Anda di halaman 1dari 4

Nama: Aleeya Naira Hadi

NIM: 161231266
Kelas: PDB 47

Motivasi Berkolaborasi Sebagai Insan Akademisi (Mahasiswa) Menghadapi Tantangan


Masa Depan

Prof Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih, memberikan materi Stadium Generale untuk Mata
Kuliah Pengantar Kolaborasi Keilmuan tentang Cara Belajar Berkolaborasi Secara Ilmiah
maupun Secara Kemanusiaan. Hidup bermasyarakat dapat dimulai dari kehidupan di dalam
kampus. Ilmu interdisiplin dan multidisiplin dapat di transcript terutama pada kehidupan
bermasyarakat dalam suatu kata yang disebut dengan ‘kolaborasi’ dengan harapan lulusan
Mahasiswa UNAIR terus berkembang dan belajar sampai akhir hayat.

Terdapat 4 bidang ilmu utama yaitu science, natural science, engineering dan politics yang
bermanfaat dalam mengembangkan kemajuan IPTEK untuk masa depan. Tentunya untuk
dapat menerapkan ilmu yang di ampu kita sebagai mahasiswa memerlukan suatu tujuan.
Selain berkeinginan tinggi untuk mensukseskan diri sendiri, kita perlu memperhatikan
lingkungan dan tempat di sekitar yang kita tinggali. Sebagai insan scientific dan academic,
kita memerlukan hati nurani untuk dapat terjun melayani masyarakat dengan memberikan
nilai manfaat. Kampus Merdeka Belajar merupakan salah satu program dari Perguruan Tinggi
dalam basis Nasional yang menjadi sarana pengimplementasian ‘ilmu berkolaborasi’.

Bicara tentang perguruan tinggi pasti tak lepas dari Tri dharma perguruan tinggi, yang terdiri
dari Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat. Ketiganya menjadi poin
penting dalam mewujudkan visi dari perguruan tinggi. Penerapan Tri Dharma di dalam
kampus tentunya memiliki tujuan yang bermanfaat, yaitu menciptakan generasi muda dengan
kemampuan berpikir kreatif, inovatif, sekaligus mandiri. Dunia bermasyarakat sedang berada
di sebuah lingkungan yang menggali banyak perubahan, contohnya pada bidang kesehatan
seperti wabah yang tahun lalu menggegerkan masyarakat yaitu covid-19.
Maka dicanangkan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGS) yang dirangkai oleh PBB dan
harus diaplikasikan oleh seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia.
Pada dasarnya rantai kehidupan mengabadikan pentingnya saling bahu-membahu, saling
peduli dan berkolaborasi untuk mencapai tujuan besar yang disepakati. Bicara sustainability
salah satunya adalah wabah covid-19 yang menjadi bukti pentingnya kolaborasi dalam proses
kehidupan. Perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan secara tidak langsung
mengubah mahkluk hidup yang berada di dalamnya.

Kesehatan, pangan, lingkungan dan keamanan adalah keberlanjutan dari proses kehidupan
yang secara implisit dapat dikatakan “dunia ini adalah tanggung jawab kita semua”. Seperti
halnya mobilitas yang terjadi pada lingkungan manusia diikuti dengan apa yang ada atau
terbawa pada diri manusia itu sendiri.
Sebagai insan akademisi yang belajar tentang ilmu pengetahuan, sangat dianjurkan untuk
merangkap semua keilmuan yang ada dengan saling bekerja sama untuk menerapkan ilmu
berkolaborasi. Maka dari itu, perubahan-perubahan dalam dunia berkehidupan akan dapat
diatasi dengan cara cemerlang.

Ilmu-ilmu yang kita dapatkan selama berjuang di dalam perguruan tinggi, seyogyanya
menjadi sebuah peluang besar untuk menciptakan perubahan yang terjadi di luar kehidupan
berpendidikan. Kehidupan masyarakat akan menjadi sebuah sandaran untuk para mahasiswa
dalam menerapkan hard skillnya dalam bentuk soft skill yang dapat bermanfaat bagi khalayak
ramai. Universitas Airlangga berkeinginan mahasiswa-mahasiswa dapat menerapkan
Rumusan CPL di Era Pendidikan 4.0. Rumusan CPL menaungi dua singkatan yaitu 3L dan
6C. 3L diantaranya adalah Literasi Data, Literasi Teknologi dan Literasi Manusia. 6C
diantaranya adalah Communication, Collaboration, Creative Thiking.

Rektor Universitas Airlangga menyusun semua strategi pada Tri Dharma dalam konsep Smart
University.
Pengoperasian program itu berwujud pada akronim SMART yang terdiri atas lima konsep
kunci. Yakni, Smart education for millennial people, Meaningful research and community
service, Acceleration innovation and enterprising, Responsive and lean management, dan Top
up tangible and intangible resourch utilization.

Konsep pertama, Smart Education for Millennial People, menekankan pengembangan


pendidikan yang adaptif, khususnya untuk generasi milenial menghadapi kemajuan teknologi.
Ini melibatkan perubahan kurikulum, penguatan Kampus Merdeka, dan peningkatan program
vokasi. Meaningful Research and Community Service menekankan penelitian dan
pengabdian masyarakat yang signifikan pada Sustainable Development Goals (SDG's),
dengan peningkatan iklim riset dan kolaborasi antar-disiplin. Accelerating Innovation and
Enterprising fokus pada pengembangan ekosistem inovasi untuk ekonomi berbasis inovasi,
termasuk fasilitasi paten dan merek. Responsive and Lean Management menunjukkan
pengelolaan universitas berdasarkan prinsip akuntabilitas, transparansi, dan responsibilitas.
Terakhir, Top Up Tangible and Intangible Resource Utilization menekankan optimalisasi aset
dan sumber daya untuk mendukung Tridharma Perguruan Tinggi.

Belajar sampai akhir hayat menjadi jargon semua mahasiswa Universitas Airlangga.
Perguruan tinggi memiliki tujuan sakral untuk dapat mencetak para pelajar yang memiliki
impact besar untuk terjun ke masyarakat luas. Kolaborasi adalah bagian dari Rumusan CPL
tepatnya pada 6C. Pemikiran individual dalam kehidupan kampus harus segera digeser untuk
dapat bermanfaat ketika memasuki dunia luar. Pada dasarnya tujuan terpenting dalam belajar,
selain menjadi seseorang yang berilmu kita ingin menjadi orang yang bermanfaat untuk dunia
ini. Pendekatan riset dan pendidikan yang bekelanjutan dalam mengembangkan pengabdian
kepada masyarakat membutuhkan sifat multi-disiplin melalui lagi-lagi proses ‘berkolaborasi’.

Community Engingement telah melibatkan multi-stakeholder dengan industry, banyak bidang


profesional dan terutama mahasiswa antar mahasiswa.
Terdapat enam prioritas yang dipelopori oleh Universitas Airlangga diantaranya:
1. Blue Economy
2. Green Economy
3. Health
4. Digital Economy
5. Tourism & Conservation
6. Food Security
Prioritas kelima yaitu Tourism & Conversation merupakan prioritas baru yang menjadi
tumpuan Universitas Airlangga. Memberikan lingkungan berkualitas yang berdampingan
dengan ketenangan spiritual merupakan peran penting para pelajar.

Cara berkolaborasi yang baik ialah dengan melihat komponen-komponen pengisinya dalam
bentuk multi-stakeholder, tentunya banyak skema-skema kerja sama yang tertuang dalam
berbagai jenis. Double Helix melibatkan kolaborasi antara dua entitas seperti industri dan
akademia, misalnya, kerjasama perusahaan dan universitas dalam penelitian dan
pengembangan. Triple Helix melibatkan tiga pilar utama, yaitu pemerintah, industri, dan
akademia, dengan tujuan mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi.

Quadruple Helix menambah dimensi keempat dengan melibatkan masyarakat atau warga, di
mana pemerintah, industri, akademia, dan masyarakat bekerja sama untuk pembangunan
berkelanjutan dan inklusif. Hexa Helix menyertakan dua dimensi tambahan, lingkungan dan
budaya, di mana pemerintah, industri, akademia, masyarakat, lingkungan, dan budaya bekerja
bersama untuk mencapai tujuan yang lebih holistik. Setiap bentuk helix mencerminkan
kompleksitas kolaborasi dan melibatkan lebih banyak pemangku kepentingan untuk
mencapai hasil yang luas dan berkelanjutan.

Program Kampus Merdeka untuk SDM yang unggul mengedepankan lima prinsip dasar
dalam pengalaman belajar mahasiswa diluar kampus yang dimulai dari
1. RESEARCH - BASED LEARNING
2. CASE - BASED LEARNING
3. PROJECT - BASED LEARNING
4. EVIDENCE - BASED LEARNING
5. COMMUNITY - BASED LEARNING
Mahasiswa diharapkan merangkap semua keilmuan, bekerja sama, dan menerapkan ilmu
berkolaborasi untuk mengatasi perubahan dalam dunia berkehidupan. Rumusan CPL, 3L, dan
6C menjadi landasan bagi mahasiswa Universitas Airlangga dalam menghadapi Era
Pendidikan 4.0, dengan tujuan akhir menciptakan individu yang bermanfaat bagi masyarakat
luas.

Anda mungkin juga menyukai