukul duapuluh
dua. Lampu akan dimatikan dipusat pukul duapuluh tiga
lewat tigapuluh menit. Ia pergi kedapur dan meminum je-
never Kemenangan hampir satu mangkok penuh. Sesudah
itu ia pergi kemedja direlung dinding, duduk dan meng-
ambil buku hariannja dari latji. Tetapi tak segera dibu-
kanja. Dari pesawat-tele terdengar suara perempuan jang
njaring meneriakkan lagu perdjuangan. Winston duduk
merenungi sampul buku jang dipualami itu dan mentjoba
sia2 menutup suara tadi dari kesedarannja.
Diwaktu malam harilah mereka datang untukmu, selalu
pada malam hari. Jang paling baik ialah membunuh diri se-
belum mereka menangkapmu. Orang2 lain pasti berbuat
demikian djuga. Sebenamja banjak kehilangan itu adalah
bunuh diri. Tetapi perlu adanja hati nekad untuk mem-
bunuh diri dalam dunia, dimana mustahil sama sekali untuk
mendapat sendjata api atau sesuatu ratjun jang bekerdja pas-
ti dan tjepat. Dengan sematjam heran ia memikirkan kesia-
siaan djasmani dari kesakitan dan ketakutan, ketjabaran tu-
buh manusia, jang selalu membuntu pada ketiadaan tinda-
kan, djusteru pada saat hila diminta pemusatan tenaga jang
istimewa. Barangkali ia akan dapat membisukan gadis jang
berambut hi tam itu, asal sadja ia bertindak tjukup tjepat: ·
tetapi djusteru karena adanja bahaja jang besar dalam kea-
daannja itu, ia kehilangan dajanja untuk berbuat sesuatu.
Njata padanja, bahwa pada saat2 jang genting orang tak per-
nah berdjuang melawan musuh diluamja, tetapi selalu de-
ngan tubuhnja sendiri. Kendatipun jenever itu, namun rasa
linu diperutnja itu menghambatkannja sekarang berpikir
baik. Dan demikianlah halnja, dalam semua situasi jang
nampak perwira atau tragis, demikian terpikir olehnja de-
ngan djelas. Dimedan pertempuran, didalam kamar siksa,
dalam kapal jang tenggelam, selalu dilupakan hal jang di-
perdjuangkan, karena badan itu melembung sehingga me-
madati seluruh alam. Bila orang tidak berteriak karena sakit
123
atau hila seluruh badan tidak berasa lemah karena takut, hi-
dup masih suatu perdjuangan dari saat kesaat terhadap lapar
ataudinginatautidakdapat tidur, terhadap p erut jangmem-
berontak atau gigi jang sakit.
Ia buka buku hariannja. Penting untuk menulis sesuatu.
Perempuan jang dimuka pesawat-tele itu memulai lagu ba-
ru. Suara perempuan itu seolah menusuki otaknja bagaikan
petjahan katja runtjing. Ia mentjoba memikirkan O'Brien,
untuk siapa, atau kepada siapa dltulis buku harian itu, te-
tapi sebagai gantinja ia mulai memikirkan hal2 jang mung-
kin akan menimpa dirinja setelah dia didjemput oleh Polisi
Pikiran. Tidak mengapa, djika mereka segera mematikan-
nja. Dimatikan, itulah jang kita harapkan. Tetapi sebelum
mati (tak ada orang membitjarakan hal2 demikian; biarpun
demikian setiap orang mengetahuinja) kita terlebih dahulu
harus melalui rentetan siksaan biasa dari pengakuan2, me-
rangkak ditanah dan ber-teriak2 minta ampun, gemertakan
tulang2 patah, gigi jang petjah dipukuli dan tumpukan2 ram-
but berdarah. Apa gunanja semua itu harus diderita, hila
achirnja selalu sama? Apa sebabnja tak mungkin memper-
pendek hidup beberapa hari atau beberapa minggu? Tak
ada orang jang akan terlepas dari kedapatan dan tak ada o-
rang jang berkeras tak mau mengakui. Bila sudah tunduk
terhadap pikiransalah, maka pastilah sudah, bahwa kita akan
mati pada suatu tanggal jang tertentu. Apa sebabnja keke-
djaman jang pertjuma itu harus tersimpul dalam masa da-
tang?
Dengan lebih banjak hasil sedikit dari semula ia mentjoba
menghidupkan bajangan O'Brien. "Kita akan bertemu di-
tempat jang tak mengenal gelap", kata O'Brien kepadanja.
Ia tahu atau mengira mengetahui apa artinja pernjataan itu.
Tempat jang tak mengenal gelap ialah masa datang dalam
bajangan pikiran: masa depan jang pabilapun takkan orang
lihat2, tetapi jang dapat dihidupi oleh pengetahuan penda-
huluan dengan tjara jang gaib. Tetapi karena suara pesawat-
tele jang mengganggui itu ia tak dapat mengikuti landjutan
pikirannja. Ia mendjepitkan sebatang rokok dimulutnja.
124
Terus separo dari tembakaunja djatuh keatas lidahnja, ber-
debu dan pahit dan sulit untuk meludahkannja. Wadjah
Bung Besar mendjulang dalam bajangan pikirannja dan
mengganti wadjah O'Brien. Seperti jang dilakukannja be-
berapa hari jang lalu djuga, ia mengambil mata uang dari
kantongnja dan memperhatikannja. Wadjah pada mata uang
itu menengadah padanja, berat, tenang, menghidupi: tetapi
matjam senjum jang bagaimana bersembunji dibelakang mi-
sai jang hitam itu? Seperti bunji lontjeng tanda ada orang
mati, mendengung-dengung pula dalam telinganja kata2 :
PEPERANGAN IALAH PERDAMAIAN
KEBEBASAN IALAH PERBUDAKAN
KEBODOHAN IALAH KEKUATAN

125'
BAGIAN KEDUA

W AKTU mendj elang tengah hari dan Winston meninggalkan


bilik tempat bekerdjanja untuk pergi kekakus.
Dari udjung lain gang pandjang jang terang benderang itu
nampak sebuah tokoh berdjalan seorang diri menudju kea-
rahnja. Gadis jang berambut hitam. Empat hari telah lalu
sedjak malam pertemuan mereka dimuka toko loak. Setelah
gadis itu lebih mendekat, nampaklah tangan kanannja di-
gendong dalam kain, jang tak nampak dari djauh karena se-
warna dengan pakaian kerdjanja. Barangkali tangannja itu
terdjepit, diwaktu ia memutar salah satu dari kaleidoskop
tempat, ,menjusun" intrise2 roman2 itu. Ketjelakaan jang
sering terdjadi dibagian Roman.
Dan kemudian, diwaktu djarak antara mereka itu barang-
kali kira2 empat meter, gadis itu terserandung dan hampir
djatuh tertelungkup. Gadis itu mendjerit kesakitan. Rupa-
nja ia terdjatuh tepat diatas tangannja jang luka itu. Win-
ston berhenti sebentar. Gadis itu telah berdiri diatas lutut-
nja. Wadjahnja putjat lesu dan karenanja mulutnja nampak
lebih merah dari biasa. Matanja menetap pada mata Win-
ston, dengan pandangan minta iba jang lebih menjerupai
ketakutan dari kesakitan.
Suatu perasaan adjaib menggerakkan hati Winston. Ia ber-
hadapan dengan seorang musuh jang mentjoba membunuh-
nja: ia djuga berhadapan dengan satu machluk manusia,
jang menderita kesakitan: tulangnja patah barangkali. Dan
kakinja sudah melangkah dengan sendiri kearah gadis itu
untuk menolongnja. Pada saat ia melihatnja djatuh diatas
tangan jang dibalut itu, ia merasa seolah badannja sendirilah
jang kesakitan.
,Nona merasa sakit?" katanja.
,Tidak apa2. Tanganku tjuma. Sebentar lagi djuga baik".
126
Gadis itu berkata, seolah sesak napasnja. Ia benar2 sangat
putjat.
,Nona betul tak apa2 ?"
,Tidak, sudah baik. Tjuma sakit sedikit".
Gadis itu mengulurkan tangannja jang tak dibalut itu dan
Winston membantunja berdiri. Wadjah gadis itu kembali
mendapat sedikit warnanja dania nampak agak baik lebih
kembali.
, Tidak apa2," ulangnja dengan pendek. ,Hanja pergela-
nganku sakit sedikit. Terima kasih saudara!" ·
Dan dengan demikian ia melangkah terus kearah jang di-
tudjunja · semula, demikian lintjah seolah benar2 tak ada
apa2. Semua terdjadi dalam tak lebih dari setengah menit.
Tak menjatakan perasaan pada roman muka ialah kebiasaan
jang boleh dikatakan sudah mendjadi naluri dan disamping
itu mereka berdiri pada waktu kedjadian itu tepat dimuka
pesawat-tele. Meskipun demikian sulit sekali untuk tak me-
ngentarakan keheranan barang sekedjap, karena dalam dua,
tiga sekon ia menolongnja berdiri itu, gadis itu menjodor-
kan sesuatu kedalam tangannja. Tak perlu ditanjakan apa-
kah itu sengadja atau tidak. Jang disodorkannja itu sesuatu
jang ketjil dan gepeng. Setelah Winston masuk dari pintu
kakus, ia pindahkan jang sesuatu itu kedalam kantongnja
9.an dirabainja dengan udjung djarinja. Setjarik kertas jang
dilipat persegi.
Diwaktu ia berdiri ditempat kentjing, ia berhasil mem-
buka kertas itu dengan terus me-ngutik2nja. Pasti ditulisi
suatu pesanan. Sebentar ia ingin sekali membawanja keda-
lam salah satu kamar ketjil dan membatjanja segera. Te-
tapi seperti jang telah dimakluminja, hal itu adalah peker-
djaan jang sungguh gila. Tak ada suatu tempat, dimana kita
mengetahui dengan pasti, bahwa kita bebas dari intipan pe-
sawat-tele.
Ia kembali kebilik tempat bekerdjanja dan duduk dan me-
lemparkan dengan atjuh tak atjuh kertas itu keantara ker-
tas2 jang lain diatas medja, memasang katjamatanja dan
menggeser mesin-tulisan-bitjara itu kedekatnja. ,Lima me-
128
nit", katanja kepada dirinja sendiri, ,paling sedikit lima
mcnit". Djantungnja ber-debar2 dengan mengerikan keras-
nja. Untunglah pekerdjaan jang hendak diselesaikannja itu
hanja soal rutine belaka, jaitu memperbaiki daftar angka2
jang pandjang, jang tak meminta ketelitian jang sungguh2.
Apa djuga jang tertulis diatas kertas itu, hal itu mesti mem-
punjai sesuatu tudjuan politik. Sepandjang penglihatannja
hanja ada dua kemungkinan. Jang pertama dan jang paling
mungkin ialah, bahwa gadis itu seorang agen Polisi-Pikiran,
seperti jang telah ditakutinja selama ini. Ia tak mengerti,
apa sebabnja Polisi-Pikiran akan memilih tjara jang demi-
kian untuk menjampaikan pesan2nja, tetapi barangkali me-
reka mempunjai alasan2 mereka untuk berbuat demikian.
Apa jang tertjatat pada kertas itu mungkin suatu antjaman,
suatu panggilan, suatu perintah untuk bunuh diri, suatu
perangkap. T etapi masih ada lagi kemungkinan lain jang
lebih chajal, jang selalu muntjul2 dipikirannja, biarpun ia
sia2 mentjoba menekannja. Jaitu, bahwa pesan itu bukan
berasal dari Polisi-Pikiran sama sekali, tetapi dari salah satu
organisasi dibawah tanah. Barangkali Persaudaraan itu me-
mang ada! Barangkali gadis itu anggotanja. Tak dapat dira-
gukan, bahwa pikiran itu gila, tetapi tadi, tepat disaat ia
merasa kertas itu didalam tangannja, pikiran itu melintas
didalam kepalanja. Baru beberapa menit kemudian timbul
keterangan lain jang lebih mungkin itu. Dan sekarangpun ia
masih belum mempertjajainja, biarptm pikirannja berkata,
bahwa pesan itu mungkin berarti matinja-dan harap gila
itu t etap ada dan djantungnja gedebak-gedebur. Dan di-
waktu ia membatjakan angka2 dalam mesin-tulisan-bi-
tjara, sulit sekali baginja untuk mendjaga agar suaranja dja-
ngan gemetar.
Ia menggulung kertas jang telah diselesaikannja dan
mendjatuhkannja kedalam pipa surat2 didinding. Delapan
menit telah lalu. Ia meluruskan katjamatanja diatas hidung-
nja, m engeluh dan tangannja meraih tumpukan pekerdjaan
jang berikut, dengan kertas jang setjarik itu diatasnja. Ia
meratakannja. Diatas kertas itu tertulis dengan huruf2 tja-
129
kar-ajam jang besar2 . Saja tjinta padamu.
Untuk melemparkan hal jang mentjurig;tbn itu kedalam
lobangingatan sadja ia terlalu tertjengang s 'lama beberapa
sekon. Dan biarpun ia mengetahui dengan cljclas sekali, be-
tapa berbahajanja untuk menundjukkan terlalu banjak per-
hatian, ia tak dapat menahan nafsunja untuk membatjanja
sekali lagi, hanja untuk mejakinkannja, bahwa kata2 itu
benar2 ada tertulis.
Sungguh sulit sekali untuk terus bekerdja dilandjutan pagi
itu. Jang lebih tjelaka lagi dari memusatkan perhatiannja
atas pekerdjaan tetek-bengek itu ialah keharusan menjem-
bunjikan gelisah hatinja terhadap pesawat-tele. Ia merasa
seolah ada api menjala didalam pemtnja. Makan-siang di-
kantin jang panas dan ramai itu adalah suatu siksaan. Ia
mengharapkan akan dapat menjendiri sebentar diwaktu
makan siang itu, tetapi entah sudah mau nasib sialnja: Par-
sons jang sontolojo itu duduk terperanjak didekatnja de-
ngan bau keringatnja jang hampir mengalahkan bau rispot
kalengan itu. Parsons berbitjara terus-menerus tentang
persiapan untuk Pekan Bentji. Semangatnja terutama me-
luap2 diwaktu ia bertjerita tentang model kepala Bung Besar
dari kertas-adon, jang dua meter lebarnja dan jang akan di-
buat untuk kesempatan ini oleh rombongan Mata2 anaknja
jang perempuan. Jang sungguh sangat mendongkolkan hati
Winston ialah, bahwa dalam riuh suara2 itu ia hampir tak
mendengar apa jang dikatakan Parsons dan oleh karena
itu terpaksa ia sering memintanja mengulangi salah satu hal
tetek-bengek dari tjeritanja itu. Hanja sekali sadja nampak-
lah selintas pandang gadis itu, jang duduk diudjung lain
ruang dengan dua gadis lagi. Rupanja gadis itu tak melihat-
nja dan Winston tak melajangkan matanja lagi kearah itu.
Sore harinja agak mendingan rasanja. Segera sesudah ma-
kan siang datang pekerdjaan sulit jang meminta banjak ke-
telitian dan jang meminta perhatian sepenuhnja selama be-
berapa djam, sehingga semua urusan jang lain perlu dike-
sampingkan. Pekerdjaan itu t erdiri atas pemalsuan serente-
tan laporan produksi dari dua tahun jang lalu,. dengan mak-
130
sud mendjatuhkan nama seorang anggota utama Partai Pu-
sat jang kini hendak disingkirkan. Winston ahli dalam pe-
kerdjaan sematjam ini dan ia berhasil m enghindarkan gadis
itu selama dua djam dari pikirannja. Kemudian bajangan
wadjah gadis itu muntjul kembali dan serentak dengannja
keinginan me-luap2 jang tak terlawan untuk m enjendiri.
Sebelum ia dapat menjendiri, mustahil ia dapat merenung-
kan perkembangan baru ini. Malam ini adalah salah satu dari
malam2nja di Balai Pertemuan. Ditelannja pula makanan
hampa-rasa dikantin, kemudian bergegas ke Balai Perte-
muan, turut dengan ,malam pertukaran pikiran" gila jang
sungguh2 itu, main pingpong dua kali, minum jenever be-
berapa gelas dan duduk mendengarkan tjeramah tentang
,Hubungan Soing dengan main tjatur" setengah djam lama-
nja. Djiwanja mem-belit2 karena bosan, tetapi sekali ini ia
tak merasa butuh meninggalkan malam Balai Pe1temuannja
itu. Kata2 Aku tjinta padamu itu telah menjalakan keinginan-
nja untuk tinggal hidup dan segera terasa tolol olehnja un-
tuk mengambil risiko ketjil 2 jang mungkin membahajakan
njawanja. Setelah mendjelang pukul duapuluh tiga ia kern-
bali dirumah dan rebah ditempat-tidurnja-dalam gelap, di-
mana kita aman, pun untuk pesawat-tele selama kita tinggal
diam - barulah ia sanggup memikirkan semua kedjadian itu .
. Suatu masalah djasadi jang harus diselesaikan ialah: bagai-
mana mendapat hubungan dengan gadis itu dan mengadakan
perdjandjian untuk bertemu. Sudah tak dipikirkannja lagi
kemungkinan, bahwa barangkali gadis itu hendak mendje-
rumuskannja. Melihat gugup gadis jang tak dapat disangkal
itu pada waktu memberikan surat itu kepadanja, ia menge-
tahui pasti, bahwa tak demikian halnja. Djelas bahwa gadis
itu takut sekali dan memang dapat djuga dimengerti. Djuga
tak timbul pikirannja untuk menolak usaha2 gadis itu hen-
dak mendekatinja. Baru lima malam jang lalu ia pertim-
bangkan untuk menghantjurkan kepala gadis itu dengan ba-
tu, tetapi hal itu tak penting. Ia membajangkan tubuh muda
gadis itu tela:ndjang, seperti jang telah dilihatnja dalam
mimpinja itu. Tadinja ia memandang gadis itu sebagai orang
132
tolol seperti djuga gadis2 lain, kepalanja penuh bohong dan
bcntji, dan bagian2 tubuh lainnja ibarat gumpalan es. Ia di-
liputi sematjam demam, diwaktu ia pikirkan, bahwa gadis
itu mungkin akan terlepas dari tangannja, bahwa tubuh mu-
da dan putih ini mungkin akan meninggalkannja! Jang lebih
ditakutinja dari jang lain2 ialah, kalau2 gadis itu akan ber-
ubah hatinja begitu sadja, hila ia tak tjepat2 mentjari hu-
bungan dengannja. Tetapi kesulitan2 djasadi suatu pertemu-
an sungguh sangat besar. Tak ubahnja seolah kita mentjoba
membuat satu langkah diwaktu main tjatur, setelah kita su-
dah mat. Dimana djuga kita tjari, kita selalu berhadapan
muka dengan pesawat-tele. Sebenarnja, dalam lima menit
setelah ia membatja surat itu, telah melintas didalam kepa-
lanja semua kemungkinan untuk mengadakan hubungan de-
ngan gadis itu. Tetapi dengan adanja waktu berpikir seka-
rang ini ia memeriksai kemungkinan2 itu satu demi satu,
seolah ia menjusun sekumpulan alat2 diatas medja.
Pasti bahwa tjara bertemu seperti tadi pagi itu tak akan
mungkin diulangi lagi. Seandainja gadis itu bekerdja diba-
gian Arsip, maka barangkali takkan begitu sulit, tetapi ia
hanja set engah2 tahu kira2 dimana bagian Roman dan ia tak
dapat m emikirkan alasan atau kilah untuk pergi kesana. Bila
ia mengetahui tempat-tinggal gadis itu dan pukul berapa ia
pulang, Winston akan berusaha menemukannja disuatu
tempat djalan pulangnja, tetapi t erlalu berbahaja untuk
mentjoba mengikutinja dari belakang diwaktu pulang keru-
mah. Kar ena hal itu akan berarti , bahwa ia har us kelujuran
dahulu dimuka Kementerian dan itu terlalu kentara. Dan
tentu takkan mungkin sama sekali mengirim surat melalui
pos. Sudah sedjak lama bukan rahasia lagi, bahwa semua
surat diteliti terlebih dahulu. Sebenarnja sedikit orang jang
pernah m enulis surat. Untuk keperluan memberikan kabar
sekali2 t elah,..tersedia kartu2 pos jang ditjetaki barisan kali-
mat2 pandjang dan kita tinggal mentjoreti apa jang tak per-
lu. Dan biarpun bagaimana ia tak tahu nama gadis itu, dja-
ngan dikatakan pulaalamatnja . Achirnja ia putuskan, bahwa
kantinlah tempat jang teraman. Bila ia dapat berusaha duduk
133
semedja dengan gadis itu sendiri, kira2 di-tengah2 ruang dan
agak djauh dari pesawat-tele dan dengan tjukup dengusan
suara disekitar mereka-bila semua keadaan ini berlangsung
selama katakan sadja tigapuluh sekon, m aka barangkali akan
mungkin untuk saling bertukar beberapa perkataan.
Selama minggu berikutnja hidup terasa bagaikan suatu
mimpi jang gelisah. Keesokan harinja gadis itu baru mun-
tjul dikantiJi, setelah Winston meninggalkannja karena pe-
luit sudah berbunji. Barangkali gadis itu dipindahkan ke-
rombongan jang kemudian. Mereka saling melewati dengan
tak ber-pandang2an. Dihari berikutnja gadis itu datang di-
kantin pada waktu jang biasa, tetapi dengan tiga gadis lain
dan duduk tepat dibawah pesawat-tele. Kemudian ia tak
muntjul2 sama sekali selama tiga hari jang sungguh mengeri-
kan. Seluruh djiwa dan badan Winston seolah m endjadi
perasa sangat, jang menjebabkan setiap gerak, setiap suara,
setiap sintuhan, setiap perkataan jang harus ia utjapkan atau
dengarkan djadi suatu siksaan. Bahkan dalam tidurnja ia tak
dapat menghilangkan bajangan gadis itu. Selama hari2 ini ia
tak memegang buku hariannja. Ketenangan satu2 nja dida-
patnja dalam pekerdjaannja, jang kadang2 memungkinkan-
nja melupakan dirinja terus-menerus selama sepuluh me-
nit. Ia tak mungkin mengetahui apa jang terdjadi dengan
gadis itu. Tempat bertanja atau minta keterangan tak ada.
Bukan tidak mungkin, bahwa gadis itu sudah ditangas atau
membunuh diri atau dipindahkan keudjung lain Oceania:
jang paling tjelaka dan jang paling mungkin ialah, bahwa
barangkali gadis itu mengubah · maksudnja dengan begitu
sadja dan memutuskan untuk menghindarkannja.
Keesokan harinja gadis itu muntjul pula. Tangannja sudah
tak digendong lagi dan dipergelangannja nampak sepotong
plester. Diwaktu Winston melihat gadis itu kembali, ia
merasa demikian senang, sehingga ia terus memandanginja
beberapa sekon lamanja.
Dihari berikutnja ia hampir berhasil menjapa gadis itu.
Diwaktu ia masuk kantin, .gadis itu duduk seorang diri di-
medja jang djauh sekali dari dinding. Hari masih pagi dan
IH
orang behim begitu banjak. Barisan orang2 madju selangkah
d mi selangkah, sehingga Winston hampir sampai kedekat
djendela ketjil tempat menerima makanan, kemudian ma-
dj u barisan dihentikan dua menit karena ada orang didepan
jang mengadu, bahwa ia tak mendapat atblet saccharinenja.
Tetapi gadis itu masih duduk sendirian diwaktu Winston
mengambil bakinja dan melangkah menudju medjanja. De-
ngan atjuh tak atjuh ia melangkah kearah medja gadis itu,
matanja men-tjari2 tempat dimedja dibelakangnja. Barang-
kali djarak mereka tinggal tiga meter. Dua sekon lagi dan
semua akan heres. Waktu itu ia mendengar suara dibela-
kangnja memanggilnja ,Smith!" Ia pura2 tak mendengarnja.
,Smith!" ulang suara itu lebih keras. Apa boleh buat. Ia
menoleh kebelakang. Seorang pemuda bernama Wilsher,
berambut perang, dengan muka ke-anak2an dan jang tak
begitu dikenalnja, mengadjaknja dengan tersenjum untuk
duduk bersamanja. Lebih baik menurut sadja. Setelah ia
diadjak oleh orang lain, ia tak dapat berdjalan terus dan du-
duk sendiri bersama seorang gadis. Terlalu kentara. Ia du-
duk dengan tersenjum. Wadjah bundar jang ke-anak2an itu
menjambutnja dengan gembira. Dan beberapa menit ke-
mudian medja gadis itu telah penuh ditempati orang.
Tetapi gadis itu tentu melihatnja datang kearahnja dan ba-
rangkali akan mengerti isjaratnja itu. Keesokan harinja
Winston berusaha agar ia sudah ada dikantin pagi2 benar.
Ja, gadis itu duduk didekat medjanja jang kemarin dan sen-
diri pula. Orang jang berdiri didepannja dalam barisan itu
adalah seorang jang rupanja seperti kumbang, lintjah, de-
ngan wadjah jang mendatar dan dengan mata jang meman-
dang tjuriga. Diwaktu Winston meninggalkan barisan de-
ngan baki m~anannja ditangan, ia melihat orang tadi me-
langkah langsung kearah medja gadis itu. Harapannja ter-
bang hilang pula. Ada satu tempat kosong dimedja berikut-
nja, tetapi sesuatu dalam laku orang itu memberikan kesan,
bahwa ia tjukup memikirkan kesenangan dirinja untuk me-
milih medja jang paling kosong. Winston mengikutinja de-
ngan napas ditahan. Tak ada gunanja djika ia tak dapat me-
I .H
njendiri dengan gadis itu. Pada saat ini tcrclengar suara ber-
derang jang mengedjutkan. Orang itu t rdjerembab, meng-
gelepar pada tangan dan kakinja, baki makanannja terpelan-
ting, dua sungai sup dan kopi mengalir dilantai. Ia berdiri
dengan pandangan marah kearah Winston, jang rupanja di-
sangkanja mengait kakinja. Tetapi semua sudah beres. Lima
sekon kemudian Winston duduk dengan djantung ber-de-
bar2 dimedja gadis itu.
Ia tak melihat kegadis itu. Ia mengosongkan bakinja dan
segera mulai makan. Sungguh penting sekali untuk segera
menjapa gadis itu, sebelum datang orang lain, tetapi seka-
rang rasa takut jang melemaskan menguasai seluruh dirinja.
Seminggu telah lalu sedjak gad is itu berusaha mendekatinja
untuk pertama kali. Ia telah mengubah maksudnja, tentu
telah berubah hatinja. Mustahil riwajat ini akan berachir
dengan penjelesaian jang memuaskan; hal2 demikian tak
terdjadi dalam hidup sebenarnja. Sedianja barangkali Win-
ston melepaskan sama sekali maksudnja untuk menjapa ga-
dis itu, kalau tidak dilihatnja pada saat ini Ampleforth, pe-
njair dengan matanja jang berbulu itu, dengan baki makan-
an ditangannja men-tjari2 tempat duduk. Dengan tjaranja
jang samar2 itu Ampleforth suka pada Winston dan kalau ia
melihat Winston, pasti ia akan datang duduk dekatnja. Ba-
rangkali masih ada waktu semenit lagi untuk bertindak.
Mereka, Winston dan gadis itu, makan terus. Jang mereka
makan itu adalah rispot entjer, sebenarnja sup buntjis. Win-
ston mulai berbitjara dengan berbisik perlahan. Kepala me-
reka tinggal menunduk, mereka terus menjendoki makanan
tjair itu kedalam mulut dan sementara itu mereka saling
bertukar beberapa perkataan jang perlu dengan suara jang
netral.
,Pukul berapa kaupulang ?"
,Pukul delapanbelas tigapuluh."
,Dimana kita dapat bertemu ?"
,Dilapangan Kemenangan, dekat tugu."
,Tempat itu penuh pesawat-tele."
,Tidak apa2 kalau banjak orang."
q6
,Perlu tanda ?"
,Tidak. Djangan datang kedekatku seb elum kaulihat aku
di-tengah 2 banjak orang. Dan djangan lihat kepadaku. Ting-
gal sadja dekatku." .
,Pukul berapa ?"
,Pukul sembilanbelas."
,Baik."
Ampleforth tak melihat Winston dan duduk dimedja jang
lain. Kemudian mereka tak berbitjara lagi dan sepandjang
mungkin bagi dua orang jang duduk berhadapan disatu
medja, mereka saling tak melihat satu sama lain. Gadis itu
menghabiskan makanannja dengan tjepat dan pergi, sedang-
kan Winston tinggal dan merokok sebatang sigaret.
Winston sampai dilapangan Kemenangan pada waktu jang
ditentukan. Ia ngitar2 sekeliling kaki tugu jang besar itu,
diatas mana patung Bung Besar menudjukan pandangannja
kearah Selatan, kearah udara dimana ia menghantjurkan
angkatan udara Eurasia (dua tahun jang lalu namanja masih
angkatan udara Asiatimur) dalam pertempuran Daerah
Udara I. Didjalanan jang didepannja nampak sebuah patung
pengendara kuda, menurut kata orang patung Oliver Crom-
well. Lima menit setelah waktu jang ditentukan, gadis itu
belum datang. Rasa takut jang mengerikan itu meliputi
Winston pula. Gadis itu takkan datang, ia telah mengubah
maksudnja! Dengan per-lahan2 ia berdjalan kearah bagian
Utara lapangan itu dan memuaskan hatinja dengan menge-
nal geredja St Martin dengan lontjengnja, jaitu dahulu di-
waktu geredja itu masih mempunjai lontjeng, jang melagu-
kan ,Mana duitku itu kawan". Sesudah itu dilihatnja gadis
itu dikaki tugu itu sedang membatja surat selebaran jang
melekat berpilin pada tugu itu, atau pura2 membatjanja.
Berbahaja untuk menghampirinja sebelum bertambah ba-
njak orang berdiri dekatnja. Lapangan itu penuh pesawat-
tele . Tetapi pada saat ini terdengar dari sebelah kiri suara
kendaraan2 raksasa jang keras dan gemuruh. Tiba2 setiap
orang seolah pada berlari melalui lapangan. Gadis itu
melontjat lintjah melalui samping singa2 jang terdapat di-
q8
k, ki tugu itu dan berlari. Winston lari dari belakango Da-
IJm ia lari ia mendengar teriakan2 jang mengatakan, bahwa
j.,ng Jewat itu adalah kendaraan2 jang membawa tawanan2
ld.urasiao
Bagian Selatan lapangan itu telah padat orang2 Winston,
0

jang dalam keadaan biasa selalu mendjauhkan diri dari se-


tiap kerumunan biasa, mendorong, menjiku dan menggeli-
at diantara orang2 sampai ke-tengah2 Tak lama kemudian ia
0

sudah tak sampai setengah depa djauhnja dari gadis itu, te-
tapi djalannja dipagari oleh seorang prole raksasa dan pe-
rempuan jang hampir sama besarnja, barangkali isterinja,
jang merupakan dinding daging jang tak dapat ditembuso
Winston mentjoba mendorong kesebelah kiri dan berhasil
menjelinap-menerobos diantara orang2 ituo Sebentar terasa
olehnja seolah usus2nja didjepit hantjur oleh dua panggul
jang keraso Ia sudah dekat gadis ituo Mereka berdiri bahu-
membahu dan sama2 memandang lurus kemukao
Sederetan pandjang mobil2 gerobak-dengan disetiap su-
dutnja pendjaga jang berwadjah seperti atjuh tak atjuh dan
dipersendjatai stengun2-lalu dengan perlahan didjalanano
Didalam mobil2gerobak itu pada djongkok berdjedjal orang2
kuning dalam pakaian seragam jang hidjau dan usango Wa-
djah2 Mongolia mereka jang kuju itu memandang lurus tak
perduli kemuka, dari atas pinggir2 mobil gerobako Se-
kali2, bila sebuah mobil gerobak terlondjak-gedjelug, ter-
dengar gemerentjing besi: semua kaki tawanan itu dirantai.
Puluhan gerobak dengan wadjah2 kuju itu lewato Winston
mengetahui bahwa mereka ada, tetapi ia hanja melihat me-
reka sebentar2 Bahu dan tangan gadis itu sampai kesikunja
0

ditekankan s~ma sekali padanjao Pipi gadis itu demikian de-


kat padanja, sehingga ia hampir dapat merasa hangatnjao
Seperti djuga dikantin, gadis itu segera memakai kesem-
patan ituo Ia mulai berbitjara dengan suara jang sama netral
seperti pada pertjakapan mereka jang lalu, dengan bibir jang
hampir tak bergerako Hanja suatu bisikan jang segera dite.-
lan oleh riuh suara dan derang-deru mobil2 gerobak ituo
,Dapat kau dengar aku ?"
139
"Ja. "
,Preikah kau minggu sore ini ?"
,Jaa"
,Kalau begitu dengar baik2. Ingat betul2. Pergi kestasiun
Paddington ".-
Dengan sematjam ketelitian militer jang mengherankan
gadis itu menentukan djalan jang harus ia ikuti. Dengan
kereta-api setengah djam, diluar stasiun kekir i, dengan dja-
lan besar sedjauh dua kilometer, sebuah pagar jang sudah
tak ada latnja jang paling atas, sebuah djalan ketjil jang me-
lalui padang, sebuah djalan ketjil jang ditumbuhi rumput,
djalan ketjil melalui semak2, pohon tumbang jang berlu-
mut. Tak ubahnja gadis itu mempunjai peta dalam kepalanja.
,Dapat kau ingat semua itu ?" bisiknja achirnja.
"Jal"
.
,Djadi kekiri, kemudian kekanan, dan kekiri lagi. Dan
pagar jang tak ada lat paling atasnja itu."
,Ja. Pukul berapa ?"
,Kira2 pukul limabelas. Barangkali kau harus menunggu
aku disana. Aku melalui djalan lain. Djadi sudah pasti kau
tak lupa?"
"Jal"
.
,Pergilah selekas mungkin."
. Hal itu tak usah ia katakan kepadanja. Tetapi pada saat itu
mereka tak dapat keluar dari kerumunan padat orang2 itu.
Barisan mobil2 gerobak itu masih pada lewat, orang ba-
njak masih berdiri asjik m enonton tak puas2nja. Mula2nja
masih ada terdengar edjekan dan sorakan, tetapi semua itu
dari anggota2 Partai dalam kerumunan itu. Segera kemudi-
an teriakan2 itu sudah tak terdengar lagi. Orang2 asing, dari
Eurasia maupun dari Asiatimur, adalah sematjam machluk2
aneh. Kita benar2 tak pemah melihat mereka selain dari
dalam bentuk tawanan dan sebagai tawananpun tak dapat
kita melihat mereka lebih dari hanja selintas pandang. Pun
kita tak mengetahui apa jang terdjadi atas diri mereka selain
dari beberapa orang jang digantung sebagai p,endjahat2 pe-
rang: jang lain2 pada hilang begitu sadja, barangkali dalam
k 11np2 kerdjapaksa. Wadjah2 Mongolia jang bulat itu di-
r,mli leh wadjah2 jang lebih mempunjai roman muka Ero-
p.)h, kotor, berdjanggut dan djerih. Dari tulang2 pipi jang
k. sar pasangan mata melihat kedalam mata Winston, ka-
clang2 dengan penerobosan jang aneh dan kemudian melin-
tjir pergi pula. Barisan mobil itu hampir habis. Dalam
mobil gerobak jang terachir ia melihat seorang lelaki jang
sudah tua, wadjahnja diliputi rambut beruban putih sama
sekali; ia berdiri lurus dengan kedua pergelangannja bersi-
lang dihadapannja, se-olah2 sudah biasa baginja, bahwa ke-
dua tangannja itu diikat bersama. Sudah hampir tiba waktu-
nja bagi Winston dan gadis itu untuk berpisah. Tetapi di-
S<l(\t jang terachir, dalam kerumunan itu masih melingkungi
mereka, tangan gadis itu men-tjari2 tangan Winston dan
tjepat memegangnja.
Pegangan itu tak mungkin lebih dari sepuluh sekon, tetapi
biarpun demikian waktu tangan m ereka itu berpegangan
terasa seolah lama sekali. Winston sempat mengenal setiap
bagian dari tangan gadis itu. Ia merabai djari 2 jang pandjang
itu, kuku jang berbentuk baik, tapak tangan, keras karena
banjak bekerdja dan dengan sebarisan bintilan2 kapalan, ku-
lit litjin dibawah pergelangan. Hanja dengan rabaan ini
sadja ia akan dapat mengenalnja kembali.
Disaat jang sama timbul pikiran dalam dirinja, bahwa ia
tak mengetahui warna mata gadis itu. Barangkali tjoklat,
tetapi kadang2 orang2 jang berambut hi tam mempunjai ma-
ta jang biru. Memalingkan kepala dan melihat kegadis itu
adalah ketololan jang tak dapat dibajangkan. Dengan tangan
berpegangan erat, tak nampak diantara impitan orang2 itu,
mereka metnandang lurus ·kemuka dan sebagai ganti mata
gadis itu, mata dari tawanan jang tua tadi m elihat sedih dari
rimba rambut kearah Winston.
II

WINSTON mengikuti djalan ketji.l jang membawanja melalui


tempat2 jang terang disinari inatahari dan jang teduh dan
melangkah kedalam genangan2 emas tiap 2 kali ranting2 se-
mak2 berkuak. Tanah dibawah pohon2 disebelah kirinja
hampir tak kelihatan karena ditutupi kembang lontjeng. U-
dara se'olah mentjiumi kulit kita. Bulan Mei tanggal dua .
Dari tengah2 hutan terdengar suara merpati berkukur tak
putus 2nja.
Ia terlalu pagi sedikit. Perdjalanannja tak menemui kesu-
litan dan gadis itu demikian njata mempunjai pengalaman,
sehingga Winston merasa lebih tenang dari jang seharusnja
dalam keadaan demikian. Mentjari tempat jang aman ba-
rangkali dapat dipertjajakan pada gadis itu. Pada umumnja
tak dapat diharapkan, bahwa diluar lebih aman dari di Lon-
don . Terttu tak ada pesawat2-tele, tetapi kemungkinan ada-
nja mikropon2 jang disembunjikan selalu ada. Dengan per-
antaraan mikropon ini suara kita akan dapat ditangkap dan
dikenali; disamping itu tak mudah untuk bepergian sendi-
rian dengan tak menarik perhatian. Untuk djarak sedjauh
kurang dari seratus kilometer kita tak perlu minta tjap
,telah diizinkan" untuk pas kita, tetapi kadang2 ada ronda2
di-stasiun2 kereta-api jang memeriksa surat2 keterangan se-
tiap anggota Partai dan jang menanjakan ini dan itu. Tetapi
tadi tak ada ronda dan dalam perdjalanannja dari stasiun ia
mejakinkan dirinja, bahwa ia tak di-bajang2i dengan sekali2
menoleh kebelakang dengan hati2. Kereta-api itu penuh
orang2 prole jang libur keluar kota.
Ia duduk dalam gerbong dengan bangku2 kaju jang telah
penuh sesak hanja oleh satu keluarga jang besar sekali, jang
terdiri dari mojang jang tak bergigi sampai kebaji jang her-
usia satu bulan. Mereka hendak bertamu sore itu pada ke-
142
lu.tl'g.t mertua dan seperti mereka katakan dengan terus t e-
1".1ng kepada Winston: untuk meminta mentega hi tam.
I J lan itu mendjadi lebih lebar dan semenit kemudian ia
li<Hnpai pada djalan ketjil seperti jang dikatakan gadis itu.
llanja sebuah djalan jang ketjil sekali ·jang inendjalar dian-
tara semak2. Ia tak mempunjai arlodji, tetapi waktu pasti
belum pukullimabelas.
Tanah demikian penuh kembang2 lontjeng, sehingga sulit
untukmengelakkanja. Ia berlutut dan mulai memetiki kem-
bang2 itu. Sebagian untuk pengisi waktu, tetapi djuga karena
pikiran samar2, bahwa ia ingin membawa bunga untuk gadis
itu. Ia telah memetik banjak dan lagi mentjiumi wangi bunga
itu, diwaktu suatu suara dibelakangnja mendjadikannja kaku
sama sekali. Bahwa suara itu pidjakan kaki pada ranting ber-
deraktakdapatdisangkallagi. Iameneruskanmemetikbunga.
Satu2nja pekerdjaan jang paling baik jang dapat dilaku-
kannja. Mungkin suara itu dari gadis itu atau barangkali ia
di-bajang2i djuga. Djika ia menoleh kebelakang, berarti
bahwa ia bersalah. Ia memetik sebuah lagi dan sebuah lagi.
Sebuah tangan memegang bahunja dengan perlahan. ·
Ia menoleh keatas. Gadis itu. Ia meng-geleng2kan kepala-
nja, barangkali sebagai isjarat bagi Winston untuk djangan
berkata apa2 ; ia menguakkan semak2 dan mendahului ber-
djalan tjepat melalui djalan ketjil itu kedalam hutan. Ba-
rangkali ia telah pernah melalui djalan itu, karena ia meng-
elakkan tempat jang berlumpur seperti sudah biasa sadja.
Winston mengikut dari belakang~ Kembangnja masih ia
djepit dalam tangannja. Perasaan pertamanja ialah rasa t er-
lepas dari maut, tetapi setelah ia m elihat tubuh kuat dan
lembufjang bergerak didepannja itu, dengan sebai merah
jang dibelitkan tjukup tegang untuk melihatkan lengkung
pahanja, maka rasa rendah-dirinja mengimpit berat pa-
danja. Bahkan kini terasa kemungkinan, bahwa sekiranja
gadls itu menoleh kebelakang dan m elihatnja, ia achirnja
akan mengundurkan diri. Kem anisan udara dan kehidjauan
daun2an meniadakan semangatnja. Sinar matahari bulan Mei
telah memberikannja pada perdjalanannja dari stasiun tadi
143
suatu perasaan, bahwa ia kotor dan putjat lesi, suatu mach-
luk jang takut matahari, dengan debu London jang hitam
dalam lobang2 kulitnja. Terpikir olehnja, bahwa sampai se-
karang gadis itu belum pernah melihatnja dalam terang si-
ang dialam luas. Mereka sampai dipohon tumbang seperti
jang ditjeritakan gadis itu. Gadis itu melontjati pohon tadi
dan menguakkan semak2 jang nampak rapat sama sekali. Se-
telah Winston mengikutinja dari belakang, nampak oleh-
nja, bahwa mereka berada disuatu tempat terluang jang di-
djadikan alam. Suatu bukit ketjil jang ditumbuhi rumput
dengan pohon2 sekitarnja sehingga tertutup sama sekali.
Gadis itu berhenti dan berpaling.
,Kita sudah sampai", katanja.
Winston berdiri sedjauh beberapa langkah dan matanja
menetap pada gadis itu. Ia belum berani menghampirinja.
,Tadi aku tak mau mengatakan apa2," gadis itu menerus-
kan, ,djangan2 ditengah djalan ada mikropon disembunji-
kan. Aku kira memang tak ada, tetapi kemungkinan selalu
ada. Selalu ada harapan salah seorang dari bangsat itu akan
mengenal suara kita. Disini kita aman."
Winston masih belurn berani mendapatkan gadis itu.
,Disini kita aman ?" ulangnja membeo.
,Ja. Lihatlah pohon2 itu." Pohon2 es jang dahulu ditebang
dan belukar jang kemudian tumbuh pula djadi rimba da-
han2, tak ada jang lebih besar dari pergelangan tangan. ,Tak
ada jang tjukup besar untuk menjembunjikan mikropon
dalamnja. Dan aku djuga telah pernah kemari".
Mereka asal ber-tjakap2 sadja sedikit. Winston telah her-
basil untuk datang lebih dekat. Gadis itu berdiri lurus di-
mukanja dengan senjum diwadjahnja jang nampaknja sedi-
kit ironis, se-olah2 ia bertanja dalam hatinja, mengapa Win-
ston bertindak demikian lembam.
Kembang lontjengnja itu djatuh ketanah. Nampaknja seo- /
lah djatuh sendiri. Winston memegang tangan gadis itu.
,Pertjajakah kau", katanja, ,bahwa sampai sekarang aku
tak tabu warna matamu ?" Mata gadis itu tjoklat, hampir
tjoklat muda, dengan bulu mata jang hitam.
144
,Masih tahankah kau melihatku sekarang setelah ka:u tahu
bagaimana rupaku jang sebenarnja ?"
,Masih. Mengapa tidak ?"
,Usiaku telah tigapuluh sembilan tahun. Aku punja isteri
jang tak dapat kutjeraikan. Aku punja pembuluh mekar.
Aku punjai lima gigi palsu".
,Masa bodoh", kata gadis itu.
Disaat berikut-sulit untuk mengatakan siapa jang mulai-
gadis itu telah dipeluknja erat2. Mula2 perasaan Winston tak
lain dari hanja perasaan tak pertjaja. Tubuh muda itu telah
dalam pelukannja, tumpukan rambut hitam itu pada pipi-
nja, dan ja, gadis itu mengangkat wadjahnja dan Winston
mentjium mulut jang lebar dan merah itu. Gadis itu me-
meluk lehernja, menjebutnja kekasihnja, pahlawannja, ke-
sajangannja. Winston menariknja ketanah. Gadis itu tak
melawan sama sekali, Winston dapat berbuat sesuka hatinja
dengannja. Tetapi untuk berterus terang, ia tak mengalami
sensasi djasmani, selain dari sintuhan itu sendiri. Satu2nja
jang dirasanja ialah ketidak-pertjajaan dan kebanggaan. Ia
gembira, bahwa hal ini terdjadi, tetapi ia tak ada hasrat
djasmani. Semua terlalu tiba2 ; remadja dan kedjuwitaan
gadis itu menakutkannja; ia terlalu biasa untuk hidup tanpa
perempuan-ia tak tahu sebabnja. Gadis itu duduk dan me-
narik satu kembang jang melekat dirambutnja. Ia duduk
bersandar pada Winston dan memeluk pinggangnja.
,Tidak apa, sajangku. Tak usah buru2. Masih ada waktu
kita sepandjang sore ini. Bukankah ini tempat persembu-
njian jang baik? Ternpat ini kuketemukan, diwaktu aku se-
sat djalan pada tamasja perkumpulan. Kalau seandainja ada:
orang datang, kita sudah akan dapat melihatnja dari sini hila
ia masih sedjauh seratus meter".
,Siapa namamu ?" tanja Winston.
,Julia. Namamu aku tahu. Winston- Winston Smith~ .
,Dimana kau tahu ?"
,Aku lebih tjerdik daripadamu dalam mentjari sesuatu,
sajangku. Tjoba tjeritakan dahulu, apa pikirmu tentangku
sebelum aku sampaikan surat itu kepadamu hari itu ?"
146
· saatpun Winston tak ingin membohongi gadis itu. Bah-
k:m sematjam tanda tjintalah untuk mulai mentjeritakan
J• ng paling mengerikan.
,Aku bentji tjara melihatmu," katanja. ,Aku ingin mem-
pcrkosamu dan kemudian me:rribunuhmu. Dua minggu jang
Jalu telah kupikirkan matang2 untuk menghantjurkan ke-
palamu dengan batu. Kalau kau benar2 ingin tahu, aku sang
ka bahwa kau mempunjai hubungan apa2 dengan Polisi-Pi-
kiran."
Gadis itu tertawa gembira dan njata menerima hal ini se-
bagai pudjian, bahwa samarannja itu demikian baik.
,Toh bukan Polisi-Pikiran! Toh bukan benar2 kau berpi-
kir demikian ?"
· ,Ja, barangkali bukan benar2 demikian. Tetapi melihat
rupamu pada umumnja- hanja oleh karena kau segar dan
sehat- aku kira, bahwa barangkali-"
,Kau kira, bahwa aku anggota setia Partai, anggota jang
seratus persen dalam bitjara dan tindakan. Pandji2, arak2 an,
sembojan2, permainan2, tamasja2 dari perkumpulan-semua
tetek-bengek itu. Dan kaukira, bahwaaku terusakanmeng-
adukanmu sebagai pendjahat-pikiran sebaik aku mendapat
kesempatan dan menjuruh bunuh kau ?"
,Ja, kira2 demikian. Banjak gadis jang demikian". .
,Hal itu disebabkan oleh kain tjelaka ini", katanja dan me-
renggutkan sebai merah Perkumpulan Pemuda Antisex itu
dan melemparkannja keatas sebuah dahan. Sesudah itu, seo-
lah renggutan tangannja pada pinggangnja itu mengingat-
kall\tja akan sesuatu, tangannja meraba kantong-pakaian
kerdjanja dan mengeluarkan sepotong tjoklat. Tjoklat itu
dibagi duanja dan diberikannja sebagian kepada Winston.
Dan sebelum Winston menerimanja, ia sudah mengetahui
dari wanginja, bahwa tjoklat itu adalah tjoklat jang istime-
wa sekali. Tjoklat itu berwarna tua dan mengilau dan di-
bungkusi kertas timah. Biasanja tjoklat adalah sesuatu jang
berwarna tjoklat-butek dan kersai dan jang rasanja dapat
kita samakan dengan asap sampah jang dibakar. Tetapi per-
nah ia merasai tjoklat seperti tjoklat jang diberikan gadis
147
itu. Wangi pertama jang sampai kehidungnja telah mem-
bangunkan kenangan akan sesuatu jang tak dapat dibulat-
kannja, tetapi kenangan jang kuat dan jang menggelisahkan-
nja.
,Dari mana kaudapat ini ?" tanjanja.
,Pasar gelap", sahut gadis itu atjuh tak atjuh. ,Memang
aku gadis seperti jang kau katakan tadi, nampaknja aku ahli
dalam permainan2. Dahulu aku pemimpin rombongan Ma-
ta2. Tiga malam dalam satu minggu aku bekerdja sukarela
untuk Perkumpulan Pemuda Antisex. Ber-djam2 lamanja
aku menempelkan plakat2 busuk mereka itu diseluruh Lon-
don. Pada arak2an aku selalu memegang satu udjung pandji.
Aku selalu gembira dan turut dengan se-gala2nja. Selalu ikut
dalam arus, memang demikian. Tjara satu2nja untuk tinggal
aman".
Gigitan pertama tjoklat itu telah hantjur diatas lidah Win-
ston. Enak sekali rasanja. Tetapi kenangan itu rriasih sadja
mengintip dan tepi kesedarannja, sesuatu jangmenghidupkan
suatu perasaan kuat, tetapi jang tak dapat disalurkan kesua-
tu bentuk jang tertentu, bagaikan suatu benda jang kita li-
hat dengan ekor mata. Ia m embuangnja dari pikirannja dan
hanja sedar , bahwa kenangan itu adalah kenangan akan se-
suatu perbuatan jang ingin ia batalkan dengan tak mungkin
la.gi.
,Kau masih muda sekali," katanja. ,Kau sepuluh atau li-
mabelas tahun lebih muda daripadaku. Apakah jang kau li-
hat pada lelaki seperti aku ini jang m enarik hatimu ?"
,Sesuatu dari wadjahmu. Kupikir, biarlah kutjoba. Aku
ahli dalam memilih orang2 jang diluar garis. Begitu kau ku-
lihat, lantas aku tahu, bahwa kau tak setudju dengan mereka".
Mereka itu njata berarti Partai, dan istimewa Partai Pusat;
ini disebutnja dengan bentji mengedjek, demikian terang2-
an sehingga memberikan Winston perasaan gelisah, biar-
pun ia tahu bahwa mereka aman disini. Artinja hila mereka
dapat aman disuatu tempat. Apa pada gadis itu jang meng-
herankannja, ialah bahasa kasarnja. Sudah mendjadi angga-
pan, bahwa anggota2 Partai tidak memaki dan Winston
148
N •ndiri djarang memaki, artinja dengan keras. Tetapi nam-
P< knja Julia tak dapat berbitjara tentang Partai, dan istime-
wa Partai Pusat, dengan tidak memakai kata2 jang nampak
clitjoreti di-tembok2 lorong2 betjek. Ia tak keberatan apa2.
Itu hanja s~tu gedjala dari pemberontakannja terhadap Par-
tai dengan segala urusannja itu dan dipandang dari sesuatu
sudut memang nampaknja biasa dan sehat, bagaikan seekor
kuda jang bersin diwaktu mentjium rumput busuk. Mereka
tinggalkan tempat aman itu dan ber-djalan2 melalui pulau2
teduh, dengan tangan sama2 memeluk pinggang satu sa-
ma lain di-tempat2 jang tjukup lebar untuk berdjalan ber-
dampingan. Winston merasa betapa lebih lembut kini
pinggang gadis itu setelah tak dibeliti sebai itu lagi. Mereka
ber-tjakap2 dengan suara jang tak lebih keras dari bisikan.
Diluar tempat persembunjian jang aman itu lebih baik hati2,
demikian kata Julia. Sebentar kemudian mereka sampai di-
pinggir hutan itu. Julia menghentikannja.
,Djangan pergi dulu. Siapa tahu ada orang jang menginti-
pi. Selama kita tinggal dibelakang dahan2 ini, tak ada bahaja
apa2."
Mereka berdiri diteduh semak2. Sinar matahari jang me-
nerobos dari tjelah2 daun2an jang djarang, menirnpa mem-
bakar panas pada wadjah mereka. Winston rnelajangkan pan-
dangannja kepadang nun disebelah belakang dan ia seolah
rnengenalnja. Hal ini disedarnja dengan perasaan aneh dan
agak terkedjut. Ia mernang mengenal sekitarnja itu. Sebi-
dang padang jang nampak kering, delintangi sebuah djalan
ketjil'-dan dengan sarang2 tikus disana-sini. Dipagar jang ti-
dak sama tinggi nun diseberang, dahan2 pohon2 olm di-
buai2 hampir tak nampak oleh angin dan tumpukan daun2-
nja menari perlahan bagaikan rambut perernpuan. Tak djauh
dari ternpat mereka itu, tetapi tak sarnpai kelihatan, tentu
mesti ada sungai ketjil dengan ternpat2 dangkal jang hidjau,
dalam mana berenang bebas ikan2 ketjil.
,Ada sungai disekitar ini ?" bisiknja.
,Betul, tak djauh dari sini mernang ada sungai. Djalannja
persis dipinggir padang jang berikut. Banjak ikan dalarnnja,
149
besar2 sekali. Di-bagian2 dangkal dibawah pohon wilg, kita
dapat melihat mereka berenang dengan ekor mereka jang
me-lambai2".
"Negara Emas-hampir", ketjumik Winston.
"N egara Emas ?"
,Tidak apa2, sungguh. Suatu pemandangan jang pemah ku-
lihat dalam mimpiku".
,Lihat", bisik Julia.
Seekor burung ketilang merahap keatas dahan, tak sampai
lima meter djauhnja dari mereka, hampir setinggi kepala
mereka. Burung itu tak melihat mereka barangkali, karena
ia didalam tjahaja matahari dan mereka dalam teduh. Bu-
rung itu melebarkan sajapnja, dan mengembalikannja pula
dengan baik ketempatnja, mengangguk sebentar dengan ke-
palanja, bagaikan hendak membungkuk untuk matahari dan
kemudian mulai menjanji. Dalam kesunjian sore hari itu
keras suara itu sungguh mengagumkan. Dengan terpesona
Winston dan Julia saling berpegangan erat.
Musik itu terus sadja, tak ber-henti2, dengan variasi2 jang
mengherankan, dengan tak pemah mengulangi sekalipun
djuga, hampir se-olah2 burung itu dengan sedar hendak
memperagakan keahlian menjanjinja. Kadang2 ia berhenti
beberapa sekon, melebarkan sajapnja dan mengembalikan-
·nja kebadannja, membusungkan dadanja jang ber-bintik2
dan memantjarkan njanjiannja pula.
Winston melihatnja dengan sematjam hormat jang samar2 •
Untuk siapa, untuk apa burung itu menjanji? Tak ada be-
tina, tak ada saingan jang menjaksikannja. Apakah sebabnja
ia duduk sendiri dipinggir hutan jang sunji itu dan m en-
tjurahkan musiknja dalam jang hampa? la bertanja pada di-
rinja, apakah disekitar mereka itu memang bukan tidak ada
mikripon disembunjikan. la dan Julia hanja ber-tjakap2 de-
ngan suara berbisik dan mikropon itu takkan dapat me-
nangkap apa jang mereka katakan. Tetapi suara ketilang itu
akan tertangkap olehnja. Barangkali seorang manusia ketjil
jang seperti kumbang rupanja, duduk mendengarkan diu-
djung lain alat ini dengan penuh perhatian-mendengarkan
ISO
itu. Tetapi lambat laun musik itumeluputkan pikirannja itu
dari kepalanja. Rasa2 nja, seolah njanjian itu suatu zat tjair
j ng menjiraminja sama sekali dan jang mentjampurkan diri
kedalam matahari jang melintjir dari tjelah2 daun2an. Ia
berhenti berpikir dan jang tinggal hanja perasaan. Pinggang
gadis itu lembut dan hangat dalam lengkungan tangannja. Ia
memutar gadis itu, sehingga mereka berdiri rapat dada,
tubuh gadis seolah melebur dengan tubuhnja. Kemana sadja
tangannja pergi, semua menurut bagaikan air. Mulut me-
reka rapat ditekan, sungguh djauh berlainan dari tjiuman
keras seperti tadi. Setelah wadjah mereka berpisah, mereka
berdua menarik napas pandjang. Burung itu terkedjut dan
terbang pergi.
Winston mendekatkan bibirnja pada kuping Julia. ,Seka-
rang," bisiknja.
,Djangan disini," bisik Julia kembali. ,Ajo kita kembali
ketempat tadi. Disana lebih aman."
Dengan tjepat, dengan mematahkan beberapa ranting me-
reka kembali ketempat terluang itu. Segera mereka sampai
dalam lingkungan pohon2 muda tadi, lalu gadis itu berpa-
ling dan memandang Winston. Mereka berdua bernapas
tjepat, tetapi senjum telah kembali disekitar sudut mulut
Julia. Sebentar ia tinggal memandang Winston dan kemu-
dian tangannja men-tjari2 kantjing-tarik pakaian kerdjanja.
Dan ja ! Hampir sama seperti dalam mimpi. Hampir sama
tjepat seperti jang dibajangkan oleh Winston, Julia me-
renggutkan pakaiannja dari badannja dan melemparkannja
kesampingnja dengan gerak jang sama bagusnja seperti gerak
jang seolah melenjapkan sama sekali satu kebudajaan. Tu-
buh gadis itu putih mengilau dalam matahari. Tetapi seke-
tika Winston tak melihat badan gadis itu, matanja terpe-
sona oleh wadjah jang berdjerawat dengan senjum ketjilnja
jang nakal itu. Ia bertelut dimuka gadis itu dan memegang
tangannja.
,Sudah pernah kau lakukan ini ?"
,Tentu. Ratusan kali, eh, puluhan kali pasti sudah."
,Dengan anggota2 Partai ?"
,Ja, selalu dengan anggota2 Partai".
,Dengan anggota2 Partai Pusat?"
,Tidak dengan babi2 itu, tidak. Tetapi lebih dari tjukup
dari antara mereka akan mau; djika mereka akan mendapat
sedikit kesempatan. Mereka itu bukan sealim seperti jang
mereka perlihatkan".
Hati Winston melontjat gembira. Julia telah melakukan-
nja puluhan kali : mengapa bukan ratusan, bahkan ribuan
kali. Betapa ingin ia demikian halnja. Apa sadja jang me-
nundjukkan adanja kebobrokan, selalu meliputinja dengan
harapan jang me-luap2 • Siapa tahu, barangkali Partai me-
mang busuk didalam, pemudjaan semangat dan penjangka-
lan diri hanja topeng semata bagi ketidak-adilan. Seandainja
ia akan dapat menulari seluruh gerombolan itu dengan pe-
njakit kusta atau sipilis, dengan betapa gembira akan dilaku-
kannja itu. Tak djadi soal apa jang membusukkannja, mele-
mahkannja, menghantjurkannja. Ia menarik Julia kebawah,
sehingga mereka sama2 berdiri diatas lutut mereka dengan
berdekatan muka.
,Dengar. Semakin banjak lelaki pernah kau kawani tidur,
semakin tjinta aku padamu. Mengerti?
,Ja, baik".
,Aku bentji kesutjian, aku bentji kebaikan! Aku tak
ingin ada kesutjian dimanapun djuga. Aku ingin setiap o-
rang busuk sampai kesumsumnja":
· ,Kalau begitu, aku kena betul untukmu, sajang. Aku bu-
suk sampai kesumsumku".
,Kausuka berbmi.t ini? Bukan maksudku dengan aku: mak-
sudku berbuat itu sendiri".
, Tak ada jang lebih kusukai".
Itulah terutama jang ingin ia dengar. Bukan terutama
tjinta seseorang, tetapi naluri binatang, nafsu sedjati: itulah
tenaga jang dapat menghantjurkan Partai. Ia menekan gadis
itu kebawah keatas rumput, diantara kembang2 jang terse-
rak diatas tanah. Sekali ini tak ada kesulitan apa2 lagi. Sege-
ra kemudian dada mereka jang naik-turun mendjadi biasa
kernbali dan dalam sematjam rasa tak berdaja jang puas me-
154
,. ·k, rebah ketanah. Matahari seolah bertambah terik. Me-
r •ka berdua sama2 mengantuk. Ia meraih pakaian kerdja
j, ng dilemparkan Julia tadi dan menjelimuti separo dari ba-
dan gadis itu dengannja. · Hampir segera kemudian mereka
t rtidur dan njenjak kira2 setengah djam.
Winston bangun duluan. Ia duduk dan melihat kewadjah
penuh djerawat jang masih tidur aman diatas tangannja jang
terbuka keatas. Selain mulutnja, ia tak dapat disebut tjan-
tik. Kalau diperhatikan betul, nampak beberapa garis dise-
kitar matanja. Rambut jang pendek dan hitam itu sangat
tebal dan halus. Teringat olehnja, bahwa ia belum mengeta-
hui nama lengkap dan tempat tinggal gadis itu.
Tubuh jang muda dan kuat itu, dalam tidurnja tak berdaja
kini, membangunkan dalam dirinja rasa kasihan dan melin-
dungi. Tetapi kelembutan jang ichlas jang dirasainja tadi
dibawah pohon dipinggir hutan, diwaktu burung ketilang
itu menjanji, tak kembali sama sekali. Diangkatnja sedikit
pakaian kerdja jang menutupi gadis itu dan diperhatikannja
samping gadis jang putih dan litjin itu dengan seksama. Da-
hulu, pikirnja, seorang lelaki melihat badan seorang gadis
dan hal itu menimbulkan nafsunja dan itulah achir tjerita.
Tetapi sekarang tak ada tjinta atau keinginan murni. Tak
ada emosi jang murni, karena semua telah bertjampur ~e­
ngan ketakutan dan bentji. Pelukan mereka tadi adalah sua-
tu pelabrakan, puntjak kemenangan. Suatu pelabrakan ter-
hadap ijartai. Suatu tindakan politik.
III

,KITA masih dapat kembali kemari sekali lagi", kata Julia.


