Anda di halaman 1dari 17

Administrasi dan Manajemen Organisasi Pelayananan Kemanusiaan

Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Administrasi dan Manajemen Organisasi
Pelayananan
Kemanusiaan dosen pengampu Bapak Admiral Nelson Aritonang,Ph.D dan Bapak Drs. Suradi, M.Si

Dibuat Oleh:
Adinda Ratna Noviyanti
2003068
2C Lindayasos

PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN SOSIAL POLITEKNIK KESEJAHTERAAN


SOSIAL BANDUNG 2022
1.
A. Sejarah

Sejarah kami dimulai pada tahun 1919, ketika Eglantyne Jebb meluncurkan Save the Children Fund
di London setelah Perang Dunia I – pada era yang sama ketika pandemi influenza 1918 melanda.

Aksi Jebb pun segera menjadi gerakan global pertama untuk anak-anak. Sebagai orang yang blak-
blakan bicara tentang anak-anak, Jebb mengambil sebuah langkah yang historis: merancang
Deklarasi Hak-hak Anak yang kemudian diadopsi oleh Liga Bangsa-bangsa pada 1924.

Dokumen ini diadopsi oleh PBB pada 1989 sebagai Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak. Ini
menjadi perjanjian hak asasi manusia yang paling universal dalam sejarah.

Di Indonesia, Save the Children telah beroperasi sejak 1976. Pada tahun 2004, kami termasuk
yang pertama turun dalam tanggap darurat tsunami Aceh. Program tanggap darurat ini berjalan
lima tahun dan menjadi yang terbesar dalam sejarah kami.

Pada 2014, Save the Children di Indonesia memulai transisi menjadi entitas lokal dan sekaligus
menjadi anggota perhimpunan global Save the Children. Pada tahun 2021, Yayasan Sayangi Tunas
Cilik sebagai entitas lokal Save the Children Indonesia resmi berubah menjadi Yayasan Save the
Children Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU-
0001042.AH.01.05 TAHUN 2021. Upaya ini adalah langkah strategis organisasi agar
kebermanfaatan Save the Children di Indonesia lebih luas dan berkesinambungan untuk anak-anak
Indonesia.
B. Visi dan Misi

Visi Kami
Visi kami adalah membangun dunia di mana setiap anak memiliki hak hidup, perlindungan, tumbuh
kembang, dan partisipasi.

Misi Kami
Misi kami adalah menginspirasi munculnya terobosan tentang bagaimana seharusnya dunia
memperlakukan anak sehingga tercipta perubahan yang cepat dan bertahan lama dalam hidup
mereka.

C. Tujuan

 Mendukung hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan

pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.

 D. Sasaran
 Anak Terlantar
 Anak yang Kehilangan Hak Pengasuhan mereka

E.Naungan
Save The children adalah Organisasi sosial nirlaba non-pemerintah yang aktif dalam mendukung hakhak anak dan
berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama
mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.

F. Jenis-Jenis Layanan
 Generasi iklm
Sebagai sebuah organisasi anak, kami juga secara rutin melaksanakan berbagai kampanye
dengan berbagai skala untuk semakin meningkatkan kesadaran khalayak akan pentingnya
menghargai, melindungi, dan pemenuhan hak-hak anak.

Tahun 2022, Save the Children menjalankan kampanye Aksi Generasi Iklim sebagai respons
atas krisis iklim yang mengancam kehidupan anak-anak. Jika tidak melakukan sesuatu untuk
merespons krisis iklim ini, kita akan memberikan beban yang berat bagi anak-anak di masa
yang akan datang.

Kampanye ini dilakukan dengan melibatkan partisipasi anak, tujuannya agar anak juga
memahami hak-hak mereka. Kampanye ini juga menjadi salah satu media yang dapat
digunakan oleh anak-anak untuk menyampaikan aspirasi dan harapan mereka.

