Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SEL PUNCA : KARAKTERISTIK, POTENSI, DAN APLIKASINYA

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS)

Mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Vanda Hardinata, M. Pd.

Disusun Oleh:

Yulia Fatma Sagita 225100501111008

PROGRAM STUDI BIOTEKNOLOGI

DEPARTEMEN ILMU PANGAN DAN BIOTEKNOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
makalah ini adalah “Sel Punca : Karakteristik, Potensi, dan Aplikasinya”. Pada kesempatan
ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Bahasa
Indonesia yang telah memberikan tugas terhadap kami. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini. Saya jauh dari kata
sempurna. Dan ini merupakan Langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena
itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa saya harapkan. Semoga makalah ini dapat berguna bagi saya pada khususnya dan
pihak lain yang berkempentingan pada umumnya.

Malang, 12 Desember 2022

Penyusun

Yulia Fatma Sagita


DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................1
BAB 2. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Sel Punca ...............................................................................2
2.2 Karakteristik Sel Punca ............................................................................2
2.3 Jenis-Jenis Sel Punca ...............................................................................3
2.4 Aplikasi Sel Punca di Bidang Kesehatan..................................................4
2.5 Studi Kasus Sel Punca Mesenkimal ..........................................................
BAB 3. KESIMPULAN
3.1 Penutup.....................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sel punca atau yang biasa dikenal dengan stem cell merupakan sel yang belum
terspesialisasi dan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sel tubuh lainya. Istilah
sel punca sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Alex ander maksimow, seorang ahli
histologi asal Rusia pada tahun 1874-1928, pada kongres hematologi tahun 1908 di
Berlin. Sel punca mempunyai kemampuan untuk berkembang menjadi 200 jenis sel yang
berbeda, mulai dari sel otot hingga sel otak. Bahkan dalam beberapa kasus, sel punca juga
memiliki kemampuan untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Salah satu karakteristik
yang dimiliki dari sel punca sendiri yaitu sel punca tidak memiliki struktur jaringan yang
spesifik untuk melakukan fungsi tertentu. Sedangkan berdasarkan potensinya, sel punca
selain bisa memperbanyak diri juga mampu untuk membentuk sel yang terspesialisasi.
Keunikan dari karakteristik dari sel punca inilah yang memberikan harapan baru untuk
mengobati penyakit degeneratif. Pada dekade terakhir penelitian mengenai manfaat sel
punca mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini disebabkan karena potensi sel punca yang
sangat menjajikan dalam proses perkembangan jaringan tubuh manusia. Dalam bisang
kedokteran, sel punca disinyalir mampu mengobati berbagai penyakit, cedera, bahkan
kondisi terkait Kesehatan lainya. Kemampuan sel punca sendiri dalam mengobati suatu
penyakit dibuktikan dalam terapi leukimia pada anak-anak, serta digunakan juga untuk
cangkok jaringan dan mengobati penyakit atau cedera pada tulang, kulit, serta permukaan
mata. Bahkan para peneliti percaya bahwa dikemudian hari terapi berbasis sel punca dapat
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit yang menghancurkan seperti kelumpuhan serta
penyakit Alzheimer.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, diperoleh rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Apakah definisi dari sel punca?
2. Bagaimanakah karakteristik dari sel punca?
3. Bagaimana aplikasi sel punca di bidang kesehatan?
4. Apa saja contoh studi kasus dari pemanfaatan sel punca untuk penderita diabetes?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu
1. Mengetahui mengenai definisi sel punca
2. Mengetahui apa saja karakteristik dari sel punca
3. Mengetahui aplikasi sel punca di bidang Kesehatan
4. Mengetahui studi kasus tentang pemanfaatan sel punca untuk penderita diabetes
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sel Punca
Di awal proses kehidupan, manusia terbentuk dari 2 sel, yaitu sel spermatozoa dan sel
ovum (sel telur). Ketika proses fertilisasi, sel spermatozoa dan sel ovum akan melebur
menjadi satu sel dan kemudian akan terjadi pembelahan menjadi 2 sel, 4 sel, 8 sel, 16 sel, dan
seterusnya. Tahap berikutnya, sel telah membelah akan mengalami diferensiasi, spesifikasi
dan kemudian akan berkembang menjadi organ tubuh manusia. Sel yang belum mengalami
diferensiasi inilah yang dinamakan dengan sel punca. Selain itu sel punca juga memiliki
kemampuan untuk berkembang menjadi sel lain.
Stem cell sendiri berasal dari kata stem yang berarti batang dan cell yang berarti sel.
Jadi sel punca atau stem cell merupakan suatu sel yang menjadi awal mula dari pertumbuhan
sel lain yang menyusun keseluruhan tubuh organisme, termasuk manusia. Layaknya batang
yang menjadi tumpuan bagi pertumbuhan ranting dan daun, sel punca juga merupakan awal
dari pembentukan berbagai jenis sel penyusun tubuh. Istilah sel punca sendiri pertama kali
diperkenalkan oleh Alex Ander Maksimow, seorang ahli histologi asal Rusia pada tahun
1874-1928, pada kongres hematologi tahun 1908 di Berlin. Sel punca merupakan sel dari
embrio, fetus, atau sel dewasa yang memiliki kemampuan untuk memperbanyak diri dalam
jangka waktu yang lama dan mampu berdiferensasi menjadi tipe sel tertentu yang
membangun system jaringan dan organ dalam tubuh manusia. Sel punca mampu untuk
berkembang menjadi 200 jenis sel yang berbeda, mulai dari sel otot hingga sel otak.
2.2 Karakteristik Sel Punca
Sel punca mempunyai karakteristik :
a. Memiliki kemampuan untuk berdiferensiasi
Sebagain besar sel di dalam tubuh manusia memiliki bentuk yang sama dan
fungsi yang tidak dapat diubah. Misalnya yaitu sel saraf yang telah berkembang
sedemikian rupa sehingga memiliki bentuk dan fungsi yang khusus sehingga tidak dapat
dirubah menjadi sel lain. Sel punca merupakan sel yang berbeda dibandingkan dengan
sel tubuh yang lain. Sel punca merupakan sel yang berada pada stadium awal
perkembangan sel, belum mempunyai bentuk dan fungsi yang khusus. Sel punca mampu
berkembang (berdiferensiasi) menjadi sel yang lainnya. Dalam hal ini sel punca mampu
berkembang menjadi berbagai jenis sel, misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot
rangka, sel pankreas, dan lain-lain.
Gambar 1. Potensi diferensiasi sel punca

