Untuk memenuhi Ujian Akhir Semester mata kuliah Administrasi dan Manajemen Organisasi
Pelayananan
Kemanusiaan dosen pengampu Bapak Admiral Nelson Aritonang,Ph.D dan Bapak Drs. Suradi, M.Si
Dibuat Oleh:
Adinda Ratna Noviyanti
2003068
2C Lindayasos
Sejarah kami dimulai pada tahun 1919, ketika Eglantyne Jebb meluncurkan Save the Children Fund
di London setelah Perang Dunia I – pada era yang sama ketika pandemi influenza 1918 melanda.
Aksi Jebb pun segera menjadi gerakan global pertama untuk anak-anak. Sebagai orang yang blak-
blakan bicara tentang anak-anak, Jebb mengambil sebuah langkah yang historis: merancang
Deklarasi Hak-hak Anak yang kemudian diadopsi oleh Liga Bangsa-bangsa pada 1924.
Dokumen ini diadopsi oleh PBB pada 1989 sebagai Konvensi PBB tentang Hak-hak Anak. Ini
menjadi perjanjian hak asasi manusia yang paling universal dalam sejarah.
Di Indonesia, Save the Children telah beroperasi sejak 1976. Pada tahun 2004, kami termasuk
yang pertama turun dalam tanggap darurat tsunami Aceh. Program tanggap darurat ini berjalan
lima tahun dan menjadi yang terbesar dalam sejarah kami.
Pada 2014, Save the Children di Indonesia memulai transisi menjadi entitas lokal dan sekaligus
menjadi anggota perhimpunan global Save the Children. Pada tahun 2021, Yayasan Sayangi Tunas
Cilik sebagai entitas lokal Save the Children Indonesia resmi berubah menjadi Yayasan Save the
Children Indonesia sesuai dengan Keputusan Menteri Hukum dan HAM No. AHU-
0001042.AH.01.05 TAHUN 2021. Upaya ini adalah langkah strategis organisasi agar
kebermanfaatan Save the Children di Indonesia lebih luas dan berkesinambungan untuk anak-anak
Indonesia.
B. Visi dan Misi
Visi Kami
Visi kami adalah membangun dunia di mana setiap anak memiliki hak hidup, perlindungan, tumbuh
kembang, dan partisipasi.
Misi Kami
Misi kami adalah menginspirasi munculnya terobosan tentang bagaimana seharusnya dunia
memperlakukan anak sehingga tercipta perubahan yang cepat dan bertahan lama dalam hidup
mereka.
C. Tujuan
Mendukung hak-hak anak dan berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan
pengasuhan orang tua kebutuhan utama mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.
D. Sasaran
Anak Terlantar
Anak yang Kehilangan Hak Pengasuhan mereka
E.Naungan
Save The children adalah Organisasi sosial nirlaba non-pemerintah yang aktif dalam mendukung hakhak anak dan
berkomitmen memberikan anak-anak yang telah atau beresiko kehilangan pengasuhan orang tua kebutuhan utama
mereka, yaitu keluarga dan rumah yang penuh kasih sayang.
F. Jenis-Jenis Layanan
Generasi iklm
Sebagai sebuah organisasi anak, kami juga secara rutin melaksanakan berbagai kampanye
dengan berbagai skala untuk semakin meningkatkan kesadaran khalayak akan pentingnya
menghargai, melindungi, dan pemenuhan hak-hak anak.
Tahun 2022, Save the Children menjalankan kampanye Aksi Generasi Iklim sebagai respons
atas krisis iklim yang mengancam kehidupan anak-anak. Jika tidak melakukan sesuatu untuk
merespons krisis iklim ini, kita akan memberikan beban yang berat bagi anak-anak di masa
yang akan datang.
Kampanye ini dilakukan dengan melibatkan partisipasi anak, tujuannya agar anak juga
memahami hak-hak mereka. Kampanye ini juga menjadi salah satu media yang dapat
digunakan oleh anak-anak untuk menyampaikan aspirasi dan harapan mereka.