G. Proses Pelayanan
proses pelayanan yang diberikan oleh Save The Children dari tahap awal sampai berakhirnya program atau terminasi
terhadap anak penyandang disabilitas di Kelurahan Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler Kota Bandung. Adapun pelayanan
diberikan untuk menghasilkan anak yang berdaya dan mandiri dalam melakukan setiap hal di kehidupannya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan instrument yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah pedoman wawancara serta pedoma observasi dengan teknik wawancara mendalam dan
observasi partisipatif. Informan dalam penelitian ini adalah pihak pemberi pelayanan dan dari pihak penerima program.
H. SDM Struktur Organisasi SOS CHILDREN’S VILLAGE INDONESIA

I. Sarana dan Prasarana


a. Kantor Pengurus, digunakan sebagai tempat mengurus hal-hal yang berkaitan dengan administrasi lembaga.
Kantor ini terbagi menjadi beberapa ruangan, diantaranya yaitu Ruang Tamu, Ruang Village Director, Ruang
Sekretaris, Ruang Bagian Humas, dan Ruang Bagian Keuangan.
b. Rumah, merupakan sarana inti yang ada di SOS Children’s Village Semarang. Rumah ini ditempati oleh anak
dan ibu asuh.
Jumlahnya ada 14 rumah, yang terdiri dari 5 rumah untuk yang beragama Islam, 7 rumah untuk agama Katolik,
serta 2 rumah untuk yang beragama Protestan. Untuk mempermudah, rumah-rumah tersebut diberikode nomor
dan diberi nama. Nama-nama untuk masing-masing rumah diambil dari nama-nama bunga, dan
satu rumah diberi nama pendiri SOS Children’s Village yaitu Hermann Gmeiner sebagai bentuk penghargaan
terhadap beliau.
c. Aula, digunakan sebagai tempat berkumpul anak ketika berkegiatan. Aula ini juga biasa dipakai oleh pihak
luar untuk mengadakan kegiatan.
d. Lapangan olahraga, ada dua lapangan yang terdapat di SOS Children’s Village yaitu lapangan sepakbola
dibagian belakang serta satu lapangan lagi berada di tengah yang biasa digunakan untuk anak-anak olahraga
seperti senam dan latihan beladiri.
e. Taman bermain, dilengkapi dengan berbagai fasilitas permainan untuk anak-anak seperti ayunan,
jungkatjungkit, seluncuran dan alat-alat lainnya.
f. TK (Taman Kanak-kanak), sarana pendidikan ini digunakan untuk pemenuhan pendidikan bagi anak asuh. Selain
itu, banyak juga masyarakat luar SOS Children’s Village yang mempercayakan pendidikan anak-anaknya di TK ini.
g. Perpustakaan, disediakan berbagai macam buku bacaan untuk memenuhi kebutuhan literasi anak asuh.
h. Asrama Remaja, merupakan tempat tinggal yang digunakan oleh anak asuh laki-laki yang sudah usia baligh
(15 tahun). Remaja ini lokasinya terpisah dengan lokasi SOS Children’s Village Indonesia.
Asrama

i. Wisma Bunda, tempat tinggal yang digunakan oleh ibu asuh yang sudah pensiun yang memutuskan untuk
tetap tinggal di SOS Children’s Village Semarang.
j. Rumah Pekerja, sebagai fasilitas yang diberikan kepada para pekerja di lingkungan SOS Children’s Village
Semarang.
k. Kolam Ikan, digunakan sebagai tempat memelihara ikan yang dikelola oleh SOS Children’s Village Semarang
sebagai bagian dari pemasukan organisasi serta kebutuhan.
J. Prestasi
 Save The children telah berhasil membantu pemenuhan hak anak
 Save the children menjadi organisasi internasional
Indonesia
 Marina Lolanh bersama 14 anak muda dari Sos Childrens Village Flores, Medan, dan Lembang,
mengikuti pelatihan kerja di sebuah hotel bintang lima di kota Bandung.

K. Jumlah yang telah dilayani saat ini


Sedikitnya 4 juta anak di Indonesia telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orang tua. SOS Children’s Villages
Indonesia senantiasa membuka diri terhadap segala ide dan inovasi karya kemanusiaan guna mendukung pemenuhan hak
anak yang difasilitasi melalui divisi Philanthropy Initiatives. Asosiasi, komunitas, dan grup individu dapat
berkolaborasi dengan divisi ini. Program-program yang dijalankan Philanthropy Initiatives SOS Children’s Villages
Indonesia

2. Analisis profil organisasi tersebut secara kualitatif dengan aspek-aspek dari Kerangka analisis
organisasi dari Ellen Netting ATAU Institutional Developmen Framework IDF ATAU standar LKS dari Badan
Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (BALKS)

Sos Children’s Villagges Indonesia ini termasuk Instutional Developmen Framework IDF karena dalam evaluasi
terhadap organisasi oleh anggota secara partisipatif untuk:
* Menetapkan Prioritas pengembangan Organisasi
*Menyusun rencana pengembangan organisasi
* Memotret kinerja organisasi

Matriks IDF ini adalah Komposisi antara karakteristik sumber daya organisasi yang dinilai penting untuk
perkembangan tingkat efektivitas organisasi dan 4 tahapan pengembangan setiap komponen kunci dari karakteristik
sumber daya.
Matrik IDF digunakan untuk mengetahui kondisi perkembangan dan kematangan organisasi melalui pemberian skor
atau nilai terhadap masing-masing komponen kunci.

Unsur Matrik IDF


* Kriteria Tahap Perkembangan
* Karakteristik Sumber daya
* Komponen Kunci

Contoh Matrik IDF


Karakteristik Komponen Kriteria Tahap Perkembangan
Sumber Kunci
Daya
Organisasi Pernyataan Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Sos Misi Belum ada Ada, Tapi Ada, Jelas, Ada, Jelas,
Children’ s misi belum Dipaham Dipahami
Village
Indonesi a jelas i oleh oleh
sebagian Seluruh
anggota Anggota
saja
Organisas
i
Karakteristik Sumber daya organisasi

 Visi: Organisasi, Struktur Manajemen, Otonomi


 Manajemen : Model Kepemimpinan, Perencanaan, Manajemen Program, Sistem Manajemen, Moneva
 Sumber Daya Manusia : Pengembangan Dan Keterampilan Staf, Wakil Warga Masyarakat
 Sumber daya Keuangan : Manajemen Keuangan
 Hubungan Eksternal : Kemitraan - Hubungan Masyarakat

Komponen Kunci: Aspek-Aspek Spesifik dari Karakteristik Sumber daya yang akan di nilai tingkat
perkembangannya.
Komponen Kunci Organisasi:
 Visi
 Pernyataan Misi
Kriteria Tahap Pengembangan :
Kriteria Yang menggambarkan tahap Pengembangan Organisasi:
 Pemula
 Tumbuh
 Berkembang  Mapan

Tahap Perkembangan:
 Pemula Tumbuh
 Baru Berdiri Mulai Tertata Raapi
 Pembentukan Penataan
 Awal Kesepakatan Saling Mendukung
 Kuncup Bertuntas

Penilaian Perkembangan Organisasi:


 Nilai yang diberikan adalah nilai yang disepakati oleh sampsi sejauh mana kondisi kinerja organisasi dalam
melaksanakan suatu komponen kunci yang mendekati gambaran keadaan  Rentang Nilai Yang diberikan
0-4 dengan kelipatan 0,25 Lembar
Penilaian:
Sumber Komponen Nilai Nilai Prioritas
Daya Kunci Kemajuan
Organisasi Visi 2.50 3.75
Pernyataan 3.50 2.75
Misi
Nilai Rata- 4.75 2.50
Rata
Komponen Kunci: Struktur Manajemen

Karakteristik Komponen Kunci Kriteria Tahap Perkemabangan


Sumber Daya
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan

Struktur  Kepengurusan
Manajemen  Penerapan
Kebijakan
 Peran aktif
pengurus
 Keberlangsung
an Organisasi
Komponen Kunci : Otonomi
Karakteristik Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Kunci
Daya
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Otonomi  Otonomi
Komponen Kunci : Model Kepemimpinan
Karakteristik
Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Daya Kunci
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Model  Alur
Kepemimpinan Dalam
Pengambilan
Keputusan
 Partisipan
Komponen Kunci: Perencanaan
Karakteristik Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Kunci
Daya
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Perencanaan  Strategi 
Alur
Perencanaan
 Implikasi
Sumberdaya
 Manfaat
Perencanaan
Komponen Kunci: Manajemen Program
Karakteristik Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Kunci
Daya
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Manajemen  Pelimpahan
Program wewenang
 Masyarakat
dan
Pengambilan
Keputusan
 Partisipasi
Kelompok
 Kesamaan
Kepentingan
 Transparasi
 Gender dalam
pengambilan
keputusan
 Konsultasi
dengan
masyarak
at
 Alur
Komunikasi
Komponen Kunci : Sistem Manajemen
Karakteristi
k Komponen Kriteria Tahap
Sumber Kunci Perkembangan
Daya
Sistem • Sistem PEMULA TUMBUH BERKEMBAN MAPAN
Manajemen Kepegawaian G
• Sistem
Pengarsipan
• Sistem
Administrasi