b. Memiliki kemampuan untuk meregenerasi/memperbarui dirinya sendiri


Sel punca merupakan sel yang mempunyai kemampuan untuk membuat Salinan
sel yang serupa dengan dirinya dengan cara pembelahan sel.

2.3 Jenis-Jenis Sel Punca


Berdasarkan pada kemampuannya dalam berdiferensiasi, sel punca
dikelompokkan menjadi:
a. Totipotent
Totipotent merupakan jenis sel punca yang mampu berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel. Sel punca jenis ini mempunyai kemampuan untuk membentuk
berbagai jenis sel. Selain itu sel punca jenis ini juga memiliki kemampuan untuk
membentuk individu secara utuh. Adapun yang termasuk dalam sel punca dengan
kemampuan totipotent adalah zigot dan morula.
b Pluripotent
Pluripotent merupakan jenis sel punca yang mampu untuk untuk berdiferensiasi
menjadi 3 lapisan embryonal, yaitu lapisan ectoderm, lapisan mesoderm, dan lapisan
endoderm. Akan tetapi, sel punca jenis ini api tidak dapat menjadi jaringan ekstra
embryonik seperti plasenta dan tali pusat. Adapun yang termasuk sel punca pluripotent
adalah sel pada innercell mass pada stadium blastocyst.
c. Multipotent
Multipotent merupakan jenis sel punca yang mampu berdiferensiasi menjadi
berbagai jenis sel. Contohnya yaitu, neural stem cell mempunyai kemampuan
berdifferensiasi menjadi sel saraf dan sel glia. Pada jaringan dewasa, sel punca
multipoten terdapat pada jaringan dan organ untuk menggantikan sel yang hilang atau
terluka.
d. Unipotent
Unipotent merupakan jenis sel punca yang mampu menghasilkan satu jenis sel.
Yang membedakan sel punca jenis ini dengan non sel punca yaitu sel punca unipotent
mempunyai sifat mampu memperbarui / meregenerasi diri.
Sedangkan berdasarkan sumbernya, sel punca dikelompokkan menjadi:
a. Embryonic stem cell
Sel punca jenis ini berasal dari inner cell mass pada blastocyst (stadium embrio
yang terdiri dari 50 – 150 sel, kira-kira hari ke-5 pasca proses pembuahan).
Embryonic sel punca biasanya diperoleh dari sisa embrio yang tidak terpakai pada
IVF (in vitro fertilization).
b. Adult stem cell
Sel punca jenis ini berasal dari jaringan dewasa, antara lain di sumsum tulang
belakang terdapat hematopoietic stem cell dan stromal stem cell. Sel punca jenis
ini selain mmapu berdiferensiasi menjadi sel sesuai dengan jaringan asalnya, juga
mampu menjadi sel jaringan lainya. Contohnya yaitu neural stem cell bisa berubah
menjadi sel darah, atau stromal stem cell dari sumsum tulang dapat berubah
menjadi sel otot jantung, dan sebagainya.

2.4 Aplikasi Sel Punca di Bidang Kesehatan


a. Sel Punca Untuk Penderita Stroke
Penyakit stroke terjadi ketika sel-sel otak mengalami kematian, hal ini akan
mengakibatkan kecacatan permanen karena sel otak tidak memiliki kemampuan
renegerasi. Dengan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan mengenai sel punca,
para pakar menemukan adanya platisitas pada sel-sel otak. Pada penelitian yang
menggunakan sel punca dari darah tali pusat manusia yang kemudian diberikan
secara intravena kepada tikus yang sebelumnya arteri serebri medianya dioklusi
menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hasil penelitian memperlihatkan adanya
pengurangan volume lesi sebanyak 40% dan 70% kemampuan kembali ke fungsi
normal. Pada kelompok yang ditransplantasi sel punca yang berasal dari darah tali
pusat memperlihatkan pemulihan fungsional dibandingkan dengan kelompok
kontrol.

c. Sel Punca Untuk Penderita Diabetes


Penyakit diabetes terjadi ketika sel sel yang terdapat pada pulau langerhans
kelenjar pankreas mengalami kerusakan. Dalam hal ini transplantasi sel pulau
langerhans diharapkan dapat memenuhi kebutuhan insulin. Belum lama ini James
Shapiro dkk, di Kanada berhasil melakukan penelitian membuat protokol
transplantasi sel pulau langerhans dalam jumlah banyak dengan metode
imunosupresi yang berbeda dengan yang sebelumnya. Pada penelitian tersebut,
setahun setelah transplantasi 100% pasien yang diterapi, sel pulau langerhans
pankreas tidak memerlukan injeksi insulin lagi dan gula darahnya tetap normal.

a. Sel Punca Untuk Penderita Parkinson


Pada penyakit Parkinson ditemukankan kematian neuron-neuron nigrastriatal,
yang merupakan neuron dopaminergik. Dopamin merupakan neurotransmiter
yang mempunyai peran dalam gerakan gerakan tubuh yang halus. Dengan
berkurangnya dopamin, maka pada pasien penderita Parkinson ditemukan gejala-
gejala gangguan gerakan halus. Pada transplantasi neuron dopamin diharapkan
dapat memperbaiki gejala pada penderita penyakit Parkinson.
b. Sel Punca Untuk Skin Replacement
Dengan bertambahnya penelitian penelitian yang semakin maju mengenai sel
punca, maka saat ini peneliti telah dapat membuat epidermis dari keratinosit yang
diperoleh dari folikel rambut yang dicabut. Penelitian ini memungkinkan
transplantasi epidermis autolog, sehingga dapat menghindari masalah penolakan.
Pemakaian skin replacement ini bermanfaat dalam terapi ulkus vena ataupun luka
bakar.

c. Sel Punca Untuk Penderita Jantung


Penelitian sel punca terkini membuktikan bahwa adult stem cell dan embryonic
stem cell dapat menggantikan sel otot jantung yang rusak dan memberikan
pembuluh darah baru. Pada penelitiannya, Strauer dkk. mencangkok mononuclear
bone marrow cell. Sepuluh pasien yang diberi sel punca, area infarknya menjadi
lebih kecil dan indeks volume stroke, left ventricular endsystolic volume,
kontraktilitas area infark, dan perfusi miokard menunjukkan perbaikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol.sedangkan pada penelitian Perin dkk.
memberikan transplantasi bone marrow mononuclear cells yang diinjeksikan 14
pasien gagal jantung iskemik kronik berat menunjukkan penurunan defek yang
signifikan dan perbaikan fungsi sistolik ventrikel kiri global pada pasien yang
diterapi.

2.5 Studi Kasus Sel Punca Dalam Penyembuhan Luka pada Ulkus Kaki Diabetik
Studi kasus yang diambil berasal dari jurnal yang berjudul “Peran Sel Punca
Mesenkimal dalam Penyembuhan Luka pada Ulkus Kaki Diabetik”. Berdasarkan jurnal
tersebut diabetes melitus (DM) merupakan suatu kondisi kronis dimana kadar glukosa
darah meningkat (hiperglikemia) dikarenakan tubuh tidak dapat memproduksi cukup
insulin atau ketidakmampuan tubuh dalam menggunakan insulin secara efektif.
Diabetes melitus sendiri dapat menyebabkan berbagai komplikasi apabila tidak segera
ditangani dengan benar. Salah satu komplikasi yang sering terjadi yaitu ulkus kaki
diabetik (UKD). UKD merupakan suatu luka yang meluas dari kulit hingga lapisan
subkutan yang terletak di bawah pergelangan kaki pada pasien diabetes melitus.
Penderita diabetes melitus memiliki sistem imun yang lebih lemah daripada
orang sehat pada umumnya. Kondisi hiperglikemia menyebabkan gangguan pada fungsi
kemotaksis, adhesi, dan fagositosis sel polimorfonuklear (PMN). Hal inilah yang
mengakibatkantubuh penderita diabetes melitus akan kesulitan untuk menanggulangi
infeksi, terlebih lagi darah dengan kadar gula yang tinggi merupakan medium yang baik
untuk pertumbuhan bakteri. Maka dari itu luka yang timbul pada penderita diabetes
melitus akan lebih sulit untuk disembuhkan.
Gambar 2. Klasifikasi kaki penderita diabetes (PEDIS)

Pengembangan terapi untuk mengobati penyakit telah dilakukan selama


bertahun-tahun, salah satunya adalah pengobatan menggunakan sel punca (stem cell).
Salah satu jenis sel punca yang digunakan untuk terapi adalah sel punca mesenkimal
(mesenchymal stem cell). Sel punca mesenkimal meningkatkan penyembuhan luka
dengan cara mempercepat penutupan luka, meningkatkan angiogenesis, memodulasi
peradangan, dan meregulasi remodeling matriks ekstraselular. Berdasarkan penelitian
yang pernah dilakukan, menunjukkan hasil bahwa sel punca memiliki kemampuan
untuk menutup luka dengan cara meningkatkan migrasi fibroblast dan keratinosit.

Gambar 3. Mekanisme sel punca mesenkimal dalam meningkatkan


penyembuhan luka

Kemampuan sel punca mesenkimal dalam memodulasi proses peradangan


sangat berperan penting dalam proses penyembuhan luka. Sel punca jenis ini dapat
menurunkan kadar sel radang dan sitokin pro-inflamasi (IL-1, TNF-α, dan sebagainya)
dengan signifikan, sehingga proses peradangan bisa ditekan dan mempercepat proses
perbaikan jaringan. Penggunaan sel punca mesenkimal bagi penderita UKD dapat
meningkatkan produksi kolagen, serat elastis, fibroblas, dan menurunkan produksi
MMP-1. Selain itu, proses regenasi kulit juga akan mengalami peningkatan. Bahkan
beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan sel punca jenis ini mampu
mempertebal lapisan kulit yang mengalami regenerasi dan melengkapi struktur adneksa
kulit.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Penutup
Sel punca atau yang biasa dikenal dengan stem cell merupakan sel yang belum
terspesialisasi dan mempunyai karakteristik yang berbeda dengan sel tubuh. Sel punca
mempunyai kemampuan untuk berkembang menjadi 200 jenis sel yang berbeda, mulai dari
sel otot hingga sel otak. Bahkan dalam beberapa kasus, sel punca juga memiliki kemampuan
untuk memperbaiki jaringan yang rusak. Salah satu karakteristik yang dimiliki dari sel
punca sendiri yaitu sel punca tidak memiliki struktur jaringan yang spesifik untuk
melakukan fungsi tertentu. Sedangkan berdasarkan potensinya, sel punca selain bisa
memperbanyak diri juga mampu untuk membentuk sel yang terspesialisasi.
Meningkatnya penelitian terhadap sel punca dalam beberapa dekade terakhir,
disebabkan karena potensi sel punca yang sangat menjanjikan. Sel punca mempunyai
karakteristik yang unik dibandingkan dengan sel lain yang menyusun tubuh manusia.
Karakteristik sel punca memberikan peluang dan harapan untuk mengobati berbagai
penyakit-penyakit degeneratif. Dalam bisang kedokteran, sel punca disinyalir mampu
mengobati berbagai penyakit, cedera, bahkan kondisi terkait kesehatan lainya. Kemampuan
sel punca sendiri dalam mengobati suatu penyakit dibuktikan dalam terapi leukimia pada
anak-anak, serta digunakan juga untuk cangkok jaringan dan mengobati penyakit atau
cedera pada tulang, kulit, serta permukaan mata.
DAFTAR PUSTAKA
Anas, I., Kurniawaty, E., Jausal, A. N. 2019. Peran Sel Punca Mesenkimal dalam Penyembuhan
Luka pada Ulkus kaki Diabetik. Majority. 8(2) : 325-331
Djauhari, T. 2009. Sel Punca. Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
1(1): 91-96
Hartono, B. 2016. Sel Punca: Karakteristik, Potensi dan Aplikasinya. Jurnal Kedokteran
Meditek. 22 (60) : 72-75
Imantika. 2014. Peran Sel Punca (Stem Cells) Dalam Mengatasi Masalah Infertilitas Pada
Wanita. Medula. 2 (2) : 47-55
Sagita, S. 2020. Kontrovesi Penelitian dan Terapi Sel Induk (Stem Cell) dalam Pandangan Etika
sains. Jurnal Filsafat Indonesia. 3(2) : 54-62

Anda mungkin juga menyukai