111221107, FK
A-26
Studium generale untuk mata kuliah pengantar kolaborasi keilmuan memiliki judul
“Kolaborasi sebagai Strategi untuk Pengembangan dan Hilirisasi Produk-Produk Penelitian”.
Indonesia memiliki beberapa kondisi strategis yang menjadikan Indonesia seharusnya dapat
berkembang dengan baik. Indonesia memiliki 270 juta penduduk yang lebih dari 50 persen dari
jumlah tersebut dapat dikategorikan sebagai produktif. Secara sumber daya alam, Indonesia
memiliki biodiversitas dan potensi maritim yang luar biasa. Secara potensi ekonomi, Indonesia
adalah pengekspor keempat terbesar di dunia. Bahkan, Indonesia adalah penghasil cengkeh dan
vanili terbesar di dunia. Akan tetapi, sekarang ini, kondisi Indonesia dapat dikatakan belum
berkembang secara maksimal dibandingkan negara-negara maju lainnya.
Dalam industri farmasi dan alat-alat kesehatan, Indonesia memiliki beberapa tantangan yang
sebenarnya dapat dijadikan peluang oleh wirausahawan dalam negeri untuk berkembang.
Tantangan yang ada adalah: (1) bahan baku obat dan alat kesehatan 90% masih berupa barang
impor, (2) pasar Indonesia yang sangat besar, (3) sumber daya manusia yang kurang mumpuni
karena pengalaman yang terbatas sehingga menjadi kurang produktif, (4) teknologi produksi lokal
yang masih sederhana, (5) peralatan laboratorium dan mesin produksi yang masih terbatas
(sebagian besar terdapat di industri atau perguruan tinggi), (6) lemahnya kesadaran dalam
menyiapkan standardiasasi, dan (7) lemahnya supply chain dalam sistem produksi.
Maka dari itu, pemerintah telah mengeluarkan UU No. 11 Tahun 2019 tentang Sistem
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Undang-undang tersebut dapat menjadi landasan
hukum bagi para pemangku kepentingan dalam bidang pengembangan teknologi untuk saling
bekerja sama dan meningkatkan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
pembangunan nasional berkelanjutan, kualitas hidup, kesejahteraan masyarakat, meningkatkan
kemandirian, daya saing bangsa, dan daya tarik bangsa dalam rangka memajukan peradaban
bangsa melalui pergaulan internasional.
Salah satu hal yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dengan keberadaan UU No. 11 Tahun
2019 adalah mahasiswa dapat lebih mudah dalam mengembangkan inovasi dengan menggunakan
iptek yang sesuai dengan tujuan bangsa dan mengimplementasikan inovasi-inovasi tersebut
dengan bekerja sama dengan para mitra yang ada dengan dasar hukum yang jelas. Hal ini penting
karena inovasi-inovasi yang diciptakan dapat meningkatkan kontribusi untuk pertumbuhan
ekonomi bangsa yang pada akhirnya akan membawa pada kemajuan bangsa Indonesia. Tentu,
peranan iptek juga penting dalam pengembangan inovasi-inovasi tersebut. Iptek dapat
meingkatkan produktivitas, pembangunan, kemandirian, dan daya saing bangsa melalui alih
teknologi, intermediasi teknologi, difusi iptek, dan komersialisasi. Dengan demikian, harapannya,
perekonomian Indonesia yang awalnya mayoritas dihasilkan dari sumber daya alam selanjutnya
beralih menjadi perekonomian yang mayoritas berasal dari inovasi-inovasi.
Pengembangan inovasi memerlukan suatu proses. Untuk menghasilkan suatu produk yang
dapat dikomersialisasikan di masyarakat, secara garis besar, terdapat 4 tahapan yang harus dilalui.
Pertama, diperlukan penelitian terlebih dahulu. Selanjutnya, terdapat uji alpha yang isinya adalah
demonstrasi dan uji coba. Setelah uji alpha selesai dilakukan, dilakukanlah uji beta yang dapat
berupa uji lingkungan dan pengembangan lanjut. Setelah semuanya selesai dilakukan, baru produk
dapat dirilis.
Kolaborasi itu sangatlah penting. Oleh karena itu, seluruh civitas akademika Universitas
Airlangga, khususnya para mahasiswa semester 2 yang mengikuti mata kuliah Pengantar
Kolaborasi Keilmuan diharapkan dapat:
Harapan-harapan tersebut dilontarkan agar ke depannya, tri dharma perguruan tinggi dapat
terwujud sepenuhnya, perguruan tinggi dapat bermanfaat bagi masyarakat, dan pada akhirnya
dapat menyelesaikan permasalahan bangsa.