Komponen Kunci : Monitoring dan Evaluasi


Karakteristi
k Komponen Kriteria Tahap
Sumber Kunci Perkembangan
Daya
Monitoring dan • Sistem PEMULA TUMBUH BERKEMBAN MAPAN
Evaluasi Monitoring G
Dan Evaluasi
Terpadu
• Umpan Balik
Masyarakat
Atau
Stakeholder
Komponen Kunci : Pengembangan dan Keterampilan
Karakteristik
Komponen Kriteria Tahap
Sumber
Kunci Perkembangan
Daya
Pengembangan  Pendayagunaan
dan Keterampilan,
Keterampilan Pembagian PEMULA TUMBUH BERKEMBANG MAPAN
Kerja
• Partisipasi Staf
Dalam
Manajemen
• Kualitas Staf
• Pengembangan
Profesi
• Penilaian
Kinerja
Komponen Kunci : Wakil Warga Masyarakat
Karakteristik
Komponen
Sumber Kriteria Tahap Perkembangan
Kunci
Daya
Wakil Warga • Gender Dan PEMULA TUMBUH BERKEMBAN MAPAN
Masyarakat Keragaman G
Etnis
• Komposisi Staf
• Komposisi
Dewan
Pembina
Komponen Kunci:Manjemen Keuangan
Karakteristik Kriteria Tahap
Komponen Kunci
Sumber Daya Perkembangan
Manajemen  Anggaran PEMULA TUMBUH BERKEMBANG MAPAN
Keuangan Sebagai Alat
Manajemen
 Transparansi
Internal
 Akurasi Laporan
Keuangan
 Kontrol
Keuangan
 Audit

 Pemisahan Dana
Proyek
 Jaminan
Kelansungan
Dana
 Ketersediaan
Dana
Komponen Kunci : Kemitraan Hubungan Masyarakat
Karakteristik
Komponen Kriteria Tahap
Sumber
Kunci Perkembangan
Daya
Kemitraan • Pengakuan PEMULA TUMBUH BERKEMBANG MAPAN
Hubungan Masyarakat
Masyarakat • Kemampuan
Kerjasama
Dengan
Kelompok
Dampingan
• Komunikasi
Dengan
Kelompok
Sejenis/ Isu Dan
Kegiatan
Program
• Kemampuan
Bekerja Dengan
Pemerintah
• Kemampuan
Akses
Sumberdaya
Lembar Penilaian Organisasi
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Organisasi Visi 4,00 4,00
Misi 4,00 4,00
Nilai Rata-rata 4,00 4,00

Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan


Struktur Pengakuan Hukum 4,00 4,00
Manajemen Pengurus 4,00 4,00
Penerapan Kebijakan 4,00 4,00
Peran Aktif Pengurus 4,00 4,00
Keberlangsungan 4,00 4,00
Organisasi
Nilai Rata-rata 4,00 4,00
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Otonomi Otonomi 4,00 4,00
Nilai Rata-rata 4,00 4,00
Sumber Komponen Kunci Nilai Nilai Kemajuan
Daya Prioritas
Model Alur Pengambilan 3,75 3,75
Kepemimpin Keputusan
an Partisipasi 3,75 3,75
Nilai Rata-rata 3,75 3,75
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Perencanaan Misi/Strategi Jangka 3,75 3,75
Panjang
Alur Perencanaan 3,75 3,75
Implikasi
Sumberdaya
Manfaat 3,75 3,75
Perencanaan
Nilai Rata-rata 3,75 3,75
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Manajemen Pelimpahan 3,5 3,5
Program Wewenang
Masyarakat dan 3,5 3,5
Pengambilan
Keputusan
Partisipasi Kelompok 3,5 3,75
Kesamaan 3,5 3,5
Kepentingan
Transparansi 4,0 4,0
Gender dalam 4,0 4,0
Pengambilan
Keputusan
Konsultasi dengan 3,5 3,5
Masyarakat
Alur Komunikasi 3,75 3,75
Nilai Rata-rata 3,65 3,65
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Sistem Sistem Kepegawaian 4,00 4,00
Manajemen Sistem Pengarsipan 4,00 4,00
Sistem Administrasi 4,00 4,00
Nilai Rata-rata 4,00 4,00
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Monitoring dan Sistem Monitoring 3,75 3,75
Evaluasi dan Evaluasi Terpadu
Umpan Balik 3,75 3,75
Masyarakat atau
Stakeholder
Nilai Rata-rata 3,75 3,75
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Pengembangan Pedayagunaan 4,0 4,0
Keterampilan,
Pembagian Kerja
Partisipasi Staf dalam 4,00 4,00
Manajemen
Kualitas Staff 4,00 4,00
Pengembangan 3,75 3,75
Profesi
Penilaian Kinerja 4,00 4,00
Nilai Rata-rata 3,95 3,95
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan

Wakil Warga Gender dan 4,0 4,0


Masyarakat Keragaman Etnis
Komposisi Staff 4,00 4,00
Komposisi Dewan 4,00 4,00
Pembina
Nilai Rata-rata 4,00 4,00
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Manajemen Anggaran sebagai 3,75 3,75
Keuangan Alat Manajemen
Transparansi Internal 4,00 4,00
Akurasi Laporan 4,00 4,00
Keuangan
Audit 4,00 4,00
Pemisahan Dana 4,00 4,00
Proyek
Jaminan 3,5 3,5
Kelangsungan Dana
Konsultasi dengan 3,5 3,75
Masyarakat
Ketersediaan Dana 3,5 3,75
Nilai Rata-rata 3,78 3,84
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Struktur Pengakuan 3,25 3,25
Manajemen Masyarakat
Kemampuan 3,00 3,25
Kerjasama dengan
Kelompok
Dampingan
Komunikasi dengan 3,00 3,25
Kelompok Sejenis/Isu
dan Kegiatan
Program
Kemampuan Bekerja 3,00 3,00
dengan Pemerintah
Kemampuan Akses 4,00 4,00
Sumber Daya Lokal
Nilai Rata-rata 3,3 3,35
LEMBAR PROFIL PENGEMBANGAN Sos
KARAKTERIS
PEMULA TUMBUH BERKEMBANG M
TIK
Organisasi 4,00 4,0
Struktur
4,00 4,0
Manajemen
Otonomi 4,00 4,0
Model 3,75 3,7
Kepemimpinan
Perencanaan 3,75 3,7
Manajemen
4,00 3,75 4,00 3,5
Program
Sistem
4,00 4,0
Manajemen
Monitoring dan
3,75 3,7
Evaluasi
Pengembanga n
dan
4,00 4,00 4,00 4,00
Keterampilan
Staff
Wakil Warga
4,00 4,0
Masyarakat
Manajemen
3,75 4,00 4,00 4,00
Keuangan
Kemitraan
Hubungan 3,25 3,00 3,00 4,00
Masyarakat
Children’s Village Indonesia