,Pada umumnja setiap tempat persembunjian dapat dipa-
kai 4ua kali dengan aman. Tetapi tentu tidak dalam bulan2
pertama".
Setelah ia bangun, sikapnja berubah. Ia djadi sigap dan
bertindak tjepat. Dikenakannja pakaiannja, dialitkannja se-
bai merah itu pada pingganggnja dan mulai menggariskan
djalanan pulang. Biasa sadja nampaknja untuk menjerahkan
hal ini kepadanja. Djelas kelihatan, bahwa ia mempunjai
kelitjikan jang praktis, hal jang tak ada pada Winston dan
nampak djelas, bahwa ia djuga apal daerah sekitar London.
Pengetahuan jang didapatnja dari darmawisata dalam rom-
bongan2 jang entah sudah berapa kali. Djalan jang ditun-
djukkannja kepada Winston berlainan sekali dari djalan
jang diikutinja tadi dan membawanja kestasiun kereta-api
jang lain.
,Kita tidak boleh pulang melalui djalan jang sama," kata
Julia, seolah ia memberitakan asas umum jang penting. Ia
akan pergi lebih dahulu dan Winston harus menunggu se-
tengah djam sebelum mengikutinja dari belakang.
Julia menjebut satu tempat, dimana mereka empat hari
kemudian dapat bertemu sehabis waktu bekerdja. Tempat
itu ialah satu lorong disalah satu bagian kota miskin, di-
mana diadakan pasar, jang umumnja ramai dan riuh. Julia
akan ber-djalan2 diantara kedai2 itu dan pura2 hendak men-
tjari tali sepatu atau benang. Bila menurut pendapatnja
keadaan aman, ia akan mengesang hila Winston datang; ka-
lau tidak Winston harus berdjalan terus dan pura2 tak
m engenalnja. Tetapi dengan sedikit nasib baik mereka akan
dapat ber-tjakap2 seperempat djam lamanja di-tengah2 orang
ram ai itu dan membuat perdjandjian baru.
I5" 6
,S •karang aku · harus pergi," katanja, setelah Winston
m ·ng tahui baik instruksi2nja itu. ,Aku harus sudah kern-
hal i pukul sembilanbelas tigapuluh. Aku harus bekerdja dua
djam lagi untuk Persekutuan Pemuda Antisex, membagi-
kan selebaran2 atau sematjam itu. Terlalu, bukan? Tolong
bersihkan dahulu pakaianku ini? Tidak ada ranting2 ketjil
dirambutku? Betul? Sampai ketemu lagi, sajang."
Dipeluknja Winston, ditjiumnja mulutnja dan sebentar
kemudian ia mentjari djalan diantara belukar dan meng-
hilang hampir tak terdengar dalam hutan. Bahkan sekarang
Winston belum mengetahui nama lengkap atau alamat
Julia. Tetapi hal itu tak mendjadi soal, karena mustahil,
bahwa mereka akan pernah dapat bertemu dalam suatu
rumah atau saling berkiriman surat untuk memberitahukan
sesuatu.
Karena kehendak takdir mereka tak kembali2 lagi ketem-
pat terluang dalam hutan itu. Disepandjang bulan Mei me-
reka hanja sekali lagi berhasil benar2 mewudjudkan tjinta
mereka. Jaitu dipersembunjian lain jang diketahui Julia:
menara lontjeng disebuah geredja bobrok didaerah jang su-
dah hampir dilupakan; tigapuluh tahun jang lalu disitu di-
djatuhkan satu born atom. Kalau kita sudah sampai, tempat
itu benar2 persembunjian jang baik, tetapi perginja kesa~a
sangat berbah~a . Selandjutnja mereka hanja dapat bertemu
didjalanan, setiap malam ditempat jang lain dan tak pemah
lebih dari setengah djam terus-menerus. Boleh dikatakan,
bahwa didjalanan masih mungkin untuk ber-tjakap2. Bila
mereka bergelandangan di-djalan2 jang ramai, hampir tidak
berdampingan dan dengan tak me-lihat2 satu sama lain, ma-
ka mereka mengadakan pembitjaraan jang aneh dan jang se-
bentar2 dihentikan, tak ubahnja bagaikan njala mertju suar
jang hidup-mati, tiba2 mengalih kekeheningan oleh datang-
nja pakaian seragam Partai atau oleh karena dekat pesawat-
tele, dan dilandjutkan pula beberapa menit kemudian pada
pertengahan kalimat, selandjutnja diputuskan dengan tiba2,
bila mereka berpisah ditempat jang sudah ditentukan untuk
disambung keesokan harinja hampir dengan tiada pendahu-
I 57
luan. Julia njata biasa sama sekali akan tjara ber-tjakap2 jang
mereka sebut ,berbitjara tjitjilan" ini. Ia djuga sungguh ahli
dalam ber-tjakap2 dengan tak menggerakkan bibirnja.
Dalam pertemuan2 malam jang mereka adakan demikian
selama hampir satu bulan hanja tepat satu kali mereka dapat
bertjiuman. Malam itu mereka melalui sebuah djalan ketjil
dengan tak ber-tjakap2 (djika djalan besar sudah mereka
tinggalkan; Julia se-kali2 tak mau berbitjara). Tiba2 terde-
ngar letusan jangmemekakkan, dunia gojang dan udara djadi
gelap dan Winston menemukan dirinja kemudian rebah
diatas sampingnja, memar dan terkedjut sekali. Tentu ada
born raket didjatuhkan ditempat jang dekat sekali. Tiba2 ia
melihat wadjah Julia beberapa sentimeter dari wadjahnja,
putjat sama sekali, sama putihnja seperti kapur. Sampai bi-
birnja pun putih. Ia sudah mati. Winston memeluknja dan
sedar, bahwa ia mentjium wadjah jang hidup dan hangat.
Tetapi sesuatu jang menjerupai debu atau serbuk menga-
langi bibirnja. Wadjah mereka berdua penuh kapur.
Sering mereka datang ditempat jang telah mereka tentu-
kan, tetapi terpaksa saling melewati dengan tak memberi
suatu isjarat, karena djustru disaat itu muntjul ronda dari
tekungan djalan atau sebuah helikopter meng-apung2 diatas
kepala mereka. Bahkan seandainja bahajanja takkan begitu
besar, masih akan sulit untuk menentukan waktu bertemu.
Winston bekerdja selama enampuluh djam seminggu, Julia
lebih lama lagi dan hari2 prei mereka ber-ubah2 sesuai de-
ngan banjaknja pekerdjaan dan sering tak bertepatan pada
hari jang sama. Jang pasti ialah, bahwa Julia djarang prei
selama satu malam. Sebagian besar dari waktunja diperguna-
kannja untuk mengikuti tjeramah2 dan demonstrasi2, me-
njebarkan batjaan 'untuk Persekutuan Pemuda Antisex,
membuat poster2 untuk Pekan Bentji, memungut uang un-
tuk aksi menabung dan pekerdjaan jang lain2. Ada untung-
nja, katanja, semua itu kedok. Kalau kita mengikuti peratu-
ran2 jang ketjil itu, kita dapat melanggar peraturan jang be-
sar. Ia sampai dapat membudjuk Winston mengurbankan
satu lagi dari malam preinja itu dengan turut bekerdja se-
xs8
kali seminggu pada paberik mesin, sesuatu jang dilakukan
d ngan sukarela oleh anggota2 Partai jang'ber-api2 semangat-
nja. Djadi satu malam setiap minggu Winston menjiksa di-
rinja selama empat djam dengan pekerdjaan jang membo-
sankan, jaitu menjatukan dua butir besi dengan sekerup,
barangkali bagian2 born, didalam sebuah tempat bekerdja
jang setengah terang dan jang peimh angin dan dimana bunji
martil bertjampur sedih dengan musik pesawat-tele.
Diwaktu mereka bertemu dimenara geredja itu, luang2
dalam pertjakapan mereka jang terdiri atas fragmen2 itu,
mereka isi. Waktu itu suatu sore jang terik membakar.
Udara dikamar persegi jang ketjil diatas lontjeng itu sesak
dan panas dan penuh bau tahi merpati jang sangat sengit.
Mereka ber-tjakap2 ber-djam2 diatas lantai jang berdebu
dan penuh ranting2. Sementara itu mereka ber-ganti2 ber-
diri untuk mengintip melalui lubang2 ketjil, melihat apakah
tak ada orang datang.
Usia Julia duapuluh enam tahun. Ia tinggal bersama tiga-
puluh gadis lainnja dalam sebuah asrama (,Selalu di-tengah2
tengik perempuan! Betapa bentji aku pada perempuan!"
katanja sambillalu) dania bekerdja seperti jang telah diter-
ka oleh Winston, pada mesin2 -tulis-roman dibagian Roman.
Ia suka p~da pekerdjaannja, jang terutama terdiri atas
mendjalankan dan meladeni motor listerik jang kuat, tetapi
ruwet. Ia ,tidak pin tar", tetapi ia suka bekerdja dengan
tangannja dan senang meladeni mesin. Ia dapat mentjerita-
kan dengan lengkap tjara membuat sebuah roman, sedjak
dari garis 2 besar jang diberikan oleh Panitia perantjang
sampai kepenjaduran terachir oleh Seksi penulis-ulang. Te-
tapi ia tak menaruh perhatian pada hasil achirnja. Ia ,tak
suka membatja", katanja. Buku hanja sebuah barang jang
harus dibuat seperti sele atau tali sepatu.
Ia tak mengingat apa2 dari waktu sebelum tah,un keenam-
pulu?an dan satu2 nja orang jang dikenalnja jang sering
membitjarakan masa sebelum Repolusi adalah seorang ka-
kek jang menghilang diwaktu Julia berusia delapan tahun.
Diwaktu ia masih bersekolah, ia pemrmpin kesebelasan
159
-I

hockey dan mendapat piala untuk atleti k dua tahun terus-


menerus . Dahulu ia pemimpin rombongan Mata2 dan pani-
tera-tjabang Persatuan Pemuda seb elum ia masuk Perseku-
tuan Pemuda Antisex. Namanja selalu baik sekali. Bahkan
ia (tanda reputasi jang baik jang tak dapat disangkal) terpi-
lih untuk bekerdja di Bagtjab, sebuah seksi bagian Roman,
jang mengusahakan penerbitan2 tjabul jang murah untuk
disebarkan kepada orang Prole. Orang2 jang bekerdja disitu
biasanja menamakannja Rumah Kotoran, demikian katanja.
Ia bekerdja setahun lamanja dibagian itu dan turut mem-
bantu membuat buku2 jang kemudian dibungkus pakai se-
gel: Buku2 jang bernama: Tjerita 2 seorang djago atau sata ma-
l am diasrama gadis, didjual setjara diam2 kepada pemuda2
prole, jang mengira, bahwa mereka membeli buku2 itu
~etjara gelap.
,Buku2 apa sebetulnja itu ?" tanja Winston ingin tahu.
,Entahlah, tjerita2 nja membosankan, sungguh. M~reka ha-
nja mempunjai enam rupa intrise , tetapi itu mereka tjam-
pur-adukkan sedikit. Tentu sadja aku hanja bekerdja pada
kaleidoskop 2 -nja . Aku tak pernah di Seksi penjadur. Aku
bukan seniman- bahkan untuk itu aku tak t e rpakai."
Winston mendengar heran, bahwa selain dari kepala
Bagtjab semua pekerdjanja terdiri atas gadis . Keadaan ini
berdasarkan pikiran, bahwa bahaja ketularan hal 2 djidjik
jang mereka hadapi setiap hari itu lebih ketjil pada kaum
wanita jang lebih sanggup menguasai nafsu dari kaum laki2.
,Bahkan mereka lebih suka perempuan2 jang tidak kawin",
Julia meneruskan. ,Gadis biasanja dipandang sutji. Biarpun
bagaimana disini ada seorang jang tak demikian halnja".
Diwaktu ia b erusia enambelas tahun, ia mempunjai patjar
pertamanja, jaitu seorang anggota Partai jang berumur
enampuluh tahun, jang kemudian membunuh diri untuk
mengelakkan penangkapan.
,Dan sjukur djuga", kata Julia, ,kalau tidak mereka akan
mengetahui namaku dari pengakuannja". Kemudia masih
banjak orang lain. Ia berpendapat, bahwa hidup ini mudah
sekali. Kita ingin gembira dan kesenangan; ,mereka", mak-
I6o
sudnja Partai, ingin merintangi; langgar sadja peraturan2
itu sedapat mungkin. Baginja hal jang memang sudah lazim-
nja ,mereka" ingin meniadakan kesenangan orang, seba-
liknja orang jang bersangkutan ingin mendjaga agar ia dja-
ngan kedapatan. Julia membentji Partai dan ia menundjuk-
kannja dengan kata2 jang paling kasar, tetapi ia tak menge-
ritiknja setjara umum. Selain dari jang berhubungan dengan
hidupnja sendiri, ia tak memusingkan adjaran Partai. Win-
ston menjedari, bahwa Julia tak pemah memakai perka-
taan2 Bahasa Baru. Gadis itu tak pemah mendengar kabar
tentang Persaudaraan dan tak mau pertjaja, bahwa kom-
plotan ini ada. Setiap matjam pe:nberontakan jang diorgani-
sasi terhadap Partai, jang hanja akan dapat berachir pada
kegagalan, dipandangnja sebagai ketololan. Jang pintar ialah
mereka jang melanggar peraturan2 dan kendati demikian
tinggal hidup. Winston be!'tanja samar2 pada dirinja sen-
diri, berapa orang dalam kalangan angkatan baru jang seper-
ti Julia ini-orang2 jang sedjak ketjil sampai besar hidup da-
lam dunia Repolusi dengan tak mengetahui apa2 jang ada di-
luamja: mereka menerima Partai seperti sesuatu jang ke-
kal , seperti langit dan mereka tak memberontak terhadap
kuasanja, teftapi biasa sadja mengelakkannja, seperti seekor
tikus melontjat hilang melihat kutjing. ·
Mereka tak membitjarakan kemungkinan untuk kawin.
Tak ada gunanja mempersoalkan hal2 sedjauh itu. Mustahil
ada panitia jang akan menjetudjui perkawinan demikian,
biarpun mungkin ada suatu tjara untuk meminggirkan Ka-
therine isteri Winston. Semua sia2, pun sebagai mimpi di- ·
siang hari.
,Bagaimanakah isterimu itu ?" tanja Julia.
,Ia-tahukah kau perkataan Bahasa-Baru pikiranbaikpenuh?
Artinja: pada dasamja ortodoks, tak sanggup memikirkan
sesuatu jang menjimpang".
, Tidak, perkataan itu tak kukenal, tetapi aku mengenal
betul orang2 sematjam itu".
Winston mulai mentjeritakan kepada gadis itu riwajat
perkawinannja. Tetapi sungguh aneh, Julia rupanja telah
161
mengetahui bagian2 nja jang terutama. Se-olah2 gadis itu me-
lihat atau merasai sendiri, ia gambarkan bagaimana badan
Katherine djadi kaku segera Winston m enjintuhnja, bagai-
mana isterinja itu seolah rnendjauhkan dirinja dari padanja
dengan sekuat tenaganja, pun bila ·tangannja itu memeluk
Winston keras 2 • Bagi Winston tak sulit untuk membitjara-
kan hal 2 demikian dengan Julia: biarpun bagairnana Kathe-
rine sudah lama tak lagi merupakan ingatan jang pedih ba-
ginja, tetapi hanja menirnbulkan rasa segannja sadja.
,Aku akan dapat menahannja, kalau tak ada satu hal," kata
Winston. Ia mentjeritakannja tentang upatjara ketjil ko-
song jang dipaksakan Katherine kepadanja untuk dikerdja-
kannja setiap rninggu pada rnalarn jang sama. ,Ia mernben-
tjinja, tetapi ia mesti melakukannja djuga. Ia selalu menje-
butnja-tetapi itu tak akan dapat kau terka."
,Kewadjiban kita terhadap Partai", kata Julia segera.
,Darimana kau tahu ?"
,Aku djuga pernah bersekolah, sajang. Penerangan seksuil
sekali sebulan bagi mereka jang berusia diatas enambelas
tahun. Dan dalam pergerakan pernuda. Telah ber-tahun2
lamanja hal itu mereka pompakan. Aku berani bertaruh,
bahwa memang berhasil pada banjak orang. Tetapi hal itu
tentu tak dapat kita ketahui; semua orang demikian muna-
fik, berrnuka dua rasanja".
Julia mulai mernperdalam pembitjaraan mengenai pokok
itu. Baginja semua berkisar pada soal kelaminnja sendiri.
Djika hal ini mendjadi pokok pembitjaraan, ia segera dapat
menundjukkan keahliannja. Lain dari Winston, ia menger-
ti wudjud arti kesalehan Partai dalarn perhubungan kela-
min ini. Soalnja bukan terletak dalam hal, bahwa naluri ke-
larnin mentjiptakan satu dunia sendiri jang tak dapat dikua~
sai oleh Partai dan oleh karena itu harus dihantjurkan. Jang
lebih utama ialah bahwa pertarakan seksuil menjebabkan
histeri. lnilah jang diingini oleh Partai, karena hal itu dapat
disalurkan kesernangat bertempur dan pemudjaan pernim-
pin. Hal itu digarnbarkannja sebagai berikut:
,Kalau kau ber-kasih2 an, kau mempergunakan tenaga dan
!6 2
kt•tlllrdian kau merasa berbahagia dan kau tak mempeduli kan
•'P· a lagi. Mereka tak ingin kau mempunjai perasaan jang
<lc.•mikian. Mereka ingin kau selalu kepadatan tenaga. Se-
mua rombongan jang berbaris mundar-mandir dan ber-
t •r·iak2 dan me-lambai2kan bendera itu hanja menandakan
s ksualitet jang sepat. Kalau kau merasa berbahagia dalam
dirimu, apa gunanja kaupusingkan kepalamu lagi tentang ·
13ung Besar dan Rentjana Tiga-Tahun dan Bentji Dua Menit
dan semua dengungan lain jang memuakkan itu ?"
Memang benar, pikir Winston. Tak ada ikatan jang lang-
sung dan tulus antara kesutjian dan keortodoksan politik.
Karena bagaimanakah akan dapat dipelihara se-baik2nja ke-
takutan, bentji dan sifat lekas pertjaja jang gila, jang dibu-
tuhkan Partai pada anggota2nja, kalau tidak dengan mem-
bendung suatu naluri jang kuat dan memakainja sebagai daja
pendorong? Nafsu kelamin berbahaja untuk Partai dan
Partai mempergunakannja untuk keuntungannja. Mereka
mempergunakan taktik jang sama dengan naluri kekeluar-
gaan. Pada dasarnja keluarga tak dapat dihapuskan dan o-
rang2 mem>ang diadjak djuga untuk mentjintai anak mereka
clengan tjara jang hampir kuno. Dipihak lain anak2 dihasut
setjara teratur untuk menentang orang tua mereka d~n
mereka diadjar me-mata2i orang tua dan melaporkan
kesesatan2 ~ereka. Pada wudjudnja keluarga itu adalah
landjutan dari Polisi-Pikiran. Suatu pendapatan, jang men-
djadikan setiap orang dapat dikelilingi siang malam oleh
pengadu2 jang rapat hubungannja dengan mereka.
Dengan tiba2 pikiran Winston kembali pada Katherine .
Tak usah diragukan lagi : sedianja Katherine telah menga-
dukannja kepada Polisi-Pikiran, kalau ia tak kebetulan ter-
lalu tolol untuk tak menjedari penjimpangan pendapat2 nja
itu. Tetapi sebenarnja ia diingatkan pada saat ini akan isteri-
nja itu oleh terik sore hari jang menjesakkan napas, jang
membasahi dahinja dengan keringat. Ia mulai mentjeri-
takan kepada Julia sesuatu jang pernah terdjadi atau sebe-
narnja tepat tak terdjadi, sebelas tahun jang lalu. Kedjadian
itu tepat pada sore hari.
Tjerita itu terdjadi empat bulan setelah mereka kawin,
jaitu pada waktu mereka tersesat pada suatu darmawisata
perkumpulan disuatu tempat di Kent. Mer eka hanja terbe-
lakang beberapa menit dari jang lain2, t etapi mereka meng-
ambil djalan jang salah dan tak lama kemudian mereka
sampai ketepi suatu parit kapur. Tepi parit itu lurus keba-
wah sedalam kira2 duapuluh meter. Dan dibawah sekali
batu2 litjin. Tak ada orang tempat bertanja. Setelah mereka
sedar, bahwa mereka sesat, Katherine segera djadi gelisah.
Bahwa ia terpisah hanja sebentar sadja dari rombongan pe-
lantjov.g2 jang ribut itu, memberikannja rasa berbuat salah.
Ia ingin tjepat2 kembali melalui djalan jang mereka ikuti
tadi dan mentjari rombongan itu kearah jang lain. Tetapi
disaat ini Winston melihat beberapa tumpukan semak jang
tumbuh di-sela2 tebing tjuram dibawah mereka itu. Satu
tumpukan berwarna dua, merah-tjoklat dan merah tulen, ·
biarpun kembang itu nampak bera~ar satu. Ia bel urn pernah
melihat sesuatu jang seperti itu dania memanggil Katherine
untuk turut melihatnja.
,Lihat, Katherine! Lihat dulu kembang2 itu. Nun dibawah
sama sekali. Dua-warna bukan ?"
Katherine telah berbalik hendak pergi, tetapi ia kembali
djuga sebentar dengan agak mendongkol. Bahkan ia mem-
bungkukkan badannja sedikit kemuka ditepi parit itu untuk
melihat kearah tundjukan djari Winston. Winston berdiri
agak dibelakang dan memegang pinggang isterinja untuk
menahannja. Pada saat ini timbul dengan tiba2 pikiran da-
lam dirinja, bahwa mereka sendiri sama sekali. Tak ada ke-
lihatan satu machluk manusia pun djuga, tak ada daun jang
bergerak, bahkan tak ada burung jang djaga. Kemungkinan
adanja mikropon disembunjikan ditempat jang demikian
ini tipis sekali dan pun hila ada mikropon, jang akan ditang-
kapnja hanja suara sadja. Saat itu adalah waktu jang paling
terik dan jang paling mengantukkan dari sore itu.
Matahari panas membakar, keringat mengutik-ngutik wa-
djahnja. Dan tiba2 ia berpikir ...
,Mengapa tidak kaudorong ia dengan keras dari belakang ?"
164
1,\llj,\ Julia. ,Kalau aku kau itu, pasti akan kulemparkan ia
kt h. wah".
,J , manisku, kau akan berbuat demikian. Aku djuga akan
b r buat demikian, kalau waktu itu aku sama seperti aku
Jang sekarang. Atau barangkali-aku tak tahu pasti".
,Kau menjesal kau tak mendjorokkannja ?"
,Ja, Dalam keseluruhannja aku menjesal aku tak berbuat
d mikian".
Mereka duduk bahu-membahu dilantai jang penuh debu
itu. Winston mendekatkan gadis itu padanja. Kepala Julia
1 tak diatas bahunja, wangi enak rambutnja meniadakan
bau tahi merpati itu. Julia muda sekali, pikirnja, ia masih
m engharapkan sesuatu dari hidup, ia tak mengerti, bahwa
tak ada sesuatu hal jang diselesaikan dengan mendjerumus-
kan seorang jang mem-berat 2 kan hidup kedalam djurang.
,Sebenarnja akan sama sadja", kata Winston.
,Kalau begitu mengapa kau menjesal ?"
,Oleh karena aku lebih mengingini jang positip dari jang
negatip. Dalam permainan kita jang sekarang ini kita tak
akan dapat meoong. Matjam kegagalan jang satu lebih baik
dari jang lain, habis perkara". .
Winston merasa pada gerak kurang senang bahu gadis itu,
betapa tak setudjunja Julia dengan utjapannja itu. Gadis i.tu
selalu menentangnja, bila ia mengatakan sesuatu seperti itu.
Julia tak ingin menerima sebagai hukum alam, bahwaindi-
vidu 1tu selalu menderita kekalahan. Tetapi Julia menjedari
djuga kurang lebih, bahwa besok lusa Polisi-Pikiran akan
m enangkap dan m ematikannja. Tetapi dengan bagian lain
djiwanja ia pertjaja, bahwa biarpun bagaimana ada kemung-
kinan untuk mendirikan suatu dunia rahasia dalam mana o-
rang dapat hidup sesuka hatinja. Apa jang dibutuhkan hanja
bahagia dan kelitjikan dan keberanian. Ia tak mengerti,
bahwa tak ada apa jang disebut bahagia it u, bahwa tak ada
kemenangan selain dari dimasa datang jang djauh, lama se-
sudah kita mati, bahwa sedjak kita mengumumkan perang
kepada Partai lebih baik tak memikirkan hal2 lain dari kita
selain dari sebagai bangkai.
,Kita sudah mati," kata Winston.
,Kita belum mati," kata Julia prosais.
,Bukan badani. Enam bulan, satu tahun-lima tahun
mungkin. Aku takut mati. Kau masih muda, dan barangkali
kau lebih takut padanja dari aku. Kita memang akan meng-
ulurkannja sedjauh mungkin. Tetapi bedanja sedikit se-
kali. Selama machluk manusia tinggal sebagai manusia, mati
dan hidup itu sama".
,Ah, omong kosong! Mana jang lebih kausukai, tidur ber-
samaku atau dengan rangka? Tidakkah kau mendapat nik-
mat da~i hid up? ·
Tidakkah suka kau merasa: Ini aku, ini tanganku, ini ka-
kiku, aku ada, aku daging, aku hidup! Tidak kau sukai ini ?"
Gadis itu memutar badannja dan menekankan dadanja ke-
padanja. Winston dapat merasai buah dadanja jang mengkal
tetapi keras itu melalui pakaian kerdjanja. Tubuhnja itu
seolah menuangkan sesuatu dari keremadjaan dan kekua-
tannja itu kedalam diri Winston.
,Ja, aku menjukainja," katanja.
,Kalau begitu hentikanlah pertjakapanmu tentang mati
itu. pan dengar baik2, sajang, kita mesti harus berdjandji
untuk pertemuan kita jang berikut. Barangkali kita sudah
dapat pergi lagi ketempat kita jang didalam hutan itu. Su-
dah lama kita tinggalkan. Tetapi sekali ini kau harus meng-
ambil djalan lain. Semua telah kurantjang. Kau pergi dengan
kereta-api-tetapi lihat, akan kugambarkan untukmu".
Dan dengan sifatnja jang praktis itu,. dikumpulkannja abu
sampai suatu persegi dan mulai menggambarkan peta dilan-
tai dengan ranting jang diambilnja dari sarang m erpati.

J66
IV

MATA Winston mengitari kamar usangjang diatas toko tuan


Charrington itu. Tempat-tidur besar jang didekat djendela
telah dilengkapkan dengan selimut rombengan dan satu
banta! tak bersarung. Djam kuno dengan pelat djarumnja
untuk duabelas djam itu berdetik tenang. Disudut diatas
medja jang berkaki besi tempaan letak gelas pengimpit ker-
tas jang dibelinja pada kundjungannja jang terachir, me-
ngilau lembut dari gelap jang samar2 itu.
Dekat perapian t elah disediakan oleh t uan Charrington
kompor-minjak peot2 jang dibuat dari kaleng, sebuah pan-
tji bergagang dan dua mangkok. Winston menjalakan kom-
por dan memanaskan air. Ada dibawanja sebuah empelop
penuh kopi Kemenangan dan beberapa tablet saccharine.
Djarum djam menundjukkan waktu pukul tudjuh duapuluh:
sebenarnja pukul sembilanbelas duapuluh. Julia akan da-
tang pukul sembilanbelas tigapuluh.
Hatinja berkata terus: tolol, tolol, ketololan jang sedar
dan sukarela, ketololan jang berbahaja sekali dan jang dapat
disamakan dengan bunuh diri. Dari semua kedjahatan jang
dapat dilakukan seorang anggota Partai, inilah jang tersulit
untuk dirahasiakan. Sebenarnja pikiran pertamanja timbul
dalam kepalanja·sebagai chajalan gelas pengimpit kertas dan
jang dipantjarkan kembali oleh dataran medja jang berkaki
besi tempaan itu. Seperti jang telah disangkanja semula,
Charrington tak berkeberatan menjewakan kamar itu.
Nampak dengan djelas, bahwa ia gembira dengan sewanja
jang beberapa dollar. Pun setelah didjelaskan kepadanja,
bahwa Winston membutuhkan kamar itu untuk ber-patjar2 -
an, ia seolah tak terkedjut atau mengemukakan keberatan-
nja. Sebaliknja ia memandang lurus kemuka dan berkata
dalam istilah umum, dengan tjara jang demikian sopan, seo-
I67
lah ia memberi kesan, bahwa sebagian daripadanja tak ada
lagi. Penjendirian, katanja, adalah sesuatu jang berharga.
Setiap orang membutuhkan suatu tempat untuk bertemu
sekali2. Dan bila mereka telah mempunjai tempat demi-
kian, maka hanja kesopanan biasa dari setiap orang jang
mengetahuinjalah untuk menjimpan pengetahuannja itu
untuk diri sendiri.
Bahkan ia menambahnja dan dalam ia mengatakan itu ia
seolah hampir tak ada lagi, bahwa rumah itu mempunjai
dua pintu. Jang satu melalui pekarangan belakang dan tern-
bus kes~buah lorong.
Dibawah djendela terdengar ada orang menjanji. Winston
mengintip keluar, aman tersembunji dibelakang tirai kasa.
Matahari bulan Djuni masih tinggi diudara, dan dipekara-
ngan jang bersimbur sinar matahari nampaklah seorang pe-
rempuan jang besar sekali, kokoh seperti sebuah tiang batu.
Dengan lengan tangan jang merah lagi empuk dan dengan
sebuah tjelemek guni diikat pada pinggangnja, ia mundar-
mandir antara ember tjutjian dan tali djemuran : diatas
tali ia gantungkan benda2 persegi jang dikenal oleh Winston
sebagai popok. Bila mulutnja tak penuh dengan djepitan
kain tjutjian, ia menjanji dengan kontr'alto:
Hanja bajangan kosong harapan
Lalu bagaikan orang dilintasan,
Tapi satu pandang dan satu kata dan satu mimpi
Masih memikat hatiku ini.
Sudah ber-minggu2 lamanja lagu itu banjak dilagukan di
London. Satu dari entah berapa lagu sematjam itu jang di-
sebarkan oleh satu seksi dari bagian Musik untuk kaum
prole. Sjair lagu2 ini ditjiptakan dengan tak ada tjampur-
tangan manusia sama sekali pada sebuah alat jang dikenal
dengan nama mesin-sadjak. Tetapi perempuan itu menjanji
dengan sepenuh hatinja, sehingga njanjian jang serampangan
itu didjadikannja sesuatu jang hampir terdengar enak. Win-
ston dapat m endengar njanjian per empuan itu dan gesekan
sepatunja pada batu2 pekarangan dan teriakan anak2 didjalan
dan dikedjauhan ribut lalu lintas jang sajup2 sampai. Tetapi
168
hl.l rpun demikian kesunjian kamar jang disebabkan ol eh
tl.tdanja pesawat-tele itu, seolah aneh rasanja.
'olol, tolol, tolol! pikirnja kembali. Mustahil bahwa me-
r ka akan dapat bertemu teratur dikamar ini lebih dari be-
b rapa minggu dengan tak akan kedapatan. Tetapi keingi-
nan mempunjai persembunjian jang benar2 kepunjaan me-
r ka sendiri, didalam rumah dan tak begitu djauh, terlalu
menarik hati mereka.
Sedjak kundjungan mereka pada menara geredja itu me-
reka telah lama tak dapat bertemu lagi. Berbuhung dengan
Pekan Bentji semua waktu bekerdja diperpandjang. Pekan
Bentji baru sebulan lagi, tetapi persiapan jang banjak dan
serbaragam jang bertalian dengannja, berarti pekerdjaan
ekstra bagi setiap orang. Achirnja mereka berdua berhasil
mendapat waktu prei pada suatu sore jang sama. Mereka
sama2 setudju untuk pergi pula ketempat terluang dalam
hutan itu. Malam sebelumnja mereka bertemu sebentar
didjalanan. Seperti biasanja Winston hampir tak melihat
kepada Julia, diwaktu mereka berpapasan dalam simpang-
siur orang banjak, tetapi dari lirikan jang dilajangkannja
kepadanja, ia mendapat kesan, bahwa gadis itu lebih putjat
dari biasanja.
,Aku tak dapat," bisik Julia, sebaik ia anggap aman untuk
berbitjara.
,Besok maksudku".
,Apa?"
,Besok sore. Aku tak dapat datang."
,Apa sebabnja ?"
,Ah, sebab jang biasa. Sekali ini tjepat mulai".
Sesaat lamanja Winston marah sekali. Dalam sebulan per-
kenalan mereka, sifat rindunja akan gadis itu sudah beru-
bah. Mula2 nja tak ada hubungannja sama sekali dengan
nafsu. Persetubuhan mereka jang pertama hanja tindakan
dari kemauan semata. Tetapi sedjak kedua kalinja hal itu
sudah berubah. Wangi rambutnja, manis mulutnja, sintu-
han badannja seolah tinggal dalam dirinja atau dalam selu-
ruh udara disekitarnja. Gadis itu telah mendjadi keperluan
169
badani,. sesuatu jang bukan hanja dibutuhkannja, tetapi
djuga jang sudah seolah djadi haknja. Setelah Julia menga-
takan, bahwa ia tak dapat datang, ia merasa bahwa gadis itu
membodohinja. Tetapi tepat disaat ini orang banjak itu
mendekatkan mereka berdua dan kebetulan tangan mereka
bertemu. Julia mentjubit udjung djarinja sebentar, jang
terasa bukan sebagai tanda nafsu, tetapi sebagai tanda ka-
sih. Ia sedar, bahwa keketjewaan dari pertalian jang rapat
ini mesttlah suatu gedjala jang biasa dan teratur bagi sese-
orang jang hidup dengan seorang perempuan, dan tiba2 ia
diliputi perasaan tjinta jang demikian mendalam, suatu ka-
sih'terhadap gadis itu seperti jang belum pernah dirasainja
sebelumnja. Alangkah senang hatinja sedianja, djika me-
reka satu pasangan jang sudah kawin, jang telah hidup ber-
sama sepuluh tahun lamanja. Ia ingin mereka melantjong
berdua disepandjang djalanan seperti jang mereka lakukan
sekarang, tetapi terang2an dan tiada takut, ber~tjakap 2 ten-
tang hal2 jang tak berarti dan membeli ini dan itu untuk
rumah-tangga. Dan jang paling ia ingini ialah, agar mereka
mempunjai tempat dimana mereka dapat ber-sama2 dengan
tak ada rasa kewadjiban untuk melakukan persetubuhan se-
tiap kali mereka menjendiri. Sebetulnja bukan pada saat
ini, tetapi keesokan harinjalah ia terpikir akan menjewa
kamar tuan Charrington itu. Setelah maksudnja itu diusul-
kannja kepada Julia, gadis itu menjetudjuinja dengan kere-
laan jang tak disangka. Mereka berdua mengetahui, bahwa
niat mereka itu suatu niat gila. Se-olah2 dengan sengadja
mereka melangkah makin dekat menudju kuburan mereka.
Dalam Winston duduk menanti dipinggir tempat-tidur itu,
pikirannja melajang ke-ruang2 Kementerian Tjinta jang ada
dalam tanah. Aneh, bagaimana kekedjarnan jang tak dapat
dielakkan itu selalu timbul-hilang dalam kesedaran. Hal itu
nun termateri dimasa datang, pendahuluan dari kematian,
sama seperti sembilan puluh sembilan mendahului seratus.
Kita tak dapat mengelakkannja, tetapi barangkali dapat kita
tunda : tetapi biarpun demikian, oleh tindakan jang sedar
dan sengadja, ada2 sadja orang jang memendekkan waktu
170
jJng masih memisahkannja dari penangkapan. Pada saat ini
t •rdengar suara langkah tjepat2 pada tangga dan Julia masuk
k dalam kamar. Ia membawa tas alat2 jang dibuat dari kain
tcnda kasar berwarna tjoklat, jang kadang2 Winston lihat ia
bawa dari dan ke Kementerian. Winston mendapatkannja
untuk merneluknja, tetapi ia lepaskan dirinja dengan agak
tjepat; sebagian karena ia masih memegang tas alat2 itu.
,Setengah sekon", katanja. ,Lihat dahulu apa jang kubawa
ini se!lluanja. Kaubawa kopi Kemenangan tjelaka itu? Me-
mang sudah kusangka kau akan mernbawanja. Buang itu,
karena kita tak rnernerlukannja. Lihat ini". Ia berlutut,
membuka tasnja itu dan rnengeluarkan beberapa alat pemu-
tar sekrup dan sebuah obeng dari lapisan teratas. Dibawah-
nja terdapat beberapa bungkusan rapi. Mula2ia berikan. Win-
ston satu bungkusan diisi dengan sematjam benda jang berat
dan seperti pasir dan jang selalu terasa lembut, dimananja
djuga bungkusan itu kita pegang.
,lni gula apa ?" tan)anja.
,Gula tulen. Bukan saccharine, gula. Dan ini roti, roti
tulen, bukan roti hitam jang keras dan ini satu pot sele.
Dan ini satu kaleng susu -lihat. Inilah jang betul aku bang-
gakan. Aku harus membungkusnja dengan kertas, karena-".
Tetapi ia tak perlu mentjeritakannja apa sebabnja ia ~arus
rnemb~gkusnja. Baunja telah mengisi seluruh kamar, bau
jang penuh dan hangat, seakan pantjaran masa muda Win-
ston, tetapi jang pun kini masih kita ketemukan, bila bau
itu melajang kearah kita disebuah gang sebelurn sebuah
pintu ditutup atau menjebar dengan tjara jang rahasia didja-
lanan jang ramai, diisap sebentar dan segera kemudian hi-
lang entah kemana.
,Memang kopi," sungutnja, ,kopi tulen".
,Kopi Partai Pusat. Ada kubawa satu kilo," kata Julia.
,Dari mana kaudapat semua ini ?"
,Semua ini kepunjaan Partai Pusat. Tak ada jang tak di-
punjai babi2 itu, tak ada. Tetapi tentu pelajan2 dan djongos2
dan jang lain2 mengantongi sebagian dan- lihat, aku djuga
mempunjai satu pak teh".
Winston telah djongkok dekatnja. Ia merobek sudut
bungkusan itu.
,Teh tulen. Bukan daun2 pohon rukam ."
,Memang sudah banjak teh di-waktu2 jang achir ini. Telah
mereka taklukkan India, atau sematjam itu, " sambungnja
samar2. ,Tetapi dengar dulu, sajang. Aku ingin kau mem-
belakangiku selama tiga menit. Duduklah sebentar disebe-
lah lain tempat tidur itu. Djangan terlalu dekat pada djen-
dela. Dan djangan lihat kemari sebelum kukatakan".
Mata Winston melajang dengan tak melihat apa2 melalui
tirai kasa itu. Dibawah perempuan bertangan merah itu
masih mundar mandir antara ember tjutjian dan tali dje-
muran. Perempuan itu mengambil dua buah djepitan kain
tjutjian dari mulutnja dan kemudian menjanji penuh mesra.
,Orang kata, waktu 'niadakan segala,
Dan kita 'nantiasa dapat melupakan,
Tapi senjum, air mata kini tiada
Masih djadikan hatiku rindu dendam!"
Nampaknja perempuan itu mengenal njanjian jang mere-
ngek itu diluar kepalanja. Suaranja meninggi dengan udara
musim panas jang djernih itu, penuh irama, diisi dengan se-
matjam sedu jang gembira. Kiranja ia akan merasa senang,
kalau malam bulan Djuni ini takkan berachir dan pt;rsediaan
tjutjiannja takkan habis 2nja, biar ia tak putus2nja dapat
menggantungkan popok disitu selama seribu tahun dan
menjanjikan lagu2 omong kosong. Winston menjedari se-
bagai sesuatu jang aneh, bahwa ia belum pernah mende-
ngar seorang anggota Partai menjanji sendirian dan spontan.
Seandainja ada, bahkan itu akan memberikan kesan jang
agak menjimpang, suatu tabiat jang berbahaja, seperti ber-
tjakap2 dalam diri sendiri. Barangkali hila orang telah men-
dekati batas mati kelaparan, barulah mereka mempunjai se-
suatu untuk dinjanjikan.
,Ja, boleh lihat sekarang," kata Julia.
Winston memutar badannja dan disekon jang pertama ia
hampir tak mengenal Julia. Sebetulnja Winston mengharap
172
1kan melihat gadis itu telandjang bulat. Tetapi ia tidak te-
lnndjang. Pertukaran rupanja itu lebih mengherankan lagi.
Julia berdandan.
Ia mesti telah memasuki salah satu toko jang ada didaerah
rang prole dan membeli apa jang diperlukannja untuk
dandannja. Bibirnja telah ditjetnja merah sekali, dipipinja
ada gintju, dihidungnja bedak, bahkan ada seules dari ini
atau itu dibawah matanja untuk mendjernihkannja. Semua
tak dikerdjakan dengan tangan jang ahli, tetapi ukuran2
Winston dalam hal itu tidak tinggi. Sebelumnja ia belum
pernah melihat atau membajangkan seorang anggota wanita
Partai dengan alat2 ketjantikan diwadjahnja. Perbaikan pa-
da wadjah Julia itu sungguh mengherankan. Ia tak hanja
menarik dengan hanja beberapa ulesan warna di-tempat2
jang tepat, tetapi lebih dari itu lagi, kewanitaannja bertam-
bah. Rambut pendek dan pakaian-kerdja jang kelelakian itu
hanja menambah efeknja.
Setelah Winston...memeluknja, bau wangi2an melintjir
masuk kedalam lobang hidungnja. Ia teringat akan gelap sa-
mar2 sebuah gudang dan lobang hitam mulut seorang pe-
rempuan. Bau minjak wangi itu sama, tetapi disaat ini hal
itu seolah tak mendjadi soal.
,Djuga minjak wangi," katanja. .
,Ja, djugaminjak wangi. Dan tahukah kau, apa jang ingin
kubuat lain kali? Aku bermaksud mentjari satu hebe jang
tulen dan memakainja sebagai ganti tjelana tjelaka ini. Akan
kupakai kaus sutera dan sepatu bertumit tinggi. Aku ber-
maksud untuk mendjadi perempuan dikamar ini, bukan
saudara se-Partai".
Mereka tangga1kan pakaian mereka dan naik keatas tem-
pat-tidur jang besar itu. Untuk partama kalinjalah Winston
menanggalkan pakaiannja dekat gadis itu. Sampai sekarang
ia terlalu malu sekali akan badannja jang putjat dan kurus
itu, dengan pembuluh mekarnja jang menondjol njata di-
betisnja. Tak ada sprei, tetapi selimut jang mereka tiduri
itu aus dan litjin dan luas dan gaja pegas tempat-tidur itu
mengherankan mereka berdua.
,
173
,Tl'ntll' 1wnuh kepinding, tetapi m asa bodoh ,ja ?" kata
juli.1. S •k, rang tak pernah kelihatan lagi tempat-tidur un-
t uk lua o1·ang selain dirumah orang2 prole . Dimasa muda-
nj. Winston pernah tidur sekali2 diatas tempat-tidur seper-
ti itu; sepandjang ingatannja Julia belum pernah menidu-
rinja.
Segera mereka tertidur sebentar. Diwaktu Winston ba-
ngun, djarum2 djam itu telah berkisar sampai dekat pada
angka sembilan. Ia tak ber-gerak2, karena Julia tidur dengan
kepala dilengkungan sikunja. Sebagian besar gintju dan be-
dak gadis itu telah pindah pada wadjah Winston sendiri atau
pada bantal, tetapi warna gintju pipinja jang masih tinggal
menambah ketjantikan tulang2 pipinja. Sinar kuning mata-
hari jang mau terbenam, melintang melalui udjung bawah
tempat-tidur dan menerangi perapian, dimana air mendidih
dalam pantji. Perempuan jang dipekarangan itu telah ber-
henti menjanji, tetapi teriakan perlahan anak dari djalanan
menerobos sampai kedalam kamar. Ia bertanja samar2 ke-
pada dirinja, apakah rebah demikian itu suatu pengalaman
se-hari2 dimasa lalu jang telah hilang, disedjuk malam mu-
sim panas, seorang lelaki dan seorang perempuan jang sama2
telandjang, jang berpatjaran hila mereka ingin, tak m erasa
adanja paksaan untuk bangun, dan rebah2 sadja disitu men-
dengarkan suara2 njaman dari luar.
Pasti tak pernah ada waktu jang memandang hal seperti
itu biasa. Julia bangun, mengapus matanja dan rebah diatas
sikunja untuk melihat kekompor minjak.
,Separo dari air telah menguap," katanja. ,Aku akan mem-
buat kopi. Waktu kita tinggal sedjam. Pukul berapa me-
reka matikan lampu dirumah kelian ?"
,Pukul duapuluh tiga tigapuluh".
,,Diasrama kami pukul duapuluh tiga sudah. Tetapi sebe-
lum itu kami sudah harus kembali, karena- lh! Pergi kau,
binatang tjelaka!"
Ia membalikkan dirinja tiba2 diatas tempat-tidur, diambil-
nja sebuah sepatu dan dilemparkannja kesudut dengan gerak
tangannja jang kelelakian, sama seperti Winston melihatnja
174
nil' It mparkan kamus itu ke Goldstein dipagi Bentji Dua
Ml•nlt itu.
11 AW apa ?" tanja Winston heran.

, 'I'lkus. Aku melihat montjongnja mengintip dari bela-


k.\ng dinding. Dibawah ini mesti ada sarangnja. Biarpun
b, r, imana telah lari kukedjutkan."
,Tikus !" sungut Winston. ,Dalam kamar ini."
,Diseluruh kota ada tikus," kata Julia atjuh tak atjuh sam-
bit rebah kembali. ,Diasrama bahkan ada didapur kami.
lbeberapa bagian London banjak sekali. Tahukah kau bah-
wa tikus menerkam anak2 ? Ja, memang. Dibeberapa daerah
perempuan2 tak berani meninggalkan baji sendiri barang
clua menit. Jang besar2 dan jang tjoklat itulah jang selalu
berbahaja. Dan jang paling mengerikan ialah, bahwa bina-
tang tjelaka itu selalu~'.
,Sudah, sudah!" kata Winston dengan memedjamkan
matanja rapat2. _.
,Kau putjat sama sekali, sajang. Ada apa? Takut kau ka-
renanja?"
,Aku tak tahu apa jang lebih mengerikan dari seekor
tikus!"
Julia mendekatkan dirinja padanja dan memeluknja sea-
kan hendak menenangkannja dengan hangat badannja. Win-
ston tak segera membuka matanja. Beberapa saat lamanja ia
merasa kembali terdampar dalam suatu mimpi djelek jang
menjiksanja ber-antara2 sepandjang hidupnja. Hampir se-
lalu jang sama sadja. Ia berhadapan dengan sebuah tirai ke-
gelapan dan diseberangnja sesuatu jang tak terderita, sesu-
atu jang terlalu mengerikan untuk dilihat. Dalam mimpi
perasaan hati sanubarinja itu selalu suatu pembohongan sen-
diri, karena sebenarnja ia memang mengetahui apa jang ada
dibelakang tirai kegelapan itu. Bahkan iaakan dapatmenarik- .
nja keluar dengan pemusatan tenaga jang luar biasa, seperti
merenggutkansebagian dari otaknja. Ia selalu terbangun de·
ngan tak pernah mengetahui apa itu: tetapi bagaimanapun
hal itu berhubungan dengan apa jang hendak dikatakan oleh
Julia, diwaktu ia menghentikannja berbitjara.
, Maaf, " katanja, ,tidak ada apa2. Aku tak suka tikus,
habis."
,Djangan takut, sajang, binatang2 tj elaka itu takkan masuk
dalam kamar ini. Sebelum kita pergi lobang itu akan kutu-
tup dengan sedikit guni. Dan nanti djika kita datang ke-
mari lagi, akan kubawa batu tahu dan akan kututup rapat".
Segera saat penuh takut itu sudah setengah dilupakan.
Dengan sedikit rasa malu tentang dirinja Winston duduk
bersandar pada kalang hulu tempat-tidur itu. Julia keluar
tempat-tidur, mengenakan pakaian kerdjanja dan membuat
kopi. Bau jang datang dari pantji itu demikian tadjam dan
menusuk, sehingga Julia menutup djendela, takut kalau2
orang diluar akan mentjiumnja dan djadi ingin tahu. Bahkan
lebih enak dari rasa kopi itu lagi ialah usapannja jang halus
pada lidah, jang disebabkan oleh gula, sesuatu jang hampir
dilupakan oleh Winston setelah tahunan dengan saccharine
itu. Dengan satu tangan didalam kantongnja dan sepotong
roti dengan sele ditangannja jang lain, Julia melangkah me-
lalui kamar, melihat lemari buku atjuh tak atjuh, menun-
djukkan tjara jang terbaik untuk membetulkan medja ber-
kaki besi tempaan itu, duduk mengenjakkan dirinja dalam
kursi bobrok itu untuk melihat apakah enak duduk dalam-
nja dan mempeladjari djam dari duabelas djam jang gila itu
dengan sematjam gembira jang sabar. Ia membawa gelas
pengimpit kertas itu ketempat tidur untuk dapat melihat-
nja lebih baik dalam terang. Winston mengambil gumpalan
gelas itu dari tangan Julia, terpesona sebagai biasanja oleh
roman gelas jang lembut dan djemih dan jang seperti air
hudjan itu.
,Tahukah kau apa ini ?" tanja Julia.
,Aku tak pertjaja ini sesuatu-maksudku, aku tak pertjaja,
bahwa ini pemah berguna untuk sesuatu. ltulah sebabnja
sangat menarik hatiku. Sekeping sedjarah jang mereka lu- ·
pakan untuk mengubahnja. Kalau kau dapat membatjanja,
ini adalah suatu pesanan dari sea bad jang lalu."
,Dan lukisan itu?"-gadis itu menganggukkan kepalanja
kepigura ukiran jang didinding jang berhadapan dengan
176
mereka-,Apakah itu djuga sudah berusia seabad?!j
,Lebih. Dua abad barangk~li. Kita tak dapat memastikan-
nja. Sekarang kita tak dapat lagi memastikan usia sesuatu
benda".
Julia melangkah kedinding untuk memperhatikan lukisan
itu. ,Dari sinilah kulihat keluar montjong binatang tadi,"
katanja dan menjepak dinding dibawah lukisan itu.
,Gedung apa ini ja? Aku telah pemah melihatnja."
,Geredja, artinja dahulu geredja. Namanja Saint Cle-
ments' Dane". la teringat kembali akan fragmen sadjak
tuan Charrington dania menjambungnja dengan suara agak
rindu :
,Limau dan djeruk manis kawan, kata lontjeng St Clemens te-
nang".
Dengan heran ia mendengar Julia meneruskan:
,Mana duitku itu kawan, kata lontjeng StMartin kemudian.
,Bila kaubajar kembali? kata lontjeng Old Bailo/-·
,Aku tak tahu lagi sambungannja..- Tetapi aku masih tahu
achimja: ,lni Jilin untuk pergi ketempat tidurmu, ini kapak un-
tuk memotong batang lehermul"
Tak ubahnja dua bagian dari sebuah sembojan. Tetapi
mesti ada satu baris lagi dibelakang ,lontjeng Old Bailey".
Mungkin kata 2 itu dapat dikorek dari ingatan tuan Ch,a r-
rington, asal sadja ia diberi semangat dengan tjara jang
tepat.
,Dari siapa kaupelad jari itu ?" tanja Winston.
,Dari nenekku. Diwaktu aku masih katjil ia selalu me-
nuturkannja untukku. Diwaktu aku berusia delapan tahun
ia ditangas - artinja, ia hilang. Aku ingin tahu rupa limau,"
sambungnja dengan tidak logis. ,Djeruk pemah kulihat,
sematjam buah jang bundar kuning dengan kulit jang tebal."
,Limau masih kukenal," kata Winston. ,Buah itu banjak
ditahun kelimapuluhan, buah jang demikian asam, sehingga
gigimu ngilu karenanja. Pun dengan hanja mentjiumnja."
,Aku berani bertaruh ,bahwa dibdakang lukisan itu ada
kepinding," kata Julia. ,Nanti akan kubersihkan semua.
Kukira sudah hampir waktu kita untuk pergi. Kutjutji dulu
177 .
gintju ,ini. Sajang betul. Nanti gintju bibir jang dimukamu
itu akan kuhilangkan."
Di-menit2 pertama Winston belum bangun dari tempat-
tidur. Udara dalam kamar itu sudah djadi gelap. Ia memu-
tar dirinja kearah terang dan tinggal rebah m erenungi gelas
pengimpit kertas itu. Apa jang terus-menerus memikat ha-
tinja bukan karang jang didalamnja , tetapi bagian sebelah
dalam gelas itu sendiri. Ada sesuatu jang dalam dalamnja,
tetapi biarpun demikian sama bening seperti udara. Nam-
paknja, seolah permukaan gelas itu lengkungan langit, jang
dahulu melingkupi sebuah dunia, lengkap dengan awang2 -
nja. Ia merasa bahwa ia dapat memasukinja dan bahwa se-
benarnja ia berada dalamnja, sama dengan tempat-tidur ka-
ju itu dan medja berkaki besi tempaan itu dan djam dan
ukiran besi dan gelas p engimpit kertas itu sendiri. Kamar
dimana ia berada adalah pengimpit kertas itu dan karang itu
hidup Julia dan hidupnja sendiri, dalam sematjam keaba-
dian jang termateri dalam djanttmg balur itu.
v

YME telah menghilang. Pada suatu pagi ia tak nampak di-


t mpat bekerdjanja: beberapaorangjangkurangpikir mem-
berikan tafsiran masing2 tentang hal itu. Keesokan harinja
tak ada orang lagi jang membitjarakannja. Dihari ketiga
Winston pergi keruangan bagian Arsip jang paling depan un-
tuk melihat pada papan pengumuman. Pada salah satu ker-
tas ditjetak ~aftar anggota2 Panitia Main Tjatur dan Syme
adalah salah seorang dari anggotanja. Daftar itu nampaknja
sama seperti dahulu- tak ada jang ditjoret-tetapi satu nama
tak ada lagi. Itu sudah tjukup. Syme sudah berhenti hidup,
ia tak pernah hidup.
Udara panas membakar. Karena al{t2 pendinginkan, maka
suku ruang2 Kementerian jang tak berdjendela itu sama
sadja seperti biasa, tetapi diluar djalanan membakar kaki
kita dan di-waktu2 ramainja bau kereta-api dibawah tanah
tak tertahan.
Untuk persiapan Pekan Bentji jang sedang diadakan, pega-
wai2 disemua Kementerian bekerdja lembur. Jang harus
diselenggarakan serbaragam : demonstrasi2, pertemuan2,
parade2 militer, tjeramah2, pameran2 dari patung2 lilin,
pertundjukan2 pilem, atjara2 pesawat-tele, ruangan2 harus
diatur, lukisan ditempatkan, sembojan2 ditjiptakan; njanji-
an2 digubah, kabar2 angin disebarkan, potret2 dipalsukan . .
Sekarang rombongan Julia bagian Roman bukan sibuk de-
ngan roman2, tetapi terus-menerus membuat selebaran2
tentang kekedjaman2. Disamping pekerdjaannja jang biasa
Winston memakai sebagian besar waktunja setiap hari un-
tuk membatja nomor2 lama Waktu dan untuk mengubah dan
membunga2i berita2 jang akan dikutip dalam pidato2 • Djauh
dimalam hari, hila rombongan orang2 prole ribut2 bergelan-
dangan disepandjang djalanan, maka udara kota diisi kege-
179
lisahan•jang aneh. Born raket berdjatuhan lebih sering dari
biasa dan kadang2 terdengar dike?jauhan letusan2 ; orang2
tak mengetahui apa itu; ini menjebabkan tersebarnja kabar2
angin jang mengerikan.
Njanjian jang paling baru dan jang akan mendjadi lagu
Pekan Bentji (disebut Lagu Bentji) telah digubah dan sering
sekali disiarkan melalui pesawat2-tele. lramanja buas, me-
nantang, tak dapat disebut musik betul, tetapi jang meng-
ingatkan kita akan bunji genderang. Bila diteriakkan oleh
ratusan suara dengan derap kaki jang berbaris terdengar
menakutkan sekali. Orang2 prole sudah termakan olehnja
dan disepandjang djalanan malam2 hari lagu itu ber-lumba2
dengan ,Hanja bajangan kosong harapan" jang masih dige-
mari itu. Anak2 Parsons memainkannja pada sebuah sisir
dan setjarik kertas kakus sepandjang malam dan siang hari
sampai membosankan sekali. Sekarang waktu malam2 Win-
ston lebih sibuk dari sedia:kala. Rombongan jang terdiri atas
sukarela2 jang dipimpin oleh Parsons membereskan djala-
nan2 untuk Pekan Bentji, merekamendjahit bendera, meng-
gambari poster, menempatkan tiang2 bendera di-atap2
rumah dan melontarkan dengan berbahaja kawat2 besi dia-
tas djalanan untuk tempat menggantungkan sembojan2.
Parsons menjombongkan, bahwa rumah petak Kemenangan
sendiri akan mengibarkan empatratus meter bendera. Ia
gembira dan sama bahagia seperti seekor burung diudara.
Udara memberikan alasan padanja untuk pun dimalam hari
memakai tjelana pendek dan kemedja. Ia sekaligus berada
disemua tempat, dorong sini, tarik sana, menggergadji,
menokok, menjanjikan sesuatu jang datang sendiri dikepa- ·
lanja, memaki setiap orang dalam ia memberi mereka se- :
mangat dan menjebarkan dari setiap lipatan badannja per-
sediaan bau tengik keringat jang seolah tak habis2 nja.
Dengan tiba2 seluruh London mendapat poster baru. Tak
ada tulisan dibawahnja dan hanja menggambarkan tubuh se-
orang anggota tentera Eurasia jang mengerikan, setinggi ki-
ra2 empat meter, jang melangkah kemuka dengan Jangkah11
besar, wadjah seorang Mongolia jang biasa sadja dan sepatu
ISO
J• 1\ besar sekali; ia menudjukan stengun jang dipasangnja
dip hanja kemuka. Dari sudut mana djuga kita perhatikan
mbar itu, mulut senapang jang dibesarkan oleh gambar
p rspektip itu selalu seolah menudju kearah kita. Poster itu
dl tempelkan disetiap tempat kosong jang ada pada semua
dinding dan banjaknja bahkan melebihi djumlah gambar2
llm1g Besar. Semangat tjinta tanah-air orang2 prole, jang
biasanja bersikap atjuh tak atjuh terhadap perang, di-ko-
bar2kan. Seolah untuk mendapat persesuaian dengan se-
mangat umumnja, maka bom2 raket mematikan lebih ba-
njak orang dari biasanja. Satu hom djatuh diatas sebuah bi-
oskop jang penuh orang di Stepney dan ratusan kurban ter-
tanam dibawah puingnja. Seluruh pendudak daerah itu tu-
rut serta dalam arakan pandjang jang mengikuti penguburan
kurban2 itu, suatu arakan jang berlangsung ber-djam2 dan
jang sebenarnja merupakan demonstrasi keamarahan. Sebu-
ah hom jang lain djatuh diatas tanah kosong jang dipakai se-
bagai tempat main2 anak2 dan puluhan anak2 dihantjur-le-
burkan. Demonstrasi jang penuh geram diadakan pula dan
sebuah orang2an jang menggambarkan Goldstein dibakar.
Ratusan poster dengan gam bar tentera Eurasia itu di-sobek2
dan djuga dilemparkan dalam api dan dalam keributan2 itu
beberapa toko dirampoki, sesudah itu tersebar kabar2 .a-
ngin, bahwa mata2 musuh mendjatuhkan bom2 raket itu de-
ngan perantaraan radio dan rumah sepasang suami-isteri
jang sudah tua, jang dituduh sebagai orang2 jang berasal dari
· luar negeri, dibakar dan mereka mati dalam api.
Setelah mereka mendapat kesempatan, Winston dan Julia
pergi kekamar diatas toko tuan Charrington itu dan seka-
rang mereka letak berdekatan diatas tempat-tidur, tidak
· beralas selimut, dibawah djendela, telandjang supaja se-
djuk. Tikus itu tak pernah melihatkan dirinja lagi, tetapi
karena panasnja djumlah kepinding2 bertambah dengan me-
ngerikan banjaknja. Tetapi tak mendjadi soal. Kotor atau
bersih, kamar itu adalah surga. Sesampai dikamar itu, bia-
sanja setiap tempat mereka taburi dengan lada, jang me-
teka beli dipasar gelap, pakaian mereka renggutkan dari ba-
I8I
dan dan mewudjudkan tjinta mereka dengan badan jang ke-
ringatan. Sesudah itu mereka tertidur untuk melihat ke-
mudian setelah mereka bangun, bahwa kepinding2 itu telah
berkumpul dan merupakan barisan jang teratur untuk
mengadakan serangan pembalasan.
Mereka bertemu empat, lima, enam-tudjuh kali dise-
pandjang bulan Djuni. Winston telah m engurbankan ke-
biasaannja untuk minum jenever setiap waktu. Seolah ia te-
lah tak merasa butuh lagi. Ia telah bertambah gemuk,
pembuluh mekamja telah kempis dan hanja meninggalkan
bekas jang berwama tjoklat pada kulit illatas mata kakinja,
batuknja dipagi hari sudah berkurang. Hidup bukan lagi su-
atu siksaan, tak ada lagi keinginannja untuk meng-ubah2 ro-
man mukanja terhadap pesawat-tele atau untuk memaki de-
ngan sekuat suaranja. Setelah mereka mempunjai tempat
persembunjian jang hampir merupakan rumah,_bahkan bu-
kan terasa lagi sebagai suatu kekurangan, bahwa mereka
djarang bertemu dan hanja dapat ber-sama2 untuk beberapa
djam. Jang utama ialah, bahwa kamar diatas toko itu ada.
Mengetahui adanja kamar itu dengan tiada gangguan, ham-
pir sama seperti berada dalamnja. Kamar itu suatu dunia,
landjutan dari masa silam, dimana binatang2 jang sudah tak
ada lagi dapat keliaran. Tuan Charrington djuga binatang
jang demikian. Biasanja, sebelum Winston naik tangga, ia
ber-tjakap2 beberapa menit dengan tuan Charrington.
Orang tua itu rupanja djarang atau tak pemah keluar pintu
dan sebaliknja sedikit sadja mempunjai langganan. Ia hidup
antara tokonja jang gelap itu dengan dapumja jang lebih
ketjil dibelakang, dimana ia masak, dan jang diisi antara
lain oleh sebuah mesin ngomong jang tak terkatakan tuanja. ·
Ia gembira nampaknja dengan adanja kesempatan untuk
ber-tjakap2. Kalau ia mundar-mandir ruantara barang roso-
kannja jang tak berharga itu dengan hidung pandjang dan
gelas tebal katja-mata dan punggung bungkuk dalam djas
b eludrunja itu, maka ia selalu agak lebih nampak sebagai
seorang jang suka mengumpulkan barang2 dari sebagai sea-
rang jang empunja toko. Ia biasa merabai salah satu dari
182
It r.mg2nja dengan perhatian jang tak penuh-tutup botol
hu. tan Tiongkok, tutup kotaktjium rusak jaD.g digambari,
Ill ·clali dengan ikal rambut seorang anak jang sudah lama
mati-tetapi tak pemah menanjakan Winston, apakah ia
mau membelinja, hanja agar ia mengaguminja sadja. Ber-
tjakap2 dengan tuan Charrington sama seperti kita men-
d ngarkan suara men-denting2 dari sebuah kotak menjanji .
jang sudah usang. Ia telah mengorek dari podjok2 ingatan-
nja beberapa fragmen lagi dari sadjak2 jang sudah dHupakan.
Satu diantaranja tentang sepuluh orang Habsji, satu lagi ten-
tang lembu jang bertanduk bengkok dan satu tentang ma-
tinja Ketilang Merah. Setiap kali ia mengemukakan fragmen
baru, ia selalu berkata dengan senjum minta maaf: ,Kukira
tuan barangkali ingin mengetahuinja." Tetapi jang diingat-
nja selalu tak lebih dari beberapa baris dari salah satu
sadjak. •
Mereka berdua mengetahui-dapat dikatakan, bahwa hal
ini tak pemah lenjap dari pikiran mereka-bahwa apa jang
berlangsung sekarang tak akan dapat didjalankan lama. Ada
saat 2nja antjaman maut merupakan suatu kenjataan jang
dapat dipegang seperti djuga tempat-tidur jang mereka
tiduri itu dan mereka akan berdekapan satu sama lain de-
ngan sematjam nafsu jang putus asa, bagaikan djiwa jang di-
laknatkan, jang meraih nikmat jang terachir hila djam akan
berbunji lima menit lagi. Tetapi ada djuga saat2, bahwa me-
reka tak hanja mempunjai bajangan chajal dari keamanan,
tetapi dari keabadian. Selama mereka benar 2 berada dalam
kamar ini, mereka merasa, bahwa tak ada bahaja apa2 jang
dapat menimpa mereka. Untuk datang kekamar ini sulit
dan berbahaja, tetapi kamar itu sendiri tempat aman. Sarna
seperti waktu Winston merenungi pusat gelas pengimpit
kertas itu dengan perasaan, bahwa kita akan mungkin ma-
suk kedalam dunia gelas itu dan bahwa waktu akan dapat
dihentikan, kalau kita sudah ada didalamnja. Sering mere-
ka kehilangan diri dalam mimpi2 siang hari. Mereka selalu
akan mendapat nasib baik dan dalam hidup selandjutnja da-
lam dunia ini mereka akan memelihara perhubungan me-
I8J
r eka s perti j~ng sekarang ini. Atau Katherine akan mati
dan dengan taktik jang litjik Winston dan Julia akan dapat
kawin. Atau mereka akan sama2 hunuh diri. Atau mereka
akan menghilang, menjamarkan diri agar tak dikenal, bel-
adjar hitjara dengan logat orang prole, mentjari pekerdjaan
dalam pahrik dan selandjutnja hidup tak diketahui di-lo-
rong2. Semua angan2 ini pikiran gila, seperti mereka herdua
djuga tahu. Sehenarnja tak ada djalan meluputkan diri.
Bahkan mereka tak hermaksud sama sekali mendjalankan
rentjana satu2nja jang dapat mereka kerdjakan, jaitu hunuh
did. Mengulurkan hidup dari sehari kesehari, dari minggu
keminggu, seolah sudah merupakan naluri jang tak dapat
dipatahkan, seperti djuga djantung manusia selalu akan her-
napas terus selama ada udara.
Kadang2 mereka djuga mempertjakapkan kemungkinan
mengadakan perlawanan jang aktip terhadap Partai, tetapi
dengan tak mengerti, hagaimana memulai langkah pertama-
nja. Bahkan hila henar2 ada Persaudaraan jang seperti do-
ngengan itu, masih ada lagi kesulitan, jaitu mentjari huhu-
ngan dengannja. Winston mentjeritakan kepada Juliaadanja
atau seolah adanja huhungan anehnja dengan O'Brien itu
dan tentang ketjenderungan jang kadang2 dirasainja untuk
terus mendapatkan O'Brien, memheritahukannja, hahwa ia
musuh Partai dan meminta pertolongannja. Sungguh aneh,
hahwa Julia tak menganggap maksudnja itu terlalu kurang
pikir. Julia hiasa menafsir orang pada roman mukanja dania
menganggap hiasa sekali, hahwa Winston mempertjajai
O'Brien herdasarkan pandangan selintas jang sekali itn.
Disamping itu ia sudah tak meragukan lagi, hahwa setiap ·
orang, atau hampir setiap orang, memhentji Partai dengan
diam2 dan akan melanggar peraturan2, hila mereka herpen-
dapat dapat melakukannja dengan aman. Tetapi ia tak mau
pertjaja, hahwa ada atau mungkin ada suatu opposisi jang
luas dan jang diatur. Tjerita2 tentang Goldstein dan tentara
rahasianja itu omong kosong helaka, katanja. Omong ko-
song jang ditjiptakan Partai untuk tudjuan2nja sendiri dan
pura2 sadja mempertjajainja. Pada pertemuan2 Partai dan
184
' da demonstrasi jang timbul dengan sendirinja, ia sudah
2

l ·r-kali2 berteriak sekuat suara, agar dihukum mati orang2,

nama2 siapa, tak pernah didengarnja. Dan kesalahan jang


dltuduhkan kepada mereka itu tak ia pertjajai sama sekali.
J3ila diadakan pemeriksaan umum, ia turut didalam barisan2
Persekutuan Pemuda jang mengelilingi pengadilan itu dari
pagi buta sampai djauh malam dan ber-teriak2 bersama pada
waktu2 tertentu:
,Biar mampus pengchianat2 itu." Selama Bentji Dua Menit
ia selalu mengatasi jang lain2 dalam meneriakkan hinaan2
terhadap Goldstein. Biarpun demikian ia hampir tak me-
ngetahui siapa Goldstein dan adjaran jang mana di-
wakilinja. Ia dibesarkan sesudah Repolusi dan terlalu
muda untuk mengingat perdjuangan ideologi dari tahun
kelima dan keenampuluhan. Suatu pengertian seperti ,per-
gerakan politik jang merdeka'' terlalu tinggi baginja, dan
biarpun bagaimana Partai tak dapat dikalahkan dan akan te-
tap ada dan tak ber-ubah2. Kita hanja akan dapat menen-
tangnja dengan sikap tidak setia setjara diam2 atau paling
kuat dengan kedjahatan sendiri 2 seperti membunuh seorang
atau menghantjurkan sesuatu.
Dalam beberapa hal Julia melihat lebih tadjam dari Win-
ston dan lebih tak mempan bagi propaganda Partai. Sekali,
diwaktu Winston setjara kebetulan dan berhubungan de-
ngan sesuatu hal membitjarakan peperangan terhadap Eu-
rasia, Julia mengedjutkannja dengan mengatakan sepintas
lalu, bahwa menurut pendapatnja perang itu tak ada sama
sekali. Born raket jarig berdjatuhan setiap hari diatas Lon-
don barangkali didjatuhkan oleh pemerintah Oceania sen-
diri, ,se-mata2 untuk tetap me-nakut2kan penduduk". Piki-
ran sematjam ini benar2 belum pernah timbul dalam kepala
Winston. Julia djuga menimbulkan sematjam iri dalam diri
Winston, diwaktu ia mentjeritakannja, bahwa jang paling
sulit baginja ialah untuk djangan ter-bahak2 selama Bentji
Dua Menit·itu. Tetapi ia hanja sangsi akan adjaran2 Partai,
bila dengan salah suatu djalan adjaran2 itu mengenai hidup-
. nja. Umumnja ia menerima agama resmi itu, se-mata2 ka-
I8S
rena baginja perbedaan antara kebenaran dan bohong tak
penting. Misalnja ia pertjaja dan ini karena dipeladjarinja
disekolah, bahwa jang mendapatkan pesawat terbang ialah
Partai (Dalam masa sekolahnja sendiri, demikian teringat
oleh Winston, hanja helikopterlah jang dinjatakan oleh
Partai sendiri didapatkannja; duabelas tahun berselang, di-
waktu Julia bersekolah, telah dituntutnja pesawat-terbang,
satu generasi lagi dan ia akan menuntut mesin-uap). Dan
diwaktu Winston mentjeritakan, bahwa sebelum ia lahir
dan lama sebelum Repolusi sudah ada pesawat-terbang,
maka Julia menganggap kenjataan itu tidak penting sama
sekali. Pada udjudnja tak mendjadi soal siapa sebetulnja jang
mendapatkan pesawat terbang. Dan jang lebih mengedjut-
kan Winston ialah, diwaktu ia mendapat tahu dari pernja-
taan begitu sadja, bahwa Julia tak mengingat, bahwa empat
tahun jang lalu Oceania berperang dengan Asia Timur dan
hidup damai dengan Eurasia. Benar ia memandang semua
perang sebagai tipuan: tetapi rupanja ia tak mengetahui sa-
ma sekali, bahwa nama musuh itu telah berubah.
,Kukira bahwa kita selalu berperang dengan Eurasia,"
katanja samar2 • Hal itu menakutkan Winston sedikit. Pesa-
. wat-terbang didapatkan lama sebelum gadis itu lahir, tetapi
peralihan dalam perang itu baru empat tahun jang lalu, la.:.
rna setelah ia sudah djadi besar. Barangkali seperempat djam
lamanja Winston terus mempertjakapkan hal itu dengan-
nja. Achirnja ia berhasil membangkitkan suatu kenangan
jang samar2 dari ingatan gadis itu, bahwa dahulu Asia Timur
lah dan bukan Eurasia musuh i.tu. Tetapi biarpun bagaimana
Julia menganggap hal itu tak penting. ,Siapa jang akan ·
mempedulikannja ?" katanja tidak sabar. ,Selalu perang
busuk jang satu sesudah jang lain dan kau 'kan tahu, bahwa
semua berita itu bohong semata. ''
Kadang2 Winston bertjerita kepada gadis itu tentang ba-
gian Arsip dan pemalsuan jang dikerdjakannja jang tak
mengenal malu itu. Hal2 sematjam itu seolah tak terasa
kedji oleh Julia. Ia mentjeritakannja riwajat Jones, Aaron-
son dan Rutherford dan setjarik kertas penting jang pernah
186
1llp •gangnja itu. Hal itu tak begitu menarik perhatian gadis
ltu.. Mula2 malah ia tak mengerti pokok tjeritanja.
, Apakah mereka itu kawanmu ?" tanjanja.
,Tidak. Aku tak pemah mengenal mereka. Ketiga orang
itu anggota Partai Pusat. Disamping itu mereka lebih tua
lariku. Mereka termasuk masa lama, masa sebelum Repo-
lusi. Boleh dikatakan aku tak mengenal muka mereka."
,Kalau begitu apa jang ka:uributkan? Selalu banjak orang
Jang dimampuskan; bukan ?"
Winston mentjoba mendjelaskannja kepada gadis itu.
,lni hal lain. Soalnja bukan hanja , bahwa ada orang jang di-
matikan. Insafkah kau, bahwa sebenamja sudah dihapuskan
masa jang silam, sedjak kemarin sudah? Seandainja masa si-
lam itu masih ada, maka ia hanja terdapat dalam beberapa
benda jang dapat dipegang, dimana tak ada kata2, seperti
gumpalan gelas ini. Sekarang kita sudah tak mengetahui
apa2 lagi sama sekali tentang Repolusi dan masa sebelum
Repolusi. Semua dokumentasi sudah dihantjurkan atau di-
palsukan, setiap buku diulangi menulisnja, setiap lukisan
digambar kembali, setiap patung, setiap djalanan, setiap
gedung diberi nama baru, setiap tanggal diubah. Djam .se-
cljarah mati. Dan proses itu berlangsung dari sehari kese-
hari. Tak ada dalam masa kini jang tak berbatas ini dima,na
Partai tak selalu benar. Aku tentu tahu, bahwa masa silam
dipalsukan, tetapi tak akan mungkin bagiku untuk m em-
buktikannja, bahkan tidak, bila aku sendiri jang mengada-
kan pemalsuan itu. Bukti satu2nja ada didalam kepalaku dan
aku tak mempunjai sesuatu ketentuan, bahwa ada lagi
machluk manusia jang lain jang mempunjai ingatan jang
sama denganku. Seperti djuga dalam hal jang satu itu, da-
lam seumur hidupku, aku benar2 mempunjai bukti konkrit
kemudian dari kedjadian itu-tahunan kemudian".
,Dan apa gunanja itu ?"
, Tidak ada, karena beberapa m enit kemudian kertas itu
sudah kubuang. Tetapi seandainja hal seperti itu akan ter-
djadi pula hari ini, bukti itu akan kusimpan" .
· ,Entahlah, tetapi aku tak sependapat denganmu", kata
187
Julia. ,Aku memang rela sama sekali untuk mengambil ri-
siko, tetapi hanja untuk sesuatu jang berguna, tidak untuk
karangan2 dalam sebuah surat-kabar lama. Seandainjapun
kau menjimpannja, apalah jang akan dapat kaukerdjakan
dengannja ?"
,Barangkali tidak banjak. Tetapi itu suatu tanda bukti.
Dan seandainja aku akan berani memperlihatkannja kepada
orang, mungkin akan dapat membimbangkan orang disana-
sini. Bukan maksudku, bahwa dalam hidup kita ini kita
akan dapat mengubah sesuatu. Tetapi mungkin, bahwa di-
sana-sini akan timbul golongan2 pemberontak ketjil 2an,
rombongan2 manusia jang bergabung dan jang lambat laun
bertambah besar dan bahkan mewariskan dokumentasi, se-
hingga generasi jang berikut dapat meneruskannja dari
ternpat kita berhenti."
,Aku tak perduli generasi datang. Jang penting untukku
ialah kita sendiri". ·
,Djiwa pemberontakmu hanja sampai pinggangmu", kata
Winston kepadanja. Julia menganggapnja lutju sekali dan
memeluk Winston dalam gembiranja.
Susunan adjaran Partai tak menarik hati gadis itu sama se-
kali. Bila djuga Winston mulai berbitjara tentang dasar2
Soing, pikiran-ganda, masa silam jang dapat di-ubah2 dan
pengingkaran kebenaran jang objektip dan memakai kata2
Bahasa Baru, maka semua itu membosankannja dania tak
dapat mengikutinja. Ia berkata, bahwa ia tak pernah mem-
perhatikan hal2 sematjam itu. Kita tahu, bahwa semua itu
omong kosong, djadi apa gunanj.t memusingkan diri karena-
nja? Ia tahu, hila ia harus bertepuk tangan dan hila mener-
tawakan dan hanja itulah jang perlu. Bila Winston terus
membitjarakan hal sematjam itu, ia mempunjai kebiasaan
jang tak enak untuk tertidur. Ia salah seorang jang dapat
tertidur setiap waktu dan dalam setiap sikap. Dalam ber-
tjakap2 dengan gadis itu Winston sedar, be tapa mudahnja
memperlihatkan keortodoksan diri, biarpun Julia tak me-
ngetahui sama sekali apa arti keortodoksan. Dapa t dikatakan,
bahwa pandangan dunia Partai paling meresap kedalam hati
188
orang11 , jang tak sanggup menjelaminja. Dapat diusahakan
agarmerekamenerimaperkosaanjangpalingkedji darikebe-
naran, karena mereka tak pernah menjedari dengan sung-
guh2 betapa banjak jang diminta dari mereka itu dan tak
tjukup mempunjai perhatian terhadap kedjadian umum
untuk mengetahui apa jang berlangsung. Karena pengertian
mereka terlalu sempit, budi mereka tinggal sehat. Dengu-
ngan apa sadja mereka telan mentah2 dan apa jang mereka te-
lan tak rnengakibatkan apa2 pada mereka, karena tak me-
ninggalkan bekas, tak ubahnja bidji gandum jang tak ditjer-
na meri.inggalkan perut burung.
DAN achirnja terdjadilah. Pesanan jang di-nanti2 kannja, su-
dah tiba. Selama hidupnja, demikian terasa olehnja, ia
mengharapkan hal ini akan terdjadi.
Ia berdjalan melalui gang pandjang Kementerian dan ia
hampir sampai ditempat Julia menjelipkan surat itu keda-
lam tangannja. Waktu itu ia sedar, bahwa ada orang jangle-
bih besar darinja berdjalan tepat dibelakangnja. Orangjang
entah siapapun djuga itu mendeham, njata sebagai pen-
dahuluan urituk mengatakan sesuatli. Winston berhenti ti-
ba2 dan berpaling. Orang itu ialah O'Brien.
A~hirnja mereka berhadapan muka dan rasanja tak ada pi-
kiran lain jang tiba2 terlintas dikepalanja selain dari lari
setjepat dapat. Hatinja bergedebak dahsjat. Ia tak sanggup
berbitjara. Tetapi O'Brien tak mengetjilkan langkahnja dan
sebentar tangannja diletakkannja dengan manis diatas ta-
ngan Winston, sehingga mereka berdjalan berdampingan.
O'Brien mulai berbitjara dengan hormat jang sangat sung-
guh, jang membedakarinja dari sebagian terbesar anggota
Partai Pusat. ,Telah kuharapkan mendapat kesempatan un-
tuk berbitjara denganmu", katanja. ,Baru2 ini kubatja salah
satu karanganmu dalam Bahasa Baru dalam Waktu. Nampak-
nja kau mempunjai perhatian seorang ahli terhadap Bahasa
Baru."
Winston su(J.ah agak sedar kembali akan dirinja.
,Belum sampai ahli", katanja, ,Aku hanja seorang amatir.
Itu bukan lapanganku. Tak pernah ada hubunganku dengan
penjusunan sebenarnja bahasa itu".
,Tetapi kau menulisnja dengan sepenuh hatimu," kata
O'Brien. ,Itu bukan hanja pendapat saja. Belum lama ber-
selang aku berbitjara dengan seorang kawanmu jang betul2
ahli. Pada saat ini aku lupa namanja."
190
Kembali hati Winston tertusuk pedih. lni tak dapat lain
dari suatu sindiran terhadap Syme. Tetapi Syme bukan ha-
nja mati, ia sudah dihapuskan, bukanoran9. Setiap sindiran
njata terhadapnja akan membahajakan diri. Djelas, bahwa
pernjataan 0 'Brien mesti dimaksudkan sebagai tanda, kode.
Dengan menjertakannja dalam suatu pikiran-salah jang
ketjil, ia mendjadikan mereka berdua turut bersalah. Me-
reka berdjalan terus digang itu dengan per-lahan2 , tetapi
kini O'Brien berhenti. Dengan budi-bahasanja jang aneh
dan menenangkan dan jang selalu didjelmakannja dalam su-
atu gerak, ia meluruskan katja-matanja diatas hidungnja. Se-
sudah itu ia meneruskan: ,Apa jang sebenarnja hendak ku-
katakan ialah, bahwa nampak olehku dalam karanganmu itu
dua perkataan, jang sudah tak dipakai lagi. Tetapi sedjak
belum lama berselang. Apakah sudah kaulihat tjetakan ke-
sepuluh kamus Bahasa Baru itu ?"
,Belurn," kata Winston. ,Aku tak tahu bahwa tjetakan itu
sudah siap. Jang kami pakai dibagian Arsip masih tjetakan
jang kesembilan".
,Kukira, bahwa tjetakan jang kesepuluh baru akan terbit
beberapa bulan lagi. Tetapi sudah ada diedarkan beberapa
eksemplar pertjobaail. Apakah barangkali kauingin meli-
hatnja djuga ?"
,Tentu," kata Winston, jang segera mengetahui maksud
O'Brien.
,Sebagian dari perbaikan jang terachir benar2 pendapatan
jang tjerdik. Penjusutan djumlah kata2 kerdja-kukira, bah-
wa bagian ini akan mendapat perhatian istimewamu. Bagai-
mana ja, apakah akan kusuruh sadja seorang pesuruh :rnem-
bawa buku itu kepadamu? Tetapi aku kira, aku a~an_lupa
nanti sama sekali. Barangkali lebih baik, kalau kaudatang
mengambilnja kerumah. Terserah kepadamu hila. Tunggu
sebentar. Alamatku lagi".
Mereka berdiri tepat dihadapan sebuah pesawat-tele. ·
O'Brien meraba dalam kantongnja dan kemudian mengam-
bil sebuah buku notes jang mempunjai ban kulit dan sebuah
ball-point emas. Dengan berdiri dekat pada pesawat-tele,
dengan sikap jang sedemikian, sehingga orang jang duduk
disebelah lain alat itu akan dapat membatja apa jang dit~lis­
nja, ia menggoreskan sebuah alamat, merobek lembaran
itu dan memberikannja kepada Winston.
,Malam biasanja aku dirumah," katanja. ,Seandainja tidak,
minta sadja kepada pelajanku." .
Ia pergi dan Winston tinggal dengan ditangannja setjarik
kertas, jang sekali ini tak perlu disembunjikan. Biarpun de- ·
mikian ia mengapalkan betul2 apa jang tertulis diatas kertas
itu dan beberapa djain kemudian kertas itu dilemparkan
kedalam lobang ingatan ber-sama2 sedjumlah kertas lain.
Lamanja ri:lereka ber-tjakap2 itu paling banjak beberapa
menit. Menurut perhitungan manusia kedjadian itu hanja
mempunjai satu arti. Pertemuan ini memang sudah diren-
tjanakan sebagai djalan memberitahukan alamat O'Brien
kepada Winston. Ini perlu, karena kita tak akan dapat me-
ngetahui alamat seseorang, selain hila ditanjakan dengan
langsung. Buku2 alainat tak ada sama sekali.
,Kalau kau ingin berbitjara dengan aku, maka inilah ala~
matku," demikian didjelaskan oleh kata2 itu kepada Win-
ston. Barangkali ada djuga suatu pesanan disenibunjikan
dalam kamus itu. Tetapi b~arpun bagaimana, satu hal sudah
pasti. Komplotan jang diimpikannja itu ada dan ia telah
berhubungan dengan bagian luarnja.
Ia mengetahui, bahwa besok lusa ia akan memenuhi pang-
gilan O'Brien. Barangkali besok. Barangkali setelah lama
raguLia tak mengetahuinja dengan pasti. Apa jang ber-
langsung sekarang hanja pewudjudan dari perkembangan
jang dimulai tahunan jang lalu. Langkah pertaina adalah pi-
kiran jang tak sengadja dan rahasia, jang kedua buku harian
jang dimulainja itu. Dari pikiran ia beralih ke-kata2 dan se-
karang dari kata2 kepewudjudannja. Langkah jang terachir
adalah sesuatu jang mungkin akan terdjadi di Kementerian
Tjinta. Ia telah menerimanja. Achirnja tersimpul dalain
mulanja. Tetapi semua ini menakutkan: atati lebih tepat,
ini adalah bagaikan pertjobaan pendahuluan dari mati, seo-
lah hidupnja berkurang sedikit. Bahkan diwaktu i<l. sedang
192
berbitjara dengan O'Brien, diwaktu arti kata2 itu meresap
dalam dirinja,, seluruh tubulmja sudah diliputi perasaan jang
dingin, jang menggigil. .
la....-m erasa seolah ia melangkahkan kakinja kedalam hawa
lembab disuatu kuburan dan semua tinggal sama sadja, ka-
rena ia selalu mengetahui bahwa kuburan itu ada dan me- ·
• • I
nantmJa. .

·.
.
-
VII

WINSTQN bangun dengan rnatanja penuh air-rnata. Dengan


rnasih rnabuk tidur julia rnenggulingkan dirinja dekatnja dan
ber-sungut2 ketjil jang dapat diartikan sebagai: ,Ada apa ?"
,Aku rnirnpi - ," Winston rnulai dan diarn segera. Sernua
terlalu ruwet untuk dapat ditjeritakan dengan kata2. Jaitu
tjarnpur-aduk rnirnpi itu sendiri, dan suatu kenangan jang
berhubungan dengannja dan jang rnuntjul dalarn pikirannja
dalarn beberapa sekon sesudah ia bangun.
Ia rebah diatas punggungnja dengan rnata tertutup, hatinja
ma~ih diliputi rnirnpinja jang seolah rnernbentangkan selu-
ruh hidupnja dihadapannja bagaikan satu pernandangan di-
suatu rnalarn rnusirn panas sehabis hudjan. Sernua berlang-
sung dalarn gelas pengirnpit kertas itu, dan perrnukaan gelas
itu ialah lengkungan langit dan dalarn lengkungan itu sernua
diliputi tjahaja jang terang dan lernbut, dirnana kita dapat
rnelihat pada djarak jang tak berbatas. Mirnpi itu djuga ter-
sirnpul-sebenamja dapat dikatakan: terdiri atas-suatu ge-
rak jang dibuat oleh ibunja dengan tangannja dan jang tiga-
puluh tahun kernudian djuga dibuat oleh wanita Jahudi jang
dilihatnja pada pilern itu, dalarn wanita itu rnentjoba rne-
lindungi anak ketjil itu terhadap pelor2, sebelurn helikop-
ter itu rnenghantjurkan mereka berdua dengan bornnja.
,Tahukah kau," kata Winston, ,bahwa persangkaanku
sarnpai pada saat ini ialah, bahwa aku rnernbunuh ibuku ?" .
,Apa sebabnja kaubunuh ia ?" tanja Julia, harnpir tertidur.
,Aku tak rnernbunuhnja. Tidak setjara djasrnani".
Dalarn rnirnpi itu ia teringat akan pandangan terachir jang
ditangkapnja dari ibunja dan diwaktu ia baru bangun beber-
apa saat, rnaka sernua kedjadian ketjil jang disekitamja itu
pada rnuntjul kernbali. Suatu bajangan kenangan jang telah
ber -tahun2 larnanja diluputkan dengan sengadja dari kese-
194
clar annja. Tanggalnja tak diketahui~ja dengan pasti, tetapi
diwaktu semua itu terdjadi, ia mesti berusia paling sedikit
s puluh tahun, mungkin duabelas tahun.
Ajahnja menghilang beberapa waktu sebelumnja; berapa
lama sebelumnja, tak dapat diingatnja lagi. Jang diingatnja
lebih baik ialah keadaan katjau dan menakutkan masa itu:
saban kali panik pada serangan udara dan berlindung di-
stasion2. Kereta-api dibawah tanah, p.uing2 di-mana2, pro-
klamasi2 jang tak dapat dimengerti jang ditempelkan di-
podjok2 djalanan dan gerombolan anak2, semua berkemedja
satu warna, barisan orant dimuka toko 2 roti, ber-selang2
tembakan senapan-mesin dikedjauhan-dan jang terutama
kenjataan, bahwa tak pemah ada tjukup makanan. Masih
teringat olehnja bagaimana ia bersama anak2 lain mengoreki
kerandjang2 dan tempat2 sampah pada sore2 hari jang pan-
djang, mengambil tulang2 daun kol atau kulit2 kentang; ka-
dang2 bahkan keratan2 kerak roti jang apek mereka bersih-
kan dengan teliti. Dan teringat pula ia bagaimana mereka
menanti lewatnja mobil2 gerobak jang selalu mengikuti
djalan jang sama dan jang seperti mereka ketahui mem-
bawa makanan sapi; dan dari mana kadang2 berdjatuhan,
beberapa potong bungkil-sapi, hila mobil2 itu gedjelug ter-
londjak2 di-bagian2 djalanan jang buruk.
Setelah ajahnja menghilang, ibunja tak memperlihatkan
rasa heran atau rasa bersedih sangat, tetapi padanja nampak
perubahan jang tiba2.
Ibunja seolah mendjadi putus asa sama sekali. Bahkan dje-
las bagi Winston, bahwa ia sedang menanti sesuatu jang
menurut pengetahunnja pasti terdjadi. Ia mengerdjakan apa
jang perlu-masak, mentjutji, menambal pakaian, membe-
tulkan tempat-tidur, menjapu lantai, semua deng::m lambat
sekali dan dengan tiada gerak2 jang tak perlu, seperti bo-
neka seorang seniman jang dapat bergerak dengan sendiri.
Seolah sudah sewadjamja tubuhnja jang besar dan berbentuk
baik itu saban kali_surut ke tak berbuat apa2 • Sering ia du-
duk terus-menerus diatas tempat-tidur dengan tak ber-
ge\ak2, mengawani adik Winston, anak ketjil pendiam jang
I%
suka sakit2 , jang herusia dua, tiga tahun, dengan wadjahnja
Jang karena kurusnja nampak sehagai muka monjet. Hanja
sckali2 ia memeluk Winston dan mendekapkannja lama2 de-
ngan tak herkata sesuatu apa. Kendati usia mudannja dan
tabiatnja-mau-enak-sendiri, ia sedar, hahwa entah dengan
djalan jang hagaimana semua ini herhuhungan dengan se-
suatu jang tak pernah disehut dan jang akan terdjadi.
Ia mengingat kamar tempat tinggal mereka, sehuah kamar ,
jang gelap-pengap, jang separo seolah diisi oleh sehuah tem-
pat-tidur dengan sprei putih. Dekat tungku kompor-gas
dan ada sehuah rak tempat menjimpan makanan dan digang
diluar sehuah hak dari tanah jang mempunjai saluran jang
dipakai hersama oleh penghuni rumah. Ia mengingat, ha-
gaimana tuhuh hesar ihunja memhungkuk diatas kompor-
gas itu untuk mengudek sesuatu dalam sehuah pantji her-
gagang. Dan jang paling djelas diingatnja ialah lapar jang
terus-menerus dan pertengkaran2 mulut jang seru diwaktu
makan. Ia selalu mengganggu ihunja dengan menanjakan sa-
han kali apa sehahnja tak ada lehih hanjak makanan, ia her-
teriak dan marah kepadanja (hahkan ia mengingat hunji
suaranja jang mulai heruhah, hiarpun helum sampai usianja
dan kadang2 m enderum dengan tjara jang aneh), atau ia
mentjoha mendapat lehih hanjak dari hagiannja dengan su-
ara jang merengek dan memhudjuk. Ihunja rela sama sekali
memherikannja lehih dari hagiannja. Ia menganggap dengan
sendirinja, hahwa Winston, ,anak lelaki itu", akan menda-
pat hagian jang hanjak, tetapi hiarpun ihunja djuga m em-
herikannja, ia pasti akan meminta lehih hanjak lagi. Pada
tiap2 waktu makan ihunja selalu m emintanja agar djangan
hegitu loha dan mengingat adiknja jang sakit dan jang djuga
memhutuhkan makanan; tetapi semua tak herhasil. Ia mulai
herteriak marah, hila ihunja tak lagi menjendok makanan
untuknja; ia m entjoha merenggutkan pantji dan sendok
dari tangan ihunja ; ia mendjemput makanan dari piring
adiknja. Ia m engetahui, hahwa ia menjehahkan kedua orang
itu kelaparan, tetapi ia tak peduli; hahkan ia m erasa herhak
herhuat ini. Lapar perutnja jang her-teriak2 seolah memhe-
I96
rlkannja hak itu. Antara waktu makan, dan hila ibunja tak
llhat, maka ia selalu mentjuri persediaan makanan dirak
j. ng tak seberapa itu.
Pada suatu hari tiba waktu mengambil tjoklat pembagian.
Sudah ber-minggu2 atau ber-bulan2 tak ada pembagian tjok-
lat. Ia masih mengingat dengan djelas sekali tjoklat berhar-
ga jang sepotong itu. Sebuah tablet dari setengah ons (wak-
tu itu orang masih menjebut ons) untuk mereka bertiga.
Rupa2nja tjoklat itu harus dibagi tiga sama pandjang. Tiba2,
seolah ia mendengarkan dirinja sendiri berteriak dengan
suara jang menderum, bahwa semua tjoklat itu harus dibe-
rikan kepadanja. lbunja mengatakannja, supaja ia djangan
begitu rakus. Kemudian menjusul rengekan pandjang, jang
ber-putar2, dengan teriakan, ratapan, air-mata, radjukan,
perundingan. Adiknja bagaikan monjet ketjil memegang
ibunja keras 2 dengan kedua tangannja, sambil melihat Win-
ston dengan mata sedih dari atas bahu ibunja. Achirnja ibu-
nja memotong tiga-perempat dari tjoklat itu dan memberi-
kannja kepada Winston, sedangkan jang seperempat lagi itu
diberikan kepada adiknja. Winston memandangi adiknja
sebentar. Kemudian dengan lontjat jang tjepat dan tak di-
sangka ia merenggutkan tjoklat itu dari tangan adiknja dan
lari kepintu.
"Winston, Winston!" panggil ibunja. ,Kemari. Kembali-
kan tjoklat adikmu itu."
Ia berhenti, tetapi tak kembali. Mata tjemas ibunja mene-
tap tegang pada wadjahnja. Bahkan pada saat ini ibunja me-
mikirkan sesuatu jang akan terdjadi. Winston tak mengeta-
hui apa sesuatu itu. Adiknja jang sedar, bahwa ada sesuatu
jang direnggutkan darinja, mulai menangis p er-lahan2. Ibu-
nja memeluk adiknja dan menekankan wadjahnja kepa-
danja.
Ada sesuatu dalam gerak itu, jang mendj elaskan kepadanja,
bahwa adiknja hendakmati. Iamembalikdanlari turun tang-
ga, sedangkan tjoklat itu mulai hantjur dalam tangannja.
Ia tak pernah melihat ibunja kembali. Setelah tjoklat itu
dih<l;~iskannja ia merasa agak malu tentang dirinja dan sebe"

197
Itun 1.\par menjuruhnja pulang ia bergelandangan beberapa
dj am dis pandjang djalan. Diwaktu ia pulang, ibunja sudah
menghilang. Kedjadian sematjam itu sudah biasa diwaktu
ltu. Tak ada jang hilang dari kamar selain dari ibu dan adik-
nja. Mereka tak membawa sepotong pakaian, bahkan tidak
mantel ibunja. Sampai pada saat ini ia belum mendapat ke-
pastian, bahwa ibunja sudah mati. Memang mungkin sekali,
bahwa ia hanja dikirimkan kekamp-kerdja-paksa. Adiknja
mungkin, seperti djuga Winston sendiri, dibawa kesalah
satu koloni anak2 png tak mempunjai rumah (disebut
kamp 2 anak Pungut) jang didirikan sebagai akibat perang
saudara, atau mungkin djuga, bahwa ia dikirimkan bersama
ibunja kekamp-kerdja-paksa, atau biasa sadja ditinggalkan
entah dimana untuk mati.
Mimpi itu masih hidup terbajang dimukanja, terutama ge-
rak tangan jang melindungi dan jang menjimpulkan seluruh
arti gerak itu. Pikirannja kembali kemimpi lain, jaitu dua
bulan jang silam. Persis seperti ibunja duduk diatas katil
kotor jang bersprei putih itu, sedangkan adiknja meme-
gangnja erat2 , demikian djugalah nampak ibunja duduk di-
kapal jang tenggelam itu, djauh dibawahnja dan dalam ia
makin tenggelam setiap menit, matanja masih menengadah
kepadanja melalui air jang semakin gelap.
Ia meriwajatkan Julia bagaimana ibunja menghilang. De-
ngan tak membuka matanja, Julia memutar badannja dan
mengambil sikap jang lebih enak.
,Kukira, bahwa kau babi ketjil djahanam waktu itu," ka-
tanja dengan kurang terang. ,Semua anak adalah babi".
,Ja. Tetapi jang mendjadi pokok sebenarnja kedjadian
ini- ".
Dari napas gadis itu njata, bahwa ia sudah mau tidur pula.
Winston ingin melandjutkan tjerita tentang ibunja itu. Ia
tak menjangka, berdasarkan apa jang diingatnja, bahwa ibu-
nja ad\llah wanita jang istimewa, djangan dikata lagi wanita
jang berbudi; tetapi ibunja toh mempunjai sematjam kea-
gungan, sematjam kemurnian, se-mata2 karena dasar2 pan-
dangan hidupnja bersifat peribadi. Perasaan2 nja dari dirinja
198
St \1dlri dan tak dapat diubah oleh sesuatu jang dari luar. Tak
p{rnah terpikir olehnja, bahwa suatu tindakan jang tak ber-
h, sil tak berarti karenanja. Bila kita mentjintai seseorang,
maka kita mentjintainja dan bila kita tak dapat memberi-
kannja apa2 , kita masih memberikannja tjil).ta kita itu. Di-
waktu lenjap potongan terachir dari tjoklat itu, ibunja me-
meluk adiknja erat2 • Tak ada gunanja, tak mengubah apa2 ,
tak mengadakan tjoklat lagi, tak mengelakkan mati adik
atau mati ibunja sendiri, tetapi bagi ibunja hal itu seolah
sesuatu jang biasa untuk dikerdjakan. Wanita pelarian jang
diperahu itu djuga melindungi anak itu dengan tangannja,
jang bagi pelor tak lebih kuat dari setjarik kertas. Peker-
djaan Partai jang paling mengerikan ialah menanam kein-
safan dalam diri kita, bahwa hanja kata hati sadja, hanja pe-
rasaan semata, tak mempunjai arti dan sedjalan dengan itu
Partai melumpuhkan semua kuasa kita atas keduniawian.
Bila kita sudah terdjerat dalam genggaman Partai, maka tak
ada bedanja sama sekali lagi, apa jang kita rasai atau tidak ra-
sai, apa jang kita lakukan atau biarkan. Apa djuga jang
mungkin terdjadi, kita lenjap dan tak pernah terdengar apa2
lagi tentang kita maupun tentang perbuatan2 kita. Kita di-
hapuskan sama sekali dari perdjalanan sedjarah. Dan bagi
manusia dari dua generasi jang lalu kenjataan ini toh bukan
merupakan hal jang terpenting, karena mereka tak men-
tjoba mengubah sedjarah. Mereka dikuasai oleh kepatuhan
seseorang, jang tak mengenal kebimbangan. Apa jang ber-
arti, ialah hubungan manusia terhadap manusia dan suatu
gerak jang tak berdaja sama sekali, suatu pelukan, suatu
air mata, suatu kata jang diutjapkan terhadap orang jang
menanti adjalnja, pada dirinja dapat mempunjai arti. Pada
orang prole, demikian terpikir oleh Winston tiba2 , keadaan
ini masih tetap berlangsung. Mereka tidak setia terhadap
suatu partai atau suatu negara a tau suatu tjita2 , mereka setia
terhadap satu sama lain. Untuk pertama kali dalam hidup-
nja ia !tak memandang hina terhadap orang prole dan tak
berpikir tentang mereka hanja sebagai kekuasaan jang !em-
bam, jahg sekali waktu akan bangun dari tidurnja dan meng-
199

r
,.

ubah dunia. Orang prole tetap berdjiwa manusia. Bathin


mereka tak mendjadi buas. Mereka tetap memelihara pera-
saan2 asli, jang harus kembali ia peladjari sendiri dengan se-
dar memusatkan tenaganja. Dan dalam memikirkan ini ia
teringat dengan tiada alasan jang njata, bagaimana dua ming-
gu jang lalu ia melihat sebuah tangan jang direnggutkan di-
djalanan itu dan jang disepakkannja kedalam got, seolah
tangan itu sepotong arang.
l'Orang2 prole adalah machluk2 manusia," katanja keras.
,Kita bukan manusia."
,Mengapa tidak ?" tanja Julia, jang sudah bangun pula.
Ia berpikir sebentar. ,Pemahkah timbul pikiran dalam
dirimu," katanja, ,bahwa kini, sebelum terlambat, kita
lebih baik p ergi sadja dari kamar ini dan djangan ber-temu2
lagi?"
,Ja, sajang, pikiran itu telah lebih dari satu kah timbul da-
lam kepalaku. Tetapi biarpun demikian aku tak bermaksud
berbuat demikian."
,Kita beruntung selama ini" kata Winston, ,tetapi nasib
baik kita il).i tak akan lama lagi. Kau masih muda. Kau nam-
pak biasa dan tak bersalah. Kalau kau mendjauhkan diri dari
orang2 seperti aku, aku akan dapat tinggal hidup limapuluh
tahun lagi."
"Tidak. Semua ini telah pemah kupikirkan dalam2. Apa
jang kaulakukan akan kukerdjakan. Dan d.jangan terlalu pu-
tus asa. Aku dapat mendjaga, agar aku tinggal hidup."
.,Barangkali hanja enam bulan lagi kita dapat hidup demi-
kian-mungkin setahun lagi. Dan sudah pasti bahwa achir-
nja kita akan berpisah. Insaflah kau betapa sunji kita nanti?
Bila achimja kita tertangkap, maka kita sama2 tidak dapat,
benar2 tidak dapat lagi berbuat apa2 untuk satu sama lain.
Bila aku mengaku, kau akan mereka tembak mati dari hila
aku tak mau m engaku, kau toh akan mereka tembak mati.
Tak ada sesuatu jang dapat kulakukan atau katakan atau
sembunjikan, jang akan dapat m engundurkan matimu ba-
r ang lima m enit djuga. Bahkan tak seorang dari kita jang
akan mengetahui apakah jang lain mati atau hidup. Kita tak-
zoo
kan dapat berbuat sesuatu apa. Hal satu2nja jang pokok ia-
lah, bahwa kita takkan mengchianati satu sama lain, biarpun
itu takkan berarti apa2."
,Memang sudah pasti kita mengaku," kata Julia, ,kalau
memang itu maksudmu. Kita tak dapat berbuat lain. Me-
reka menjiksa kita".
,Maksudku bukan mengaku. Mengaku bukan mengchianat.
Tak mendjadi soal apa jang kaukatakan atau buat: hanja pe-
rasaanlah jang berarti. Bila mereka dapat mematikan tjinta-
ku padamu-itulah pengchianatan jang sebenarnja."
Julia memikirkannja. ,Mereka tak dapat melakukannja", {
katanja achirnja. ,Hal satu2nja jang tak dapat mereka laku-
kan. Mereka dapat memaksa kita mengatakan apa sadja-
semua-tetapi mereka tak dapat memaksa kita pertjaja. Me-
reka tak dapat menguasai bathin kita".
, Tidak," kata Winston dengan agak bertambah harap,
,tidak; memang benar. Mereka tak dapat menguasai bathin
kita. Bila kita dapat merasa, bahwa ada gunanja tinggal se-
bagai manusia, sekalipun perasaan itu tak akan memberikan
hasil apa2, maka kita sudah menaklukkan mereka."
Winston memikirkan pesawat-tele dengan kupingnja jang
tak pernah tidur itu. Mereka dapat mem-bajang2 kita siang-
malam, tetapi djika tetap waspada, kita toh dapat membo-
dohi mereka. Dengan semua kebidjaksanaan mereka itu,
mereka tak pernah dapat mengetahui, apa jang dipikirkan
oleh seorang manusia jang lain. Barangkali lain halnja, se-
kiranja kita betul2 sudah dalam genggaman tangan mereka.
Kita tak tahu apa jang terdjadi dalam Kementerian Tjinta,
tetapi mungkin untuk menerkanja: siksaan, pembiusan,
alat2 hal us jang mentjatat reaksi2 saraf kita, melemaskan te-
naga dan pikiran setjara teratur dengan kurang tidur dan
kesunjian dan pemeriksaan jang terus-menerus. Biarpun
bagaimana kenjataan2 tak dapat disembunjikan. Semua dapat
mereka ketahui dengan penjelidikan, semua dapat mereka
k6rek dari kita dengan siksaan. Tetapi apalah achirnja arti-
nja semua itu, hila jang mendjadi soal bukan untuk tinggal
hidup, tetapi untuk tinggal sebagai manusia. Mereka tak
' 20 I
d.tp.tt nwngubah perasaan kita, bahkan kita sendiri tak da-
p.lt nwngt~h.thnja, sckalipun kita mau. Mereka dapat me-
ngnl it i svmua jang kita kerdjakan atau katakan atau pikirkan
s.lntp.li ke-hal2 jang se-ketjil2nja, tetapi isi hati sanubari ki-
Lt , j.111g bagi kita sendiri tertutup sama sekali, tetap akan
t iugg.1lutuh.

20 2
VIII

TELAH terdjadi, achirnja mereka lakukan djuga.


Kamar tempat mereka berdiri itu membudjur pandjang
dan diterangi sedjuk. Pesawat-tele hanja berbunji per-
lahan2, permadani jang bagus dan biru-hitam itu, memberi
kesan seolah kita berdjalan diatas beludru. O'Brien duduk
pada sebuah medja diudjung lain kamar itu dibawah sebuah
Iampu jang berkap hidjau dan dengan tumpukan kertas di-
kiri-kanannja. Ia tak merasa perlu untuk melihat, diwaktu
pelajan menjilakan Julia dan Winston masuk.
Djantung Winston ber-debar2 demikian keras, sehingga ia
bimbang, apakah ia akan sanggup berbitjara. Telah terdjadi,
achirnja mereka lakukan djuga, hanja itulah jang ber-kisar2
dalam pikirannja. Untuk datang kesini adalah suatu perbua-
tan jang gila sama sekali dan untuk datang bersama suatu
ketololan jang tak ada taranja, biarpun sebenarnja mereka
datang melalui djalan jang berlainan dan baru ketemu di-
tangga rumah O'Brien. Tetapi hanja untuk masuk kerumah
jang demikian itu sadja kita sudah memerlukan keberanian
jang sungguh2. Hanja sekali2 sadja orang dapat melihat
bagian sebelah dalam rumah2 anggota Partai Pusat atau
masuk kebagian kota tempat tinggal mereka. Semua suasana
blok rumah2 petak jang besar itu, kemakmuran dan kela-
pangannja, bau makanan dan tembakau jang lain dari jang
lain, tangga2 listrik jang naik-turun dengan litjin dan tjepat
sekali, pelajan2 jang lari kian-kemari dalam djas putih-se-
mua itu menakutkan . Biarpun ia mempunjai alasan jang baik
untuk datang kesini, pada setiap langkahnja ia disiksa oleh
ketakutan, bahwa akan muntjul tiba2 seorang pendiaga jang
berpakaian hitam dari tikungan djalan dan menanjakannja
surat2 keterangan, dan kemudian mengusirnja. Tetapi pela-
jan O'Brien membolehkan mereka berdua masuk dengan
203
tak bhnhang• . Pelajan itu seorang lelaki jang berbadan ke-
t jll dan b rambut hitam, memakai djas putih, mempunjai
w djah b ' rbcntuk belah ketupat dengan roman muka jang
m rnta dan jang menjerupai wadjah orang Tionghoa. Ia
b rdjalan m endahului mereka malalui sebuah gang dengan
p ·rmadani ketjil jang empuk dan dengan dinding jang ber-
warna kuning-gading. Semua bersih dan rapi.
Djuga itu menakutkan. Sepandjang ingatannja Winston
bar u sekali itu melihat sebuah gang jang dindingnja tak ko-
tor karena sintuhan badan manusia.
O'Brien memegang setjarik kertas dengan djarinja dan
nampaknja ia sedang sungguh2 mempeladjarinja. Wadjahnja
jang pedjal itu, menunduk, sehingga nampak garis hidung-
nja, seolah menakutkan dan tjerdik. Hampir duapuluh se-
kon lamanja ia duduk demikian dengan tak ber-gerak2. Se-
sudah itu ia menarik alat-tulisan-bitjara kedekatnja dan
menguakkan sebuah pengumuman dalam bahasa murat-
marit tjampuran menteri2 :
"Nomor satu koma lima koma tudjuh setudju tjukupbaik
stop isi usul nomor satu gandatambah memalukan hampir
pikiransalah tjoret stop antiterus bangunanbaik tambah-
penuh sebelumdapat tambahpenuh anggaran ongkos usaha
mesin stop selesai pengumuman".
Ia berdiri dengan tenang dari kursinja dan melangkah
mendapatkan mereka diatas permadani jang menelan suara
detakan sepatunja. Sesuatu dari suasana jang resmi itu
seolah menghilang darinja beser ta kata2 Bahasa-Baru itu,
tetapi wadjahnja lebih sungguh dari biasa, seolah ia tak
merasa senang karena ia diganggu. Ketakutan jang telah
meliputi diri Winston tiba2 ditambah oleh rasa malu jang
biasa. Bukan tidak mungkin, bahwa ia membuat kesalahan
jang tolol. Karena bukti apakah sebenarnja jang ada pada-
np, bahwa O'Brien seorang anggota komplotan politik?
Tidak ada selain dari lintasan pandangan mata dan sebuah
utppan jang tak terang maksudnja: dan selandjutnja lamu-
nan rahasia sendirinja jang berdasarkan sebuah mimpi. Bah-
kan ia tak dapat undur dengan mengatakan, bahwa ia datang
204

·•
untuk memindjam kamus itu; karena untuk itu tak ada ala-
san bagi turutnja Julia. Diwaktu O'Brien berdjalan melalui
pesawat-tele, ia seolah terpikir akan sesuatu. Ia berhenti,
melihat kesamping dan menekan sebuah knop didinding.
Terdengar suara jang berdetak keras. Pesawat itu diam. ·
Julia berdjerit ketjil, sematjam teriakan heran.
Bahkan dalam ketakutannja itu Winston terlalu terkedjut
untuk ti?ggal diam.
,Rupanja kaudapat mematikan!" katanja.
,Ja," kata O'Brien, ,Kami dapat mematikannja. Hak isti-
mewakami."
Sekarang ia berhadapan dengan mereka. Tubuhnja jang
besar itu mendjulang meninggi mereka dan roman mukanja
masih belum dapat diselami. Dengan agak sungg~2 ia me-
nanti sampai Winston mulai berbitjara, tetapi tentang apa?
Bahkan pada saat ini dapat dimengerti, bahwa ia seorang
jang mempunjai banjak pekerdjaan dan jang bertanja agak
mendongkol untuk apa ia diganggu. Tak seorang-pun jang
berbitjara. Sedjak pesawat-tele itu dimatikan, kamar itu
seolah sunji-sepi. Saat2 jang sesekon itu lalu berat. Sulit bagi
Winston untuk menetapkan matanja pada mata O'Brien.
Sesudah itu wadjah O'Brien jang sungguh itu tiba2 berubah
mendjadi sesuatu jang mungkin membajangkan sebuah ,se-
njum. Dengan geraknja jang chusus itu O'Brien meluruskan
letak katjamatanja diatas hidungnja. ,Akukah jang akan
mengatakan atau kau ?" katanja.
,Aku jang akan mengatakan," kata Winston segera. ,Be-
nar2kah pesawat itu kaumatikan ?"
,Ja, semua sudah dimatikan. Kita tak terdengar oleh siapa
djuga."
,Kami datang kemari, karena-"
Ia ragu, sedar untuk pertama kalinja akan kesamaran ala-
san2nja itu. Karena sebenarnja tak diketahuinja bantuan apa
jang diharapkannja dari O'Brien, tak mudah untuk menga-
takan untuk apa ia datang kemari. la meneruskan dan ia se-
dar, bahwa apa jang dikatakannja itu mesti terdengar seren-
tak lemah dan pongah :
lO)
,Kami pertjaja, bahwa ada sematjam komplotan, sema-
tjam organisasi rahasia jangmenentang Partai dan bahwa kau
h rhubungan dengannja. Kami mau menggabungkan diri
dan bekerdja untuknja. Kami musuh Partai. Kami tak per-
tjaja dasar2 Soing. Kami pendjahat2-pi.kiran. Kami djuga
berzina. lni kutjeritakan kepadamu, karena kami menjerah-
kan ?iri kami kepada belas-kasihanmu. Bila kauingin, agar
kami membebankan diri kami dengan kesalahan2 lain, maka
kami siap sedia."
Ia berhenti sambil menoleh, sebab ia merasa, bahwa pintu
dibuka. Memang, pelajan ketjil jang berwadjah kuning itu
masuk dengan tak mengetok pintu terlebih dahulu. Win-
ston melihat, bahwa ia membawa sebuah baki dengan
sebuah karaf dan beberapa gelas.
,Martin kawan kita," kata .O'Brien dengan tenang. ,Ba-
walah gelas2 itu kemari, Martin. Tarok diatas medja bundar
itu. Tjukuplah kursi kita? Lebih baik kita duduk sadja dan
berbitjara dengan tenang. Martin, bawa satu lagi kursi un-
tukmu. lni soal penting. Lupakan dulu kedok pelajanmu itu
untuk sepuluh menit."
Martin duduk dengan tenang sekali. Tetapi padanja toh
masih melekat sedikit sikap pelajannja, sikap seorang pela-
jan jang mendapat hak istimewa. Winston melirik kepada-
nja. Terpikir olehnja, hihwa hidup orang ini main sandi-
wara sedjak mula sampai achirnja dan bahwa ia merasa
berbahaja untuk melupakan peranannja itu, biarpun untuk
barang sekedjap.
O'Brien memegang leher karaf itu dan mengisi gelas2 de-
ngan zat tjair jang merah-hitam. Melihat itu Winston te-
ringat samar2 akan sesuatu, jang dilihatnja pada sebuah din-
ding diwaktu jang telah lama berselang-sebuah gelas besar
jang terdiri atas lampu2 listerik dan jang seolah naik-turun _
sambil menuangkan isinja kedalam sebuah gelas. Zat tjair
itu nampak hampir hitam dari atas, tetapi didalam karaf
mengilau.bagaikan batu delima. Baunja manis-asam. Ia me-
lihat Julia mengangkat gelasnja dan mentjiumnja dengan
ingin-tahu jang berani.
2o6
,Orang menjebutnja anggur", kata O'Brien dengan 'ter-
senjum ketjil, ,pasti telah pernah kelian batja tentangnja
dalam buku2. Aku tahu, bahwa hanja sedikit darinja jang
sampai pada Partai Tjabang." Wadjahnja mendjadi sungguh
kembali, diangkatnja gelasnja: ,Kukira tepat sekali, djika
kita mulai dengan minum untuk Pemimpin kita: untuk
Emmanuel Goldstein."
Winston mengambil gelasnia dengan sematjam nafsu. Ia
telah pernah membatja dan mimpi tentang anggur. Seperti
djugagelas pengimpit kertas atau sadjak2, jang diingat separo2
oleh tuan Charrington itu, pun anggur termasuk masa silam
jang telah lenjap dan romantis itu, jang dalam pikiran2 jang
disembunjikannja ia lebih ingin menamakannja Masa Lama.
Karena sesuatu sebab ia selalu mengira, bahwa anggurmem-
punjai rasa jangmanismenusukdan jang segeramemabukkan.
Setelah diminumnja, anggur itu sebenarnja tidak memuas-
kan. Karena tak terasa apa2 lagi olehnja, ia jang telah ber-
tahun2 minurn jenever. Gelas itu diletakkannja.
,Djadi orang jang bernama Goldstein itu ada?" tanjanja.
,Ja, orangnja ada dania hidup. Dimana aku tak tahu."
,Dan komplotan itu-organisasinja? Benar2kah ada? Atau
hanja rekaan Polisi Pikiran?
,Bukan, organisasi itu benar2 ada. Namanja Persaudaraan.
Kau tak akan pernah dapat lebih mengetahui tentang Per-
saudaraan dari bahwa ia ada dan bahwa kau tergolong
dalamnja. Nanti hal ini akan kudjelaskan lebih landjut."
Ia melihat kedjam tangannja.
,Pun bagi anggota2 Partai Pusat tidak baik untuk memati-
kan pesawat-tele lebih lama dari setengah djam. Seharusnja
lebih baik, djika kelian djangan datang ber-sama2 kemari
dan kelian harus pergi seorang demi seorang. Kau, saudara"
- ia mengangguk kearah Julia - ,akan pergi lebih dahulu.
Waktu kita hanja kira2 duapuluh menit. Kelian mengerti,
bahwa aku harus mulai dengan beberapa pertanjaan jang
tertentu. Sampai dimana kerelaan kelian pada umumnja?
,Kami bersedia untuk melakukan semua jang kami sang-
gupi," kata Winston.
O'Brien memutar duduknja sedikit, sehingga ia melihat
kc Winston. Ia hampir tak mengindahkan Julia dan seolah
menganggap sudah pasti, bahwa Winston dapat berbitjara
atas nama mereka berdua. Sesaat kelopak matanja turun
kebawah menutup matanja. Ia mulai mengemukakan perta-
njaan2nja dengan suara jang pandjang dan mendatar, seolah
semua itu pekerdjaan rutine, sematjam katehisasi, dengan
djawaban2 nja jang sudah diketahuinja untuk sebagian ter-
besar.
,Kelian bersedia untuk mati ?"
,Ja."
,Kelian bersedia untuk membunuh ?"
,Ja."
,Untuk melakukan tindakan2 sabot, jang akan mungkin
mengakibatkan matinja ratusan orang jang tak bersalah ?"
"Ja."
,Untuk mengchianati tanah-airmu bagi negara2 asing?"
,Ja."
,Kelian bersedia untuk menipu, memalsukan, memeras,
meratjuni hati anak2 , menjebarkan tjandu dan obat2 bius,
mengembangkan pertjabulan, menjebarkan penjakit pe-
rempuan- berbuat apa sadja jang mung kin akan dapat mem-
busukkan dan melemahkan kekuatan Partai ?"
,Ja."
,Bersediakah kau misalnja, seandainja kepentingan per-
djuangan kita memintamu, melemparkan asam belerang
kewadjah seorang anak ketjil ?"
"Ja."
,Kau bersedia untuk mengorbankan pribadimu dan hidup
selandjutnja sebagai pelajan atau buruh pelabuhan ?"
,Ja."
,Kau bersedia bunuh diri, kalau dan hila kami memerin-
tahkanmu berbuat demikian ?"
,Ja."
,Kelian berdua bersedia untuk berpisah dan tak ber-temu2
lagi ?"
, Tidak." Julia menjeia.
Winston merasa, bahwa ia tak mendjawab dengan segera.
Bahkan ia seolah kehilangan dajanja untuk berbitjara sesaat
lamanja. Mulutnja ber-gerak2 dengan tak mengeluarkan su-
ara, mula2 membentuk suku permulaan sebuah perkataan,
kemudian dari jang lain, dan demikian ber-kali 2 • Sampai ia
mengutjapkannja, ia tak mengetahui perkataan mana sebe-
tulnja jang hendak dikatakannja. ,Tidak", katanja achirnja.
,Aku merasa senang kelian mentjeritakannja kepadaku,"
kata O'Brien. ,Kami perlu mengetahui semuanja".
Ia melihat ke Julia dan menjambung dengan suara jang
agak diberi tekanan: ,Mengertikah kau bahwa hidupnja,
seandainja ia dapat hidup terus, mungkin nanti akan men-
djelma djadi orang lain? Kami mungkin akan terpaksa men-
djadikannja orang jang lain. Mukanja, geraknja, bentuk
tangannja, warna rambutnja-bahkan suaranja akan djadi
lain. Dan kau sendiri akan dapat djadi orang lain. Ahli 2 be-
dah kami dapat mengubah manusia sehingga tak dikenal
lagi. Kadang2 hal itu perlu. Kadang2 malah salah satu ang-
gota badan kami potong." ·
Winston tak dapat menghindarkan melirik tjepat kearah
wadjah Mongolia Martin itu. Kelihatannja tak ada bekas2
luka. Julia djadi putjat sedikit, sehingga djerawat2 nja agak
lebih djelas nampaknja, tetapi ia melihat berani kearah
Winston. Ia mengatakan sesuatu dalam mulut, jang tercle-
ngar sebagai menjetudjui.
,Baik. Djadi semua sudah heres".
Dimedja letak sebuah kotak rokok. Dengan gerak lena
O'Brien menggesernja kearah mereka; ia sendiri mengam-
bil sebatang, berdiri dan mulai mundar-mandir dengan me-
langkah per-lahan2 , se-akan2 ia dapat berpikir lebih baik
dengan berdiri.
,Kau boleh pergi lagi, Martin," katanja. ,Seperempat djam
lagi pesawat akan kupasang kembali. Sebelum kaupergi,
perhatikanlah dahulu baik2 saudara2 ini. Besok-lusa kau
berhubungan lagi dengan mereka. Aku barangkali tidak."
Persis seperti tadi dipintu muka, pandangan mata hitam
orang ketjil itu menetap pada wadjah mereka. Pada lakunja
itu tak ada sama sekali kelihatan tanda2 persahabatan. Ia
m entjamkan r oman mereka dalam ingatannja, tetapi ia tak
atau scolah tak mempunjai perhatian terhadap mereka. Da-
Jam kepala Winston melintas pikiran, bahwa roman sebuah
wadjah buatan barangkali tak dapat ber-ubah 2 •
Dengan tak berkata sepatah kata atau membuat sesuatu ge-
rak m emberi hormat, Martin pergi dan menutup pintu
dengan perlahan. O'Brien mundar-mandir, satu tangan di-
kantong pakaian kerdjanja jang hitam itu dan tangan jang
lain memegang rokoknja.
, Kau menger ti," katanja, ,bahwa kau akan berdjuang se-
tjara rahasia. Kau harus tinggal selalu dalam gelap. Kau
akan mendapat perintah dan kau harus mentaatinja, dengan
tak mengetahui apa sebabnja. Kemudian akan kukirimkan
kepadamu sebuah buku, dalam mana kaudapat mempela-
djari perihal masjarakat kita sekarang ini dan siasat jang
akan kita pakai untuk menghantjurkannja. Setdah kelian
membatja buku itu, maka kelian akan mendjadi anggota2
penuh dari Persaudaraan. Tetapi pasal perhubungan antara
tudjuan2 perdjuangan kita pada umumnJa dan perintah2 jang
diberikan sekarang, kelian tak akan mengetahui apa2 • Ke-
lian sudah mengetahui, bahwa Persaudaraan itu ada, tetapi
aku tak dapat mentjeritakan, apakah ada seratus atau septi-
luh djuta anggotanja. Berdasar pengetahuaninu sendiri ke-
lian takkan sanggup mengatakan, bahwa misalnja hanja dua-
belas orang sadja a:p.ggotanja. Kelian akan mendapat tiga,
empat hubungan, jang akan dibaharui pada waktu2 terten-
tu. Karena ini hubunganmu jang pertama, maka ini akan
tetap dipelihara. Bila kau mendapat perintah, maka perin-
tah itu datang dariku. Bila kami menganggap perlu men-
gadakan hubungan denganmu, akan kami lakukan dengan
perantaraan Martin . Bila achirnja kau ditangkap, kau akan
m engaku. Itu tak dapat dihindarkan. Kau takkan sanggup
mengadukan lebih dari sedjumlah ketjil orang jang tak
ber arti. Barangkali kau bahkan tak akan mengchianatiku.
Barangkali aku sudah mati mendjelang waktu itu, atau telah
m endjadi or ang lain, dengan wadjah jang lain ."
2 10
la terus mundar-mandir diatas permadani jang empuk itu.
K ndati hesar hadannja, geraknja melihatkan gaja jang me-
narlk hati, jang hahkan nampak dari geraknja, hila ia me-
m, sukkan tangannja kedalam kantong atau memegang ro-
koknja. Selain dari perasaan kuat, lehih djelas lagi nampak
padanja kepertjajaan pada diri sendiri dan pengertian de-
ngan sedikit ironi. Betapa sungguhnja djuga ia, padanja tak
ada sama sekali sifat herat-sehelah jang chusus pada orang2
jang fanatik. Bila ia herhitjara tentang pemhunuhan, hu-
nuh-diri, penjakit perempuan, anggota2 -hadan jang dipo-
tong dan wadjah jang dirohah, maka itu dilakukannja de-
ngan sedikit sindiran.
,Ini tak dapat dihindarkan," seolah demikianlah kata sua-
ranja, ,kita sudah harus herhuat ini dengan tak mengenal
takut. Tetapi hukan ini jang akan kita lakukan, hila hidup
kemhali mempunjai arti." Perasaan kagum, hampir pudja-
an, memantjar dari Winston ke O'Brien. Untuk saat ini ia
sudah lupa akan tokoh samar2 Goldstein. Bila kita melihat
punggung kuat O'Brien dan kepalanja jang demikian djelik
dan toh demikian heradah itu, maka kita mustahil pertjaja,
bahwa ia akan dapat ditaklukkan. Tad ada siasat perang jang
tak dapat ditentangnja, tak ada hahaja jang tak dapat dike-
tahuinja sehelumnja. Bahkan Julia seolah terpesona. Ro-
koknja telah mati sendiri dan ia mendengarkan penuh per-
hatian. O'Brien meneruskan: ,Kau tentu mendengar ten-
tang adanja Persaudaraan itu dari kahar2 angin. Pasti kau
telah memhuat gamharanmu sendiri h erdasarkan pende-
ngaranmu itu. Barangkali telah kau hajangkan suatu perge-
rakan dihawah tanah jang m empunjai anggota2 jang hanjak
'sekali, jang mengadakan pertemuan2 setjara rahasia dikelder-
kelder, menggoreskan pengumuman2 pada dinding, me-
ngenal satu sama lain herdasarkan kode2 atau gerak 2 chusus.
Semua itu t ak ada sama sekali. Anggota2 Persaudaraan tak
dapat mengenal satu sama lain. Djuga m ustahil hagi setiap
anggota untuk dapat m engetahui nama2 anggota2 lainnja
lebih dari sedjumlah jang ketjil sekali. Seandainja Goldsteiri
djatuh kedalam tangan Polisi Pikiran, maka ia sendiripun
211
takknn dapat m emherikan daftar anggota jang lengkap atau
su, lu kctcrangan jang akan mungkin memhantu mendapat
<hlftar J•ng lengkap. Daftar jang demikiim tak ada. Persau-
d.mum tak dapat dihantjurkan, karena ia hukan organisasi
dalam artl hiasa. Ikatan satu2 nja ialah tjita2 jang tak dapat
dimusnakan. Kau takkanmempunjai pegangan jang lain dari
tjitaB itu. Kau takkan mendapat persaudaraan atau dorong-
an. Bila achirnja kau ditangkap, kau takkan mendapat han-
tuan. Kami se-kali2 tidak memhantu anggota2 kami. Paling2,
jaitu hila perlu sekali memhisukan seorang anggota, kami
sanggup menjelundupkan sehuah silet kedalam sel seorang
tawanan. Kau harus memhiasakan dirimu untuk hidup de-
ngan tiada hasil2 dan dengan tiada harapan. Kau akan he-
kerdja heherapa lama, kau akan ditangkap, kau akan me-
ngaku dan kau akan mati. Itulah hasil2 jang akan kau lihat.
Tak ada harapan, hahwa akan pernah terdjadi suatu peruha-
han jang njata dalam hidup kita sendiri. Kita adalah orang2
mati. Hidup kita satu2 nja jang sehenamja terletak dimasa
datang. Kita akan turut mengamhil hagian dalamnja sehagai
tumpukan2 dehu dan tulang2 jang herserakan. T etapi tak ada
orang jang m engetahui hila tihanja masa datang itu. Mung-
kin ser ihu tahun lagi. Pada saat ini tak ada kemungkinan
lain dari sedikit demi sedikit meluaskan lapangan pikiran
sehat. Kita tak dapat hertindak her-sama2 • Kita hanja dapat
menjeharkan pengetahuan kita keluar, dari individu ke-
individu, dari turunan keturunan. Dalam herhadapan de-
ngan Polisi-Pikiran, tak ada djalan lain."
Ia diam dan melihat kedjam tangannja untuk ketiga
kalinja.
,Sudah hampir waktu hagimu untuk pergi, saudara,"
katanja kepada Julia. ,Tunggu. Anggur kita masih hanjak."
Gelas itu diisinja dan gelasnja diangkatnja.
, Untuk siapa kita minum sekali ini ?" tanjanja, masih tetap
dengan ironinja itu. ,Untuk kehantjuran Polisi-Pikiran?
Untuk mati Bung Besar? Untuk kemanusiaan? Untuk masa
datang?"
,Untuk masa silam," kata Winston.
212
"Masa silall\ lebih penting," O'Brien menjetudjui dengan
11ungguh.
Mereka mengosongkan·gelas merek;:t. dan sebentar kemu-
dian Julia berdiri dan pergi. O'Brien mengambil sebuah
bungkusan ketjil dari atas lemari dan memberikan Julia se-
buah tablet jang gepeng dan putih dan disuruhnja gadis itu
meletakkannja diatas lidahnja. Lebih baik djangan keluar
rumah dengan bau anggur, demikian katanja, pelajan2 tang-
ga-listrik memperhatikan setiap orang dengan teliti. Segera
Julia keluar pintu, O'Brien seolah sudah melupakannja. Ia
mundar-mandir beberapa langkah lagi dan diam berdiri se-
sudah itu.
,Ada beberapa hal jang harus dibereskan," katanja.
,Aku pertjaja, bahwa kelian mempi.mjai tempat persem-
bunjian?"
Winston inentjeritakannja tentang kamar diatas toko tuan
Charrington itu.
,Kamar itu dapat kelian pakai untuk sementara. Kemudian
akan kami sediakan tempat lain bagimu. Penting untuk se-
ring bertukar tempat persembunjian. Sementara itu akan
kukirimkan kepadamu buku itu"-bahkan O'Bnen, demiki-
an Winston menjedari, mengutjapkan kata; itu se-akan2
memang dimiringkan mentjetaknja- ,karangan Goldst~in,
selekas mungkin. Mungkin akan memakan waktu beberapa
hari, sebelum aku dapat memperoleh satu eksemplar. Kau
tentu mengerti, bahwa tak besar djumlah buku itu. Polisi-
Pikiran mentjarinja terus-menerus dan menghantjurkannja
setjepat kami dapat menerbitkannja. Tetapi itu tak banjak
artinja. Buku itu tak dapat dihantjurkan. Seandainja ek-
semplar jang terachir akan hilang, maka buku itu akan da-
pat direproduksi kata demi kata. Pakai taskah kau kekan-
tor?" sambungnja.
,Biasanja pakai tas." ..
,Rupanja?"
,Hitam, dan buruk kelihatannja. Dengan dua rim".
,Hitam, dua rim, kelihatan sangat buruk-bagus. Dalam
beberapa hari ini-aku tak dapat memastikan tanggalnja-
akan ada dalarn salah satu surat bagi pekerdjaan-pagirnu se-
buah perkntaan jang ditik salah dan kau harus rnerninta su-
rat jang lain. Keesokan harinja kau kekantor dengan tak
mcrnbawa tas. Pada suatu saat hari itu, akan ada orang jang
menjlntuh tanganmu didjalan dan jang akan menjapamu
dengan: ,Apakah tuan kehilangan tas tuan." Dan tas jang
kernudian diberikannja kepadamu· akan berisi sebuah ek-
semplar buku Goldstein. Kau harus mengirimnja kembali
dalam empatbelas hari."
Sepi sebentar.
,Beberapa menit lagi kauharus pergi," kata O'Brien.
,Kita akan bertemu lagi-kalau kita bertemu lagi-"
Winston melihatnja. ,Ditempat jang tak mengenal ge-
lap ?" tanjanja ragu. O'Brien mengangguk dengan tak heran
sama sekali. ,Ditempat jang tak mengenal gelap," katanja,
seolah ia mengingat kembali ibarat itu. ,Dan apakah masih
ada jang ingin kaukemukakan sebelum kaupergi'? Pesanan?
Pertanjaan ?"
Winston berpikir. Rasa2 nja tak ada lagi pertanjaan jang
hendak dikemukakannja, djangan dikata lagi keinginan rne-
ngutarakan hal2 umum jang terdengar hebat. ·
Sebagai ganti sesuatu jang berhubungan langsung dengan
O'Brien atau Persaudaraan, mendjelma dalam ruang piki-
r'annja sematjam bajangan madjemuk dari kamar tidur ge-
lap tempat ibunja di-hari2 nja jang terachir dan kamar diatas
toko tuan Charrington dan gelas pengimpit kertas dan pi-
gura ukiran besi dalam bingkai kaju jang me:rah-djambu itu. .
Dan hampir dengan untung2 an ia berkata: ,Pernahkah kau
mendengar sadjak lama jang mulai dengan: Limau dan djeruk
manis, kawan? kata lontjeng Sint Clemens tenang?"
O'Brien mengangguk pula. Dengan sematjam hormatjang
resmi ia menjambung:
Limau dan djeruk manis, kawan? kata lontjeng St Clemens te-
nang.
Mana duitku itu kawan? kata lontjeng St Martinus kemudian .
Bila kau bajar duitku kembali? kata lontjeng Old Bai!J. ~
Kalau dompetku penuh lagi, kata lontjeng Shoreditch".
214
"Baris jang terachir kautahu djuga !" kata Winston.
"Ja, baris jang terachir aku tahu. Dan'kukira, bahwa sudah
tlba waktumu .untuk pergi. Tetapi tunggu dulu. Kukira le-
bih baik kau ambil djuga satu tablet ini."
Setelah Winston berdiri, O'Brien mengulurkan tangan-
nja. Mereka bersalaman. Dipintu Winston menoleh kebe-
lakang, tetapi O'Brien seolah sudah sedang menghilangkan-
'I
nja dari ingatannja. Ia menunggu dengan tangannja diknop
pesawat-tele. Winston dapat melihat dibelakangnja medja-
tulis dan lampu dengan kap hidjaunja dan mesin-tulisan- ...
bitjara dan kotak2 besi penuh dengan kertas. Insiden itu
telah lewat. Dalam tigapuluh sekon; demikian melintas da-
lam kepalanja, O'Brien kembali kepekerdjaannja jang di-
hentikan sebentar dan jang penting untuk Partai itu .

.. .~

..


