Anggota Kelompok:
Anggita Feby Mahadika (2311420030)
Alfonsius Parningotan (2311420028)
RT
Azzahra Arifiana Sari (2311420023)
Najwa Farihatul Halwa (2311421010)
Sindi Yusriyyah (2311421071)
Nandila Kurniati (2311421032)
Lukas Reno Pratikara (2311421046)
Muhammad Agung Rizky (2311421074)
III
SINOPSIS
ROMAN LA NUIT
ROMAN LA NUIT, ROMAN YANG DITULIS OLEH SEORANG PENJUANG
HOLOCAUST YANG BERNAMA ELIE WIESEL. DIPUBLISH SAAT TAHUN 1958,
LA NUIT MEMBUAT ELIE WIESEL MENDAPATKAN NOBEL PRIZE PADA
TAHUN 1986. ELIE WIESEL MENYEBARKAN MAKNA PERDAMAIAN MELALUI
TULISAN-TULISANNYA, DAN BAGAIMANA KITA HARUS BISA MEMAAFKAN
SESEORANG MELALUI WAWANCARA YANG IA LAKUKAN. BERAWALAN
DENGAN ELIE WIESEL KECIL YANG MASIH BERUMUR 15 TAHUN, ANAK DARI
SHLOMO DAN SARAH WIESEL. DIMANA KELUARGANYA DIPANDANG
DENGAN BAIK OLEH ORANG-ORANG YAHUDI DI KOTA KECIL YANG
BERADA DI TRANSYLVANIA DISEBUT SIGHET.
RT
BERSAMAAN DENGAN ADA NYA PERANG DUNIA KE-2, TRANSYLVANIA
TERMASUK DAERAH YANG AKAN DIKEPUNG OLEH JERMAN.
PERKUMPULAN WARGA YANG TINGGAL DI KOTA SIGHET MERUPAKAN
ORANG-ORANG YAHUDI, YANG DIMANA JERMAN SEDANG
MENGUMPULKAN ORANG-ORANG YAHUDI UNTUK DIBUNUH DAN KERJA
IV
V
ELIE DAN AYAH NYA LOLOS DAN BEKERJA PAKSA DIPABRIK BATU BARA ITU,
KEKURANGAN MAKAN DAN MINUM. TERKADANG AYAH NYA AKAN KENA SIKSA
OLEH TENTARA YANG MENJAGA DISANA, UNTUK YANG KE-2 NYA ELIE DAN
AYAHNYA BERHASIL MELEWATI TES INI. WALAUPUN ELIE HARUS MERASAKAN KAKI
NYA YANG SAKIT, SUATU MALAM PABRIK TERSEBUT DISERANG OLEH PASUKAN
AMERIKA. DAN LAGI ORANG-ORANG YAHUDI, TERMASUK ELIE DAN AYAHNYA
DIDEPORTASI KE GLEWITZ MENAIKI KERETA, SAAT ITU PUN CUACA SEDANG DINGIN
ESKTRIM YANG DIMANA SALJU SEDANG BADAI. BEBERAPA ORANG YAHUDI YANG
TIDAK SELAMAT KARENA KELAPARAN DAN KEDINGINAN, MAYAT MEREKA DIBUANG
DARI KERETA. AYAH ELIE SUSAH UNTUK DIBANGUNKAN. TETAPI DIAKHIRNYA AYAH
NYA ELIE BERHASIL BANGUN DARI TIDUR NYA. SESAMPAI DI GLEIWITZ, MEREKA
HARUS MELEWATI DARATAN YANG SUDAH DITUTUPI OLEH SALJU. ELIE DENGAN
KEESOKAN HARINYA ELIE SUDAH TIDAK MELIHAT SANG AYAH DIATAS KASUR, YANG
DIMANA ELIE SUDAH MENGETAHUI BAHWA AYAHNYA DIBAWA KE KREMATORIUM.
PADA 10 APRIL DISAAT ORANG YAHUDI DAN ELIE AKAN DIPINDAHKAN KE
APPELPLATZ YANG LEBIH BESAR, SIRINE BERBUNYI, DAN MEREKA TIDAK JADI UNTUK
DIEVAKUASI. MEREKA SEMUA AKAN DIEVAKUASI KEBESOKANNYA DAN MENJADI
PILIHAN, BERTAHAN DI GERBANG BUCHERWAND ATAU PERGI KE APPELPLATZ. PADA
Biografi Penulis
RT
Elie Wiesel (1928-2016) adalah seorang penulis, aktivis hak asasi IX
manusia, dan juga salah satu korban selamat dari peristiwa
Holocaust. Lahir di Sighet, Transylvania, Wiesel dan keluarganya
ditangkap oleh pasukan Jerman pada usia 15 tahun dan dibawa ke
kamp konsentrasi Auschwitz. Setelah selamat dari peristiwa
Holocaust, Wiesel pindah ke Amerika Serikat dan menjadi seorang
penulis terkenal, Wiesel menulis lebih dari 50 buku, termasuk novel,
esai, dan memoar, yang sebagian besar berkaitan dengan tema
Holocaust, aktivisme hak asasi manusia, dan agama Yahudi.dengan TH
karya yang paling terkenal milik dia yang berjudul "La Nuit'', yaitu
sebuah buku otobiografi yang menceritakan pengalaman pribadinya
selama peristiwa Holocaust. sebagai seorang aktivis hak asasi
manusia, Wiesel mendirikan The Elie Wiesel Foundation for
Humanity pada tahun 1988 untuk mempromosikan toleransi,
kemanusiaan, dan perdamaian di seluruh dunia. Pada tahun 1986, ia
juga dianugerahi Penghargaan, yaitu Nobel Perdamaian dari komite
nobel Norwegia. dan pada tahun 2016 di usia 87 tahun, Wiesel
Elie Wiesel
dikabarkan tutup usia.
X
Pendekatan Historis
RT
XI
Pendekatan historis dalam analisis Roman melibatkan konteks historis dan
sosial di mana karya itu ditulis dan menganalisis bagaimana hal itu
mempengaruhi tema, karakter, dan plot dalam Roman. Pendekatan ini
melibatkan faktor-faktor, seperti latar belakang penulis, kondisi sosial, dan
politik pada saat karya itu ditulis, serta pengaruh budaya dan ideologi pada
penulis.
RT
Dengan mempertimbangkan konteks historis dan sosial, pendekatan historis
dalam analisis Roman dapat membantu membuka makna yang tersembunyi
dalam karya dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pesan yang
ingin disampaikan oleh penulis.
Pendekatan
RT
SosioPsikologis
XVI
Pendekatan sosiopsikologis dalam analisis Roman mempertimbangkan faktor sosial
dan psikologis yang mempengaruhi karakter dan plot dalam karya sastra.
Pendekatan ini mencoba untuk memahami bagaimana kondisi sosial, budaya, dan
psikologis memengaruhi pemikiran dan perilaku karakter dalam novel. Pendekatan
ini menganggap bahwa karakter dan plot dalam karya sastra tidak dapat dipahami
secara terpisah dari kondisi sosial dan psikologis dari waktu dan tempat di mana
RT karya sastra itu dibuat.
Pendekatan sosiopsikologis dalam analisis Roman dapat membantu membuka
perspektif baru dan mendalam tentang karya sastra, terutama dalam memahami
kompleksitas dan kedalaman karakter dan plot.
RT "Tidak akan pernah saya lupakan api yang membakar iman saya
selamanya." (Halaman 34)
"Saya menjadi A-7713. Sejak saat itu, saya tidak punya nama lain."
(Halaman 42)
XIV
RT "Di sini, kamu harus bekerja. Jika tidak, kamu akan langsung masuk
ke cerobong asap. Ke krematorium. Kerja atau krematorium-pilihan
ada di tanganmu." (halaman 38-39)
XIV Pintu mobil bergeser ke samping. Seorang perwira Jerman melangkah
masuk ditemani oleh seorang letnan Hongaria, yang bertindak sebagai
penerjemahnya.
"Mulai saat ini, Anda berada di bawah otoritas Angkatan Darat Jerman. Siapa
pun yang masih memiliki emas, perak, atau jam tangan harus
menyerahkannya sekarang. Siapa pun yang kedapatan menyimpan benda-
RT benda tersebut akan ditembak di tempat. Kedua, siapa pun yang sakit harus
melapor ke mobil rumah sakit. Itu saja."
Letnan Hongaria itu berkeliling dengan keranjang dan mengambil kembali
harta benda terakhir dari mereka yang memilih untuk tidak merasakan
pahitnya ketakutan.
