,,Saja masih berpikir apakah ini djalan jang paling baik agar Bung bebas
dari tuntutan hukum," katanja dengan sedih.
Ia tahu dan aku tahu, bahwa aku takkan bisa bebas. Kami di zinkan
untuk bertemu antara empat mata disuatu ruangan tersendiri selama satu
djam dalam seminggu. Tiada seorangpun jang mendengarkan kami,
djadi akulah jang pertama harus mengadjak untuk membitjarakan apa
jang terselip dalam pikiran kami berdua. ,,Bung tahu betul," aku mulai
dengan lunak, ,,bahwa semuanja hanja akan berpura-pura sadja. Berita
bahwa kepada saja sudah didjatuhkan hukuman, telah menetes dari
kawan-kawan kita di Negeri Belanda. Sekalipun informasi jang
demikian tidak dikirimkan kepada saja, tapi saja tahu bahwa
pengadjuan kedepan pengadilan ini hanja sandiwara sadja. Bung pun
tahu. Mereka harus menghukum kita. Terutama saja. Saja adalah
biangkeladinja."
Aku menjediakan kertas dari rumah. Tinta dari rumah. Sebuah kamus
dari perpustakaan pendjara. Pekerdjaan ini sungguh meremukkan
tulang-punggung. Aku tidak punja medja untuk dapat bekerdja dengan
enak. Selain daripada tempat-tidur, satu-satunja perabot jang ada dalam
selku adalah sebuah kaleng tempat-buang-air. Kaleng jang menguapkan
bau tidak enak itu adalah perpaduan dari tempat buang-air
Ia kualas dengan beberapa lapis kertas sehingga tebal dan aku mulai
menulis. Dengan tjara begini aku bertekun menjusun pembelaanku jang
kemudian mendjadi sedjarah politik Indonesia dengan nama ,,lndonesia
Menggugat'. Dalam buku ini aku mengungkapkan setjara terperintji
penderitaan jang menjedihkan dari rakjatku sebagai akibat penghisapan
selama tiga setengah abad dibawah pendjadjahan Belanda. Thesis
tentang kolonialisme ini, jang kemudian diterbitkan dalam selusin
bahasa dibeberapa negara dan jang diguratkan dengan kata jang
bernjala-njala, adalah hasil penulisan diatas kaleng tempat-buangair
jang bertugas ganda itu.