DALAM tjapenja Winston merasa seolah ia gelatine. Gela-
tinelah perkataan jang kena. Perkataan itu timbul dengan
sindirinja dalam kepalanja. Badannja bukan hanja sama le-
mas seperti sele, tetapi djuga dernikian dapat ditembusi
tjahaja. Bila ia mengangkat tangannja keatas, ia merasa,
bahwa ia akan dapat melihat tjahaja menerusinja. Darah dan
getah beningnja telah diisap habis darinja oleh mabuk be-
kerdja jang san gat, jang hanja meninggalkan rangka saraf2,
tulang2 dan kulit jang rapuh. Semua daja merasanja seolah
diperkuat. Pakaian kerdjanja menggosoki bahunja, djalanan
menggelitiki kakinja, bahkan mengepal dan meluruskan
tangannja berarti suatu pekerdjaan jang menggemertakkan
sendi2nja. Ia bekerdja lebih dari sembilanpuluh djam dalam
lima hari. Pegawai2 jang lain dari Kementerian djuga -be-
kerdja demikian. Kini semua itu sudah lalu dan sampai be-
sok ia tak mernpunjai pekerdjaan apa2 sama sekali; tak ada
pekerdjaan jang bagaimanapun untuk Partai. Ia akan dapat
tinggal selama enam djam dalam tempat persembunjian me-
reka itu dan kemudian sembilan djam lagi ditempat-tidur-
nja sendiri. Ia berdjalan per-lahan2 dalam tjahaja matahari
sore jang lembut melalui sebuah djalan jang kotor menudju
toko tuan Charrington, melirik dengan separo mata ke-
ronda2, tetapi dengan kejakinan jang tak beralasan, bahwa
sore ini tak ada bahaja orang akan mengganggu hidupnja.
Pada setiap langkahnja tasnja jang berat itu memukul keras
pada lututnja dan memberikannja perasaan menggelitiki
jang Iiaik-turun melalui kulit pahanja. Dalam tas itu buku
itu; sudah sedjak enam hari ada padanja, tetapi selama ini
belum pernah dibuka maupun dibatjanja.
Dihari keenam Pekan Bentji itu, setelah demonstrasi2, pi-
dato2, ber-sorak2, me-njanji2, poster2, pilem2, patung2 dari
216
lilin, bunji tambur dan trompet; derap2 kaki jang ber-
baris, gemuruh teng2 dan satuan2 kapal-terbang jang me-
lajang2 diudara setjara besar2an, deru meriam2 - setelah
enam hari dengan semua ini, setelah orgasme jang besar itu
mendekati puntjaknja dengan bergetar dan bentji umumnja
terhadap Eurasia dihangatkan sampai demikian mengamuk,
sehingga rakjat akan me-robek2 dengan tangan mereka ke-
dua ribu pendjahat perang Eurasia jang akan digantung di-
muka umum dihari terachir atjara Pekan Bentji, seandainja
mereka akan dapat mendekati tawanan2 itu- djustru disaat
itulah datang pengumuman, bahwa sebenarnja Oceania bu-
kan berperang dengan Eurasia. Musuh Oceania ialah Asia-
timur. Eurasia adalah kawan sekutu.
Sudah tentu tak diakui barang sebentar, bahwa ada ter-
djadi suatu perubahan. Dengan tiba2 sekali dan dengan se-
rentak orang jang berada dimana sadja mengetahui, bahwa
musuh bukan Eurasia, tetapi Asiatimur. Winston turut de-
. ngan suatu demonstrasi disalah satu lapangan dipusat Lon-
don disaat kedjadian itu. Pada waktu itu malam hari dan
dalam tjahaja lentera2 wadjah2 putjat dan pandji2 merah itu
menakutkan. Ribuan orang hyr-desak2 dilapangan itu; ada
djuga serombongan anak2 sekolah jang berdjumlah kira2
seribu orang dan jang memakai pakaian seragam Mata2. Sea-
rang ahli pidato Partai Pusat berbitjara dari sebuah pang-
gung jang ditu_tupi oleh kain2 merah; orang jang ketjil-ku-
rus dengan tangan jang tak sepadan pandjangnja dan kepala
jang besar dan botak dan jang disana-sini ditumbuhi beber-
apa r~mbut kedjur. Tubuh ketjil, tak ubahnja gagang tipis
jang ber-belit2 penuh bentji; dengan sebuah tangannja ia
pegang djagang alat pengeraskan suara, sedangkan tangannja
jang lain, diudjung lengannja jang terdiri dari hanja tulang
itu, me-lambai2 mengantjam diatas kepalanja. Suaranja jang
karena alat2 pengeraskan itu mendapat bunji jang meleng-
king, menjemburkan rentetan kekedjaman, pembunuhan,
pembuangan, perampokan, perkosaan, penjiksaan tawanan,
pemboman atas penduduk biasa, propaganda bohong, agresi
jang tak beralasan; perdjandjian2 jang diputuskan. Hampir
217
tak mungkin untuk mendengarkannja ~engan tak jakin ter-
lebih dahulu dan mengamuk kemudian. Sebentar2 amarah
massa memuntjak kembali dan suara pembitjara itu ditiada-
kan oleh auman buas jang diteriakkan tak terkuasai oleh ri-
buan kerongkongan. Teriakan2 jang paling bengis datang
dari anak2 sekolah. Barangkali baru duapu:luh menit ia ber-
pidato, diwaktu seorang pesuruh lekas2 naik panggung dan
menjodorkan setjarik kertas ketangannja, jang kemudian
dibatjanja dengan terus berpidato. Tak ada sesuatu peruba-
han dalam suara atau geraknja, atau dalam isi pidatonja itu,
tetapi nama2nja tiba2 sadja lain. Dengan tiada pengumuman
apa2 seluruh lautan manusia itu didjalari gelora keinsafan:
Oceania berperang melawan Asiatimur. Disaat kemudian
terdapat kegemparan jang dahsjat. Semua sembojan dan
poster jang menghiasi lapangan itu salah . Hampir separonja
memberikan gambaran jang salah. ltu sabotase, gara2 peng-
ikut2 Goldstein. Kemudian orang pada menjobeki poster2
itu dari dinding2, sembojan2 di-kojak2 dan di-indjak2. Mata2
bekerdja dengan giat dan naik ke-atap2 dan memotongi
ular2 bendera jang ber-kibar2 diatas tjerobong2. Tetapi da-
lam dua; tiga menit semua itu sudah selesai. Dan pembitjara
jang masih memegang djagang alat pengeraskan suara itu,
meneruskan pidatonja dengan suara jang sama keras,
dengan bahunja dikemukakan dan tangan jang bebas itu diu-
dara bagaikan sebuah tjakar. Dan satu menit kemudian, au-
man buas penuh bentji itu memetjah pula diudara. Bentji
itu berlangsung biasa seperti semula, hanja kini mempunjai
sasaran jang lain.
Jang paling mengagumkan Winston, diwaktu ia mere-
nungkan semua itu ialah, bahwa peinbitjara itu sebenarnja
beralih dipertengahan kalimat dari djalan pikiran jang satu
ke jang lain dan bukan hanja dengan tiada istirahat barang
sedetik djuga, tetapi pun dengan tiada merusakkan bentuk
kalimatnja. Tetapi waktu ini banjak hal lain jang meminta
perhatiannja. Pada waktu kekatjauan jang sebentar itu, jai-
tu pada waktu pengojakan poster2, ada orang- muka orang
itu tak dilihatnja-memegang bahunja dan berkata: ,Maaf,
2 18
apakah tuan kehilangan tas tuan ?" Dengan tak berkata apa2
ia menerima tas itu. Ia menjedari, bahwa ia masih harus
menunggu lama, sebelum ia mendapat kesempatan melihat
isi tas itu. Segera demonstrasi itu selesai, ia pergi langsung
ke Kementerian Kebenaran, biarpun waktu hampir pukul
duapuluh tiga. Semua pegawai Kementerian djuga berbuat
demiki~. Sebenamja panggilan2 jang disampaikan melalui
pesawat2-tele, agar mereka kernbali kepos masing2, tak
perlu.
Oceania berperang melawan Asiatimur. Sebagian besar
tjatatan2 politik selama lima tahun jang lalu kini tak terpa-
kai lagi. Berbagai matjam laporan, surat kabar, buku, pos-
ter, pilem, pengambilan suara, poteret-semua harus di-
perbaiki setjepat mungkin. Biarpun tak ada diumumkan se-
suatu petundjuk, setiap orang mengetahui, bahwa kepala2
Bagian mengingini, bahwa dalam satu minggu tak akan ada
lagi kelihatan tanda, bahwa Oceania pemah berperang me-
lawan Eurasia atau bersekutu dengan Asiatimur. ·Setiap
orang dari bagian Arsip bekerdja delapanbelas djam dalam
satu hari satu malam dan tidur dua kali, masing2 selama tiga
djam. Kasur2 dikeluarkan dari kelder2, dibawa keatas dan
dibentangkan di-gang2 ; makanan jang terdiri dari sand-
wich2 dan kopi Kemenangan, diedarkan oleh pegawai2 kan-
tin diatas gerobak2 • Setiap kali Winston berhenti bekerdja
untuk pergi tidur sebentar, medja tempat bekerdjanja itu
selalu ditinggalkannja bersih dan setiap kali ia kembali de-
ngan kaki barat dan sakit2 diseluruh badannja dan masih ma-
buk tidur, medjanja itu selalu didapatinja penuh gulungan2
kertas jang tak ubahnja tumpukan2 es, jang hampir menu-
tupi mesin-tulisan-bitjara sama sekali dan jang bertebaran
sampai dilantai, sehingga pekerdjaan pertamanja ialah se-
lalu mengatur kertas 2 itu, agar ia mempunjai tempat untuk
bekerdja. Jang paVng mendongkolkannja ialah, bahwa pe-
kerdjaan itu tidak berdjalan mekanis sama sekali. Sering
penggantian nama jang satu dengan jang lain sudah tjukup ;
tetapi setiap laporan lengkap meminta pekerdjaan jang te-
liti dan daja-tjipta. Bahkan untuk memindahkan perang dari
219
bagian dunia jang satu kebagian jang lain perlu sekali, bah-
wa kita mempunjai pengetahuan jang luas tentang ilmu
bumi.
Mendjelang hari ketiga matanja sakit sekali dan antara be-
berapa menit katja-matanja harus dibersihkan. Boleh dika-
takan, bahwa pekerdjaan itu adalah perdjuangan melawan
sesuatu jang diluar kesanggupan tenaga badan, suatu peker-
djaan jang pantas kita ingkari, tetapi jang biarpun demikian
toh kita tjoba selesaikan dengan daja kemauan jang gelisah.
Sekadar ia mempunjai waktu untuk berpikir, ia tak digang-
gu oleh kenjataan, bahwa setiap perkataan jang dikomat-
kamitkannja dalam mesin-tulisan-bitjara itu, setiap garis
potlot-tintanja, adalah bohong jang dipikirkan masak2. Se-
perti setiap orang dibagian itu ia ingin sekali, bahwa pemal-
suan jang diadakan itu sempurna. Dipagi hari keenam djum-
lah gulungan2 kertas itu berkurang. Hampir setengah djam
lamanja tak keluar apa2 dari tempat surat2 itu, kemudian sa-
tu gulungan lagi dan sesudah itu habis sudah. Pekerdjaan
itu serentak berkurang disegala tempat. Seluruh ruangan
mengeluh dalam dan hampir tak terdengar. Suatu peker-
djaan jang besar sekali, jang tak boleh di-sebut2 biarpun ha-
nja dengan satu perkataan sadja, telah selesai. Sekarang tak
ada orang lagi jang dapat membuktikan berdasarkan kete-
rangan2 jang tertulis, bahwa Oceania pernah berperang de-
ngan Eurasia. Pukul duabelas ratus diumumkan dengan
tiba2, bahwa semua pegawai Kementerian mendapat libur
sampai besok pagi. Winston jang masih sadja mem-bawa2
tas jang berisi buku itu, jang didjepitnja diantara kakinja
diwaktu bekerdja dan ditidurinja diwaktu tidur, pulang
kerumah, mentjukur djanggutnja dan hampir tertidur dika-
mar mandi, biarpun air boleh dikata hangat2 kuku sadja.
Diwaktu ia naik tangga kekamar diatas toko tuan Char-
rington itu, boleh dikatakan sendi2nja gemertakan karena
perasaan nikmatnja. Ia tjape, tetapi tidak mengantuk lagi.
Dibukanja djendela, dinjalakannja kompor minjak tanah
itu dan dipanaskannja air untuk membuat kopi. Nanti
Julia datang: dalam pada itu ia mempunjai buku itu . Ia du-
220
duk dikursi malas usang itu dan membuka tasnja. Sebuah
buku hi tam jang berat, <lidjilid begitu sadja, sampulnja tak
bernama atau berkepala. Djuga tjetakannja nampak tak be-
gitu terpelihara. Pinggir2 kertasnja kumal dan lembaran2 ~
nja mudah berlepasan, seolah buku itu telah sering pindah
tangan. Nama jang tertulis dihalaman pertamanja berbunji:

TEORI DAN PRAKTEK

KOLEKTIVISME JANG OLIGARCHIS


oleh
Emmanuel Goldstein

Winston mulai membatja :


Bab pertama
Kebodohan ialah kekuatan

Sepandjang pengetahuan sedjarah dan barangkali sedjak a-


chir djaman Batu, dunia ini mengenal tiga golongan manu-
sia: golongan Atas, Tengah dan Bawah.
Golongan2 ini di-bagi2 pula dengan berbagai tjara; mereka
mempunjai ber-matjam2 nama dan djumlah maupun sikap
mereka terhadap satu sama lain, ber-beda2 dari abad kea-
bad: tetapi pada hakekatnja susunan masjarakatnja tidak
pernah berubah. Bahkan sedjak pergolakan besar2an dan
perubahan2 jang nampaknja tak dapat di-tawar2 lagi, susun-
an ini selalu nampak kembali, seperti sebuah gyroskop jang
selalu akan kembali kekeadaan setimbangnja, betapa djauh
djuga didorong kekiri atau kekakannja. Tudjuan2 ketiga
golongan ini tak dapat disatukan sama sekali ...
Winston berhenti membatja, terutama untuk m enikmati
kenjataan, bahwa ia telah m embatja dengan, tenang dan
aman se-aman2 nja. Ia sendiri, tak ada pesawat-tele, tak ada
telinga dilubang kuntji, tak ada keinginan2 gelisah untuk
menoleh atau untuk menutup halaman itu dengan tangan-
nja. Disekitarnja udara musim panas jang sedjuk. Dari ke-
djauhan mendatang samar2 teriakan anak2 : dalam kamar itu
221
sendiri tak ada suara selain detik djam itu. Ia menggeser du-
duknja dikursi malas itu agak kebelakang sedikit dan kaki-
nja didekatkannja pada pinggir perapian. Betul2 suatu keba-
hagiaan, suatu keabadian. Dan seperti kadang2 kita lakukan
dengan buku, jang setiap perkataannja achimja akan pasti
kita batja dan ulangi batja lagi, ia melembari halaman lain
buku itu; Bab III. Ia melandjutkan membatja:
Bab III
Peperangan ialah Perdamaian
Pembagian dunia atas tiga negara-utama jang besar adalah
suatu kedjadian, jang dapat diramalkan dari semula dan
djuga memang diramalkan sebelum pertengahan abad ke-
duapuluh. Setelah Eropah dikuasai oleh Rusia dan Kera-
djaan lnggris oleh Amerika Serikat, maka sebenamja dua
<lari kekuasaan itu, jaitu Eurasia dan Oceania, sudah berdi-
ri. Jang ketiga, Asiatimur, baru timbul sebagai kesatuan
jang tersendiri, sedjak pertempuran jang katjau-balau se-
lama kira sepuluh tahun. Pada beberapa tempat batas an-
tara ketiga negara-utama di-buat2 dan di-tempat2 jang lain
batas itu ber-ubah2 sesuai dengan keuntungan2 dalam per-
tempuran; tetapi pada umumnja ditentukan mehurut kea-
daan alam. Dalam daerah Eurasia termasuk bagian Utara
daratan Eropah dan Asia, dari Portugal sampai keselat Be-
ring. Dalam daerah Oceania termasuk Amerika Utara dan
Selatan, pulau2 Atlantik, termasuk pulau2 Britania, Austra-
lasia, dan bagian Selatan Afrika. Dalam daerah Asiatimur,
lebih ketjil dari jang lain dan dengan batas sebelah Baratnja
jang kurang tegas digariskan, termasuk Tiongkok dan ne-
gara disebelah Selatannja, pulau2 Djepang dan bagian jang
terbesar, tetapi jang ber-ganti2 dari Mandsjuria, Mongolia
dan Tibet.
Ketiga negara-utama ini terus-menerus berperang dalam
kombinasi ini atau itu dan dalam duapuluh lima tahun tera-
chir ini memang demikian halnja. Tetapi perang itu bukan
lagi pertempuran jang mengerikan dan jari.g memusnakan
segalanja seperti dipermulaan abad keduapuluh. Tetapi su-
. atu p eperangan dengan tudjuan2 jang terbatas antara dua pi-
212
hak, jang tak sanggup menghantjurkan satu sama lain, jang
tak mempunjai alasan kebendaan untuk bertempur dan jang
tak dipisahkan oleh sesuatu perbedaan ideologi jang benar2 •
Ini bukan berarti, bahwa peperangan mendjadi kurang ke-
djam atau lebih ksatria. Sebaliknja, disemua negara terda-
pat histeri-perang jang terus-menerus dan umum dan tin-
dakan2 seperti perkosaan, perampokan, pembunuhan anak2,
usaha memperbudak seluruh penduduk dan tindakan pem-
balasan pada ta~anan2 , ja, bahkan sampai pada merebus dan
mengubur hidup 2, dipandang sebagai hal biasa dan berdjasa
hila dikerdjakan oleh pihak sendiri dan bukan oleh musuh.
Tetapi dalam arti kebendaan peperangan itu hanja menge-
nai sedJumlah ketjil orang2, sebagian besar spesialis2 jang
sudah banjak mendapat pendidikan dan hanja mengakibat-
kan kerugian jang nisbi ketjilnja. Pertempuran dilakukan
di-batas2 jang tidak djelas, jang letaknja hanja dapat di-raba2
oleh umum, atau disekitar Benteng Samudera, jang men-
djaga tempat2 strategis di-djalan2 lautan. Arti peperangan
itu dipusat peradaban tak lebih dari terus-menerus keku-
rangan bahan2 konsumsi dan sekali2 djatuhnja born raket
jang barangkali mengakibatkan matinja selusin manusia.
Sebenarnja peperangan telah bertukar sifat. Untuk berkata
lebih tepat, sebab2 diadakannja peperangan telah mendapat
tingkatan kepentingan jang lain. Alasan2, jang hanja berarti'
sedikit dalam menentukan peperangan2 besar diawal abad
keduapuluh, telah berarti banjak sekarang dan diakui de-
ngan sedar dan diterima sebagai pedoman .
. Untuk mengerti sifat peperangan sekarang-karena ]fen-
dati pergantian sekutu jang diadakan antara beberapa tahun,
peperangan itu selalu jang itu djuga-kita harus mengerti
per-tama2, bahwa peperangan ini mustahil dapat menentu-
kan. Tak ada dari ketiga negara-utama itu jang dapat ditak-
lukkan untuk se-lama2nja, pun tidak oleh kedua negara
lainnja ber-sama2. Mereka seimbang benar2 dan pertahanan2
tjetakan alam mereka terlalu hebat.
Eurasia dilindungi oleh daerahnja jang luas, Oceania oleh
lebarnja lautan Atlantik dan lautan Teduh, Asiatimur oleh
223
kesuburan dan keradjinan penduduknja. Dan kedua tak ada
lagi jang hendak diperdjuangkan dalam pengertian keben-
daan. Dengan didjelmakannja daerah2 ekonomi jang berdiri
sendiri, dalam mana produksi dan konsumsi saling mengim-
bangi, maka perlumbaan mentjari daerah2 pasaran-satu
dari sebab2 terpenting untuk petjahnja perangdahulu-telah
lenjap, sedangkan perlumbaan mendapat bahan2 mentah
bukan lagi merupakan masalah hidup-mati. Biarpun bagai-
mana ketiga negara-utama itu masing2 demikian luas,
sehingga mereka dapat memperoleh bahan2 mentah jang
dibutuhkannja dalam daerah kekuasaannja sendiri. Sekadar
perang itu mempunjai tudjuan ekonomi jang langsung, ma-
ka perang itu ialah perang untuk mendapat buruh. Diantara
batas2 negara2-utama itu terletak daerah jang tak pernah di-
punjai terus-menerus oleh salah satu dari ketiga negara itu:
daerah jang berbentuk kira2 segiempat dengan Tanger,
Brazzaville, Darwin dan Hongkong sebagai sudut2nja dan
jang mempunjai hampir seperlima penduduk dunia. Untuk
penguasaan daerah2 jang banjak penduduknja ini dan daerah
sekitar kutub Utara ketiga negara itu berperang terus-
menerus. Sesungguhnja tak ada dari negara2 itu jang pernah
dapat menguasai seluruh daerah sengketa ini. Bagian2nja
selalu berganti tuan dan harapan untuk menguasai bagian
ini atau itu dengan pengchianatan tiba2 ialah jang menentu-
kan pertukaran sekutu jang tak kundjung habis 2nja itu.
Semua daerah2 sengketa itu kaja pelikan2 dan diantaranja
ada pula jang menghasilkan bahan2 seperti karet, jang harus
dibuat setjara sintetis di-daerah2 jang lebih dingin dengan
tjara2 jang agak banjak memakan biaja. Tetapi diluar semua
itu daerah itu merupakan sumber buruh murah jang takkan
habis 2nja. Negara jang menguasai daerah chatulistiwa Af-
rika atau daerah Timur Tengah atau India Selatan atau ke-
pulauan Indonesia, djuga berkuasa akan ber-djuta2 kuli jang
murah dan bekerdja kuat. Penduduk daerah 2 ini, dikemba-
likan kurang-lebih setjara terang2an keperbudakan, terus-
menerus bertukar madjikan dan dipakai sebagai sedjumlah
batu bara atau minjak dalam perlumbaan untuk menghasil-
224
kan lebih banjak alat perang, untuk mendapat lebih banjak
daerah, lebih banjak buruh dan demikian seterusnja sampai
tak berkesudahan. Patut mendapat perhatian, bahwa per-
tempuran2 itu tak pernah pindah keluar batas daerah seng-
keta itu. Batas2 Eurasia mundar-madju antara ledok Congo
dan pantai U tara Lautan T engah; pulau2 Lautan Hindia dan
Lautan Teduh silih berganti dikuasai dan dirampas kembali
oleh Oceania a tau oleh Asiatimur; di Mongolia garis batas
antara Eurasia dan Asiatimur tak pernah tetap; ketiga ke-
kuasaan itu sama2 menuntut daerah2 luas disekitar Kutub,
jang sebenarnja _tak didiami dan tak diusahakan; tetapi per-
imbangan2 kekuasaannja selalu hampir sama dan daerah
jang merupakan pokok-teras setiap negara-utama itu tetap
utuh. Tambahan pula, pada dasarnja tenaga bangsa2 jang
dieksploitasi disekitar chatulistiwa tak perlu bagi pereko-
nomian dunia. Mereka tak menambah kekajaan dunia,
karena semua jang mereka hasilkan dipakai untuk tudjuan2
peperangan dan tudjuan mengadakan perang selalulah :
menggalang kedudukan jang lebih baik untuk mengadakan
perang jang baru. Karena tenaga mereka, bangsa2 budak ini
memungkinkan dipertjepatnja tempo perang jang tak ber-
henti2 itu. Tetapi djika mereka tidak ada, maka pada dasar-
nja susunan masjarakat dunia dan proses pemeliharaan.nja
sendiri tak akan berbeda.
Tudjuan utama dari peperangan modern (sesuai dengan
dasar2 pikiranaanda tudjuan ini sekaligus diakui dan tidak
diakui oleh otak2 jang memimpin dalam Partai Pusat) ialah
memakai hasil2 m esin2 dengan tiada meninggikan tingkatan
hidup umumnja. Sedjak achir abad kesembilanbelas masa-
lah akan diapakan kelebihan benda2 pemakaian tetap ada
dalam masjarakat daerah industri. Sekarang, pada saat hanja
sedikit machluk2 manusia jang m empunjai tjuma tjukup
makanan sadja, masalah ini rupanja tidak perlu sekali dan
barangkali djuga tak akan perlu demikian halnja, sekalipun
tak ada proses2 memusnakan buatan. Dtmia kini botak, la-
par, merupakan daerah gersang djika dibandingkan dengan
dunia sebelum I 914 dan lebih gersang lagi dalam perban-
22S
ulngan dengan masa idaman jang bakal datang, sebagai jang
telah digambarkan orang2 dari masa itu. Diawal abad ke-
duapuluh masjarakat masa datang jang digambarkan sebagai
makmur sekali, dengan banjak waktu terluang, teratur dan
giat-dunia gelas dan besi dan beton putih jang tjemerlang-
merupakan bagian dari isi kesedaran hampir setiap orang
terpeladjar. Pengetahuan dan ilmu teknik berkembang de-
ngan tjepat sekali dan rasa2nja orang sudah dengan sendiri
menerima bahwa perkembangan itu akan berlangsung te-
rus. Tetapi bukan demikian halnja; sebagian sebagai akibat
kemiskinan jang disebabkan oleh rentetan peperangan dan
repolusi, sebagian karena kemadjuan pengetahuan dan tek-
nik tergantung pada tjara berpikir empiris, jang tak dapat
tinggal terpelihara dalam masjarakat jang dituntun keras.
Dalam keseluruhannja dunia sekarang lebih biadab dari
limapuluh tahun jang lalu. Beberapa daerah jang terbela-
kang telah madju; telah diselesaikan beberapa pendapatan,
jang dengan salah satu tjara selalu berhubungan dengan pe-
rang dantjara bekerdja mata2 polisi, tetapi sebagian besar
dari pertjobaan dan penemuan berhenti dan apa jang dita-
hun limapuluhan dihantjurkan oleh perang atom, selama
ini tak dapat diperbaiki dengan sempurna. Biarpun demi-
kian bahaja2 jang berhubungan erat dengan mesin2 masih
tetap ada. Dari saat mesin mulai memperkenalkan dirinja,
djelas bagi setiap orang jang mempunjai otak, bahwa orang
tidak perlu bekerdja keras lagi, dan berhubungan dengan
itu keharusan adanja perbedaan antara manusia, akan le-
njap. Bila mesin dipakai dengan sedar untuk maksud itu,
maka lapar, bekerdja lembur, kotoran, buta-huruf dan
penjakit akan dapat dihilangkan dalam beberapa generasi.
Dengan tak disengadja untuk tudjuan jang demikian, tapi
oleh sematjam proses jang otomatis-dengan menghasilkan
kekajaan jang kadang2 memang terpaksa di-bagi 2kan - sela-
ma kira2 limapuluh tahun diachir abad kesembilan dan dia-
wal abad keduapuluh, mesin memang sangat memper tinggi
tingkatan hidup manusia umumnja.
Tetapi djelas djuga, bahwa suatu tambahan kemakmuran
2 26
jang umum merupakan antjaman penghantjuran-sebenar-
nja penghantjuran dalam suatu arti jang tertentu-hantjur-
nja tingkatan2 jang ada dalam masjarakat. Dalam dunia,
dimana setiap orang mempunjai waktu kerdja jang pen-
dek dan tjukup makanan, tinggal dalam rumah jang ada
kamar-mandi dan mempunjai lemari es dan sebuah mobil
atau barangkali djuga sebuah pesawat terbang, maka bentuk
perbedaan jang paling kentara dan barangkali jang paling
penting sudah akan lenjap sama sekali. Bila kekajaan telah
mendjadi kepunjaan umum, maka kekajaan itu takkan me-
rupakan perbedaan lagi. Nistjaja mungkin untuk memba-
jangkan adanja suatu masjarakat dimana kekajaan (dalam
arti milik perseorangan dan barang2 mewah) dibagi rata,
sedangkan kekuasaan tetap dipegang oleh kelas jang mem-
punjai hak2 istimewa. Tetapi dalam praktek masjarakat jang
demikian itu takkan lama dapat bertahan. Karena bila se-
tiap orang sama2 menikmati waktu terluang dan djaminan
sosial, maka djumlah besar machluk2 manusia, jang biasanja
dibuntukan pikirannja oleh kemiskinan, akan bertambah
pintar dan beladjar perpikir merdeka, dan bila mereka te-
lah sampai ketingkatan demikian, besok lusa mereka akan
sedar, bahwa golongan ketjil jang mempunjai hak2 istime-
wa itu tak mempunjai fungsi dan akan mereka lenjap,kan.
Achir2nja tingkatan2 dalam masjarakat hanja ~ungkin ber-
dasarkan kemiskinan dan kebodohan. Kembali kedjaman
pertanian jang telah silam, seperti jang diimpikan oleh be-
pikir disekitar permulaan abad keduapuluh, bukan merupa-
kan penjelesaian jang dapat dilaksanakan. Hal demikian
bertentangan dengan tendens mekanisasi jang seolah setjara
naluri telah meliputi hampir seluruh dunia dan disamping
itu setiap negara jang ketinggalan dilapangan industri, tak
berdaja dalam arti kemiliteran dan ditakdirkan untuk diku-
asai setjara langsung atau tidak langsung oleh lawannja jang
lebih madju.
Pun membiarkan massa tinggal miskin dengan pembatasan
produksi bukan merupakan penjelesaian jang memuaskan.
Hal ini dikerdjakan setjara besar2-an selama masa terachir
227
k.tpitalisme, kira2 antara 1920 dan 1940. Dibanjak negara
perkembangan perekonomian dihentikan, tanah tak ditana- .
mi lagi, barang2 modal tak diperluas, sedjumlah besar pen-
duduk tak diberi pekerdjaan dan tanggung2 dihidupkanoleh
kedermawanan Pemerintah. Tetapi djuga ini mengakibat-
kan kelemahan dilapangan kemiliteran dan oleh karena
pembatasan~ jang dipaksakan itu rupanja tidak perlu, maka
timbulnja oposisi tak dapat dihindarkan. Jang mendjadi
pertanjaan ialah, bagaimana mengusahakan, agar roda in-
dustri tetap berputar terus dengan tak menambah kekajaan
sebenarnja dari dunia.
Dan djalan satu2nja untuk mentjapai ini dalam praktek
ialah peperangan jang terus-menerus. .
Udjud peperangan ialah menghantjurkan; tidak pedu nja-
wa manusia, tetapi lebih2 hasil2 pekerdjaan man usia. Perang
adalah suatu tjara lmtuk memusnakan atau untuk meng-
hantjurkan atau untuk menenggelamkan kedasar lautan ba-
rang2, jang akan dapat dipakai untuk memberikan manusia
terlalu banjak kesenangan dan dengan itu lambat-laun men-
djadikannja terlalu pintar. Sekalipun sendjata2 tidak benar2
dihantjurkan·, pembuatannja masih merupakan tjara jang
mudah untuk mempergunakan tenaga buruh, dengan tiada
menghasilkan barang2 konsum,i. Sebuah Benteng Samudera
misalnja mem;1kan tenaga buruh jang sebenarnja dapat di-
pakai untuk membuat ratusan kapal 2 pengangkut. Sebuah
Benteng Samudera jang tak mungkin memberikan sesuatu
hasil benda kepada siapapun, achirnja diapkir, karena su-
dah terlalu tua dan kemudian sebuah Benteng Samudera
jang baru akan dibuat pula dengan tenaga jang banjak se-
kali. Pada dasarnja pengeluaran untuk peperangan selalu
dianggar sedemikian, sehingga dihabiskannja semua kele-
bihan jang mungkin masih ada, setelah kebutuhan pendu-
duk jang paling utama telah dipenuhi. Dalam praktek
kebutuhan2penduduk selalu ditaksir terlalu rendah. Akibat-
nja ialah, bahwa terdapat kekurangan jang kronis dalam ke-
butuhan2 hidup jang utama, tetapi hal ini dipandang sebagai
suatu kelmtungan. Pun penghasilan golongan2 jang mem-
228
punjai hak2 istimewa dibatasi, sehingga mereka hanja m en -
dapat kebutuhan jang utama sadja. Karena kekurangan jang
umum menambah arti hak2 istimewa jang ketjil dan dengan
demikian memperbesar perbedaan antara golongan jang
s·atu dengan jang lain. Dan hal ini didjalankan dengan se-
dar. Menurut ukuran2 permulaan abad keduapuluh, sea-
rang anggota Pusat Partai sendiri hidupnja sederhana dan
banjak pekerdjaannja. Meskipun demikian kemewahannja
jang sedikit itu-gedung besar dan bagus, pakaian jang di-
buat dari bahan jang lebih baik, makanan, minuman dan
rokok jang lebih baik, dua atau tiga pelajan, mobil atau
helikopter sendiri-menempatkannja dalam dunia jang lain
dari dunia seorang anggota partai Tjabang dan anggota2 par-
tai Tjabang mempunjai kelebihan jang sama djika diban-
dingkan dengan masjarakat jang paling miskin, jang disebut
"kaum prole". Suasana masjarakat ialah suasana dalam
sebuah kota jang dalam kepungan, dimana milik sepotong
daging kuda merupakan perbedaan antara orang kaja dan
miskin. Dan sedjalan dengan itu kejakinan berada dalam
keadaan perang dan oleh karena itu dalam antjaman bahaja
mendjadi sebab, bahwa penjerahan semua kekuasaan ke-
tangan golongan jang ketjil merupakan sjarat satu2nja untuk
pertahanan diri.
Peperangan, dan ini djelas sekali, bukan hllllja mewudjud-
kan penghantjuran jang diperlukan itu, tetapi mewudjud-
kannja dengan tjara jang dapat diterima, dipandang dari
sudut ilmu djiwa. Pada dasarnja tenaga buruh dunia jang
kelebihan itu dapat dipergtmakan denganmudah sekali. Jaitu
untuk mendirikan kuil 2 dan piramide2, untuk menggali lu-
bang2 dan untuk kemudian menimbunnja kernbali, atau pun
untuk menghasilkan sedjumlah besar barang jang kemudian
dapat dibakar kembali. Tetapi itu hanja akan m emberikan
dasar perekonomian dan bukan dasar emosionil suatu ma-
sjarakat jang ber-tingkat2. Jang m endjadi soal disini bukan
susila massa, sikap siapa tak penting selama massa itu dipe-
kerdjakan terus-menerus, tetapi ahlak Partai sendiri. Pun
diharapkan, bahwa anggota Partai jang paling rendah makin
229
radjin dan bahkan makin pin tar dalam batasz jang sempit;
tetapi dalam pada itu perlu djuga, bahwa ia seorang panatik
jang lekas pertjaja dan bodoh; perasaan utamanja: ketaku-
tan, bentji, dan 'Jcepuasan hati karena kemenangan. Dengan
pcrkataan lain, ia perlu mempunjai mentalitet jang kena
bagi keadaan perang. Tak mendjadi soal apakah benar2 ada
perang dan oleh karena tak mungkin ada suatu kemenangan
jang menentukan, maka tak mendjadi soal apakah perang
itu berachir baik atau tidak. Apa jang diperlukan ialah ada-
nja keadaan perang. Kini hampir umum terdapat pertja-
bangan intelek jang diingini oleh Partai dari anggota2anja
dan jang mudah ditjapai dalam suasana perang, tetapi per-
tjabangan intelek tadi semakin kentara di-tingkatan2 jang
semakin atasan. Histeri-perang dan rasa bentji jang paling
keras terhadap musuh terdapat djusteru dalam Partai Pu-
sat. Sebagai pemimpin, seorang anggota Partai Pusat sering .
perlu mengetahui, bahwa suatu l:>erita perang tak benar dan
barangkali sering ia sedar, bahwa perang seluruhnja tak
benar dan tak diadakan atau diadakan dengan tudjuan2 jang
lain sama sekali dari jang diumumkan: tetapi pengetahuan
jang demikian tjepat dinetralkan oleh metode pikiranganda.
Dalam pada itu seorang anggota Partai Pusat tak pemah
bimbang barang sedetikpun djuga dalam kepertjajaan mis-
tiknja, bahwa peperangan benar2 ada dan bahwa peperangan
itu harus berachir dengan kemenangan, dengan Oceania se-
bagai penguasa jang tak dapat diragukan dari seluruh dunia.
Semua anggota Partai Pusat pertjaja pada kemenangan jang
akan datang itu, seperti pada suatu dalil agama. Kemenang-
an itu harus ditjapai dengan peluasan daerah kekusaaan
setjara teratur dan dengan demikian menjusun kekuasaan
jang mengatasi segalanja atau dengan pendapatan sendjata
baru jang dapat menghantjurkan pertahanan jang bagaima-
napun djuga bentuk dan kuatnja. Usaha mentjari sendjata
baru masih didjalankan terus dan merupakan satu alat pele-
pas watak pintar atau watak ngelamun diantara demikian
sedikit lapangan pekerdjaan jang masih ada. Di Oceania se-
karang pengetahuan dalam pengertiannja jang lama sudah
tak ada lagi. Dalam Bahasa-Baru tak terdapat perkataan un-
tuk ,pengetahuan". Tjara berpikir empiris, dasar semua
· hasil pengetahuan dari masa silam, bertentangan dengan
prinsip2 Soing jang paling pokok. Sampai2 dilapangan tek-
nik kemadjuan hanja ada hila hasil2nja dapat dipakai dengan
salah satu tjara untuk mengurangi kebebasan manusia. Pe-
kerdjaan dunia berhenti atau mundur disemua lapangan.
Tanah dikerdjakan dengan badjak jang ditarik oleh kuda,
• sedangkan buku2 ditulis dengan mesin. Tetapi dalam hal2
jang penting sekali artinja bagi peperangan dan spionase po-
lisi-tjara empiris itu dipupuk atau paling sedikit dibiarkan.
~edua tudjuan Partai ialah: menguasai seluruh permukaan
bumi dan menghantjurkan habis2an kemungkinan berpikir
bebas. Djadi ada dua masalah jang harus diselesaikan untuk
kepentingan Partai. Pertama: bagaimana mengetahui, ber-
tentangan dengan kemauannja, pikiran seseorang manusia
jang lain dan jang kedua: bagaimana mematikan beberapa
ratus djuta manusia dalam beberapa sekon dengan tak di-
beritahukan terlebih dahulu. Selama penjelidikan pengeta-
huan masih didjalankan terus, maka inilah pokok usaha itu.
Ahli pengetahuan sekarang ialah ialah tjampur-aduk ahli
ilmu djiwa dan ahli penjelidik, jang mempeladjari arti ro-
man muka sampai ke-hal 2 jang se-ketjil2nja, isjarat2 dan te-
kanan2 suara dan jang menjelidiki akibat2 a bat, terapishock,
ilmu hipnose dan siksaan badan, jang harus memaksa ke-
. luarnja kebenaran2, atau ia ahli kimia, ahli ilmu alam atau
ahli ilmu hajat dan hanja membatasi pekerdjaannja pada ba- ·
gian2 lapangannja jang chusus, jang berhubungan dengan
penghantjuran njawa. Rombongan ahli2 bekerdja tak tjape2 -
nja dalam laboratorium2 luas Kementerian Perdamaian dan
di-tempat2 pertjobaan jang disembunjikan di-hutan2 Brasilia
atau digurun pasir Australia atau di-pulau2 jang tak dikenal
dikutub Selatan. Pekerdjaan dari beberapa diantara mereka
hanja membuat rentjana mengenai perumahan dan pengang-
kutan di-perang2 jang akan datang, jang lain mentjoba me-
nemukan bom2 raket jang selalu bertambah besar, bahan2
peledak jang meletus semakin keras dan lapisan2 badja jang
23l
s ' lllak ln tnk tcmhus peluru; jang lain lagi mentjari gas2haru
j.lll 1 m matikan semakin Iekas atau ratjun larut, jang dapat
dih,1sllkan hesar2an sehingga dapat dihantjurkan tumbuh2an
dari seantero daratan; atau mereka mentjari sedjenis hama
pcnjakit jang kebal terhadap segala matjam obat penawar
bisa; jang lain lagi mentjoba memhuat kendaraan jang akan
dapat melubangi djalannja didalam tanah seperti kapal se-
lam didalam lautan, atau kapal terhang, jang tak hergantung
pada lapangan pendaratan seperti perahu lajar ; jang lain
mentjari kemungkinan2 jang masih lebih djauh, seperti
mendjuruskan sinar matahari melalui lensa, jang digantung-
kan rihuan kilometer di-awang2 atau mendatangkan gempa
bumi dan gelombang2 jang mendjadikan pasang naik dengan
menjadap kepanasan dari pusat dunia.
Tetapi rentjana2 ini tak ada jang sampai pada mendekati
pewudjudannja sadja dan tak ada diantara ketiga negara-
utama itu jang sampai mempunjai kelehihan jimg berarti
dibanding dengan jang lain. Jang lebih meminta perhatian
ialah, hahwa ketiga kekuasaan itu telah mempunjai hom
atom, sendjata jang lehih dahsjat dari jang dapat dihasilkan
oleh penjelidikan2 mereka jang sekarang. Biarpun Partai,
sesuai dengan kebiasaan, m enuntut hahwa merekalah jang
menemukannja, tetapi born atom telah dikenal ditahun ke-
empatpuluhan dan dipakai setjara hesar2an kira2 sepuluh ta-
hun kemudian. Waktu itu didjatuhkan beberapa ratus hom
diatas pusat2 industri, terutama didaerah Rusia bagian Ero-
pah, Eropah Barat dan Amerika Utara. Akihatnja mejakin-
kan golongan2 berkuasa dari semua negara, bahwa beberapa
hom atom lagi akan berarti achir suatu susunan masjarakat
jang teratur dan sesuai dengan itu djuga kekuasaan mereka.
Sesudah itu tak pernah_lagi didjatuhkan hom atom, biarpun
tak pernah diadakan atau dibajangkan perdjandjian setjara
resmi tentang pemakaian hom atom. Ketiga kekuasaan itu
terus memhuat bom2 atom sehagai persediaan untuk ke-
sempatan jang memastikan, jang m enurut pendapat mereka
akan datang dihari besok atau lusa. Dan dalam pada itu bo-
leh dikatakan, bahwa ilmu perang tinggal diam selama tiga,
2 32
cmpatpuluh tahun. Helikopter2 lebih banjak dipakai dari
sebelumnja, untuk sebagian besar pelempar2 born dising-
kirkan oleh projektil jang mempunjai daja-pelempar sen-
diri dan kapal penggempur jang lintjah dan tak kebal itu
diganti oleh Benteng Samudera, jang boleh dikatakan tak da-
pat ditenggelamkan; tetapi selandjutnja tak ada kemadjuan
jang berarti. Teng, kapal selam, torpedo, senapan mesin,
bahkan senapan dan granat-tangari tetap dipakai. Dan ken-
dati pembunuhan2 jang tak berkesudahan, jang diumumkan
dalam pers atau pada pesawat2 tele, namun tak terulang
pertempuran2 jang mengerikan seperti dalam perang2 di-
masa lalu, pada waktu mana sering ditewaskan ratusan ribu
atau bahkan djutaan serdadu dalam beberapa minggu. Tak
satupun diantara ketiga negara-utama itu berani melantjar-
kan suatu gerakan tentaranja, dalam mana tersimpul risiko
kekalahan jang berarti. Operasi penting jang sekiranja dia-
dakan, biasanja merupakan penjerbuan tiba2 terhadap ka-
wan sekutu. Siasat perang ketiga kekuasaan itu atau siasat
pura2 mereka sama. Tudjuannja ialah mendapat tempat2
strategis jang sama sekali mengepung salah satu negara-la-
wan itu dengan menggabungkan pertempuran2, perundi-
ngan2 dan penjerbuan tiba2 disaat jang tepat dan kemudian
mengadakan perdjandjian persahabatan dengan lawan dan
tinggal hidup damai beberapa tahun, sehingga tjuriga
jang ada ditiadakan karenanja. Pada waktu itu dapat dikum-'
pulkan raket2 jang diisi dengan bom2 atom disemua tempat
jang strategis; achimja semua a~an ditembakkan sekaligus,
dengan akibat jang demikian menghantjurkan, sehingga tak
mungkin diadakan pembalasan. Maka saatnja akan tiba un-
tuk mengadakan perdjandjian persahabatan dengan satu2nja
kekuasaan lain didunia jang masih tinggal, sebagai persiapan
untuk penjerbuan jang baru. Skema ini, sebetulnja tak per-
lu didjelaskan lagi, hanja impian belaka dan takkan dapat .
diwudjudkan. Disamping itu pertempuran2 hanja diadakan
di-daerah2 sengketa disekitar Chatulistiwa dan Kutub;
da,erah musuh tak se-kali2 diserbu. Hal ini menerangkan
kenjataan, bahwa batas2 antara negara2-utama itu tidak sewa-
djamja dlbcberapa tempat. Eurasia misalnja dapat dengan
mud. h mcnguasai pulau2 Inggeris, jang setjara ilmu bumi
m 1·upakan bagian Eropah, atau sebaliknja Oceania akan
ll\1 111gkinmenggeser batas2nja sampai kesungai Rhein atau
I . hkan sampai kesungai W eichsel. T etapi ini akan berarti per-
kosaan terhadap dasar integritet kebudajaan jang dihormati
p. da umumnja, biarpun tak pemah dinjatakan dalam kata2.
S andainja Oceania menguasai daerah 2, jang dikenal sebagai
Perantjis dan Djerman, maka penduduknja akan harus di-
hantjurkan habis 2an; hal ini praktis sulit dikerdjakan; atau
penduduk jang berdjumlah seratus djuta orang dengan per-
kembangan tekniknja jang sama tinggi seperti di Oceania,
akan harus diinggeriskan. Ketiga negara-utama itu meng-
hadapi masalah jang sama. Perlu sekali bagi struktur mere-
ka, bahwa tak ada kontak antara penduduk dengan orang2
asing, selain dari dengan tawanan2 perang dan budak2 jang
terdiri atas bangsa lain. Dan inipun terbatas. Bahkan sekutu
jang resmi sekarang selalu dipandang dengan setjuriga
mungkin. Ketjuali tawanan2 perang, umumnja penduduk
Oceania tidak melihat penduduk Eurasia atau Asiatimur
dania tak diizinkan mempeladjari bahasa asing. Seandainja
ia diizinkan berhubungan dengan orang2 asing, maka ia akan
dapat mengetahui, bahwa orang2 asing itu machluk2 jang
serupa dengannja djuga dan bahwa sebagian besar dari apa
jang ditjeritakan kepadanja tentang mereka itu bohong be-
laka. Dunia tempatnja hidup jang tertutup itu akan terbuka
dan ketakutan, bentji dan kejakinan akan kebenaran diri,
dasar susilanja itu, akan lenjap sama sekali. Oleh karena ini
segala pihak jakin, bahwa batas2 utama tak boleh dilewati
selain oleh bom2, biar berapa kalipun Iran atau Mesir, Dja-
wa atau Selan pindah tangan. Inilah dasar kenjataan jang tak
pemah diumumkan tegas 2, tetapi jang diterima dengan di-
am2 dan jang dipakai sebagai pegangan: jaitu, bahwa sjarat2
hidup dalam ketiga negara-utama itu hampir sama. Filsafat
jang mendjadi dasar Oceania disebut Soing, dari Eurasia
Neo-Bolsjewisme dan dari Asiatimur memakai nama Ti-
onghoa, biasanja diterdjemahkan sebagai Pemudjaan Mati;
234-
tetapi barangkali lebih baik djika diterdjemahkan dengan
Penghantjuran Diri Sendiri.
Penduduk Oceania tak diperbolehkan mengetahui sesuatu
tentang adjaran kedua filsafat jang lain itu, tetapi ia diadjar
mendjidjikkannja sebagai perkosaan biadab terhadap ke-
susilaan dan pikiran waras. Pada dasarnja ketiga sistim filsa-
fat ini hampir tak dapat dibedakan satu sama lain dan susu-
nan masjarakat jang didukungnja tak dapat dibedakan sama
sekali. Di-mana2 terdapat bentuk piran1ide jang sama, pe-
mudjaan jang sama terhadap pemimpin jang dipandang se-
bagai setengah dewa, sistim ekonomi jang sama, jang di-
sengadja untuk mengadakan perang jang terus-menerus.
Semua ini mengakibatkan, bahwa ketiga negara-utama
djangankan dapat menguasai satu sama lain, malah takkan
ada hasilnja bagi mereka untuk berbuat demikian. Bahkan
sebaliknja, selama mereka tetap bermusuhan, mereka saling
membantu untuk tetap berdiri nundjang. Dan sebagai bia-
sanja, golongan2 jang berkuasa dalam ketiga negara itu se-
kaligus sedar dan tidak sedar akan apa jang mereka lakukan.
Selama hidup mereka tjita2kan untuk menguasai dunia, te-
tapi mereka mengetahui djuga, bahwa peperangan akan
perlu berlangsung dari zaman kezaman dengan tiada ke-
menangan. Dalam pada itu kenjataan, bahwa tak ada baha-
ja kalah-menang, memungkinkan pengingkaran kebenaran,
jang merupakan tanda chusus Soing dan sistim berpikir
saingan2nja itu.
Disini perlu diulangi apa jang telah diutarakan sebelum-
nja: oleh karena peperangan itu sekarang dilangsungkan
terus-menerus, maka pada pokoknja sifatnja telah berubah.
Dimasa jang lalu peperangan, dan boleh dikatakan inilah
tanda hakikinja, adalah sesuatu jang akan berachir, biasanja
dengan kemenangan atau kekalahan jang tak dapat disangkal.
Dimasa jang lalu peperangan djuga merupakan salah satu
alat jang terpenting bagi persekutuan2 hidup manusia untuk
tetap berhubungan dengan kenjataan jang sebenarnja. Se-
pandjang masa mereka jang berkuasa selalu mentjoba me-
njodorkan kepada pengikut2 mereka gambaran dunia jang
2H
palsu, tetapi mereka tak sampai menjuburkan tjita2 jang
akan. mengakibatkan berkurangnja keutuhan tentaranja. Se-
lama suatu kekalahan berarti hilangnja kemerdekaan atau
kibat lain jang uinumnja dipandang tak diingini, selama itu
djuga segala daja-upaja untuk mengelakkan kekalahan harus
dipandang sungguh2 • Kenjataan2 tak dapat dibiarkan begitu
sadja . Dalam filsafat atau agama atau etik atau politik dua
tambah dua boleh sama dengan lima, tetapi dalam mem-
buat senapan atau kapal terbang dua tambah dua harus sama
dengan empat.
Besok atau lusa bangsa2 jang tidak praktis, pasti akan ditak-
lukkan dan perdjuangan mengenai kepraktisan tak tahu-
menahu tentang tjita2 melulu. Disamping itu orang jang
praktis harus dapat beladjar dari masa jang lalu. Artinja,
kita harus mempunjai gambaran jang tepat ten tang apa jang
terdjadi dimasa silam. Dulunja surat2 kabar dan buku2 se-
djarah selalu berat-sebelah dan ditulis dengan purbasangka2
t~ntu, tetapi pemalsuan pertempuran seperti jang diadakan
sekarang tak pemah mungkin ada dahulu. Perang tadinja
merupakan pelindung pikiran waras jang dapat dipertjajai
dan sekadar kelas 2 jang berkuasa turut terlibat, maka ba-
rangkali peperangan itulah pelindung jang paling penting.
Selama tadinja masih ada perang jang dapat berachir dengan
kemenangan atau kekalahan, tak ada kelas dipertuan jang
lepas tangan sama sekali.
Tetapi peperangan jang benar2 berlangsung terus-menerus
tak berbahaja lagi. Bila perang itu tetap, tak ada lagi apa
jang disebut keharusan mempunjai tentara. Perkembangan
teknik dapat dihentikan dan kenjataan2 jang paling djelas
dapat diingkari atau tak dipedulikan. Seperti jang telah kita
ketahui, masih terus diadakan penjelidikan2 untuk keper-
luan peperangan. Penjelidikan2 tadi dapat kita katakan ber-
dasarkan ilmu pengetahuan, tetapi sebenamja semua itu tak
Jain dari sematjam lamunan. Bahwa mereka tak mentjapai
sesuatu basil, dianggap tak penting. Sesuatu jang praktis,
bahkan sesuatu jang praktis dilapangan kemiliteran, bukan
lagi sesuatu jang diperlukan. Di Oceania tak ada jang be-
236
kerdja praktis, selain dari Polisi-Pikiran. Oleh karena se-
tiap anggota ketiga negara-utama itu tak dapat ditaklukkan,
maka sebenarnja setiap anggotanja merupakan dunia jang
tersendiri, dimana hampir setiap pemalsuan pikiran dapat
didjalankan dengan bebas. Kebenaran hanja melantjarkan
tekanannja melalui keperluan2 hidup sehari-hari-kebutu-
han akan makanan dan minuman, akan rumah dan pakaian,
keperluan untuk djangan menelan ratjun atau untuk me-
langkah dari djendela tingkatan jang teratas dan sebagainja.
Antara hidup dan mati .dan antara nikmat dan rasa sakit
djasmani masih ada perbedaan, tetapi hanja itu sadja. Oleh
karena tiadanja perhubungan dengan dunia luar dan masa
silam, penduduk Oceania hidup sebagai orang dalam ruang
diantara bintang2, tak mengetahui mana arah keatas dan
mana kebawah. Orang2 jang berkuasa dalam negara jang
demikian itu lebih mutlak kekuasaannja dari Pharao2 atau
Kaisar jang manapun. Mereka wadjib mendjaga supaja peng-
ikut2 mereka djangan mati kelaparan banjak2 dalam djum-
lah2 jang mengagetkan dan mereka terpaksa tinggal pada
tingkatan teknik militer jang sama seperti lawan2 me-
reka, tetapi kalau tingkatan minimum itu sudah tertjapai,
mereka dapat memutar-balikkan kebenaran dalam setiap
bentuk jang mereka sukai.
Djadinja kalau diambil peperangan2 dimasa lalu sebagai
ukuran, maka peperangan itu hanja penipuan. Perang se-
karang ibarat perkelahian antara binatang jang memamah
biak dengan tanduknja jang dibuat sedemikian, sehingga b1-
natang2 itu tak dapat melukai satu sama lain. Tetapi biarpun
perang sekarang kurang njata tudjuannja, ia bukan tidak
berarti. Perang menghabiskan kelebihan barang2 pemakaian
dan membantu memelihara suasana djiwa jang istimewa,
jang dibutuhkan oleh suatu masjarakat jang ber-tingkat2.
Terang sudah, bahwa sekarang peperangan adalah urusan
dalam negeri semata. Biarpun dimasa silam golongan2 jang
berkuasa dalam semua negara sedar , bahwa mereka m em -
punjai kepentingan jang sama dan oleh karena itu mem-
batasi akibat peperangan jang menghantjurkan, tetapi me-
237
t·eka bertempur benar2 dan jang menang selalu mene-
landjangi jang ditaklukkannja. Didjaman kita sekarang me-
reb tak bertempur sama sekali. Setiap golongan jang
berkuasa berperang melawan rakjatnja sendiri dan tudjuan
peperangan bukan untuk menguasai daerah2 atau untuk
m enghindarkan musuh menguasai daerahnja, tetapi untuk
memelihara struktur masjarakat. Oleh karena itu perkataan
,perang" itu sendiri memberikan pengertian jang salah.
Oleh karena peperangan itu telah mendjadi kekal, maka
barangkali lebih tepat djika dikatakan, bahwa peperangan
sudah tidak ada lagi. T elah hilang tekanannja jang chusus
pada umat manusia seperti jang ada antara Djaman Batu dan
awal abad keduapuluh ; ini diganti oleh sesuatu jang lain
sama sekali. Hasilnja memang akan kira2 sama, seandainja
ketiga negara-utama itu tidak saling berperang, tetapi akan
sepakat untuk selandjutnja hidup damai, masing2 tidak di-
usik2 dalam batas2 sendiri. Karena dalam hal itu masing2
akan masih merupakan suatu dunia jang tertutup, bebas se-
· lama-lamanja terhadap pengaruh bahaja jang menginsafkan
dari luar. Perdamaian jang benar2 kekal akan sama artinja
dengan peperangan jang terus-menerus. Inilah - biarpun
djumlah terbesar anggota2 Partai hanja menjedarinja setjara
dangkal-arti jang lebih dalam, inilah hikmah sembojan
Partai: PEPERANGAN IALAH PERDAMAIAN.

Winston berhenti membatja sebentar. Dikedjauhan ter-


dengar letusan born raket. Belum berkurang perasaan nik-
mat karena ia dapat menj endiri dengan buku jang dilarang
itu dalam sebuah kamar jang tak mempunjai pesawat-tele.
Kesunjian dan keamanan adalah kesedaran2 djasmani, de-
ngan salah satu djalan bertjampur dengan rasa Ielah badan-
nja, empuknja kursi, angin sedjuk dari djendela, jang meng-
usapi pipinja. Ia t erpesona oleh buku itu, atau lebih tepat,
ia ditenangkannja. Boleh dikatakan, bahwa sebetulnja buku
itu tak mentjeritakannja sesuatu jang baru, tetapi itulah .se-
bagian dari daja penariknja. Buku itu m engatakan apa jang
akan ia katakan, hila ia dapat menjusun pikirannja jang
katjau itu. Buku itu memuat buah pikiran jang sama dengan
buah pikirannja, tetapi djauh lebih tegas, lebih teratur,
kurang terpengaruh oleh rasa takut. Buku jang paling baik,
demikian ia menetapkan, ialah buku jang mentjeritakan apa
jang telah' kita ketahui. Ia baru melembari kembali ke
Bab I, ·d iwaktu ia mendengar Julia datang. Ia berdiri dari
kursinja untuk menjongsongnja. Julia melemparkan tas
alat2nja jang tjoklat itu kelantai dan segera membenamkan
dirinja dalam pelukan Winston. Mereka sudah lebih dari
seminggu tak bertemu.
"Buku itu telah ada," kata Winston.
"Ja? Bagus," kata Julia dengan tak banjak perhatian dan
sebentar lagi ia djongkok dekat kompor untuk memanas-
kanair.
Mereka tak membitjarakan buku itu lagi sebelum mereka
tidur setengah djam lamanja. Malam sedjuk. Diluar terde-
ngar suara menjanji jang tak asing itu dan suara sepatu pada
batu 'djalanan. Perempuan besar dengan tangan merahnja
jang Winston lihat pada kundjungan pertamanja, telah ham-
pir merupakan perabot tetap dipekarangan sebelah djen-
dela kamar mereka itu. Rasa2nja, seolah ia mundar-mandir
antara tempat tjutjian dan tali djemuran selama masih ada
terang dan dalam pada itu ber-ganti 2memenuhi mulutnja de-
ngan djepitan2 kain atau menjanji keras2. Julia letak miring
dan nampaknja sudah mau tidur. Winston mengambil buku
jang dilantai dan duduk dikalang hulu.
,Kita harus membatjanja, " katanja. ,Kau djuga. Semua
anggota Persaudaraan harus membatjanja."
,Batjalah," kata Julia dengan mata ditutup. ,Batja keras2 •
Itulah tjara jang baik. Dan dengan demikian kau dapat
mendjelaskannja kepadaku."
Djarum djam menundjukkan angka enam, artinja pukul
delapanbelas. Mereka masih ada waktu tiga atau empat djam
lagi. Winston menjandarkan buku itu pada lututnja dan
mulai membatja :
Bab I Kebodohan ialah kekuatan
Sepandjang pengetahuan sedjarah dan barangkali sedjak
239

'• I
lama mereka sebagai hamba dan mereka sendiri mendjadi
golongan Atas. Tak lama antaranja golongan Tengah memi-
sahkan dirinja dari salah satu golongan lain atau dari ke-
dua2nja dan perdjuangan mulai kembali. Dari ketiga golo-
ngan· itu hanja golongan Bawahlah jang tak pernah berhasil
mentjapai tjita2nja, biarpun hanja untuk sementara waktu
sadja. Se-olah2 di-lebih2kan rasanja, kalau dikatakan, bahwa
tak ada kemadjuan kebendaan disepandjang perdjalanan se-
djarah. Bahkan kini, dalam zaman kemundu·ran ini, keadaan
setiap orang lebih baik pada umumnja dari dibeberapa abad
jang lalu. Tetapi tak ada kemadjuan dalam harta, tak ada
kehalusan budi, tak ada pembaruan atau repolusi jang per-
nah mendekatkan persamaan manusia itu barang satu mili-
meter pun djuga kepewudjudannja. Dipandang dari sudut
pendirian golongan Tengah, tak pernah ada suatu perubahan
historis jang berarti lebih dari hanja perubahan nama pe-
mimpin2nja. .
Mendjelang achir abad kesembilanbelas struktur jang
muntjul 2 kembali ini mendjadi djelas bagi banjak orang jang
memperhatikannja. Pada waktu itu mendjelma mazhab 2
ahli-pikir, jang melihat sedjarah sebagai suatu lingkaran dan
jang mengatakan, bahwa perbedaan-kedudukan tsb men-
djadi hukum tetap dalam hidup manusia. Adjaran ini tentu
selalu mempunjai penganut2nja, tetapi dalam tjara menge-
mukakannja kentara perbedaan jang njata. Dimasa jang
lalu, keharusan adanja suatu bentuk masjarakat jang ber-
tingkat2 mendjadi adjaran istimewa dari golongan Atas.
Adjaran itu disebarkan oleh radja2 dan kaum2 ningrat dan
oleh pendeta2, ahli2 hukum dan jang lain2 jang berkaki pada
golongan ketiga, dan umumnja adjaran itu dilunakkan oleh
djandji2-timbalan didunia chajal nun diseberang kuburan.
Selama golongan Tengah men-tjita2kan kekuasaan, mereka
selalu memakai istilah2 s~perti kemerdekaan, keadilan dan
persaudaraan. Akan tetapi sekarang pengertian persauda-
raan manusia itu diserang untuk pertama kali oleh orang2
· jang belum menduduki posisi jang tinggi, tetapi jang hanja
mengharapkan akan mentjapainja dalam waktu pendek. Di-
masa lalu golongan2 Tengah membuat repolusi dengan pan-
dji p 'r samaan dan kemudian, setelah jang lama ini didjatuh-
kan, membentuk kelaliman baru. Sebenarnja golongan2
T 'ngah jang baru telah mengumumkan kelaliman mereka
itu sebelumnja. Pengaruh Utopisme zaman dahulu masih
djelas nampak pada Sosialisme, suatu teori jang mulai di-
perkenalkan dipermulaan abad kesembilanbelas dan jang
merupakan mata terachir dari rantai pikiran jang melintang
kembali sampai kepemberontakan budak2-belian dizaman
kuno. Tetapi pada setiap ragam Sosialisme, jang muntjul
kira2 tahun 1900 dan kemudiannja, tudjuan: pewudjudan
kebebasan dan persamaan, dikurbankan dengan semakin te-
rang2an. Aliran2 baru jang mendjelma mendjelang perten-
gahan abad ini, Soing di Oceania, Neo-Bolsjewisme di Eu-
rasia, P'e mudjaan jang Mati, nama jang biasanja diberikan
padanja, di Asiatimur, dengan sedar mempunjai tudjuan:
memelihara anti-kebebasan dan anti-persamaan." ·
Aliran2 baru ini tentu tumbuh da:r;i jang lama dan berusaha
terus memakai nama2nja dan menganut ideologi2 mereka
itu dengan mulut. Tetapi tudjuan mereka semuanja ialah
menghentikan kemadjuan dan membekukan sedjarah pada
suatu saat jang tertentu.
Gerak bolak-balik jang tak asing itu akan bergeser sekali
lagi dan kemudian akan berhenti. Seperti biasanja golongan
Atas akan dikepinggirkan oleh golongan Tengah, jang akan
mendjadi golongan Atas, tetapi sekali ini golongan Atas
akan tetap dapat mempertahankan posisi mereka oleh taktik
jang dipikirkan masak2.
Untuk'sebagian, adjaran2 baru itu adalah buah mendalam-
nja pengetahuan sedjarah dan pertumbuhan perasaan sedja-
rah, jang hampir tak ada sebelum abad kesembilanbelas.
Edaran sedjarah dapat dimengerti sekarang atau seolah da-
pat dimengerti dan bila dapat dimengerti, sedjarah itu dju-
ga dapat diubah .Tetapi sebab jang terpenting dan jang letak
Iebih dalam ialah, bahwa persamaan manusia telah mungkin
setjara teknis sedjak permulaan abad keduapuluh. Memang
masih tetap benar, bahwa manusia tidak sama dalam pem-
242
ha waanll mereka dan bahwa fungsi2 harus dichususkan de-
ngan tjara, jang memberikan individu2 tertentu suatu ke-
1~bihan; tetapi tak ada lagi kebutuhan jang benar akan per-
bcdaan2 kelas atau akan perbedaan jang besar dalam hal
milik. Dahulu perbedaan2 kelas bukan hanja tidak dapat
dihindarkan, tetapi diperlukan. Ketidak-samaan ialah harga
peradaban. Tetapi perkembangan dalam tjara membuat ba-
rang2 pakai mesin mendjadikan soalnja lain. Sekalipun ma-
sih perlu adanja pembagian pekerdjaan, tetapi tak ada lagi
keharusan, bahwa orang akan hidup pada tingkatan masja-
rakat atau ekonomi jang ber-beda2 • Oleh karena itu, dilihat
dari sudut golongan2 baru jang mau merampas kekuasaan,
persamaan manusia bukan lagi merupakan tjita2 jang harus
ditjapai, tetapi bahaja jang harus dielakkan. Mudah sekali
untuk mempertjajainja di-abad2 jang lebih primitif, diwak-
tu masjarakat jang adil dan sentosa mendjadi suatu kemus-
tahilari jang njata. Tjita2 tentang surga dunia, tempat orang
akan hidup bersama dalam lingkungan persaudaraan, tanpa
undang2 dan bebas dari pekerdjaan jang tak keruan, tak le-
pas2 dari bajangan pikiran orang selama ribuan tahun. Dan
chajalan ini agak mempunjai pengaruh, pun atas golongan2
jang sebenarnja mendapat keuntungan dari setiap peruba-
han sedjarah. Ahli2 waris repolusi2 Perantjis, Inggeris . dan
Amerika pertjaja djuga sedikit akan pernjataan2 mereka
sendiri tentang hak2 manusia, kemerdekaan berbitjara, per-
samaan daradjat manusia terhadap undang2 dan sebagainja
dan banjak sedikitnja malah menjesuaikan sikap mereka de-
ngan itu. Tetapi mendjelang tahun keempatpuluhan abad
keduapuluh tjara berpikir aliran2 politik jang utama ote-
riter belaka. Surga dunia kehilangan pengaruhnja djustru
disaat ada kemungkinan tjita2 itu dapat diwudjudkan. Setiap
teori politik jang baru, dengan nama jang bagaimanapun
djuga, kembali kesusunan jang ber-tingkat2 dan jang diatur .
keras2 itu. Dan setelah pada umumnja dasar2 itu semakin
diperkeras kira2 disekitar tahun 1930, praktek2 jang telah
lama tak dipakai lagi, dalam beberapa hal bahkan sudah ra-
tusan tahun-mendjebloskan dalam bui dengan tak didahu-
243
lui o l ~h p ·m riksaan, tawanan2 perang jang dipekerdjakan
seb.t '· i budak-belian, hukuman2 mati dimuka umum, sik-
s,, n il untul m endapat pengakuan2, penjanderaan dan pem-
hu.tngan seluruh penduduk-bukan hanja mendjadi biasa
k ·mbali, tetapi djuga dibiarkan dan dipertahankan malah
ol ·h orang jang menganggap dirinja progresip. Setelah le-
wat zaman penuh peperangan, perang-saudara, repolusi dan
kontra-repolusi disemua bagian dunia, jang berlangsung
kira2 sepuluh tahun, barulah timbul Soing dan saingan2nja
itu sebagai teori2 politik jang disusun dengan sempuma.
Tetapi rnereka telah didahului oleh sistim jang ber-ma-
tjam2, pada umurnnja disebut totaliter, dan sudah lama dje-
las garis2 besar dunia jang akan muntjul dari kekatjauan jang
terdapat di-mana2 itu. Siapa orang2 jang akan menguasai du-
nia ini djuga sudah djelas. Sebagian besar kaum ningrat jang
baru itu terdiri atas birokrat, sardjana, ahli tehnik, pe-
mimpin serikat buruh, ahli. dilapangan penjiaran, guru,
wartawan dan ahli politik. Orang2 jang berasal dari kaum
pegawai pertengahan dan dari kelas buruh tjabang atas ini
dibentuk dan dikumpulkan oleh dunia industri jang dimo-
nopoli dan mereka ditimbulkan pula oleh pemerintahan
jang dipusatkan. Dibandingkan dengan lawan2 mereka dari
abad2 jang lalu, mereka ini !<:urang loba, kurang ingin hidup
dengan mewah, lebih haus akan kekuasaan se-mata2 dan
terutama lebih sedar akan apa jang mereka kerdjakan dan
lebih tegas bertudjuan menghantjurkan oposisi. Perbedaan
jang terachir inilah jang pokok. Dibandingkan dengan dja-
man sekarang, semua orang lalim masa lalu lembam dan tak
praktis. Boleh dikata,kan, bahwa golongan2 jang tadinja
berkuasa selalu ditulari pikiran2 jang liberal dan mereka
merasa puas, dengan membiarkan adanja kepintjangan di-
mana2 dan hanja memperhatikan jang diluamja sadja dan
tak menaruh perhatian atas pikiran2 rakjat umumnja. Ber-
dasarkan ukuran2 modem bahkan Geredja Katolik diabad
Pertengahan dapat dipandang lunak. Jang mendjadi sebab
pandangan itu dapat djuga dikatakan kenjataan, bahwa di-
masa silam tak ada suatu pemerintahan jang sanggup menga-
24-+
WMi rakjatnja terus-menerus. Tetapi penemuan ilmu men-
tj tak buku memudahkan penjaluran pendapat umum;
pilem dan radio kemudian turut memadjukan proses ini.
Dengan muntjulnja televisi dan perkembangan teknik, jang
memungkinkan pemakaian alat jang sama untuk menerima
dan menjiarkan sekaligus, berachirlah hidup perseorangan.
Polisi dapat meng-amat2 i setiap penduduk, atau paling se-
dikit setiap penduduk jang perlu diawasi selama duapuluh
empat djam dalam sehari dan rakjat dapat dikekang oleh
propaganda resmi, sedangkan semua tjara perhubungan jang
lain diputuskan sama sekali.
Baru sekali itulah mula pertama terbuka kemungkinan un-
tuk memaksakan bukan sadja kepatuhan jang seratus persen
kepada kemauan negara, tetapi djuga persamaan pendapat
jang seratus persen mengenai semua hal.
Seperti biasanja, setelah periode revolusi dari tahun keli-
ma dan keenampuluhan, masjarakat membagi diri kembali
atas golongan Atas, Tengah dan Bawah. Tetapi berlainan
dengan golongan2 jang sebelumnja, golongan Atas jang baru
ini tidak bekerdja menurut naluri, tetapi menjedari apa
jang perlu untuk mengekalkan posisinja. Orang sudah lama
tahu, bahwa satu2nja dasar jang tepat untuk oligarchi ialah
kolektivisme. Dengan mudah dapat dipertahankan keka-
jaan dan hak istimewa jang dipunjai bersama. Sebenarnja
apa jang disebut ,penghapusan milik partikelir", jang dise-
lenggarakan kira2 dipertengahan abad ini, berarti pemusa-
tan milik itu dalam tangan golongan jang djauh lebih ke-
tjil : tetapi deng~n perbedaan, bahwa pemilik jang baru ini
satu golongan dan bukan sedjumlah individu. Milik seorang
Anggota Partai tak lain dari hanja barang2 jang tak berarti.
Ber-sama2 para anggota Partai mempunjai semua di Ocea-
nia, karena mereka menguasai segalanja dan dapat memakai
barang2 jang ada sesuka hati mereka. Dalam tahun2 sesudah
Repolusi mereka sanggup menduduki posisi jang berkuasa
itu dengan hampir tak mendapat perlawanan, karena selu-
ruh proses itu diperkenalkan sebagai tindakan penjamara-
taan alias kolektivisasi. Orang selalu berpendapat, bahwa
24)
pembekuan golongan jang kapitalistis harus .diikuti oleh
sosialisme: dan bahwa golongan kapitalis itu sudah dibe-
kukan tak usah diragukan lagi. Pabrik2, tambang2, tanah,
rumah2, alat2 pengangkutan-semua telah diambil dari ta-
ngan mereka dan oleh karena sekarang tak ada lagi milik par-
tikelir, maka semua itu tentu mendjadi milik urnurn. Soing
jang tumbuh dari pergerakan Sosialisme dahulu dan jang
mewarisi istilahnja, segera menjelenggarakan dasar pokok
rentjana sosialisme itu, dengan akibat jang telah diramalkan
dan jang djuga diperhitungkan sebelumnja, jaitu bahwa
perbedaan ekonomi tetap ada.
Tetapi masalah2 jang berkenaan dengan pelandjutan susu-
nan masjarakat jang ber-tingkat2 itu lebih dalam . dari ini.
Golongan jang berkuasa hanja dapat kehilangan kekuasaan-
nja dengan empat tjara. Jaitu golongan itu dibekukan oleh
kekuasaan dari luar atau tjara memerintahnja kurang baik,
sehingga timbul pemberontakan, atau mereka membiarkan
bangkitnja golongan Tengah jang kuat dan jang tak merasa
senang ,atau mereka kehilangan kepertjajaan akan diri dan
kerelaan untuk memerintah. Sebab2 itu bukan timbul ter-
pisah satu sama lain dan boleh dikatakan, bahwa biasanja
keempat hal itu serentak ada sampai suatu tingkatan ter-
tentu. Suatu golongan berkuasa jang dapat bertahan terha-
dap semua itu, akan dapat tinggal tetap berkuasa. Achir2nja
djiwa golongan jang berkuasa itulahjang menentukan.
Sebenamja bahaja jang pertama itu sudah tak ada lagi se-
djak pertengahan abad ini. Boleh dikatakan masing2 ketiga
kekuasaan jang sekarang membagi dunia, .tak dapat ditak-
lukkan dan hanja akan dapat dialahkan oleh perubahan2 jang
per-lahan2 dalam hal kelahiran dan kematian, djumlah dan
rapatnja penduduk dsb. Tetapi suatu pemerintahan jang
mempunjai kekuasaan luas akan dapat menghindarkan peru-
bahan itu. Bahaja jang kedua itu djuga hanja ada dalam
teori. Rakjat djelata itu tak akan memberon~ak dengan
sendiri dan mereka tak memberontak, hanja oleh karena
mereka ditindas. Dan selama mereka tak diberikan apa2 se-
bagai ukuran perbandingan, selama itu djuga mereka me-
•.
"'t
m, ng tak akan sedar bahwa mereka ditindas. Krisis2 ekono-
mi jang tak kundjung berachir seperti dizaman jang silam
tak perlu sama sekali lagi dan kini tak dibolehkan lagi, te- A
tapi keadaan2 lain dan jang sama buruknja dapat terdjadi
dan terdjadi tanpa akibat2 politik, karena tak ada djalan un-
tuk memperlihatkan perasaan tidak senang. Masalah kelebi-
han produksi, jang sedjak perkembangan teknik mesin se-
lalu terdapatdalam masjarakat kita, telah dapat diselesaikan
dengan bantuan peperangan jang kekal (lihat Bah III), jang
djuga mempunjai manfaatnja untuk menjalakan semangat
rakjat sampai suatu tingkatan tertentu. Oleh karena itu,
maka dipandang dari sudut pendirian pemimpin2 kita jang
sekarang, bahaja satu2nja jang benar2 ada hanja terletak da-
lam pemisahan golongan baru jang terdiri atas orang2 pin-
tar, jang mempunjai kurang pekerdjaan dan jang mengi-
ngini kekuasaan; serta semakin tumbuhnja liberalisme dan
ke-ragu2an dalam golongan mereka sendiri. Artinja, soalnja
termasuk lapangan pendidikan. Djadi terletak dalam pe-
ngolahan kesedaran golongan jang berkuasa maupun golo-
ngan penjelenggara jang lebih besar, jang tepat dibawahnja
itu, dengan terus-menerus. Kesedaran massa hanja perlu
dipengaruhi dengan tjara jang negatip.
Sekiranja orang belum mengetahuinja, maka struktur u-
mum masjarakat Oceania akan dapat digariskan dengan
mengambil gambaran ini sebagai latar belakangnja. Dipun-
tjak piramide itu bertempat Bung Besar. Bung Besar maha-
tahu dan maha-kuasa. Setiap sukses, setiap hasil, setiap ke-
menangan, setiap penemuan dilapangan ilmu pasti, semua
pengetahuan, semua kepintaran, semua bahagia, segala ke-
murnian djiwa dipandang bersumber langsung pada pimpi-
nan dan inspirasinja. Tak ada orang jang pernah melihat
Bung Besar. Ia adalah suatu wadjah didinding, suatu suara
dari pesawat-tele. Kita boleh merasa pasti, bahwa ia ber-
pantang mati da:n telah ada keraguan besar tentang persoa-
lan hari lahirnja. Partai hanja ingin memperkenalkan diri-
nja kepada dunia dengan bertopeng Bung Besa:r: sadja.
Fungsinja ialah sebagai pusat tjinta, ketakutan dan hormat;
24-7
perasaanl! ini lahir lebih mudah untuk individu dari untuk
suatu organisasi. Dibawah Bung Besar berdiri Pusat Partai.
Djumlah anggotanja dibatasi sampai enam djuta atau sedikit
'
dibawah dua persen dari djumlah penduduk Oceania. Di-
bawah Partai Pusat: Partai Tjabang. Dan bila Partai Pusat
kita sebut otak negara, tepatlah bila kita samakan Partai
Tjabang dengan tangannja. Dibawahnja massa jang dungu,
jang umumnja kita namakan ,kaum Prole" dan jang barang-
kali meliputi delapanpuluh persen dari seluruh penduduk.
Dalam istilah2 jang dipakai dalam pendahuluan kaum prole
ini termasuk golongan Bawah: karena penduduk-budak se-
belah Chatulistiwa jang terus-menerus pindah2 dari tangan
pemenang jang satu ke jang lain, tak merupakan bagian jang
tetap atau jang perlu dari struktur masjarakat.
Pada dasarnja keanggotaan ketiga golongan ini tidak turun-
temurun. Dalam teori anak anggota2 Partai Pusat tidak di-
lahirkan dalam Partai Pusat. Orang2 jang hendak masuk da-
lam salah satu dari kedua bagian Partai harus melalui udjian
masuk, jang diadakan pada usia enambelas tahun. Pun tak
ada perbedaan bangsa, atau p~nguasaan njata oleh suatu
propinsi terhadap jang lain. Sampai dikalangan jang ter-
tinggi dalam Partai akan kita ketemukan orang2 Jahudi,
Habsji dan orang2 jang berdarah Indian murni dari Ameri-
ka Selatan dan pemerintahan suatu daerah selalu diberikan
kepada penduduk daerah itu. Tak ada penduduk suatu ba-
gian Oceania jang merasa didjadjah dan diperintah dari sua-
tu ibu negeri jang djauh. Oceania tak mempunjai ibu negeri
dan tak ada orang jang mengetahui dimana tempat-tinggal
pemimpinnja jang resmi. Bahasa lalu lintas alias lingua fran-
ca terutama sekali bahasa Inggris dan bahasa resminja Ba-
hasa-Baru. Selain dari itu tak ada lagi jang dipusatkan ,dii-
bu negeri" seperti dulu2. Pertalian antara pemimpin2nja
bukan turunan, tetapi adjaran jang sama. Memang suatu
kenjataan, bahwa masjarakat kita terbagi dalam lapisan2,
bahkan dengan pembatasan2 jang tegas, jang sepintas lalu
nampak seolah ditentukan oleh pembatasan jang turun-te-
murun. Adanja pergeseran dari golongan jang satu ke jang
24-8
lain djauh lebih berkurang dari dizaman kapitalisme, bah-
kan ·djuga djauh lebih kurang dari dizaman sebelum per-
kcmbangan industri 2. Antara kedua golongan-Partai itu me-
mang terdapat suatu pertukaran, tetapi gunanja sekadar un-
tuk mendjaga, agar pintu ke Partai Pusat tertutup bagi
orang2 lemah dan agar anggota Partai Tjabang jang tinggi
himmahnja dibekukan dengan memasukkan mereka kego-
longan Atas. Dalam praktek orang2 prole tak diizinkan ma-
suk kedalam Partai. Orang2 jang terpintar dalam kalangan
mereka, jang mungkin akan merupakan sumber perasaan
tidak senang, biasanja ditandai oleh Polisi-Pikiran dan di-
singkirkan. Tetapi hal 2 sematjam ini tak perlu tetap ada dan
djuga bukan merupakan soal dasar. Partai tak merupakan
kelas dalam pengertian lama. Partai tak bertudjuan menje-
rahkan kekuasaan kepada turunannja sendiri dengan begitu
sadja, dan seandainja takkan ada djalan lagi untuk memper-
tahankan, agar tampuk pimpinan tinggal tetap ditangan
orang2 jang paling tjakap, Partai akan rela sama sekali untuk
menjusun angkatan baru dari barisan kaum prole. Dalam
waktu2 jang lalu, pada waktu keadaan sangat berbahaja, pe-
ranan kenjataan, bahwa Partai bukan suatu badan jang tu-
run-temurun, besar sekali pengaruhnja dalam membekukan
pihak lawan. Kaum Sosialis jang lama, jang bertudjuan me-
merangi apa jang disebut ,perbedaan kelas", berpendapat
bahwa apa jang bukan turun-temurun djuga takkan dapat
kekal. Mereka tak menjedari, bahwa kekekalan suatu oli-
garchi tak perlu djasmaniah dan mereka djuga tak memi-
kirkan sedjenak, bahwa ningrat2 jang turun-temurun tak
hidup lama, sedangkan usia organisasi2 seperti Geredja Ka-
tolik, jang memungut orang2 dalamnja, kadang2 sampai
ratusan atau ribuan tahun usianja. Dasar hakiki suatu pe-
merintahan jang oligarchis bukan sifat turun-temurun dari
ajah keanak, tetapi kekekalan suatu pandangan hidup jang
tertentu jang diwariskan oleh jang mati kepada jang hi-
dup. Golongan jang berkuasa adalah golongan jang berku-
asa, selama golongan itu dapat menundjukkan penggantinja.
Soalnja bagi Partai bukan untuk memelihara kekekalan tu-
24-9
runannja, tetapi kekekalan dirinja. Siapa jang memegang
tampuk pimpinan tak mendjadi soal, asal struktur jang her-
tingkat2 itu tetap terpelihara. Semua kejakinan, kehiasaan,
pilihan, perasaan, pandangan, jang chusus hagi djaman kita l
ini dimaksudkan sehenarnja untuk menopangi mistik Partai
dan untuk menghindarkan, agar keadaan sehenamja dima-
sjarakat sekarang djangan sampai diselami. Pemherontakan
jang henar2 atau setiap la:rigkah persiapan kearah pemheron-
takan, mustahil pada saat ini. Dari kaum prole tak ada jang
ditakutkan. Dengan dihiarkan sendiri, mereka akan terus-
menerus hekerdja, heranak dan mati, turun-temurun dan
dari ahad keahad, hukan hanja dengan tak mempunjai suatu
keinginan untuk memherontak, tetapi dengan tak sanggup
menjedari, hahwa dunia ini akan dapat lain dari keadaannja
jang sekarang. Mereka haru akan dapat herhahaja , hila un-
tuk perkemhangan teknik-industr i mereka perlu dididik
ketingkat ketjerdasan jang lehih tinggi; t etapi oleh karena
persaingan militer dan ekonomi tidak penting lagi, ting-
kat pendidikan rakjat herkurang sekarang. Apakah rakjat
djelata menganut suatu pendapat tentang sesuatu atau tidak,
tak penting. Mereka diizinkan herpikir hehas, karena me-
reka tak herpikir. Sehaliknja, pendapat seorang anggota
Partai jang menjimpang sedikit sadja mengenai pokok jang
paling tak herarti, tak dapat dihiarkan hegitu sadja. Seo-
rang anggota Partai hidup sedjak lahir sampai kekuhuran
dalam awasan mata Polisi-Pikiran. Sekalipun ia seorang
diri ditempat anu, ia tak se-kali2 dapat memastikan, hahwa
ia seorang diri. Dimanapun djuga, biarpun ia tidur atau
hangun, hekerdja atau heristirahat, mandi atau ditempat
tidumja, ia selalu dapat di-mata2i dengan tiada diheritahu-
kan terlehih dahulu dan dengan tiada diketahuinja. hahwa
ia di-amat2i. Tak ada padanja dan diantara pekerdjaannja
jang tidak penting. Lingkungan kawan2nja, hihurannja, si-
kapnja terhadap isteri dan anak2nja, roman mukanja hila ia
sendiri, tjakap 2nja jang keluar tak setahunja dalam ia tidur,
hahkan gerak2 chusus hadannja, semua itu diselidiki dengan
tjuriga. Bukan hanja ke~alahan jang njata, te~api penjim-
2So
P· ngan 2 aneh betapa ketjilpun djuga, setiap perubahan ke-
biasaan, setiap gerak gelisah, jang rnungkin rnerupakan ge-
djala perdjuangan dalarn diri, diketahui dengan segera. Ia
tak ada kebebasan dalarn rnernilih apapun djuga. Sebaliknja
.tingkah-lakunja tak diatur oleh hukurn atau oleh dasar2 per-
gaulan jang dirurnuskan dengan djelas. Di Oceania tak ada .
hukurn. Pikiran2 dan tindakan2 anu jang hila ketahuan pasti
berarti hukurn rnati, tak ada jang dilarang setjara resrni:
pernbersihan2, siksaan2, tangkapan2 dan pernbasrnian jang
terus-rnenerus itu tak didjalankan sebagai hukurnan terha-
dap kesalahan jang njata dilakukan, tetapi rnaksudnja hanja
penjingkiran orang2, jang kelak mungkin akan berbuat ke-
salahan. Seorang anggota Partai bukan hanja diharapkan
rnernpunjai pendapat2 jang benar, tetapi djuga naluri2 jang
. benar. Kejakinan2 dan pendirian2 jang diingini, tak pernah
dinjatakan dalarn kata2 dan takkan dapat didjelaskan dengan
kata2 dengan tiada terturnbuk pada pertentangan2 jang ter-
dapat dalarn Soing. Bila ia seorang jang pada dasarnja orto-
doks, dalarn Bahasa-Baru: penaanut pikiranlurus, ia akan
rnengetahui dalam segala keadaan dan dengan tak usah ber-
pikir lagi apa kejakinan atau perasaan jang diingini itu. Te-
tapi biarpun bagairnana latihan djiwa jang luas dirnasa rnu-
danja dan jang berkisar pada kata2 Bahasa-Baru kesalahan-
buntu, hitamputih dan pikiranaanda, rnendjadikannja tak rnau
dan tak sanggup rnernikirkan sesuatu apapun djuga dengan
dalarn.
Diharapkan, bahwa seorang anggota Partai tak rnernpunjai
perasaan2 asli dan rnernpunjai sernangat jang tak kundjung
padarn. Ia dianggap hidup dalarn api kebentjian jang terus-
rnenerus terhadap rnusuh2 luar negeri dan pengchianat da-
larn negeri, hidup dalarn rnabuk kernenangan dengan selalu
rnerendahkan dirinja terhadap kekuasaan dan kepintaran
Partai. Perasaan tak senang, sebagai akibat hidupnja jang
harnpa dan tak rnernuaskan itu, diarahkan dengan sedar ke-
lm1r dan dialirkan dengan aneka-warna tipu-daja seperti
Bentji Dua Menit; renungan2 jang rnungkin akan rnenirn-
bulkan sikap skeptis atau rnenentang, telah terlebih dahulu
251
dimatikan oleh disiplin jang ditanam sedjak ketjil. Bagian
disiplin jang pertama dan jang paling sederhana, jang dapat
ditanam sampai dihati anak 2 ketjil, dinamakan dalam Baha-
sa-Baru: kesalahanbuntu. Kesalahanbuntu berarti daja untuk
berhenti tiba2, seolah setjara naluri, dimuka pintu pikiran
jang berbahaja. Berarti djuga daja untuk buta akan persesu-
aian2; daja untuk tak menjedari kesalahan2 dalam djalan
pikiran; kesanggupan untuk menangkap salah alasan2 jang
paling sederhana, bila alasan2 itu berbahaja bagi Soing dan
meliputi pula daja untuk berkesal hati atau djidjik terhadap
setiap djalan pikiran jang mungkin akan mengarah ke-piki-
ran2 jang bid'ah. Pendeknja kesalahanbuntu berarti kebodo-
han jang melindungi. Tetapi kebodohan tak tjukup. Seba-
liknja. keortodoksan dalam arti sebenamja meminta pe-
nguasaan proses2 djiwa sendiri, sama sempuma seperti sea-
rang tukang dansu diatas kawat menguasai kesetimbangan
badannja. Achir2nja masjarakat Oceania berdasarkan keper-
tjajaan, bahwa Bung Besar maha-kuasa dan Partai maha-
sempuma, ke-dua2nja takkan dapat berbuat salah. Tetapi
oleh karena sebenarnja Bung Besar tidak maha-kuasa dan
Partai tak maha-sempurna, maka kenjataan2 perlu diputar-
balikkan dari saat kesaat. Inilah jangdisebuthitamputih. Se-
perti djuga banjak kata Bahasa-Baru, kata ini mempunjai
dua arti jang saling bertentangan. Djika dipakai untuk mu-
suh, kata itu berarti kebiasaan untuk menjatakan dengan tak
malu, bahwa hi tam putih, djadi tak sesuai dengan kenjataan.
Djika untuk kawau separtai, kata itu berarti kerelaan jang
tulus untuk menjatakan bahwa hi tam putih, hila disiplin Par-
tai memintanja. Tetapi hitamputih djuga berarti daja untuk
pertfaja, bahwa hitam putih dan lebih keras lagi, mengetahui,
bahwa hitam putih dan melupakan, bahwa orang pemah
mempertjajai kebalikannja. Ini meminta perubahan masa
silam jang terus-menerus; perubahan ini dimungkinkan
oleh tjara berpikir, jang sebenamja melingkupi semua jang
lain itu, dalam Bahasa-Baru dikenal sebagai pikiranganda.
Perubahan masa silam diharuskan oleh dua alasan; jang
satu merupakan alasan tambahan, dapat dikatakan suatu
252
tindakan pentjegahan. Alasan tambahan itu ialah, bahwa
anggota Partai, seperti djuga kaum prole, tak memusingkan
keadaan2 hidup masa sekarang ini, sebagian oleh karena ia
tak mempunjai ukuran2 perbandingan. Perhubungannja de-
ngan negara2 asing diputuskan, karena perlu baginja untuk
pertjaja, bahwa keadaannja lebih baik dari keadaan nenek
mojangnja dan bahwa pada umumnja tingkat2 kemakmuran
kebendaan terus naik sadja. Tetapi alasan jang paling pen-
ting untuk mengubah masa silam ialah kebutuhan untuk
mendjamin kesempumaan Partai. Bukan hanja pidato2, sta-
tistik dan berbagai matjam laporan lain harus disesuaikan
selalu dengan keadaan, untuk melihatkan, bahwa setiap ra-
malan Partai benar, tetapi djuga suatu perubahan dasar
atau perimbangan politik se-kali2 tak dapat diakui. Karena
bertukar pikiran atau bahkan bertukar haluan politik, ialah
pengakuan kelemahan. Djika seandainja sekarang Eurasia
atau Asiatimur (atau siapapun djuga) mendjadi musuh, ma-
ka musuh itu harus tetap tinggal musuh. Dan djika kenja-
taan2 berkata lain, kenjataan2 itu harus diubah. Demikian-
lah sedjarah terus ditulis kembali, terus disadu:t:. Pemalsuan
masa silam jang dikerdjakan setiap hari oleh Kementerian
Kebenaran ini, sama perlu seperti kekekalan susunan pe-
merintahan sekarang, seperti penindasan dan urusan IDC).ta2
jang diselenggarakan oleh Kementerian Tjinta.
Dapat berubahnja masa silam merupakan adjaran pokok
Soing. Kedjadian2 dimasa silam, demikian dituturkan, tak
mempunjai hidup jang objektip, tetapi hanja masih hidup
terus dalam arsip 2 dan dalam ingatan orang. Masa silam ia-
lah apa jang ada dalam arsip dan ingatan orang: Dan Partai
menguasai semua arsip dan djuga djiwa anggota2nja. Akibat-
nja ialah, bahwa masa silam itu adalah masa silam seperti
jang dikehendaki oleh Partai. Akibatnja djuga ialah, bahwa
biarpun masa silam dapat berubah, ia tak ber-ubah2 dalam
suatu hal jang chusus. Karena bila masa silam itu ditjiptakan
kembali dalam bentuk seperti jang dibutuhkan pada suatu
saat jang tertentu, maka tjiptaan jang baru itulah masa silam
dan masa silam jang lain tak mungkin pemah ada. Hal ini-
2B
pun tetap herlaku, sekalipun (seperti sering terdjadi) ke-
djadian jang itu2 djuga harus diuhah her-kali2 dalam setahun
sampai tak keruan lagi duduknja perkara semula. Partai se-
lalu mempunjai kehenaran mutlak. Terang sudah kemutlak-
an itu tak mungkin lain dari jang seperti sekarang. Njata,
bahwa penguasaan masa silam tergantung per-tama2 pada
latihan ingatan. Mengusabakan, agar semua hatjaan sesuai
dengan keortodoksan saat ini, itu hanja suatu pekerdjaan
mekanis. Tetapi perlu djuga diingat, hahwa kedjadiart2 her-
langsung dengan tjara jang diingini. Dan hila susunan ke-
nang2an hendak diuhah atau hila perlu untuk memutar-
halikkan isi dokumen2, maka diuga perlu melupakan pemal-
suan itu. Tjara melakukan .ini dapat dipeladjari seperti se-
tiap tehnik djiwa jang lain. Tjara ini dipeladjari oleh seha-
gian hesar anggota Partai dan oleh semua jang pintar mau-
pun jang ortodoks. Dalam Bahasa-Lama disehut setjara te-
rang2an ,mengawasi kenjataan". Dalam Bahasa-Baru disehut
pikiranganda, hiarpun isi pikiranganda masih lehih banjak
lagi.
Arti pikiranganda ialab daja untuk mempunjai dan mene-
rima dua pendapat jang saling hertentangan. Intelektuil
Partai tabu, kearah mana ia barus menguhah ingatan2nja;
oleb karena itu ia tabu, habwa ia memper-main2kan kenja-
taan, tetapi ia mejakinkan dirinja dengan pikiranganda, hah-
wa kenjataan itu tak diperkosa. Proses itu barus disedari,
kalau tidak akan kurang teliti melakukannja, tetapi djuga
harus tidak disedari, agar djangan ikut dihangkitkan pera-
saan tentang sesuatu jang palsu dan karena itu perasaan her-
salah. Inti Soing ialah pikiranganda. Karena soal pokok hagi
Partai ialah dengan sedar memakai perdajaan dan dalam
pada itu memelihara ketetapan dasar tudjuan jang sedjalan
dengan suatu kelurusan jang sempurna. Mentjeritakan ho-
hong jang sengadja diadakan, dalam kita mempertjajainja
dengan tulus; melupakan setiap kenjataan jang telah men-
djadi djanggal dan hila perlu mengoreknja kemhali dari
dunia kelupaan selama dihutuhkan; mengingkari adanja
kehenaran jang ohjektip dan terus-menerus memperhati-
254
kan kebenaran jang diingkari itu- semua inilah jang paling
diperlukan. Bahkan dalam memakai perkataan pikiranganda
perlu dipakai pikiranganda. Karena dengan memakai perka-
taan itu kita mengakui, bahwa kita memperkosa kenjataan;
dengan memakai pikiranganda lagi pengetahuan ini kita ha-
pus pula; dan demikian terus-menerus dan bohong selalu
selangkah lebih dahulu dari kebenaran. Achir2 nja pikiran-
ganda menjanggupkan Partai-dan sepandjang pengetahuan
kita Partai barangkali akan tetap sanggup melakukannja se-
lama ribuan tahun-menghentikan perdjalanan sedjarah.
Semua oligarchi jang telah silam didjatuhkan oleh karena
membatu atau oleh karena djadi lemah. Karena mereka
djadi bodoh dan sombong dan kurang menjesuaikan diri
dengan keadaan2 jang berubah, maka mereka digulingkan;
atau mereka djadi liberal dan pengetjut: mereka mengalah
disaat mereka harus memperlihatkan gigi dan djuga di-
djatuhkan. Artinja mereka djatuh karena kesedaran atau
karena ketidak-sedaran. Prestasi Partailah untuk dapat
mentjiptakan suatu tjara berpikir, jang sekaligus dapat
mengandung kedua keadaan itu. Dan kekuasaan Partai itu
takkan dapat dikekalkan diatas dasar intelektuil jang lain.
Djika kita ingin berkuasa dan hendak tetap berkuasa, maka
kita harus sanggup memutar-balikkan perasaan akan ke~e­
naran. Karena rahasia penguasaan ialah menjatukan keper-
tjajaan pada kesempumaan diri sendiri dengan kesanggupan
orang dimasa lalu.
Rasanja hampir tak ada gunanja lagi mengutarakan, bahwa
orang2 jang paling pandai mempergunakan pikiranganda ia-
lah mereka jang mentjiptakan pikiranganda : mereka me-
ngetahui, bahwa pikiranganda adalah suatu sistim luas me-
ngenai perdajaan djiwa. Dalam masjarakat kita sekarangme-
reka jang paling tahu apa jang terdjadi adalah djuga mereka
jang paling djauh ketinggalan dalam hal melihat keadaannja
dunia jang sebenamja. Pada umumnja, semakin besar pe-
ngertian, semakin besar perdajaan diri; semakin pintar se -
seorang, semakin kurang normal ia. Gambaran jang djelas
mengenai hal ini ialah kenjataan, bahwa histeri-perang ter-
2H
dapat semakin hebat dikalangan jang semakin tinggi. Orang
jang memandang peperangan dengan pengertian jang paling
mendekati kebenaran ialah penduduk daerah2-sengketa. Bagi
mereka ini perang adalah tjelaka jang tak kundjung bera-
chir, jang bolak-balik meriimpa mereka bagaikan air surut-
pasang. Siapa jang menang, tak mereka pedulikan sama se-
kali. Mereka sedar, bahwa pergantian tuan2 besar itu hanja
berarti, bahwa mereka akan melakukan pekerdjaan jang sa-
ma seperti sebelurrinja bagi tuan2 jang sama, jang akan mem-
perlakukan mereka seperti tuan2 jang lama djuga.
Keadaan buruh, jang kita sebut ,kaum prole", agak lebih
baik sedikit. Mereka hanja sesewaktu sedar akan pepera-
ngan. Bila perlu, mereka ~apat dihangatkan sampai mata-
gelap karena takut dan penuh bentji, tetapi hila mereka di-
biarkan sendiri, mereka sanggup untuk melupakan selama
waktu2 jang lama, bahwa ada perang sedang berlangsung.
Semangat perang sebenarnja terdapat dikalangari Partai dan
terutama dalam Partai Pusat. Jang paling pertjaja pada pe-
nguasaan dunia ialah mereka jang tahu, bahwa hal itu musta-
hil. Pasangan hal2 bertentangan jang aneh ini-pengetahuan
dengan ketololan, cynisme dan kepanatikan-merupakan
salah satu diantara tjiri pokok masjarakat Oceania. Tjita2
jang resmi banjak mengandung pertentangan, sekalipun tak
ada alasan jang praktis. Dengan demikian Partai menolak
dan meng-indjak2 setiap prinsip jang mula2 mendjadi dasar
pergerakan sosialisme dan ini hendak dilakukannja atas na-
ma Sosialisme. Partai mengandjurkan pandangan rendah
terhadap kelas buruh, seperti belum pernah diandjurkan
ber-abad2 lamanja dan ia m enjuruh anggota2nja memakai
pakaian seragam jang dahulu dipakai oleh buruh-kasar dan
dipilih djustru oleh karena hal itu. Ia rrienghantjurkan per-
satuan keluarga setjara teratur dan menjebut pemimpinnja
dengan namanja, jang merupakan suatu andjuran langsung
pada persatuan keluarga. Bahkan nama2 keempat Kemente-
rian jang memerintah kita, memperlihatkan sematjam sifat
tak mengenal inalu dengan pekerdjaan mereka untuk me-
mutar-bal~kkan kenjataan2 dengan sengadja. Lapangan pe-

25'6
kerdjaan Kementerian Perdamaian ialah peperangan, Ke-
menterian Kebenaran bohong, Kementerian Tjinta siksaan
dan Kementerian Kemakmuran kelaparan. Pertentangan2
ini bukan kebetulan, djuga bukan akibat kemunafikan jang
rendah: semua itu adalah latihan2 jang dipikirkan masak2
dalam pikiranganda. Karena kekuasaan hanja dapat dikekal-
kan dengan memperimbangkan pertentangan2. Lingkaran
jang lama tak dapat diputuskan dengan tjara jang bagaima-
napun djuga. Bila persamaari manusia hendak dihindarkan
untuk selama-lamanja-bila golongan Atas hendak tinggal
tetap dikedudukan mereka jang sekarang-maka keadaan
djiwa jang berkuasa sekarang mesti diliputi kegilaan.
Tetapi ada satu pertanjaan jang sampai sekarang terus kita
lewati begitu sadja. Bunjinja begini: apa sebabnja pt:;rsa-
maan manusia harus dihindarkan? Djika perdjalanan proses
itu memang seperti jang telah diutarakan, apa perlunja niat
jang telah dipikirkan dalam2 sampai ke-bagian2 jang paling
ketjilnja ini untuk membekukan sedjarah pada suatu titik
jang tertentu?
Beserta pertanjaan ini kita menjinggung inti rahasia itu.
Seperti jang telah kita lihat, mistik Partai dan terutama Pu-
sat Partai tergantung pada pikiranganda. Tetapi lebih dalam
dari itu lagi terdapat alasan jang asli, naluri jang tak pernah
diselidiki, jang per-tama2 meningkat keperampasan kekua-
saan dan kemudian ke-pikiranganda, Polisi-Pikiran, perang
jang kekal dan jang menghidupkan keharusan2 jang lain itu.
Sebenarnja alasan ini. ..

Winston sedar, bahwa sekitarnja sunji, seperti djuga kita


sedar akan suara jang baru. Terasa olehnja, bahwa Julia te-
lah lama tinggal menjepi sadja. Gadis itu letak miring, ba-
dannja telandjang sedari pinggangnja keatas, dengan ta-
ngannja dibawah pipinja dan seikal rambut menutupi mata-
nja. Dadanja naik-turun dengan perlahan dan teratur.
Julia."
Tak ada djawaban.
~~ , Ju l"Ia, t1"d ur k au.7"
Tak ada djawaban. Ia sudah tidur. Winston menutup buku
itu, diletakkannja dengan hati2 diatas lantai, meluruskan
letaknja dan menjeliputi mereka berdua dengan sprei.
Ia masih belum mengetahui rahasia jang terachir itu, de··
mikian pikirnja. Ia mengerti bagaimananja, ia takmengerti
mengapanja. Sebenarnja, seperti djuga Bah III, Bah I tak
m entjeritakannja apa2 jang tak diketahuinja, tetapi hanja
menjusun apa jang telah diketahuinja. Tetapi setelah mem-
batja itu ia lebih sedar dari sebelumnja, bahwa ia tak gila.
Djika kita termasuk golongan si sedikit, biarpun golongan
minoritet jang terdiri atas seorang, namun ini tak berarti,
bahwa· kita gila. Ada kebenaran dan ada ketidak-benaran
dan hila kita berpegang pada kebenaran itu, sekalipun se-
luruh dunia menentang kita, kita tidak gila. Sinar kuning
matahari jang mau terbenam, masuk miring dari djendela
dan melintas atas banta!. Ia menutup matanja. Matahari
pada wadjahnja dan sintuhan tubuh gadis jang halus itu
memberikannja perasaan jang kuat, ngantuk dan pasti. Ia
aman, semua heres. Diwaktu ia tertidur ia berketjumik:
"Pikiran waras bukan soal statistik," dengan perasaan, bah-
wa pernjataan ini mengandung budi jang dalam.
X

SETELAH ia bangun, ia merasa, seolah ia telah tidur lama,


tetapi pandangan pada djam kuno itu mentjeritakannja,
bahwa waktu baru pukul duapuluh tigapuluh. Sedjurus ia
masih tinggal rebah ngantuk2, kemudian terdengar olehnja
orang menjanji dibawah djendela dan seperti biasanja de-
ngan suara-dada jang dalam :
Hanja bajangan kosong harapan;
Lalu bagaikan orang dilintasan,
Tapi satu pandang dan satu kata dan satu mimpi
Masih memikat hatiku kini.
Lagu itu rupanja masih tinggal populer. Kita mendengarnja
dimana sadja. Lagu itu hidup lebih lama dari ,Njanjian
Bentji". Karena njanjian itu Julia bangun dan meluruskan
badannja dengan nikmat dan keluar tempat-tidur .
. ,Aku lapar," katanja. ,Ajo, kita buat kopi. Persetan. Api
sudah mati dan air telah dingin ." Julia memegang kom-
por itu dan meng-gojang2nja.
,Tak ada minjaknja lagi."
,Barangkali dapat kita minta sedikit dari Charrington".
,Anehnja ialah, bahwa tadi kulihat kompor masih penuh.
Aku pakaian dahulu" sambungnja. ,Seolah bertambah di-
ngin rasanja."
Djuga Winston mengenakan pakaiannja. Suara jang tak
tjape2nja itu menjanji terus:
,Orang kata, waktu niadakan segala
Dan kita 'nantiasa dapat melupakan,
Tapi senjum, air-mata kini tiada
Masih djadikan hatiku rindu dendam."
Sete'lah Winston mengikatkan tali pinggang pakaian ker-
259
cljanja, ia melangkah menudju djendela. Matahari sudah
mesti menghilang dibelakang rumah2 . Batu2 ubin basah,
seolah baru dibersihkim dania merasa, seolah djuga udara
baru dibersihkan, demikian djernih dan putjat nampaknja
birunja .i tu diantara tjerobong2 asap. Perempuan itu mun-
dar-mandir seolah tak mengenal arti kata lelah, dimasuk-
kannja djepitan kain dalam mulutnja, dikeluarkannja kern-
bali, menjanji dan diam, menggantungkan popok2 dan
demikian seterusnja. Winston bertanja dalam hatinja, apa
pekerdjaan perempuan itu mentjutji untuk hidupnja, atau
budak dari dua atau tigapuluh tjutju. Julia telah datang
berdiri dekatnja, dan seolah terpesona mata mereka sama2
merenungi tubuh tegap jang dibawah itu. Dalam mereka
memandangi perempuan dalam sikapnja jang chusus itu,
dengan tangannja jang besar lurus keatas ketali djemuran
dan pantatnja jang besar itu menondjol kebelakang, Win-
ston sedar untuk pertama kali, bahwa perempuan itu tjan-
tik. Belum pernah nampak olehnja, bahwa tubuh seorang
perempuan jang berusia limapuluh tahun (jang oleh me-
lahirkan anak dilebarkan sangat, kemudian dikeraskan, di-
kasarkan oleh pekerdjaan sehingga nampaknja tak ubahnja
bagaikan umbi jang sudah terlalu masak) dapat tjantik. Te-
tapi memang demikian halnja, dan mengapa tidak? Tubuh
jang pedjal dan bagaikan sebongkah granit dan kulit merah
jang kasar itu berbanding sama terhadap seorang gadis se-
perti buah rnawar terhadap kernbang rnawar. Apa alasan
untuk memandang kembangnja lebih baik dari buahnja?
,Perempuan itu tjantik," katanja dengan suara bergumam.
,Lebar pinggangnja pasti satu meter," kata Julia.
,Itulah gaja ketjantikannja," kata Winston. Tangannja me-
meluk pinggang Julia jang langsing itu. Sedari lutut sampai
pinggangnja Julia berdiri rapat padanja. Dari tubuh mereka
tak akan tertjipta seorang anak. Hal satu2nja jang seumur
hidup takkan boleh mereka adakan. Mereka hanja da:pat
menjampaikan rahasia itu setjara lisan, dari djiwa kedjiwa.
Tegasnja pemandangan-hidup mereka takkan dapat disam-
paikan pada anak tjutju. Perempuan jang dibawah itu tak
26o
lw nljiwa; ia hanja mempunjai tangan jang kuat, hati jang
lMik dan perut jang subur. Winston bertanja pada dirinja,
h ' rapa kali sudah perempuan itu melahirkan anak. Barang-
k. 1i telah limabelas kali. Ia sudah melalui perkembangan-
nja jang tak lama itu, barangkali setahun ia setjantik mawar
liar dan kemudian dengan tiba2 mulai memuai bagaikan
bunga jang mekar dan mendjadi keras dan merah dan kasar
dan sesudah itu hidupnja hanja mentjutji, menggosok lan-
tai, menisik, masak, menjapu, menambal, mengepel, men-
tjutji, mula2 untuk anak2 nja, kemudian untuk tjutjunja, le-
bih dari tigapuluh tahun terus-menerus. Dan pada achir
perdjalanan hidupnja jang demikian itu ia masih menjanji.
Dengan sesuatu tjara, rasa hormatnja jang mistik terhadap
perempuan itu bertjampur dengan pandangan langit jang
putjat tak berawan, jang meluas tak berbatas dibelakang
tjerobong2 asap. Aneh rasanja memikirkan, bahwa langit
itu sama bagi setiap orang jang tinggal di Eurasia atau Asia-
timur maupun disini. Dan manusia jang dikolong langit ini
djuga hampir serupa-di-mana2 , diseluruh dunia, terdapat
ratusan atau ribuan djuta orang jang demikian, orang jang
sama2 tak tahu-menahu ten tang hid up masing2 , jang dianta-
rai oleh dinding bentji dan bohong dan biarpun demikian
toh hampir serupa-orang2 jang tak pernah beladjar ber-
pikir, tetapi jang mengumpulkan kekuasaan dalam djantung
dan perut dan otot2 mereka, jang nanti pada suatu hari akan
membalikkan dunia. Bila ada harapan, maka harapan itu
terdapat pada kaum prole. Dengan tiada membatja habis
buku itu, ia tahu, bahwa itulah pesan Goldstein jang sebe-
narnja. Masa datang terletak ditangan kaum prole. Dan
pastikah, bahwa ia, Winston Smith, takkan sama memusu-
hi dunia jang mereka dirikan nanti setelah tiba masanja, se-
perti ia memusuhi dunia Partai? Ja, paling sedikit oleh
karena dunia itu akan merupakan dunia pikiran waras. Di-
mana terdapat persamaan daradjat, disana mungkin ada pi-
kiran sehat. Besok lusa akan terdjadi: kekuatan akan ber-
tukar djadi kesedaran. Kaum prole takkan punah2 • Djika
kita melihat tubuh perkasa jang dibawah itu, hal itu tak
261
u~ah kita ragukan lagi. Achimja mereka akan bangun. Dan
s~·lwlum hal itu terdjadi, biarpun saatnja baru tiba seribu
t01hun Iagi dan kendati sedikit harapan, mereka akan tinggal
hidup bagaikan burung dan dari tubuh ketubuh mereka
akan m~nurunkan daja h:idup jang tak dipunjai dan tak da-
pat dimatikan oleh Partai. ,Masih kau:ingat ketilang, jang
menjanji untuk kita dipinggir hutan itu ?" tanja Winston,
,dihari pertama ?"
, Ia bukan menjanji untuk kita," kata Julia, ,ia menjanji
untuk kesenangannja sendiri. Bahkan itupun tidak. Ia hanja
menjanji sadja."
Burung menjanji, kaum prole menjanji, Partai tak me-
njanji. Diseluruh dunia, di London dan New York, di Afri-
ka dan Brasilia dan didaerah-daerah rahasia dan jang tak
boleh dimasuki diseberang perbatasan, didjalanan Paris dan
Berlin, di-desa2 dataran Rusia jang meluas tak berbatas, di-
pasar2 Tiongkok dan Djepang-di-mana2 kita ketemukan
tubuh jang kuat dan tak dapat ditumbangkan itu, besar ka-
rena bekerdja dan melahirkan, membanting tulang sedjak
lahir sampai kekuburan dan toh masih menjanji. Pinggang2
jang kokoh itu kelak mesti akan melahirkan suatu bangsa
jang terdiri atas manusia jang sedar. Kita sendiri termasuk
orang2 jang sudah mati, masa datang ditangan mereka. Dan
kita akan dapat mempunjai bagian dalam masa datang itu,
hila kita dapat memelihara djiwa jang hidup seperti djuga
mereka memelihara tubuh jang hidup itu dan meneruskan
adjaran jang berkata, bahwa dua tambah dua sama dengan
em pat.
,Kita manusia mat:i," kata Winston.
,Kita manusia mati," Julia menggemai setia.
,Kelian manusia mati," kata suara besi dibelakang mereka.
Mereka melontjat kesamping. Seluruh tubuh Winston
djadi dingin. Ia dapat melihat warna putih disekitar bidji
mata Julia dengan djelas. Wadjah gadis itu mendjadi ku-
ning bagaikan susu. Gintju jang masih ada kedua belah pi-
pinja itu njata sekali, seolah tak ada hubungannja sama
sekali dengan kulit dibawahnja.
262
, K lian manusia mati, " ulang suara besi itu.
, Dari belakang lukisan itu," bisik Julia.
, Dari belakang lukisail ini," kata suara itu.
,Tinggal tetap ditempatmu berdiri sekarang. Djangan
bergerak sebelum diperintahkan."
Sudah mulai, achirnja tiba djuga waktunja. Mereka hanja
dapat berdiri sambil ber-pandang2 an. Melarikan diri, me-
ninggalkan rumah itu sebelum terlambat-pikiran demikian
itu tak timbul dalam hati mereka. Mustahil untuk tak mem-
pedulikan suara besi jang keluar dari dinding itu. Kemudian
terdengar suara berdeklik, seolah ada knop jang diputar
dan suara gelas petjah. Lukisan itu djatuh dilantai dan mem-
perlihatkan pesawat-tele jang ada dibelakangnja.
,Sekarang mereka dapat m elihat kita," kata Julia.
,Sekarang kami dapat melihat kelian", kata suara itu.
,Ajo, sekarang ketengah kamar dan berdiri belakang-mem-
belakangi. Lipat tangan dibelakang kepala. Agak berdjau-
han sedikit."
Mereka berdiri agak berdjauhan, tetapi terasa, seolah
Winston merasa tubuh Julia gemetar. Atau barangkali ha-
nja gemetar tubuhnja sendiri. Dibawah terdengar ribut su-
ara sepatu, didalam dan diluar rumah. Seolah tempat itu
penuh orang. Terdengar orang menjeret sesuatu diatas ba-
tu2. Perempuan itu telah berhenti menjanji tiba2. Terde-
ngar gemer entj ing sesuatu jang ber-guling2, seolah ember
tjutjian itu dilemparkan dan kemudian ribut sorakan penuh
dengki jang diachiri oleh djeritan kesakitan.
,Rumah ini telah dikepung," kata Winston.
,Rumah ini telah dikepung," kata suara itu.
Winston mendengar, bagaimana gigi Julia gemeretuk.
, Waktunja telah tiba untuk berpisah," kata Julia.
, Waktunja telah tiba untuk berpisah," kata suara itu. Se-
sudah itu terdengar suara jang lain sama sekali. Suara jang
agak adab, jang rasanja seolah sudah pernah didengar oleh
Winston: ,Disamping itu, sebelum saja lupa: lni Jilin untuk
pergi tidur, ini kapak untuk memotona lehermu.,
Sesuatu jang gemerentjang djatuh diatas tempat tidur di-
264-
b l<kang Winston. Udjung tangga menondjol melalui djen-
d ·Ia dan memetjahkan katjanja. Ada orang jang naik mela-
lui djendela. Terdengar suara sepatu ditangga. Kamar itu
penuh algodjo berpakaian seragam jang hi tam, memakai se-
patu bertumit besi dan pentung2 ditangan.
Winston tak gemetar lagi. Bahkan matanja hampir tak
ber-gerak2 lagi. Hanja satu hal jang penting sekali: berdiri
tak ber-gerak2, dan djangan memberikan mereka alasan un-
tuk memukul. Seorang dengan wadjah litjin bagaikan sea-
rang djago djotos, dengan mulutnja jang tak lain dari suatu
tjelah, datang berdiri dimukanja dan meng-ajun2kan pen-
tungnja diantara telundjuk dan ibu-djarinja. Mata Win-
ston bertemu pandangannja. Perasaan, bahwa diri sendiri
telandjang, tangan dibelakang kepala dan wadjah dan tubuh
tak dilinuungi sama sekali, sungguh tak tertahan. Orang itu
mengeluarkan udjung lidahnja jang putih, mendjilat bagian
jang seharusnja merupakan bibirnja dan pergi sesudah itu.
Kemudian terdengar pula suara gemerentjang. Seorang di-
antara mereka itu mengambil gelas pengimpit kertas itu
dari medja dan melemparkannja keperapian sehingga petjah.
Karang jang ketjil, sesuatu jang berlingkar dan berwarna
merah-djambu bagaikan hiasan pada sebuah kue tartjis,
ber-guling2 diatas lantai. Betapa ketjil, pikir Winston, be-
tapa ketjilnja. Didengarnja sedu orang dan suara orang dja-,
tuh terenjak dibelakangnja dan mata kakinja mendapat ter-
djangan jang demikian keras, sehingga ia hampir kehilangan
kesetimbangannja. Seorang dari algodjo 2 itu menumbuk
keras perut Julia, · sehingga ia menggulung kesakit!ffi. Ia
menggelepar dilantai, seolah kehabisan napas. Winston tak
berani memalingkan kepalanja barang satu milimeter pun
djuga, tetapi sekali2 nampak djuga olehnja wadjah Julia jang
putjat-lesi dan mengengah itu. Bahkan dalam ketakutannja,
ia seolah merasa kesakitan itu dalam badannja sendiri, rasa
sakit jang toh kurang penting djika dibandingkan dengan
usaha Julia untuk dapat bernapas kembali. Winston me-
ngetahui rasanja itu: rasa sakit jang telah menjiksa diri se-
lama ini, tetapi jang tak dapat diderita, karena kita harus
265
dapat bemapas biasa terlebih dahulu. Sesudah itu dua orang
memegang lutut dan bahunja dan mereka mengangkutnja
keluar seolah ia sebuah karung. Winston melihat selintas
wadjahnja, kuning dan berpiuh-pilin, dengan mata tertutup
dan dengan kedua belah pipinja jang masih bergintju; dan
gadis itu menghilang dari pandangannja.
Ia berdiri menegun. Ia belum kena pukul. Pikiran2 jang
timbul dengan sendiri, tetapi jang seolah tak berarti rasa-
nja, mulai melintasi kepalanja. Ia ingin tahu, benarkah tuan
Charrington djuga turut tertangkap. Ia ingin tahu, apa jang
terdjadi dengan perempuan jang mendjemur pakaian itu.
Ia merasa, bahwa ia kepingin kentjing dan karena itu me-
rasa heran sedikit, karena ia baru kentjing dua, tiga djam
jang lalu. Ia melihat, bahwa djam kuno itu berbunji sem-
bilan kali, artinja: pukul duapuluh satu. Tetapi terlalu te-
rang rasanja. Bukankah hari sudah malam: mestinja lebih
gelap pada waktu pukul duapuluh satu dan pada sebuah rna-
lam dibulan Agustus.
Ia bertanja dalam hatinja, apakah ia dan Julia salah waktu
rupanja-barangkali mereka tidur terus satu malam dan
mengira, bahwa hari pukul duapuluh tigapuluh, sedangkan
waktu jang sebenamja ialah pukul delapan tigapuluh dipagi
berikutnja. Tetapi ia tak meneruskan djalan pikirannja itu.
Tak ada gunanja.
Ia mendengar langkah jang agak enteng ditangga. Tuan
Charrington masuk kamar. Sikap algodjo 2 jang berpakaian
seragam hitam itu agak menghamba tiba2. Roman tuan
Charrington diuga agak berubah sedikit. Matanja terpan-
tjang pada petjahan2 gelas pengimpit kertas itu.
,Kumpulkan itu," perintahnja dengan suara keras.
Seorang membungkuk patuh. Aksen jang rendah itu sudah
hilang sama sekali. Winston tahu tiba2 suara siapa jang baru
sadja didengamja melalui pesawat tele itu. Tuan Charring-
ton masih memakai djas beludrunja jang tua, tetapi ram-
butnja jang dahulu hampir putih, telah djadi hitam. Dan
djuga ia tak berkatja-mata lagi. Ia melihat tadjam ke Win-
ston, seolah hendak melihat, apakah ia bukan orang lain
266
d.ut kemudian tak mempedulikannja lagi. Tuan Charring-
t n masih dapat kita kenai, tetapi ia telah mendjadi orang
lain. Wadjahnja hanja mengalami sedikit perubahan, tetapi
tjukup untuk mengubah romannja. Alis matanja jang hi tam
itu telah djadi kurang kasar, kerut2 nja hilang, roman muka-
nja seolah sudah berubah, bahkan hidungnja seolah bertam-
bah pendek. Winston sedar, bahwa ia berhadapan untuk
pertama kali dalam hidupnja dengan seorang anggota Po-
lisi-Pikiran.
BAGIAN KETIGA