"Ada delapan puluh orang di dalam mobil," kata perwira Jerman itu. "Jika
ada yang hilang, kalian semua akan ditembak, seperti anjing." (Halaman 24)
XIV
Sekitar tengah hari, kami dibawakan sup, satu mangkuk sup kental
untuk kami masing-masing. Saya sangat lapar, namun saya menolak
untuk menyentuhnya. Saya masih menjadi anak yang manja sejak
dulu. Ayahku menelan jatah makanku. (Halaman 42)
RT
Pada saat itu, yang terpenting bagi saya adalah semangkuk sup setiap
hari, dan sepotong roti basi. Roti, sup, itulah seluruh hidup saya. Saya
hanyalah sebuah tubuh. Bahkan mungkin lebih dari itu: perut yang
kelaparan. Perutku saja yang mengukur waktu. (Halaman 52)
XIV
Saya mendengar debar jantung saya. Ribuan orang yang meninggal
setiap hari di Auschwitz dan Birkenau, di krematorium, tidak lagi
menggangguku. Tetapi anak laki-laki ini, yang bersandar di tiang
gantungan, membuatku sangat kesal. (Halaman 62)
RT Aku ingat bahwa pada malam itu, sup terasa lebih enak dari
sebelumnya... (Halaman 63)
Pendekatan Emotif
RT
XVIII
Pendekatan emotif dalam analisis Roman melibatkan reaksi emosional pembaca
terhadap karya sastra. Pendekatan ini fokus pada pengalaman dan respon
emosional yang dipicu oleh karya sastra pada pembaca, dan bagaimana karya
sastra tersebut memengaruhi perasaan, kepercayaan, dan nilai-nilai pembaca.
Pendekatan ini mencoba untuk memahami bagaimana karya sastra memengaruhi
perasaan pembaca dan bagaimana pengalaman emosional pembaca dapat
RT membantu memahami karya sastra secara lebih dalam.
Pendekatan emotif dalam analisis Roman dapat membantu dalam memahami
hubungan antara karya sastra dan pembaca, dan bagaimana karya sastra dapat
mempengaruhi perasaan, sikap, dan keyakinan pembaca.
Satu per satu rumah-rumah dikosongkan dan jalanan dipenuhi oleh orang-
RT orang yang membawa bungkusan. Pada pukul sepuluh malam, semua orang
sudah berada di luar. Polisi melakukan absensi, sekali, dua kali, dua puluh kali.
Panasnya sangat menyengat. Keringat mengucur dari wajah dan tubuh orang-
orang.
Anak-anak menangis meminta air.
Air! Ada air di dekat rumah-rumah, di halaman belakang, tetapi dilarang untuk
mengambilnya.
"Air, Ibu, saya haus!" (Halaman 16)
XIV
Saya tidak punya hak untuk membiarkan diri saya mati. Apa yang
akan dia lakukan tanpa saya? Saya adalah satu-satunya penopang
hidupnya. (Halaman 87)
Dia sepertinya mengatakan yang sebenarnya. Tidak jauh dari kami,
XIV api, api yang sangat besar, muncul dari sebuah parit. Sesuatu sedang
dibakar di sana. Sebuah truk mendekat dan menurunkan muatannya:
anak-anak kecil. Bayi-bayi! Ya, saya melihat ini dengan mata kepala
saya sendiri... anak-anak dilemparkan ke dalam kobaran api. (Apakah
mengherankan jika sejak saat itu, saya sulit tidur?)
Jadi ke sanalah kami pergi. Sedikit lebih jauh, ada lubang lain yang
RT lebih besar untuk orang dewasa.
Saya mencubit diri saya sendiri: Apakah saya masih hidup? Apakah
saya sudah bangun? Bagaimana mungkin pria, wanita, dan anak-anak
dibakar dan dunia diam saja? Tidak. Semua ini tidak mungkin nyata.
Sebuah mimpi buruk mungkin... Tak lama kemudian aku terbangun
dengan jantung berdebar, dan mendapati diriku kembali ke kamar
masa kecilku, dengan buku-bukuku... (Halaman 32)
XIV Berbaring di tanah dekat kuali, ia mencoba mengangkat dirinya ke
tepi kuali. Entah karena lemah atau karena takut, dia tetap berada di
sana, tidak diragukan lagi untuk mengerahkan kekuatannya. Akhirnya,
ia berhasil menarik dirinya ke bibir kuali. Untuk sesaat, dia tampak
melihat dirinya sendiri di dalam sup, mencari bayangan hantunya di
sana. Kemudian, tanpa alasan yang jelas, dia mengeluarkan jeritan
RT
mengerikan, suara kematian yang belum pernah saya dengar
sebelumnya dan, dengan mulut terbuka, menjulurkan kepalanya ke
arah cairan yang masih mengepul. Kami terlonjak saat mendengar
suara tembakan. Jatuh ke tanah, wajahnya ternoda oleh sup, pria itu
menggeliat beberapa detik di dasar kuali, dan kemudian dia diam.
(Halaman 59-60)
XIV
Merci Beaucoup
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG