Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD Volume 6, Nomor 1, April 2018

p-ISSN: 2338-1140 (Halaman 1-11)


e-ISSN: 2527-3043
MEMBANGUN BUDAYA BACA MELALUI PENGELOLAAN
MEDIA SUDUT BACA KELAS DENGAN “12345”
Mijiatun Sri Hartyatni

Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Wilayah Sidoarjo


e-mail: mijiatun@gmail.com

Abstact: Classroom reading media management with”12345” can build a reading culture in
the school because the existence of a classroom reading media is a place where students can
perform read activities that are easily affordable and time efficient. The reading and reading
practice is done by students and supervision by consistent and continuous interview,
observation, assessment and monitoring by Master (Bahasa Indonesia Teachers). Through
management with “12345” consists of 1).Socialization, 2) reading, 3). individual and group
assignment, 4). Assessment and 5). reflection, requires students to conduct reading
activities from reference books and/or other technologies programmed, scheduled and in a
pleasant atmosphere. The result of media management reading classroom reading with
“12345” in written or orally are reported and acted upon, thus building a reading culture in
school.
Keywords: building reading culture, management, reading media classroom

Abstrak: Pengelolaan media sudut baca kelas dengan “12345” dapat membangun budaya
baca di Sekolah karena keberadaan media sudut baca kelas merupakan tempat dimana
siswa dapat melakukan aktifitas membaca yang mudah terjangkau dan efisien waktu.
Upaya pembudayaan/pembiasaan membaca ini dilakukan oleh siswa serta pengawasan
dengan metode wawancara, pengamatan, penilaian dan pemantauan secara konsisten dan
berkelanjutan oleh Guru (Guru Bahasa Indonesia). Melalui pengelolaan dengan “12345”
terdiri dari 1) sosialisasi, 2) membaca, 3) tugas individu dan kelompok, 4) penilaian dan 5)
refleksi, menghendaki siswa melakukan kegiatan membaca dari buku-buku referensi dan
atau tehnologi lainnya secara terprogram, terjadwal dan dalam suasana yang
menyenangkan.Hasil pengelolaan media sudut baca kelas dengan”12345” secara tertulis
atau lisan dilaporkan dan ditindaklanjuti, sehingga terbangun budaya baca di sekolah.
Kata kunci : membangun budaya baca, pengelolaan, media sudut baca kelas

PENDAHULUAN
Pendidikan diselenggarakan mutu layanan Pendidikan harus terus
sebagai suatu proses pembudayaan dan mengoptimalisasi pelayanannya untuk
pemberdayaan peserta didik yang peningkatan mutu Pendidikan yang jauh
berlangsung sepanjang hayat, Pendidikan lebih baik.
diselenggarakan dengan memberi Dalam perkembangannya
keteladanan, membangun kemauan, dan Pendidikan dituntut dapat memberikan
mengembangkan kreativitas peserta didik pelayanan prima dalam menyiapkan
dalam proses pembelajaran dan ketrampilan abad 21 bagi Siswa.
pendidikan diselenggarakan dengan Penyiapan ketrampilan abad 21 bagi
mengembangkan budaya membaca, siswa menjadi tanggungjawab kita
menulis dan berhitung bagi segenap bersama sebagai komponen penjamin
warga masyarakat (UU NO 20 Tahun mutu Pendidikan. Pendidikan yang
2003, pasal 4). Jadi mengembangkan diselenggarakan harus dapat mewujudkan
budaya literasi (membaca, menulis dan siswa yang literat sehingga mampu
berhitung) sudah ada dalam sistem menghadapi tantangan masa depan untuk
Pendidikan di Indonesia sejak tahun dirinya, orang tua dan masa depan
2003, maka sebagai salah satu pengendali Bangsa ini. Salah satu upaya membangun