G. Proses Pelayanan
proses pelayanan yang diberikan oleh Save The Children dari tahap awal sampai berakhirnya program atau terminasi
terhadap anak penyandang disabilitas di Kelurahan Sukaluyu Kec. Cibeunying Kaler Kota Bandung. Adapun pelayanan
diberikan untuk menghasilkan anak yang berdaya dan mandiri dalam melakukan setiap hal di kehidupannya. Penelitian ini
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, sedangkan instrument yang digunakan
dalam pengumpulan data adalah pedoman wawancara serta pedoma observasi dengan teknik wawancara mendalam dan
observasi partisipatif. Informan dalam penelitian ini adalah pihak pemberi pelayanan dan dari pihak penerima program.
H. SDM Struktur Organisasi SOS CHILDREN’S VILLAGE INDONESIA
i. Wisma Bunda, tempat tinggal yang digunakan oleh ibu asuh yang sudah pensiun yang memutuskan untuk
tetap tinggal di SOS Children’s Village Semarang.
j. Rumah Pekerja, sebagai fasilitas yang diberikan kepada para pekerja di lingkungan SOS Children’s Village
Semarang.
k. Kolam Ikan, digunakan sebagai tempat memelihara ikan yang dikelola oleh SOS Children’s Village Semarang
sebagai bagian dari pemasukan organisasi serta kebutuhan.
J. Prestasi
Save The children telah berhasil membantu pemenuhan hak anak
Save the children menjadi organisasi internasional
Indonesia
Marina Lolanh bersama 14 anak muda dari Sos Childrens Village Flores, Medan, dan Lembang,
mengikuti pelatihan kerja di sebuah hotel bintang lima di kota Bandung.
2. Analisis profil organisasi tersebut secara kualitatif dengan aspek-aspek dari Kerangka analisis
organisasi dari Ellen Netting ATAU Institutional Developmen Framework IDF ATAU standar LKS dari Badan
Akreditasi Lembaga Kesejahteraan Sosial (BALKS)
Sos Children’s Villagges Indonesia ini termasuk Instutional Developmen Framework IDF karena dalam evaluasi
terhadap organisasi oleh anggota secara partisipatif untuk:
* Menetapkan Prioritas pengembangan Organisasi
*Menyusun rencana pengembangan organisasi
* Memotret kinerja organisasi
Matriks IDF ini adalah Komposisi antara karakteristik sumber daya organisasi yang dinilai penting untuk
perkembangan tingkat efektivitas organisasi dan 4 tahapan pengembangan setiap komponen kunci dari karakteristik
sumber daya.
Matrik IDF digunakan untuk mengetahui kondisi perkembangan dan kematangan organisasi melalui pemberian skor
atau nilai terhadap masing-masing komponen kunci.
Komponen Kunci: Aspek-Aspek Spesifik dari Karakteristik Sumber daya yang akan di nilai tingkat
perkembangannya.
Komponen Kunci Organisasi:
Visi
Pernyataan Misi
Kriteria Tahap Pengembangan :
Kriteria Yang menggambarkan tahap Pengembangan Organisasi:
Pemula
Tumbuh
Berkembang Mapan
Tahap Perkembangan:
Pemula Tumbuh
Baru Berdiri Mulai Tertata Raapi
Pembentukan Penataan
Awal Kesepakatan Saling Mendukung
Kuncup Bertuntas
Struktur Kepengurusan
Manajemen Penerapan
Kebijakan
Peran aktif
pengurus
Keberlangsung
an Organisasi
Komponen Kunci : Otonomi
Karakteristik Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Kunci
Daya
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Otonomi Otonomi
Komponen Kunci : Model Kepemimpinan
Karakteristik
Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Daya Kunci
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Model Alur
Kepemimpinan Dalam
Pengambilan
Keputusan
Partisipan
Komponen Kunci: Perencanaan
Karakteristik Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Kunci
Daya
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Perencanaan Strategi
Alur
Perencanaan
Implikasi
Sumberdaya
Manfaat
Perencanaan
Komponen Kunci: Manajemen Program
Karakteristik Komponen Kriteria Tahap Perkemabangan
Sumber Kunci
Daya
Pemula Tumbuh Berkembang Mapan
Manajemen Pelimpahan
Program wewenang
Masyarakat
dan
Pengambilan
Keputusan
Partisipasi
Kelompok
Kesamaan
Kepentingan
Transparasi
Gender dalam
pengambilan
keputusan
Konsultasi
dengan
masyarak
at
Alur
Komunikasi
Komponen Kunci : Sistem Manajemen
Karakteristi
k Komponen Kriteria Tahap
Sumber Kunci Perkembangan
Daya
Sistem • Sistem PEMULA TUMBUH BERKEMBAN MAPAN
Manajemen Kepegawaian G
• Sistem
Pengarsipan
• Sistem
Administrasi
Pemisahan Dana
Proyek
Jaminan
Kelansungan
Dana
Ketersediaan
Dana
Komponen Kunci : Kemitraan Hubungan Masyarakat
Karakteristik
Komponen Kriteria Tahap
Sumber
Kunci Perkembangan
Daya
Kemitraan • Pengakuan PEMULA TUMBUH BERKEMBANG MAPAN
Hubungan Masyarakat
Masyarakat • Kemampuan
Kerjasama
Dengan
Kelompok
Dampingan
• Komunikasi
Dengan
Kelompok
Sejenis/ Isu Dan
Kegiatan
Program
• Kemampuan
Bekerja Dengan
Pemerintah
• Kemampuan
Akses
Sumberdaya
Lembar Penilaian Organisasi
Sumber Daya Komponen Kunci Nilai Prioritas Nilai Kemajuan
Organisasi Visi 4,00 4,00
Misi 4,00 4,00
Nilai Rata-rata 4,00 4,00
Kekurangan
Belum menunjukkan tindak lanjut dari pemenuhan hak anak setelah anak-anak keluar
dari SOS Childrens Village Indonesia. Sehingga perlu kiranya adanya pemantauan dan
juga pendampingan terhadap anak-anak yang sudah keluar dari SOS Childrens Village
Indonesia untuk mampu mempertahankan haknya serta mengembangkan diri menghadapi
tantangan yang muncul dalam kehidupan di luar lingkungan SOS Children’s Village
Indonesia.
4. Saran
Pemenuhan hak anak terlantar telah menjadi tujuan berdiri dan
berkembangnya SOS Children’s Village Indonesia. Belum menunjukkan tindak lanjut
dari pemenuhan hak anak setelah anak-anak keluar dari SOS Childrens Village
Indonesia. Sehingga perlu kiranya adanya pemantauan dan juga pendampingan terhadap
anak-anak yang sudah keluar dari SOS Childrens Village Indonesia untuk mampu
mempertahankan haknya serta mengembangkan diri menghadapi tantangan yang muncul
dalam kehidupan di luar lingkungan SOS Children’s Village Indonesia. Perkembangan
dan pemenuhan hak anak terlantar dalam lingkungan SOS Children’s Village Indonesia
sudah berjalan baik dalam mendukung dan menjaga tumbuh kembang anak. Selain itu,
pendampingan terhadap keluarga juga telah memperkuat memperkuat perkembangan dan
perlindungan anak dalam lingkungan keluarga. SOS Children’s Village Indonesia adanya
dukungan terhadap perkembangan anak terkait dengan kemampuan yang menjadibekal
anak-anak setelah keluar dari SOS Children’s Village Indonesia, perkembangan
kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan juga pelatihan
ketrampilan anak yang mendukung dan memperkuat tumbuh kembang anak kedepannya.
Rekomendasi
Perkembangan dan pemenuhan hak anak terlantar dalam lingkungan SOS Children’s
Village Indonesia sudah berjalan baik dalam mendukung dan menjaga tumbuh kembang
anak. Selain itu, pendampingan terhadap keluarga juga telah memperkuat memperkuat
perkembangan dan perlindungan anak dalam lingkungan keluarga. SOS Children’s
Village Indonesia adanya dukungan terhadap perkembangan anak terkait dengan
kemampuan yang menjadibekal anak-anak setelah keluar dari SOS Children’s Village
Indonesia, perkembangan kemampuan tersebut dapat dilakukan dengan memberikan
pendidikan dan juga pelatihan ketrampilan anak yang mendukung dan memperkuat
tumbuh kembang anak kedepannya. Agar anak setelah anak-anak keluar dari SOS
Childrens Village Indonesia. Sehingga perlu kiranya adanya pemantauan dan juga
pendampingan terhadap anak-anak yang sudah keluar dari SOS
Childrens Village Indonesia untuk mampu mempertahankan haknya serta
mengembangkan diri menghadapi tantangan yang muncul dalam kehidupan di luar
lingkungan SOS Children’s Village Indonesia.