lA tak tahu dimana ia kini. Barangkali dalam gedung Ke-


menterian Tjinta, tetapi tak ada kemungkinan untuk me-
ngetahuinja dengan pasti.
Ia ada dalam sebuah sel jang tak berdjendela, jang ber-
para2 tinggi dan jang mempunjai dinding porselen putih
jang mengilau. Ruang itu diterangi oleh njala dingin dari
lampu2 jang tak kelihatan dan ia mendengar suara dengung-
an jang per-lahan2 dan terus-menerus dan jang menurut
persangkaannja berhubungan dengan alat pendjemihkan
udara. Sebuah bangku atau papan jang hanja tjukup Iebar
untuk tempat-duduk dipasang pada dinding sekitar dan ha-
nja diselang oleh pintu dan tepat diseberang pintu itu ter-
dapat pot kakus tanpa alas kajunja. Ada empat buah pesa-
wat-tele, sebuah di-tiap2 dinding.
Ia merasa sakit ngilu diperutnja. Rasa sakit jang tak hi-
lang2 sedjak mereka melemparkannja bagaikan sebuah bung-
kusan kedalam sebuah mobil gerobak jang tertutup sama
sekali dan membawanja. Tetapi ia djuga lapar. Sematjam
lapar tak sehat, linu rasanja. Barangkali sudah lewat dua-
puluh empat djam sedjak ia makan. Mungkin djuga sudah
tigapuluh enam djam. la belum tabu dan barangkali pabila-
pun takkan tahu ia apakah waktu mereka menangkapnja itu
· pagi atau malam. Sedjak ia ditangkap ia tak mendapat ma-
kanan.
Duduknja dibangku itu bagai terpaku, tangannja berpeluk
lutut. Ia telah beladjar duduk tak ber-gerak2. Kalau ada
jang bergerak tiba2, mereka akan ber-teriak2 dari pesawat-
tele. Tetapi keinginannja akan makanan semakin meliputi-
nja. Jang paling ia ingini}alah sepotong roti. Kalau tak salah
ada beberapa kerakroti dikantong pakaian kerdjanja. Bah-
kan mungkin-pikirannja ini disebabkan oleh karena seben-
268
tar2 seolah ada rasanja jang menggelitik pahanja-ada sepo-
tong kerak jang besar. Achirnja keinginannja untuk menge-
tahui ini memenangi takutnja; ia memasukkan tangannja
kedalam kantt,mgnja.
,Smith!" teriak suara dari pesawat-tele," 6079 Smith W!
Dalam sel2 tangan tak boleh masuk kantong".
Ia duduk pula seperti patung dengan tak ber-gerak2, ta-
ngan berpeluk lutut. Sebelum ia dikemarikan, ia dibawa
terlebih dahulu ketempat jang lain, pendjara biasa barang-
kali atau ruangan-tahanan jang dipakai oleh ronda2. Ia tak
tahu berapa lama ia disitu, tetapi paling sedikit beberapa
djam; sulit untuk menaksir waktu dengan tiada djam dan
terang siang hari. Ruangan itu ribut dan bau sekali. Ia di-
tempatkan dalam sebuah sel jang sama dengan selnja seka-
rang, tetapi kotor dan bau dan terus dipadati oleh sepuluh,
limabelas orang. Sebagian besar orang2 itu terdiri atas pen-
djahat2 biasa, tetapi ada djuga diantaranja tahanan 2 politik.
Waktu itu ia bersandar pada dinding dan duduk membatu,
bertindih lutut dengan tubuh2 kotor; ia terlalu dipengaruhi
oleh ketakutan dan rasa sakit perutnja untuk banjak me-
ngambil perhatian atas kedjadian sekitarnja; tetapi biarpun
demikian masih nampak olehnja perbedaan perangai jang
mengherankan an tara tahanan2 Partai dan jang lain2. Tahan~n2
Partai selalu diam dan takut, tetapi pendjahat2 biasa itu seo-
lah tak mempedulikan sekitarnja. Mereka menjemburkan
tjatji-maki kearah pendjaga2 dan mereka melawan ma-
ti2an, bila barang2 mereka disita. Mereka menulisi lantai
dengan perkataan2 kotor, mereka makan makanan selundu-
pan jang mereka keluarkan dari lipatan rahasia dalam pa-
kaian, dan mereka berteriak keras2 malah mengatasi suara
pesawat-tele jang mentjoba menenangkan keadaan. Seba-
liknja beberapa orang diantara mereka seolah berhubungan
baik dengan pendiaga, mereka menjapa pendjaga2 itu de-
gan nama2 djulukan dan mentjoba minta rokok melalui
djendela ketjil dalam pintu. Pendjaga2 itu djuga memper-
lakukan pendjahat2 biasa dengan agak sabar, sekalipun me-
reka harus bertindak keras. Banjak dibitjarakan kamp 2-
269
kerdja-paksa, kemana kebanjakan tawanan itu menurut
sangkaan mereka akan dikirimkan. Selama kita mempunjai
hubungan2 baik dan tahu taktiknja, demikian ia menjim-
pulkan, hidup dalam kamp2 itu ,beres". Disitumainsogok2-
an, pilih kawan dan berbagai keadaan pintjang, perhubungan
kelamin samadjenis dan pertjabulan men-djadi 2. Malahan
disitu jenever dibuat dari kentang setjara rahasia. Kedudu-
kan2 jang bertanggung-djawab hanja diberikan kepada pen-
djahat2 biasa, terutama kepada bandit2 dan pembunuh2, jang
membentuk sematjam golongan ningrat. Semua pekerdjaan
rendah diserahkan kepada tahanan2 politik.
Segala matjam tahanan pada datang dan pergi: pedagang2
obat bius, pentjuri, bandit, pedagang2 gelap, pemabuk2,
perempuan2 djalang. Beberapa orang mabuk demikian ga-
lak, sehingga tahanan2 lain harus bekerdja sama untuk
mengekangnja. Sambil meng-gelepar2 dan ber-teriak2 seo-
rang perempuan besar bangkai, berusia enampuluh tahun,
dengan tetek besar jang bergelambir terkelepai dan dua se-
lampit rambut putih tebal, jang terlepas diwaktu perkela-
hiannja tadi, dibawa masuk kedalam oleh empat orang
pendjaga, jang masing2 memegang salah satu udjungnja.
Diwaktu ia mentjoba menerdjang mereka dengan sepa-
tunja, mereka merenggutkan sepatu itu dari kakinja dan
mentjampakkan perempuan itu kepangkuan Winston, se-
hingga tulang paha Winston hampir patah. Perempuan itu
berdiri sendiri dan meneriakkan mereka diwaktu mereka
pergi dengan: ,Djahanam2" . Kemudian ia melihat, bahwa
iaduduk diatas sesuatu jang tak rata dan mendjatuhkan du-
duknja dari pangkuan Winston keatas bangku.
,Maaf, sajang," katanja. ,Kalau tidak karena polisi2 itu,
aku takkan duduk dipangkuanmu. Mereka tak tahu bagai-
mana memperlakukan seorang wanita, betul tidak ?" Ia ber-
henti sebentar, menepuk dadanja dan beserdawa.
,Maaf," katanja, ,Perasaanku aneh rasanja." I<\ membung-
kuk kedepan dan muntah puas keatas lantai.
,Sjukur," katanja dan bersandar kebelakang dengan me-
medjamkan mata.
270
,Djangan tahan2 , kataku selalu. ,Keluarkan sadja selagi
masih segar diperut."
Perempuan itu bertambah siuman sedikit, memalingkan
wadjahnja untuk melihat Winston sekali lagi dan nampak-
nja seolah ia segera merasa tertarik oleh Winston. Ia mele-
takkan sebuah tangan jang berat pada bahu Winston dan
mendekatkannja padanja dan menapaskan bau bir dan mun-
tah kewadjahnja.
,Namamu siapa sajang?" tanjanja.
,Smith," kata Winston.
,Smith?" kata per~mpuan itu. ,Lutju benar. Namaku dju-
ga Smith. Wah," sambungnja sentimentil; ,aku akan bisa
djadi ibumu."
Memang akan mungkin, bahwa perempuan itu ibunja, pi-
kir Winston. Usia dan romannja kira2agak serupa dan bukan
mustahil, bahwa orang2 jang telah tinggal dikamp-kerdja-
paksa duapuluh tahun lamanja berubah.
Dari jang lain2 itu tak ada jang menjapanja. Mengherankan
bagaimana pendjahat2 biasa itu menganggap sepi tahanan2
Partai itu. ,Orang2 politika," demikianlah mereka mena-
makan tahanan2 Partai itu dengan sematjam pandangan
rendah masa bodoh. Tahanan2 Partai itu seolah takut sekali
untuk menjapa seseorang dan lebih2 untuk ber-tjakap2 jang
seorang dengan jang lain. Hanja sekali sadja ia mendengar
dalam ribut suara2 itu dua anggota Partai, ke-dua2nja pe-
rempuan, saling bertukar beberapa perkataan dengan ber-
bisik-tjepat2, diwaktu mereka berdua duduk berdekatan
sekali diatas bangku itu; jang didengarnja itu ialah pernja-
taan tentang sesuatu jang disebut ,kamar satu-nol-satu" dan
jang tak dimengertinja.
Barangkali telah lalu dua, tiga djam sedjak mereka mem-
bawanja kemari. Sakit ngilu diperutnja itu tak mau hilang
sadja, tetapi kadang2 tambah baik dan kadang2 tambah sakit
pula dan sesuai dengan itu pikiran bertambah luas atau
sempit. Bila rasa sakit itu semakin djadi, ia hanja memikir-
kan rasa sakit itu sendiri dan keinginannja akan mak.anan.
Bila agak mendingan, ia takut sekali. Ada kalanja hal 2 jang
2]1
kelak akan menimpa dirinja terbajang demikian hidup, se-
hingga djantungnja gedebak-gedebur dan bernapasnja sulit-
Ia merasa pentung2 itu memukuli sikunja dan sepatu her.
tumit besi itu menerdjangi tulang keringnja; ia melihat
dirinja merangkak ditanah, ber-teriak2 minta ampun de-
ngan gigi jang sudah dihantjurkan. Julia hampir tak
pernah timbul dalam ingatannja. Ia tak dapat memusatkan
pikirannja padanja. Ia mentjintainja dan takkan meng-
chianatinja, tetapi itu hanja kenjataan jang diketahuinja se-
perti djuga ia mengetahui dalil2 ilmu hitungan. Ia tak me-
rasa kasih terhadapnja dan bahkan hampir tak bertanja
dalam hatinja nasib jang mungkinmenimpa diri Julia. Piki-
rannja lebih sering berkisar pada O'Brien, dengan njala2
harap. O'Brien mesti tahu, bahwa ia ditangkap. Persauda-
raan, demikian kata O'Brien, tak pernah mentjoba meno-
long anggota2nja. Tetapi silet itu ada; kalau mungkin me-
reka akan mengirimkan silet itu. Barangkali masih ada wak-
tunja selama lima sekon, sebelum pendjaga dapat masuk
selnja. Silet itu akan menusuknja dengan sematjam di-
ngin jang membakar dan bahkan djari jang memegangnja
akan terpotong sampai ke-tulang2 nja. Semua tergantung
pada tubuhnja jang sakit2 itu, jang mundur ketakutan meng-
hadapi sakit jang seketjil manapun djuga. Ia tak merasa pasti
apakah ia akan memakai silet itu, seandainjapun ada kesem-
patannja. Lebih sesuai dengan kehendak alam untuk hidup
dari saat kesaat, untuk menerima hidup 1 o menit lagi, pun
dengan kepastian, bahwa diachir hid up itu menanti siksaan.
Kadang2 ia mentjoba menghitung djumlah ubin porselen
pada dinding sel itu. Pekerdjaan jang sebetulnja tak sulit,
tetapi tiap 2 kali ia lupa sadja pada suatu djumlah. Tetapi le-
bih sering lagi ia ingin tahu dimana ia dan pukul berapa
kini. Kadang2 ia merasa dengan pasti, bahwa diluar hari te-
rang-benderang dan disaat berikutnja ia merasa dengan sa-
ma pasti pula, bahwa hari gelap membuta. Dalam gedung
ini, demikian ia menjedari setjara naluri, lampu tak pernah
dimatikan. Inilah tempat jang tak mengenal gelap: sekarang
ia m engerti, apa sebab 0 'Brien seolah mengerti sindirannj a.
272
Dalam Kementerian Tjinta tak ada djendela. Selnja itu
mungkin di-tengah2 gedung atau dipinggir sekali, mungkin
sepuluh tingkatan dibawah tanah atau tigapuluh tingkatan
diatasnja. Ia melajangkan pikirannja dari tempat jang satu
ketempat jang lain dan mentjoba menarik kesimpulan dari
perasaan badannja apakah ia tinggi diudara atau ditanam
djauh didalam tanah.
Ia mendengar derap2 sepatu berbaris diluar. Pintu besi itu
dibuka dengan suara ribut. Seorang opsir muda, rapi dalam
pakaian seragam hitamnja jang berkulit mengilau bekas di-
gosok, dan dengan wadjah putjat berbentuk tadjam jang
bagaikan topeng lilin, melangkah masuk melalui pintu de-
ngan gagahnja. Ia memberi isjarat kepada pendjaga2 diluar
untuk membawa tahanan jang mereka bawa itu. Ample-
forth, penjair itu, masuk per-lahan2. Pintu tertutup pula
dengan suara ribut.
Ampleforth membuat beberapa gerak tak tentu kekiri-
kanan, seolah ia mengira, bahwa masih ada sebuah pintu
lagi jang memberikannja djalan keluar. Dan kemudian ia
mundar-mandir dalam sel itu. · Ia belum melihat Winston.
Matanja jang takut itu merenungi titik dinding jang seme-
ter lebih tinggi dari tempat kepala Winston. Ia tak berse-
patu, djari kaki jang besar2 dan k6tor menondjol mela,lui
lobang2 kaus kakinja. Pun sudah lewat beberapa hari sedjak
ia mentjukur djanggutnja untuk penghabisan kalinja. Ram-
but2 pendek jang menutupi wadjahnja sampai ketulang pipi-
nja itu memberikannja roman seorang bandit, jang aneh
nampaknja djika dibandingkan dengan perawakannja jang
besar dan lemah dan gerak2 gelisahnja itu.
Winston membangunkan dirinja sedikit dari tagih tidm-
nja. Ia harus berbi'tjara dengan Ampleforth dan mengambil
risiko, bahwa pesawat-tele itu akan berteriak. Bahkan
mungkin, bahwa Ampleforthlah pembawa silet itu.
,Ampleforth", katanja.
Pesawat-tele itu tak berteriak. Dengan agak terkedjut
Ampleforth berhenti mundar-mandir. Perlahan-lahan ma-
tanja menetap pada Winston.
273
,Smith!" katanja. ,Kau djuga."
,Kenapa kau ditahan ?"
,Untuk berterus-terang ... " Dengan kaku ia duduk di-
bangku dihadapan Winston. ,Hanja ada satu kesalahan, bu-
kan ?" katanja.
,Dan kesalahan itu kaulakukan ?"
,Rupa2nja."
Diletakkannja tangannja pada keningnja dan kemudianme-
mitjit pelipisnja sebentar, se-akan2 ia mentjoba mengingat-
kan sesuatu.
,Hal demikian itu terdjadi," mulainja samar. ,Aku ber-
hasil mengingat satu hal - satu kemungkinan. Sungguh
bodoh aku waktu itu. Kami lagi mengerdjakan penerbitan
terachir sadjak2Kipling. Perkataan ,Tuhan" aku biarkan dia-
chir satu kalimat. Bukan salahku!" sambungnja agak mem-
bantah dan mengangkat kepalanja melihat ke Winston. ,Ka-
limat itu tak mungkin dapat diubah. Sadjaknja· ialah ,pe-
njuruhan." Tahukah kau betapa sedikitnja kata2 bersadjak
bagi ,penjuruhan"? Se-hari2an aku me-mikir2kannja sampai
pening kepalaku. Tak ada perkataan bersadjak lainnja."
Air mukanja berubah. Bajangan rasa dongkolnja menghi-
lang dan sesaat mat'imja memantjar hampir gembira. Se-
matjam kepuasan djiwa, girang hati seorang jang mengha-
biskan umurnja dengan membatja buku; kepuasan hati
karena mendapat sesuatu jang tak berguna, memantjar me-
lalui wadjah kotor dan jang ditumbuhi rambut2 pendek itu.
,Pernahkah timbul padamu pikiran," katanja, ,bahwa se-
luruh sedjarah puisi kita.ditentukan oleh kenjataan, bahwa
bahasa kita mempunjai demikian sedikit kata bersadjak."
Tidak, pikiran chusus demikian tak pernah timbul dalam
diri Winston. Dan dalam keadaan2 tertentu, hal itu djuga tak
begitu penting baginja dan tak tjukup menarik perhatiannja.
,Tahukah kau pukul berapa sekarang?" katanja.
Ampleforth kaget pula rupanja .
,Waktu tak ada kupikirkan sama sekali. Aku ditangkap-
mungkin dua hari jang lalu-barangkali tiga." Matanja me-
ngitari dinding sel itu, se-olah2 ia setengah berharap akan
274-
nH llhat sebuah djendela. ,Dalam gedung itu malam dan si-
•'11 t hari sama sadja. Aku tak tahu, bagaimana kita dapat
m n.g tahui waktu."
M ·reka ber-tjakap2 tak menentu beberapa menit. Sesudah
ltu pesawat-tele berter iak dengan tiada alasan djelas dan
m •merintahkan mereka untuk diam. Winston tinggal du-
duk tenang dengan tangan dilipat. Karena Ampleforth ter-
lalu besar perawakannja; maka ia tak dapat duduk enak di-
bangku jang tak lebar itu; duduknja gelisah ber-geser2 kian-
kemari, melipat tangannja jang kurus itu mula2 pada lutut
jang satu, kemudian pada jang lain. Pesawat-tele memben-
taknja menjuruhnja duduk membatu. Waktu berdjalan te-
r us. Duapuluh menit; satu djam-sulit untuk memastikan-
nja. Dan diluar terdengar pula suara sepatu. Usus Winston
m engkerut. Tak akan lama lagi, barangkali lima menit lagi,
barangkali sekarang ini, derap 2 sepatu itu mungkin berarti,
bahwa gilirannja sendiri telah tiba.
Pintu dibuka. Opsir muda dengan wadjah kaku itu masuk.
Dengan isjarat pendek ia menundjuk ke Ampleforth.
,Kamar Ioi," katanja.
Dengan tjanggung Ampleforth keluar diapit pendjaga2 ,
pada wadjahnja bajangan ketakutan samar2, tetapi dengan
tiada mengerti.
Terasa seolah waktu telah berselang lama. Sakit dalam pe-
r ut Winston bertambah pula. Pikiran2nja ber-kisar2 terus-
menerus dilingkaran jang sama. Jang mendjadi pikirannja
hanja enam hal. Sakit perutnja; sepotong roti; darah dan
teriakan; O'Brien; Julia; silet. Ususnja kedjang pula, de-
rap berat sepatu itu mendekat. Setelah pintu dibuka, udara
jang masuk melalui pintu itu membawa serta bau keringat
dingin. Parsons masuk sel. Ia memakai tjelana pendek khaki
dan kemedja bertangan pendek.
Sekali ini Winston demikian terkedjut, sehingga ia lupa
akan dirinja. ·
,Kau disini!" katanja.
Parsons melihat Winston dengan pandangan tanpa perha-
tian atau tanda kaget, tetapi hanja dengan kesedihan .
2 ]5
Ia mundar-mandir gelisah, njata tak sanggup untuk duduk
diam. Setiap ia meluruskan kakinja, lutut gendutnja itu
nampak gemetar. Matanja terbelalak merenungi, seolah ia
mesti memandangi sesuatu, jang ada tak djauh antaranja da-
lam ruang.
,Apa sebabnja kau ditahan ?" tanja Winston.
· ,Pikiransalah!" kata Parsons, hampir menangis. Dari bunji
suaranja itu sekaligus terdengar pengakuan lengkap dan se-
matjam kengerian tak pertjaja, bahwa perkataan demikian
itu dapat dikenakan pada dirinja sendiri. Ia berhenti dimuka
Winston dan menanjakannja dengan suara ber-iba2 : ,Per-
tjajakah kau kawau, bahwa mereka akan menembak mati
aku? Mereka tak mematikan orang jang sebenamja tak me-
lakukan apa2 -hanja pikiran jang tak dapat kita kuasai? Aku
tahu, bahwa kita diperiksa dengan djudjur. Ja, dan aku me-
mang pertjaja pada mereka! Mereka pasti mengetahui pe-
kerdjaanku selama ini, bukan? Kau tahu siapa aku. Dipan-
dang dari sudut tjara hidupku, bukan orang djahat! Tentu
bukan orang pintar, tetapi radjin. Bukankah aku selalu
mentjoba bekerdja se-baik2 nja untuk Partai? Kukira, bah-
wa hukuman lima tahun sudah tjukup bagiku, bukan? Atau
kalau perlu sepuluh tahunpun djadi. Orang seperti aku ini
tentu akan berguna djuga dalam kamp-kerdja. Bukankah
kau djuga berpendapat, bahwa mereka takkan menembakku
mati, karena aku menjimpang sekali ?"
,Bersalahkah kau ?" tanja Winston.
,Tentu sadja aku bersalah!" kata Parsons sambil melihat
kepesawat-tele dengan pandangan seorang budak. ,Kalau
aku bukan bersalah, masakan Partai akan menangkapku!"
Wadjah kodoknja itu bertambah tenang sedikit dan bahkan
membajangkan roman jang agak munafik. ,Pikiransalah ada-
lah sesuatu jang mengerikan, kawau", katanja sungguh.
,Membahajakan. Pikiransalah akan dapat menguasai kita
dengan tak kita sedari. Tahukah kau bagaimana aku didje-
ratnja? Lindur waktu kutidur. Ja, memang benar. Dan aku,
orang jang bekerdja keras dan jang mentjoba menjumbang-
kan tenaganja, tak pemah sedar sedikit djuga, bahwa aku
2]6
nwmpunjai pikiran2 salah dalam otakku. Dan kemudian aku
ntul ai ber -tjakap 2 waktu tidur. Tahukah kau apa jang me-
n~ ka dengar kukatakan ?"
uaranja direndahkannja, bagaikan orang jang karena per-
timbangan kesehatan terpaksa·mengatakan sesuatu jang ko-
tor.
,Hantjurkan Bung Besar." Ja, itulah jang kukatakan wak-
t u kutidur! Dan ber-ka42 rupanja. Antara kita sama kita,
kawan, aku merasa senang, bahwa mereka menangkapku
sebelum pikiransalahku itu semakin bertambah. Tahukah
kau apa jang akan kukatakan nanti, kalau aku dihadapkan
kemuka pengadilan? ,Terima kasih tuan, kataku nanti, aku
mengutjapkan terima kasih karena tuan menolongku, sebe-
lum terlambat." ·
,Siapa jang mengadukanmu ?" tanja Winston.
,Anakku jang perempuan," kata Parsons dengan sematjam
kebanggaan jang sedih. ,Apa jang kukatakan didengamja
dari lobang pintu dan segera mengadukannja keesokan ha-
rinja kepada ronda. Tjukup sigap bagi anak berusia tudjuh
tahun, bukan? Aku tak marah sama sekali padanja. Sebenar-
nja aku bangga melihatnja. Dari situ nampak, bahwa aku
mendidiknja dalam semangat jang baik."
Ia mundar-mandir pula beberapa kali dengan gerak2 geli-
sah dan dalam pada itu matanja melirik ingin kepot kakus
itu. Kemudian ditanggalkannja tjelananja.
,Maaf, kawan," katanja. ,Aku tak tahan lagi. Karena me-
nunggu ini."
Ia mendjatuhkan pantatnja jang besar itu keatas pot kakus
itu. Winston menutup wadjahnja dengan tangannja.
,Smith!" teriak suara dari pesawat-tele. ,6097 Smith W.
Djangan tutup. Kalau dalam sel tangan djangan padamuka."
Winston mendjatuhkan tangannja dari wadjahnja. Par-
sons mempergunakan kakus itu dengan ribut dan se-puas2 -
nja. Kemudian temjata, bahwa pengisap kakus itu tak be-
kerdja dan sel itu bau sekali sampai beberapa djam kemu-
dian.
Parsons dibawa. Tahanan2 pada datang dan pergi dengan
277
tjara jang adjaib. Seorang perempuan disuruh bawa ke
,Kamar I o I" . •Dan Winston melihat, bahwa perempuan
itu seolah mengkerut dan putjat, diwaktu ia mendengar
kata2 ini. Dan waktunja tiba kalau saat ia dibawa kemari
memang pagi, maka hari sudah sore, atau kalau waktu itu
sore, kini tentu tengah malam. Dalam sel itu ada enam ta-
hanan, lelaki dan perempuan. Mereka semuanja pada diam
sadja. Dihadapan Winston duduk seorang lelaki jang mem-
punjai wadjah dengan gigi bertondjolan kemuka, tetapi ti-
ada dagu, tak ubahnja muka seekor binatang mengerat jang
besar dan tak bersalah. Orang itu mempunjai pipi buntjit
jang gelimbiran dan berbintik-bintik merah, jang menjulit-
kan kita untuk tak mengira, bahwa ia menjembunjikan per-
sediaan2 makanan dalamnja. Matanja jang putjat-kelabu itu
mengedar takut dari wadjah jang satu ke jang lain dan her-
paling tjepat2 kearah lain, hila beradu dengan pandangan
seseorang.
Pintu dibuka dan seorang tahanan lain dibawa masuk. Ro-
mannja menggemetarkan Winston sebentar. Ia orang biasa
dengan pandangan palsu, mungkin montir atau ia mempu-
njai pekerdjaan lain jang sesuai dengan itu. Tetapi jang
mengedjutkan padanja ialah kurus wadjahnja. Tak ubahnja
sebuah tengkorak. Karena kurusnja maka besar mulut dan
matanja seolah tak sebanding dan matanja seolah penuh ben-
tji jang haus darah dan tak mengenal damai terhadap sese-
orang atau sesuatu.
Orang itu duduk tak seberapa djauh dari Winston. Win-
ston tak melihat lagi kepadanja, tetapi wadjah tengkorak
jang sedih itu masih tampak2 terbajang sama djelas seperti
hila disodorkan kemuka matanja. Tiba2 ia mengerti soal-
nja. Orang itu mati kelaparan. Pikiran itu seolah hampir
sekaligus meliputi setiap orang dalam sel itu. Rasa sedikit
iba mengaliri seluruh isi sel itu. Mata orang jang tak ber-
dagu itu mengarah ber-kali2 kewadjah si tengkorak, her-
paling pula dengan rasa bersalah, untuk selandjutnja kern-
bali diisap kearah itu oleh dajapenarik jang tiada terlawan.
Sesudah itu ia mulai duduk gelisah. Achirnja ia berdiri,
278
m ·langkah herat melalui sel, memasukkan tangannja dalam
. ntong pakaian kerdjanja dan agak malu2 i~ sodorkan orang
J•ng berkepala tengkorak itu sepotong roti kumal.
Teriakan marah jang memekakkan terdengar dari pesawat-
tele. Orang jang tak berdagu itu melontjat kebelakang.
rang jang berkepala tengkorak itu membelakangkan ta-
ngannja tjepat2 , seakan hendak memperlihatkan kepada se-
tiap orang, bahwa ia menolak pemberian itu.
,Bumstead!" teriak suara itu. ,2713 Bustead J. Lempar-
kan roti itu." Orang jang tak berdagu itu mendjatuhkan
rotinja.
, Tinggal tetap ditempatmu berdiri sekarang," kata suara
itu. ,Menghadap kepintu. Dan djangan bergerak."
Orang jang tak berdagu itu patuh. Kantong pipinja jang
besar itu gemetar se-djadi2 nja. Pintu terbuka ribut. Setelah
opsir muda itu masuk dan minggir sedikit, muntjul dibela-
kangnja seorang pendjaga jang pendek dan gendut dan de-
ngan tangan dan bahu jang bukan main besarnja. Ia menda-
patkan orang jang tak berdagu tadi dan kemudian, setelah si
opsir muda memberi isjarat, menumbuk mulut orang jang
tak bermulut itu dengan segala tenaga jang ada dalam ba-
dannja, dan seolah hampir menerbangkan orangnja dari lan-
tai. Tubuh orang jang tak berdagu tadi terempas melalui sel
dan djatuh kebagian bawah pot kakus. Sebentar ia tergele-
tak disitu seolah pingsan, darah hitam keluar mulut dan hi-
dungnja. Terdengar, seolah ia mengerang perlahan sekali
atau mendetjit tak sedar. Kemudian ia bangkit dan berdiri
tak tetap diatas tangan dan lututnja. Dan diantara tetesan
darah dan ludah djatuh sepasang gigi palsu dari mulutnja.
Tahanan lain pada diam dengan berpeluk lutut. Orang
jang tak berdagu itu nandjak ketempatnja semula. Bagian
bawah kulit disatu bagian wadjahnja djadi hitam. Mulutnja
bengkak djadi gumpalan ungu dan tak tentu bentuk dan
dengan lobang hitam ditengah-tengahnja. Sekali2 menetes
sedikit darah kebagian muka pakaian kerdjanja. Matanja
jang kelabu itu masih mengedar dari wadjah kewadjah, le-
bih sedar akan kesalahannja dari semula, se-olah2 ia men-
279
tjoba mengetahui betapa rendah pandangan jang lain2 ter-
hadapnja karen<l: penghinaan tadi.
Pintu terbuka. Dan dengan gerak pendek si opsir tadi me-
nundjuk keorang berkepala tengkorak itu.
,Kamar IOI ," katanja.
Dekat Winston terdengar sedu dan suara gelisah. Orang
itu betul2 merahap sudjud kelantai.
,Saudara! Opsir!" teriaknja. ,Tak usah tuan bawa saja ke-
sana! Bukankah telah saja tjeritakan semua kepada tuan?
Tuan mau apa lagi? Tak ada lagi jang akan dapat saja akui,
betul2 tak ada lagi! Tuan katakan sadja apa dan akan saja
akui segara. Tuan tuliskan dan akan saja tandatanganinja-
semua! Asal djangan kekamar I o I !"
,Kamar I o I," kata opsir itu.
Wadjah jang memang sudah putjat itu bertukar wama.
Wama jang benar2 hidjau. Baru sekali itulah dilihat Win-
ston wama matjam itu. ,Tuan apakan saja, saja tak peduli !"
teriaknja. ,Kelian telah membiarkan saja kelaparan ber-
minggu2lamanja. Achirilah itu dan biarkan saja mati. Temc
baklah saja. Gantung. Hukum duapuluh lima tahun. Apa
perlu saja adukan orang lain lagi? Tundjukkan siapa dan
akan saja katakan apa sadja jang kelian kehendaki. Saja tak
peduli siapa dan akan kelian apakan orang2 itu. Saja punja
isteri dan tiga anak. Jang paling besar belum sampai enam
tahun. Bawalah mereka kemari dan potong lehemja dimu-
ka mata saja ini. Tetapi djangan kamar IOI !"
,Kamar Ioi," kata opsir itu.
Orang itu melihat nekat kesekitamja, ke-tahanan2 lain,
seolah ia terpikir, bahwa ada korban lain jang akan dapat
menggantikannja. Matanja tinggal menetap pada wadjah
hantjur orang jang tak berdagu itu. Tangan kurusnja diang-
katnja dengan tjepat.
,Itulah orang jang seharusnja mesti kelian bawa," teriak-
nja. ,Tuan tak mendengar apa katanja setelah wadjahnja ke-
lian hantjurkan. Djanganlah bawa saja dan akan saja tjerita-
kan semuanja, kata demi kata. JaJah jang menentang Partai,
bukan saja."
28o
l'.t l\ pendjaga madju. Suara orang itu beralih djadi djeri-
lan. ,Tuan tak mendengarnja!" ulangnja. ,Ada jang rusak
pada pesawat-tele itu. Ialah orang jang tuan perlukan. Bawa
Ia, bukan saja."
K dua pendjaga algodjoitu mendapatkannja untuk meme-
gang tangannja. Tetapi tepat disaat itu ia meniarap dan
memeluk kaki besi bangku. Dari kerongkongannja ter-
dengar djeritan tanpa kata2, bagaikan auman binatang. Pen-
djaga2 itu menariknja, tetapi ia memeluk kaki bangku itu
sekuat tenaganja. Hampir duapuluh sekon lamanja tarik-
menarik itu. Tahanan2 lain duduk diam, dengan berpeluk
lutut dan mata menentang lurus kemuka. Aumannja ber-
henti, orang itu tak ada napas lagi untuk pekerdjaan lain;
semua diperlukannja untuk usahanja memeluk kaki bangku
itu. Achirnja terdengar matjam djeritan jang lain. Satu ten-
dangan sepatu salah seorang dari pendjaga itu mematahkan
djari salah satu tangannja. Mereka mendirikannja dengan
susah pajah.
,Kamar IOI," kata opsir itu .
Orangnja dibawa keluar, djalannja tak tetap, kepalanja
terkulai didada, dalam ia mengusapi tangannja jang hantjur
itu; semangat berdjuang telah padam.
Selang berapa lama antaranja . Bila saat orang berkepala
tengkorak itu dibawa tengah malam, kini hari sudah pagi,
bila waktu itu pagi, kini sore hari. Telah ber-djam2 lamanja
Winston duduk seorang diri. Duduk terus-m enerus dibang-
ku jang tak lebar itu telah demikian pegal rasanja, sehing-
ga ia sering berdiri dan mundar-mandir, dengan tiada
perintah apa2 dari pesawat-tele. Roti itu masih dilantai, di-
tempat orang jang tak berdagu itu mendjatuhkannja. Mula2-
nja sulit sekali untuk tak melihat kearah roti itu, tetapi
kini laparnja telah berganti djadi haus . Mulutnja likat dan
tak enak rasanja .. Suara jang men-dengung2 dan njala putih
jang tak ber~ubah2 itu menimbulkan rasa kosong dalam ke-
palanja. Ia berdiri karena rasa ngilu dalam tulang2 nja tak
tertahan lagi dan hampir segera kemudian ia duduk kern-
bali; karena ia terlalu pening, maka ia tak dapat berdiri dje-
281
djak. Bila ia sebentar dapat menguasai perasaan badannja
bar ang sedikit, rasa takutnja kembali meliputinja. Kadang2
pikirannja melajang dengan harap 2 tjemas ke O'Brien dan
sil t itu. Bukan tidak mungkin, bahwa silet itu akan disem-
bunjikan dalam makannja, artinja kalaupun ia akan menda-
pat makanan. Pikirannja tentang Julia lebih kabur. Ia men-
derita disuatu tempat, barangkali lebih2 lagi dari padanja.
Mungkin ia berteriak kesakitan pada saat ini. Winston ber-
pikir: ,Akan kutolongkah Julia, seandainja aku dapat me-
lepaskannja dengan menderita dobol? Ja, akan kutolong ia."
Tetapi itu hanja keputusan otaknja. Keputusan jang diam-
bilnja karena ia tahu, bahwa memang demikianlah seha-
rusnja. Ia tak merasainja. Dalam gedung ini kita tak
merasa apa2, selain dari rasa sakit atau kita mengetahui ter-
lebih dulu tentang rasa sakit itu. Dan mungkinkah disam-
ping itu mengingini tambahan rasa sakit jang seandainja be-
nar2 kita alami itu untuk sesuatu hal jang bagaimanapun
djuga? Tetapi pertanjaan itu belum dapat didjawab. ·
Derap2 sepatu terdengar pula mendekat. Pintu dibuka.
O'Brien masuk.
Winston melontjat berdiri. Karena terkedjutnja melihat
O'Brien; semua kehati-hatiannja hilang. Dan untuk per-
tama kali dalam entah berapa tahun ia lupa akan adanja
pesawat-tele.
,Kau djuga!" katanja.
,Sudah lama,'' kata O'Brien dengan suara perlahan, ham-
pir dengan ironi penuh penjesalan. Ia melangkah kesam-
ping. Dibelakangnja muntjul seorang pendjaga dengan dada
lebar dan dengan pentung hitam jang pandjang ditangannja.
,Kau sudah mengetahui ini, Winston," kata O'Brien.
,Djangan bodohi dirimu sendiri. Kau benar2 tahu ini - kau
mengetahuinja selama ini." Ja, demikian ia menjedari kini,
ia telah mengetahuinja selama ini. Tetapi tak ada waktu un-
tuk memikirkannja. Apa jang menarik perhatiannja hanja
pentung jang ditangan pendjaga jang akan dapat mengenai
segala-galanja itu: pada puntjak kepala, pada udjung ku-
pingnja, pada lengan, pada siku -".
282
Pada siku! Ia menggelongsor, berlutut, hampir lumpuh
d n sikunja jang kena itu ia pegang dengan tangannja jang
I in. Matanja ber~kunang2 : semua mementjar djadi tjahaja
kuning. Tak dapat dibajangkan, memang tak dapat diba-
jangkan satu pukulan dapat menjebabkan rasa sakit demi-
kian. Tjahaja itu menghilang dan ia dapat melihat kedua
orang lain itu merenunginja. Pendjaga tadi tertawa karena
badannja berpiuh-pilin. Tetapi biarpun bagaimana, satu
pertanjaan telah terdjawab. Untuk alasan apapun djuga o-
rang tak akan pernah ingin bahwa rasa sakitnja akan ber-
tambah. Kalau kita merasa sakit, kita hanja ingin satu hal
sadja: agar perasaan sakit itu menghilang. Tak ada didunia
ini jang sama mengerikan seperti rasa sakit badan. Rasa sa-
kit tak mengenal pahlawan, tak mengenal pahlawan, demi-
kian pikirnja ber-kali2, dalam ia menggeliat dilantai dan
sia2 memegang tangan kirinja jang tak berdaja itu.
fA letak diatas sesuatu jang rasa2nja bagaikan suatu pelbed.
Bedanja ialah, bahwa ia rebah agak lebih tinggi dari lantai
dan bahwa dengan salah satu tjara ia diikat erat, sehingga ia
tak dapat ber-gerak2. Wadjahnja disoroti tjahaja jang lebih
silau dari biasanja. O'Brien berdiri dekatnja sambil mem~
perhatikannja sungguh2. Disebelahnja berdiri seorang le-
laki berdjas putih dengan alat penjuntik ditangannja.
Pun setelah matanja telah terbuka ia hanja menjedari se~
kitarnja dengan per-lahan2. Ia merasa, se-olah2ia sampai di-
kamar ini dengan berenang keatas dari suatu dunia jang
djauh berlainan, sematjam dunia-dala:tn-air jang djauh diba-
wah sekali. Berapa lama ia disitu, ia tak tahu. Sedjak ia di-
tangkap, ia tak pernah melihat gelap atau tjahaja matahari.
Disamping itu ingatannja. tak tentu. Ada kalanja keseda-
rannja, pun sematjam kesedaran seseorang dalam tidurnja,
lenjap tiba2 dan timbul kembali setelah kosong beberapa
waktu. Tetapi ia tak dapat mengetahui, apakah selang2 itu
sehari, seminggu atau hanja beberapa sekon.
Tetapi pukulan disikunja itulah jang memulai mimpi
djeleknja ini. Kemudian akan ia ketahui, bahwa semua ke-
djadian itu hanja pendahuluan pemeriksaan biasa pada
hampir semua tahanan. Ada daftar pandjang kedjahatan2 -
spionase, ·sabotase dan sebagainja-jang diakui oleh setiap
orang sebagai sesuatu jang biasa sekali. Pengakuan itu hanja
sjarat, biarpun siksaan itu benar2. Berapa kali ia dipukuli,
berapa lama mereka memukulinja, tak diingatnja lagi. Se-
lalu sibuk dengannja lima atau enam orang sekaligus; jang
berpakaian seragam hitam. Kadang2 tindju, kadang2 pen-
tung, kadang2 tongkat2 besi, kadang2 sepatu. Ada kalanja
ia ber-guling2 tak mengenal malu dilantai seperti binatang,
menggeliatkan badannja kian-kemari, terus-menerus men-
284
tjoba sia2 mengelakkan terdjangan2, sedangkan dengan ber-
buat demikian ia hanja memantjing semakin banjak ter-
djangan lagi, pada rusuknja, pada perutnja, pada sikunja,
pada tulang betisnja, pada lipat pahanja, pada buah zakar-
nja, pada tulang tunggingnja. Ada kalanja ia dihadjar terus-
menerus dan tak ber-henti2, sehingga achimja ia seolah me-
rasa, bahwa jang kedjam, djahat dan tak dapat dimaafkan
itu bukan lagi pendjaga2 jang menghantamnja terus-mene-
rus ~tu, tetapi ia sendiri, jang tak sanggup meniadakan ke-
sedarannja. Ada kalanja djiwanja demikian tak berdaja lagi,
sehingga ia berteriak minta ampun sebelum mereka mulai
memukulnja; tindju jang diajunkan sadja untuk menum-
buknja, sudah tjukup untuk menjuruhnja mengakui seren-
tetan kesalahan2 jang benar dan jang chajal. Dan ada kalanja
djuga ia menghadapi segalanja dengan keputusan takkan
mengakui apa2 : setiap perkataan jang keluar dari mulutnja
harus dip eras dian tara sedu kesakitan dan ada kalanja . ia
mentjoba per-lahan2 memberi dan menarik kembali, de-
ngan berkata kepada dirinja sendiri: ,Akan kuakui, tetapi
bukan sekarang. Aku harus bertahan sampai rasa sakit tak
tertahan lagi. Tiga terdjangan lagi, dua terdjangan lagi dan
barulah akan kukatakan apa jang mereka ingin den gar."
Kadang2 ia dipukuli sehingga ia hampir takdapat berdiri;
sesudahnja ia diempaskan kedjubin disebuah sel bagaikan
sekarung kentang, ditinggalkan disana untuk siuman dan ke-
mudian dibawa lagi untuk dipukuli kembali. Ada djuga pe-
riode2 istirahat jang lama, jang hanja diingatnja samar2, ka-
rena waktu itu terutama dilaluinja dengan tidur atau dalam
keadaan lali. Ia ingat sebuah sel dengan tempat-tidur kaju,
sematjam papan jangmenondjol daridindingdankalengtem-
pat tjutji muka dan makan2an jang terdiri atas sup panas dan
roti dan kadang2 kopi. Ia ingat seorang tukang gunting-
rambut peradjuk jang datang untuk mentjukur dagunja dan
untuk menggundulkan kepalanja dan orang2 berpakaian pu-
tih jang sungguh dan tak simpatik, jang memegang nadinja,
memeriksa refleksnja, mengangkat kelopak matanja, jang
merabainja dengan djari2 kasar, men-tjari 2 tulang2 patah dan
285
menusuki tangannja dengan djarum untuk menidurkannja.
Siksaan itu semakin kurang dan terutama mendjadi antja-
man, kekedjaman jang selalu dapat menimpa dirinja, hila
djawaban2 -nja tak memuaskan. Orang2 jang sekarang rneme-
riksanja bukan lagi bandit2 jang berpakaian seragam hitam,
tetapi intelek2 Partai, manusia2 jang ketjil dan bundar de-
ngan gerak2 lintjah dan katja-mata jang mengilau, jang me-
meriksanja dalam regu2 selama - ia tak tahu dengan pasti
berapa lama, tetapi menurut perkiraannja-sepuluh atau dua-
belas djam terus-menerus. Pemeriksa2 jang baru ini berusa-
ha, agar ia selalu merasa sedikit kesakitan, tetapi sendjata
terutama mereka bukanlah rasa sakit itu . .
Mereka memukuli mukanja, mentjubit kupingnja, mena-
riki rambutnja, menjuruhnja berdiri diatas satu kaki, tak
mengizinkannja pergi kekakus, menjoroti wadjahnja de-
ngan tjahaja jang silau, sampai keluar air dari matanja,
tetapi tudjuan semua itu hanja untuk menghinanja dan me-
matahkan dajanja memberi alasan dan mempertahankan
diri. Sendjata mereka jang sebenarnja ialah pemeriksaan
jang tak mengenal kasihan dan jang berlangsung terus-me-
nerus dan ber-djam2; pada waktu itu mereka mendjerat-
nja, memasang perangkap terhadapnja, memutar-balikkan
semua jang dikatakannja, mejakinkannja setiap detik, bah-
wa ia bohong dan menjangkali utjapannja sendiri, sampai ia
mulai menangis karena malu maupun karena kepenatan sa-
raf2nja. Kadang2 ia menangis sampai enam kali selama satu
pemeriksaan. Sebagian besar dari waktu itu mereka pakai
untuk me-maki2 nja dengan ber-teriak2; dan s~tiap kali ia
ragu2, ia diantjam akan diserahkan kepada pendjaga2 • Te-
tapi kadang2 sikap mereka berubah tiba2 : mereka memang-
gilnja saudara; meminta dan menanjakannja atas nama Soing
dan Bung Besar dan dengan suara sedih, apakah sekarang ia
memang sudah tak tjukup merasa setia lagi terhadap Partai,
untuk mengingini, agar semua kedjahatan jang dilakukan-
nja itu ditiadakan. Bila setelah pemeriksaan jang ber-djam2
itu saraf2nja kehabisan daja, maka permintaan itupun dapat
mendjadikannja menangis ter-sedu2. Achir2nja suara2 jang
286
meng-usik2 itu menghantjurkannja lebih sungguh2 dari se-
patu dan tindju pendjaga2 Dan ia biasa sadja djadi mulut
0

jang berkata, tangan jangmenanda-tangani. Jangmemusing-


kannja hanja satu haL jaitu untuk mengetahui apa jang sebe-
narnja mereka ingini ia akui, agar ia akui tjepat2, sebelum
gertak-gerantang itu mulai lagi. Ia mengakui pembunuhan2
atas anggota2 Partai terpenting, penjebaran risalah jang
menghasut, penggelapan uang negara, pendjualan rahasia
militer, segala matjam sabotaseo Ia mengaku pernah men-
djadi mata2 pemerintah Asiatimur, ditahun I968 sudaho
Ia mengakui, bahwa ia orang beragama, orang jang memu-
dja kapitalisme dan orang bedjat jang tidak tahu aturan di-
lapangan perhubungan kelamino Ia mengakui, bahwa ia
membunuh isterinja, biarpun ia tahu dan jang memeriksa-
nja itu mesti tahu djuga, bahwa isterinja masih hidupo Ia
mengakui, bahwa ia terus-menerus berhubungan langsung
dengan Goldstein dan djadi anggota organisasi terpendam,
jang meliputi setiap machluk manusia jang pernah dikenal-
njao Lebih mudah mengakui semuanja dan menjertakan se-
tiap orang dalamnjao Disamping itu ada djuga benarnja se-
mua ituo Benar, bahwa ia memusulii Partai dan bagi Partai
tak"ada perbedaan antara pikiran dengan tindakano
Timbul djuga kenang2an lain jang pada mendjulang tak ~e­
nentu, satu sama lain tak berhubungan, bagaikan lukisan2
0

jang diaekitari gelap jang membutao


Ia berada disebuah sel jang mungkin gelap atau terang, ka-
rena jang dapat dilihatnja hanja sepasang matao Dekatnja se-
suatu alat jang berdetik teratur Mata itu semakin besar dan
0

terango Tiba2 ia mengapung keatas dari tempat duduknja,


masuk dalam mata itu dan hilang ditelano
Ia diikat diatas kursi jang dikelilingi oleh pelat2 djarum
dan jang disoroti tjahaja silauo Seorang lelaki berdjas putih
membatjai pelat djarum ituo Diluar terdengar derap 2 sepa-
tuo Pintu dibuka dengan ribut Opsir dengan muka lilinnja
0

itu masuk, diikuti oleh dua pendjagao ,Kamar I o I", kata


opsir ituo
Orang berdjas putih itu tak menoleh kebelakango Pun ia
28]
tak melihat ke Winston, ia hanja memandangi pelat2 dja-
rum itu. Samhil tertawa ter-hahak2 dan meneriakkan pe-
ngakuan2 sekuat suaranja, ia her-guling2 melalui gang hesar
selehar satu kilometer dan jang diterangi tjahaja kuning-
emas jang tjemerlang. Ia mengakui segalanja, sampai ke-
hal2 jang dalam siksaan itu masih dapat ditahannja. Ia men-
tjeritakan seluruh riwajat hidupnja ke-pendengar jang
telah mengetahuinja. Besertanja turut pendiaga2 itu, peme-
riksa2 jang lain, orang2 herdjas putih tadi, O'Brien, Julia,
tuan Charrington, dan mereka semua her-guling2 melalui
gang dan tertawa ter-hahak2. Sesuatu jang mengerikan
jang telah termateri dimasa datang, telah heruhah entah
hagaimana dan tak terdjadi sama sekali. Semua heres, tak
ada lagi rasa sakit, hal2 ketjil sampai2 jang terachir dalam
hidupnja telah djelas, dimengerti, dimaafkan.
Ia mengangkat hadannja dari tempat-tidur kaju itu, sete-
ngah jakin, hahwa ia mendengar suara 0 'Brien·. Biarpun ia
tak melihatnja harang sekalipun, ia merasa, bahwa selama
pemeriksaannja itu O'Brien herdiri dihelakang sikunja,
tepat diluar hatas pandangan matanja. O'Brienlah jang
memimpin semuanja. Ialah jang mengasut pendjaga itu ter-
hadapnja dari jang mendjaga, agar mereka djangan memhu-
nuhnja. Ialah jang menentukan, hila Winston akan herteri-
ak kesakitan, hila ia mendapat makanannja, hila ia akan
tidur, hila ia akan mendapat suntik2an ditangannja. Ialah
jang mengemukakan pertanjaan2 dan jang menjarankan dja-
wah2annja. Ialah algodjo, ialah pelindung, ialah hakim, ia-
lah kawan. Dan sekali-Winston tak ingat lagi, apakah wak-
tu itu ia tidur karena hiusan atau tidur hiasa atau apakah ia
memang djaga-ada hisikan ditelinganja: ,Djangan takut,
Winston, kau dalam lindunganku. Tudjuh tahun lamanja
kau kulindungi. Kini sudah tiha titik haliknja. Aku akan
menolongmu, aku akan menjempurnakanmu." Ia tak tahu
dengan pasti, apakah itu suara O'Brien, tetapi sama dengan
suara jang pernah herkata kepadanja: ,Kita akan hertemu
ditempat jang tak mengenal gelap," dalam mimpinja tudjuh
tahun jang lalu itu.
288
Ia tak ingat apa2 lagi tentang achir pemeriksaannja ini.
Ada suatu waktu jang gelap dan kemudian sel atau kamar
tempatnja sekarang per-lahan2 mendapat bentuk disekitar-
nja. Ia telentang dan tak sanggup bergerak. Badannja di-
tahan di-tiap2 bagian jang berarti. Bahkan bagian belakang
kepalanja didjepit entah bagaimana. O'Brien memperhati-
kannja dengan sungguh2 dan agak sedih. Dilihat dari bawah,
muka O'Brien nampak lesu dan Ielah, dengan kulit berge-
lambir dibawah matanja dan garis2 djernih dari hi dung ke-
dagunja. Nampaknja ia lebih tua dari taksiran Winston,
barangkali usianja empatpuluh delapan atau limapuluh ta-
hun. Dibawah tangannja pelat djarum dengan tuas diatas-
nja dan angka2 disekitarnja.
,Telah kukatakan dahulu," O'Brien mulai ,bahwa kita
akan bertemu disini, hila kita memang akan bertemu lagi."
,Ja," kata Winston.
Dengan tak ada tanda jang lain dari sedikit gerak tangan
O'Brien, gelombang rasa sakit mengaliri seluruh badan-
nja. Rasa sakit jang menakutkan, karena ia tak dapat meli-
hat apa jang terdjadi dan merasa, seolah ia diluka-parahkan
dengan salah suatu tjara. Ia tak tahu, apa memang benar de-
mikian halnja atau karena akibat jang disebabkan oleh arus
listrik, tetapi badannja direnggutkan dari kakinja, sendi2nja
dirobek perlahan2 • Biarpun rasa sakit itu membasahi dahi-
nja dengan keringat, jang paling mengerikan dari semuanja
ialah rasa takut karena tulang punggungnja terasa mau pa-
tah. Ia mengetamkan giginja kuat2 dan bernapas keras 2 me-
lalui hidungnja, mentjoba tinggal diam selama mungkin.
_,Kautakut, bahwa salah satu bagian tubuhmu akan patah
segera," kata O'Brien jang memperhittikan wadjahnja.
,Jang paling kautakutkan ialah tulang-punggungmu jang
akan patah i~u. Kau dapat melihat dalam bajangan pikiran-
mu, bagaimana ruas2nja itu patah satu2 dan sumsumnja
mengalir keluar. Bukankah itu jang kaupikirkan sekarang,
Winston?"
Winston tak mendjawab. O'Brien menekan kembali
289
t uas pelatdjarum. Gelombang rasa sakitnja menghilang sa-
ma tj epat seperti timbulnja .
,Jang tadi itu empatpuluh," kata O 'Brien. ,Kaulihat,
bahwa angka2 pada pelat djarum itu sampai pada angka
seratus. Kuharap djangan kaulupakan dalam seluruh per-
tjakapan kita ini, bahwa aku dapat menjakitimu setiap saat
dan dengan kepedihan jang kuingini. Kalau kaubohong
atau mentjoba memutar-balikkan sesuatu dengan tjara jang-
bagaimanapun djuga atau pun bila kautinggal dibawah ting-
katan ketjerdasanmu, kau akan segera berteriak kesakitan.
Mengerti?"
,Ja," kata Winston.
Sikap O'Brien bertambah lunak sedikit. Ia meluruskan
katja-matanja sambil berpikir dan mundar-mandir bebe-
rapa langkah. Diwaktu ia berbitjara suaranja baik dan sabar .
Ia bertindak sebagai dokter, guru, pendeta, jang lebih
ingin mendjelaskan dan mejakinkan dari untuk menghu-
kum.
,Aku telah berbuat banjak untukmu, Winston" katanja,
,karena ada gunanja, Kautahu betul apamu jang busuk. Kau
telah mengetahuinja selama ini , biarpun kau menentang
pengetahuanmu itu. Pikiranmu betul2 terganggu. Kau men-
derita sakit gangguan pikiran. Kau tak sanggup mengingat
kedjadian2 apa jang sebenamja menimpa dirimu dan kau
mejakinkan dirimu sendiri, bahwa kau menging~t kedja-
dian2 jang tak pernah terdjadi. Untunglah penjakit demi-
kian itu dapat diobati. Kau sendiri takpernah dapat mengo-
batimu, karena kau tak ingin. Sebetulnja hanja kemauan
sedikit sadja, tetapi kau tak mau. Aku tahu dengan pasti,
bahwa sekarang ini kau berpegang teguh pada penjakitmu
itu, dan kau menjangka, bahwa itu suatu kebadjikan. Mari
kita adakan pertjobaan dahulu. Negara manakah jang ber-
perang dengan Oceania pada saat ini ?"
, Diwaktu aku ditangkap , Oceania berperang dengan Asia-
timur."
, Dengan Asiatimur. Baik. Dan bukankah Oceania selalu
berperang dengan Asiatimur ?"
290
Winston menahan napasnja. Ia membuka mulutnja untuk
m •ngatakan sesuatu dan kemudian ia tak berkata apa2. Ia
1ak dapat mengalihkan matanja dari pelat djarum itu.
,Aku harap jang benar, Winston. Jang benar menurut
ingatanmu. Tjeritakanlah apa jang kauingat menurut sang-
kaanmu." ·
,Jang kuingat ialah, bahwa kita tak berperang sama sekali
dengan Asiatimur sampai hanja seminggu sebelum aku
ditangkap. Kita bersekutu dengannja. Musuh kita ialah
Eurasia. Dan permusuhan itu sudah empat tahun lamanja.
Sebelumnja -".
O'Brien menghentikannja berbitjara dengan gerak tangan.
,Satu tjontoh lagi," katanja. ,Beberapa tahun jang lalu kau
benar2 mempunjai persangkaan jang sangat berbahaja. Tiga
orang, tiga bekas anggota Partai jang bemama Jones, Aa-
ronson dan Rutherford jang dihukum mati setelah mereka
betul2 mengaku mengchianat dan mengadakan sabotase2,
kausangka tidak benar2 bersalah. Kausangka; bahwa kau
melihat bukti tertjatat jang tak dapat disangkal, jang me-
njatakan bahwa pengakuan2 mereka itu dusta. Ada gambar
jang tertentu, jang kaulihat dalam chajal pikiranmu. Kau-
sangka, bahwa kau benar2 pemah memegang gambar itu.
Gambar jang kira2 seperti ini." .
Setjarik kertas koran jang memandjang muntjul diantara
djari 2 O'Brien. Barangkali hanja lima sekon gambar itu
dalam lingkungan penglihatan Winston. Memang sebuah
gambar dan ia tak ragu gam bar jang mana. Memang gambar
itu. Eksemplar lain dari gambar Jones, Aaronson dan Ru-
therford pada pertemuan Partai di New-York, jang setjara
kebetulan diperolehnja sebelas tahun jang lalu dan jang
segera dihantjurkannja. Hanja sebentar gambar itu nampak,
kemudian menghilang dari penglihatannja. Tetapi dilihat-
nja, memang pasti dilihatnja. Ia mentjoba sia2 melepaskan
bagian atas badannja. Tak mungkin untuk bergerak barang
satu sentipun djuga. Pada saat ini ia sampai melupakan pe-
lat djarum itu. Ia hanja ingin satu hal: memegang gambar
itu atau paling sedikit melihatnja.
,Gambar itu ada!" panggilnja.
,Tidak," kata O'Brien.
O'Brien melangkah melalui kamar itu. Didinding sebe-
rang ada lobang-ingatan. Ia mengangkat tutup lobang itu
dan setjarik kertas jang rapuh tadi menghilang tiada keli-
hatan dalam tjorong udara panas, dan ditelan oleh lidah
api. O'Brien berpaling dari dinding.
,Abu," katanja. ,Abu jang tak memperlihatkan apa2 • Gam-
bar itu tak ada. Tak pernah ada."
,Memang pernah ada! Dan sekarang masih ada! Ada da-
lam ingatan. Aku mengingatnja. Kau mengingatnja."
,Aku tak mengingatnja," kata O'Brien.
Winston hilang akal. Itu dia pikiranganda. Ia merasa le-
mas tak berdaja sama sekali . Baginja sembarang sadja, sean-
dainja ia mengetahui pasti, bahwa O'Brien bohong, dan
nampaknja menang demikian. Tetapi memang mungkin,
bahwa O'Brien benar2 telah lupa, bahwa gambar itu benar2
pernah ada. Dan bila demikian halnja, maka ia djuga pasti
sudah lupa, bahwa ia mengingkari pernah mengingat gam-
bar itu ada, dan melupakan kenjataan melupakan itu. Ba-
gaimanakah kita mendapat kepastian, bahwa semua ini
hanja bohong belaka? Barangkali pertjabangan gila dalam
otak itu benar2 mungkin: pikiran itulah jang betul2 menak-
lukkan Winston.
O'Brien merenunginja. Dan sekali ini ia lebih nampak
seperti seorang guru dari masa lalu, seorang guru jang me-
njerahkan seluruh pikiran dan tenaganja bagi seorang murid
jang keras kepala, tetapi jang banjak mengandung harapan.
,Ada sembojan Partai mengenai penguasaan masa silam,"
katanja. ,Tjoba sebutkan dahulu."
,Siapa jang menguasai masa silam, menguasai masa datang,
siapa jang menguasai masa kini, menguasai masa silam," .
kata Winston patuh. ,Siapa jang menguasai masa kini, me-
nguasai masa silam," kata O'Brien dan meng-angguk2 kan .
kepalanja per-lahan2 dan menjetudjui. ,Apakah masa silam
itu ada, menurut pendapatmu, Winston?"
Rasa tak berdaja itu kembali meliputi Winston. Ia mela-
292
jangkan matanja kepelat djarum itu. Ia tidak tahu, apakah
djawaban ,ja" atau ,tidak" jang akan menghindarkannja dari
g lombang rasa sakit, tambahan pula ia tidak tahu, djawa-
oan mana jang tepat menurut pikirannja.
O'Brien tersenjum ketjil. ,Kau bukan filsuf, Winston,"
katanja.
,Sampai saat ini kau belum pernah m emikirkan apa arti
,ada". Djelasnja b egini. Adakah masa silam itu setjara kon-
krit dalam ruang? Adakah suatu tempat, suatu dunia benda2
berwudjud jang masih ditempati masa silam itu ?"
,Tidak."
,Kalan begitu, dimanakah masa silam itu, kalau memang
ada masa silam ?"
,Dalam dokumentasi. Ada dalam tjatatan."
,Dalam dokumentasi. Dan - ?"
,Dalam pikiran. Dalam ingatan manusia."
,Dalam ingatan. Nah. Kami, Partai, menguasai segala
dokumentasi dan ·kami menguasai semua ingatan. Artinja
kami menguasai masa silam, bukan ?" .
,Tetapi bagaimana kaudapat m embuntui ingatan manusia?"
kata Winston jang kembali m elupakan pelat djarum itu
seketika. , Ingatan orang bekerdja dengan tak sengadja.
Diluar kemauan kita. Bagaimana kelian dapat menguasai
ingatan? Kelian tak menguasai ingatanku ?"
Sikap O'Brien kedjam kembali. Tangannja diletakkannja
atas pelat djam itu.
,Sebaliknja," katanja, ,kaulah jang tak m enguasainja. Itu-
lah sebabnja kausampai kemari. Kau dibawa kemari, ka-
rena kau kurang r endah hati, kurang disiplin terhadap diri
sendiri. Kau tak rela tunduk, sikaprunduk merupakan ·
harga pikiran sehat. Kau lebih ingin gila, ingin terhitung
· golongan sisedikit: kau seorang diri sadja. Hanja djiwa
jang b erdisiplinlah jang dapat m elihat kenjataan, Winston.
Kausangka, bahwa kenjataan itu sesuatu jang objektip, se-
suatu jang diluarmu, jang ada b erkat dirinja sendiri. Djuga
kausangka, bahwa kenjataan itu ada pada dasarnja. Bila kau
m ejakinkan dirimu sendiri akan pikirangila, bahwa kau me-
293
lihat sesuatu, maka kau berpendapat, bahwa setiap orang
lain djuga melihat apa jang kau lihat itu. Tetapi, _Winston,
aku berkata kepadamu, bahwa kenjataan itu bukan diluar-
mu. Kenjataan itu ada dalam pikiran manusia dan bukan
ditempat lain. Bukan dalam pikiran seseorang individu jang
dapat silap dan jang djuga segera akan mati: hanja dalam
djiwa Partai, djiwa bersama dan jang kekal. Apa jang di.:.
anggap benar oleh Partai, itulah jang benar. Kita tak mung-
kin melihat kenjataan selain seperti jang dilihat oleh mata
Partai. lnilah kenjataan jang harus kaupeladjari kembali,
Winston. Untuk itu perlu penghantjuran diri sendiri, per-
lu pemusatan kemauan. Sebelum kaudapat baik kembali,
kau harus merendahkan dirimu terlebih dahulu."
Ia menanti sebentar, seolah2 untuk memberikan kesem-
patan kepada kata2nja itu untuk meresapi.
,Masih ingatkah kau," ia melandjutkan uraiannja, ,bahwa
kau menulis dalam buku harianmu itu: ,Kemerdekaan ia-
lah kemerdekaan untuk berkata, bahwa dua tambah dua
sama dengan. einpat ?"
,Ja," kata Wi11:ston.
O'Brien mengangkat tangan kirinja, dengan punggung-
tangannja kearah Winston; ibu djarinja disembunjikan dan
keempat djarinja diatjungkan.
,Berapa djariku ini, Winston?"
,Empat."
,Dan kalau Partai mengatakan lima - djadi berapa ?"
,Empat."
Perkataan itu berachir dengan sedu kesakitan. Djarum
pelat djarum itu melontjat kenomor limapuluh lima. Se-
. luruh tubuh Winston basah keringat. Udara masuk dengan
keras kedalam paru2nja dan mengalir pula keluar beserta
erang dalam; rintihan malah tak dapat ditahannja dengan
mengetamkan bibimja keras2. O'Brien memperhatikan-
nja. Keempat djarinja itu masih diluruskan. Ia menekan
tuas pelat djarum itu kembali. Sekali ini rasa sakitnja hanja
berkurang sedikit.
,Berapa djari ini, Winston?"
,Empat."
Ojarum jtu melontjat kenomor enampuluh.
,Berapa Winston?"
,Empat! Empat! Djadi bagaimana mungkin lain? Em-
pat!"
Djarum itu mesti melontjat pula, tetapi ia tak melihat
kearah itu. Wadjah pedjal dan kedjam dan keempat djari
itu mengisi pandangan matanja. Djari itu mendjulang di-
muka matanja bagaikan tiang2 besar, samar2 dan seolah
gemetar, tetapi bahwa djumlahnja empat tak dapat disang-
kal.
"Berapa, Winston?"
"Empat. Sudah, sudahlah! Betah betul kau menjiksaku de-
mikian terus-menerus? Empat! Empat!"
"Berapa djari ini, Winston?"
,Lima! Lima! Lima!"
,Tidak, Winston, tak ada gunanja begitu itu. Kaubohong.
Kau masih berpikir, bahwa djumlah djari ini empat. Ajo,
berapa?"
,Empat! Lima! Empat! Terserah kepadamu. Tetapi su-
dahlah, hentikan jang sakit itu!"
Tiba2 ia duduk lurus dengan tangan O'Brien dibahunja.
Barangkali ia pingsan selama beberapa sekon. Tali jang
menahan badannja itu sudah dilepaskan. Ia merasa dingin
sekali, ia gemetar se-djadi2-nja, ia gemeretuk, air-matanja
berdjatuhan melalui pipinja. Sebentar ia pegang O'Brien
keras2 seperti anak menjusu, dan sebentar tangan berat di-
bahunja itu memberikannja perasaan aman jang aneh. Ia
merasa, bahwa O'Brien pelindungnja, bahwa kesakitan itu
sesuatu jang datang dari luar, mempunjai sumber lain dan
bahwa O'Brienlah jang akan membantunja.
,Kau murid jang lembam, Winston," kata O'Brien de-
ngan manis . .
,Bukan salahku," sedunja. ,Salahkukah itu, hila kulihat
apa jang ada dihadapan mataku? Dua tambah dua sama
dengan empat."
,Kadang2, Winston. Kadang2 sama dengan lima. Kadang2
29S
sama dengan tiga. Kadang2 sama dengan semua itu sekali-
gus. Kau harus lebih sungguh. Memang tidak mudah un-
tuk baik kembali."
Ia merebahkan Winston keatas tempat-tidur. Gengga-
man pada anggota2 badannja itu bertambah keras pula, te-
tapi rasa sakit itu telah lenjap dan ia tak gemetar lagi.
Hanja ia masih merasa lemas dan dingin.
O'Brien membuat gerak dengan kepalanja keorang jang
berdjas putih ,jang selama kedjadian itu berdiri tak ber-
gerak2 ditempatnja. Orang jang berdjas putih itu mem-
bungkuk dan melihat mata Winston dari dekat, memegang
nadinja, meletakkan kupingnja kedada Winston, mengetok
disana-sini, kemudian ia mengangguk terhadap O'Brien.
,Sekali lagi," kata O'Brien. .
Barangkali djarum itu menundjukkan angka delapanpuluh
- sembilanpuluh. Winston hanja ber-selang2 dapat mengi-
ngat, apa sebabnja rasa sakit itu ada. Dibelakang pelupuk
matanja jang dipitjingkannja itu setumpukan djari2 seolah2
ber-gerak2 menari, berdjalin satu sama lain dan berlepasan
pula, menghilang satu demi satu dan muntjul kembali lagi.
Ia tjoba menghitungnja, ia tak dapat mengingatnja apa se-
babnja. Ia hanja tahu, bahwa mustahil menghitungnja dan
bahwa hal ini entah bagaimana, disebabkan oleh karena
dengan tjara jang rahasia empat sama dengan lima. Rasa
sakit itu berkurang pula. Setelah ia buka matanja, ia sedar
bahwa ia masih melihat jang itu djuga. Masih pada lewat
djumlah djari2 jang tak menentu dan jang ber-gerak2 bagai-
kan pohon2 kaju ke-tiap2 djurusan dan saban2 pada bersi-
langan pula satu sama lain. Ia keinbali menutup matanja.
,Berapa djari jang kuatjungkan ini, Winston?"
,Aku tak tahu. Aku tak tahu. Kalau kau berbuat begitu
lagi, kau akan mematikanku. Empat, lima, enam- dengan
djudjur dan tulus, aku tak tahu."
, Mendingan,, kata O'Brien.
Sebuah djarum melintjir kedalam tangan Winston. Ham-
pir pada saat itu mengalirlah melalui seluruh tubuhnja rasa
panas jang enak dan menjegarkan. Rasa sakit itu sudah
298
h.tmpir setengah dilupakan. Ia membuka matanja dan meli-
hl\t dengan pandangan terimakasih ke O'Brien. Diwaktu
m lihat wadjah jang pedjal dan ber-alur2 , jang demikian
buruk dan demikian pintar itu, dadanja seolah penuh kasih.
candainja ia dapat bergerak, ia akan mengulurkan tangan-
nja dan meletakkannja pada tangan O'Brien. Ia belum per-
nah mengasihi O'Brien seperti pada saat ini dan bukan
hanja oleh karena ia menghentikan rasa sakitnja itu. Pera-
saan lamanja, jang pada dasarnja tak mempedulikan apakah
O'Brien kawan, atau musuh, telah kembali. O'Brien ada-
lah seseorang jang dapat diadjak berbitjara. Barangkali di-
antara ditjintai dan dipahami, seorang manusia lebih mem-
beratkan dipahami. O'Brien menjiksanja sampai dibatas
kegilaan dan sebentar lagi (dan ini sudah pasti) ia akan me-
lemparkannja dalam kubur. Bagi Winston sembarang sadja.
Boleh dikatakan, bahwa perhubungan mereka sebagai ka-
wan sedjati lebih mendalam dari persaudaraan: biarpun
barangkali perkataan itu sendiri pabilapun takkan disebut-
l<an tegas, tentu ada suatu ternpat pertemuan bagi mereka,
dimana mereka dapat berbitjara: O'Brien melihat kepa-
danja dengan pandangan jang menjarankan, bahwa barang-
kali pikiran jang sama itu djuga ada dalam kepalanja. Se-
telah ia berbitjara, suaranja sama seperti pada suatu per-
tjakapan biasa. .
,Tahukah kau dimana kau kini, Winston?" tanjanja.
,Aku taktahu. Aku dapatmengiranja. Dalam Kementerian
Tjinta."
,Tahukah kau sudah berapa lama kau disini ?"
,Aku tak tahu. Beberapa hari, beberapa minggu atau be-
berapa bulan - menurut pikiranku, beberapa bulan."
,Dan untuk apakah menurut pikiranmu kami bawa orang2
kemari ?"
,Untuk memaksa mereka mengakui."
,Bukan, bukan itu sebabnja. Tjoba sekali lagi."
,Untuk menghukum mereka!"
,Bukan !" teriak O'Brien. Suaranja telah berubah sama
sekali dan mukanja sekaligus kedjam dan bersemangat.
299
· ,Bukan, bukan hanja untuk memaksa kau mengakui dan
untuk menghukummu. Akan kutjeritakan apa sebabnja
kami bawa kau kemari? Untuk menjehatkanmu! Untuk
mewaraskan pikiranmu! Ingat betul2 ini Winston: tak ada
manusia jang kami bawa kemari akan boleh pergi lagi se-
belum sehat kembali. Kami tak perduli pekerdjaan gilamu
selama ini. Partai tak mempedulikan tindakan2 njata: pi-
kiran sematalah jang mendjadi tudjuan pekerdjaan kami.
Kami tidak hanja menghantjurkan musuh kami, kami me-
ngubahnja. Mengertikah kau apa jang kumaksud ?"
Ia membungkuki Winston . . Wadjahnja itu nampak sung-
guh besar karena demikian dekatnja dan mengerikan dje-
leknja karena dilihatnja dari bawah. Disamping itu wadjah
itu diliputi sematjam gairah, kegalakan jang nekad. Kern-
bali hati Winston ketjut. Seandainjamungkin, iaakanmem-
benamkan dirinja dalam tempat-tidur itu.
la inerasa pasti, bahwa O'Brien mau mendjalankan pelat
djarum itu, hanja karena geramnja. Tetapi pada saat ini
O'Brien mendjauhkan dirinja. la mundar-mandir beberapa
langkah. Kemudian ia teruskan dengan suara jang agak te-
nang: ,Per-tama2 kau harus mengerti, bahwa disini tak ada ,
aniaja. Kau telah membatja tjerita2 mengenai pemburuan2
karena perbedaan agama dimasa silam. Diabad Pertenga-
han ada badan-pemeriksaan, Inkwisisi namanja, jang didi-
rikan oleh geredja untuk menjelidiki kesalahan2 dipandang
dari sudut agama Katolik. Usaha itu gagal, karena mulai
dengan menghantjurkan bid' ah dan berachir dengan me-
ngekalkannja. Bagi setiap orang bid' ah jang dilemparkan da-
lam api, muntjul seribu orang lain sebagai gantinja . Se-
babnja? Karena badan-pemeriksaan tadi menghantjurkan
musuhnja dimuka umum dan mematikannja dalam mereka
masih tak menjesal: badan-lnkwisisi itu djustru membakar
mereka, karena mereka tak menjesal. Manusia mati, ka-
rena ia tak mau melepaskan kepertjajaannja. Tentu sadja
orang2 jang mendjadi kurban mendapat nama hormat dan
badan-pemeriksaan jang membakar mereka itu nama jang
buruk . Kemudian, diabad keduapuluh, kita mengenal apa
30 0
jang disebut kaum totaliter: Nazi Djerman dan Komu-
nisme Rusia. Rusia lebih kedjam lagi terhadap orang2 -
bid'ah dari badan agama Katolik diabad Pertengahan itu.
Dan orang2 Rusia mengira, bahwa mereka telah mengambil
peladjaran dari kesalahan2 jang dibuat dimasa silam tadi;
artinja mereka tahu, bahwa tak boleh didjelmakan sahid2.
Sebelum kurban2 dibawa kehadapan pengadilan ummrt,
mereka sengadja mematahkan martabat mereka. Mereka
melemaskan djiwa kurban2 itu dengan siksaan dan kesunji-
an, sehingga achimja orang2nja mendjadi manusia jang
kehilangan diri dan mengakui tuduhan apa sadja jang di-
timpakan kepada mereka, merendahkan dirinja, saling me-
nuduh dan bersembunji dibelakang jang lain dan me-rang-
kak2 minta ampun. Dan biarpun demikian sedjarah lama
kembali terdjadi hanja beberapa tahun kemudian. Jang
mati telah djadi sahid dan penghinaan2 mereka itu telah
dilupakan. Dan sekali lagi, apa sebabnja? Per-tama2 karena
terang, bahwa pengakuan2 mereka itu diperas dan tak
benar. Kami tidak membuat kesalahan2 sematjam itu. Se-
mua pengakuan jang diberikan disini, benar. Kami mendja-
dikannja benar. Dan kami terutama tak memberikan ke-
sempatan kepada jang mati untuk bangkit terhadap kami.
Djangan kau bajangkan lagi, bahwa turun~ jang kemudian
akan niembenarkanmu, Winston. Turunan2 jang kemudian
se-kali2 takkan mendengar apa2 tentangmu. Kau akan di-
lenjapkan dari perdjalanan sedjarah. Kau akan kami basmi
dan kami djadikan udara . Tak ada dari padamu jang akan
tinggal, namamu akan lenjap dari daftar, ingatan akanmu
kelak terhapus dari kenangan jang ,hidup. Kau akan ditia-
dakan dari masa silam maupun dari masa datang seolah kau
tak pemah hid up."
Kalau begitu untuk apa semua siksaan ini? pikir Winston.
O'Brien m engikuti djalan pikirannja, se-olah2 Winston
menjatakannja dengan keras. Mukanja jang besar dan buruk
itu mendekat dengan mata jang sedikit dipitjingkan.
,Sekarang kau berpikir," katanja ,apa sebabnja kami de-
mikian bersusah-pajah memeriksamu, kalau kami achimja
30 1
toh akan menghantjurkanmu, sehingga apa jang kaukatakan
atau lakukan tak djadi soal? Bukankah demikian pikiranmu ?"
,Ja," kata Winston.
O'Brien tersenjum ketjil. ,Kau adalah bagian jang salah
dalam rangka dunia kami, Winston. Kau adalah noda jang
harus dipupus hilang. Bukankah telah kutjeritakan tadi,
oahwa kami lain dari pemburu2 dimasa jang silam itu? Kami
tak puas dengan kepatuhan jang negatip, bahkan tidak
dengan penjerahan jangpalinghina. Bilaachirnjakau menje-
rahkan dirimu kepada kami, hal itu harus dilakukan dengan
sukarela. Kami tak menghantjurkan orang bid' ah, karena ia
menentang kami: selama ia menentang kami, kami takkan
menghantjurkannja. Kami menobatkannja, kami mengua-
sai djiwanja, kami mengubahnja. Kami membakar semua
penjakit dan setiap chajalnja, kami membelokkan hatinja
agar ia masuk kepihak kami, hukan dalam pura2, tetapi be-
nar2, dengan seluruh djiwanja. Kami mendjadikannja se-
paham dengan kami, barulah kami membunuhnja. Kami
tak merasa senang, seandainja dimana djuga didunia ini ada
pikiransalah, betapa disembunjikan dan tak beTkuas'anja
pun djuga. Bahkan disaat mati itu kami tak mengizinkan
adanja sebintik penjimpangan. Dahulu seorang bid'ah ma-
sih dibawa ketempat ia dibakar sebagai seorang bid'ah.
Bahkan korban pembersihan2 Rusia dapat membawa djiwa
menentangnja jang tersimpan dalam kepalanja itu dalam ia
berdjalan melalui gang ketempat ia akan ditembak mati.
Tetapi kami membersihkan otaknja, barulah kami meng-
hantjurkannja dengan pelor. Perintah orang lalim dimasa
lalu berbunji: ,Kau tak boleh." Perintah kaum totaliter:
,Kau mesti." Perintah kami: ,Kau ada." Tak ada seorang
manusia jang kami bawa kemari pernah sanggup melawan
kami. Setiap orang dibersihkan. Bahkan ketiga pengchianat
tjelaka, jang pernah kauanggap tak bersalah itu - Jones,
Aaronson dan Rutherford- achirnja dapat kami taklukkan.
Aku sendiri turut dalam pemeriksaan mereka itu. Aku me-
lihat mereka ber-angsur2 djadi lemas, melolong, merang-
kak, menangis - dan achirnja bukan lagi karena kesakitan
302
at.\ll ketakutan, tetapi se-mata2 karena penjesalan. Jang
tinggal dari mereka mendjelang achir pemeriksaan itu hanja
IH.k, m2 manusia. Jang tinggal pada mereka tak lain dari
hnnja penjesalan tentang perbuatan2 mereka dan tjinta ter-
hadap Bung Besar. Sungguh mengharukan hati melihat ba-
g imana mereka mentjintainja. Mereka mohon ditembak
mati setjepat mungkin, sehingga mereka mati diwaktu pi-
kiran mereka masih murni.
Suara O'Brien terdengar hampir sajup2. Dan wadjahnja
masih diliputi semangat gairah ke-gila2an. Ia tak ber-pura2,
pikir Winston, ia bukan orang munafik, ia pertjaja pada
setiap perkataan jang diutjapkannja itu. Jang paling berat
menekan dirinja masih keinsafannja akan kebodohannja. Ia
melihat bagaimana tubuh jang berat tetapi memikat itu
mundar-mandir, keluar-masuk lingkungan penglihatannja.
O'Brien adalah seorang manusia jang dalam segala hallebih
besar daripadanja. Tak pemah ada atau mungkin ada piki-
rannja, jang tidak dipunjai, diselidiki dan ditolak oleh
O'Brien lama sebelumnja. Pikirannja meliputi pikiran
Winston. Kalau demikian halnja, bagaimana akan mungkin
benar, bahwa O'Brien gila? Ia, Winston, memang ialah
jang mesti gila. O'Brien berhenti dan melihat kepadanja.
Suaranja kembali djadi sungguh.
,Djangan pikirkan, Winston, bahwa kau akan dapat merije-
lamatkan njawamu, betapa bulat2 djuga kau menjerahkan
dirimu kep~da kami. Seorang jang sekali sesat, pantang
tertolong. Pun seandainja kami ingin membiarkan kau hi-
dup seperti biasa, kau takkan lepas2 djuga dari tangan kami.
Apa jang menimpa dirimu sekarang disini, tak dapat di-
ubah2 lagi. Djanganlah lupakan itu. Kami akan m enghan-
tjurkanmu demikian sempuma, sehingga kau takkan dapat
bangkit2 lagi. Banjak hal jang akan menimpa dirimu. Dan
kau takkan dapat meniadakannja lagi, biarpun kauhidup
seribu tahun. Seumur hidup kau takkan sanggup merasai
lagi seperti manusia biasa. Semua jang dalam dirimu itu
akan mati. Kau takkan sanggup lagi mentjintai atau menge-
nal persaudaraan atau gembira hidup atau tertawa; atau
keinginantahu, atau keberanian atau ketulusan. Kau akan
kosong. Kami akan memerasmu habis2an dan kemudian
kau akan kami isi dengan diri kami."
Ia tunggu sebentar dan kemudian memberikan tanda ke-
pada orang jang berdjas putih itu. Winston merasa sebuah
alat berat dipasang dibelakang kepalanja. O'Brien duduk
dekat tempat-tidurnja, sehingga wadjahnja hampir sama '
tinggi dengan wadjah Winston. ·
"Tigaribu," katanja melalui atas kepala Winston kepada
orang jang berdjas putih.
Dua bantal ketjil empuk, jang terasa agak basah, menekan
pada pelipis Winston. Ia gemetar. Rasa sakit mengalirinja,
rasa sakit jang lain. O'Brien meletakkan tangannja diatas
tangan Winston.
"Sekali ini kau takkan merasa sakit," katanja. "Lihat ma-
taku."
Pada saat itu terdengar letusan jang menghantjurkan, atau
sesuatu jang menjerupai letusan, biarpun ia tak tahu pasti,
apa rnernang benar ada suaranja.
Jang pasti ialah adanja lintasan tjahaja jang menjilaukan.
Winston tak merasa sakit, ia hanja lemas tak berdaja. Bi-
arpun ia telah rnenelentang diwaktu kedjadian itu, tetapi
ia mempunjai perasaan aneh, seolah ia dilemparkan keda-
lam kedudukannja itu. Pukulan jang rnengerikan dan jang
tak menjebabkan rasa sakit telah meratakannja. Djuga ada
jang terdjadi dalam kepalanja. Setelah ia dapat melihat lagi,
ia teringat akan dirinja dan tempatnja dan ia ·mengenal
wadjah jang rnemandanginja itu kernbali; tetapi terasa oleh-
nja, bahwa entah dimana ada kekosongan jang besar, se-
olah2 sudah hilang sebagian otaknja.
"Tidak apa2," kata O'Brien. ,Lihat mataku. Tahukah kau
dengan negara mana Oceania berperang ?"
Winston berpikir. Ia tahu apa jang dimaksudkan dengan
Oceania dan bahwa ia sendiri penduduk Oceania. Djuga
Eurasia dan Asiatimur diingatnja ; tetapi ia tak tahu siapa
jang berperang dengan siapa. Sebenarnja ia tak tahu, bahwa
ada perang.
304
,Aku tak tahu lagi. " •
,Oceania berperang dengan Asiatimur. Masih ingat?"
,,Ja."
,Sedjak dahulu Oceania selalu berperang dengan Asiati-
mur. Sedjak mula hidupmu, sedjak mula Partai, sedjak mu-
la sedjarah, perang itu berlangsung terus dengan tak ber-
henti2, perang jang itu djuga. Masih ingat ?"
,Ja."
,Sebelas tahun jang lalu kau mentjiptakan suatu dongeng
tentang tiga orang, jang dihukum mati karena pengchiana -
tan. Kaukira, bahwa kau pemah melihat setjarik kertas jang
membuktikan, bahwa mereka tidak bersalah. Tjerita itu
hanja isapan djempolmu sendiri dan kemudian kau sampai
mempertjajainja. Sekarang kauingat betul saat kau mere-
kanja, bukan ?"
. ,Ja."
,Tadi kuatjungkan djari2 tangan kiriku, ibu djarinja ku-
sembunjikan, kau melihat lima djari. Masih ingat ?"
,Ja."
O'Brien mengatjungkan djari tangan kirinja keatas, ibu
djarinja ia sembunjikan. ,Ini lima djari. Kaulihat lima djari
bukan?"
,Ja."
Dan ia memang melihatnja, sesaat, sebelum bajangan itu
berubah dalam pikirannja. Ia melihat lima djari dan tak ada
tjatjatnja. Kemudian semua kembali biasa dan ketakutan,
bentji dan kebingungan jang lama kembali meliputinja. Te-
tapi ada jang sesaat itu-ia tak tahu berapa lama, barangkali
tigapuluh sekon- pada waktu itu ia merasa pasti, bahwa de-
ngan setiap saran baru O'Brien mengisi sebagian dari keko-
songan itu dan saran 2 itu mendjadi kebenaran mutlak dan
terang sudah dua tambah dua akan dapat sama dengan tiga
atau lima, seandainja m emang itu soalnja. Dan sebelum ta-
ngan O'Brien turun kebawah , semua itu telah hilang; teta-
pi biarpun ia tak dapat mendatangkannja kembali, ia dapat
mengingatnja, seperti seorang manusia mengingat pengala-
man jang njata dari djaman jang sudah djauh dimasa silam,
305"

- .
),_da waktu mana ia sebenamja masih merupakan machluk
la•n. .
,Sckarang kaulihat, bahwa biarpun bagaimana m('!mang
mungkin melihatnja," kata O'Brien.
,Ja." kata Winston.
O'Brien berdiri dengan bajangan puas pada wadjahnja.
Winston melihat disebelah kirinja orang jang berdjas putih
itu memotong udjung sebuah ampul dan menarik pengisap
alat penjuntik. Dengan tersenjum O'Brien memalingkan
mukanja kearah Winston. Dania meluruskan katja-matanja
diatas hidungnja hampir dengan tjaranja jang lama.
,Masih ingatkah kau bagaimana kautulis dalam buku hari-
anmu," katanja, ,bahwa tak mendjadi soal, apakah aku ka-
wan atau musuh, karena biarpun bagaimana akulah jang me-
ngerti akan dikau dan aku orang jang dapat diadjak berbi-
tjara? Memang kau benar. Aku suka berbitjara denganmu.
Pikiranmu menarik hatiku. Ia serupa dengan· pikiranku,
biarpun pikiranmu kini kebetulan tidak heres. Kalau kau-
ingin, kau boleh mengemukakan pertanjaan2 sebelum si-
dang ini kita tutup."
,Pertanjaan apa sadja jang kusukai ?"
,Setiap pertanjaan jang kauingini." Ia melihat mata Win-
ston menudju pelat djarum. ,Itu sudah dimatikan. Mulai~
lah."
,Kelian apakan Julia?" kata Winston.
O'Brien tersenjum pula. ,Ia mengchianatimu, Winston.
Segera-dengan hati terbuka. Aku belum pemah melihat
orang menjeberang demikian segera kepihak kami. Kalau
kau melihatnj<', kau hampir takkan mengenalnja. Sikap me-
nentangnja, tipudajanja, ketololan dan kebusukannja-se-
mua telah hilang lenjap. Penobatan jang sempuma, suatu
hal jang kena bagi buku peladjaran."
,Kelian menjiksanja."
O'Brien takmendjawab. ,Pertanjaan berikut.", katanja.
,Benarkah ada Bung Besar?"
,Tentu ia ada. Partai ada. Bung Besar ialah pendjelmaan
Partai."
,Apakah adanja sama seperti adaku ?"
,Kau tak ada," kata Winston.
K mbali ia diliputi perasaan tak berdaja. Ia tahu atau da-
pat membajangkan ala~an2 jang membuktikan, bahwa ia sen-
diri tak ada; tetapi alasan2 itu omong kosong, hanja per-
mainan kata2. Bukankah pernjataan: ,Kau tak ada," itu
mengandung pertentangan jang bukan2? Tetapi apa gunanja
menjatakannja? Hatinja ketjut waktu ia mengingat alasan2
gila dan sulit 2 jangdapatdikemukakan O'Brien untukmeng-
hantjurkannja.
,Aku kira aku ada," katanja lesu. ,Aku sedar akan kediri-
anku. Aku dilahirkan dan aku akan meninggal. Aku mem-
punjai tangan dan kaki. Aku mempunjai tempat sendiri
dalam ruang ini. Tak ada benda badani jang lain jang akan
dapat menempati tempat jang sama pada saat jang sama.
Adakah Bung Besar dalam arti jang demikian ?"
,Itu tak penting. Ia ada."
,Dapatkah Bung Besar mati ?"
,Tentu tidak. Bagaimana mungkin ia dapat mati? Perta-
njaan berikut."
,Benarkah ada Persaudaraan ?"
,Itu kapan2 pun takkan dapat kauketahui, Winston. Bila
kami ingin membebaskanmu setelah urusan kami dengan-
mu selesai dan kau akan hidup sampai usiamu sembilan-
puluh tahun, maka kau masih takkan mendapat kepastian,
apakah djawaban atas pertanjaan itu Ada atau Tidak. Selama
hidupmu, ada atau tidaknja Persaudaraan itu akan merupa- .
kan pertanjaan tak terdjawab dalam kepalamu."
Winston diam. Dadanja turun-naik agak lebih tjepat. Ia
belum mengemukakan pertanjaan jang per-tama2 timbul
dalam kepalanja. Ia harus menanjakannja, tetapi terasa seo•
lah lidahnja tak mau mengutjapkannja. Bajangan gembira
melintas pada muka O'Brien. Bahkan kilau katja-matanja
seolah berisi ironi. Ia tahu, pikir Winston tiba2, ia tahu apa
jang hendak kutanjakan. Seiring dengan pikiran itu melin-
tjirlah kata2 dari mulutnja:
,Apakah kamar 101 ?"

3°7
Bajangan pada muka O'Brien itu tidak berubah. Ia men-
djawab tenang: _
,Kautahu apa jang terdapat dalam kamar IOI, Winston.
Setiap orang tahu apa jang terdapat dalam kamar I o I • "
Ia mengatjungkan tangannja kepada orang jang berdjas pil-
tih itu. Sidang sudah selesai rupanja. Sebuah djarum me-
nusuk tangan Winston. Dan iapun tertidur segera.
I • 1

....
'•

..

..

' '
,KESEMBUHANMU melalui tiga tingkatan," kata O'Brien,
,beladjar, mengerti dan menerima. Sekarang sudah wak-
tunja kaumulai dengan tingkatan kedua."
Seperti biasanja Winston telentang. Tetapi diwaktu-
waktu jang terachir tali pengikatnja telah agak lebih long-
gar. Mereka masih mengikatnja pada tempat-tidur itu,
tetapi ia telah dapat menggerakkan lututnja sedikit dan
memutar kepalanja kekiri-kanan dan mengangkat tangannja
sedjak sikunja. Djuga pelat djarum itu bukan lagi demikian
menakutkan. Ia dapat pula menghindarkan siksaan pelat itu,
asal sadja ia mengerti tjukup tjepat: terutama hila ia mem-
perlihatkan kebodohannjalah, O'Brien meraih tuas itu.
Kadang2 pelat djarum itu tak dipakai selama satu sidang .Ia
tak ingat lagi berapa kali mereka sudah betsidaitg. Rasanja
seluruh proses itu berlangsung dalam waktu jang lama dan
tak tentu- mungkin ber-minggu2 - dan sidang2nja kadang2
diselangi beberapa hari, kadang2 hanja beberapa djam. ,
,Bila kau terbaring disitu," kata 0' Brien, ,kau sering ber-
tanja dalam hatimu - bahkan pertanjaan itu pemah kauke-
mukakan kepadaku - apa sebabnja Kementerian Tjinta
mem-buang2 tempo dan mengerahkan tenaga demikian ba-
njakuntukmu. Dan selagi kau masih bebas, kau memusing-
kan kepalamu tentang apa jang pada wudjudnja sama dengan
pertanjaan itu. Kau mengerti perputaran roda masjarakat
dimana kau hidup, tetapi tidak alasan2 jang merupakan da-
samja. Masih tahukah kau, bahwa kau menulis dalam buku
harianmu:
,Aku mengerti bagaimananja; aku tak mengerti menga-
panja? Dan djusteru diwaktu kau sedang memikirkan
,mengapanja" itu kau mulai ragu tentang pikiran warasmu.
Kau telah membatja buku itu, buku Goldstein, atau paling
sedikit bagian2nja. Adakah kaupeladjari sesuatu jang belum
kauketahui ?"
"Kau telah membatjanja . " kata Winston.
"Aku jang menulisnja. Artinja, aku turut menulisnja. Se-
perti kautahu, tak ada buku jang ditulis orang seorang."
,Benarkah apa jang tertulis dalamnja ?"
,Sebagai gambaran, ja. Rentjana jang diuraikan dalamnja
itu omong-kosong belaka. Pengumpulan pengetahuan se-
tjara rahasia- peluasan tjita2 baru setjara teratur- achir2nja
pemberontakan proletar - penghantjuran Partai. Kau sen-
diri tahu dari semula, bahwa itulah semestinja isi buku itu.
Semua isinja itu omong kosong. Kaum proletar takkan per-
nah memberontak. Seribu atau sedjuta tahun kemudian-
pun tidak. Mereka tak sanggup. Al~sannja tak usah kuke-
mukakan: kau sudah mengetahuinja. Seandainja kau pemah
mengimpikan suatu pemberontakan dengan memakai sen-
djata, lupakanlah. Partai tak dapat dihantjurkan dengan
tjara jang bagaimanapun djuga. Pimpinan Partai abadi. Dja-
dikanlah itu sebagai titik permulaan pikiranmu."
Ia mendekati tempat-tidur Winston. "Abadi," ulangnja.
"Mari kita kembali lagi kepertanjaan ,bagaimana" dan
,mengapa" itu. Kau mengerti bagaimana Partai mendjaga
agar ia tetap berkuasa. Tjoba dahulu katakan kepadaku
mengapa kami tetap berkuasa. Apa alasan2 kami? Apa sebab-
. nja kami ingin kekuasaan? Ajo, katakanlah," sambungnja,
karena Winston masih berdiam diri sadja.
Meski demikian Winston tak berkata apa2 di-saat2 jang
berikut. Ia diliputi rasa kelesuan. Muka O'Brien kembali
diliputi semangat gila jang samar2 itu. Ia sudah tahu dari
semula, apa jang akan dikatakan oleh O'Brien. Bahwa Par-
tai tidak mengingini kekuasaan untuk dirinja sendiri, tetapi
untuk memenuhi keinginan golongan jang terbesar. Bahwa
mereka mengingini kekuasaan, karena pada umumnja ma-
nusia, adalah machluk2 lemah dan penakut, jang tak sang-
gup merdeka, atau tidak berani menghadapi kebenaran dan
bahwa mereka harus dipimpin atau dibodohi setjara teratur ·
oleh orang2 jang lebih kuat dari mereka. Bahwa manusia
310
harus memilih kemerdekaan atau bahagia dan bahwa baha-
gialah jang terbaik bagi orang2 lemah. Bahwa Partai pelin-
dung abadi dari jang lemah ; anggotanja termasuk golongan
jang berkewadjiban melakukan jang djahat, agar dengan
demikian didapat basil jang baik dan mereka mengurbankan
kebahagiaannja untuk orang lain. Jang mengerikan, demi-
kian pikir Winston, jang mengerikan ialah bahwa hila
O'Brienmengatakannja; iadjuga akan mempertjajainja. Hal
itu dapat diartikan dari air mukanja. O'Brien serba-tahu.
Ia tahu seribu kali lebih baik dari Winston bagaimana sebe-
tulnja bentuk dunia, dalam kemerosotan jang bagaimana
kebanjakan orang hidup dan dengan bohong dan kekedja-
man2 jang bagaimana Partai mengekang mereka dalam kan-
tjah kehinaan itu. Semu,a itu djelas baginja dan telah diper-
timbangkannja dan tak ada bedanja: semua ini dibenarkan
oleh tudjuan terachir. Apakah jang dapat kita lakukan, de-
mikian pikir Winston, terhadap jang gila, jang lebih pintar
dari kita, jang mendengarkan alasan2 kita dengan tidak ber-
pihak ke-mana2 dan kemudian tetap berpegang teguh pada
gilanja?
,Kelian mengurus kami untuk kepentingan kami sendiri,"
katanja per-lahan2. ,Kelian mengira, bahwa machluk2 ma-
nusia tidak sanggup memerintah diri sendiri dan oleh ka-
rena itu -":
Ia terkedjut dan hampir berteriak keras. Rasa sakit tiba2
mendjalari seluruh badannja. O'Brien meraih tuas itu sam-
pai tigapuluh lima.
,Bodoh, Winston, bodoh sekali!" katanja. ,Kura2 dalam
perahu."
Ia menarik kembali tuas itu dan melandjutkan uraiannja:
,Dengarkan kukatakan djawaban pertanjaanku itu. Begini.
Partai men-tjita2-kan kekuasaan semata-mata untuk kepen-
tingannja sendiri. Kami tak perduli kebahagiaan orang lain,
perhatian kami hanja diarahkan pada kekuasaan. Bukan
pada kekajaan atau kemewahan atau hiduP. lama atau baha-
gia: hanja pada kekuasaan, kekuasaan melulu. Apa keku-
asaan melulu ita akan kau mengerti segera. Kelainan kami
311
dari semua oligarchi masa silam ialah, bahwa kami tahu
apa jang kami kerdjakan. Semua jang lain itu, djuga jang
s rupa dengan kami, adalah pengetjut dan munafik. Tjara2
Nazi Djerman dan Komunisme Rusia mendekati kami, te-
tapi mereka tak pemah berani mengakui alasan2 mereka.
Mereka berkata dan barangkali mereka pertjaja malah,
bahwa mereka mau tak mau menerima kekuasaan itu dan
untuk waktu jang terbatas; dan pada sangka mereka mudah
tertjapai tempat dimana manusia hidup bebas dan sama de-
radjat. Kami bukan demikian. Kami tahu, bahwa belum
pernah ada orangmerampas kekuasaan dengan maksud mele-
paskannja kembali. Kekuasaan bukan alat, tetapi tudjuan.
Orang bukan mendirikan kediktatoran untuk menjelamat-
kan repolusi, orang mengadakan repolusi untuk men-
dirikan kediktatoran. Tudjuan pemburuan ialah pemburu-
an. Tudjuan siksaan ialah siksaan. Sudah mulai terang?"
Winston terharu, seperti ia telah pemah terharu sebelum-
nja, oleh kelesuan muka O'Brien. Muka itu kuat dan kasar,
penuh pengertian dan sematjam nafsu jang di-tahan2 , jang
menjebabkan Winston merasa tak berdaja; tetapi air mu-
kanja lesu. Kulit tergelambir dibawah matanja dan kulitnja
lisut pada tulang pipinja. O'Brien membungkukinja dan
sengadja mendekatkan muka jang lesu itu.
,Sekarang kau berpikir," katanja, ,bahwa mukaku i:rti tua
dan lesu. Kau berpikir, bahwa aku hanja me-njebut2 keku-
asaan dan kendati demikian malahan menghindarkan kehan-
tjuran badanku sadja aku tak sanggup. Apakah kau tak me-
ngerti, Winston, bahwaindividu ituhanja satu sel semata? Ke-
lesuan sel itulah kekuatan djasad. Akan matikah kau, kalau
kukumu itu digunting ?"
Ia memalingkan dirinja dari Winston dan mulai mundar-
mandir dengan satu tangan dikantongnja.
,Kami adalah pendeta kekuasaan," katanja. , Tuhan adalah
kekuasaan. Tetapi bagi kau disaat ini kekuasaan itu hanja
suatu perkataan. Sekarang sudah waktunja kaudapat penger-
tian tentang apa jang dimaksudkan dengan kekuasaan. Per-
tama-tama kau harus insaf, bahwa kekuasaan itu kolektif.
312
h dividu hanja mempunjai kekuasaan, hila ia herhenti djadi
dividu. Kaukenal semhojan Partai: ,Kehebasan ialah Per-
budakan". Pemah kaupikirkan, hahwa semhojan itu dapat
kaubalik? Perhudakan ialah Kehehasan. Seorang diri- da-
lam kehehasan-orang selalu dikalahkan. Hal itu mesti de-
mikian, karena setiap manusia harus mati dan itulah keka-
lahan jang paling mengerikan. Tetapi kalau ia menjerahkan
dirinja se-hulat2nja, kalau ia dapat melepaskan prihadinja,
kalau ia dapat melehurkan dirinja dalam Partai, sehingga ia
adalah Partai, maka ia maha-kuasa dan ahadi. Hal jang ke-
dua jang harus kau insafi ialah, hahwa kekuasaan adalah ke-
kuasaan atas machluk2 manusia. Atas hadan - tetapi teru-
tama atas djiwa. Kekuasaan atas henda - kau menjehutnja
kenjataan2 diluar diri kita - tidak penting. Seluruh henda
telah kami kuasai."
Winston melupakan pelat djarum itu sehentar. Ia mentjo-
ha mati 2an untuk duduk dan hanja herhasil menjakiti ha-
dannja.
,Tetapi hagaimana kelian dapat menguasai henda ?" teriak-
nja. ,Iklim dan hukum daja herat sadja tak kelian kuasai.
Disamping itu masih ada penjakit, rasa sakit, mati -"
O'Brien menghentikannja dengan gerak tangan. ,Kami
menguasai henda, karena kami menguasai djiwa. Kenjataan
itu ada dalam kepala. Kau akan mempeladjarinja her-ang-
sur2, Winston. Tak ada jang tak kami sanggupi. Halimunan,
menghindarkan daja herat - semua. Kalau aku mau, aku
akan dapat mengapung keatas hagaikan gelemhung sahun.
Aku tak ingin, karena Partai tak mengingininja. Kau harus
melupakan pendapat2 ahad kesemhilanhelas tentang hukum2
alam. Kami memhuat hukum2 alam."
,Tetapi hukan kelian jang memhuatnja. Planit ini sadja
tak kelian kuasai. Bagaimana halnja dengan Eurasia dan
Asiatimur? Kedua negara itu helum kelian taklukkan."
,Tak ada gunanja. Kami akan menaklukkan mereka, hila
perlu. Dan apa hedanja, kalau kami tak herhuat demikian?
Kami dapat menjisihkan mereka diluar jang ada, tegasn]a
mereka dapat kami anggap sepi: Oceania ialah dunia."

11 3
,Tctapi dunia ini senditi hanja sebagian ketjil dari selu-
ruhnja. Dan manusia sebintik - tak berdaja! Usianja bera-
pa? Ber-djuta2 tahun lamanja dunia ini tak didiami."
,Omong kosong. Dunia ini sama tua dengan kita semua,
tak lebih tua. Bagaimana dunia akan mungkin lebih tua?
Tak ada jang berwudjud, kalau tiqak oleh kesedaran ma-
nusia."
, Tetapi gunung penuh tulang2 binatang masa silam, ma-
mut2 dan reptil2 raksas_a mendiami dunia ini lama sebelum
manusia ada."
,Pernahkah kau lihat tulang2 itu, Winston? T entu tidak.
Ahli 2 ilmu hajat abad kesembilanbelaslah jang mereka-
rekanja. Sebelum manusia, tak ada apa2. Kemud,ian dari
manusia, seandainja hidup manusia akan berachir, tak akan
ada apa2. Tak ada apa2 diluar manusia." ·
, Tetapi seluruh alam ada diluar kita. Lihatlah bintang2
itu. Beberapa antaranja sedjauh ber-djuta tahun-tjahaja
dari kita ini. Bintang2 akan tetap diluar kekuasaan kita un-
tuk se-lama2nja."
,Apakah bintang?" kata O'Brien atjuh tak atjuh. ,Pertji-
kan api, beberapa kilometer dari sini. Kalau perlu, kami ,
akan dapat pergi kesana. Atau kami akan dapat menghilang-
kannja. Dunia titik pusat alam. Matahari dan bintang ber-
putar2 mengelilinginja."
Winston membuat gerak kedjang pula. Sekali ini ia tak
berkata apa2. 0 'Brien melandjutkan, seolah ia memberikan
djawaban atas penolakan jang diutjapkan.
,Bagi tudjuan2 tertentu hal itu tentu tak kena. Bila kami
melajari lautan atau meramalkan gerhana, kami katakan
untuk mudahnja, bahwa dunia berputar mengelilingi mata-
hari dan bahwa bintang2 ber-djuta2 kilometer djauhnja.
Apa salahnja? Apakah kaukira kami tak sanggup rnernbuat
dua ~istim perbintangan? Bintang2 itu dapat dekat atau
djauh, sesuai dengan kebutuhan2 kami. Apakah kaukira,
bahwa ahli2 ilmu pasti kami tak tjukup pintar untuk itu?
Sudah lupakah kau pikiranganda ?"
Winston terkedjut rnundur ditempat-tidur. Apa djuga
314
jang dikatakannja, djawaban jang segera itu mengenainja ba-
gaikan pukulan pentung. Biarpun demikian ia tahu, ia tahu
pasti bahwa pendapatnja benar. Kepertjajaan, bahwa tak
ada apa2 diluar diri kita - pasti mesti ada tjara untuk mem-
buktikan, bahwa itu tak benar. Bukankah hal itu telah di-
tjatji dahulu sebagai pengertian palsu. Bahkan ada perka-
taan~ untuknja, jang tak diingatnja lagi. Sebentar nampak
senjum ketjil pada sudut mulut O'Brien dalam ia meman-
danginja.
,Telah kukatakan kepadamu, Winston," katanja, ,bahwa
kau bukan ahli filsafat. Perkataan jang kautjoba ingatkan itu
ialah solipsisme. Tetapi kau silap. Ini bukan solipsisme.
Solipsisme kolektifpun djadi. Tetapi lain solipsisme, lain
jang kumaksud: sebenamja kebalikannja. Tetapi semua ini
melantur namanja," sambungnja dengan suara lain. ,Ke-
kuasaan jang sebenamja, kekuasaan jang harus kami per-
djuangkan siang-malam, bukanlah kekuasaan atas benda2,.
tetapi atas manusia." Ia berhenti sesaat dan berbuat pula
sebentar seperti seorang guru, jang menanjai seorang murid
jang banjak'mengandung harapan: ,Bagaimanakah manusia
jang satu memakai kekuasaannja itu atas jang lain; Win-
ston?"
Winston berpikir. ,Dengan membuatnja menderita," ka-
tanja.
,Tepat. Dengan membuatnja menderita. Kepatuhan tidak
tjukup. Kalau ia tak menderita, bagaimanakah kita akan
mendapat kepastian, bahwa ia mengikuti kemauan kita dan
bukan kemauannja sendiri? Kekuasaan terdiri atas menja-
kiti dan menghina. Kekuasaan terdiri atas menghantjurkan
djiwa manusia dan kemudian memberikannja bentuk baru
jang kita pilih sendiri. Mulai sedarlah kau sekarang tentang
matjam dunia jang sedang kami bentuk itu? Persis kebali-
kan Utopia hedonistis tolol seperti jang dibajangkan pem-
baru2 lama. Suatu dunia ketakutan dan pengchianatan dan
siksaan, suatu dunia indjakan dan diindjak, suatu dunia
jang bukan semakin kurang tetapi semakin lebih kedjam
dalam ia semakin ·halus. Arti kemadjuan didunia ini ialah
kcmadjuan menudju kesakitan. Katanja peradabanZ lama
berdasarkan tjinta atau keadilan. Dunia kami bersendi pada
kebentjian. Dalam dunia kami tak ada perasaan2 jang lain
dari ketakutan, geram, kemenangan dan merendahkan diri.
Semua jang lain itu akan kami hantjurkan- semua. Kebia-
saan2 berpikir, peninggalan2 zaman sebelum Revolusi, telah
kami hantjurkan. Ikatan2 antara anak dan orangtua dan an-
tara manusia dan sesama manusia dan antara suami dan
isteri telah kami putuskan. Tak ada orang lagi jang berani
mempertjajai isteri atau anak atau kawan. Tetapi dimasa
datang tak akan ada lagi suami-isteri dan kawan. Sedjak
lahimja anak2 akan dipisahkan dari ibunja, seperti djuga
kita memisahkan telur dari ajam jang menelorkannja. Na-
luri kelamin akan dimatikan. Mendapat anak akan djadi
formalitet tahunan, sama seperti pembaruan kartu distri-
busi. Kami akan menghapuskan puntjak sjahwat. Sekarang
.ahli2 ilmu penjakit saraf di Oceania sedang sibuk dengannja.
Tak akan terdapat setia selain dari setia kepada Partai. Tak-
kan ada tjinta jang lain dari tjinta pada Bung Besar. Takkan
ada tertawa selain tertawa kemenangan atas musuh jang
ditaklukkan. Takkan ada seni, kesusasteraan dan ilmu pe-
ngetahuan. Bila kami mahakuasa, kami takkan membutuh-
kan ilmu pengetahuan lagi. Takkan ada lagi ingin-tahu, tak
ada gembira dalam proses hidup. Semua kesukaan jang lain
ak;an dihantjurkan. Tetapi selalu- djangan lupa ini, Win-
ston- selalu akan ada biusan kekuasaan, jang terus~menerus
semakin besar dan terus-menerus lebih halus. Selalu. pada
setiap saat, akan ada suntikan kemenangan; sensasi meng-
indjak2 musuh jang tak berdaja. Kalau kauingin bajangan
masa datang, bajangkanlah sebuah sepatu jang menumbuki
wadjah seorang manusia- terus-menerus."
Ia berhenti sebentar, se-olah2 ia mengharap, bahwa Win-
ston akan berkata apa2 • Winston mentjoba pula membe-
namkan dirinja se-dapat2nja diatas tempat-tidur itu. Da-
rahnja seolah telah 'm embeku. O'Brien melandjutkan bi-
tjara:
,Dan djangan lupakan; bahwa semua itu takkan sudah2.
316
Dan selalu akan ada wadjah untuk di-indjak2. Orang-bid'ah,
musuh masjarakat, akan ada selalu, sehingga ia terus-menc-
rus dapat ditaklukkan dan lagi2 dihina. Semua jang telah
kau;1lami sedjak kau ditangkap - semua itu akan berlang-
sung terus dan akan bertambah kedjam. Spionase, peng-
chianatan2, penangkapan2, siksaan2, hukuman2 mati, orang2
jang menghilang, takkan ber-achir2. Dunia ini akan djadi
kantjah penindasan dan kemenangan. Semakin l;>erkuasa
Partai, semakin akan men-djadi2 galaknja: semakin lemah
oposisi, semakin kedjam kelaliman. Goldstein dan bid'ah-
nja itu akan hidup abadi. Mereka akan dihantjurkan setiap
hari, setiap saat, akan dihina, ditertawakan, diludahi -
I
....
•,.
tetapi biarpun demikian mereka akan hidup terus. Drama
jang kita mainkan bersama selama tudjuh tahun ini, akan
berlangsung ber-kali2, turun-temurun, dan selalu dalam
bentuk2 jang lebih halus. Selalu akan ada orang bid'ah disini
tak berdaja, berteriak kesakitan, hantjur, hina- dan achir-
nja menjesal sekali, tertolong dari dirinja dan merangkak
dengan sukarela kepihak kami. Itulah dtmia jang akan kami
dirikan, Winston. Dunia jang hidup dalam kemenangan
jang satu ke jang lain: pemakaian kekuasaan jang tak kun-
djung berachir. Aku lihat, bahwa kau sudah mulai sedar
akan udjud dunia itu nanti. Tetapi achir2 nja kau takkan
tinggal pada mengerti sadja. Akan lebih lagi dari itu. Kau
akan menerimanja, menghidupinja dan mendjadi bagian-
nja."
Winston telah kembali tjukup menguasai dirinja untuk
berbitjara. ..
, Takkan mungkin!" katanja per-lahanz.
,Apa maksudmu dengan itu, Winston?"
,Kau tak dapat mentjiptakan dunia seperti jang kaugam-
barkan tadi. Itu hanja mimpi. Takkan mungkin."
,Mengapa?"
, Takkan mungkin mendirikan peradaban atas ketakutan
dan bentji dan kekedjaman. Peradaban demikian takkan
tahan lama."
,Mengapa tidak ?"
..
3 I 'l

-. .... . •• ...
,Karena takkan mempunjai daja hidup. Peradaban itu akan
roboh dan membunuh diri sendiri."
,Omong kosong. Kau mengira, bahwa bentji lebih meru-
sak dari tjinta. Apa sebabnja mesti demikian? Dan sean-
dainja memang demikian, apa bedanja? Apa bedanjal djika
seandainja kami ingin djadi bobrok lebih tjepat. Atau djika
seandainja kami mempertjepat tempo hidup manusia se-
hingga manusia telah tua bangka pada usia tigapuluh tahun.
Tak dapatkah kau mengerti, bahwa mati individu bukan
kematian? Partai abadi ! "
Seperti hiasanja suara itu menghantam Winston habis2an.
Disamping itu ia takut, bahwa O'Brien akan memasang pe-
lat djarum itu pula, kalau mereka terus berlainan pendapat.
Tetapi biarpun demikian ia tak kuasa menahan mulutnja.
Lemah dan dengan tiada alasan dan hanja berdasarkan bentji
sangatnja terhadap apa jang dikatakan oleh O'Brien, ia kern-
bali menjerang.
,Aku tak tahu- aku tak peduli. Bagaimana tjaranja aku
tak tahu, tetapi kelian akan gagal. Kelian akan dikalahkan
oleh sesuatu. Hidup akan mengalahkan kelian."
,Kami menguasai hidup, Winston, ditiap tingkatan. Pada
sangkamu ada apa jang disebut ahlak manusia, jang diper-
kosa oleh apa jang kami lakukan dan jang akan menentang
kami. Tetapi kamilah jang membuat ahlak manusia. Manu-
sia dapat diolah semau kami. Apakah barangkali kau telah
kembali pada pendapat lamamu, bahwa kaum proletar atau
budak2 akan berontak dan menghantjurkan kami. Lupa-
kanlah itu. Mereka tak berdaja seperti binatang. Kemanusi-
aan ialah Partai. Jang lain itu disampingnja - tak mendjadi
soal."
,Aku tak peduli. Achimja kelian akan dikalahkan. Besok
atau lusa mereka akan melihat kelian dalam bentuk kelian
jang sebenamja dan kelian akan mereka robek2."
,Adakah kaulihat tanda, bahwa hal itu terdjadi? Atau ala-
san mengapa hal itu mungkin terdjadi ?"
,Tidak. 'Aku pertjaja. Aku tahu kelian akan gagal. Ada
sesuatu dalam alam semesta ini- bagaimana akan kudjelas-
318
kan: sematjam djiwa, sematjam asas- jang pabilapun takkan
dapat kelian menangi."
,Pertjajakah kau kepada Tuhan, Winston?"
,Tidak."
,Djadi apakah asas jang akan mengalahkan kami itu ?"
,Aku tak tahu. Djiwa kemanusiaan."
,Dan kau pandanglah dirimu sendiri sebagai manusia ?"
,Ja."
,Kah.u kau manusia, Winston, maka kaulah man4sia jang
terachir. Matjammu sudah tak ada lagi ; kamilah ahliwaris-
nja. Insafkah kau sekarang, bahwa kau berdiri sendiri? Kau
diluar sedjarah, kau tak ada sama sekali." Sikapnja berubah
dania berkata dengan lebih bengis: ,Dan kau pandang diri-
mu setjara susila lebih tinggi dari kami ?"
,Ja, diriku aku pandang lebih tinggi."
O'Brien diam. Dua suara lain berbitjara. Sesaat kemudian
Winston mengenal salah satu dari suara itu sebagai suara-
nja sendiri. Suara2 itu adalah rekaman pertjakapannja de-
ngan O'Brien pada malam ia menggabungkan dirinja pada
Persaudaraan. Ia mendengar dirinja sendiri berdjandji akan
membohong, mentjuri, memalsukan, membunuh, mema-
kai alat2 bius dan akan memupuk pertjabulan, menjebar-
kan penjakit perempuan, melemparkan asam-belerang ke-
V\'adjah anak2. O'Brien membuat gerak ketjil tak sabar,
seakan hendak menjatakan, bahwa demonstrasi itu tak ada
gunanja sama sekali. Sesudah itu ia memutar sebuah knop
dan suara2 tadi berhenti.
,Keluar dari tempat-tidur itu," katanja.
Tali2 pengikatnja itu telah lepas sendiri. Winston melun-
tjur turun kelantai dan berdiri gojah.
,Kau manusia terachir," kata O'Brien. ,Kau pelindung
djiwa manusia. Kau akan melihat dirimu sendiri telandjang
bulat. Tahggalkan pakaian."
Winston melepaskan udjung tali pengikat pakaian ker-
djanja. Kantjing bergiginja telah lama robek. Ia tak ingat
lagi, apakah ia pemah menanggalkan pakaiannja itu seka-
ligus ~edjak ia ditangkap. Dibawah pakaian kerdjanja mele-
kat rombengan jang kotor dan kuning; hampir tak dapat
dikatakan, bahwa itu dahulu disebut pakaian dalam. Setelah
in meluntjurkannja kelantai ia melihat disebelah lain kamar
itu tj~rmin bermuka tiga. Ia mendapatkannja, tetapi kemu-
dian berhenti tiba2. Ia mendjerit. .
,Djalan terus," kata O'Brien. ,Dan berdiri antara pinggir
tjermin itu. Kau djuga harus melihat sampingnja."
Ia berhenti, karena ia takut. Tengkorak jang bungkuk dan
sebam datang mendapatkannja. Muntjulnja benda itu sen-
diri telah menakutkan dan bukan hanja oleh karena ia tahu,
bahwa itu ia sendiri. Ia mendekati tjermin itu. Wadjah
machluk itu seolah menondjol kemuka, karena sikap bung-
kuknja. Wadjah seorang kurungan jang kurus kering, de-
ngan dahi bendjol2, jang kebelakang mendjadi kepala botak,
hidung miring dan dengan tulang-pipi jang karena kurusnja
menondjol kemuka, diatasnja mata jang ber-api2 dan hati2.
Pipinja penuh bekas2 luka, mulutnja kempis. Memang wa-
djahnja, tetapi rasa2 nja perubahan pada wadjahnja itu lebih
banjak dari pada djiwanja. Perasaan2 jang dibajangkan oleh
air mukanja, pasti lain dari perasaan2nja sendiri. Kepalanja
telah botak sebagian. Mula2nja ia sangka djuga, bahwa ram-
butnja telah ubanan, tetapi hanja batu kepalanjalah jang
putih. Selain tangannja dan belang merah -pada wadjahnja,
tubuhnja nampak putjat, tak ubahnja rangka . tua bobrok
jang kotor. Disana-sini nampak bekas2 luka merah dan
dekat mata -kakinja radang pembuluh mekamja dengan ku-
lit2 mengelupas disekitamja. Tetapi kurus badannja sung-
guh menakutkan. Dadanja sama tipis seperti dada rangka:
tulang2nja demikian kurus, sehingga lututnja lebih lebar
dari pahanja. Sekarang is mengerti apa jang dirnaksud oleh
O'Brien dengan ,Kau harus melihat sampingnja djuga".
Sungguh mengherankan bungkuk tulang-belakangnja. Ba-
hunja jang tipis melengkung kemuka, sehingga dadanja me-
lengkung kedalam, tengkuknja jang berkerut-merut nam-
pak seakan dilipat dua oleh berat kepalanja. Melihat tubuh
demikian, ia akan berkata, bahwa badan itu badan seorang
lelaki berusia 6o tahun, jang menderita penjakit ganas.
320
dari semua o1igarchi masa silam ialah, bahwa kami tahu
apa jang kami kerdjakan. Semua jang lain itu, djuga jang
s r upa dengan kami, adalah pengetjut dan munafik. Tjara2
Nazi Djerman dan Komunisme Rusia mendekati kami, te-
tapi mereka tak pemah berani mengakui alasan2 mereka.
Mereka berkata dan barangkali mereka pertjaja malah,
bahwa mereka mau tak mau menerima kekuasaan itu dan
untuk waktu jang terbatas; dan pada sangka mereka mudah
tertjapai tempat dimana manusia hidup bebas dan sama de-
radjat. Kami bukan demikian. Kami tahu, bahwa belum
pemah ada orangmerampas kekuasaan dengan maksud mele-
paskannja kembali. Kekuasaan bukan alat, tetapi tudjuan.
Orang bukan mendirikan kediktatoran untuk menjelamat-
kan repolusi, orang mengadakan repolusi untuk men-
dirikan kediktatoran. Tudjuan pemburuan ialah pemburu-
an. Tudjuan siksaan ialah siksaan. Sudah mulai terang ?"
Winston terharu, seperti ia telah pemah terharu sebelum-
nja, oleh kelesuan muka O'Brien. Muka itu kuat dan kasar,
penuh pengertian dan sematjam nafsu jang di-tahan2 , jang
menjebabkan Winston merasa tak berdaja; tetapi air mu-
kanja lesu. Kulit tergelambir dibawah matanja dan kulitnja
lisut pada tulang pipinja. O'Brien membungkukinja dan
sengadja mendekatkan muka jang lesu itu.
,Sekarang kau berpikir," katanja, ,bahwa mukaku irti tua
dan lesu. Kau berpikir, bahwa aku hanja me-njebut2 keku-
asaan dan kendati demikian malahan menghindarkan kehan-
tjuran badanku sadja aku tak sanggup. Apakah kau tak me-
ngerti, Winston, bahwaindi vidu ituhanja satu sel semata? Ke-
lesuan sel itulah kekuatan djasad. Akan matikah kau, kalau
kukumu itu digunting?"
Ia memalingkan dirinja dari Winston dan mulai mundar-
mandir dengan satu tangan dikantongnja.
,Kami adalah pendeta kekuasaan," katanja. ,Tuhan adalah
kekuasaan. Tetapi bagi kau disaat ini kekuasaan itu hanja
suatu perkataan. Sekarang sudah waktunja kaudapat penger-
tian tentang apa jang dimaksudkan dengan kekuasaan. Per-
tama-tama kau harus insaf, bahwa kekuasaan itu kolektif.
312
hangku dekat tempat-tidur dan menangis ter"sedu2. Ia telah
s •J ar akan keburukannja, akan kedjidjikannja: setumpukan
tulang2 jang dibaluti pakaian kotor, jang menangis dalam .
tjahaja terang jang dingin; tetapi ia tak dapat menahan air-
matanja. O'Brien meletakkan tangannja dengan hampir
lemah-lembut diatas bahunja.
,Semua itu akan berachir," katanja. ,Asal kaumau, kau
dapat mengelakkan diri dari siksaan selandjutnja. Semua
tergantung pada dirimu sendiri."
,Semua ini perbuatanmu!" sedu Winston. ,Kaulah jang
mendjadikanku demikian ini." .
,Bukari, Winston, kau sendirilah jang bersalah. lnilah ri-
siko jang kauterima, diwaktu kau berniat menentang Par-
taL Semua itu telah tersimpul dalam tindakanmu jang per-
tama. Dan semua jang telah terdjadi itu telah kauketahui
sebelumnja."
Ia menanti sebentar dan melandjutkan bitjaranja kemu-
dian:
. ,Kami telah menghantammu, Winston. Kami telahmeng-
hantjurkanmu. Telah kaulihat, bagaimana rupa badanmu
sekarang. Djiwamu demikian djuga. Aku tak pertjaja, bah-
wa masih banjak tinggal keangkuhan padamu. Kau telah
diterdjangi, dihantaill dan dihina, kau berteriak kesakitan,
kau ber-guling2 dilantai dalam darah dan muntahmu. Kau
mendengking minta ampun, setiap orang dan semua jang
lain telah kauchianati. Masih adakah menurut pikiranmu
sesuatu penghinaan jang belurn dilemparkan kepadamu ?"
Winston telah berhenti menangis, biarpun air-matanja
masih ber-linang2 • Ia melihat ke O'Brien.
,Aku tak mengchianati Julia," katanja.
O'Brien melihatnja sambil termenung. ,Tidak," katanja,
,tidak; memang benar. Kau tak mengchianati Julia."
Rasa hormatnja, jang tak dapat ditiadakan oleh apapun
djuga terhadap O'Brien, kembali menjala dalam dada Win-
ston. Alangkah tjerdiknja, pikirnja, tjerdik! Belurn per-
nab terdjadi, bahwa O'Brien tak mengerti apa jang dika-
takan kepadanja. Setiap orang lain didunia ini akan men-
322
dj.lwab, bahwa ia telah mengchianati Julia. Karena apakah
Jang belum ditjeritakannja diwaktu mereka menjiksanja?
S •mua jang diketahuinja tentang Julia, telah ia tjeritakan
k pada m~reka, kebiasaan2 nja, sifatnja, hidupnja dahulu;
s mua telah diakuinja, sampai kehal se-ketjil2nja jang ter-
dj adi pada pertemuan2 mereka, apa jang dikatakannja ke-
pada Julia dan sebaliknja, makan2an jang mereka beli dipa-
sar gelap, zina mereka, niat2 djahat samar2 mereka terha-
dap Partai- semua. Tetapi biarpun demikian, ia tak meng-
chianatinja dalam arti perkataan jang dipakainja. Ia masih
tetap mentjintai Julia, perasaan2nja terhadapnja masih tetap
seperti dahulu. Dengan tak memerlukan pendjelasan se-
landjutnja, O'Brien mengerti apa maksudnja.
,Tahukah kau," katanja, ,hila aku akan ditembak mati ?"
,Barangkali masih lama," kata O'Brien, ,Soalmu ini sulit.
Tetapi djangan putus asa. Besok atau lusa kau akan sehat
kernbali. Achirnja kau akan kami tembak mati."
Ia telah djauh lebih baik. Setiap hari, kalaupun memang
ada pergantian hari, ia bertambah gemuk dan kuat. Tjahaja
putih dan suara jang men-dengung2 itu sama sadja seperti
sebelumnja, tetapi selnja sekarang agak lebih baik dari sel-
nja dahulu. Ada bantal dan kasur diatas bale2 kaju dan se-
buah bangku untuk duduk. Ia diizinkan mandi sekali dan ia
diperbolehkan tjutji muka dalam sebuah kom kaleng. Tam-
bahan pula ia mendapat air panas untuk tjutji muka. Ia
mendapat pakaian dalam jang baru dan pakaian kerdja jang
bersih. Pembuluh mekarnja telah dibalut dengan salap jang
menghilangkan rasa sakitnja. Giginja jang masih tinggal te-
lah ditjabut dan ia mendapat gigi palsu.
Waktu berdjalan terus. Mungkin telah ber-minggu2 atau
ber-bulan2. Kalau ia ingin, akan mungkin baginja sekarang
untuk mengikuti perdjalanan waktu, karena rupa2nja ia di-
't beri makan pada waktu2 jang tertentu. Kalau tidak salah
•• dugaannja, ia diberi makan tiga kali dalam duapuluh empat
djam; kadang2 ia bertanja bingung dalam hatinja, apakah
waktu2 itu siang atau malam hari. Makanannja sungguh baik,
makanan jang ketiga saban2 dengan daging. Bahkan sekali
ia mendapat sebungkus sigaret. Ia tak punja geretan, tetapi
pendjaga jang membawa makanannja dan tak pernah ber-
kata sepatah kata kepadanja, memberikan korek api. Pada
pertama kalinja ia nientjoba merokok, kepalanja pening,
tetapi ia teruskan dan dengan merokok setengah batang
sehabis setiap kali makan, rokok jang sebungkus itu tak
segera habis. Mereka memberi.kannja batu-tulis putih, de-
ngan potlot tumpul ditalikan disudutnja. Mula2 ia tak me-
makainja. Bahkan diwaktu ia bangun, ia tak ingin berbuat
apa2. Sering ia rebah2 sadja diantara waktu makannja, ham-
pir tak ber-gerak2, kadang2 tertidur; kemudian terbangun
324
• •
dalam ber-mimpill tak tentu; pada waktu itu ia terlalu tjape
r. sanja untuk membuka matanja. Ia sudah lama biasa untuk
t ldur dengan soroton tjahaja silau itu pada wadjahnja. Seo-
lah sama sadja rasanja. Bedanja hanjalah, bahwa mimpi 2nja
djadi lehih berhubungan djelas karenanja. Sebagian besar
masa ini dilaluinja dengan mimpi , dan mimpi2nja selalu
mimpi2 enak. Ia di Daerah Emas atau ia duduk di-tengah2
puing2 besar jang diterangi sinar matahari, dengan ibunja,
dengan Julia, dengan O'Brien- ia tak pemah berbuat sesu-
atu apa, hanja duduk2 disinar matahari, dan ber-tjakap2
tentang hal2 biasa. Pikirannja diwaktu bangun biasanja me-
ngenai mimpi2nja itu. Setelah sekarang rasa sakitnja meng-
hilang, dajanja untuk memusatkan pikirannja seolah sudah
tak ada lagi. Waktu2 kosongnja tak lagi membosankannja;
ia tak ingin kawan ber-tjakap2 atau sesuatu jang lain untuk
melengahkan pikiran. Hanja tinggal sendirian, tak dipukuli
atau diperiksa, tjukup makanan dan selalu bersih, menje-
nangkannja sama sekali.
Lambat-laun ia dapat mengurangi tidumja, tetapi ia be-
lum merasa ingin keluar dari tempat-tidurnja. Ia hanja
ingin rebah2 dan merasai bagaimana kekuatan badannja se-
makin bertambah. Ia telah biasa merabai badannja disana-
sini dan mejakininja, bahwa memang benar ototnja ber-
tambah bulat dan kulitnja tambah tegang. Achimja ia tak
ragu lagi, bahwa ia telah bertambah gemuk; sekarang pa-
hanja telah lebih Iebar pula dari lututnja. Kemudian ia
mulai melatih dirinja, biarpun ia segan mula2. Tak lama
sesudah itu ia telah dapat berdjalan sedjauh tiga kilometer,
diukur dengan berdjalan mengelilingi sel dan bahunja jang
bungkuk itu semakin lurus. Ia mentjoba melakukan latihan2
jang lebih luas dan djadi heran dan malu kalau sesuatu ge-
rak tak dapat dilakukannja. Ia tak dapat berdjalan lebih
tjepat dari seperti pada melantjong biasa; ia tak dapat me-
ngangkat bangkunja dengan tangan lurus, ia tak dapat ber-
diri diatas satu kaki dengan tak djatuh. Ia djongkok dan
melihat, bahwa ia dapat berdiri lagi, biarpun paha dan be-
tisnja terasa sakit betul. Ia rebah diatas perutnja dan men-
325
tj oh. m ngangkat dirinja dengan tangannja. Hanja berhasil
s. mpai satu sentimeter dan tak dapat lebih tinggi lagi. Te-
tapi b berapa hari kernudian- dengan rnakan beberapa kali
- pun hal ini ditjapainja. Pernah ia sanggup rnengangkat
clil·inja sarnpai enarn kali ber-turut2. Ia betul2 rnulai bangga
d ngan badannja dan sekali2 ia rnulai pertjaja pula, bahwa
djuga wadjahnja sudah rnulai narnpak biasa kernbali. Hanja
bi1a setjara kebetulan kepalanja terpegang oleh tangannja,
teringatlah ia akan wadjah kurus penuh bekas2 luka jang
rnernandanginja dari tjerrnin itu.
Pikirannja sernakin bertarnbah aktip. Ia duduk diatas tern-
pat-tidur kajunja, punggungnja pada dinding dan batu-tulis
diatas pahanja dan dengan sedar ia rnulai dengan pekerdjaan
kernbali rnendidik dirinja.
Ia telah rnenjerah, itu sudah disetudjui. Sebenarnja, dan
itu disedarinja sekarang, ia telah rela untuk rnenjerah, lama
sebelurn ia rnengarnbil keputusan itu. Sedjak saat ia dalarn
Kernenterian Tjinta - ja, bahkan diwaktu ia dan Julia ber-
diri tak berdaja dikarnar tuan Charrington, dalarn suara
badja deri pesawat-tele rnernerintahkan rnereka apa jang
rnesti rnereka lakukan - telah terang olehnja kelernahan
dan kedangkalan niatnja untuk rnenentang kekuasaan Par-
taL Sekarang ia tahu, bahwa Polisi-Pikiran telah meng-
arnat2inja selarna tudjuh tahun ini, seperti seekor kurnbang
dibawah alat pembesarkan. Tak pernah ada perbuatan2,
utjapan jang keras, jang tak rnereka lihat dan dengar; tak
ada djalan pikiran jang tak dapat mereka ikuti sarnpai ke-
pangkalnja. Bahkan abu putih disarnpul buku hariannja itu
rnereka letakkan kernbali dengan tjerrnat. Mereka rnern-
perdengarkannja piring2 hi tam dengan pengambilan suara2,
rnereka rnernperlihatkannja foto 2. Beberapa diantaranja
adalah foto 2 Julia dan dirinja sendiri. Ja, bahkan ... Ia tak
sanggup lagi rnenentang Partai. Disarnping itu Partai ada
dipihak jang benar. Mernang rnesti dernikian; bagairnana-
kah dapat otak abadi dan kolektip itu berbuat salah? Uku~
ran2 apakah jang dapat dipakai untuk rnengudji keputusan2-
nja itu? Pikiran war as adalah soal statistik. Jang utarna hanja
beladjar berpikir seperti rnereka berpikir. Hanja -?
326
Potlot itu terasa besar dan tjanggung dalam djarinja. Ia
mulai menulis pikiran2 jang timbul dalam kepalanja. Mula2
ia menuJis dalam huruf2 besar jang kekok:
KEBEBASAN IALAH PERBUDAKAN
Kemupian segera disambungnja dibawahnja:
DUA TAMBAH DUA SAMA DENGAN LIMA
Tetapi pada waktu itu terasa sematjam perlawanan. Pikir-
annja seakan tak sanggup memusatkan diri, se-olah2 ia takut
akan sesuatu. Ia tahu, bahwa ia tahu apa jang akan datang
sekarang, tetapi untuk sementara ia tak dapat menjedarinja.
Setelah melintas dalam kepalanja, maka hal jang mesti akan
terdjadi itu hanja hasil penuturan jang sedar: djadi bukan
datang sendiri.
Ia menulis:
TUHAN IALAH KEKUASAAN
Semuanja diterimanja. Masa silam dapat diubah. Masa silam
tak pemah diobah. Oceania berperang dengan Asiatimur.
Selama ini Oceania berperang terus-menerus dengan Asia-
timur. Jones, Aaronson dan Rutherford bersalah karena
kedjahatan2 jang dituduhkan kepada rp.ereka. Ia tak pemah
melihat potret jang mend)lstakan kesalahan mereka. Potret
itu tak pernah ada, itu hanja rekaannja sendiri. Ia teringat,
bahwa ia mengingat hal2 jang saling bertentangan, tetapi
semua itu hanja bajangan2 palsu, hasil2 penipuan sendiri.
Kini: mudahnja semua! Kita tinggal menjerah sadja dan
jang lain beres sendiri. Sarna sadja seperti kita berenang
menjongsong arus, jang ber-kali2 menghanjutkan kita, be-
tapa kuat djuga usaha kita; dan tiba2 kita memutuskan
membalik dan sebalik dari menen tang arm kita lantas meng-
ikutinja. Tak ada jang berubah selain dari sikap kita: apa
jang ditakdirkan, kini telah terdjadi. Ia hampir tak tahu,
apa sebabnja ia pemah menentang Partai. Semua mudah se-
kaii, selain-!
Semuanja mungkin benar. Apa_jang disebut hukum2 alam
itu omong-kosong belaka. Hukum gajaberat omong ko-
song. ,Kalau aku mau,'; demikian kata O'Brien, ,aku akan
dapat mengapung keatas seperti balon2an sabun." Winston
327
menguraikannja lebih landjut. ,Kalau ia pikir, bahwa ia
mengapung keatas dan hila aku djuga berpikir, bahwa aku
melihatnja mengapung keatas, maka hal itu memang demi-
kian djuga." Tiba2 mendjulang pikiran dalam kepalanja,
seperti rangka perahu jang tenggelam menondjol keatas
permukaan air: ,Hal itu tak benar2 terdjadi. Hanja bajangan
pikiran kita sadja. Itu hanja chajal semata." Pikiran itu
segera dihindarkannja djauh2 dari kepalanja. Bahwa itu ti-
pu-daja tak usah diragukan lagi. Hal itu berdasarkan sang-
kaan, bahwa diluar kita ada dunia jang ,benar" ,dimana ter-
djadi hal2 jang ,benar". Tetapi bagaimana mungkin ada
dunia jang demikian? Pengetahuan apakah jang ada pada
kita, kalau tidak dalam pikiran kita sendiri? Semua kedja-
dian berlangsung dalam pikiran. Suatu kedjadian jang ber-
langsung disemua pikiran, memang benar2 terdjadi. Tak
sulit baginja untuk membatalkan tipu-daja itu dan tak ada
bahajanja, kalau2 ia akan takluk kepadanja. Tetapi ia insaf,
bahwa seharusnja hal ini tak boleh menimpa dirinja. Bila
timbul suatu pikiran jang berbahaja, lalu hati harus dike-
balkan. Reaksi itu harus otomatis, setjara naluri. Kesala-
hanbuntu, demikianlah namanja d,alam Bahasa-Baru.
Ia mulai berlatih dalam kesalahanbuntu. la menghadapkan
dirinja dengan dalil 2 - ,Partai mengatakan, bahwa dunia
rata", ,Partai mengatakan, bahwa es lebih berat dari air" -
dan ia memahirkan dirinja untuk tak memperhatikan atau
tak mengerti alasan2 jang menentang dalil 2 itu.
Hal itu tidak mudah. Dan meminta kesanggupan2 jang
bukan sedikit untuk mengemukakan alasan2 jang tepat dan
jang segera timbul sendiri dalam pikiran. Misalnja soal2 hi-
tungan jang ditimbulkan oleh pemjataan seperti ,dua tam-
bah dua sama dengan lima" terlalu sulit baginja. Untuk itu
perlu djuga sematjam latihan pikiran, suatu ketjakapan
untuk disatu saat mengenakan logika dengan tjara jang ter-
lalu di-tjari 2 dan disaat jang berikutnja menutup mata akan
kesalahan2 jang paling besar terhadap logika. Ketololan
sama perlunja dengan dan sama sulituntukdikesampingkan.
Pada semua itu ia meng-agak2 dengan setengah perhatian,
328
hll, mereka akan menemhaknja mati. ,Semua hergantung
p damu", demikian kata O'Brien; tetapi ia tahu, hahwa
t.tk ada suatu tindakan sedar jang dapat mentjepatkan saat
tu. Mungkin sepuluh menit atau sepuluh tahun lagi. Me-
r ka akan dapat menahannja dalam kesunjian her-tahun2
lamanja; mereka akan dapat mengitimnja kekamp-kerdja-
paksa, mereka akan dapat memhehaskannja untuk semen-
tara waktu, seperti jang mereka lakukan kadang2. Mungkin
sekali, hahwa seluruh drama penangkapan dan pemerik-
saannja akan diulangi kemhali sedari mula, sehelum ia di-
temhak mati. Jang pasti hanjalah, hahwa adjal tak sampai
pada saat kita mengharapkannja. Sudah mendjadi tradisi
- tradisi jang tak dinjatakan: kita telah mengetahuinja
dengan salah suatu djalan, hiarpun kita tak pemah mende-
ngar orang mengatakannja- hahwa mereka menemhak kita
dari helakang: selalu dikuduk kita, dengan tiada diheri-
tahukan terlehih dahulu, hila kita lagi herdjalan dalam gang
dari sel jang satu ke jang lain.
Pada suatu hari - tetapi sehetulnja ,suatu hari" itu hukan
pemjataan jang tepat, karena waktu itu mungkin djuga
tengah malam : suatu kali - ia hermimpi : mimpi jang aneh
dan nikmat. Ia herdjalan melalui sehuah gang dalam me-
nanti2 pelor itu. Ia tahu, hahwa pelor itu mesti datang di-
saat herikut. Semua telah heres, telah disingkirkan, dosa
telah ditehus. Tak ada ragu lagi, tak ada alasan2 lagi, tak
ada rasa sakit dan tak ada ketakutan lagi. Badannja sehat
dan kuat. Ia herdjalan seenaknja sadja, dengan rasa gemhira
karena pergerakan itu dan perasaan melantjong dalam sinar
matahari. Ia tak lagi herada di-gang2 Kementerian Tjinta
jang ketjil dan putih itu, ia herada dalam gang hesar selehar
satu kilometer jang penuh sinar matahari, jang terasa dila-
luinja dalam mahuk hiusan. Ia herada di Daerah Emas dan
mengikuti djalan ketjil jang melintangi padang tua dengan
rumputnja jang telah hahis dimakani oleh kelintji. Ia dapat
merasa rumput pendek jang empuk itu dihawah kakinjadan
sinar matahari jang lemhut itu diwadjahnja. Dipinggir pa-
dang itu nampaknja pohon2 olm jang her-gerak2 per lahan2
329
dan dib •lnkangnja terdapat sungai ketjil dengan ikan2nja
jang b •rcnang ditempat dangkal jang menghidjau dibawah
daun. n pohon wilg.
'J'ib,ll ia tersintak duduk dengan terkedjut sekali. Peluh
rncm basahi tulang belakangnja. Ia m endengar dirinja sen-
diri berteriak keras : "Julia! Julia! Julia, kekasihku! Julia!"
Sebentar ia benar2 menjangka, bahwa Julia ada dekatnja.
Rasa2 nja gadis itu bukan hanja dekatnja, tetapi dalamnja.
Seolah gadis itu telah diserap dalarri djaringankulitnja. Pada
saat itu ia djauh lebih banjak mentjintainja dari sebelumnja,
pada waktu mereka masih ber-sama2 dan bebas. Ia djuga
tahu, bahwa Julia masih hidup disuatu tempat dan me.i:nbu-
tuhkan pertolongannja.
Ia merebahkan dirinja pula dan mentjoba menenangkan
dirinja. Apa jang telah dilakukannja itu? D engan berapa
tahun masa perbudakannja itu ia lamakan dengan kelema-
han jang sesaat ini? Sebentar lagi ia akan mendengar derap2
sepatu diluar. Mereka tak dapat membiarkan tingkah jang
demikian lewat begitu sadja. Sekarang mereka mesti tahu,
artinja hila mereka belurn mengetahuinja, bahwa ia mung-
kir p erdjandjian jang t elah dibuatnja dengan m er eka . Ia
taat k epada Par tai, t etapi ia masih m embentji Partai. Da-
hulu ia inenjembunjikan pikiran bid'ah dibelakang penje-
suain jang pura2. Sekarang ia telah surut selangkah lebih
djauh lagi: rupa2nja dalam hatinja ia telah I?enjerah, te-
tapi selama ini ia berharap agar isi hati ketjilnja tetap ter-
pelihara. Mereka akan m engerti- O'Brien akan m engerti-
nja. Semua telah diakui dalam t eriakan tolol tadi.
Ia akan harus mulai dari mula sekali. Dan itu akan dapat
berarti tahunan. Ia mengusap wadjahnja dengan tangannja,
mentjoba membiasakan dirinja dengan raut mukanja jang
baru itu. Pipinja penuh alur, tulang pipinja terasa merun-
tjing, hidungnja p esek . Disamping itu, ia t elah m endapat
gigi jang baru sam a sekali, sedjak ia b erkatja ull.tuk b ela-
kangan kali. Tidak mudah untuk m empunjai pandangan
jang tak dapat diselami selalu, kalau kita tak tahu bagaimana
rupa wadjah kita. Biarpun bagaimana penguasaan roman
330
wadjah sadja tak tjukup. Ia menjedari untuk pertama kali,
bahwa rahasia jang hendak disimpan, djuga harus disem-
bt.njikan bagi diri kita sendiri. Kita harus mengetahui ada-
nja terus-menerus, tetapi sebelum kita memerlukannja,
kita tak pernah boleh memuntjulkannja dalam kesedatan
kita dalam bentuk jang dapat diberi nama. Sedjak sekarang
ia bukan hanja harus berpikir tepat; ia mesti merasa tepat,
mimpi tepat. Dan bentjinja itu harus dipendamnja terus-
menerus dalam hatinja, bagaikan sumpalan jang merupakan ·
bagian dari badannja tetapi toh tak berhubungan apa2 dengan
bagian dirinja jang lain, sematjam bengkak. Suatu hari
nanti akan diputuskan, bahwa mereka akan menembaknja
mati. Kita takkan dapat mengetahui hila, tetapi kita akan
dapat menerka beberapa sekon sebelumnja. Mereka selali.1
menembak dari belakang, dalam kita berdjalan melalui se-
buah gang. Sepuluh sekon akan sudah tjukup. Pada saat itu
dunia dalam dirinja mungkin akan dapat berbalik. Dan
tiba2, dengan tiada utjapan apa2, dengan tiada ragu dalam
langkahnja, dengan tiada gerak pada roman mukanja -
tiba2 akan djatuh kedok itu dan pang! pada saat itu batere
bentjinja akan menjala. Bentjinja akan meliputinja sama
sekali bagaikan njala api besar jangmen-djilat2 kiankemari.
Dan hampir disaat itu, pang! · pelor akan lepas, terlambat
atau terlalu tjepat. Mereka akan menembak hantjur ~tak­
nja, sebelum mereka dapat menuntutnja kembali. Pikiran
bid'ah itu akan tetap ada dengan tak mungkin mendapat
hukuman lagi, dengan tiada penjesalan, dan bebas dari
mereka untuk se-lama2nja. Mereka akan menembak suatu
lobang dalam kesempurnaan mereka sendiri. Mati dalam
membentji mereka, itulah kebebasan.
Ia menutup matanja. Lebih sulit dari menerima disiplin
djiwa. Soalnja ialah menghina diri sendiri, memuntungkan
diri sendiri. Ia harus menjelam dalam kotoran jang paling
kotor. Apakah jang paling ngeri, jang paling kedji dari se-
gala2nja? Ia teringat akan Bung Besar. Wadjah jang besar
(oleh karena ia selalu melihatnja pada poster2 itu ia selalu
membajangkannja selebar satu meter), dengan kumisnja
331
jang tebal dan hitam itu dan mata jang mengikuti kita ke-
mana2, seolah meluntjur dengan sendiri dalam djiwanja.
Bagaimanakah sebenarnja perasaannja terhadap Bung Be-
sar?
Terdengar smira derap sepatu berat dalam gang. Pintu
besi itu terbuka dengan ribut. O'Brien masuk. Dibelakang-
nja opsir jang bermuka lilin itu dan pendjaga2 dalam pa-
kaian seragam hitam mereka.
, Bangun; " k at a O'Bnen.
. , Keman.. "
Winston berdiri dihadapannja. O'Brien memegang ba-
hunja dengan tangannja jang kuat itu dan melihatnja dari
dekat.
,Kau mau mendustaiku," katanja. ,Perbuatan jang sung-
guh tolol. Berdiri lebih lurus. Lihat mataku."
Ia menanti sebentar dan meneruskan dengan suara jang
lebih lemah-lembut:
,Kau sudah bertambah baik. Pikiranmu sudah hampir wa-
ras. Hanja perasaanmu jang masih belum besar. Tjoba tjeri-
takan Winston - dan djangan lupa, djangan bohong: kau-
tahu, bahwa aku selalu dapat mengetahui apakah orang
bohong atau tidak - tjoba tjeritakan dahulu kepadaku, ba-
gaimana perasaanmu jang sebenarnja terhadap Bung Besar?"
,Aku membentjinja."
,Kau membentjinja. Baik. Kalau b~gitu kini telah tiba
saatnja bagimu untuk melalui tingkatan jang terachir. Kau
harus mentjintai Bung Besar. Patuh kepadanja tak tjukup,
kauharus mentjintainja."
Ia mendorong Winston kearah pendjaga2.
,Kamar I o I," katanja.
v

Dalam tiap2 tingkatan dipendjaranja itu ia tahu atau ia


sangka ia tahu, dimana ia kira2 berada dalam gedung jang
tak berdjendela itu. Mungkin sekali ada perbedaan2 ketjil
dalam tekanan udaranja. Sel2, tempat ia dipukuli oleh pen-
djaga2, berada dibawah tanah. Kamar, tempat ia diperiksa
oleh O'Brien, tinggi sekali, dekat atap. Ruangannja jang
sekarang entah berapa djauh didalam tanah.
Sel ini lebih besar dari kebanjakan bekas sel2nja. Tetapi ia
hampir tak mempedulikan sekitamja. Jang nampak oleh-
nja tak lain dari dua medja jang dekat padanja, ke-dua2nja
ditutupi oleh kain hidjau. Jang sebuah ditaroh hanja bebe-
rapa meter dari tempat duduknja, jang kedua agak lebih
djauh, dekat pintu. Ia duduk lurus diikati dalam sebuah
kursi, demikian erat, sehingga ia tak dapat bergerak sedikit-
pun djuga. Bahkan kepalanjapun tidak. Sematjam bantal
ketjil menahan kepalanja dari belakang dan memaksanja
melihat lurus kemuka.
Sebentar ia sendiri. sadja; kemudian pintu dibuka dan
O'Brien masuk. ,Pernah kautanjakan padaku," kata
O'Brien, ,apa jang ada dalam kamar IOI. Waktu itu kuka-
takan kepadamu, bahwa kau sudah tahu. Setiap orang m e-
mang sudah tahu. Apa jang t erdapat dalam kamar I o I,
itulah jang paling kedjam dari dunia ini."
Pintu dibuka pula. Seorang pendjaga masuk dengan sema-
tjam benda dari kawat, sematjam kotak atau kerandjang.
Ia meletakkannja diatas medja jang didekat pintu itu .
Winston tak dapat melihat benda apa itu, karena matan.ja
kelindungan oleh sikap berdiri 0' Brien.
,Jang paling kedjam dari dunia ini," kata O'Brien, ,bt' r-
beda bagi masing2 orang. Jang kedjam itu dapat bcrn1·t i
dikubur hidup 2 atau dibakar hidup2 atau mati dibenam d.,.
Ill
lam ai1· atau mati ditusuki dengan pedang atau mati dengan
tj ar.l jang lain. Tetapi jang kedjam itu mungkin djuga hal2
j.ul ' hlasa sckali, sesuatu jang tak sampai mengantjam hidup
or.mg."
Ia m eminggir sedikit, sehingga Winston agak dapat meli-
hat benda jang ~imedja itu. Sematjam kurungan dari kawat
besi dengan diatasnja sematjam pegangan untuk mendjin-
djingnja. Bagian mukanja melengkung kedepan, seperti
topeng jang dipakai orang diwaktu main anggar. Biarpun
kurungan itu kurang-lebih empat meter djauhnja dari kero-
sinja, ia dapat melihat, bahwa benda itu dibagi dua me-
mandjang dan bahwa dalam tiap2 bagiannja ada sematjam
machluk2 jang hidup, tikus2 besar.
,Kebetulan tikuslah jang paling kedjam bagimu didunia
ini," kata O'Brien.
Sematjam perasaan ngeri jang memperingatkan, suatu ta-
kut untuk sesuatu jang tak dikenal, melintjir nielalui diri
Winston, segera sepintas lalu kelihatan olehnja untuk per-
tama kali sesuatu dari kurungan itu. Tetapi disaat ini ia
sedar dengan tiba2 apa arti bagian muka kurungan jang
melengkung keluar itu. Djantungnja seolah mengkerut.
,Kau takkan tega," djeritnja dengan suara melengking.
,Kau takkan tega! Aku tak pertjaja! Memang tak mungkin
djadi !"
,Masih ingatkah kau saat panik jang ber-kali2 timbul da-
lam mimpimu ?" kata O'Brien, ,sebuah dinding gelap mem-
bendung pandanganmu dan suara gemuruh memekakkan
telingamu. Dibagian lain dinding itu ada sesuatu jang ngeri.
Kautahu; bahwa kautahu apa itu, tetapi kau tak berani
melihat kesebelah dinding itu. Dan jang disebelah dinding
itu adalah tikus."
,O'Brien," kata Winston dan ia memusatkan tenaganja
untuk mendjadikan suaranja seperti biasanja. ,Kautahu,
bahwa hal itu tak perlu. Apakah jang kauingini aku ker- ,
djakan?"
O'Brien tak memberikan djawab jang langsung. Setelah
ia berbitjara, suaranja adalah seperti suara seorang guru,
334-
tjara jang kadang2 dipakainja. Ia merenung sambil melihat
kekedjauhan, se-olah2 ia berbitjara kepada pendengar jang
ada dibelakang Winston.
,Pada dasarnja rasa sakit tak selalu tjukup," katanja.
,Mungkin, bahwa kadang2 .seorang machluk manusia ber-
tahan te1hadap rasa sakit, bahkan djuga bila ia menghadapi
kematian. T etapi bagi setiap orang ada sesuatu jang ·t ak
terderita - sesuatu jang ngeri, jang tak dapat kita lihat.
Dalam hal ini keberanian dan ketjabaran tak mendjadi soal.
Kalau kita djatuh dari suatu terppat jang tinggi kebawah,
bukan berarti kita tjabar hati, kalau kita berpegang kuat2·
pada tali. Kalau kita timbul dipermukaan air dari menje-
lam djauh dibawah air, bukan berarti, bahwa kita tjabar
hati kalau kita mengisi paru2 kita dengan udara. Semua itu
naluri jang biasa, jang harus kita turuti. Dan halnja sama
sadja dengan tikus. Kau tak dapat melihat tikus. Bagimu
tikus adalah sematjam paksaan jang tak dapat kau tentang,
sekalipun kaumau. Kau akan melakukan apa sadja jang
diminta."
,Tetapi apa itu, apa itu? Bagaimana aku akan dapat me-
ngerdjakannja, kalau aku tak tahu apa jang hendak kuker-
djakan?"
O'Brien mengambil kurungan itu dan membawanja )<e-
medja jang paling dekat. Ia meletakkannja dengan hati 2
diatas kain jang hidjau itu, Winston sampai dapat mende-
ngar desiran darahnja dalam telinganja. Ia merasa, seolah
ia disekitari kesunjian jang tak berbatas. Ia berada di-tengah2
seb~ah lapangan jang besar dan kosong, suatu gurun pasir
jang mendatar, jang diliputi sinar matahari dan jang menja-
lurkan semua suara kearahnja dari kedjauhan jang djauh
sekali. Biarpun demikian kurungan dengan tikus itu tak
sampai dua meter djauhnja dari tempat duduknja. Bina-
tang2 itu besar sekali dan telah mentjapai tingkatan usia,
montjong tikus sudah mendjadi kasar dan bulunja bu-
kan lagi kelabu, tetapi telah beralih warna djadi tjoklat.
,Tikus," kata O'Brien jang masih berbitjara terhadap pen-
dengarnja jangtak kelihatan itu, ,adalah binatang kerat dan
335
binatang jang makan daging. Itu telah kauketahui. Barang-
kali kau telah pemah mendengar apa jang terdjadi di-
daerah2 miskin kota ini. Diberbagai bagian seorang ibu tak
berani meninggalkan bajinja sendiri dirumah, biarpun lima
menit sadja. Kalau begitu sudah pasti tikus akan mener-
kamnja. Dan baji itu akan q.ikeratnja sampai ketulang-
tulqn.gnja dalam waktu jang pendek sekali. Djuga orang2
jang sakit dan jang mau mati tak luput dari serangan tikus.
Binatang2 ini pintar sekali untuk mengetahui, bila seorang
machluk manusia tak berdaja sama sekali."
Tiba2 terdengar suara bertjitjit keras dari kurungan tadi.
Dan suara itu sampai ketelinga Winston seolah dari ke-
djauhan. Tikus2 itu berkelahi, mereka mentjoba mener-
kam satu sama lain di-sela2 dinding terali. Winston djuga
niendengar erang jang dalam dan sedih. Dan erang itu djuga
seolah datang dari luar dirinja.
O'Brien memegang kurungan itu dan menekan pada se-
suatu dalamnja. Terdengar suara-klik jang keras. Winston
mentjoba melepaskan dirinja dari ikatannja pada kursi itu
dengan sekuat tenaganja. Sia2 sadja. Setiap bagiannja, sam-
pai kekepalanja, terikat erat. O'Brien mendekatkan ku-
rungan itu sampai kurang dari satu meter djauhnja dari
wadjah Winston.
,Tuas jang pertama telah kutekan," kata O'Brien. "Kon-
struksi kurungan ini kautahu, bukan? Bagian mukanj1 jang
melengkung ini pas melingkupi kepala dan lubang keluar
tak ada. Kalau tuas ini aku tekan, pintu kurungan ini akan
naik keatas. Binatang2 jang kelaparan itu akan melontjat-
keluar bagaikan peluru dari mulut senapang. Telah pemah-
kah kaulihat seekor tikus melontjat dalam udara? Mereka
I ~ • akan menerkam wadjahmu dan terus menggereknja. Ka-
..... t
dang2 mereka menerkam matamu dahulu. Kadang2 mereka
mengerat melalui pipimu dan menghabiskan lidahmu."
' '. Kurungan itu makin dekat dan mulai melingkupinja. Win-
ston mendengar djeritan2 jang resik, jang seolah diteriak-
kan dalam udara diatas kepalanja. Tetapi ia bertempur
mati2an melawan rasa takutnja jang mengerikan itu. Ber-
336

.
pikir, berpikir, pun dalam waktu jang tak lebih dari se-
bintik sekonde jang masih tinggal itu - berpikir, itulah
harapan satu2nja. Tiba2 bau apak binatang2 itu sampai kehi-
dungnja. Keinginan mau muntah menjintak perutnja dan
ia hampir pingsan. Sekitarnja djadi gelap. Sedjenak ia djadi
gila, djeritnja seperti seekor binatang jang ber-teriak2. Te-
tapi biarpun demikian ia merogo suatu pikiran dari dalam
gelap itu. Hanja ada satu, hanja satu djalan untuk menolong
dirinja. Ia harus menjodorkan machluk manusia jang lain
antaranja, tubuh machluk manusia jang lain antaranja dan
tikus itu.
Ruang bulat pada bagian jang melengkung itu tjukup besar
untuk sekarang melindungi jang lain dari pandangan ma-
tanja. · Pintu rudji kurungan itu hanja beberapa telempap
djauhnja dari wadjahnja. Tikus itu seolah pada tahu apa
jang akan terdjadi. Seekor diantaranja me-lompat2 ; jang
lain, seekor tikus tua jang kudisan dari saluran2 kota, ber-
diri dengan tjakarnja jang merah-djambu pada rudji2 dan
men-tjium2 buas dalam udara. Winston dapat melihat kumis
dan gigi kuningnja. Rasa takut terhadap sesuatu jang tak
diketahuinja, menguasai dirinja kembali. Ia telah buta, tak
berdaja, hilang pikiran.
,Ini adalah hukuman biasa dalam keradjaan Tiongkok;"
kata O'Brien dengan suara seperti gurunja jang biasa itu.
Wadjah Winston telah tertutupi sama sekali. Rudji besi
menggores pipinja. Dan kemudian- tidak, bukan perasaan
lega, hanja harap, sebintik harap. Sudah terlambat, barang-
kali sudah terlambat. Tetapi ia m engerti tiba2, bahwa dise-
luruh dunia ini hanja ada seorang manusia tempat huku~
mannja itu dapat dialihkannja - satu tubuh jang dapat di-
sodorkannja antaranja dan tikus2 itu. Dan ia berteriak ber-
kali2 sebagai orang gila: ·
,Julia sadja! Julia sadja! Djangan aku! Julia! Aku tak pe-
duli akan kelian apakan ia. Hantjurkan wadjahnja, reng-
gutkap dagingnja dari tulang2 nja. Djangan aku! Julia!
Djangan aku !"
Ia djatuh membelakang djauh kebawah sekali, kekedala-

337
man , djauh dari tikus2 itu. Ia masih diikat dikursi, te-
tapi ia telah djatuh melalui lantai, melalui dinding gedung,
·m clalui dunia, melalui samudera, melalui udara, dalam
r uang alam, dalam kekosongan diantara bintang2 - semakin
djauh, djauh, djauh dari tikus 2 • Ia berada ditempat jang
djauh sekali, tetapi O'Brien masih berdiri dekatnja. Rudji
dingin itu masih dirasanja melekat dipipinja. Tetapi melalui
gelap jang mengitarinja, ia kembali mendengar suara-klik
dari besi dan ia tahu, bahwa pintu kurungan itu berdeklik
tertutup dan bukan terbuka .

....•
.I r

-
VI

Cafe Pohon Kastanja kosong. Sebuah sinar matahari tern-


bus miring dari djendela, tjahajanja kuning kelihatannja
diatas daun2 medja jang berdebu. Kini pukullimabelas dan
pada waktu ini biasanja sepi orang dicafe. Musik bagaikan
suara kaleng menetes dari pesawat tele. Winston duduk
dipodjoknja jang biasa merenungi sebuah gelas kosong.
Sekali2 ia melihat kewadjah besar jang mengamati2 nja dari
dinding disebelahnja. Buna besar melihatmu, demikian ter-
tulis dibawahnja. Dengan tak diminta datang seorang pe-
lajan, mengisi gelasnja lagi dengan jenever Kemenangan
dan mengotjok beberapa tetes dari botol lain jang mem-
punjai pipa pemeteskan melalui tutupnja. Jang ditetes-
ka:nnja itu ialah saccharine dengan rasa tjengkeh, spesialitet
cafe itu.
Winston duduk mendengarkan pesawat-tele. Jang ter-
dengar pada saat ini hanja musik, tetapi se-waktu2 ada ke-
mungkinan, bahwa musik itu diganti oleh siaran istimewa
dari Kementerian Perdamaian. Berita dari medan pertem-
puran di Afrika sungguh menakutkan. Ia telah merenungi
hal itu sepandjang hari dengan ber-selang2 • Tentera Eurasia
(Oceania berperang dengan Eurasia: selama ini Oceania
selalu berperang dengan Eurasia) telah bergerak dengan
tjepat sekali kearah Selatan. Berita2 jang disiarkan sore hari
itu tak menjebut daerah tertentu,' tetapi mungkin, bahwa
daerah disekitar muara Conggo telah mendjadi daerahper-
tempuran. Brazzaville dan Leopoldville terantjam kini.
Kita tak usah melihat peta untuk mengetahui apa artinja
itu. Hal itu bukan hanja berarti soal kekalahan di Afrika-
Tengah: selama peperangan baru sekali inilah daerah Oce-
ania sendiri terantjam.
Suatu jang tak hangat, bukan persis rasa takut, tetapi se-

339
matjam kehangatan jang tak menentu, membakar dirinja
dan kemudian djadi teduh kembali. Ia berhenti memikir-
kan perang. Dalam hari2 ini ia tak dapat memusatkan piki-
ran lebih dari beberapa ketika terus-menerus pada pokok
jang sama. Ia mengambil gelasnja dan mengosongkannja
dengan sekali minum. Seperti biasanja minuman itu menje-
babkannja mendjeluak sampai ia serdawa sedikit. Minuman
itu betul2 muak. Tjengkeh dan saccharine, dalam kemua-
lannja sendiri sudah mendjemukan, tak dapat menjem-
bunjikan bau minjak jang tak enak itu dan jang paling tje-
laka ialah, bau jenever jang mengikutinja siang-malam ter-
djalin rapat dengan bau - .
Kata itu tak pemah disebutnja, pun tak dalam pikirannja
dan se-boleh2nja tak pemah dibajangkannja. Jaitu sesuatu
jang setengah disedarinja ada didekat wadjahnja, suatu bau
jang selalu ber-kisar2 dalam lobang hidungnjiJ.. Setelah je-
never itu mulai bekerdja, ia menjerdawa melalui bibir jang
ungu. Setelah ia dibebaskan, ia sudah bertambah gemuk
dan telah mendapat wamanja jang lama kembali, - memang
lebih dari mendapatnja kembali. Raut wadjahnja mendjadi
lebih kasar, kulit hidung dan tulang pipinja merah sekali,
bahkan kepalanja jang botak itu terlalu merah-djambu-tua.
Dengan tak diminta pula datang seorang pelajan membawa
papan tjatur dan nomor terachir Waktu, dengan lembaran
jang memuat masalah permainan tjatumja dilipat. Sesudah
itu nampak olehnja, bahwa gelas Winston kosong. Diam-
bilnja botol jenever dan gelas Winston itu diisi. Ia tak usah
memesan. Mereka mengetahui kebiasaan2nja. Papan tjatur
itu telah sedia selalu baginja, medjanja jang dipodjok itu
selalu diuntukkan baginja; sekalipun cafe ramai, ia duduk
sendiri dimedja itu, karena orang tak suka duduk ditempat
jang terlalu dekat padanja. Ia tak pemah memusingkan di-
rinja dengan menghitung berapa gelas jenever jang sudah
diminumnja. Dengan selang2 jang tak tentu mereka berikan
kepadanja setjarik kertas kotor; mereka menjebutnja reke-
ning, tetapi ia mendapat kesan, bahwa mereka selalu meng-
hitung terlalu sedikit. Ia takkan peduli, seandainja terdjadi
34-0
j.mg sebaliknja. Sekarang ia selalu banjak uang. Bahkan ia
n1 mpunjai pekerdjaan, suatu pekerdjaan jang tak mem-
h dkannja kewadjiban apa2 , dengan gadji jang lebih besar
d, ri pekerdjaannja jang lama.
Musik dari pesawat-tele berhenti dan diganti oleh orang
bitjara. Winston menegakkan kepalanja untuk mendengar-
kan. Tetapi bukan siaran warta-berita dari medan pertem-
puran. Hanja pengumuman pendek dari Kementerian Ke-
mak:m.uran. Ditahun jang lalu produksi tali sepatu mele-
wati anggaran Rentjana-Tiga-Tahun jang Kesepuluh de-
ngan 98 %.
Ia memperhatikan masalah permainan tjatur itu dan mele-
takkan buah2 tjatur diatas papannja. Ini suatu babak per-
mainan terachir jang sulit: disekitar sepasang kuda. ,Putih
main dan membuat mat dengan dua langkah." Winston me-
lihat kegambar Bung Besar. Putih selalu membuat mat,
pikirnja dengan sematjam mistik jang kabur. Selalu, de-
ngan tiada ketjualinja. Memang sudah diatur demikian.
Belum pernah terdjadi dalam masalah permainan tjatur
sedjak dunia berkembang bahwa hitam menang. Bukankah
ini djadi lambang kemenngan jang abadi dan tak dapat di-u-
bah2 jang Baik mendapat kemenangan atas jang Djahat?
Wadjah jang besar itu memandanginja pula tenang2 dengan
penuh kekuasaan. Putih selalu membuat mat. ·
Suara dari pesawat-tele berhenti sebentar dan melandjut-
kan bitjaranja dengan suara jang lain dan jang lebih sung-
guh: ,Kami minta perhatian tuan untuk pengumuman
penting pukul limabelas tigapuluh. Limabelas tigapuluh!
Jaitu berita jang penting sekali. Kami harap tuan djangan
melupakannja. Limabelas tigapuluh!" Musik jang berdering
itu mulai pula.
Hati Winston terharu. Berita dari medan pertempuran;
nalurinja berkata, bahwa berita itu berita buruk. Sepan-
djang hari ini pikiran tentang kekalahan habis2an di Afrika
muntjul hilang dal<>.m dirinja dengan rasa panas hati jang
pendek2 • Seolah tampak2 dengan njata tentara Eurasia me-
njebar melalui perbatasan jang selama ini tak pernah dapat
HI
ditembus dan menurun bagaikan barisan semut keudjung
Afrika. Apakah sebabnja tak mungkin mengepung mereka
dengan salah satu tjara? Daerah pantai Afrika-Barat nam-
pak djelas terbajang dihadapannja. Ia pegang kuda putih
itu dan digesernja diatas papan tjatur. ltulah tempatnja
jang tepat. Pun dalam ia melihat gerombolan hitam itu ber-
gerak tjepat kearah Selatan, ia melihat kekuasaan lain,
jang dikumpulkan derigan tjara rahasia, ditempatkan tiba2
dibelakang gerombolan itu dan jang memutuskan perhu-
bungan2nja didarat dan dilaut. Ia merasa bagaimana ia,
dengan menghendakinja, mentjiptakan kekuasaan jang lain
itu. Tetapi perlu sekali untuk bertindak tjepat. Bila me-
reka dapat menguasai seluruh Afrika, hila mereka mem-
punjai lapangan2 terbang dan pangkalan2 kapal selam dekat
Tandjung Harapan, maka Oceania akan dibagi dua kare-
nanja. Dan itu akan dapat berarti se-gala2nja: k<:!kalahan, ke-
hantjuran, pembagian kembali dunia, penghantjuran Par-
tai! Ia bernapas dalam. Tjampuran. perasaan jang aneh -
tetapi tidak tepat suatu tjampuran, terutama perasaan jang
ber-lapis2, jang tak dapat dikatakan lapisan mana jang pa-
ling bawah - bergumul dalam dirinja.
Kedjangnja hilang. Kuda putih tadi dikembalikannja ke-
tempatnja semula, tetapi sekarang ia tak dapat memusatkan
perhatiannja pada mempeladjari masalah permainan tjatur
itu dengan sungguh2. Pikirannja melajang pula. Dengan
sedar tak sedar ia menulis dengan udjung ·djarinja dalam
debu diatas m edja :
2+ 2= s
,Mereka tak dapat memasuki diri orang," kata Julia tem-
pohari.
Tetapi mereka memang dapat masuk dalam diri kita. ,Apa
jang terdjadi atas dirimu disini tak dapat di-ubah2 lagi,"
demikian kata O'Brien belum lama berselang. ltu adalah
perkataan jang benar. Ada hal2, perbuatan2 kita sendiri,
jang tak dapat dihilangkan. Ada sesuatu jang dimatikan da-
lam dada kita: dibakar, dihanguskan.
Ia pernah melihat Julia, bahkan ia menjapanja. ltu tidak
342
1 ' rbahaja. Serasa dengan nalur~ ia tahu, bahwa sekarang
polisi-pikiran boleh dikata tak mempedulikannja lagi. Se-
dlanja ia dapat berdjandji dengan Julia untuk bertemu sekali
lagi, sekiranja salah seorang dari mereka mengehendakinja.
~benamja sekali itu mereka bertemu setjara kebetulan.
Jaitu di Park, pada suatu hari jang dingin menggigil dan bu-
ruk dibulan Maret, pada waktu dunia tak ubahnja bagaikan
besi dan semua rumput seolah mati dan tak ada nampak
suatu kuntjup bunga dimanapun djuga selain beberapa kern-
bang krokus jang menondjolkan kuntjup2nja untuk di-
kojak2 oleh angin. Ia mentjepatkan langkahnja dengan ta-
ngan jang kedinginan dan mata penuh air-mata, diwaktu ia
melihat gadis itu tak sampai sedjauh sepuluh meter dari-
padanja. Nampak segera olehnja, bagaimana gadis itu telah
berubah dengan tjara jang sulit dilukiskan.
Mereka berpapasan dengan hampir tak memberikan suatu
tanda, kemudian Winston berpaling dan segan2 mengikuti
gadis itu dari belakang. Ia tahu, bahwa perbuatannja itu ti-
dak berbahaja, karena takkan ada orang jang memperhati-
kan mereka. Gadis itu tak berkata apa2 dan berdjalan terus,
seolah ia mentjoba mengelakkan diri darinja dan kemu-
dian seakan membiarkannja berdjalan disampingnja. Tiik
lama kemudian mereka sampai di-tengah2 sekumpulan se-
mak2 jang gundul kehilangan daun; semak2 itu tak ber-
guna untuk bersembunji diantaranja atau untuk berlindung
dibelakangnja terhadap angin. Mereka herhenti. Udara di-
ngin menembus sumsum. Angin mendesing melalui ranting2
dan menghantjurkan bunga krokus jang nampak kotor dan
jang tak seberapa itu. Winston meletakkan tangannja pada
pinggang gadis itu.
Ta).< ada pesawat-tele, tetapi mikropon2 tentu ada disem-
bunjikan disana-sini: apalagi mereka akan kelihatan. Tak
djadi soal. Tak ada jang djadi soal. Mereka akan dapat tidur
ditanah dan akan melakukannja, seandainja mereka mem-
butuhkannja.
Diwaktu Winston memikirkan hal itu, ia menggigil ka-
rena bentjinja. Gadis itu berdiam diri diwaktu ia meme-

343
gang pinggangnja dan bahkan tak mentjoba melepaskan
dir inja. Sekarang ia tahu apa jang telah berubah pada gadis
itu. Wadjahnja nampak lebih putjat dan bekas luka, (jang
s bagian tersembunji dalam rambut) melintangi kening dan
p elipisnja; tetapi jang berubah itu bukan wadjahnja. Jang
berubah itu ialah pinggangnja jang telah lebih gemuk dan
jang telah lebih kaku dengan suatu tjara jangmengherankan.
Teringat olehnja, bagaimana ia pernah turut membantu
menjeret suatu majat dari runtuh2an jang didjatuhi born
raket dan betapa herannja ia waktu itu, bukan hanja karena
berat majat jang meluar biasa itu, tetapi djuga karena ka-
kunja, sehingga rasa2nja majat itu bukan daging, tetapi batu .
Demikian djuga rasanja tubuh gadis itu. Terlintas dalam
pikirannja, bahwa djaringan kulit gadis itu mesti lain sekali
dari dahulu.
Ia tak mentjoba mentjiumnja, djuga mereka tak ber-tja-
kap2.
Mata gadis itu menetap pada wadjahnja untuk pertama
kali dalam mereka berdjalan kembali diatas rumput ke.-
pintu pagar. Hanja pandangan selintas, penuh kedji dan
bentji. Ia bertanja dalam hatinja, apakah bentji itu bersmn-
ber pada masa silam atau memang djuga disebabkan oleh
wadjahnja jang b engkak dan air jang masih sadja diperas
oleh angin dari rnatanja. Mer eka duduk b erdarnpingan dia-
tas dua kursi besi, tetapi tidak terlalu dekat. Ia melihat,
bahwa gadis itu rnau mengatakan sesuatu. Gadis itu me-
mindahkan sepatunja jang besar beberapa senti dan se-
ngadjamematahkansebuahranting. Nampak pada Winston,
bahwa kaki gadis itu seolah telah bertambah lebar.
,Aku telah rnengchianatimu," kata gadis itu pendek.
,Akulah jang telah rnengchianatimu," kata Winston.
Kembali pandangan gadis itu menetap padanja dengan pe-
nuh bentji.
,Kadang2," kata gadis itu, ,mereka mengantjam kita de-
ngan sesuatu - sesuatu jang tak dapat kita tentang, bahkan
sesuatu jang tak dapat masuk pikiran kita. Lantas kita ber-
kata : ,Djangan aku, biarkan orang lain, si anu - dan - si

34-4
anu." Dan barangkali kita akan dapat mengatakan kemu-
dian: itu hanja akal untuk melepaskan diri dan hanja kita
utjapkan agar mereka berhenti menjiksa kita dan tak kita
maksud betul2. Tetapi itu tidak benar. Disaat kedjadian
itu maksud kita memang benar2. Kita kira, bahwa tak ada
lagi djalan lain untuk melepaskan diri kita dan kita rela
sama sekali untuk melepaskan diri kita dengan djalan de-
mikian. Kita inain, bahwa jang lain itu sadjalah jang mene-
rima apa jang diuntukkan bagi kita itu. Kita tak peduli apa
mereka derita. Hal satu2nja jang kita pedulikan ialah diri
kita sendiri."
,Hal satu2nja jang kita pedulikan ialah diri kita sendiri,"
Winston menggemai.
,Dan kemudian perasaan kita terhadap jang lain itu tak
sama lagi."
Kemudian rasanja tak ada jang hendak dikatakan lagi.
Angin melekatkan pakaian kerdja mereka jang tipis itu
p~da tubuh mereka. Seketika itu djuga terasa tjanggung:
duduk berdua menjepi disitu. Apalagi karena hari terlalu
dingin, maka mereka tak dapat duduk membatu matjam itu.
Gadis itu mengatakan, bahwa ia harus pergi dengan kereta-
api dibawah tanah dan berdiri hendak pergi.
,Tentu kita akan bertemu lagi," kata Winston.
,Ja," kata gadis itu, ,kita mesti bertemu lagi." ·
Winston mengikuti gadis itu sedjauh setengah langkah
dari belakang, tak tentu apa jang hendak dibuatnja. Mereka
tak berkata apa2 lagi. Gadis itu tak benar2 mentjoba menge-
lakkan diri darinja, tetapi langkahnja tjukup tjepat untuk
menghindarkan agar Winston tak sampai berdjalan disam-
pingnja. Winston telah memutuskan, bahwa ia akan mene-
mani gadis itu sampai stasiun, tetapi terasa olehnja, bah-
wa maksudnja hendak meng-ikut2 i Julia dari belakang da-
lam udara jang sedingin itu tak ada gunanja dan pula tak
tertahan. Ia dikuasai oleh keinginan, bukan terutama un-
tuk meninggalkan Julia, tetapi untuk kembali kecafe Po-
hon Kastanja, jang seolah belum pernah mempunjai daja
penarik seperti pada saat ini. Tampak2 olehnja medjanja
345
jang dipodjok, dengan surat"kabar dan papan"tjatur dan
jenever jang tak habis2 itu. Dan jang lebih penting lagi ia"
lah, bahwa udara dalam cafe itu panas. Disaat jang kemu"
dian ia membiarkan dirinja dipisahkan dari Julia, bukan
setjara kebetulan sama sekali, tetapi oleh serombongan
orang. Ia mentjoba mematjunja sedikit, kemudian mulai
melangkah lebih lambat, berbalik dan pergi kearah lain.
Setelah ia sedjauh limapuluh meter, ia menolehkebelakang.
Djalanan tidak ramai, tetapi ia sudah tak dapat melihat
gadis itu lagi. Entah mana diantara selusin tubuh jang her"
gesa2 itu tubuh Julia. Barangkali ia tak dapat lagi mengenal
tubuh gadis jang telah bertambah gemuk dan kaku itu dari
belakang.
,Disaat kedjadian itu," demikian kata Julia tadi, ,maksud
kita memang benar2". Tempoharipun Winston memang
tak ber"pura2. Ia tak hanja mengatakannja, ia mengingini"
nja. Ia ingin, bahwa gadis itu dan bukaJ?- ia jang· akan dise"
rahkan kepada -
Sesuatu dalam musik jang menetes dari pesawat"tele itu
berubah. Terdengar suara jang gemertakan dan jang me"
ngedjek, diantaranja bunji jang kuning. Dan kemudian,
barangkali memang tidak benar2 terdjadi, barangkali hanja
ingatan jang terdengar bagaikan suara - terdengar suara
menjanjikan:
Dibawah pohon kastanja
Beta djual bung dan bung beta-"
Air"matanja ter"linang2 • Seorang pelajan jang kebetulan
lewat melihat, bahwa gelasnja kosong dan kembali dengan
membawa botol jenever.
Winston mengambil gelasnja dan mentjiumnja. Djangan"
kan jenever bertambah kurang djeleknja, tetapi bertam"
bah memualkan malah dengan setiap teguk jang diminum"
nja. Tetapi minuman itu telah mendjadi unsur jang mene"
nangkan hatinja. ltulah hidupnja, matinja dan pendjel"
maannja kembali. Jeneverlah jang mendjadikannja orang
jang tak punja perasaan setiap malam dan jeneverlah jang
mengliidupkannja kembali setiap pagi. Bila ia bangun tidur
346
(djarang sebelum pukul sebelas ratus) dengan mata jang
melekat dan mulut jang terasa terbakar dan dengan pung-
gung jang terasa seolah sudah patah, maka ia tak dapat
bangkit dari rebahnja jang mendatar itu, kalau malam se-
belumnja tak disediakan botol dan mangkok didekat tem-
pat-tidumja. Sore hari ia duduk dengan pandangan remang2
mendengarkan pesawat-tele dengan botol itu dekatnja. Dari
pukul limabelas sampai waktu tutup ia tamu tetap dicafe
Pohon Kastanja. Tak ada lagi orang jang mempedulikannja,
tak ada peluit jang membangunkannja, tak ada pesawat-tele
jang menegumja. Sekali2,, barangkali dua kali seminggu, ia
pergi kekantor jang penuh debu, jang nampak tak dipeli-
hara, dalam Kementerian Kebenaran dan bekerdja sedikit
atau mengerdjakan <l;pa jang disebut pekerdjaan. Ia diangkat
djadi anggota sub-komisi sebuah sub-komisi, bagian dari
salah satu dari sekian banjak komisi, jang bertugas menje-
lesaikan kesulitan2 ketjil, jang timbul pada penjusunan tje-
takan kesebelas Kamus-Bahasa-Baru. Mereka sibuk menju-
sun sesuatu jang disebut Laporan-lnterim, tetapi ia tak
pemah tahu dengan pasti, apa sebetulnja jang hendak di-
laporkan. Sesuatu itu berhubungan dengan pertanjaan
apakah koma2 ditempatkan diantara kurung atau diluamj.:t.
Masih ada empat orang lagi dalam komisi itu; orang2 itu
sama halnja dengan Winston djuga. Kadang2 mereka ber-
kumpul dan segera bubar lagi, sambil mereka sama2 meng-
akui terang2an, bahwa sebenamja tak ada jang hendak di-
kerdjakan. Tetapi tempo2 mereka bekerdja dengan penuh
nafsu dan belagak giat sekali diwaktu tjatatan2 dari persi-
dangan jang lalu disetudjui dan mulai menjusun memoran-
dum2 jang pandjang jang tak kundjung diselesaikan - ketika
itu masalah jang pura2 mereka persoalkan itu, djadi luar
biasa ruwet dan sulitnja, dengan perdebatan jang di-tam-
bah2 tentang definisi2, keterangan2 jang pandjang sekali,
pertengkaran2 - bahkan antjaman2 djuga untuk m entjari
penjelesaiannja dengan membanding kepihak atasan. Dan
kemudian mereka lesu kembali dengan tiba2 dan mereka
pandang-memandang disekitar medja dengan mata jcing
347
kehilangan sinamja, tak ubahnja setan2 jang menghilang
diwaktu mulai terdengar kokok ajam.
Pesawat-tele menjepi sebentar. Winston mengangkat ke-
palanja pula. Warta-berita! Bukan, jang terdengar hanja
musik lain. Peta Afrika sudah tergambar dalam pelupuk
matanja. Arah-gerak tentara2 itu sebuah diagram: sebuah
panah hitam jang melajang tegak lurus kebawah kearah
Selatan dan sebuah panah putih jang meluntjur mendatar
kearah Timur, melalui buntut panah jang pertama. Seakan
hendak menenangkan dirinja, ia mengarahkan pandangan-
nja kewadjah jang tak kenai gentar pada portret didinding.
Mungkinkah panah jang kedua itu tak ada?
Perhatiannja meluntur pula. Ia minum seteguk jenever
lagi, ia pegang kuda putih itu dan hati2 membuat lompatan.
Tetapi rupa2nja bukan itu lompatan jang tepat, karena-
Dengan tiada disuruh mendjulang suatu kenangan dalam
bajangan pikirannja. Ia melihat sebuah kamar jang dite-
rangi njala lilin dengan tempat-tidur besar jang mempunjai
sprei putih dan ia sendiri sebagai seorang anak berusia
sembilan, sepuluh tahun duduk dilantai mengotjok kobok-
an dadu dan tertawa bersemangat. Ibunja duduk dihadapan-
nja dan tertawa djuga.
Waktu itu kira2 sebulan sebelum ibunja menghilang. Su-
atu saat perdamaian; pada waktu itu perut kerontjongan
dilupakan dan kasihnja jang dahulu terhadap ibunja menjala
untuk sementara. Hari itu masih diingatnja betul, suatu
hari dengan hudjan petir, dengar air jang mengalir keba-
wah melalui katja djendela dan dengan udara jang taktjukup
terang dalam rumah untuk membatja. Rasa bosan kedua
anak dalam kamar tidur jang gelap dan sempit itu tak ter-
tahan. Winston mendengking dan merengek, minta roti
dengan sia2, mengobrak-abrik se-gala2nja dan menjepaki
dinding sehingga para tetangga menggedor dinding dari
sebelah, sedangkan adiknja menangis sebentar2. Achimja
ibunja berkata:
,Djanganlah begitu nakal, nanti ibu belikan kau main2an.
Main 2an jang bagus - tentu kau akan senang melihatnja. ",
]4.8
dan kemudian ibunja pergi menempuh hudjan ketoko jang
tak djauh dari rumah mereka dan jang sekali2 masih ter-
buka ; ia kembali dengan kotak karton jang berisi sepasang
Ular2 dan Tangga2.
Masih diingatnja bagaimana bau kotak jang basah itu. Dan
main2an jang buruk itu. Papannja telah petjah dan dadu
jang dibuat dari kaju dikerdjakan demikian sembarangan,
sehingga tak dapat berdiri diatas pinggir2nja. Winston
menengoknja dengan tiada perhatian. Tetapi kemudian
ibunja menjalakan sebuah lilin dan ~ereka duduk main2
dilantai. Tak lama kemudian ia telah gembira sekali dan
tertawa keras2, kalau orang2an dari kertas itu penuh harap
naik tangga dan kemudian turun kebawah melalui ular2
dan kembali hampir ditempat semulanja. Mereka main de-
lapan kali dan masing2 mereka menang empat kali. Karena
adiknja masih terlalu muda, maka ia belum mengerti per-
mainan itu; ia duduk lurus bersandarkan sebuah banta! dan
tertawa karena jang lain tertawa. Sepandjang sore mereka
<;emua berbahagia seperti pada permulaan masa anak2nja.
Bajangan itu ia hindarkan dari kepalanja. Kenangan palsu.
Kadang2 ia diganggui kenang2an palsu. Beberapa hal me-
mang terdjadi, jang lain tidak. Ia kembali kepapan tjatumja
dan ia ambil pula kuda putih itu. Hampir disaat itu kuda
itu djatuh kembali kepapan tjatur. Ia terkedjut, se-olah2
ditusuk dengan djarum.
Lengking bunji trompet menjajat udara. Tanda siaran
istim<:;wa itu. Berita kemenangan ! Bunji trompet jang
mendahului warta-berita selalu berarti kemenangan. Se-
matjam getaran listerik mengaliri seluruh cafe. Bahkan para
pelajan melontjat berdiri dan mendengarkan sungguh2.
Bunji selompret itu adalah pendahuluan suatu volume suara
jimg hebat. Dan segera suara jang bemafsu sudah merepet
dari pesawat-tele, tetapi dipermulaannja suara itu telah
diatasi oleh teriakan gembira dari luar. Berita itu telah
mendjalar bagaikan api ke-mana2. Ia masih tjukup banjak
dapat mendengarkan jang disiarkan melalui pesawat-tele itu
untuk mengerti, bahwa memang benar2 terdjadi apa jang

34-9
t ·l,\h diduganja: telah disiapkan dengan diam2 annada jang
b dlseberang lautan, hantaman tiba2 dari belakang mu-
Ml\1'
NUh, panah putih itu melajang melalui buntut panah jang
hltam . Bagian2 kalimat jang gilang-gemilang menerobosi
rl uh-rendah itu: ,;Siasat perang jang paling strategis- kor-
dinasi sempurna - pengunduran sama sekali - setengah
dj uta tawanan - kehilangan semangat benar2 - menguasai
scluruh Afrika- mendekatkan achir peperangan - keme-
nangan jang paling besar dalam sedjarah manusia . .. keme-
nangan, kemenangan_, kemenangan!"
Kaki Winston ber-gerak2 kedjang dibawah medja. Ia .t ak
bergerak dari tempat duduknja, tetapi dalam djiwanja ia
lari, lari kentjang, ia telah diluar beserta orang banjak dan
berteriakse-keras2nja. Iamelihat pula kepotret Bung Besar.
Raksasa jang mengangkangi dunia. Gunung karang jang
menghantjurkan gerombolan2 Asia jang sia2 mentjoba mela-
braknja. Ia berpikir bagaimana sepuluh menit jang lalu -
ja, hanja sepuluh menit-perasaan hatinja bertjabang dua,
jaitu diwaktu ia bertanja dalam hatinja, benarkah berita
dari medan pertempuran akan membawa kabar keme-
nangan atau keruntuhan. 0, jang hantjur lebih dari ten-
tara Eurasia! Jang berubah padanja sedjak harinja jang per-
tama dalam Kementerian Tjinta itu, telah banjak; tetapi
perubahan jang terachir, jang diperlukan, jang menjem-
buhkan baru berlangsung pada saat ini.
Suara dari pesawat-tele terus bertjerita tentang tawanan2
dan barang2 rampasan dan pembunuhan, tetapi teriakan
diluar telah berkurang sedikit. Para·pelajan bekerdja kern-
bali. Seorang datang dengan botol jenever. Winston jang
mimpi penuh bahagia, tak peduli, diwaktu gelasnja dipe-
nuhi pula dengan jenever. Ia tak lari atau berteriak lagi. Ia
telah berada pula dalam Kementerian Tjinta dan semua
telah dilupakan, djiwanja putih bagaikan saldju. Ia duduk
ditempat pesakitan2, ia mengakui segalanja, semua kenal-
annja turut terlibat, ter-bawa2 karenanja. Ia berdjalan me-
lalui sebuah gang dengan ubin putih, dalam ia merasa ber-
djalan dalam sinar matahari dan dengan seorang pendjaga
HO
bersendjata dibelakangnja. Pelor jang telah lama diharap-
kannja itu menobros masuk otaknja.
Matanja menengadah kewadjah jang besar itu. Empatpuluh
tahun lamanja ia beladjar untuk mengetahui matjam senjum
jang bagaimana tersembunji dibawah kumis hitam itu. 0,
salah-pengertian jang kedjam dan jang tak perlu! 0, pern-
buangan keras hati dari dada jang rnentjintai! Dua butir air
rnata jang bau jenever rnentjutjur dikiri-kanan hidungnja.
Tetapi sernua berachir baik, rnernang sernua berachir baik
dan perdjuangan telah selesai. Ia telah rnengalahkan dirinja
sendiri. Ia rnentjintai Bung Besar.
TAM BAHAN

Dasar-Dasar Bahasa-Baru

BAHASA-BARU ialah bahasa resmi Oceania jang ditjiptakan


untuk memenuhi kebutuhan2 tjita2 Soing, Sosialisme Ing-
gris. Pada tahun 1984- belum ada orang jang memakai Ba-
hasa-Baru sebagai satu2nja alat komunikasi, dalam pem-
bitjaraan maupun dalam tulisan. Tadjuk2 rentjana dalam
Waktu ditulis dalam Bahasa-Baru, tetapi menulis karangan
demikian sulit sekali dan hanja ahlinjalah jang sanggup me-
ngerdjakannja. Orang mengharapkan, bahwa achir2nja Ba-
hasa-Lama (atau seperti jang kita namakan: bahasa beradab)
akan sudah disingkirkan oleh Bahasa-Baru kira2 mendjelang
tahun 2050. Sementara itu Bahasa-Baru semakin meluas,
karena semua anggota Partai mempunjai ketjenderungan
untuk semakin banjak memakai kata dan susunan tata-
bahasa Bahasa-Baru da:lam pergaulan se-hari2 • Bentuknja
jang dipakai dalam tahun 1984- dan jang dibukukan dalam
tjetakan kesembilan dan kesepuluh kamus Bahasa-Baru
adalah bentuk sementara dan banjak memuat kata jang tak
perlu dan bentuk-turunan usang jang kelak harus dihi-
langkan. Jang kita bitjarakan disini ialah bentuk terachir
jang telah dilengkapkan, seperti jang disusun dalam tjetak-
an kesebelas kamus itu.
Tudjuan Bahasa-Baru itu bukan hanja untuk menjediakan
alat menjatakan bagi pandangan dunia dan kebiasaan2 ber-
pikir jang sesuai bagi pengikut2 Soing, tetapi djuga untuk
meniadakan semua tjara berpikir lain. Maksudnja ialah agar
kelak, djika Bahasa-Baru telah diterima untuk seterusnja
dan Bahasa-Lama dilupakan, pikiran bid'ah- jaitu pikiran
jang menjimpang dari dasar2 Soing- benar2 tak mungkin
timbul, artinja sekadar pikiran2 bergantung pada kata2.
Djadi djumlah kata2nja telah disusun sedemikian, sehingga
kata2 jang ada itu dapat menjatakan dengan teliti dan sering
H2
dengan sangat tjerdik setiap pikiran jang pantas dinjatakan
oleh seorang anggota Partai, dengan membatalkan semua
pikiran lain, terhitung djuga kemungkinan untuk mentjapai
pikiran2 itu melalui djalan simpang. Maksud ini ditjapai
sebagian dengan mentjiptakan kata2 baru, tetapi terutama
dengan menghilangkan kata2 jang tak diingini dan dengan
meniadakan arti2 menjimpang dari kata2 jang masih tinggal
dan sedapat mungkin disingkirkan pula semua arti tamba-
han jang manapun djuga. Sebuah tjontoh. Perkataan bebas
masih ada dalam Bahasa-Baru, tetapi hanja dapat dipakai
dalam pemberitahuan2 seperti: ,Andjing ini bebas dari
kutu2," atau ,lapangan ini bebas dari rumput." Kata bebas
tak dapat dipakai dalam arti lamanja seperti ,politik bebas"
atau ,pikiran be bas". Karena kebebasan politik dan kebe-
basan berpikir tak ada lagi, biar sebagai pengertian <Jekali-
pun, maka paham2 tsb tentu tak dapat dinjatakan lagi, pen-
deknjanamanjasadja tak ada lagi. Selain dari penghantjuran
kata2-bid'ah jang njata sekali, pengetjilan djumlah kata2
dipandang sebagai suatu tudjuan tersendiri dan perkataan2
jang tak perlu tak boleh tinggal. Bahasa-Baru direntjanakan
bukan untuk meluaskan ruang berpikir, tetapi untuk me-
njempitkannja dan tudjuan ini ditjapai setjara tidak lang~
sung dengan membatasi pilihan kata2 pada djumlah jang
se-ketjil2nja.
Dasar Bahasa-Baru ialah bahasa kita, bahasa seperti jang
kita kenai sekarang, biarpun banjak kalimat Bahasa-Baru,
sekalipun kalimat2 itu tidak terdiri atas kata2 jang baru
ditjiptakan, hampir takkan dimengerti oleh orang zaman
kita sekarang. Kata2 Bahasa-Baru dibagi atas tiga matjam:
daftar A, daftar B (djuga disebut kata2 madjemuk) dan
daftar C. Lebih mudah bagi kita untuk membitjarakannja
satu demi satu, tetapi kechususan2 tata-bahasanja dapat di-
terangkan dalam bagian jang kita un\ukkan bagi daftar A,
karena bagi ketiga golongan itu berlaku aturan2 jang sama.
Dciftar A. Daftar A terdiri atas kata2 jang perlu bagi hal2
setiap hari - bagi hal 2 seper ti makan, minum, bekerdja,
mengenakan pakaian, naik-tur un tangga, naik kenderaan,

353
bcrkebun, masak dan sebagainja. Hampir semua istilahnja
disusun dari kata2 jang sudah kita punjai - kata2 seperti
pukul, djalan, andjing, pohon, gula, rumah, lapangan- tetapi
djika dibandingkan dengan djumlah kata2 jang ada seka-
rang, maka djumlah kata2nja sangat ketjil, sedangkan arti2-
nja lebih dibatasi. Semua arti-ganda dan arti-tambahan
telah dihilangkan. Sekadar dapat diwudjudkan, maka se-
buah perkataan Bahasa-Baru :rnatjam ini hanja sebuah bunji-
staccato, jang menjatakan satu pengertian jang dibatasi
benar2. Mustahil sama sekali untuk memakai kata2 dari
daftar A untuk tudjuan2 sastra, untuk pertukaran pikiran
dilapangan politik atau filsafat. Kata2 dari daftar A hanja
untuk menjatakan pikiran2 sederhana jang dibatasi, bia- .
sanja jang berhubungan dengan benda2 jang njata dan per-
buatan2 badani.
Tata-bahasa Bahasa-Baru memperlihatkan satu kechususan ·
jang njata sekali. Jaitu: hampir semua bagian suatu kalimat
dapat ganti-menggantikan. Setiap perkataan dalam bahasa
ini (pada dasamja hal inipun berlaku bagi perkataan nis-
kala seperti bila atau dpka) dapat dipakai sebagai kata-
kerdja-kata-benda, kata sifat maupun sebagai kata tam-
bahan. Bila pokok suatu kata kerdja dan suatu kata benda
sama, maka takkan mungkin terdapat suatu perbedaan
dalam bentuknja dan aturan ini dengan sendiri berakibat-
kan ditiadakannja bentuk2 lan1a. Perkataan buah-pikiran
misalnja tak dipakai lagi dalam Bahasa-Baru. Gantinja ialah
perkataan pikiran, jang sekaligus dipakai sebagai kata benda
dan sebagai kata kerdja. Ilmu sedjarah kata2 alias etimologi
tak dipergunakan: dalam beberapa hal kata benda aslinjalah
jang tetap dipakai, dalam hal2 lain kata kerdjanja. Misalnja
tak ada perkataan seperti memotong, karena artinja telah
tjukup dinjatakan oleh kata-benda-kata-kerdja pisau. Kata2
sifat dibentuk dengan menempatkan perkataan-penuh di-
belakang kata-benda-kata-kerdjanja, dan kata2 tambahan
dengan perkataan-kali. Demikianlah misalnja arti lekas-
penuh : tjepat dan lekaskali ter-gopoh2.
Beberapa diantara kata sifat kita sekarang, seperti baik,
3H
kuat, besar,. bitam, putih tetap dipakai, tetapi djumlah semua
perkataan jang tinggal ketjil sekali. Kata2 lainnja boleh
dikata tak dibutuhkan, karena hampir setiap arti kata sifat
dapat diperoleh dengan menempatkan perkataan-penuh di-
belakang kata-benda-kata-kerdjanja. Dari kata2 tambahan
jang ada sekarang, tak ada jang tinggal.
Tambahan pula setiap perkataan dapat didjadikan kebalik-
annja - dan djuga dasar ini berlaku bagi setiap perkataan
bahasa itu - dengan menempatkan dimuka perkataan itu
kata -anti-, atau dapat dikuatkan dengan awalan tambah-,
atau untuk lebih menguatkan lagi dengan gandatambah- .
Demikian misalnja anti dingin berarti ,panas", sedangkan
tambahdingin dan gandatambahdingin berarti ber~turut2
,dingin sekali" dan ,luar biasa dinginnja". Seperti djuga
dalam bahasa sekarang, mungkin untuk mengganti arti
hampir setiap perkataan dengan menghubungkannja dengan
awalan atau achiran, seperti di - , ke~, -an, -i, dan demikian
seterusnja. Dengan tjara2 demikian sudah terang dapat
diketjilkan djumlah kata2. Misalnja kita ambil sebagai tjon-
toh perkataan baik. Perkataan seperti buruk tak dibutuhkan
lagi, karena arti jang kita tjari itu dinjatakan dengan tepat-
sebenarnja lebih tepat- dengan perkataan antibaik. Soalnja
sekarang ialah memilih diantara dua perkataan jang derigan
sendirinja membentuk sepasang kebalikannja, djadi memi-
lih mana diantara kedua perkataan itu jang hendak dihi-
langkan. Seperti misalnja perkataan gelap dapat diganti
dengan antiterang dan terang dengan antigelap.

Dciftar B. Daftar B terdiri atas kata2 jang sengadja diadakan


untuk tudjuan2 politik :artinja perkataan2 jang tak selalu
mengandung arti politik, tetapi jang djuga bertudjuan me-
nanam sikap hidup jarig diingini pada orang jang memakai-
nja. Kalau jang bersangkutan tak mempunjai pengertian
jang sempurna mengenai asas2 Soing, maka sulit sekali ba-
ginja untuk memakai kata2 ini dengan tjaranja jang tepat.
Dalam beberapa hal kata2 itu dapat diterdjemahkan dalam
bahasa-Lama,, apalagi kata2 golongan B dapat diterdjemah-

3H
kan, (k ngan kata2 jang diambil dari daftar A, tetapi biasa-
n.j. h. I ini meminta pendjelasan jang pandjang dan selalu
h1•1'nklb, tkan hilangnja bunji-atasnja. Kata-B ialah sema-.
tJ· m steno dalam kata2 • Kadang2 serentetan paham2 dibu-
latkan dala:m beberapa suku-kata dan bentuk2 ini sekaligus
lebih teliti dan lebih ekspressif dari bahasa biasa.
Tiap2 kata-B itu kata madjemuk. 1) Perkataan2 itu terdiri
atas dua atau lebih kata2 , bagian kata2 , disatukan djadi satu
bentuk, dan mudah diutjapkan. Tjampuran itu selalu kata-
benda-kata-kerdja dan aturan2 jang dipakai berlaku djuga
atasnja. Tjontohnja: perkataan pikiranbaik, artinja kira2
,keortodoksan", atau kalau kita hendak memandangnja
sebagai kata kerdja ,berpikir setjara ortodoks".
Kata-B tidak dibuat berdasarkan ilmu sedjarah kata2 • Kata2
jang disatukan itu mungkin mempunjai bermatjam arti dan
fungsi dan dapat ditempatkan dalam berbagai susunan dan
dirusakkan sedemikian, sehingga memudahkan pengutjap-
annja dan dalam pada itu masih menundjukkan asalnja.
Dalam perkataan pikiransalah (berbuat kesalahan dalam pi-
kiran), misalnja, perkataan pikiran dipertamakan, sedang-
kan dalam Polisi-Pikiran kata pikiran itu dinomor-duakan.
Disebabkan kesulitan jang dihadapi untuk me:mperoleh
kata2 jang enak kedengarannja, maka lebih banjak terdapat
dalam dafta1 B bentuk2 jang tidak teratur kedjadiannja
dibc;mding dengan daftar A. Bentuk mula kata2 sifat seperti
misalnja Kemkeb, Kemperda dan Kemtjin, begini: Kemkebena-
ranpenuh,.. Kemperdamaianpenuh dan Kemtjintapenuh, se-mata2
karena agak tjanggung menjebutkan -kebenarpenuh, -perda-
maianpenuh dan -tjintapenuh. Pada dasamja semua aturan
bahasa berlaku pada kata2-B.
Beberapa kata2-B mempunjai arti2 jang perbedaannja
sangat hal us sekali dan jang hampir tak dapat ditangkap oleh
seseorang jang tak menguasai bahasa itu seluruhnja. Am-
billah misalnja sebagai tjontoh kalimat chusus jang terdapat
1 2
) Kata madjemuk seperti mesin-tulisan-bitjara sebenarnja terdapat
dalam daftar A; tetapi semua ini adalah ringkasan2 tjerdik, jang mem-
punjai warna ideologi jang chusus.
dalam tadjuk rentjana Waktu seperti: Pikiranlama antirasa-
perut Soing. Bunji terdjemahan jang paling singkat dalam
Bahasa-Lama: ,Orang2 jang mempunjai paham jang diben-
tuk sebelum Repolusi takkandapatmerasakan dan mengerti
dasar2 Sosialisme Inggris." T etapi ini bukan terdj emahan
jang sempuma. Per-tama2 kita harus mempunjai gambaran
jang djelas tentang wudjud Soing untuk dapat menangkap
arti sepenuhnja kalimat Bahasa-Baru jang disebut diatas
inL Tambahan pula hanja orang2 jang benar2 menjelami
dasar2 Soinglah jang akan dapat menghargai kekuatan per-
kataan rasaperut, jang menjimpulkan dalamnja penerimaan
buta jang bersemangat; suatu pengertian jang sulit digam-
barkan sekarang ini; atau pikiranlama, jang terdjalin rapat
dengan paham tentang keburukan dan kemerosotan ahlak.
Tetapi fungsi chusus kata2 Bahasa-Baru tertentu, dianta-
ranja perkataan pikiranlama, bukan terutama terletak dalam
keinginan menjatakan maksudnja, tetapi untuk menghan-
tjurkan arti2 kata. Kata2 jang karena terpaksa hanja ber-
djumlah ketjil ini mendapat arti jang diluaskan, sehingga
masing2 mengandung serentetan kata2. Selandjutnja kata2
tadi, jang sekarang dapat dinjatakan dengan hanja satu per-
kataan, lantas dapat ditjoret dan dilupakan. Kesulitan jang
paling besar, jang dihadapi oleh para penjusun kamus Ba-
hasa-Baru, bukan terletak dalam mentjiptakan kata2 baru,
tetapi untuk kemudian memastikan arti kata2 jang telah
diketemukan: artinja menentukan seren:tetan kata2 jang
dapat diganti dan oleh sebab itu tak diperlukan lagi.
Seperti jang kita lihat dalam hal perkataan bebas, maka
kadang2 tinggal dipakai kata2 jang dahulu mengandung arti
bid'ah, tetapi hanja sesudah arti2 jang tak dikehendaki itu
ditiadakan. Banjak kata lain seperti kehormatan, keadilan,
kesusilaan, internasionalisme, demokrasi dan agama jang dihi-
langkan begitu sadja. Beberapa kata2lain menggantikannja
dan dengan menggantikan:nja dengan sendiri menghilang-
kan:nja. Semua kata2 jang misalnja berkumpul disekitar
pengertian2 seperti kebebasan dan persamaan tersimpul
hanja dalam perkataan pikiransalah sadja, sedangkan semua

357
kata disckitar pengertianZ objektivitet dan rasionalisme, .
tc 'rsimpul hPpatpuakataan pikiranlama. Ketelitian jangle-
hih sunggun eoaaratmbahajakan. Apa jang diinginkan dari
N l~orang angg{mmekrai kira2 sama seperti jang dahulu ter-
clnpat pada orang lberani,. jaitu pandangan atas dunia jang
mengetahui (dengan tak mengetahui lebih banjak lagi),
bahwa semua bangsa lain memudja ,dewa2 palsu". Ia tak
usah tahu, bahwa nama dewa2 itu Baal, Osiris, Moloch,
Astarte dan sebagainja: semakin sedikit ia tahu, semakin
baik barangkali bagi keortodoksannja. Ia kenai Jahweh
(Huwa) dan firman2 Jahweh; djadi ia tahu, bahwa semua
dewa jang bemama lain, dewa2 palsu. Kira2 dengan tjara
jang samalah anggota Partai tahu apa jang diartikan dengan
kelakuan tepat dan ia tahu dalam istilah2, jang sangat kabur
dan umum, matjam2 penjimpangannja jang mungkin. Hidup
seksuilnja misalnja ditentukan sama sekali oleh kedua per-
kataan Bahasa-Baru: disiplinsalah (tjabul) dan disiplinpenuh
(sutji). Dengan disiplinsalah dimaksudkan semua perbuatan
salah dalam perhubungan kelamin. Dalamnja termasuk per-
sundalan, zina, homoseksualitet dan perbuatan2 busuk lain-
• nja, didalamnja termasuk pula perhubungan kelamin biasa
jang dilakukan untuk diri sendiri. Tak ada gunanja untuk
menjebutnja masing2, karena semua kesalahan sama berat
dan pada dasamja dapat dihukum dengan hukuman mati.
Dalam daftar C, jang terdiri atas kata2 ilmu pengetahuan
dan tehnik, kadang2 perlu dimuat keterangan2 chusus ten-
tang penjimpangan2 tertentu. Tetapi rakjat biasa tak me-
merlukannja. Ia tahu apa jang dimaksudkan dengan disi-
plinpenuh - jaitu pergaulan biasa antara laki2 dan perempuan
dengan tudjuan satu2 nja melahirkan anak dan dengan tiada
nikmat djasmani pada pihak perempuan: lain dari itu
disiplinsalah dalam Bahasa Baru hanja sekali2 ada kemung-
kinan untuk mengikuti suatu pikiran bid'ah lebih djauh
dari hanja sampai pengertian, bahwa pikiran itu pikiran
bid'ah: karena untuk mengikutinja lebih djauh lagi dari
titik itu tak ada perkataan2nja lagi. Tak ada sebuah perka-
taan dari daftar B jang netral sama sekali dalam hal ideologi.
3.)8
Diantaranja sedjumlah besar adalah pemjataan2 jang agak
dihaluskan tentang sesuatu jang tak enak. Misalnja perka-
taan2 seperti kampgembira (kamp-kerdja-paksa) atau Kemdam
(Kementerian Perdamaian) berarti kebalikan dari arti per-
kataan2nja. Dipihak lain beberapa perkataan menjatakan
pengertian jang berani dan menghina tentang perimbangan2 •
jang sebenamja dalam masjarakat Oceania. Sebuah tjon-
tohnja: hiburprole. Jang dimaksudkan ialah penerbitan2
tjabul dan kebenaran2 jang diputar-balik, jang diedarkan
oleh Partai dikalangan rakjat djelata sebagai hiburan dan
sebagai warta-berita. Perkataan2 lain bertimbal balik pula:
djika berhubungan dengan Partai, maka perkataan2 itu
mempunjai arti jang baik, tetapi hila mengenai musuh
berarti buruk. Tetapi disamping itu terdapat sedjumlah
besar kata2, jang sekali lihat seolah nampak bagaikan ring-
kasan dan jang bukan mendapat wama ideologinja dari
artinja, tetapi dari bangunannja.
Se-boleh2nja semua kata jang mempunjai atau dapat mem-
punjai arti politik digolongkan dalam daftar B. Nama
setiap organisasi atau golongan manusia atau adjaran atau
negara atau badan atau gedung umum disesuaikan dengan
tak ada ketjualinja pada resep biasa, jaitu suatu perkataan
jang dapat diutjapkan dengan mudah, jang terdiri atas
djumlah suku2-kata jang terketjil, tetapi kendati demikian
tetap mengandung kedjadiannja jang asli. Bagian Arsip,
tempat Winston bekerdja, dalam Kementerian Kebenaran
disebut Bagara, bagian roman Bagrom, bagian atjara-tele
Bagtel dan demikian seterusnja. Semua ini bukan hanja un-
tuk mentjegah agar djangan waktu terbuang pertjuma. Da-
lam puluhan tahun pertama abad keduapuluh perkataan2
dan kalimat2 jang dipadatkan demikian, sudah merupakan
tanda2 chusus dari bahasa politik; dan orang melihat, bahwa
ketjenderungan jang terkuat untuk mempergunakan ring- ·
kasan jang demikian terdapat dalam negara2 totaliter.
Tjontoh2nja: perkataan2 seperti Nazi 1. Gestapo, Komintern,
lnprecorr, Agitprop. Mula2nja hal ini dipraktekkan seolah
setjara naluri, tetapi dalam Bahasa-Baru dilandjutkan de-
H9
ngan 111 ksud tertentu. Orang menjedari, bahwa arti se~
bual1 nama dapat dipersempit dengan memendekkannja:
d ' ng, n demikian artikata ditukar dengan hampir tak terasa
Md llth mereka menghilangkan sebagian besar pertautan
pikiran (asosiasi 2nja), jang biasanja melekat padanja. Per-
k taan2 Komunis lnternasional misalnja, menghidupkan gam-
baran madjemuk antara persaudaraan manusia setjara
umum, bendera2 merah, empang2an, Karl Marx dan
Komune Paris. Sebaliknja perkataan Komintern hanja me-
njarankan suatu organisasi jang kokoh dengan suatu adjaran
jang djelas dibatasi. Istilah tadi berhubungan dengan sesua-
tu jang sama mudah dikenali dan dengan susunan jang sama
terbatasnja seperti sebuah kursi atau medja. Komintern
adalah sebuah perkataan jang dapat diutjapkan dengan tak
perlu memakai otak, sedangkan Komunis lnternasional suatu
pernjataan jang memaksa orang berpikir dan berhenti se-
tidaknja sebentar. Dengan tjara jang sama sedikit sadja
asosiasi jang dihidupkan oleh Kemkeb; asosiasi 2 tsb lebih
mudah dikuasai dari asosiasi 2 jang dihidupkan oleh Kemen-
terian Kebenaran. Hal ini bukan hanja menerangkan kebia-
saan · untuk memendekkan dimana sadja mung kin, t etapi
djuga usaha jang di-lebih2kan rasanja untuk mendjadikan
setiap perkataan lebih mudah dalam utjapan.
Dalam Bahasa-Baru bunji-enak lebih penting dari setiap
pertimbangan lain, selain ketelitian arti. Bila rasanja perlu,
bentuk tata-bahasanja jang lazim selalu dikorbankan un-
tuknja. Dan ini sudah selajaknja, karena terutama untuk
tudjuan2 politik diperlukan perkataan2 jang pendek dan
padat, dengan arti jang pasti dan jang dapat diutjapkan de-
ngan tjepat dan jang menghidupkan gema jang minimum
dalam djiwa orang jang mengutjapkannja.
Kata2 daftar B malah bertambah tegas karena kenjataan,
bahwa harnpir semua istilahnja serupa benar. Hampir de-
ngan tak ada ketjualinja perkataan2 - pikiranbaik, Kemkeb,
hiburprole, disiplinsalah, kampgembira, Soing, rasaperut dan
masih banjak lagi jang lain - terdiri atas dua, tiga atau
lima suku-kata, dengan pembagian tekanan jang sama antara
360
suku-kata pertama dan jang terachir. Hal ini mengakihat-
kan lagak-hahasa merepet-~engotek: staccato dan sama-
hunji. Dan memang inilah jang dikehendaki. Maksudnja
ialah agar herhitjara, lehih2 herhitjara tentang pokok jang
ideologis tidak netral, diluputkan dari kesedaran. Un-
tuk kehutuhan2 hidup setiap hari memang perlu atau ka-
dang2 perlu untuk herpikir sehelum herhitjara, tetapi hila
seorang anggota Partai diminta pertimhangan politis atau
etis, maka ia harus sanggup menjemprotkan pendapat2 jang
· pfiling tepat dengan otomatis, seperti djuga senapang-mesin
memuntahkan pelor2nja. Pendidikannja telah melatihnja
herhuat demikian; hahasa memherikannja alat jang tak
mungkir; dan hentuk kata2, dengan hunjinja jang kasar
dan disengadja didjanggalkan (jang sesuai dengan djiwa
Soing), pun menamhah landjutnja proses ini.
Hal ini terdjadi djuga karena ketjilnja djumlah kata2. Di-
handingkan dengan djumlah kata2 kita djumlah kata2 Ba.:
hasa-Baru tak seherapa dan tjara2 haru untuk memperketjil
djumlah itu masih terus dipikirkan djuga. Dalam hal ini
Bahasa-Baru memang herheda dari hahasa jang manapun
djuga, karena djumlahnja semakin ketjil setiap tahun dan
hukan semakin hesar. Setiap pengurangan djumlahnja..di-
anggap suatu keuntungan, karena semakin sempit ruangan
memilih, semakin tipis djuga keinginan untuk herpikir.
Achir2-nja, demikian orang mengharap, lidah dan pangkal-
tenggorok akan menghasilkan hahasa jang haik, dengan
tiada memerlukan hantuan pusat-otak jang paling tinggi.
Tudjuan ini diakui terang2an dalam perkataan Bahasa-Baru:
bahasa- bebek, jang herarti ,me-ngakak2 seperti hehek". Se-
perti djuga perkataan lain dalam daftar B, bahasa-bebek
mempunjai dua arti. Bila pendapat jang dikakakkan orto-
doks, maka hahasa itu herarti pudjaan dan hila Waktu me-
nulis, hahwa seorang pemhitjara2 Partai: pembitjara ba-
hasa-bebek dan gandatambahbaik, maka Waktu menjampai-
kan pudjian jang haik dan menghargai kepada orang itu.

Dciftar C. Daftar C gunanja sehagai pelengkap kedua daftar

361
jang I. In dan hanja terdiri atas istilah2 pengetahuan dan
tcknik , Jstilah 2 dalarn daftar C ini serupa dengan istilah2
jang lipakai sekarang; kedjadiannja dari akarkata2 jang
sama, t tapi sebagai biasanja arti2nja telah dibatasi dan
, rt1 2 nja jang tak diingini telah dihilangkan. Aturan2 tata-:
b. hasanja sarna sadja dengan aturan2 tata-bahasa kedua daf-
t, r pertama. Perkataan2 daftar C hampir tak ada jang dipa-
kai dalam bahasa pergaulan se-hari2 atau dalarn pidato2 po-
litik. Semua perkataan jang diperlukan oleh pekerdja2
dilapangan pengetahuan dan oleh ahli teknik t ersedia dalam _
daftar jang diuntukkan bagi lapangannja, tetapi biasanja
tipis sadja pengetahuannja mengenai kata2 daftar2 lain.
Tetapi semua daftar itu hanja memuat sedjumlah ketjil
perkataan2 dan tak ada sebuah daftar jang menjatakan fungsi
ilmu pengetahuan sebagai sikap djiwa atau tjara berpikir,
lepas dari ranting2 ilmu pengetahuan jang chusus. Dan
perkataan untuk ,pengetahuan" memang tak ada, karena
setiap arti jang akan mungkin dipunjainja telah tjukup ter-
simpul dalarn perkataan Soing.

Dari ichtisar diatas djelas, bahwa pernjataan pendapat2


bid'ah diatas tingkatan jang rendah sekali harnpir tak mung-
kin dalam Bahasa-Baru. Pada dasarnja mungkin mengutjap-
kan bid' ah2 jang kasar sekali, sematjam hudjat atau makian.
Misalnja mungkin untuk mengatakan Bung Besar anti-baik.
Tetapi utjapan jang dengan sendiri tak terdengar sepadan
oleh telinga jang ortodoks ini, tak dapat dipertahankan
dengan alasan2, karena perkataan2 jang diperlukan untuk-
nja tak ada. Pikiran2 jang menentang Soing, hanja dapat
disimpulkan dalam kata2 kabur jang tak berbentuk dan ,
hanja dapat dinjatakan dalarn istilah2 jang umum sekali,
jang kosong sarna sekali dan jang menghukum sedjumlah
kata bid'ah dengan tiada memberikan keterangan2 lebih
landjut. Sebenarnja Bahasa-Baru hanja dapat dipakai untuk
tudjuan bid'ah dengan menterdjemahkan kembali bebe-
rapa perkataannja kedalam Bahasa-Larna. Misalnja kalimat .
semua man usia sama mungkin ada dalam Bahasa-Baru, tetapi

362
hanja dengan tjara jang sama seperti ad;mja semua manusia
berambut merah dalam Bahasa-Lama. Tak ada kesalahan tata-
bahasa dalamnja, tetapi kalimat itu adalah pernj~taan suatu
ketidak-benaran jang njata - jaitu bahwa semua manusia
sama besar, sama berat dan sama kuat. Pengertian persa-
maan politik tak ada lagi dan karena itu arti tambahan per-
kataan sama ini telah ditiadakan.
Dalam tahun 1984-, pada waktu Bahasa-Lama masih meru-
pakan alat perhubungan, setjara teori masih ada bahaja
kalau2 arti2 jang asli (arti2 jang lama) masih lekat diingatan
orang Oceania dalam mereka memakai perkataan Bahasa-
Baru. Dalam praktek tak ada kesulitan bagi setiap orang
jang telah dididik dalam pikiranganda untuk menghindar-
kannja, tetapi beberapa generasi lagi kemungkinan adanja
kesalahan besar demikian akan lenjap sama sekali. Orang
jang dibesarkan dengan Bahasa-Baru sebagai bahasanja tak
tahu-menahu, bahwa sama pernah mempunjai arti tamba-
han ,sama dalam politik" atau, bahwa bebas pernah berarti
,pikiran bebas", seperti djuga misalnja orang jang tak per-
nah mendengar tentang main tjatur, tak mungkin menge-
tahui apa artinja nama2 seperti radja dan benteng. Dan
akan banjak ada kedjahatan dan kesalahan jang se-kali2 tak
sampai dilakukan, se-mata2 karena kedjahatan dan kesalahan
itu tak mempunjai nama dan oleh karena itu tak ada. Dan
dapat dikatakan terlebih dahulu, bahwa makin lama makin
tampil kemuka sifat2 chusus Bahasa-Baru- djumlah kata2-
nja akan semakin ketjil, artinja akan semakin dibatasi dan
kemungkinan untuk memakainja dengan tjara salah akan
semakin berkurang.
Bila kelak Bahasa-Lama sudah dikesampingkan sama sekali,
maka hubungan terachir dengan masa silam akan putus.
Sedjarah telah disusun kernbali; tetapi disana-sini masih
terdapat fragmen2 batjaan2 dari masa silam jang tak ·dapat
disensur lebih sempurna dan selama orang masih mem-
punjai pengetahuan Bahasa-Lamanja, ia akan mungkin dapat
membatjanja. Dimasa datang fragmen2 demikian, sekalipun
masih ada jang tinggal, takkan dimengerti dan tak dapat
363
diterdj emahkan. Mustahil untuk menterdjemahkan bagian ·
mana djuga dari Bahasa"Lama kedalam Bahasa"Baru, ketjuali
hal2 jang berhubungan dengan proses teknik atau hal 2 setiap
hari jang biasa sekali atau hal 2 jang memang telah mengan"
dung tendens jang ortodoks (dalam Bahasa"Baru akan dise"
but pikiranbaikpenuh). Hal ini berarti dalam praktek, bahwa
sebuah buku jang ditulis disekitar tahun 196o, tidak akan
dapat diterdjemahkan sama sekali. Batjaan dari sebelum
Repolusi hanja akan dapat disadur djadi terdjemahan jang
ideologis - artinja: maksud dan bahasanja diubah. Kita
ambil sebagai tjontoh bagian jang telah dikenal dari Per"
njataan Kemerdekaan ini:
Kami menganggap kebenaran 2 jang berikut sebagai sewadjar"
nja, jaitu: bahwa semua manusia ditjipta sama, bahwa mereka
dikaruniai Pentjipta mereka dengan hak 2 mutlak tertentu ; dian"
taranja: hidup, kebebasan dan usaha mentjapai bahagia . Bahwa
untuk melindungi hak 2 ini didirikan diantara manusia pemer"
inta.h2, jang mendapat kekuasaan mereka dari rakjat. Bahwa,,
pabila sadja suatu bentuk pemerintahan memperkosa tudjuan ini,
hak rakjatlah untuk mengubah atau membatalkannja, mendiri"
kan pemerintah baru . ..

Bila orang hendak mempertaha;nl<an maksud aslinja, maka


pernjataan tadi tak mungkin sama sekali diterdjemahkan
dalam Bahasa"Baru. Untuk mendapat terdjemahan jang pa"
ling mendekatinja tak ada lagi tjara lain jang lebih baik dari
membulatkan semuanja dalam perkataan: pikiransalah. Ter"
djemahan lengkap hanjaakan berarti terdjemahan jang ideo"
logis, dengan mana utjapan2 Jeffersons akan harus diganti·
dengan pudjian terhadap pemerintahan totaliter.
Sebagian besar batjaan masa silam memang telah diter"
djemahkan demikian. Karena pertimbangan2 gensi (pres"
tige) orang ingin memelihara kenangan2 akan tokoh2 se"
djarah tertentu sambil menjesuaikan s epak~terdjang mereka
dengan filsafat dunia Soing. Oleh karena itu terdjemahan2
dari beberapa penulis seperti Shakespeare, Milton, Swift,
Byron, Dickens dan beberapa orang lain, sedang disiap"
36+
kan: hila usaha itu telah selesai, maka karangan asli mereka,
dengan semua batjaan lain tentang masa silam jang masih
tinggal, akan dihantjurkan. Terdjemahan2 ini lambat dan
sulit dan orang tidak mengharapkan, bahwa pekerdjaan
itu akan siap sebelum duapuluh tahun pertama abad kedua-
puluh satu. Masih ada djuga sedjumlah besar batjaan jang
praktis belaka - buku2 -dasar teknik jang perlu dan seba-
gainja - jang mengalami perlakuan jang sama. Terutama
untuk memberikan waktu bagi usaha terdjemahan jang
harus selesai terlebih dahulu itulah, maka pemakaian Ba-
hasa-Baru setjara resmi ditentukan pada tahun 2 o so.

Anda mungkin juga menyukai