1
2 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

budaya baca dikalangan siswa adalah diantaranya (dekat, mudah, murah,


melalui pengelolaan yang tepat dan senang, lanjut), 1). pendekatan
konsisten agar menjadi pembangunan akses fasilitas baca (buku dan non buku),
budaya yang berkelanjutan serta dalam 2) kemudahan akses mendapatkan bahan
suasana menyenangkan. Dihadapkan bacaan, 3) murah/tanpa biaya (g, 4)
pada kenyataan bahwa penyelenggaraan menyenangkan dengan segala keramahan,
Pendidikan masih belum optimal dalam 5) keberlanjutan/Continue/istiqomah.
menyiapkan ketrampilan abad 21 menjadi Membaca bagi sebagian masyarakat
siswa yang literat dengan permasalahan- (komunitas) memiliki berbagai kendala
permasalahan disekolah seperti: 1) dan kendalanya ini yang perlu ditangani
minimnya tempat untuk melakukan secara bersama, jika tidak,
aktifitas baca yang mudah dijangkau dan maka kekuatan pribadi tidak akan
efisien waktu, 2) rendahnya minat mampu menjebol tembok pertahanan arus
membaca, menulis dan berhitung di informasi yang mengglobal. Pemerintah,
kalangan siswa dan guru, 3) kurangnya swasta, masyarakat, sekolah, aparat, dan
pendampingan oleh guru dalam upaya kelompok jika bersama sama maka akan
membangun budaya baca di sekolah, 4) menjadi kekuatan besar untuk sama sama
tidak optimalnya apresiasi dan penilaian menyadari pentingnya literasi bagi
guru terhadap siswa dalam meningkatkan kemajuan dan kecerdasan masyarakat
kompetensi ketrampilannya untuk menuju Indonesia cerdas seutuhnya.
membangun budaya baca 5) tidak (Kutipan tulisan Trini Haryanti, Rumah
dilakukan monitoring dan evaluasi Dunia Serang Banten, 2014)
terhadap pelaksanaan program kegiatan Secara historis, Menurut Prof. Dr.
pembangunan budaya baca untuk Tarwotjo M.Sc sebagaimana dikutip oleh
pengelolaan yang lebih baik. Berpijak Asul Wiyanto dalam pengantar bukunya
pada permasalahan-permasalahan diatas yang berjudul “Terampil Menulis
maka penulis mencoba untuk Paragraf”, produk dari aktivitas Literasi
menghadirkan sebuah solusi untuk berupa tulisan, adalah sebuah warisan
membangun budaya baca di sekolah intelektual yang tidak akan temukan di
dengan pengelolaan terhadap tempat zaman prasejarah. Dengan kata lain,
dimana Siswa bisa terbangun budaya apabila tidak ada tulisan, sama saja kita
bacanya dan efisien waktu dengan berada di zaman prasejarah. Tulisan
langkah-langkah: 1) sosialisasi, 2) merupakan bentuk rekaman sejarah yang
membaca, 3) tugas individu dan dapat diwariskan dari generasi ke
kelompok, 4) penilaian, 5) refleksi, yang generasi, bahkan hingga berabad-abad
penulis sebut dengan”12345” dalam judul lamanya. Dalam sejarah peradaban islam,
karya tulis: “membangun budaya baca dapat melihat bagaimana tradisi Literasi
melalui pengelolaan media sudut baca islam melahirkan tulisan-tulisan para
kelas dengan”12345”. pemikir dan ulama islam klasik yang
sudah berumur ratusan tahun sampai saat
KAJIAN PUSTAKA ini masih eksis dipelajari di berbagai
Budaya baca adalah bagian dari lembaga pendidikan islam, khususnya
budaya literasi yang meliputi membaca, pesantren. Kitab-kitab yang ditulis para
menulis dan berhitung. Membudayakan ulama dan intelektual muslim era klasik
atau membiasakan untuk membaca, merupakan sebuah warisan intelektual
menulis itu perlu proses jika memang yang sangat berharga bagi pengembangan
dalam suatu kelompok masyarakat khazanah intelektual islam dari generasi
kebiasaan tersebut memang belum ada ke generasi. Sebagai aktivitas Literasi,
atau belum terbentuk. Ada banyak cara menulis adalah sebuah kegiatan
untuk membentuk budaya literasi mengungkapkan ide atau gagasan secara
3 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

tertulis. Orang yang melakukan kegiatan Bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut
menulis disebut dengan penulis. lalu di Indonesiakan menjadi
Sedangkan hasil kegiatan menulis “manajemen” atau “menejemen”. Seiring
tersebut dinamakan tulisan. Sejarah pendapat diatas menurut Kamus Besar
mencatat bahwa yang menjadi benang Bahasa Indonesia (1958, hlm. 412)
merah antara zaman pra-sejarah dengan disebutkan bahwa pengelolaan berarti
zaman sejarah adalah tulisan. Zaman pra- penyelenggaraan.
sejarah merupakan zaman di mana saat Sudut baca merupakan sebuah
itu belum ada tulisan, sehingga segala tempat yang terletak di sudut ruangan
peristiwa dan fenomena yang terjadi kala yang dilengkapi dengan koleksi buku.
itu tidak dapat diketahui oleh generasi Kemendikbud, (2016:17) menjelaskan
selanjutnya. Ditemukannya tulisan bahwa sudut baca merupakan sebuah
sebagai bukti adanya peradaban Literasi ruangan yang terletak disudut kelas yang
di masa lampau merupakan babak baru dilengkapi dengan koleksi buku dan
dimulainya zaman sejarah. Konsep Dasar berperan sebagai perpanjangan fungsi
Literasi terdiri dari :1. Literasi Dasar, perpustakaan. Melalui sudut baca siswa
mengembangkan kegiatan membaca, dilatih untuk membiasakan membaca
menulis, dan berhitung; 2. Literasi buku, sehingga menjadikan siswa gemar
Perpustakaan, menggalakkan kegiatan membaca. Sudut menurut Gipayana
literasi dengan menggunakan referensi (2011:2) adalah sebuah ruangan yang
yang ada diperpustakaan; 3. Literasi menyediakan buku-buku dengan jumlah
Teknologi, menggunakan kemajuan banyak atau sedikit untuk dibaca,
teknologi untuk memudahkan kegiatan dipinjam, dan untuk melakukan aktivitas
literasi; 4. Literasi Media, menggunakan membaca. Kemendikbud (2016:13) juga
media sebagai media promosi literasi. menjelaskan bahwa sudut baca yaitu
Media terbagi menjadi media online suatu sudut atau tempat yang berada
seperti pembuatan blog yang akan me- didalam kelas yang digunakan untuk
link ke website, facebook dan twitter. menata buku atau sumber belajar lainnya
Sementara media cetak bisa dilakukan dalam rangka meningkatkan minat baca
dengan bekerjasama dengan koran agar dan belajar siswa melalui kegiatan
menyediakan kolom khusus untuk bagi membaca yang menyenangkan. Sehingga
karya anak, seperti puisi, karangan bebas, dapat disimpulkan bahwa Media Sudut
cerita bergambar, dan sebagainya. Atau Baca Kelas adalah tempat atau ruangan
bekerja sama dengan stasiun TV dan disudut kelas yang dilengkapi dengan
radio untuk menyiarkan dan media yang dapat digunakan untuk
mengampanyekan gerakan literasi; 5. melakukan aktivitas membaca, menulis
Literasi Visual, kemampuan untuk dan berperan sebagai perpustakaan kecil
mengapresiasi, design grafis dan teks yang mudah dijangkau oleh siswa serta
visual menyenangkan.
Pengelolaan itu berakar dari kata Istilah “12345” adalah istilah
“kelola” dan istilah lainnya yaitu yang penulis gunakan dan merupakan
“manajemen” yang artinya langkah-langkah pengelolaan yang
ketatalaksanaan, tata pimpinan. Menurut diharapkan mudah untuk dilakukan oleh
Bahri dan Zain (1996) bahwa Guru sebagai pendamping dan pelaku
pengelolaan itu adalah penilaian terhadap kinerja yang dilakukan
pengadministrasian, pengaturan atau siswa dalam upayanya membudayakan
penataan suatu kegiatan. Pengelolaan kegiatan membaca melalui media sudut
merupakan terjemahan dari kata baca kelas. Pengelolaaan media sudut
“management”. Terbawa oleh derasnya baca kelas dengan “12345” yang
arus penambahan kata pungut kedalam meliputi:1) sosialisasi, 2). Membaca, 3).
4 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

Tugas Individu dan kelompok, 4). dan “jurnal literasi” dalam program
Penilaian dan , 5). Refleksi. mentoring kata. serta kegiatan pembiasan
Hasil Penulisan (Ane Permatasari, guru dalam membaca dan menulis
Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan (literasi) dengan program “arisan kata”.
Fisipol,Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta, 2015) “Membangun Kualitas METODE PENELITIAN
Bangsa Dengan Budaya Literasi.” Bahwa, Yang menjadi subyek dalam
Tingkat literasi masyarakat suatu bangsa penulisan karya tulis ini adalah Guru dan
memiliki hubungan yang vertical Siswa pada sekolah binaan di wilayah
terhadap kualitas bangsa. Tingginya kabupaten Sidoarjo provinsi Jawa Timur.
minat membaca buku seseorang Sedangkan obyek penulisan karya tulis
berpengaruh terhadap wawasan, mental, ini adalah Pengelolaan Media Sudut Baca
dan prilaku seseorang. Bangsa Indonesia Kelas dengan “12345” , yang terdiri : 1).
adalah bangsa dengan tingkat literasi Sosialisasi, 2). Membaca, 3). Tugas
yang masih rendah padahal sudah 70 Individu dan Kelompok, 4). Penilaian, 5)
tahun sejak Indonesia menjadi negara Refleksi. Jadi “12345” mengartikan lima
merdeka. Ada banyak faktor kenapa langkah membangun budaya baca dengan
literasi masyarakat Indonesia memilki Media Sudut Baca Kelas. Waktu
persentase yang rendah. Permasalahan ini pelaksanaan rencana kegiatan dalam
harus segera mendapatkan perhatian upaya membangun budaya baca siswa
serius dari pemerintah. Bagaimana dan guru di Satuan Pendidikan yang
wacana mengenai ‘melek bacaan’ menjadi wilayah tugas penulis dimulai
menjadi perhatian serius dalam semua pada awal semester Tahun pelajaran
kalangan masyarakat. Ketika keadaan 2017/2018 saat rapat koordinasi yang
melek bacaan menjadi sebuah budaya di selalu dilakukan setiap awal semester
Indonesia maka bukanlah mustahil untuk pada setiap tahun pelajaran.
menjadi bangsa yang tidak hanya berhasil Metode Pengumpulan Data
berkembang tetapi juga sebagai bangsa 1. Wawancara
yang maju. Wawancara penulis menggunakan
Penulisan tentang “Menumbuhkan pedoman wawancara kepada Kepala
Budaya Literasi Di Sekolah Dengan Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru
Program Kata” yang ditulis oleh Bahasa Indonesia untuk mendapatkan
Supiandi, S.Pd, Kepala Sekolah SMA data tentang apakah budaya baca sudah
Muhammadiyah Toboali Kabupaten dilaksanakan di sekolah-sekolah binaan,
Bangka Selatan. Penumbuhan Budaya kendala yang dijumpai saat pelaksanaan
Literasi di sekolah dengan Program Kata budaya baca di sekolah, bagi yang sudah
merupakan implementasi program dari melaksanakan, pendapat bapak/ibu
(1) E-Puskata, (2) Mentoring Kata, dan tentang pembuatan media sudut baca
(3) Arisan Kata memberikan kesimpulan kelas
bahwa, program kata dapat dijadikan 2. Obsevasi/ pengamatan
alternatif pilihan dalam tahap pembiasan Observasi awal penulis lakukan
budaya membaca dan menulis (literasi) di untuk memperoleh data tentang
sekolah dengan penerapan pada kegiatan keberadaan Media Sudut Baca pada
revitalisasi perpustakaan baik dalam sekolah binaan di Kabupaten Sidoarjo
pengadaan buku, seting tempat, pelibatan dan observasi untuk mendapatkan data
publik dan reward(penghargaan) pada sekolah yang telah melaksanakan
program e-puskata. Kegiatan peserta pembudayaan/pembiasaan budaya
didik untuk menggiring pemahaman membaca baik untuk Guru maupun pada
tentang pentingnya membaca dan menulis Siswa
(literasi) melalui aktivitas “kelas literasi” 3. Supervisi
5 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

Supervisi dilaksanakan dengan Sekolah hendaknya memfasilitasi secara


menggunakan 1) data guru Bahasa optimal agar siswa bisa menemukenali
Indonesia setiap sekolah pada sekolah dan mengembangkan potensinya. Dari
binaan dan jumlah ruang kelas X, 2) sinilah maka sosialisasi tentang
langkah membaca dengan program ide/gagasan penulis tentang bagaimana
bacaan pada media sudut baca kelas, 3) membangun budaya baca dengan
pengelolaan media sudut baca kelas pembuatan Media Sudut Baca Kelas yang
dengan ”12345”, 4). rencana pelaksanaan dimulai pada ruang kelas X, pendanaan,
penilaian, 5). rencana penilaian kinerja dan program pengelolaan Media Sudut
siswa yang dilakukan guru Bahasa Baca Kelas.
Indonesia untuk melihat capaian siswa
sebagai indikator keberhasilan bahwa Hasil Sosialisasi Membangun Budaya
pengelolaan media sudut baca kelas Baca Melalui Program Pengelolaan
dengan ”12345” dapat membangun Media Sudut Baca Kelas
budaya baca. Membangun Budaya Baca
4. Monitoring dan Evaluasi (Monev) melalui pengelolaan Media Sudut Baca
Monitoring dilaksanakan dengan Kelas disampaikan kepada Kepala
menggunakan instrumen monitoring Sekolah, Wakil Kepala Sekolah dan Guru
sedangkan evaluasi dilaksanakan setelah Bahasa Indonesia untuk ditindaklanjuti
lima langkah dalam pengelolaan Media menjadi program pengelolaan yang
Sudut Baca Kelas telah dilaksanakan dan dikoordinir oleh Guru (Guru Bahasa
disampaikan kepada Kepala Sekolah. Indonesia) melalui kegiatan-kegiatan
yang akan menjadi aktifitas membaca di
HASIL DAN PEMBAHASAN Media Sudut Baca kelas yang akan dibuat
Hasil Sosialisasi Membangun Budaya dimulai ditiap ruangan kelas X.
Baca Dengan Media Sudut Baca Kelas Penyampaian sosialisasi ini pada sekolah
Sosialisasi membangun budaya masing-masing yang penulis kunjungi,
baca disampaikan pada saat kegiatan dengan memanggil guru Bahasa
awal semester tahun pelajaran 2017/2018 Indonesia. Penyampaian informasi
yang dihadiri oleh semua Kepala Sekolah kepada Guru Bahasa Indonesia tentang
binaan penulis dan satu wakil Kepala Pengelolaan Media Sudut Baca Kelas
Sekolah yang berjumlah 9 Kepala dengan ”12345” dilakukan oleh
Sekolah dan 9 wakil Kepala Sekolah Pengawas untuk mrndapatkan persepsi
jumlah keseluruhan 18 orang. Selain yang sama tentang bagaimana mengelola
materi lain disampaikan materi sosialisasi Media Sudut Baca Kelas dalam upaya
literasi sekolah yaitu penyampaian membangun budaya baca. Menggunakan
program oleh Pengawas dalam rangka metode wawancara, dari hasil wawancara
pengembangan Satuan pendidikan didapatkan beberapa tanggapan seperti
melalui Budaya Literasi di Sekolah, dalam tabel hasil wawancara berikut :
dimasukkannya kegiatan Budaya Literasi Tabel 1. Hasil Wawancara dengan Guru
di sekolah dalam Dokumen I sesuai No Pertanyaan Tanggapan
dengan lampiran Permendikbud No 23 1. Apakah di sekolah Ibu dan 1.1. ”Sudah”, (ada 6 sekolah)
Bapak sudah dilaksanakan 1.2. ”Belum”, (ada 3 sekolah)
tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi kegiatan budaya baca?
Pekerti bahwa, kegiatan wajib untuk 2. Jika sudah, apa bentuk
kegiatan membangun
2.1. ” Membaca Alquran
dan terjemahan setiap pagi”
mengembangkan potensi diri peserta budaya baca di sekolah 2.2. ”Membaca buku
bapak/ibu? pelajaran pada jam pertama
didik secara utuh, menggunakan 15 menit selama 10-15 menit”
sebelum hari pembelajaran untuk 2.3. ”Membaca satu surat
pendek secara bergilir
membaca buku selain buku mata tiap pagi sebelum
pelajaran”
pelajaran (setiap hari), karena setiap 2.4. ” setiap minggu ada 30
menit wajib berkunjung ke
siswa mempunyai potensi yang beragam. Perpustakaan sekolah”
2.5.”Mengisi dan membaca
6 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

3. Kendala yang dijumpai 3.1. ” Tidak tentang minimnya tempat untuk


saat pelaksanaan budaya komitmen dengan
baca di sekolah, bagi yang waktu yang melakukan aktifitas membaca yang
sudah melaksanakan?
( Tanggapan berhubungan
digunakan”
3.2. ”Kurangnya koordinasi
mudah terjangkau dan efisien waktunya
dengan tanggapan 2.1 s.d dengan guru pada jam dalam upaya membangun budaya baca.
2.5) pertama hari itu”
3.3. ”Ada yang tidak masuk Sehingga dengan sosialisasi tentang
pas giliran baca tidak
dikomunikasikan/diberitahu”
keradaan, fungsi dan program
3.4. ”Banyak yang lupa pengelolaan Media Sudut Baca Kelas
waktu dan tidak ditegur”
3.5. ”Pengelolaan belum baik diharapkan mampu untuk membangun
dan konsisten”
4. Pendapat Bp/Ibu tentang 4.1. ”Sangat setuju, budaya baca di Sekolah.
Pembuatan Media Sudut karena dekat dengan siswa
Baca Kelas? diruangan kelas”
4.2. ”setuju, karena mudah Pembahasan Pengelolaan Media
dipantau oleh guru pada saat
pembelajaran” Sudut Baca Kelas Dengan Membaca
4.3. ”setuju, kapan mau
dimulai membuatnya Bu?”
Pengelolaan Media Sudut Baca
4.4.” Setuju, bagaimana dana Kelas dengan menggunakan langkah
dan pengadaan bukunya
Bu?” kedua yaitu membaca. Membaca pada
5. Pendapat Bp/Ibu jika Rata-rata menjawab setuju,
seluruh Guru Bahasa agar saling berkomunikasi kegiatan membangun budaya baca
Indonesia pada sekolah
binaan Pengawas
dan sharing permasalahan
membangun budaya baca di
berdasarkan hasil wawancara dengan
dikumpulkan untuk sekolah dengan diketahui Guru Bahasa Indonesia pada Sekolah
membahas permasalahan Pengawasnya.
pembangunan budaya Binaan masih banyak kendala baik dari
baca?
(solusi pengelolaan Media
dalam siswa maupun sistem pengelolaan
Sudut Baca Kelas membangun budaya baca yang diterapkan
dengan”12345” )
6. Rencana pengelolaan 6.1 satu masukan dari Guru di sekolah masih lemah dan belum
Media Sudut Baca Kelas Bahasa Indonesia yang
dengan”12345”di sekolah mengatakan: ” sebaiknya konsisten untuk menindaklanjuti
pelaksanaannya tidak
menyita waktu tersendiri,
permasalahan-permasalahan yang muncul
namun satu rangkaian dengan pada saat kegiatan membangun budaya
kegiatan pembelajaran yang
penilaiannya dapat dilakukan baca berlangsung. Untuk itu pembahasan
langsung oleh Guru mapel
pada saat pembelajaran tsb
tentang pengelolaaan Media Sudut Baca
Sumber : Hasil Wawancara Penulis dengan Guru Kelas dengan membaca dimulai dengan
rencana program setelah langkah
Pembahasan Pengelolaan Media Sudut sosialisasi dilaksanakan. Pada
Baca Kelas dengan Sosialisasi pembahasan Pengelolaan MSBK dengan
Berdasarkan tabel diatas dari langkah 2 yaitu membaca, dilaksanakan
tanggapan hasil wawancara dengan Guru pada waktu yang telah disepakati
terhadap kegiatan membangun budaya bersama oleh guru Bahasa Indonesia atau
baca di sekolah yaitu sebanyak 67% Guru mapel lain bersama siswa di kelas.
Sekolah telah melaksanakan kegiatan Pengelolaan Kegiatan membaca ini
membangun budaya baca sesuai dengan ditentukan bahan bacaan dengan tema
situasi dan kondisi sekolah masing- tertentu yang disepakati dan dimasukkan
masing dan sebanyak 33% belum dalam program pengelolaan membaca.
melaksanakan kegiatan membangun Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan
budaya baca di sekolahnya, rata-rata dalam langkah membaca ini ditentukan
sekolah setuju untuk dikumpulkannya oleh guru disesuaikan dengan alokasi
seluruh Guru Bahasa Indonesia pada waktu pembelajaran guru yang
sekolah binaan untuk saling bersangkutan. Alokasi waktu pada
berkomunikasi dan berbagi pengetahuan kegiatan membaca sebaiknya
serta pengalaman untuk rencana diinformasikan dan secara konsisten
pengelolaan Media Sudut Baca Kelas dilaksanakan sesuai waktu yang tersedia,
dalam upaya membangun budaya baca di jangan sampai masalah waktu menjadi
sekolah. Sosialisasi ini merupakan permasalahan baru bagi guru maupun
langkah untuk menjawab permasalahan siswa dalam upaya membangun budaya
pengembangan Satuan Pendidikan
7 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

baca. Pembiasaan yang baik untuk tepat dikemas menjadi sebuah obrolan yang
waktu akan menjadi salah satu bukti menyenangkan bagi mereka, dan
komitmen untuk membangun budaya berharap bisa membentuk pembiasaan
baca yang lebih baik. Bahan bacaan dapat yang membangun budaya baca yang baik.
diambilkan dari buku yang tersedia atau
disediakan Sekolah di MSBK dan atau Pembahasan Pengelolaan Media Sudut
dari tehnologi informasi lain, bisa koran, Baca Kelas Dengan Tugas Individu
majalah, artikel, jurnal, brosur, telegram, dan Kelompok
kartu pos, internet dll. Format program Permasalahan kedua
pengelolaan Media Sudut Baca Kelas pengembangan Satuan Pendidikan yang
dengan membaca disepakati bersama melatarbelakangi penulisan karya tulis ini
siswa. adalah rendahnya minat membaca,
Tabel 2 tentang Pengelolaan Media Sudut Baca menulis dan berhitung di kalangan Siswa
Kelas dengan Membaca dan Guru. Langkah 3 ini merupakan
Tabel 4.3 Pengelolaan Media Sudut Baca Kelas dengan Membaca
langkah pengelolaan Media Sudut Baca
Kelas yang menghendaki Siswa
Kegiatan Kegiatan MembacaBuku dan atau Tehnologi informasi Lain mempunyai ketrampilan abad 21
Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni sekaligus bagi Guru untuk pengembangan
profesionalisme meningkatkan
Minggu 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
ketrampilan membuat soal HOTS
( Higher Order Thingking Skill ) dalam
Tema A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X pemberian tugas. Dengan pemberian
Sumber : Dokumen Penulis tugas individu dan kelompok secara
KETERANGAN TEMA:
A Buku pelajaran M Artikel … terprogram, hasilnya diberikan apresiasi
B Buku …
C Buku …
N
O
Artikel …
Novel …
dalam bentuk nilai oleh Guru , dipajang
D Buku … P Novel … di Media Sudut Baca Kelas yang bisa
E Majalah … Q Cerpen …
F Majalah … R Cerpen … dilihat dengan mudah oleh semua Siswa
G Koran …
H Koran …
S
T
Puisi …
Puisi …
baik dalam kelompoknya atau lintas
I Telegram U Kajian … kelompok, konsisten dan berkelanjutan
J Telegram

V Instagram …
maka hal ini akan menyiapkan Siswa
K Jurnal …
L Jurnal …
X Email …
DLL
memiliki ketrampilan abad 21 menjadi
literat untuk membangun budaya baca
Siswa dengan baik.
Berdasarkan tabel diatas, Tugas individu dan kelompok
Pengelolaan Media Sudut Baca Kelas dilaksanakan pada saat pembelajaran dan
dengan Membaca memuat kegiatan atau pada waktu tertentu yang
membaca buku dan atau tehnologi diagendakan untuk dipajang di Media
informasi lain yang temanya ditentukan Sudut Baca Kelas, tugas ini bisa
oleh guru atau hasil kesepakatan diawal diambilkan dari buku yang tersedia di
semester. Hasil membaca ditulis dalam Media Sudut Baca Kelas atau internet
bentuk resume, hasil resume dinilai oleh dengan fasilitas wifi sekolah. Pemberian
guru Bahasa Indonesia pada akhir bulan tugas individu maupun kelompok dapat
dan dikembalikan untuk diletakkan pada disampaikan oleh Guru (Guru Bahasa
tempat/ wadah per kelompok di Media Indonesia) untuk dikerjakan siswa diluar
Sudut Baca Kelas. Agar hasil resume dari jam pelajaran yang waktunya tidak
siswa lain atau kelompok lain dapat dibatasi, tugas disampaikan diawal bulan
dibaca dan diharapkan media ini bisa dengan tugas setiap minggu berbeda, dan
digunakan untuk saling memberikan tugas bulan berikutnya disampaikan pada
masukan antar teman dalam satu awal bulan berikutnya dan seterusnya.
kelompok atau lintas kelompok yang Rencana program pengelolaan langkah
8 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

tugas individu dan kelompok sudah pengolahan informasi untuk mengukur


direncanakan dan dibuat oleh Guru (Guru pencapaian hasil belajar peserta didik
Bahasa Indonesia) satu semester (pasal1:2). Pembelajaran adalah proses
sekaligus, walau penyampainnya satu interaksi antar peserta didik, antara
bulan- satu bulan. Hasil kinerja siswa atas peserta didik dengan pendidik dan
tugas individu dan atau kelompok yang sumber belajar pada suatu lingkungan
dibebankan kepadanya disampaikan belajar (pasal1:3). Penilaian hasil belajar
nilainya pada minggu berikutnya dan oleh Pendidik bertujuan untuk memantau
seterusnya. Materi Tugas individu dan dan mengevaluasi proses, kemajuan
kelompok didasarkan pada materi belajar, dan perbaikan hasil belajar
pembelajaran mapel Guru (Guru Bahasa peserta didik secara berkesinambungan
Indonesia) yang disesuaikan silabus. (pasal4:1). Penilaian hasil belajar oleh
Berikut adalah contoh Format Tugas Pendidik dilakukan dalam bentuk
individu dan kelompok yang dibuat Guru ulangan, pengamatan, penugasan
(Guru Bahasa Indonesia) yang dapat dan/atau bentuk lain yang diperlukan
dilihat pada tabel 3 tentang Format Tugas (pasal 6:1).Penilaian ini harus dilakukan
Individu dan kelompok. Satu Kelas secara konsisten dan komitmen tinggi
dibuat menjadi 6 kelompok kerja siswa, Guru untuk menilai kinerja Siswa yang
dimaksudkan agar penataan hasil di hasilnya secara rutin disampaikan ke
Media Sudut Baca Kelas tidak rumit tuk Siswa, hasil tugas serta hasil penilaian
kenali setiap siswa berada pada kelompok dipajang atau ditaroh di Media Sudut
berapa, hal ini sekaligus membawa anak Baca Kelas sebagai bahan referensi
untuk pengorganisasian pembiasaan tambahan bagi Siswa atau kelompok
/pembudayaan baca yang baik. Siswa dalam kelompoknya maupun lintas
Tabel 3. Format Tugas Individu dan Kelompok kelompok. Langkah ini dimaksudkan
juga sebagai langkah membangun budaya
Jenis Tugas
Bulan Minggu Materi Tugas
Individu Kelompok baca bagi Guru karena harus secara rutin
1
2
mengapresiasi dan menilai kinerja
Januari 3 siswanya yang akan menjadi bahan
4
1
bacaan di Media Sudut Baca Kelas.
Pebruari
2 Penilaian yang diterima Siswa diberikan
3
4 bersamaan di lembar tugas individu dan
Dst kelompok yang diberikan ke Siswa untuk
dipajang di Media Sudut Baca Kelas
Sumber : Dokumen Penulis
bersama kelompoknya dalam satu tempat.
Pada setiap penilaian yang diberikan
Pembahasan Pengelolaan Media dalam satu bulan direkap hasilnya,
Sudut Baca Kelas Dengan Penilaian rekapan hasil penilaian akan menjadi
Pengelolaan Media Sudut Baca bahan rujukan evaluasi dalam langkah
Kelas dengan penilaian dilakukan oleh refleksi dan capaian siswa dalam satu
Guru (Guru Bahasa Indonesia) atas tugas bulan akan terlihat hasilnya
dalam langkah 1.membaca, langkah dan dipergunakan untuk memantau
2.tugas individu dan kelompok. Menurut perkembangan apakah budaya baca sudah
Permendikbud No 23 Tahun 2016 tentang terbangun dengan baik melalui
Standar Penilaian dijelaskan bahwa pengelolaan Media Sudut Baca Kelas
Penilaian adalah proses pengumpulan dan Dengan”12345”.
Tabel 5. Format daftar penilaian kinerja siswa
9 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

Kelas ……. Bulan '………..


pengelolaan Media Sudut Baca kelas
No Nama Siswa Membaca
Jenis Tugas Yang diberikan
Individu Kelompok Refleksi
dengan langkah sosialisasi, membaca,
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
tugas individu dan kelompok maupun
penilaian Guru. Langkah refleksi dapat
dilakukan siswa dengan cara tertulis
menggunakan lembar evaluasi kegiatan
dan atau secara lisan pada kegiatan
presentasi Siswa atau kelompok Siswa.
Refleksi yang dilakukan secara lisan
Sum er : Dokumen is
Penul
b

Keberhasilan kegiatan ini dala upaya langsung ditulis pada saat kegiatan
m
membangun budaya baca melalui berlangsung.
pengelolaan Media Sudut Baca Kelas Tabel 6. Format lembar evaluasi pengelolaan
dengan”12345” dapat dilihat hasilnya media sudut baca kelas
dari hasil penilaian yang dibuat rata-rata Kelas :
setiap Siswa dalam satu bulan dan Kelompok :
Anggota :

direkap hasilnya. Harapannya upaya


membangun budaya baca akan terwujud No Nama Kegiatan MSBK Tanggapan/Masukan

dengan langkah 4 penilaian.


Pembahasan Pengelolaan Media
Sudut Baca Kelas Dengan Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah Sumber : Dokumen Penulis
MSBK ; Media Sudut Baca Kelas

keempat langkah –langkah dalam


pengelolaan Media Sudut Baca Kelas Tanggapan/masukan dari kelompok
selesai dilaksanakan pada batasan waktu dikumpulkan dan direkap dalam satu
tertentu. Refleksi sebagai suatu kegiatan format tersendiri dan menjadi bahan
yang dilakukan dalam proses belajar evaluasi pelaksanaan pengelolaan Media
mengajar pada prinsipnya merupakan Sudut Baca Kelas dengan”12345” yang
kegiatan untuk nilai peserta didik kepada disampaikan kepada atasan untuk
pendidik. Penilaian tersebut dapat ditindaklanjuti. Pengisian dapat
dilakukan secara tertulis maupun secara menugaskan pada Siswa yang kompeten.
lisan oleh peserta didik kepada Tabel 7. Format hasil evaluasi kelompok semua
pendidiknya. Penilaian dari peserta didik kelas
dapat berisi ungkapan curahan hatinya No KelasTanggapan Pengelolaan MSBK terhadap langkahRencana
Sosialisasi Membaca TI dan TKPenilaian Tindak Lanjut
yang berupa kesan, pesan, harapan serta
kritikan yang bersifat membangun atas
proses yang diterimanya sejak awal
hingga akhir proses tersebut. Oleh sebab
itu, kegiatan refleksi menjadi sangat
penting, apalagi dalam perkembangan
jaman saat ini yang penuh dengan
tantangan menghadapi pengaruh
globalisasi yang membawa pada
perubahan sikap peserta didik maupun Sumber : Dokumen Penulis
Mengetahui Kepala SMA…. Sidoarjo,
pendidik (Kutipan tulisan Hery Guru Pengelola MSBK

Susilowati, Refleksi dalam Pendidikan)


Pelaksanaan refleksi dapat Simpulan
dilakukan pada kegiatan setelah satu Keberadaan Media Sudut Baca
bulan berlangsung, 3 bulan atau satu Kelas adalah tempat dimana Siswa dapat
semester. Refleksi ini dimaksudkan untuk melakukan aktifitas membaca yang
mendapatkan masukan dari Siswa atas
10 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

mudah terjangkau dan efisien waktu. Media Sudut Baca Kelas yang tertata rapi
Pengelolaan Media Sudut Baca Kelas dalam kelompok dan bisa dilihat dengan
dengan “12345” adalah pengelolaan mudah oleh semua Siswa baik dalam
dengan menggunakan lima langkah yang kelompoknya atau lintas kelompok,
terdiri dari 1).Sosialisasi, 2) Membaca, konsisten dan berkelanjutan maka hal ini
3). Tugas individu dan kelompok, 4). akan menyiapkan Siswa memiliki
Penilaian dan 5). Refleksi. Lima langkah ketrampilan abad 21 menjadi literat untuk
dalam pengelolaan Media Sudut Baca membangun budaya baca Siswa dengan
Kelas menghendaki Siswa melakukan baik. Langkah 4). Penilaian, adalah
kegiatan membaca dari buku-buku yang proses menilai atas kinerja Siswa di
tersedia di Media Sudut Baca Kelas, buku Media Sudut Baca Kelas melalui
referensi yang ditugaskan Guru, bacaan membaca, tugas dan refleksi yang
lain selain buku dan dari berbagai dilakukan Guru (Guru Bahasa Indonesia)
tehnologi lainnya secara terprogram, secara konsisten dan komitmen tinggi
terjadwal dan dalam suasana yang serta disampaikan secara rutin capaian
menyenangkan. Upaya siswa tersebut kepada atasan langsung
pembudayaan/pembiasaan membaca ini akan membangun budaya baca siswa
dilakukan oleh Siswa serta pengawasan dengan baik. Langkah 5). Refleksi,
berupa pelaksanaan penilaian secara adalah langkah yang dilakukan siswa
konsisten dan berkelanjutan oleh Guru secara tertulis dengan lembar evaluasi
(Guru Bahasa Indonesia) sehingga dapat pengelolaan Media Sudut Baca Kelas
membangun budaya baca di Sekolah. yang diberikan Guru maupun secara lisan
Pengelolaan Media Sudut Baca pada saat presentasi kelompok sebagai
Kelas dengan ”12345” untuk langkah 1). bahan evaluasi program. Refleksi yang
sosialisasi, adalah sosialisasi Pengawas dilakukan sebagai bahan evaluasi dan
kepada Kepala Sekolah, wakil Kepala ditindaklanjuti akan menjadi upaya dalam
Sekolah dan guru Bahasa Indonesia yang mmbangun budaya baca terfasilitasi
hasilnya 100% disepakati tentang dengan baik.
pembuatan Media Sudut Baca Kelas dan
pengelolaannya. Sosialisasi Guru ( Guru
Bahasa Indonesia) kepada Siswa tentang DAFTAR PUSTAKA
pengelolaan Media Sudut Baca Kelas Ane Permatasari, 2015. Membangun
akan menghasilkan Capaian Siswa dalam Kualitas Bangsa Dengan Budaya
menghidupkan dan memeriahkan Media Literasi.Yogyakarta
Sudut Baca Kelas yang merupakan
bentuk aktualisasi bahwa budaya baca http://id.wiktionary.org/wiki/pengelolaan,
telah terbangun dengan baik. Langkah 2). (diunduh tgl 7 November 2017)
Membaca, adalah program membaca
buku di Media Sudut Baca Kelas dan atau https://sugionomuslimin.wordpress.com/2
tehnologi informasi lain sesuai program 010/konsep pengelolaan, (diunduh
yang direncanakan. Pengelolaan bahan tgl 7 Nov 2017)
bacaan yang terprogram untuk Siswa
akan membangun budaya baca di Sekolah Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dengan baik. Langkah 3). tugas individu RB, 2016 . Peraturan Menteri
dan kelompok, adalah tugas yang Pendayagunaan Aparatur Negara
dilaksanakan oleh siswa/kelompok siswa dan Reformasi Birokrasi Nomor 021
sesuai program. Dengan pemberian tugas Tahun 2010 tentang Jabatan
individu dan kelompok secara Fungsional Pengawas Sekolah dan
terprogram, hasilnya diberikan apresiasi Angka Kreditnya, Jakarta:
dalam bentuk nilai oleh Guru, dipajang di Departemen Pendayagunaan
11 Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Volume 6, Nomor 1, April 2018 hlm 1-

Aparatur Negara dan Reformasi


Birokrasi.

Mendikbud, 2016. Permendikbud No 23


Tahun 2016 tentang Standar
Penilaian Pendidikan Dasar dan
Menengah, Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Mendikbud, 2015. Permendikbud No 23


Tahun 2015 tentang Penumbuhan
Budi Pekerti, Jakarta:Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Presiden Republik Indonesia,


2003.Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta:
Negara Republik Indonesia
Presiden Republik Indonesia, 2013.
Peraturan Pemerintah No 32 Tahun
2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun
2005 tentang SNP , Jakarta:Negara
Republik Indonesia
Prof. Dr. Tarwotjo M.Sc sebagaimana
dikutip oleh Asul Wiyanto dalam
pengantar bukunya yang
berjudul “Terampil Menulis
Paragraf”,
Supiandi, S.Pd, Kepala Sekolah SMA
Muhammadiyah Toboali Kabupaten
Bangka Selatan.

Anda mungkin juga menyukai