TAHAP PERKEMBANGANSOS CHILDRE’S VILLAGE INDONESIA


TAHAP
NILAI
PERKEMBANGAN
0,2 0,5
PEMULA 0,75 1,00
5 0
1,2 1,5
TUMBUH 1,75 2,00
5 0
2,2 2,5
BERKEMBANG 2,75 3,00
5 0
3,2 3,5
MAPAN 3,75 4,00
5 0
PRIORITAS PERKEMBANGAN SOS CHILDRE’S VILLAGE INDONESIA
TINGKAT PRIORITIS KRITERIA NILAI
MENENTUKAN HIDUP 3,254,00
SANGAT PENTING
ORGANISASI
PENTING UNTUK 2,253,00
PENTING
KELANGSUNGAN KERJA
PERLU PERHATIAN 3,252,00
CUKUP PENTING KHUSUS BUKAN
PRIORITAS UTAMA
4,351,00
TIDAK PENTING BUKAN PRIORITAS
RANKING PRIORITAS KOMPONEN KUNCI
NILAI KETERANGAN
NILAI KEMAJUAN Meningkatkan kemampuan untuk menyelesaikan suatu tugas ,
TINGGI NILAI mampu menyelesaikan hasil tugasnya.
PRIORITAS TINGGI
NILAI KEMAJUAN Dalam SOS childern semua anak dianggap sama tanpa
TINGGI NILAI membedakan bahkan semua anak mendapat fasilitas dan layanan
PRIORITAS TINGGI yang sama.
NILAI KEMAJUAN Mengadakan pelatihan bagi calon ibu asuh dengan beberapa
TINGGI NILAI tahapan untuk mencari ibu asuh yang sesuai.
PRIORITAS RENDAH
NILAI KEMAJUAN
Mengadakan pelatihan bagi calon ibu asuh dengan beberapa
TINGGI NILAI
tahapan untuk mencari ibu asuh yang sesuai.
PRIORITAS TINGGI
3. Kelebihan
Perkembangan dan pemenuhan hak anak terlantar dalam lingkungan SOS Children’s
Village Indonesia sudah berjalan baik dalam mendukung dan menjaga tumbuh kembang
anak. Selain itu, pendampingan terhadap keluarga juga telah memperkuat memperkuat
perkembangan dan perlindungan anak dalam lingkungan keluarga. SOS Children’s
Village Indonesia adanya dukungan terhadap perkembangan anak terkait dengan
kemampuan yang menjadibekal anak-anak setelah keluar dari SOS Children’s Village
Indonesia, perkembangan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
pendidikan dan juga pelatihan ketrampilan anak yang mendukung dan memperkuat
tumbuh kembang anak kedepannya.

Kekurangan
Belum menunjukkan tindak lanjut dari pemenuhan hak anak setelah anak-anak keluar
dari SOS Childrens Village Indonesia. Sehingga perlu kiranya adanya pemantauan dan
juga pendampingan terhadap anak-anak yang sudah keluar dari SOS Childrens Village
Indonesia untuk mampu mempertahankan haknya serta mengembangkan diri menghadapi
tantangan yang muncul dalam kehidupan di luar lingkungan SOS Children’s Village
Indonesia.
4. Saran
Pemenuhan hak anak terlantar telah menjadi tujuan berdiri dan
berkembangnya SOS Children’s Village Indonesia. Belum menunjukkan tindak lanjut
dari pemenuhan hak anak setelah anak-anak keluar dari SOS Childrens Village
Indonesia. Sehingga perlu kiranya adanya pemantauan dan juga pendampingan terhadap
anak-anak yang sudah keluar dari SOS Childrens Village Indonesia untuk mampu
mempertahankan haknya serta mengembangkan diri menghadapi tantangan yang muncul
dalam kehidupan di luar lingkungan SOS Children’s Village Indonesia. Perkembangan
dan pemenuhan hak anak terlantar dalam lingkungan SOS Children’s Village Indonesia
sudah berjalan baik dalam mendukung dan menjaga tumbuh kembang anak. Selain itu,
pendampingan terhadap keluarga juga telah memperkuat memperkuat perkembangan dan
perlindungan anak dalam lingkungan keluarga. SOS Children’s Village Indonesia adanya
dukungan terhadap perkembangan anak terkait dengan kemampuan yang menjadibekal
anak-anak setelah keluar dari SOS Children’s Village Indonesia, perkembangan
kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan juga pelatihan
ketrampilan anak yang mendukung dan memperkuat tumbuh kembang anak kedepannya.

Rekomendasi
Perkembangan dan pemenuhan hak anak terlantar dalam lingkungan SOS Children’s
Village Indonesia sudah berjalan baik dalam mendukung dan menjaga tumbuh kembang
anak. Selain itu, pendampingan terhadap keluarga juga telah memperkuat memperkuat
perkembangan dan perlindungan anak dalam lingkungan keluarga. SOS Children’s
Village Indonesia adanya dukungan terhadap perkembangan anak terkait dengan
kemampuan yang menjadibekal anak-anak setelah keluar dari SOS Children’s Village
Indonesia, perkembangan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
pendidikan dan juga pelatihan ketrampilan anak yang mendukung dan memperkuat
tumbuh kembang anak kedepannya. Agar anak setelah anak-anak keluar dari SOS
Childrens Village Indonesia. Sehingga perlu kiranya adanya pemantauan dan juga
pendampingan terhadap anak-anak yang sudah keluar dari SOS
Childrens Village Indonesia untuk mampu mempertahankan haknya serta
mengembangkan diri menghadapi tantangan yang muncul dalam kehidupan di luar
lingkungan SOS Children’s Village Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai