Anda di halaman 1dari 7

MANAJEMEN KESEHATAN

KELAS B
ROOM 9:
Fricilia A. L. Lamba_22-087
Friska E. Saragih_22-088
Genoveva R. N. Duka_22-089
Glorya Rondonuwu_22-090
Glorya C. Mongkau_22-091
Glorya Mamisala_22-092
Gracella A. B. Mait_22-093
Graselin M. Lantho_22-094
Hanif B. Smith_22-095
Indira D. R. Hassan_22-096
Jennai K. E. N. Benyamin_22-097
Jochelin E. Songkaton_22-098
Kania J. Sitompul_22-099
1. Pengertian Manajemen Kesehatan
Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni utk
mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan
guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program
kesehatan.

2. Prinsip-prinsip Manajemen Pelayanan


Berikut adalah beberapa prinsip-prinsip manajemen pelayanan
yang umum diterapkan untuk memastikan pelayanan yang
efektif dan efisien:
• Fokus pada kebutuhan pelanggan: Prinsip ini mengharuskan
organisasi untuk memahami kebutuhan pelanggan dan
memberikan pelayanan yang memenuhi kebutuhan tersebut. Hal
ini dapat dicapai melalui pengumpulan data dan umpan balik
dari pelanggan.
• Pengembangan staf: Prinsip ini mengharuskan organisasi
untuk memberikan pelatihan dan pengembangan yang
diperlukan kepada staf, sehingga mereka dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas dan memahami nilai-nilai
organisasi.
• Perencanaan yang efektif: Prinsip ini mengharuskan organisasi
untuk merencanakan pelayanan dengan cermat dan memastikan
bahwa sumber daya yang diperlukan tersedia, termasuk personil,
peralatan, dan fasilitas.
• Pengukuran kinerja: Prinsip ini mengharuskan organisasi
untuk mengukur kinerja pelayanan secara teratur dan memantau
kemajuan terhadap tujuan organisasi. Hal ini dapat membantu
untuk menentukan apakah perbaikan diperlukan dan
mengevaluasi efektivitas tindakan perbaikan.
• Kerjasama tim: Prinsip ini mengharuskan organisasi untuk
mendorong kerjasama tim di antara staf dalam memberikan
pelayanan dan mencapai tujuan organisasi.
• Kualitas dan keselamatan: Prinsip ini mengharuskan organisasi
untuk memastikan bahwa pelayanan yang diberikan aman dan
berkualitas, dan memenuhi standar kesehatan dan keselamatan
yang diperlukan.
• Penerapan teknologi: Prinsip ini mengharuskan organisasi
untuk mengadopsi teknologi yang diperlukan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan, seperti
penggunaan sistem informasi manajemen dan alat-alat
medis yang canggih.

3. Teori Manajemen Kesehatan


a. Pengertian
Pengertian manajemen banyak disampaikan oleh para ahli,
namun dalam materi ini hanya akan disampaikan beberapa
pendapat ahli manajemen :
 H. Koontz & O,Donnel dalam bukunya “Principles of
Management” mengemukan sebagai berikut : “manajemen
berhubungan dengan pencapaian sesuatu tujuan yang
dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”
(Management involves getting things done thought and with
people).
 Mary Parker Folllett mendefinisikan “manajemen sebagai
seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
 George R. Terry dalam bukunya “Principles of Management”
menyampaikan pendapatnya : “manajemen adalah suatu
proses yang membeda-bedakan atas ; perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan dan pengawasan,
dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat
menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”
(Management is a distinct process consisting of planning,
organizing, actuating, and controlling, utilizing in each both
science and art, and followed in order to accomplish
predetermined objectives).
 James A.F. Stoner dalam bukunya “Management” (1982)
mengemukakan “manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan usaha-usaha
para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber
daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang
telah ditetapkan”.

4. Sistem Manajemen Kesehatan


Sistem manajemen kesehatan adalah pendekatan terstruktur dan
terorganisir untuk manajemen kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas, keamanan dan efisiensi layanan
kesehatan. Sistem manajemen kesehatan mencakup berbagai
aspek seperti manajemen personalia, manajemen sumber daya,
manajemen risiko dan manajemen kualitas.
Beberapa komponen utama sistem manajemen kesehatan yang
sering diterapkan di berbagai negara adalah:
• Kebijakan dan prosedur:
Sistem manajemen kesehatan mencakup kebijakan dan prosedur
standar yang memandu layanan kesehatan dan memastikan
konsistensi dalam pengambilan keputusan. Kebijakan dan
prosedur juga membantu meminimalkan risiko dan
meningkatkan keamanan layanan kesehatan.
• Manajemen kerja:
Sistem manajemen kesehatan mengacu pada manajemen kinerja
staf, yang meliputi pengembangan staf, penilaian kinerja dan
manajemen konflik.
• Pengukuran Kinerja: Sistem manajemen kesehatan
memperhatikan pengukuran kinerja, yaitu mengukur dan
memantau kinerja pelayanan kesehatan untuk menentukan
keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
• Manajemen Risiko: Sistem manajemen kesehatan
memperhatikan manajemen risiko, yaitu identifikasi, evaluasi,
dan pengendalian risiko dalam pelayanan kesehatan. Tujuannya
adalah untuk meminimalkan risiko dan meningkatkan
keselamatan pelayanan kesehatan.
• Manajemen Mutu: Sistem manajemen kesehatan
memperhatikan manajemen mutu, yaitu pendekatan terstruktur
untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Hal ini
meliputi pengukuran kinerja, analisis data, pengembangan
perbaikan, dan pemantauan kinerja.
• Manajemen Sumber Daya: Sistem manajemen kesehatan
memperhatikan manajemen sumber daya, yaitu pengelolaan
sumber daya manusia, peralatan, dan fasilitas kesehatan untuk
memastikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
• Koordinasi dan Kolaborasi: Sistem manajemen kesehatan juga
memperhatikan koordinasi dan kolaborasi antara berbagai
komponen sistem kesehatan, termasuk antara organisasi
pelayanan kesehatan, pemerintah, dan masyarakat. Tujuannya
adalah untuk meningkatkan efektivitas pelayanan kesehatan dan
memastikan akses yang lebih luas bagi masyarakat.

5. Fungsi-fungsi Manajemen
Fungsi manajemen merupakan kegiatan yang meliputi
bermacam jenis pekerjaan yang tergolong dalam satu kelompok
sehingga membentuk suatu administratif.
Kami mendapatkan beberap fungsi yang dijabarkan oleh para
ahli yaitu menurut Allen,ada 4 fungsi sebagai berikut:
 Memimpin atau leading
Memimpin sendiri mempunyai arti bahwa pekerjaan yang
dilakukan manajer supaya orang lain dapat bertindak.
 Merencanakan atau planning
Merencanakan ini adalah apapun yang di rencanakan untuk
kegiatan kedepan.
 Menyusun atau organizing
Menyusun ini dapat di artikan bahwa pekerjaan yang di lakukan
oleh manajer untuk mengatur dan menghubungkan kerja uang
dilakukan agar dapat dilaksanakan dengan efektif.
 Mengawasi dan meneliti atau controlling
Dalam fungsi ini di artikan bahwa pekerjaan manajer dalam
menilai dan mengatur pekerjaan yang di selenggarakan dan
yang telah selesai.

6. Fungsi dan Tingkatan Manajer


a. Fungsi Tingkatan
Berikut adalah fungsi tingkatan manajemen dari Koontz dan O.
Donnel ialah:
 Perencanaan (Planning)
 Mengorganisir (Organizing)
 Melengkapkan Tenaga Kerja (Staffing)
 Mengarahkan (Directing)
 Mengawasi (Controlling)
b. Tingkatan Manajemen
Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi
tiga tingkatan, yaitu (Amirullah dan Haris Budiyono,2004):
1. Manajemen Puncak (Top Management)
2. Manajemen Tengah (Middle Management)
3. Manajemen Bawah (Low Management)

Beberapa Contoh:
1. Pada suatu departemen, maka tingkatan manajemennya
adalah:
Manajemen Puncak adalah menteri.
Manajemen Tengah adalah para Direktur Jenderal.
Manajemen Bawah adalah para kepala bagian/bidang,
subbagian/sub bidang.
2. Pada suatu Kantor Balai Besar/Eselon II, maka tingkatan
manajemennya adalah:
Manajemen Puncak adalah Kepala Balai Besar.
Manajemen Tengah adalah para Kepala Bagian/Kepala
BidangManajemen Bawah adalah para Kepala Sub Bagian/
Bidang.
3. Pada suatu UPT/Eselon III, maka tingkatan manajemennya
adalah:
Manajemen Puncak adalah Kepala UPT, Direktur.
Manajemen Tengah adalah para Kepala Sub Bagian
Manajemen Bawah adalah para Kepala Urusan.

7. Hierarki Pelayanan Kesehatan di Indonesia


1). Kurangnya informasi di masyarakat
Kurangnya informasi sangat mempengaruhi pemahaman
masyarakat tentang pentingnya tindakan promotif dan preventif.
Hal ini harus dilakukan agar tercipta kesejahteraan di
masyarakat serta terpenuhi fungsi dari peran masyarakat sebagai
primary health care. Kurangnya pendidikan di masyarakat juga
dapat menjadi penyebab kurangnya informasi.
2).Faktor budaya di masyarakat
Kebanyakan masyarakat kita masih memegang teguh nilai-nilai
budaya yang belum terbukti kebenaran dan rasionalnya.
Terkadang hanya karena “warisan nenek moyang” dan itu turun
temurun dipercaya oleh generasi berikutnya. Sehingga
menyebebkan ketidaktahuan dan kesalah pahaman terhadap
suatu penyakit. Misalnya, masyarakat kita sering mengatakan
serangan jantung sebagai angin duduk. Padahal dalam dunia
kesehatan tidak pernah mengenal istilah angin duduk. Sama
halnya dengan penyakit masuk angin dan panas dalam, di dalam
dunia kesehatan tidak pernah mengenal istilah penyakit seperti
itu.
3). Pelaksana pelayanan kesehatan
Di puskesmas segala tindakan keperawatan, pengobatan,
penyuluhan, pemeliharaan dan pengelolaan kebanyakan
dilakukan oleh perawat seutuhnya. Peran para medik lain seperti
dokter sudah tidak berjalan sesui dengan fungsinya. Jadi, dalam
segala tindakan medis di puskesmas diambil alih dan dikerjakan
perawat secara mandiri.
4). Standar pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan di puskesmas belum memenuhi standar.
Sebagai contoh, keterbatasan alat-alat medis dan obat-obatan
yang tersedia serta tenaga ahli yang kurang memadai. Sehingga
masyarakat lebih senang berobat langsung ke RS.
Kabupaten dan sejenisnya.

Anda mungkin juga menyukai